Fix Final Mata Kuliah Model

14
FINAL MATA KULIAH MODEL-MODEL PEMBELAJARAN ANALISIS MODEL PEMBELAJARAN YANG TEPAT UNTUK MATERI BIOLOGI SMA KELAS XII OLEH ANDI CITRA PRATIWI 091404170 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Transcript of Fix Final Mata Kuliah Model

Page 1: Fix Final Mata Kuliah Model

FINAL MATA KULIAH MODEL-MODEL PEMBELAJARAN

ANALISIS MODEL PEMBELAJARAN YANG TEPAT UNTUK MATERI BIOLOGI SMA KELAS XII

OLEHANDI CITRA PRATIWI

091404170

JURUSAN BIOLOGIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR2012

Page 2: Fix Final Mata Kuliah Model

Dalam mengajarkan suatu pokok bahasan (materi) tertentu harus dipilih model pembelajaran yang paling sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Oleh karena itu dalam memilih suatu model pembelajaran harus memiliki pertimbangan-pertimbangan. Misalnya meteri pelajaran, tingkat perkembangan kognitif siswa, dan sarana atau fasilitas yang tersedia, sehingga tujuan pelajaran yang akan ditetapkan akan tercapai. Berikut ini adalah pemilihan model pembelajaran untuk mata pelajaran Biologi SMA kelas XII dengan mempertimbangkan dimensi pengetahuan yang terkandung materi pelajaran, serta tingkatan kognitif yang harus dikuasai siswa pada setiap indikator.

Sk.1 Melakukan percobaan pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan

Kompetensi Dasar Model Pembelajaran

1.1 Merencanakan percobaan pengaruh luar terhadap pertumbuhan tumbuhan

Model Pembelajaran Inquiry

Kata kerja operasional yang terkandung dalam Kompetensi dasar merupakan kompetensi yang diharapkan dapat dimiliki oleh peserta didik setelah mengikuti proses belajar mengajar. Kata kerja operasional pada KD 1.1 ini adalah merencanakan, yang berarti berada pada level kognitif C5 (sintesis). Dan dimensi pengetahuan yang terkandung dalam materinya terdiri atas dimensi faktual, konseptual, dan prosedural.

Berdasarkan tingkatan kognitif dan dimensi pengetahuan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa Model pembelajaran inquiry merupakan model pembelajaran yang tepat untuk digunakan. Inquiry berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Melalui pembelajaran inquiry, siswa memiliki kesempatan untuk menyusun hipotesis dan mengurutkan sendiri langkah-langkah percobaan pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan tanaman.

Page 3: Fix Final Mata Kuliah Model

1.2 Melaksanakan percobaan pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan tumbuhan

Model Pembelajaran Inquiry

Kata kerja operasionalnya, yakni “melaksanakan” berada pada level C3 (penerapan), dan dimensi pengetahuan yang dimilikinya yakni dimensi prosedural. KD 1.2 ini merupakan kelanjutan dari KD 1.1. Model Pembelajaran Inquiry tetap merupakan model yang tepat untuk diterapkan untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.

Penerapan model pembelajaran inquiry dalam hal ini disertai dengan penerapan metode eksperimen, sehingga siswa dapat melaksanakan percobaan secara mandiri sekaligus mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pada tumbuhan. Dengan demikian, pembelajaran dapat menjadi lebih bermakna bagi siswa.

1.3 Mengkomunikasikan hasil percobaan pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan tumbuhan

Model Pembelajaran Kooperatif

Kata kerja operasionalnya, yakni “mengkomunikasikan hasil percobaan” berada pada level C4 (analisis), dan dimensi pengetahuannya yakni dimensi faktual dan konseptual. Pada KD 1.3 ini, siswa diharapkan dapat menganalisis data hasil percobaan yang telah dilakukan pada KD 1.2. Karena itu, guru dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan metode diskusi. Model pembelajaran kooperatif mengacu pada metode pembelajaran di mana peserta didik bekerja bersama dalam kelompok kecil yang saling membantu dalam belajar. Melalui Model Pembelajaran ini, pertisipasi siswa dapat ditingkatkan, sehingga memberi kesempatan yang lebih besar bagi siswa untuk saling berinteraksi dan bekerja sama dalam mengambil keputusan dan menganalisis data hasil percobaan. Setelah melakukan diskusi dalam kelompoknya masing-masing, maka dilanjutkan dengan peresentasi hasil diskusi oleh masing-masing kelompok di depan kelas, untuk melatih keterampilan siswa dalam mengemukakan pendapat di depan umum.

Page 4: Fix Final Mata Kuliah Model

Sk 2 Memahami pentingnya proses metabolisme pada organisme

Kompetensi Dasar Model Pembelajaran2.1 Mendeskripsikan fungsi

enzim dalam proses metabolisme

Model Pembelajaran LangsungKata kerja operasionalnya berada pada level C2 (pemahaman), dan dimensi pengetahuan yang dimilikinya yakni dimensi faktual, konseptual, dan prosedural. Karena dimensi kognitif yang diharapkan dapat dicapai siswa berada pada level C2, dengan dimensi pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural. Maka guru dapat menerapkan model pembelajaran langsung, dengan strategi resiprokal.

Model pembelajaran langsung dapat membantu siswa mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh pengetahuan langkah demi langkah. Tujuan utama model pembelajaran langsung adalah untuk memaksimalkan penggunaan waktu belajar, yakni dapat mengajarkan banyak fakta dan konsep dalam waktu yang singkat. Untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran, maka dapat digunakan strategi resiprokal dan metode penugasan kepada siswa. Strategi resiprokal dalat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami bahan bacaan mengenai fungsi enzim dalam proses metabolisme. Dengan strategi resiprokal, siswa akan terlibat aktif dalam proses pembelajaran, bukan hanya sebagai pendengar yang pasif, melainkan menjadi aktif dalam membangun pemahamannya melalui proses mambaca bahan bacaan yang diberikan guru. Dengan demikian, proses pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi para siswa.

2.2 Mendeskripsikan proses katabolisme dan anabolisme karbohidrat

Model Pembelajaran Langsung

Kata kerja operasionalnya berada pada level C2 (pemahaman), dan dimensi pengetahuan yang dimilikinya yakni dimensi faktual, konseptual, dan prosedural. Berdasarkan level kognitif dan dimensi pengetahuan tersebut diatas, maka pada KD 2.2 ini dapat diterapkan model pembelajaran langsung, sebab proses katabolisme dan anabolisme tersebut tidak mungkin dapat diperoleh sendiri siswa melalui proses eksperimen yang terbatas pada jam pelajaran di sekolah. Guru harus mengefisienkan waktu pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran langsung. Jadi, guru dapat menjelaskan secara langsung proses katabolisme dan anabolisme karbohidrat.

Untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran, sekaligus membuat pelajaran lebih bermakna bagi siswa, dapat diterapkan strategi resiprokal dan metode tanya jawab. Pertanyaan-pertanyaan dapat diajukan kepada siswa untuk memusatkan perhatian siswa pada point pokok dari materi yang sedang diajarkan.

Page 5: Fix Final Mata Kuliah Model

2.3 Menjelaskan keterkaitan antara proses metabolisme karbohidrat dengan metabolisme lemak dan protein

Model Pembelajaran Kooperatif

Pada KD 2.3, Kata kerja operasionalnya berada pada level C4 (analisis), dan dimensi pengetahuannya yakni dimensi faktual, konseptual, dan prosedural.

Karena siswa dituntut untuk memiliki kemampuan menganalisis keterkaitan suatu hal dengan hal lainnya, maka model pembelajaran langsung tidak tepat untuk digunakan. Model pembelajaran yang lebih tepat untuk digunakan yakni model pembelajaran kooperatif disertai penerapan metode diskusi. Dengan demikian, siswa akan memiliki kesempatan yang lebih luas untuk mengembangkan kemampuan analisis mereka melalui proses diskusi dengan teman kelompoknya. Proses pembelajaran juga akan menjadi lebih bermakna bagi siswa karena mereka dapat memikirkan dan menemukan sendiri keterkaitan antara proses metabolisme karbohidrat dengan metabolisme lemak dan protein.

Sk. 3 Memahami penerapan konsep dasar dan prinsip-prinsip hereditas serta implikasinya pada salingtemas Kompetensi Dasar Model Pembelajaran

3.1 Menjelaskan konsep gen, DNA, dan kromosom

Model Pembelajaran Langsung

Kata kerja operasionalnya berada pada level C2 (pemahaman), dan dimensi pengetahuannya yakni dimensi faktual dan konseptual. Materi ini dapat diajarkan dengan menerapkan model pembelajaran langsung, sebab level kognitif yang diharapkan dicapai siswa hanya pada C2 (pemahaman). Terlebih lagi, dimensi pengetahuan yang terkandung didalamnya yakni dimensi faktual dan konseptual, sehingga akan menjadi lebih efektif jika diajarkan dengan metode pembelajaran langsung.

Untuk memaksimalkan pemahaman, partisipasi, dan motivasi siswa selama proses pembelajaran, maka guru dapat menerapkan strategi peta konsep, serta metode tanya-jawab dan penugasan. Strategi peta konsep digunakan untuk memudahkan siswa memahami konsep materi secara menyeluruh. Sedangkan metode tanya jawab digunakan untuk dapat memusatkan perhatian siswa pada point-ponit materi yang penting.

Page 6: Fix Final Mata Kuliah Model

3.2 Menjelaskan hubungan gen, DNA-RNA-Polipeptida dan proses sintesis protein

Model Pembelajaran Kooperatif

Kata kerja operasionalnya berada pada level C4 (analisis), dan dimensi pengetahuannya yakni dimensi faktual, konseptual, dan prosedural. Karena siswa dituntut untuk memiliki kemampuan menganalisis, maka model pembelajaran langsung tidak tepat untuk digunakan. Model pembelajaran yang lebih tepat untuk digunakan yakni model pembelajaran kooperatif disertai penerapan metode diskusi. Dengan demikian, siswa akan memiliki kesempatan yang lebih luas untuk mengembangkan kemampuan analisis mereka melalui proses diskusi dengan teman kelompoknya. Proses pembelajaran juga akan menjadi lebih bermakna bagi siswa karena mereka dapat memikirkan dan menemukan sendiri keterkaitan antara masing-masing komponen materi yang sedang dipelajari.

3.3 Menjelaskan keterkaitan

antara proses pembelahan mitosis dan meiosis dengan pewarisan sifat

Model Pembelajaran Kooperatif

Kata kerja operasionalnya berada pada level C4 (analisis), dan dimensi pengetahuannya yakni dimensi faktual, konseptual, dan prosedural. KD 3.3 tidak cocok diajarkan dengan model pembelajaran langsung, sebab kemampuan kognitif yang diharapkan dapat dikuasai siswa adalah kemampuan analisis (C4). Untuk menumbuhkembangkan kemampuan analisis siswa, mereka harus diberi kesempatan untuk berpikir dan menemukan sendiri keterkaitan antara proses pembelahan mitosis dan meiosis dengan pewarisan sifat. Untuk itu, model pembelajaran kooperatif dengan strategi resiprokal dan metode diskusi lebih tepat untuk diterapkan.

Model pembelajaran kooperatif mengacu pada metode pembelajaran di mana peserta didik bekerja bersama dalam kelompok kecil yang saling membantu dalam belajar. Melalui Model Pembelajaran ini, pertisipasi siswa dapat ditingkatkan, sehingga memberi kesempatan yang lebih besar bagi siswa untuk saling berinteraksi dan bekerja sama dalam menganalisis keterkaitan antara proses pembelahan mitosis dan meiosis dengan pewarisan sifat. Strategi resiprokal dalam hal ini dilakukan dengan memberikan materi bacaan kepada setiap kelompok, sehingga dapat menjadi bahan diskusi siswa dalam menganalis tugas yang diberikan, sekaligus meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami bahan bacaan.

Page 7: Fix Final Mata Kuliah Model

3.4 Menerapkan prinsip hereditas dalam mekanisme pewarisan sifat

Model Pembelajaran Inquiry

Kata kerja operasionalnya berada pada level C3 (penerapan), dan dimensi pengetahuannya yakni dimensi faktual, konseptual, dan prosedural. Dengan demikian, model pembelajaran yang tepat untuk digunakan yakni model pembelajaran inquiry disertai metode eksperimen dan metode diskusi.

Pada materi ini, siswa dituntut untuk dapat menerapkan pola umum hereditas menurut mendel, menerapkan beberapa pola penurunan sifat, serta menerapkan pola-pola hereditas pada manusia. Karena itu, model pembelajaran inquiry tepat untuk diterapkan, sebab model pembelajaran ini memberi kesempatan kepada siswa untuk melibatkan secara maksimal seluruh kemampuannya dalam mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat menemukan keterkaitan antara prinsp hereditas dengan mekanisme pewarisan sifat, serta mampu menerapkan prinsip hereditas tersebut dalam mekanisme pewarisan sifat.

3.5 Menjelaskan peristiwa mutasi dan implikasinya dalam Salingtemas

Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Kata kerja operasionalnya berada pada level C4 (analisis), dan dimensi pengetahuannya yakni dimensi faktual, konseptual, dan prosedural.

Karena KD 3.5 menuntut kemampuan kognitif yang tinggi, yakni kemampuan analisis (C4), maka tentu saja model pembelajaran langsung kurang tepat untuk diterapkan. Untuk dapat mengembangkan kemampuan analisis siswa, sekaligus untuk menjadikan materi ini bermakna bagi siswa, maka lebih baik diterapkan model pembelajaran berbasis masalah yang disertai strategi peta konsep dan metode pemecahan masalah.

Melalui model pembelajaran berbasis masalah, siswa dihadapkan pada berbagai permasalahan mutasi yang ada di masyarakat, sehingga mereka dapat menggunakan segala pemahaman mereka untuk menjelaskan terjadinya peristiwa mutasi tersebut. Dengan demikian, materi ini akan menjadi lebih bermakna bagi siswa. Selanjutnya, strategi peta konsep juga dilakukan untuk memudahkan siswa memahami konsep materi secara menyeluruh, serta hubungan antar-konsep dalam materi tersebut. Sedangkan metode pemecahan masalah memberi kesempatan kepada siswa untuk menggunakan seluruh pengetahuan mereka dalam memberikan pemcahan masalah otentik yang berkaitan dengan prose mutasi pada mahluk hidup. Berbagai sudut pandang sapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut, sehingga kesempatan siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikinya menjadi sangat besar.

Page 8: Fix Final Mata Kuliah Model

SK 4. Memahami teori evolusi serta implikasinya pada salingtemasKompetensi Dasar Model Pembelajaran

4.1 Menjelaskan teori, prinsip, dan mekanisme evolusi biologi

Model Pembelajaran Langsung

Kata kerja operasionalnya berada pada level C2 (pemahaman), dan dimensi pengetahuannya yakni dimensi faktual, konseptual, dan prosedural. Materi ini dapat diajarkan dengan menerapkan model pembelajaran langsung, sebab level kognitif yang diharapkan dicapai siswa hanya pada C2 (pemahaman). Terlebih lagi, dimensi pengetahuan yang terkandung didalamnya yakni dimensi faktual, konseptual, dan prosedural, sehingga akan menjadi lebih efisien jika diajarkan dengan model pembelajaran langsung.

Untuk memaksimalkan pemahaman, partisipasi, dan motivasi siswa selama proses pembelajaran, maka guru dapat menerapkan strategi peta konsep dan metode PQ4R. Strategi peta konsep digunakan untuk memudahkan siswa memahami konsep materi secara menyeluruh. Sedangkan metode PQ4R (Preview, Question, Read, and

Reflect, Recite and Review) dapat membantu siswa untuk memproses banyak informasi dalam waktu yang relatif singkat. Metode PQ4R ini melatih mengembangkan kemampuan siswa dalam memahami bahan bacaan.

4.2 Mengkomunikaskan

hasil studi evolusi biologi

Model Pembelajaran Kooperatif

Kata kerja operasionalnya berada pada level C2 (pemahaman), dan dimensi pengetahuannya yakni dimensi faktual, konseptual, dan prosedural. KD 4.2 ini menuntut siswa untuk dapat mengkomunikasikan hasil studi evolusi, maka guru dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan disertai metode diskusi. Dengan demikian, siswa akan mempunyai kesempatan yang luas untuk mengembangkan kemampuan mereka dalam mengkomunikasikan hal-hal yang telah mereka pahami tentang hasil studi evolusi biologi.

4.3 Menjelaskan kecenderungan baru tentang teori evolusi

Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Kata kerja operasionalnya berada pada level C4 (analisis), dan dimensi pengetahuannya yakni dimensi faktual, konseptual, dan prsedural. Pada KD 4.3 ini, siswa dituntut untuk memiliki kemampuan menganalisis kecenderungan baru teori evolusi, dan selanjutnya diharapkan siswa dapat mengemukakan pendapat mereka tentang kecenderungan baru dari teori evolusi tersebut. Model Pembelajaran berbasis masalah sangat tepat untuk

Page 9: Fix Final Mata Kuliah Model

diterapkan pada materi ini, sebab siswa akan dihadapkan permasalahan otentik menyangkut teori evolusi, dan mereka harus mengembangkan pemahaman untuk dapat menjawab berbagai permasalahan tersebut dari sudut pandang evolusi biologi. Dengan demikian, materi pelajaran akan menjadi lebih bermakna bagi siswa, dan kemampuan analisisnya pun akan menjadi lebih berkembang.

SK 5 Memahami prinsip-prinsip dasar berteknologi serta implikasinya pada salingtemasKompetensi Dasar Model Pembelajaran

5.1 Menjelaskan arti, prinsip, dasar, dan jenis-jenis bioteknologi

Model Pembelajaran Langsung

Kata kerja operasionalnya berada pada level C2 (pemahaman), dan dimensi pengetahuannya yakni dimensi faktual dan konseptual. Dengan demikian, materi ini cocok diajarkan dengan menerapkan model pembelajaran langsung, sehingga berbagai fakta dan konsep yang ada dapat dijelaskan secara langsung sehingga siswa dapat memahami materi yang diajarkan.

Untuk memaksimalkan pemahaman, partisipasi, dan motivasi siswa selama proses pembelajaran, maka guru dapat menerapkan strategi peta konsep, serta metode tanya-jawab dan penugasan. Strategi peta konsep digunakan untuk memudahkan siswa memahami konsep materi secara menyeluruh. Sedangkan metode tanya jawab digunakan untuk dapat memusatkan perhatian siswa pada point-ponit materi yang penting.

5.2 Menjelaskan dan menganalisis peran bioteknologi serta implikasi hasil-hasil bioteknologi pada salingtemas

Model Pembelajaran Berbasis masalah (Problem Based Learning)

Kata kerja operasionalnya berada pada level C4 (analisis), dan dimensi pengetahuannya yakni dimensi faktual, konseptual, dan prosedural. Untuk mengembangkan kemampuan analisis (C4) siswa, maka dapat diterapkan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning). Siswa dihadapkan pada berbagai masalah otentik, dan diwajibkan menganalisis masalah tersebut dari berbagai sudut pandang untuk mencari jalan keluar pemecahan masalahnya. Dengan demikian, siswa akan memiliki kemampuan analisis yang berkembang baik, dan juga kemampuan mengemukakan pendapat tentang hal-hal/solusi yang telah ditemukannya.

Untuk meningkatkan pemahaman siswa, penerapan model pembelajaran ini dapat diikuti dengan penerapan strategi peta konsep agar para siswa memiliki pemahaman yang menyeluruh tentang materi yang telah dipelajari.