Proposal TPPA Fix Revisi Final

23
Proyek Akhir Tahun Ajaran 2014 / 2015 I. Judul PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM ELECTRONIC DIFFERENTIAL PADA MOBIL LISTRIK DENGAN 2 PENGGERAK YANG TERPISAH II. Ruang Lingkup 1. Mesin Listrik 2. Kualitas Daya 3. Elektronika Daya 4. Rangkaian Listrik 5. Mikrokontroller III. Tujuan Tujuan dari proyek akhir ini yaitu merancang dan mengimplementasikan sistem electronic differential pada mobil listrik untuk mendapatkan akselerasi percepatan yang tinggi serta kestabilan pada mobil listrik ketika berbelok di jalan yang menikung. IV. Latar Belakang Pada kendaraan transportasi sehari-hari, khususnya pada kendaraan roda 4, yaitu pada mobil, kenyamanan dalam berkendara adalah hal yang paling diutamakan oleh para pengendara mobil. Dalam hal ini, kenyamanan yang dimaksud adalah kenyamanan pengendara mobil ketika berbelok di jalan yang menikung, yang dibutuhkan accelerasi percepatan yang tinggi dan stabilitas pada mobil. 1 Program Studi D4 Teknik Elektro Industri Departemen Teknik Elektro Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

Transcript of Proposal TPPA Fix Revisi Final

Page 1: Proposal TPPA Fix Revisi Final

Proyek Akhir Tahun Ajaran 2014 / 2015

I. Judul

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM ELECTRONIC

DIFFERENTIAL PADA MOBIL LISTRIK DENGAN 2 PENGGERAK YANG

TERPISAH

II. Ruang Lingkup

1. Mesin Listrik

2. Kualitas Daya

3. Elektronika Daya

4. Rangkaian Listrik

5. Mikrokontroller

III. Tujuan

Tujuan dari proyek akhir ini yaitu merancang dan mengimplementasikan sistem

electronic differential pada mobil listrik untuk mendapatkan akselerasi percepatan

yang tinggi serta kestabilan pada mobil listrik ketika berbelok di jalan yang menikung.

IV. Latar Belakang

Pada kendaraan transportasi sehari-hari, khususnya pada kendaraan roda 4, yaitu

pada mobil, kenyamanan dalam berkendara adalah hal yang paling diutamakan oleh

para pengendara mobil. Dalam hal ini, kenyamanan yang dimaksud adalah

kenyamanan pengendara mobil ketika berbelok di jalan yang menikung, yang

dibutuhkan accelerasi percepatan yang tinggi dan stabilitas pada mobil. Sehingga

mobil mampu berbelok dengan kecepatan tertentu tanpa menimbulkan selip pada

roda.

Pada kebanyakan mobil, dan terutama mobil berbahahan bakar minyak, masih

menggunakan sistem differential secara mekanik yaitu dengan pemasangan gardan

pada roda belakang dengan menggunakan prinsip rasio gear yang masih menggunakan

1 motor sebagai penggerak. Sistem tersebut masih memiliki banyak kekurangan, yaitu

dalam hal perawatan yang perlu memberikan oli gear secara rutin dengan harga yang

relatif mahal, memberikan tambahan beban yang cukup berat pada mobil, dan juga

memiliki efisiensi yang kurang optimal dikarenakan masih terdapat banyak losses

1Program Studi D4 Teknik Elektro IndustriDepartemen Teknik ElektroPoliteknik Elektronika Negeri Surabaya

Page 2: Proposal TPPA Fix Revisi Final

Proyek Akhir Tahun Ajaran 2014 / 2015

mekanik pada gear, ditambah lagi mobil masih menggunakan bahan bakar minyak

sebagai sumber energi utama, yang jika dilihat dari kesediaan bbm di Indonesia sudah

semakin menipis dan harga bbm juga semakin naik.

Sedangkan pada mobil listrik, sistem differential secara elektronik atau biasa

disebut electronic differential adalah salah satu solusi yang diharapkan mampu

mengatasi permasalahan diatas. Electronic differential ini, menggunakan 2 motor

sebagai penggerak, sehingga dapat berguna untuk memberi masukan kecepatan yang

sesuai pada masing-masing penggerak agar mobil listrik dapat berjalan sesuai dengan

keinginan. Sistem electronic differential memungkinkan roda penggerak pada mobil

listrik mampu bergerak dengan kecepatan yang berbeda. Hal ini sangat diperlukan

ketika mobil berbelok, maka roda penggerak yang berada pada sisi dalam akan

berputar dengan kecepatan yang lebih rendah daripada roda penggerak pada sisi luar

karena roda penggerak sisi luar akan bergerak dengan radius yang lebih besar. Ketika

mobil berjalan pada lintasan lurus maka roda penggerak akan bergerak dengan

kecepatan yang sama. Perbedaan kecepatan tersebut dipengaruhi oleh sudut kemudi

pada mobil.

Oleh karena itu, dengan mempertimbangkan hal di atas, maka pada Tugas Akhir

ini akan dibuat mobil listrik, dengan 2 buah Brushless DC Motor (BLDCM) sebagai

penggerak utama mobil listrik, dan mengimplementasikan sistem electronic

differential dalam mobil tersebut, diharapkan mampu mengatasi permasalahan di atas.

V. Rumusan Masalah

Multi drive sistem pada mobil listrik terdiri dari 2 buah penggerak BLDCM yang

terletak dibelakang yang akan menentukan kemudi dari mobil listrik. Dua buah motor

penggerak nantinya akan dikontrol secara independent, sehingga masing-masing

motor mampu menentukan kecepatan acuan yang berbeda. Pada mobil listrik dengan

multy drive sistem, slip menjadi salah satu masalah yang serius, oleh sebab itu perlu

adanya keterkaitan pada masing-masing kontroler motor untuk mengatur kinerja dari

dua roda penggerak agar kendaraan dapat berjalan sesuai keinginan. Selain itu pada

multy drive sistem, kontroler motor harus dikonfigurasi untuk memberikan efek

electronic differential. Jadi, electronic differential akan memperhatikan kecepatan

roda, baik saat keadaan lurus atau berbelok.

2Program Studi D4 Teknik Elektro IndustriDepartemen Teknik ElektroPoliteknik Elektronika Negeri Surabaya

Page 3: Proposal TPPA Fix Revisi Final

Proyek Akhir Tahun Ajaran 2014 / 2015

VI. Batasan Masalah

Pada proyek akhir ini batasan masalah dari pembahasan ini yaitu sebagai berikut :

1. Motor yang digunakan yaitu 2 buah motor BLDC 1 KW

2. Beban pada tugas akhir ini yaitu mobil listrik

3. Masukan pada kontrol ini ada 2 yaitu pedal gas dan sudut kemudi

4. Mobil mampu berbelok dengan kecepatan tertentu pada radius tertentu sesuai

sudut kemudi dengan menggunakan metode Electronic Differential

VII. Sistematika Pembahasan

a. Judul

b. Pengesahan

c. Abstrak

d. Bab I Pendahuluan

e. Bab II Teori Penunjang

f. Bab III Perancangan dan Pembuatan Sistem

g. Bab IV Pengujian dan Analisa

h. Bab V Penutup

VIII. Tinjauan Pustaka

Berikut ini adalah beberapa penilitian yang pernah dilakukan terkait dengan

proyek akhir yang akan dibuat, yang mana akan digunakan sebagai acuan

1. Electronic Differential with Direct Torque Fuzzy Control for Vehicle Propulsion

Sistem merupakan paper yang disusun oleh Kada HARTANI

2. Pemodelan dan Simulasi Brushless DC Motor Kecil untuk Aplikasi Aktuator Sirip

Roket merupakan laporan seminar yang disusun oleh Muhammad Azzumar

3. Perancangan dan Simulasi Direct Torque Control Space Vector Modulation

(DTC-SVM) dengan Kontrol PI untuk Motor Induksi 3 Fasa Sebagai Penggerak

Roda Kendaraan Listrik paper yang disusun oleh Ikhwan Widya Pratama

3Program Studi D4 Teknik Elektro IndustriDepartemen Teknik ElektroPoliteknik Elektronika Negeri Surabaya

Page 4: Proposal TPPA Fix Revisi Final

Proyek Akhir Tahun Ajaran 2014 / 2015

IX. Teori Penunjang

1. Electronic Differential

Electronic Differential yang diajukan dalam sistem traksi untuk kendaraan

listrik digerakkan langsung oleh dua motor. Electronic differential harus

memperhatikan perbedaan kecepatan antara dua roda penggerak saat kendaraan

berjalan baik pada trayek lurus maupun berbelok. Sistem electronic differential

menggunakan sudut kemudi (δ) dan pedal gas (ωV) sebagai parameter input.

Gambar 9.1 menunjukkan bahwa kecepatan linier dari setiap roda penggerak

dinyatakan sebagai fungsi dari kecepatan kendaraan dan jari-jari kurva yang

dinyatakan dalam persamaan berikut ini:

V L=ωV (R+dw

2)

V R=ωV (R−dw

2)

Jari-jari belokan tergantung pada jarak roda dan sudut kemudi seperti

ditunjukkan dalam persamaan berikut :

R=Lw

tan δ

Dengan mensubtitusikan persamaan (2.22) ke persamaan (2.20) dan (2.21)

diperoleh kecepatan angular dari setiap roda penggerak seperti pada perasamaan

berikut :

ωrL=

Lw+12

dw . tan δ

Lw

ωV

ωrR=

Lw−12

dw . tan δ

Lw

ωV

4Program Studi D4 Teknik Elektro IndustriDepartemen Teknik ElektroPoliteknik Elektronika Negeri Surabaya

Page 5: Proposal TPPA Fix Revisi Final

Proyek Akhir Tahun Ajaran 2014 / 2015

Gambar 9.1. Struktur dari Electronic Differential

Perbedaan kecepatan angular dari roda penggerak dinyatakan dalam

persamaan di bawah ini.

Δ ω=ωr L−ωr R

=dw . tan δ

Lw

ωV

Dan penetapan sudut kemudi ditunjukkan pada persamaan berikut :

δ > 0 belok kanan

δ = 0 lurus

δ < 0 belok kiri

Pengendalian kecepatan angular roda penggerak mengikuti persamaan di

bawah ini :

ωrL

¿ =ωV + Δω2

ωrR

¿ =ωV − Δω2

Kecepatan referensi dari kedua motor mengikuti persamaan sebagai berikut:

ωmL

¿ =k gear . ωrL

¿

ωmR

¿ =k gear . ωr R

¿

5Program Studi D4 Teknik Elektro IndustriDepartemen Teknik ElektroPoliteknik Elektronika Negeri Surabaya

Page 6: Proposal TPPA Fix Revisi Final

Proyek Akhir Tahun Ajaran 2014 / 2015

2. Motor DC Tanpa Sikat (Brushless DC Motor)

Motor DC tanpa sikat (brush) menggunakan bahan semikonduktor untuk

merubah maupun membalik arah putarannya untuk menggerakkan motor, serta

tingkat kebisingan motor jenis ini rendah karena putarannya halus.

BLDC motor atau dapat disebut juga dengan BLAC motor merupakan motor

listrik synchronous AC 3 fasa. Perbedaan pemberian nama ini terjadi karena

BLDC memiliki BEMF berbentuk trapezoid sedangkan BLAC memiliki BEMF

berbentuk sinusoidal. Walaupun demikian keduanya memiliki struktur yang sama

dan dapat dikendalikan dengan metode six-step maupun metode PWM.

Dibandingkan dengan motor DC jenis lainnya, BLDC memiliki biaya perawatan

yang lebih rendah dan kecepatan yang lebih tinggi akibat tidak digunakannya

brush. Dibandingkan dengan motor induksi, BLDC memiliki efisiensi yang lebih

tinggi karena rotor dan torsi awal yang, karena rotor terbuat dari magnet

permanen. Walaupun memiliki kelebihan dibandingkan dengan motor jenis lain,

metode pengendalian BLDCM jauh lebih rumit untuk kecepatan dan torsi yang

konsta, karena tidak adanya brush yang menunjang proses komutasi dan harga

untuk BLDCM jauh lebih mahal.

Secara umum BLDCM terdiri dari dua bagian, yakni, rotor, bagian yang

bergerak, yang terbuat dari permanen magnet dan stator, bagian yang tidak

bergerak, yang terbuat dari kumparan 3 fasa. Walaupun merupakan motor listrik

synchronous AC 3 fasa, motor ini tetap disebut dengan BLDC karena pada

implementasinya BLDC menggunakan sumber DC sebagai sumber energi utama

yang kemudian diubah menjadi tegangan AC dengan menggunakan inverter 3

fasa. Tujuan dari pemberian tegangan AC 3 fasa pada stator BLDC adalah

menciptakan medan magnet putar stator untuk menarik magnet rotor.

Oleh karena tidak adanya brush pada BLDCM, untuk menentukan timing

komutasi yang tepat pada motor ini sehingga didapatkan torsi dan kecepatan yang

konstan, diperlukan 3 buah sensor Hall dan atau encoder. Pada sensor Hall, timing

komutasi ditentukan dengan cara mendeteksi medan magnet rotor dengan

menggunakan 3 buah sensor hall untuk mendapatkan 6 kombinasi timing yang

berbeda, sedangkan pada encoder, timing ditentukan dengan cara menghitung

jumlah pole(kutub) yang ada pada encoder.

6Program Studi D4 Teknik Elektro IndustriDepartemen Teknik ElektroPoliteknik Elektronika Negeri Surabaya

Page 7: Proposal TPPA Fix Revisi Final

Proyek Akhir Tahun Ajaran 2014 / 2015

Pada umumnya encoder lebih banyak digunakan pada BLDCM komersial

karena encoder cenderung mampu menentukan timing komutasi lebih presisi

dibandingkan dengan menggunakan sensor hall. Hal ini terjadi karena pada

encoder, kode komutasi telah ditetapkan secara fixed berdasarkan banyak pole

dari motor dan kode inilah yang digunakan untuk menentukan timing komutasi.

Namun karena kode komutasi encoder ditetapkan secara fixed berdasarkan banyak

pole motor, suatu encoder untuk suatu motor tidak dapat digunakan untuk motor

dengan jumlah pole yang berbeda. Hal ini berbeda dengan sensor hall. Apabila

terjadi perubahan pole rotor pada motor, posisi sensor hall dapat diubah dengan

mudah. Hanya saja kelemahan dari sensor hall adalah posisi sensor hall tidak tepat

akan terjadi kesalahan dalam penentuan timing komutasi atau bahkan tidak

didapatkan 6 kombinasi timing yang berbeda.

Beberapa keuntungan brushless DC motor dengan motor DC dibandingkan

dengan motor DC biasa, adalah:

1. Lebih tahan lama, karena tidak memerlukan perawatan terhadap sikatnya.

2. Memiliki tingkat efisiensi yang tinggi.

3. Torsi awal yang tinggi.

4. Kecepatan yang tinggi, tergantung pada kekuatan medan magnet yang

dihasilkan oleh arus yang dibangkitkan dari kendali penggeraknya.

Walaupun brushless DC motor memiliki banyak kelebihan dibandingkan

dengan motor DC biasa, pengendalian brushless DC motor lebih rumit untuk

mengatur kecepatan dan torsi motor. Harga brushless DC motor juga cukup mahal

jika dibandingkan dengan motor DC biasa.

Gambar 9.2. Konstruksi Motor Brushless dengan Sensor Hall

7Program Studi D4 Teknik Elektro IndustriDepartemen Teknik ElektroPoliteknik Elektronika Negeri Surabaya

Page 8: Proposal TPPA Fix Revisi Final

Proyek Akhir Tahun Ajaran 2014 / 2015

3. Inverter Tiga Fasa

Konverter DC ke AC dinamakan inverter. Fungsi sebuah inverter adalah

mengubah tegangan masukan DC menjadi tegangan luaran AC simetris dengan

besar dan frekwensi yang diinginkan. Tegangan luarannya bisa tertentu dan bisa

juga diubah-ubah dengan frekwensi tertentu atau frekwensi yang diubah-ubah.

Tegangan luaran variabel didapat dengan mengubah-ubah tegangan masukan DC

agar gain inverter konstan. Disisi lain, apabila tegangan masukan DC adalah

tertentu dan tidak bisa diubah-ubah, bisa didapatkan tegangan luaran yang

variabel dengan mengubah-ubah gain dari inverter. Gain inverter didefinisikan

sebagai rasio tegangan luaran AC terhadap tegangan masukan DC.

Bentuk respon tegangan luaran inverter ideal adalah sinus. Teta SMC

kenyataanya bentuk respon tegangan luaran inverter tidaklah sinus dan

mengandung harmonisa tertentu. Dengan kemampuan SMC anti semikonduktor

daya kecepatan tinggi yang tersedia, kandungan harmonisa dalam bentuk respon

luaran bisa dikurangi dengan teknik pensaklaran (switching). Jenis inverter

berdasarkan sistem fasa dibedakan menjadi satu fasa atau tiga fasa. Sedangkan

jenis inverter berdasarkan masukan yang digunakan meliputi: VSI (Voltage

Source Inverter) sumber masukan berupa tegangan dan CSI (Current Source

Inverter) sumber masukan berupa arus. SMC anti switching seperti BJT,

MOSFET, IGBT, atau THYRISTOR.

Gambar 9.3. Rangkaian Inverter Tiga Fasa

Tegangan output rms

8Program Studi D4 Teknik Elektro IndustriDepartemen Teknik ElektroPoliteknik Elektronika Negeri Surabaya

Page 9: Proposal TPPA Fix Revisi Final

Proyek Akhir Tahun Ajaran 2014 / 2015

Tegangan sesaat dalam fourrier

Untuk n=1 adalah komponen fundamental

Persamaan arus beban sesaat untuk beban RL

Di mana

Berdasarkan Sinyal kendali yang dikenakan pada driver, terdapat dua metode

pengendalian BLDCM, yakni metode six step dan metode sinusoidal. Pada Tugas

Akhir ini menggunakan metode sinusoidal.

4. Mikrokontroller ARM

ARM adalah prosesor dengan arsitektur set instruksi 32bit RISC (Reduced

Instruction Set Computer) yang dikembangkan oleh ARM Holdings. ARM

merupakan singkatan dari Advanced RISC Machine (sebelumnya lebih dikenal

dengan kepanjangan Acorn RISC Machine). Pada awalnya ARM prosesor

dikembangkan untuk PC (Personal Computer) oleh Acorn Computers, sebelum

dominasi Intel x86 prosesor Microsoft di IBM PC kompatibel menyebabkan

Acorn Computers bangkrut.

Fitur ARM

32 bit RISC Processor

Register R0 – R16

Load and Store architecture

Uniform and fixed length instructions

Good speed and power consumption ratio

High code density

9Program Studi D4 Teknik Elektro IndustriDepartemen Teknik ElektroPoliteknik Elektronika Negeri Surabaya

Page 10: Proposal TPPA Fix Revisi Final

Proyek Akhir Tahun Ajaran 2014 / 2015

Single cycle execution

Speed 1 MHz – 1.25 GHz

Support Java jezelle DBX (direct byte code execution)

DSP enhanced instructions

In build circuit for debugging

Againts RISC

32 bit barrel shifter

Conditional execution of all instructions

Gambar 9.5. Diagram Core ARM

Register

ARM mempunyai 37 register yang panjangnya 32 bit

1 program counter register

1 program status register

5 saved program status register

30 general purpose register

10Program Studi D4 Teknik Elektro IndustriDepartemen Teknik ElektroPoliteknik Elektronika Negeri Surabaya

Page 11: Proposal TPPA Fix Revisi Final

Proyek Akhir Tahun Ajaran 2014 / 2015

Gambar 9.5.2. Register ARM

11Program Studi D4 Teknik Elektro IndustriDepartemen Teknik ElektroPoliteknik Elektronika Negeri Surabaya

Page 12: Proposal TPPA Fix Revisi Final

Proyek Akhir Tahun Ajaran 2014 / 2015

X. Metodologi

Metodologi yang digunakan pada penelitian Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Studi Literatur

Dilakukan dengan mempelajari dasar teori melalui informasi dan data

mengenai sebagian atau keseluruhan sistem dari buku teks, jurnal, internet dan

lain-lain.

2. Perancangan Sistem

Setelah mempelajari materi-materi yang ada, dimulailah perencanaan

sistem, penyediaan komponen dan pembuatan hardware dan software.

3. Pembuatan hardware sistem

Setelah perancangan sistem selesai, pembuatan hardware sistem, yaitu seperti

pada blok diagram maka terlebih dulu dibuat inverter tiga fasa dan mikrokontroller

ARM Cortex-M sebagai sistem kontrol pada sistem keseluruhan. Sistem ini

membutuhkan sumber aki lalu masuk ke inverter untuk menjalankan motor induksi

tiga fasa yang diatur menggunakan metode DTC melalui kontrol SMC.

4. Pembuatan software sistem

Selanjutnya dimulai pembuatan software sistem yaitu membuat

permodelan motor dengan metode DTC melalui kontrol SMC.

5. Pengujian sistem, integrasi dan pengambilan data

Pada tahap ini dilakukan pengujian Poyek Akhir untuk mengetahui

kelebihan dan kekurangan dari sistem. Lalu keseluruhan sistem akan diuji

kembali agar sistem bekerja dengan baik. Berdasarkan tahapan ini juga dapat

dilakukan pengambilan data-data yang dibutuhkan untuk penyusunan laporan

Proyek Akhir.

6. Pembuatan laporan proyek akhir

Pada tahap ini dilakukan pembuatan atau penulisan laporan Proyek Akhir.

Pada laporan tersebut dijelaskan mengenai semua hal yang berkaitan tentang

pengerjaan Proyek Akhir, seperti penjelasan tentang komponen yang dipakai,

proses pembuatan alat, sistem kerja alat, data-data hasil pengujian alat, dan

lain sebagainya. Diharapkan penulisan laporan tersebut dapat bermanfaat

sebagai bahan acuan didalam pembuatan alat serupa pada waktu yang akan

datang.

12Program Studi D4 Teknik Elektro IndustriDepartemen Teknik ElektroPoliteknik Elektronika Negeri Surabaya

Page 13: Proposal TPPA Fix Revisi Final

Proyek Akhir Tahun Ajaran 2014 / 2015

Pengumpulan dan analisa data

END

Evaluasi hasil pengujian sistem

Hasil Baik??

Penyusunan buku laporan

Perancangan perangkat keras

Pembuatan perangkat lunak

Pengujian sistem

START

Studi literature dan perumusan permasalahan

Perencanaan dan pengujian simulasi

XI. Diagram Alir

13Program Studi D4 Teknik Elektro IndustriDepartemen Teknik ElektroPoliteknik Elektronika Negeri Surabaya

Hasil Baik??

Page 14: Proposal TPPA Fix Revisi Final

Proyek Akhir Tahun Ajaran 2014 / 2015

XII. Blok Diagram

Gambar 12. Blok Diagram Sistem

Sumber energi yang digunakan pada sistem ini yaitu baterai, dari sumber aki 48 V

masuk pada kontrol motor. Di dalam kontrol motor ini terdapat system inverter tiga

fasa dimana switching dari inverter diatur oleh sinyal kontrol yang merupakan hasil

olahan dari kontroler.

Keluaran dari kontrol motor ini yaitu sumber AC yang lalu masuk ke motor

BLDC yang mana motor ini akan menggerakkan mobil listrik, keluaran dari motor

BLDC akan menghasilkan kecepatan putar (rpm) dan torsi yang akan menggerakkan

mobil. Pada mobil ini, menggunakan 2 motor BLDC dan 2 inverter 3 fasa, sehingga

bagian-bagian yang digunakan sesuai dengan plan yang dikehendaki.

Pada system tersebut menggunakan prinsip electronic differential, dimana ketika

mobil berbelok, maka kecepatan putar (rpm) roda kanan dan kiri akan diatur sesuai

masukan/referensi dari sudut kemudi (δ) pada mobil. Electronic differential akan

14Program Studi D4 Teknik Elektro IndustriDepartemen Teknik ElektroPoliteknik Elektronika Negeri Surabaya

ELECTRONIC

DIFFERENTIA

L

MOTOR BLDC 1KW

KONTROL MOTOR

AKI 48 V

MOBIL LISTRIK

PEDAL GAS

KEMUDI

δωv

ωv_R

ωv_L

MOTOR BLDC 1KW

KONTROL MOTOR

Page 15: Proposal TPPA Fix Revisi Final

Proyek Akhir Tahun Ajaran 2014 / 2015

memberikan sinyal masukan pada masing-masing kontrol motor, dimana antara

control motor yang satu dengan yang lain saling berkaitan. Dan hal tersebut yang

menyebabkan perbedaan kecepatan putar (rpm) pada kedua motor ketika berbelok.

Pada blok diagram diatas terdapat sensor-sensor yaitu sensor hall, dan sensor

sudut. Sensor-sensor ini akan menjadi masukan dari sistem kontrol pada sistem ini.

Hasil dari keluaran dari kontroler yang mana berupa sinyal akan mengatur penyulutan

dari komponen switching inverter.

Hasil Yang Diharapkan

Hasil yang diharapkan pada tugas akhir ini yaitu bisa mengimplementasikan

sistem Electronic Differential pada mobil listrik dengan metode SPWM Inverter 3

Fasa untuk mendapatkan akselerasi percepatan yang tinggi serta kestabilan pada mobil

listrik ketika berbelok di jalan yang menikung.

XIII. Rencana Anggaran

Nama Barang Jumlah Harga Satuan Total Biaya

Komponen elektronika

(diode, IGBT, IC, dll)Rp. 1.500.000,- Rp. 3.000.000,-

ARM Cortex M3 STM32F4 1 Rp. 225.000,- Rp. 225.000,-

LCD 16x2 1 Rp. 40.000,- Rp. 40.000,-

Sensor-sensor (sensor arus,

tegangan, hall, sudut)

2Rp. 300.000,- Rp. 600.000,-

TOTAL BIAYA Rp. 3.865.000,-

XIV. Jadwal Pelaksanaan15

Program Studi D4 Teknik Elektro IndustriDepartemen Teknik ElektroPoliteknik Elektronika Negeri Surabaya

Page 16: Proposal TPPA Fix Revisi Final

Proyek Akhir Tahun Ajaran 2014 / 2015

Tabel Jadwal kegiatan

No. JENIS KEGIATAN Bulan ke:

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1. Survei lapangan dan literatur

2. Perancangan sistem dengan simulasi software

3. Perancangan dan pembuatan perangkat keras

4. Pengujian sistem dan integrasi

5. Pengambilan dan analisa data

6. Evaluasi hasil pengujian sistem dan penyempurnaan

7. Penyusunan dan pembuatan laporan Proyek Akhir

XV. Daftar Pustaka

1. HARTANI, Kada. Electronic Differential with Direct Torque Fuzzy Control for

Vehicle Propulsion System, University Center of Saida, Algeria, 2009.

2. Azzumar, Muhammad. Pemodelan dan Simulasi Brushless DC Motor Kecil untuk

Aplikasi Aktuator Sirip Roket, Universitas Indonesia, Depok, 2012.

3. Widya Pratama, Ikhwan. Perancangan dan Simulasi Direct Torque Control Space

Vector Modulation (DTC-SVM) dengan Kontrol PI untuk Motor Induksi 3 Fasa

Sebagai Penggerak Roda Kendaraan Listrik, ITS, Surabaya, 2011.

16Program Studi D4 Teknik Elektro IndustriDepartemen Teknik ElektroPoliteknik Elektronika Negeri Surabaya