(Fix Bener) Evaluasi Baksos Fkh
-
Upload
merlindika -
Category
Documents
-
view
235 -
download
9
description
Transcript of (Fix Bener) Evaluasi Baksos Fkh
EVALUASI PENYULUHAN FKH DI TANJUNGKIMA; JUMAT, 15 AGUSTUS 2014; PUKUL 14.30
LOKASI PENYULUHAN: SALAH SATU RUMAH WARGA TANJUNGKIMA
DURASI PENYULUHAN: 90 MENIT
JUMLAH PESERTA: 30-40 WARGA TANJUNGKIMA
DESKRIPSI ACARA
Penyuluhan ini berfokus tentang zoonosis (penyakit hewan yang bisa menular ke manusia)
seperti rabies, taeniasis, brucellosis, dan lain-lain. Warga cukup antusias mengikuti penyuluhan,
mereka memperhatikan dengan tenang dan cukup tanggap untuk bertanya apabila ada kata-
kata serta penjelasan yang kurang dimengerti. Saat dibuka sesi tanya jawab, lebih dari lima
warga yang bertanya. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan antara lain bagaimana cara untuk
mengetahui ternaknya mandul, bagaimana mengobati ternak yang mandul, mengapa ternak
sulit dikawinkan secara alami, apakah aman apabila ternak sapi disuntik dengan sperma kerbau,
apakah cukup apabila ternak diberi makan jerami kering, bagaimana ciri-ciri anjing rabies, dan
bagaimana ciri-ciri ternak yang terinfeksi penyalit secara umum. Salah satu warga juga
bercerita, bahwa warga Tanjungkima kebanyakan hanya buruh ternak, yaitu orang yang
merawat ternak milik orang lain. Mereka tidak memiliki ternak sendiri. Warga berharap
mahasiswa yang datang ke daerah dapat membantu mereka untuk menyampaikan permintaan
bantuan berupa ternak kepada pemerintah. Namun kami menjawab bahwa hal ini tidak dapat
dilakukan tanpa dukungan bantuan dan usaha dari warga sendiri, karena berdasarkan
pengalaman sebelumnya, warga harus bergerak sendiri untuk meminta bantuan. Kami
menjelaskan bahwa di Lamongan hal seperti ini sudah pernah berhasil tercapai, dengan strategi
mahasiswa-mahasiswa Lamongan kembali ke desa dan membimbing serta mendorong warga
desa untuk bergerak membuat proposal dan mengajukannya kepada pemerintah.
PERMASALAHAN ACARA
Miskomunikasi antara panitia dan warga tentang penyelenggaraan acara. Warga
mengira bahwa hanya ada pemberian vaksin tanggal 17 Agustus 2014 dan tidak ada
penyuluhan. Sehingga pada saat panitia tiba di Tanjungkima, kepala desa belum
menyiapkan tempat dan warga yang akan mengikuti penyuluhan. Akhirnya panitia diberi
tempat untuk penyuluhan di salah satu rumah warga karena balai desa sedang
digunakan untuk acara lain. Saran dan solusi: Panitia khususnya humas bisa
mengkonfirmasikan dan menjelaskan lagi susunan acara sebelum acara dimulai,
mungkin bisa survey ke lokasi sekitar H-1.
Tak banyak warga yang memiliki hewan ternak, kebanyakan mereka hanya buruh ternak
sehingga mereka juga tak begitu ambil pusing dengan kesehatan ternak. Saran dan
solusi: Pihak penyuluh bisa memberikan tema penyuluhan yang lebih cocok dengan
keadaan warga, misalnya bagaimana mengolah makanan ternak, bagaimana cara
mengatur kandang yang baik, dan lain-lain.
Kendala bahasa. Banyak warga yang kurang mengerti bahasa indonesia dan bahasa
medis secara baik, contohnya kata vaksinasi dan sanitasi, terdapat warga yang minta
penjelasan tentang kedua kata tersebut. Solusi: Membuat materi penyuluhan yang tidak
terlalu rumit dan lebih banyak diberi keterangan visual dan dijelaskan secara diskusi
supaya warga lebih paham dan tak sungkan untuk bertanya.
EVALUASI PEMBERIAN VITAMIN TERNAK DI TANJUNGKIMA; MINGGU, 15 AGUSTUS 2014;
PUKUL 13.30
LOKASI PENYULUHAN: KANDANG KE KANDANG TERNAK WARGA TANJUNGKIMA
DURASI PENYULUHAN: 150 MENIT
JUMLAH PESERTA: 26 TERNAK SAPI
DESKRIPSI ACARA
Vitamin diberikan kepada hewan ternak berupa sapi dengan berbagai jenis kelamin dan usia.
Namun ternak yang sedang hamil tidak diberikan vitamin dengan berbagai pertimbangan.
Hanya satu anakan sapi yang diberi obat cacing di desa ini. Rencana semula, hewan ternak
dikumpulkan dalam satu lapangan dan diberi vitamin secara bergantian. Namun kepala desa
sepertinya belum menginfokan hal tersebut kepada warganya. Sehingga akhirnya panitia
mencari hewan ternak dengan mengunjungi kandang-kandang ternak milik warga.
PERMASALAHAN ACARA
Medan yang tak memungkinkan untuk mengumpulkan hewan ternak di satu lokasi.
Jalanan di Tanjungkima naik turun dan kandang ternak biasanya terletak jauh dari
perkampungan warga. Warga lebih memilih untuk membuat kandang ternak di hutan,
jauh dari rumah warga. Sehingga panitia juga berjalan lumayan jauh untuk menuju
kandang ternak. Solusi: Untuk kondisi medan seperti Bawean dan jumlah ternak yang
banyak serta menyebar, diharap dari panitia ada yang mendampingi sebagai transport
yang stand by mengantar dari kandang ke kandang., sehingga waktu dan target tercapai.
Peternak jangan dipaksa untuk membawa ternaknya berkumpul pada satu tempat,
karena dapat menyebabkan hewan ternak stress dan kemungkinan besar lebih sulit
untuk dilakukan injeksi vitamin. Sebaiknya panitia yang mendatangi kandang-kandang
ternak karena pada dasarnya ternak yang berada di kandang jauh lebih mudah ditangani
daripada ternak yang yang dibawa ke tanah lapang yang luas.
Karena lokasi kandang yang menyebar dan target yang banyak, tidak mungkin untuk
memberi vitamin dalam satu hari saja pada satu desa. Solusi: Sebaiknya dialokasikan
waktu sekitar 2-3 jam setiap hari selama baksos demi tercapainya target.
Jumlah panitia FKH yang menyuntik langsung masih kurang bila ingin mencapai target.
Solusi: Sebaiknya jumlah panitia FKH diperbanyak, setidaknya 6 orang, mengingat
jumlah target ternak yang banyak dan mungkin juga bisa mengundang dosen dari FKH
untuk ikut serta.
EVALUASI PEMBERIAN VITAMIN TERNAK DI GUNUNGTEGUH; SENIN, 16 AGUSTUS 2014; PUKUL
09.00
LOKASI PENYULUHAN: KANDANG KE KANDANG TERNAK WARGA GUNUNGTEGUH
DURASI PENYULUHAN: 240 MENIT
JUMLAH PESERTA: 62 TERNAK SAPI
DESKRIPSI ACARA
Kurang lebih sama dengan pemberian vitamin di Tanjungkima.
PERMASALAHAN ACARA
Kurang lebih sama dengan permasalahan pemberian vitamin di Tanjungkima.
SARAN SECARA KESELURUHAN:
Berikan waktu untuk survey minimal H-1 untuk tiap acara, agar panitia dari FKH lebih
mengetahui kondisi lapangan dan menentukan masalah, sehingga dapat menyajikan
materi yang sesuai dengan masalah yang dihadapi warga.
Target jumlah ternak yang diberi vitamin sebaiknya disurvey dengan lebih teliti sebelum
acara baksos diadakan, karena target dari Tanjungkima adalah 200 ternak dan
Gunungteguh 150 ternak, dan jumlah hewan ternak yang berhasil disuntik oleh panitia
dari kedua desa tersebut bahkan tak mencapai separuh dari target, padahal panitia
sudah berkeliling jauh untuk mencari hewan ternak.
Sebaiknya pemberian vitamin tidak satu hari saja, lebih baik tiap hari selama baksos,
supaya panitia dari FKH juga tidak terlalu banyak menganggur.
Warga Kumalasa bertanya mengapa di desa Kumalasa tidak diadakan penyuntikan
vitamin seperti di Tanjungkima, padahal menurut mereka di Kumalasa juga banyak
warga yang mempunyai hewan ternak. Sebaiknya pada baksos berikutnya juga diadakan
pemberian vitamin hewan ternak di desa Kumalasa.