Fister Lab 3

10
Laporan Praktikum Dasar Fisiologi Ternak. No. 3 :1-6 (Halaman) MENENTUKAN KADAR HEMOGLOBIN DAN NILAI HEMATOKRIT DAN MENGHITUNG SEL DARAH MERAH DAN SEL DARAH PUTIH Andi Sukma Indah*, Musdalifa Mansur ** * Peserta Praktikum Dasar Fisiologi Ternak, Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin ** Staf Asisten Laboratorium Dasar Fisiologi Ternak, Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin ABSTRAK Pratikum ini bertujuan untuk mengetahui kadar hemoglobin dalam darah manusia, menentukan persentase sel-sel darah dalam darah dan menentukan jumlah sel darah merah (eritrosit) dan sel darah putih (leukosit) per µl. Kadar hemoglobin menggunakan metode Sahli berdasarkan prinsip pembuatan larutan asam hematin dan kertas skala, nilai hematokrit menggunakan metode mikro- hematokrit dari Van Allen dengan cara mensentrifuge darah dalam tabung hematokrit yang telah dikalibrasi, menghitung jumlah sel darah merah dan menghitung jumlah sel darah putih. Hasil dari praktikum ini adalah kadar hemoglobin pada laki-laki itu lebih tinggi dibanding kadar hemoglobin pada perempuan, pada nilai hematokrit laki-laki memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan perempuan, diperoleh jumlah sel darah merah praktikan yaitu 9.800.000/µl, sedangkan jumlah sel darah putih pada praktikan yang diperoleh yaitu 320/µl. Kata Kunci: Hemoglobin, Hematokrit, Eritrosit, Leukosit PENDAHULUAN Darah adalah jaringan tubuh yang berbeda dengan jaringan tubuh lain, berada dalam konsistensi cair, beredar dalam suatu system tertutup yang dinamakan pembuluh darah dan menjalankan fungsi transport berbagai bahan serta fungsi homeostasis. Darah terdiri atas dua bagian. Bahan interseluler adalah cairan yang disebut plasma dan didalamnya terdapat unsur-unsur padat, yaitu sel darah. Volume darah kira-kira merupakan satu per dua belas berat badan atau kira-kira 5 liter. Sekitar 55%nya adalah cairan, sedangkan 45% sisanya terdiri atas sel darah merah. Hemoglobin merupakan suatu zat organic yang terdapat dalam sel darah merah yang berfungsi untuk mengikat oksigen dalam darah. Hemoglobin merupakan zat yang menentukan warna pada darah. Darah yang mengandung banyak hemoglobin 1

description

MENENTUKAN KADAR HEMOGLOBIN DAN NILAI HEMATOKRIT DAN MENGHITUNG SEL DARAH MERAH DAN SEL DARAH PUTIH

Transcript of Fister Lab 3

Page 1: Fister Lab 3

Laporan Praktikum Dasar Fisiologi Ternak. No. 3 :1-6 (Halaman)

MENENTUKAN KADAR HEMOGLOBIN DAN NILAI HEMATOKRIT DAN MENGHITUNG SEL DARAH MERAH DAN SEL DARAH PUTIH

Andi Sukma Indah*, Musdalifa Mansur**

* Peserta Praktikum Dasar Fisiologi Ternak, Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin**Staf Asisten Laboratorium Dasar Fisiologi Ternak, Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin

ABSTRAKPratikum ini bertujuan untuk mengetahui kadar hemoglobin dalam darah manusia,

menentukan persentase sel-sel darah dalam darah dan menentukan jumlah sel darah merah (eritrosit) dan sel darah putih (leukosit) per µl. Kadar hemoglobin menggunakan metode Sahli berdasarkan prinsip pembuatan larutan asam hematin dan kertas skala, nilai hematokrit menggunakan metode mikro-hematokrit dari Van Allen dengan cara mensentrifuge darah dalam tabung hematokrit yang telah dikalibrasi, menghitung jumlah sel darah merah dan menghitung jumlah sel darah putih. Hasil dari praktikum ini adalah kadar hemoglobin pada laki-laki itu lebih tinggi dibanding kadar hemoglobin pada perempuan, pada nilai hematokrit laki-laki memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan perempuan, diperoleh jumlah sel darah merah praktikan yaitu 9.800.000/µl, sedangkan jumlah sel darah putih pada praktikan yang diperoleh yaitu 320/µl.

Kata Kunci: Hemoglobin, Hematokrit, Eritrosit, Leukosit

PENDAHULUAN

Darah adalah jaringan tubuh yang berbeda dengan jaringan tubuh lain, berada dalam konsistensi cair, beredar dalam suatu system tertutup yang dinamakan pembuluh darah dan menjalankan fungsi transport berbagai bahan serta fungsi homeostasis.

Darah terdiri atas dua bagian. Bahan interseluler adalah cairan yang disebut plasma dan didalamnya terdapat unsur-unsur padat, yaitu sel darah. Volume darah kira-kira merupakan satu per dua belas berat badan atau kira-kira 5 liter. Sekitar 55%nya adalah cairan, sedangkan 45% sisanya terdiri atas sel darah merah.

Hemoglobin merupakan suatu zat organic yang terdapat dalam sel darah merah yang berfungsi untuk mengikat oksigen dalam darah. Hemoglobin merupakan zat yang menentukan warna pada darah. Darah yang mengandung banyak hemoglobin akan terlihat berwarna merah cerah, sedangkan darah yang kekurangan hemoglobin akan terlihat berwarna merah gelap. Hal inilah yang melatarbelakangi praktikum menentukan kadar hemoglobin dan nilai hematokrit dan menghitung sel darah merah dan sel darah putih.

MATERI DAN METODE

Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu mikroskop, lancet pen, glass obyek, cover glass, tabung wintrobe, centrifuge, haemoglobinometer, tabung sahli dan raknya, haemocyotometer lengkap (terdiri dari 2 pipet dan 1 buah kamar hitung) dan pipet tetes.

Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu sampel darah praktikan, wax (malam), HCl 0,1 N, kertas skala Hb, pipa kapiler, larutan hayen dan turk, aquades, alcohol 70% dan kapas.

Metodologi

Menentukan Kadar Hemoglobin

Menentukan kadar hemoglobin di gunakan dua cara yaitu dengan cara sahli dan dengan menggunakan kertas skala. Menggunakan cara sahli yaitu mengisi ke dalam tabung Sahli HCL 0,1 N sampai garis bawah (tanda 2 gsm), mengisap darah dari di ujung jari dengan pipa haemometer sampai garis 20 cmm, menyeka darah yang berceceran diujung pipet dan mencatat

1

Page 2: Fister Lab 3

Andi Sukma Indah - I111 12 275

waktunya, lalu menyegerakan meniup darah tadi masuk kedalam tabung (hati-hati agar tidak terjadi gelembung udara), mengangkat pipet sedikit lalu mengisap asam HCL yang jernih 2-3 kali untuk membersihkan darah dalam pipet, mengocok tabung haemometer dan membiarkan selama 10 menit hingga terbentuk warna coklat. Masukkan aquades setetes demi setetes sambil diaduk sampai warnanya sama dengan warna tabung kaca standar yang ada pada alat haemometer. Membaca sampai dimana tinggi miniskus cairan pada garis skala yang terdapat pada sisi tabung. Menetapkan kadar Hb dalam garis per seratus ml darah (satuan: mgm Hb/100 ml darah). Menggunakan metode kertas skala pertama-tama membersihkan ujung jari dengan alkohol 70%, kemudian menusuk jari dengan menggunakan lancet pen lalu darah yang keluar dari ujung jari teteskan diatas kertas saring, angina-anginkan sebentar lalu mengukur dengan kertas skala, kemudian mencatat berapa persentasenya.

Menentukan Nilai Hematokrit

Menempatkan ujung pipa kapiler pada tempat perlakuan (ujung jari). Biarkan darah masuk dengan sendirinya sampai 4/5 bagian dari panjang pipa. Menutup ujung pipa tadi dengan malam (wax), selanjutnya memusingkan dengan mikro-centrifuge selama 10 menit. Mambaca hasilnya dalam satuan % pada skala mikro-hematokrit.

Menghitung Sel Darah Merah

Mengisap darah dengan pipet sel darah merah sampai angka 0,5 atau sampai angka 1,0 bila pasien sangat anemia, kemudian mengisap larutan Hayen sampai angka 101 (larutan Hayen terdiri atas Mercury Chlorida 0,5 gram, Natrium Sulfat 5 gram, Natrium Chlorida 1gram dan Aquadestila 100 ml). Melepaskan pembuluh karet daripipet, memegang pipet dengan ibu jari dan telunjuk, dan mengocok dengan hati-hati (membuat angka 8) selama 1-2 menit. Sebelum meneteskan ke dalam kamar hitung (counting chamber), membuang lima tetes darah dari pipa kapiler, membersihkan kamar hitung (counting chamber) terlebih dahulu dan memeriksa kaca penutup harus rapat di atas

arloji. Dengan kemiringan pipet 30-35º, meletakkan ujung pipet di atas kamar hitung (counting chamber) pada pinggir kaca penutup. Membiarkan kamar hitung (counting chamber) terisi cairan perlahan-lahan dengan daya kapileritasnya sendiri, dan mengulang hal ini bila mana kamar hitung (counting chamber) tidak terisi seluruhnya, atau tidak terisi rata atau bila cairan melimpah masuk ke dalam saluran glass obyek, atau bila terdapat kotoran atau gelembung udara di bawah kaca penutup. Menghapus kelebihan cairan ditepi kaca penutup dengan jari penutup tak bergeser, membiarkan kamar hitung (counting chamber) tersebut selama 2-3 menit agar sel-sel darah mengendap dan tetap tempatnya. Periksa dibawah mikroskop dengan pembesaran besar. Melakukan perhitungan sel darah merah yang terdapat pada lima buah kotak yang bertanda “R”. Sel darah merah yang terletak dan menyinggung garis batas sebelah kiri dan atas dihitung, sedangkan yang terletak dan menyinggung garis batas kanan dan bawah tidak dihitung. Jumlah sel darah merah yang diperoleh pada lima kotak dikalikan dengan angka 10.000, bila pengenceran 200 kali dan dikalikan dengan 5000 bila pengenceran 100 kali.

Menghitung Sel Darah Putih

Mengisap darah dengan pipet sampai angka 0,5 kemudian mengisap larutan Turk sampai angka 11 dengan hati-hati (larutan Turk terdiri atas Glacial Acetic Acid 2ml, Gentian Violet 1% aquades 1ml dan Aquadestila 100ml). melepaskan pembuluh karet dari pipet, memegang pipet dengan ibu jari dan telunjuk, dan mengocok dengan hati-hati (membuat angka 8) selama 1-2 menit. Sebelum meneteskan ke dalam kamar hitung (counting chamber), membuang lima tetes darah dari pipa kapiler, membersihkan kamar hitung (counting chamber) terlebih dahulu dan memeriksa kaca penutup harus rapat di atas arloji. Dengan kemiringan pipet 30-35º, meletakkan ujung pipet di atas kamar hitung (counting chamber) pada pinggir kaca penutup. Membiarkan kamar hitung (counting chamber) terisi cairan perlahan-lahan dengan daya kapileritasnya sendiri, dan mengulang hal ini bila mana kamar hitung (counting chamber) tidak terisi seluruhnya, atau tidak

2

Page 3: Fister Lab 3

Andi Sukma Indah - I111 12 275

terisi rata atau bila cairan melimpah masuk ke dalam saluran glass obyek, atau bila terdapat kotoran atau gelembung udara di bawah kaca penutup. Menghapus kelebihan cairan di tepi kaca penutup dengan jari penutup tak bergeser, membiarkan kamar hitung (counting chamber) tersebut selama 2-3 menit

agar sel-sel darah mengendap dan tetap tempatnya. Memeriksa dibawah mikroskop dengan pembesaran besar. Melakukan perhitungan sel darah putih yang terdapat dalam empat kotak persegi bertanda “W”. Setiap kotak W luasnya 1 mm persegi yang dibagi lagi dalam 16 kotak kecil.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kadar HaemoglobinBerdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil Pengamatan Kadar Haemoglobin Cara Sahli dan Kertas HemoglobinNo Metode Kelompok Jenis Kelamin

♂ ♀1.

Cara Sahli

I 11,6g/dl 16,8 g/dl2. II 11,6 g/dl 16,8 g/dl3. III 23,8 g/dl 22,4 g/dl4. IV 9,8 g/dl 11,2 g/dl5. V - 28 g/dl6. VI 17,5 g/dl 15,4 g/dl7.

Kertas Hb

I 60 % 60 %8. II 70 % 80 %9. III 70 % 80 %10. IV 70 % 80 %11. V 90 % 70 %12. VI 70 % 60 %

Sumber: Data Hasil Praktikum Laboratorium Fisiologi Ternak, 2013.

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil yaitu pada percobaan menentukan kadar hemoglobin dalam darah pada laki-laki dengan cara sahli rata-rata lebih tinggi dibandingkan kadar hemoglobin perempuan. Sedangkan pada saat menggunakan kertas skala Hemoglobin, rata-rata kadar hemoglobin perempun lebih tinggi dibandingkan kadar hemoglobin pada laki-laki. Perbedaan ini terjadi karena adanya pengaruh jenis kelamin dan usia. Hal ini sesuai dengan pendapat Coles (1974) bahwa kadar hemoglobin dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah umur, jenis kelamin, serta nutrisi makanan yang dimakan. Semakin berkualitas makanan yang dimakan, nutrisi yang dapat digunakan pun tercukupi sehingga darah mengandung kadar

hemoglobin standard. Perempuan memiliki kadar hemoglobin maksimal yang sedikit lebih kecil dibandingkan dengan lelaki namun tidak terlalu bermakna. Perbedaan mendasar adalah laki-laki mempunyai ukuran tubuh lebih besar. Faktor lain yang juga berpengaruh adalah kadar hemoglobin, sebagian besar perempuan mempunyai kadar hemoglobin lebih rendah daripada laki-laki dan biasanya aktivitas fisik perempuan lebih rendah. Dalam kondisi tertentu perempuan mungkin memiliki kadar hemoglobin maupun kadar lemak mendekati laki-laki sehingga kadar hemoglobin maks perempuan juga bisa mendekati laki-laki. Perbedaan kadar hemoglobin ini juga dapat disebabkan oleh berbagai faktor, bisa karena aktifitas, nutrisi.

B. Nilai HematokritBerdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 2. Hasil Pengamatan Nilai Hematokrit

3

Page 4: Fister Lab 3

Andi Sukma Indah - I111 12 275

No. Kelompok Jenis Kelamin♂ ♀

1. I 60 % 60 %2. II 63 % 43 %3. III 54 % 42 %4. IV 63 % 57 %5. V 53 % 13 %6. VI 42 % 54 %

Sumber: Data Hasil Praktikum Laboratorium Fisiologi Ternak, 2013

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, diperoleh hasil yaitu pada percobaan menentukan nilai hematokrit dalam darah pada laki-laki rata-rata lebih tinggi dibandingkan kadar nilai hematokrit pada perempuan. Hal ini sesuai dengan pendapat Anonim (2013) yang menyatakan bahwa nilai hematokrit dipengaruhi oleh jenis kelamin, spesies, jumlah sel darah merah, aktivitas dan keadaan patologis. Jumlah sel darah merah pada pria lebih banyak jika dibandingkn dengan wanita, apabila jumlah sel darah merah meningkat atau banyak maka jumlah nilai hematokrit juga akan mengalami peningkatan. Selain itu ketinggian tempat juga mempengaruhi nilai hematokrit, karena pada

tempat yang tinggi seperti pegunungan kadar oksigen dalam udara berkurang sehingga oksigen yang masuk ke dalam paru-paru berkurang, oleh karena itu supaya terjadi keseimbangan maka sumsung tulang belakang memproduksi sel-sel darah merah dalam jumlah yang banyak. Nilai hematokrit disebut dengan %, nilai normal hematocrit untuk laki-laki 40-48 volume %, dan untuk perempuan 37-43 volume %. Dengan demikian kadar hematokrit dipergunakan untuk mendiagnosis anemia Penentuan Ht mudah dan murah dilakukan serta teliti dalam mendiagnosis anemia sehingga sangat fleksibel dilakukan di lapangan baik untuk keperluan rutin maupun penelitian (Akhyar, 2010).

C. Menghitung Sel Darah MerahBerdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:

Gambar 1. Hasil Pengamatan Perhitungan Sel Darah MerahLabiratorium Fisiologi TernakFakultas PeternakanUniversitas HasanuddinMakassar2013

Kamar Hitung Cara PerhitunganDiketahui: R1 = 202

R2 = 190R3 = 210R4 = 181R5 = 197

Penyelesaian:N = R1+R2+R3+R4+R5

=

4

Page 5: Fister Lab 3

Andi Sukma Indah - I111 12 275

= 980SDM = 980 × 10.000

= 9.800.000/µl

Keterangan : Preparat Darah ManusiaPembesaran : 40×Sumber : Data Hasil Praktikum Laboratorium Fisiologi Ternak, 2013

Berdasarkan hasil praktikum menghitung jumlah sel darah merah dalam darah diperoleh jumlah sel darah merah sebanyak 9,88 X 106/µl dinyatakan tidak normal karena jumlah sel darah merah normal pada manusia adalah 4.000.000/µl –5.250.000/µl. Hal ini sesuai dengan pendapat Anonima (2010) yang menyatakan bahwa jumlah sel darah merah normal pada pria yaitu 5.200.000/µl dan pada wanita yaitu 4.700.000/µl, dimana setiap sel darah merah manusia memiliki diameter sekitar 7,5 μm dan

tebal 2 μm. Menurut Frandson (1992) bahwa faktor-faktor yang menyebabkan peningkatan dan penurunan jumlah sel darah merah pada seseorang dapat terjadi karena orang tersebut menderita anemia atau hemokonsentrasi. Hemokonsentrasi disebabkan oleh penurunan jumlah air yang diminum atau banyaknya jumlah air yang diminum. Sedangkan anemia disebabkan oleh karena sel darah yang fungsional atau hemoglobin jauh dibawah normal.

D. Menghitung Sel Darah PutihBerdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:

Gambar 2. Hasil Pengamatan Perhitungan Sel Darah PutihLabiratorium Fisiologi TernakFakultas PeternakanUniversitas HasanuddinMakassar2013

Kamar Hitung Cara PerhitunganDiketahui: W1 = 8

W2 = 30W3 = 6W4 = 20

Penyelesaian:N = W1+ W2 + W3 + W4

= 8 + 30 + 6 + 20= 64

SDM = 64 × 50= 320/µl

Keterangan : Preparat Darah ManusiaPembesaran :10×Sumber :Data Hasil Praktikum Laboratorium Fisiologi Ternak, 2013

5

Page 6: Fister Lab 3

Andi Sukma Indah - I111 12 275

Berdasakan data diketahui bahwa jumlah sel darah putih pada manusia yaitu 3.200 µl. Dari data di atas diketahui bahwa jumlah sel darah putih pada manusia di atas normal, karena jumlah sel darah putih yang normal pada manusia berkisar antara 5000-7000/µl. Hal ini sesuai dengan pendapat Anonimb (2010) bahwa jumlah leukosit pada pada manusia khususnya orang dewasa kira-kira 7000 sel darah putih per µl. Persentase normal berbagai jenis sel darah putih (leukosit) meliputi Granulosit (Neutrofil 62,0%, Eosinofil 2,3%, Basofil 0,4%) dan Agranulosit (Limfosit 30,0%, Monosit 5,3%) yang total keseluruhan 100%. Menurut Anonimc (2010) bahwa sel darah putih jauh lebih besar daripada sel darah merah. Jumlahnya dalam setiap 1 cm kubik darah adalah 4.000 sampai 10.000 sel. Hal ini sesuai dengan pendapat Anonim (2010) bahwa jumlah leukosit pada pada manusia khususnya orang dewasa kira-kira 7000 sel darah putih per millimeter kubik darah dan pada jumlah sel darah merah (Sdm) normal pada pria (♂) yaitu 5.200.000/µl dan pada wanita (♀) yaitu 4.700.000/µl, dimana setiap sel darah merah manusia memiliki diameter sekitar 7,5 μm dan tebal 2 μm.

KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa kadar hemoglobin pada laki-laki itu lebih tinggi dibanding kadar hemoglobin pada perempuan. Sedangkan pada nilai hematokrit, laki-laki juga memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan perempuan, dimana nilai hematokrit disebut dengan %, nilai normal untuk laki-laki 40-48 vol%, dan untuk perempuan 37-43 vol%. Dari hasil praktikum dinyatakan bahwa jumlah sel darah merah pada sampel tidak normal karena jumlah sel darah merah normal pada pria yaitu 5.200.000/µl dan pada wanita yaitu 4.700.000/µl. Sedangkan untuk sel darah putih dinyatakan tidak normal karena jumlah sel darah putih yang normal pada manusia berkisar antara 5000/µl -7000/µl

DAFTAR PUSTAKA

Anonima. 2010. Sel Darah Merah. http://liemachmad.wordpress.com/. Diakses pada tanggal 2 oktober 2013.

Anonimb. 2010. Leukosit. http://sister-blogspot.com. Diakses pada tanggal 2 oktober 2013.

Anonimc. 2010. Sel Darah Putih.  http://wikipedia.com. Diakses pada tanggal 2 oktober 2013. 

Anonim. 2013. Nilai Hematokrit dalam Darah. http://kutukuliah.blog-spot.com/2013/08/nilai-hematokrit--darah.html#chitika_closebutton. Diakses pada tanggal 2 oktober 2013.

Akhyar. 2010. Hematokrit. http://yayana-khyar.wordpress.com/2010/04/18/menghitung-hematokrit/. Di-akses pada tanggal 2 oktober 2013.

Coles, E.H. 1974. Veterian Clinical Pathologi 2nd Edition W. B. Sounders Co. Philadelphia.

Frandson, R. D. 1992. Anatomi dan Fisiologi ternak. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

6

Page 7: Fister Lab 3

Andi Sukma Indah - I111 12 275

7