Kelompok 3 Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Di Lab

23
MAKALAH KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Teknik Laboratorium Disusun Oleh: Kelompok 3 Rita Khairani 14042059 Devi Rahmawati 14042012 Fauziah 14042017 Putri Rahmi Aulia 14042047 Rika Malia 14042094 Juliana Sari 14042026 Program Studi : Pendidikan Biologi Semester/Unit : IV/3 Dosen Pengampu : Mauliza, M.Pd

description

keselataman laboratorium

Transcript of Kelompok 3 Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Di Lab

MAKALAHKESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

DI LABORATORIUM

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu TugasMata Kuliah Teknik Laboratorium

Disusun Oleh:

Kelompok 3

Rita Khairani 14042059

Devi Rahmawati 14042012

Fauziah 14042017

Putri Rahmi Aulia 14042047

Rika Malia 14042094

Juliana Sari 14042026

Program Studi : Pendidikan Biologi

Semester/Unit : IV/3

Dosen Pengampu : Mauliza, M.Pd

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

UNIVERSITAS SAMUDRA

2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah, atas limpahan rahmat dan

hidayahnya penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “Kesehatan dan

Keselamatan Kerja di Laboratorium”. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas

mata kuliah Teknik Laboratorium.

  Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna,

baik dari segi penyusunan, bahasa, ataupun penulisannya. Oleh karena itu penulis

mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari dosen

mata kuliah guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi penulis untuk lebih

baik  di masa yang akan datang.

 

Langsa, April 2016

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………….........................................................................i

DAFTAR ISI…………….......................................................................................ii

BAB I: PENDAHULUAN…………….................................................................1

1.1. Latar Belakang...................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah..............................................................................1

1.3. Tujuan................................................................................................2

BAB II: PEMBAHASAN.......................................................................................3

2.1. Pengertian dan Tujuan Keselamatan Kerja di Laboratorium.............3

2.2. Penyebab Kecelakaan Kerja................................................................4

2.3. Usaha Pencegahan Kecelakaan Kerja.................................................4

2.4. Penyakit Infeksi yang Disebabkan oleh Kecelakaan Kerja

di Laboratorium dan Cara Penanggulangannya.........................................5

2.5. Alat Perlindungan Diri......................................................................10

BAB III: PENUTUP.............................................................................................12

3.1. Kesimpulan......................................................................................12

3.2. Saran................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Laboratorium merupakan sarana untuk melaksanakan kegiatan penelitian ilmiah guna meningkatkan keterampilan pemakaian dan pemanfaatan alat-alat laboratorium. Laboratorium dengan segala kelengkapan peralatannya yang berpotensi menimbulkan bahaya kepada penggunanya.

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan perlindungan tenaga kerja dari segala aspek yang berpotensi membahayakan dan sumber yang berpotensi menimbulkan penyakit akibat dari jenis pekerjaan tersebut, pencegahan kecelakaan dan penserasian peralatan kerja, dan karakteristik pekerja serta orang yang berada di sekelilingnya. Tujuannya agar tenaga kerja mencapai ketahanan fisik, daya kerja, dan tingkat kesehatan yang tinggi sehingga menciptakan kenyamanan kerja dan keselamatan kerja yang tinggi. Tidak ada sesuatu pun di tempat kerja yang terjadi secara kebetulan tetapi karena ada alasan-alasan yang jelas dan dapat diperkirakan sebelumnya. Pengawasan terhadap alat maupun terhadap pekerja harus dilakukan secara teratur dan berkesinambungan.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut:

a. Apa pengertian dan tujuan kesehatan dan keselamatan kerja di

laboratorium?

b. Apa penyebab kecelakaan kerja?

c. Bagaimana usaha pencegahan keselamatan kerja?

d. Apa penyakit infeksi yang disebabkan oleh kecelakaan kerja di

laboratorium?

e. Apa saja yang termasuk APD?

1.3. Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut:

a. Mengetahui pengertian dan tujuan kesehatan dan keselamatan kerja di

laboratorium.

b. Mengetahui penyebab kecelakaan kerja.

c. Mengetahui usaha pencegahan keselamatan kerja.

d. Mengetahui penyakit infeksi yang disebabkan oleh keselamatan kerja di

laboratorium.

e. Mengetahui APD.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian dan Tujuan Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu

bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari

pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi atau bebas dari

kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat

meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja (Restuati, 2011).

Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian

materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses

produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan

berdampak pada masyarakat luas.

Di sisi lain laboratorium merupakan tempat yang sangat mengerikan.

Karena di dalam laboratorium berisi berbagai alat dan bahan kimia yang sangat

potensial menimbulkan bahaya. Kemungkinan bahaya tersebut di antaranya

adalah akibat adanya bahan-bahan kimia yang bersifat karsinogenik (dapat

menyebabkan kanker) baik karena uapnya atau karena paparan bahan tertentu

di kulit, bahaya kebakaran, bahaya keracunan, serta pontensi bahaya lainnya. 

Adapun tujuan keselamatan kerja sebagai berikut:

a. Melindungi laboran/analis atau tenaga kerja lainnya atas hak

keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan

meningkatkan produksi serta produktivitas.

b. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di laboratorium.

c. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.

d. Dengan tingkat keselamatan kerja yang tinggi, kecelakaan-kecelakaan yang

menjadi sebab sakit, cacat dan kematian dapat dikurangi atau ditekan

sekecil-kecilnya, sehingga pembiayaan yang tidak perlu dapat dihindari.

2.2. Penyebab Kecelakaan Kerja

Berikut ini penyebab terjadinya kecelakaan kerja sebagai berikut:

a. Bahan kimia yang mempunyai sifat mudah meledak, mudah terbakar,

korosif, karsinogenik, dan beracun. Contohnya terkena larutan asam, logam

kalium dan natrium, bromin dan phospor.

b. Alat-alat gelas yang mudah pecah dan dapat mengenai tubuh kita.

c. Alat-alat listrik seperti kompor listrik, oven, lampu pemanas, lampu UV dan

lain sebagainya, yang menyebabkan terjadinya sengatan listrik.

2.3. Usaha Pencegahan Kecelakaan Kerja

Usaha pencegahan harus dilakukan sedini mungkin, karena mencegah

lebih baik daripada mengobati. Berikut ini usaha pencegahan kecelakaan kerja

sebagai berikut:

a. Tahap persiapan

1) Mengetahui secara pasti (tepat dan akurat) apa yang akan dikerjakan

pada acara praktikum, dengan mambaca petunjuk praktikum,

mengetahui tujuan dan cara kerja serta bagaimana data percobaan akan

diperoleh, mengetahui hal-hal atau tindakan yang harus dihindarkan,

misalnya menjauhkan bahan yang mudah terbakar dengan sumber api,

membuang sampah dan limbah praktikum pada tempat yang telah

ditentukan dan sebagainya.

2) Mengetahui sifat-sifat bahan yang akan digunakan apakah bersifat

mudah terbakar, bersifat racun, karsinogenik atau membahayakan dan

sebagainya, sehingga dapat terhindar dari potensi bahaya yang dapat

ditimbulkan dari bahan kimia yang digunakan.

3) Mengetahui alat dan bagaimana merangkai alat serta cara kerja alat

yang akan digunakan.

4) Mempersiapkan peralatan pelindung tubuh seperti, jas laboratorium

berwarna putih lengan panjang, kacamata, sarung tangan karet, sepatu,

masker, dan sebagainya sesuai kebutuhan praktikum.

b. Tahap pelaksanaan

1) Mengenakan peralatan pelindung tubuh dengan baik.

2) Mengambil dan memeriksa peralatan dan bahan yang akan digunakan.

3) Merangkai alat yang digunakan dengan tepat, dan mengambil bahan

kimia secukupnya. Penggunaan bahan kimia jangan sampai

berlebihan  karena dapat menyebabkan pencemaran lingkungan.

4) Membuang sisa percobaan pada tempatnya sesuai dengan sifat sisa

bahan yang digunakan.

5) Bekerja dengan tertib, tenang dan tekun, catat data-data yang

diperlukan.

c. Tahap pasca pelaksanaan

1) Kembalikan peralatan dan bahan yang digunakan sesuai posisi

semula.

2) Hindarkan bahaya yang mungkin terjadi dengan mematikan peralatan

listrik, kran air, menutup tempat bahan kimia dengan rapat (dengan

tutupnya semula).

3) Bersihkan tempat atau meja yang digunakan untuk bekerja.

4) Keluarlah dari laboratorium dengan tertib (Koballa, 2010).

2.4. Penyakit Infeksi yang Disebabkan oleh Kecelakaan Kerja di

Laboratorium dan Cara Penanggulangannya

Berikut ini penyakit akibat kecelakaan (PAK) sebagai berikut:

a. Keracunan

Keracunan sebagai akibat penyerapan bahan-bahan kimia beracun atau toksik,

seperti ammonia, karbon monoksida, benzene, kloroform, dan sebagainya.

Keracunan dapat berakibat fatal ataupun gangguan kesehatan. Keracunan dapat

menunjukkan efek dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Pengaruh

jangka panjang seperti pada penyakit hati, kanker, dan asbestois (penyakit

akibat akumulasi penyerapan bahan kimia toksik dalam jumlah kecil tetapi

terus-menerus). Pertolongan pertama pada kecelakaan keracunan bahan kimia

sebaiknya dilakukan jika dokter belum juga tiba di lokasi keracunan tersebut.

Adapun cara mengatasi keracunan bahan kimia sebagai awal adalah

pencegahan kontak bahan kimia dengan tubuh secepat mungkin. Langkah-

langkah untuk melakukannya adalah sebagai berikut:

1) Cucilah bahan kimia yang masih kontak dengan tubuh (kulit, mata dan

organ tubuh lainnya).

2) Usahakan penderita keracunan tidak kedinginan.

3) Jangan memberikan minuman beralkohol kepada penderita karena akan

mempercepat penyerapan racun di dalam tubuh

4) Jika sukar bernafas, bantu dengan pernafasan dari mulut ke mulut.

5) Segera bawa ke rumah sakit.

Cara mengatasi keracunan bahan kimia juga dapat dilakukan dengan

beberapa langkah lain jika bahan kimia racun tersebut masuk melalui mulut,

kulit atau keracunan akibat adanya gas yang beracum beredar di sekeliling kita.

Cara mengatasi keracunan bahan kimia jika bahan racun masuk melalui mulut :

1) Berilah minum berupa air atau susu 2 hingga 4 gelas.

2) Jika korban keracunan sedang dalam keadaan pingsan, jangan memasukkan

sesuatu (berupa makanan/minuman) melalui mulutnya.

3) Masukkan jari telunjuk ke dalam mulut korban sambil menggerak-gerakkan

jari di bagian pangkal lidah dengan tujuan agar si korban muntah

4) Jangan melakukan poin di atas jika korban keracunan minyak tanah, bensin,

alkali atau asam.

5) Berilah 1 sendok antidote dan segelas air hangat kepada korban. 

Antidote itu dalam keadaan serbuk dan terbuat dari 2 bagian arang aktif, 1

bagian magnesium oksida dan 1 bagian asam tannat.

Cara mengatasi keracunan bahan kimia jika bahan racun melalui kulit :

1) Cucilah bagian tubuh yang terkena bahan kimia dengan air bersih

sedikitnya selama 15 menit.

2) Lepaskan pakaian yang terkena bahan kimia.

3) Jangan mengoleskan minyak, mentega atau pasta natrium bikarbonat,

kecuali untuk keracunan yang lebih tinggi/tertentu lainnya.

Cara mengatasi keracunan bahan kimia jika bahan racun berupa gas :

1) Untuk keracunan bahan kimia berupa gas maka sebaiknya memberikan

udara segar sebaik-baiknya. Pencegahan keracunan bahan kimia berupa gas

sebaiknya sejak awal menggunakan masker. Sebab gas berupa klorin,

hidrogen sulfida, hidrogen sianida adalah bahan kimia gas yang sangat

beracun.

b. Luka Bakar

Luka bakar merupakan akibat kurang hati-hati dalam menangani pelarut-

pelarut organik yang mudah terbakar seperti eter, aseton, alkohol, dan

sebagainya. Hal yang sama dapat diakibatkan oleh peledakan bahan-bahan

reaktif seperti peroksida dan peklorat. Pertolongan pertama pada luka bakar

adalah:

1) Bila mungkin segera bawa korban ke rumah sakit, apabila tidak mungkin

dilakukan, rendam bagian tubuh yang terbakar dalam wadah berisi air

dingin.

2) Apabila luka bakar luas atau derajat berat dilakukan:

Jangan tarik/menarik pakaian yang melekat di luka

Jangan memberi minyak gosok, pelumas, odol atau antiseptik

Jangan memecah lepuh

Jangan menolong sendiri, kirim ke rumah sakit

Bila korban sadar berikan minum larutan garam (1/4 sendok teh tiap

gelas 200cc), berikan satu gelas tiap jam.

3) Luka bakar akibat terkena larutan asam

Kulit segera dihapuskan dengan kapas atau lap halus

Dicuci dengan air mengalir sebanyak-banyaknya 

Cuci dengan 1% Na2CO3, kemudian bilas kembali dengan air.

Keringkan dan olesi dengan salep levertran.

4) Luka bakar akibat terkena logam natrium atau kalium

Logam yang nempel segera diambil 

Kulit dicuci dengan air mengalir kira-kira selama 15-20 menit 

Netralkan dengan larutan 1% asam asetat 

Dikeringkan dan olesi dengan salep levertran atau luka ditutup dengan

kapas steril atau kapas yang telah dibasahi asam pikrat.

5) Luka bakar akibat terkena bromine

Segera dicuci dengan larutan amonia encer 

Luka tersebut ditutup dengan pasta Na2CO3.  

6) Luka bakar akibat terkena phospor  

Kulit yang terkena segera dicuci dengan air sebanyak-banyaknya 

Kemudian cuci dengan larutan 3% CuSO4.

7) Luka bakar akibat benda panas

Diolesi dengan salep levertran 

Celupkan ke dalam air es secepat mungkin atau dikompres sampai

rasa nyeri agak berkurang.

c. Luka Kulit

Luka kulit sebagai akibat bekerja dengan gelas atau kaca ataupun karena

tertusuk benda tajam. Luka sering terjadi pada tangan atau mata karena

pecahan kaca. Pertolongan pertama pada luka karena tertusuk benda tajam:

Cabut benda tersebut dengan hati-hati

Desinfeksi luka

Beri obat pada luka dan beri pembalut pada luka agar tidak terkontaminasi

Laporkan pada petugas, jika luka terlalu parah cari pertolongan medis.

d. Kebakaran

Kebakaran dapat terjadi apabila suatu rekasi kimia antara bahan dengan oksigen

yang menghasilkan energi berupa panas dan cahaya (api). Panas akan merambat

ke sekelilingnya yang selanjutnya akan mempercepat pula kebakaran. Berikut ini

jenis-jenis kebakaran berdasarkan cara penanganannya:

- Jenis A merupakan jenis kebakaran yang melibatkan bahan-bahan biasa yang

mudah terbakar seperti kayu, kertas, karet dan plastik (mengandung karbon).

Untuk mengatasinya digunakan alat pemadam kebakaran air, serbuk kering

atau selimut api. Jangan menggunakan air jika resiko bahaya listrik.

- Jenis B merupakan jenis kebakaran yang melibatkan bahan yang mudah

terbakar, meliputi cairan, seperti minyak tanah, bensin, alkohol. Untuk

mengatasinya gunakan pemadam kebakaran jenis busa, cairan yang mudah

menguap, karbon dioksida, serbuk kering, selimut api atau pasir. Jangan

menggunakan busa bila ada kemungkinan resiko bahaya listrik, dan jangan

sekali-sekali menggunakan air.

- Jenis C bahan yang terbakar meliputi gas, misalnya metana, propana, acetilen,

dan butana. Untuk mengatasinya menutup zat yang dapat menimbulkan gas

yang mudah terbakar tersebut, dan dapat menggunakan pemadam kebakaran

jenis BCF.

- Jenis D kebakaran berasal dari logam (metal) yang mudah terbakar seperti

natrium, kalium, dan magnesium. Untuk cara mengatasinya dengan

menggunakan pasir atau selimut api.

e. Sengatan listrik

Terkena sengatan listrik sangat berbahaya dan dapat menyebabkan kematian

seketika. Arus listrik yang melewati tubuh akan merusak jaringan tubuh seperti saraf,

otot, serta dapat mengacaukan kerja jantung. Pada korban tersengat listrik korban

sering kali jatuh pingsan, mengalami henti napas, denyut jantung tak teratur atau bisa

jadi malah berhenti sama sekali, dan mengalami luka bakar yang luas. Berikut ini

penanganan korban yang tersengat listrik adalah :

Lihat keadaan sekitar dan kondisi korban

Perhatikan terlebih dahulu kondisi si korban dan sekitarnya. Lihat apakah korban

masih terhubung dengan aliran listrik atau tidak. Jangan terburu-buru langsung

menyentuh atau memegang si korban.

Matikan sumber lisrik

Cari sumber listriknya dan matikan. Jika tidak bisa, singkirkan sumber listrik

dari tubuh korban menggunakan benda yang tidak mengantarkan listrik, semisal

kayu, plastik, atau karet.

Pindahkan korban

Jika lokasi kejadian tidak aman, pindahkan korban ke tempat lain, lalu segera

bawa korban ke pusat layanan medis terdekat. Bisa juga dengan menghubungi

nomor darurat agar si korban dijemput.

Lakukan perawatan

Sambil menuju atau menunggu bantuan medis datang, baringkan korban dalam

posisi telentang. Posisi kaki diatur agar lebih tinggi dari kepala untuk mencegah

terjadinya shock. Periksa pula pernapasan dan denyut jantungnya. Jika jantung

atau napas korban terhenti, Anda bisa melakukan tindakan cardio pulmonal

resuscitation (CPR), dengan catatan Anda menguasai teknik ini (Fachri, 1998)

2.5. Alat Perlindungan Diri

Berikut ini alat perlindungan diri sebagai berikut:

a. Jas Laboratorium.

b.Sarung tangan

Sarung tangan yang mudah dikenakan dan dilepaskan merupakan prasyarat

perlindungan tangan dan jari.

c. Kacamata

Kacamata pelindung digunakan untuk mencegah mata dari percikan bahan

kimia dan dilaboratorium perlu disediakan paling sedikit sepasang. Idealnya

setiap siswa atau mahasiswa memilikinya.

d.Respirator atau lemari uap

Respirator digunakan sebagai perlindungan terhadap gas, uap dan debu yang

dapat menggangu slauran pernafasan. Bila bekerja dengan gas-gas beracun

walaupun hanya sedikit agar melindungi dari keracunan.

e. Sepatu pengaman

Sepatu khusus dengan bagian atas yang kuat dan solnya yang padat harus

dipakai saat bekerja di laboratorium . Jangan menggunakan sandal untuk

menghindari luka dari pecahan kaca dan tertimpanya kaki oleh  benda-benda

berat.

f. Layar Pelindung

Digunakan jika kita ragu akan terjadinya ledakan dari bahan-bahan kimia dan

alat-alat hampa udara. Layar ini ditempatkan di meja dosen atau guru.

Alat-alat perlindungan seperti kacamata, sarung tangan  dan respirator harus

ditempatkan terbuka, demikian juga alat lain yang digunakan secara terstruktur,

jangan disimpan tersembunyi dalam lemari.

Berikut ini simbol-simbol yang terdapat di laboratorium:

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu

bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari

pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi atau bebas dari

kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat

meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.

Adapun tujuan keselamatan kerja sebagai berikut:

a. Melindungi laboran/analis atau tenaga kerja lainnya atas hak

keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan

meningkatkan produksi serta produktivitas.

b. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di laboratorium.

c. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.

d. Dengan tingkat keselamatan kerja yang tinggi, kecelakaan-kecelakaan yang

menjadi sebab sakit, cacat dan kematian dapat dikurangi atau ditekan

sekecil-kecilnya, sehingga pembiayaan yang tidak perlu dapat dihindari.

3.2. Saran

Saat kita bekerja di laboratorium sebaiknya kita sangat berhati-hati dan

memahami terlebih dahulu mana bahan dan alat yang menyebabkan kecelakaan

kerja.

DAFTAR PUSTAKA

Djas, Fachri. 1998. Manajemen Laboratorium (Laboratory Management). Medan: Fakultas Kedokteran USU.

Koballa & Chiapetta. 2010. Science Instruction in the Middle and Secondary Schools. Pearson: USA.

Restuati, Martina, dkk. 2011. Teknik Laboratorium. Medan: FMIPA UNIMED.