FISIOLOGI-TIDUR

25
FISIO LOGI TIDUR OTHE AHMAD S 1210211156

description

fisiologi tidur buatan sndiri

Transcript of FISIOLOGI-TIDUR

Page 1: FISIOLOGI-TIDUR

FISIOLOGI TIDUR

OTHE AHMAD S

1210211156

Page 2: FISIOLOGI-TIDUR

DEFINISI TIDUR

Tidur adalah keadaan organisme yang teratur, berulang, dan mudah dibalikan yang ditandai oleh relatif tidak bergerak dan peningkatan besar ambang respons terhadap stimuli eksternal relatif dari keadaan terjaga

Page 3: FISIOLOGI-TIDUR

Fisiologi tidur

Gambaran aktivitas sel-sel otak selama tidur dapat direkam dalam alat EEG (Eletroensefalogram) polygraphy

EEG dapat juga merekam gerak bola mata (EOG) dan tonus otot (EMG)

Cara penggunaan EEG : menempelkan elektroda pada 2 daerah yakni frontosentral dan oksipital

Page 4: FISIOLOGI-TIDUR
Page 5: FISIOLOGI-TIDUR

STADIUM TIDUR

Page 6: FISIOLOGI-TIDUR

Siklus

Siklus tidur-bangun meliputi sirkuit neural internal yang kompleks. Pada orang dewasa normal siklus ini dibagi menjadi 5

fase, yakni fase 1 sampai dengan 4 yang disebut Non Rapid Eye Movement Sleep (NREM) dan fase ke 5 yang di sebut

dengan Rapid Eye Movement Sleep (REM). Ke lima siklus ini dapat berulang beberapa kali dalam suatu periode tidur.

Fase 1dan 2 disebut light NREM sedang Fase 3 dan 4 disebut deep NREM atau juga dapat dikenali sebagai gelombang delta atau slow-wave sleep (SWS)

Page 7: FISIOLOGI-TIDUR

Gambar1- Hipnogram dari tidur. Pada stage 1 dan REM, digambarkan pada level yang sama,karena memiliki pola EEG yang hampir sama

Page 8: FISIOLOGI-TIDUR
Page 9: FISIOLOGI-TIDUR

Distribusi tidur

Page 10: FISIOLOGI-TIDUR

SIRKULASI DARAH DAN METABOLISME O2 DI OTAK

Peningkatan sirkulasi darah dan oksigen otak berkorelasi dengan gambaran gelombang EEG yang cepat dan tak teratur, dan sebaliknya. Tetapi hal ini tak sepenuhnya dapat diterima.

Pada umumnya dalam keadaan tidur, di mana timbul gelombang-gelombang yang lebih lambat daripada dalam keadaan jaga dan dijumpai adanya penurunan sirkulasi darah dan O2 di otak.

Page 11: FISIOLOGI-TIDUR

PERNAFASAN DAN SIRKULASI SISTEMIK PADA WAKTU TIDUR

Pada tidur periode REM, memperlihatkan adanya pernafasan tak teratur. Peristiwa ini dapat mengakibatkan timbulnya vasokonstriksi pembuluh darah, terjadi peninggian tekanan darah sistemik dan frekuensi nadi. Sebagai kompensasi, sirkulasi darah dan oksigen ke otak meningkat, dan aktivitas neuron otakpun meningkat.

Pada laki-laki biasanya ditandai dengan ereksi penis

Mimpi periode REM biasanya abstrak dan surealis

Page 12: FISIOLOGI-TIDUR

PERNAFASAN DAN SIRKULASI SISTEMIK PADA WAKTU TIDUR

Pada periode non-REM, tekanan darah sistemik mengalami penurunan terutama pada awal tidur. Hal ini mula- mula tidak mempengaruhi sirkulasi darah di otak karena adanya sistem auto-regulasi yang akan mengadakan reaksi adaptasi terhadap keadaan itu.

Kecepatan denyut jantung biasanya lebih lambat 5-10 denyut semenit di bawah tingkat terjaga penuh dan sangat teratur.

Mimpi periode NREM biasanya jernih dengan maksud tertentu

Page 13: FISIOLOGI-TIDUR

Pusat tidur di otak

Kita mengetahui bahwa sistim aktivas retikular bekerjanya diatur oleh kontrol dan nukleus raphe dan locus coeruleus. Di mana sel-sel dan nucleus raphe mensekresi serotonin dan locus coeruleus mensekresi epinephrine.

Neuron yang mengandung norepinefrin dengan badan sel yang terletak di nukleus sereleus memainkan peranan penting dalam mengandilkan pola tidur normal.

Page 14: FISIOLOGI-TIDUR

Penerbangan intermeridian

*kota Greenwich yang dalarn kesepakatan internasional ditetapkan sebagai referensi waktu untuk penerbangan (GMT, Greenwich Meridian Time).

Pada waktu bumi berputar, maka matahari bergerak dalarn waktu 4 menit untuk menempuh Jarak antara 1 meridian ke meridian berikutnya sehingga dalarn waktu 1 jam telah menempuhjarak 15 meridian. Oleh karena bumi mempunyai 360 garis meridian, maka waktu putar penuh ditempuh dalam 24 jam (terdapat 24 zona waktu).

Page 15: FISIOLOGI-TIDUR
Page 16: FISIOLOGI-TIDUR

Penerbangan jarak jauh intermeridian melintasi empat zona waktu atau lebih dapat menimbulkan desinkronisasi fungsi

organ‑organ tubuh (malaise, lelah, gangguan pola tidur, penurunan daya pikir, perilaku,penampilan dan motivasi).

Akumulasi gejala tersebut di atas dikenal sebagai

Page 17: FISIOLOGI-TIDUR

Jet lag

jet lag, yaitu bertumpuknya gangguan psiko‑fisiologik (irama sirkadian) akibat pengaruh penerbangan melintasi beberapa zona waktu dalam waktu singkat sehingga sinkronisasi jam biologis dengan waktu di tempat tujuan menjadi terganggu (desinkronisasi).

Page 18: FISIOLOGI-TIDUR

Hasil penelitian menunjukkan bahwa gangguan irama sirkadian lebih nyata pada penerbangan dari barat ke timur jika dibandingkan dengan penerbangan yang sama dari timur ke barat. Hal ini disebabkan oleh perbedaan waktu antara tempat tujuan dan tempat pemberangkatan serta waktu malam lebih panjang dari pada waktu siang. Penerbangan ke arah barat perbedaan waktu lokal penerbangan dan waktu tempat tujuan dirasakan pendek, demikian sebaliknya jika penerbangan kearah timur.

Page 19: FISIOLOGI-TIDUR

Faktor‑faktor yang memperberat jet lag

Beberapa faktor yang dapat memperberat jet lag diantaranya adalah kondisi kesehatan (sedang sakit), stress mental dan fisik, jumlah zona waktu yang dilewati atau lama penerbangan, keadaan kabin penumpang (pengap, tekanan udara yang berubah‑ubah, udara yang terlalu kering, minuman yang mengandung alkohol, terlalu lama duduk selama penerbangan).

Page 20: FISIOLOGI-TIDUR

Yang memperingan jetlag

Pengaturan tugas terbang

Pengaturan tugas terbang ditujukan untuk para awak pesawat agar tidak terjadi beban kerja yang dapat memudahkan terjadinya fatigue atau jet lag. Wagemann dkk. Menyebutkan bahwa dalam melakukan pengaturan jadual tugas terbang menetapkan rumusan status awak pesawat dengan jumlah jam terbang dan waktu istirahat sebagai berikut:

• Waktu tugas terbang. Normal jumlah tugas terbang per penerbangan intermeridian adalah 10 jam.

• Perpanjangan waktu terbang:

Untuk awak pesawat yang sama, perpanjangan tugas terbang sampai

4 jam.

Untuk awak pesawat tarnbahan, perpanjangan tugas terbang sampai

8 jam.

Setiap tujuh hari dengan awak pesawat utama, tidak lebih dari 8 jam.

Page 21: FISIOLOGI-TIDUR

Diet anti jet lag.

Penelitian yang dilakukan oleh Ehrel dari pusat riset energi Argon Laboratory yaitu salah satu departemen Energi Amerika Serikat telah berhasil memberikan formulasi diet anti jet lag. Dikatakan bahwa perubahan diet merupakan salah faktor yang dapat memperberat atau membuat seseorang lebih rentan terhadap jet lag disamping faktor individu dan pemanfaatan waktu istirahat dan tidur.

Rumusan tersebut adalah dengan menjalani jadual makan 4 hari menjelang keberangkatan:

• Hari pertama: Makan pagi dan siang tinggi protein (telur, steak, humburger, buncis dan biji‑bijian).

Makan malam tinggi karbohidrat spagetti, kentang, makanan kecil yang mengandung tepung).

• Hari kedua: puasa dalam arti makan ringan (salad, soup ringan, buah‑buahan atau juice. Sebaiknya jangan minum kopi.

• Hari ketiga: Menu makanan seperti hari pertama.

• Hari keberangkatan dengan susunan makanan seperti hari kedua.

• Sesampai di tempat tujuan makan pagi, siang dan malarn seperti biasa dengan jadual waktu makan sesuai dengan waktu setempat.

Page 22: FISIOLOGI-TIDUR

Waktu istirahat. Ketentuan waktu. istirahat bagi awak pesawat diberikan sesuai dengan lamanya tugas terbang.

 

Waktu istirahat

• Istirahat 12 jam, jika penerbangan lebih dari I I jam.

• Istirahat 14 jam, jika penerbangan lebih dari 12 jam.

• Istirahat 14 jam jika melintasi 4 zona waktu atau lebih.

• Istirahat 32‑96 jam setelah melintasi 4 zona waktu. atau lebih dan kembali ke tempat asal.

Page 23: FISIOLOGI-TIDUR

Rumusan waktu istirahat yang dikeluarkan oleh ICAO, sebagai berikut:

Waktu istirahat = waktu terbang + zona waktu (diatas 4 zona waktu + koefisien waktu tempat pemberangkatan + koefisien waktu tempat tujuan

Page 24: FISIOLOGI-TIDUR

Waktu tidur

Menjelang tiba di tempat tujuan jarum jam anda disesuaikan dengan waktu setempat. Awak pesawat dan penumpang perlu mendapatkan waktu istirahat dan tidur yang cukup. Oleh sebab itu setiba di tempat tujuan segera tidur sesuai waktu jam tidur di tempat asal. Hal ini perlu diperhatikan, agar awak pesawat tidak jatuh pada keinginan tidur yang tak tertahankan pada saat menjalankan tugas terbang berikutnya.

Page 25: FISIOLOGI-TIDUR

TERIMA KASIH