Fisiologi Tekanan Intaokular

5
Fisiologi Tekanan Intaokular Tekanan intraokular sangat berperan dalam patogenesis dan patofisiologi dari glaukoma. Faktor yang banyak mengatur tekanan intra okuli adalah keseimbangan dinamis produksi aqueous humor oleh korpus siliaris dan pengeluarannya melalui kanalis schlemm. Faktor lainnya seperti koroid, volume darah vitreous dan tekanan otot ekstra okuli dapat juga mempengaruhi TIO (Jogi, 2009). Aqueous Humor adalah cairan jernih yang mengisi camera oculi anterior, dan camera oculi posterior. Volume normal aqueous humor adalah sekitar 0.25 ml. Cairan ini berfungsi untuk menjaga tekanan intraokular, selain itu berperan juga untuk memberikan nutrisi bagi cornea dan lensa yang cendrung avaskular. Aqueous humor diproduksi melalui proses aktif yaitu transpor aktif (sekresi), dan proses pasif yaitu difusi, dan ultrafiltrasi. Aqueous humor berasal dari plasma darah yang berjalan melalui processus ciliaris. Proses pembentukan aqueous humor ini berlangsung di sel-sel nonepitelial pada corpus ciliareis (Jogi, 2009). Aqeuous humor akan disekresikan ke camera oculi posterior, kemudian cairan ini akan berjalan ke camera oculi anterior melalui pupil. Drainase dari Aqueous humor terjadi melalui 2 jalur, yaitu melalui trabecular meshwork yang terdapat pada angulus iridocornealis (jalur conventional), dan melalui jalur uveosclearal. 80% - 90% Aqueous humor dialirkan melalui trabecular meshwork pada angulus iridocornealis, kemudian aqueous humor akan dialirkan melalui Canalis Schlemm menuju ke vena

description

Kedokteran

Transcript of Fisiologi Tekanan Intaokular

Page 1: Fisiologi Tekanan Intaokular

Fisiologi Tekanan Intaokular

Tekanan intraokular sangat berperan dalam patogenesis dan patofisiologi dari

glaukoma. Faktor yang banyak mengatur tekanan intra okuli adalah keseimbangan dinamis

produksi aqueous humor oleh korpus siliaris dan pengeluarannya melalui kanalis schlemm.

Faktor lainnya seperti koroid, volume darah vitreous dan tekanan otot ekstra okuli dapat juga

mempengaruhi TIO (Jogi, 2009).

Aqueous Humor adalah cairan jernih yang mengisi camera oculi anterior, dan camera

oculi posterior. Volume normal aqueous humor adalah sekitar 0.25 ml. Cairan ini berfungsi

untuk menjaga tekanan intraokular, selain itu berperan juga untuk memberikan nutrisi bagi

cornea dan lensa yang cendrung avaskular. Aqueous humor diproduksi melalui proses aktif

yaitu transpor aktif (sekresi), dan proses pasif yaitu difusi, dan ultrafiltrasi. Aqueous humor

berasal dari plasma darah yang berjalan melalui processus ciliaris. Proses pembentukan

aqueous humor ini berlangsung di sel-sel nonepitelial pada corpus ciliareis (Jogi, 2009).

Aqeuous humor akan disekresikan ke camera oculi posterior, kemudian cairan ini

akan berjalan ke camera oculi anterior melalui pupil. Drainase dari Aqueous humor terjadi

melalui 2 jalur, yaitu melalui trabecular meshwork yang terdapat pada angulus iridocornealis

(jalur conventional), dan melalui jalur uveosclearal. 80% - 90% Aqueous humor dialirkan

melalui trabecular meshwork pada angulus iridocornealis, kemudian aqueous humor akan

dialirkan melalui Canalis Schlemm menuju ke vena episcleralis. 20% aqueous humor akan

didrainase melalui jalur uveoscleral, yaitu melalui corpus ciliaris menuju ke spatium

suprachoroideal, dan kemudian bermuara di vena vena yang mengurus corpus ciliaris,

choroid, dan sclera (Jogi, 2009).

Tekanan pada vena episclera juga berpengaruh dalam keseimbangan tekanan

intraokular. Terdapat perbedaan tekanan antara vena episclera dan camera oculi anterior

Page 2: Fisiologi Tekanan Intaokular

sebesar 5 mmHg. Perbedaan tekanna ini menyebabkan adanya aliran dari camera oculi

anterior ke pembuluh darah vena. Apabila terjadi tumor mata yang menekan vena episklera

maka dapat terjadi gangguan drainase aqueous humor, sehingga tekanan intraokular dapat

meningkat (Jogi, 2009).

Tekanan intraokular normal adalah sebesar 11 – 21 mmHg. Perlu diperhatikan pula

bahwa glaucoma dapat terjadi pada pasien dengan tekanan intraokular dibawah 21 mmHg,

kondisi ini disebut normal-tension atau normal-pressure glaucoma. Terdapat pula fluktuasi

pada tekanan intraokular, yaitu mengikuti pola diurnal. Tekanan intraokular cendrung lebih

tinggi pada pagi hari, dan lebih rendah pada malam hari. Pada mata yang normal, variasi

tekanan intraokular karena fase diurnal adalah sebesar 5 mmHg, pada penderita glaukoma

variabilitasnya dapat lebih tinggi (Jogi, 2009) (Kanski, 2007).

Perubahan berkepanjangan tekanan intra okuli dapat disebabkan oleh 3 faktor utama

yaitu :

1. Peningkatan pembentukan aqueous humor,

2. Peningkatan resistensi aliran keluar aqueous humor,

3. Peningkatan tekanan vena episklera

Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan intra okuli adalah :

1. Variasi tekanan hidrostatis dalam kapiler

2. Peningkatan permeabilitas kapiler, menyebabkan pembentukan aqueous yang

plasmoid dengan kadar protein tinggi

3. Perubahan tekanan osmotik darah, meningkatkan proses difusi sepanjang dinding

kapiler

4. Perubahan volume seperti perdarahan vitreous

5. Hambatan sirkulasi aqueous humor

Page 3: Fisiologi Tekanan Intaokular

Definisi Glaukoma Kronis Sudut Terbuka

Glaukoma adalah suatu penyakit pada mata yang ditandai dengan neuropati optik

yang bersifat progresif, dan ireversibel, disertai dengan penurunan lapang pandang, dimana

penyakit ini berhubungan erat dengan tekanan intraokular. Glaukoma sudut terbuka primer

disebut juga sebagai simple chronic glaucoma ditandai dengan peningkatan tekanan

intraokular >21 mmHg dengan sudut iridocornealis yang terbuka (Kanski, 2007).

Sekitar 60 juta orang memiliki glaukoma. Diperkirakan 3 juta orang Amerika yang

terkena, dan kasus ini, sekitar 50% tidak terdiagnosis. Sekitar 6 juta orang buta dari

glaukoma, termasuk sekitar 100.000 orang Amerika, sehingga penyebab utama kebutaan

yang dapat dicegah di Amerika Serikat. Glaukoma sudut terbuka primer merupakan

glaukoma yang paling banyak ditemukan di populasi berkulit putih dan berkulit gelap. Di

Amerika Serikat sekitar 1.29% - 2% orang berusia diatas 40 tahun menderita glaukoma,

prevalensi ini terus meningkat seiring dengan bertambahnya usia, dimana pada orang berusia

>75 tahun, prevalensi penyakit ini adalah sebesar 4.7%. Insidensi penyakit ini sama antara

pria dan wanita (Riordan-Eva and Cunningham Jr., 2011) (Vaughan, 2007)

Terdapat berbagai faktor risiko glaukoma sudut terbuka kronis. Penyakit ini

berhubungan dengan usia, dimana biasanya penyakit ini ditemukan pada populasi berusia 40

– 70 tahun. Selain itu penyakit ini juga berhubungan dengan ras, dimana pada ras kulit hitam

penyakit ini 4x lebih sering ditemukan pada usia muda. Selain itu komplikasi penyakit ini 4 –

6x lebih sering terjadi pada populasi kulit hitam. Penyakit ini juga memiliki predisposisi

genetik, dimana orang-orang dengan riwayat keluarga terkena glaukoma memiliki risiko yang

lebih tinggi untuk terkena penyakit ini juga. Berbagai penelitian juga menyatakan bahwa ada

korelasi antara glaukoma sudut terbuka kronis. Berbagai penyakit sistemik yang berhubungan

dengan vaskular juga memiliki korelasi dengan penyakit ini (Kanski, 2007).