Fisiologi reproduksi

53
SISTEM REPRODUKSI Dr. Kamelia

Transcript of Fisiologi reproduksi

Page 1: Fisiologi reproduksi

SISTEM

REPRODUKSI

Dr. Kamelia

Page 2: Fisiologi reproduksi

Mahluk hidup bereproduksi bertujuan ------ > mempertahankan keberadaan jenisnya.

Proses reproduksi diatur oleh sistem reproduksi

Manusia memiliki dua jenis, yaitu

- laki-laki

- perempuan.

Keduanya memiliki sistem reproduksi yang berlainan dan saling membutuhkan

Page 3: Fisiologi reproduksi

Perbedaan antara laki – laki dan wanita tergantung pada satu kromosom ( kromosom Y ) sepasang organ endokrin yaitu - testis pada laki – laki - ovarium pada wanita Gonade mempunyai 2 fungsi - pembentuk sel germinativum ( spermatogenesis ) - sekresi hormon seks : - androgen --------> hormon sex steroid yang menyebabkan masculinisasi - estrogen -------- > hormon sex steroid yang menyebabkan feminisasi.

Page 4: Fisiologi reproduksi

Testis mensekresikan testosteron -------> merupakan androgen yang terbanyak, juga sekresi estrogen.

Ovarium mensekresikan ---> estrogen dalam jumlah yang banyak dan sedikit androgen ----> sekresi progesteron yang berfungsi mempersiapkan uterus menerima kehamilan.

Androgen dan estrogen juga disekresi di ------> adrenal cortexWaktu hamil ------> ovarium sekresi relaksin untuk

melonggarkan ligamentum simpisis pubis, melunakkan cervix dan mempermudah proses persalinan

Fungsi sekresi dan gametogenesis pada gonade tergantung pada gonadotropin hipofise yaitu FSH dan LH

 

Page 5: Fisiologi reproduksi

KROMOSOM SEX

 

Kromosom sex ada 2 jenis yaitu

- Kromosom X

- Kromosom Y

Kromosom Y mengandung gene untuk pembentukan testis

Pembuahan terjadi --------> bila sperma mengandung kromosom XY dan ovum mengandung kromosom X.

Sperma dengan kromosom Y membuahi ovum -------> XY ( laki – laki )

Sperma X membuahi ovum --------> XX (wanita).

Page 6: Fisiologi reproduksi

Kromosom Y lebih kecil dari kromosom X sehingga kromosom Y lebih ringan dan berenang lebih cepat digenitalia wanita sehingga mencapai ovum lebih cepat --------> XY ( laki – laki)

Kelainan perkembangan seksual dapat disebabkan kelainan genetika, kelainan hormonal atau teratogenik non spesifik.

Kelainan kromosom -------- > hermaprodit

Page 7: Fisiologi reproduksi

PUBERTAS ----------> masa pematangan sistem reproduksi.

Usia laki - laki 14 tahun dan wanita 12 tahun.

Pada permulaan pubertas pengaruh syaraf yang bertanggung jawab.

- Telarke -------> terbentuknya payudara- Pubarke -------> terbentuknya rambut pubes dan ketiak- Menarche -------> menstruasi pertama kali

Page 8: Fisiologi reproduksi

Pubertas prekoks --------> pubertas terjadi sebelum waktunya yang dapat disebabkan kelainan hormonal, pertumbuhan maupun kelainan hipotalamus

Menopause yaitu berhenti atau kehilangan siklus seksual pada wanita.

Pada wanita biasanya menstruasi tidak teratur dan berhenti antara 45 – 55 tahun, sebelum menopause ada climacterium.

Pada laki-laki tidak ada climacterium maupun menopause

Page 9: Fisiologi reproduksi

HORMON GONADOTROPIN HIPOFISE FSH Laki-laki : membantu mempertahankan epitel spermatogenik dengan merangsang sel Sertoli Wanita : bertanggung jawab pada pertumbuhan awal folikel ovarium

LH Laki-laki : merangsang testis ( Leydig sel ) untuk mensekresikan testosteron. Wanita : - untuk pematangan akhir folikel ovarium

- ekresi estrogen dari folikel ovarium - untuk ovulasi pembentukan permulaan corpus luteum dan sekresi progesteron

Page 10: Fisiologi reproduksi

Prolaktin :

- Menyebabkan sekresi susu manusia

- Menghambat gonadotropin

- Sekresi meningkat pada kerja, perangsangan puting susu dan hamil.

- Prolaktin mengakibatkan amenorrhoe dengan menghambat kerja gonadotropin pada ovarium

Page 11: Fisiologi reproduksi

REPRODUKSI PRIA

Page 12: Fisiologi reproduksi

Sistem reproduksi laki-laki berhubungan erat dengan sistem ekskresi urinaria

Testis menghasilkan jutaan sperma setiap hari mulai dari masa pubertas sampai meninggal dunia.

Jika tidak dikeluarkan, sel-sel sperma akan mati dan diserap kembali oleh tubuh

Page 13: Fisiologi reproduksi

ALAT REPRODUKSI PADA LAKI - LAKI

Alat reproduksi laki-laki- Sepasang testis- Saluran-saluran

kelamin- Kelenjar-kelenjar

tambahan - Penis - Testis: kelenjar

kelamin penghasil sperma dan hormon testosteron

Page 14: Fisiologi reproduksi

SISTEM REPRODUKSI PRIA T e s t i s - dibentuk dari lengkungan tubuli seminiferus ( tempat

pembentukan spermatogenesis ), kedua ujung lengkungan bermuara ke epididimis -------> spermatozoa menuju vas deferens -----> ductus eyaculatorius kedalam uretra pada saat eyakulasi

- Ada interstitial Leydig sel yang mensekresikan testosteron kedalam aliran darah

Spermatogonia ( sel benih primitif ) -----> spermatosit primer ( mulai masa remaja ) ----–> spermatosit sekunder -----> spermatid ------> spermatozoa.

Page 15: Fisiologi reproduksi

• Tiap sperma dapat bergerak berkelok-kelok, kaya DNA dengan kepala dibentuk dari bahan kromosom.

• Didalam tubulus seminiferus ada Sertoli sel, mengandung glikogen dimana sperma memperoleh makanan.

• Sertoli sel mensekresikan estrogen dan dipengaruhi oleh FSH

• Spermatogenesis memerlukan suhu yang lebih rendah dari suhu tubuh dimana suhu testis dipertahankan oleh scrotum

Page 16: Fisiologi reproduksi

Semen --------> merupakan carian yang keluar pada saat orgasmus , mengandung sperma, sekret vesikula seminalis, prostat, volume 2,5 – 3,5 cc bila dalam beberapa hari tidak dikeluarkan.

1 ml semen mengandung 100 juta sperma, lebih kecil dari 2 juta /ml -------> mandul

Kecepatan sperma 3 mm /menit pada saluran genitalia wanita, sperma mencapai tuba uterina 30 – 60 menit setelah senggama, kontraksi rahim mempercepat gerakan sperma

Page 17: Fisiologi reproduksi

Eyakulasi ada 2 macam emisi ---> pergerakan sperma kedalam uretra eyakulasi ------> pendorongan sperma keluar uretra

pada saat orgasmus

Semen didorong keluar uretra oleh kontraksi m. bulbocavernosus Eyakulasi ------> refleks penggerakan semen kedalam uretra -------> terdorongnya semen keluar uretra pada saat orgasmus

Page 18: Fisiologi reproduksi

Aferen melalui reseptor sentuh di glans penis

- Ereksi diawali dilatasi arteriole penis ------> terisi

darah, vena mengalami tekanan, aliran keluar

terhambat sehingga turgor penis bertambah.

- Dapat dirangsang oleh psikis erotik

Vasektomi -----> pengikatan bilateral vas deferens

( vasektomi ) ------ > kontrasepsi

Page 19: Fisiologi reproduksi

PEMBENTUKAN SEL KELAMIN- Pembentukan Sperma

(spermatogenesis)Terjadi di dalam testis.Spermatogonium bersifat diploid dan

selalu membelah diri secara metosis sehingga berjumlah banyak.

Sebagian spermatogonium membesar menjadi spermatosit primer.

Spermatosit primer terus membelah diri secara meiosis membentuk spermatosis sekunder.

Spermatosit sekunder membelah diri kembali secara meiosis menjadi spermatid.

Spermatid berdiferensiasi menjadi sperma

Tiap-tiap sperma memiliki jumlah kromosom setengah dari jumlah kromosom spermatogonium

Page 20: Fisiologi reproduksi

Sifat sekunder sex pada laki – laki

- Penis bertambah panjang dan scrotum mengkerut

- Vesica seminalis membesar dan bersekresi- Suara bertambah dalam- Tumbuh rambut pada tempat tertentu- Mental lebih aktif, tertarik pada lawan jenisnya- Konformasi tubuh dan bahu lebih bidang dan otot

membesar- Kulit kelenjar sebacea bertambah banyak ------> jerawat.

Page 21: Fisiologi reproduksi

Pemberian testosteron terus menerus ------- > menyebabkan pengurangan jumlah sperma.

Hal ini merupakan cara kontrasepsi pada laki-laki.

Dosis yang dibutuhkan untuk menekan spermatogenesis dapat menyebabkan retensi natrium, air dan arteriosklerosis

Page 22: Fisiologi reproduksi

- Testis berkembang dalam rongga abdomen dan dalam keadaan normal berpindah ke scrotum

- Cryptorchismus ------ > tidak turunnya testis kedalam scrotum setelah bayi lahir

- Penyebab defisiensi testis adalah kelainan hipotalamus, hipofise dan kromosom.

- Kegagalan gametogenik ------- > sterilitas- Gangguan endokrine menyebabkan hilangnya

sifat sekunder seks

Page 23: Fisiologi reproduksi

REPRODUKSI WANITA

Page 24: Fisiologi reproduksi

REPRODUKSI WANITA

- Sepasang ovarium

- Oviduk/tuba fallopii)

- Uterus- Vagina- Organ kelamin

bagian luar

Page 25: Fisiologi reproduksi

PEMBENTUKAN SEL KELAMIN

- Pembentukan Ovum (oogenesis)Terjadi di dalam ovarium.Oogonium bersifat diploid.Oogonium membelah diri secara

mitosis sehingga berjumlah banyak.

Oogonium berkembang menjadi oosit primer.

Oosit primer membelah diri secara meiosis menjadi oosit sekunder dan badan kutub pertama

Oosit sekunder mengandung kuning telur dan sitoplasma, badan kutub pertama merupakan inti sel yang kemudian membelah diri menjadi dua

Oosit sekunder membelah diri secara meiosis menjadi otid dan badan kutub ke dua

Otid berkembang menjadi ovum yang haploid

Setiap oosit primer menghasilkan satu ovum.

Page 26: Fisiologi reproduksi

Siklus menstruasi

 Siklus menstruasi ------- > dimana terjadi perdarahan periodik vagina yang terjadi dengan pelepasan mukosa uteri.

Siklus ini dianggap sebagai persiapan untuk fertilisasi dan kehamilan.

Lama siklus rata-rata 28 hari Hari siklus dinyatakan dengan angka dengan hari ------ >

hari pertama menstruasi

Page 27: Fisiologi reproduksi

Dalam siklus menstruasi ini dikenal ada 3 siklus :

- siklus ovarium

- siklus uteri

- siklus vagina

Page 28: Fisiologi reproduksi

Siklus ovarium

Pada saat kelahiran terdapat premordial folikel dibawah capsule ovarium yang mengandung ovum belum matang.

Permulaan siklus ------- > folikel membesar dan membentuk rongga sekitar ovum ( antrum folikel ).

Salah satu folikel bertumbuh dengan cepat pada hari keenam dan lainnya mengalami regresi.

Sel teca interna folikel graf ( Graffian folikel ) sumber utama estrogen.

Page 29: Fisiologi reproduksi

Hari ke 14 siklus ini ------- > folikel yang menggembung pecah dan ovum didorong masuk ke dalam ronga abdomen ---- > disebut proses ovulasi.

Ovum ditangkap oleh ujung fimbria tuba uterina dan dibawa ke uterus.

Bila tidak terjadi fertilisasi ----- > ovum akan dikeluarkan melalui vagina.

Folikel yang tidak mengalami ovulasi akan menjadi atretik folikel.

Folikel yang pecah saat ovulasi menjadi corpus hemorhagikum ------ > berproliferasi menjadi corpus luteum dimana selnya menghasilkan estrogen dan progesteron.

Page 30: Fisiologi reproduksi

Bila terjadi kehamilan ------ > corpus luteum menetap selama kehamilan dan siklus menstruasi tidak ada sampai melahirkan

Bila tidak ada kehamilan ------- > corpus luteum menjadi corpus albicans.

Jumlah ovum pada saat pubertas 300.000, hanya satu dari ovum ini terangsang untuk menjadi matang, sedangkan sisanya mengalami degenerasi

Page 31: Fisiologi reproduksi

Siklus uterus

Pada akhir menstruasi lapisan endometrium kecuali bagian dalam terkelupas.

Dibawah pengaruh estrogen tebalnya endometrium berlangsung dengan cepat sejak hari ke 5 sampai ke 7 dari siklus menstruasi.

Kelenjar terus bertambah panjang, tetapi tidak bersekresi

Fase yang terjadi ini adalah fase proliferasi

Fase ini adalah perbaikan epitel dari menstruasi sebelumnya

Page 32: Fisiologi reproduksi

Setelah ovulasi endometrium agak oedem dan secara aktif kelenjar yang berkelok - kelok dan berlipat karena pengaruh estrogen dan progesteron corpus luteum.

Fase ini disebut fase sekresi

Fase ini adalah persiapan uterus untuk implantasi ovum yang telah mengalami fertilisasi.

Bila fertilisasi tidak terjadi, maka endometrium dilepaskan dan siklus yang baru dimulai lagi

Page 33: Fisiologi reproduksi

Bila corpus luteum mengalami regresi, hormon yang menyokong endometrium berkurang dengan cepat.

Arteri spiralis menyempit dan bagian endometrium yang diperdarahinya mengalami iskhemia.

Arteri spiralis melebar pada saat dinding endometrium nekrotik -------> pecah dan akan menimbulkan perdarahan, pengelupasan dan mengalirnya menstruasi

Darah haid terdiri dari arteri dan vena, sisa jaringan fibrinolisin dan endometrium, tidak mengandung bekuan

Perdarahan berhenti bila arteri spiralis berkonstriksi. Endometrium yang baru mengalami regenerasi dari lapisan basalis

Lama haid 3 – 5 hari, jumlah 30 ml.

Page 34: Fisiologi reproduksi

Mukosa serviks tidak mengalami deskuamasi tetapi ada perobahan pada mukous serviks

Progesteron -------- > menyebabkan mukous menebal, kental dan selulare

Estrogen -------- > menyebabkan mukous serviks lebih encer dan lebih basa yang mempermudah kehidupan dan transpor sperma.

Mukuos paling encer pada saat ovulasi dan bila kering gambaran seperti pohon pakis pada goresan tipis pada kaca. Setelah ovulasi dan hamil menjadi kental

Page 35: Fisiologi reproduksi

Siklus vagina

Estrogen ---------- > menyebabkan penandukan epitel vagina.

Progesteron menyebabkan mukuos kental dan epitel mengalami proliferasi infiltrasi leukosit.

Pada waktu hubungan kelamin dimana wanita dalam rangsangan seksual terjadi transudasi cairan membrana mukosa sehingga dinding vagina menjadi basah dan cairan disekresi kelenjar vestibularis.

Page 36: Fisiologi reproduksi

Bagian atas vagina sensitif terhadap regangan, rangsangan raba pada labia minor dan clitoris menambah rangsangan kepuasan seksual.

Rangsangan ini diperkuat oleh rangsang sentuh pada mamae.

Waktu orgasmus terjadi kontraksi ritmis secara otonom. Impulse yang melalui n.pudendus menimbulkan kontraksi m.bulbocavernosus dan m.ischiocavernosus.

Kontraksi vagina dapat membantu transport sperma

Page 37: Fisiologi reproduksi
Page 38: Fisiologi reproduksi

OVULASI

Ovulasi adalah proses keluarnya ovum dari ovarium.Ovum akan bergerak ke rahim, bersamaan dengan proses ini,

dinding rahim menjadi tebal seperti spon penuh dengan pembuluh darah yang siap menerima zigot

Page 39: Fisiologi reproduksi

Petunjuk ovulasi

Biopsi endometrium ------- > terdapat gambaran sekresi menunjukkan corpus luteum berfungsi

Adanya ovulasi ditandai dengan peningkatan suhu tubuh, oleh karena progesteron yang bersifat termogenik

Ovulasi terjadi pada pertengahan siklus.

Ovum hidup selama 72 jam setelah keluar dari folikel dan hanya dapat dibuahi sekitar 36 jam.

Sperma dapat hidup dalam genitalia wanita selama 72 jam --------> masa subur 120 jam ------ > pengaturan metode kontrasepsi.

Page 40: Fisiologi reproduksi

- Saat ovulasi bervariasi walaupun 1 siklus ke siklus yang lainnya sama.

- Konsepsi jarang sekali sebelum hari ke 9 dan setelah hari ke 20 dari siklus menstruasi.

- Pada binatang yang tidak mempunyai siklus menstruasi pada waktu tertentu timbul perhatian seksual terhadap lawan jenisnya ( breading season )

Page 41: Fisiologi reproduksi

FERTILISASI/PROSES PEMBUAHAN

Fertilisasi adalah proses peleburan antara satu sel sperma dengan satu sel telur (ovum) yang sudah matang

Page 42: Fisiologi reproduksi

HORMON OVARIUM

Page 43: Fisiologi reproduksi

HORMON OVARIUM

 

Estrogen

- Disekresi oleh sel teka interna folikel ovarium, corpus luteum, placenta, cortex adrenal dan testis

- 17 beta estradiol -------- > adalah estrogen utama yang disekresi, berada dalam keadaan keseimbangan dengan estrone dalam sirkulasi dimana estrone selanjutnya dimetabolisme menjadi estriol didalam hati.

- Estradiol paling poten dan estriol paling lemah

- Sebagian besar estrogen dalam sirkulasi terikat dengan protein

- Puncak sekresi estrogen tepat pada sebelum ovulasi dan waktu pertengahan fase luteal

Page 44: Fisiologi reproduksi

Estrogen -------- > hormon feminisasi 

Pengaruh :

- Mempermudah pertumbuhan folikel ovarium

- Meningkatkan motilitas tuba uterina

- Meningkatkan aliran darah uterus

- Memiliki pengaruh otot polos uterus

- Menurunkan sekresi FSH

- Meningkatkan sekresi angiotensinogen

- Meningkatkan libido seksualis

- Menyebabkan pertumbuhan ductus kelenjar mamae

Page 45: Fisiologi reproduksi

- Pigmentasi areolare mammae - Menyebabkan retensi garam dan air - Menyebabkan kelenjar sebacea lebih cair ------ > anti komedo dan acne - Kemerahan pada telapak tangan ( spider navi ) - Menurunkan kolesterol plasma

Sifat sekunder pada wanita - Pembesaran mammae, uterus dan vagina - Bahu sempit dan panggul luas - Rambut pubis bentuk rata diatas dan axilla

Page 46: Fisiologi reproduksi

ProgesteronAdalah steroid C - 21 yang disekresi oleh corpus

luteum dan placenta

Peranan - Perobahan progestational di endometrium - Efek anti estrogenik - Menghambat sekresi LH - Mencegah ovulasi pada manusia bila disuntikkan - Menurunkan kemudahan otot uterus dirangsang - Menurunkan jumlah reseptor estrogen di

endometrium- Merangsang pembentukan lobulus dan alveolaris

payudara

Page 47: Fisiologi reproduksi

Relaksin ------- > sekresi corpus luteum- Berfungsi untuk melemaskan simpisis pubis dan sendi

panggul dan dilatasi cervix uteri selama kehamilan

-------> mempermudah persalinan

Kontrasepsi : estrogen dan progesteron sebagai kontrasepsi

Cara kerja :

- servic mengental menghambat migrasi sperma ----- > mengganggu implantasi

-

Page 48: Fisiologi reproduksi

Amenorrhe primer dan sekunder, hipomenorrhe ( sedikit), menorrhagie ( banyak), metrorhagie ( perdarahan antara periode haid), oligomenorrhoe ( frekwensi haid berkurang), dysmenorrhoe ( sakit selama haid ) oleh karena penimbunan prostaglandine dalam uterus

Page 49: Fisiologi reproduksi

TERAPI SULIH HORMON

Page 50: Fisiologi reproduksi

TERAPI SULIH HORMON

Menopause sesuatu yang tidak asing bagi wanita yang tidak jarang menimbulkan perasaan tidak menentu, takut dan bingung.

Gejala yang timbul dapat berupa perdarahan yang tidak biasa, berdebar – debar, rasa gerah, keringat malam ( hot flushes ), vaginitis atrofia, nyeri hubungan kelamin, osteoporosis, penyakit jantung dan kemungkinan Alzheimer

Penyebab keadaan ini akibat penurunan “ hormon estrogen “ pada masa menopause

Page 51: Fisiologi reproduksi

Terapi sulih hormon adalah perawatan medis yang menghilangkan gejala – gejala pada wanita selama dan setelah menopause

Obat yang dapat diberikan adalah “ estrogen “ dalam bentuk pil, patch transdermal yang ditancapkan dikulit.

Kombinasi estrogen dan progesterone sintetis ( progestin )

Page 52: Fisiologi reproduksi

Resiko terapi masih kontroversi yaitu kanker payudara, kanker rahim, tekanan darah tinggi.

Efek samping dapat berupa mual, payudara membesar dan lembut, kurang dorongan hubungan intim, depresi, perdarahan, sakit dada dan persendian

Efek samping diatasi dengan menyesuaikan dosis

Page 53: Fisiologi reproduksi

TERIMA KASIH

SAMPAI JUMPA LAGI