FISIOLOGI & PERUBAHAN KULIT PADA GERIATRI
-
Upload
nolita-yulia-sunarno -
Category
Documents
-
view
748 -
download
14
Transcript of FISIOLOGI & PERUBAHAN KULIT PADA GERIATRI
Click to edit Master subtitle style
17/01/11
FISIOLOGI & PERUBAHAN KULIT PADA GERIATRI
17/01/11
Geriatric Dermatology
• Mengalami perkembangan yang cepat (di Indonesia ?)
• Berbagai masalah kulit pada lansia / standard terapi tertentu
• Berbagai ruam yang nampak pada kulit bisa merupakan tanda adanya penyakit sistemik, khususnya kanker
17/01/11
Jmlh penduduk lensia (dlm ribu) Peningkatan
2000 – 2050 2000 2025 2050
Dunia
Asia
Indonesia
Total penduduk
6608.557
323.558
16.156
(209.173)
1.193.691
704.492
34.592
( 263.745)
1.969.471
1.231.260
67.353
( 284.638 )
223.6%
280.5%
316,9%
36,1%
Proyeksi Penduduk Lansia
sumber PBB (2005)
catatan : Proyeksi didasarkan pada asumsi fertilitas sedang ( medium Fertility variant
17/01/11
Pendahuluan
• Penuaan : proses penurunan yang progresuif fungsi maksimal serta kapasitas cadangan ( reserve capasity) semua organ tubuh termasuk kulit.
• Penurunan fungsi tersebut pada kulit merupakan akibat berbagai faktor : internal (usia ), lingkungan yang bersifat kronis, mis. Sinar ultra violet (SUV), serta faktor – faktor lain.
17/01/11
• Kulit sebagai organ tubuh yang paling luas, mempunyai fungsi yang sangat penting, disamping masalah kesehatan , juga estetika ( sebagai “social interface “ antara satu individu dan anggota masyarakat yang lain
• Garis depan riset the “ anti – aging “ cosmetic industry”
17/01/11
Penuan kulit
• Klasifikasi pokok :
- intrinsik ( kronologik ) : usia, hormonal ( menopause ), penyakit kronis (DM), Genetik
- ekstrinsik : lingkungan (SUV) “premature aging “
• klasifikasi lain :
- Biologik, Lingkungan, mekanik
- Kronologik, genetik, photo – ageing perilaku, katabolik, endokrin, gravitasi
17/01/11
Aging Skin Histologic changes
(cellular & molecular changes)
Physiologic alterationsn
Clinical Appearance
Special Management
17/01/11
Perubahan histologikEpidermis Dermis Apendiks
-Taut D – E mendatar -Atrofi - depigmentasi Fibrobiast rambut
- Tebal berkurang - pembuluh darah - rambut terminal
- Bentuk dan ukuran sel - sel mast vellous
- Melanosit - pemendekan - “nail – plate abn.
- Sel Langerhans “ capillary loop “ - kelenjar berkurang
- Akhiran saraf abnormal
17/01/11
Perubahan fisiologik pada kulit Lansia - 2
• Produksi keringat
• Thermoregulasi
• Absorpsi Perkutaneous dan “dermal clearance“
• Respon Immune
• Proteksi mekanikal
• Vitamin D synthesis
17/01/11
Kejadian pada Epidermis -1• Lebih tipis
• Stratum korneum :
- fungsi barler menurun
- kemampuan regenerasi menurun
- permukaan korneosit lebih luas dan lebih pendek, tidak cepat diganti, hingga kulit terlihat kasar
• “ epidermal turnover rate “ menurun hingga 30% - 50% antara decade 3 dan 8
• Aktivitas mitosis lapisan basal menurun dan kecepatan pergantian stratum korneum dua kali lebih lambat.
17/01/11
Kejadian pada Epidermis -2• Water binding capacity dari stratum korneum menurun
• Struktur lipid interseluler normal, komponen lipid total menurun, distribusi dari kolesterol, seramid dan asam lemak bebas normal
• Produksi sebelum progresif, meskipun jumlah kelenjarnya tetap dan hipertropi secara klinis, kulit nampak kering dan berskuama, terutama ekstremitas bawah karena filaggrin , yang digunakan untuk mengikat filament keratin kedalam mikrofibril
• PH kulit sampai umur 70 tahun masih tetap, kemudian akan bertambah, terutama pada tungkai bawah.
17/01/11
Kejadian pada Epidermis -2• Produksi Vit D ( Fungsi endokrin kulit ) dan kecendrungan
kurangnya sinar
• Setiap gangguan pada kulit menua, meningkatkan TEWL dan kemampuan untuk memperbaiki baller menjadi lambat
• Sel langerhans 20% - 50%, kemampuan sebagai APC
• Produksi sitokin oleh keratinosit dan limfosit serta kegagalan bermigrasi melalui sistem limfatik, respon limun kutan
• Melanosit antara 8% - 20% setiap decade setelah 30 tahun, dgn segala konsekuensi
17/01/11
Kejadian pada DERMIS - 1• Perubahan signifikan pada komponen seluler dan matriks sel
• Dermis menjadi tipis, ketebalan hingga 20%. Matriks dan penurunan inhibitornya degradasi koalagen
• Fibroblast, baik dalam jumlah maupun kapasitas dari fibroblast produksi koalagen baru dan matriks dalam dermis .
• Kehilangan turgor, akibat reduksi dari glycosaminoglycans, terutama asam hialuronat dan dermatan sulfat, dan kulit akan nampak kendor.
17/01/11
Kejadian pada DERMIS - 2• Penurunan kolagen 1% setiap tahun, atrofi serabut kolag.
• Respon inflamasi berkurang akibat menurunnya sintesis dan sekresi sitokin dan mediator inflamasi. Penebalan dinding pembuluh darah sedang, terutama pada tungkal bawah, sebagai akibat gravitasi
• Pembuluh darah dlm dermis menurun dan terjadi pemendekan dari “capillary loop” pada papilia dermis kulit menjadi pucat, temperatur menurun dan terjadi gangguan termoregulasi.
• Akhir dekade ke 5, separo populasi, rambut yang memutih akibat dari mengurangnya/hilangnya melanosit bulbus (umbi) rambut secara progresif dan menghilangnya melanosit ini lebih cepat dari pada di kulit, karena relative lebih aktif dalam siklus nya .
17/01/11
Kejadian pada DERMIS - 3• Sel mas berkurang hingga 50% dan dengan adanya pengurangan aliran darah
hingga 60%
• Kelenjar keringat (apokrin) berkurang dalam jumlah dan fungsi, serta menunjukkan degenerasi seluler dan berkurangnya respon stimulasi termal dan asetilkolin. Pengeluaran keringat yang bersifat spontan berkurang sampai 70% dibandingkan dengan orang muda.
• Kelenjar sebasea tidak berubah dalam jumlah dan ukuran, namun trjadi pengurangan dalam produksi sebum.
• Mendatarnya DEJ jumlah folikel rambut menurun, meskipun struktur tidak berubah.
17/01/11
Kejadian pada subkutan / kuku
• Normal : sebagai shock absorbar dan insulator
• Penuaan volume menurun fungsi membantu termoregulasi menjadi terganggu, karena peranannya sebagai kendukel hilangnya panas menurun.
• Hilangnya lemak serta terdianual lemak yang ada dalam lapisan slipkitan berakibat perubahan pada kantif lasial. Dan tangan akan berkurang , namun bertambah pada perut dan paha.
• Pertumbuhan kuku lebih lambat, pertumbuhan menurun hingga 30 -50%
• Kuku menjadi pudar, kurang bercahaya warna kekuningan, lebih tebal dan keras
• Garis – garis kuku longidalinal tampak lebih jelas.
17/01/11
Penutup/simpulan -1• Kulit manusia, spt organ tubuh yang lain, secara kronologis
akan menua, oleh karena kulit menggunakan organ yang paling luar, maka mudah terjadi konatak langsung dengan lingkungan dengan segala konsekuensinya.
• Penuan kulit terjadi secara sinergenetik dari berbagai faktor, yaitu umur (termasuk lansia), sinar matahari, defisiensi hormon, perilaku, genetic. Dsb
17/01/11
Penutup/simpulan -2• Penurunan fungsi yang terjadi pada kulit lansia : proses keratinisasi, fungsi
imunitas, penyembuhan luka, reaktivitas vaskuler, produksi sebum produksi keringat , fungsi barier, persepsi sensorik dan produksi vitamin D
• Penampakan klinis berupa : atrofi, kekendoran, kerutan, kekeringan, kelemahan, kelainan pigmentasi, serta neoplasma
• Memahami proses penuan kulit akan membantu mempredikasi problem – problem yang akan timbul, sehingga perhatian dan penanganan akan dapat dilakukan lebih baik.