Fisiologi pertumbuhan kentang

download Fisiologi pertumbuhan kentang

of 4

Transcript of Fisiologi pertumbuhan kentang

Fisiologi pertumbuhan kentang Pertumbuhan tanaman kentang dibagi dalam empat stadia yaitu stadium vegetatif, stadium pembentukan umbi, stadium pertumbuhan dan stadium pemasakan umbi. Stadium vegetatif Stadium ini dimulai sejak daun pertama terbuka diatas permukaan tanah sampai tercapai bobot kering maksimum bagian atas tanaman. Sejak daun pertama terbuka, kegiatan fotosintesis dimulai sehingga peran ubi induk sebagai pemasok karbohidrat dalam pertumbuhan tanaman sedikit demi sedikit berkurang dan akhirnya tidak berfungsi sama sekali. Pertumbuhan lembar daun meningkat dengan cepat setelah pertunasan dan munculnya batang. Akumulasi bobot segar berlangsung cepat dan sering linier selama 90 hingga 100 hari, dan kadang lebih lama untuk kultivar yang lambat-matang atau berumur-dalam (gambar 1). Setelah itu, laju pertumbuhan berkurang dan terhenti dengan mulainya penuaan (senescence) daun, atau terhenti oleh panen ( Rubatzky & Yamaguchi, 1995).

Gambar 1 . Pola pertumbuhan relatif kultivar genjah dan kultivar umurdalam Lamanya pertumbuhan vegetatif dipengaruhi oleh faktor lingkungan yaitu

suhu, panjang hari, intensitas cahaya, pemupukan nitrogen, kelembaban tanah dan faktor keseimbangan hormon tumbuh endogen maupun eksogen, serta faktor genetik atau varietas tanaman. Suhu 20 -30oC (suhu siang) dan 10-17 oC suhu yang sesuai untuk pertumbuhan batang dan daun. Hari panjang berpengaruh lebih dari pada hari pendek. Hari panjang meningkatkan periode fotosintesis sehingga ukuran tanaman dan produksi ubi meningkat. Stadium pembentukan ubi Pada stadium ini dimulai dengan terbentuknya beberapa tunas lateral yang muncul dari bagian bawah tanaman, berkembang dalam tanah, pertumbuhannya secara horizontal dan tumbuh di awal pertumbuhan tanaman, 7-10 hari setelah tanaman muncul di atas permukaan tanah. Bagian ini disebut stolon (Cutter and smith dalam wattimena, 1995). Pembentukan ubi diawali dengan terhentinya pemanjangan stolon dan penumpukkan pati, yang menyebabkan meningkatnya volume dan bobot . Pembentukan ubi secara keseluruhan dipengaruhi oleh panjang hari, suhu, cadangan fotosintesis, dan kultivar. Intensitas cahaya tinggi dan kadar nitrogen tanaman yang rendah cenderung meningkatkan pembentukan ubi (Rubatzky & Yamaguchi, 1995). Stadium pertumbuhan ubi Pada stadium ini terjadi persaingan yang kuat antara ubi dengan bagian atas tanaman (shoot) yang sama-sama tumbuh dan sama-sama berperan sebagai penerima (sink). Persaingan itu berhenti setelah pertumbuhan brangkasan mencapai maksimum dan hanya ubi yang berfungsi sebagai penerima, sedangkan brangkasan berubah menjadi sumber. Pembesaran ubi ditandai dengan pembelahan sel yang cepat diiringi dengan penumpukkan pati.

Pertumbuhan ubi yang sangat cepat terjadi antara 4-8 minggu setelah tanam, pada minggu ke 11 pertumbuhannya mulai lambat, akhirnya tidak

berkembang lagi (permadi, dkk., 1989). Pada kondisi optimum, laju pengisian umbi dapat mencapai bobot basah 800 sampai 1000 kg ha-1 hari-1 (Beukema dan van der Zaag, 1979).

Stadium pematangan ubi

Terjadi proses perkembangan ubi yang terakhir yaitu saat ubi telah mencapai maksimum, secara morfologi ditandai dengan menguningnya seluruh daun, ubi terputus dari stolon dan matinya tanaman. Pematangan ubi memasuki fase dorman. Menurut Van Es dan Hartmans secara fisiologis pemasakan umbi ditandai ukuran ubi yang optimal dan kandungan pati telah mencapai 97%. Pembentukan bagian atas tanaman dan proses fotosintesis telah mulai menurun dan berhenti. Pemasakan ubi ditandai dengan turunnya kandungan gula-gula reduksi pada akhir pembungaan. Hal ini berlanjut hingga tanaman layu, kandungan gula reduksi minimum, sementara kandungan pati berada dalam keadaaan maksimum. Pada saat pematangan ubi, 75-85% bahan kering terakumulasi pada ubi (cutter dalam wattimena, 1995). Literatur bacaan Rubatzky V, Yamaguchi M.1995. Sayuran Dunia 1 Prinsip, Produksi, dan Gizi Edisi kedua.ITB. Bandung. Hal : 128-131. Tesis Lanna Reni Gustianty. Universitas Sumatera Utara

Tesis Nurmayulis. Universitas Padjadjaran