Fisiologi Demam

3
Fisiologi Demam Demam, yang berarti temperature tubuh di atas batas normal, dapat disebabkan oleh kelainan di dalam otak sendiri atau oleh bahan-bahan toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan temperature. Penyebab tersebut meliputi penyakit bakteri, tumor otak, dan keadaan lingkungan yang dapat berakhir dengan serangan panas. Banyak protein, hasil pemecahan, dan beberapa zat tertentu lain, terutama toksin liposakarida yang dilepaskan oleh bakteri, dapat menyebabkan peningkatan set-point thermostat hipotalamus. Zat yang menimbulkan efek seperti ini disebut pirogen. Pirogen yag dilepaskan oleh bakteri toksik atau pirogen yang yang dilepaskan dari degenerasi jaringan tubuh dapat menyebabkan demam selama keadaan sakit. Ketika set-point pusat pengaturan-temperatur hipotalamus meningkat lebih tinggi dari tingkat normal, semua mekanisme untuk meningkatkan temperature tubuh terlibat, termasuk pengubahan panas dan pembentukan peningkatan panas. Percobaan pada biatang telah memperlihatkan bahwa beberapa pirogen, ketika disuntikkan ke dalam hipotalamus, dapat bekerja secara langsung pada pusat pengaturan-tempeatur hipotalamus untuk meningkatkna set-pointnya. Walaupun masih banyak pirogen lain yang berfungsi tidak langsung dan mungkin membutuhkan periode laten beberapa jam sebelum menimbulkan efek ini. Hal ini terjadi pda banyak bakteri pirogen, terutama endotksin dari bakteri gram negative.

Transcript of Fisiologi Demam

Page 1: Fisiologi Demam

Fisiologi Demam

Demam, yang berarti temperature tubuh di atas batas normal, dapat disebabkan oleh

kelainan di dalam otak sendiri atau oleh bahan-bahan toksik yang mempengaruhi pusat

pengaturan temperature. Penyebab tersebut meliputi penyakit bakteri, tumor otak, dan

keadaan lingkungan yang dapat berakhir dengan serangan panas.

Banyak protein, hasil pemecahan, dan beberapa zat tertentu lain, terutama toksin

liposakarida yang dilepaskan oleh bakteri, dapat menyebabkan peningkatan set-point

thermostat hipotalamus. Zat yang menimbulkan efek seperti ini disebut pirogen. Pirogen yag

dilepaskan oleh bakteri toksik atau pirogen yang yang dilepaskan dari degenerasi jaringan

tubuh dapat menyebabkan demam selama keadaan sakit. Ketika set-point pusat pengaturan-

temperatur hipotalamus meningkat lebih tinggi dari tingkat normal, semua mekanisme untuk

meningkatkan temperature tubuh terlibat, termasuk pengubahan panas dan pembentukan

peningkatan panas.

Percobaan pada biatang telah memperlihatkan bahwa beberapa pirogen, ketika

disuntikkan ke dalam hipotalamus, dapat bekerja secara langsung pada pusat pengaturan-

tempeatur hipotalamus untuk meningkatkna set-pointnya. Walaupun masih banyak pirogen

lain yang berfungsi tidak langsung dan mungkin membutuhkan periode laten beberapa jam

sebelum menimbulkan efek ini. Hal ini terjadi pda banyak bakteri pirogen, terutama

endotksin dari bakteri gram negative.

Apabila bakteri atau hasil pemecahan bakteri terdapat dalam jaringan atau dalam

darah, keduaya akan difagositosis oleh leukosit darah, makrofag jaringan dan limfosit

pembunuh bergaraul besar. Seluruh sel ini selanjutnya mencerna hasil pemecahan bakteri

dan melepaskan zat interleukin-1 ke dalam cairan tubuh, yang juga disebut pirogen leukosit

atau pirogen endogen. Interleukin-1, saat mencapai hipotalamus, segera menimbulkan

demam, meningkatkan temperature tubuh dalam waktu 8-10 menit.

Beberapa percobaan terakhir telah menunjukkan bahwa IL-1 menyebabkan demam

pertama-tama dengan menginduksi peembentukan salah satu prostaglandin, terutama

prostaglandin E2, atau zat yang mirip dan zat ini selanjutnya bekerja dlam hipotalamus untuk

membangkitkan reaksi demam. Ketika pembentukan prostaglandin dihambat oleh obat,

demam sama sekali tidak terjadi atau paling tidak berkurang. Sebenarnya hal ini mungki

sebagai penjelasan bagaimana cara aspirin menurunkan derajat demam, karena aspirin

Page 2: Fisiologi Demam

mengganggu pembentukan prostaglandin dari asam arakidonat. Hal ini juga akan

menjelaskan mengapa aspirin tidak menurunkan temperature tubuh pada orang normal,

karena orang normal tidak memi.iki interleukin-1.

Fisiologi Nyeri

Nyeri adalah rasa sensorik tidak nyamandan pengalaman emosional yang berkaitan

dengan kerusakan atau berpotensi untuk kerusakan jaringanatau yang didiskripsikan dengan

suatu kerusakan. Rasa nyeri terutama merupakan mekanisme pertahanan tubuh. Rasa nyeri

timbul bila ada jaringan yang rusak, dan hal ini akan menyebabkan individu bereaksi dengan

cara memindahkan stimulus nyeri.

Rasa nyeri dapat dibagi menjadi dua nyeri utama: rasa nyeri cepat dan rasa nyeri

lambat.

Rasa nyeri dapat dirasakan melalui berbagai jenis rangsangan. Semua ini

dikelompokkan sebagai rangsang nyeri mekanis, nyeri suhu, dan nyeri kimiawi. Pada

umumnya nyeri, nyeri cepat diperoleh melaui rangsangan jenis mekanis atau suhu, sedangkan

nyeri lambat dapat diperoleh melaui ketiga jenis tersebut.

Beberapa zat kimia yang merangsang jenis nyeri kimiawi meliputi bradikinin,

serotonin, histamine, ion kalium, asam, asetilkolin, dan enzim proteolitik. Selain itu,

prostaglandin dan substansi P meningkatkan sensitivitas ujung-ujung serabut nyeri tetapi

tidak secara langsung merangsangnya. Substansi kimia terutama penting untuk perangsangan

lambat, jenis rasa nyeri yang menusuk yang terjadi setelah cedera jaringan.

Dari penjelasan di atas dapat dijelaskan bahwa An. U, 5 tahun, mengalami demam dan

nyeri saat menelan dikarenakan adanya reaksi imun tubuh saat terjadi infeksi.