sindromatologi demam

22
SINDROMATOLOGI DEMAM Disusun oleh : Berlan Paul E. Chandra Pembimbing : dr. Heri Sutrisno, Sp. PD SMF ILMU PENYAKIT DALAM BLUD RSUD PROF DR.W.Z. JOHANNES FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG 2014

description

bill chandra

Transcript of sindromatologi demam

Page 1: sindromatologi demam

SINDROMATOLOGIDEMAM

Disusun oleh :Berlan Paul E. Chandra

Pembimbing :

dr. Heri Sutrisno, Sp. PD

SMF ILMU PENYAKIT DALAM

BLUD RSUD PROF DR.W.Z. JOHANNES

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2014

Page 2: sindromatologi demam

Pendahuluan

Pengaturan suhu tubuh dikendalikan oleh keseimbangan antara pembentukkan panas dan kehilangan panas. Bila laju pembentukan panas dalam tubuh lebih besar dari hilangnya panas, panas akan timbul dalam tubuh dan suhu tubuh akan meningkat. Pembentukan panas : produk dari metabolisme tubuh.Kehilangan panas : panas dihantarkan dari inti tubuh ke kulit kemudian dibuang ke udara dan lingkungan sekitar.

Page 3: sindromatologi demam

Pengertian

Demam adalah keadaan yang ditandai dengan kenaikan suhu tubuh diatas variasi normal sebagai akibat dari perubahan pada pusat termoregulasi yang terletak di hipotalamus anterior. Varian suhu tubuh normal umum adalah 97oF (36oC) sampai 99,2oF (37,2oC).

Page 4: sindromatologi demam

Patofisiologi Patofisiologi

• Respon demam adalah reaksi fisiologis kompleks terhadap suatu penyakit

• Melibatkan berbagai sitokin•Mengaktifkan: sistem imunologik, endokrin dan fisiologik• suhu tergantung pd keseimbangan antara produksi & dissipation panas

• Respon demam adalah reaksi fisiologis kompleks terhadap suatu penyakit

• Melibatkan berbagai sitokin•Mengaktifkan: sistem imunologik, endokrin dan fisiologik• suhu tergantung pd keseimbangan antara produksi & dissipation panas

Page 5: sindromatologi demam

• Suhu tubuh dapat diturunkan melalui evaporasi di kulit (~600 kcal/jam; lebih dari 1 liter keringat) & paru • Suhu tubuh dikontrol oleh mekanisme yg melibatkan:

• respon endokrin (neurotransmitter; noradrenalin, asetilkolin, substansi P, somatostatin, dll)

• respon otonomik (saraf simpatis)• respon behavioral (melindungi tubuh

dari perubahan suhu)

• Suhu tubuh dapat diturunkan melalui evaporasi di kulit (~600 kcal/jam; lebih dari 1 liter keringat) & paru • Suhu tubuh dikontrol oleh mekanisme yg melibatkan:

• respon endokrin (neurotransmitter; noradrenalin, asetilkolin, substansi P, somatostatin, dll)

• respon otonomik (saraf simpatis)• respon behavioral (melindungi tubuh

dari perubahan suhu)

Page 6: sindromatologi demam

Proses diperankan oleh:

HIPOTALAMUS

THERMOSTAT

KONTROL MEKANISME THERMOREGULATOR

KESEIMBANGAN PRODUKSI PANAS & HEAT LOSS

Page 7: sindromatologi demam

ME OUTPUT SINYALJika suhu meningkat

di atas suhu set point (> 37,1 oC)

ME OUTPUT SINYALJika suhu di bawah

suhu set point (< 37,1 oC)

RESEPTOR SENSITIF PANAS

(AREA PRE OPTTIK HIPOT ANTERIOR)

RESEPTOR SENSITIF PANAS

(AREA PRE OPTTIK HIPOT ANTERIOR)

reseptor lainnya diKULIT, SPINAL CORD &

ABDOMEN

HIPOTHALAMUS

impuls

Page 8: sindromatologi demam

• Peningkatan suhu tubuh akan menyebabkan:

• inhibisi s. simpatis vasodilatasi pemb darah kulit & stimulasi kel keringat evaporasi

• Penurunan suhu tubuh menyebabkan:• aktivasi s. simpatis vasokonstriksi & penghambatan keringat, produksi panas di otot, pelepasan neurotransmitter peningkatan suhu tubuh.

• Peningkatan suhu tubuh akan menyebabkan:

• inhibisi s. simpatis vasodilatasi pemb darah kulit & stimulasi kel keringat evaporasi

• Penurunan suhu tubuh menyebabkan:• aktivasi s. simpatis vasokonstriksi & penghambatan keringat, produksi panas di otot, pelepasan neurotransmitter peningkatan suhu tubuh.

Page 9: sindromatologi demam

• Produk mikroba, toksin mikroba, M.O itu sendiri

• Endotoksin bakteri gram negatif• Enterotoksin bakteri gram positif

(stafilokokkus aureus, streptokokkus grup A & B)

EKSOGEN

• Sitokin pirogenik• IL-1α, 1β, IL 6, IL-8, IL-11, INF-

α, INF-γ, TNF-α, TNF-β• Proses inflamasi, trauma, nekrosis jar,

kompleks Ag-Ab produksi IL-1, TNF-α, dan/atau IL-6

ENDOGEN

Page 10: sindromatologi demam

MEKANISME TERJADINYA DEMAM

INFEKSI, TOKSIN MIKROBA, MEDIATOR INFLAMASI,

REAKSI IMUN

MONOSIT/MAKROFAG,SEL ENDOTEL, dll

SITOKIN PIROGENIKIL-1, IL-6, TNF, IFN

1

TOKSIN MIKROBA

HYPOTHALAMICENDOTHELIUM

Cyclic AMP

PGE2

PRODUKSIPANAS

PENINGKATAN SET POINT

TERMOREGULASI

DEMAM

2

sirkulasi sistemik

Page 11: sindromatologi demam
Page 12: sindromatologi demam

Tipe demam

• Demam septik, Suhu badan berangsur naik ke tingkat yang tingkat tinggi pada malam hari.Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat.Bila demam yang tinggi timbul kembali turun ke tingkat yang normal dinamakan juga demam Hektik

Page 13: sindromatologi demam

• Demam Remiten Suhu badan dapat turun setiap hari tetap tidak pernah mencapai suhu badan normal. Perbedaan suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbadaan suhu yang dicatat pada demam septik

Page 14: sindromatologi demam

• Demam Intermitan. Pada tipe ini suhu badan turun ke tingkat normal selama beberapa jam dalam satu hari. Umumnya pada pagi hari dan puncaknya pada siang hari.

Page 15: sindromatologi demam

• Demam Kontinyu Pada tipe demam kontinyu,variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat.Pada tingkat demam terus manerus meningkat disebut hiperpireksi

• Gambar 1. Pola demam pada demam tifoid (memperlihatkan bradikardi relatif

Page 16: sindromatologi demam

• Demam Siklik Pada demam tipe siklik terjadi kenaikan suhu selama beberapa hari, yang diikuti oleh periode bebas demam untuk beberapa hari dan kemudian diikuti lagi oleh kenaikan suhu seperti semula Bila demam seperti ini terjadi setiap 2 hari sekali disebut Tersiana dan bila dua hari bebas demam diantara dua serangan demam disebut kuartana.

Page 17: sindromatologi demam

Etiologi demam

• Infeksi (Virus, bakteri, Jamur, parasit)• Toksemia• Keganasan• Reaksi terhadap pemakaian obat• Gangguan pusat regulasi tubuh sentral dan keadaan

lingkungan

Page 18: sindromatologi demam

Demam belum terdiagnosis (fever of unknown origin)• Keadaan dimana pasien mengalami demam terus

menerus selama 3 minggu tetapi belum diketahui penyebabnya walaupun telah diteliti secara intensif selama satu minggu menggunakan sarana laboratorium dan penunjang medis lainnya.

• FUO klasik : penderita telah diperiksa 3 hari berturut-turut tanpa diketahui penyebab. Atau 3 minggu dengan diagnostik invasif maupun non invasif tanpa hasil.

Page 19: sindromatologi demam

• FUO nosokomial : pasien dirawat dirumah sakit tanpa infeksi, kemudian menderita demam dan sudah diperiksa namun belum ada hasil jelas.

• FUO neutropenik : memiliki neutrofil <500 ul dengan pemeriksaan intensif selama 3 hari tanpa hasil jelas

• FUO HIV: penderita HIV yang menderita demam selama 4 minggu rawat jalan atau lebih dari 3 hari dirawat di RS dan dilakukan pemeriksaan tanpa hasil yang jelas.

Page 20: sindromatologi demam

Penatalaksanaan pasien degan demam Penatalaksanaan pasien degan demam• sebagian demam ~ infeksi self limiting (viral >>)• prinsipnya mengatasi penyebab primer • Pada inf bakteri; penundaan antipiretik

• evaluasi efektivitas AB• memudahkan D/ pd penyakit dgn

demam yg tidak umum, seperti disosiasi suhu-nadi (tifoid, brucellosis, leptospirosis, dll)

• sebagian demam ~ infeksi self limiting (viral >>)• prinsipnya mengatasi penyebab primer • Pada inf bakteri; penundaan antipiretik

• evaluasi efektivitas AB• memudahkan D/ pd penyakit dgn

demam yg tidak umum, seperti disosiasi suhu-nadi (tifoid, brucellosis, leptospirosis, dll)

Page 21: sindromatologi demam

Mekanisme anti piretik Mekanisme anti piretik

• Prinsip: menurunkan kadar PGE2 pd pusat termoregulasi• Penghambatan enzim siklo oksigenase (hambat asam arakhidonat PGE2)• Tujuan : menurunkan set point demam pd hipotalamus & memfasilitasi heat loss

• Prinsip: menurunkan kadar PGE2 pd pusat termoregulasi• Penghambatan enzim siklo oksigenase (hambat asam arakhidonat PGE2)• Tujuan : menurunkan set point demam pd hipotalamus & memfasilitasi heat loss

Page 22: sindromatologi demam

Daftar Pustaka• Guyton C. A. Hall E.J.2007.Guyton Fisiologi Manusia

dan Mekanisme Penyakit Edisi 11. Jakarta. EGC.

• Nelwan, R.H.H. 2011. Demam: Tipe dan Pendekatan. Dalam Sudoyo, Aru W. Et Al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi V. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI.

• Cunha BA. The clinical significance of fever patterns. Inf Dis Clin North Am 1996. HTTP//xa.yimg.com/kq/groups/15854266/766761054/name/monograf

• Katzung G. Farmakologi Dasar dan Klinis Edisi VIII bagian ke 2. Jakarta;Salemba Medika