Finishing
-
Upload
fredy-wakanno -
Category
Documents
-
view
215 -
download
3
description
Transcript of Finishing
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan kasih karunia-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Manual Pemboran Air Tanah Khususnya FINISHING” ini dengan baik. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih terhadap orangtua kami masing-masing disana yang selalu mendukung serta mendoakan kami, dan juga terima kasih kepada rekan-rekan mahasiswa serta Dosen Pembimbing yang ikut serta dalam penulisan makalah ini.
Penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian, khususnya mahasiswa-mahasiswa Teknik Pertambangan dalam memperoleh pengetahuan mengenai “FINISHING”.Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan, oleh sebab itu diharapkan para pembaca dapat memberikan saran dan kritik yang membangun guna untuk menyempurnakan makalah ini.
Penulis
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ………………………………………………………………………... 1
Daftar Isi ………………………………………………………………………………. 2
Bab I (Pendahuluan)
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………...3
1.2 Permasalahan …………………………………………………………………3
1.3 Maksud dan Tujuan…………………………………………………………...3
1.4 Hasil dan Harapan…………………………………………………………….3
Bab II (Pembahasan)
2.1 Uji Pemompaan………………………………………………………………..4
2.2 Pemeriksaan Kualitas air tanah………………………………………………12
2.3 Pemilihan Lokasi……………………………………………………………...12
Bab III (Penutup)
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………13
Daftar Pustaka
2
BAB I
PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang
Di dalam suatu industry pertambangan, kegiatan pemboran adalah suatu aktivitas vital baik dalam pengambilan sempel maupun pemboran produksi. Tujuan dari kegiatan ini ada bermacam-macam pemboran tidak saja dilakukan dalam industry pertambangan tetapi juga unutk bidang-bidang lain. Contonhya manual pemboran untuk air tanah dimana pemboran ini bertujuan untuk mengetahui kualitas air tanah dan sebelum mengetahui hal tersebut kita harus mengetahui pemilihan tempat yang tepat untuk melakukan pemboran tersebut dan melakukan uji pemompaan sehingga dapat menghasilkan kualitas air yang bagus untuk kehidupan sehari-hari.
1.2 Permasalahan
Bagaimana cara uji pemompaan ? Bagaimana cara melakukan pemeriksaan kualitas air tanah ? Bagaimana cara pemilihan lokasi ?
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud dari pembuatan makalah ini adalah agar dapat menambah ilmu Manual Pemboran Air Tanah Khususnya FINISING kepada teman-teman mahasiswa teknik pertambangan.
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah ;a. Mahasiswa dapat mengetahui apa itu Finishingb. Mahasiswa dapat mengetahui cara melakukan uji pemompaanc. Mahasiswa dapat mengetahui cara pemeriksaaan kualitas air tanahd. Mahasiswa dapat mengetahui cara pemilihan lokasi unutk melakukan pemboran air
tanah
1.4 Hasil & Harapan
Hasil dan harapan dari pembuatan makalah ini adalah agar wawasan teman-teman mahasiswa sekalian tentang Manual Pemboran Ait Tanah Khususnya FINISHING semakin bertambah, sehingga wawasan tersebut dapat disalurkan ke dalam dunia kerja kelak ataupun dibagi-bagikan kepada teman-teman mahasiswa yang lain.
3
BAB II
ISI
FINISHINGAkhir dari rangkaian pekerjaan pemboraan air tanah adalah menguji kuantitas air
tanah yang dapat dieksploitasi dari sumur yang telah dibuat, memeriksa kualitas air tanahnya dan pemulihan lokasi. Kuantitas air sumur ditentukan berdasarkan berdasarkan uji pemompaan. Kualitas air tanah ditentukan dengan analisa kimia dan fisika air di lapangan dan laboratorium.
2.1 Uji Pemopaan
Sasaran utama pelaksanaan uji pemompaan adalah :
1. Menentukan besaran kapasitas jenis sumur dan efisiensi sumur2. Menentukan parameter hidraulik sumur.
Untuk penentuan kapasitas jenis sumur, rekaman yang diperlukan adalah debit pemompaan dan tinggi penurunan muka air tanah selama pemompaan (draw down) yang lazim disingkat TPA. Penentuan kapasitas jenis ini dimaksudkan untuk dapat memilih jenis dan kapasitas pompa yang sesuai.
Penentuan parameter hidraulik sumur dapat dilakukan dengan meghitung besaran tramisivitas dan koefisien kandungan (storage coefficient) akuifer, oleh karena itu pengujisn ini sering disebut uji-akuifer. Dari parameter tersebut dapat diperhitungkan :
1. Pengaruh pemompaan terhadap sumur-sumur jyang telah ada di sekitarnya.2. Penurunan muka air tanah (TPA) untuk waktu yang akan datang dan pada debit-debit
yang berada (dengan simulasi)3. Jari-jari kerucut pengaruh untuk sumur tunggal maupun untuk beberapa sumur secara
“Interference”
Uji pemompaan biasanya dilaksanakan dengan dua metode :
1. Uji pemompaan bertahap (step-drawdown test)2. Uji pemompaan debit konstan (long-term constant rate test)
Data kedua metode uji pemompaan tersebut data-data yang di rekam adalah :
1. Muka air tanah/ pisometrik awal (sebelum pemompaan)2. Debit pemompaan3. Penurunan muka air tanah selama pemompaan (drawdown), baik pada sumur yang
dipompa maupun pada sumur/sumur-sumur pengamatan.4. Waktu sejak dimulai pemompaan5. Sifat fisis dan kimiawi air tanah6. Kenaikan muka air tanah kambuhan (recovery) setelah pompa dimatikan
4
7. Waktu setealah pompa di matikan
Mengingat seluruh evaluasi hasil uji pemompaan adalah didasarkan pada rekaman data-data tersebut, maka mutlak perlu pengukuran dan pengamatan dilakukan secara teliti.
Pengukuran air tanah atau muka pisometrik awal diperlukan untuk mengetahui buaian (Fluktuasi) harian, sehingga pada waktu pengujian kambuhan (recovery) dapat dilakukan kapan muka air tanah awal telah dicapai kembali, sehingga dapat ditentukan saat uji kambuhan harus di hentikan. Untuk dapat menentukan buaian muka air tanah harian ini, minimal selama 3 hari sebelum pelaksanaan uji pemompaan perlu dilakukan pengukuran muka air tanah tiap selang 6 jam.
Pada uji pemompaan bertahap, sebaiknya jumlah tahap yang dilaksanakan paling sedikit 4 tahap, dimana debit yang besar (tahap akhir) ditentukan sebesar 1,25 x debit maksimum sumur, sedangkan untuk debit pada tahapan yang lain ditentukan dengan membagi besaran debit terbesar (terakhir) oleh jumlah tahap yang akan dilaksanakan.
Penentuan debit pada uji pemompaan dapat dilakukan setelah debit optimum atau “safe Yield” dan sumur dievaluasi berdasarkan data yang di peroleh dari uji pemompaan bertahap.
Selang waktu pengukuran penurunan/kambuhan muka air tanah selama pemompaan kambuhan umumnya ditentukan oleh keperluan pengeplotan data penurunan muka air tanah pada kertas semilog. Selang waktu yang disarankan unutk pengukuran TPA (Tinggi penurunan muka air tanah) diberikan tabel 2.1
Tabel 2.1
Selang waktu pengukuran TPA yang disarankan selama uji pemompaan
PADA SUMUR POMPA PADA SUMUR PENGAMATWaktu sejak Pemompaan
Dimulai (Dimatikan) MenitSelang waktu
(Menit)Waktu sejak pemompaan
dimulai (Dimatikan) MenitSelang Waktu(Menit)Dari Sampai Dari Sampai
0 10 0,5-1 0 60 210 15 1 60 120 515 60 5 120 240 1060 300 30 240 360 30300 1.440 60 360 1.440 60
1,440 Selesai 480 (8 Jam) 1.440 Selesai 480 (8 Jam)
5
Instalasi pompa Submersible di dalam sumur untuk pemompaan diberikan pada gambar 2.1
6
Uji Pemompaan berdasarkan peralatan yang dipakai dapat dilakukan dengan dua cara :
1. Pemompaan2. Air- Lift
Untuk uji pemompaan dengan menggunakan pompa, perlu peralatan minimal yang diperlukan adalah :
1. Pompa : Dapat digunakan pompa
selam (Submersible) atau turbin (Gambar 2.2 dan 2.3). Pemilihan jenis dan kapasitas pompa biasanya dapat ditentukan dari brosur-brosur yang di keluarkan oleh pabrik pembuat pompa tersebut.
2. Sumber dayaGenerator digunakan
jika pompa yang dipakai dari jenis pompa selam, kapasitas generator yang di perlukan disesuaikan dengan pompa selam yang di gunakan, umunya sebesar 2,5 x gaya pompa (factor 2,5 dibutuhkan terutama pada waktu start pemompaan). Unutk jenis pompa turbin, sumber daya yang di perlukan adalah disel.
3. Alat Pengukur Debit : dapat Beruba V-notch, “Orifice weir” (Gambar 2.4),water meter, dan lain-lain.
Gambar 2.2Skema Instalasi Pompa Submersible
Unutk Uji Pemompaan
7
4. Indikator muka air : Mengingat ketelitian yang di perlukan harus tidak lebih dari 1 cm, alat yang dipergunakan harus dari jenis elektronik (Gambar 2.5). jumlah alat indicator muka air tanah untuk setiap kegiatan uji pemompaan minimal 3 unit, yaitu 1 unutk sumur yang dipompa, 1 unutk sumur pengamat, dan yang lain untuk cadangan jika terjadi gangguan pada kedua alat yang di pakai.
Gambar 2.2Pompa Submersible
Gambar 2.3Pompa Turbin
5. Alat pencatat waktu :
Umumnya dugunakan stopwatch.
6. Alat Pengukur sifat kimia air tanah :
Pengukuran dilakukan di lapangan menggunakan Water Kit Analysis (Lihat Gambar 2.6)
Peralatan bantu yang di perlukan jika menggunakan metode “air-life” adalah sama
dengan pada metode penggunaan pompa kecuali untuk pompa dan sumber daya diganti
dengan compressor. Pelaksanaan sama dengan “air-lift” pada tahap pekerjaan pembersihan-
pembersihan penyempurnaan sumur (development).
Analisa Data Uji Pemompaan
Analisa data uji pemompaan memerlukan pengetahuan tentang seluruh factor yang
dapat mempengaruhi penurunan maka air tanah (Drawdown) yang meliputi antara lain
hidrogeologi, akifer, teori hidrolik sumur dan aspek pelaksanaan penyelenggaraan uji
pemompaan.
Penganalisa harus mampu mengviasualisasikan kondisi alamiah dan mampu
menganalisa jika terjadi penyimpangan dari asumsi-asumsi dasar yang digunakan untuk tiap-
tiap persamaan harus selalu diperhatikan.
Uraian evaluasi uji pemompaan berikut di tujukan untuk sekedar memberikan
gambaran secara ringkas berdasarkan cara perhitungan yang paling sederhana dan sering
8
Gambar 2.4Pengukur debit “ Orifice Weir”
dipakai. Untuk kasus-kasus yang lebih kompleks dapat di pelajari dari beberapa buku yang
secara khusus menguraikan perihal hidraulik sumur.
9
Perhitungan Kapasitas Jenis Sumur
Kapasitas jenis sumur adalah besaran luas (Yield) sumur per satuan penurunan muka air tanah (Draw down), biasanya dinyatakan dalam m³/hari/m. Besaran kapasitas jenis berbeda berdasarkan jangka waktu pemompaan rumus Jacob :
Qs= 5,463T
log 2,25Ttr ² S
Di mana :
Qs=Kapasitas Jenis Sumur ¿m³/hari/m)
Q = Debit pemompaan (m³/hari/m)
s = Penurunan muka air tanah (Draw down), meter
t = Waktu Pemompaan, Hari
S = Koefisien penyimpanan (Storage Coeficient), tanpa persetujuan
T = Transmisivitas, m²/hari
Untuk aliran tunak (Steady state flow, atau equilibrium), pada akuifer bebas (unconfined) T dapat di hitung dengan menggunakan thiem.
T = Q logRIr
1,36(H2−h2)
Di mana :
R = Radius kerucut drawdown
r = Radius sumu, meter
Gambar 2.5Indikator Muka Air Tanah
10
H = Muka air tanah diukur dari dasar akuifer, Meter
h = Muka air tanah pada waktu pemompaan diukur dari dasar akuifer, meter
T = Transmisvitas, m²/hari = k x b
k = koefisien permenbilitas (konduktivitas), m/hari
b = ketebalan akuifer, meter
Untuk aliran tunak pada kondisi akuifer terkekang (confined)
T = Q log RIr
2,73(H−h)
Atau dapat di gunakan persamaan Jacob :
T = 2,3Q4 πΔs
Di mana :
Δs = Perbedaan drawdown tiap siklus logaritmit, meter
Perhitungan besaran koefisien kandungan dapat dilakukan dengan menggunakan data drawdown waktu dari sumur pengamatan (observation well).
S = 2,25Tt ₀r ² ₀w
Di mana :
t₀ = perpotongan antara perpanjangan kurva drawdown- waktu dengan sumbu drawdown, dimana drawdown = nol, hari
r₀w = Jarak antar sumur yang di pompa dengan sumur pengamatan / observation well
Gambar 2.6Water Kit Analysis
Evaluasi Debit Optimum (Safe Yield) Sumur
Evaluasi debit optimum sumur dapat dilakukan dengan menggunakan data drawdown test dengan cara pendekatan geometri (Sichardt). Persyaratan untuk dapat digunakanny cara ini adalah bahwa masing-masing tahap (step) harus mencapai keadaan tunak ( Steady state flow) di mana luah (discharge) sama dengan recharge, yang di sajikan pada kurva drawdown-debit.
Penentuan debit maksimum dapat dilakukan dengan persamaan Sicharld :
Qmax = 2 n re b √k15Dimana :Qmax = debit maksimum yang disadap, meterRe = Radius efektif, meterb = Ketebalan akuifer yang disadap, meterk = koefisien permeabilitas, di peroleh dariT = k x b, m/det
Besar debit optimum dapat diperoleh dengan memproyeksikan titik perpotongan antara kurva debit-drawdown dengan garis yang menghubungkan nilai b pada sumbu drawdown dengan Qmax pada sumbu debit.
11
Gambar 2.7Kondisi muka air pada saat terjadi
pemompaan
2.2 Pemeriksaan Kwalitas Air Tanah
Sesuai dengan sasaran utama dari seluruh kegiatan pemboran yaitu untuk dapat
memperoleh air bersih dari air tanah, maka adalah perlu diselenggarakan pemeriksaan
kwalitas air tanah dari sumur-sumur yang di buat.
Cara pengambilan contoh air tanah untuk keperluan sumur produksi adalah pada
waktu ± 20 menit setelah uji pemompaan debit konstan dimulai dan pada saat pemompaan
akan dimatikan.
Volume yang di perlukan 2 sampai 5 liter, di simpan di dalam botol yang berwarna
gelap, setelah diisi botol harus di tutup rapat (kedap suara), tanpa gelembung di dalam botol,
kemudian botol ditempeli label yang menunjukan nomor sumur, lokasi tanggal dan waktu
pengambilan.
Contoh harus segera dikirim ke laboratorium dalam waktu 24 jam.
Unsur-unsur yang harus di analisa :
- Warna - pH -Besi
- Bau - Electrical Conductivity - Dissolved oxigen
- Rasa - Total Dissolved solids - Amonia
- Kekeruhan - Total hardness - CO²-bebas
- Chiorida - Kalsium
- Sulfat - Magnesium
- Karbonat - Sodium
- Bikarbonat - Nitrat
- Alkalinitas - Mangan
- Arsen - Flour
2.3 Pemilihan Lokasi
Setelah seluruh pekerjaan pemboran, konstruksi, dan pemompaan diselesaikan, mesin
bor berikutnya seluruh peralatannya segera dipindahkan dari lokasi pemboran. Bekas bak
lumpur pemboran harus ditimbun kembali sampai rasa dan di padatkan. Penyemenan lantai
sumur yang berukuran panjang x lebar x tebal (2x2x0,5 m³) dilaksanakan setelah pemasangan
penutup sumur dan pengecatan casing yang akan muncul di atas muka tanah setinggi ± 0,80
meter di selesaikan
12
BAB III
KESIMPULAN
Finishing Akhir dari rangkaian pekerjaan pemboraan air tanah adalah menguji kuantitas air tanah yang dapat dieksploitasi dari sumur yang telah dibuat, memeriksa kualitas air tanahnya dan pemulihan lokasi. Kuantitas air sumur ditentukan berdasarkan berdasarkan uji pemompaan. Kualitas air tanah ditentukan dengan analisa kimia dan fisika air di lapangan dan laboratorium.Uji Pemopaan
Sasaran utama pelaksanaan uji pemompaan adalah :
3. Menentukan besaran kapasitas jenis sumur dan efisiensi sumur4. Menentukan parameter hidraulik sumur.
Uji pemompaan biasanya dilaksanakan dengan dua metode :
3. Uji pemompaan bertahap (step-drawdown test)4. Uji pemompaan debit konstan (long-term constant rate test)
Data kedua metode uji pemompaan tersebut data-data yang di rekam adalah :
8. Muka air tanah/ pisometrik awal (sebelum pemompaan)9. Debit pemompaan10. Penurunan muka air tanah selama pemompaan (drawdown), baik pada sumur yang
dipompa maupun pada sumur/sumur-sumur pengamatan.11. Waktu sejak dimulai pemompaan12. Sifat fisis dan kimiawi air tanah13. Kenaikan muka air tanah kambuhan (recovery) setelah pompa dimatikan14. Waktu setealah pompa di matikan
Uji Pemompaan berdasarkan peralatan yang dipakai dapat dilakukan dengan dua cara :
1. Pemompaan2. Air- Lift
Untuk uji pemompaan dengan menggunakan pompa, perlu peralatan minimal yang diperlukan adalah :1. Pompa :
2. Sumber daya3. Alat Pengukur Debit4. Indikator muka air5. Alat pencatat waktu
13
6. Alat Pengukur sifat kimia air tanah
Pemeriksaan Kwalitas Air Tanah
Sesuai dengan sasaran utama dari seluruh kegiatan pemboran yaitu untuk dapat
memperoleh air bersih dari air tanah, maka adalah perlu diselenggarakan pemeriksaan
kwalitas air tanah dari sumur-sumur yang di buat.
Cara pengambilan contoh air tanah untuk keperluan sumur produksi adalah pada
waktu ± 20 menit setelah uji pemompaan debit konstan dimulai dan pada saat pemompaan
akan dimatikan.
Volume yang di perlukan 2 sampai 5 liter, di simpan di dalam botol yang berwarna
gelap, setelah diisi botol harus di tutup rapat (kedap suara), tanpa gelembung di dalam botol,
kemudian botol ditempeli label yang menunjukan nomor sumur, lokasi tanggal dan waktu
pengambilan.
Contoh harus segera dikirim ke laboratorium dalam waktu 24 jam.
Unsur-unsur yang harus di analisa :
- Warna - pH -Besi
- Bau - Electrical Conductivity - Dissolved oxigen
- Rasa - Total Dissolved solids - Amonia
- Kekeruhan - Total hardness - CO²-bebas
- Chiorida - Kalsium
- Sulfat - Magnesium
- Karbonat - Sodium
- Bikarbonat - Nitrat
- Alkalinitas - Mangan
- Arsen - Flour
Pemilihan Lokasi
Setelah seluruh pekerjaan pemboran, konstruksi, dan pemompaan diselesaikan, mesin
bor berikutnya seluruh peralatannya segera dipindahkan dari lokasi pemboran. Bekas bak
lumpur pemboran harus ditimbun kembali sampai rasa dan di padatkan. Penyemenan lantai
sumur yang berukuran panjang x lebar x tebal (2x2x0,5 m³) dilaksanakan setelah pemasangan
penutup sumur dan pengecatan casing yang akan muncul di atas muka tanah setinggi ± 0,80
meter di selesaikan
14