FINAL-PONTI-11-STUDI KELAYAKAN LINGKUNGAN.docx

11
PT. SAPTA INSAN NUSANTARA Engineering Consultant LAPORAN FINAL Feasibility Study Penyediaan Air Baku Kota Metropolitan BAB XI KELAYAKAN LINGKUNGAN 11.1 UMUM Pengembangan suatu kawasan, baik perkotaan maupun perdesaan sangat ditentukan oleh kondisi infrastruktur yang ada, salah satunya adalah penyediaan air baku untuk menyuplai kebutuhan air bersih bagi kebutuhan rumah tangga, perkotaan dan industri (RKI). Pada kajian kelayakan lingkungan ini akan diuraikan mengenai potensi munculnya dampak, baik dampak yang bersifat positif maupun dampak yang bersifat negatif dari rangkaian kegiatan pembangunan infrastruktur air baku di Kota Metropolitan Pontianak. Dengan adanya pembangunan infrastruktur air baku, maka dampak positif yang ditimbulkan akan sangat besar, baik dampak langsung maupun dampak tidak langsung yang merupakan multiplier effect dari kegiatan tersebut. Namun demikian dalam proses pembangunannya, juga akan menimbulkan dampak negatif terhadap komponen lingkungan dan sosial masyarakat pada tiap tahap kegiatan pra konstruksi, konstruksi dan pasca konstruksi (operasi). Pada pembahasan ini akan diuraikan komponen dampak yang mungkin terjadi. 11.2 SUMBER DAN JENIS DAMPAK Dalam analisis kelayakan lingkungan dibagi menjadi 3 bagian yaitu: 1. Tahap pra-konstruksi Sumber dampak pada tahap pra konstruksi yang diperkirakan terjadi diantaranya adalah: a. Survey lokasi/tinjauan lapangan IX-1

Transcript of FINAL-PONTI-11-STUDI KELAYAKAN LINGKUNGAN.docx

LAPORAN FINALFeasibility Study Penyediaan Air Baku Kota Metropolitan PontianakBAB XIKELAYAKAN LINGKUNGAN

11.1 UMUMPengembangan suatu kawasan, baik perkotaan maupun perdesaan sangat ditentukan oleh kondisi infrastruktur yang ada, salah satunya adalah penyediaan air baku untuk menyuplai kebutuhan air bersih bagi kebutuhan rumah tangga, perkotaan dan industri (RKI). Pada kajian kelayakan lingkungan ini akan diuraikan mengenai potensi munculnya dampak, baik dampak yang bersifat positif maupun dampak yang bersifat negatif dari rangkaian kegiatan pembangunan infrastruktur air baku di Kota Metropolitan Pontianak. Dengan adanya pembangunan infrastruktur air baku, maka dampak positif yang ditimbulkan akan sangat besar, baik dampak langsung maupun dampak tidak langsung yang merupakan multiplier effect dari kegiatan tersebut. Namun demikian dalam proses pembangunannya, juga akan menimbulkan dampak negatif terhadap komponen lingkungan dan sosial masyarakat pada tiap tahap kegiatan pra konstruksi, konstruksi dan pasca konstruksi (operasi). Pada pembahasan ini akan diuraikan komponen dampak yang mungkin terjadi.

11.2 SUMBER DAN JENIS DAMPAKDalam analisis kelayakan lingkungan dibagi menjadi 3 bagian yaitu:1. Tahap pra-konstruksiSumber dampak pada tahap pra konstruksi yang diperkirakan terjadi diantaranya adalah:a. Survey lokasi/tinjauan lapanganPada kegiatan survey lapangan, akan dilakukan beberapa aktivitas yang menimbulkan/ menyebabkan dampak, diantaranya Kunjungan lapangan untuk melihat kondisi lahan yang direncanakan dan Adanya tim rombongan survei lapangan dan investigasi yang langsung ke lokasi rencana kegiatan.Dampak yang diperkirakan terjadi yaitu adanya persepsi masyarakat yang beragam sehingga dapat mengakibatkan keresahan masyarakat.b. Persiapan lahanKegiatan persiapan lahan yang dimaksudkan yaitu penambahan kapasitas tampungan pada Waduk Penepat dan Bendung Ambawang.Pada kegiatan persiapan lahan, dampak yang akan terjadi diperkirakan berupa keresahan masyarakat terkait dengan lahan yang akan dipersiapkan sebagai lokasi kegiatan.2. Tahap konstruksiSumber dampak pada tahap konstruksi yang diperkirakan terjadi diantaranya adalah:a. Mobilisasi tenaga kerjaMobilisasi tenaga kerja yang diperlukan selama proses konstruksi berlangsung, yaitu penerimaan tenaga kerja terdidik, terlatih dan tenaga kerja kasar. Penerimaan tenaga kerja ini dapat berasal dari daerah setempat maupun dari daerah lain.Pengerahan tenaga kerja ini dapat menimbulkan dampak berupa peluang kesempatan bekerja bagi anggota masyarakat setempat (terutama angkatan kerja), selama tahap konstruksi berlangsung dan keresahan/kecemburuan sosial di lingkungan masyarakat setempat akibat kehadiran tenaga kerja dari daerah lain (tenaga kerja pendatang).b. Pembangunan dan aktivitas base campPelaksanaan kegiatan konstruksi yang memakan waktu beberapa minggu bahkan bulan, tentu memerlukan base camp untuk pekerja, serta berbagai aktivitasya yang akan menimbulkan danmapk terhadap lingkungan.Dampak yang ditimbulkan karena adanya pembangunan dan aktivitas base camp pekerja selama tahap konstruksi adalah penurunan kualitas air. Kondisi ini dapat terjadi akibat aktivitas base camp yang menghasilkan limbah domestik. Dengan kondisi sanitasi yang seadanya, maka guyuran air hujan dapat mengakibatkan run off permukaan yang membawa limbah dapat menurunakan kualitas air di sekitarnya.c. Mobilisasi material dan peralatanAdanya mobilisasi peralatan dan material yang dibutuhkan selama tahap konstruksi menuju lokasi rencana kegiatan konstruksi. Adapun material yang di angkut meliputi pasir, batu, semen, tanah, plat besi/baja, perpipaan, dll. Sedangkan peralatan yang dipakai pada saat konstruksi diantaranya dump truck, excavator, bulldozer, concrete mixer, compressor, generator set, motor grader, Sheeps foot compactor, dll.Kegiatan mobilisasi material dan peralatan selama tahapan konstruksi dapat mengakibatkan terjadinya:1) Gangguan lalu-lintas dan kerusakan jalanAkses jalan yang digunakan selama mobilisasi peralatan dan material dengan meningkatnya pergerakan kendaraan keluar masuk proyek akan mengakibatkan kemacetan dan kerusakan jalan.2) Peningkatan kebisinganIntensitas kebisingan akan meningkat pada saat mobilisasi material dan peralatan menuju lokasi konstruksi pembangunan terminal. Pada kegiatan mobilisasi peralatan berpotensi terjadinya peningkatan kebisingan. Jika kecepatan kendaraan < 40 km/jam menyebabkan proses perpindahan sumber kebisingan dari satu lokasi ke lokasi berikutnya relatif lambat. Besarnya tingkat kebisingan berpotensi menyebabkan gangguan pendengaran penduduk (terutama di pinggir jalan) di sekitar jalan yang dilewati.3) Penurunan kualitas udaraPada kegiatan mobilisasi peralatan berpotensi mencemari udara dan tingkat kebisingan di sekitar jalan yang dilalui oleh kendaraan pengangkut peralatan dan bahan. Proses pengangkutan ini akan menghasilkan emisi sejumlah polutan udara seperti SO2, NO2, dan CO.d. Persiapan dan pematangan lahanLokasi proyek yang akan dilakukan kegiatan konstruksi diantaranya di Sungai Ambawang dan Penepat sebelum kegiatan konstruksi, maka terlebih dahulu akan dilakukan kegiatan persiapan dan pematangan lahan.Kegiatan ini diperkirakan menimbulkan dampak berupa:1) Gangguan flora dan faunaSehubungan dengan kegiatan pembersihan dan pematangan lahan yang akan dimanfaatkan untuk kegiatan konstruksi, maka vegetasi yang ada akan di tebang dan dibersihkan. Hal ini mengakibatkan hilangnya vegetasi maupun migrasi fauna pada lokasi kegiatan.2) Penurunan kualitas udaraPenurunan kualitas udara dapat terjadi akibat meningkatnya konsentrasi debu dan partikulat serta peningkatan kebisingan.3) Penurunan kualitas airPenyiapan dan pembersihan lahan dapat menyebabkan penurunan kualitas air yang ada di sekitar lokasi rencana kegiatan konstruksi. Hal ini disebabkan karena terbukanya lahan, apalagi jika musim hujan yang menyebabkan terjadinya sedimen di badan air yang ada di sekitar lokasi.e. Pekerjaan konstruksiPekerjaan konstruksi yang dimaksud pada tahap ini meliputi pembangunan infrastruktur pengembangan Waduk Penepat, serta alternatif pembangunan Bendung dan Bendung Gerak Ambawang.Kegiatan ini diperkirakan menimbulkan dampak berupa:1) Bahaya kecelakaan dan keselamatan kerjaBahaya kecalakaan dapat terjadi akibat peralatan bantu dalam pekerjaan yang tidak baik. Kecelakaan dapat terjadi akibat human error atau akibat lingkungan kerja yang tidak mengandung kaidah keselamatan. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan peralatan, alat kerja, bahan dan proses kerja, dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan.

2) Kemacetan dan kecelakaan lalulintasKemacetan dan kecelakaan lalu-lintas berpotensi terjadi ketika peralatan berat dan kedaraan keluar masuk proyek untuk mengangkut material dan peralatan.3) Penurunan kualitas udaraPolusi udara yang berbentuk emisi gas buang seperti Karbon Monoksida (CO), Nitrogen Dioksida (NO2) Sulfur Dioksida (S02) dan Amoniak (NH3), merupakan komponen yang sering dikeluarkan dari pembakaran bahan bakar minyak mesin kendaraan dan mesin alat-alat berat di lokasi rencana kegiatan. Disampig itu juga peningkatan kadar debu dan partikulat selama kegiatan konstruksi.4) Peningkatan kebisinganPeningkatan kebisingan dari aktifitas kendaraan pengangkut material, pengoperasian alat berat dan kendaraan pengangkut galian tanah terjadi selama proyek berlangsung hingga selesai. Sebagai tolak ukur dampak adalah baku mutu tingkat kebisingan berdasarkan Kep/48/MENLH/11/1996.5) Penurunan kualitas airDampak berupa dampak langsung dan dampak turunan/sekunder, dampak secara langsung yaitu terjadinya kekeruhan (peningkatan padatan terlarut dan peningkatan padatan tersuspensi) pada perairan di sekitar lokasi kegiatan (sungai dan waduk) karena adanya air larian/run off yang masuk kedalam perairan yang membawa lapisan permukaan tanah dan substrat yang terkandung didalam tanah serta galian dan pengurugan tanah, namun kekeruhan ini bersifat sementara dan hanya terjadi pada saat hujan turun, sedangkan dampak sekunder yaitu terjadi pelumpuran di perairan. Pengendapan lumpur mengakibatkan pendangkalan (sedimentasi) di dasar perairan, menyebabkan terganggunya ekosistem perairan, terutama ekosistem dan biota perairan, berupa : Plankton, Bentos, Nekton dan ekosistem biota air lainnya.6) Keresahan masyarakatPada saat kegiatan konstruksi berlangsung akan menimbulkan banyak dampak, khusunya yang bersifat pencemar sehingga menimbulkan keresahan masyarakat. Hal ini dapat berpotensi menimbulkan gangguan kamtibmas.7) Persepsi masyarakatAkibat dampak yang timbul selama tahap konstruksi seperti kemacetan lalulintas, kecelakaan, penurunan kualitas udara, penurunan kualitas air dan sebagainya sehingga menimbulkan persepsi masyarakat yang negatif atau positif.f. Pekerjaan perpipaanKegiatan perpipaan meliputi pemasangan pipa pembawa saluran air baku (transmisi). Kegiatan ini meliputi penggalian tanah, pemasangan pipa dan pengurugan.Dampak yang mungkin terjadi pada kegiatan ini meliputi penurunan kualitas air, penurunan kualitas udara dengan meningkatnya debu dan partikulat, serta gangguan lalu-lintas dan keresahan masyarakat.3. Tahap Pasca Konstruksi (Operasi);Sumber dampak pada kegiatan pasca konstruksi (operasi) diantaranya meliputi:a. Demobilisai tenaga kerjaSehubungan dengan telah selesainya masa pekerjaan konstruksi sehingga dilakukan demobilisasi tenaga kerja baik tenaga kerja lokal ataupun tenaga kerja dari daerah lain.Kegiatan ini diperkirakan menimbulkand ampak berupa: Hilangnya kesempatan kerja baik bagi anggota masyarakat setempat (terutama angkatan kerja) selama tahap konstruksi. Keresahan akibat hilangnya pekerjaan masyarakat lingkungan setempat akibat selesainya masa konstruksi kegiatan pembangunan terminal.b. Demobilisasi peralatanSehubungan dengan telah selesainya masa pekerjaan konstruksi sehingga dilakukan demobilisasi peralatan dan material.Jenis dampak yang ditimbulkan dari kegiatan ini adalah gangguan lalu-lintas.c. Pengoperasian rumah pompa dan gensetPengoperasioan pompa dilakukan untuk menaikkan air dari sungai ke penampungan waduk dan intake. Sedangkan genset diperlukan sebagai sumber listrik.Jenis dampak yang timbul berupa peningkatan kebisingan.d. Pengoperasian sistem penyediaan air bakuPengoperasioan sistem penyediaan air baku dapat terjadi apabila seluruh kegiatan konstruksi sudah selesai. Adapun air baku yang dihasilkan akan digunakan untuk menyuplai instalasi pengolahan air milik PDAM untuk kemudian didistribusikan ke wilayah Kota Metropolitan Pontianak.Jenis dampak yang timbul berupa peningkatan kegiatan perekonomian, mengingat kebutuhan air sangat vital bagi kelangsungan hidup dan berbagai keperluan lainnya.

11.3 EVALUASI DAMPAK TERHADAP KOMPONEN LINGKUNGANHasil identifikasi sumber dan jenis dampak rencana kegiatan pengembangan prasarana air baku Kota Metropolitan Pontianak ini kemudian disusun dalam matriks evaluasi dampak kegiatan terhadap komponen lingkungan hidup sesuai dengan matriks AMDAL. Berikut elaborasinya.Tabel 11.1 Matrik Evaluasi Dampak Kegiatan Proyek Pembangunan terhadap Komponen LingkunganKegiatan ProyekIIIIII

Komponen Lingkungan123456789101112

I. Fisik Kimia

1.Kualitas UdaraA2A2A2A2B2B2

2.KebisinganA2A2A2A2B2B2

3.Kualitas AirB2A2A2A2B2A1

4.Run off/Limpasan permukaanB2A2A2A2A2

5.Limbah DomestikB2

II. Biologi

6.Flora Darat/vegetasiB2B2B2

7.Fauna DaratB2B2B2

8.Biota perairanB2B2

III. Sosekbudkesmas

9.Pendapatan & kesempatan kerjaA1B2A1

10. Ganggian lalu-lintasA2A2B2

11.Perekonomian dan kesejahteraanA1

12.Sikap dan Persepsi MasyarakatB2A1

13.Keresahan MasyarakatB2B2A2A2A2A2B2

Keterangan :

A1:Dampak Positif Penting Komponen Kegiatan

A2:Dampak Negatif Penting I.Tahap Pra Konstruksi

1:Survei Lapangan

B1:Dampak Positif Tidak Penting 2:Persiapan Lahan

B2:Dampak Negatif Tidak Penting II.Tahap Konstruksi

3:Mobilisasi tenaga kerja

4:Pembangunan dan aktivitas base camp

5:Mobilisasi material dan peralatan

6:Persiapan dan pematangan lahan

7:Pekerjaan Konstruksi

8:Pekerjaan Perpipaan

III.Tahap Pasca Konstruksi

9:Demobilisasi Tenaga Kerja

10:Demobilisasi Peralatan

11:Pengoperasian rumah pompa dan genset

12:Pengoperasian sistem penyediaan air baku

Berdasarkan hasil evaluasi dampak terhadap komponen lingkungan, maka dapat diketahui bahwa kegiatan pengembangan sistem penyediaan air baku di Kota Metropolitan Pontianak memberikan dampak terhadap kompenen lingkungan. Adapun dampak negatif penting terjadi pada komponen kualitas udara, kebisingan, kualitas air, limpasan permukaan, gangguan lalu-lintas dan keresahan masyarakat. Sedangkan komponen lain diprediksi mendapatkan dampak negatif tidak penting. Disamping dampak negative, juga terapat dampak positif diantaranya sikap dan persepsi masyarakat yang mendukung, pendapatan dan kesempatan kerja, peningkatan kualitas air (mengingat sumber air baku sudah tidak terintrusi air asin lagi) dan adanya peningkatan perekonomian di wilayah Kota Metropolitan Pontianak akibat supply air bersih yang kontinyu dan tidak terintrusi air asin. Hal ini tentu meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.Adanya dampak negatif terhadap komponen lingkungan dapat mempengaruhi feasibility suatu usaha/kegiatan. Pada kegiatan penyediaan air baku ini, mengingat dampak negatif yang ditimbulkan terdapat dampak penting, maka dibutuhkan suatu penanganan secara teknis untuk meminimalisir dampak lingkungan yang ada. Mengingat dampak yang terjadi tidak hanya bersifat negatif, namun juga bersifat positif serta merupakan basic need bagi masyarakat, maka kegiatan penyediaan air baku dapat dikatakan layak secara lingkungan, dengan catatan diperlukan kajian teknis lingkungan seperti AMDAL atau UKL-UPL guna memberikan kajian secara teknis dalam mengelola dampak lingkungan yang terjadi sebelum dimulainya kegiatan.

PT. SAPTA INSAN NUSANTARAEngineering ConsultantIX-7