Filtrasi glomerulus

9
Nama : Stephanie Datu Rara Nim : O111 13 305 Rangkuman Fisiologi Ginjal 1. Filtrasi glomerulus Glomerulus merupakan bagian kecil dari ginjal yang mempengaruhi fungsi sebagai saringan atau filtrasi. Filtrasi glomerulus adalah proses penyaringan yang terjadi di glomerulus, dimana akibat adanya tekanan hidrostatik. Proses terjadinya filtrasi yaitu dari arteriol aferen menuju glomerulus dimana di glomerulus terjadi penyaringan darah serta enzim – enzim selanjutnya menuju arteriol aferen. Tekanan darah arteriol aferen lebih besar dari pada tekanan darah arteriol eferen, sehingga di glomerulus terjadi filtrasi. Laju filtrasi dapat diukur dengan menggunakan zat – zat yang dapat difiltrasi glomerulus. Rata – rata GFR{Gromerular Filtration Rate} normal pada jantan sekitar 125 ml/ menit. Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi GFR {Gromerular Filtration Rate} yaitu : 1. Anyaman ukuran kapiler 2. Permeabilitas kapiler 3. Tekanan Hidrostatik

description

Rangkuman fisiologi veteriner II

Transcript of Filtrasi glomerulus

Nama : Stephanie Datu RaraNim : O111 13 305Rangkuman Fisiologi Ginjal1. Filtrasi glomerulus Glomerulus merupakan bagian kecil dari ginjal yang mempengaruhi fungsi sebagai saringan atau filtrasi. Filtrasi glomerulus adalah proses penyaringan yang terjadi di glomerulus, dimana akibat adanya tekanan hidrostatik. Proses terjadinya filtrasi yaitu dari arteriol aferen menuju glomerulus dimana di glomerulus terjadi penyaringan darah serta enzim enzim selanjutnya menuju arteriol aferen. Tekanan darah arteriol aferen lebih besar dari pada tekanan darah arteriol eferen, sehingga di glomerulus terjadi filtrasi. Laju filtrasi dapat diukur dengan menggunakan zat zat yang dapat difiltrasi glomerulus. Rata rata GFR{Gromerular Filtration Rate} normal pada jantan sekitar 125 ml/ menit. Adapun faktor faktor yang mempengaruhi GFR {Gromerular Filtration Rate} yaitu :1. Anyaman ukuran kapiler2. Permeabilitas kapiler3. Tekanan Hidrostatik 4. Tekanan Osmotik Serta tekanan yang berpengaruh pada GFR { Gromerular Filtration Rate} yaitu :1. Tekanan yang berpengaruh pada glomerulus 50 mmHg2. Tekanan pada kapsula bowman 10 mmHg3. Tekanan osmotik kaloid plasma 25 mmHg Filtrasi glomerulus menghasilkan urine primer yaitu :1. Air2. Protein3. Glukosa4. Asam Amino5. Urea6. Ion Anorganik Dalam cairan filtrat tidak ditemukan eritrosit dan mengandung sedikit protein. GFR Regulation diatur oleh kontrol intrinsik dan ekstrinsik. Kontrol intrinsik dimana bekerja lokal pada ginjal, sedangkan kontrol ekstrinsik bekerja lokal pada sistem endokrin dan sistem saraf. Hasil dari filtrasi glomerulus disimpan di Bowman space.

2. Reabsorpsi Proses reabsorbsi merupakan proses penyerapan kemabali zat zat metabolisme tubuh yang dibutuhkan dari hasil filtrasi urin. Tubulus kontortus proksimal Terjadi reabsorbsi ion, air, dan nutrien nutrien berharga dari volume filtrat awal yang besar. Pemrosesan filtrat di dalam tubulus kontortus proksimal membantu mempertahankan pH yang relatif konstan dalam cairan tubuh. Tubulus proksimal juga menyerap kembali sekitar 90% buffer bikarbonat (HCO3-) dari filtrat sehingga berkontribusi lebih lanjut terhadap keseimbangan pH dalam cairan tubuh. Hasil reabsorpsi di tubulus kontortus proksimal adalah cairan isotonik terhadap plasma tetapi konsentrasinya sedikit berkurang dibandingkan ketika ultrafiltrasi. Tubulus kontortus distal Tubulus distal memainkan peran dalam meregulasi konsentrasi ion K+ dan NaCl cairan tubuh. Regulasi tersebut menyebabkan variasi dalam jumlah K+ yang disekresikan dalam filtrat, serta jumlah NaCl yang direabsorbsi dari filtrat. Tubulus distal berkontribusi terhadap regulasi pH dengan mengontrol sekresi H+ dan reabsorpsi HCO3-. Tubulus kolektivus Terjadi terutama reabsorbsi air yang diatur oleh hormon ADH (Anti diuretic hormon) dari cairan hipotonis yang menembus dalam tubulus. Hasil tubulus pengumpul adalah urin hipotonik dibandingkan dengan plasma ketika reabsorbsi air tejadi, sebaliknya dilarutkan tanpa ada ADH. Aldosteron hanya bekerja pada tubulus kolektivus dengan merangsang reabsorbsi Na+. Saat saluran pengumpul melintasi gradien osmolaritas di dalam ginjal, filtrat menjadi semakin pekat kehilangan semakin banyak air melalui osmosis ke cairan interstisial yang hiperostomik. Dalam menghasilkan urin yang encer daripada yang pekat, ginjal mereabsorbsi garam garaman secara aktif tanpa membiarkan air mengikuti melalui osmosis.

3. Keseimbangan air dan elektrolit Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis. Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Keseimbangan cairan ditentukan oleh intake atau masukan cairan dan pengeluaran cairan. Pemasukan cairan berasal dari minuman dan makanan. Kebutuhan cairan setiap hari antara 1.800-2.500 ml/hari. Sekitar 1.200 ml berasal dari minuman dan 1.000 ml dari makanan. Sedangkan pengeluaran cairan melalui ginjal dalam bentuk urine 1.200 1.500 ml/hari, feses 100 ml, paru-paru 300-500 ml dan kulit 600-800 ml. Pengaturan kebutuhan cairan dan elektrolit dalam tubuh diatur oleh ginjal, kulit, paru, dan gastrointestinal. Pengaturan keseimbangan cairan dapat meialui sistem atau mekanisme rasa haus yang harus dikontrol oleh sistem hormonal, yakni ADH (anti diuretik hormon), sistem aldosteron, prostaglandin, dan glukokortikoid. Ginjal merupakan organ yang memiliki peran cukup besar dalam pengaturan kebutuhan cairan dan elektrolit Proses pengaturan kebutuhan keseimbangan air ini, diawali oleh kemampuan bagian ginjal seperti glomerulus sebagai penyaring cairan. Kulit merupakan bagian penting dalam pengaturan cairan yang terkait dengan proses pengaturan panas. Proses ini diatur oleh pusat pengatur panas yang disarafi oleh vasomotorik dengan kemanpuan mengendalikan arteriol kutan dengan cara vasodilatasi dan vasokonstriksi. Proses pelepasan panas dapat dilakukan dengan cara penguapan. Jumlah keringat yang dikeluarkan tergantung pada banyaknya darah yang mengalir melalui pembuluh darah dalam kulit. Organ paru berperan dalam pengeluaran cairan dengan menghasilkan insensible water loss kurang lebih 400 ml/hari. Proses pengeluaran cairan terkait dengan respons akibat perubahan terhadap upaya kemampuan bernapas.

4. Keseimbangan Asam Basa Keseimbangan asam basa adalah suat keadaan dimana konsentrasi ion hidrogen yang diproduksi setara dengan konsentrasi ion hidrogen yang dikeluarkan oleh sel. Asidosis yaitu dimana keadaan dimana rendahnya asam atau basa. Alkalosis yaitu dimana keadaan dimana tingginya asam atau basa. Pengaturan keseimbangan asam basa diselenggarakan melalui koordinasi dari 3 sistem yaitu : Sistem buffer yaitu menetralisir kelebihan ion hydrogen, bersifat temporer dan tidak melakukan eliminasi. Fungsi utama system buffer adalah mencegah perubahan pH yang disebabkan oleh pengaruh asam fixed dan asam organic pada cairan ekstraseluler. Sistem respirasi dalam keseimbangan asam basa adalah mempertahankan agar Pco2 selalu konstan walaupun terdapat perubahan kadar CO2 akibat proses metabolism tubuh. Keseimbangan asam basa respirasi bergantung pada keseimbanagn produksi dan ekskresi CO2. Ginjal mengatur keseimbangan asam basa dengan sekresi dan reabsorpsi ion hidrogen dan ion bikarbonat.

5. Osmoregulasi Osmoreguulasi merupakan proses untuk menjaga keseimbangan antara jumlah air dan zat terlarut yang ada di dalam tubuh( menjaga kestabilan cairan tubuh). Pembagian berdasarkan kemampuannya :a. Osmoregulator yaitu hewan yang mampu melakukan osmoregulasi dengan baik tanpa perlu adaptasi dengan lingkungannya.b. Osmokonformer yaitu hewan yang tidak mampu mempertahankan tekanan osmotic di dalam tubuhnya sehingga harus melakukan adaptasi. Fungsi umum osmoregulasi :1. Membuang sisa metabolisme dalam tubuh.2. Mencegah gangguan enzim pada suatu metabolisme.3. Mempertahankan rasio kestabilan ion ion yang terlarut dalam cairan tubuh.4. Mengatur jumlah air dalam tubuh.5. Mengatur ion dan menjaga kestabilan pH. Tipe mekanisme kerja osmoregulasi :1. Regulasi hipertonik (pada ikan air tawar mempertahankaan cairan tubuh dengan mengurangi minum dan memperbanyak urin).2. Regulasi hipotonik (pada ikan air laut yang mempertahankan konsentrasi tubuh dengan memperbanyak minum dan mengurangi urin).3. Regulasi isotonik (pada ikan euriratin mempertahankan cairan tubuh dengan menjaga keseimbangan minum dan pengeluaran urin).