Filsafat Dan Pengetahuan

18
FILSAFAT DAN PENGETAHUAN 1. Kedudukan Filsafat Dalam Pengetahuan Filsafat itu adlah pengetahuan. Filsof adalah menyusun buah pikirannya, membentuk suatu sistem pengetahuan, yang kita sebut sebagai filsafat dari filosof itu. Adapun pengetahuan yang dimiliki oleh umat manusia dapat dibagi dalam dua jenis. Yang pertama yang berasal dari manusia sendiri, yang kedua yang berasal dari luar-manusia. Jenis pengetahuan kedua yang dianggap atau dipercaya berasal dari penciptaan manusia dan alam (yang oleh orang beragama Tuhan) diistilahkan wahyu. Al Kindi menyebut pengetahuan jenis pertama itu pengetahuan Illahi, yang dasarnya keyakinan dan jenis kedua pengetahuan manusiawi, yang dasarnya pemikiran. Jadi ada dua jenis pengetahuan: pengetahuan manusia dan pengetahuan Tuhan. Pengetahuan manusia itu dapat dibagi dalam tiga kategori, yaitu: Pengetahuan indera Pengetahuan ilmu Pengetahuan filsafat Pengetahuann ialah apa yang dikenal atau hasil pekerjaan tahu. Hasil pekerjaan tahu itu adalah hasil dari: kenal, sadar, insaf, mengerti, pandai. Dapat disimpulkan, semua milik atau isi pikiran ialah pengetahuan :

description

artikel ini membahas tentang kaitan antara filsafat dan ilmu pengetahuan

Transcript of Filsafat Dan Pengetahuan

Page 1: Filsafat Dan Pengetahuan

FILSAFAT DAN PENGETAHUAN

1. Kedudukan Filsafat Dalam Pengetahuan

Filsafat itu adlah pengetahuan. Filsof adalah menyusun buah

pikirannya, membentuk suatu sistem pengetahuan, yang kita sebut sebagai filsafat

dari filosof itu.

Adapun pengetahuan yang dimiliki oleh umat manusia dapat dibagi

dalam dua jenis. Yang pertama yang berasal dari manusia sendiri, yang kedua

yang berasal dari luar-manusia. Jenis pengetahuan kedua yang dianggap atau

dipercaya berasal dari penciptaan manusia dan alam (yang oleh orang beragama

Tuhan) diistilahkan wahyu. Al Kindi menyebut pengetahuan jenis pertama itu

pengetahuan Illahi, yang dasarnya keyakinan dan jenis kedua pengetahuan

manusiawi, yang dasarnya pemikiran.

Jadi ada dua jenis pengetahuan: pengetahuan manusia dan

pengetahuan Tuhan. Pengetahuan manusia itu dapat dibagi dalam tiga kategori,

yaitu:

Pengetahuan indera

Pengetahuan ilmu

Pengetahuan filsafat

Pengetahuann ialah apa yang dikenal atau hasil pekerjaan tahu. Hasil

pekerjaan tahu itu adalah hasil dari: kenal, sadar, insaf, mengerti, pandai. Dapat

disimpulkan, semua milik atau isi pikiran ialah pengetahuan :

Kita melihat, mendengar, merasa, meraba, mencium segala sesuatu.

Pengalaman panca-indera ini melalui proses pemikiran langsung menjadi

pengetahuan, yang kita istilahkan disini dangan pengetahuan-indera

Kita berpikir secara sistematik dan radikal, disertai dengan riset atau

eksperimen. Hasil berpikir dan berbuat dengan metoda ini membentuk

pengetahuan pula, yang kita istilahkan dengan pengetahuan-ilmu

Kita memikirkan segala sesuatu secara sistematik, radikal dan universal.

Sistem berpikir ini membentuk pengetahuan yang diistilahkan dengan

pengetahuan-filsafat

Disamping pengetahuan manusia dan pengetahuan manusia dan

pengetahuan Tuhan, sesungguhnya ada lagi pengetahuan lain, yakni pengetahuan

Page 2: Filsafat Dan Pengetahuan

dan ulasan, keterangan, tafsiran, perincian yang berasal dari pengetahuan manusia

terhadap wahyu itu.

Pengetahuan indera alah pengetahuan yang bersetumpu pada panca-

indera, ilmu bersetumpu atas kegiatan otak dan tangan, dan filsafat atas kerja otak

saja. Antara masing-masing kategori pengetahuan itu ada batasannya. Batasan-

batasan pengetahuan:

Pengetahuan indera: lapangannya segala sesuatu yang dapat disentuh oleh

panca indera secara langsung. Batasannya sampai kepada segala sesuatu

yang tidak tertangkap oleh panca-indera

Pengetahuan ilmu: lapangannya segala sesuatu yang dapat diteliti (riset

atau eksperimen). Batasannya sampai kepada yang tidak atau belum dapat

dilakukan penelitian.

Pengetahuan filsafat: segala sesuatu yang dapat dipikirkan oleh budi

(rasio) manusia yang alami (bersifat alam) dan nisbi (relative, terbatas).

Batasnya ialah batasan alam, namun demikian ia juga mencoba

memikirkan sesuatu yang di luar alam, yang disebut oleh agama Tuhan.

Ketika ilmu sampai kebatas kemampuannya , pertanyaan itu

diserahkannya kepada filsafat. Soal nilai adalah soal filsafat. Tidak habis-habisnya

pertanyaan yang kita ketahui dan tidak ketahui muncul dalam pikiran. Soal

pengetahuan dan soal pikiran itu adalah soal filsafat. Apakah pengetahuan atau

jalan pikiran itu benar atau salah? Itu pun masalah filsafat. Filsafat itu adalah teori

–teori abstrak, teori tinggi-tinggi saja, yang hanya teruntuk bagi segelintir manusia

yang berpikir dalam dan jauh.

a. Filsafat dalam Islam

Pengetahuan islam terbagi dalam tiga ketegori:

Pengetahuan murni dari Tuhan, diistilahkan dengan Wahyu

dikodifikasikan dalam bentuk Kitab Qur-an

Pengetahuan Nabi/Rasul Tuhan yang berasaskan atau lanjutan wahyu,

diistilahkan Sunnah-Hadis Nabi

Pengetahuan ulama (orang yang berilmu), ahli-pikir atau ilmiawan yang

berasaskan, berpedoman, berkaitan dengan atau digerakkan oleh wahyu

dan Sunnah-Hadis, merupakan hasil ijtihad

Page 3: Filsafat Dan Pengetahuan

Tuhan memberikan aqal kepada manusia dan menurunkan naqal untuk

dia. Dengan aqal itu ia membentuk pengetahuan, pengetahuan manusia. Apabila

pengetahuan manusia kategori ketiga diasaskan atau digerakkan oleh naqal,

menjadilah ia filsafat islam.

2. Pengertian dan Definisi

Tentang pengertian atau definisi filsafat, pendapat ahli-ahli itu akan

lebih memperluas pengertian kita tentang filsafat serta ruang lingkupnya.

Plato

Plato mengatakan, filsafat tidaklah lain dari pada pengetahuan tentang

segala yang ada. Dalam kurun (periode) Palto belum tumbuh diferensiasi

pengetahuan. Belum ada batasan antara ilmu dan filsafat. Untuk menjadi

filosof oran gharus menguasai semua pengetahuan yang ada ketika itu.

Aristoteles

Aristoteles beranggapan bahwa kewajiban filsafat ialah menyelidiki sebab

dan asas segala benda.

Cicero

Cicero mengatakan bahwa filsafat adalah pengetahuan tentang ilmu tinggi-

tinggi saja dan jalan untuk mencapai ilmu itu. Filsafat ialah induk segala

ilmu dunia, ilmu kepunyaan dewata. Sekarangpun orang beranggapan,

filsafatlah yang menggerakkan, yang melahirkan berbagai ilmu.

Epicuros

Epicuros memandang filsafat sebagai jalan mencarri kepuasan dan

kesenangan dalam hidup. Ia berguna buat praktek hidup didunia. Filsafat

membentuk pandangan dunia dan sikap hidup.

Kant

Bagi Kant filsafat adalah pokok dan pangkal segala pengetahuan dan

pekerjaan.

Leibniz

Leibniz membandingkan filsafat dengan akar suatu pohon, maka dahan-

dahan pohon itu terjadi dari ilmu yang lain satu demi satu. Dahan tumbuh

dan diberi makan oleh akar.

Fichte

Page 4: Filsafat Dan Pengetahuan

Fichte menyebut filsafat sebagai Wissenchaftslehre, ilmu dari ilmu-ilmu,

yakni ilmu yang umum yang menjadi dasar segala ilmu. Ilmu

membicarakan suatu bidang atau jenis kenyataan, sedangkan filsafat

memperkatakan seluruh bidang dan seluruh jenis. Ilmu mencari kebenaran

dari kenyataan tertentu. Filsafat mencari kebenaran dari seluruh kenyataan.

Herbart

Herbart berpendapat, bahwa kewajiban filsafat ialah mengerjakan

pengertian-pengertian yang dipakai oleh ilmu-ilmu yang lain.

Paul Natorp

Paul Natorp menyebut filsafat sebagai ilmu dasar yang hendak

menentukan kesatuan pengetahuan manusia dengan jalan menunjikkan

dasar akhir yang sama, yang memikul sekaliannya.

Windelband

Windelband mengatakan sifat filsafat merentang pikiran sampai sejauh-

jauhnyatentang suatu keadaan atau hal yang nyata.

Al-Kindi

Al-Kindi sebagai ahlipikir pertama dalam filsafat islam yang memberikan

pengertian filsafat dikalangan umat islam, membagi filsafat itu dalam tiga

lapangan: ilmu fisika, ilmu matematika, dan ilmu Ketuhanan.

Al-Farabi

Al-Farabi memuliakan filsafat dengan menyamakan tujuannya dengan

agama. Keduanya bertujuan mengetahui semua ujud. Perbedaan terletak

pada dasar setumpunya, filsafat bersetumpu pada budi, memakia dalil-dalil

yang disusun oleeh budi dan ditujukan kepada golongan tertentu (yaitu

golongan berpikir). Sedangkan agama memakai cara iqna’i, dengan kiasan

gambaran yang memuaskan hati, ditujukan kepada semua orang dan

bangsa.

Ibnu Sina

Ibnu Sina membagi filsafat dalam teori dan praktek. Kedua itu

dihubungkannya dengan agama. Dasarnya terdapat dalam sjari’at Tuhan

yang penjelasan dan kelengkapannya diperdapat dengan tenaga akal

manusia. Tujuan filsafat praktek ialah mengetahui apa yang seharusnya

Page 5: Filsafat Dan Pengetahuan

dilakukan oleh tiap orang, sehigga ia mendapat bahagia dunia dan di

akhirat. Filsafat mencakup undang-undang, yaitu apa yang seharusnya

dilakukan oleh tiap orang dalam hubungannya dengan rumah-tangga dan

Negara.

PERANAN FILSAFAT

3. Sumber Filsafat

Plato mengatakan bahwa filsafat mulai dengan ketakjuban, dengan

keheranan. Hanya manusia yang dapat takjub. Yang jadi subjek adalah manusia,

yang jadi objek nya segala sesuatu yang tidak jelas, yang belum ada keterangan

atau jawabannya. Keheranan menyatakan diri dalam pertanyaan. Yang

menanyakan itu adalah manusia, yang ditanyakannya segala sesuatu yang

dihadapinya yang belum jelas. Menjelaskan kenyataan untuk memperoleh

kebenaran. Menginginkan kebenaran adalah gerak asli pikiran manusia.

Filsafat sesungguhnya adalah tafsiran kenyataan. Maka filsafat

memberikan interprestasi atas soal-soal itu, yang membentuk pandangan dunia

dan sikap hidup. Keheranan membentur jalan pikiran. Pertanyaan menghentiikan

gerak piker. Jalan pikiran menjadi terhalang. Yang membentur jalan pikiran

itulahh yang disenut oleh orang Yunani problema dengan proballomai, yang

menjadi problem dalam bahasa inggris, diindonesiakan dengan problema. Hanya

manusia yang menghadapi problema, karena kenyataan tidak jelas. Maka

timbullah pertanyaan. Pertanyaan ini dijawab. Terhadap jawaban itu waktu lain

atau ruang lain diajukan lagi pertanyaan. Demikianlah seterusnya sejarah filsafat

dan sejarah ilmu dalam gerakannya mencari kebenaran.

Karena itu tujuan pertanyaan ialah penjelasan tentang sesuatu yang

diketahui dengan samar-samar. Kalau di zaman purba filsafat mulai dengan

keheranan, di zaman modern dimulai dengan Descartes ia biasanya mulai dengan

kesangsian. Kedudukan kesangsian adalah antara percaya dan tidak percaya.

Kesangsian menyatakan diri dalam bentuk pertanyaan kata yang berasal dari

Page 6: Filsafat Dan Pengetahuan

bahasa asing untuk sangsi ialah skeptis. Dari kata itu terbentuk istilah

“Skeptisisma” yang menunjuk pengertian paham, yakni:

1. Selama orang tidak dengan kritis membahas anggapan-anggapannya,

bertolak dari pengingkaran kebenaran, karena itu memberikan nilai yang

sama kepada semua pendapat, jadi meningkari secara dogmatis.

2. Cenderung untuk kritik; kritik; tidak memberikan nilai yang sama pada

semua pendapat, ia memisahkan yang benar dari yang tak benar dalam

pendapat; percaya bahwa yang satu lebih baik dari pada yang lain,

merupakan tahap sebelum mencapai kebenaran.

Dalam filsafat lama skeptisisma merupakan aliran filsafat, dalam

filsafat modern merupakan sumber atau pangkal filsafat. Puncak paham

kesangsian itu dikurun Yunani kita temui pada Pyrrho dan pengikut-pengikutnya.

Mereka disebut skeptis. Dasar berpijak skeptisisma Pyrrho terkenal dengan 10

ungkapan semu (tropen). Pyrrho dan pengikut-pengikutnya menyangsikan segala

kebenaran.

Pada filsafat lama, kesangsian itu merupakan akhir filsafat sehingga

terbentuklah aliran kesangsian. Pada filsafat modern ia merupakan awal filsafat.

Tiap kebenaran disangsikan lagi, sampai pada satu titik dimana kesangsian itu

lenyap. Ditemukanlah kebenaran, berhentilah pikiran, tersusunlah sistem

pengetahuan yang menghasilkan kebenaran dangan berpikir, yaitu suatu filsafat.

Kant mengatakan, kesangsian tidak mungkin keadaan yang tetap. Ia hanya dahan

tempat berpijak sementara untuk mencapai tingkat kebenaran yang lebih tinggi.

Maka bagi filsafat modern kesangsian itu merupakan sumber filsafat. Tanpa

sangsi, orang tidak berpikir. Tanpa berpikir filsafat tidak lahir. Tanpa berpikir

ilmu pun tak mungkin terbentuk.

4. Filsafat dan Ilmu

Teori-teori ilmu menempuh garis lurus. Teori-teori filsafaat dapat

menempuh garis melengkung, dan kembali kepada jalan, yang pernah

ditempuhnya dengan caraa baru. Demikianlah ilmu yang berasaskan pengalaman,

pengalaman pula yang dapat membuktikan keliru atau benarnya. Sedangkan

filsafat mempersoalkan pengalaman itu. Ia menjadikan semuanya persoalan. Ia

Page 7: Filsafat Dan Pengetahuan

memikirkan dunia dan dirinya sendiri. Ilmu berada dalam pengalaman dan

pemikiran. Filsafat berpikir diatas pengalaman.

Ilmu mempertentangkan objek dan subjek, objek itu dipersoalkan satu

demi satu (karena ada pembatasan itu ia dapat diuji). Filsafat mempersoalkan

subjek dan objek keseluruhannya karena itu hasilnya tidak dapat diuji. Illmu

membatasi diri pada kenyataan-kenyataan tertentu. Filsafat mencari hakikat semua

kenyataan. Ilmu adalah pelukisan fakta pengalaman dengan lengkap dan secara

konsisten. Ilmu menjawab sesuatu yang langsung diamati dan tidak ditafsirkan.

Pengamatan itu biasanya melalui salah satu indera kita, misalnya mata, telinga

atau tangan. Mungkin juga data itu merupakan sesuatu yang kita amati secara

bainiah, misalnya perasaan atau emosi. Dengan demikian jelaslah bahwa ilmu

dibangun diatas fakta yang merupakan data-indera.

Ilmu dapat kita bagi dua:

Ilmu murni (Pure Science), yang bersifat teori

Ilmu terapan (Applied Science), yang bersifat praktis

Ilmu terapan adalah lanjutan dari ilmu teori. Penemuan-penemuan besar dalam

ilmu diperdapat oleh orang-orang yang tidak langsung mempunyai perhatian

kepada aplikasinya yang praktis. Mereka digerakan oleh perhatian ilmiah semata-

mata, hanya digairahkan oleh pengetahuan, yang sungguh-sungguh menghasrati

kebenaran. Ilmu terapan inilah yang berhubungan rapat dengan filsafat.

Hubungan filsafat dan ilmu menurut pandangan kaum filsof sekarang.

Pandangan itu terbagi dua :

Hubungan erat antara keduanya. Perkembangan ilmu harus bersama-sama

dengan filsafat, bahkan ada yang menyamakan filsafat dengan ilmu.

Filsafat tidak berkaitan dengan ilmu . ia otonom dan tidak mau diperalat

oleh ilmu

Pandangan yang pertama dianut dunia universitas Eropa umumnya, semsnjak

akhir abad ke-XIX. Filosof-filosof memperlajari hasil ilmu. Berasaskan ilmu itu ia

membentuk pandangan-pandangan dengan filsafat. Pernyataan filsafat harus

berdasarkan fakta-fakta penelitian ilmiah. Tanpa pendasaran demikian pernyataan

itu tidak bernilai. Pandangan kedua menganggap bahwa filsafat itu otonom.

Page 8: Filsafat Dan Pengetahuan

Dengan demikian tidak ada hubungan antara filsfat dan ilmu bahkan keduanya itu

saling-tantang. Bukanlah tugas filsafat untuk menjadi alat ilmu, menyelidiki

pengertian-penegertian kritis dasar ilmu atau memperhatikan dan menyimpilkan

hasil-hasilnya.

Mengenai pertentangan kedua paham ini, Asilikin arif memberikan

ulasannya : Hubungan antara filsafat dan ilmu sebenarnya menyerupai proses

bolak-balik (wisselwerking). Perkembangan ilmiah tidak pernah irrelevant untuk

pemikiran filafat. Tiap-tiap perubahan besar dalam hasil-hasil atau metode-metode

ilmu dengan sendirinya mempunyai konsekwensi terhadap perkembangan filsafat.

Ini tidak berarti, semua filsafat harus merupakan filsafat ilmu.

5. Filsafat dan Kebudayaan

Untuk memahami hubungan filsafat dengan kebudayaan, selanjutnya

peran pertama atas yang kedua, harus terjawab pertanyaan berikut terlebih dahulu.

Apa itu kebudayaan? Kluckhon dan Kroeber menghimpun definisi-definisi

mengenai kebudayaan yang dapat dikumpulkannya dalam buku mereka Culture a

Crictical Review of Concepts and Definitions.

Titik persamaan definisi-definisi yang dirumuskan oleh ahli-ahli ialah

manusia. Berdasarkan definisi-definisi itu dapat disimpilkan bahwa soal

kebudayaan adalah soal manusia. Ilmu tentang manusia yang diistilahkan orang

dengan antropologi tebagi dua. Apabila kita memandang manusia dari segi

jasmaniahnya, maka kita memasuki lapangan antropologi fisik. Tetapi kalau kita

ia kita pandang dari segi rohaniahnya, kita memasuki medan antropologi

kebudayaan atau dipedekkan orang dengan antropologi budaya.

Suatu kebudyaan ialah cara berpikir dan cara merasa, yang

menyatakan diri dalam seluruh segi kehidupan sekelompok manusia, yang

membentuk kesatuan social dalam suatu ruang dan suatu waktu. Jadi kebudayaan

meliputi seluruh kehidupan manusia. Kuntjaraningrat misalnya membagi

kebudayaan dalam tujuh faset, yaitu: peralatan dan perlengkapan hidup

manusia,mata pencaharian hidup dan sistim-sistim ekonomi, sistem

kemasyarakatan, bahasa, kesenian, ilmu pengetahuan dan religi.

Page 9: Filsafat Dan Pengetahuan

Apabila kita perbandingkan definisi kebudayaan dan definisi filsafat,

keduanya bertemu dalam hal berpikir. Kebudayaan adlah cara berpikir. Sedangkan

berfilsafat ialah berpikir secara sisstematik, radiksal dan universal. Berpikir

demikian berujung pada sikap jiwa. Dengan demikian jelaslah betapa filsafat

mengendalikan cara berpikir kebudayaan. Dibelakang tiap kebudayaan selalu kita

tamukan filsafat. Perbedaan kebudayaan dapat dipulangkan kepada perbedaan

filsafat.

Bagaimana posisi dan peranannya terhadap kebudayaan menyeluruh,

demikian pula terhadap segi-segi kebudayaan : social, ekonomi, politik, ilmu

(fasal 4) dan teknik, dan seni. Selama pemikiran kita terikat oleh fakta-fakta

social, ekonomi, politik, hukum, teknik, seni, dll, kita berada dimedan ilmu.

Tetapi ketika pemikiran kita menjangkau lebih jauh, untuk itu ia melepaskan

ikatannya dari fakta, kita memasuki lapangan filsafat.

Sebagaimana segi-segi kebudayaan lain dipengaruhi, bahkan

diarahkan perkembangannya oleh filsafat, demikian pula seni. Lebih-lebih seni,

banyak sekali pandangan dan sikap dunia hidup mempengaruhi atau

mengarahkannya. Karena itu lebih mudah kita temukan filsafat dibelakang aliran

atau mazab-mazab kesenian. Setelah dibahas hubungan filsafat dengan dan

perannya dalam kebudayaan secara keseluruhan dan menyinggung hubungan dan

peranannya dalam segi-segi kehidupan.

6. Filsafat dan Agama

Kita kaji dari etimologi, kata agama membawa kita kepada bahasa

Sansekerta. Akar kata a-gam-a ialah gam, yang berarti pergi atau berjalan. Kata

agama dalam bahasa Indonesia kebur dan kacau pengertiannya. Umumnya

diistilahkan orang dengan religi. Kata religi sebagai istilah ilmu telah tertentu.

Paling kurang ada tiga ciri ditemukan pada tiap religi:

Percaya kepada yang kudus

Melakukan hubungan dengan yang kudus itu dengan ritual (upacara),

kultus (pemujaan) dan permohonan.

Doktrin tentang yang kudus daan hubungan itu.

Page 10: Filsafat Dan Pengetahuan

Ada 2 kategori agama:

Agama budaya (yang disebut oleh kepustakaan Barat dengan natural

religion)

Agama langit (disebut oleh kepustakaan tersebut dengan revealed religion)

Agama budaya dilahirkan oleh filsafat. Agama tersebut dilahirkan

oleh filsafat masyarakat bersahaja itu tentang dunia gaib, alam dan manusia, hidup

dan mati, ketaakutan dan harapan manusia dan akhirat. Soal agama adalah soal

hati. Budi disini hanya pelengkap. Dalam agama budaya, budi itu bahkan

diabaikan atau diperbudak oleh hati. Dalam agama langit, budi itu menerangi hati,

dan mengontrolnya agar jangan tergelincir kepada khalayan dan dongeng dalam

mengartikan, memahami dan mengamalkan agama itu.

Bertolak dari definisi filsafat, adlah takrif filsafat agama: sistem

kebenaran tentang agama sebagai hasil berpikir secara radikal, sistematik dan

universal. Dasar-dasar agama yang dipersoalkan dipikirkan menurut logika

(teratur dan berdisiplin) dan bebas. Ada dua bentuk filsafat agama , yakni filsafat

pada umumnya dan filsafat suatu agama. Ilmu agama atau teologi juga membahas

dasar-dasar agama, seperti yan gdilakukan oleh filsafat agama. Teologi membahas

dasar-dasar agama tertentu, misalnya teologi islam, teologi nasrani, teologi

yahudi. Perbedaan teologi dengan filsafat umum ialah:

Teologi tidak mempersoalkan kebenaran ajaran agama yang dibahasnya,

karena ajaran itu telah diterimanya sebagai kebenaran. Yang dikerjakannya

ialah memberikan penjelasan, ulasan, kadang-kadang juga tafsiran tentang

ajaran agama itu.

Filsafat agama umum tidak terikat pada dasar-dasar agama.

Pembahasannya tentang ajaran-ajaran agama mungkin sampai kepada

pembenaran agama atau mengingkari kebenarannya.

Pada hakikatnya fungsi filsafat pada agama langit memperlihatkan

kebenaran wahyu kepada budi, membela wahyu itu dari kritik dan serangan budi.

Tetapi ada pula bahayanya, karena sifat sistematik, radikal dan universal budi itu,

ketika pemikiran budi itu tergelincir dari arah yang dikandung oleh wahyu, filsafat

itu justru dapat berkonfrontasi dengan wahyu. Filsafat adalah pokok kebodohan

dan penyelewengan, bahkan kebingungan dan kesesatan.

Page 11: Filsafat Dan Pengetahuan

Filsafat adalah karya selurh umat oleh semua angkatannya, karya

mana dimulai oleh buku-buku Yunani. Manakala lapangan ilmu dan teknik tidak

mungkin diselesaikan oleh seorang diri semata-mata, apalagi filsafat sebagai

induk dari segala ilmu. Ilmu, filsafat dan agama bertujuan sama, yaitu memahami

dunia, tetapi tujuan kepahamann itu berbeda-beda.

Dalam ilmu tujuan itu hanya teori atau pengetahuan, umumnya

pengetahuan itu diabdikan untuk tujuan-tujuan ekonomi praktis.

Dalam filsafat tujuan itu ialah cinta kepada pengetahuan yang bijaksana,

dengan hasil kedamaian dan kepuasan jiwa.

Dalam agama tujuan itu damai, keseimbangan, penyesuaian, keselamatan,

dirangkum dengan satu istilah dalam islam : salam.

Sering timbul pertanyaan apa efek studi filsafat terhadap kepercayaan

agama. Studi filsafat dapat mengganggu kepercayaan agama, terutama manakala

kepercayaan seseorang sempit dan tidak ada tolak-angsurnya. Filsafat juga dapat

menganggu kepercayaan seseorang yan gberagama budaya. Agama budaya adalah

hasil filsafat. Studi filsafat dapat menimbulkan pertentangan antara dua filsafat.

Sekalipun filsafat dan agama sama-sama mengabdi kepada kebenaran,

terdapat perbedaan besar kedudukan kebenaran itu dalam lapangan masing-

masingpada filsafat kebenaran itu terletak diujung. Kesangsian menyuburkan

filsafat. Apabila kesangsian itu lenyap, fisafat itu berhenti. Tetapi kesangsian

dalam agama merusak. Apabila seseorang sangsi pada agamanya, bermakna ia

telah meninggalkan kepercayaannya.

Persamaan lainantara filsafat dan agama ialah masing-masing

merupakan sumber nilai, terutama nilai-nilai etika. Perbedaannya lagi dalam hal

ini, nilai-nilai etika filsafat merupakan produk aqal, sedangkan nilai-nilai agama

dipercayai sebagai ditentukan oleh Tuhan.