FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN 3

download FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN 3

of 25

description

Ilmu Filsafat

Transcript of FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN 3

  • FILSAFAT ILMU PENGETAHUANDr. Albiner Siagian

    FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKATUNIVERSITAS SUMATERA UTARA2010

  • PENGERTIANFilsafat ilmu pengetahuan diambil dari dua istilah yang berbeda, yaitu filsafat dan ilmu pengetahuan (science). Dari kedua istilah yang berbeda itu kemudian digabungkan menjadi satu istilah yang baru yaitu filsafat + ilmu Pengetahuan sehingga disebut sebagai Filsafat Ilmu Pengetahuan atau Filsafat Science.Filsafat titik tekan kajiannya adalah ontologi sementara Ilmu Pengetahuan titik tekan adalah epistemologi.

  • Gambar 1. Kaitan antara Filsafat, Ilmu, dan Filsafat Ilmu

  • PENGERTIANFilsafat ilmu pengetahuan diambil dari dua istilah yang berbeda, yaitu filsafat dan ilmu pengetahuan (science). Dari kedua istilah yang berbeda itu kemudian digabungkan menjadi satu istilah yang baru yaitu filsafat + ilmu Pengetahuan sehingga disebut sebagai Filsafat Ilmu Pengetahuan atau Filsafat Science.

  • Ontologi berbicara tentang benda atau objeknya, Objek ontologis itu sendiri ada dua, yang pertama disebut sebagai objek materi phisik dan yang kedua disebut sebagai objek materi non phisik.Epistemologi berbicara tentang subjeknya, yaitu berbicara tentang si orang yang menilai atau yang mempelajari atau yang mengamati si objek ontologi melalui indra, akal dan hati.

  • Jadi bisa dikatakan dengan ringkas bahwa pengetahuan itu melekat didiri sipengamat atau subjek sehingga jika si subjek berbeda tafsir terhadap objek yang sama maka yang perlu diperiksa adalah seberapa jauh pengetahuan si subjek terhadap objek tersebut.

  • PengetahuanPengetahuan pada garis besarnya dibagi menjadi dua, yaitu:Knowledge by Present Knowledge by Correspondence.

  • Knolwedge by PresentKnolwedge by Present adalah pengetahuan yang diperoleh secara langsung dan tidak memerlukan landasan teori apapun. Contohnya:Pengetahuan tentang rasa lapar. Rasa lapar diketahui selalu bersamaan dengan rasa lapar itu sendiri, pengetahuan ini tidak membutuhkan pengetahuan luar. Untuk mengetahui rasa lapar kita tidak memerlukan penjelasan dan pengetahuan tentang rasa lapar dari orang lain dan ataupun dari buku-buku teori.

  • Knowledge by CorrespondenceKnowledge by Correspondence adalah pengetahuan yang diperoleh harus melalui perantaran, misalnya melalui perantaran indra dan lain-lain. Knowledge by correspondence dibagi dua bagian, yaitu: pengetahuan rasional dan pengetahuan empiris.

  • Pengetahuan rasional: Contoh: pengetahuan tentang matematika, politik, dan filsafat, dll. Pengetahuan empiris: Contoh: pengetahuan tentang biologi, kimia, fisika dll.

  • Alat PengetahuanBagaimanan manusia bisa tahu? ---- ALATAlat yang diperlukan untuk mengetahui kesemuaannya itu salah satunya adalah indra. Manusia memiliki beberapa macam indra, yaitu penglihatan, pendengaran, perasa, peraba dan penciuman. Jika saja manusia kehilangan semua indra tersebut niscaya manusia akan kehilangan bentuk pengetahuan/epistemologinya.

  • Orang yang terlahir buta sejak lahir tidak akan pernah bisa membayangkan aneka warna dan bentuk lahiriah segala sesuatu sebagaimana layaknya orang normal melihatnya. Orang yang kehilangan satu indra maka dia telah kehilangan satu ilmu.Kita tidak akan mampu menjelaskan dengan cara apapun bagaimana warna pelangi, warna danau, warna langit, warna awan dan lain-lain kepada orang yang telah kehilangan penglihatannya sejak lahir.

  • Jika kita tanyakan kepada orang yang sudah buta sejak lahir, tahukah kau bagaimana indahnya awan yang berarak putih di langit sana?, maka kita akan menemukan situasi yang sulit dan mendapati si buta hanya melonggo lucu. Kita tidak akan bisa menjelaskan indahnya awan putih berarak dilangit nan biru itu kepada sibuta karena sibuta telah kehilangan satu alat epistemologinya.

  • Sekarang pertanyaannya adalah, apakah jika semua indra kita berfungsi normal maka secara otomatis kita bisa mengetahui hakikat dari sesuatu? Jawabannya tentu saja tidak.Dalam banyak hal pancaindra tidak bisa dijadikan sebagai patokan untuk mengetahui keapaan objek yang ingin kita ketahui. Tidak semua hal bisa diteliti dan dibawa ke laboratorium untuk dilihat dengan mikroskop.

  • Orang tidak akan sanggup memperlihatkan bukti bagaimana bentuknya rindu, marah, sedih, cinta dan lain-lain kecuali hanya menunjukkan gejala atau perumpamaan-perumpamaan yang bisa dimengerti sebagai rasa rindu, marah, sedih dan cinta.Jikapun sains ingin meneliti bukti-bukti dari sesuatu yang bersifat abstrak, maka sains hanya bisa meneliti kepada effek atau kecenderungan melekul, hormon, darah atau semacamnya yang berhubungan dengan bagian-bagian fisik atau organ tubuh seseorang.

  • Melihat persoalan ini, maka tentunya kita membutuhkan alat lain sebagai pendamping indra, yaitu akal atau rasio.Dengan rasio kita akan mampu memilah dan menguraikan semua informasi yang sudah terekam oleh pancaindra. Dalam mengolah informasi tersebut kita biasanya membuat katagori-katagori untuk mempermudah mengenali semua persoalan yang telah dimediasi oleh indra tersebut. Yang ini kita masukkan kedalam katagori kuantitas dan yang itu kita masukkan dalam katagori kualitas, misalnya.

  • Misalnya, untuk ukuran luas persegi kita namai meter persegi, untuk ukuran jarak kita namai meter, untuk berat kita namai kilogram dan kesemuaanya itu kita masukkan kedalam katagori kuantitas.Ramah, suka senyum, galak dan lain-lain kita masukkan kedalam katagori kualitas.

  • HATIApakah kita hanya memiliki 2 alat itu saja (indra dan rasio) untuk bisa mendapatkan pengetahuan dan mengetahui kebenaran serta hakikat dari kebenaran?Ada yang menjawab Ya, kita hanya memiliki 2 alat tersebut dan yang lainnya mengatakan Tidak, kita tidak memiliki 2 alat melainkan hanya 1 alat saja yaitu indra saja atau rasio saja.

  • Plato dan Descartes misalnya, berpendapat bahwa alat untuk mendapatkan pengetahuan hanyalah satu yaitu rasio. Menurut Descartes, indra hanyalah berupa alat yang digunakan sebagai pelengkap kerja, tidak ubahnya seperti kendaraan bermotor hanya diperlukan untuk mengantar tetapi tidak untuk mendapatkan.Dengan kata lain Descartes ingin menegaskan bahwa indra hanyalah alat kerja, bukan alat untuk mendapatkan pengetahuan.

  • Dipihak lain ada juga yang berpendapat serupa tapi tak sama dengan Plato dan Descartes. Serupa karena merekapun percayai bahwa hanya ada satu alat yang dimilik oleh manusia untuk mendapatkan pengetahuan. Berbeda karena mereka percaya bahwa alat yang dimaksud adalah indra bukan rasio sebagaimana yang dikatakan oleh Plato dan Descartes.

  • Menurut mereka sesungguhnya semua pengetahuan itu tidak bisa tidak harus berhubungan secara langsung dengan indra. Termasuk kedalam kelompok yang mengatakan satu-satunya alat epistemologi itu indra antara lain John Locke, Hume dan Hobbes.Namun demikian ada juga yang tidak berpendapat diantara kedua pendapat tersebut, tidak mengatakan indra dan juga tidak mengatakan rasio, melainkan ada alat yang ke 3 yaitu hati (baca : hati dalam istilah spiritual).

  • Ada beberapa ilmuwan barat yang sangat terkenal mempercayai bahwa satu-satunya alat epistemologi yaitu hati. Diantara mereka yang percaya dengan alat hati ini ada nama-nama besar seperti William James (ahli jiwa dan filsuf terkenal dari Amerika), Pascal (ahli matematika Francis), Alexis Carrel dan Bergson.Menurut mereka, apa yang dikatakan tentang indra dan rasio tersebut sebenarnya bukanlah alat epistemologi, melainkan hanya sekedar alat untuk mengarungi kehidupan.Dengan kata lain, rasio dan indra yang dibicarakan oleh Descartes dan John Locke itu sesungguhnya bukanlah alat untuk menambah pengetahuan. Alat untuk menambah pengetahuan hanyalah hati.

  • Sekarang kita sudah melihat ada 3 pendapat dan pendapat yang manakah sesungguhnya yang paling bisa dipercaya? Kalau kita buka ulang buku-buku para filsuf besar kita hanya akan menemukan 1 jawaban diantara 3 pendapat tersebut. Jawaban mereka tentang alat untuk mengetahui yaitu kalau bukan indra, berarti rasio, kalau bukan salah satu dari ke 2 itu berarti yang ke 3, yaitu hati.

  • Knolwedge by PresentKnolwedge by Present adalah pengetahuan yang diperoleh secara langsung dan tidak memerlukan landasan teori apapun. Contohnya:Pengetahuan tentang rasa lapar. Rasa lapar diketahui selalu bersamaan dengan rasa lapar itu sendiri, pengetahuan ini tidak membutuhkan pengetahuan luar. Untuk mengetahui rasa lapar kita tidak memerlukan penjelasan dan pengetahuan tentang rasa lapar dari orang lain dan ataupun dari buku-buku teori.

  • TERIMA KASIH