Hubungan Antara Filsafat, Agama Dan Ilmu Pengetahuan Upload

24
MAKALAH HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT, AGAMA DAN ILMU PENGETAHUAN Disusun Oleh : i

description

Filsafat Ilmu Pengetahuan

Transcript of Hubungan Antara Filsafat, Agama Dan Ilmu Pengetahuan Upload

MAKALAHHUBUNGAN ANTARA FILSAFAT, AGAMA DAN ILMU PENGETAHUANDisusun Oleh :

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya yang telah dilimpahkan kepada Tim Penulis sehingga Tim Penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Hubungan antara filsafat, agama dan ilmu pengetahuan yang merupakan salah satu tugas terstruktur Filsafat Ilmu Pengetahuan pada semester keempat.Dalam makalah ini kami membahas mengenai pengetian filsafat, agama dan ilmu pengetahuan, titik persamaan, titik perbedaan, titik singgung dan hubungan antara filsafat, agama dan ilmu pengetahuan.Dalam menyelesaikan makalah ini, Tim Penulis telah banyak mendapat bantuan dan masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini Tim Penulis menyampaikan terima kasih kepada :1. Ibu Nina Muidah, S.Pd, M.Pd, M.Kom selaku dosen mata kuliah Filsafat Ilmu Pengetahuan yang telah memberikan tugas mengenai hubungan antara filsafat, agama dan ilmu pengetahuan ini, sehingga pengetahuan Tim Penulis dalam Filsafat Ilmu Pengetahuan bertambah.2. Pihak-pihak yang tidak dapat Tim Penulis sebutkan satu persatu yang telah turut membantu sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dalam waktu yang tepat.Tim Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, namun demikian telah memberikan manfaat bagi Tim Penulis. Akhir kata Tim Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Kritik dan saran yang bersifat memebangun akan Tim Penulis terima dengan senang hati.Banjarmasin, 19 April 2015

Tim Penulis

DAFTAR ISIKATA PENGANTARiDAFTAR ISIiiiBAB I PENDAHULUAN11.1 Latar Belakang11.2 Rumusan Masalah21.3 Tujuan Penulisan Makalah21.4 Manfaat Penulisan Makalah3BAB II PEMBAHASAN42.1 Pengertian Filsafat42.2 Pengertian Agama52.3 Pengertian Ilmu Pengetahuan62.4 Titik Perbedaan72.5 Titik Persamaan82.6 Titik Singgung92.7 Hubungan antara filsafat, agama dan ilmu pengetahuan9BAB III PENUTUP123.1 Kesimpulan123.2 Saran12DAFTAR PUSTAKA13

ii

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangKemampuan manusia untuk menggunakan akal dalam memahami lingkungannya merupakan potensi dasar yang memungkinkan manusia berpikir. Dengan berpikir manusia menjadi mampu melakukan perubahan dalam dirinya, dan memang sebagian besar perubahan dalam diri manusia merupakan akibat dari aktifitas berpikir. Oleh karena itu, sangat wajar apabila berpikir merupakan konsep kunci dalam setiap diskursus mengenai kedudukan manusia di muka bumi. Ini berarti tanpa berpikir kemanusiaan manusia pun tidak punya makna bahkan mungkin tidak pernah ada.Konon, orang yang pertama kali menggunakan akal secara serius adalah orang yunani yang bernama Thales (kira-kira tahun 624-546 SM). Orang inilah yang digelari bapak filsafat. setelah kemunculannya, sangat banyak bermunculan pemikir-pemikir baru dan semakin lama persoalan yang dipikirkan manusia semakin luas, dan semakin rumit pula pemecahannya.Pada kira-kira tahun 490 SM, muncul seorang Yunani yang bernama Zero. Kemunculannya barangkali dapat dianggap menandai mulainya pemikiran sofisme. Ia behasil membuktikan bahwa ruang kosong itu tidak ada; pluralis (jamak) itu juga tidak ada; gerak pun tidak ada. Jadi semua yang mapan dalam pandangan orang awam ketika itu menjadi goyah. Inilah salah satu karya akal yang hebat itu: kebimbangan.Puncak kebingungan itu terlihat pada tokoh sofisme terbesar, yaitu Protagoras. Ia menyatakan bahwa manusia adalah ukuran segala-galanya. Rumusan inilah yang kemudian disebut dengan relativisme.Tidak sampai disitu, karena hakekat manusia yang tidak hanya berakal tetapi juga memiliki hati, dominasi kendali diri oleh keduanya seringkali bertentangan. Akibat penggunaan akal yang keterlaluan pada zaman Yunani, orang menjadi bingung; karena kekangan agama yang terlalu di dominasi oleh hati pada abad pertengahan, pemikiran seperti di rem. Karena alasan persoalan pertentangan antara hati dan akal inilah kami diberi judul Hubungan Filsafat, Ilmu dan Agama, agar kita mengerti hubungan apa yang saling keterkaitan antara hati dan pemikiran manusia.1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan rumusan masalah sebagai berikut,1.2.1 Apa yang dimaksud dengan filsafat?1.2.2 Apa yang dimaksud dengan ilmu?1.2.3 Apa yang dimaksud dengan agama?1.2.4 Titik Persamaan1.2.5 Titik Perbedaan1.2.6 Titik Singgung1.2.7 Bagaimana hubungan antara filsafat, ilmu dan agama?1.3 Tujuan Penulisan MakalahSejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui dan memahami:1.3.1 Mengetahui pengertian filsafat;1.3.2 Mengetahui pengertian ilmu;1.3.3 Mengetahui pengertian agama;1.3.4 Mengetahui titik persamaan;1.3.5 Mengetahui titik perbedaan;1.3.6 Mengetahui titik singgung;1.3.7 Mengetahui hubungan antara filsafat, ilmu dan agama.

1.4 Manfaat Penulisan MakalahMakalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara teoretis maupun praktis. Secara teoretis makalah ini berguna untuk mengembangkan konsep penelitian mengenai gambaran tentang filsafat, ilmu dan agama. Secara praktis makalah ini diharapkan bisa bermanfaat bagi:1.4.1 Penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan dan konsep keilmuan khususnya tentang konsep penelitian masalah-masalah pertentangan hati dan pikiran manusia yang berhubungan dengan filsafat, ilmu dan agama.1.4.2 Pembaca, sebagai media informasi untuk menambah pengetahuan tentang hubungan antara filsafat, ilmu dan agama.

1.4.3 13

BAB IIPEMBAHASAN2.1 Pengertian Filsafat Kata filsafat berasal dari kata arab yang berhubungan rapat dengan kata Yunani, bahkan asalnya memang dari kata Yunani. Kata Yunaninya ialah philosophia. Dalam bahasa Yunani, kata philosophia merupakan kata majemuk yang terdiri atas philo dan Sophia; philo artinya cinta dalam arti yang luas, yaitu ingin, dan karenanya berusaha mencapai apa yang diinginkannya tersebut; Sophia artinya kebijakan yang artinya pandai, pengertian yang mendalam. Jadi menurut namanya saja filsafat boleh diartikan ingin mencapai pandai, cinta pada kebijakan.[1]Poedjawijatna (1974:11) mendefinisikan filsafat sebagai sejenis pengetahuan yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran belaka.Hasbullah Bakry (1971:11) mengatakan bahwa filsafat ialah sejenis pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta, dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai akal manusia dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu.Plato menyatakan bahwa filsafat ialah pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran asli.Dan bagi Aristoteles filsafat adalah pengetahuan yang meliputi kebenaran yang tergabung didalamnya metafisika, logika, retorika, ekonomi, politik dan estetika.Sedangkan bagi Al-Farabi filsafat adalah pengetahuan tentang alam ujud bagaimana hakikatnya yang sebenarnya.Munder dalam bukunya (1966:10) mengajukan definisi filsafat sebagai pemikiran teoritis tentang susunan keyakinan sebagai keseluruhan.Perbedaan definisi filsafat itu menurut Abu Bakar Atjeh (1970:9) disebabkan oleh berbedanya konotasi filsafat pada tokoh-tokoh itu karena perbedaan keyakinan hidup yang mereka anut. Perbedaan itu juga dapat muncul karena perkembangan filsafat itu sendiri yang menyebabkan beberapa pengetahuan khusus memisahkan diri dari filsafat. maka dapat diambil kesimpulan bahwa perbedaan definisi filsafat antara satu tokoh dengan tokoh lain disebabkan oleh perbedaan konotasi filsafat pada mereka masing-masing.2.2 Pengertian agamaSecara etimologi, kata agama berasal dari bahasa sansakerta yang berasal dari akar kata gam yang artinya pergi. Kemudian akar kata gam tersebut mendapat awalan a dan akhiran a, maka terbentuklah kata agama yang artinya jalan. Maksudnya jalan untuk mencapai kebahagiaan.Disamping itu, ada pendapat yang menyatakan bahwa kata agama berasal dari bahasa sansakerta yang akar katanya adalah a dan gama. A artinya tidak dan gama artinya kacau. Jadi agama artinya tidak kacau atau teratur. Maksudnya, agama adalah peraturan yang dapat membebaskan manusia dari kekacauan yang dihadapi dalam hidupnya, bahkan menjelang matinya.Ada hal yang menjadikan sulit dalam mengartikan agama, menurut Prof. Dr. Mukti ali, ahli ilmu perbandingan agama, mengemukakan tiga alasan:2.2.1 Agama merupakan soal batin dan subyektif;2.2.2 Melibatkan emosional dalam membicarakannya;2.2.3 Definisi agama akan dipengaruhi oleh tujuan orang yang mendefinisikannya.Para ahli dalam menerjemahkannya menempuh beberapa cara:2.2.1 Dengan metode analisis etimologis. Yaitu dengan cara menganalisa konsep bahasa;2.2.2 Dengan analisis deskriptif. Yaitu dengan menganalisa gejala dan fenomena agama dalam kehidupan nyata.Berdasarkan bahan bacaan, kita mengetahui akan banyaknya definisi agama. Dari sekian banyak definisi itu agaknya dapat dibagi menjadi dua kelompok. Yang pertama ialah definisi agama yang menekankan segi rasa iman atau kepercayaan, yang kedua menekankan segi agama sebagai peraturan tentang cara hidup. Kombinasi keduanya mungkin merupakan definisi yang lebih memadai tentang agama. Agama ialah system kepercayaan dan praktek yang sesuai dengan kepercayaan tersebut. Dapat juga diartikan bahwa agama adalah peraturan tentang cara hidup, lahir-batin.2.3 Pengertian Ilmu PengetahuanKata ilmu berasal dari Bahasa Arab, yaitu ilm yang berarti kejelasan. Sehingga dapat dikatakan bahwa segala daya upaya manusia mencari ilmu sebenarnya adalah mencari kejelasan.Ungkapan segala daya upaya manusia dalam mencari kejelasan menandakan bahwa kata ilmu memiliki makna yang luas. Artinya apapun bentuk tindakan mengenal, memilirkan serta memahami yang dilakukan manusia terhadap suatu objek bisa dikategorikan sebagai ilmu.Menurut Thomas Kuhn, ilmu adalah himpunan aktivitas yang menghasilkan banyak penemuan, baik dalam bentuk penolakan maupun pengembangannya.NS Asmadi berpendapat, bahwa ilmu merupakan sekumpulan pengetahuan yang padat dan proses mengetahui penyelidikan yang sistematis dan terkendali (metode ilmiah).Menurut DR. H. M. Gade, ilmu adalah falsafah. Yaitu hasil pemikiran tentang batas-batas kemungkinan pengetahuan manusia.Minto Rahayu mendefinisikan ilmu adalah pengetahuan yang telah disusun secara sistematis dan berlaku umum. Sedangkan pengetahuan adalah pengalaman yang bersifat pribadi/kelompok yang belum disusun secara sistematis karena belum dicoba dan diuji.Hanya saja, Prof.Quraish shihab selanjutnya menambahkan bahwa kata ilmu lebih banyak tidak melekat pada manusia tetapi pada tuhan. Yaitu alim yang berkata kerja yalam (Dia mengetahui). hal ini memperkuat dugaan bahwa perlakuan istimewa umat islam atas makna ilmu menjadi lebih beralasan lagi. Menurut Qurais Shihab, istilah yang lebih banyak melekat pada manusia adalah kata arafa (mengetahui), arif (yang mengetahui) dan marifah (pengetahuan). Lepas dari hirarki religi atas konsep ilmu ini, nampaknya makna ilmu sepadan dengan makna pengetahuan (knowledge).[2]2.4 Titik PerbedaanBaik ilmu maupun filsafat, keduanya merupakan hasil dari sumber yang sama yaitu rayu (akal, budi,rasio, reason, nous, rede, vertand, dan vernunft) manusia. Sedangkan agama bersumberkan wahyu dari Allah swt.Ilmu pengetahuan mencari kebenaran denan jalan penyelidikan (riset, research), pengalaman (empiri), dan percobaan (eksperimen) sebagai batu ujian.

Filsafat menghampiri kebenaran dengan cara menualangkan (mengembarakan atau mengelanakan ) akal budi secara radikal (mengakar) dan integral, serta universal (mengalam), tidak merasa terikat oleh ikatan apapun, kecuali oleh ikatan tangannya sendiri yang bernama logika. Manusia mencari dan menemukan kebenaran dengan dan dalam agama dengan jalan mempertanyakan (mencari jawaban tentang) berbagai masalah asasi dari atau kepada kitab suci, kodifikasi firman ilahi untuk manusia.Kebenaran ilmu pengetahuan ialah kebenaran fositif (berlaku sampai dengan saat ini ),Kebenaran filsafat adalah kebenaran spekulatif (dugaan yang tak dapat dibuktikan secara empiri, reset dan eksperimental). Baik kebenaran ilmu maupun filsafat, kedua-duanya nisbi (relative).Sedangkan kebenaran agama bersifat mutlak (absolute) karena agama adalah wahyu yang diturunkan oleh zat yanh Maha Benar, Maha Mutlak, dan Maha sempurna, yaitu Allah swt.Baik ilmu maupun filsafat,kedua-duanya bermulai dengan sikap sangsi atau tidak percaya dan iman.2.5 Titik PersamaanBaik ilmu, filsafat dan agama bertujuan sekurang-kurangnya berusaha berurusan dengan hal yang sama, yaitu kebenaran.Ilmu pengetahuan dengan metodenya sendiri mencari kebenaran tentang alam dan manusia.

Filsafat dengan wataknya sendiri yang menghampiri kebenaran, baik tentang alam maupun tentang manusia (yang belum atau tidak dapat dijawab oleh ilmu, karena diluar atau di atas batas jangkauannya), ataupun tentang tuhan.Agama dengan karakteristiknya memberikan jawaban atas segala persoalan asasi yang dipertanyakan manusia ataupun tentang tuhan.2.6 Titik SinggungTidak semua masalah yang dipertanyakan manusia dapat dijawab secara positif oleh ilmu pengetahuan, karena ilmu itu terbatas : Allah swt; terbatas oleh subjeknya (sang penyelidik), oleh subyeknya (naik objek material maupun objek formalnya), oleh metodologinya. Tidak semua masalah yang tidak atau belum dijawab oleh ilmu, lantas dengan sendirinya dapat dijawab oleh filsafat. Jawaban filsafat sifatnya spekulatif dan alternative. Tentang suatu masalah asasi yang sama terdapat berbagai jawaban filsafat (para fisuf) sesuai dengan jalan dengan titik tolak sang ahli filsafat itu. Agam member jawaban tentang banyak soal sasi yang samasekali tidak terjawab oleh ilmu, yang dipertanyakan (namun tidak terjawab secar bulat ) oleh filsafat.2.7 Hubungan Antara Filsafat, Agama dan Ilmu PengetahuanPada dasarnya, ada dua kekuatan yang mewarnai keadaan dunia, yaitu agama dan filsafat. kedua hal tersebutlah yang mendominasi dalam diri manusia. Namun terkadang salah satunya lah yang mendominasi. Hingga apabila akal yang mendominasi, berpengaruh pada rohani seseorang yang pada akhirnya menyebabkan ketidakpercayaannya pada tuhan. Jika hati yang mendominasi, akal manusia seperti tidak berfungsi, tidak ada pemikiran-pemikiran yang mendalam tentang hidup.Agama berbeda dengan sains dan filsafat karena agama menekankan keterlibatan pribadi. Kemajuan spiritual manusia dapat diukur dengan tingginya nilai yang tak terbatas yang ia berikan kepada obyek yang ia sembah. Seseorang yang religius merasakan adanya kewajiban yang tak bersyarat terhadap zat yang ia anggap sebagai sumber yang tertinggi bagi kepribadian dan kebaikan.Agama tak dapat dipisahkan dari bagian-bagian lain dari kehidupan manusia, jika ia merupakan reaksi terhadap keseluruhan wujud manusia terhadap loyalitasnya yang tertinggi. Sebaiknya, agama harus dapat dirasakan dan difikirkan: ia harus diyakini, dijelaskan dalam tindakan (Titus, 1987:414).Baik ilmu, filsafat ataupun agama bertujuansekurang-kurangnya berurusan dengan hal yangsama yaitu kebenaran. Namun titik perbedaannya terletak pada sumbernya, ilmu dan filsafat berumur pada rayu (akal, budi, rasio, reason, nous, vede, vertand, vernunft) manusia.Sedangkan agama bersumberkan wahyu. Disamping itu ilmu pengetahuan mencari kebenaran dengan jalan penyelidikan (riset, research), pengalaman (empiri) dan percobaan (eksperimen) sebagai batu ujian.Filasafat menghampiri kebenaran dengan exploirasi akal budi secara radikal (mengakar); tidak merasa terikat oleh ikatan apapun, kecuali oleh ikatan tangannya sendiri bernama logika.Manusia mencari dan menemukan kebenaran dengan dan dalam agama dengan jalan mempertanyakan pelbagai masalah asasi dari atau kepada kitab suci.Kebenaran ilmu pengetahuan adalah kebenaran positif (berlaku sampai dengan saat ini), kebenaran filsafat adalah kebenaran spekulatif (dugaan yang tidak dapat dibuktikan secara empiri, riset dan eksperimental).Baik kebenaran ilmu maupun kebenaran filsafat kedua-duanya nisbi (relatif). Sedangkan kebenaran agama bersifat mutlak (absolut) karena agama adalah wahyu yang diturunkan Allah.Baik ilmu maupun filsafat dimulai dengan sikap sanksi dan tidak percaya. Sedangkan agama dimulai dengan sikap percaya atau iman (Annshari, 1996:158-160).BAB IIIPENUTUP3.1 Kesimpulan3.1.1 Ilmu adalah hasil usaha pemahaman manusia yang disusun dalam suatu system mengenai kenyataan, struktur, pembagian, bagian-bagian tentang hokum-hukum dan hal ikhwaal yang diselidikinya.3.1.2 Filsafat berarti berfikir, jadi yang penting ialah ia dapat berfikir.3.1.3 Agama adalah suatu system credo (tata keimanan dan tata keyakinan) atas adanya sesuatu yang mutlak diluar manusia.3.1.4 Ilmu, filsafat dan agama mempunyai hubungan yang terkait dan reflektif dengan manusia. Dikatakan terkait karena ketiganya tidak dapat bergerak dan berkembang apabila tidak adaa alat dan tenaga utama manusia, tiga alat daan tenaga utama manusia itu adalah : akal fikir, rasa dan keyakinan, sehingga dengan ketiga hal tersebut manusia dapat mencapai kebahagiaan dirinya.3.2 SaranSejalan dengan kesimpulan diatas, penulis merumuskan saran yaitu:Sebagai manusia yang memiliki akal dan pikiran, kita hendaknya menyeimbangkan keduanya. Karena kita tidak hanya memerlukan kepuasan jasmani, tetapi juga memerlukan ketenangan rohani.

DAFTAR PUSTAKAwww.kajianpustaka.com/2013/09/pengertian-manfaat-dan-fungsi-proxy.html?m=1https://www.google.co.id/search?ei=YSwtVaXILY68uATHtYGwDA&q=makalah+antara+filsafat%2C+agama%2C+dan+ilmu&btnG=#q=makalah+proses+dan+Perkembangan+kebudayaan+dengan+segala+problematikanyahttps://www.google.co.id/search?site=&source=hp&ei=NywtVY77AdCkuQSan4H4Aw&q=maklah+filsafat+ilmu+pengetahuan&oq=&gs_I=mobile-gws-hp.1.1.41I3.0.0.0.13139.1.0.0.1.1.0.0.0..0.0.msedr...0...1c..64.mobile-gws-hp.0.1.69.3.2wUur04ibqg