FEED RATE JUMLAH SAPUAN KETAHANAN TERMAL KEKUATAN...

57
PENGARUH VARIASI FEED RATE DAN JUMLAH SAPUAN KOMPOSIT YSZ-AL 2 O 3 TERHADAP KETAHANAN TERMAL DAN KEKUATAN LEKAT PADA YSZ/YSZ-AL 2 O 3 DOUBLE LAYER TBC UNTUK APLIKASI NOSEL ROKET Chaizi Nasucha 27 11 100 079

Transcript of FEED RATE JUMLAH SAPUAN KETAHANAN TERMAL KEKUATAN...

  • PENGARUH VARIASI FEED RATE DAN JUMLAH SAPUANKOMPOSIT YSZ-AL2O3 TERHADAP KETAHANAN TERMAL DANKEKUATAN LEKAT PADA YSZ/YSZ-AL2O3 DOUBLE LAYER TBC

    UNTUK APLIKASI NOSEL ROKET

    Chaizi Nasucha27 11 100 079

  • PENDAHULUANPENDAHULUAN

  • (Rycroft, 2010).

    Roket Yang DiproduksiDi Indonesia

    Berat ideal

    23 % berat bahan bakar 91 % berat bahan bakar

    33 % berat struktur 3 % berat struktur

    44 % berat muatan 6 % berat muatan

    Latar Belakang

    Nosel (Nozzle) Roket adalah :bagian roket yang berfungsi untukmenimbulkan momentum dari gas hasilpembakaran (800-2000 ◦C)

    Material Nosel Roket

    Tahan temperatur tinggi

    Ringan

    Kekuatan tetap tinggi pada temperatur tinggi

    Tahan creep dan termal shock

    Kekerasan tinggi

  • NOSELNOSELMaterialMaterial PelapisanPelapisan

    Pelapisan B4C pada S45CdanST37 dengan Powder Packed

    ( Ratih, 2004)

    Pelapisan Al2O3 -SiO2sebagai Thermal Barrier

    Coating untuk nosel(Agi,kukuh,alfian ,

    Ridwan 2013)

    Inserting grafit pada nozzle roket(LAPAN, 2008)

    Titanium Base Alloy(LAPAN, 2008)

    Sauman (2010)Menggantikan bahan struktur noseldengan menggunakan material keramik(Alumina Al2O3 atau stabilized ZirconiaZrO2)+ Fiberglass (GFRP) atau CarbonPhenolic (CFRP) setebal 3 - 5 mm.

    Membuat nosel roketdengan metode cor

    (casting)dengan materialpaduan super Ti-6AI-4V.

    (Siahaan 2010)

    Pelapisan SiO2-Y2O3-Al2O3 sebagai ThermalBarrier Coating untuknosel (Ghofur 2014)

    Pelapisan YSZ/YSZ-Al2O3sebagai Thermal Barrier

    Coating untuk nosel(Parindra, Lazuardi

    2014)

    Road Map

  • VariabelProses

    VariabelProses

    FeedrateFeedrate

    SprayDistance

    Sapuan(pass)

    Komposisi

    Serbuk

    Komposisi

    Serbuk

    Thermal Barrier Coating adalahinsulator untuk hot component dari

    lingkungan yang oxidative

    Metode Penelitian

    Flame sprayKekurangan:Temperatur api ↓kecepatan serbuk ↓(30m/s)Parindra

    (2014)Lazuardi(2014)

    Komposisi Komposisi

    JarakSprayFeed Rate

    14 gr/min17 gr/min20 gr/min

    1x2x3x

  • M Valefi (2012)

    Saremi (2013) Memvariasikan feed rate dari proses spraymemberikan kesimpulan bahwa dengan semakin tingginya feedrate akan membuat struktur dari pelapisan semakin padat dantebal ini akan membantu untuk mencapai tebal yangdiharapkan dengan kepadatan yang optimal.

  • • Ketahanan oksidasi dan spallation dapat ditingkatkan denganmeningkatkan jumlah lapisan

    Gambar Kurva kinetika Cyclic oxidation pada 1000◦C untuk 400jam (a) weight gain per unit area versus waktu;(b) spallation per unit area versus waktu

    Yunqi Yao (2013)

  • • Bagaimana pengaruh jumlah sapuan pada lapisan kompositYSZ-Al2O3 terhadap sifat kelekatan dan ketahanan termaldari YSZ/YSZ-Al2O3 double layer TBC.1.

    • Bagaimana pengaruh feed rate pada lapisan komposit YSZ-Al2O3 terhadap sifat kelekatan dan ketahanan termal dariYSZ/YSZ-Al2O3 double layer TBC.2.

    • Bagaimana pengaruh dari jumlah sapuan dan feed ratepadalapisan komposit YSZ-Al2O3 terhadap struktur mikro yangdihasilkan sebelum dan setelah pengujian termal.3.

    Rumusan Masalah

  • 1• Pencampuran serbuk keramik dianggap

    homogen.

    2• Unsur pengotor dan faktor lingkungan

    dianggap tidak berpengaruh.

    Batasan Masalah

  • 1.• Untuk mengetahui pengaruh jumlah sapuan pada lapisan komposit YSZ-Al2O3 terhadap sifat

    kelekatan dan ketahanan termal dari YSZ/YSZ-Al2O3 double layer TBC.

    2.• Untuk mengetahui pengaruh feed rate pada lapisan komposit YSZ-Al2O3 terhadap sifat

    kelekatan dan ketahanan termal dari YSZ/YSZ-Al2O3 double layer TBC

    3.

    • Untuk mengetahui pengaruh dari jumlah sapuan dan jarak flame spray pada lapisan kompositYSZ-Al2O3 terhadap struktur mikro yang dihasilkan sebelum dan setelah pengujian termal.

    Tujuan

  • • Dapat menghasilkan lapisan komposit keramik pada nosel roketyang memiliki sifat kelekatan yang baik, dan stabil terhadaptemperatur tinggi.1

    • Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai referensi penelitianselanjutnya untuk terus mengembangkan teknologi pelapisandan memajukan dunia penerbangan antariksa nasional demimenunjang bidang pertahanan dan keamanan bangsa.

    2

    Manfaat

  • Tinjauan Pustaka

  • Thermal Barrier Coating adalah insulator untuk hotcomponent dari lingkungan yang oxidative (brodin, 2006).

    Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sulistijono dan Lukman(2007), mengatakan lapisan 1-200 µm TBC mampu menurunkantemperatur permukaan substrat hingga 200o C

    Biasanya, TBC yang terdiri dari empat lapisan yaitu:a. Zona keramik terluar, →konduksi termal yang rendah

    diperlukan. (biasanya YSZ)b. Bond coat → kerentanan terhadap kerapuhan yang rendah

    (biasanya MCrAlY)c. Lapisan barrier oxides TGO (thermally grown oxide), →

    untuk menghambat proses oksidasi pada bond coat(biasanya Al2O3)

    d. Substrat → memiliki kekuatan tinggi pada temperatur tinggi(biasanya Superalloy)

    Gambar Skema Coating Construction Pada Barrier Layers DanPeran Dari Masing-Masing Sub-Layers (Moscal,2009)

    Thermal Barrier Coating (TBC)

  • Proses Thermal Spray Dan Bagiannya(Handbook of Thermal Spray Technology,2004)

    Skema proses termal spray(Handbook of Thermal Spray Technology,2004).

    Metode Thermal Spray

  • Jenis-Jenis Parameter Proses PadaTermal Spray (Handbook of Thermal

    Spray Technology,2004).

    Flame Spray

    Flamespray

    JetTemperatur jet, K 3500Kecepatan jet, m/s 50-100Particle feedTemperatur partikel(max), oC 2500

    Kecepatan partikel, m/s 50-100Material feed rate, g/min 30-50Deposit/coatingDensitas (%) 85-90Kekuatan lekat, Mpa 7-18

    Oksida Tinggi

  • Komposisi Hastelloy® X (Haynes Internasional, 1997)

    Properti Fisik dari Hastelloy® X (Haynes Internasional, 1997)

    HASTELLOY X

    Properti Temperatur(oC)

    Nilai

    Titik Leleh - 1260-1355oCResistivitas Elektrik 22 118.36

    microhm.cmKonduktifitas Termal 21 9.1 W/m.K

    200 14.1 W/m.K927 27.2 W/m.K

    Panas Spesifik Room 486 J/Kg.K538 544 J/Kg.K1093 858 J/Kg.K

    Koefisien TermalEkspansi

    25-100 13.0 x 10-6 m/m.oC25-400 14.2 x 10-6 m/m.oC25-700 15.6 x 10-6 m/m.oC

    Ni Cr Fe Mo Co W C Mn Si B47a 22 18 9 1.5 0.6 0.1 1* 1* 0.00

    8

  • Sifat Nilai

    konduktivitas termal di 1000 ° C 2.3 Wm-1K-1

    Besar ekspansi termal 11 × 10-6 ° C-1

    titik leleh 2700o CModulus Elastisitas E=50 GPaDensitas 2,3 gram/cm3

    Sifat-sifat yang dimiliki oleh YSZ yaitu:

    Konduktivitas Termal ↓ Ekspansi Termal ↑ Inert TahanErosi ↑

    Titik Leleh ↑

    YSZ (Yttria Stabilized Zirconia)

    Gambar Serbuk YSZ

    Sulzer Metco

  • Kajian Penelitian yang Pernah Dilakukan Membahas Masalah Komposit TBC

    Komposit Al2O3/YSZ

  • Bond Coat yang paling sering digunakan adalah alumides (NiAlatau Ni2Al) dan MCrAlY. MCrAlY (M untuk Ni dan/atau Co)

    Bond coat adalah lapisan transisi yang membuat TBC dapatmelekat lebih kuat pada substrat.

    Tujuan :1.melindungi material base (superalloys) terhadap temperaturoksidasi yang tinggi,2. Sebagai pengikat TC dengan substrat3. untuk meningkatkan efisiensi mesin.

    Kandungan pada MCrAlY:Cr : 5-38%,Aluminium: 8-13%,Yttrium: 0.5-1%

    MCrAlY Bond coat

    Gambar Serbuk NiCrAlY

    Sulzer Metco

  • Skema Proses Transfer Panas dari Struktur Double LayerTBC

    Ketebalan Coating Ditinjau dari Transfer Panas

    YSZ

    YSZ-Al2O3TGO

    BC

    Substrate

    230120

  • ketebalan di antara 1 sampai 10 µm yang terdiridari fase utama α-Al2O3 dan fase minor Cr2O3,NiO, Ni (Al, Cr) 2O4 spinel.

    Thermally Grown Oxide (TGO)

    Adanya porositas padatopcoat

    Temperatur kerja yangtinggi

    Oksigen masuk

    M + O = MO

    (Zhu,2012)

  • METODOLOGIMETODOLOGI

  • Diagram Alir Penelitian

  • 1. Hastelloy ® X 3. Serbuk MCrAlY ̴ 106±53 µm

    2. Yttria Stabilized Zirconia/8YSZ ̴ 100 µm

    4. Serbuk Al2O3 (Alumina) ̴ 100 µm

    Bahan

    5. Serbuk Pasir Alumina

  • Neraca analitikSiever Shaker Ball mill

    Dryer

    Grit Blasting

    Termometer IR

    Flame Spray

    Las oksiasetilenXRD SEM Alat pull off

    Peralatan

    Alat Uji Kekasaran

  • • Melakukanpengeringan untuk

    menghilangkankadar air

    Drying

    • Melakukanpengayakan dengan

    siever gunamendapatkan

    distribusi ukurang angmerata

    • Ukuran serbuk YSZ 100µm, Al2O3 10 µm

    Sieving• Mencampurkan

    serbuk dengankomposisi 30 %Al2O3

    Mixing

    Pengukuran Kekasaran (Kekasaran10 µm (DSMTS Sulzer Metco, 2013))

    Melakukan Sand Blasting

    Memotong Hastelloy X

    PreparasiSpesimenHastelloy

    Preparasi Serbuk

    Preparasi Spesimen Hastelloy Dan Serbuk

  • sapuanYSZ-Al2O3

    Feed Rate(gr/min)

    Hasil Pengujian

    TGA(% m vs T)

    Thermal Torch (t)Pull Off Test

    (MPa)

    1 14

    17

    20

    2 14

    17

    20

    3 14

    17

    20

    9 sampel 27 sampel 27 sampel

    Rancangan Penelitian

  • 1. Melakukan persiapan pada alat spray dengan parameter spray

    2. Memanaskan substrat pada temperatur 200o C

    3. Melakukan spraying serbuk Amdry 962 (MCrAlY) sebagai lapisan bond coat dengan tebal lapisan yangdiinginkan ~120 µm dan parameter seperti pada tabel

    4. Melakukan spraying serbuk komposit Al2O3/YSZ dengan parameter yang telah direncanakan.

    5. Melakukan spraying serbuk YSZ sebagai top coat dengan tebal ~230 µm dan parameter seperti pada tabel

    Proses Spraying

    Lapisan Komposisi (%) Jarak Spray (mm) Feed Rate (g/min) Sapuan Tebal(µm)YSZ top coat - 200 20 20 20 - 230YSZ/Al2O3 30 200 14 17 20 1 2 3 -Bond coat - 200 20 20 20 - 120

  • • Pull Off Test – Melihat Besar Kekuatan Lekat – Alat Pull Off (ASTM D4541)• Thermal Torch Test – Melihat Ketahanan Thermal terhadap penetrasi dari nyala api

    las – Las Oxy Acetylene• Uji TGA – Melihat pertumbuhan dan struktur Oksida (TGO)• XRD – Perubahan fasa setelah pengujian termal• SEM – Struktur mikro coating

    Pengujian

  • ANALISA DATADAN

    PEMBAHASAN

    ANALISA DATADAN

    PEMBAHASAN

  • Karakterisasi Awal Serbuk

    a. Serbuk YSZ (Yttria-Stabilized Zirconia)

    Element Wt % At %O K 29.59 70.48Y L 09.76 04.19ZrL 60.64 25.33

    Ukuran Butir Rata-rata 71.88 µm

    Bentuk Spherical

  • Karakterisasi Awal Serbuk

    Serbuk Al2O3 (Alumina)

    Element Wt % At %O K 47.86 60.75AlK 52.14 39.25

    Ukuran butir rata-rata 37.7 µm

    Bentuk poligonal dengan permukaanyang kasar dan struktur cenderungmembulat

  • Karakterisasi Awal SerbukSerbuk NiCrAlY

    Element Wt % At %C K 08.19 22.26O K 09.62 19.65AlK 18.45 22.33Y L 03.57 01.31CrK 19.39 12.18NiK 40.77 22.27

    Ukuran butir rata-rata 87,98 µm

    Bentuk spherical

  • Hasil Preparasi dan Hasil Coating

    Nilai kekasaran= 50-60 µm

    Spesimen Uji Pull Offdan Thermal Torch

    Spesimen Uji TGA

    Sebelum Sand Blasting Setelah Sand Blasting

    Lapisan Bond Coat Lapisan YSZ-Al2O3 Lapisan YSZ

  • Gambar 4.12 Gambar Sampel Hasil Pengujian Kekuatan Lekat(a) 14 gr/min-1x, (b) 14 gr/min -2x, (c) 14 gr/min -3x(d) 17 gr/min -1x, (e) 17 gr/min -2x, (f) 17 gr/min -3x(g) 20 gr/min -1x, (j) 20 gr/min- 2x,(k) 20 gr/min- 3x

    Tabel 1.1 Hasil Pengujian Pull Off

    Eksperimen

    Variabel Kekuatan lekatFeed rate(gr/min) Sapuan

    I II III Rata-rata

    1 14 1 17.35 20.25 17.22 18.27

    2 14 2 15.31 14.43 15.21 14.98

    3 14 3 13.23 14.69 14.77 14.23

    4 17 1 23.05 22.55 22.98 22.86

    5 17 2 21.73 21.04 20.71 21.16

    6 17 3 18.24 21.24 20.98 20.15

    7 20 1 14.38 15.36 16.21 15.32

    8 20 2 13.37 15.78 14.58 14.58

    9 20 3 11.84 12.91 14.23 12.99

    Rata -rata 17.17

    Hasil Uji Pull off

  • a. Analisa Kuantitatif Mengunakan Metode Taguchi

    Level VariabelFeed rate (A) Sapuan (B)

    1 14 gr/min 1x

    2 17 gr/min 2x

    3 20 gr/min 3x

    Tabel 4.1 Variabel dan Level Penelitian

    Kombinasi level optimum:A2 = feed rate 17 gr/minB1 = sapuan 1x

    untuk mencari variabel yang berpengaruh terhadap respon digunakanmetode taguchi pada variasi karakteristik kualitas semakin besar kekuatanlekat, semakin baik ( larger is better) :

    Keterangan :n : jumlah pengulangan dari suatu percobaany : nilai kekuatan lekat

    Hasil Uji Pull off

    A B

    level 1 23.90 25.34

    level 2 26.57 24.41

    level 3 23.03 23.75

    selisih 3.54 1.59

    peringkat 1 2

  • Hasil Uji Pull off

    b. Analisa Kuantitatif Metode Taguchi dengan Minitab

    Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel terhadap respon.

    Analysis of Variance for SN ratios

    Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F Pfeed rate 2 20.4264 20.4264 10.2132 80.98 0.001sapuan 2 3.8176 3.8176 1.9088 15.14 0.014Residual Error 4 0.5045 0.5045 0.1261Total 8 24.7484

    Ditentukan nilai α sebesar 10% (0.10). Jadi jika P < 0.1 => signifikanP > 0.1 => tidak signifikan

    Variabel feed rate dan sapuan berpengaruh signifikan

    Persen kontribusi masing masing variabel yang signifikan terhadap respon

    Variabel A (feed rate) 81.52 %

    variabel B (sapuan) 14.41 %

  • Pengujian Thermal Torch

    Gambar 4.14 Gambar Sesudah Pengujian Thermal TorchOxyacetylene,

    (a) 14 gr/min-1x, (b) 14 gr/min -2x, (c) 14 gr/min 3x(d) 17 gr/min -1x, (e) 17 gr/min -2x, (f) 17 gr/min -3x(g) 20 gr/min -1x, (j) 20 gr/min- 2x,(k) 20 gr/min- 3x

    a. Analisa Kuantitatif Mengunakan Metode Taguchi

    Rasio S/N (Signal to Noise) dengan karakteristik kualitassemakin kecil selisih massa dan volume kerusakan,semakin baik. (smaller is better).Rumus :

    Keterangan:n: jumlah pengulangan dari suatu percobaany: nilai volume kerusakan

  • A Blevel 1 19.55 21.50level 2 23.43 19.97level 3 17.41 18.92

    selisih 6.02 2.59peringkat 1 2

    A Blevel 1 -2.62 0.54level 2 1.67 -1.08level 3 -3.19 -3.61selisih 4.86 -4.15

    peringkat 1 2

    Kombinasi Level Optimum

    Pendekatan pengukuran selisih massa spesimenA2 = feed rate 17 gr/minB1 = sapuan 1x

    Pendekatan MassaPendekatan Volume

    Pendekatan pengukuran volume kerusakan spesimenA2 =feed rate 17 gr/minB1 = sapuan 1x

  • Persen Kontribusi

    Feed rate 75.984 %

    Sapuan 11.194 %

    Persen Kontribusi

    Feed rate 58.273 %

    Sapuan 35.600 %

    Pengujian Thermal Torch Oxyacetylene

    Pendekatan MassaPendekatan Volume

    Analysis of Variance for SN ratiosSource DF Seq SS Adj SS Adj MS F PA 2 55.826 55.826 27.913 24.71 0.006B 2 10.151 10.151 5.076 4.49 0.095Residual Error 4 4.519 4.519 1.130Total 8 70.496

    Analysis of Variance for SN ratiosSource DF Seq SS Adj SS Adj MS F PA 2 42.317 42.317 21.1585 39.05 0.002B 2 26.273 26.273 13.1366 24.24 0.006Residual Error 4 2.168 2.168 0.5419Total 8 70.758

  • Pengujian Kekasaran Permukaan

    Rata rata Kekasaran 236.34 µm

    -15.00

    -10.00

    -5.00

    0.00

    5.00

    10.00

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

    Gambar 4.20 Grafik Distribusi Normal Nilai Kekasaran Permukaan

    LevelPersentasePorositas

    LevelPersentasePorositas

    14 gr/min 48,00 1x 42,6717 gr/min 34,67 2x 40,0020 gr/min 40,00 3x 40,00

    VariabelFeed rate Sapuan

    Tabel 4 Presentasi Porositas

  • Hasil Pengujian TGA

    Grafik mg-T(Penambahan Massa-Temperatur)

    Grafik Analisa 1st Derivative TGA Pada Tiapspesimen

    0.3301

    0.0789

    0.0467

    0.12650.1507

    0

    0.05

    0.1

    0.15

    0.2

    0.25

    0.3

    0.35

    Hastelloy 14 1x 17 1x 20 1x 20 3x

    Pena

    mba

    han

    Mas

    sa

    Variasi Sampel

    Grafik Perbandingan Gradien Perubahan Massa

  • Hasil Pengujian XRD

    Sebelum Uji Termal Setelah Uji Termal

    t-ZrO2 , m-ZrO2, Al2O3 t-ZrO2 , m-ZrO2, Al2O3, α-Al2O3, AlNi3

  • Hasil Pengujian SEM

    Unmelted

    Semi-Melted

    Melted

    Gambar 4.25 Hasil Pengujian SEM Permukaan Coatingpada Perbesaran 2000x

  • Gambar 4.26 Hasil Pengujian SEM Permukaan Coating PadaPerbesaran 250x

    Grafik Persentase Luasan Porositas Pada Permukaan HasilCoating

  • Gambar 4.28 Hasil Pengujian SEM Penampang Pada Perbesaran 250x(a) 14 gr/min-1x, (b) 14 gr/min -2x, (c) 14 gr/min 3x(d) 17 gr/min -1x, (e) 17 gr/min-2x, (f) 17 gr/min -3x(g) 20 gr/min -1x, (j) 20 gr/min- 2x,(k) 20 gr/min- 3x

    Gambar 4.29 Densitas dari Setiap Variasi Sampel

  • Tebal TGO 4.20 µm

    Gambar 4.30 Hasil Pengujian SEM-EDX Perbesaran 5000x Sampel 14gr/min-1x Sebelum Uji Termal

  • Tebal TGO 2.62 µm

    Gambar 4.31 Hasil Pengujian SEM-EDX Perbesaran 5000x Sampel 17gr/min-1x Sebelum Uji Termal

  • Tebal TGO 4.05 µm

    Gambar 4.32 Hasil Pengujian SEM-EDX Perbesaran 5000x Sampel 20gr/min-1x Sebelum Uji Termal

  • Tebal TGO 5.72 µm

    Gambar 4.33 Hasil Pengujian SEM-EDX Perbesaran 5000x Sampel 20 gr/min-3xSebelum Uji Termal

  • Tebal TGO 6.01 µm

    Gambar 4.34 Hasil Pengujian SEM-EDX Perbesaran 5000x Sampel 14 gr/min-1xSetelah Uji Termal

  • Tebal TGO 3.29 µm

    Gambar 4.35 Hasil Pengujian SEM-EDX Perbesaran 5000x Sampel 17 gr/min-1xSetelah Uji Termal

  • Tebal TGO 7.87 µm

    Gambar 4.36 Hasil Pengujian SEM-EDX Perbesaran 5000x Sampel 20 gr/min-1xSetelah Uji Termal

  • Tebal TGO 8.18 µm

    Gambar 4.37 Hasil Pengujian SEM-EDX Perbesaran 5000x Sampel 20 gr/min-3xSetelah Uji Termal

  • Rata- rata 4.15 6.34

  • Terima Kasih