fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/.../13052015-0911031090.docx · Web viewKelebihan...
Transcript of fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/.../13052015-0911031090.docx · Web viewKelebihan...
ANALISIS PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT GRAHA
HUSADA BANDAR LAMPUNG DENGAN MENGGUNAKAN
BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLOK UKUR PENILAIAN
KINERJA
ABSTRAK
ANALISIS PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT GRAHA HUSADA BANDAR LAMPUNG DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLOK UKUR PENILAIAN KINERJA
DEDY NOVRIANSYAH(Universitas Lampung)
AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengukur kinerja rumah sakit Graha Husada dengan menggunakan metode balanced scorecard sebagai sebuah metode yang dapat mengukur kinerja yang memiliki empat perspektif yaitu perspektif keuangan, perspektif konsumen, perspektif proses bisnis internal dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Penelitian dilakukan dengan mengambil data selama 2 tahun, yaitu dari tahun 2012 dan 2013.
Hasil pengukuran yang diperoleh dengan menggunakan balanced scorecard yaitu perspektif keuangan dan perspektif konsumen dinilai baik. Sedangkan hasil pengukuran pada perspektif proses bisnis internal dan perspektif proses pertumbuhan dan pembelajaran dinilai cukup baik.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari pengukuran kinerja dengan menggunakan metode balanced scorecard maka secara keseluruhan kinerja Rumah Sakit Graha Husada dapat dikatakan cukup baik.
Kata Kunci : Pengukuran Kinerja, Balanced Scorecard, Perspektif Keuangan, dan Perspektif Non - Keuangan
Nama Mahasiswa : Dedy Novriansyah
Nomor Pokok Mahasiswa : 0911031090
Jurusan : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
No Telepon / Handphone : 089631071797
Alamat E-mail : [email protected]
Pembimbing I : Dr. Ratna Septiyanti, S.E., M.Si.
Pembimbing II : Reni Oktavia, S.E., M.Si.
PENDAHULUAN
Memasuki lingkungan bisnis yang semakin kompetitif, manajemen perusahaan yang
baik merupakan faktor penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Sehingga
perusahaan memerlukan adanya suatu sistem yang di desain sesuai dengan tuntutan
lingkungan usahanya, karena dengan menggunakan sistem manajemen yang sesuai
dengan tuntutan lingkungan usaha, maka perusahaan akan mampu bersaing dan
berkembang dengan baik. Sistem tersebut yang akan berfungsi untuk mengukur,
menilai dan mengevaluasi seluruh kinerja perusahaan dalam kegiatan operasional
perusahaan.
Selama ini banyak perusahaan masih menggunakan sistem kinerja tradisional.
Dimana sistem pengukuran kinerja ini hanya ditekankan pada aspek keuangan.
Kelebihan dari pengukuran tradisional terletak pada orientasi keuntungan jangka
pendek dan hal ini akan mendorong manajer lebih banyak memperbaiki kinerja
perusahaan jangka pendek. Sedangkan kelemahannya adalah terbatas dengan waktu
pengungkapan prestasi keuangan yang nyata yang tidak melihat faktor - faktor
penyebab terjadinya prestasi itu sendiri, serta ketidakmampuan dalam mengukur
kinerja harta tak tampak (intangible asset) dan harta intelektual (sumber daya
manusia) perusahaan.
Oleh karena beberapa kelemahan tersebut maka muncul ide untuk mengukur kinerja
non keuangan. Sistem ini dinamakan balanced scorecard. Balanced scorecard
menyediakan tujuan - tujuan strategis organisasi ke dalam seperangkat tolok ukur
kinerja yang saling berhubungan. Untuk menghindari tidak maksimalnya kegiatan
operasional rumah sakit di semua aspek penunjang keberlangsungan hidup rumah
sakit, maka peneliti tertarik untuk menganalisis dan mempelajari keadaan rumah
sakit Graha Husada secara menyeluruh. Berdasarkan pada latar belakang yang telah
diuraikan di atas, maka rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah
“bagaimana jika pengukuran kinerja Rumah Sakit Graha Husada diukur dengan
menggunakan metode balanced scorecard?”. Adapun tujuan dari penelitian ini
berupa: (1) memberikan gambaran penggunaan balanced scorecard terhadap
penilaian kinerja rumah sakit; (2) untuk mengetahui sampai sejauh mana tingkat
keberhasilan rumah sakit apabila menerapkan balanced scorecard sebagai alat
analisis yang komprehensif dan koheren pada rumah sakit; dan (3) memberikan suatu
alternatif pengukuran kinerja rumah sakit yang memperhatikan aspek finansial dan
juga non finansial.
LANDASAN TEORI
Penilaian Kinerja
Melihat aktifitas perusahaan dalam melaksanakan kegiatan operasinya sehari - hari
maka akan menghasilkan penilaian yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk
melakukan evaluasi dalam menilai kinerja perusahaan. Seringkali penilaian kinerja
karyawan tidak dapat diukur dengan baik oleh pihak internal. Banyak yang dapat
mempengaruhi terjadinya hal tersebut, misalnya: perangkat yang kurang memadai,
kurangnya komitmen para pimpinan dan manajer, serta beberapa penyebab yang
membuat penilaian menjadi tidak obyektif. Begitu pula penilaian terhadap kinerja
unit di dalam organisasi sering mengalami masalah yang sama dengan penilaian
karyawan.
Kinerja adalah suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan untuk menyelesaikan
tugas atau pekerjaan. Kesedian dan keterampilan seseorang tidak cukup efektif untuk
mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa yang dikerjakan dan
bagaimana mengerjakannya. Setiap perusahaan mengharapkan kinerja yang
memberikan kontribusi untuk menjadikan organisasi sebagai suatu institusi yang
unggul di kelasnya. Keberhasilan organisasi untuk mengadakan institusi yang unggul
ditentukan oleh berbagai faktor, berbagai faktor tersebut yang akan menentukan
keberhasilan perusahaan (succes factor) dan faktor - faktor itu dapat digunakan
sebagai faktor pengukur keberhasilan personal. Dengan demikian, dibutuhkan suatu
penilaian kinerja yang dapat digunakan sebagai landasan untuk mendesain sistem
penghargaan agar tiap karyawan dapat menghasilkan kinerjanya yang sejalan dengan
kinerja yang diharapkan perusahaan.
Pengertian Balanced Scorecard
Berdasarkan teori yang telah diuraikan di atas maka dalam penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penerapan balanced scorecard terhadap
kinerja perusahaan. Balanced scorecard menekankan bahwa pengukuran keuangan
dan non keuangan merupakan bagian dari informasi untuk seluruh pegawai di semua
tingkatan organisasi. Balanced scorecard bukan hanya penggabungan dari ukuran -
ukuran keuangan dan non keuangan yang ada melainkan merupakan hasil dari suatu
proses atas bawah (top - down) berdasarkan visi dan strategi dari suatu unit usaha.
Visi dan strategi tersebut harus diterjemahkan dalam tujuan dan pengukuran yang
lebih nyata.
Pengukuran dalam Balanced Scorecard
Sasaran strategik yang dirumuskan untuk mencapai visi dan tujuan organisasi
melalui strategi yang telah dipilih perlu ditetapkan ukuran pencapaiannya. Ada dua
ukuran yang perlu ditetapkan untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran
strategik yaitu: ukuran hasil dan ukuran pemacu kinerja. Ukuran hasil merupakan
ukuran yang menunjukkan tingkat keberhasilan pencapaian sasaran strategik,
sedangkan ukuran pemacu kinerja merupakan ukuran yang menyebabkan hasil
yang dicapai. Cara pengukuran dalam balanced scorecard adalah mengukur secara
seimbang antara perspektif yang satu dengan perspektif yang lainnya dengan tolok
ukur masing - masing perspektif. Kriteria keseimbangan digunakan untuk
mengukur sampai sejauh mana sasaran strategik kita capai seimbang di semua
perspektif.
Pengertian Rumah Sakit
Menurut Anwar (2006), rumah sakit adalah suatu organisasi yang memiliki tenaga
medis profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen dalam
menyelenggarakan pelayanan kedokteran, asuhan keperawatan yang
berkesinambungan, diagnosis dan pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien.
Sedangkan WHO menyebutkan bahwa rumah sakit adalah organisasi sosial dan
kesehatan yang berfungsi untuk menyediakan jasa layanan kesehatan yang lengkap
dalam hal :
a. Pencegahan dan penyembuhan penyakit
b. Pelayan rawat jalan
c. Pusat penelitian biomedis
Sesuai dengan perkembangan rumah sakit, maka rumah sakit dibedakan menjadi
berbagai jenis :
1. Menurut kepemilikan :
Ditinjau dari segi kepemilikan, rumah sakit dibagi menjadi dua macam, yaitu :
a. Rumah sakit pemerintah
b. Rumah sakit swasta
2. Menurut filosofi yang dianut :
Menurut filosofi yang dianut, rumah sakit dibagi menjadi dua macam, yaitu :
a. Rumah sakit yang tidak mencari keuntungan (non profit hospital)
b. Rumah sakit yang mencari keuntungan ( profit hospital)
3. Menurut jenis pelayanan yang diselenggarakan :
Dilihat dari sisi pelayanan maka ada dua macam jenis pelayanan yang
diselenggarakan oleh rumah sakit, yaitu :
a. Rumah sakit umum (general hospital)
b. Rumah sakit khusus (specialty hospital)
METODEPENELITIAN
Obyek dan Lokasi Penelitian
Obyek yang dipilih dalam penelitian ini adalah Rumah Sakit Graha Husada Bandar
Lampung dengan alasan bahwa penerapan balanced scorecard dalam mengukur
kinerja rumah sakit merupakan langkah strategik untuk menganalisis dan menilai
kemampuan manajemen dalam melipatgandakan kinerja agar dapat menghasilkan
tujuan yang maksimal, baik ditinjau dari aspek keuangan maupun non keuangan dan
diharapkan rumah sakit ini akan mampu bersaing dan berkembang dengan baik.
Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono (2009), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek atau subjek yang mempunyai kualitas karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam
penelitian ini populasi adalah para konsumen dan karyawan Rumah Sakit Graha
Husada yang akan digunakan untuk menilai kepuasan karyawan pada aspek
pertumbuhan dan pembelajaran serta kepuasan konsumen dalam menggunakan
layanan yang disediakan oleh pihak rumah sakit.
Metode pengambilan sampel untuk pasien dan karyawan RS Graha Husada adalah
teknik pemilihan sampel probabilitas, yaitu dengan pemilihan sampel acak sederhana
(simple random sampling), yang memberikan kesempatan yang bersifat tidak
terbatas pada setiap populasi untuk dipilih sebagai sampel. Jumlah pengambilan
jumlah sampelnya sesuai rumus Slovin (Sevilla et. al., 1960:182), sebagai berikut:
N
n = --------------
N.d2 + 1
Dimana n : jumlah sampel
N : jumlah populasi
d : batas toleransi kesalahan (error tolerance)
Variabel Penelitian
Variabel - variabel yang dianalisis dalam penelitian adalah kinerja perspektif
keuangan (current ratio, quick ratio, total debt to equity ratio, total debt to asset
ratio dan ROA), kinerja perspektif konsumen (kepuasan pasien), kinerja perspektif
proses bisnis internal (kunjungan rawat jalan, ALOS, BOR, TOI, BTO, GDR, NDR)
serta kinerja perspektif pertumbuhan dan pembelajaran (kepuasan karyawan,
persentase retensi karyawan, tingkat produktifitas karyawan).
Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Jenis dan Sumber Data :
a. Data Primer
Data yang di dapat langsung dari sumbernya. Data primer ini berupa hasil
jawaban responden mengenai kepuasan karyawan tentang semangat kerja,
motivasi, kondisi fisik tempat kerja, dan segala pertanyaan tentang rumah sakit
secara umum dan menyeluruh serta kepuasan konsumen terhadap fasilitas dan
pelayanan yang diberikan oleh pihak rumah sakit yang diketahui melalui
kuesioner.
\
b. Data Sekunder
Data yang diperoleh secara tidak langsung, yaitu berupa keterangan yang ada
hubungannya dengan penelitian yang sifatnya melengkapi atau mendukung data
primer. Dalam penelitian ini data sekunder berisi data mengenai konsumen,
karyawan, rasio - rasio kinerja rumah sakit dan gambaran umum RS Graha
Husada.
Sumber pengumpulan data yang dilakukan :
1. Wawancara yaitu dengan mengadakan tanya jawab langsung dengan pihak rumah
sakit.
2. Kuesioner yaitu melalui pengajuan beberapa pertanyaan yang mengetahui
seberapa besar tingkat kepuasan karyawan dan konsumen Rumah Sakit.
3. Studi pustaka yaitu dengan cara mempelajari literatur - literatur yang relevan
dengan penelitian guna memperoleh gambaran teoritis mengenai aplikasi
balanced scorecard pada suatu perusahaan, khususnya rumah sakit.
Metode ini diperlukan untuk menunjang kelengkapan dan ketajaman analisis
Metode Analisis Data
Analisis Kualitatif
Pada analisis kualitatif ini sulit dilakukan pembenaran secara sistematis karena lebih
cenderung kepada penyampaian perasaan atau wawasan yang terdiri klarifikasi visi,
misi dan tujuan ke dalam rencana dan strategi RS Graha Husada Bandar Lampung.
Analisis Kuantitatif
Analisis yang datanya dapat dihitung yang mengukur kinerja masing-masing
perspektif. Berikut ini adalah rumus - rumus yang digunakan untuk mengukur kinerja
masing-masing perspektif:
A. Kinerja Perspektif Keuangan
1. Rasio Lancar (current ratio)
aktiva lancar current ratio =
hutang lancar
2. Rasio Cepat (quick ratio)
3. Rasio Hutang terhadap Ekuitas (total debt to equity ratio)
total hutangtotal debt to = x 100%equity ratio ekuitas pemegang saham
4. Rasio Hutang terhadap Harta (total debt to asset ratio)
total hutangtotal debt to asset ratio = x 100%
total aktiva
5. Return On Asset (ROA)
laba bersih ROA = x 100%
total aktiva
B. Kinerja Perspektif Konsumen
1. Kepuasan Konsumen
Pengukuran kepuasan pasien ini dilakukan dengan survei melalui kuesioner.
Kepuasan pasien mengukur rata - rata kepuasan pasien dengan memberikan
nilai pada jawaban kuesioner sesuai dengan tingkat kepuasan yang dirasakan.
Nilai yang diberikan adalah:
Tabel 3.1
Tabel Penilaian Konsumen
Skor Nilai1 Sangat Tidak Puas2 Tidak Puas3 Cukup Puas4 Puas
(aktiva lancar – persediaan) quick ratio =
hutang lancar
5 Sangat Puas
Dari hasil penjumlahan seluruh nilai yang diperoleh dari seluruh responden
akan diketahui pencapaian indeks kepuasan konsumen, hal ini dirumuskan oleh
Sugiyono (2002) sebagai berikut:
Rumus : IKK = PP
Dimana : IKK = Indeks kepuasan konsumen
PP = Perceived performance
Setelah diketahui IKK dari seluruh responden kemudian digolongkan pada skala 1.
sangat tidak puas, 2. tidak puas, 3. cukup puas, 4. puas, dan 5. sangat puas
Untuk menentukan skala ini terlebih dahulu ditentukan indeks kepuasan minimal dan
indeks kepuasan maksimal, interval dapat dicari dari pengurangan antara indeks
kepuasan maksimal dengan kepuasan minimal dibagi menjadi lima seperti yang
dirumuskan oleh Sugiyono (2002) sebagai berikut:
Ik Maks = R x PP x Ex Maks
Ik Min = R x PP x Ex Min
Interval = (Ik Maks - Ik Min)
5
Keterangan :
PP = Jumlah item pertanyaan
R = Jumlah responden
Ex Min = Skor minimal yang bisa diberikan
Ex Maks = Skor maksimal yang bisa diberika
C. Kinerja Perspektif Bisnis Internal
1. Tahap Proses Operasi
Merupakan tahapan dimana perusahaan berupaya untuk memberikan solusi
kepada para pasien dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pasien. Dalam hal
ini yang menjadi tolok ukur pada RS Graha Husada Bandar Lampung untuk tahap
operasinya adalah:
a. Kunjungan Rawat Jalan
jumlah kunjungan rawat jalan (baru + lama)
RJ =jumlah hari kerja pada periode waktu yang sama
b. Jumlah Kunjungan Rawat Inap
b1. ALOS (average length of stay)
jumlah hari perawatan pasien keluarALOS =
jumlah pasien keluar (hidup + meninggal)
b2. BOR (bed occupancy ratio)
jumlah hari perawatan rumah sakitBOR = x100% (T.tempat tidur x T.hari dalam satuan waktu)
b3. TOI (turn over internal)
(T. tempat tidur x jumlah hari) – hari perawatan RSTOI = jumlah pasien keluar (hidup + meninggal)
b4. BTOR (bed turn over rate)
jumlah pasien keluar (hidup + meninggal)BTOR =
jumlah tempat tidur
b5. GDR (gross death rate)
b6. NDR (net death rate)
jumlah pasien mati seluruhnyaGDR = x 1000 jumlah pasien keluar (hidup + meninggal)
jumlah pasien meninggal > 48 jamNDR = x 1000
jumlah pasien keluar
D. Kinerja Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
1. Kepuasan Karyawan
Pengukuran kepuasan karyawan ini dilakukan dengan survei melalui kuesioner.
Kepuasan karyawan mengukur rata - rata kepuasan karyawan dengan
memberikan nilai pada jawaban kuisioner sesuai dengan tingkat kepuasan yang
dirasakan.
2. Retensi Karyawan
jumlah karyawan yang keluarretensi karyawan = x 100%
jumlah total karyawan
3. Produktifitas Karyawan
laba operasiproduktifitas karyawan = x 100%
jumlah total karyawan
ANALISIS PEMBAHASAN
Sejarah Rumah Sakit Graha Husada
Rumah Sakit Graha Husada merupakan rumah sakit swasta yang berada dibawah
manajemen PT Graha Husada, dimana perseroan terbatas ini didirikan oleh 6 (enam)
dokter spesialis yang terdiri dari : seorang dokter spesialis bedah, seorang dokter
spesialis anak, seorang dokter spesialis penyakit dalam, dan 3 (tiga) dokter spesialis
obstetri dan ginekologi.
Keenam dokter ini memiliki hasrat dan tujuan yang sama untuk mendirikan sebuah
fasilitas layanan kesehatan yang representatif bagi masyarakat luas khususnya di
Provinsi Lampung, maka dari itu terbentuklah RS Graha Husada. Rumah sakit ini
terletak di Jalan Gajah Mada, No.6 GH, Bandar Lampung.
Sesuai dengan akte Notaris Marudin Pasaribu, SH no.2 Tanggal 4 Oktober 2001 dan
telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman dan HAM RI berdasarkan
keputusan nomor : CII.876.HT.O.O1 TH tanggal 30 Oktober 2001 surat ijin
penyelenggaraan rumah sakit, serta keputusan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
Lampung No.445/825/III.10. 2/IV/2005. Rumah Sakit Graha Husada mulai
beroperasi pada tanggal 6 April 2005 dan diresmikan oleh Gubernur Lampung
Sjahroedin ZP.SH dan Walikota Bandar Lampung Soeharto tanggal 21 April 2005.
Visi dan Misi Rumah Sakit Graha Husada
Memasuki era pasar bebas yang akan terjadi ke depan, menuntut semua perusahaan
agar dapat mempertajam pangsa pasar dan mengembangkan perusahaannya secara
profesional agar dapat menarik banyak pihak eksternal untuk dapat menggunakan
jasa yang telah perusahaan sediakan. Semakin banyak pihak yang ingin bekerjasama
dan menggunakan jasa yang diberikan perusahaan maka akan semakin besar pula
peluang perusahaan untuk dapat bertahan dari krisis dan mampu mengembangkan
perusahaannya agar lebih baik ke depannya.
Visi merupakan gambaran masa depan dimana suatu organisasi menentukan tujuan
dan cita - cita yang ingin dicapai. Visi perusahaan haruslah berorientasi ke depan dan
tidak berdasarkan kondisi yang dialami saat ini. Visi harus juga menggambarkan
kreatifitas dan mengandung nilai penghargaan bagi masyarakat.
Melalui pengertian di atas, kini saatnya bagi perusahaan untuk mulai melakukan
upaya perbaikan dan pengembangan sumber daya manusia agar mampu bersama -
sama menyamai persepsi dan tujuan perusahaan dalam mencapai visi dan tujuan
operasional perusahaan yang diharapkan. Rumah Sakit Graha Husada memiliki visi
yaitu “Menjadikan Rumah Sakit Graha Husada sebagai pusat rujukan dan pusat
pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan secara profesional, berkualitas,
dan terpercaya”.
Misi merupakan sesuatu yang harus dilakukan oleh perusahaan agar tujuan
organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik. Dengan pernyataan misi
tersebut, diharapkan seluruh karyawan dan pihak yang berkepentingan dapat
mengenal perusahaannya dan mengetahui peran dan program - programnya serta
hasil yang akan diperoleh dimasa mendatang.
Misi dari Rumah Sakit Graha Husada yaitu meningkatkan dan mengembangkan
profesionalisme sumber daya Rumah Sakit Graha Husada dalam memberikan
pelayanan kesehatan bagi keluarga dan masyarakat, memberikan pelayanan
kesehatan secara profesional dan terbaik bagi masyarakat. Apabila prosedur
operasional yang dikerjakan oleh seluruh komponen rumah sakit sesuai dengan misi
yang telah ditetapkan, maka rumah sakit ini akan menjadi rumah sakit yang
profesional, efektif dan berkualitas, dapat berpartisipasi dalam pembangunan
nasional serta memberikan kesejahteraan bagi karyawannya.
Untuk mencapai visi dan misi yang telah dijelaskan rumah sakit diwajibkan untuk
mulai memberikan pengertian dan penjelasan yang lebih ke seluruh karyawan
tentang visi dan misi rumah sakit, rumah sakit juga harus berani memberikan
jaminan kesejahteraan dan punishment terhadap karyawan yang berprestasi dan
karyawan yang tidak menjalankan tugasnya dengan baik, serta bagi seluruh
karyawan diwajibkan untuk mulai mencintai pekerjaan dan tanggung jawab mereka
agar semua tujuan perusahaan dapat berjalan dengan baik.
Fasilitas - fasilitas Rumah Sakit Graha Husada
a. Fasilitas dan Pelayanan yang dimiliki oleh RS Graha Husada meliputi :
1. Pelayanan Unit Gawat Darurat (UGD)
2. Pelayanan Instalasi Farmasi
3. Pelayanan Laboratorium
4. Pelayanan Ambulance
5. Pelayanan Operasi(OK)
6. Pelayanan Bersalin (VK)
7. Pelayanan General Check Up
8. Pelayanan Haemodialisa (Cuci Darah)
b. Fasilitas Kamar Keperawatan yang meliputi :
1. Kamar VVIP A :
2. Kamar VVIP B :
3. Kamar VIP :
4. Kamar Kelas I :
5. Kamar Kelas II :
6. Kamar Kelas III :
c. Fasilitas dan Pelayanan Unggulan yang Meliputi :
1. Bedah Endo Laparascopy
2. Endoskopi
3. Haemodalisis
4. HCU
Pengukuran Hasil Kinerja
Laporan Kinerja Perspektif Keuangan
a. Rasio Lancar (current ratio)
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang
dimiliki,
Rumus : current ratio = (aktiva lancar : hutang lancar)
Pada tahun 2012 :
CR = ( 3.838.420.748,21 : 1.799.862.772,61) = 2.13
Pada tahun 2013 :
CR = ( 4.887.256.469,91 : 3.242.751.253,48) = 1,5
Walau terjadi penurunan nilai current ratio, kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang
dimiliki masih dapat dikatakan “baik”.
b. Rasio Cepat (quick ratio)
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva yang lebih
liquid.
Rumus : Quick ratio = (aktiva lancar - persediaan) : hutang lancar
Pada tahun 2012 :
QR = (3.838.420.748,21 – 1.158.039.770,00 ) : 1.799.862.772,61
= 1.49
Pada tahun 2013 :
QR = (4.887.256.469,91 – 1.361.253.683,00) : 3.242.751.253,48,
= 1.1
Rasio ini mengindikasikan kapasitas rumah sakit untuk tetap beroperasi dan
bertahan dalam kondisi keuangan yang buruk. Idealnya rasio cepat berada di
kisaran 1 : 1 atau minimal 0,8. Kurang dari itu rumah sakit dianggap memiliki
masalah keuangan (Horne, 2005). Maka dari itu keadaan quick ratio dapat
dikatakan “baik” karena nilai rasio dari tahun 2012 - 2013 berada dalam standar
ideal sehingga perusahaan pun dapat membayar hutang walaupun sudah dikurangi
persediaan.
c. Rasio Hutang terhadap Ekuitas (total debt to equity ratio)
Merupakan perbandingan antara hutang - hutang dan ekuitas dalam pendanaan
rumah sakit, menunjukkan kemampuan modal sendiri serta kemampuan
perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya.
Rumus : Total debt to equity ratio = (total hutang : ekuitas) x 100%
Pada Tahun 2012 :
TDER = ( 11.468.415.719,61 : 7.083.510.356,00 ) x 100%
= 162 %
Pada Tahun 2013 :
TDER = ( 10.518.888.095,48 : 8.114.517.625,23 ) x 100%
= 129 %
Jadi, rasio ini menunjukkan bahwa pada tahun 2012 kreditur menyediakan
Rp.162,- untuk setiap Rp.100,- yang disediakan pemilik rumah sakit. Demikian
pula untuk tahun 2013 menunjukkan bahwa kreditur menyediakan Rp.129,- untuk
setiap Rp.100,- yang disediakan pemilik rumah sakit. Jadi kesimpulan analisis
rasio keuangan Tahun 2012 dan 2013 menggunakan analisis total debt to equity
ratio digambarkan bahwa pengukuran TDER masih dianggap “cukup baik"
d. Rasio Hutang Terhadap Harta (total debt to asset ratio)
Rasio ini merupakan perbandingan antara hutang lancar dan hutang jangka
panjang dan jumlah seluruh aktiva diketahui. Rasio ini menunjukkan berapa
bagian dari keseluruhan aktiva yang dibelanjai oleh hutang.
Rumus: Total debt to asset ratio = ( total hutang : total aktiva ) x 100%
Pada Tahun 2012 :TDAR = ( 11.468.415.719,61: 18.551.926.075,61 ) x 100%
= 61,8 %
Pada Tahun 2013 :TDAR = ( 10.518.888.095,48 : 18.633.405.720,71 ) x 100%
= 56,4%
Jadi, pada tahun 2012 setiap Rp.100, pendanaan perusahaan Rp 61,8 dibiayai
dengan utang dan Rp 38,2 disediakan oleh pihak perusahaan. Dan pada tahun
2013 setiap Rp.100 pendanaan perusahaan Rp 56,4 dibiayai dengan utang dan Rp
43,6 disediakan oleh perusahaan. Jadi analisis rasio keuangan tahun 2012 dan
2013 dengan menggunakan analisis total debt to asset ratio menunjukkan bahwa
separuh pembiayaan rumah sakit masih dibiayai oleh hutang. Jika rumah sakit
bermaksud menambah utangnya, maka perlu menambah ekuitasnya. Sehingga
secara teoritis, apabila perusahaan dilikuidasi masih mampu menutupi utangnya
dengan aktiva yang dimiliki. Total debt to asset ratio masih dikatakan “cukup
baik”.
e. Return On Asset (ROA)
Indikator ROA bertujuan untuk mengukur peningkatan laba bersih yang
dihasilkan dari Rumah Sakit Graha Husada pada tahun 2012 - 2013 yang diukur
dengan membagi persentase laba bersih dengan total aktiva.
Rumus:
ROA = ( laba bersih : total aktiva ) x 100%
Pada Tahun 2012 :
ROA = ( 1.927.072.036,55: 18.551.926.075,61 ) x 100% = 10,3%
Pada Tahun 2013 :
ROA = ( 1.851.899.082,22 : 18.633.405.720,71 ) x 100% = 9,9 %
Berdasarkan data dan hasil perhitungan yang disajikan, dapat dilihat bahwa nilai
ROA dari tahun 2012 - 2013 mengalami penurunan sebesar 0,4 %
(10,3% - 9,9% = 0,4%). Walaupun terdapat penurunan pada bagian ini
perhitungan ROA masih dapat dikatakan “baik” karena rumah sakit mampu
menjaga konsistensi dalam peningkatan laba bersihnya.
Laporan Kinerja Perspektif Konsumen
Untuk mengukur kinerja kepuasan konsumen atau pasien yang menggunakan jasa
pelayanan RS Graha Husada maka peneliti menggunakan indikator kepuasan
konsumen yang bertujuan untuk mengukur tingkat kepuasan konsumen. Pasien yang
melakukan pemeriksaan di Rumah Sakit Graha Husada mengisi daftar pertanyaan
kuesioner yang telah disediakan. Pasien yang menjadi responden sebanyak 95 orang.
Hal yang khusus dan mutlak yang harus dilakukan dari sebelum menyebarkan
kuesioner ke konsumen adalah jawaban dari kuesioner tersebut harus diuji validitas
dan reliabilitas. Pengujian tersebut diperlukan agar jawaban yang diberikan benar -
benar dapat mengukur apa yang hendak kita ukur. Pertanyaan di kuisioner ini
mengadopsi dari penelitian terdahulu (Septianie, 2013), dan telah diuji terlebih
dahulu apakah pertanyaan - pertanyaan yang ada di dalam kuesioner tersebut valid
dan reliabel atau tidak.
a. Uji kualitas data penelitian
Sebelum dilakukan perhitungan dan pengolahan dengan menggunakan alat
analisis, maka semua instrumen penelitian diuji terlebih dahulu untuk mengetahui
apakah instrumen tersebut valid dan reliabel.
Pengujian instrumen dilakukan dengan menggunakan :
1. Uji Validitas
Uji validitas adalah untuk mengetahui apakah instrument benar - benar
mengukur hal yang ingin diukur (Notoatmodjo, 2010). Pada penelitian ini
mengukur validitas dengan analisis butir - butir, yaitu skor yang ada pada butir
yang dimaksud lalu dikorelasikan dengan skor total. Alat pengumpul data
menggunakan Person Product Moment (r).
Dasar pengambilan keputusan adalah valid jika r hitung > r tabel, tidak valid
jika r hitung < r tabel. Dimana uji validitas dilakukan dengan menggunakan
program SPSS 16.0. Kuesioner yang akan digunakan dalam penelitian ini
dilakukan uji validitas kuesioner terlebih dahulu pada karyawan dan konsumen
masing-masing sebanyak 10 responden.
Berdasarkan hasil uji yang telah dilakukan pada masing - masing item,
pertanyaan untuk karyawan yang terdiri dari 19 pertanyaan menghasilkan nilai
r hitung (corrected item - total correlation) 0,668 - 0.932 > (r tabel) 0,632.
Sehingga pertanyaan untuk karyawan dikatakan valid. Sedangkan hasil uji
yang telah dilakukan pada masing - masing item pertanyaan untuk konsumen
yang terdiri dari 21 pertanyaan menghasilkan nilai r hitung (corrected item -
total correlation) 0,633 - 0.865 > (r tabel) 0,632. Sehingga pertanyaan untuk
konsumen dikatakan valid dan dapat digunakan sebagai kuesioner dalam
penelitian.
2. Reliabilitas
Hasil uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah alat ukur yang
digunakan dapat dipercaya. Kaidahnya adalah membandingkan nilai r tabel
dengan nilai alpha (print out reliability statistics). Nilai alpha lebih besar dari
nilai r tabel maka pertanyaan tersebut reliabel (Notoatmodjo, 2010).
Berdasarkan hasil uji yang dilakukan pada item karyawan didapat nilai alpha
cronbach’s 0,858 - 0,906 maka disimpulkan pertanyaan pada masing-masing
item untuk karyawan adalah reliabel karena nilai alpha (0,858 - 0,906) > nilai r
tabel (0,632), sehingga pertanyaan tersebut dapat digunakan sebagai alat
pengumpulan data penelitian karena reliabel. Berdasarkan hasil uji yang
dilakukan pada item konsumen didapat nilai alpha cronbach’s 0,822 - 0,915
maka disimpulkan pertanyaan pada masing - masing item untuk konsumen
adalah reliabel karena nilai alpha (0,822 - 0,915) > nilai r tabel (0,632),
sehingga pertanyaan tersebut dapat digunakan sebagai alat pengumpulan data
penelitian karena reliabel.
Setelah melakukan perhitungan dari hasil jawaban kuesioner yang telah
dikumpulkan maka kinerja RS Graha Husada dilihat dari perspektif konsumen
(pasien) dengan indikator kepuasan konsumen. Secara keseluruhan dapat
dikatakan baik, hal ini dapat dilihat dari hasil analisis yang menggunakan indeks
kepuasan dengan menyebarkan kuisioner kepada 95 responden. Dimana secara
keseluruhan rata - rata dari hasil jawaban responden menunjukkan angka 3,8
(menggunakan skala 1 - 5 ) dan berada di total jawaban 7602 (nilai maksimal
9025). Dengan begitu berarti rata - rata hampir seluruh konsumen yang
menggunakan layanan rumah sakit ini merasa nyaman dan puas terhadap fasilitas
dan pelayanan yang diberikan.
Laporan Kinerja Proses Bisnis Internal
1. Tahap Proses Operasi
Merupakan tahapan dimana rumah sakit berupaya untuk memberikan solusi
kepada para pasien dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pasien. Tolok ukur
dalam hal proses operasi pada RS Graha Husada Bandar Lampung yaitu :
Tabel 4.7
Laporan Proses Operasi RS Graha Husada dengan Standar Nasional
Keterangan Tahun 2012 Tahun 2013 Rata - Rata Standar IdealKunjungan Rawat Jalan
35620 Orang 47598 Orang
Kunjungan Rawat Inap
3698 Orang 4320 Orang
ALOS 6 Hari 5 Hari 5,5 Hari 6 – 9 HariBOR 61,9% 48 % 54,95 % 60 – 85 %TOI 8 Hari 5 Hari 6,5 Hari 1 – 3 Hari
BTOR 30,8 Kali 36 Kali 33,4 Kali 40 – 50 kaliGDR 10 orang 3 Orang 6,5 < 45/1000 penderita
keluarNDR 7 Orang 2 Orang 4,5 < 25/1000 penderita
keluarSumber : Bagian Medical Record RS Graha Husada
Berikut ini adalah standar nilai rasio yang digunakan untuk mengukur perspektif
bisnis internal ini berdasarkan Departemen Kesehatan RI tahun 2006:
Tabel 4.8
Standar Ideal Rasio terkait dengan Pelayanan Rumah Sakit berdasarkan
Departemen Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2006
RASIO Standar IdealALOS 6 - 9 HariBOR 60 - 85 %TOI 1 - 3 Hari
BTOR 40 - 50 HariGDR Tidak Lebih dari 45 per 1000 pasien keluarNDR Tidak Lebih dari 25 per 1000 pasien keluar
Sumber : Departemen Kesehatan RI, 2006
a. ALOS (average length of stay)
ALOS dari RS Graha Husada berada pada posisi yang kurang ideal. ALOS
ditahun 2012 adalah 6 hari, sedangkan pada tahun 2013 turun menjadi 5 hari.
ALOS menunjukkan rata - rata lamanya pasien rawat inap di rumah sakit,
maka dari data ini dapat disimpulkan bahwa rata - rata rawat inap pasien di RS
Graha Husada adalah selama 5,5 hari. Rata - rata ini masih kurang dari
standar yang ditetapkan, sehingga ALOS di RS Graha Husada masih dikatakan
“cukup baik“.
b. BOR (bed occupancy ratio)
Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja RS Graha Husada masih
dikatakan “kurang baik” untuk indikator BOR ini, hal ini terbukti dari belum
mecapai kriteria ideal yang telah ditetapkan oleh Depkes RI yakni indikator ini
antara 60 - 85%.
c. TOI ( turn over internal )
Dari hasil di atas dapat dilihat bahwa indikator TOI di RS Graha Husada dapat
dikatakan “kurang baik”. Kriteria ideal untuk TOI adalah 1 - 3 hari dan RS
Graha Husada belum mampu mencapainya. Berdasarkan tabel di atas, nilai
TOI menunjukkan perbaikan pada tahun 2013. Akan tetapi masih belum
mencapai standar ideal. Hal ini menunjukkan bahwa pemanfaatan tempat tidur
di RS Graha Husada belum efisien. Dikarenakan dari ditahun 2012 - 2013 rata
- rata hari dimana tempat tidur tidak digunakan adalah 6,5 hari. Itu
menunjukkan bahwa tempat tidur akan terisi kembali setelah 6,5 hari tempat
tidur itu tidak digunakan.
d. BTOR (bed turn over rate)
Berdasarkan tabel di atas, nilai BTOR di RS Graha Husada dikatakan “kurang
baik”. Sesuai dengan kriteria Depkes nilai ideal BTOR ini adalah antara 40
sampai 50 kali. Sedangkan BTOR RS Graha Husada masih mencapi 33,4 kali.
Hal ini menunjukkan bahwa tingkat efisiensi rata - rata pemakaian tempat tidur
dalam setahun masih “kurang baik”. Secara tidak langsung kurangnya nilai
BTOR ini dipengaruhi oleh kurang tercapainya standar jumlah pasien atau
konsumen yang menjadi pasien rawat inap di RS Graha Husada sehingga
mengakibatkan frekuensi pemakaian tempat tidur kurang maksimal.
e. GDR (gross death rate)
Gross death rate RS Graha Husada secara umum sudah bagus, karena jumlah
tersebut masih berada di dalam standar yang ideal untuk GDR. Berdasarkan
Depkes RI, dimana angka GDR RS Graha Husada dari tahun 2012 - 2013
berada pada angka kurang dari 45 penderita. Apabila melihat lebih lanjut pada
tabel di atas, angka GDR pada RS Graha Husada mengalami penurunan dari
tahun 2012 jumlah perhitungan GDR 10 orang, sedangkan di tahun 2013
mengalami penurunan menjadi 3 orang, sehingga GDR dapat dikatakan “baik”.
f. NDR (net death rate)
Apabila melihat pada indikator ideal yang ditetapkan Depkes RI, nilai NDR
pada RS Graha Husada sudah ideal dan dikatakan “baik”. Karena, nilai ideal
untuk NDR adalah tidak lebih dari 25 penderita untuk setiap 1000 penderita.
Dilihat lebih lanjut, penilaian terhadap net death rate di RS Graha Husada ini
dari tahun 2012 - 2013 mengalami penurunan. Angka NDR ini lebih dapat
mencerminkan kualitas pelayanan di RS Graha Husada, sebab angka NDR ini
didasarkan atas jumlah kematian diatas 48 jam, tidak seperti GDR yang
berdasarkan jumlah kematian keseluruhan yang seringkali menimbulkan bias,
sebab banyak diantaranya sebelum pelayanan maksimal diberikan bagi pasien
sedang mengalami sakit keras yang baru dilarikan ke rumah sakit tetapi
sebelum 48 jam pasien telah meninggal.
Laporan Kinerja Pertumbuhan dan Pembelajaran
Tujuan dimasukkannya kinerja ini adalah untuk mendorong perusahaan menjadi
organisasi belajar (learning organization) sekaligus mendorong pertumbuhannya.
Pentingnya suatu organisasi bisnis dalam mempertahankan karyawannya, memantau
kesejahteraan serta meningkatkan pengetahuan para karyawan. Dengan tingginya
tingkat pengetahuan karyawan maka akan meningkat pula kemampuan karyawan
untuk berpartisipasi dalam pencapaian tujuan perusahaan. Perspektif pertumbuhan
dan pembelajaran organisasi merupakan faktor penentu dalam kesuksesan sebuah
perusahaan.
Dalam hubungannya dengan uraian di atas, akan disajikan data karyawan atau
pegawai di RS Graha Husada dari tahun 2012 - 2013 yang dapat dilihat melalui tabel
berikut ini :
Tabel 4.9
Data Karyawan Medis, Paramedis, Tenaga Medis dan Non Keperawatan
dengan Tenaga Non Medis pada Rumah Sakit Graha Husada pada tahun
2012 - 2013
1.
Kepuasan Karyawan
Kepuasan karyawan ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan diberikan
kepada 71 karyawan yang bekerja di RS Graha Husada dan disebar ke berbagai
bagian operasional rumah sakit. Hasil analisis kepuasan karyawan Secara
keseluruhan dapat dikatakan cukup baik, hal ini dapat dilihat dari hasil analisis
yang menggunakan indeks kepuasan karyawan dengan menyebarkan kuesioner
kepada 71 responden. Dimana secara keseluruhan rata - rata dari hasil jawaban
No Keterangan 2012 20131
2
3
4
Tenaga Medis : Dokter Tetap Dokter Jaga
Tenaga Paramedis : Perawat Bidan
Tenaga Medis Non Perawatan : Inst. Farmasi Inst. Radiologi Inst. Laboratorium Inst. Gizi Kesehatan Lingkungan
Tenaga Non Medis : Bag. Rumah Tangga Bag. Sarana Bag. Keuangan Bag. Tata Usaha Bag. Personalia Bag. EDP Bag. Humas dan
Marketing Bag. Rekam Medik
Total Karyawan
19
9122
124922
2934182213
8249
58
7126
95821
2841172212
11239
responden menunjukkan angka 2,8 (menggunakan skala 1 - 5 ) dan berada di total
jawaban 3824 (nilai maksimal 6745) dimana secara keseluruhan rata - rata para
karyawan menyatakan cukup puas apabila diukur menggunakna indeks kepuasan
karyawan.
2. Retensi Karyawan
Indikator retensi karyawan bertujuan untuk mengukur penurunan jumlah
karyawan yang keluar, yang diukur dengan membandingkan antara jumlah
karyawan dengan total karyawan. Dari data tabel 4.9, dapat dilihat bahwa
persentase retensi karyawan secara keseluruhan dari tahun 2012 - 2013 sedikit
mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa indikator retensi karyawan
ini dari tahun 2012 sampai tahun 2013 “kurang baik”. Di tahun 2012 jumlah
karyawan 249 sedangkan di tahun 2013 jumlah karyawan berada di angka 239.
Tingkat retensi karyawan RS Graha Husada berada pada tingkat 4,01%.
Meningkatnya indikator retensi karyawan ini dapat diartikan bahwa tingkat
perputaran karyawan belum maksimal pada bagian - bagian tertentu.
3. Produktifitas Karyawan
Indikator produktifitas karyawan ini bertujuan untuk mengukur peningkatan
produktifitas karyawan, yang diukur dengan membandingkan laba operasi dengan
total karyawan.
Produktifitas Karyawan Pada Tahun 2012 : 2.727.960.051,55
Produktifitas Karyawan = 249
= 10.955.662,86 / karyawan Produktifitas Karyawan Pada Tahun 2013 :
2.620.570.117,4 Produktifitas Karyawan =
239 = Rp 10.964.728,5 / karyawan
Berdasarkan data dan hasil perhitungan yang disajikan di atas, dapat dilihat bahwa
nilai produktifitas karyawan mengalami peningkatan walau tidak signifikan dari
tahun 2012 - 2013 sebesar Rp 9.065,4 / karyawan ( 10.964.728,5 – 10.955.662,86
= Rp 9.065,4 / karyawan). Hal ini berarti bahwa karyawan rumah sakit masih
memiliki semangat, rasa cinta dan etos kerja terjaga dalam menjalankan tanggung
jawab yang telah dibebankan. Sehingga produktifitas karyawan di rumah sakit ini
sudah dikatakan “baik”
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Perspektif Keuangan
Kinerja RS Graha Husada dilihat dari perspektif keuangan dengan menggunakan alat
ukur rasio seperti current ratio, quick ratio, total debt to equity ratio, total debt to
asset ratio dan ROA. Dari perspektif ini secara umum kinerja keuangan di RS Graha
Husada bisa dikatakan baik. Hal ini dapat dilihat dari current ratio dimana tingkat
kemampuan rumah sakit dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan
menggunakan aktiva lancar masih dikatakan baik walaupun mengalami penurunan
pada tahun 2013 sebesar Rp 0,6. Begitu juga dengan quick ratio walaupun
mengalami penurunan akan tetapi tidak terlalu signifikan. Pada total debt to asset
equity dan total debt to equity ratio masih cukup baik. Selanjutnya pada return on
asset dimana pengukuran ini bertujuan untuk melihat sejauh mana aset yang
digunakan dapat dimaksimalkan untuk memperoleh laba sudah dikatakan baik karena
mampu menggunakan asset secara konsisten dalam menghasilkan laba
Perspektif Konsumen
Kinerja RS Graha Husada dilihat dari perspektif konsumen (pasien) dengan
indikator kepuasan konsumen. Secara keseluruhan dapat dikatakan baik, hal ini
dapat dilihat dari hasil analisis yang menggunakan indeks kepuasan dengan
menyebarkan kuisioner kepada 95 responden. Dimana secara keseluruhan rata -
rata dari hasil jawaban responden menunjukkan angka 3,8 (menggunakan skala 1 -
5 ) dan berada di total jawaban 7602 (nilai maksimal 9025). Dengan begitu berarti
rata - rata hampir seluruh konsumen yang menggunakan layanan rumah sakit ini
merasa nyaman dan puas terhadap fasilitas dan pelayanan yang diberikan. Akan
tetapi masih banyak hal yang mesti dievaluasi, karena di dalam kuesioner masih
ada keluhan - keluhan dari konsumen yang harus segera diatasi.
Perspektif Proses Bisnis Internal
Kinerja RS Graha Husada dilihat dari perspektif proses bisnis internal secara
keseluruhan dapat dikatakan cukup baik. Secara rinci dilihat dari rata - rata jumlah
kunjungan rawat jalan dan inap yang sedikit mengalami peningkatan dari tahun
2012 - 2013. Pada tahun 2012 rata - rata kunjungan rawat jalan di rumah sakit ini
mencapai angka 98 orang / hari, sedangkan di tahun 2013 mencapai angka 130
orang / hari. Pada kunjungan rawat inap rata - rata kunjungan pada tahun 2012
mencapai 10 orang / hari, sedangkan di tahun 2013 mencapai 12 orang / hari. Di
indikator lain seperti ALOS, BOR, TOI, dan BTO belum mencapai standar ideal.
Jadi ke empat indikator ini masih belum dapat beroperasi secara maksimal.
Sedangkan GDR dan NDR sudah mencapai standar ideal
Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
Kinerja RS Graha Husada dilihat dari perspektif pertumbuhan dan pembelajaran
dengan indikator kepuasan karyawan, retensi karyawan, dan produktifitas
karyawan. Untuk perspektif pertumbuhan dan pembelajaran RS Graha Husada
cukup baik. Hasil analisis kepuasan karyawan Secara keseluruhan dapat dikatakan
cukup baik, hal ini dapat dilihat dari hasil analisis yang menggunakan indeks
kepuasan karyawan dengan menyebarkan kuesioner kepada 71 responden.
Dimana secara keseluruhan rata - rata dari hasil jawaban responden menunjukkan
angka 2,8 (menggunakan skala 1 - 5 ) dan berada di total jawaban 3824 (nilai
maksimal 6745) dimana secara keseluruhan rata - rata para karyawan menyatakan
cukup puas apabila diukur menggunakna indeks kepuasan karyawan. Akan tetapi
pada retensi karyawan masih kurang baik hal ini diakibatkan terjadinya
penyusutan jumlah karyawan, dimana pada tahun 2012 jumlah karyawan rumah
sakit ini adalah 249 sedangkan pada tahun 2013 terjadi penurunan jumlah
karyawan menjadi 239. Terjadi peningkatan retensi karyawan sebesar 4 %.
Sehingga Rumah Sakit Graha Husada belum secara maksimal mempertahankan
karyawannya. Akan tetapi di indikator produktifitas karyawan terjadi peningkatan,
hal ini membuktikan bahwa karyawan bekerja dengan semangat dan etos kerja
yang tinggi walaupun nilai kepuasan karyawan masih belum memuaskan.
Hasil Pengukuran Kinerja RS Graha Husada Secara Keseluruhan
Hasil pengukuran kinerja secara keseluruhan menunjukkan bahwa kinerja RS
Graha Husada sudah dapat dikatakan cukup baik dilihat dari keempat perspektif
tersebut yakni perspektif keuangan, konsumen, proses bisnis internal serta
pertumbuhan dan pembelajaran. Berikut ini hasil rekapitulasi pengukuran kinerja
secara keseluruhan dengan menggunakan balanced scorecard yang sudah didapat.
Tabel 5. 1
Rekapitulasi Hasil Analisis Pengukuran Kinerja Menggunakan Balanced Scorecard
pad Rumah Sakit Graha Husada Pada Tahun 2012 - 2013
No Jenis Variabel 2012 2013 Nilai SkorI Kinerja Keuangan :
Current Ratio Quick Ratio TDER TDAR ROA
Rata - Rata Hasil Kinerja
2,131,49
162%61,8 %
10,3
1,51,1
129%56,4 %
9,5
BaikBaik
Cukup BaikCukup Baik
Baik
Baik
11001
0,6II Kinerja Konsumen :
Kepuasan Konsumen Baik 1III Kinerja Bisnis Internal :
Kunjungan Rawat Jalan Kunjungan Rawat Inap ALOS BOR TOI BTOR GDR NDR
Rata - rata hasil kinerja
35.620 orang3.698 orang
6 hari61,9 %8 hari
30,8 kali10 orang7 orang
47.598 orang4.320 orang
5 hari48 %
5 hari36 kali3 orang2 orang
BaikBaik
Cukup BaikKurang BaikKurang BaikKurang Baik
BaikBaik
Cukup Baik
110-1-1-111
0,12IV Kinerja Pertumbuhan dan
Pembelajaran : Kepuasan Karyawan Retensi Karyawan Produktifitas Karyawan
Rata - rata hasil kinerja
-249Rp
10.524.377 / karyawan
-239Rp
11.414.059 /karyawan
Cukup BaikKurang Baik
Baik
Cukup Baik
0-11
0Total Skor 5
Rata - Rata Penilaian Cukup Baik 0,29
Saran
1. Pihak RS Graha Husada disarankan menggunakan balanced scorecard
untuk mengevaluasi kinerjanya untuh tahun - tahun ke depan. Selain itu, RS
Graha Husada harus lebih lagi mempertimbangkan penggunaan dana
anggaran belanja seefisien mungkin, dan mengurangi pengeluaran yang
bersifat pemborosan atau kurang memiliki manfaat.
2. Karyawan harus lebih diapresiasi agar lebih puas dalam bekerja dengan
meningkatkan gaji dan mempermudah promosi jabatan bagi karyawan yang
berprestasi. Kemudian memberikan jaminan kesehatan kepada kepada
karyawan, menempatkan karyawan sesuai dengan pendidikan terakhirnya
serta memberikan kepelatihan yang materinya sesuai dengan bidang
pekerjaannya.
3. Dan hal penting lainnya adalah Rumah Sakit Graha Husada diwajibakan untuk
bekerjasama dengan banyak asuransi atau lembaga penjamin kesehatan swasta
lainnya agar tingkat kunjungan rawat jalan dan inap serta indikator lainnya di
perspektif proses bisnis internal dapat mencapai standar idealny
DAFTAR PUSTAKA
Dwi, Prihananto.2010. Penerapan Balanced Scorecard Sebagai Tolak UkurKinerja Penilaian pada Badan Usaha Berbentuk Rumah Sakit (StudiKasus pada Rumah Sakit Kristen Tayu Pati). Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegiyopranata Semarang.
Andranik, Yugha (2008), Penerapan Balanced Scorecard Sebagai Tolok Ukur Pengukuran Kinerja pada Rumah Sakit Umum Daerah Jenderal Ahmad Yani Kota Metro Lampung.Skripsi Universitas Bandar Lampung
Anthony, Govindarajan.1997Management Control System. Jakarta, Salemba Empat
Hadi, Sutrisno. 1997. Metodologi research, untuk penulisan paper, skripsi, thesis,disertasi. Yogyakarta: Andi.
Indrianto, Nur. 1997.Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen.Yogyakarta,BPFE
Kaplan R.S & Norton D.P, 2000. Balanced Scorecard, Menerapkan Strategi Menjadi Aksi, Erlangga, Jakarta.
Septianie. 2013, Penerapan Balanced Scorecard Sebagai Suatu Sistem Pengukuran Kinerja Pada Rumah Sakit Awal Bros Makassar. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin Makassar
Mirza, Teuku. 1997. Balance Scorecard. Usahawan. No. 06 tahun XXVI1997
Mulyadi.2001. Akuntansi Manajemen : Konsep, Manfaat dan Rekayasa.Jakarta : Salemba Empat.
Nany, Magdalena. 2008. Penerapan Balanced Scorecard Sebagai PengukurKinerja Manajemen Pada Rumah Sakit Umum Indramayu. Jurnal Riset
Akuntansi dan Keuangan. Vol.4; Hal. 48-56
Alif, Utama. 2009, Analisis Pengukuran Kinerja Rumah Sakit denganPendekatan Balanced Scorecard (studi kasus pada RSUD Prof. Dr. Soekandar Mojosari).
Sugiyono, 2002. Metodologi Penelitian, Jakarta, Pustaka Baru
Pramadhany, 2011. Penerapan Metode Balanced Scorecards Sebagai Tolok Ukur Kinerja Pada Organisasi Nirlaba.Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang
Woro, Wijayanti, 2010. Pengukuran Kinerja Dengan Menggunakan Balanced Scorecard Sebagai Alternatif (Studi Pada RSJD Dr Amino Gondohutomo Semarang).Skripsi Univesritas Semarang.
Sukarno. 2003, Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced Scorecard Menuju Organisasi Yang Berfokus Pada Strategi, cetakan kedua, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama.
http://dansite.wordpress.com/2009/04/10/
http://pustakabakul.blogspot.com/2012/02/pengukuran-kinerja-dengan balanced.html
http://www.aryanihilda5.blogspot.com/2012/04/
http://www.slideshare.net/daniel_marbun