fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/.../13052015-0911031090.docx · Web viewKelebihan...

44
ANALISIS PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT GRAHA HUSADA BANDAR LAMPUNG DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLOK UKUR PENILAIAN KINERJA ABSTRAK ANALISIS PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT GRAHA HUSADA BANDAR LAMPUNG DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLOK UKUR PENILAIAN KINERJA DEDY NOVRIANSYAH (Universitas Lampung) Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kinerja rumah sakit Graha Husada dengan menggunakan metode balanced scorecard sebagai sebuah metode yang dapat mengukur kinerja yang memiliki empat perspektif yaitu perspektif keuangan, perspektif konsumen, perspektif proses bisnis internal dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Penelitian dilakukan dengan mengambil data selama 2 tahun, yaitu dari tahun 2012 dan 2013. Hasil pengukuran yang diperoleh dengan menggunakan balanced scorecard yaitu perspektif keuangan dan perspektif konsumen dinilai baik. Sedangkan hasil pengukuran pada perspektif proses bisnis internal dan perspektif proses pertumbuhan dan pembelajaran dinilai cukup baik. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari pengukuran kinerja dengan menggunakan metode balanced

Transcript of fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/.../13052015-0911031090.docx · Web viewKelebihan...

Page 1: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/.../13052015-0911031090.docx · Web viewKelebihan dari pengukuran tradisional terletak pada orientasi keuntungan jangka pendek dan

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT GRAHA

HUSADA BANDAR LAMPUNG DENGAN MENGGUNAKAN

BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLOK UKUR PENILAIAN

KINERJA

ABSTRAK

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT GRAHA HUSADA BANDAR LAMPUNG DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLOK UKUR PENILAIAN KINERJA

DEDY NOVRIANSYAH(Universitas Lampung)

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengukur kinerja rumah sakit Graha Husada dengan menggunakan metode balanced scorecard sebagai sebuah metode yang dapat mengukur kinerja yang memiliki empat perspektif yaitu perspektif keuangan, perspektif konsumen, perspektif proses bisnis internal dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Penelitian dilakukan dengan mengambil data selama 2 tahun, yaitu dari tahun 2012 dan 2013.

Hasil pengukuran yang diperoleh dengan menggunakan balanced scorecard yaitu perspektif keuangan dan perspektif konsumen dinilai baik. Sedangkan hasil pengukuran pada perspektif proses bisnis internal dan perspektif proses pertumbuhan dan pembelajaran dinilai cukup baik.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari pengukuran kinerja dengan menggunakan metode balanced scorecard maka secara keseluruhan kinerja Rumah Sakit Graha Husada dapat dikatakan cukup baik.

Kata Kunci : Pengukuran Kinerja, Balanced Scorecard, Perspektif Keuangan, dan Perspektif Non - Keuangan

Page 2: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/.../13052015-0911031090.docx · Web viewKelebihan dari pengukuran tradisional terletak pada orientasi keuntungan jangka pendek dan

Nama Mahasiswa : Dedy Novriansyah

Nomor Pokok Mahasiswa : 0911031090

Jurusan : Akuntansi

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

No Telepon / Handphone : 089631071797

Alamat E-mail : [email protected]

Pembimbing I : Dr. Ratna Septiyanti, S.E., M.Si.

Pembimbing II : Reni Oktavia, S.E., M.Si.

Page 3: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/.../13052015-0911031090.docx · Web viewKelebihan dari pengukuran tradisional terletak pada orientasi keuntungan jangka pendek dan

PENDAHULUAN

Memasuki lingkungan bisnis yang semakin kompetitif, manajemen perusahaan yang

baik merupakan faktor penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Sehingga

perusahaan memerlukan adanya suatu sistem yang di desain sesuai dengan tuntutan

lingkungan usahanya, karena dengan menggunakan sistem manajemen yang sesuai

dengan tuntutan lingkungan usaha, maka perusahaan akan mampu bersaing dan

berkembang dengan baik. Sistem tersebut yang akan berfungsi untuk mengukur,

menilai dan mengevaluasi seluruh kinerja perusahaan dalam kegiatan operasional

perusahaan.

Selama ini banyak perusahaan masih menggunakan sistem kinerja tradisional.

Dimana sistem pengukuran kinerja ini hanya ditekankan pada aspek keuangan.

Kelebihan dari pengukuran tradisional terletak pada orientasi keuntungan jangka

pendek dan hal ini akan mendorong manajer lebih banyak memperbaiki kinerja

perusahaan jangka pendek. Sedangkan kelemahannya adalah terbatas dengan waktu

pengungkapan prestasi keuangan yang nyata yang tidak melihat faktor - faktor

penyebab terjadinya prestasi itu sendiri, serta ketidakmampuan dalam mengukur

kinerja harta tak tampak (intangible asset) dan harta intelektual (sumber daya

manusia) perusahaan.

Oleh karena beberapa kelemahan tersebut maka muncul ide untuk mengukur kinerja

non keuangan. Sistem ini dinamakan balanced scorecard. Balanced scorecard

menyediakan tujuan - tujuan strategis organisasi ke dalam seperangkat tolok ukur

kinerja yang saling berhubungan. Untuk menghindari tidak maksimalnya kegiatan

operasional rumah sakit di semua aspek penunjang keberlangsungan hidup rumah

sakit, maka peneliti tertarik untuk menganalisis dan mempelajari keadaan rumah

sakit Graha Husada secara menyeluruh. Berdasarkan pada latar belakang yang telah

diuraikan di atas, maka rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah

“bagaimana jika pengukuran kinerja Rumah Sakit Graha Husada diukur dengan

menggunakan metode balanced scorecard?”. Adapun tujuan dari penelitian ini

berupa: (1) memberikan gambaran penggunaan balanced scorecard terhadap

penilaian kinerja rumah sakit; (2) untuk mengetahui sampai sejauh mana tingkat

keberhasilan rumah sakit apabila menerapkan balanced scorecard sebagai alat

analisis yang komprehensif dan koheren pada rumah sakit; dan (3) memberikan suatu

Page 4: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/.../13052015-0911031090.docx · Web viewKelebihan dari pengukuran tradisional terletak pada orientasi keuntungan jangka pendek dan

alternatif pengukuran kinerja rumah sakit yang memperhatikan aspek finansial dan

juga non finansial.

LANDASAN TEORI

Penilaian Kinerja

Melihat aktifitas perusahaan dalam melaksanakan kegiatan operasinya sehari - hari

maka akan menghasilkan penilaian yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk

melakukan evaluasi dalam menilai kinerja perusahaan. Seringkali penilaian kinerja

karyawan tidak dapat diukur dengan baik oleh pihak internal. Banyak yang dapat

mempengaruhi terjadinya hal tersebut, misalnya: perangkat yang kurang memadai,

kurangnya komitmen para pimpinan dan manajer, serta beberapa penyebab yang

membuat penilaian menjadi tidak obyektif. Begitu pula penilaian terhadap kinerja

unit di dalam organisasi sering mengalami masalah yang sama dengan penilaian

karyawan.

Kinerja adalah suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan untuk menyelesaikan

tugas atau pekerjaan. Kesedian dan keterampilan seseorang tidak cukup efektif untuk

mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa yang dikerjakan dan

bagaimana mengerjakannya. Setiap perusahaan mengharapkan kinerja yang

memberikan kontribusi untuk menjadikan organisasi sebagai suatu institusi yang

unggul di kelasnya. Keberhasilan organisasi untuk mengadakan institusi yang unggul

ditentukan oleh berbagai faktor, berbagai faktor tersebut yang akan menentukan

keberhasilan perusahaan (succes factor) dan faktor - faktor itu dapat digunakan

sebagai faktor pengukur keberhasilan personal. Dengan demikian, dibutuhkan suatu

penilaian kinerja yang dapat digunakan sebagai landasan untuk mendesain sistem

penghargaan agar tiap karyawan dapat menghasilkan kinerjanya yang sejalan dengan

kinerja yang diharapkan perusahaan.

Pengertian Balanced Scorecard

Berdasarkan teori yang telah diuraikan di atas maka dalam penelitian ini dapat

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penerapan balanced scorecard terhadap

kinerja perusahaan. Balanced scorecard menekankan bahwa pengukuran keuangan

dan non keuangan merupakan bagian dari informasi untuk seluruh pegawai di semua

tingkatan organisasi. Balanced scorecard bukan hanya penggabungan dari ukuran -

Page 5: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/.../13052015-0911031090.docx · Web viewKelebihan dari pengukuran tradisional terletak pada orientasi keuntungan jangka pendek dan

ukuran keuangan dan non keuangan yang ada melainkan merupakan hasil dari suatu

proses atas bawah (top - down) berdasarkan visi dan strategi dari suatu unit usaha.

Visi dan strategi tersebut harus diterjemahkan dalam tujuan dan pengukuran yang

lebih nyata.

Pengukuran dalam Balanced Scorecard

Sasaran strategik yang dirumuskan untuk mencapai visi dan tujuan organisasi

melalui strategi yang telah dipilih perlu ditetapkan ukuran pencapaiannya. Ada dua

ukuran yang perlu ditetapkan untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran

strategik yaitu: ukuran hasil dan ukuran pemacu kinerja. Ukuran hasil merupakan

ukuran yang menunjukkan tingkat keberhasilan pencapaian sasaran strategik,

sedangkan ukuran pemacu kinerja merupakan ukuran yang menyebabkan hasil

yang dicapai. Cara pengukuran dalam balanced scorecard adalah mengukur secara

seimbang antara perspektif yang satu dengan perspektif yang lainnya dengan tolok

ukur masing - masing perspektif. Kriteria keseimbangan digunakan untuk

mengukur sampai sejauh mana sasaran strategik kita capai seimbang di semua

perspektif.

Pengertian Rumah Sakit

Menurut Anwar (2006), rumah sakit adalah suatu organisasi yang memiliki tenaga

medis profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen dalam

menyelenggarakan pelayanan kedokteran, asuhan keperawatan yang

berkesinambungan, diagnosis dan pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien.

Sedangkan WHO menyebutkan bahwa rumah sakit adalah organisasi sosial dan

kesehatan yang berfungsi untuk menyediakan jasa layanan kesehatan yang lengkap

dalam hal :

a. Pencegahan dan penyembuhan penyakit

b. Pelayan rawat jalan

c. Pusat penelitian biomedis

Sesuai dengan perkembangan rumah sakit, maka rumah sakit dibedakan menjadi

berbagai jenis :

Page 6: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/.../13052015-0911031090.docx · Web viewKelebihan dari pengukuran tradisional terletak pada orientasi keuntungan jangka pendek dan

1. Menurut kepemilikan :

Ditinjau dari segi kepemilikan, rumah sakit dibagi menjadi dua macam, yaitu :

a. Rumah sakit pemerintah

b. Rumah sakit swasta

2. Menurut filosofi yang dianut :

Menurut filosofi yang dianut, rumah sakit dibagi menjadi dua macam, yaitu :

a. Rumah sakit yang tidak mencari keuntungan (non profit hospital)

b. Rumah sakit yang mencari keuntungan ( profit hospital)

3. Menurut jenis pelayanan yang diselenggarakan :

Dilihat dari sisi pelayanan maka ada dua macam jenis pelayanan yang

diselenggarakan oleh rumah sakit, yaitu :

a. Rumah sakit umum (general hospital)

b. Rumah sakit khusus (specialty hospital)

METODEPENELITIAN

Obyek dan Lokasi Penelitian

Obyek yang dipilih dalam penelitian ini adalah Rumah Sakit Graha Husada Bandar

Lampung dengan alasan bahwa penerapan balanced scorecard dalam mengukur

kinerja rumah sakit merupakan langkah strategik untuk menganalisis dan menilai

kemampuan manajemen dalam melipatgandakan kinerja agar dapat menghasilkan

tujuan yang maksimal, baik ditinjau dari aspek keuangan maupun non keuangan dan

diharapkan rumah sakit ini akan mampu bersaing dan berkembang dengan baik.

Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2009), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

objek atau subjek yang mempunyai kualitas karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam

penelitian ini populasi adalah para konsumen dan karyawan Rumah Sakit Graha

Husada yang akan digunakan untuk menilai kepuasan karyawan pada aspek

pertumbuhan dan pembelajaran serta kepuasan konsumen dalam menggunakan

layanan yang disediakan oleh pihak rumah sakit.

Page 7: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/.../13052015-0911031090.docx · Web viewKelebihan dari pengukuran tradisional terletak pada orientasi keuntungan jangka pendek dan

Metode pengambilan sampel untuk pasien dan karyawan RS Graha Husada adalah

teknik pemilihan sampel probabilitas, yaitu dengan pemilihan sampel acak sederhana

(simple random sampling), yang memberikan kesempatan yang bersifat tidak

terbatas pada setiap populasi untuk dipilih sebagai sampel. Jumlah pengambilan

jumlah sampelnya sesuai rumus Slovin (Sevilla et. al., 1960:182), sebagai berikut:

N

n = --------------

N.d2 + 1

Dimana n : jumlah sampel

N : jumlah populasi

d : batas toleransi kesalahan (error tolerance)

Variabel Penelitian

Variabel - variabel yang dianalisis dalam penelitian adalah kinerja perspektif

keuangan (current ratio, quick ratio, total debt to equity ratio, total debt to asset

ratio dan ROA), kinerja perspektif konsumen (kepuasan pasien), kinerja perspektif

proses bisnis internal (kunjungan rawat jalan, ALOS, BOR, TOI, BTO, GDR, NDR)

serta kinerja perspektif pertumbuhan dan pembelajaran (kepuasan karyawan,

persentase retensi karyawan, tingkat produktifitas karyawan).

Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

Jenis dan Sumber Data :

a. Data Primer

Data yang di dapat langsung dari sumbernya. Data primer ini berupa hasil

jawaban responden mengenai kepuasan karyawan tentang semangat kerja,

motivasi, kondisi fisik tempat kerja, dan segala pertanyaan tentang rumah sakit

secara umum dan menyeluruh serta kepuasan konsumen terhadap fasilitas dan

pelayanan yang diberikan oleh pihak rumah sakit yang diketahui melalui

kuesioner.

\

Page 8: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/.../13052015-0911031090.docx · Web viewKelebihan dari pengukuran tradisional terletak pada orientasi keuntungan jangka pendek dan

b. Data Sekunder

Data yang diperoleh secara tidak langsung, yaitu berupa keterangan yang ada

hubungannya dengan penelitian yang sifatnya melengkapi atau mendukung data

primer. Dalam penelitian ini data sekunder berisi data mengenai konsumen,

karyawan, rasio - rasio kinerja rumah sakit dan gambaran umum RS Graha

Husada.

Sumber pengumpulan data yang dilakukan :

1. Wawancara yaitu dengan mengadakan tanya jawab langsung dengan pihak rumah

sakit.

2. Kuesioner yaitu melalui pengajuan beberapa pertanyaan yang mengetahui

seberapa besar tingkat kepuasan karyawan dan konsumen Rumah Sakit.

3. Studi pustaka yaitu dengan cara mempelajari literatur - literatur yang relevan

dengan penelitian guna memperoleh gambaran teoritis mengenai aplikasi

balanced scorecard pada suatu perusahaan, khususnya rumah sakit.

Metode ini diperlukan untuk menunjang kelengkapan dan ketajaman analisis

Metode Analisis Data

Analisis Kualitatif

Pada analisis kualitatif ini sulit dilakukan pembenaran secara sistematis karena lebih

cenderung kepada penyampaian perasaan atau wawasan yang terdiri klarifikasi visi,

misi dan tujuan ke dalam rencana dan strategi RS Graha Husada Bandar Lampung.

Analisis Kuantitatif

Analisis yang datanya dapat dihitung yang mengukur kinerja masing-masing

perspektif. Berikut ini adalah rumus - rumus yang digunakan untuk mengukur kinerja

masing-masing perspektif:

A. Kinerja Perspektif Keuangan

1. Rasio Lancar (current ratio)

aktiva lancar current ratio =

hutang lancar

Page 9: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/.../13052015-0911031090.docx · Web viewKelebihan dari pengukuran tradisional terletak pada orientasi keuntungan jangka pendek dan

2. Rasio Cepat (quick ratio)

3. Rasio Hutang terhadap Ekuitas (total debt to equity ratio)

total hutangtotal debt to = x 100%equity ratio ekuitas pemegang saham

4. Rasio Hutang terhadap Harta (total debt to asset ratio)

total hutangtotal debt to asset ratio = x 100%

total aktiva

5. Return On Asset (ROA)

laba bersih ROA = x 100%

total aktiva

B. Kinerja Perspektif Konsumen

1. Kepuasan Konsumen

Pengukuran kepuasan pasien ini dilakukan dengan survei melalui kuesioner.

Kepuasan pasien mengukur rata - rata kepuasan pasien dengan memberikan

nilai pada jawaban kuesioner sesuai dengan tingkat kepuasan yang dirasakan.

Nilai yang diberikan adalah:

Tabel 3.1

Tabel Penilaian Konsumen

Skor Nilai1 Sangat Tidak Puas2 Tidak Puas3 Cukup Puas4 Puas

(aktiva lancar – persediaan) quick ratio =

hutang lancar

Page 10: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/.../13052015-0911031090.docx · Web viewKelebihan dari pengukuran tradisional terletak pada orientasi keuntungan jangka pendek dan

5 Sangat Puas

Dari hasil penjumlahan seluruh nilai yang diperoleh dari seluruh responden

akan diketahui pencapaian indeks kepuasan konsumen, hal ini dirumuskan oleh

Sugiyono (2002) sebagai berikut:

Rumus : IKK = PP

Dimana : IKK = Indeks kepuasan konsumen

PP = Perceived performance

Setelah diketahui IKK dari seluruh responden kemudian digolongkan pada skala 1.

sangat tidak puas, 2. tidak puas, 3. cukup puas, 4. puas, dan 5. sangat puas

Untuk menentukan skala ini terlebih dahulu ditentukan indeks kepuasan minimal dan

indeks kepuasan maksimal, interval dapat dicari dari pengurangan antara indeks

kepuasan maksimal dengan kepuasan minimal dibagi menjadi lima seperti yang

dirumuskan oleh Sugiyono (2002) sebagai berikut:

Ik Maks = R x PP x Ex Maks

Ik Min = R x PP x Ex Min

Interval = (Ik Maks - Ik Min)

5

Keterangan :

PP = Jumlah item pertanyaan

R = Jumlah responden

Ex Min = Skor minimal yang bisa diberikan

Ex Maks = Skor maksimal yang bisa diberika

C. Kinerja Perspektif Bisnis Internal

1. Tahap Proses Operasi

Merupakan tahapan dimana perusahaan berupaya untuk memberikan solusi

kepada para pasien dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pasien. Dalam hal

ini yang menjadi tolok ukur pada RS Graha Husada Bandar Lampung untuk tahap

operasinya adalah:

a. Kunjungan Rawat Jalan

jumlah kunjungan rawat jalan (baru + lama)

Page 11: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/.../13052015-0911031090.docx · Web viewKelebihan dari pengukuran tradisional terletak pada orientasi keuntungan jangka pendek dan

RJ =jumlah hari kerja pada periode waktu yang sama

b. Jumlah Kunjungan Rawat Inap

b1. ALOS (average length of stay)

jumlah hari perawatan pasien keluarALOS =

jumlah pasien keluar (hidup + meninggal)

b2. BOR (bed occupancy ratio)

jumlah hari perawatan rumah sakitBOR = x100% (T.tempat tidur x T.hari dalam satuan waktu)

b3. TOI (turn over internal)

(T. tempat tidur x jumlah hari) – hari perawatan RSTOI = jumlah pasien keluar (hidup + meninggal)

b4. BTOR (bed turn over rate)

jumlah pasien keluar (hidup + meninggal)BTOR =

jumlah tempat tidur

b5. GDR (gross death rate)

b6. NDR (net death rate)

jumlah pasien mati seluruhnyaGDR = x 1000 jumlah pasien keluar (hidup + meninggal)

jumlah pasien meninggal > 48 jamNDR = x 1000

jumlah pasien keluar

Page 12: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/.../13052015-0911031090.docx · Web viewKelebihan dari pengukuran tradisional terletak pada orientasi keuntungan jangka pendek dan

D. Kinerja Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

1. Kepuasan Karyawan

Pengukuran kepuasan karyawan ini dilakukan dengan survei melalui kuesioner.

Kepuasan karyawan mengukur rata - rata kepuasan karyawan dengan

memberikan nilai pada jawaban kuisioner sesuai dengan tingkat kepuasan yang

dirasakan.

2. Retensi Karyawan

jumlah karyawan yang keluarretensi karyawan = x 100%

jumlah total karyawan

3. Produktifitas Karyawan

laba operasiproduktifitas karyawan = x 100%

jumlah total karyawan

ANALISIS PEMBAHASAN

Sejarah Rumah Sakit Graha Husada

Rumah Sakit Graha Husada merupakan rumah sakit swasta yang berada dibawah

manajemen PT Graha Husada, dimana perseroan terbatas ini didirikan oleh 6 (enam)

dokter spesialis yang terdiri dari : seorang dokter spesialis bedah, seorang dokter

spesialis anak, seorang dokter spesialis penyakit dalam, dan 3 (tiga) dokter spesialis

obstetri dan ginekologi.

Keenam dokter ini memiliki hasrat dan tujuan yang sama untuk mendirikan sebuah

fasilitas layanan kesehatan yang representatif bagi masyarakat luas khususnya di

Provinsi Lampung, maka dari itu terbentuklah RS Graha Husada. Rumah sakit ini

terletak di Jalan Gajah Mada, No.6 GH, Bandar Lampung.

Sesuai dengan akte Notaris Marudin Pasaribu, SH no.2 Tanggal 4 Oktober 2001 dan

telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman dan HAM RI berdasarkan

keputusan nomor : CII.876.HT.O.O1 TH tanggal 30 Oktober 2001 surat ijin

penyelenggaraan rumah sakit, serta keputusan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi

Page 13: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/.../13052015-0911031090.docx · Web viewKelebihan dari pengukuran tradisional terletak pada orientasi keuntungan jangka pendek dan

Lampung No.445/825/III.10. 2/IV/2005. Rumah Sakit Graha Husada mulai

beroperasi pada tanggal 6 April 2005 dan diresmikan oleh Gubernur Lampung

Sjahroedin ZP.SH dan Walikota Bandar Lampung Soeharto tanggal 21 April 2005.

Visi dan Misi Rumah Sakit Graha Husada

Memasuki era pasar bebas yang akan terjadi ke depan, menuntut semua perusahaan

agar dapat mempertajam pangsa pasar dan mengembangkan perusahaannya secara

profesional agar dapat menarik banyak pihak eksternal untuk dapat menggunakan

jasa yang telah perusahaan sediakan. Semakin banyak pihak yang ingin bekerjasama

dan menggunakan jasa yang diberikan perusahaan maka akan semakin besar pula

peluang perusahaan untuk dapat bertahan dari krisis dan mampu mengembangkan

perusahaannya agar lebih baik ke depannya.

Visi merupakan gambaran masa depan dimana suatu organisasi menentukan tujuan

dan cita - cita yang ingin dicapai. Visi perusahaan haruslah berorientasi ke depan dan

tidak berdasarkan kondisi yang dialami saat ini. Visi harus juga menggambarkan

kreatifitas dan mengandung nilai penghargaan bagi masyarakat.

Melalui pengertian di atas, kini saatnya bagi perusahaan untuk mulai melakukan

upaya perbaikan dan pengembangan sumber daya manusia agar mampu bersama -

sama menyamai persepsi dan tujuan perusahaan dalam mencapai visi dan tujuan

operasional perusahaan yang diharapkan. Rumah Sakit Graha Husada memiliki visi

yaitu “Menjadikan Rumah Sakit Graha Husada sebagai pusat rujukan dan pusat

pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan secara profesional, berkualitas,

dan terpercaya”.

Misi merupakan sesuatu yang harus dilakukan oleh perusahaan agar tujuan

organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik. Dengan pernyataan misi

tersebut, diharapkan seluruh karyawan dan pihak yang berkepentingan dapat

mengenal perusahaannya dan mengetahui peran dan program - programnya serta

hasil yang akan diperoleh dimasa mendatang.

Misi dari Rumah Sakit Graha Husada yaitu meningkatkan dan mengembangkan

profesionalisme sumber daya Rumah Sakit Graha Husada dalam memberikan

pelayanan kesehatan bagi keluarga dan masyarakat, memberikan pelayanan

Page 14: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/.../13052015-0911031090.docx · Web viewKelebihan dari pengukuran tradisional terletak pada orientasi keuntungan jangka pendek dan

kesehatan secara profesional dan terbaik bagi masyarakat. Apabila prosedur

operasional yang dikerjakan oleh seluruh komponen rumah sakit sesuai dengan misi

yang telah ditetapkan, maka rumah sakit ini akan menjadi rumah sakit yang

profesional, efektif dan berkualitas, dapat berpartisipasi dalam pembangunan

nasional serta memberikan kesejahteraan bagi karyawannya.

Untuk mencapai visi dan misi yang telah dijelaskan rumah sakit diwajibkan untuk

mulai memberikan pengertian dan penjelasan yang lebih ke seluruh karyawan

tentang visi dan misi rumah sakit, rumah sakit juga harus berani memberikan

jaminan kesejahteraan dan punishment terhadap karyawan yang berprestasi dan

karyawan yang tidak menjalankan tugasnya dengan baik, serta bagi seluruh

karyawan diwajibkan untuk mulai mencintai pekerjaan dan tanggung jawab mereka

agar semua tujuan perusahaan dapat berjalan dengan baik.

Fasilitas - fasilitas Rumah Sakit Graha Husada

a. Fasilitas dan Pelayanan yang dimiliki oleh RS Graha Husada meliputi :

1. Pelayanan Unit Gawat Darurat (UGD)

2. Pelayanan Instalasi Farmasi

3. Pelayanan Laboratorium

4. Pelayanan Ambulance

5. Pelayanan Operasi(OK)

6. Pelayanan Bersalin (VK)

7. Pelayanan General Check Up

8. Pelayanan Haemodialisa (Cuci Darah)

b. Fasilitas Kamar Keperawatan yang meliputi :

1. Kamar VVIP A :

2. Kamar VVIP B :

3. Kamar VIP :

4. Kamar Kelas I :

5. Kamar Kelas II :

6. Kamar Kelas III :

c. Fasilitas dan Pelayanan Unggulan yang Meliputi :

1. Bedah Endo Laparascopy

Page 15: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/.../13052015-0911031090.docx · Web viewKelebihan dari pengukuran tradisional terletak pada orientasi keuntungan jangka pendek dan

2. Endoskopi

3. Haemodalisis

4. HCU

Pengukuran Hasil Kinerja

Laporan Kinerja Perspektif Keuangan

a. Rasio Lancar (current ratio)

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang

dimiliki,

Rumus : current ratio = (aktiva lancar : hutang lancar) 

Pada tahun 2012 :

CR = ( 3.838.420.748,21 : 1.799.862.772,61) = 2.13

Pada tahun 2013 :

CR = ( 4.887.256.469,91 : 3.242.751.253,48) = 1,5

Walau terjadi penurunan nilai current ratio, kemampuan perusahaan dalam

membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang

dimiliki masih dapat dikatakan “baik”.

b. Rasio Cepat (quick ratio)

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva yang lebih

liquid.

Rumus : Quick ratio = (aktiva lancar - persediaan) : hutang lancar

Pada tahun 2012 :

QR = (3.838.420.748,21 – 1.158.039.770,00 ) : 1.799.862.772,61

= 1.49

Pada tahun 2013 :

QR = (4.887.256.469,91 – 1.361.253.683,00) : 3.242.751.253,48,

= 1.1

Page 16: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/.../13052015-0911031090.docx · Web viewKelebihan dari pengukuran tradisional terletak pada orientasi keuntungan jangka pendek dan

Rasio ini mengindikasikan kapasitas rumah sakit untuk tetap beroperasi dan

bertahan dalam kondisi keuangan yang buruk. Idealnya rasio cepat berada di

kisaran 1 : 1 atau minimal 0,8. Kurang dari itu rumah sakit dianggap memiliki

masalah keuangan (Horne, 2005). Maka dari itu keadaan quick ratio dapat

dikatakan “baik” karena nilai rasio dari tahun 2012 - 2013 berada dalam standar

ideal sehingga perusahaan pun dapat membayar hutang walaupun sudah dikurangi

persediaan.

c. Rasio Hutang terhadap Ekuitas (total debt to equity ratio)

Merupakan perbandingan antara hutang - hutang dan ekuitas dalam pendanaan

rumah sakit, menunjukkan kemampuan modal sendiri serta kemampuan

perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya.

Rumus : Total debt to equity ratio = (total hutang : ekuitas) x 100%

Pada Tahun 2012 :

TDER = ( 11.468.415.719,61 : 7.083.510.356,00 ) x 100%

 = 162 %

Pada Tahun 2013 :

TDER = ( 10.518.888.095,48 : 8.114.517.625,23 ) x 100% 

= 129 %

Jadi, rasio ini menunjukkan bahwa pada tahun 2012 kreditur menyediakan

Rp.162,- untuk setiap Rp.100,- yang disediakan pemilik rumah sakit. Demikian

pula untuk tahun 2013 menunjukkan bahwa kreditur menyediakan Rp.129,- untuk

setiap Rp.100,- yang disediakan pemilik rumah sakit. Jadi kesimpulan analisis

rasio keuangan Tahun 2012 dan 2013 menggunakan analisis total debt to equity

ratio digambarkan bahwa pengukuran TDER masih dianggap “cukup baik"

d. Rasio Hutang Terhadap Harta (total debt to asset ratio)

Rasio ini merupakan perbandingan antara hutang lancar dan hutang jangka

panjang dan jumlah seluruh aktiva diketahui. Rasio ini menunjukkan berapa

bagian dari keseluruhan aktiva yang dibelanjai oleh hutang.

Page 17: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/.../13052015-0911031090.docx · Web viewKelebihan dari pengukuran tradisional terletak pada orientasi keuntungan jangka pendek dan

Rumus: Total debt to asset ratio = ( total hutang : total aktiva ) x 100%

Pada Tahun 2012 :TDAR = ( 11.468.415.719,61: 18.551.926.075,61 ) x 100%

= 61,8 %

Pada Tahun 2013 :TDAR = ( 10.518.888.095,48 : 18.633.405.720,71 ) x 100%

= 56,4%

Jadi, pada tahun 2012 setiap Rp.100, pendanaan perusahaan Rp 61,8 dibiayai

dengan utang dan Rp 38,2 disediakan oleh pihak perusahaan. Dan pada tahun

2013 setiap Rp.100 pendanaan perusahaan Rp 56,4 dibiayai dengan utang dan Rp

43,6 disediakan oleh perusahaan. Jadi analisis rasio keuangan tahun 2012 dan

2013 dengan menggunakan analisis total debt to asset ratio menunjukkan bahwa

separuh pembiayaan rumah sakit masih dibiayai oleh hutang. Jika rumah sakit

bermaksud menambah utangnya, maka perlu menambah ekuitasnya. Sehingga

secara teoritis, apabila perusahaan dilikuidasi masih mampu menutupi utangnya

dengan aktiva yang dimiliki. Total debt to asset ratio masih dikatakan “cukup

baik”.

e. Return On Asset (ROA)

Indikator ROA bertujuan untuk mengukur peningkatan laba bersih yang

dihasilkan dari Rumah Sakit Graha Husada pada tahun 2012 - 2013 yang diukur

dengan membagi persentase laba bersih dengan total aktiva.

Rumus:

ROA = ( laba bersih : total aktiva ) x 100%

Pada Tahun 2012 :

ROA = ( 1.927.072.036,55: 18.551.926.075,61 ) x 100% = 10,3%

Pada Tahun 2013 :

ROA = ( 1.851.899.082,22 : 18.633.405.720,71 ) x 100% = 9,9 %

Page 18: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/.../13052015-0911031090.docx · Web viewKelebihan dari pengukuran tradisional terletak pada orientasi keuntungan jangka pendek dan

Berdasarkan data dan hasil perhitungan yang disajikan, dapat dilihat bahwa nilai

ROA dari tahun 2012 - 2013 mengalami penurunan sebesar 0,4 %

(10,3% - 9,9% = 0,4%). Walaupun terdapat penurunan pada bagian ini

perhitungan ROA masih dapat dikatakan “baik” karena rumah sakit mampu

menjaga konsistensi dalam peningkatan laba bersihnya.

Laporan Kinerja Perspektif Konsumen

Untuk mengukur kinerja kepuasan konsumen atau pasien yang menggunakan jasa

pelayanan RS Graha Husada maka peneliti menggunakan indikator kepuasan

konsumen yang bertujuan untuk mengukur tingkat kepuasan konsumen. Pasien yang

melakukan pemeriksaan di Rumah Sakit Graha Husada mengisi daftar pertanyaan

kuesioner yang telah disediakan. Pasien yang menjadi responden sebanyak 95 orang.

Hal yang khusus dan mutlak yang harus dilakukan dari sebelum menyebarkan

kuesioner ke konsumen adalah jawaban dari kuesioner tersebut harus diuji validitas

dan reliabilitas. Pengujian tersebut diperlukan agar jawaban yang diberikan benar -

benar dapat mengukur apa yang hendak kita ukur. Pertanyaan di kuisioner ini

mengadopsi dari penelitian terdahulu (Septianie, 2013), dan telah diuji terlebih

dahulu apakah pertanyaan - pertanyaan yang ada di dalam kuesioner tersebut valid

dan reliabel atau tidak.

a. Uji kualitas data penelitian

Sebelum dilakukan perhitungan dan pengolahan dengan menggunakan alat

analisis, maka semua instrumen penelitian diuji terlebih dahulu untuk mengetahui

apakah instrumen tersebut valid dan reliabel.

Pengujian instrumen dilakukan dengan menggunakan :

1. Uji Validitas

Uji validitas adalah untuk mengetahui apakah instrument benar - benar

mengukur hal yang ingin diukur (Notoatmodjo, 2010). Pada penelitian ini

mengukur validitas dengan analisis butir - butir, yaitu skor yang ada pada butir

yang dimaksud lalu dikorelasikan dengan skor total. Alat pengumpul data

menggunakan Person Product Moment (r).

Dasar pengambilan keputusan adalah valid jika r hitung > r tabel, tidak valid

jika r hitung < r tabel. Dimana uji validitas dilakukan dengan menggunakan

Page 19: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/.../13052015-0911031090.docx · Web viewKelebihan dari pengukuran tradisional terletak pada orientasi keuntungan jangka pendek dan

program SPSS 16.0. Kuesioner yang akan digunakan dalam penelitian ini

dilakukan uji validitas kuesioner terlebih dahulu pada karyawan dan konsumen

masing-masing sebanyak 10 responden.

Berdasarkan hasil uji yang telah dilakukan pada masing - masing item,

pertanyaan untuk karyawan yang terdiri dari 19 pertanyaan menghasilkan nilai

r hitung (corrected item - total correlation) 0,668 - 0.932 > (r tabel) 0,632.

Sehingga pertanyaan untuk karyawan dikatakan valid. Sedangkan hasil uji

yang telah dilakukan pada masing - masing item pertanyaan untuk konsumen

yang terdiri dari 21 pertanyaan menghasilkan nilai r hitung (corrected item -

total correlation) 0,633 - 0.865 > (r tabel) 0,632. Sehingga pertanyaan untuk

konsumen dikatakan valid dan dapat digunakan sebagai kuesioner dalam

penelitian.

2. Reliabilitas

Hasil uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah alat ukur yang

digunakan dapat dipercaya. Kaidahnya adalah membandingkan nilai r tabel

dengan nilai alpha (print out reliability statistics). Nilai alpha lebih besar dari

nilai r tabel maka pertanyaan tersebut reliabel (Notoatmodjo, 2010).

Berdasarkan hasil uji yang dilakukan pada item karyawan didapat nilai alpha

cronbach’s 0,858 - 0,906 maka disimpulkan pertanyaan pada masing-masing

item untuk karyawan adalah reliabel karena nilai alpha (0,858 - 0,906) > nilai r

tabel (0,632), sehingga pertanyaan tersebut dapat digunakan sebagai alat

pengumpulan data penelitian karena reliabel. Berdasarkan hasil uji yang

dilakukan pada item konsumen didapat nilai alpha cronbach’s 0,822 - 0,915

maka disimpulkan pertanyaan pada masing - masing item untuk konsumen

adalah reliabel karena nilai alpha (0,822 - 0,915) > nilai r tabel (0,632),

sehingga pertanyaan tersebut dapat digunakan sebagai alat pengumpulan data

penelitian karena reliabel.

Setelah melakukan perhitungan dari hasil jawaban kuesioner yang telah

dikumpulkan maka kinerja RS Graha Husada dilihat dari perspektif konsumen

(pasien) dengan indikator kepuasan konsumen. Secara keseluruhan dapat

dikatakan baik, hal ini dapat dilihat dari hasil analisis yang menggunakan indeks

kepuasan dengan menyebarkan kuisioner kepada 95 responden. Dimana secara

Page 20: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/.../13052015-0911031090.docx · Web viewKelebihan dari pengukuran tradisional terletak pada orientasi keuntungan jangka pendek dan

keseluruhan rata - rata dari hasil jawaban responden menunjukkan angka 3,8

(menggunakan skala 1 - 5 ) dan berada di total jawaban 7602 (nilai maksimal

9025). Dengan begitu berarti rata - rata hampir seluruh konsumen yang

menggunakan layanan rumah sakit ini merasa nyaman dan puas terhadap fasilitas

dan pelayanan yang diberikan.

Laporan Kinerja Proses Bisnis Internal

1. Tahap Proses Operasi

Merupakan tahapan dimana rumah sakit berupaya untuk memberikan solusi

kepada para pasien dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pasien. Tolok ukur

dalam hal proses operasi pada RS Graha Husada Bandar Lampung yaitu :

Tabel 4.7

Laporan Proses Operasi RS Graha Husada dengan Standar Nasional

Keterangan Tahun 2012 Tahun 2013 Rata - Rata Standar IdealKunjungan Rawat Jalan

35620 Orang 47598 Orang

Kunjungan Rawat Inap

3698 Orang 4320 Orang

ALOS 6 Hari 5 Hari 5,5 Hari 6 – 9 HariBOR 61,9% 48 % 54,95 % 60 – 85 %TOI 8 Hari 5 Hari 6,5 Hari 1 – 3 Hari

BTOR 30,8 Kali 36 Kali 33,4 Kali 40 – 50 kaliGDR 10 orang 3 Orang 6,5 < 45/1000 penderita

keluarNDR 7 Orang 2 Orang 4,5 < 25/1000 penderita

keluarSumber : Bagian Medical Record RS Graha Husada

Berikut ini adalah standar nilai rasio yang digunakan untuk mengukur perspektif

bisnis internal ini berdasarkan Departemen Kesehatan RI tahun 2006:

Tabel 4.8

Standar Ideal Rasio terkait dengan Pelayanan Rumah Sakit berdasarkan

Departemen Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2006

RASIO Standar IdealALOS 6 - 9 HariBOR 60 - 85 %TOI 1 - 3 Hari

BTOR 40 - 50 HariGDR Tidak Lebih dari 45 per 1000 pasien keluarNDR Tidak Lebih dari 25 per 1000 pasien keluar

Page 21: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/.../13052015-0911031090.docx · Web viewKelebihan dari pengukuran tradisional terletak pada orientasi keuntungan jangka pendek dan

Sumber : Departemen Kesehatan RI, 2006

a. ALOS (average length of stay)

ALOS dari RS Graha Husada berada pada posisi yang kurang ideal. ALOS

ditahun 2012 adalah 6 hari, sedangkan pada tahun 2013 turun menjadi 5 hari.

ALOS menunjukkan rata - rata lamanya pasien rawat inap di rumah sakit,

maka dari data ini dapat disimpulkan bahwa rata - rata rawat inap pasien di RS

Graha Husada adalah selama 5,5 hari. Rata - rata ini masih kurang dari

standar yang ditetapkan, sehingga ALOS di RS Graha Husada masih dikatakan

“cukup baik“.

b. BOR (bed occupancy ratio)

Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja RS Graha Husada masih

dikatakan “kurang baik” untuk indikator BOR ini, hal ini terbukti dari belum

mecapai kriteria ideal yang telah ditetapkan oleh Depkes RI yakni indikator ini

antara 60 - 85%.

c. TOI ( turn over internal )

Dari hasil di atas dapat dilihat bahwa indikator TOI di RS Graha Husada dapat

dikatakan “kurang baik”. Kriteria ideal untuk TOI adalah 1 - 3 hari dan RS

Graha Husada belum mampu mencapainya. Berdasarkan tabel di atas, nilai

TOI menunjukkan perbaikan pada tahun 2013. Akan tetapi masih belum

mencapai standar ideal. Hal ini menunjukkan bahwa pemanfaatan tempat tidur

di RS Graha Husada belum efisien. Dikarenakan dari ditahun 2012 - 2013 rata

- rata hari dimana tempat tidur tidak digunakan adalah 6,5 hari. Itu

menunjukkan bahwa tempat tidur akan terisi kembali setelah 6,5 hari tempat

tidur itu tidak digunakan.

d. BTOR (bed turn over rate)

Berdasarkan tabel di atas, nilai BTOR di RS Graha Husada dikatakan “kurang

baik”. Sesuai dengan kriteria Depkes nilai ideal BTOR ini adalah antara 40

sampai 50 kali. Sedangkan BTOR RS Graha Husada masih mencapi 33,4 kali.

Hal ini menunjukkan bahwa tingkat efisiensi rata - rata pemakaian tempat tidur

dalam setahun masih “kurang baik”. Secara tidak langsung kurangnya nilai

BTOR ini dipengaruhi oleh kurang tercapainya standar jumlah pasien atau

Page 22: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/.../13052015-0911031090.docx · Web viewKelebihan dari pengukuran tradisional terletak pada orientasi keuntungan jangka pendek dan

konsumen yang menjadi pasien rawat inap di RS Graha Husada sehingga

mengakibatkan frekuensi pemakaian tempat tidur kurang maksimal.

e. GDR (gross death rate)

Gross death rate RS Graha Husada secara umum sudah bagus, karena jumlah

tersebut masih berada di dalam standar yang ideal untuk GDR. Berdasarkan

Depkes RI, dimana angka GDR RS Graha Husada dari tahun 2012 - 2013

berada pada angka kurang dari 45 penderita. Apabila melihat lebih lanjut pada

tabel di atas, angka GDR pada RS Graha Husada mengalami penurunan dari

tahun 2012 jumlah perhitungan GDR 10 orang, sedangkan di tahun 2013

mengalami penurunan menjadi 3 orang, sehingga GDR dapat dikatakan “baik”.

f. NDR (net death rate)

Apabila melihat pada indikator ideal yang ditetapkan Depkes RI, nilai NDR

pada RS Graha Husada sudah ideal dan dikatakan “baik”. Karena, nilai ideal

untuk NDR adalah tidak lebih dari 25 penderita untuk setiap 1000 penderita.

Dilihat lebih lanjut, penilaian terhadap net death rate di RS Graha Husada ini

dari tahun 2012 - 2013 mengalami penurunan. Angka NDR ini lebih dapat

mencerminkan kualitas pelayanan di RS Graha Husada, sebab angka NDR ini

didasarkan atas jumlah kematian diatas 48 jam, tidak seperti GDR yang

berdasarkan jumlah kematian keseluruhan yang seringkali menimbulkan bias,

sebab banyak diantaranya sebelum pelayanan maksimal diberikan bagi pasien

sedang mengalami sakit keras yang baru dilarikan ke rumah sakit tetapi

sebelum 48 jam pasien telah meninggal.

Laporan Kinerja Pertumbuhan dan Pembelajaran

Tujuan dimasukkannya kinerja ini adalah untuk mendorong perusahaan menjadi

organisasi belajar (learning organization) sekaligus mendorong pertumbuhannya.

Pentingnya suatu organisasi bisnis dalam mempertahankan karyawannya, memantau

kesejahteraan serta meningkatkan pengetahuan para karyawan. Dengan tingginya

tingkat pengetahuan karyawan maka akan meningkat pula kemampuan karyawan

untuk berpartisipasi dalam pencapaian tujuan perusahaan. Perspektif pertumbuhan

dan pembelajaran organisasi merupakan faktor penentu dalam kesuksesan sebuah

perusahaan.

Page 23: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/.../13052015-0911031090.docx · Web viewKelebihan dari pengukuran tradisional terletak pada orientasi keuntungan jangka pendek dan

Dalam hubungannya dengan uraian di atas, akan disajikan data karyawan atau

pegawai di RS Graha Husada dari tahun 2012 - 2013 yang dapat dilihat melalui tabel

berikut ini :

Tabel 4.9

Data Karyawan Medis, Paramedis, Tenaga Medis dan Non Keperawatan

dengan Tenaga Non Medis pada Rumah Sakit Graha Husada pada tahun

2012 - 2013

1.

Kepuasan Karyawan

Kepuasan karyawan ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan diberikan

kepada 71 karyawan yang bekerja di RS Graha Husada dan disebar ke berbagai

bagian operasional rumah sakit. Hasil analisis kepuasan karyawan Secara

keseluruhan dapat dikatakan cukup baik, hal ini dapat dilihat dari hasil analisis

yang menggunakan indeks kepuasan karyawan dengan menyebarkan kuesioner

kepada 71 responden. Dimana secara keseluruhan rata - rata dari hasil jawaban

No Keterangan 2012 20131

2

3

4

Tenaga Medis : Dokter Tetap Dokter Jaga

Tenaga Paramedis : Perawat Bidan

Tenaga Medis Non Perawatan : Inst. Farmasi Inst. Radiologi Inst. Laboratorium Inst. Gizi Kesehatan Lingkungan

Tenaga Non Medis : Bag. Rumah Tangga Bag. Sarana Bag. Keuangan Bag. Tata Usaha Bag. Personalia Bag. EDP Bag. Humas dan

Marketing Bag. Rekam Medik

Total Karyawan

19

9122

124922

2934182213

8249

58

7126

95821

2841172212

11239

Page 24: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/.../13052015-0911031090.docx · Web viewKelebihan dari pengukuran tradisional terletak pada orientasi keuntungan jangka pendek dan

responden menunjukkan angka 2,8 (menggunakan skala 1 - 5 ) dan berada di total

jawaban 3824 (nilai maksimal 6745) dimana secara keseluruhan rata - rata para

karyawan menyatakan cukup puas apabila diukur menggunakna indeks kepuasan

karyawan.

2. Retensi Karyawan

Indikator retensi karyawan bertujuan untuk mengukur penurunan jumlah

karyawan yang keluar, yang diukur dengan membandingkan antara jumlah

karyawan dengan total karyawan. Dari data tabel 4.9, dapat dilihat bahwa

persentase retensi karyawan secara keseluruhan dari tahun 2012 - 2013 sedikit

mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa indikator retensi karyawan

ini dari tahun 2012 sampai tahun 2013 “kurang baik”. Di tahun 2012 jumlah

karyawan 249 sedangkan di tahun 2013 jumlah karyawan berada di angka 239.

Tingkat retensi karyawan RS Graha Husada berada pada tingkat 4,01%.

Meningkatnya indikator retensi karyawan ini dapat diartikan bahwa tingkat

perputaran karyawan belum maksimal pada bagian - bagian tertentu.

3. Produktifitas Karyawan

Indikator produktifitas karyawan ini bertujuan untuk mengukur peningkatan

produktifitas karyawan, yang diukur dengan membandingkan laba operasi dengan

total karyawan.

Produktifitas Karyawan Pada Tahun 2012 : 2.727.960.051,55

Produktifitas Karyawan = 249

= 10.955.662,86 / karyawan Produktifitas Karyawan Pada Tahun 2013 :

2.620.570.117,4 Produktifitas Karyawan =

239 = Rp 10.964.728,5 / karyawan

Berdasarkan data dan hasil perhitungan yang disajikan di atas, dapat dilihat bahwa

nilai produktifitas karyawan mengalami peningkatan walau tidak signifikan dari

tahun 2012 - 2013 sebesar Rp 9.065,4 / karyawan ( 10.964.728,5 – 10.955.662,86

= Rp 9.065,4 / karyawan). Hal ini berarti bahwa karyawan rumah sakit masih

memiliki semangat, rasa cinta dan etos kerja terjaga dalam menjalankan tanggung

Page 25: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/.../13052015-0911031090.docx · Web viewKelebihan dari pengukuran tradisional terletak pada orientasi keuntungan jangka pendek dan

jawab yang telah dibebankan. Sehingga produktifitas karyawan di rumah sakit ini

sudah dikatakan “baik”

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Perspektif Keuangan

Kinerja RS Graha Husada dilihat dari perspektif keuangan dengan menggunakan alat

ukur rasio seperti current ratio, quick ratio, total debt to equity ratio, total debt to

asset ratio dan ROA. Dari perspektif ini secara umum kinerja keuangan di RS Graha

Husada bisa dikatakan baik. Hal ini dapat dilihat dari current ratio dimana tingkat

kemampuan rumah sakit dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan

menggunakan aktiva lancar masih dikatakan baik walaupun mengalami penurunan

pada tahun 2013 sebesar Rp 0,6. Begitu juga dengan quick ratio walaupun

mengalami penurunan akan tetapi tidak terlalu signifikan. Pada total debt to asset

equity dan total debt to equity ratio masih cukup baik. Selanjutnya pada return on

asset dimana pengukuran ini bertujuan untuk melihat sejauh mana aset yang

digunakan dapat dimaksimalkan untuk memperoleh laba sudah dikatakan baik karena

mampu menggunakan asset secara konsisten dalam menghasilkan laba

Perspektif Konsumen

Kinerja RS Graha Husada dilihat dari perspektif konsumen (pasien) dengan

indikator kepuasan konsumen. Secara keseluruhan dapat dikatakan baik, hal ini

dapat dilihat dari hasil analisis yang menggunakan indeks kepuasan dengan

menyebarkan kuisioner kepada 95 responden. Dimana secara keseluruhan rata -

rata dari hasil jawaban responden menunjukkan angka 3,8 (menggunakan skala 1 -

5 ) dan berada di total jawaban 7602 (nilai maksimal 9025). Dengan begitu berarti

rata - rata hampir seluruh konsumen yang menggunakan layanan rumah sakit ini

merasa nyaman dan puas terhadap fasilitas dan pelayanan yang diberikan. Akan

tetapi masih banyak hal yang mesti dievaluasi, karena di dalam kuesioner masih

ada keluhan - keluhan dari konsumen yang harus segera diatasi.

Page 26: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/.../13052015-0911031090.docx · Web viewKelebihan dari pengukuran tradisional terletak pada orientasi keuntungan jangka pendek dan

Perspektif Proses Bisnis Internal

Kinerja RS Graha Husada dilihat dari perspektif proses bisnis internal secara

keseluruhan dapat dikatakan cukup baik. Secara rinci dilihat dari rata - rata jumlah

kunjungan rawat jalan dan inap yang sedikit mengalami peningkatan dari tahun

2012 - 2013. Pada tahun 2012 rata - rata kunjungan rawat jalan di rumah sakit ini

mencapai angka 98 orang / hari, sedangkan di tahun 2013 mencapai angka 130

orang / hari. Pada kunjungan rawat inap rata - rata kunjungan pada tahun 2012

mencapai 10 orang / hari, sedangkan di tahun 2013 mencapai 12 orang / hari. Di

indikator lain seperti ALOS, BOR, TOI, dan BTO belum mencapai standar ideal.

Jadi ke empat indikator ini masih belum dapat beroperasi secara maksimal.

Sedangkan GDR dan NDR sudah mencapai standar ideal

Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

Kinerja RS Graha Husada dilihat dari perspektif pertumbuhan dan pembelajaran

dengan indikator kepuasan karyawan, retensi karyawan, dan produktifitas

karyawan. Untuk perspektif pertumbuhan dan pembelajaran RS Graha Husada

cukup baik. Hasil analisis kepuasan karyawan Secara keseluruhan dapat dikatakan

cukup baik, hal ini dapat dilihat dari hasil analisis yang menggunakan indeks

kepuasan karyawan dengan menyebarkan kuesioner kepada 71 responden.

Dimana secara keseluruhan rata - rata dari hasil jawaban responden menunjukkan

angka 2,8 (menggunakan skala 1 - 5 ) dan berada di total jawaban 3824 (nilai

maksimal 6745) dimana secara keseluruhan rata - rata para karyawan menyatakan

cukup puas apabila diukur menggunakna indeks kepuasan karyawan. Akan tetapi

pada retensi karyawan masih kurang baik hal ini diakibatkan terjadinya

penyusutan jumlah karyawan, dimana pada tahun 2012 jumlah karyawan rumah

sakit ini adalah 249 sedangkan pada tahun 2013 terjadi penurunan jumlah

karyawan menjadi 239. Terjadi peningkatan retensi karyawan sebesar 4 %.

Sehingga Rumah Sakit Graha Husada belum secara maksimal mempertahankan

karyawannya. Akan tetapi di indikator produktifitas karyawan terjadi peningkatan,

hal ini membuktikan bahwa karyawan bekerja dengan semangat dan etos kerja

yang tinggi walaupun nilai kepuasan karyawan masih belum memuaskan.

Page 27: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/.../13052015-0911031090.docx · Web viewKelebihan dari pengukuran tradisional terletak pada orientasi keuntungan jangka pendek dan

Hasil Pengukuran Kinerja RS Graha Husada Secara Keseluruhan

Hasil pengukuran kinerja secara keseluruhan menunjukkan bahwa kinerja RS

Graha Husada sudah dapat dikatakan cukup baik dilihat dari keempat perspektif

tersebut yakni perspektif keuangan, konsumen, proses bisnis internal serta

pertumbuhan dan pembelajaran. Berikut ini hasil rekapitulasi pengukuran kinerja

secara keseluruhan dengan menggunakan balanced scorecard yang sudah didapat.

Tabel 5. 1

Rekapitulasi Hasil Analisis Pengukuran Kinerja Menggunakan Balanced Scorecard

pad Rumah Sakit Graha Husada Pada Tahun 2012 - 2013

No Jenis Variabel 2012 2013 Nilai SkorI Kinerja Keuangan :

Current Ratio Quick Ratio TDER TDAR ROA

Rata - Rata Hasil Kinerja

2,131,49

162%61,8 %

10,3

1,51,1

129%56,4 %

9,5

BaikBaik

Cukup BaikCukup Baik

Baik

Baik

11001

0,6II Kinerja Konsumen :

Kepuasan Konsumen Baik 1III Kinerja Bisnis Internal :

Kunjungan Rawat Jalan Kunjungan Rawat Inap ALOS BOR TOI BTOR GDR NDR

Rata - rata hasil kinerja

35.620 orang3.698 orang

6 hari61,9 %8 hari

30,8 kali10 orang7 orang

47.598 orang4.320 orang

5 hari48 %

5 hari36 kali3 orang2 orang

BaikBaik

Cukup BaikKurang BaikKurang BaikKurang Baik

BaikBaik

Cukup Baik

110-1-1-111

0,12IV Kinerja Pertumbuhan dan

Pembelajaran : Kepuasan Karyawan Retensi Karyawan Produktifitas Karyawan

Rata - rata hasil kinerja

-249Rp

10.524.377 / karyawan

-239Rp

11.414.059 /karyawan

Cukup BaikKurang Baik

Baik

Cukup Baik

0-11

0Total Skor 5

Rata - Rata Penilaian Cukup Baik 0,29

Page 28: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/.../13052015-0911031090.docx · Web viewKelebihan dari pengukuran tradisional terletak pada orientasi keuntungan jangka pendek dan

Saran

1. Pihak RS Graha Husada disarankan menggunakan balanced scorecard

untuk mengevaluasi kinerjanya untuh tahun - tahun ke depan. Selain itu, RS

Graha Husada harus lebih lagi mempertimbangkan penggunaan dana

anggaran belanja seefisien mungkin, dan mengurangi pengeluaran yang

bersifat pemborosan atau kurang memiliki manfaat.

2. Karyawan harus lebih diapresiasi agar lebih puas dalam bekerja dengan

meningkatkan gaji dan mempermudah promosi jabatan bagi karyawan yang

berprestasi. Kemudian memberikan jaminan kesehatan kepada kepada

karyawan, menempatkan karyawan sesuai dengan pendidikan terakhirnya

serta memberikan kepelatihan yang materinya sesuai dengan bidang

pekerjaannya.

3. Dan hal penting lainnya adalah Rumah Sakit Graha Husada diwajibakan untuk

bekerjasama dengan banyak asuransi atau lembaga penjamin kesehatan swasta

lainnya agar tingkat kunjungan rawat jalan dan inap serta indikator lainnya di

perspektif proses bisnis internal dapat mencapai standar idealny

Page 29: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/.../13052015-0911031090.docx · Web viewKelebihan dari pengukuran tradisional terletak pada orientasi keuntungan jangka pendek dan

DAFTAR PUSTAKA

Dwi, Prihananto.2010. Penerapan Balanced Scorecard Sebagai Tolak UkurKinerja Penilaian pada Badan Usaha Berbentuk Rumah Sakit (StudiKasus pada Rumah Sakit Kristen Tayu Pati). Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegiyopranata Semarang.

Andranik, Yugha (2008), Penerapan Balanced Scorecard Sebagai Tolok Ukur Pengukuran Kinerja pada Rumah Sakit Umum Daerah Jenderal Ahmad Yani Kota Metro Lampung.Skripsi Universitas Bandar Lampung

Anthony, Govindarajan.1997Management Control System. Jakarta, Salemba Empat

Hadi, Sutrisno. 1997. Metodologi research, untuk penulisan paper, skripsi, thesis,disertasi. Yogyakarta: Andi.

Indrianto, Nur. 1997.Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen.Yogyakarta,BPFE

Kaplan R.S & Norton D.P, 2000. Balanced Scorecard, Menerapkan Strategi Menjadi Aksi, Erlangga, Jakarta.

Septianie. 2013, Penerapan Balanced Scorecard Sebagai Suatu Sistem Pengukuran Kinerja Pada Rumah Sakit Awal Bros Makassar. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin Makassar

Mirza, Teuku. 1997. Balance Scorecard. Usahawan. No. 06 tahun XXVI1997

Mulyadi.2001. Akuntansi Manajemen : Konsep, Manfaat dan Rekayasa.Jakarta : Salemba Empat.

Nany, Magdalena. 2008. Penerapan Balanced Scorecard Sebagai PengukurKinerja Manajemen Pada Rumah Sakit Umum Indramayu. Jurnal Riset

Akuntansi dan Keuangan. Vol.4; Hal. 48-56

Alif, Utama. 2009, Analisis Pengukuran Kinerja Rumah Sakit denganPendekatan Balanced Scorecard (studi kasus pada RSUD Prof. Dr. Soekandar Mojosari).

Sugiyono, 2002. Metodologi Penelitian, Jakarta, Pustaka Baru

Pramadhany, 2011. Penerapan Metode Balanced Scorecards Sebagai Tolok Ukur Kinerja Pada Organisasi Nirlaba.Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang

Page 30: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/.../13052015-0911031090.docx · Web viewKelebihan dari pengukuran tradisional terletak pada orientasi keuntungan jangka pendek dan

Woro, Wijayanti, 2010. Pengukuran Kinerja Dengan Menggunakan Balanced Scorecard Sebagai Alternatif (Studi Pada RSJD Dr Amino Gondohutomo Semarang).Skripsi Univesritas Semarang.

Sukarno. 2003, Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced Scorecard Menuju Organisasi Yang Berfokus Pada Strategi, cetakan kedua, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama.

http://dansite.wordpress.com/2009/04/10/

http://pustakabakul.blogspot.com/2012/02/pengukuran-kinerja-dengan balanced.html

http://www.aryanihilda5.blogspot.com/2012/04/

http://www.slideshare.net/daniel_marbun