ririnmaniez92.files.wordpress.com … · Web viewKelebihan belajar kooperatif Hill & Hill adalah...
Transcript of ririnmaniez92.files.wordpress.com … · Web viewKelebihan belajar kooperatif Hill & Hill adalah...
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI
BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT PADA SISWA KELAS
VII DI MTs ABDUL QODIR PADA MATERI ALJABAR
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
“Penelitian Tindak Kelas (PTK)”
DosenPengampu:
Sutopo, M.Pd.
Disusun Oleh:
Ririn NasihahNIM. 3214113141
JURUSAN/KELAS: MATEMATIKA/ 6D
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU PENDIDIKAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) TULUNGAGUNG
2014
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi
dirinya melalui proses pembelajaran. Oleh karena itu perkembangan suatu
pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kemajuan suatu bangsa.
Dalam proses pendidikan, yang perlu menjadi perhatian khusus yaitu kegiatan
belajar mengajar, karena berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan
banyak bergantung kepada perancangan dan proses pembelajaran yang baik. Salah
satu sub-komponen yang berpengaruh proses pembelajaran adalah guru. Karena
guru mempunyai peran yang sangat penting agar peserta didik bisa berhasil.
Dalam proses belajar mengajar guru minimal memiliki dua modal dasar
yakni kemampuan mendesain program dan keterampilan mengkomunikasikannya.
Pengkomunikasian materi akan berjalan dengan baik jika seorang guru menguasai
materi yang akan disampaikan sebelum melaksanakan tugas mengajar di kelas.
Dalam proses pembelajaran tidak selamanya berjalan sesuai dengan perencanaan.
Kesulitan-kesulitan dalam belajar pasti akan selalu muncul. Salah satu mata
pelajaran yang dianggap banyak menemui kesulitan yaitu pada mata pelajaran
matematika.
Mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang
wajib diajarkan mulai tingkat pendidikan dasar sampai perguruan tinggi, karena
matematika dapat berperan sebagai alat bantu bagi ilmu pengetahuan yang lain.
Sehingga sampai saat ini mata pelajaran matematika untuk Sekolah Menengah
Pertama (SMP) masih tetap diujikan secara nasional (ujian Nasional), sedangkan
mata pelajaran yang lain ada yang ikut diujikan secara nasional ada yang diujikan
secara lokal. Matematika diujikan secara nasional dimaksudkan agar pemerintah
pusat mengetahui sejauh mana peserta didik telah menyerap materi matematika
secara nasional.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematika di MTs Abdul
Qodir, menyebutkan bahwa sebagian besar siswa kelas VII kurang termotivasi
dan prestasinya kebanyakan di bawah KKM (70). Fakta tersebut menunjukkan
bahwa sebagian besar siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami mata
2
pelajaran matematika khususnya pada materi aljabar. Hal ini disebabkan karena
kurangnya motivasi baik disebabkan dari guru maupun orang tua. Ada juga di
sebabkan oleh pendekatan, strategi, model atau metode yang diterapkan oleh guru
kurang sesuai.
Untuk menyelesaikan permasalahan di atas, diantaranya guru dapat
menjembatani dengan perbaikan sistem pembelajaran yang digunakan. Jika guru
biasanya masih menggunakan metode ceramah saja dalam mengajar, maka
selanjutnya guru dapat menggunakan model pembelajaran Kooperatif . Model
pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran di mana siswa belajar
dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda.
Dalam menyelesaiakn tugas kelompok, setiap anggota saling kerjasama dan
membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran.
Penggunaan model pembelajaran kooperatif sangat menunjang dalam
proses belajar mengajar, karena siswa dapat lebih berkonsentrasi dan berinteraksi
kepada orang lain dan guru selama proses belajar mengajar berlangsung, sehingga
motivasi dan konsentrasi belajarnya lebih terfokus dan terarah. Untuk mencapai
taraf yang sesuai dengan tujuan pembelajaran seorang guru harus mampu
menciptakan suasana belajar yang kondusif, menarik serta menjadikan siswa aktif
dan kreatif sesuai standar kompetensi dan teknis edukatif proses belajar mengajar.
Dalam hal ini guru membantu dan mendorong siswa untuk belajar. Dengan
demikian siswa mempunyai sifat ingin tahu, ingin mencoba dan aktif dalam
melakukan aktifitas belajar. Oleh kerena itu, kemampun seorang guru meliputi
juga kemampuan memilih suatu model mengajar yang diperkirakan sesuai untuk
memberikan bantuan dalam membimbing siswanya.
Salah satu model pembelajaran yang melibatkan peran siswa secara aktif
adalah pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif sangat cocok
diterapkan pada pembelajaran matematika karena dalam mempelajari matematika
tidak cukup hanya mengetahui dan menghafal konsep-konsep matematika tetapi
juga dibutuhkan suatu pemahaman serta kemampuan menyelesaikan persoalan
matematika dengan baik dan benar. Melalui model pembelajaran siswa dapat
bekerja sama jika ada teman dalam kelompoknya yang mengalami kesulitan.
3
Pembelajaran kooperatif yang cocok untuk masalah di atas adalah model
kooperatif jenis Numbered Head Together (NHT). Numbered Head Together
merupakan salah satu metode yang dapat digunakan oleh guru matematika untuk
membantu siswa dalam memahami materi yang disampaikan. Metode Numbered
Head Together merupakan metode yang menyenangkan bagi siswa. Metode
Numbered Head Together (NHT) merupakan strategi pembelajaran kontekstual,
dengan metode ini diharapkan anak dapat belajar dengan senang.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis bermaksud meneliti tentang
Upaya Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Matematika Siswa Melalui
Model Pembelajaran Kooperatif NHT Pada Siswa Kelas VII di MTs Abdul Qodir
Pada Materi Aljabar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka
dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut “Bagaimanakah penerapan
model pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT) dapat
meningakatkan motivasi dan prestasi belajar matematika siswa kelas VII di MTs
Abdul Qodir pada materi Aljabar?”
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan metode pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together
(NHT) yang dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar matematika siswa
kelas VII di MTs Abdul Qodir pada materi aljabar.
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah “jika pembelajaran
kooperatif NHT diterapkan dengan baik pada materi aljabar, maka motivasi dan
prestasi belajar matematika siswa kelas VII di MTs Abdul Qodir akan meningkat.
E. Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
4
1. Siswa
a. Meningkatkan motivasi siswa
b. Siswa lebih tertarik dan bersemangat dalam belajar matematika
c. Meningkatkan prestasi belajar siswa
2. Guru
a. Sebagai pertimbangan bagi guru untuk memilih metode pembelajaran yang
efektif dan sesuai yang diaplikasikan dalam kegiatan belajar mengajar
sehingga proses pembelajaran dapat terlaksana dengan efektif.
b. Sebagai bahan refleksi guru tentang cara pengajarannya.
3. Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan dalam
menentukan kebijakan dan pengelolaan pembelajaran dalam program sekolah
sehingga meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.
4. Peneliti lain
Hasil penelitian ini dapat dijadikan pengalaman dalam melakukan penelitian
selanjutnya serta sebagai sumber bacaan atau acuan bagi peneliti lain untuk
melakukan penelitian yang sejenis.
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat Matematika
Matematika merupakan ilmu pasti dan konkret. Artinya, matematika
menjadi ilmu real yang bisa diaplikasikan secara langsung dalam kehidupan
sehari-hari, dalam berbagai bentuk. Bahkan, tanpa disadari, ilmu matematika
sering kita terapkan untuk menyelesaiakan setiap masalah kehidupan. Sehingga,
matematika merupakan ilmu yang benar-benar menyatu dalam kehidupan sehari-
hari dan mutlak dibutuhkan oleh setiap manusia, baik untuk dirinya sendiri
maupun untuk berinteraksi dengan sesama manusia.
Oleh karena itu, salah satu karakteristik matematika adalah dapat
diterapkan atau diaplikasikan dalam bidang ilmu lain maupun dalam kehidupan
sehari-hari. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak lepas dari
peranan matematika. Ketika ada sebuah penelitian untuk membuat sesuatu yang
baru atau mengembangkan suatu hal yang telah ada, maka matematika digunakan
didalamnya. Misalnya, dalam perumusan masalah, pengumpulan data dan fakta,
penggambaran dan pengolahan data,analisis data, serta penarikan kesimpulan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, matematika diartikan sebagai ilmu
tentang bilangan-bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur operasional
yang digunakan dalam penyelesaian masalah bilangan. Dalam perkembangannya,
bilangan tersebut diaplikasikan ke bidang ilmu-ilmu lain sesuai penggunaannya.
Sedangkan menurut James matematika diartikan sebagai ilmu logika mengenai
bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang saling berhubungan satu sama
lain dengan jumlah yang terbagi ke dalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis, dan
geometri. Adapun menurut Reys, matematika diartikan sebagai analisis suatu pola
dan hubungannya, suatu jalan atau pola berpikir, suatu seni, suatu bahasa, dan
suatu alat.
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, maka matematika dapat
diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bilangan, bangun, dan konsep-konsep
6
yang berkenaan dengan kebenarannya secara logika, menggunakan simbol-simbol
yang umum serta aplikasi dalam bidang lainnya.1
Menurut Theresia M.H. Tirta Seputro ada beberapa karakteristik
matematika yang perlu diketahui, diantaranya sebagai berikut:
1. Objek yang dipelajari bersifat abstrak.
Menurut R. Soedjadi objek matematika adalah abstrak atau pikiran. Beberapa
di antaranya adalah sebagai berikut:
Pertama, konsep, yaitu suatu ide abstrak yang digunakan untuk
menggolongkan sekumpulan objek.
Kedua, prinsip, yaitu suatu objek matematika yang kompleks.
Ketiga, operasi, yaitu pengerjaan hitungan, pengerjaan aljabar, dan
pengerjaan matematika lain-lainnya, seperti penjumlahan, perkalian,
gabungan, serta irisan.
2. Kebenarannya berdasarkan logika.
Kebenaran dalam matematika adalah kebenaran secara logika, bukan empiris.
Artinya, kebenaran itu tidak dapat dibuktikan melalui eksperimen seperti
dalam ilmu fisika atau biologi.
3. Pembelajarannya secara bertingkat dan kontinu.
Pemberian atau penyajian materi matematika disesuaikan dengan tingkatan
pendidikan dan dilakukan secara terus-menerus. Artinya, dalam mempelajari
matematika, harus dilakukan secara berulang melalui latihan-latihan soal.
4. Ada keterkaitan antara materi yang satu dengan lainnya.
5. Menggunakan bahasa simbol.
6. Diaplikasikan dalam bidang ilmu lain.2
Dari sisi abstrak matematika, Newman melihat tiga ciri utama matematika,
yaitu: 1) matematika disajikan dalam pola yang lebih ketat, 2) matematika
berkembang dan digunakan lebih luas dari pada ilmu-ilmu lain, dan 3) matematika
lebih terkonsentrasi pada konsep.
Selanjutnya, pendapat para ahli mengenai matematika yang lain, di
antaranya telah muncul sejak kurang lebih 400 tahun sebelum masehi, dengan
1 Raodatul Jannah, Membuat Anak Cinta Matematika dan Eksak Lainnya, , (Jogjakarta: Diva Press, 2011), hlm. 22 - 26
2 Ibid., hlm. 26 - 29
7
tokoh-tokoh utamanya adalah Plato dan seorang muridnya Aristoteles. Mereka
mempunyai pendapat yang berlainan.
Plato berpendapat bahwa matematika adalah identik dengan filsafat untuk
ahli fikir, walaupun mereka mengatakan bahwa matematika harus dipelajari untuk
keperluan lain. Objek matematika ada di dunia nyata, tetapi terpisah dari akal. Ia
mengadakan perbedaan antara aritmatika (teori bilangan) dan logistik (teknik
berhitung) yang diperlukan orang. Belajar matematika berpengaruh positif, karena
memaksa yang belajar untuk belajar bilangan-bilangan abstrak. Dengan demikian,
matematika ditingkatkan menjadi mental aktivitas dan mental abstrak pada objek-
objek yang ada secara lahiriah, tetapi yang ada hanya mempunyai representasi
yang bermakna. Plato dapat disebut sebagai seorang rasionalis.
Aristoteles mempunyai pendapat yang lain. Ia memandang matematika
sebagai salah satu dari tiga dasar yang membagi ilmu pengetahuan menjadi ilmu
pengetahuan fisik, matematika, dan teologi. Matematika didasarkan atas
kenyataan yang dialami, yaitu pengetahuan yang diperoleh dari eksperimen,
observasi, dan abstraksi. Aristoteles dikenal sebagai seorang eksperimentalis.3
B. Motivasi
Istilah motivasi berasal dari bahasa latin yaitu movere yang dalam bahasa
inggris berarti to move adalah kata kerja yang artinya menggerakkan. Motivasi itu
sendiri dalam bahasa inggris adalah motivation yaitu sebuah kata benda yang
artinya penggerakan. Oleh sebab itu ada juga yang menyatakan bahwa “motives
drive at me” atau motif lah yang menggerakkan saya. Tidak jarang juga dikatakan
bahwa seorang siswa gagal dalam mata pelajaran tertentu karena kurang motivasi.
Secara psikologis ada yang mendefinisikan:
“... motivasi mewakili proses-proses psikologikal yang menyebabkan
timbulnya, diarahkannya, dan terjadinya persistensi kegiatan-kegiatan sukarela
(volunter) yang diarahkan ke arah tujuan tertentu.”4 Menurut Vroom, motivasi
mengacu kepada suatu proses mempengaruhi pilihan-pilihan individu terhadap
bermacam-macam bentuk kegiatan yang dikehendaki. Kemudian john P. 3 Abdul Halim Fathani, Matematika Hakikat dan Logika, (Jogjakarta : Arr-Ruzz Media,
2012), hlm. 20-214 Abdurrakhman Gintings, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Humaniora, 2008),
hlm. 86
8
Campbell dan kawan-kawan menambahkan rincian dalam devinisi tersebut
dengan mengemukakan bahwa motivasi mencakup didalamnya arah atau tujuan
tingkah laku, kekuatan respons, dan kegigihan tingkah laku. Di samping itu,
istilah-istilah itu pun mencakup sejumlah konsep seperti dorongan (drive),
kebutuhan (need), rangsangan (incentive), ganjaran (reward), penguatan
(reinforcement), ketetapan tujuan (goal setting), harapan (expectancy), dan
sebagainya.
Menurut kebanyakan definisi, motivasi mengandung tiga komponen
pokok, yaitu menggerakkan, mengarahkan, dan menopang tingkah laku manusia.
- Menggerakkan berarti menimbulkan kekuatan pada individu, memimpin
seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu. Misalnya, kekuatan dalam
ingatan, respons-respons efektif, dan kecenderungan mendapat kesenangan.
- Motivasi juga mengarah atau menyalurkan tingkah laku. Dengan demikian
ia menyediakan suatu orientasi tujuan. Tingkah laku individu diarahkan
terhadap sesuatu.
- Untuk menjaga dan menopang tingkah laku, lingkungan sekitar harus
menguatkan (reintorce) intensitas dan arah dorongan-dorongan dan
kekuatan-kekuatan individu.
Sejalan dengan apa yang telah diuraikan diatas, Hoy dan Miskel dalam
buku Educational Administrastion mengemukakan bahwa “ motivasi dapat
didefinisikan sebagai kekuatan-kekuatan yang kompleks, dorongan-dorongan,
kebutuhan-kebutuhan, pernyataan – pernyataan ketegangan (tension states), atau
mekanisme-mekanisme lainnya yang memulai dan menjaga kegiatan-kegiatan
yang diinginkan ke arah pencapaian tujuan-tujuan personal”.5
Menurut Sumadi Suryabrata, motivasi adalah keadaan yang terdapat dalam
diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna
pencapaian suatu tujuan. Gates dan kawan – kawan, mengemukakan bahwa,
motivasi adalah suatu kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri
seseorang yang mengatur tindakannya dengan cara tertentu. Adapun Greenberng
5 Drs. M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 72
9
menyebutkan bahwa, motivasi adalah proses membangkitkan, mengarahkan, dan
memantapkan perilaku arah suatu tujuan.6
Tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang
agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat
memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu. Bagi seoarang manajer, tujuan
motivasi adalah untuk menggerakkan pegawai atau bawahan dalam usaha
meningkatkan prestasi kerjanya sehingga tercapai tujuan organisasi yang
dipimpinnya. Bagi seorang guru, tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau
memacu para siswanya agar timbul keinginan dan kemauannya untuk
meningkatkan prestasi belajarnya sehingga tercapai tujuan pendidikan sesuai
dengan yang diharapkan dan ditetapkan di dalam kurikulum sekolah. Sebagai
contoh, seorang guru memberikan pujian kepada seorang siswa yang maju ke
depan kelas dan dapat mengerjakan hitungan matematika di papan tulis. Dengan
pujian itu, dalam diri anak tersebut timbul rasa percaya pada diri sendiri,
disamping itu timbul keberaniannya sehingga ia tidak takut dan malu lagi jika
disuruh maju ke depan kelas.7
Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah
suatu proses keadaan individu yang menggerakkan, mengarah, menjaga dan
menopang tingkah laku yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya
untuk melakukan aktivitas tertentu.
C. Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, yaitu
“prestasi” dan “belajar”. Antara kata “prestasi” dan “belajar” mempunyai arti
yang berbeda. Oleh karena itu, sebelum pengertian “prestasi belajar” dibicarakan
ada baiknya pembahasan ini diarahkan pada masalah pertama untuk mendapatkan
pemahaman lebih jauh mengenai makna “prestasi” dan “belajar”. Hal ini juga
untuk memudahkan memahami lebih mendalam tentang pengertian “prestasi
belajar” itu sendiri.
6 Prof. Dr. H. Djaali, Psikologi Pendidikan, ( Jakarta : Bumi Aksara , 2011), hlm. 1017 Drs. M. Ngalim Purwanto,. Psikologi Pendidikan, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
2011), hlm. 73
10
“Prestasi” adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan,
diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah
dihasilkan selama seseorang tidak melakukan suatu kegiatan.
WJS. Pocrwadarminta berpendapat, bahwa prestasi adalah hasil yang telah
dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya). Sedangkan menurut Mas’ud
Khasan Abdul Qohar, prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil
pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan
kerja. Sementara Nasrun Harahap dan kawan-kawan, memberikan batasan, bahwa
prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid
yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada
mereka serta nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum.
Dari beberapa pengertian prestasi yang dikemukakan para ahli di atas,
jelas terlihat perbedaan pada kata-kata tertentu sebagai penekanan, namun intinya
sama, yakni hasil yang dicapai dari suatu kegiatan. Untuk itu dapat difahami,
bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan,
yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja, baik secara
individual maupun kelompok dalam bidang kegiatan tertentu.8
Sedangkan belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar
untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari. Tujuan
dalam belajar adalah terjadinya suatu perubahan dalam diri individu. Perubahan
dalam arti menuju keperkembangan pribadi individu seutuhnya. Sejalan dengan
itu, Sardiman A.M mengemukakan suatu rumusan, bahwa belajar sebagai
rangkaian kegiatan jiwa-raga, psikofisik menuju keperkembangan pribadi manusia
seutuhnya.
Berikut pendapat beberapa ahli mengenai pengertian belajar:
1. James O. Whittaker, merumuskan bahwa belajar sebagai proses dimana
tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.
2. Drs. Slameto belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baik secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.8 Drs. Syaiful Bahri Djamarah. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru (Surabaya: Usaha
Nasional, 1994), hlm. 19-21
11
3. H.C. Witheringtonnya, belajar adalah suatu perubahan pada kepribadian
ditandai adanya pola sambutan baru yang dapat berupa suatu pengertian.
4. Arthur J. Gates, yang dinamakan belajar adalah perubahan tingkah laku melalui
pengalaman dan latihan (Learning in the modification of behavior through
experience and training).
5. L.D. Crow dan A. Crow, belajar adalah suatu proses aktif yang perlu
dirangsang dan dibimbing ke arah hasil-hasil yang diinginkan
(dipertimbangkan). Belajar adalah penguasaan kebiasaan-kebiasaan,
pengetahuan, dan sikap-sikap.
6. Melvin H. Marx, belajar adalah perubahan yang dialami secara relatif abadi
dalam tingkah laku yang pada dasarnya merupakan fungsi dari suatu tingkah
laku sebelumnya.
7. R.S. Chauhan, belajar adalah membawa perubahan-perubahan dalam tingkah
laku dari organisme (learning means to bring changes in the bahaviour of the
organism).
8. Gregory A. Kimble, belajar adalah suatu perubahan yang relatif permanen
dalam potensialitas tingkah laku yang terjadi pada seseorang atau individu
sebagai suatu hasil latihan atau praktik yang diperkuat dengan diberi hadiah.
Dari berbagai definisi belajar yang telah dikemukakan para ahli tersebut
dapat ditarik penguasaan sesuatu yang dipelajari. Penguasaan itu dapat berupa
memahami (mengerti), merasakan, dan dapat melakukan sesuatu. Jadi belajar
adalah usaha sadar dari individu untuk memahami dan menguasai pengetahuaan
dan keterampilan, sikap-sikap dan nilai-nilai, guna meningkatkan kualitas tingkah
lakunya dalam rangka mengembangkan kepribadiannya.9
Setelah menelusuri uraian di atas, maka dapat difahami mengenai makna
“prestasi” dan “belajar”. Prestasi pada dasarnya adalah hasil yang diperoleh dari
suatu aktivitas. Sedangkan belajar pada dasarnya adalah suatu proses yang
mengakibatkan perubahan dalam diri individu, yakni perubahan tingkah laku.
Dengan demikian, prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan
yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas
dalam belajar.9 Purwa Atmaja Prawira, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru, (Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media, 2012), hlm. 225-229
12
Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perenial dalam
sejarah kehidupan manusia, karena sepanjang rentang kehidupan manusia selalu
mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing.10
Fungsi prestasi belajar
1. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang
telah dikuasai peserta didik.
2. Prestasi belajar sebagi lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Para ahli
biasanya menyebut hal ini sebagai “tendensi keingintahuan dan
meruapakan kebutuhan umum manusia”.
3. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dan inovasi pendidikan.
Asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi peserta
didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berperan
sebagai umpan balik dalam meningkatkan mutu pendidikan.
4. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ektren dari suatu intitusi
pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat
dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu institusi pendidikan.
Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan
masyarakat dan anak didik. Indikator ekstren dalam arti bahwa tinggi
rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan
peserta didik di masyarakat. Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan
relevan pula dengan kebutuhan masyarakat.
5. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan) peserta
didik. Dalam proses pembelajaran, peserta didik menjadi fokus utama
yang harus diperhatikan, karena peserta didiklah yang diharapkan dapat
menyerap seluruh materi pelajaran.11
faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi
berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dalam diri (faktor internal)
maupun dari luar (faktor eksternal). Pengenalan terhadap faktor-faktor yang
10 Drs. Syaiful Bahri Djamarah. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya: Usaha Nasional, 1994), hlm. 23
11 Drs. Zainal arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 12 - 13
13
mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu
murid dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya.
Yang tergolong faktor internal adalah:
1. Faktor jasmani (fisiologi).
Misalnya, penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya.
2. Faktor psikologis
a. Faktor intelektif yang meliputi:
Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat.
Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki.
b. Faktor non-intelektual
Misalnya, sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi,
penyesuaian diri.
3. Faktor kematangan fisik maupun psikis
a. Faktor sosial yang terdiri atas:
Lingkungan keluarga
Lingkungan sekolah
Lingkungan masyarakat
Lingkungan kelompok
b. Faktor budaya seperti, adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi,
kesenian.
c. Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim.
4. Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.12
D. Pembelajarn Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan kegiatan yang berlangsung dalam
lingkungan belajar sehingga siswa dalam kelompok kecil saling berbagi ide-ide
dan bekerja sama untuk menyelesaikan tugas akademik. As’ari menyatakan
bahwa di dalam belajar kooperatif, siswa tidak hanya dituntut secara individual
berupaya untuk mencapai sukses atau berusaha mengalahkan rekan mereka,
melainkan dituntut dapat bekerja sama untuk mencapai hasil bersama, aspek sosial
sangat menonjol dan siswa dituntut untuk bertanggung jawab terhadap 12 Drs. H. Abu Ahmadi dan Drs. Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT.
Aneka Cipta, 2008), hlm. 138
14
keberhasilan kelompoknya. Salvin menyatakan bahwa belajar kooperatif adalah
siswa belajar dalam kelompok kecil yang bersifat heterogen dan segi gender,
etnis, dan kemampuan akademik untuk saling membantu satu sama lain dalam
mencapai tujuan bersama.
Selain dapat digunakan untuk siswa yang bersifat heterogen, johnson
menyatakan bahwa belajar kooperatif dapat juga digunakan pada setiap jenjang
pendidikan mulai taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi, dalam semua
bidang materi dan sebarang tugas. Slavin menyatakan bahwa belajar kooperatif
telah digunakan secara intensif dalam setiap subjek pendidikan, pada semua
jenjang pendidikan dan pada semua jenis persekolahan di berbagai belahan dunia.
Belajar kooperatif dapat gunakan dalam praktik keterampilan, belajar penemuan,
investigasi, pengumpulan data laboratorium, diskusi mengenai suatu konsep, dan
pemecahan masalah.
Menurut Johnson, terdapat lima unsur penting dalam belajar kooperatif,
yaitu saling ketergantungan yang bersifat positif anatarsiswa, interaksi antarsiswa
yang semakin meningkat, tanggung jawab individual, keterampilan interpersonal
dan kelompok kecil, proses kelompok.13
Kelebihan Pembelajaran Kooperatif
Belajar kooperatif mempunyai beberapa kelebihan. Kelebihan belajar
kooperatif Hill & Hill adalah (1) meningkatkan prestasi siswa, (2)
memperdalam pemahaman siswa, (3) menyenangkan siswa, (4)
mengembangkan sikap kepemimpinan, (5) mengembangkan sikap posistif
siswa, (6) mengembangkan sikap mengahargai diri sendiri, (7) membuat
belajar secara inklusif, (8) mengembangkan rasa saling memiliki, dan (9)
mengembangkan keterampilan untuk masa depan.
Johnson & Johnson menyatakan bahwa belajar kooperatif sangat
diperlukan karena dengan belajar kooperatif (1) siswa dapat belajar lebih
banyak, (2) siswa lebih menyukai lingkungan persekolahan, (3) siswa lebih
menyukai satu sama lain, (4) siswa mempunyai penghargaan yang lebih besar
13 Dr. H. Hobri, Model-Model Pembelajaran Inovatif, (Jember: Center for society Studies (CSS), 2009), hlm. 43-45
15
terhadap diri sendiri, dan (5) siswa belajar keterampilan sosial secara lebih
efektif.14
Kelemahan Pembelajaran Kooperatif
Belajar kooperatif mempunyai beberapa kelemahan. kelemahan
belajar kooperatif menurut dess adalah (1) membutuhkan waktu yang lama
bagi siswa, sehingga sulit mencapai target kurikulum, (2) membutuhkan
waktu yang lama untuk guru sehingga kebanyakan guru tidak mau
menggunakan strategi belajar kooperatif, (3) membutuhkan kemampuan
khusus guru sehingga tidak semua guru dapat melakukan atau menggunakan
strategi belajar kooperatif, dan (4) menuntut sifat tertentu dari siswa,
misalnya sifat suka bekerjasama.
Meskipun belajar kooperatif memiliki kelemahan-kelemahan, namun
masih dapat diatasi atau diminimalkan. Penggunaan waktu yang relatif lebih
lama dapat diatasi dengan cara menyediakan Lembar Kerja Siswa (LKS)
sehingga siswa dapat bekerja secara efektif dan efisien, kelompok dibentuk
sebelum kegiatan pembelajaran, dan penggunaan waktu diatur secara ketat
untuk setiap kegiatan pembelajaran.
Penerapan belajar kooperatif memang memerlukan keterampilan
khusus dari guru, sehingga tidak semua guru dapat menerapkan belajar
kooperatif. Meskipun demikian, guru dapat dilatih mengenai penerapan
belajar kooperatif. Sedangkan kelemahan belajar kooperatif yang terakhir
dapat diatasi dengan pendekatan sosiologis bahwa manusia tidak dapat hidup
sendiri tanpa bantuan orang lain. Oleh sebab itu, siswa merasa perlu bekerja
sama dan berlatih bekerja sama dalam belajar secara kooperatif.15
E. Numbered Head Together (NHT)
Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama
merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi
pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisioanl.
Numbered Head Together (NHT) pertama kali dikembangkan oleh Spenser 14 Ibid., hlm. 46-4715 Ibid., hlm. 43-51
16
Kangen untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang
tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi
pelajaran tersebut.16
Dalam implementasinya guru memberi tugas, siswa berdiskusi untuk
menyelesaikan tugas, kemuadian guru menunjuk salah satu nomor siswa dan
hanya siswa bernomor yang berhak menjawab, tujuannya untuk mencegah
dominasi siswa tertentu. Pembelajaran kooperatif tipe NHT ini memiliki
keunggulan yaitu adanya sistem penomoran. Dengan sistem penomoran ini
memungkinkan setiap anggota dari kelompok berusaha untuk memahami jawaban
atas pertanyaan yang diberikan sehingga setiap siswa aktif dalam pembelajaran.
Setiap anggota kelompok mempunyai tanggung jawab dan kesempatan
yang sama dalam mempresentasikan jawaban yang dihasilkan kelompoknya.
Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe NHT ini adalah (a) Penomoran, (b)
Pengujian pertanyaaan, (c) Berpikir bersama, (d) Pemberian Jawaban. Langkah-
langkah tersebut kemudian dapat dikembangkan menjadi enam langkah sesuai
dengan kebutuhan. Keenam langkah tersebut adalah sebagai berikut:
Langkah 1. Persiapan
Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pembelajaran dengan
membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja
Siswa (LKS) yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe
NHT.
Langkah 2. Penomoran (Numbering)
Dalam tahap ini guru membentuk kelompok, guru membagi siswa
menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3-4 orang siswa. Guru
memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama
kelompok yang berbeda. Kelompok yang dibentuk merupakan
percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial, jenis kelamin dan
kemampuan belajar. Sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai, guru
memperkenalkan keterampilan kooperatif dan menjelaskan tiga aturan
dasar dalam pembelajaran kooperatif yaitu:
1. Tetap berada dalam kelas16 Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisti, (Jakarta:
Prestasi Pustaka, 2007), hlm. 62
17
2. Mengajukan pertanyaan kepada kelompok sebelum mengajukan
pertanyaan kepada guru
3. Memberikan umpan balik terhadap ide-ide serta menghindari saling
mengkritik sesama siswa dalam kelompok.
Langkah 3. Pertanyaan (Questioning) dan berpikir bersama (Heads Together)
Dalam kerja kelompok, guru membagikan LKS kepada setiap siswa
sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok, setiap siswa
berpikir bersama untuk menyelesaikan dan meyakinkan bahwa setiap
orang mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS
atau pertanyaan yang telah diberikan oleh guru. Pertanyaan dapat
bervariasi, dari spesifik sampai bersifat umum.
Langkah 4. Pemberian Jawaban (Answering)
Dalam tahap ini, guru menyebutkan satu nomor para siswa dari tiap
kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan
menyampaikan jawaban kepada siswa di kelas. Penentuan nomor ini
dilakukan dengan cara pengundian. Demikian pula untuk penentuan
kelompok yang akan menjawab.
Langkah 5. Memberikan Kesimpulan
Guru memberikan kesimpulan atau jawaban akhir dari semua pertanyaan
yang berhubungan dengan materi yang disajikan.
Langkah 6. Memberikan Penghargaan
Pada tahap ini, guru memberikan penghargaan berupa kata-kata pujian
maupun simbol-simbol pada siswa dan memberi nilai yang lebih tinggi
kepada kelompok yang hasil belajarnya lebih baik. Penghargaan ini
dilakukan untuk memacu motivasi belajar siswa, karena motivasi
memiliki peranan penting untuk menentukan kesuksesan suatu
pembelajaran.17
F. Materi Aljabar 17 Dr. H. Hobri, M.Pd, Model-Model Pembelajaran Inovatif , (Jember: Center for society
Studies (CSS), 2009) Hlm. 58-61
18
Berdasarkan kamus besar bahasa indonesia, aljabar merupakan cabang
matematika yang menggunakan tanda atau huruf-huruf untuk menggambarkan
atau mewakili angka-angka.
1. Bentuk Aljabar dan Unsur-Unsurnya
Aljabar digunakan untuk menghitung dan menyelesaikan suatu
permasalahan, baik dalam aritmatika, biologi, kimia, ekonomi, teknik,
geometri, fisika, dan lain sebagainya. Permasalan tersebut terlebih dahulu
dituliskan dalam bentuk aljabar.
1) Bentuk Aljabar
Suatu bentuk aljabar terjadi dari suatu konstanta dan variabel (peubah)
atau kombinasi konstanta dan peubah melalui operasi penjumlahan,
pengurangan, perkalian, pembagian, perpangkatan, dan pengakaran.
Contoh :
2a
3a+5
3 x2+5 x−6 , dll
Dalam bentuk-bentuk aljabar kita harus mengenal apa yang dimaksud
dengan suku, faktor, koefisien, konstanta, variabel suku sejenis dan tidak
sejenis.
A. Suku
Contoh:
2 a+7 terdiri dari dua suku, yaitu 2a dan7.
ax2+bx+c terdiri dari tiga suku, yaitu ax2 , bx , dan c
6 a – 5b – 3 c+4 terdiri dari empat suku, yaitu 6 a , 5b , 3a , dan 4 .
Jadi, suku banyak (polinom) adalah bentuk aljabar yang terdiri dari dua
suku atau lebih. Dua suku disebut binom, tiga suku disebut trinom, dan
seterusnya. Bentuk aljabar yang hanya mempunyai satu suku, disebut
suku tunggal, contohnya: 2 a , 3 b , 4 x.
B. Faktor
Contoh:
2×3×5, atau dapat juga ditulis 2∗3∗5
19
2, 3, dan 5 masing-masing disebut faktor.
a× b×c atau a∗b∗c atau abc
a , b , c masing-masing disebut faktor.
(2 x−5 )(3 x+5) memiliki faktor (2x-5) dan (3x+15).
Jadi, faktor adalah bilangan yang membagi habis suatu bilangan lain
atau suatu hasil kali.
C. Koefisien
Contoh:
2 x2+5 x−6, 2 adalah koefisien dari x2, sedangkan 5 adalah
koefisien dari x.
12
x−15
y=10, koefisien x adalah 12
, sedangkan koefisien y adalah
−15 .
Jadi, koefien adalah faktor angka pada suatu hasil kali dengan suatu
peubah. Koefisien yang nilainya sama dengan 1 tidak harus ditulis.
Misalnya :1 x+1 y+1m, cukup ditulisx+ y+m.
D. Konstanta
Contoh:
Pada bentuk 2 x2+5 x−6, suku -6 konstanta. Demikian juga pada bentuk
12
x−15
y=10, suku 10 merupakan konstanta. Sedangkan, x dan y
merupakan variabel peubah, yang dapat mewakili sembarang bilangan.
Jadi, konstanta adalah lambang yang menyatakan suatu bilangan
tertentu (bilangan konstan/tetap).
Variabel (peubah) adalah lambang yang digunakan untuk menyatakan
unsur tak tentu dalam suatu himpunan.
20
E. Suku sejenis dan tidak sejenis
Perhatikan bentuk aljabar berikut!
3 p+2 p , suku-suku sejenis
7 p2−4 p2, suku-sukunya sejenis
Bandingkan dengan bentuk aljabar berikut!
2p+3q, suku-sukunya tidak sejenis
3p – 8 , suku-sukunya tidak sejenis
Jadi, suku-suku dikatakan sejenis bila memuat peubah dari dari pangkat
dari peubah yang sama. Sebaliknya, jika berbeda maka disebut suku-
suku yang tidak sejenis.
2) Operasi hitung
A. Menjumlahkan dan mengurangkan bentuk aljabar
Contoh soal 11. Sederhanakan bentuk3 a−2 b+5 a+4 b−3 c !
Jawab:
3a−2 b+5a+4 b−3c=3a+6 a−2b+4 b−3 c
¿(3+6)a+(−2+4)b−3 c
¿9 a+2b−3 c2. Tentukan jumlah dari 2a2+3a−5 dan 3a2−5 a+7
Jawab:
(2 a¿¿2+3 a−5)+ (3a2−5 a+7 )=2a2−3 a−5+3 a2−5a+7¿
¿2 a2+3a2+3 a−5a−5+7
¿ (2+3 ) a2+(3−5 ) a+(−5+7)
¿5 a2−2a+2
3. Kurangkan 2a –5 dari 5a+7!
Jawab:
(5a+7)−(2 a−5)=5a+7−2 a+5
21
¿5a−2 a+7+5
¿3a+12
4. Kurangkan 3(a−5) dari 4 (2a+3)!
Jawab:
4 (2 a+3)−3(a−5)=(8 a+12)−(3a−15 )
¿8 a+12−3 a+15
¿5 a+27
B. Penjumlahan dan pengurangan bentuk-bentuk aljabar menurut lajur atau
kolom suku-suku sejenis
Contoh:(i) 2a+b+3c
5a−4 b−5c
7a−3 b−2c (ii) −8 a−2b+9 c
3a+5b−7c
−5 a+3b+2c
(iii) 4 a2−2 ab+3b2
−2 a2+3ab−4 b2
6a2−5 ab+7 b2
C. Menyatakan perkalian konstanta dengan suku dua sebagai jumlah atau
selisih
Distribusi perkalian terhadap penjumlahan dan pengurangan
Penjumlahan : a× (b+c )=ab+ac
Pengurangan : a× (b−c )=ab−ac
Menyatakan perkalian konstanta dengan suku dua
Dengan mempergunakan distribusi perkalian, maka perkalian
konstanta dengan suku dua dapat dinyatakan sebagai jumlah atau
selisih.
Contoh:
- 3( p+q)=3 p+3 q
- 2( p−5)=2 p−10
22
- 5(3 p+4 q)=15 p+20 q
- −4(2 p+3)=−8 p−12
3) Pangkat aljabr
A. Perkalian dengan faktor yang sama
Perkalian dengan faktor yang sama dinyatakan sebagai perpangkatan.
Contoh:
- 5 ×5, disingkat 52, dibaca 5 pangkat 2
- p× p× p, disingkat p2, dibaca p pangkat 3
Sekarang, perhatikan perkalian berikut!
- p2× p3=( p× p ) ×(p× p × p)
- p4 × p3=( p × p × p × p )×( p × p × p)
Jika ( p)2=p× p, maka:
( p¿¿3)2=p3 × p3=p6 ¿
( p¿¿5)3=p5 × p5 × p5=p15 ¿
4) Pecahan bentuk aljabar
Pecahan bentuk alajabr adalah pecahan yang pembilang, atau penyebut
atau kedua-duanya memuat bentuk aljabar.
Misalnya: 1a ,
b2 , dan
x+ yx ,
A. Menentukan KPK dan FBP dari bentuk-bentuk aljabar suku tunggal
1. Faktorisasi prima bentuk aljabar
Contoh:
23
Perkalian dengan faktor yang sama:
1. pm × pn=pm+n
2. ( p¿¿m)n=pm+n¿Dimana p∈R , dan m , n∈ A
12=4×3=2×2×3=23× 3
Faktorisasi prima
2. Menentukan KPK
Contoh:
KPK dari12a dan 18 a2
Jawab:
12 a=22×3 × a
18 a2=2× 32× a2
KPK=22× 32× a2=4× 9 ×a2=36a2 3. Menentukan FPB
Contoh:
FPB dari 12 a dan 18a2
Jawab:
12 a=22×3 × a
18a2=2× 32× a2
FPB=2 ×3 ×a=6aB. Menyederhanakan Pecahan
Untuk menyederhanakan pecahan dapat dilakukan langkah-langkah
berikut:
1. Faktorkan pembilang atau penyebutnya;
2. Tentukan FPB dari faktor-faktor tersebut;
3. Gunakan FPB untuk menyederhanakan pecahan.
Contoh:
12a18
=6 × 2a6 × 3
=2 a3C. Menjumlahkan pecahan
Pengerjaan hitungan penjumlahan dan pengurangan pada pecahan
dapat dilakukan hanya jika penyebut-penyebutnya sama. Apabila
penyebutnya tidak sama, maka harus disamakan dengan menggunakan
KPK agar pengerjaan itu dapat dilakukan.
Contoh:
24
34 a
− 2ab
= 3 b4 ab
− 84ab
=3 b−84 ab2. Operasi Bentuk Aljabar
1) Perkalian bentuk aljabar
A. Hukum distribusi perkalian terhadap penjumlahan/pengurangan
( x+p ) (x+ p )=x2+ ( p+q ) x+ pq , untuk setiap p , q∈B
Contoh:
4 ( x+3 )=4 x+12 (x+3)(x+3)=x( x+5)+3(x+5)
¿ x2+5x+3 x+15
¿ x2+8x+15
B. Penjabaran bentuk (x+ p)( x−p)
( x+p ) (x−p )=x2−p2
Contoh:
(x+5)(x−5)=x (x−5)+5(x−5)
¿ x2−5 x+5 x−25
¿ x2−25
C. Penjabaran bentuk ( p+q)2 dan ( p−q)2
( p+q)2=p2+2 pq+q2
( p−q)2=p2−2 pq+q2
Contoh:
(x+5)2=( x+5 )(x+5)
¿ x2+5x+5 x+25
¿ x2+10 x+25
(x−3)2=( x−3 )(x−3)
¿ x2−3 x−3 x+9
¿ x2−6 x+9
2) Menggunakan perkalian istimewa untuk menghitung perkalian bilangan
A. Bentuk a (b+c )=ab+ac
Contoh:
8 × 46=8 ×(40+6)
25
¿(8× 40)+(8 ×6)
¿320+48
¿368 B. Bentuk ( x+p ) (x+q )=x2+( p+q ) x+ pq
Contoh:
77 ×73=(70+7)(70+3)
¿(70)2+(7+3 )70+(7 )(3)
¿4900+(10)(70)+21
¿4900+700+21
¿5621 C. Bentuk (x+ p)( x−p)=x2−p2
Contoh:
21×19=(20+1)(20-1)
¿202−12
¿400−1
¿399
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
1) Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian kualitatif. Penelitian kualitataif adalah penelitian yang menghasilkan
prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara
kuantitatif lainnya.
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan
untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah
eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan
data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan
hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.18
Penelitian kualitatif didasarkan pada upaya membangun pandangan
mereka yang diteliti dengan rinci, dibentuk dengan kata-kata, gambaran holistik
dan rumit. Definisi ini lebih melihat perspektif emik dalam penelitian yaitu
memandang sesuatu upaya membangun pandangan subjek penelitian yang rinci,
dibentuk dengan kata-kata, gambaran holistik dan rumit.
Menurut Jane Richie, penelitian kualitatif adalah upaya untuk menyajikan
dunia sosial, dan perspektifnya di dalam dunia, dari segi konsep, perilaku,
persepsi, dan persoalan tentang manusia yang diteliti. Kembali pada definisi di
sini dikemukakan tentang peranan penting dari apa yang seharusnya diteliti yaitu
konsep, perilaku, persepsi, dan persoalan tentang manusia yang diteliti.19
Bogdan dan Taylor menjelaskan penelitian kualitatif adalah prosedur yang
menghasilkan data deskriptif, yaitu ucapan atau tulisan dan perilaku yang dapat
diamati dari orang-orang itu sendiri.
Bogdan dan Biklen menjelaskan penelitian kualitatif sebagai suatu istilah
payung yang mengacu pada beberapa strategi-strategi penelitian yang berbagai
karakteristik-karakteristik tertentu.
18 Prof.Dr.Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 119 Prof.Dr.Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2012), hlm. 6
27
Dari kajian tentang definisi-definisi tersebut dapatlah disintesiskan bahwa
penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Penelitian kualtitatif memiliki ciri-ciri sebagai beikut:
1. Sumber data langsung pada setting yang alami dan peneliti adalah instrumen
kunci.
2. Penelitian kualitatif adalah deskriptif.
3. Penelitian kualitatif memperhatikan pada proses dari pada hal-hal sederhana
dengan hasil-hasil.
4. Peneliti kualitatif cenderung menganalisis datanya secara induktif.
5. “Makna” merupakan perhatian yang esensial pada pendekatan kualitatif.
Crewell menyebutkan karakteristik dari penelitian kualitatif adalah setting
yang naturalistik; peneliti sebagai kunci utama, sumber-sumber data yang
berganda; analisis deduktif; menfokuskan pada pandangan partisipan, pemaknaan
sendiri, dan pandangan subjektifnya; desainnya berkembang, menggunakan
kacamata teoritis seperti konsep budaya atau perbedaan-perbedaan kelas; inkuiri
interpretif yang mana peneliti membuat interpretasi dari apa yang dilihat,
didengar, dan dipahami, dan memiliki pandangan holistik terhadap fenomena
sosial.20
2) Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian
Tindak Kelas (PTK). Disebut Penelitian Tindak Kelas (PTK) karena masalah-
masalah yang akan diuraikan dan dipecahkan dalam penelitian ini bersumber dari
praktek pembelajaran di kelas sebagai upaya untuk memperbaiki pembelajaran
yang dilakukan oleh guru dan meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar.
20 Tatag Yull Eko Siswono, Penelitian Pendidikan Matematika, (Surabay: Unesa University Press, 2010), Hlm. 101-104
28
Penelitian tindakan berasal dari istilah bahasa action research. Penelitian
ini merupakan perkembangan baru yang muncul pada tahun 1940-an sebagai salah
satu model penelitian yang muncul ditempat kerja, tempat dimana peneliti
melakukan pekerjaan sehari-hari.
Johnson menjelaskan karakteristik penelitian tindakan yaitu: (1)
sistematik, artinya penelitian tindakan direncanakan dan metodologinya
berhubungan dengan pengajaran. (2) tidak dimulai dengan suatu jawaban, artinya
peneliti tidak mengetahui apa yang terjadi ketika sebelum memulai, peneliti
adalah pengamat yang tidak bias. (3) kajiannya tidak harus merinci secara ketat
atau efektif tergantung pada tujuan. Jika terlalu detail akan kehilangan apa yang
dicari dan laporan akan tidak dibaca atau dipahami. (4) harus terencana sebelum
mengumpulkan data. (5) lama penelitiannya bervariasi tergantung pertanyaan,
sifat inkuirinya, lingkungan peneliti, dan parameter pengumpulan data. (6)
observasi harus teratur, tetapi tidak harus lama. (7) penelitian tindakan kelas
berada pada suatu kontinum dari sederhana dan informal sampai detail dan
formal. (8) penelitian tindakan merupakan penelitian grounded dalam teori,
mengaitkan pertanyaan, hasil-hasil, dan kesimpulan pada keberadaan teori yang
terdapat dalam konteks penelitian. (9) penelitian tindakan bukan merupakan studi
kuantitatif. (10) hasil kuantitatif penelitian ini terbatas.21
Penelitian tindak kelas secara garis besar peneliti pada umumnya
mengenal adanya empat langkah penting, yaitu Perencanaan Tindakan,
Pelaksanaan Tindakan, Observasi, dan Refleksi.
a. Perencanaan Tindakan
Perencanaan adalah mengembangkan rencana tindakan yang secara kritis untuk
meningkatkan apa yang telah terjadi.22 Rencana merupakan serangkaian
tindakan terencana untuk meningkatkan apa yang telah terjadi. Kegiatan dalam
perencanaan ini meliputi:
1. Menyusun rancangan tindakan berupa rencana pembelajaran yang meliputi:
i. Menentukan dan menganalisis standar isi untuk mengetahui Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang akan diajarkan.
21 Ibid., hlm. 144-14522 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi
Guru, (Jakarta: PT Rajawali Press, 2011), hlm. 71
29
ii. Menyusun dan mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) dengan memperhatikan indikator-indikator hasil belajar.
iii. Pemilihan materi dan mengembangkan media pembelajaran.
iv. Menyusun dan mengembangkan tugas atau Lembar Kerja Siswa yang
akan diberikan pada proses pembelajaran.
v. Melaksanakan evaluasi proses dan hasil.
2. Menyusun instrumen pengumpulan data berupa pedoman observasi, catatan
lapangan, wawancara, angket dan tes hasil belajar.
b. Pelaksanaan Tindakan
Setelah melakukan perencanaan tindakan, langkah selanjutnya adalah
pelaksanaan tindakan. Tindakan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
tindakan yang dilakukan secara sadar dan terkendali, yang merupakan variasi
praktik yang cermat dan bijaksana. Praktik diakui sebagai gagasan dalam
tindakan dan tindakan itu digunakan sebagai pijakan bagi pengembangan
tindakan-tindakan berikutnya, yaitu tindakan yang disertai niat dalam
memperbaiki keadaan.23 Metode pembelajaran yang sudah ditetapkan dan di
rancang dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) akan digunakan dan
diimplementasikan. Metode yang digunakan adalah metode pembelajaran
kooperatif Numbered Head Together (NHT).
c. Pengamatan Observasi
Observasi berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan
terkait. Observasi itu berorientasi ke masa yang akan datang, memberikan
dasar bagi refleksi sekarang, lebih-lebih lagi ketika putaran sekarang ini
berjalan. Observasi dalam PTK adalah kegiatan pengumpulan data yang berupa
proses perubahan kinerja PBM.24
Observasi dilaksanakan secara bersamaan dengan pelaksanaan tindakan
yang dilakukan oleh peneliti terhadap proses belajar mengajar dan kegiatan
siswa. Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data dan mencatat hasil
seluruh kegiatan dalam pelaksanaan tindakan berupa latian dan hasil evaluasi
yang telah diberikan kepada siswa. Proses pengamatan dilakukan dengan
23 Ibid., hlm. 7224 Ibid., hlm. 73
30
instrumen yang telah disiapakan. Data yang diperoleh tersebut dijadikan dasar
untuk menyusun siklus selanjutnya jika siklus pertama belum berhasil.
d. Refleksi
Hasil yang diperoleh dalam tahap observasi dijadikan sebagai bahan
untuk refleksi yaitu upaya evaluasi yang dilakukan oleh para partisipasi yang
terkait dengan penelitian tindakan kelas. Hal ini dilakukan dengan
mendiskusikan tindakan yang telah dilakukan dengan guru atau teman sejawat.
Hasil refleksi ini digunakan untuk memperbaiki tindakan selanjutnya dan
sebagai dasar untuk melaksakan kegiatan berikutnya. Tindakan dikatakan
berhasil apabila memenuhi dua kriteria keberhasilan yaitu keberhasilan proses
dan kriteria keberhasilan belajar.
Dalam refleksi ada beberapa kegiatan penting, seperti:
a. Merenungkan kembali mengenai kekuatan dan kelemahan dari tindakan
yang telah dilakukan;
b. Menjawab tentang penyebab situasi dan kondisi yang terjadi selama
pelaksanaan tindakan berlangsung;
c. Memperkirakan solusi atas keluhan yang muncul;
d. Mengidentifikasi kendala atau ancaman yang mungkin dihadapi;
e. Memperkirakan akibat dan implikasi atas tindakan yang direncanakan.25
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MTs Abdul Qodir yang beralamatkan di
Dsn. Jati, Ds. Pandansari, Kecamatan Ngunut, Kabupaten Tulungagung. Sekolah
ini termasuk sekolah yang masih baru yang didirikan sekitar 3 tahun, sehingga
sekolah ini masih mempunyai murid kurang lebih 34 siswa. Kelas VII terdiri dari
15 siswa, kelas VIII terdiri dari 11 siswa, dan kelas IX terdiri dari 8. Penelitian ini
dilakukan di kelas VII dengan jumlah 15 siswa. Pemilihan kelas ini dilakukan
dengan pertimbangan berikut:
1. Siswa memiliki kemampuan yang beragam dari yang rendah sampai yang
tinggi.
25 Ibid., hlm.75
31
2. Belum pernah dilaksanakan pembelajaran dengan metode pembelajaran
kooperatif.
3. Siswa kurang termotivasi dalam proses belajar.
4. Siswa mengalami kesulitan dalam belajar, sehingga nilanya selalu dibawah
KKM.
C. Kehadiran peneliti
Dalam penelitian tindakan kelas ini kehadiran peneliti mutlak diperlukan,
karena peneliti sebagai instrumen utama. Sebagai instrumen utama peneliti
bertindak sebagai perencana tindakan, pengumpulan data, penafsiran data,
pemakna data dan pelapor temuan penelitian.26 Dalam pelaksanaan penelitian
pembelajaran peneliti bertindak sebagai guru mata pelajaran matematika kelas
yang diteliti. Sedangkan guru mata pelajaran matematika berperan sebagai
observer I dengan didampingi teman sejawat peneliti yang berperan sebagai
observer II. Adanya observer II atau teman sejawat dimaksudkan sebagai
pembanding terhadap obserbasi yang dilakukan oleh observasi I.
D. Data dan sumber data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini antara lain:
1. Hasil observasi selama pembelajaran berlangsung guna mengamati kegiatan
guru dan siswa.
2. Hasil angket motivasi digunakan untuk mengetahui motivasi siswa terhadap
pelajaran matematika.
3. Hasil pekerjaan siswa pada tes awal yang digunakan untuk mengukur
kemampuan awal siswa dan tes pada setiap akhir tindakan kelas.
4. Hasil wawancara digunakan untuk menilai pemahaman siswa dan respon siswa
terhadap pembelajaran
5. Hasil catatan lapangan selama proses penelitian
Sedangakan sumber data penelitian ini adalah siswa kelas VII MTs Abdul
Qodir, Jati Pandansari , Ngunut, Tulungagung. Pemilihan subjek penelitian
ditentukan berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematika, hal ini diambil 26 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, 2012), hal. 168
32
dengan pertimbangan jika siswa yang berkemampuan rendah dapat berhasil dalam
metode pembelajaran kooperatif NHT, berarti siswa yang berkemampuan tinggi
dan sedang juga berhasil dalam pembelajaran.
E. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket,
observasi, tes, wawancara dan catatan lapangan.
1. Angket
Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya,
atau hal-hal yang ia ketahui.27 Angket ini digunakan untuk mengukur
motivasi belajar siswa pada pelajaran matematika setelah menggunakan
metode pembelajaran kooperatif NHT.
2. Observasi
Observasi tindakan kelas berfungsi untuk mendokumentasikan
pengaruh tindakan dan prosesnya. Observasi berorientasi ke depan, tetapi
juga memberikan dasar bagi refleksi sekarang, lebih-lebih lagi ketika siklus
terkait masih berlangsung.28 Observasi dilakukan pada saat pelaksanaan
pembelajaran berlangsung. kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui lebih
dekat tentang objek yang diteliti dan aktivitas siswa selama proses
pembelajaran. Sehubungan dengan itu, pengamat (baik oleh peneliti sendiri
atau teman sejawat) perlu menjaga agar observasi:
a. Dilaksanakan secara berencana sehingga (a) ada dokumen sebagai dasar
refleksi berikutnya, dan (b) fleksibel dan terbuka untuk mencatat hal-hal
yang tidak terduga.
b. Dilakukan secara cermat karena tindakan dikelas selalu akan dibatasi oleh
kendala realitas atau kenyataan kelas yang dinamis, dan diwarnai dengan
hal-hal tidak terduga
c. Bersifat responsif, terbuka pandangan dan pikirannya.
27 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), hal. 128
28 Masnur Muslich, Melaksanakan PTK Itu Mudah, (jakarta: PT Bumu Aksara, 2012), hal. 58
33
Hal-hal yang diamati dalam tindakan kelas adalah (a) proses
tindakannya, (b) pengaruh tindakan (yang disengaja atau tidak disengaja), (c)
keadaan dan kendala tindakan, (d) bagaimana keadaan dan kendala tersebut
menghambat atau mempermudah tindakan yang telah direncanakan dan
pengaruhnya, serta (e) persoalan lain yang timbul.29
3. Tes
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes. Tes
adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat
yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes digunakan untuk mengukur
ada atau tidaknya serta besarnya kemampuan objek yang diteliti.30
Pemberian tes dilakukan dua kali, yaitu 1) pre test (tes awal), sebelum
proses pembelajaran dimulai, 2) post test pada akhir tindakan. Bahan-bahan
pre test adalah materi aljabar yang diajarkan dengan pendekatan konvensional
yaitu sebelum pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran
koopertaif NHT. Sedangkan bahan-bahan post test adalah materi aljabar yang
diajarkan setelah melalui tahap pembelajaran dengan model pembelajaran
kooperatif NHT.
4. Wawancara
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara
(interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara.31 Kegiatan ini
dilakukan peneliti untuk mencari informasi yang terkait dengan pemahaman
siswa tentang materi yang diberikan dan untuk mengetahui sejauh mana
tanggapan siswa terhadap pembelajaran. subyek wawancara ini terdiri dari 3
orang siswa yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda, yaitu siswa
yang memiliki kemampuan rendah, sedang dan tinggi, dengan tujuan agar
informasi yang diperoleh peneliti lebih menyeluruh tanpa mewawancarai
semua siswa. Sebagai alat wawancara peneliti menggunakan buku catatan
untuk mencatat percakapan dengan sumber data. Data yang diperoleh dari
hasil wawancara akan degunakan untuk melengakapi data utama.29 Ibid., hlm 58-5930 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2010), hal. 26631 Ibid,. Hal.198
34
5. Catatan Lapangan
Catatan lapangan merupakan data dari hasil kejadian-kejadian selama
penelitian. Catatan ini sebagai data pendukung dari penelitian yang berfungsi
sebagai pelengkap/penyempurna data. Dengan demikian adanya catatan
lapangan maka dapat meminimalkan adanya data penting yang terlewatkan
dalam proses penelitian.
F. Teknik analisis data
Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang menggunakan
pendekatan kualitatif, maka data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan
metode analisis kualitatif, menurut Bogdan dan Biklen, analisis data kualitatif
merupakan upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,
mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting
dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada
orang lain.32
Salah satu teknik analisis data yang digunakan adalah dengan teknik
analisis interaktif, yaitu teknik analisis yang terdiri atas tiga komponen kegiatan
yang saling terkait, meliputi kegiatan mereduksi data, paparan (display) data, dan
penarikan kesimpulan/verifikasi. Penjelasan ketiga komponen tersebut yaitu
sebagai berikut:
1. Mereduksi data (data reduction) merupakan suatu proses menyeleksi,
menentukan fokus, menyederhanakan, meringkas, dan mengubah bentuk data
‘mentah’ yang ada dalam catatan lapangan. Dalam proses ini dilakukan
penajaman, pemilahan, pemfokusan, penyisihan, data yang kurang bermakna,
dan menatanya sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat ditarik dan
diverifikasi.
2. Paparan data (data display) merupakan penjabaran data sedemikian rupa
sehingga dapat dipahami secara jelas. Beberapa data dapat berbentuk narasi
yang diikuti dengan matriks, grafik, atau diagram. Pembeberan data yang
sistematis, interaktif, dan inventif akan memudahkan pemahaman terhadap 32 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, 2012), hal. 248
35
apa yang telah terjadi sehingga memudahkan penarikan kesimpulan atau
menentukan tindakan yang akan dilakukan selanjutnya.
3. Penarikan kesimpulan atau verifikasi merupakan upaya memberikan penilaian
atau interpretasi berdasarkan paparan data yang telah dilakukan. Seperti
layaknya yang terjadi dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan
sepanjang proses pelaksanaan tindakan penelitian. Penarikan kesimpulan
tentang peningkatan atau perubahan yang terjadi juga dilakukan secara
bertahap mulai dari kesimpulan sementara, yang ditarik pada akhir siklus I, ke
kesimpulan revisi pada akhir siklus II dan seterusnya, sampai pada
kesimpulan final pada akhir siklus terakhir. Kesimpulan yang pertama sampai
dengan yang terakhir saling terkait. Selain itu, data yang dikumpulkan tidak
hanya terbatas pada data tentang perubahan yang diharapkan, melainkan juga
mencakup data tentang peningkatan/perubahan yang tidak diharapkan (di luar
rencana). Oleh karena itu, kesimpulan yang dirumuskan juga harus mencakup
perubahan yang direncanakan/diharapkan dan yang tidak diharapkan
sebelumnya.33
G. Pengertian keabsahan data
Yang dimaksud dengan keabsahan data adalah bahwa setiap keadaan harus
memenuhi:
a. Mendemonstrasikan nilai yang benar,
b. Menyediakan dasar agar hal itu dapat diterapkan, dan
c. Memperbolehkan keputusan luar yang dapat dibuat tentang konsistensi dari
prosedurnya dan kenetralan dari temuan dan keputusan-keputusannya.
Dalam pengecekan keabsahan data, penelitian ini menggunakan tiga cara,
yaitu sebagai berikut:
1. Ketekunan/ keajegan pengamatan
Keajegan pengamatan berarti mencari secara konsisten interpretasi dengan
berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan atau tentatif.
Mencari suatu usaha membatasi berbagai pengaruh. Mencari apa yang dapat 33 Masnur Muslich, Melaksanakan PTK Itu Mudah, (jakarta: PT Bumu Aksara, 2012),
hal. 91-92
36
diperhitungkan dan apa yang tidak dapat. Ketekunan pengamatan bermaksud
menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan
dengan persoalan atau isu yang sedang dicari.
2. Triangulasi
Merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu
yang lain. Diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu. Triangulasi adalah cara terbaik untuk
menghilangkan perbedaan-perbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam
konteks suatu studi sewaktu mengumpulkan data tentang berbagai kejadian
dan hubungan dari berbagai pandangan. Dengan kata lain bahwa dengan
triangulasi, peneliti dapat me-recheck temuannya dengan cara
membandingkannya dengan berbagai sumber.
3. Pemeriksaan sejawat melalui diskusi
Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau
hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan sejawat.
Teknik ini mengandung beberapa maksud sebagai salah satu teknik
pemeriksaan keabsahan data. Pertama, untuk membuat agar peneliti tetap
mempertahankan sikap tebuka dan kejujuran. Kedua, diskusi dengan sejawat
ini memberikan suatu kesempatan awal yang baik untuk mulai menjajaki dan
menguji hipotesis kerja yang muncul dari pemikiran peneliti.
Dengan demikian pemeriksaan teman sejawat berarti pemeriksaan
yang dilakukan dengan jalan mengumpulkan rekan-rekan yang sebaya, yang
memiliki pengetahuan umum yang sama tentang apa yang sedang diteliti,
sehingga bersama mereka peneliti dapat me-review persepsi, pandangan dan
analisis yang sedang dilakukan.34
H. Indikator Keberhasilan
Komponen yang menjadi indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
34 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2012), hal. 329-334
37
1. Setelah penerapan metode NHT, kemampuan belajar siswa meningkat dari
siklus pertama ke siklus selanjutnya, dengan persentase tiap indikator
kemampuannya minimal 65%, dengan kriteria tinggi.
2. Lebih dari 65% siswa tuntas menurut Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
yang ditetapkan peneliti, yaitu 70.
DAFTAR RUJUKAN
Ahmadi dan Supriyono. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Aneka Cipta.
38
Arifin, Zainal. 2011. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT Rineka Cipta.Purwa, Atmaja, Prawira. 2012. Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.Syaiful, Bahri, Djamarh. 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabay:
Usaha Nasional.Djaali. 2011. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.Gintings, Abdurrakhman. 2008. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Humaniora. Halim Fathani, Abdul. 2012. Matematika Hakikat dan Logika. Jogjakarta : Ar-
Ruzz Media.Hobri. 2009. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Jember: Center for society
Studies (CSS).J.,Moleong, Lexy. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.Jannah, Raodatul. 2011. Membuat Anak Cinta Matematika dan Eksak Lainnya.
Jogjakarta: Diva press. Kunandar. 2011. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Rajawali Press.Muslich, Masnur. 2012. Melaksanakan PTK Itu Mudah. Jakarta: PT Bumu
Aksara.Purwanto, Ngalim. 2011. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.Siswono, Eko, Yuli, Tatag. 2010. Penelitian Pendidikan Matematika. Unesa
University Sugiono. 2013. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisti.
Jakarta: Prestasi Pustaka.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
39
(RPP)
Sekolah : MTs Abdul Qodir
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VII / I (Ganjil)
Tahun Pelajaran : 2014 / 2015
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
A. STANDAR KOMPETENSI2. Memahami bentuk aljabar, persamaan dan pertidaksamaan linear satu
variabel
B. KOMPETENSI DASAR2.1 Mengenal bentuk aljabar dan unsur-unsurnya2.2 Melakukan operasi pada bentuk aljabar
C. INDIKATOR1. Kognitif
a. Mengenal bentuk aljabarb. Mengenal unsur-unsur aljabarc. Melakukan operasi aljabar
2. Afektifa. Karakter
1. Rasa ingin tahu2. Gemar membaca3. Kreatif4. Kerja keras5. Tanggung jawab
b. Keterampilan Sosial1. Menjadi pendenagr yang baik2. Keterampilan bertanya dan menjawab3. Menghargai orang lain
D. TUJUAN PEMBELAJARAN1. kognitif
a. Siswa kelas VII dapat mengenal bentuk-bentuk alajabrb. Siswa kelas VII dapat mengenal unsur-unsur aljabarc. Siswa kelas VII dapat melakukan operasi aljabar
2. Afektifa. Karakter Dalam proses pembelajaran :
40
1. Siswa diberikan penjelasan yang mengandung masalah, yang akan menimbulkan rasa ingin tahu siswa. Dan siswa tersebut akan berusaha untuk menjawab rasa ingin tahunya.
2. Siswa dilatih untuk gemar membaca agar dapat pandangan yang luas yang akan membantunya dalam belajar.
3. Siswa dilatih berfikir kreatif, diantaranya dapat memberikan ide-ide sederhana dalam kelompoknya.
4. Siswa dilatih bekerja keras dalam mengerjakan tugas baik individu maupun kelompok.
5. Siswa dilatih tanggung jawab, mengerjakan tugas-tugas dalam kelompok maupun tugas individunya.
b. Keterampilan sosial1. Pada saat guru menyampaiakan tujuan pembelajaran, motivasi,
apersepsi, dan materi pelajaran siswa dilatih menjadi pendengar yang baik.
2. Saat berdiskusi ataupun saat guru menjelaskan, siswa aktif melakukan pertanyaan. Dan ketika ada pertanyaan siswa aktif menjawab.
3. Pada saat berdiskusi kelompok, mengeluarkan pendapat-pendapat siswa dilatih untuk menghargai pendapat teman.
E. MATERI PEMBELAJARANALJABAR1) Bentuk Aljabar dan Unsur-Unsurnya
A. Bentuk Aljabar
Suatu bentuk aljabar terjadi dari suatu konstanta dan variabel (peubah)
atau kombinasi konstanta dan peubah melalui operasi penjumlahan,
pengurangan, perkalian, pembagian, perpangkatan, dan pengakaran.
Contoh :
2a
3a+5
3 x2+5 x−6 , dll
Dalam bentuk-bentuk aljabar kita harus mengenal apa yang dimaksud
dengan suku, faktor, koefisien, konstanta, variabel suku sejenis dan tidak
sejenis.
B. Suku
41
Suku banyak (polinom) adalah bentuk aljabar yang terdiri dari dua suku
atau lebih. Dua suku disebut binom, tiga suku disebut trinom, dan
seterusnya. Bentuk aljabar yang hanya mempunyai satu suku, disebut
suku tunggal, contohnya: 2 a , 3 b , 4 x.
C. Faktor
Faktor adalah bilangan yang membagi habis suatu bilangan lain atau
suatu hasil kali.
D. Koefisien
Koefien adalah faktor angka pada suatu hasil kali dengan suatu peubah.
Koefisien yang nilainya sama dengan 1 tidak harus ditulis.
Misalnya :1 x+1 y+1m, cukup ditulisx+ y+m.
E. Konstanta
Konstanta adalah lambang yang menyatakan suatu bilangan tertentu
(bilangan konstan/tetap).
Variabel (peubah) adalah lambang yang digunakan untuk menyatakan
unsur tak tentu dalam suatu himpunan.
F. Suku sejenis dan tidak sejenis
Jadi, suku-suku dikatakan sejenis bila memuat peubah dari dari pangkat
dari peubah yang sama. Sebaliknya, jika berbeda maka disebut suku-
suku yang tidak sejenis.
Misal: 3 p+2 p , suku-suku sejenis dan 2p+3q, suku-sukunya tidak
sejenis
2) Operasi hitung
1. Menjumlahkan dan mengurangkan bentuk aljabar
Contoh soal 1
Sederhanakan bentuk3 a−2 b+5 a+4 b−3 c !
Jawab:
42
3a−2 b+5a+4 b−3c=3a+6 a−2b+4 b−3 c
¿(3+6)a+(−2+4)b−3 c
¿9 a+2b−3 c
Tentukan jumlah dari 2a2+3a−5 dan 3a2−5 a+7
Jawab:
(2 a¿¿2+3 a−5)+ (3a2−5 a+7 )=2a2−3 a−5+3 a2−5a+7¿
¿2 a2+3a2+3 a−5a−5+7
¿ (2+3 ) a2+(3−5 ) a+(−5+7)
¿5 a2−2a+2
Kurangkan 2a –5 dari 5a+7!
Jawab:
(5a+7)−(2 a−5)=5a+7−2 a+5
¿5a−2 a+7+5
¿3a+12
Kurangkan 3(a−5) dari 4 (2a+3)!
Jawab:
4 (2 a+3)−3(a−5)=(8 a+12)−(3a−15 )
¿8 a+12−3 a+15
¿5 a+27
2. Penjumlahan dan pengurangan bentuk-bentuk aljabar menurut lajur atau
kolom suku-suku sejenis
Contoh:(iv) 2a+b+3c
5a−4 b−5c
7a−3 b−2c (v) −8 a−2b+9 c
3a+5b−7c
−5 a+3b+2c
(vi) 4 a2−2 ab+3b2
43
−2 a2+3ab−4 b2
6a2−5 ab+7 b2
3. Menyatakan perkalian konstanta dengan suku dua sebagai jumlah atau
selisih
Distribusi perkalian terhadap penjumlahan dan pengurangan
Penjumlahan : a× (b+c )=ab+ac
Pengurangan : a× (b−c )=ab−ac
Menyatakan perkalian konstanta dengan suku dua
Dengan mempergunakan distribusi perkalian, maka perkalian
konstanta dengan suku dua dapat dinyatakan sebagai jumlah atau
selisih.
Contoh:
- 3( p+q)=3 p+3 q
- 2( p−5)=2 p−10
- 5(3 p+4 q)=15 p+20 q
- −4(2 p+3)=−8 p−12
3) Pangkat aljabar
A. Perkalian dengan faktor yang sama
Perkalian dengan faktor yang sama dinyatakan sebagai perpangkatan.
Contoh:
- 5 ×5, disingkat 52, dibaca 5 pangkat 2
- p× p× p, disingkat p2, dibaca p pangkat 3
Sekarang, perhatikan perkalian berikut!
- p2× p3=( p× p ) ×(p× p × p)
- p4 × p3=( p × p × p × p )×( p × p × p)
Jika ( p)2=p× p, maka:
( p¿¿3)2=p3 × p3=p6 ¿
44
Perkalian dengan faktor yang sama:
3. pm × pn= pm+n
4. ( p¿¿m)n=pm+ n¿Dimana p∈R , dan m ,n∈ A
( p¿¿5)3=p5 × p5 × p5=p15 ¿
4) Pecahan bentuk aljabar
Pecahan bentuk alajabr adalah pecahan yang pembilang, atau penyebut
atau kedua-duanya memuat bentuk aljabar.
Misalnya: 1a ,
b2 , dan
x+ yx ,
A. Menentukan KPK dan FBP dari bentuk-bentuk aljabar suku tunggal
1. Faktorisasi prima bentuk aljabar
Contoh:
12=4×3=2×2×3=23× 3
Faktorisasi prima
2. Menentukan KPK
Contoh:
KPK dari12a dan 18 a2
Jawab:
12 a=22×3 × a
18 a2=2× 32× a2
KPK=22× 32× a2=4× 9 ×a2=36a2 3. Menentukan FPB
Contoh:
FPB dari 12 a dan 18a2
Jawab:
12 a=22×3 × a
18a2=2× 32× a2
FPB=2 ×3 ×a=6a4. Menyederhanakan Pecahan
Untuk menyederhanakan pecahan dapat dilakukan langkah-langkah
berikut:
a. Faktorkan pembilang atau penyebutnya;
b. Tentukan FPB dari faktor-faktor tersebut;
45
c. Gunakan FPB untuk menyederhanakan pecahan.
Contoh:
12a18
=6 × 2a6 × 3
=2 a3
d. Menjumlahkan pecahan
Pengerjaan hitungan penjumlahan dan pengurangan pada pecahan
dapat dilakukan hanya jika penyebut-penyebutnya sama. Apabila
penyebutnya tidak sama, maka harus disamakan dengan menggunakan
KPK agar pengerjaan itu dapat dilakukan.
Contoh:
34 a
− 2ab
= 3 b4 ab
− 84ab
=3 b−84 ab
3) Operasi Bentuk Aljabar
A. Perkalian bentuk aljabar
1. Hukum distribusi perkalian terhadap penjumlahan/pengurangan
( x+p ) (x+ p )=x2+ ( p+q ) x+ pq , untuk setiap p , q∈B
Contoh:
4 ( x+3 )=4 x+12 (x+3)(x+3)=x( x+5)+3(x+5)
¿ x2+5x+3 x+15
¿ x2+8x+15
2. Penjabaran bentuk (x+ p)( x−p)
( x+p ) (x−p )=x2−p2
Contoh:
(x+5)(x−5)=x (x−5)+5(x−5)
¿ x2−5 x+5 x−25
¿ x2−25
3. Penjabaran bentuk ( p+q)2 dan ( p−q)2
( p+q)2=p2+2 pq+q2
( p−q)2=p2−2 pq+q2
Contoh:
(x+5)2=( x+5 )(x+5)
46
¿ x2+5x+5 x+25
¿ x2+10 x+25
(x−3)2=( x−3 )(x−3)
¿ x2−3 x−3 x+9
¿ x2−6 x+9
B. Menggunakan perkalian istimewa untuk menghitung perkalian
bilangan
1. Bentuk a (b+c )=ab+ac
Contoh:
8 × 46=8 ×(40+6)
¿(8× 40)+(8 ×6)
¿320+48
¿368 2. Bentuk ( x+p ) (x+q )=x2+( p+q ) x+ pq
Contoh:
77 ×73=(70+7)(70+3)
¿(70)2+(7+3 )70+(7 )(3)
¿4900+(10)(70)+21
¿4900+700+21
¿5621 3. Bentuk (x+ p)( x−p)=x2−p2
Contoh:
21×19=(20+1)(20-1)
¿202−12
¿400−1
¿399
G. METODE PEMBELAJARAN1. Metode: Kooperatif Numbered Head Together (NHT)2. Model : Diskusi
H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
47
No Kegiatan Pembelajaran Nilai Karakter Langkah-Langkah Pembelajaran NHT
Alokasi Waktu
Guru SiswaA Kegiatan Pendahuluan 10’
1. Menyampaikan salam dan kompetensi dasar serta tujuan pembelajaran yang akan dipelajari
Menjawab salam, mendengarkan, dan memperhatikan apa yang di sampaikan guru.
Religius, rasa ingin tahu, komunikatif, jujur, disiplin, kreatif, dan mandiri.
2. Memotivasi siswa dengan menyampaikan pentingnya mempelajarai materi aljabar
B Kegiatan Inti 60’1. Guru
menyampaiakan sedikit materi
Mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru
Rasa ingin tahu, komunikatif, jujur, disiplin, kreatif, mandiri dan tanggung jawab
Guru memberikan sedikit materi yang akan dibahas pada pertemuan hari ini.
2. Guru membentuk kelompok
Berkelompok sesuai dengan kelompoknya
Toleransi, jujur, disiplin
Guru memebagi siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakn 3 – 5 orang siswa
3. Guru memberikan nomor dalam setiap kelompok dan kelompok yang berbeda
Mentaati perintah guru
Disiplin dan tanggung jawab
Guru memberikan nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda
48
4. Guru memperkenalkan metode yang digunakan
mendengakan, memperhatikan dan memahami apa yang disampaikan guru
Rasa ingin tahu, komunikatif, jujur, disiplin dan kreatif
Guru memperkenalkan keterampilan kooperatif dan menjelaskan aturan dasar dalam pembelajaran kooperatif
5. Guru membagikan LKS kepada setiap siswa
berdiskusi menyelesaikan soal untuk merumuskan jawaban yang benar
Rasa ingin tahu, kerja keras, komunikatif, toleransi, jujur, disiplin, kreatif, dan tanggung jawab
Guru membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai bahan yang akan dipelajari.
6. Guru membri waktu kepada siswa untuk mendiskusikan jawabannya
Guru memberikan waktu kepada siswa untuk mendiskusikan jawaban dengan teman kelompoknya.
7. Guru menyebutkan satu nomor dari tiap kelompok dan menyuruh untuk menjawabnya
mendengarkan nomor yang dipanggil guru, dan berusaha untuk menjawab pertanyaan.
Rasa ingin tahu, disiplin dan bertanggung jawab
Guru menyebutkan satu nomor para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan kemudian menyampaikan jawaban kepada siswa di kelas
49
8. Memberikan penghargaan
Guru memberikan suatu penghargaan kepada kelompok yang nilainya paling baik.
C Tahap Akhir 10’1. Memberikan
PR, serta soal-soal latihan pada buku paket
Mencatat tugas dari guru
Kerja keras, jujur, toleransi, mandiri, tanggung jawab dan religius
2. Mengakhiri pelajaran dengan bacaan do’a dan salam
Berdo’a kemudian menjawab salam
TOTAL WAKTU 80’
I. SUMBER BELAJARBuku pegangan matematika untuk SMP/MTs kelas VII(A. Wagio, dkk: Penerbit Pusat Perbukuan)
J. PENILAIAN HASIL BELAJARTehnik Penilaian : Tes tulis bentuk uraian (soal terlampir)Instrumen Penilaian :Petunjuk : Kerjakan soal-soal berikut dengan cermat, teliti, dan rinci pada
lembar kertas anda.Soal :1. Perhatikan bentuk 2 x3 y4+3 x2 y5−5 xy 6+ y7
a. Terdiri dari berapa suku bentuk tersebut? sebutkan masing-masing sukunya!
b. Sebutkan koefisien dari y7
c. Berapa eksponen tertingginya?d. Adakah konstanta dari bentuk tersebut?
2. Tentukan KPK dari kelompok bilangan berikut!a. 42 a dan 56abb. 96 b dan 64 abc. 18 a4b3, 54 a3b5, dan 72 a2 b2
3. Tentukan FPB dari kelompok bilangan berikut!
50
a. 24 a dan 36abb. 18 a2 b5 c4 dan 24 a4 b3 c2
c. 15 a3 b2 c4, 25a4 b3 c2dan 30 ab3 c5
4. Kabarkan perkalian berikut!a. (x+3)(x+7)b. (x+13)(x+4)c. (x−11)(x+5)5. Jabarkan bentuk kuadrat berikut!
a. (12−5 p)2
b. (3kp−4 m)2
c. (4 kmp+7n)2
KUNCI JAWABAN DAN RUBRIK PENILAIAN
No Uraian Skor1 a. 4
(2 x3 y4 , 3 x2 y5 ,5 xy6 dan y7¿b. 1
c. 7
d. Tidak ada
2
1
1
12 a. 42a=2×3×a
56 ab=23 ×7 × a× b
KPK=23× 3 ×7 × a× b ¿8 ×3 ×7 × a ×b ¿168 ab
jadi , KPK dari 42a dan 56ab adalah 168 ab
b. 96 b=25 ×3×b64 ab=26 × a× b
KPK=25× 3 ×a× b ¿64 × 3× a ×b ¿192 ab
jadi , KPK dari96 b dan 64 ab adalah 192 ab
c. 18 a4b3=2 ×32 ×a4 ×b3
54 a3b5=2 ×33 ×a3× b5 72 a2 b2=23 ×32 ×a2× b2
KPK=23× 33 ×a4× b5
2
2
1
2
2
1
2
2
51
¿8 ×27 × a4 × b5 jadi , KPK dari15 a3 b2 c4, 25 a4 b3 c2dan 30 ab3 c5 adalah
1
3 a. 24 a=23 ×3× a36 ab=22× 32× a× b
FPB=22× 3×a ¿4 ×3× a ¿12 a
jadi , FPB dari24 a dan 36 ab adalah 12 a
b. 18 a2 b5 c4=2× 32× a2 ×b5 × c4
24 a4 b3 c2=23 ×3 ×a4 ×b3× c2
FPB=2×3×a2× b3× c2 ¿6 a2b3 c2
jadi , FPB dari18 a2 b5 c4 dan 24 a4 b3 c2 adalah 6 a2b3 c2
c. 15 a3 b2 c4=3× 5 ×a3 ×b2× c4
25a4 b3 c2=52× a4 × b3 ×c2 30 ab3 c5=2 ×3 ×5× a×b3× c5
FPB=5×a× b2 ×c2 ¿5 ab2 c2
jadi , FPB dari15 a3 b2 c4, 25 a4 b3 c2dan 30 ab3 c5 adalah 5a b2 c2
2
2
1
2
2
1
2
2
1
4 a. ( x+3 ) ( x+7 )=x (x+7 )+3 (x+7)¿ x2+7 x+3 x+21 ¿ x2+10 x+21
b. ( x+13 ) (x+4 )=x ( x+4 )+13(x+4 )¿ x2+4 x+3 x+52 ¿ x2+7 x 52
c. ( x−11 ) ( x+5 )=x ( x+5 )−11( x+5)¿ x2+5 x−11 x−55 ¿ x2−6 x−55
2
2
2
5 a. (12−5 p)2=(12−5 p )(12−5 p)¿12 (12−5 p )−5 p(12−5 p) ¿144−60 p−60 p+25 p2 ¿144−120 p+25 p2
b. (3kp−4 m)2= (3 kp−4m )(3kp−4m)¿3kp (3kp−4 m )−4 m(3 kp−4 m)
3
3
52
¿9k2 p2−12 kpm−12kpm+16m2 ¿9k2 p2−24 kpm+16 m2
c. (4 kmp+7 n )2= (4 kmp+7 n )(4 kmp+7n) ¿4 kmp (4kmp+7 n )+7 n (4kmp+7 n )
¿16k2 m2 p2+28 kmpn+28kmpn+49 n2 ¿16 k2 m2 p2+56 kmpn+49 n2
3
Jumlah Skor 50
Nilai= Jumlah skor yangdiperoleh50
× 100
Mengetahui
Kepala MTs Abdul Qodir
H. Abdul Aziz, M.Pd.I
Ngunut, 06 Juni 2014
Guru Matematika
Ririn Nasihah
NIM : 3214113141
53
LEMBAR KERJA SISWA
Nama Kelompok:
1.
2.
3.
4.
Tujuan Pembelajaran :
Mengenal bentuk-bentuk alajabar, unsur-unsur aljabar dan melakukan operasi
aljabar
Petunjuk:
1. Sebelum mengerjakan, bacalah basmalah terlebih dahulu
2. Kerjakan soal-soal berikut dengan berdiskusi
3. Setiap kelompok menyalin hasil diskusinya
4. Dikumpulkan
Kerjakan soal-soal berikut dengan cermat, teliti, dan rinci pada lembar kertas
anda!
6. Perhatikan bentuk 2 x3 y4+3 x2 y5−5 xy 6+ y7
e. Terdiri dari berapa suku bentuk tersebut? sebutkan masing-masing
sukunya!
f. Sebutkan koefisien dari y7
g. Berapa eksponen tertingginya?
h. Adakah konstanta dari bentuk tersebut?
7. Tentukan KPK dari kelompok bilangan berikut!
d. 42 a dan 56ab
e. 96 b dan 64 ab
54
f. 18a4b3, 54a3b5, dan 72a2 b2
8. Tentukan FPB dari kelompok bilangan berikut!
d. 24 a dan 36 ab
e. 18 a2 b5 c4 dan 24 a4 b3 c2
f. 15a3 b2 c4, 25 a4 b3 c2dan 30ab3 c5
9. Kabarkan perkalian berikut!d. (x+3)(x+7)e. (x+13)(x+4)f. (x−11)(x+5)
10. Jabarkan bentuk kuadrat berikut!
d. (12−5 p)2
e. (3kp−4 m)2
f. (4 kmp+7n)2
55
SOAL TES
Materi Pokok : Aljabar
Hari/Tanggal : Senin 16 Juni 2014
Waktu : 60 menit
PETUNJUK:
1. Tulis Nama, Nomor Urut Presentasi dan Tanda pada kolom yang ada pada
lembar jawaban.
2. Bacalah dengan seksama soal-soal dibawah ini, kemudian kerjakan semua
soal pada lembar jawaban yang disediakan.
Kerjakan soal di bawah ini dengan benar!
1. Jumlahkan!a. a+11dengan 2a−8b. 4 (5a−3)dengan3 (4 a+3)
2. Kurangkan!a. 2c+3dari 8c−5b. 2(2 a−3b+4)dari3(4 a+3)
3. Tantukan FPB dan KPK!a. 32 a , 48 b dan 72ab
b. 36 a2b3 c4, 34 a4 b2 c2, dan 40 ab2 c2
4. Jabarkan perkalian berikut!a. (11 pq+3 rs)(11 pq−3 rs)
b. (k 2 p3−5 m ¿(5m+k2 p3)
56
5. Jabarkan bentuk kuadrat berikut!
a. (6 p2+4 q3)2
b. (3 k2 p2−4 m5)2
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
Sekolah : MTs Abdul Qodir
Kelas /Semester : VII/I
Pokok Bahasan : Aljabar
Hari/Tanggal :
Petunjuk:
Berilah nilai pada kolom yang telah tersedia sesuai dengan pengamatan anda,
dengan ketentuan sebagai berikut:
A = sangat baik
B = Baik
C = Cukup Baik
D = Kurang Baik
Dengan Pedoman Penskoran Sebagai Berikut:
A = Skor 4 C = Skor 2
B = Skor 3 H = Skor 1
No Kriteria IndikatorPenilaian Skor
A B C D
1. Perhatian Siswa terhadap penjelasan guru
a. Memperhatikan, menyimak, mencatat
b. Memperhatikan, menyimak
c. Memperhatikan
d. Kurang memperhatikan
e. Tidak memperhatikan
57
2. Aktivitas dalam kelompok
a. Dapat bekerjasama, mengemukakan ide, menjawab pertanyaan, dan menghargai pendapat teman
b. Dapat bekerjasama, mengemukakan ide, menjawab pertanyaan
c. Dapat bekerjasama, mengemukakan ide, menjawab pertanyaan
d. Dapat bekerjasama
e. Tidak beraktivitas
3 Kemampuan siswa memanfaatkan waktu
a. Datang tepat waktu, siap mengikuti pelajaran, dapat menyelesaiakan tugas tepat waktu
b. Datang tepat waktu, siap mengikuti pelajaran
c. Sedikit terlambat tetapi mengerjakan tugas
d. Datang tepat waktu
e. Tidak dapat memanfaatkan waktu
4 Kemampuan siswa menarik kesimpulan
a. Kesimpulan benar, logis, sesuai tujuan pembelajaran
b. Kesimpulan benar sesuai tujuan pembelajaran
c. Kesimpulan benar, logis
d. Kesimpulan benar
58
e. Kesimpulan tidak jelas
5 Mengerjakan latihan/praktik
a. Jawaban benar, runtut, rapi dan dikerjakan sendiri
b. Jawaban benar, runtut, rapi
c. Jawaban benardan dikerjakan sendiri
d. Latihan dikerjakan sendiri
e. Tidak mengerjakan latihan soal sama sekali
59
PEDOMAN WAWANCARA DENGAN SISWA
1. Bagaimana pendapat kamu tentang pembelajaran matematika kemarin?
2. Apakah yang kamu rasakan dengan metode kooperatif NHT?
3. Apakah pada saat pembelajaran matematika kamu sempat bertanya?
4. Berapa kali kamu bertanya?
5. Kepada siapa kamu bertanya?
6. Apakah kamu sering diberi kesembatan bertanya?
7. Apakah kamu membawa buku pelajaran matematika pada saat pembelajaran
matematika?
8. Apakah kamu selalu mencatat apa yang di jelaskan oleh guru?
9. Apa pada saat pengarahan dari guru kamu memperhatikan?
10. Apakah pada saat mengerjakan soal kamu menyontek?
11. Apakah pada saat pembelajaran matematika kamu bercanda dengan teman?
12. Apakah pada saat pembelajaran matematika kamu paham tentang materi yang
disampaikan guru?
13. Menurut kamu kendala-kendala apa saja yang kamu hadapi dalam
pembelajaran matematika?
14. Apakah kamu termotivasi untuk lebih mempelajarai matematika dengan
pembelajaran seperti ini?
15. Apakah saran-saran kamu terhadap pembelajaran matematika supaya
pembelajaran matematika selanjutnya menarik dan menyenangkan?
60
ANGKET MOTIVASI BELAJAR
Nama Siswa :
Kelas :
Nomor Absen :
Sekolah :
PETUNJUK:
Jawablah pertanyaan berikut dengan memberikan tanda check (√) pada kolom
untuk setiap pilihan jawaban yang sesuai dengan keadaan anda sebenarrnya.
Pilihan jawaban adalah:
Y = ya
KK = Kadang - Kadang
T = Tidak
61
62
No PertanyaanKeterangan
Y KK T1. Dalam mengikuti pelajaran ini, saya
bebas mengeluarkan pendapat2. orang tua selalu memeberi perhatian
kepada saya3. Sikap killer guru membuat saya
malas belajar4. Sikap killer guru membuat semangat
saya belajar5. Sikap ramah guru di kelas
mendorong saya lebih giat belajar6. Saya selalu mempersiapkan diri
untuk mengikuti pelajaran matematika
7. Saya memperhatikan guru menerangkan materi pelajaran
8. Pada pembelajaran ini saya diberikan hal-hal yang belum pernah saya dapatkan sebelumnya
9. Saya telah mempelajari satuan yang menarik dan tidak terduga sebelumnya
10. Dengan metode ini saya menjadi terdorong untuk dapat memahami materi
11. Setelah belajar dengan menggunakan metode ini saya percaya akan dapat menyelesaikan latihan-latihan
12. Tugas-tugas latihan dalam metode ini terlalu sulit
13. Penyampaian materi dalam pembelajaran ini kurag menarik
14. Pembelajaran dengan metode ini sangat menarik
15. Pembelajaran dengan menggunakan metode ini membuat saya jenuh
16. Sedikitpun saya tidak dapat memahami materi pembelajaran dengan menggunakan metode ini
17. Saya tidak yakin dapat menyelesaikan evaluasi dengan berhasil
CATATAN LAPANGAN
(Sebelum Penelitian)
Deskripsi
Pada hari sabtu tanggal 15 Maret 2014 saya menghubungi ibu Anis
Nahdiyatul Qudsiyah, S.Si , selaku guru matematika di MTs Abdul Qodir dan
bertanya ke beliau apa bersedia untuk diwawancarai mengenai proses belajar-
mengajar di dalam kelas, dan ternyata beliau bersedia. Mulanya saya ingin
mewawancarai beliau di rumahnya tetapi beliau tidak bisa karena mau
kerumah mertuanya, dan akhirnya beliau minta untuk datang ke sekolah pada
hari selasa jam istirahat.
MTs Abdul Qodir merupakan MTs yang berada di lingkungan MIN,
RA, dan PAUD yang tempatnya berada di Dsn.Jati, Ds.Pandansari,
Kecamatan Ngunut, Kabupaten Tulungagung yang di pimpin oleh bapak H.
Abdul Aziz, M.Pd.I. Pada jaman dahulu desa ini hanya mempunyai MIN dan
MIS, yang sekarang MIS nya di hapus dan di ganti dengan MTs Abdu Qodir,
jadi MTs ini selokasi dengan MIN. Lembaga ini juga merupakan Lembaga
yang masih baru yang didirikan sekitar 3 tahun, meskipun siswanya hanya
sedikit tetapi Lembaga ini sudah mulai mempunyai kemajuan.
Pada tahun pertama didirikan, siswa yang sekolah di MTs ini hanya 8
tetapi sekarang sudah mencapai 15. Kelas VII berjumlah 15, kelas VIII
berjumlah 11 dan Kelas IX berjumlah 8. Siswa yang sekolah di MTs ini
kebanyakan lulusan dari MIN Pandansari dan anak-anak yang ada di daerah
sekitarnya.
Pada hari selasa tanggal 18 Maret 2014 tepatnya pukul 09.30 saya
pergi ke MTs Abdul Qodir untuk menemui guru yang akan saya wawancarai
yaitu ibu Anis, saya harus menyampaikan dulu maksud saya kepata guru Tata
Usaha (TU), walaupun sebelumnya saya sudah membuat janji dengan bu
Anis. Setelah sedikit berbincang-bincang dengan bapak TU, akhirnya saya
63
diperbolehkan masuk untuk menemui bu Anis. Setelah bertatap muka dengan
bu Anis, selanjutnya saya menyampaikan maksud kedatangan kami ke
sekolah MTs Abdul Qodir ini, dan mulai menanyakan hal-hal yang saya
perlukan. Berikut hasil wawancara dengan guru matematika yaitu Ibu Anis
Nahdiyatul Qudsiyah, S.Si.
Hasil wawancara dengan guru matematika (Anis Nahdiyatul Qudsiyah,
S.Si,)
Peneliti : “Sudah berapa lama ibu mengajar matematika?”
Guru : “Masih 1 tahun.”
Peneliti : “Selama ibu mengajar apa saja kendala yang ibu hadapi?”
Guru : “Kalau di sini kurangnya buku panduan (selain LKS) karena di
sekolah ini yang sekolah kebanyakan siswa yang kurang mampu
dan siswa yang tidak di terima di sekolah-sekolah lain karena
nilainya yang kurang dari rata-rata sekolah yang maju (bagus). Dan
dalam satu kelas terlalu banyak siswa laki-laki jadi, suana dalam
kelas jadi kurang kondusif.”
Peneliti : “Berarti dalam MTs ini tidak menggunakan buku panduan ?”
Guru : “Ya tetap menggunakan, cuman yang di sediakan di sini hanya
sedikit. Seharusnya siswa-siswi memegang buku panduan satu
persatu tetapi kalau di sini buku panduannya terbatas jadi satu buku
untuk dua anak. Dan terkadang kalau waktu pelajaran buku
panduannya tidak di bawa sehingga sering memakai LKS saja.”
Peneliti : “Bagaimana kondisi siswa dalam kelas?”
Guru : “Kalau kondisi siswa di sini motivasinya itu sangat kurang, malas
belajar, dan malas berusaha. Kalau di kasih tugas itu selalu
mmencontek temanya yang bisa. Mungkin karena orang tua mereka
64
pada sibuk dengan pekerjaanya jadi anak tersebut kalau di rumah
tidak ada pengawasan dari orang tuanya. Sebenarnya siswa-siswi di
sini itu bisa tetapi mereka kurang motivasi dan malas berusaha.
Apalagi jaman sekarang itu siswa masih SMP sudah memegang
alat komunikasi (HP) jadi anak tersebut lebih senang bermain HP
dari pada belajar. Dan kalu di kelas itu selalu rame sendiri karena
kebanyakan siswa di sini itu cowok jadi sulit untuk di atur.”
Peneliti : “Bagaimana cara mengatasi siswa tersebut?”
Guru : “Harus sabar dalam mengajar, mengulangi materi yang belum
dipahami, banyak latihan soal, memberikan kuis supaya siswa tidak
bosan kalau dengan metode ceramah terus, dan memberikan PR.
Kalau menghadapi siswa yang rame sendiri itu biasanya ada
hukuman di suruh mengerjakan soal di depan kalau tidak begitu ya
di suruh berdiri di depan selama pelajaran berlangsung.”
Peneliti : “Metode apa yang ibu gunakan dalam mengajar?”
Guru : “Metode ceramah, biasanya kelompok dan diskusi, tanya jawab.”
Peneliti : “Selain meggunakan metode yang ibu sebutkan tadi, apa pernah
ibu menerapkan model pembelajaran seperti jigsaw, STAD, NHT,
dan sejenisnya itu?”
Guru : “Belum pernah”
Peneliti : “Ibu mengajar di MTs ini mengajar kelas berapa?”
Guru : “Kelas VII dan VIII.”
Penelitin : pada kelas VII materi apa yang sulit dipahami siswa?
Guru : Aljabar
Peneliti : “Bagaimana pemahaman siswa terhadap materi?”
65
Guru : “Kalau di sini banyak siswa yang kurang memahami materi,
karena dari anak sendiri tidak mau berusaha. Kalau pada kelas VII
itu pada materi aljabar yang belum paham, mereka sulit sekali
dalam menerima materi. Meskipun tetap ada siswa yang bisa tetapi
banyak yang tidak bisa (tidak paham).”
Peneliti :” Bagaimana hasil nilai siswa nya di sini?”
Guru : “ Kalau masalah nilai itu banyak siswa yang kurang dari KKM
dari pada yang di atas KKM dan selalu mengadakan remidial.”
Peneliti : “ Siswa disini itu sebenarnya dalam mengerjakan soal itu tidak
bisa apa tidak mau berusaha bu?”
Guru : “Sebenarnya mereka itu bisa cuman mereka itu tidak mau
berusaha. Kalau di suruh maju kedepan itu selalu bingung maunya
itu selalu dituntun dari awal sampai akhir. Keaktifannya bertanya
itu juga kurang, mungkin karena siswa tersebut males berusaha dan
kurang adanya motivasi dari orangtua jadi anak itu semaunya
sendiri.”
Masalah Utama
Berdasarkan wawancara yang saya dapatkan kemarin, banyak sekali
permasalahn yang ada di MTs Abdul Qodir ini, mulai dari siswanya yang
kurang termotivasi, rame sendiri, susah di atur, sulit dalam memahami materi
yang di sampaikan khususnya materi aljabar, prestasi jelek, karena memang
kebanyakan yang sekolah di MTs Abdul Qodir siswanya dari keluarga yang
ekonominya pas-pasan dan kurang perhatian dari kedua orang tuanya. Orang
tua dari mereka kebanyakan seorang petani jadi lebih mementingkan
pekerjaannya, dan selalu tidak mempunyai waktu untuk memperhatikan
prestasi belajar anaknya, sehingga anak tersebut sikapnya selalu semaunya
sendiri. Dalam banyak permasalahan di atas saya lebih memfokuskan pada
motivasi dan prestasi belajar, karena kebanyakan anak yang motivasinya
66
kurang itu selalu prestasi belajarnya juga jelak, tetapi kalau anak yang
termotivasi kebanyakan prestasinya selalu bagus.
Pemecahan
Untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahn di atas, sebaiknya guru
menggunakan model pembelajaran yang tepat, supaya motivasi dan prestasi
belajar juga meningkat. Apabila model pembelajaran memakai model
pembelajaran yang menyenangkan mungkin masalah-masalah diatas akan
teratasi karena dengan model pembelajaran yang menyenangkan siswa
tersebut tidak merasa jenuh dalam belajar. Jadi model pembelajaran yang
sesuai adalah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head
Together). Model pembelajaran kooperatif tipe NHT atau penomoran berfikir
bersama merupakan pembelajaran jenis kooperatif yang dirancang untuk
mempengarui pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur
kelas tradisional.
Judul
Upaya Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Matematika Siswa
Melalui Model Pembelajaran Kooperatif NHT Pada Siswa Kelas VII di MTs
Abdul Qodir Pada Materi Aljabar.
67
Curiculum Vitae
Nama : Anis Nahdiyatul Qudsiyah
TTL : Bangkalan, 5 Maret 1989
Ijazah Terakhir: S1 Matematika
Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Malang
Riwayat Pendididkan:
MIN Pandansari
Tahun 1995 – 2001
SMPN 1 Ngunut
Tahun 2001 – 2004
SMAN 1 Ngunut
Tahun 2004 – 2007
Universitas Negeri Malang
Tahun 2007 – 2011
Pengalaman Kerja
o Guru les di Primagama (2011)
o SFE Bank Syariah Mandiri(2011 – 2012)
o Guru MTs Abdul Qodir (2013 – sekarang)
o Guru RA Alhidayah (2013 – sekarang)
68
69