farmakoterapi hipertensi pada CKD

download farmakoterapi hipertensi pada CKD

of 40

Transcript of farmakoterapi hipertensi pada CKD

  • 7/21/2019 farmakoterapi hipertensi pada CKD

    1/40

    BAB I

    TINJAUAN PUSTAKA

    1. Gangguan Fungsi Ginjal / Kidney Disease

    Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease/CKD) adalah kehilangan fungsi ginjal

    secara progesif, yang terjadi berbulan-bulan sampai bertahun-tahun, yang dikarakterisasi

    dengan perubahan struktur normal ginjal secara bertahap disertai fibrosis interstisial

    (ukandar, et!al, "#$$)!The U.S National Kidney Foundations Kidney Disease Outcomes Quality Initiative

    telah mengalami re%isi dan menjelaskan stadium CKD! tadium dibuat berdasarkan ada

    tidaknya gejala dan progesi%itas penurunan &aju filtrasi glomerulus (Glomerulus Filtration

    RateGFR), yang dikoreksi per satuan tubuh (per$,'m")! G* normal pada de+asa sehat

    kira-kira $"#-$# m& per menit! tadium penyakit ginjal adalah sebagai berikut (Cor+in,

    "##)a) Stadium I Kerusakan ginjal (kelainan atau gejala dari patologi kerusakan,

    mencakup kelainan dalam pemeriksaan darah atau urine atau dalam pemeriksaan

    pecitraaan) dengan G* normal atau hamper normal, tepat atau di atas #

    m&/menit (.'0 dari nilai normal)) Stadium ! G* antara 1# dan 2 m&/menit, dengan tanda kerusakan ginjal!

    tadium ini dianggap sebagai salah satu tanda penurunan cadangan ginjal!

    3efron yang tersisa dengan sendirinya sangat rentan mengalami kegagalan fungsi

    saat terjadi kelebihan beban! Gangguan ginjal lainnya mempercepat penurunan

    fungsi ginjal!") Stadium # $G* antara # 4 m&/menit! 5nsufisiensi ginjal dianggap terjadi

    pada stadium ini! 3efron terus menerus mengalami kematian!d) Stadium % G* antara $ -" m/menit dengan hanya sedikit nefron yang

    tersisa!e) Stadium & gaggal ginjal stadium lanjut dengan G* 6$ m&/menit! 3efron

    yang masih berfungsi tinggal beberapa! 7erbentuk jaringan parut dan atrofi

    tubulus ginjal!

    CKD stadium dikenal sebagai penyakit ginjal tahap akhir (!nd Sta"e Renal

    Disease!SRD), terjadi ketika G*turun kurang dari $ m&/menit!8asien dengan CKD stage

    memerlukan dialysis berkepanjangan atau transplantasi ginjal untuk mengurangi gejala

    uremik (ukandar, et!al, "#$$)!

  • 7/21/2019 farmakoterapi hipertensi pada CKD

    2/40

    1.1 PAT'FISI'('GI GAGA( GINJA( K'NIK

    9eberapa susceptibility faktor dapat meningkatkan resiko terjadinya gangguan ginjal,

    namun tidak semua faktor tersebut menyebabkan kerusakan ginjal! aktor tersebut

    diantaranya usia lanjut, penurunan masssa ginjal dan kelahiran dengan bobot rendah, ras dan

    etnik minoritas, ri+ayat keluaga, inflamasi sitemik, serta dislipidemia!aktor inisial menga+ali kerusakan ginjal dan dapat dimodifikasi melalui terapi

    obat!aktor inisiasi tersebut diantanya diabetes mellitus, hipertensi, penyakit autoimun,

    penyakit ginjal polycystic dan toksisitas obat!aktor progesif dapat memercepat penurunan fungsi ginjal setelah inisiasi gagal

    ginjal!aktor-faktor tersebut diantaranya glikemia pada diabetes, protenuria, dan merokok!Kebanyakan nefropati progesif berakhir pada jalur umum menuju kerusakan

    parenkimal renal ire%ersibel dan :*D! :lemen utamanya adalah kehilanagan massa nefron,hipertensi kapilari glomerular dan protenuria (ukandar, et!al, "#$$)!

    1.! G*JA(A GAGA( GINJA( K'NIK

    8asien CKD stage $ dan " umumnya tidak mengalami gejala atau gangguan

    metabolik yang umumnya dialami pasien CKD stage sampai yakni anemia,

    gangguan kardio%askular, malnutrisi, serta abnormalitas cairan dan elektrolit yang

    merupakan pertanda kerusakan fungsi ginjal!

    Gejala uremik (lelah, lemah, nafas sesak, mual, muntah, pendarahan dan anoreksia)umumnya tidak muncul pada CKD stage $ dan "

    8ada pasien CKD stage selain gejala uremik juga mengalami gatal, kenaikan berat

    badan, dan neuropati perifer (ukandar, et!al, "#$$)!

  • 7/21/2019 farmakoterapi hipertensi pada CKD

    3/40

    Gambar $!8atofisiologi gagal ginjal (ukandar, et!al, "#$$)

    1.# P*ANGKAT DIAGN'STIK

    *adiograft atau ultrasound akan memperlihatkan ginjal yang kecil dan atrofi 3ilai 9;3 serum, kreatinin, dan G* tidak normal!

  • 7/21/2019 farmakoterapi hipertensi pada CKD

    4/40

    Gambar "! =odifikasi perkembangan penyakit gagal ginjal non diabetic (ukandar,

    et!al, "#$$)!

    Te+a,i NnFa+ma0lgiDiet rendah protein (#,1-#,' g/kg/hari) dapat membantu memperlambat perkembangan

    CKD pada pasien dengan atau tanpa diabetes (ukandar, et!al, "#$$)!

    Te+a,i Fa+ma0lgi

    Pada Pende+ita 2i,e+tensi

    Kontrol tekanan darah yang memadai ( 6$#/2# mm

  • 7/21/2019 farmakoterapi hipertensi pada CKD

    5/40

    7erapi anti hipertensi untuk pasien CKD sebaiknya dia+ali dengan >ngiotensin

    Con%erting :n?yme 5nhibitor (>C:5) atau >ngiotensin *eceptor blocker(>*9)!

    Calsium Chanel 9locker nondihidropiridin biasanya digunakan sebagai obat

    antiproteinuria lini kedua apabila penggunaan >C:5 atau >*9 tidak dapatditoleransi!

    Klirens >C:5 menurun pada kondisi CKD sehingga sebaiknya terapi dimulai

    dengan pemberian dosis rendahyang memungkinkan diikutidengan titrasi

    meningkatuntuk mencapai target tekanan darah (ukandar, et!al, "#$$)!

    An+malitas 3ai+a dan *le0t+lit

    Kemampuan ginjal untuk menyesuaikan perubahan cepat terhadap asupansodium

    pada pasien dengan :*D sudah hilang! 8embatasan sodium melalui pengaturan

    makanan tanpa tambahan garam tidak direkomendasikan meskipun pasien

    memiliki hipertensi/edema! Kondisi keseimbangan sodium yang negatif dapat

    menurunkan perfusi ginjal dan menyebabkan penurunan G* lebih lanjut! 7erapi menggunakan diuretik loop, apabila diberikan melalui infus kontinyu, dapat

    meningkatkan %olume urin dan ekskresi sodium ginjal! =eskipun diuretik thia?ide

    tidak efektif pada kondisi klirens kreatinin 6# m&/menit, penambahan diuretik

    loop dapat meningkatkan ekskresi sodium dan air (ukandar, et!al, "#$$)!

    Anemia

    8enyebab utama anemia pada pasien :*D dan CKD adalah melalui eritropoetin!

    aktor lain yang berkontribusi adalah penurunan siklus hidup sel darah merah,

    kehilangan darah, dan defisiensi besi (ukandar, et!al, "#$$)!

    *SD 8ada penyakit stadium lanjut, terapi berupa dialysis atau transplantasi ginjal

    (Cor+in, "##)!

    !. 2i,etensi

    !.1 D*FINISI 2IP*T*NSI

  • 7/21/2019 farmakoterapi hipertensi pada CKD

    6/40

    sebesar .$@#/# mm

  • 7/21/2019 farmakoterapi hipertensi pada CKD

    7/40

    >kti%itas berlebihan sistem saraf simpatik

    =embran transport 3a/K yang abnormal

    8enggunaan garam yang berlebihan

    istem renin-angiotensin aldosteron yang abnormal

    2i,e+tensi se0unde+

    Kurang dari $#0 penderita hipertensi merupakan pasien hipertensi sekunder dari

    penyakit komorbid atau obat-obat tertentu yang dapat meningkatkan tekanan darah! 8ada

    kebanyakan kasus, disfungsi renal akibat penyakit ginjal kronis atau penyakit reno%askular

    adalah penyebab sekunder yang sering! Ebat-obat tertentu, baik secara langsung ataupun

    tidak, dapat menyebabkan hipertensi atau memperberat hipertensi dengan menaikkan tekanandarah! 8enyakit dan obat ini dapat dilihat pada tabel di ba+ah ini!

    8enyakit Ebat penyakit ginjal kronis hiperaldosteronisme primer penyakit reno%askular sindroma $ushin" pheochromocytoma koarktasi aorta penyakit tiroid atau paratiroid

    F Kortikosteroid, >C75D, co-" inhibitorF enilpropanolamine dan analogF Cyclosporin dan tacrolimusF :ritropoetinF ibutraminF >ntidepresan (terutama %enlafaine)

  • 7/21/2019 farmakoterapi hipertensi pada CKD

    8/40

    Gambar $!9eberapa faktor yang menyebabkan terjadinya hipertensi (Hikrant A 7i+ari,

    "##$)!

    !.# PAT'FISI'('GI 2IP*T*NSI

    -e0anisme 2um+al

    9eberapa kelainan humoral yang terlibat dalam pengembangan hipertensi esensial$! istem *enin >ngiotensin->ldosteron

    =ekanisme patofisiologi hipertensi salah satunya dipengaruhi oleh sistem renin

    angiotensin aldosteron, dimana hampir semua golongan obat anti hipertensi bekerja

    dengan mempengaruhi sistem tersebut!*enin angiotensin aldosteron adalah sistem

    endogen komplek yang berkaitan dengan pengaturan tekanan daraharteri!>kti%asi dan

    regulasi sistem reninangiotensin aldosteron diatur terutamaoleh ginjal!istem renin

    angiotensin aldosteron mengatur keseimbangan cairan, natrium dan kalium! istem inisecara signifikan berpengaruh pada aliran pembuluh darah dan akti%asi sistem saraf

    simpatik serta homeostatik regulasi tekanan darah (Dipiro, "##2)!

    *enin adalah en?im yang disimpan dalam sel jutaglomerular, yang terletak di

    arteriol aferen ginjal! 8engeluran renin dimodulasi oleh beberapa faktor faktor

    intrarenal (tekanan perfusi ginjal, katekolamin, angiotensin 55) dan faktor ekstrarenal

    (natrium, klorida, dan kalium)!

  • 7/21/2019 farmakoterapi hipertensi pada CKD

    9/40

    Gambar "! =ekanisme hipertensi terkait renin-angiotensin aldosteron (Dipiro,"##2)

    "!

  • 7/21/2019 farmakoterapi hipertensi pada CKD

    10/40

    ;sia (. tahun untuk laki-laki dan 1 tahun untuk +anita) Diabetes =elitus Dislipidemia =icroalbuminuria Keluarga memiliki ri+ayat penyakit jantung Ebesitas 8erokok (Dipiro, "##2)

    !.& G*JA(A

    8ada pemeriksaan fisik, tidak dijumpai kelainan apapun selain tekanan darah yang

    tinggi (Dipiro, "##2)!

    !.5 DIAGN'SA

    Data diperoleh melalui anamnesis mengenai keluhan pasien, ri+ayat penyakit dahulu

    dan penyakit keluarga, pemeriksaan fisik, tes laboratorium rutin, dan prosedur diagnostik

    lainnya!

    8emeriksaan fisik termasuk pengukuran tekanan darah yang benar, pemeriksaan

    funduskopi, perhitungan 9=5 (%ody mass inde&) yaitu berat badan (kg) dibagi dengan tinggi

    badan (meter kuadrat), auskultasi arteri karotis, abdominal, dan bruit arteri femoralis palpasi

    pada kelenjar tiroid pemeriksaan lengkap jantung dan paru-paru pemeriksaan abdomenuntuk melihat pembesaran ginjal, massa intra abdominal, dan pulsasi aorta yang abnormal

    palpasi ektremitas ba+ah untuk melihat adanya edema dan denyut nadi, serta penilaian

    neurologis!

    Peme+i0saan la+at+ium

    8emeriksaan laboratorium rutin yang direkomendasikan sebelum memulai terapi

    antihipertensi adalah urinalysis, kadar gula darah dan hematokrit kalium, kreatinin, dan

    kalsium serum profil lemak (setelah puasa 4 $" jam) termasuk

  • 7/21/2019 farmakoterapi hipertensi pada CKD

    11/40

    8enurunan mortalitas dan morbiditas yang berhubungan dengan hipertensi!=ortalitas

    dan morbiditas ini berhubungan dengan kerusakan organ target (misal kejadian

    kardio%askular atau serebro%askular, gagal jantung, danpenyakit ginjal) =engurangi resiko merupakan tujuan utama terapi hipertensi, dan pilihan terapi obat

    dipengaruhi secara bermakna oleh bukti yang menunjukkanpengurangan resiko!

    7arget nilai tekanan darah yang di rekomendasikan dalam B3C H55

    Kebanyakan pasien 6 $@#/# mm C:5), 'n"itensin Rese(tor +lo,er(>*9)

    >ntagonis kalsium

  • 7/21/2019 farmakoterapi hipertensi pada CKD

    12/40

    Te+a,i lini ,e+tama untu0 0eanya0an ,asien

    8etunjuk dari B3C ' merekomendasikan diuretik tipe tia?id bila memungkinkan

    sebagai terapi lini pertama untuk kebanyakan pasien, baik sendiri atau dikombinasi dengan

    salah satu dari kelas lain (>C:5, >*9, penyekat beta, CC9)!Diuretik tipe thia?ide sudah

    menjadi terapi utama antihipertensi pada kebanyakan trial!8ada trial ini, termasuk yang baru

    diterbitkan 'ntihy(ertensive and -i(id-o/erin" Treatment to 0revent )eart 'ttac, Trial

    (>&&7), diuretik tidak tertandingi dalam mencegah komplikasi kardio%askular akibat

    hipertensi!Kecuali pada the Second 'ustralian National +lood 0ressure Trial dimana

    dilaporkan hasil lebih baik dengan >C:5 dibanding dengan diuretik pada laki-laki kulit putih!

    Diuretik meningkatkan efikasi antihipertensi dari banyak regimen obat, berguna

    dalam mengontrol tekanan darah, dan harganya lebih terjangkau dibanding obat antihipertensi

    lainnya!ayangnya disamping kenyataan ini, diuretik tetap kurang digunakan (underused)

    (Depkes, "##1)!

    'BAT'BAT ANTI2IP*T*NSI 9ANG UTA-A 4De,0es7 !885)

    K*(AS NA-A 'BAT D'SIS

    (A:I-

    4-G/2AI

    )

    F*KU*NSI

    P*-B*IA

    N

    K'-*NTA

    Diu+eti0

    tia;id

    Klortalidon

  • 7/21/2019 farmakoterapi hipertensi pada CKD

    13/40

    diu+eti0 untuk mencegah diuresis

    malam hari dosis lebih

    tinggi mungkin

    diperlukan untuk pasien

    dengan G* sangat

    rendah atau gagal jantung!Pena

  • 7/21/2019 farmakoterapi hipertensi pada CKD

    14/40

    hipokalemia obat-obat ini

    biasanya dipakai untuk

    pasien dengan penyakit

    ginjal kronis (I

    ClCr6#ml/min) dapat

    menyebabkan

    hiperkalemia, terutama

    kombinasi dengan >C:5,

    >*9, atau suplemen

    kalium)A3*

    in*9 dapat menyebabkan

    gagal ginjal pada pasiendengan renal arteri

    stenosis jangan diberikan

    pada +anita hamil atau

    pada pasien dengan

    sejarah angiodermaAngitensi

    n ese,t+

    Bl0e+ /

    Halsartan 2# - "# $ pemberian pagi untuk

    mencegah diuresis malam

    hari diuretik ringan

  • 7/21/2019 farmakoterapi hipertensi pada CKD

    15/40

    Penye0at

    +ese,t+

    Angitensi

    n

    biasanya dikombinasi

    dengan tia?id untuk

    meminimalkan efek

    hipokalemia obat-obat ini

    biasanya dipakai untuk

    pasien dengan penyakit

    ginjal kronis (I

    ClCr6#ml/min) dapat

    menyebabkan

    hiperkalemia, terutama

    kombinasi dengan >C:5,

    >*9, atau suplemen

    kalium)Beta

    l0e+

    Kardio selektif

    >tenolol

    9isoprolol

    3on elektif

    8ropanolol

    3adalolol

    " 4 $##

    ", 4 $#

    $1# 4 @2#

    @# -$"#

    $

    $

    Dosis a+al harus

    dikurangi#0 pada pasien

    yang sudah dapat diuretik,

    yang kekurangan cairan,

    atau sudah tua sekali

    karena resikohipotensidapat

    menyebabkan

    hiperkalemia pada pasien

    dengan penyakit ginjal

    kronis atau pasien yang

    juga mendapat diuretik

    penahan kalium,antagonis aldosteron, atau

    >C:5 dapat

    menyebabkan gagal ginjal

    pada pasien dengan renal

    arteri stenosis tidak

    menyebabkan batuk

    kering seperti >C:5,

    jangan digunakan pada

  • 7/21/2019 farmakoterapi hipertensi pada CKD

    16/40

    perempuan hamil

    8emberhentian tiba-tiba

    dapat menyebabkan

    rebound hipertensi, dosis

    rendah s/d sedang

    menghambat reseptor J$,

    pada dosis tinggi

    menstimulasi reseptor J"

    dapat menyebabkan

    eksaserbasi asma bila

    selektifitas hilang

    keuntungan tambahan

    pada pasien dengan

    takiaritmia atau

    preoperatif hipertensiAntagnis

    0alsium

    >mlodipin ", - $# $ bekerja cepat (long-

    acting) harus dihindari,

    terutama nifedipin dan

    nicardipin dihidropiridinadalah%asodilator perifer

    yang kuat dari pada

    nondihidropiridin dan

    dapat menyebabkan

    pelepasan simpatetik

    refle (takhikardia),

    pusing, sakit kepala,flushing, dan edema

    perifer keuntungan

    tambahan pada sindroma

    *aynaud

    'BAT = 'BAT ANTI 2IP*T*NSI A(T*NATIF 4De,Kes7 !885)

    K*(AS NA-A D'SIS F*KU*-SI K'-*NTA

  • 7/21/2019 farmakoterapi hipertensi pada CKD

    17/40

    'BAT (A:I-

    4-G/2AI)

    P*-B*IA

    N

    Ala l0e+ Doa?osin

    7era?osin

    $- 2$- "#

    $

    $ atau "

    9eritahu pasien untuk

    berdiri perlahan dari

    posisi duduk atau

    berbaring untuk

    meminimalkan resiko

    hipotensi ortostatik

    keuntungan tambahan

    untuk laki-laki dengan

    +eni"n 0rostatic

    hy(er(lasia

    Agnis

    sent+al ala

    !

    Klonidin #,$ 4 #,2 " 8emberhentian tiba-tiba

    dapat menyebabkan

    rebound hipertensi,

    paling efektif diberikan

    bersam adiuretik untuk

    mengurangi retensi cairanAntagnis

    Ad+ene+gi0

    Pe+ie+

    *eserpin #,# 4 #," $ atau " Gunakan bersama

    diuretic untuk

    mengurangi retensi cairan>asdilat+

    lansung

  • 7/21/2019 farmakoterapi hipertensi pada CKD

    18/40

    7erdapat dua kelompok G:*D! Lang pertama adalah G:*D erosif (esofagitis

    erosif), didefinisikan sebagai G:*D dengan gejala refluks dan kerusakan mukosa

    esofagus distal akibat refluks gastroesofageal! 8emeriksaan baku emas untuk diagnosis

    G:*D erosif adalah endoskopi saluran cerna atas! Lang kedua adalah penyakit refluks

    nonerosif (non-erosi%e reflu disease, 3:*D), yang juga disebut endoscopic-negati%e

    G:*D, didefinisikan sebagai G:*D dengan gejalagejala refluks tipikal tanpa

    kerusakan mukosa esofagus saat pemeriksaan endoskopi saluran cerna! aat ini, telah

    diusulkan konsep yang membagi G:*D menjadi tiga kelompok, yaitu penyakit refluks

    non-erosif, esofagitis erosif, dan esofagus 9arrett!

    8atogenesis

    8atogenesis 8*G: meliputi ketidakseimbangan antara faktor ofensif dan faktor

    defensif dari bahan refluksat! Lang termasuk faktor defensif antara lain MdisfungsiN :9 atau

    sfingter esophagus ba+ah (lo+er esophageal sphincter/&:), bersihan asam dari lumen

    esofagus, dan ketahanan epitel esophagus! 9entuk anatomik :9 yang melipat berbentuk

    sudut, dan kekuatan

    menutup dari sfingter, menjadikan :9 berperan penting dalam mekanisme antirefluks!

    8eningkatan tekanan intraabdomen (misalnya saat batuk), proses gra%itasi saat berbaring, dankelainan anatomis seperti sliding hernia hiatal mempermudah terjadinya refluks!9ersihan

    asam dari lumen esofagus adalah kemampuan esophagus untuk membersihkan dirinya dari

    bahan refluksat! Kemampuan esophagus ini berasal dari peristaltik esofagus primer,

    peristaltik esofagus sekunder (saat menelan), dan produksi sali%a yang optimal! Ketahanan

    epitel esofagus berasal dari lapisan mukus di permukaan mukosa, produksi mukus, dan

    mikrosirkulasi aliran darah di post epitel!

    ementara yang menjadi faktor ofensif adalah peningkatan asam lambung, dilatasilambung, beberapa kondisi patologis yang mengakibatkan berkurangnya kemampuan

    pengosongan lambung seperti obstruksi gastric outlet dan delayed gastric emptying! imptom

    khas 8*G: adalah heartburn,yaitu rasa terbakar di dada disertai nyeridan regurgitasi (rasa

    asam pahit dari lambung terasa di lidah)! alah satu dari keduanya cukup untuk mendiagnosis

    8*G: secara klinis! elain kedua gejala tersebut, 8*G: dapat menimbulkan keluhan nyeri

    atau rasa tidak enak di epigastrium atau retrosternal ba+ah, disfagia (kesulitan menelan

    makanan), odinofagia (rasa sakit +aktu menelan), mual dan rasa pahit di lidah! Keluhan

  • 7/21/2019 farmakoterapi hipertensi pada CKD

    19/40

  • 7/21/2019 farmakoterapi hipertensi pada CKD

    20/40

    Ebat-obat dari golongan penghambat pompa proton bekerja dengan cara memblok pompa

    proton (78ase) yang terdapat di membran sel parietal lambung sehingga

    menghambat sekresi asam lambung oleh sel parietal secara irre%ersibel! 8enghambat pompa

    proton merupakan prodrug yang tidak stabil dalam suasana asam! etelah diabsorpsi dari

    usus, golongan ini dimetabolisme menjadi bentuk aktifnya yang berikatan dengan pompa

    proton! ementara itu, obat-obat dari golongan antagonis reseptor

  • 7/21/2019 farmakoterapi hipertensi pada CKD

    21/40

    BAB II

    I(USTASI KASUS

    !.1 Identitas Pasien

    !.! Anamnesa

    Data Umum

    N - 1 uangan H58 >mbun uriNama Pasien >smiarti D0te+ yang me+a@at dr! khairullah, p! 8D

    AlamatBalan 8erintis

    Kemerdekaan

    Fa+masis 3orris andy, ! arm

    Agama 5slam

    Jenis Kelamin 8erempuanPe0e+jaan 8ensiunan Guru

    Umu+ 1" tahun

    Kelu

  • 7/21/2019 farmakoterapi hipertensi pada CKD

    22/40

    !.# 2asil Peme+i0saan (a+at+ium

    2asil ,eme+i0saan Kimia (a+

    Tanggal 81 A,+il !81&

    Data (a+at+ium

    Pa+amete+ 2asil Kada+ Nilai

    N+mal

    Gluk $ mg/d& '@ 4 $#1;rea @1, mg/d& $,# 4 @,"C*:>7 ", mg/d& #,1 4 $,"

    Tanggal 8! A,+il !81&

    Data (a+at+ium

    Pa+amete+ 2asil Kada+ Nilai

    N+mal

    >lb @,# g/d& ,2 4 ,@>&7 $";/& # 4 $>7 $1 ;/& # 4 $9ili-D #,$ mg/d& --- #,"#9ili-7 #,1@ --- $,"CRChol "# mg/d& ---"#$Gluk $$@ mg/d& '@ 4 $#1;rea @1, mg/d& $,# 4 @,"

    C*:>7 ", mg/d& #,1 4 $,"78*E7 ,2 g/d& 1, 4 2,@

    2asil data 0imia Klini0

    Tanggal 81 A,+il !81&

    Data (a+at+ium

    Pa+amete+ 2asil Kada+ Nilai N+mal

  • 7/21/2019 farmakoterapi hipertensi pada CKD

    23/40

    Tanggal 8! A,+il !81&

    Data (a+at+ium

    Pa+amete+ 2asil Kada+ Nilai N+mal

    ital Sign ,asien

    7anggal 7D

    (mm

  • 7/21/2019 farmakoterapi hipertensi pada CKD

    24/40

    urosemid $ $ V stop

    Endansentron inj " $ V stop

    >mlodipin mg $ $ V stop

    Halsartan $1# mg $ $ V V V V

    (2#

    mg)

    V

    (2#

    mg)

    >minefron $ V V V V V V

    &ansopra?ol $ $ V V stop V

    9icnat $ V V V V V

    >s! olat " $ V V V V V

    BAB III

    TINJAUAN 'BAT

    A-('DIPIN

    Komposisi >mlodipin $# mg!Kelas 7erapi Calsium Channel 9loker!=ekanisme Kerja =enghambat ion kalsium ketika memasuki saluran lambat

    atau area sensitif tegangan selektif pada otot polos %askuler

    dan miokardium selama depolarisasi, menghasilkan relaksasi

    otot polos %askuler koroner dan %asodilatasi koroner,meningkatkan penghantaran oksigen pada pasien angina

    %asospastik!Dosis

    De+asa dosis a+al mg sekali sehari, dosis maksimum $#

    mg sekali sehari! 8ada umumnya dilakukan titrasi dosis

    dengan kenaikan ", mg selama '-$@ hari!5ndikasi 8engobatan hipertensi, pengobatan gejala angina stabil

    kronis, angina %asospastik, pencegahan hospitalisasi karena

    angina dengan penyakit jantung koroner!

  • 7/21/2019 farmakoterapi hipertensi pada CKD

    25/40

    :fek amping $#0 :fek pada kardio%askuler edema perifer ("-0

    tergantung dosis!

    $-$#0 Kardio%askuler flushing ($-0), palpitasi ($-@0)!

    8 sakit kepala (',0), pusing ($-0), fatigue (@0),

    palpitasi ($-@0)! Dermatologi rash ($-"0), pruritus ($-"0)!

    G5 mual (",0), sakit perut ($-"0), dyspepsia ($-"0),

    hiperplasia gingi%al! :ndokrin dan metabolisme disfungsi

    seksual pada pria ($-"0)! 3euromuskular dan skeletal

    kram otot ($-"0), lemah ($-"0)! 8ernapasan dyspnea ($-

    "0), edema pulmonary ($0)!

    6$0 gangguan tidur, agitasi, alopesia, amnesia, ansietas,

    apathy, aritmia, ataksia, bradikardi, gagal jantung,

    depersonalisasi, depresi, eritema multiforma,dermatitis

    eksfoliatif, symptom ekstrapiramidal!5nteraksi Ebat >mlodipin meningkatkan efek dari aminofilin, flufoksamin,

    meksiletin, mirta?ipin, ropinirol, teofilin, trifluoropera?in!:fek amlodipin dapat ditingkatkan oleh antifungi golongan

    a?ol, klaritromisin, diklofenak, doksisiklin, eritromisin,

    imatinib, isonia?id, nefoda?on, nikardipin, propofol,

    inhibitor protease, kuinidin, telitromisin, %erapamil!:fek amlodipin dapat diturunkan oleh aminoglutetimida,

    karbama?epin, nafsilin, ne%irapin, fenobarbital, fenitoin,

    rifampisin!Kontraindikasi

    H derajat " atau !8erhatian

    Gagal jantung kongestif, disfungsi hati, gagal ginjal, hamildan laktasi!

    9entuk ediaan 7ablet!

    :dukasi Gunakan sesuai yang diresepkan, jangan menghentikan obat

    tanpa konsultasi dengan dokter!

    9eritahu pasien bah+a obat dapat menyebabkan kantuk,

    hindari saat mengemudi atau melakukan tugas-tugas lain

    yang membutuhkan ke+aspadaan mental!

    >njurkan pasien untuk tidak mengambil obat otc / obat

  • 7/21/2019 farmakoterapi hipertensi pada CKD

    26/40

    bebas tanpa konsultasi dokter!8asien dianjurkan untuk mengontrol asupan natrium!8asien dianjurkan untuk mengontrol tekanan darah dan

    selalu kontrol ke dokter untuk melanjutkan pengobatan,

    penting untuk tetap menggunakan obat +alaupun sudahmerasa sehat untuk membantu mengontrol hipertensi!

    8asien mungkin akan mengalami sakit kepala (jika tidak

    dapat diatasi konsultasi ke dokter), mual dan muntah (makan

    sejumlah kecil makanan mungkin dapat membantu), atau

    konstipasi!

    ebelum menggunakan obat perhatikan kondisi yang

    mempengaruhi penggunaan, khususnya penggunaan padaorang lanjut usia (+aktu paruh obat meningkat, lebih sensitif

    terhadap efek hipotensi), gigi (risiko terjadi hiperplasia

    gingi%al), obat lain, kondisi kesehatan lain, khususnya

    gangguan hipotensi!

    Kesesuaian penggunaan obat kepatuhan terhadap terapi

    (penting untuk tidak menggunakan obat melebihi jumlah

    yang diresepkan)! Kesesuaian dosis bila lupa minum obat

    maka diminum sesegera mungkin, jangan diminum bila telah

    mendekati pemberian dosis selanjutnya, jangan

    menggandakan dosis! Kesesuaian penyimpanan obat untuk

    penggunaan sebagai antihipertensi, mungkin memerlukan

    kontrol berat badan dan diet khususnya pemasukan natrium!8emberian

    9ersama atau tanpa makanan, pada pagi hari!

    FU'S*-ID

    Komposisi urosemid @# mg $# mg/ml (" ml)!Kelas 7erapi Diuretik Kuat!=ekanisme Kerja 5nhibisi reabsorpsi natrium dan klorida pada loophenle,

    tubulus distal dan tubulus proimal ginjal! =empengaruhi

    sistem kotranspor ikatan klorida, selanjutnya meningkatkan

    ekskresi air, natrium, klorida magnesium dan kalsium!Dosis :dema Dosis a+al "#-2# mg/dosis sebagai dosis tunggal!

    Dapat dititrasi lebih dari 1## mg/hari!

  • 7/21/2019 farmakoterapi hipertensi pada CKD

    27/40

    A(SATAN

    Golongan >ngiotensin *eseptor 9loker=ekanisme

    kerja

    Halsartan memberikan efek langsung sebagai antagonisme

    pada reseptor angiotensin 55 (>7"), berbeda dengan >C:

    inhibitor!Halsartan menggeser angiotensin 55 dari reseptor

    >7$! dan menghasilkan efek penurunan tekanan darah

    melalui mengantagonis %asokonstriksi yang diinduksi >7$,

  • 7/21/2019 farmakoterapi hipertensi pada CKD

    28/40

    pembebasan aldosteron, katekolamin, %asopresin arginin,

    pengambilan air dan respon hipertropik! =ekanisme ini

    menghasilkan blokade yang lebih efisien terhadap efek

    angiotensin 55 jantung dengan efek samping lebih sedikit

    dibandingkan inhibitor >C:!ediaan @# mg, 2# mg, $1# mg5ndikasi C: inhibitor karena batuk

    persistent! >ntagonis reseptor angiotensin 55 dapat digunakan

    sebagai alternatif penggunaan inhibitor >C: padapengobatan gagal jantung atau diabetes nefropati

    Dosis

  • 7/21/2019 farmakoterapi hipertensi pada CKD

    29/40

    monitoring5nformasi obat

  • 7/21/2019 farmakoterapi hipertensi pada CKD

    30/40

    salisilat akibat alkalinasi urin!

    8enggunaan bersama natrium bikarbonat dengan besi dapat

    menurunkan absorpsi besi (&ei-compWs)!Kontraindikasi >lkalosis metabolik maupun respiratori, hipokalsemia, pasien

    yang mengalami banyak kehilangan klorida akibat muntah

    maupun pembersihan gastrointestinal secara kontinyu, dan

    pada pasien dengan risiko mengalami alkalosis hipokloremik

    yang diinduksi oleh diuretik! 3atrium bikarbonat secara oral

    tidak boleh digunakan apabila digunakan sebagai antidotum

    untuk mengatasi keracunan akut akibat asam mineralkuat!8eringatan uplemen natrium dapat meningkatkan tekanan darah atau

    menyebabkan retensi cairan dan udem paru-paru padamereka yang berisiko hipokalemia dapat memburuk! 9ila

    asidosis hiperkloremik berhubungan dengan kekurangan

    kalium, sebagaimana pada beberapa gangguan tubular

    ginjal dan saluran cerna, mungkin tepat untuk memberikan

    kalium bikarbonat oral, +alaupun defisiensi akut atau yang

    berat harus ditangani dengan pemberian intra%ena!

  • 7/21/2019 farmakoterapi hipertensi pada CKD

    31/40

    ASA- F'(AT

    Komposisi >sam folat $ mg!Kelas 7erapi >ntianemia!=ekanisme Kerja enya+a biokimia asam folat yang bersifat inaktif

    dikon%ersi oleh en?im dihidrofolat reduktase menjadimetiltetrahidrofolat! enya+a ini ditransport kedalam sel

    melalui reseptor dengan cara endositosis! nemia megaloblastik #, 4 $ mg sehari atau menurut

    petunjuk dokter!

    5ndikasi >nemia megaloblastik dan makrositik yang disebabkanoleh defisiensi asam folat!

    5nteraksi Ebat =enurunkan kadar phenytoin dan phenobarbital didalam

    plasma!Kontraindikasi >nemia pernisiosa! 8enderita yang hipersensitif

    terhadapasam folat!pemberian jangka panjang untuk

    penderita defisiensi kobalamin yang tidak diobati!9entuk ediaan 7ablet!:dukasi Bangan mengkonsumsi tablet asam folat kecuali ada saran

    dari dokter!

    Bangan merubah atau berhenti mengkonsumsi dosis yang

    dianjurkan tanpa saran dari dokter

    D& 4D*T'S* &)

    Komposisi Detrosa monohidrat!5ndikasi Dehidrasi, penambahan kalori secara parenteral!Dosis 9ersifat indi%idual, kecepatan infus ml/kg 99/jam!

    Kontra 5ndikasi

  • 7/21/2019 farmakoterapi hipertensi pada CKD

    32/40

    galaktosa!8erhatian >sidosis laktat, gangguan ginjal, sepsis berat, fase a+al

    pasca trauma!:fek amping Demam, iritasi atau infeksi pada tempat injeksi,

    trombosis atau flebitis yang meluas dari tempat injeksidan ekstra%asasi, hiperglikemia pada bayi baru lahir!

    (ANS'PA:'(*

    Komposisi &ansopra?ol

    Kelas terapi Golongan 885 (8ump 8roton 5nhibitor)

    5ndikasi 8engobatan jangka pendek pada tukak usus $" jari,

    tukak lambung dan refluks esofagitis erosi%a!=ekanisme

    Kerja

    =engontrol sekresi asam lambung dengan cara

    menghambat pompa proton yang mentranspor ion

  • 7/21/2019 farmakoterapi hipertensi pada CKD

    33/40

    pengobatan!

    >bsorpsi &ansopra?ol tidak dipengaruhi oleh

    alkohol atau makanan

    A-IN*F'N

    Komposisi >lpha-keto isoleucine 1' mg, alpha-keto leucine $#$ mg,

    alpha-keto phenylalanine 12 mg, alpha-hydroy methionine

    mg, alpha-keto %aline 21 mg, &-tryptophan " mg, &-

    threonine mg, &-histidine 2 mg, l- tyrosine # mg, &-lysine acetate $# mg, Ca # mg!

    =ekanisme Kerja >da jumlah asam amino esensial termasuk histidin,

    isoleusin, leusin, lisin, metionin, fenilalanin, treonin,

    triptofan dan %alin! >sam amino esensial tidak dapat

    disintesis dalam jumlah yang cukup dalam tubuh, oleh

    karena itu harus diberikan dalam makanan! ungsi utama

    mereka adalah sebagai kofaktor penting dalam berbagai

    sistem en?im!

    Keto- atau asam hidroksi yang ditransaminasi en?imatik

    dengan asam amino &-terkait sedangkan kelompok urea

    terurai!

    8ada pasien yang menerima diet rendah protein, >minefron

    memungkinkan asupan asam amino esensial bebas nitrogen-

    menggunakan kembali dari catabolites mengandung

    nitrogen anabolisme protein dan pengurangan simultan urea

    serum peningkatan serum nitrogen dan ketidakseimbangan

    asam amino pengurangan serum 8E@Dosis Insuisiensi ginjal 0+ni0@-2 kapl /hr, A hrs diberikan

    pd pasien dg laju filtrasi glomerulus -# m&/mnt!

    ebaiknya diberikan bersama makanan!5ndikasi 7erapi disfungsi ginjal kronik, dlm kombinasi dg diet tinggi

    kalori rendah protein!

    :fek amping E5 non selektif dpt menyebabkan hipertensi! Bangan

  • 7/21/2019 farmakoterapi hipertensi pada CKD

    34/40

    digunakan bersama obat lain yg dpt membentuk lar

    kombinasi dg Ca (misalnya tetrasiklin)!Kontraindikasi nak! ntiemetik =ekanisme Kerja Endansetron suatu antagonis reseptor

  • 7/21/2019 farmakoterapi hipertensi pada CKD

    35/40

    t! BohnWs +ort dapat mengurangi kadar ondansetron!Kontraindikasi pril "#$, pasien dengan

    keluhan 3yeri abdomen kurang lebih " jam sebelum masuk 5GD yang mendesak ke ulu hati

    dan menganggu akti%itas! 8asien merasakan mual, muntah, dan menggigil! 8asien juga

    menyatakan 9>K yang tidak lancar dan tidak puas! ebelumnya pasien mempunyai ri+ayat

    sakit maag, hipertensi, dan juga pernah melakukan operasi batu ginjal dan kontrol ginjal!

    8asien masuk kerumah sakit pada tanggal #$ april "#$ dengan diagnosa gangguan

    faal ginjal ($hronic Kidney Diesease), hipertensi, dan G:*D (Gastroesophageal *eflu

    Disease)! elama dira+at di 5GD, pasien mendapatkan terapi obat furosemid, ondansentron

    injeksi, amlodipin, lansopra?ole, aminefron, natrium bicarbonat (9icnat), dan infus *&!

  • 7/21/2019 farmakoterapi hipertensi pada CKD

    36/40

    >mlodipin digunakan sebagai antihipertensi untuk menurunkan tekanan darah pada pasien!

    urosemid diberikan untuk menurunkan tekanan darah pasien dan melancarkan buang air

    kecil yang tidak lancar akibat retensi cairan dengan cara ekskresi natrium dan kalium,

    sehingga dapat mengurangi %asokontriksi pembluh darah dan otot jantung! Endansentron

    diberikan untuk menghentikan mual dan muntah yang dirasakan oleh pasien! &ansopra?ole

    digunakan untuk mengobati G:*D yang terjadi pada pasien! 8asien juga diberikan natrium

    bicarbonat untuk mengobati nyeri abdomen yang dirasakan psien sampai ke ulu hati akibat

    produksi asam lambung yang berlebih! >minefron diberikan sebagai terapi untuk disfungsi

    ginjal kronik! 5nfus *& digunakan untuk menggantikan kehilangan akut cairan tubuh dan

    memudahkan dalam pemberian terapi obat-obat parenteral!

    8ada tanggal #" april pasien dipindahkan ke ruang ra+at inap dan dilanjutkan terapipengobatannya! Ebat-obat yang dihentikan penggunannya yaitu ondansentron karena pasien

    tidak mengalami mual dan muntah, furosemid dihentikan karena pasien sudah merasakan

    buang air kecil yang lancar dan tekanan darah pasien sudah mulai menurun, amlodipin

    sebagai antihipertensi dihentikan penggunaannya dan kemudian digantikan dengan %alsartan

    dengan dosis $1# mg sehari karena penggunannya relatif lebih aman untuk pasien dengan

    gannguan fungsi ginjal! 5nfus *& dihentikan dan diberikan infus D0 :> 8rimer ($$)

    sebagai nutrisi parenteral untuk insufisiensi ginjal kronis! >minefron, lansopra?ol, dan bicnattetap dilanjutkan penggunannya selama pera+atan di rumah sakit! 8asien juga diberikan asam

    folat sebagai antianemia untuk mengobati kurang darah yang diderita oleh pasien!karena

    hemoglobin pasien yang rendah yaitu ,'g/d& (kisaran normal yaitu $"-$@ g/d&)!

    7ujuan terapi pengobatan untuk kasus ini adalah memperlambat perkembangan CKD,

    menurunkan morbiditas dan mortalitas akibat kerusakan organ target dengan cara

    menurunkan/menormalkan tekanan darah pasien, menghilangkan penyakit refluks

    gastroesofagus, dan meningkatkan kualitas hidup pasien! 7ingkatan gangguan fungsi ginjalyang diderita oleh pasien berdasarkan perhitungan kreatinin klirens yaitu

    CrCl X #,2 140umur

    72 x Scr xberat badan

    CrCl X #,2 14062

    72x2,5x53 kg

    CrCl X $," ml/menit

  • 7/21/2019 farmakoterapi hipertensi pada CKD

    37/40

    9erdasarkan perhitungan diatas, pasien menderita Chronic Kidney Disease (CKD)

    tadium @ yaitu G* antara $ -" ml/menit dengan hanya sedikit nefron yang tersisa! gejala

    yang dialami pasien yaitu anemia dan gangguan kardio%askular (hipertensi)! 7ujuan terapi

    pada penderita hipertensi dengan gangguan fungsi ginjal yaitu mengontrol tekanan darah

    secara memadai ( 6$#/2# mmngiotensin Con%erting :n?yme 5nhibitor (>C:5) atau

    >ngiotensin *eceptor blocker(>*9)! Dalam kasus ini pasien diberikan %alsartan dengan

    dosis $1# mg untuk menurunkan tekanan darahnya, kemudian mulai hari kelima dosis mulai

    diturunkan menjadi 2# mg karena tekanan darah sudah terkontrol menjadi $#/2# dan supaya

    tekanan darah pasien tidak mengalami penurunan secara cepat dan tetap terkontrol!

    Dalam kasus ini, penggunaan obat-obatan sudah tepat dengan indikasi! 7erapi

    pengobatan yang diberikan ke pasien sesuai untuk mengobati diagnosa dan gejala yang

    dialami oleh pasien! elektifitas pemilihan obat juga sesuai dengan mempertimbangkan lini

    pertama untuk penyakit hipertensi dengan penurunan fungsi ginjal! Halsartan merupakan

    antihipertensi golongan'n"iostensin Rese(tor +loc,er(>*9) yang bekerja memberikan efek

    langsung sebagai antagonisme pada reseptor angiotensin 55 (>7"), berbeda dengan >C:

    inhibitor! Halsartan menggeser angiotensin 55 dari reseptor >7$! dan menghasilkan efek

    penurunan tekanan darah melalui mengantagonis %asokonstriksi yang diinduksi >7$,

    pembebasan aldosteron, katekolamin, %asopresin arginin, pengambilan air dan respon

    hipertropik! >*9 menurunkan tekanan darah dan juga mengurangi tekanan intraglomerular

    yang lebih lanjut menurunkan fungsi ginjal! 7erapi yang diberikan untuk pengobatan G:*D

    juga mempertimbangkan lini pertama dengan pemberian lansopra?ol! &ansopra?ol

    merupakan golongan penghambat pompa proton yang bekerja dengan cara memblok pompa

    proton (78ase) yang terdapat di membran sel parietal lambung sehingga

    menghambat sekresi asam lambung oleh sel parietal secara irre%ersibel!

  • 7/21/2019 farmakoterapi hipertensi pada CKD

    38/40

    BAB >

    K*SI-PU(AN DAN SAAN

    &.1 Kesim,ulan

    8asien didiagnosa menderita $hronic Kidney Diesease (CKD) tage 5H, hipertensi,

    dan G:*D (Gastroesophageal *eflu Disease)! Bad+al pemberian, frekuensi, dosis, inter%al +aktu dan cara pemberian obat dinilai

    sudah mempertimbangkan efektifitas keamanan dan kenyamanan serta sesuai dengan

    kondisi pasien!

  • 7/21/2019 farmakoterapi hipertensi pada CKD

    39/40

    &.! Sa+an

    8asien harus menerapkan pola hidup sehat dengan cara menjaga pola makan (hindari

    makanan pedas, makanan tinggi garam), melakukan olahraga ringan setiap pagi

    seperti jalan pagi, istirahat yang cukup! 8asien disarankan selalu mengontrol tekanan darah minimal satu kali dalam seminggu

    setelah keluar dari rumah sakit

    D>7>* 8;7>K>

    >nonim! "##"!)and%oo, O1 $linical Dru" Data Tenth !dition! (ed! >nderson, 8!,

    Knoben, B!, A 7routman,!)! ;nited tates of >merica 7he =cGra+-nonim! "##!+ritish National Formulary edition 23.&ondon 9=B Group and *8

    8ublishing!

    >nonim! "##. 4artindale The $om(lete Dru" Re1erence Thirtysi&th edition.5ed

    +eetman, )! &ondon 8harmaceutical 8ress!

    Cor+in, :li?abeth! "##!+u,u Sa,u 0ato1isiolo"i.Bakarta :GC!

  • 7/21/2019 farmakoterapi hipertensi pada CKD

    40/40

    Depkes *5! "##1!0harmaceutical $are Untu, 0asien )i(ertensi! Bakarta Direktorat

    9ina armasi Komunitas dan Klinik!

    Di8iro, B!, dkk! !"##2! 8harmacotherapy6 ' 0atho(hysiolo"ic '((roach Seventh

    !dition! ;nited tates 7he =cGra+-merican ociety of