Farmakologi Anestesi Lokal
description
Transcript of Farmakologi Anestesi Lokal
Praktikum 4
ANESTESI LOKAL
Latar Belakang
Penyerapan suatu obat ditentukan oleh banyak faktor, salah satu diantaranya adalah yang berkaitan
dengan sirkulasi ke tempat penyerapan obat. Hal ini dapat dipantau dari mula, lama kerja dan efek
obat yang ditimbulkannya.
Tujuan
Memperlihatkan efek anestesi lokal akibat penyerapannya di tempat penyuntikan
Materi Praktikum
Anestesi lokal digunakan untuk memblok penghantaran nyeri oleh saraf. Digunakan untuk anestesi
infiltrasi, blok saraf lokal, blok saraf spinal, dan blok saraf epidural. Anestesi lokal pertama adalah
kokain, yang telah banyak digantikan oleh zat – zat sintetis.
Mekanisme Kerja : Anestesi lokal menghambat penghantaran saraf dengan mengurangi
permeabilitas membran neuron terhadap natrium. Hal ini mencegah influks natrium yang
dibutuhkan untuk penjalaran potensial aksi.
Kimia : Lidokain dan prokain adalah prototipe anestesi lokal. Semua anestesi lokal tersusun dari
domain hidrofil yang dihubungkan dengan domain hidrofobik oleh rantai alkil. Obat-obat ini
digolongkan sebagai amida atau ester menurut tipe ikatan di antara domain hidrofobik dan rantai
alkil.
Blokade serabut saraf kecil yang didahulukan : Serabut nyeri dan suhu lebih mudah ditembus oleh
anestesi lokal dibanding neuron-neuron yang lebih besar. Karenanya, khas terjadi urutan hilangnya
fungsi nyeri dan suhu, propriosepsi, sentuhan dan tekanan, lalu motorik.
Epinefrin sebagai tambahan pada anestesi lokal : Respon vasokonstriksi terhadap epinefrin
menyebabkan homeostasis lokal, yang menghambat penyebaran zat anestesi lokal menjauhi tempat
suntikan.
(sumber : Belajar Mudah Farmakologi – James Olson, M.D., Ph.D ; hal. 32 – 33 )
Bahan Kimia
1. Larutan anestesi lokal (Lidocain HCl 2%)
2. Larutan anestesi lokal (Lidocain HCl 2%) di dalam perbandingan 1 : 80.000 dengan adrenalin
hidrochlorida
Alat – alat
1. Kapas
2. Semprit injeksi tuberculin
3. Jarum injeksi
4. Beaker glass
5. Lampu Bunsen
6. Jarum untuk penusuk
7. Sonde
8. Jam
Pelaksanaan
Percobaan ini dilakukan oleh meja praktikum yang terdiri dari 3-4 orang mahasiswa. Kemudian
membentuk 2 kelompok, kelompok A dan kelompok B.
Setiap relawan dari kelompok A akan disuntikkan larutan anestesi A. Dan setiap relawan dari
kelompok B akan disuntikkan larutan anestesi B ( belum diketahui apakah larutan A atau larutan B
yang mengandung adrenalin ) . Kemudian, mahasiswa yang tidak menjadi relawan akan menjadi
pengamat.
Bagian volar dari lengan mahasiswa relawan dibersihkan dengan larutan alkohol 70%. Kemudian,
lakukan penyuntikan 0,2 cc anestetikum lokal secara intrakutan. Lingkaran dengan garis menengah 5
mm akan terbentuk jika injeksi dilakukan dengan benar.
Pengamatan
Setelah dilakukan penyuntikan, maka dilakukan observasi terhadap sensai sebagai berikut :
1. Panas (temperature)
2. Sakit (pain)
3. Perabaan (touch)
4. Penekanan (pressure)
Observasi terhadap masing-masing sensasi diamati pada umumnya setiap 5 menit selama 60 menit.
Kepekaan dari daerah suntikan harus dicoba sebagai berikut :
1. Sakit, ditusuk dengan jarum.
2. Suhu (panas)
Sentuhkan jarum penusuk yang sudah dipanaskan dengan api pembakar Bunsen, pada
lingkaran suntikan daerah yang disuntik (hati-hati harus dicobakan dulu pada telapak tangan
pengamat)
3. Perabaan dengan kapas yang dipelintir kemudian disentuhkan ke bagian yang diamati
4. Penekanan, tekankan secara pelan sebuat alat yang ujungnya tumpul pada daerah yang
diamati.
Bila penyuntikan akan diulangi, harus dilakukan dengan jarak 30 mm dari tempat yang pertama, dan
jauh dari pembuluh darah.
Catatan :
1. CARA PEMBERIAN SUNTIKAN INTRAKUTAN
a. Suntikan diberikan kira-kira 3 jari dari lipatan siku diantara vena yang terlihat.
b. Dibuat lingkaran dengan diameter kira-kira 5 cm dari titik penyuntikan.
c. Dilakukan tindakan aseptik dengan cara mengusapkan kapas beralkohol satu arah
dan diulang dengan cara yang sama, dengan kapas yang baru.
d. Menyuntik dengan ujung spuit yang terpancung ke atas.
e. Lokasi penyuntikan dikencangkan.
f. Suntikkan seperti memegang pen dengan kemiringan 30 – 45 derajat.
g. Setelah ujung spuit terbenam lalu lengan dikendorkan dan posisi jarum diratakan
sedemikian rupa sehingga sejajar dengan permukaan kulit.
h. Setelah dimasukkkan sedikit lagi, isi diinjeksikan sampai terbentuk gelembung kira-
kira 0,5 cm.
2. PENILAIAN VAS (Visual Analog Scale)
a. Diterapkan untuk semua sensai khususnya sensasi nyeri dan panas
b. Skala yang digunakan satu sampai sepuluh
c. Skala 0 berarti tidak merasa nyeri atau bebas nyeri
d. Skala 10 berarti merasakan nyeri yang bersangatan atau tidak tertahankan
e. Tiap relawan menentukan sendiri nilai VAS-nya
LAMPIRAN
LAPORAN ANESTESI LOKAL
Tiap relawan menyatakan nilai VAS untuk masing-masing sensasi menurut waktu pemeriksaan (skala
0 – 10)
A. Bahan : Larutan anestesi lokal Lidocain HCl 2%
Pelaksana : Josephine IML Tobing, Mohamed Azhar Safeek
Pencatat : Farhana, Sarah Suci Yurika
Tanggal : 24 September 2010
Group : A 1.3
SENSASI
0’ 5’ 10’ 15’ 20’ 25’ 30’ 35’Panas 0 0 0 0 0 0 3 0Sakit 0 0 0 0 1 2 0 1
Sentuhan 0 0 0 0 0 0 0 0Tekanan 0 0 0 0 0 1 1 1