farmakokinetika obat.doc

21
farmakokinetika obat BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Sejak beberapa tahun yang lalu, pola pengontrolan kualitas dan pemakaian klinik obat dipengaruhi oleh suatu disiplin ilmu yang mempelajari nasib obat dalam tubuh. Disiplin ilmu tersebut kita kenal dengan nama "Fammakokinetika". Kata " farmakokinetika" berasal dari kata-kata "pharmacon", kata Yunani untuk obat dan racun, dan "kinetic". Jadi "farmakokinetika" adalah ilmu yang mempelajari kinetika obat, yang dalam hal ini berarti kinetika obat dalam tubuh. Proses- proses yang akan menentukan kinetika obat dalam tubuh meliputi proses absorpsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi. Untuk memahami kinetika obat dalam tubuh tidak cukup hanya dengan menentukan dan mengetahui perkembangan kadar atau jumlah senyawa asalnya saja (unchanged compound), tetapi juga meliputi metabolitnya.

description

oke

Transcript of farmakokinetika obat.doc

Page 1: farmakokinetika obat.doc

farmakokinetika obat

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sejak beberapa tahun yang lalu, pola pengontrolan kualitas dan pemakaian

klinik obat dipengaruhi oleh suatu disiplin ilmu yang mempelajari nasib obat

dalam tubuh. Disiplin ilmu tersebut kita kenal dengan nama

"Fammakokinetika".

Kata " farmakokinetika" berasal dari kata-kata "pharmacon", kata Yunani

untuk obat dan racun, dan "kinetic". Jadi "farmakokinetika" adalah ilmu yang

mempelajari kinetika obat, yang dalam hal ini berarti kinetika obat dalam

tubuh. Proses-proses yang akan menentukan kinetika obat dalam tubuh

meliputi proses absorpsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi. Untuk

memahami kinetika obat dalam tubuh tidak cukup hanya dengan

menentukan dan mengetahui perkembangan kadar atau jumlah senyawa

asalnya saja (unchanged compound), tetapi juga meliputi metabolitnya.

Bagian tubuh di mana konsentrasi/jumlah obat dan atau metabolitnya

ditentukan biasanya darah (plasma/serum), ekskreta (urin, faeses, ludah,

dan lain-lain), atau jaringan tubuh lain.

Page 2: farmakokinetika obat.doc

Untuk bidang farmasi klinik, farmakokinetika memiliki beberapa kegunaan

yang cukup penting, yaitu :

a. Untuk memilih route pemberian obat yang paling tepat. Apakah harus secara

injeksi intravena, atau bisa dengan route lain seperti secara oral, rektal, dan

lain-lain. Ini dapat dilakukan dengan menilai ketersediaan biologis obat

setelah pemberian dalam berbagai route pemberian, dan dengan

mempertimbangkan profil kinetika obat yang dihasilkan oleh berbagai route

pemberian tersebut.

b. Dengan cara identifikasi farmakokinetika dapat dihitung aturan dosis yang

tepat untuk setiap individu (dosage regimen individualization). Sampai

dengan saat ini cara identifikasi farmakokinetika merupakan cara yang

paling tepat untuk pengindividualisasian dosis, khususnya untuk obat-obat

dengan daerah keija terapeutik yang sempit seperti teofilin, dan lainlain.

c. Data farmakokiketika suatu obat diperlukan dalam penyusunan aturan dosis

yang rasional.

d. Dapat membantu menerangkan mekanisme interaksi obat, baik antara obat

dengan obat maupun antara obat dengan makanan atau minuman.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian

Page 3: farmakokinetika obat.doc

Farmakokinetika adalah segala proses yang dilakukan tubuh terhadap

obat berupa absorpsi, distribusi, metabolisme (biotransformasi), dan

ekskresi. Tubuh kita dapat dianggap sebagai suatu ruangan besar, yang

terdiri dari beberapa kompartemen yang terpisah oleh membran-membran

sel. Sedangkan proses absorpsi, distribusi dan ekskresi obat dari dalam

tubuh pada hakekatnya berlangsung dengan mekanisme yang sama, karena

proses ini tergantung pada lintasan obat melalui membran tersebut.

Membran sel terdiri dari suatu lapisan lipoprotein (lemak dan protein)

yang mengandung banyak pori-pori kecil, terisi dengan air. Membran dapat

ditembus dengan mudah oleh zat-zat tertentu, dan sukar dilalui zat-zat yang

lain, maka disebut semi permeable. Zat-zat lipofil (suka lemak) yang mudah

larut dalam lemak dan tanpa muatan listrik umumnya lebih lancar

melintasinya dibanding kan dengan zat-zat hidrofil dengan muatan (ion).

Adapun mekanisme pengangkutan obat untuk melintasi membran sel ada

dua cara:

a. Secara pasif, artinya tanpa menggunakan energi.

Filtrasi, melalui pori-pori kecil dari membran misalnya air dan zat hidrofil.

Difusi, zat melarut dalam lapisan lemak dari membran sel, contoh ion

anorganik.

b. Secara aktif, artinya menggunakan energi.

Page 4: farmakokinetika obat.doc

Pengangkutan dilakukan dengan mengikat zat hidrofil (makromolekul

atau ion) pada enzim pengangkut spesifik. Setelah melalui membran,

obat dilepaskan lagi. Cepatnya penerusan tidak tergantung pada

konsentrasi obat, Contohnya glukosa, asam amino asam lemak, garam

besi, vitamin B1,B2 dan B12.

Absorpsi

Proses absorpsi sangat penting dalam menentukan efek obat. Pada

umumnya obat yang tidak diabsorpsi tidak menimbulkan efek. Kecuali

antasida dan obat yang bekerja lokal. Proses absorpsi terjadi diberbagai

tempat pemberian obat, misalnya melalui alat cerna, otot rangka, paru-paru,

kulit, dan sebagainya.

` Absorpsi merupakan proses masuknya obat dari tempat pemberian ke

dalam darah. Bergantung pada cara pemberiannya melalui saluran cerna

(mulut sampai dengan rektum), kulit, paru, otot, dan lain-lain. Cara

pemberian obat per oral akan diabsorpsi melalui usus halus (kecepatan

absorpsi obat tergantung dari kecepatan obat melarut pada tempat absorpsi,

derajat ionisasi, pH tempat absorpsi, dan sirkulasi darah di tempat obat

melarut.

Untuk dapat diabsorpsi, obat harus dapat melarut atau dalam bentuk yang

sudah terlarut sehingga kecepatan melarut akan sangat menentukan

Page 5: farmakokinetika obat.doc

kecepatan absorpsi. Untuk itu, sediaan obat padat sebaiknya diminum

dengan cairan yang cukup untuk membantu mempercepat kelarutan obat.

pH adalah derajat keasaman atau kebasaan jika zat berada dalam bentuk

larutan. Obat yang terlarut dapat berupa ion atau non ion. Bentuk non-ion

relatif lebih mudah larut dalam lemak sehingga lebih mudah menembus

membran, karena sebagian besar membran sel tersusun dari lemak.

Kecepatan obat menembus membran dipengaruhi oleh pH obat dalam

larutan dan pH dari lingkungan obat berada. Obat yang bersifat asam lemah

akan mudah menembus membran sel pada suasana asam, karena obat

relatif tidak terionisasi atau bentuk ionnya sedikit. Sebaliknya obat-obat yang

bersifat basa lemah akan mudah diabsorpsi di usus halus karena juga relatif

tidak terionisasi.

Absorpsi dipengaruhi oleh beberapa faktor:

1. Kelarutan obat.

2. Kemampuan difusi melintasi sel membran

3. Konsentrasi obat.

4. Sirkulasi pada letak absorpsi.

5. Luas permukaan kontak obat.

6. Bentuk sediaan obat

Page 6: farmakokinetika obat.doc

7. Cara pemakaian obat.

Penetrasi zat-zat melalui membran biologis dengan dua cara, yaitu:

a. Difusi pasif

Proses absorpsi karena perbedaan konsentrasi, dengan perjalanan

obat terutama dari tempat yang konsentrasi tinggi ke tempat

konsentrasi rendah. Laju difusi atau transpor melewati membran

(dc/dt) menurut hukum Fick’s pertama, yaitu:

(dc/dt) = Ka (C1 – C2)

Dimana:

C1 = Konsentrasi obat pada tempat absorpsi

C2 = Konsentrasi obat pada sisi membran yang lain

Ka = Konstanta pembanding

dc/dt = Laju difusi

Ka tergantung pada koefisien difusi dari obat, ketebalan dan luas

membran yang mengabsorbsi serta permeabilitas membran terhadap

obat-obat tertentu.

Membran sel bersifat lipoid sehingga sangat permeabel terhadap zat-

zat yang larut dalam lemak. Makin besar afinitasnya untuk lemak dan

Page 7: farmakokinetika obat.doc

makin hidrofobik zat tersebut, makin cepat laju penetrasinya ke dalam

membran yang kaya lemak. Membran mengandung pori-pori yang

berisi air atau saluran-saluran yang dapat menyebabkan lewatnya air

dan zat-zat yang tidak larut lemak Pori-pori tersebut ukurannya

berbeda dari membran yang satu ke membran yang lainnya sehingga

sifat permeabilitas individual untuk obat-obat tertentu dan zat-zat

lainnya sangat khas.

Membran sel lebih permeabel terhadap bentuk tidak terion dari obat

dibandingkan dengan bentuk terionnya, karena:

kelarutan dari bentuk tak terion yang lebih besar dalam lemak

sifat muatan membran sel banyak yang menghasilkan

pengikatan dan penolakan obat terion. ion-ion menjadi dihidrasi

melalui penggabungan dengan molekul-molekul air (partikel

yang lebih besar daripada molekul yang tidak terdisosiasi).

b. Melalui mekanisme transpor khusus

Asam-asam amino dan glukosa membentuk kompleks antara obat

dengan pembawa (carrier) yang ada dimembran misalnya enzim atau

zat lain. Yang termasuk mekanisme transpor khusus adalah:

Transpor aktif

Difusi dengan bantuan (facilitated diffusion)

Page 8: farmakokinetika obat.doc

Distribusi.

Obat setelah diabsorpsi akan tersebar melalui sirkulasi darah ke seluruh

tubuh dan harus melalui membran sel agar tercapai tepat pada efek aksi.

Molekul obat yang mudah melintasi membran sel akan mencapai semua

cairan tubuh baik intra maupun ekstra sel, sedangkan obat yang sulit

menembus membran sel, penyebarannya umumnya terbatas pada cairan

ekstra sel.

Kadang-kadang beberapa obat mengalami kumulatif selektif pada beberapa

organ dan jaringan tertentu, karena adanya proses transport aktif,

pengikatan dengan zat tertentu atau daya larut yang lebih besar dalam

lemak. Kumulasi ini digunakan sebagai gudang obat (protein plasma,

umumnya albumin, jaringan ikat dan jaringan lemak). Selain itu ada

beberapa tempat lain misalnya tulang, organ tertentu, dan cairan transel

yang dapat berfungsi sebagai gudang untuk beberapa obat tertentu.

Distribusi obat kesusunan saraf pusat dan janin harus menembus sawar

khusus yaitu sawar darah otak dan sawar uri. Obat yang mudah larut dalam

lemak pada umumnya mudah menembusnya.

Metabolisme (Biotransformasi)

Tujuan biotransformasi obat adalah perubahan obat sedemikian rupa

sehingga mudah diekskresikan oleh ginjal, dalam hal ini menjadikannya lebih

hidrofil. Pada umumnya obat dimetabolisme oleh enzim mikrosom di

Page 9: farmakokinetika obat.doc

retikulum endoplasma sel hati. Pada proses metabolisme molekul obat dapat

berubah sifat antara lain menjadi lebih polar. Metabolit yang lebih polar ini

menjadi tidak larut dalam lemak sehingga mudah diekskresi melalui ginjal.

Metabolit obat dapat lebih aktif dari obat asal (bioaktivasi), tidak atau

berkurang aktif (detoksifikasi atau bio-inaktivasi) atau sama aktifitasnya.

Proses metabolisme ini memegang peranan penting dalam mengakhiri efek

obat. biotransformasi obat mengakibatkan konversinya menjadi suatu

senyawa yang lebih mudah larut dalam air, lebih mudah terionisasi,

kemampuan mengikat protein plasma dan jaringan kurang, kemampuan

disimpan dalam jaringan lemak kurang, dan kurang mampu mempenetrasi

membran sel, dengan demikian menyebabkan senyawa kurang aktif

sehingga menjadi kurang toksis dan lebih mudah diekskresikan.

Ada empat reaksi kimia pokok yang terlibat dalam metabolisme obat:

oksidasi, reduksi, hidrolisis, dan konjugasi.

Hal-hal yang dapat mempengaruhi metabolisme:

Fungsi hati, metabolisme dapat berlangsung lebih cepat atau lebih lambat,

sehingga efek obat menjadi lebih lemah atau lebih kuat dari yang kita

harapkan..

Usia, pada bayi metabolismenya lebih lambat.

Faktor genetik (turunan), ada orang yang memiliki faktor genetik tertentu

yang dapat menimbulkan perbedaan khasiat obat pada pasien.

Page 10: farmakokinetika obat.doc

Adanya pemakaian obat lain secara bersamaan, dapat mempercepat

metabolisme (inhibisi enzim).

Ekskresi

Pengeluaran obat atau metabolitnya dari tubuh terutama dilakukan oleh ginjal melalui air seni, dan dikeluarkan dalam bentuk metabolit maupun bentuk asalnya.

disamping ini ada pula beberapa cara lain, yaitu:

Kulit, bersama keringat.

Paru-paru, dengan pernafasan keluar, terutama berperan pada anestesi

umum, anestesi gas atau anestesi terbang.

Hati, melalui saluran empedu, terutama obat untuk infeksi saluran empedu.

Air susu ibu, misalnya alkohol, obat tidur, nikotin dari rokok dan alkaloid

lain. Harus diperhatikan karena dapat menimbulkan efek farmakologi atau

toksis pada bayi.

Usus, misalnya sulfa dan preparat besi .

Obat dieliminasikan dengan berbagai rute, yaitu:

Ginjal

Feses untuk obat yang sukar diabsorpsi dan tinggal dalam saluran lambung

usus setelah pemberian oral.

Page 11: farmakokinetika obat.doc

empedu bila reabsorpsi obat dari saluran lambung-usus minimal.

Paru-paru untuk obat yang mudah menguap melalui ekspirasi pernapasan.

Kelenjar keringat, air liur, dan susu

Organ terpenting untuk ekskresi obat adalah ginjal. Tempat ekskresi obat

lainnya adalah intestinal (melalui feses), paru-paru, kulit, keringat, air liur,

dan air susu (Batubara, 2008). Obat dieksresi melalui ginjal dalam bentuk

utuh maupun bentuk metabolitnya. Ekskresi melalui ginjal melibatkan tiga

proses, yaitu filtrasi glomerulus, sekresi aktif di tubulus proksimal, dan

reabsorpsi pasif di sepanjang tubulus.

Obat yang tidak terikat protein (bentuk bebas) akan mengalami filtrasi

glomerulus masuk ke tubulus. Filtrasi glomerulus menghasilkan ultrafiltrat,

yakni minus plasma protein, jadi semua obat bebas akan keluar dalam

ultrafiltrat sedangkan yang terikat protein akan tetap tinggal dalam darah.

Kelarutan dan pH tidak berpengaruh pada kecepatan filtrasi glomerulus,

yang berpengaruh adalah ukuran partikel, bentuk partikel, dan jumlah pori

glomerulus.

Obat yang tidak mengalami filtrasi glomerulus dapat masuk ke tubulus

melalui sekresi di tubulus proksimal. Sekresi tubulus proksimal merupakan

proses transport aktif, jadi memerlukan carrier (pembawa) dan energi.

Sekresi aktif dari dalam darah ke lumen tubulus proksimal terjadi melalui

Page 12: farmakokinetika obat.doc

transporter membran P-glikoprotein (P-gp) dan MRP (Multidrug-Resistance

Protein) yang terdapat di membran sel epitel dengan selektivitas berbeda.

Setelah obat sampai di tubulus, kebanyakan akan mengalami reabsorpsi

kembali ke sirkulasi sistemik. Reabsorpsi pasif terjadi di sepanjang tubulus

untuk bentuk non-ion obat yang larut lemak. Oleh karena derajat ionisasi

bergantung pada pH larutan, maka hal ini dimanfaatkan untuk mempercepat

ekskresi ginjal pada keracunan suatu obat asam atau obat basa.

Kecepatan metabolisme dan ekskresi suatu obat dapat dilihat dari nilai

waktu paruhnya (T1/2). Waktu paruh adalah waktu yang diperlukan sehingga

kadar obat dalam darah atau jumlah obat dalam tubuh tinggal separuhnya.

Perlambatan eliminasi obat dapat disebabkan oleh adanya gangguan hepar

atau ginjal sehingga memperpanjang waktu paruhnya.

Ekskresi obat kedua penting adalah melalui empedu ke dalam usus dan

keluar bersama feses. Selain itu, ekskresi melalui paru terutama untuk

eliminasi gas anestetik umum. Ekskresi dalam ASI, saliva, keringat dan air

mata secara kuantitatif tidak penting. Ekskresi ini bergantung terutama pada

difusi pasif dari bentuk non-ion yang larut lemak melalui sel epitel kelenjar,

dan pada pH.

Parameter dalam proses farmakokinetik meliputi volume distribusi, bersihan

(clearance), bioavailabilitas, dan waktu paruh. Volume distribusi (Vd) adalah

volume perkiraan obat terlarut dan terdistribusi dalam tubuh. Semakin besar

Page 13: farmakokinetika obat.doc

nilai volume distribusi, semakin luas distribusinya. Besarnya volume

distribusi ditentukan oleh ukuran dan komposisi tubuh, dan derajat ikatan

obat dengan protein plasma dan dengan berbagai jaringan.

Bersihan (clearance) adalah kecepatan obat dibersihkan dari dalam tubuh

atau volume plasma yang dibersihkan dari obat persatuan waktu

(volume/waktu). Bersihan total adalah jumlah bersihan dari berbagai organ,

seperti hepar, ginjal, empedu, paru-paru, dan lain-lain. Bersihan obat-obat

yang tidak diubah melalui urin merupakan bersihan ginjal. Di dalam hati,

bersihan obat melalui biotransformasi obat parent drug menjadi satu atau

lebih metabolik, atau ekskresi obat yang tidak diubah (unchanged drug) ke

dalam empedu, atau kedua-duanya.

BAB III

PENUTUP

fase farmakokinetik, merupakan proses kerja obat pada tubuh. Suatu obat

selain dipengaruhi oleh sifat fisika kimia obat (zat aktif), juga dipengaruhi

oleh sifat fisiologi tubuh, dan jalur atau rute pemberian obat. Suatu obat

harus dapat mencapai tempat kerja yang diinginkan setelah masuk tubuh

dengan jalur yang terbaik. Dalam beberapa hal, obat dapat langsung

diberikan pada tempatnya bekerja, atau obat dapat diberikan melalui

intravena maupun per oral.

Kegunaan farmakokinetika :

Page 14: farmakokinetika obat.doc

a. Mekanisme kerja suatu obat dalam tubuh, khususnya untuk

mengetahui senyawa yang mana yang sebenarnya bekerja dalam

tubuh; apakah senyawa asalnya, metabolitnya atau kedua-duanya.

b. Menentukan hubungan antara kadar/jumlah obat dalam tubuh dengan

intensitas efek yang ditimbulkannya. Dengan demikian daerah kerja

efektif obat (therapeutic window) dapat ditentukan.

Soal-soal latihan

1. Jelaskan pengertian farmakokinetika menurut anda!

Jawab :

ilmu yang mempelajari kinetika obat, yang dalam hal ini berarti kinetika obat

dalam tubuh. Proses-proses yang akan menentukan kinetika obat dalam

tubuh meliputi proses absorpsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi.

2. Apa keuntungan mempelajari farmakokinetika?

Jawab :

Untuk memilih route pemberian obat yang paling tepat. Apakah

harus secara injeksi intravena, atau bisa dengan route lain

seperti secara oral, rektal, dan lain-lain.

Page 15: farmakokinetika obat.doc

Dengan cara identifikasi farmakokinetika dapat dihitung aturan

dosis yang tepat untuk setiap individu (dosage regimen

individualization).

Data farmakokiketika suatu obat diperlukan dalam penyusunan

aturan dosis yang rasional.

Dapat membantu menerangkan mekanisme interaksi obat, baik

antara obat dengan obat maupun antara obat dengan makanan

atau minuman.

3. Apa yang anda ketahui tentang adsorbsi obat?

Jawab :

Absorpsi merupakan proses masuknya obat dari tempat pemberian ke dalam

darah.

4. Apa yang anda ketahui tentang distribusi obat?

Jawab :

Distribusi obat adalah proses suatu obat yang secara reversibel

meninggalkan aliran darah dan masuk ke interstisium (cairan ekstrasel) dan

atau ke sel-sel jaringan.

5. Apa yang anda ketahui tentang metabolisme obat?

Page 16: farmakokinetika obat.doc

Jawab :

Biotransformasi atau metabolisme obat ialah proses perubahan struktur

kimia obat yang terjadi dalam tubuh dan dikatalis oleh enzim

6. Apa yang anda ketahui tentang ekskresi obat?

Jawab :

Obat dikeluarkan dari tubuh melalui berbagai organ ekskresi dalam bentuk

metabolit hasil biotransformasi atau dalam bentuk asalnya.

7. Apa yang anda ketahui tentang bioavabilitas?

Jawab :

Bioavailabilitas menyatakan jumlah obat, dalam persen terhadap dosis, yang

mencapai sirkulasi sistemik dalam bentuk utuh/aktif.

8. Sebutkan hal-hal yang mempengaruhi adsorbsi obat!

Jawab :

Kelarutan obat.

Kemampuan difusi melintasi sel membran

Konsentrasi obat.

Sirkulasi pada letak absorpsi.

Page 17: farmakokinetika obat.doc

Luas permukaan kontak obat.

Bentuk sediaan obat

Cara pemakaian obat

9. Sebutkan hal-hal yang dapat mempengaruhi metabolisme obat!

http://unhy-ongol.blogspot.com/2012/04/farmakokinetika-obat.html