FAMFOL HT

33
BAB I PENDAHULUAN Keadaan sehat jasmani adalah keinginan semua orang termasuk orang perorang, keluarga, kelompok dan seluruh anggota masyarakat. Kesehatan adalah hasil interaksi dari berbagai faktor dan berkaitan erat dengan lingkungan, host (pejamu) dan agent (penyebab penularan). Pelayanan kedokteran keluarga adalah dimana pelayanan dokter keluarga ini memiliki karakteristik tertentu dengan sasaran utamanya adalah keluarga. Kesehatan merupakan hasil interaksi berbagai faktor. Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempunyai peran mempengaruhi kesehatan serta berkaitan erat dengan host (pejamu) dan agent (penyebab penularan). 1 Pelayanan yang pada praktek dokter keluarga banyak macamnya, yaitu: 1. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan Pada bentuk ini, pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga hanya pelayanan rawat jalan saja. Dokter yang menyelenggarakan praktek dokter keluarga tersebut tidak melakukan pelayanan kunjungan dan perawatan pasien di rumah atau pelayanan rawat inap di rumah sakit. Semua pasien yang membutuhkan pertolongan diharuskan datang ke tempat praktek dokter keluarga. Jika kebetulan pasien tersebut memerlukan pelayanan rawat inap, pasien tersebut dirujuk ke rumah sakit. 1

description

aa

Transcript of FAMFOL HT

BAB IPENDAHULUAN

Keadaan sehat jasmani adalah keinginan semua orang termasuk orang perorang, keluarga, kelompok dan seluruh anggota masyarakat. Kesehatan adalah hasil interaksi dari berbagai faktor dan berkaitan erat dengan lingkungan, host (pejamu) dan agent (penyebab penularan). Pelayanan kedokteran keluarga adalah dimana pelayanan dokter keluarga ini memiliki karakteristik tertentu dengan sasaran utamanya adalah keluarga. Kesehatan merupakan hasil interaksi berbagai faktor. Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempunyai peran mempengaruhi kesehatan serta berkaitan erat dengan host (pejamu) dan agent (penyebab penularan).1Pelayanan yang pada praktek dokter keluarga banyak macamnya, yaitu:1. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalanPada bentuk ini, pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga hanya pelayanan rawat jalan saja. Dokter yang menyelenggarakan praktek dokter keluarga tersebut tidak melakukan pelayanan kunjungan dan perawatan pasien di rumah atau pelayanan rawat inap di rumah sakit. Semua pasien yang membutuhkan pertolongan diharuskan datang ke tempat praktek dokter keluarga. Jika kebetulan pasien tersebut memerlukan pelayanan rawat inap, pasien tersebut dirujuk ke rumah sakit.2. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien di rumahPada bentuk ini, pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga mencakup pelayanan rawat jalan serta pelayanan kunjungan dan perawatan pasien di rumah. Pelayanan bentuk ini lazimnya dilaksanakan oleh dokter keluarga yang tidak mempunyai akses dengan rumah sakit.3. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien di rumah, serta pelayanan rawat inap di rumah sakit.Pada bentuk ini, pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga telah mencakup pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien di rumah, serta perawatan rawat inap di rumah sakit.1,2

Hendrik L. Blum, menggambarkan hubungan antara 4 faktor yaitu keturunan, lingkungan, perilaku dan pelayanan kesehatan.1,2

Gambar 1:Kerangka Blum mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi status kesehatan.

Definisi kesehatan dalam hal ini akan merujuk pada satu pengertian mengenai kesehatan:1. WHO yaitu suatu keadaan complete physical, mental, dan social well-being, and not merely the absence of disease and infirmity. 2. Sosiologi yaitu keadaan kapasitas optimum individu untuk melaksanakan peran dan tugas yang telah disosialisasikan.3. Blum yaitu kesehatan manusia terdiri dari tiga unsur yang saling berinteraksi dan saling terkait secara hirarkis, yaitu apa yang dinamakannya kesehatan somatik yang ditandai berlangsungnya fungsi fisiologi dan integrasi anatomi, kesehatan psikis yang mengacu pada berbagai kemampuan seperti kemampuan mengetahui, mengamati, menyadari, dan menanggapi keadaan sehat somatiknya sendiri; dan kesehatan sosial yang mengacu pada kesesuaian perilaku individu dengan anggota lain dalam keluarganya, dengan keluarganya, dan dengan sistem sosial.3

Penyakit Hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang mengalami peningkatan terus menerus dari tahun ke tahun. Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskular. Diperkirakan telah menyebabkan 4.5% dari beban penyakit secara global, dan prevalensinya hampir sama besar di negara berkembang maupun di negara maju. Pada kebanyakan kasus, hipertensi terdeteksi saat pemeriksaan fisik karena alasan penyakit tertentu, sehingga sering disebut sebagai silent killer. Hipertensi merupakan salah satu pencetus terjadinya penyakit jantung, ginjal dan stroke. Berdasarkan riset kesehatan dasar (riskedas) 2007 prevalensi Hipertensi di Indonesia sangat tinggi, yakni mencapai 31,7 persen dari total jumlah penduduk dewasa. Hamid menjelaskan prevalensi Hipertensi di Indonesia lebih tinggi jika dibandingkan dengan Singapura yang mencapai 27,3 persen, Thailand dengan 22,7 persen dan Malaysia mencapai 20% persen.Namun demikian, lanjutnya, banyak orang yang tidak mengetahui dan menyadari bahwa dirinya menderita hipertensi.Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah kurang dari 120/80 mmHg didefinisikan sebagai "normal". Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik. Hipertensi biasanya terjadi pada tekanan darah 140/90 mmHg atau ke atas, diukur di kedua lengan tiga kali dalam jangka beberapa minggu.Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah; tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis.

BAB IILAPORAN KUNJUNGAN RUMAH

Puskesmas:Puskesmas Grogol Petamburan Jl. Wijaya Kusuma III. Jakarta-BaratTgl kunjungan rumah :8 July 2014Data riwayat keluarga:I. Identitas Pasiena. Nama:Tn. Arifinb. Umur:65tahun c. Jenis Kelamin:Laki-lakid. Pekerjaan : Pengangguran e. Pendidikan : SMP (Tamat)f. Alamat:Jl. Swadaya 1, RT.01/RW.06, No:19. JelambarJakarta Barat.Telepon : 021. 32224970

II. Riwayat Biologis Keluargaa. Keadaan kesehatan sekarang:Baikb. Kebersihan perorangan:Baikc. Penyakit yang sering diderita:Batuk, Hipertensid. Penyakit keturunan:Hipertensie. Penyakit kronis/menular:Tidak adaf. Kecacatan anggota keluarga:Tidak adag. Pola makan:Baikh. Pola istirahat:Baiki. Jumlah anggota keluarga:13 orang

III. Psikologis Keluargaa. Kebiasaan buruk:Merokokb. Pengambilan keputusan:Keluargac. Ketergantungan obat:Tidak adad. Tempat mencari pelayanan kesehatan:Puskesmase. Pola rekreasi:Sedang

IV. Keadaan Rumah/ Lingkungana. Jenis bangunan:Permanenb. Lantai rumah:Keramikc. Luas rumah:98 md. Penerangan:Baike. Kebersihan:Baikf. Ventilasi:Baikg. Dapur:Adah. Jamban keluarga:Adai. Sumber air minum:Ledengj. Sumber pencemaran air:Tidak adak. Pemanfaatan pekarangan:Adal. Sistem pembuangan air limbah: Adam. Tempat pembuangan sampah:Adan. Sanitasi lingkungan:Baik

V. Spiritual Keluargaa. Ketaatan beribadah:Baik b. Keyakinan tentang kesehatan:Baik

VI. Keadaan Sosial Keluargaa. Tingkat pendidikan:Sedangb. Hubungan antar anggota keluarga:Baik c. Hubungan dengan orang lain:Baikd. Kegiatan organisasi sosial:Baik e. Keadaan ekonomi:SedangVII. Kultural Keluargaa. Adat yang berpengaruh:Sundab. Lain-lain:Tidak ada

VIII. Daftar Anggota Keluarga(dilampirkan di halaman berikutnya)

IX. Keluhan UtamaSakit mata, batuk

X. Keluhan TambahanPusing

XI. Riwayat Penyakit DahuluOs memiliki riwayat hipertensi.

XII. Pemeriksaan Fisik Status Generalis : Keadaan Umum:Baik Kesadaran:Compos mentis Keadaan gizi: Cukup Tekanan Darah: 170/ 100 mmHg Keadaan Regional Kepala:normocephali, rambut hitam keputihan, merata, tidak mudah dicabut, ubun-ubun besar menutup. Kulit: kuning langsat, ikterik (-), sianosis (-), ptechiae (-). Mata:kelopak mata tidak cekung, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, refleks cahaya langsung dan tidak langsung +/+, pupil bulat, isokor, air mata +/+. Telinga:bentuk simetris dan tidak ada kelainan, serumen -/-, membran timpani sulit di nilai. Hidung:bentuk normal, deviasi septum (-), mukosa tidak hiperemis, sekret (-), nafas cuping hidung (-), epistaksis (-). Mulut:bibir tidak pucat, sianosis (-), mukosa bibir basah, lidah tidak kotor, tremor (-) Tenggorokan:faring tidak hiperemis, uvula di tengah, tonsil T1-T1 tenang, tidak terdapat bercak putih. Leher: tidak teraba kelenjar getah bening. Thoraks Paru Inspeksi:simetris saat statis dan dinamis, tidak ada retraksi Palpasi:tidak teraba massa Perkusi:tidak dilakukan Auskultasi: suara napas vesikuler, ronki -/-, wheezing -/- Jantung Inspeksi:pulsasi iktus cordis tidak terlihat Palpasi:iktus cordis teraba pada ICS IV linea midclavicula sinistra, tidak kuat angkat Perkusi:sonor Auskultasi: BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-) - Abdomen Inspeksi:cembung, sikatriks (-) Palpasi: supel, nyeri tekan (-), hepatomegali (-), splenomegali (-) Perkusi:timpani Auskultasi:bising usus (+)- Ekstremitas: akral hangat, petekiae (+) udem (-), sianosis (-),

XIII. Diagnosis PenyakitHipertensi grade II

XIV. Diagnosis KeluargaTidak ada

XVI. Anjuran Penatalaksanaan penyakit : Promotif :Memberikan penyuluhan dan pengertian kepada pasien tentang penyakit hipertensi, komplikasi penyakit, dan pencegahan penyakit. Preventif :Hindari faktor- faktor resiko yang dapat meningkatkan tekanan darah, menganjurkan pasien untuk diet sehat, menjalankan pola hidup sehat, dan berolahraga secara teratur, serta rajin mengontrol tekanan darahnya. Kuratif :a. Farmakologis: Captopril 25 mg 2 x 1 p.ob. Non-farmakologis: Istirahat cukup Hindari stress, diet sehat seimbang, kurangi asupan kopi secara perlahan-lahan, rajin berolahraga

XV. Prognosis Penyakit:Bonam Keluarga:Bonam Masyarakat:Bonam

XVI. ResumeDari hasil pemeriksaan saat kunjungan rumah pada tanggal 8 July 2014, didapatkan bahwa pasien adalah penderita hipertensi grade II. Pasien berusia 65 tahun. Pasien memberi perhatian yang cukup baik akan keadaan kesehatan dirinya dan keluarganya. Pasien memiliki 3 orang anak laki-laki.Rumah pasien tergolong rumah yang cukup sehat dilihat ventilasi cukup memadai. Penerangan dan kebersihan rumah cukup baik, meskipun kondisi rumah yang agak berantakan. Terdapat dapur di bagian depan rumah dan jamban dalam rumah pasien yang letaknya. Pasien dan keluarganya menggunakan air ledeng sebagai sumber air minum. Tidak ditemukan sumber pencemaran air. Terdapat pembuangan sistem pembuangan air limbah dan tempat pembuangan sampah di belakang rumah pasien.Ditinjau dari spiritual keluarga keluarga pasien merupakan keluarga yang cukup taat beribadah beragama Islam. Keluarga pasien juga merupakan keluarga yang sehat. Saat ini kondisi pasien cukup baik. Pasien rajin mengontrol tekanan darahnya. Namun untuk mencapai tingkat kesehatan yang lebih optimal hendaknya didukung pula oleh kondisi rumah yang lebih sehat dan rapi, cukup dan seimbangnya asupan gizi, serta mengontrol pola makan dan minum, serta keteraturan berobat bagi pasien.

BAB IIITINJAUAN PUSTAKA

1. Definisi Kondisi medis dimana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama) Gangguan sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas nilai normal. Menurut Joint National Committee on Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JIVC) sebagai tekanan yang lebih tinggi dari 140 / 90 mmHg. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung, dan kerusakan ginjal.

Tabel 1. Klasifikasi Hipertensi menurut JNC VIIKlasifikasi Tekanan darahTDS (mmHg)TDD (mmHg)

Normal< 120< 80

Pre-hipertensi120 13980 89

Hipertensi derajat 1 140 15990 99

Hipertensi derajat 2 160 100

TDS= Tekana Darah sistolik, TDD = Tekanan Darah Diastolik

2. EpidemiologiData epidemiologi menunjukkan bahwa dengan makin meningkatnya populasi usia lanjut, maka jumlah pasien dengan hipertensi kemungkinan besar juga bertambah, dimana baik hipertensi sistolik maupun kombinasi hipertensi sistolik dan diastolik sering timbul pada lebih dari separuh orang yang berusia > 65 tahun. Selain itu laju pengendalian tekanan darah yang dahulu terus meningkat, dalam dekade terakhir tidak menunjukkan kemajuan lagi dan pengendalian tekanan darah ini hanya mencapai 34 % dari seluruh pasien hipertensi.4Sampai saat ini data hipertensi yang lengkap sebagian besar berasal dari negara-negara yang sudah maju. Data dari The National Health and Nutrition Examination Survey (NHNES) menunjukkan bahwa dari tahun 1999-2000, insidens hipertensi pada orang dewasa adalah sekitar 29-31 % yang berarti terdapat 58-65 juta orang hipertensi di Amerika, dan terjadi peningkatan 15 juta dari data NHANES III tahun 1988-1991.4

3. Etiologia. Hipertensi Esensial (Hipertensi Primer)Adalah hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui. Terjadi pada sekitar 90% penderita hipertensi. Beberapa faktor penyebab : Sensitivitas Garam Homeostasis Renin Resistansi Insulin Genetik (keturunan) Umur Diet tinggi kolesterol Obesitas Pola hidup (merokok, stress, alkohol, kurang olahraga) b. Hipertensi SekunderPada sekitar 5-10% penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2%, penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu.Penyakit Ginjal : Stenosis arteri renalis Pielonefritis Glomerulonefritis Tumor-tumor ginjal Trauma pada ginjal (luka yang mengenai ginjal) Terapi penyinaran yang mengenai ginjal Kelainan Hormonal : Hiperaldosteronisme Sindroma Cushing (sekresi kortisol yang berlebihan) Feokromositoma Tumor pada kelenjar adrenal yang menghasilkan hormon epinefrin (adrenalin) atau norepinefrin (noradrenalin).Obat-obatan : Pil KB Kortikosteroid Siklosporin Eritropoietin Kokain Penyalahgunaan alkohol Kayu manis (dalam jumlah sangat besar)Penyebab Lainnya : Koartasio aorta Preeklamsi pada kehamilan Porfiria intermiten akut Keracunan timbal akut.

4.PatogenesisMeningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara : Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. Inilah yang terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku karena arteriosklerosis. Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi vasokonstriksi, yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu mengkerut karena perangsangan saraf atau hormon di dalam darah. Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat. Sebaliknya, jika aktivitas memompa jantung berkurang, arteri mengalami pelebaran, dan banyak cairan keluar dari sirkulasi5.Gejala HipertensiPada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala; meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi.Gejala yang dimaksud antara lain seperti berikut: Sakit kepala; pusing Cepat lelah Perdarahan dari hidung Mual; muntah Sesak nafas Gelisah Pandangan kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung, dan ginjal. Pada hipertensi berat bisa mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif.

6.Pemeriksaan Pemeriksaan pasien hipertensi adalah dengan melakukan anamnesis tentang keluhan pasien, riwayat penyakit dahulu dan penyakit keluarga, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang.Anamnesis meliputi :1. Lama menderita hipertensi dan derajat tekanan darah2. Indikasi adanya hipertensi sekundera) Keluarga dengan riwayat penyakit ginjalb) Adanya penyakit ginjal, infeksi saluran kemih, hematuri, pemakian obat-obat analgesik c) Episode berkeringat, sakit kepala, kecemasan, palpitasi (feokromositoma)d) Episode lemah otot dan tetani (aldosteronisme)3. Faktor-faktor resiko :a) Riwayat hipertensi atau kardiovaskular pada pasien atau keluarga pasienb) Riwayat hiperlipidemia pada pasien atau keluarga pasienc) Riwayat diabetes mellitus pada pasien atau keluarga pasiend) Kebiasaan merokoke) Pola makanf) Kegemukan, intensitas olahragag) Kepribadian4. Gejala kerusakan organ:a) Otak dan mata : sakit kepala, vertigo, gangguan penglihatan, transient ischemic attack, deficit sensoris atau motorisb) Jantung : nyeri dada, sesak, bengkak kaic) Ginjal : haus, poliuria, nokturia, hematurid) Arteri perifer : ekstremitas dingin 5. Pengobatan antihipertensi sebelumnya6. Faktor-faktor pribadi, keluarga dam lingkungan.5Pemeriksaan fisik selain memeriksa tekanan darah, juga untuk evaluasi adanya penyakit penyerta, kerusakan organ target serta kemungkinan adanya hipertensi sekunder.5Pengukuran tekanan darah: Pengukuran rutin di kamar periksa Pengukuran 24 jam (Ambulatory Blood Pressure Monitoring-ABPM) Pengukuran sendiri oleh pasien5Pemeriksaan penunjang pasien hipertensi terdiri dari: Tes darah rutin Glukosa darah Kolesterol total serum Kolesterol LDL dan HDL serum Trigliserida serum Asam urat serum Kreatinin serum Kalium serum Hemoglobin dan hematokrit Urinalisis Elektrokardiogram5

7.KomplikasiHipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kerusakan organ-organ target yang umum ditemui pada pasien hipertensi adalah: 1. Jantung Hipertrofi ventrikel kiri Angina atau infark miokardium Gagal jantung2. Otak Stroke atau transient ischemic attack 3. Penyakit ginjal kronis4. Penyakit arteri perifer 5. Retinopati6Beberapa penelitian menemukan bahwa penyebab kerusakan organ-organ tersebut dapat melalui akibat langsung dari kenaikan tekanan darah pada organ, atau karena efek tidak langsung, antara lain adanya autoantibodi terhadap reseptor ATI angiotension II, stress oksidatif, down regulation dari ekspresi nitric oxide synthase.6 Penelitian lain juga membuktikan bahwa diet tinggi garam dan sensitivitas terhadap garam berperan besar dalam timbulnya kerusakan organ target, misalnya kerusakan pembuluh darah akibat meningkatnya ekspresi transforming growth factor- (TGF-).6Adanya kerusakan organ target terutama pada jantung dan pembuluh darah, akan memperburuk prognosis pasien hipertensi. Tingginya morbiditas dan mortalitas pasien hipertensi terutama disebabkan oleh timbulnya penyakit kardiovaskular.6Faktor resiko penyakit kardiovaskular pada pasien hipertensi antara adalah: Merokok Obesitas Kurangnya aktivitas fisik Dislipidimia Diabetes mellitus Mikroalbiminuria Umur (laki-laki) > 55 tahun, perempuan 65 tahun Riwayat keluarga dengan penyakit jantung kardiovaskular prematur

Pasien dengan prahipertensi beresiko mengalami peningkatan tekanan darah menjadi hipertensi, mreka yang tekanan darahnya berkisar antara 130-139/80-89 mmHg dalam sepanjang hidupnya akan mengalami dua kali resiko menjadi hipertensi dan mengalami kardiovaskular daripada yang tekanan darahnya lebih rendah.4Pada orang yang berumur lebih dari 59 tahun, tekanan darah sistolik > 140 mmHg merupakan faktor resiko yang lebih penting untuk terjadinya penyakit kardiovaskular daripada tekanan darah diastolik: Resiko penyakit kardiovaskular dimulai pada tekanan darah 115/75 mmHg meningkat dua kali dengan tiap kenaikan 20/10 mmHg Resiko penyakit kardiovaskular bersifat kontinyu, konsisten dan independen dari faktor resiko lainnya Individu berumur 55 tahun memiliki 90% resiko untuk mengalami hipertensi4

8.PenatalaksanaanTujuan pengobatan pasien hipertensi adalah : Target tekanan darah < 140/90 mmHg, untuk individu beresiko tinggi (diabetes, gagal ginjal proteinuria)