FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …...pembelajaran apresiasi puisi di sekolah menengah pertama...
-
Upload
nguyenquynh -
Category
Documents
-
view
216 -
download
0
Transcript of FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …...pembelajaran apresiasi puisi di sekolah menengah pertama...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI
DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
( STUDI KASUS DI SMP NEGERI 2 KISMANTORO KELAS VII A
TAHUN AJARAN 2011/2012 )
SUMARNO DEDY NURMANSYAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
i
PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI
DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
( STUDI KASUS DI SMP NEGERI 2 KISMANTORO KELAS VII A
TAHUN AJARAN 2011/2012 )
SKRIPSI
Oleh :
SUMARNO DEDY NURMANSYAH
K 1204054
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
( STUDI KASUS DI SMP NEGERI 2 KISMANTORO KELAS VII A
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI
DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
( STUDI KASUS DI SMP NEGERI 2 KISMANTORO KELAS VII A
TAHUN AJARAN 2011/2012 )
Oleh :
SUMARNO DEDY NURMANSYAH
K 1204054
Skripsi
diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
MOTTO
# Ketahuilah bahwa kemenangan akan datang bersama kesabaran, jalan keluar
datang bersama kesulitan, dan kemudahan ada bersama kesulitan. (Rasulullah
S.A.W.) #
# Kita adalah pelukis, kita adalah pelukis dari potret kita masing-masing. Akan
menjadi apa kita nantinya, sangat ditentukan dengan apa yang kita pelajari dan
apa yang kita lakukan saat ini (Aly Mustofa) #
# Jujur dalam segala hal akan membuat hati kita tenang dan terbebas dari rasa
bersalah #
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
PERSEMBAHAN
Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk :
v “Bapak dan Ibu”
Doamu yang tiada terputus, kerja keras tiada henti, pengorbanan yang tak
terbatas dan kasih sayang yang tiada terbatas pula. Semuanya membuatku
bangga memiliki kalian. Tiada kasih sayang yang seindah dan seabadi kasih
sayangmu.
v Semua kakak, ponakan dan saudara-saudaraku
Terima kasih karena telah memberikanku semangat yang tak kenal lelah,
setia menemaniku saat ku jatuh dan ihklas membantuku untuk bangkit lagi.
v Teman-temanku
Terima kasih atas semangat dan bantuan kalian yang tulus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
ABSTRAK
Sumarno Dedy Nurmansyah. PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA ( STUDI KASUS DI SMP NEGERI 2 KISMANTORO KELAS VII A TAHUN AJARAN 2011/2012). Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Maret 2012. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) pelaksanaan pembelajaran apresiasi puisi yang dilakukan oleh guru; (2) hambatan-hambatan yang dihadapi guru dalam pembelajaran apresiasi puisi; dan (3) usaha-usaha yang dilakukan oleh guru untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam pembelajaran apresiasi puisi. Penelitian ini termasuk jenis penelitian studi kasus (kualitatif) yang mengambil lokasi di SMP Negeri 2 Kismantoro. Teknik cuplikan penelitian ini menggunakan purposive sampling. Sumber data diperoleh dari informan, dokumen, dan peristiwa. Informan dalam penelitian ini adalah guru, siswa, kepala sekolah dan petugas perpustakaan. Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi dan analisis dokumen. Data yang terkumpul dianalisis model interaktif yang meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan serta trianggulasi.
Kesimpulan penelitian ini: (1) Pelaksanaan pembelajaran apresiasi puisi di kelas VII A SMP Negeri 2 Kismantoro belum sepenuhnya mengarah pada pembelajaran yang apresiatif. Pemilihan materi pembelajaran masih bersumber pada buku teks sehingga materi pembelajaran kurang variatif. Karena penggunaan metode pembelajaran kurang variatif sehingga menghambat siswa untuk memiliki kemampuan apresiasi puisi; (2) Hambatan-hambatan dalam pembelajaran apresiasi puisi di kelas VII A SMP Negeri 2 Kismantoro adalah siswa yang kurang cepat tanggap dalam pemahaman materi, ada beberapa siswa yang masih kurang percaya diri di depan kelas, situasi kelas yang kurang kondusif seperti ramai dan berbicara dengan temannya dan terbatasnya media pembelajaran yang tersedia di sekolah; dan (3) Upaya-upaya yang dilakukan guru untuk mengatasi hambatan-hambatan pembelajaran apresiasi puisi adalah membuat langkah-langkah dalam kegiatan belajar mengajar dan mengarahkan kepada siswa untuk banyak membaca buku baik di perpustakaan atau di rumah.
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan perlunya peningkatan pemahaman guru terhadap kurikulum yang digunakan, peningkatan kompetensi dalam pembelajaran puisi, pengetahuan guru tentang teori dan apresiasi puisi, penyediaan sarana dan prasarana, peningkatan motivasi siswa dan kreatifitas siswa, dan evaluasi yang mengarah pada kemampuan apresiasi siswa. Dengan peningkatan hal-hal di atas, diharapkan guru dapat melaksanakan pembelajaran puisi yang apresiatif, sehingga para siswa memiliki kemampuan apresiasi yang tinggi terhadap puisi. Dengan demikian, tujuan pembelajaran yang diamanatkan dalam kurikulum dapat tercapai.
Kata Kunci: puisi, apresiasi, pengajaran puisi, menulis, membaca.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Alloh SWT karena atas rahmat
dan hidayah-Nya, skripsi ini akhirnya dapat diselesaikan untuk memenuhi
sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia. Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penulisan
skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan-kesulitan
yang timbul dapat diatasi. Untuk itu, atas segala bentuk bantuannya penulis
mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberi
izin penulisan skripsi ini.
2. Dr. Muhammad Rohmadi, M. Hum., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa
dan Seni FKIP-UNS yang telah memberi izin penulisan skripsi kepada
penulis.
3. Dr. Muhammad Rohmadi, M. Hum., selaku Pembimbing Akademik yang
dengan sabar membimbing penulis pada tahun-tahun awal studi.
4. Dr. Kundharu Saddhono, M. Hum., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan izin penulisan skripsi
kepada penulis.
5. Drs. Amir Fuady, M. Hum., selaku Pembimbing I yang telah membimbing
dan memberikan arahan dengan sabar hingga skripsi ini terselesaikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
6. Dr. Andayani, M. Pd., selaku Pembimbing II yang dengan sabar membimbing
dan menasehati penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta, khususnya Program Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia yang dengan tulus menularkan ilmunya kepada penulis.
8. Sahabat-sahabat yang tergabung dalam Bastind’04 yang telah banyak
memberikan pelajaran yang berharga.
9. Berbagai pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu.
Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari
Alloh SWT.
Surakarta, Juli 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ ii
HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................ iii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iv
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... v
HALAMAN MOTTO ..................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... vii
HALAMAN ABSTRAK ................................................................................. viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xv
BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 3
D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 4
BAB II. KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN, DAN
KERANGKA BERPIKIR .................................................................... 5
A. Kajian Teori ........................................................................................ 5
B. Penelitian yang Relevan ...................................................................... 19
C. Kerangka Berpikir ............................................................................... 21
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 23
A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 23
B. Jenis dan Strategi Penelitian ................................................................ 23
C. Sumber Data Penelitian ....................................................................... 24
D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
E. Teknik Cuplikan .................................................................................. 26
F. Validitas Data ...................................................................................... 26
G. Teknik Analisis Data ........................................................................... 27
H. Prosedur Penelitian ............................................................................. 28
BAB IV. DESKRIPSI LOKASI, HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN .................................................................................. 30
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ................................................................ 30
B. Deskripsi Hasil Penelitian ................................................................... 44
C. Pembahasan ......................................................................................... 69
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ....................................... 77
A. Simpulan .............................................................................................. 77
B. Implikasi............................................................................................... 77
C. Saran..................................................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 80
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1. Jadwal Kegiatan Penelitian ........................................................................ 23
2. Daftar Jumlah Siswa SMP N 2 Kismantoro .............................................. 34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1. Kerangka Berpikir ..................................................................................... 22
2. Skema Model Analisis Interaktif .............................................................. 27
3. Bagan Prosedur Penelitian ........................................................................ 29
4. Struktur Organisasi SMP Negeri 2 Kismantoro ........................................ 36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Catatan Lapangan Hasil Observasi (CLHO No. 1) ................................... 82
2. Catatan Lapangan Hasil Observasi (CLHO No. 2) ................................... 89
3. Catatan Lapangan Hasil Wawancara (CLHW No. 1) ............................... 94
4. Catatan Lapangan Hasil Wawancara (CLHW No. 2) ............................... 100
5. Catatan Lapangan Hasil Analisis Dokumen (CLHAD No. 1) .................. 104
6. Catatan Lapangan Hasil Analisis Dokumen (CLHAD No. 2) .................. 122
7. Catatan Lapangan Hasil Analisis Dokumen (CLHAD No. 3) .................. 129
8. Catatan Lapangan Hasil Analisis Dokumen (CLHAD No. 4) .................. 133
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Dewasa
ini, kita rasakan adalah adanya ketertinggalan di dalam mutu pendidikan. Baik
pendidikan formal maupun informal. Hasil itu diperoleh setelah kita
membandingkannya dengan negara lain. Penyebab rendahnya mutu pendidikan di
Indonesia antara lain adalah masalah efektifitas, efisiensi dan standarisasi
pengajaran. Pendidikan memang telah menjadi penopang dalam meningkatkan
sumber daya manusia Indonesia untuk pembangunan bangsa. Oleh karena itu, kita
seharusnya dapat meningkatkan sumber daya manusia Indonesia yang tidak kalah
bersaing dengan sumber daya manusia di negara-negara lain.
Peranan dunia pendidikan selalu dihadapkan pada berbagai permasalahan
baru. Hal itu berarti dunia pendidikan harus mengadakan pengkajian terhadap hal-
hal yang perlu untuk dievaluasi dan diadakan berbagai penelitian.
Salah satu hal yang cukup vital untuk mendapatkan perhatian secara
dinamis dalam dunia pendidikan adalah pada proses belajar mengajar. Proses
belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan siswa dalam belajar di bawah
pengajaran guru untuk mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Proses
belajar mengajar terkandung berbagai aspek yang integral, dimana pada setiap
aspeknya membutuhkan perhatian dan persiapan-persiapan yang baik dan matang,
antara lain: persiapan terhadap situasi di kelas, siswa yang dihadapi, materi yang
akan diajarkan, metode mengajar yang hendak diterapkan, tujuan yang akan
dicapai, dan teknik penilaian yang digunakan, hambatan-hambatan yang dihadapi,
serta usaha yang dilakukan untuk mengatasi hambatan yang muncul dalam
pembelajaran.
Orientasi pembelajaran bukan lagi pada hasil melainkan juga pada
prosesnya. Standar kompetensi mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia
berorientasi pada hakikat pembelajaran bahasa, yang berarti bahwa bahasa adalah
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
belajar berkomunikasi, sedangkan belajar sastra adalah belajar menghargai
manusia dan nilai-nilai kehidupannya.
Pembelajaran sastra termasuk di dalamnya pembelajaran puisi tidak dapat
dipisahkan dari pembelajaran bahasa. Perbedaan ini terletak pada tujuannya.
Pembelajaran bahasa menekankan pada keterampilan berbahasa, adapun
pembelajaran apresiasi puisi lebih menekankan pada sikap mengenal, memahami,
menghayati dan menghargai karya-karya puisi itu sendiri. Kurikulum tingkat
satuan pendidikan menjelaskan bahwa penggunaan bahasa lebih menekankan
pada sistem bahasa sedangkan pembelajaran sastra menitikberatkan pada fungsi
bahasa sebagai alat komunikasi. Hal ini tercermin pada standar kompetensi dan
materi pembelajaran yang dituangkan dalam kurikulum tersebut.
Pembelajaran apresiasi sastra merupakan bentuk seni yang bersifat
apresiatif, maka pembelajaran sastra hendaknya lebih ditekankan pada segi
apresiatifnya. Apresiasi sastra meliputi apresiasi prosa, puisi, dan drama.
Pembelajaran apresiasi puisi merupakan salah satu pembelajaran apresiasi sastra
merupakan materi yang harus diberikan kepada siswa agar siswa lebih mengenal,
memahami, menghayati, dan menghargai, serta memanfaatkan karya sastra untuk
mengembangkan kepribadian, sikap, wawasan, serta peningkatan pengetahuan
dan kemampuan berkomunikasi maupun berbahasa. Pembelajaran apresiasi sastra
memiliki beberapa fungsi dalam kehidupan manusia
Pembelajaran puisi sangat penting bagi siswa karena dapat membentuk
sikap manusia yang memiliki pengetahuan luas, memiliki moral, dan kepribadian.
Akan tetapi kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa pembelajaran puisi
kurang begitu optimal. Kondisi seperti ini mengakibatkan tingkat apresiasi siswa
dan aktualisasi diri siswa terhadap puisi masih rendah.
Guru merupakan faktor dominan terhadap keberhasilan pembelajaran
apresiasi puisi di sekolah khususnya di kelas yang diampunya. Seorang guru
dituntut mampu membuat perencanaan pembelajaran dengan baik, memilih materi
pelajaran yang sesuai dengan kompetensi dasar, menggunakan berbagai metode
yang sesuai dengan kegiatan belajar mengajar, menggunakan media pembelajaran
dengan tepat, membuat skenario pembelajaran, mengetahui hambatan-hambatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
yang muncul dalam pembelajaran apresiasi puisi, dapat mengatasi hambatan-
hambatan yang dihadapinya serta melaksanakan evaluasi ataupun penilaian.
Penulisan Skripsi ini tidak mungkin mengkaji berbagai aspek pendidikan
tersebut secara keseluruhan, melainkan berkonsentrasi dan bermaksud hendak
mengkaji apresiasi puisi di SMP yang menitikberatkan pada empat kemampuan
berbahasa antara lain: menyimak, berbicara, membaca, dan menulis tentang puisi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dalam penelitian ini
dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut.
1. Bagaimana perencanaan pembelajaran apresiasi puisi yang dilakukan oleh
guru Kelas VII A SMP Negeri 2 Kismantoro ?
2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran apresiasi puisi yang dilakukan oleh
guru Kelas VII A SMP Negeri 2 Kismantoro ?
3. Apakah hambatan-hambatan yang dihadapi guru dalam pembelajaran apresiasi
puisi di Kelas VII A SMP Negeri 2 Kismantoro?
4. Bagaimana usaha yang dilakukan oleh guru untuk mengatasi hambatan-
hambatan dalam pembelajaran apresiasi puisi di Kelas VII A SMP Negeri 2
Kismantoro ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan penelitian ini adalah.
1. Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran apresiasi puisi yang dilakukan
oleh guru Kelas VII A SMP Negeri 2 Kismantoro.
2. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran apresiasi puisi yang
dilakukan oleh guru Kelas VII A SMP Negeri 2 Kismantoro.
3. Mendeskripsikan hambatan-hambatan yang dihadapi guru dalam
pembelajaran apresiasi puisi di Kelas VII A SMP Negeri 2 Kismantoro.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
4. Mendeskripsikan usaha yang dilakukan oleh guru untuk mengatasi hambatan-
hambatan dalam pembelajaran apresiasi puisi di Kelas VII A SMP Negeri 2
Kismantoro.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Secara teoretis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan
bagi pengembangan pembelajaran apresiasi puisi dan dapat memberikan
sumbangan untuk pengembangan pembelajaran apresiasi puisi di Sekolah
Menengah Pertama (SMP), terutama Kelas VII.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
Sebagai masukan yang dapat dimanfaatkan untuk pengelolaan
pembelajaran apresiasi puisi di sekolah yang menyangkut pelaksanaan
pembelajaran, mengetahui hambatan-hambatan, dan usaha mengatasinya.
b. Bagi Siswa
Sebagai masukan untuk meningkatkan kemampuan apresiasi puisi
dengan mengenal, memahami, menghargai, dan menghayati puisi dengan
sungguh-sungguh.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
BAB II
KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN,
DAN KERANGKA BERPlKlR
A. Kajian Teori
1. Hakikat Apresiasi Puisi
a. Pengertian Puisi
Kata puisi berasal dari bahasa Yunani poesis, yang berarti penciptaan,
sedangkan dalam bahasa Inggris disebut sebagai poem atau poetry. Puisi berarti
pembuatan, karena dengan menulis puisi berarti telah mencipta melalui sesuatu
imajinasi. Akan tetapi, arti semula ini lama-kelamaan ruang lingkupnya semakin
dipersempit. Puisi adalah hasil seni satra yang kata-katanya disusun menurut
syarat-syarat tertentu dengan menggunakan irama, sajak, dan kadang-kadang kata-
kata kiasan (Henry Guntur Tarigan, 1984: 4). Menurut Blair dan Chandler (dalam
Henry Guntur Tarigan, 1984: 7) puisi adalah ekspresi dari pengalaman yang
bersifat imajinatif, yang hanya bernilai serta berlaku dalam ucapan atau
pernyataan yang bersifat kemasyarakatan yang diutarakan dengan bahasa.
Reeves (dalam Herman J. Waluyo, 1987: 22) menyatakan bahwa puisi
merupakan jenis karya sastra yang bersifat imajinatif. Bahasa yang digunakan
bersifat konotatif karena di dalam puisi banyak digunakan makna kias dan makna
simbol atau lambang (majas) sehingga timbul kemungkinan banyak makna. Hal
ini disebabkan oleh terjadinya pengkonsentrasian atau pemadatan segenap
kekuatan bahasa di dalam puisi. Effendi (dalam Herman J. Waluyo, 1987: 24)
juga mengungkapkan bahwa di dalam puisi terdapat pengimajian, pelambangan,
dan pengiasan. Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa bahasa yang digunakan dalam
puisi adalah bahasa konotatif yang multiinterpretable, yakni makna yang
dilukiskan dalam puisi dapat berupa makna lugas, namun lebih banyak makna
kias melalui lambang dan kiasan.
Jennifer Hennessy, Carmel Hinchion, dan Patricia Mannix Mcnamara
(2011: 3) mengatakan,
5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
“….given the widely documented value of poetry, that this art form has a
key role to play in the cognitive development of students”.
Intinya adalah dapat diberikan nilai secara luas bahwa puisi yang
didokumentasikan merupakan salah satu bentuk seni yang memiliki peran penting
untuk bermain dalam pengembangan kognitif siswa.
Baumgaertner (dalam Melanie Burdick, 2011: 4) mengatakan,
“Poetry as a form is not only a different way of writing, it is a different way
of presenting and viewing the world: metaphorically, symbolically and in a
condensed form. These effects allow a stronger impressionistic meaning for
the reader or listener. Usually in poetry, hefty ideas are represented through
relatively few words”.
Intinya puisi sebagai sebuah bentuk tidak hanya cara penulisannya yang
berbeda, itu adalah cara penyajian yang berbeda dan melihat dunia: kiasan, simbolis
dan dalam bentuk yang kental. Efek ini memungkinkan makna impresionistik kuat
untuk pembaca atau pendengar. Biasanya dalam puisi, ide-ide besar dan kuat
terwakili melalui kata-kata yang relatif sedikit.
Herbert Spencer (dalam Herman J. Waluyo, 1987: 23) menjelaskan bahwa
puisi merupakan bentuk pengucapan gagasan yang bersifat emosional dengan
mempertimbangkan efek keindahan. Senada dengan hal tersebut, Bill Siverly
(2002: 4) mengatakan,
“a poetry that finds a pure delight in being alive in the here and now. Such
delight is not exclusive to poetry directly expressing exuberance or
ecstasy, but occurs whenever the poet reflects the external world in
concrete detail, lovingly observed, even in darker moods”
Intinya adalah pada puisi di dalamnya terdapat ekspresi kehidupan yang
mencerminkan kesenangan maupun kesedihan.
Ratna Purwaningtyastuti (2005: 141-142) menyatakan bahwa puisi adalah
salah satu bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya
makna. Keindahan sebuah puisi antara lain disebabkan oleh gaya bahasa dan
pilihan katanya, sedangkan kekayaan makna dalam sebuah puisi disebabkan oleh
pemadatan segala unsur bahasa. Puisi menggunakan bahasa yang ringkas, tetapi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
kaya makna. Kata-kata yang digunakan berjenis konotatif, sehingga mengandung
banyak penafsiran.
Samuel J (dalam Herman J. Waluyo, 1987: 23) menyatakan bahwa puisi
adalah peluapan yang spontan dari perasaan yang penuh daya yang berpangkal
pada emosi yang berpadu kembali dalam kedamaian. Sedangkan Marjorie Boulton
( 1979 : 9 ) mengatakan,
"When I write about physical and mental form, I am not forgetting that as soon as we begin to define the physical form of a poetry, I do not dispute that we hear or read something by means of our ears or eyes, and that this a physical axperience. The poetry is a combination of physical and mental form and we ought to remember all the time that when we separate these in order to define or discuss them are no longer discussing the poetry" (Marjorie Boulton, 1979: 9). Intinya, puisi adalah kombinasi bentuk fisik dan mental dan kita harus
ingat selalu bahwa kita memisahkan hal ini untuk mendefinisikan atau membahas
mereka kita tidak lagi membahas puisi.
Tarigan (1984:10-26) memberikan perumusan atas hakikat puisi yang
mengandung makna keseluruhan:
1) Tema atau makna (sense): sang penyair ingin mengemukakan sesuatu kepada
pembaca, suatu kejadian yang dialaminya dipersoalkan dan dipermasalahkan
dengan cara sendiri. Puisi itu sendiri mempunyai "subject matter". Dan makna
yang dikandung oleh "subject matter" itulah yang sisebut istilah sense.
2) Rasa (feeling): suatu sikap (attitude) penyair terhadap pokok permasalahan
yang terkandung dalam puismya. Dua orang penyair atau lebih dapat
menyairkan obyek yang sama dengan sikap yang berbeda.
3) Nada: sikap penyair terhadap pembacanya. Nada ini sangat berhubungan erat
dengan tema dan rasa tekandung dalam sajak tersebut. Pada saat pribadi atau
masyarakat menderita tekanan maka timbullah pemberontakan atau keluhan,
jeritan yang bernada sinis.
4) Tujuan (amanat). Setiap penyair mempunyai tujuan dengan sajak-sajaknya,
baik disadari maupun tidak disadari. Tujuan ini diungkapkan oleh penyair
berdasarkan panrlangan hidupnya. Ada sajak yang religius, ada yang filosofis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
dan sebagainya, semuanya berdasarkan pandangan hidup penyair itu sendiri.
Keempat unsur yang disebutkan di atas tidaklah berdiri sendiri-sendiri.
Keempat-empatnya saling mengukuhkan dalam sebuah puisi yang sudah
jadi dan berhasil. Sekalipun ada seseorang yang mengatakan bahwa ia bukan
menulis untuk siapa-siapa, ia hanya menulis puisi untuk diri sendiri, ia tidak dapat
melepaskan diri dari unsur yang disebutkan di atas. Sajak untuk diri sendiri dapat
untuk pelampiasan suasana hati, yang tidak ditunjukan kepada siapa-siapa kecuali
kepada dirinya sendiri. Mungkin saja ia hanya menyenangkan dirinya saja,
menghibur diri atau orang lain, semuanya itu mau tidak mau, sadar atau tidak
sadar mencakup unsur yang disebutkan di atas.
Struktur puisi terdiri dari struktur fisik dan struktur batin. Slamet Mulyana
(dalam Herman J. Waluyo, 1987: 23) memberikan pengertian puisi berdasarkan
struktur fisiknya, yaitu bentuk kesusastraan yang menggunakan pengulangan
suara sebagai ciri khasnya. Sedangkan jika ditinjau dari segi bentuk batin puisi,
Herbert Spencer (dalam Herman J. Waluyo, 1987: 23) menjelaskan bahwa puisi
merupakan bentuk pengucapan gagasan yang bersifat emosional dengan
mempertimbangkan efek keindahan. Senada dengan hal itu, Dwi Rohmani, dkk
(2006: 36) menyatakan bahwa puisi adalah jenis karya sastra dengan bahasa yang
dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan
kata-kata kias. Puisi merupakan ungkapan perasaan penulisnya. Oleh karena itu,
dalam membaca puisi diperlukan keterlibatan perasaan.
Atar Semi (1993: 101) mengatakan bahwa ditinjau dari segi periodesasi
kelahiran puisi kita mengenal adanya istilah puisi lama dan puisi baru atau sering
dibedakan atas puisi tradisional dan puisi modern, sedangkan jika ditinjau dari
segi gaya penulisan, kita dapat membagi puisi atas dua jenis, yaitu puisi diaphaan
(polos) dan puisi prismatis (membias).
Sebuah puisi terdiri dari unsur-unsur pembangun. Dick Hartoko (dalam
Herman J. Waluyo, 1987: 27) mengatakan bahwa ada dua unsur penting dalam
puisi, yaitu unsur tematik atau unsur semantik puisi dan unsur sintaktik puisi.
Unsur tematik atau semantik menunjuk ke arah struktur batin, sedangkan unsur
sintaktik menunjuk ke struktur fisik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Burhan Nurgiyantoro (1995: 7) menyatakan bahwa adanya ketegangan
yang terjadi karena hubungan antara kebenaran faktual dengan kebenaran
imajinatif bersumber dari pandangan yang mengatakan bahwa karya sastra
merupakan paduan antara unsur mimetik dan kreasi, peniruan dan kreativitas,
khayalan dan realitas.
Atar Semi, (1993: 107 – 108) mengatakan bahwa bentuk fisik dan mental
sebuah puisi pada dasarnya dapat dilihat sebagai satu kesatuan yang terdiri dari
tiga lapisan. Pertama lapisan bunyi, yakni lapisan lambang-lambang bahasa sastra
atau bentuk fisik puisi. Kedua lapisan arti, yakni sejumlah arti yang dilambangkan
oleh struktur atau lapisan permukaan yang terdiri dari lapisan bunyi bahasa.
Ketiga lapisan tema, yakni suatu “dunia” pengucapan karya sastra, sesuatu yang
menjadi tujuan penyair, atau sesuatu efek tertentu yang didambakan penyair.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat penulis simpulkan bahwa
puisi adalah salah salah bentuk karya sastra yang berisi ungkapan perasaan
penulisnya yang dituangkan dalam bentuk kata-kata atau bahasa yang bersifat
imajinatif dan indah.
b. Pengertian Apresiasi Puisi
Herman J. Waluyo (2003: 44) menyatakan bahwa apresiasi puisi
berhubungan dengan kegiatan yang ada sangkut-pautnya dengan puisi, yaitu
mendengar atau membaca puisi dengan penghayatan, menulis puisi dan menulis
resensi puisi. Apresiasi puisi sebagai penghargaan atas puisi sebagai hasil
pengenalan, pemahaman, penafsiran, penghayatan, penikmatan atas karya sastra
yang didukung oleh kepekaan batin terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam
puisi itu (Abdul Rozak Zaidan, dalam Herman J. Waluyo, 2003: 44).
Novia Rahayu (2008) mengatakan bahwa apresiasi puisi merupakan
aktivitas menggeluti puisi yang melibatkan unsur pikiran, perasaan, bahkan fisik
melalui langkah-langkah mengenali, menikmati, dan memahami yang
menumbuhkan penghargaan terhadap keindahan dan makna yang terkandung
dalam puisi. Lebih lanjut, Novia Rahayu juga menjelaskan bahwa menghargai
puisi berarti memandang puisi sebagai sesuatu yang bernilai, bukan sesuatu yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
tiada berguna. Bahkan aktivitas menghargai tersebut bisa jadi berimpit dengan
aktivitas mencintai. Penghargaan yang tinggi terhadap puisi membuat seseorang
tidak membenci puisi, bahkan ia akan menjadi pemburu puisi. Lebih lanjut ia
mengatakan bahwa dalam rangkaian kegiatan apresiasi puisi menghargai puisi
merupakan ranah yang paling tinggi. Sebelum seseorang menyentuh ranah
menghargai dia mesti melalui ranah mengenali, menikmati, dan memahami.
Maman S. Mahayana (2009) mengatakan bahwa Apresiasi puisi atau
apresiasi sastra pada umumnya merupakan salah satu bentuk penghargaan
terhadap karya sastra (puisi). Sebagai penghargaan, maka langkah pertama yang
mesti dilakukan adalah pembacaan teks sastra (puisi) itu sendiri. Langkah kedua
dalam apresiasi sastra (puisi) adalah penyisihan teori-teori atau konsep-konsep
baku mengenai pengertian, rumusan atau definisi.
Menurut Henry Guntur Tarigan (1984: 233) apresiasi sastra adalah
penafsiran kualitas karya sastra serta pemberian nilai yang wajar kepadanya
berdasarkan pengamatan dan pengalaman yang jelas, sadar, serta kritis. Apresiasi
sastra sangat erat kaitannya dengan kritik sastra, yang merupakan penelitian hasil
dari pengamatan. Lebih lanjut, Henry Guntur Tarigan menyatakan bahwa ciri-ciri
orang yang telah memiliki apresiasi sastra, diantaranya:
1) Berusaha dengan sekuat daya, tanpa paksaan malahan dengan sua rela,
mencari buku-buku karya sastra dan membacanya.
2) Selalu menyarankan kepada teman-temannya untuk membaca buku-buku
sastra yang dianggapnya relatif dan bermutu baik.
3) Bahan yang telah dibacanya itu dipersoalkan, didiskusikan dengan teman-
temannya atau dengan orang lain.
4) Menyediakan waktu yang cukup untuk dapat membaca lebih banyak.
5) Berusaha selalu mendapatkan hasil-hasil sastra mutakhir baik berupa buku,
majalah, maupun dari siaran radio, dan televisi.
Disick (dalam Herman J. Waluyo, 2002: 45) menyebutkan bahwa apresiasi
berhubungan dengan sikap dan nilai. Beliau juga menyebutkan adanya empat
tingkatan apresiasi, yaitu sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
a) Tingkat menggemari
Seseorang yang baru sampai pada tingkat menggemari, keterlibatan batinnya
belum kuat. Dia baru terlibat dalam kegiatan yang berkaitan dengan puisi. Jika
ada puisi dia akan senang membaca.
b) Tingkat menikmati
Keterlibatan batin pembaca terhadap puisi sudah semakin mendalam. Pembaca
akan ikut sedih, terharu, bahagia, dan sebagainya ketika membaca puisi
mampu menikmati keindahan yang ada dalam puisi itu secara kritis.
c) Tingkat mereaksi
Sikap kritis terhadap puisi lebih menonjol karena ia telah mampu menafsirkan
dan mampu menilai baik-buruknya sebuah puisi.
d) Tingkat produktif
Apresiator puisi mampu menghasilkan, mengkritik, mendeklamasikan, atau
memberi resensi terhadap sebuah puisi secara tertulis.
Tujuan pembelajaran sastra adalah untuk mencapai kemampuan apresiasi
kreatif. Menurut J.Grace (dalam Atar Semi, 1993:194), apresiasi kreatif adalah
berupa respon sastra. Respon ini menyangkut aspek kejiwaan, terutama berupa
perasaan, imajinasi, dan daya kritis. Atar Semi (1993:195) juga menyatakan
bahwa apresiasi sama dengan menyadari kemanfaatan pengajaran, sehingga
dengan kemauan sendiri ingin menambah pengalamannya, ingin membaca karya
sastra baik dianjurkan atau tidak, ingin berpartisipasi dalam kegiatan diskusi,
memberikan ulasan, dan bahkan berkeinginan untuk dapat menghasilkan karya
sastra.
Burhan Nurgiyantoro (1995: 6) meskipun sastra akan mengungkapkan
kehidupan manusia namun proses penciptaannya melalui daya imajinasi dan
kreatititas yang tinggi dari para sastrawan. Sebelum menghayati karya sastra,
pengarang menghayati segala persoalan kehidupan manusia dengan penuh
kesungguhan lebih dahulu, kemudian mengungkapkannya kembali melalui sarana
fiksi (bisa dalam bentuk puisi, cerita pendek, novel, atau drama). Dalam proses
penciptaannya itu, kreativitas sastrawan dapat bersifat "tak terbatas". Pengarang
dapat mengkreasi, memanipulasi, dan menyiasati berbagai masalah kehidupan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
yang dialami dan diamatinya menjadi berbagai kemungkinan kebenaran yang
hakiki dan universal dalam karya fiksinya. Pengarang dapat mengemukakan
sesuatu yang hanya mungkin terjadi dan dapat terjadi, walau secara faktual tidak
pernah terjadi. Maka dengan cara itu karya fiksi tersebut dapat mengubah hal-hal
yang terasa pahit dan sakit jika dijalani dan dirasakan pada dunia yang nyata,
namun menjadi menyenangkan untuk direnungkan dalam karya sastra. Oleh
karena itu, melalui karya sastra secara tidak langsung pembaca akan mendapatkan
suatu kesempatan belajar memahami dan menghayati berbagai persoalan
kehidupan manusia yang sengaja diungkapkan oleh pengarang. Dengan demikian
karya sastra dapat mengajak pembaca untuk bersikap yang lebih arif.
Menurut Henry Guntur Tarigan (1984: 233) apresiasi sastra adalah
penaksiran kualitas karya sastra serta pemberian nilai yang wajar kepadanya
berdasarkan pengamatan dan pengalaman yang jelas, sadar, serta kritis. Apresiasi
sastra sangat erat kaitannya dengan kritik sastra, yang merupakan penelitian hasil
dari pengamatan. Lebih lanjut, Henry Guntur Tarigan menyatakan bahwa ciri-ciri
orang yang telah memiliki apresiasi satra, diantaranya.
1) Berusaha dengan sekuat daya, tanpa paksaan malahan dengan suka rela,
mencari buku-buku karya sastra dan membacanya
2) Selalu menyarankan kepada teman-temannya untuk membaca buku-buku
sastra yang dianggapnya relatif dan bermutu baik.
3) Bahan yang telah dibacanya itu dipersoalkan, didiskusikan dengan teman-
temannya atau dengan orang lain.
4) Menyediakan waktu yang cukup untuk dapat membaca lebih banyak.
5) Berusaha selalu mendapatkan hasil-hasil sastra mutakhir baik berupa buku,
majalah, maupun dari siaran radio, dan televisi.
Bersandar pada beberapa pendapat tersebut, penulis mengambil simpulan
bahwa apresiasi puisi adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan puisi
sehingga orang tersebut mampu memahami puisi secara mendalam dan mampu
menyerap nilai-nilai yang terkandung dalam puisi tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
2. Hakikat Pembelajaran Apresiasi Puisi
a. Pengertian Pembelajaran
Menurut Oemar Hamalik (2001: 57), pembelajaran adalah suatu kombinasi
yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan,
dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Sementara itu menurut Djago Tarigan dan Akhlan Husein (1996: 4) pembelajaran
merupakan proses belajar yang dilakukan oleh siswa dalam memahami materi
kajian yang tersirat dalam pembelajaran. Pembelajaran bersinonim dengan istilah
proses belajar, kegiatan belajar, atau pengalaman belajar. Pembelajaran menjadi
titik tolak dalam merancang, merencanakan, dan mengevaluasi proses belajar
mengajar.
Menurut Gino, dkk. (2000: 30) istilah “pembelajaran” sama dengan
“instruction” atau “pengajaran” yang berarti cara (perbuatan) mengajar atau
mengajarkan. Pengajaran berarti perbuatan belajar (oleh siswa) dan mengajar
(oleh guru).
Pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses interaksi antara
peserta didik dengan lingkungan sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang
lebih baik. Dalam interaksi itu banyak sekali faktor yang mempengaruhi, baik
faktor internal yang datang dari individu maupun faktor eksternal yang datang dari
lingkungan. Dalam pengajaran, tugas guru yang paling utama adalah
mengkondisikan lingkungan agar terjadi perubahan perilaku bagi perserta didik.
Pembelajaran merupakan salah satu variabel utama dalam pelaksanaan
pendidikan, selain guru dan kurikulum (Nana Sudjana, 1996: 1).
Khoirun Nisa dan M. Lutfil Hakim (2011) menyatakan bahwa kegiatan
pembelajaran adalah kegiatan yang di dalamnya terdapat proses mengajar,
membimbing, melatih, memberi contoh, dan atau mengatur serta memfasilitasi
berbagai hal kepada peserta didik agar bisa belajar sehingga tercapai tujuan
pendidikan. Pembelajaran juga diartikan sebagai usaha sistematis yang
memungkinkan terciptanya pendidikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas penulis dapat membuat simpulan
bahwa pembelajaran adalah suatu hubungan interaksi antara guru dan siswa untuk
mengubah perilaku siswa menjadi lebih baik dengan memperhatikan unsur-unsur
dan proses tertentu.
b. Hal-hal yang Mempengaruhi Tujuan Pembelajaran
Oemar Hamalik (2001: 73) mengungkapkan bahwa tujuan belajar adalah
sejumlah hasil belajar yang menunjukkan bahwa siswa telah melakukan perbuatan
belajar, yang umumnya meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap yang
baru, yang diharapkan tercapai oleh siswa. Lebih lanjut, Oemar Hamalik (2001:
83) menyatakan bahwa tujuan belajar dan pembelajaran merupakan bagian
integral dari sistem pembelajaran, merupakan suatu deskripsi tingkah laku yang
diharapkan tercapai oleh siswa, dan oleh karenanya perlu dipelajari oleh setiap
guru.
Gino, dkk. (2000: 36-39) mengungkapkan bahwa suatu proses
pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuan yang telah ditentukan dalam
proses pembelajaran yang dilakukan telah tercapai. Lebih lanjut Gino, dkk
mengungkapkan bahwa keberhasilan pencapaian tujuan tersebut dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain: minat belajar, motivasi belajar, bahan belajar, alat
bantu belajar, suasana belajar, dan kondisi siswa yang belajar.
Tatang (2008) menyatakan bahwa Perubahan tingkah laku merupakan
salah satu tujuan belajar, namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi
kesulitan dalam belajar. Faktor yang mempengaruhi kesulitan dalam belajar ada 2
macam, yaitu :
a. Faktor Intern Belajar
Faktor intern merupakan faktor yang berasal dari dalam individu sendiri,
misalnya kematangan, kecerdasan, motivasi dan minat.
b. Faktor Ekstern Belajar
Faktor ekstern erat kaitannya dengan faktor sosial atau lingkungan individu
yang bersangkutan. Misalnya keadaan lingkungan keluarga, lingkungan
masyarakat , guru dan alat peraga yang dipergunakan di sekolah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
c. Pengertian Pembelajaran Apresiasi Puisi
Bekti Patria (2009) menyatakan bahwa Tujuan yang harus dicapai dalam
pengajaran apresiasi puisi adalah 1) Siswa memperoleh kesadaran yang lebih baik
terhadap dirinya sendiri, orang lain, dan kehidupan di sekitarnya, 2) Siswa
memperoleh kesenangan dari membaca dan mempelajari puisi, 3) Siswa
memperoleh pengetahuan dan pengertian dasar tentang puisi. Agar tujuan tersebut
tercapai, maka tugas guru dalam pengajaran apresiasi puisi adalah 1) Mendidik
dan membimbing siswa agar mampu mencintai sastra (puisi) agar dapat
mengapresiasi secara benar, 2) Membekali dirinya agar mampu mengapresiasi
sastra (puisi) sebelum mendidik siswanya. Di samping itu, guru juga harus
mampu menempatkan diri sebagai 1) apresiator yang menjembatani antara siswa
dengan puisi, 2) motivator yang mampu menumbuhkan rasa apresiasi pada diri
siswa, 3) perunding yang mampu dengan penuh kearifan untuk
mengakomodasikan berbagai tanggapan dari siswa sebagai bentuk apresiasi
terhadap puisi yang tengah dinikmati.
Atar Semi (1993: 194-195) menyatakan bahwa tujuan pengajaran sastra
adalah agar siswa atau mahasiswa memiliki rasa peka terhadap karya sastra yang
berharga sehingga merasa terdorong dan tertarik untuk membacanya atau dapat
disimpulkan bahwa tujuan pokok pengajaran sastra adalah untuk mencapai
kemampuan apresiasi kreatif. Lebih lanjut, Atar Semi menyatakan bahwa
apresiasi kreatif yang menjadi tujuan pengajaran sastra itu dalam wujud kegiatan
belajar sastra terdiri dari tiga tingkatan, yaitu penerimaan, memberi respon, dan
apresiasi.
Anthony Wilson (2010: 15) mengatakan bahwa:
“We can hypothesise why the teaching of poetry writing should be a site in
which the personal growth model would seem to naturally appeal to
teachers. We might describe part of this appeal as the opportunity to use
flexible or Janusian thinking, that is, the ability to look two ways at once”.
Intinya adalah kita bisa mengambil hipotesis bahwa pengajaran menulis
puisi harus tumbuh secara alami dalam pribadi guru dan dapat pula menarik bagi
guru. Kita bisa menggambarkan bagian dari perbandingan ini sebagai kesempatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
untuk menggunakan pemikiran fleksibel atau Janusian, yaitu, kemampuan untuk
melihat dua cara sekaligus.
Terkait dengan pembelajaran sastra, pembelajaran sastra haruslah
memampukan siswa menemukan hubungan antara pengalamannya dengan cipta
sastra yang bersangkutan (Rizanur Gani, 1981: 14). Dalam hal ini siswa
diharapkan mampu menemukan hubungan antara pengalaman batinnya dengan
cipta sastra yang dipelajari. Oleh karena itu, siswa belajar sastra harus dihadapkan
pada karya sastra yang bersangkutan agar siswa dapat berkomunikasi, bergaul
langsung dengan karya sastra tersebut. Kegiatan yang demikian itu dinamakan
kegiatan mengapresiasi karya sastra.
Bernardus Rahmanto (1988: 44–45) mengungkapkan bahwa dalam usaha
mengajarkan bagaimana cara menikmati puisi, dijumpai dua macam hambatan
yang cukup mengganggu. Hambatan pertama adalah adanya anggapan sementara
orang yang berpendapat bahwa secara praktis puisi sudah tidak ada gunanya lagi.
Hambatan kedua adalah pandangan yang disertai prasangka bahwa mempelajari
puisi sering tersandung pada ‘pengalaman pahit’, yaitu kesulitan memahami
simbol, kiasan dan ungkapan-ungkapan yang ditulis penyair.
Mastiah (2010) menyatakan bahwa pembelajaran apresiasi puisi dapat
dilakukan dengan memadukannya dengan empat aspek keterampilan berbahasa,
yakni: mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Dalam pembelajaran
apresiasi sastra, baik prosa, puisi, maupun drama, siswa tidak hanya sekadar
sebagai penikmat hasil sastra (pembaca atau pendengar) saja namun siswa juga
dituntut untuk kreatif menulis.
Pada pembelajaran apresiasi puisi yang berkaitan dengan tujuan tersebut
dapat dilakukan dengan cara membaca, mendeklamasikan, menciptakan puisi, dan
mendiskusikan tema, keindahan bahasa, serta hal-hal yang menarik dari puisi
tersebut.
Berdasarkan apa yang harus dievaluasi dalam pembelajaran apresiasi puisi,
tujuan pembelajaran apresiasi puisi dapat dibagi menjadi dua macam yaitu: (1)
tujuan aspek pengetahuan, dan (2) tujuan aspek apresiasi. Tujuan aspek
pengetahuan dibagi menjadi dua macam, yaitu informasi dan konsep. Tujuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
pemahaman aspek informasi ialah pemahaman yang berhubungan dengan
kemampuan siswa memiliki kemampuan dasar tentang puisi, kemampuan dasar
itu ditandai dengan kemampuan siswa untuk menjawab pertanyaan yang
berhubungan dengan puisi dengan kata tanya apa, siapa, dimana, dan kapan. Di
samping memiliki informasi dan konsep tentang puisi, siswa diharapkan
mempunyai daya apresiasi yang tinggi terhadap puisi. Effendi (1982: 2)
membatasi apresiasi puisi sebagai kegiatan menggauli puisi dengan sungguh-
sungguh hingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan
kepekaan perasaan yang baik terhadap puisi. Hal-hal di atas adalah hal-hal yang
harus dicapai oleh tujuan pembelajaran apresiasi puisi.
Adapun tujuan pembelajaran apresiasi sastra yang lain adalah apresiasi
kreatif, yang dalam wujud kegiatan belajar sastra terdiri atas tiga tingkatan.
Pertama; tingkat penerimaan, yaitu siswa memperlihatkan bahwa dia mau belajar,
bekerja sama, menyelesaikan tugas membaca, dan tugas-tugas lain yang berkaitan
dengan itu. Kedua; tingkat memberi respons, yaitu siswa suka terlibat dalam
kegiatan membaca dan menunjukkan minat pada kegiatan penelaah karya sastra.
Ketiga; tingkat apresiasi, yaitu siswa menyadari manfaat pembelajaran sastra,
sehingga dengan kemauannya sendiri ingin menambah pengalamannya, ingin
membaca karya sastra, baik dianjurkan atau pun tidak, ingin berpartisipasi dalam
kegiatan diskusi, memberikan ulasan, dan bahkan berkeinginan untuk dapat
menghasilkan karya sastra (Atar Semi, 1988: 153).
Pembelajaran puisi bertujuan membina apresiasi puisi dan
mengembangkan kearifan menangkap isyarat-isyarat kehidupan. Sebab “Sastra
dalam keutuhan bentuknya menyentuh perilaku kehidupan kaum terdidik yang
tentunya dapat mewarnai liku-liku hidup yang bersangkutan”(Rizanur Gani, 1981:
1). Paling sedikit cakupannya meliputi 4 manfaat, yakni menunjang keterampilan
bahasa, meningkatkan pengetahuan budaya, mengembangkan rasa-karsa, dan
pembentukan watak.
Dengan menyimak pembacaan puisi, seseorang sesungguhnya terlibat
dalam proses berpikir (keterampilan menyimak) yang memungkinkan secara
mandiri mampu membaca puisi (keterampilan membaca). Selanjutnya terlibat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
dafam kegiatan diskusi (keterampilan berbicara), dan menganalisis puisi
(keterampilan menulis).
Oemar Hamalik (1994: 48) mengatakan bahwa media pembelajaran sangat
mendukung keberhasilan dalam proses belajar mengajar terutama papan tulis yang
sangat diperlukan disetiap kelas. Dengan alat ini guru dapat menjelaskan dan
memperagakan pelajaran, sehingga mudah dimengerti oleh para siswa.
Selain papan tulis ada media yang lain yang berupa rekaman pendidikan
yang sangat membantu dalam kegiatan belajar mengajar, karena kegiatan belajar
tidak cukup hanya melihat belaka, akan tetapi agar pelajaran mudah dipahami
maka saluran pendengaran perlu diaktifkan dan rekaman dapat memenuhi
kebutuhan ini. Pada umumnya kelas akan lebih tertarik pada pelajaran apabila
mendengarkan bunyi rekaman yang sedang diputar, oleh sebab itu rekaman bisa
menankap perhatian penuh para siswa yang mendengarkannya. Anak-anak
mendengarkan dengan aktif, artinya mendengarkan dan juga melakukan kegiatan,
seperti mengikuti lambat-lambat nyanyian, bertanya dalam hati, dan mencoba
menjawabnya bila mendengarkannya, menarik berbagai kesimpulan setelah
mendengarkan rekaman (Oemar Hamalik, 1994: 99-100).
Penilaian merupakan suatu hal yang inheren dalam kegiatan pembelajaran,
termasuk pembelajaran bahasa. Akhmad Sudrajat (2008) menyatakan bahwa
Penilaian (assessment) merupakan penerapan berbagai cara dan penggunaan
beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil
belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan)
peserta didik. Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau
prestasi belajar seorang peserta didik. Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif
(pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka).
Pengukuran berhubungan dengan proses pencarian atau penentuan nilai kuantitatif
tersebut.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada hakikatnya
pembelajaran apresiasi puisi adalah suatu usaha guru yang bertujuan membekali
siswa sejumlah pengalaman langsung yang berkenaan dengan puisi sebagai salah
satu karya seni. Pengalaman langsung ini bisa diwujudkan dalam bentuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
menugasi atau menyuruh langsung siswa membaca, memahami, menghayati,
menafsirkan, mengomentari, menilai, menghargai bahkan sampai mampu
membuat puisi sesuai dengan pengalamannya sendiri.
B. Penelitian yang Relevan
Ada beberapa penelitian yang dipandang relevan dengan penelitian tentang
pembelajaran apresiasi puisi di SMP Kelas VII A yang akan dilakukan di
SMP Negeri 2 Kismantoro.
Beberapa penelitian tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Daryanto tahun 2006 yang berjudul
“Pembelajaran Sastra di Sekolah Menengah Pertama : Studi Kasus di Sekolah
Menengah Pertama Negeri 2 Sidoharjo dan Sekolah Menengah Pertama
Negeri 3 Sidoharjo Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Wonogiri”. Kesimpulan
dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan minat siswa terhadap
pengajaran sastra, maka guru harus mempersiapkan pembelajaran sastra
dengan program yang matang, memilih materi yang sesuai dengan kurikulum,
dan menggunakan metode yang bervariasi dalam mengajar.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Randi Vihantoro tahun 2006 yang berjudul
“Pelaksanaan Pembelajaran Apresiasi Puisi di SMA N 1 Jatisrono Kabupaten
Wonogiri Tahun Ajaran 2006/2007)”. Hasil penelitian ini mendeskripsikan
pelaksanaan pembelajaran apresiasi puisi, kendala-kendala yang dihadapi
dalam pembelajaran apresiasi puisi, dan upaya yang dilakukan guru untuk
mengatasinya.
3. Penelitian yang dilakukan oleh John Gordon tahun 2010 yang berjudul “What
Is Not Said on Hearing Poetry in the Classroom”. Hasil penelitian ini
mendeskripsikan tentang interaksi kelas dengan puisi sebagai teks audio dan
diskusi terkait antara siswa. Sifat tanggapan dapat dipandang sebagai
seluruhnya tepat dengan konteks dan sifat stimulus, dan dapat dikategorikan
sebagai wawasan halus dan menyiratkan kognisi canggih. Salah satu
interpretasi dari transkrip puisi adalah bahwa siswa memang dapat merespon
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
sensitif terhadap puisi, meskipun dengan cara yang tidak mudah diakui oleh
guru dalam pengajaran puisi di sekolah.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Anthony Wilson tahun 2010 yang berjudul
“Teachers' Conceptualisations of the Intuitive and the Intentional
in Poetry Composition”. Hasil penelitian ini mengungkapkan guru percaya
bahwa intuisi adalah pusat dari proses penyusunan puisi. Ada juga bukti dalam
tanggapan mereka tentang perlunya pengajaran eksplisit dari proses desain
dalam komposisi puisi. Guru menggabungkan kedua hal tersebut untuk model
penulisan pengajaran puisi yang membutuhkan inspirasi yang baik dan
membentuknya dengan menggunakan campuran yang sangat halus dari
penugasan berbagai tugas dalam kelas.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Dewi Surada tahun 2011 yang berjudul “
Metode Pengajaran Puisi yang Menyenangkan di Sekolah Menengah Pertama
(SMP)”. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa tidak hanya guru bahasa
Indonesia yang kurang memperhatikan pengajaran sastra puisi, banyak faktor
penyebabnya dan salah satu diantaranya adalah metode pengajaran puisi yang
diterapkan guru. Melalui penerapan metode pengajaran yang menyenangkan
sehingga peserta didik tertarik atau termotivasi untuk mempelajari puisi.
6. Penelitian yang dilakukan oleh Amanda Naylor dan Audrey Wood tahun 2011
yang berjudul “Teaching Poetry: Reading and Responding to Poetry in the
Secondary Classroom”. Hasil penelitian ini mendeskripsikan tentang
pengajaran puisi yang menekankan pada pendekatan aktif dan kekuatan puisi
untuk memperkaya kehidupan para guru dan siswa. Pengajaran puisi ini
dilakukan dengan beberapa langkah, (1) memberikan pengantar ringkas untuk
ide-ide utama dan teori tentang pengajaran puisi, (2) meliputi jenis dan
periode waktu puisi yang sudah dikenal dan berbagai puisi baru dan lama yang
kurang dikenal, (3) Menggambarkan praktek yang baik untuk setiap
pendekatan tertutup, melalui studi kasus teori dan ide-ide dalam tindakan di
kelas, dan (4) termasuk kegiatan, ide dan memanfaatkan setiap sumber daya
yang ada untuk mendukung pengajaran di kelas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
7. Penelitian yang dilakukan oleh David I Hanauer tahun 2012 yang berjudul
“Writing Poetry in the Language Classroom”. Hasil penelitian ini dibagi
menjadi 3 bagian. Bagian pertama dengan konsep literasi bermakna belajar di
ilmu bahasa kedua dan asing, yang kedua merangkum bukti empiris yang
mencirikan bahasa kedua untuk menulis puisi, dan ketiga menggambarkan
aspek-aspek praktis penulisan pengajaran puisi. Pendekatan ini disajikan
sebagai cara untuk memanusiakan kelas bahasa kedua dan asing dengan
memfokuskan kembali pada pembelajar bahasa individu sebagai pusat proses
pembelajaran.
C. Kerangka Berpikir
Dalam perencanan pembelajaran terdapat urutan atau skenario
pembelajaran. Perencanaan pembelajaran merupakan acuan untuk melaksanakan
proses belajar mengajar baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
Dalam proses belajar mengajar guru menemukan hambatan-hambatan
yang dihadapinya baik dari kurikulum, kemampuan guru, dan keadaan siswa.
Guru dituntut untuk dapat rnengatasi hambatan-hambatan dalam pembelajaran
apresiasi puisi tersebut.
Hasil pembelajaran apresiasi puisi lebih menekankan pada sikap apresiatif
siswa terhadap puisi itu sendiri. Dari proses belajar mengajar diharapkan siswa
dapat memperoleh 4 (empat) kemampuan berbahasa yaitu: mendengarkan,
berbicara, membaca, dan menulis puisi.
Secara singkat kerangka berpikir dalam penelitian ini, dapat digambarkan
sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Gambar 1. Kerangka Berpikir Penelitian
Pembelajaran Apresiasi Puisi
Perencanaan Pembelajaran
Apresiasi Puisi
Pelaksanaan Pembelajaran
Apresiasi Puisi
Hambatan yang dihadapi guru
Cara Mengatasi Hambatan
Simpulan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Kismantoro. Penelitian ini
dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 hingga bulan April 2012. Adapun
waktu dan jadwal kegiatan penelitian diuraikan dalam tabel berikut ini :
Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian
B. Jenis dan Strategi Penelitian
Berdasarkan pada masalah yang diajukan dalam penelitian ini, yang
menitikberatkan pada pengumpulan informasi tentang keadaan atau realita yang
sedang berlangsung, maka jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian
kualitatif, yang menggambarkan sifat suatu keadaan yang sedang berjalan pada
saat penelitian ini dilakukan, serta memeriksa dari suatu gejala tertentu.
Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus tunggal,
karena penelitian ini akan dilakukan di satu tempat, yaitu di SMP Negeri 2
Kismantoro, serta akan difokuskan pada suatu permasalahan yaitu tentang
No Waktu Des ' 11 Jan ’12 Feb '12 Mar '12 Apr '12
Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Tahap persiapan awal sampai pengajuan proposal
2
Menentukan informan, menyiapkan peralatan dan instrumen
3 Pengumpulan data 4 Analisis data
5 Penyusunan laporan
23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
pembelajaran apresiasi puisi di kelas VII A, maka penelitian ini menerapkan
strategi kasus tunggal.
C. Sumber Data
Data-data yang berupa informasi tersebut digali dari berbagai sumber data.
Sumber data yang dimanfaatkan dalam penelitian ini adalah informan atau nara
sumber, tempat, peristiwa atau aktifitas, dan arsip atau dokumen.
1. Informan atau narasumber.
Informan dari penelitian ini adalah guru kelas VII A dan siswa kelas
VII A. Dari guru diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
pemahaman guru tentang konsep pengajaran sastra, dan informasi mengenai
pengemasan komponen-komponen pembelajaran apresiasi puisi di SMP. Dari
siswa diharapkan dapat memberikan tanggapan mengenai pembelajaran
apresiasi puisi.
2. Tempat dan Peristiwa
Tempat dan peristiwa meliputi tempat penyelenggaraan pendidikan di
sekolah maupun peristiwa berlangsungnya pembelajaran apresiasi puisi di
lokasi penelitian. Peristiwa yang dimaksud mencakup juga antar sejumlah
anggota komunitas sekolah yang memungkinkan terbentuknya suatu persepsi
siswa.
3. Arsip dan Dokumen
Arsip dan dokumen yang diteliti adalah arsip dan dokumen mengenai
perangkat PBM yang meliputi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),
silabus, perangkat administrasi guru Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) atau disebut juga bahan ajar, buku pelajaran, buku-buku pendamping
pelajaran yang relevan, serta soal-soal untuk evaluasi. Sumber ini diharapkan
dapat memberikan informasi tentang kurikulum yang digunakan guru sebagai
pedoman dalam menyusun program pelajaran, termasuk di dalamnya materi,
metode, media, dan evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran apresiasi
puisi kelas VII A di sekolah yang diteliti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
D. Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan bentuk penelitiannya, yaitu penelitian kualitatif maka dalam
teknik pengumpulan datanya meliputi:
1. Teknik obsevasi langsung
Obsevasi langsung ini akan dilakukan dengan cara formal dan informal
untuk mengamati berbagai kegiatan dalam pembelajaran apresiasi puisi di
dalam kelas, dan kegiatan ini yang terkait, baik yang dilakukan oleh guru
maupun siswa.
Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi yang
tidak menyertakan peran aktif peneliti dalam kegiatan yang diamati, tetapi
peneliti hanya sebagai pengamat terhadap pelaksanaan pembelajaran apresiasi
puisi dilokasi penelitian.
Selama berlangsungnya pengamatan terhadap pelaksanaan
pembelajaran apresiasi puisi serta kegiatan lain yang terkait, peneliti membuat
catatan lapangan yang disusun berdasarkan realita yang dilihat, didengar,
dialami, serta dipikirkan peneliti selama berlangsungnya pengumpulan data
tersebut dan kamudian merefleksikannya.
2. Teknik wawancara mendalam (indepth interviewing)
Wawancara mendalam maksudnya adalah wawancara yang dilakukan
secara lentur dan terbuka, tidak berstruktur ketat, tidak dalam suasana formal,
dan dilakukan berulang pada informan yang sama. Hal tersebut dilakukan
dengan harapan agar pertanyaan yang disampaikan peneliti semakin terfokus,
sehingga informasi yang dikumpulkan semakin rinci dan mendalam sesuai
yang dibutuhkan.
3. Mencatat dokumen
Teknik ini untuk mengumpulkan data yang bersumber dari dokumen
dan arsip. Jenis dokumen yang dikumpulkan meliputi kurikulum, silabus,
rencana pelaksanaan pembelajaran, buku pelajaran yang digunakan dalam
pembelajaran apresiasi puisi, inventaris media pembelajaran, dan inventaris
sarana fisik yang dimiliki sekolah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Dokumen yang telah terkumpul tersebut kemudian dianalisis dengan
teknik analisis kualitatif. Kegiatan ini selain untuk mencatat semua dokurnen
dan arsip, juga dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang lengkap
tentang kondisi dokurnen tersebut, termasuk juga maknanya yang tersirat.
E. Teknik Cuplikan
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, maka teknik yang digunakan
dalam pengambilan sampel adalah purposive sampling. Peneliti cenderung untuk
memilih informan yang dianggap mengetahui informasi dan masalahnya secara
mendalam, serta dapat dipercaya sebagai sumber data yang mantap. Cuplikan ini
lebih cenderung sebagai internal sampling, dimana informan dipilih dengan
kriteria tertentu dan kemudian dimanfaatkan untuk berbicara, bertukar pikiran
atau membandingkan suatu kejadian yang ditemukan dari subjek lain, dan tidak
untuk membuat generalisasi hasil. Dengan kerangka teknik sampling ini peneliti
hanya memilih informan yang dianggap mengetahui permasalahan pembelajaran
apresiasi puisi yang meliputi guru kelas VII A dan beberapa siswa kelas VII A.
F. Validitas Data
Pengujian validitas data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
trianggulasi. Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan trianggulasi data
dan trianggulasi metode. Trianggulasi sumber data antara lain meliputi
trianggulasi data dari guru kelas VII A dalam mengajarkan apresiasi puisi di kelas,
data dari kepala sekolah dan data dari beberapa siswa. Trianggulasi metode antara
lain melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi.
Trianggulasi sumber dimaksudkan untuk: (1) membandingkan antara dua
hasil pengamatan dengan data hasil wawancara, (2) membandingkan apa yang
dikatakan di depan umum dengan yang dikatakan secara pribadi, (3)
membandingkan wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.
Sedangkan trianggulasi metode dimaksudkan sebagai: (1) pengecekan derajat
kepercayaan penemuan-penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
data, (2) pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode
yang sama .
G. Teknik Analisis Data
Informasi yang diperoleh dari hasil pengumpulan data selanjutnya akan
dianalisis. Analisis dilakukan sepanjang berlangsungnya penelitian dan secara
terus menerus dari awal sampai akhir penelitian.
Teknik analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik analisis
interaktif, yaitu suatu analisis data kualitatif yang terdiri dari tiga alur kegiatan
(reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi) yang
terjadi secara bersamaan. Maksud reduksi data adalah proses pemilihan data,
pemusatan perhatian dan penyederhanaan, pengabstrakan, dan tranformasi data
kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Penyajian data
diartikan sebagai pengumpulan informasi secara sistematis, yang memberikan
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. Sedangkan penarikan kesimpulan
atau verifikasi dalam penelitian kualitatif sebenarnya sudah dimulai semenjak
pengumpulan data, dengan mencatat dan memberi makna terhadap benda atau
peristiwa yang terjadi.
Dalam menggunakan teknik analisis ini, peneliti bergerak diantara tiga
komponen, yang dimulai dengan pengumpulan data, kemudian peneliti bergerak
diantara reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Jika kesimpulan
dirasa kurang mantap, peneliti kembali ke proses pengumpulan data di lapangan.
Proses analisis ini lebih jelasnya digambarkan dalam skema berikut:
Gambar 2. Skema Model Analisis Interaktif
Reduksi Data
Pengumpulan data
Penarikan Kesimpulan
Penyajian Data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Dalam penelitian ini, reduksi data dilakukan dengan menyeleksi,
mengklarifikasikan, dan memfokuskan data yang ada dalam catatan lapangan dan
selanjutnya member kode. Penyajian data dilakukan dengan mendeskripsikan
data-data yang sudah diklarifikasikan sesuai dengan pokok masalah. Penarikan
kesimpulan atau verifikasi dilakukan dengan mengambil kesimpulan-kesimpulan
yang sebenarnya sudah dilakukan bersamaan dengan reduksi data dan penyajian.
H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian adalah tata urutan atau langkah-langkah rinci yang
harus ditempuh untuk melaksanakan penelitian. Hal ini dimaksudkan agar
penelitian dapat berjalan teratur dan terstruktur sehingga hasil penelitian dapat
dipertanggungjawabkan. Prosedur penelitian yang dilakukan secara garis besar
dapat dibagi menjadi beberapa tahap : Pertama, tahap persiapan yaitu
pengumpulan informasi sampai pada bahan teori yang mendukung perumusan
masalah. Kedua, tahap pelaksanaan dimana peneliti dengan tujuan yang dicapai
yaitu kerangka teori dan hasil penelitian yang diharapkan mulai mengadakan
observasi dan pengumpulan data di lapangan. Ketiga, adalah tahap akhir dari
penelitian, yaitu analisis data, penarikan kesimpulan dan penyusunan laporan
penelitian.
Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Studi Pendahuluan
Studi pendahuluan dilakukan sebelum penyusunan proposal dan
pengurusan ijin penelitian. Pada tahap ini peneliti belum memulai mengumpulkan
data. Kegiatan yang dilakukan meliputi orientasi lapangan untuk pengenalan
kondisi obyek penelitian serta untuk persiapan fisik dan mental peneliti. Studi
pendahuluan ini penting guna pengenalan dan pembentukan pemahaman awal
peneliti terhadap fokus dan obyek penelitian agar ketika peneliti benar-benar
terjun ke obyek penelitian untuk mendukung kelancaran pelaksanaan penelitian.
2. Tahap Pralapangan
Pada tahap ini dilakukan berbagai kegiatan sebelum peneliti terjun ke
lapangan seperti penyusunan proposal penelitian termasuk pengurusan ijin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
penelitian dan persiapan pelaksanaan penelitian ke lapangan. Persiapan yang
dimaksud antara lain meliputi berbagai perlengkapan yang digunakan seperti alat
tulis, alat perekam, rancangan biaya dan pengaturan perjalanan.
3. Tahap Lapangan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah pengumpulan data yang
diperlukan. Bersamaan dengan proses pengumpulan data tersebut berlangsung
pula proses analisis awal.
4. Tahap Analisis Data
Pada tahap ini peneliti membaca, menelaah, manafsirkan,
mengklasifikasikan serta menginterpretasikan data yang diperoleh untuk
mengambil kesimpulan. Analisis yang dilakukan merupakan analisis akhir dimana
peneliti membandingkan data yang diperoleh di lapangan dengan teori yang
relevan. Selanjutnya, berdasarkan analisis tadi dilakukan penarikan kesimpulan.
5. Tahap Penyusunan Laporan Penelitian
Tahap ini merupakan tahap akhir dari penelitian yang hasilnya berupa
laporan penelitian berikut penggandaannya.
Untuk lebih memudahkan peneliti dalam melangkah, berikut ini dapat
digambarkan dalam skema berikut:
Gambar 3. Bagan Prosedur Penelitian
Menyusun Proposal
Persiapan Pelaksanaan
Mengumpulkan Data Analisis Data
Penarikan Kesimpulan
Penyusunan Laporan
Pertanggungjawaban Laporan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
BAB IV
DESKRIPSI LOKASI, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Letak Geografis
SMP Negeri 2 Kismantoro didirikan tahun 1993. Sekolah dibangun di atas
lahan seluas 7.130 m2 dengan luas seluruh bangunannya adalah 1.394 m2.
Sekolah ini mulai beroperasi mulai tahun pelajaran 1993/1994.
SMP Negeri 2 Kismantoro terletak di Jalan Purwantoro – Pakis Baru Km
9, Miri, Kismantoro, Wonogiri 57696. Ditinjau dari keadaan lingkungan di SMP
Negeri 2 Kismantoro secara umum sudah baik. Letak SMP Negeri 2 Kismantoro
yang strategis dan mudah dijangkau baik dengan kendaraan pribadi maupun
kendaraan umum dan terletak di pinggir jalan raya yang belum terlalu ramai lalu
lintas kendaraannya, sehingga ketenangan dalam belajar para siswa dapat
terlaksana dengan baik.
2. Visi dan Misi
a. Visi SMP Negeri 2 Kismantoro
”Berprestasi dan Berakhlak Terpuji”.
Indikator- Indikator Visi:
1.tangguh dalam mengembangkan kurikulum;
2.tangguh dalam mengembangkan pembelajaran;
3.tangguh dalam mengembangkan motivasi peserta didik;
4.tangguh dalam mewujudkan kompetensi kelulusan;
5.tangguh dalam membekali peserta didik di bidang akademik dan non
akademik;
6.tangguh dalam mengembangkan tenaga pendidik;kependidikan;
7.tangguh dalam mengembangkan tenaga kependidikan;
8.tangguh dalam mewujudkan sarana dan prasarana sekolah;
9.tangguh dalam melaksanakan manajemen sekolah;
10. tangguh dalam kelembagaan sekolah;
11. tangguh dalam penggalangan biaya pendidikan;
30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
12. tangguh dalam melaksanakan penilaian pendidikan
13. berbudi pekerti luhur
14. patuh kepada orang tua dan guru
15. jujur dalam ucapan dan perbuatan
b. Misi SMP Negeri 2 Kismantoro
1. Melaksanakan perencanaan kurikulum satuan pendidikan yang mampu
mengakomodasi kebutuhan peserta didik dan masyarakat.
2. Melaksanakan pembelajaran, bimbingan dan motivasi, serta pemanfaatan
sarana pendidikn yang tersedia sehingga peserta didik dapat berkembang
secara optimal melalui pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan.
3. Menumbuhkan motivasi belajar peserta didik, sehingga dapat belajar
secara optimal dalam rangka meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, dan akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut.
4. Menumbuhkan komitmen tinggi kepada seluruh warga sekolah, sehingga
warga sekolah mempunyai budaya mutu.
5. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut.
6. Melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan peserta
didik.
7. Mewujudkan tenaga pendidik yang memiliki kemampuan paedagogik,
kepribadian, professional dan sosial.
8. Meningkatkan kompetensi guru untuk semua mata pelajaran.
9. Mewujudkan tenaga kependidikan yang profesional dan kompetitif.
10. Meningkatkan kompetensi tenaga kependidikan.
11. Melaksanakan dan mengembangkan sarana dan prasarana sekolah.
12. Mengembangkan pemanfaatan perpustakaan, laboratorium IPA, ruang
komputer dan media pembelajaran yang tersedia.
13. Melengkapi pagar sekolah untuk mendukung keamanan.
14. Melaksanakan dan mengembangkan lingkungan sekolah yang kondusif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
15. Menginplementasikan MBS untuk mencapai standar pengelolaan.
16. Mengembangkan dan melengkapi administrasi sekolah.
17. Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga
sekolah.
18. Melaksanakan monitoring dan evaluasi.
19. Melaksanakan kerjasama dengan penyandang dana.
20. Mengembangkan potensi komite sekolah dalam meningkatkan partisipasi
masyarakat.
21. Memiliki standar pencapaian ketuntasan kompetensi untuk semua mata
pelajaran.
22. Meningkatkan standar kelulusan setiap tahun.
23. Meningkatkan perolehan rata-rata ujian nasional.
24. Mengembang pembelajaran remidial.
25. Melaksanakan progam akreditasi sekolah.
c. Tujuan Sekolah
Adapun secara operasional pelajaran yang akan dicapai oleh SMP
Negeri 2 Kismantoro, Wonogiri pada tahun 2011 - 2012 meliputi:
1. perolehan nilai rata-rata Ujian Nasional : 6,20
2. peningkatan Mutu Akademik dengan tercapainya KKM dan peningkatan
rata-rata nilai rapor
3. terwujudnya kehidupan sekolah yang agamis, dan berbudaya
4. peningkatan Kemampuan Siswa dalam Keagamaan dengan 50 % lebih
siswa mengikuti ekstra kurikuler BTQ ( Baca Tulis Quran )
5. peningkatan percaya diri siswa dengan meningkatnya kegiatan
kepramukaan
6. peningkatan Kemampuan dalam Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK)/ Komputer
7. peningkatan prestasi akademik sehingga menjadi juara di lomba atau
olimpiade sains tingkat kabupaten
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
8. peningkatan Kemampuan Siswa dalam bidang prestasi Olah Raga yang
berjalan efektif sehingga mencapai juara tingkat kabupaten
9. peningkatan Kemampuan Siswa dalam Seni budaya,sehingga mampudan
dapat menjuarai di tingkat kabupaten
10. terwujudnya lingkungan sekolah yang bersih, aman,nyaman dan kondusif
untuk belajar
11. peningkatan kelengkapan sarana dan prasarana menuju keadaan yang ideal
12. terwujudnya hubungan yang harmonis dan dinamis antar warga sekolah
dan masyarakat
3. Infrastruktur SMP Negeri 2 Kismantoro
Untuk menunjang proses belajar rnengajar diperlukan adanya fasilitas-
fasilitas yang mendukung. Adapun ruangan-ruangan yang ada di SMP Negeri 2
Kismantoro adalah sebagai berikut:
1. 9 ruang kelas
2. 1 ruang guru
3. 1 ruang TU
4. 1 ruang kepala sekolah
5. 1 ruang perpustakaan
6. 1 ruang penjaga sekolah
7. 1 ruang UKS
8. 1 ruang gudang
9. 1 ruang mushola
10. 1 ruang kantin
11. 1 ruang komputer
12. 2 ruang kamar mandi/WC Siswa
13. 2 ruang kamar mandi/WC Guru
14. 1 ruang kamar mandi kepala sekolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
4. Kondisi Siswa
Jumlah siswa SMP Negeri 2 Kismantoro tahun ajaran 2011/2012 adalah
sebagai berikut:
Tabel 2. Daftar jumlah siswa SMP Negeri 2 Kismantoro
No. Kelas Jumlah Siswa
1 VII A 27
2 VII B 25
3 VII C 27
4 VIII A 28
5 VIII B 27
6 VIII C 28
7 IX A 28
8 IX B 27
9 IX C 28
Pada umumnya siswa yang masuk menjadi anggota keluarga SMP Negeri
2 Kismantoro adalah siswa yang berasal dari daerah yang dekat dengan sekolah
ini. Latar belakang keluarga siswa SMP Negeri 2 Kismantoro juga bervariasi,
mulai dari anak pegawai negeri, wiraswasta, sampai petani. Kondisi yang
sederhana dan tingkat kecerdasan yang biasa tidak menghalangi mereka untuk
belajar dan mengembangkan diri. Di samping kegiatan di dalam kelas yaitu,
belajar, juga ada kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler seperti berikut.
a. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)
OSIS adalah satu-satunya organisasi yang resmi di sekolah yang
merupakan wadah bagi siswa untuk melatih kehidupan berorganisasi di sekolah.
Bagi siswa OSIS merupakan sarana untuk:
1) menggalang persatuan dan kesatuan pelajar
2) belajar hidup berorganisasi guna menyiapkan diri, baik mental, moral dan
meningkatkan kecerdasan dan keterampilan
3) menempatkan siswa pada fungsinya sebagai pewaris perjuangan bangsa untuk
mengisi pembangunan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
4) agar siswa dapat melatih diri untuk menghargai pendapat orang lain dan dapat
melatih untuk mengeluarkan pendapat
Dari tujuan di atas dapat diketahui betapa pentingnya OSIS. Di SMP
Negeri 2 Kismantoro sudah terbentuk OSIS yang berjalan baik dan lancar. Osis
merupakan organisasi sekolah yang dibina oleh Kepala Sekolah dan guru. Semua
kegiatan dilaksanakan berdasarkan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga
OSIS yang telah disahkan dan disesuaikan dengan kegiatan belajar mengajar.
b. Usaha Kesehatan Sekolah
Tugas tim pelaksana UKS di sekolah yaitu :
1) merencanakan dan melaksanakan kegiatan pendidikan kesehatan
2) pembinaan sekolah sehat dan pelayanan kesehatan sesuai ketentuan dan
petunjuk yang telah ditetapkan oleh tim pembina UKS tingkat pusat, tingkat I
dan tingkat II
3) menjalin kerja sama yang sesuai dengan orang tua murid dan masyarakat
dalam rangka pelaksanaan semua kegiatan UKS di Sekolah
4) mengadakan penilaian/evaluasi dan menyusun laporan sesuai petunjuk
5) mencatat data kegiatan pelaksanaan program UKS sebagai bahan penyusunan
laporan oleh Kakanwil Depdikbud Kadin P dan K, Kecamatan / penilik diknas
kecamatan / penilik diknas / penilik pendidikan agama
c. Pramuka
Kegiatan ekstra kurikuler Pramuka SMP Negeri 2 Kismantoro dilaksanakan
pada setiap hari Sabtu jam 15.00 WIB.
5. Kondisi Guru
SMP Negeri 2 Kismantoro mempunyai 20 guru. Meliputi 17 guru tetap
dan 3 guru honor sekolah. Berdasarkan hasil observasi, guru-guru di SMP Negeri
2 Kismantoro merupakan guru-guru yang rajin, disiplin dan berdedikasi tinggi.
Hal ini dapat dilihat dari kehadiran, pelaksanaan kegiatan pembelajaran,
pengerjaan administrasi dan penyelesaian tugas-tugas yang diberikan. Selain itu,
setiap guru juga mempunyai daftar kelas, daftar hadir, perangkat mengajar, dan
arsip-arsip yang diperlukan lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
6. Struktur Organisasi Sekolah dan Penjabaran Fungsinya
a. Struktur Organisasi Sekolah
Dalam struktur organisasi terdapat hubungan dan mekanisme kerja antara
kepala sekolah, staf pimpinan dan guru, serta tata usaha. Di dalam struktur
organisasi sekolah, kepala sekolah memegang peranan penting dalam segala
aktivitas sekolah. Mengingat tugas-tugas yang dibebankan kepada kepala sekolah
begitu banyak, maka dilimpahkan kepada staf lain sesuai dengan tugasnya.
Pembagian tugas dalam organisasi sekolah sangat penting karena akan
jelas beban kerja yang harus dipikul dan dilaksanakan masing-masing bagian.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, harus ada kerja sama antara masing-masing
bagian dalam mencapai tujuan pendidikan. Sebab dalam suatu organisasi harus
ada kesatuan antara pihak-pihak yang terkait yang terikat dan tidak dapat dipisah-
pisahkan antara bagian yang satu dengan bagian yang lain.
Kerja sama yang serasi merupakan kekuatan untuk mempertinggi efisiensi
dan efektivitas dari organisasi tersebut. Untuk lebih jelasnya berikut ini adalah
bagan struktur organisasi SMP Negeri 2 Kismantoro.
Gambar 4. Struktur Organisasi SMP Negeri 2 Kismantoro
Kepala Sekolah
Kapala TU
PKS Bid. Kesiswaan
PKS Bid.Kurikulum
PKS Bid.Sarana/Prasarana
PKS Bid. Humas
Koordinator BP/BK
Guru-guru
Siswa
Wakil Kepala Sekolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
b. Penjabaran Fungsi
1. Kepala Sekolah
Kepala sekolah berfungsi sebagai pemimpin administrasi dan
supervisor.
a. Kepala sekolah selaku pimpinan
Selaku pimpinan kepala sekolah mempunyai tugas :
1) menyusun perencanaan
2) mengorganisasikan kegiatan
3) mengarahkan kegiatan
4) mengkoordinasikan kegiatan
5) melaksanakan pengawasan
6) melakukan evaluasi terhadap kegiatan
7) menentukan kebijaksanaan
8) mengadakan rapat
9) mengambil keputusan
10) mengatur proses belajar mengajar
11) mengatur administrasi, meliputi:
a) kantor
b) siswa
c) pengawas
d) perlengkapan
e) keuangan
12) mengatur OSIS
13) mengatur hubungan sekolah dengan masyarakat maupun dunia luar
b. Kepala sekolah selaku administrator
Selaku administrator, kepala sekolah bertugas menyelenggarakan
administrator:
1) perencanaan
2) pengorganisasian
3) pengarahan
4) pengkoordinasian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
5) pengawasan
6) kurikulum
7) kesiswaan
8) kantor
9) kepegawaian
10) perlengkapan
11) keuangan
12) perpustakaan
c. Kepala sekolah selaku supervisor
Selaku supervisor kepala sekolah bertugas menyelenggarakan
supervise mengenai:
1) kegiatan belajar dan penyluhan
2) kegiatan bimbingan dan penyuluhan
3) kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler
4) kegiatan ketatausahaan
5) kegiatan kerjasama dengan masyarakat dan dunia usaha
Dalam melaksanakan tugasnya kepala sekolah dapat mendelegasikan
kepada guru yang ditunjuk sebagai wakil kepala sekolah, Pembina OSIS,
urusan sarana dan prasarana, urusan humas, bimbingan konseling dan urusan
perpustakaan.
2. Wakil Kepala Sekolah
Wakil kepala sekolah urusan kurikulum mempunyai tugas membantu
kepala sekolah dalam kegiatan sebagai berikut:
a. menyusun program pengajaran
b. menyusun pembagian tugas guru
c. menyusun jadwal pelajaran
d. menyusun jadwal evaluasi belajar
e. menyusun pelaksanaan UAS/UAN
f. menyusun kriteria dan persyaratan naik/tidak, lulus/tidak lulus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
g. menyusun jadwal penerimaan buku laporan pendidikan (rapor) dan
penerimaan STTB
h. mengkoordinasikan dan mengarahkan penyusunan program suatu
pelajaran
i. menyediakan daftar buku acara guru dan siswa
j. menyusun laporan pelaksanaan pengajaran secara berkala
3. Pembantu Kepala Sekolah Bidang Kurikulum
a. Membantu Kepala Sekolah dalam hal menyusun kalender pendidikan,
yaitu:
1) penyusunan pembagian tugas guru
2) penyusunan jadwal pelajaran
3) penyusunan jadwal evaluasi belajar
4) penyusunan daftar induk siswa
5) membuat statistik mengenai keadaan siswa, latar belakang, serta
jumlah keluar/naik/tinggal.
b. Melaksanakan dan mengkoordinasi pelaksanaan kurikulum,
pelaksanaan di luar kegiatan keias, serta pelaksanaan evaluasi belajar.
c. Menyusun pedoman untuk menentukan pemilihan jurusan, penentuan
kenaikan kelas, penentuan lulusan/tamatan belajar, penentuan proses
belajar mengajar, serta penentuan evaluasi belajar/ulangan umum.
d. Mengadakan perternuan guru-guru, baik kelompok maupun individu,
untuk diakui tentang pelaksanaan PBM, peningkatan pengetahuan dan
keterampilan guru dalam menyalurkan GBPP ke dalam SP, serta
menyusun laporan kemajuan siswa.
e. Merencanakan dan melaksanakan peninjauan observasi studi, karya
wisata, dan research.
f. Mengevaluasi semua program kegiatan yang telah disusun atau
ditetapkan secara periodik dan menyusun laporan kepada Kepala
Sekolah tentang pelaksanaan PBM dan evaluasi belajar secara tertulis
maupun lisan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
4. Pembantu Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan
Bidang ini bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah terkait
dengan kesiswaan, antara lain:
a. menyusun program pembinaan siswa yang meliputi:
1) menyusun dan melaksanakan tata terlib siswa
2) menyusun jadwal piket siswa
3) menyusun dan merencanakan pembinaan siswa
4) membantu penyusunan program OSIS
b. melaksanakan bimbingan dan pengarahan dan pengendalian kegiatan
siswa dalam menegakkan disiplin sekolah, kegiatannya meliputi:
1) menjaga dan mengawasi pelaksanaan tata tertib sekolah
2) membentuk tim keamanan yang terdiri dari tata tertib sekolah
3) membantu pelaksanaannya keamanan lingkungan sekolah
c. memberikan pengarahan dalam membantu pemilihan pengurus OSIS yang
baru
d. melakukan pembinaan pengurus OSIS dalam berorganisasi
e. menyusun program dan jadwal pembinaan siswa secara berkala
f. melakukan pemilihan calon siswa teladan dan siswa penerima beasiswa
g. menyusun laporan pelaksanaan kegiatan kesiswan sccara berkala
h. menyusun rencana, mengolah, menelaah dan mengkombinasikan program
pelaksanaan pembinaan kegiatan OSIS dan organisasi tertentu
i. mengkoordinir kegiatan OSIS sehingga dapat membawa siswa untuk
menghayati hidup berorganisasi secara sehat sebagai sarana penunjang
pendidikan
j. pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dan pengendalian kegiatan
OSIS dalam rangka menegakkan disiplin dan tata tertib sekolah,
terutama pelaksanaan GK, SPI, dan SKJ
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
5. Pembantu Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana
Pembantu Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana bertanggung
jawab kepada Kepala Sekolah atas kebutuhan pemeliharaan dan perbaikan
sarana dan prasarana serta menjaga kestabilan proses belajar mengajar.
Tugas bidang ini meliputi:
a. menyusun tugas tahunan, semesteran, bulanan tentang kegiatan perawatan
dan perbaikan serta pengadaan bahan dari peralatan kebutuhan sekolah
b. menerima usulan kebutuhan bahan dan alat dari jurusan unit kerja dan
melaksanakan pengadaan
c. mengadakan sarana dan prasarana agar kegiatan sekolah dapat berjalan
lancar
d. menyusun data bahan dan alat serta kegiatan perawatan dan pengadaan
e. membuat laporan, baik yang bersifat rutin maupun insidental
f. Mengkoordinasikan kegiatan ke arah terciptanya lingkungan bersih, aman
dan indah
6. Pembantu Kepala Sekolah Bidang Hubungan Masyarakat (Humas)
Pertanggungjawaban Bidang Hubungan Masyarakat kepada Kepala
Sekolah berkenaan dengan terlaksananya kerja sama antara sekolah dengan
lembaga pemerintah dan lembaga sosial lainnya yang perlu dikembangkan.
7. Tugas Guru
Guru bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dan rnempunyai
tugas dalam pelaksanaan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien.
Tugas-tugas guru, antara lain:
a. mernbuat program pengajaran beserta satuan pelajaran
b. melaksanakan kegiatan belajar mengajar serta penilaian hasil belajar
c. mengadakan pertgembangan setiap bidang pengajaran yang menjadi
tanggung jawabnya
d. meneliti daftar hadir siswa sebelum memulai pelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
e. membuat dan menyusun lembar kerja untuk mata pelajaran yang
memerlukan lembar kerja
f. membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar masing-masing siswa
g. memeriksa dan menjaga kebersihan ruang, tempat praktek, pengembalian
alat, peninjauan peminjaman, pemeliharaan dan keamanan sarana praktek
h. memeriksa apakah siswa sudah paham benar penggunaan peralatan
i. mengadakan pemeriksaan, pemeliharaan, serta pengawasan alat-alat
praktek pada akhir pelajaran
8. Kepala Bagian Tata Usaha
Kepala Bagian Tata Usaha bertugas dan bertanggung jawab kepada
Kepala Sekolah untuk mengurusi:
a. administrasi pengajaran, statistik, dan laporan:
1) administrasi penyusunan program tahunan dan semesteran, termasuk
pembagian tugas guru
2) menyusun jadwal evaluasi belajar
3) administrasi pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di sekolah
4) administrasi pelaksanaan evaluasi belajar
5) membuat statistik mengenai keadaan siswa (sakit, ijin, tanpa
keterangan), latar belakang keluarga siswa, serta jumlah sisvva yang
keluar, tinggal, dan naik
6) membuat dan menyusun daftar induk siswa
7) menyusun laporan kemajuan siswa
b. kesekretariatan, reproduksi, dan kepegawaian:
1) petugas kesekretariatan membantu kepala sub-bagian tata usaha untuk
melaksanakan ketatausahaan sehingga segala sesuatu yang menunjang
program sekolah dapat berjalan lancar
2) petugas reproduksi mernbantu kepala sub-bagian tata usaha
dalammemperbanyak job sheet, diktat, naskah ulangan dan keperluan
sekolah lainnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
3) petugas kepegawaian membantu kepala sub-bagian tata usaha dalam
mengurusi kesejahteraan, kesehatan dan cuti pegawai, mengurusi
kenaikan pangkat dan kenaikan gaji pegawai, mengurusi pengangkatan
pegawai baru, mengurusi administrasi kalau ada pegawai baru atau
mutasi pegawai, serta membuat daftar gaji pegawai secara rutin
c. perlengkapan/logistik
Petugas Perlengkapan/Logistik bertanggang jawab kepada kepala sub-
bagian tata usaha dan mempunyai tugas-tugas meliputi:
1) mengatur penerimaan/penyimpanan/pengeluaran bahan-bahan praktek dan
keperluan kantor
2) mengadakan invenlarisasi kekayaan sekolah
3) membuat laporan triwulan/semester/tahunan mengenai keluar masuk
bahan di gudang
d. keuangan
Petugas Keuangan mempunyai tugas dan tanggung jawab kepada
Kepala Sekolah, meliputi:
1) mempunyai laporan keuangan
2) mengelola keuangan secara rutin, menerima, menyimpan dan membayar
Mengurus gaji dan tata usaha keuangan
3) membuat pertanggungjawaban keuangan
e. rumah tangga, meliputi:
1) petugas Peralatan dan Perbaikan bertugas mengadakan
pengecatan bangunan dan mengadakan perbaikan bangunan (renovasi)
2) petugas Kebersihan bertugas membersihkan ruang kelas,
halaman, ruang kantor, serta toilet
3) petugas keamanan bertugas menjaga lingkungan sekolah siang dan
malam serta menjaga keamanan dan ketertiban sekolah
4) pesuruh untara lain bertugas mengantar surat dan mengatur minuman
pegawai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
9. Tugas Bimbingan Penyuluhan dan Bimbingan Karier
Petugas Bimbingan Penyuluhan dan Bimbingan Karier mempunyai
tugas dan tanggung jawab kepada Kepala Sekolah dan memberikan bimbingan
yang meliputi:
a. menyusun dan melaksanakan program BP yang meliputi waktu kegiatan
dan metode bimbingan dan penyuluhan
b. memberi layanan bimbingan dan penyuluhan kepada siswa agar lebih
berpotensi dan berprestasi dalam kegiatan belajar
c. mengadakan evaluasi pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan
d. menyusun statistik hasil evaluasi bimbingan dan penyuluhan
e. membantu kepala sekolah dalam hal menentukan suatu langkah
pemecahan masalah terhadap siswa yang terkena kasus
B. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Perencanaan Pembelajaran Apresiasi Puisi di Kelas VII A
SMP Negeri 2 Kismantoro
a. Silabus
Guru IM menjelaskan bahwa sebelum mengadakan proses pembelajaran,
guru harus mempersiapkan diri terlebih dahulu, baik secara materi maupun teknik
yang akan disampaikan di kelas. (CLHW No. 1).
Hal tersebut sesuai dengan wawancara yang peneliti lakukan dengan guru
IM, yaitu sebagai berikut:
Peneliti mencermati silabus yang digunakan guru IM terkait dengan
pembelajaran apresiasi puisi dapat dikatakan komponen-komponen telah sesuai
dengan kurikulum yang berlaku, yaitu KTSP. Komponen-komponen tersebut
meliputi: (1) standar kompetensi, (2) kompetensi dasar, (3) materi pembelajaran,
“O..Persiapan, ya itu mas menyiapkan silabus dan RPP. Sama persiapan materi maupun teknik yang mau diajarkan. Misalnya buku, buku-buku apa saja yang kita butuhkan kita cari untuk melengkapi materi” (CLHW No. 1).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
(4) indikator pencapaian kompetensi, (5) penilaian, (6) alokasi waktu, dan (7)
sumber belajar.
Standar kompetensi tertera di atas kolom. Standar kompetensi yang
diajarkan di kelas VII yang berkenaan dengan pembelajaran apresiasi puisi
meliputi 3 keterampilan berbahasa, yaitu:
1) keterampilan mendengarkan, yaitu mendengarkan sastra; memahami
pembacaan puisi
2) keterampilan membaca, yaitu membaca sastra; memahami wacana sastra
melalui kegiatan membaca puisi
3) keterampilan menulis, yaitu menulis sastra; mengungkapkan keindahan alam
dan pengalaman melalui kegiatan menulis kreatif puisi
Berdasarkan standar kompetensi tersebut, kompetensi dasar yang harus
dicapai oleh siswa yang berkaitan dengan pembelajaran apresiasi puisi adalah:
1) menanggapi cara pembacaan puisi
2) membaca indah puisi dengan menggunakan irama, volume suara, mimik,
kinestik sesuai dengan isi puisi
3) menulis kreatif puisi berkenaan dengan keindahan alam atau peristiwa yang
pernah dialami.
Indikator yang harus dicapai oleh siswa berdasarkan kompetensi dasar
tersebut adalah sebagai berikut:
1) kompetensi dasar : menanggapi cara pembacaan puisi.
Indikator :
a) mampu mengemukakan cara pelafalan, intonasi, ekspresi pembaca puisi
b) mampu memberi tanggapan dengan alasan yang logis pembacaan puisi
yang didengar atau disaksikan
2) kompetensi dasar : membaca indah puisi dengan menggunakan irama, volume
suara, mimik, kinestik sesuai dengan isi puisi.
Indikator :
a) mampu menandai penjedaan dalam puisi yang akan dibacakan
b) mampu membaca indah puisi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
3) kompetensi dasar : menulis kreatif puisi berkenaan dengan keindahan alam
atau peristiwa yang pernah dialami.
Indikator :
a) mampu menulis larik-larik puisi yang berisi keindahan alam
b) mampu menulis larik-larik puisi tentang peristiwa yang pernah dialami
c) mampu menulis puisi dengan pilihan kata yang tepat dan rima yang
menarik
Kegiatan pembelajaran yang terdapat dalam silabus disesuaikan dengan
indikator. Materi pembelajaran yang terdapat dalam silabus, yaitu: (1) cara
menanggapi pembacaan puisi dan implementasinya, (2) pembacaan indah teks
puisi, dan (3) penulisan puisi berkenaan dengan keindahan alam atau peristiwa
yang pernah dialami.
Pada penilaian untuk kompetensi dasar “menanggapi cara pembacaan
puisi” terdapat tiga aspek, yaitu: (1) teknik berupa observasi, (2) bentuk instrumen
berupa lembar observasi, dan (3) contoh instrumen tersebut berupa pelafalan
tanggapan terhadap pembacaan puisi: sangat jelas, jelas, kurang jelas, tidak jelas
dan Isi tanggapan sesuai dengan unsur-unsur pembacaan puisi: sesuai semua,
sebagian besar sesuai, sebagaian kecil, tidak sesuai, dst. Pada penilaian untuk
kompetensi dasar “Membaca indah puisi dengan menggunakan irama, volume
suara, mimik, kinestik sesuai dengan isi puisi” terdapat tiga aspek, yaitu: (1)
teknik berupa tes praktik atau kinerja, (2) bentuk instrumen berupa uji petik kerja,
dan (3) contoh instrumen berupa perintah untuk memberi penanda jeda pada puisi
yang akan dibaca siswa dan membaca puisi yang telah diberi penanda jeda dengan
lafal, intonasi, mimik, dan suara yang tepat. Pada penilaian untuk kompetensi
dasar “Menulis kreatif puisi berkenaan dengan keindahan alam atau peristiwa
yang pernah dialami” juga terdapat tiga aspek, yaitu: (1) teknik berupa portofolio,
(2) bentuk instrumen berupa lembar penilaian portofolio, dan (3) contoh
instrumen berupa kalimat perintah sebagai berikut (a) tulislah puisi tentang
keindahan alam atau peristiwa yang pernah kamu alami dengan pilihan kata yang
tepat dan rima yang menarik, dan (b) perbaikilah puisi yang kamu tulis tentang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
keindahan alam atau peristiwa yang pernah kamu alami sesuai saran teman atau
gurumu.
Alokasi waktu secara keseluruhan untuk pembelajaran apresiasi puisi pada
kelas VII adalah 10 x 40 menit. Alokasi waktu tersebut diperinci untuk 3
kompetensi dasar. Waktu 2 x 40 menit untuk kompetensi dasar “Menanggapi cara
pembacaan puisi”; waktu 4 x 40 menit untuk kompetensi dasar “Membaca indah
puisi dengan menggunakan irama, volume suara, mimik, kinestik sesuai dengan
isi puisi”; dan 4 x 40 menit untuk kompetensi dasar “Menulis kreatif puisi
berkenaan dengan keindahan alam atau peristiwa yang pernah dialami”.
Sumber belajar yang tercantum dalam silabus yang berkaitan dengan
pembelajaran apresiasi puisi, yaitu model pembaca puisi, rekaman pembacaan
puisi, tek puisi, buku teks, buku referensi, gambar alam dan lingkungan.
Secara umum dapat dikatakan bahwa silabus yang digunakan oleh guru IM
sudah mengacu pada pembelajaran apresiasi puisi yang ideal.
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Berdasarkan analisis dokumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
bahasa Indonesia tentang pembelajaran apresiasi puisi di kelas VII A SMP Negeri
2 Kismantoro belum dibuat oleh guru sendiri. RPP dibuat oleh forum kerja
kelompok guru. Pada saat mengajar guru IM terlebih dahulu mempelajari RPP
yang sudah dibuat oleh forum kerja kelompok guru dan guru IM sudah dapat
memperkirakan apa yang akan dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung.
Hal tersebut terkadang membuat ketidaksesuaian tentang RPP dengan
pembelajaran yang sebenarnya. Untuk itulah guru harus selalu siap dengan
perbedaan yang terjadi di lapangan dan tanggap dalam menangani setiap
permasalahan yang timbul pada saat proses pembelajaran berlangsung, sehingga
tujuan pembelajaran yang diinginkan tetap dapat tercapai.
Rencana pelaksanaan pembelajaran apresiasi puisi di kelas VII A SMP
Negeri 2 Kismantoro berdasarkan hasil analisis dokumen adalah sebagai berikut
(CLHAD No. 2).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMP N 2 Kismantoro
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VII/2
Alokasi Waktu : 4 × 40 menit (2 kali pertemuan)
Standar Kompetensi : 15. Memahami wacana sastra melalui kegiatan
membaca puisi
Kompetensi Dasar : 15.1. Membaca indah puisi dengan menggunakan
irama, volume suara, mimik, kinesik yang sesuai
dengan isi puisi
Indikator : a. Siswa mampu menandai penjedaan dalam puisi yang
akan dibacakan
b. Siswa mampu membaca indah puisi
I. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran ini, Peserta didik mampu
a. memahami puisi yang akan dibacakan;
b. mendeklamasikan puisi dengan memerhatikan lafal, intonasi, dan ekspresi
sesuai dengan isi puisi.
Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya ( Trustworthines)
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
II. Materi Ajar
Puisi
III. Metode Pembelajaran
a. Contoh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
b. Penugasan
c. Tanya jawab
d. diskusi
e. Latihan
IV. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama dan kedua:
A. Kegiatan Awal
Apersepsi:
bertanya jawab mengenai persiapan deklamasi puisi
Motivasi :
membahas cara mendeklamasikan puisi dengan benar
B. Kegiatan Inti
1. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
a) mampu bercerita dengan urutan yang baik, suara, lafal, intonasi,
gesture dan mimik yang tepat.
b) melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam
tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan
prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;
c) menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media
pembelajaran, dan sumber belajar lain;
d) memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara
peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
e) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran; dan
f) memfasilitasi peserta didik mendeklamasikan puisi dengan
memerhatikan lafal, intonasi, dan ekspresi sesuai dengan isi puisi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
2. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
a) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan
lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan
maupun tertulis
b) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif
c) mendengarkan percakapan tentang persiapan mendeklamasikan
puisi
d) mendengarkan pembacaan deklamasi puisi
e) mempelajari puisi yang akan dideklamasikan
f) mendeklamasikan puisi yang telah dideklamasikan
g) memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk
meningkatkan prestasi belajar
h) memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang
dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun
kelompok
i) memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual
maupun kelompok
j) memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival,
serta produk yang dihasilkan
k) memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang
menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
3. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
a. memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk
lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta
didik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
b. memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi
peserta didik melalui berbagai sumber
c. memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan
d. memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang
bermakna dalam mencapai kompetensi dasar:
1) berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab
pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan
menggunakan bahasa yang baku dan benar
2) membantu menyelesaikan masalah
3) memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan
hasil eksplorasi
4) memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh
5) memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau
belum berpartisipasi aktif
e. guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
f. guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
C. Kegiatan Akhir
Dalam kegiatan penutup, guru:
1. bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran
2. melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram
3. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
4. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran
remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan
tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil
belajar peserta didik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
5. menyimpulkan kegiatan deklamasi puisi
6. mengerjakan latihan
V. Sumber/Bahan/alat
Teks puisi
Antologi puisi
Buku Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
VI. Penilaian
Indikator Pencapaian Kompetensi
Penilaian Teknik
Penilaian Bentuk
Penilaian Instrumen
1. Mampu menandai penjedaan dalam puisi yang akan dibacakan
2. Mampu membaca indah puisi
Tes praktik/kin
erja
Uji petik kerja
1. Berilah penanda jeda pada puisi yang akan kamu baca!
2. Bacalah puisi yang kamu beri penanda jeda dengan lafal, intonasi, mimik, dan suara yang tepat!
Bentuk tes: lisan dan tertulis No Aspek Penilaian Bobot Nilai 1 Menyusun perencanaan gerak, mimik, dan ekspresi deklamasi
puisi a. Kreatif (3) b. Kurang kreatif (2) c. Tidak kreatif (1)
5
2 Tampil mendeklamasikan puisi a. Ekspresif (3) b. Kurang ekspresif (2) c. Tidak ekspresif (1)
5
Keterangan
Skor maksimum 3 (3 × 5) = 45
Nilai akhir : Ňau 哦狞奴扭 þ纽se ume钮Ňau l狞ag纽l挪l X 100
Berdasarkan temuan yang diperoleh peneliti, dapat dijelaskan rincian RPP
yang dipakai oleh guru IM adalah sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
1. RPP tersebut menuliskan identitas mata pelajaran yang meliputi:
a. satuan pendidikan, yaitu SMP Negeri 2 Kismantoro
b. mata pelajaran, yaitu Bahasa Indonesia
c. kelas/semester, yaitu VII semester 2
d. alokasi waktu, yaitu 4 x 40 menit (2 x pertemuan)
2. Standar Kompetensi
Standar Kompetensi adalah kualifikasi kemampuan minimal peserta didik
yang menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang
diharapkan dicapai pada setiap tingkat dan/atau semester; standar kompetensi
terdiri atas sejumlah kompetensi dasar sebagai acuan baku yang harus dicapai
dan berlaku secara nasional. Pada bagian ini dituliskan standar kompetensi
mata pelajaran bahasa Indonesia, yaitu memahami wacana sastra melalui
kegiatan membaca puisi.
3. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar merupakan sejumlah kemampuan yang harus dimiliki
peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan untuk menyusun
indikator kopetensi. Pada bagian ini dituliskan kompetensi dasar yang harus
dimiliki peserta didik setelah proses pembelajaran berakhir, yaitu membaca
indah puisi dengan menggunakan irama, volume suara, mimik, kinesik yang
sesuai dengan isi puisi.
4. Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator pencapaian kompetensi merupakan perilaku yang dapat diukur atau
diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang
menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian hasil belajar
dikembangkan oleh guru dengan memperhatikan perkembangan dan
kemampuan setiap peserta didik. Setiap kompetensi dasar dapat
dikembangkan menjadi dua atau lebih indikator pencapaian hasil belajar dan
disesuaikan dengan keleluasaan dan kedalaman kompetensi dasar tersebut.
Indikator yang terdapat pada RPP yang dipakai oleh guru IM adalah sebagai
berikut.
a. Siswa mampu menandai penjedaan dalam puisi yang akan dibacakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
b. Siswa mampu membaca indah puisi.
5. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran menggambarkan proses hasil belajar yang diharapkan
dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar. Tujuan
pembelajaran yang terdapat pada RPP yang dipakai guru IM adalah sebagai
berikut.
a. Siswa mampu memahami puisi yang akan dibacakan.
b. Siswa mampu mendeklamasikan puisi dengan memerhatikan lafal,
intonasi, dan ekspresi sesuai dengan isi puisi.
6. Materi Ajar
Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan
ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian
kompetensi. Materi ajar yang terdapat pada RPP yang dipakai oleh guru IM
berupa puisi.
7. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau
seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran
disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik serta karakteristik dari
setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata
pelajaran. Metode pembelajaran yang terdapat pada RPP yang dipakai oleh
guru IM, yaitu contoh, penugasan, tanya jawab, diskusi dan latihan.
8. Kegiatan Pembelajaran
a. Pendahuluan
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan
pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan
memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam
proses pembelajaran. Pada pendahuluan kegiatan yang akan dilakukan
oleh guru IM adalah siswa bertanya jawab mengenai persiapan deklamasi
puisi, siswa dan guru membahas cara mendeklamasikan puisi dengan
benar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
b. Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi
dasar. Kegiatan inti dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui
proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Kegiatan inti yang terdapat
pada RPP yang dipakai oleh guru IM adalah sebagai berikut.
1. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
a. mampu bercerita dengan urutan yang baik, suara, lafal, intonasi,
gesture dan mimik yang tepat
b. melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam
tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan
prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber
c. menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media
pembelajaran, dan sumber belajar lain
d. memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara
peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
e. melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran
f. memfasilitasi peserta didik mendeklamasikan puisi dengan
memerhatikan lafal, intonasi, dan ekspresi sesuai dengan isi puisi
2. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
a. memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan
lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan
maupun tertulis
b. memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif
c. mendengarkan percakapan tentang persiapan mendeklamasikan
puisi
d. mendengarkan pembacaan deklamasi puisi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
e. mempelajari puisi yang akan dideklamasikan
f. mendeklamasikan puisi yang telah dideklamasikan
g. memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk
meningkatkan prestasi belajar
h. memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang
dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun
kelompok
i. memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual
maupun kelompok
j. memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival,
serta produk yang dihasilkan
k. memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang
menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik
3. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
a. memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan,
tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik
b. memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi
peserta didik melalui berbagai sumber
c. memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan
d. memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang
bermakna dalam mencapai kompetensi dasar:
1) berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab
pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan
menggunakan bahasa yang baku dan benar
2) membantu menyelesaikan masalah
3) memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan
hasil eksplorasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
4) memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh
5) memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau
belum berpartisipasi aktif
e. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
f. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
c. Penutup
Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas
pembelajaran. Pada RPP yang dipakai oleh guru IM, kegiatan yang
dilakukan guru untuk menutup pembelajaran, yaitu sebagai berikut:
1) bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran
2) melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram
3) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
4) merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran
remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan
tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil
belajar peserta didik
5) menyimpulkan kegiatan deklamasi puisi
6) mengerjakan latihan
9. Sumber/bahan/alat
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan
kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator
pencapaian kompetensi. Pada RPP yang dipakai oleh guru IM diketahui
bahwa sumber belajar yang digunakan berupa tek puisi, antologi puisi, dan
buku pelajaran bahasa dan sastra Indonesia.
10. Penilaian
Penilaian cara yang digunakan untuk memperoleh informasi yang akurat
mengenai penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan belajar siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Berdasarkan informasi tersebut dapat diketahui tingkat keberhasilan dan
kegagalan tujuan yang telah ditetapkan. Penilaian pada RPP ini berdasarkan
pertimbangan pada indikator pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan.
Bentuk penilaiannya berupa tes lisan dan tertulis.
Secara umum RPP yang dibuat forum kerja kelompok guru dan digunakan
oleh guru IM sudah cukup ideal atau mengacu pada pembelajaran apresiasi puisi
yang apresiatif.
2. Pelaksanaan Pembelajaran Apresiasi Puisi
a. Kegiatan di Kelas
Peneliti mengadakan observasi di kelas VII A tentang pembelajaran
apresiasi puisi sebanyak dua kali. Observasi yang pertama dilaksanakan pada hari
Rabu, 7 Maret 2012. Observasi yang kedua dilaksanakan peneliti pada hari
Kamis, tanggal 8 Maret 2012.
Observasi pertama
Pembelajaran dimulai pukul 09.30 WIB. Pada saat guru masuk suasana
masih ramai mungkin karena setelah istirahat siswa belum sepenuhnya siap
mengikuti pelajaran. Guru mendiamkan siswa sebentar, setelah siswa mulai
tenang guru IM membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan siswa secara
serentak menjawab salam dari guru. Guru menginformasikan kepada siswa bahwa
hari ini kita mendapat tamu kehormatan, yaitu seorang pengamat yang akan
melihat serta mengamati proses kegiatan belajar mengajar. Kemudian guru
mempersilakan peneliti untuk memperkenalkan diri kepada siswa dan
menjelaskan tujuannya di kelas ini. Selanjutnya guru melaksanakan tugas-tugas
rutinitas administrasi sesuai dengan kebiasaan seperti mengabsen siswa, kemudian
menjelaskan tujuan pembelajaran khusus (TPK) yang hendak dicapai pada
pertemuan itu. Guru melakukan apersepsi dengan mengajukan beberapa
pertanyaan hal-hal tentang materi yang sudah pernah dipelajari oleh siswa,
tentunya yang memiliki keterkaitan dengan tema yang hendak dipelajari pada hari
itu, yaitu tentang puisi. (CLHO No. 1)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Langkah-langkah guru pada pembelajaran apresiasi puisi adalah: (1) guru
menjelaskan materi tentang puisi; (2) guru menjelaskan cara-cara membaca indah
puisi dengan memberi contoh membaca puisi berjudul “Gersang” yang terdapat
dalam LKS dan siswa menyimak pembacaan puisi yang dilakukan guru; (3) Guru
bersama siswa membahas tema, amanat, serta isi yang terdapat dalam puisi yang
berjudul “Gersang” dengan metode tanya jawab; (4) guru menyuruh salah satu
siswa untuk membaca puisi yang berjudul “Pohon dan Laut” dan siswa yang lain
berdiskusi dengan teman dua meja menanggapi pembacaan dan menentukan tema,
amanat, serta isi puisi yang dibacakan temannya; (5) guru menyuruh siswa
membuat puisi bebas; (6) guru menyuruh siswa membaca puisi yang telah
dibuatnya di depan kelas. (CLHO No. 1).
Pembelajaran apresiasi puisi yang dilakukan oleh guru masih
menggunakan media yang sederhana, yaitu spidol dan papan tulis. Pada saat guru
menjelaskan materi tentang puisi, ada beberapa siswa yang asik berbicara dengan
temannya dan ada juga yang terlihat lesu dengan meletakkan kepalanya di atas
meja. Kemudian guru menghampiri siswa itu dan menegurnya, siswa pun kembali
memperhatikan guru. Pada saat berdiskusi siswa menjadi sedikit gaduh, ada
beberapa siswa yang berbicara dan bercanda dengan temannya. Melihat hal itu
guru kemudian berkeliling kelas mendatangi dan mengawasi diskusi yang
dilakukan tiap-tiap kelompok dan siswa pun mulai tertib kembali. Pada saat siswa
membuat puisi bebas, guru sesekali berkeliling untuk memantau proses
pengerjaan puisi siswa. Guru juga memberikan kesempatan siswa untuk bertanya
apabila ada hal-hal yang kurang jelas. Setelah beberapa saat guru menawarkan
kepada siswa yang sudah selesai untuk maju membacakan puisinya di depan
kelas, tetapi siswa merasa malu-malu dan tidak ada yang berani maju. Akhirnya
guru IM menunjuk siswa NP untuk membacakan puisinya di depan kelas. NP
terlihat grogi dan malu saat membacakan puisinya karena digoda oleh beberapa
siswa laki-laki. Melihat hal itu, guru IM langsung menegur siswa untuk
menghargai dan menyimak pembacaan puisi yang dilakukan NP. (CLHO No. 1).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Sesaat kemudian bel berbunyi dan sebelum menutup pembelajaran dengan
salam, guru IM menyuruh siswa yang belum selesai untuk meneruskan membuat
puisi bebas di rumah dan membacanya di depan kelas pada pertemuan berikutnya.
Observasi kedua
Pada observasi yang kedua, kegiatan pembelajaran dimulai pada pukul
10.30 WIB sampai pukul 11.15 WIB. Pada saat dilakukan penelitian tidak ada
siswa yang terlihat absen. Siswa terlihat tampak lebih tenang dari pertemuan
sebelumnya dikarenakan sudah tidak asing dengan keberadaan peneliti.
Pembelajaran dimulai dengan mengkondisikan siswa, setelah itu dilanjutkan
dengan pemberian motivasi agar siswa bersungguh-sungguh dalam mengikuti
pelajaran. Selain itu, guru dan siswa bertanya jawab mengenai materi yang
diberikan pada pertemuan sebelumnya dan menanyakan tugas yang diberikan.
Setelah dilakukan tanya jawab, lalu guru mengulangi penjelasan mengenai
materi dan kegiatan yang akan dilakukan. Kemudian guru bertanya tentang tugas
membuat puisi bebas pada pertemuan sebelumnya, ”Puisinya sudah selesai atau
belum”?. Siswa secara serentak menjawab ”Sudah Pak”. Kemudian guru
menawarkan kepada siswa siapa yang berani membacakan puisinya di depan
kelas. Tiba-tiba siswa terdiam dan menundukkan kepalanya. Karena tidak ada
yang berani akhirnya guru menunjuk siswa satu persatu untuk membacakan
puisinya di depan kelas. Guru menunjuk siswa yang bernama CBW untuk
membacakan puisinya di depan kelas. Pada saat siswa CBW membacakan
puisinya masih terkesan malu-malu sedangkan siswa yang lain terlihat antusias
untuk memperhatikan meskipun ada satu atau dua siswa yang belum sepenuhnya
memperhatikan. Setelah siswa CBW selesai membaca puisi siswa yang lain
memberikan tepuk tangan yang meriah dan guru memberikan komentar kalau
pada saat membacakan puisi tadi siswa CBW masih terkesan membaca, grogi dan
belum ada ekspresinya. Kemudian guru memberikan penilaian berkaitan dengan
pembacaan puisi yang dilakukan siswa CBW dan pekerjaan siswa CBW
dikumpulkan. Setelah beberapa saat guru kemudian melanjutkan pembelajaran
dengan menunjuk siswa HFN untuk membacakan puisinya di depan kelas. Pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
saat siswa HFN membacakan puisinya sudah terlihat lancar dan tidak terlihat
grogi lagi. Guru memberikan komentar kalau pembacaan puisi yang dilakukan
siswa HFN sudah cukup baik dan sudah ada ekspresinya, tetapi masih kurang
pada penekanan kata-kata tertentu. Kemudian guru memberikan penilaian
berkaitan dengan pembacaan puisi yang dilakukan siswa HFN dan pekerjaan
siswa HFN dikumpulkan. (CLHO No. 2).
Begitu seterusnya pembelajaran berlangsung, guru menunjuk satu-persatu
sampai semua siswa selesai membacakan puisinya di depan kelas.
b. Hal-hal pokok yang ditemukan
1. Materi Pembelajaran Apresiasi Puisi
Ruang lingkup pendidikan Bahasa Indonesia dalam KTSP mencakup
komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi
beberapa aspek, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.
Selain kurikulum tingkat satuan pendidikan, menurut guru (IM) materi
pembelajaran apresiasi puisi terdapat pada buku paket dan buku pendamping
lainnya, seperti LKS (Lembar Kerja Siswa). Di dalam buku tersebut terdapat
teks puisi misalnya: Surat dari Ibu, Gersang, dan Pohon dan Laut. Buku paket
dan LKS tersebut dimiliki oleh para siswa, sehingga selain buku paket yang
diperoleh dari pinjaman perpustakaan sekolah setiap siswa juga memiliki buku
samping terbitan Percada.
Dalam pemanfaatannya guru IM mengatakan bahwa kedua buku
tersebut saling melengkapi. Lebih khusus lagi menurut guru IM kedua buku
yang dimiliki siswa tersebut juga dijadikan sarana perbandingan materi sastra
yang ada dan materi bahasa Indonesia pada umumnya. Buku-buku yang ada
dan dimiliki siswa dimanfaatkan untuk pertimbangan pemilihan materi
pembelajaran apresiasi puisi, sebab menurut guru IM tidak semua materi
sastra yang ada di buku paket atau buku pendamping tersebut sesuai dengan
kondisi siswa, hal ini dilandasi bahwa buku-buku tersebut sifatnya saling
menunjang termasuk juga dalam sarana untuk menjadi bahan pertimbangan
pemilihan atau pengemasan materi pembelajaran apresiasi itu sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Untuk itu, guru IM juga menggunakan buku sekolah elektronik (BSE) sebagai
buku penunjang materi pembelajaran apresiasi puisi di kelas.
Hal tersebut diperkuat pendapat guru saat diwawancarai peneliti, yaitu
sebagai berikut.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa guru IM berusaha untuk
dapat menyajikan materi sesuai dengan tuntutan yang ada dengan didasarkan
pada kriteria yang sesuai dengan kehidupan anak, sehingga buku-buku
referensi lain juga sangat diperlukan.
2. Metode Pembelajaran Apresiasi Puisi
Khusus untuk mengajarkan apresiasi puisi di kelas VII A guru IM
membuat langkah-langkah sebagai berikut: (1) guru menjelaskan materi
tentang puisi; (2) guru menjelaskan cara-cara membaca indah puisi dengan
memberi contoh membaca puisi berjudul “Gersang” yang terdapat dalam LKS
dan siswa menyimak pembacaan puisi yang dilakukan guru; (3) Guru bersama
siswa membahas tema, amanat, serta isi yang terdapat dalam puisi yang
berjudul “Gersang” dengan metode tanya jawab; (4) guru menyuruh salah satu
siswa untuk membaca puisi yang berjudul “Pohon dan Laut” dan siswa yang
lain berdiskusi dengan teman dua meja menanggapi pembacaan dan
menentukan tema, amanat, serta isi puisi yang dibacakan temannya; (5) guru
menyuruh siswa membuat puisi bebas; (6) guru menyuruh siswa membaca
puisi yang telah dibuatnya di depan kelas. (CLHO No. 1).
Guru IM bahwa dalam mengajarkan apresiasi puisi di SMP kelas VII
A menggunakan metode ceramah, tanya jawab, penugasan, dan diskusi yang
“Kalau untuk materi pembelajaran saya ambil dari LKS dan buku paket. Buku-buku itu dipakai semua, misalnya materi satu buku ini kurang lengkap, maka saya baca-baca buku yang lain dan saya rangkum. Selain dari kedua buku itu, saya juga mengambil dari BSE (Buku Sekolah Elektronik). Untuk kelas VII, BSE yang saya punya ada 6 dan semuanya saya pakai” (CLHW No. 1).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
digunakan secara bergantian atau bersamaan. Hal tersebut diperkuat pendapat
guru saat diwawancarai peneliti, yaitu sebagai berikut.
Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
1) Pembukaan
Guru melaksanakan tugas-tugas rutinitas administrasi sesuai dengan
kebiasaan seperti mengabsen siswa, menulis pada papan absen kemudian
menjelaskan tujuan pembelajaran khusus (TPK) yang hendak dicapai pada
pertemuan itu.
2) Apersepsi
Guru mengajukan beberapa pertanyaan hal-hal tentang materi yang
sudah pernah dipelajari oleh siswa, tentunya yang memiliki keterkaitan
dengan tema yang hendak dipelajari pada pelajaran bahasa Indonesia dan
sastra tersebut. Kegiatan pembelajaran apresiasi puisi yang dikemas dengan
cara guru memberi pertanyaan kepada siswa ini dilakukan secara demokratis.
Demokratis dimaksudkan dalam menyampaikan pertanyaan guru tidak
menunjuk secara langsung kepada siswa tertentu, akan tetapi bersifat
menawarkan kepada siswa yang bisa menjawab pertanyaan untuk
mengacungkan jari dan kemudian menjawabnya.
3) Membicarakan materi pelajaran yang baru
Pembicaraan materi pelajaran yang baru banyak cara untuk
mengawalinya. Menurut guru IM cara yang digunakan sebagai awal
pembicaraan materi baru disesuaikan dengan jenis materi sastra. Untuk jenis
materi puisi awal pembahasan dimulai dengan pembacaan puisi oleh guru
yang kemudian ditirukan oleh siswa baik secara individu maupun kelompok.
4) Menerangkan atau menjelaskan materi
Setelah kegiatan awal pembicaraan materi dilakukan, kemudian guru
memberikan penjelasan dengan substansi pokok bahasan materi yang telah
ditentukan. Penjelasan yang dilakukan oleh guru IM tidak hanya menyangkut
“Untuk metode, yang pasti ceramah, tanya jawab, diskusi dan penugasan” (CLHW No. 1).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
isi puisi yang telah dibaca oleh siswa, namun guru berusaha mengaitkan
dengan aspek teori dan jenis puisi yang dibaca, dalam tataran yang sederhana.
Di sela-sela penjelasan tentang materi pokok guru juga memberi pertanyaan
kepada beberapa siswa berkaitan dengan materi yang sedang dibahas.
5) Memberi tugas atau latihan
Setelah membahas materi yang dijelaskan oleh guru, menurut guru
(IM) langkah selanjutnya menunjuk siswa untuk mengerjakan tugas ataupun
latihan yang berkaitan dengan materi yang telah dibahas atau diajarkan. Tugas
atau latihan yang diberikan guru adalah dengan cara menyuruh siswa untuk
mengerjakan soal yang biasanya ada pada masing-masing pokok bahasan atau
tema. Apabila waktunya cukup tugas dan latihan dikerjakan saat itu juga (di
sekolah) namun apabila waktunya tidak cukup maka tugas atau latihan
tersebut dikerjakan atau dilanjutkan di rumah.
6) Memberi penilaian
Tugas atau latihan yang telah dikerjakan oleh siswa menurut guru IM,
guru meminta siswa untuk mengumpulkan dan selanjutnya dikoreksi serta
diberi nilai oleh guru, kemudian dikembalikan lagi kepada siswa untuk
dikoreksi secara bersama-sama dipertemuan berikutnya.
3. Media Pembelajaran Apresiasi Puisi
Berdasarkan temuan di lokasi penelitian, media yang digunakan guru
dalam pembelajaran apresiasi puisi, yaitu spidol dan papan tulis. Guru belum
menggunakan media yang dapat mengarah pada pembelajaran apresiasi puisi
yang idealnya bersifat PAIKEM. Penggunaan media elektronik, seperti tape
recorder, DVD, VCD, OHP, ataupun kaset juga belum digunakan oleh guru
IM. (CLHO No. 1).
Hal ini juga diperkuat pendapat guru dan siswa saat diwawancarai oleh
peneliti. Pendapat guru IM mengenai hal tersebut adalah sebagai berikut.
“Ya, Mas. Saya biasanya hanya menggunakan spidol dan papan tulis. Sebenarnya ada LCD tapi jumlahnya hanya satu dan itu hanya digunakan pada saat rapat saja” (CLHW No. 1).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Pendapat siswa JS mengenai hal tersebut adalah sebagai berikut.
4. Penilaian Pembelajaran Apresiasi Puisi
Menurut guru IM berkaitan dengan pelaksanaan penelitian hasil
pembelajaran apresiasi puisi, penilaian hasil pembelajaran apresiasi puisi
hanya tercakup dalam nilai harian yang diambil dari penilaian selama
pembelajaran berlangsung. Penilaian hasil apresiasi lebih bertumpu pada
kemampuan mengapresiasikan puisi dan hasil pengerjaan tugas anak. Dalam
pelaksanaan penilaian menurut guru IM dilaksanakan dalam dua cara yaitu
lisan dan tertulis. Evaluasi lisan dilaksanakan ketika kegiatan pembelajaran
apresiasi puisi berlangsung, misalnya: melalui penunjukan kepada siswa untuk
menjawab pertanyaan dari guru, ataupun siswa secara sendiri berani
menjawab pertanyaan tersebut. Selain itu menurut guru IM juga memberi
tugas untuk membaca nyaring sebuah puisi. Ketika siswa menjawab
pertanyaan atau membaca nyaring guru melakukan penilaian. Evaluasi tertulis
dilaksanakan setelah guru menyelesaikan suatu materi pelajaran dalam sekali
kegiatan pembelajaran berlangsung, misalnya: memberikan penugasan di
kelas atau di rumah. Pengerjaan soal atau latihan dari penugasan baik di kelas
maupun di rumah dikumpulkan untuk dinilai guru dan dijadikan sebagai nilai
tambahan bagi siswa. Bentuk lain dari evaluasi adalah pelaksanaan ulangan
harian terutama saat pembelajaran apresiasi puisi berlangsung di dalam
pelajaran bahasa Indonesia dan sastra.
Hal tersebut diperkuat pendapat dari guru saat diwawancarai peneliti,
yaitu sebagai berikut.
“Ya cuma spidol sama papan tulis Mas” (CLHW No. 2).
“Untuk evaluasi saya bagi jadi dua, yaitu lisan dan tertulis. Untuk lisan saya membuat tabel pengamatan untuk menilai penampilan siswa saat membacakan puisi di depan kelas. Sedangkan untuk tertulis saya lakukan dalam bentuk tugas-tugas dan ulangan harian, yaitu dengan cara memberikan soal-soal untuk dikerjakan siswa di selembar kertas” (CLHW No. 1).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Menurut guru IM siswa yang telah berhasil dalam belajar harus
mendapat nilai minimal 68. Untuk siswa yang belum mencapai KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal) maka harus mengikuti remidi untuk memperbaiki nilai
mereka. Hal tersebut diperkuat pendapat dari guru saat diwawancarai peneliti,
yaitu sebagai berikut.
3. Hambatan-hambatan dalam Pembelajaran Apresiasi Puisi
Sebenarnya guru IM telah memiliki kemampuan mengajar yang cukup
baik, hanya saja karena kondisi siswa kelas VII A kurang pemberani
mengutarakan ide atau gagasannya di depan kelas sehingga pelaksanaan
pembelajaran apresiasi puisi di kelas belum dapat tercapai secara optimal.
Adapun tanggapan siswa terhadap pembelajaran apresiasi puisi di kelas
VII A bermacam-macam, ada yang antusias memperhatikan penjelasan guru, ada
yang berbicara dengan teman yang lain, dan ada yang terlihat lesu dengan
meletakkan kepala di atas meja saat guru menerangkan materi di depan kelas.
(CLHO No. 1).
Guru IM juga dihadapkan pada beberapa hambatan dan dituntut untuk
mengatasi hambatan-hambatan tersebut. Adapun hambatan-hambatan yang
dihadapi pada saat pembelajaran apresiasi puisi diantaranya:
1) ada beberapa siswa yang kesulitan dalam menerima atau lambat dalam hal
pemahaman materi puisi yang disampaikan di kelas, ada yang ramai atau
berbicara dengan temannya, dan ada beberapa siswa yang masih kurang
percaya diri di depan kelas.
“Iya Mas, untuk kelas VII kriteria ketuntasan minimal (KKM) adalah 68” (CLHW No. 1).
“Untuk siswa yang belum memenuhi KKM saya adakan remidi. Tetapi sebelumnya saya tanya pada mereka di bagian apa mereka masih mengalami kesulitan. Misalnya ada dua atau tiga siswa, maka pada saat pembelajaran di kelas saya memberi waktu dan tempat duduk terpisah dari teman-teman yang lain untuk mengerjakan soal-soal tentang materi yang belum mereka kuasai” (CLHW No. 1).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
2) terbatasnya media penunjang pembelajaran yang tersedia di sekolah.
Hal tersebut juga diperkuat pendapat dari siswa saat diwawancarai
peneliti, yaitu sebagai berkut.
Hal tersebut diperkuat pendapat dari guru saat diwawancarai oleh
peneliti, yaitu sebagai berikut.
4. Usaha Guru Mengatasi Hambatan-hambatan Pembelajaran Apresiasi
Puisi
Setiap hambatan yang terjadi dalam proses pembelajaran harus segera
diatasi agar tidak menghambat proses pembelajaran. Demikian juga hambatan
yang dihadapi oleh guru IM dalam pembelajaran apresiasi puisi.
Guru IM membuat langkah-langkah untuk mengatasi hambatan-
hambatan tersebut di atas dengan cara :
“Ada Mas, misalnya ada beberapa siswa yang kesulitan dalam menerima atau lambat dalam hal pemahaman materi puisi yang saya sampaikan, ada yang ramai atau berbicara dengan temannya, dan ada beberapa siswa yang masih kurang percaya diri di depan kelas. Hal ini dapat dilihat dari sikap siswa dan kurangnya siswa bertanya kepada guru. Hal ini mungkin karena siswa menganggap bahwa membaca puisi sama seperti membaca biasa. Dengan kondisi yang demikian saya selalu memberi motivasi kepada siswa untuk menghafal tek puisi, sehingga membacanya kelihatan lancar terutama di depan kelas ataupun di hadapan siswa yang lain” (CLHW No.1).
“Hambatan lain dalam pembelajaran puisi selain dari siswa menurut saya terbatasnya media pembelajaran yang dimiliki sekolah. Sebenarnya saya mempunyai contoh video rekaman pembacaan puisi dari orang yang ahli dalam pembacaan puisi, tetapi saya kesulitan menerapkannya di dalam kelas. LCD sebenarnya ada tapi jumlahnya hanya satu dan biasanya hanya dimanfaatkan dalam acara tertentu saja, misalnya rapat sekolah” (CLHW No. 1).
“He..he…isin Mas, grogi di depan kelas, digodani og” (CLHW No. 2)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
1) sebelum membahas sebuah puisi, terlebih dahulu guru berusaha meyakinkan
siswa bahwa membaca karya sastra khususnya puisi merupakan kenikmatan
tersendiri. Guru juga mengatakan manfaat yang diambil dari puisi, salah
satunya adalah bisa memahami dan menghayati aspek-aspek kemanusiaan
yang ada di lingkungan masyarakat (CLHO No. 1)
2) guru menyuruh siswa untuk membaca berulang-ulang puisi yang akan mereka
tampilkan atau menghafalkan puisi itu agar mereka percaya diri saat
membacakannya (CLHO No. 2)
3) guru memberikan pengarahan kepada siswa agar lebih antusias mengikuti
pembelajaran, yaitu salah satunya dengan mengingatkan kembali tujuan
mereka datang ke sekolah adalah untuk mencari ilmu, maka diperlukan peran
aktif dari kedua belah pihak, yaitu guru dan siswa
4) guru berusaha memaksimalkan media yang ada di sekolah dan selalu
berkomunikasi dengan siswa untuk mengetahui tingkat pemahaman mereka
terhadap pelajaran yang sudah di jelaskan di kelas
5) guru selalu memotivasi siswa untuk aktif membaca buku-buku di
perpustakaan sekolah
Hal tersebut juga diperkuat oleh pendapat guru IM pada saat diwawancarai
oleh peneliti, yaitu sebagai berikut.
“Untuk siswa yang kurang cepat dalam hal pemahaman materi, saya selalu bertanya, mana materi yang belum jelas, kemudian saya terangkan kembali dengan lebih pelan dan jelas, selanjutnya saya beri mereka beberapa pertanyaan untuk mengetes pemahaman mereka. Sedangkan untuk mengatasi siswa yang ramai dan kurang percaya diri di depan kelas, yaitu saya memberikan pengarahan, saya ingatkan kembali tujuan mereka ke sekolah adalah untuk belajar supaya pintar, kalau mereka ramai sendiri saya tegaskan lagi bahwa justru mereka sendiri yang rugi. Dan untuk siswa yang kurang percaya diri, saya menyuruh untuk membaca berulang-ulang atau menghafalkan dulu tek puisi yang akan dibaca di depan kelas dan agar tidak terpengaruh ejekan atau godaan dari teman-teman yang lain” (CLHW N. 1).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Menurut guru IM, pemahaman anak atas puisi haruslah dikaitkan dengan
kemampuan anak dalam menuangkan ide atau gagasan, misalnya anak diminta
menuangkan ide atau gagasannya untuk mengapresiasikan di depan kelas dalam
bentuk lisan maupun tertulis pada buku harian.
C. Pembahasan
1. Perencanaan Pembelajaran Apresiasi Puisi
Dalam suatu kegiatan pembelajaran, persiapan mengajar memegang
peranan yang penting, karena hal itu akan mendukung dan menentukan
keberhasilan kegiatan pembelajaran tersebut. Dengan adanya persiapan tertulis
dari guru, yang berupa program tahunan, program semseter, rincian minggu
efektif, pengembangan silabus, pengembangan sistem penilaian, rencana
pembelajaran, proses pembelajaran akan lebih terfokus dan terarah. Hal ini akan
dapat membantu kelancaran kegiatan belajar mengajar. Rencana pembelajaran
tersebut mencakup penetapan standar kompetensi, penetapan kompetensi dasar,
materi dan media pembelajaran, strategi pembelajaran, dan sistem penilaian.
Kegiatan pembelajaran apresiasi puisi dengan menggunakan persiapan
yang matang dan bukan sekedar memberikan tugas atau pelatihan membaca puisi
pada siswa melainkan dengan menggunakan pendekatan, metode dan langkah-
langkah yang direncanakan terlebih dahulu. Perencanaan pembelajaran itupun
tidak hanya befungsi sebagai perangkat mengajar saja, melainkan sebagai
panduan atau pedoman arah bagi guru. Guru juga wajib menyesuaikan
perencanaan pembelajaran sesuai dengan kondisi siswa dan guru itu sendiri. Guru
tidak dapat seenak hati membuat rencana pembelajaran. Persiapan tersebut
“Untuk masalah kurangnya media pembelajaran, saya berusaha memaksimalkan media yang ada dan selalu berkomunikasi dengan siswa untuk mengetahui tingkat pemahaman mereka terhadap pelajaran yang sudah saya jelaskan di kelas. Selain itu siswa juga saya suruh untuk rajin membaca di ruang perpustakaan yang dibantu langsung oleh petugas perpustakaan” (CLHW No.1).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
mampu menentukan keberhasilan pembelajaran sehingga indikator atau tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
Berdasarkan temuan penelitian diketahui bahwa perencanaan
pembelajaran apresiasi puisi yang dilakukan oleh guru IM sudah cukup baik. Guru
telah memikirkan dan menyiapkan secara matang hal-hal yang diperlukan dalam
pembelajaran apresiasi puisi baik itu berupa materi, perangkat pembelajaran
maupun teknik yang akan diajarkan di kelas.
Pembelajaran apresiasi puisi yang dilakukan guru IM juga merupakan
kegiatan untuk melatih kecakapan siswa didalam mengeluarkan ide atau gagasan
dalam bentuk puisi yang dilakukan di depan kelas atau umum.
Selain itu tujuan yang terpenting dalam pembelajaran apresiasi puisi yang
tercermin dari rumusan tujuan pengajaran khusus yang cukup proporsional adalah
aspek mengapresiasikannya.
2. Pelaksanaan Pembelajaran Apresiasi Puisi
a. Materi Pembelajaran Apresiasi Puisi
Guru pada hakikatnya dituntut untuk dapat mengemas atau menyajikan
materi pembelajaran secermat dan semenarik mungkin sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan dan yang ingin dicapai. Berkaitan dengan
pembelajaran materi sastra (apresiasi puisi) khususnya di SMP kelas VII A,
memang menuntut guru untuk dapat selalu bersikap kreatif dan inovatif. Bentuk
kreativitas guru ini dapat diwujudkan dalam membuat alternatif materi
pembelajaran yang tidak hanya didasarkan atas apa yang ada di dalam buku,
namun guru juga bisa membuat materi yang dirasakan sesuai dengan keadaan
ataupun kondisi siswa, yang tentunya memperhatikan rambu-rambu dalam
kurikulum. Materi pembelajaran sastra yang terdapat dalam buku-buku yang
digunakan semuanya mengarah pada bahan apresiasi yang bersifat langsung,
artinya dalam setiap materi tersaji bentuk karya sastra yang dimaksudkan dalam
pokok bahasan materi yang bersangkutan. Sebagai contoh materi pembelajaran
apresiasi puisi, maka contoh puisi tersaji secara jelas, hal ini merupakan nilai
tambah, karena siswa dihadapkan langsung pada karya sastra yang sesungguhnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
yaitu berupa teks nyanyian yang dipuisikan maupun teks asli puisi ciptaan
seseorang yang terdapat pada buku yang dipakai oleh siswa.
Sebagian besar materi pembelajaran apresiasi puisi di SMP Negeri 2
Kismantoro khususnya kelas VII A berasal dari buku paket dan LKS. Namun
demikian guru kelas yang menjadi objek penelitian sekaligus informan tampaknya
ada usaha untuk dapat menyelesaikan secara optimal, salah satunya dengan
menggunakan BSE (Buku Sekolah Elektronik) untuk melengkapi materi
pembelajaran apresiasi puisi. Oleh sebab itu dalam menentukan materi
pembelajaran guru perlu memperhatikan prinsip kesesuaian bahan pembelajaran
dengan kemampuan siswa pada tahap-tahap tertentu. Banyak materi sastra
khususnya apresiasi puisi yang dapat diperoleh oleh guru dari sumber-sumber lain
misalnya dari internet, namun hal ini masih perlu diseleksi mana yang sekiranya
tepat untuk siswa SMP kelas VII. Inilah yang menjadikan guru dinamakan kreatif
dan inovatif sebagai alternatif pengemasan materi pembelajaran apresiasi puisi.
Beberapa kriteria yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam
rnemilih bahan pembelajaran apresiasi puisi seperti yang dilakukan oleh guru di
SMP Negeri 2 Kismantoro adalah sebagai berikut.
1) Mempertimbangkan aspek psikologi siswa.
2) Mempertimbangkan kesesuaian isi dengan kondisi siswa.
3) Mempertimbangkan tujuan yang hendak dicapai.
4) Mempertimbangkan pengalaman hidup kesesuaian siswa.
5) Mempertimbangkan kemudahan mendapatkan dan menggunakannya.
Dipandang dari penjabaran materi sastra khususnya materi apresiasi puisi
yang ada memang secara logis jika guru merasa harus ada strategi ataupun metode
didalam memilih bahan ajar yang sesuai dengan kehidupan siswa.
b. Metode Pembelajaran Apresiasi Puisi
Pembelajaran apresiasi puisi pada dasarnya adalah memfasilitasi peserta
didik mempelajari puisi sehingga mereka tidak hanya mampu membaca puisi
dengan memperhatikan interpretasi, ekspresi, intonasi, artikulasi yang ditimbulkan
pada saat membaca tetapi juga berani tampil di depan orang banyak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Berkaitan dengan metode pembelajaran apresiasi puisi, guru telah
menggunakan ataupun membuat langkah-langkah seperti yang dipaparkan di atas
yaitu guru menjelaskan materi tentang puisi, guru menjelaskan cara-cara
membaca indah puisi dan siswa menyimak pembacaan puisi yang dilakukan guru,
guru bersama siswa membahas tema, amanat, serta isi yang terdapat dalam puisi
dengan metode tanya jawab, guru menyuruh salah satu siswa untuk membacakan
puisi di depan kelas dan siswa yang lain berdiskusi dengan teman dua meja
menanggapi pembacaan dan menentukan tema, amanat, serta isi puisi yang
dibacakan temannya, guru menyuruh siswa membuat puisi bebas, guru menyuruh
siswa membaca puisi yang telah dibuatnya di depan kelas.
Dalam mengajarkan pembelajaran apresiasi puisi juga diperlukan
kegiatan-kegiatan seperti: pembukaan, apersepsi, membicarakan materi
pembelajaran yang baru, menerangkan atau menjelaskan materi, memberikan
tugas atau latihan, memberikan penilaian.
Ditinjau dari kurikulum, dalam melaksanakan pembelajaran guru dituntut
untuk dapat melaksanakan amanat yang terkandung di dalamnya. Seperti sudah
diketahui dalam kurikulum, mengamanatkan agar guru dapat memilih metode
yang dianggap tepat sesuai dengan tujuan, bahan atau materi, serta keadaan atau
kondisi siswa. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kejenuhan, maka
disarankan guru untuk menggunakan metode yang beragam dan bervariasi.
Metode pembelajaran yang dipilih oleh guru merupakan salah satu faktor
penentu keberhasilan pembelajaran secara keseluruhan, apalagi jika dirunut dari
kurikulum pembelajaran bahasa Indonesia dan sastra berorientasi pada pendekatan
komunikatif, yang mengenal konsep tentang beberapa peranan guru. Beberapa
konsep peranan guru dinyatakan bahwa guru memiliki dua peranan penting yaitu:
guru sebagai fasilitator dalam proses komunikasi diantara siswa di kelas dan
proses interaksi antar siswa dengan berbagai kegiatan dan materi yang diberikan,
dan peran yang kedua guru sebagai partisipan independen atau partner komunikasi
siswa di dalam kelompok pembelajaran, sehingga kedua peran tersebut membawa
implikasi kepada peran-peran lain seorang guru misalnya: guru sebagai
pengorganisasi berbagai sumber belajar di dalam kelas, guru sebagai pembimbing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
kegiatan serta pengamat jalannya kegiatan pembelajaran, seorang guru adalah
sebagai penganalisis kebutuhan siswa dan sekaligus sebagai konsultan serta
menejer kerja kelompok yang dilakukan siswa. Sebagai menejer kelompok, guru
harus dapat menerapkan keahliannya dalam mengatur kelas (pengelolaan kelas)
dengan kata lain guru harus dapat mengatur kelasnya sedemikian rupa agar kelas
dapat menjadi tempat komunikasi antar siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Akhirnya dapat disimpulkan bahwa dalam memilih dan menerapkan
metode pembelajaran apresiasi puisi guru IM melakukan berbagai metode yang
bervariasi dan sudah mampu melaksanakan dengan baik, walaupun masih ada
beberapa hal yang masih perlu untuk dibenahi misalnya: mengurangi dominansi
peran guru yang masih kelihatan berlebihan dalam pelaksanaan pembelajaran
apresiasi puisi.
c. Media Pembelajaran Apresiasi Puisi
Setelah menentukan dan memahami karya sastra puisi yang akan
diajarkan, langkah guru yang berikutnya adalah memilih media yang tepat untuk
mengajarkan puisi.
Penggunaan media pembelajaran mempunyai pengaruh yang besar
terhadap gairah siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Untuk itu
selayaknya guru berpikir kreatif untuk menggunakan media pembelajaran yang
dapat menarik minat siswa dalam belajar. Media pembelajaran apresiasi puisi
yang ideal dapat berupa; media audio, media visual, dan media audio visual.
Namun kenyataannya tidak semua sekolah memiliki media pembelajaran apresiasi
yang ideal seperti yang disebutkan di atas. Untuk itu guru harus pandai mencari
solusi dengan memaksimalkan media pembelajaran yang sudah ada atau mencari
media lain yang bisa menunjang pembelajaran apresiasi puisi.
Berdasarkan data yang telah peneliti peroleh dari lapangan, guru IM belum
optimal dalam menggunakan media pembelajaran hanya sebatas penggunaan alat.
Alat yang digunakan guru IM pada saat pembelajaran apresiasi puisi hanya
sebatas spidol dan papan tulis. Jadi, penggunaan media pembelajaran apresiasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
puisi yang ideal seperti yang disebutkan di atas belum terlihat. Hal ini disebabkan
fasilitas yang masih terbatas.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka menurut peneliti, karena
terbatasnya media pembelajaran apresiasi puisi di SMP N 2 Kismantoro, maka
untuk menunjang media pembelajaran, dapat diambil langkah tengah dimana
media tidak dibatasi yang harganya mahal. Bukan berarti tanpa media pelajaran
tujuan tidak dapat tercapai, akan tetapi dengan penggunaan media pelajaran yang
sederhana juga akan membantu guru dalam mencapai tujuan pembelajaran. Media
sederhana dapat digunakan untuk mengajar. Sebagai contoh mengajar puisi. Puisi
ditulis dengan menggunakan spidol warna-warni di kertas karton kemudian
digantung di papan tulis akan menimbulkan suasana yang berbeda. Apalagi
tempat belajarnya dipindahkan ke luar kelas, di bawah pohon rindang misalnya.
Kesannya akan jauh berbeda dengan belajar di kelas dengan puisi ditulis di papan
tulis.
d. Penilaian Pembelajaran Apresiasi Puisi
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan mengajar seorang guru
memerlukan evaluasi. Evaluasi ini berfungsi untuk mengetahui proses belajar
tersebut berhasil atau tidak.
Dalam pembahasan mengenai evaluasi pembelajaran apresiasi puisi guru
IM menekankan pada orientasi evaluasi pembelajaran apresiasi puisi itu sendiri
yaitu: siswa menguasai cara-cara membacakan atau mendeklamasikan puisi, siswa
menguasai cara mengungkapkan pikiran maupun perasaan dalam puisi, siswa
mempu menyerap cara-cara membacakan atau mendeklamasikan puisi, dan siswa
mampu menikmati, menghayati, memahami, dan menarik manfaat dari puisi.
Pelaksanaan penilaian hasil pembelajaran apresiasi puisi terdapat pada
nilai harian yang diambil dari penilaian selama pembelajaran berlangsung yang
bertumpu pada kemampuan mengapresiasikan puisi dan hasil pengerjaan tugas
anak.
Hasil penilaian dapat diperoleh dari dua cara yaitu secara lisan dan
secara tertulis, adapun jenis-jenisnya berupa menjawab pertanyaan, membaca
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
nyaring, tugas di kelas maupun di rumah, dan berbentuk ulangan. Untuk nilai
siswa yang belum memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) guru IM
mengadakan remidiasi dengan cara menyuruh siswa mengerjakan soal-soal yang
dibuat oleh guru.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, eavaluasi yang dilakukan guru IM
untuk mengetahui seberapa besar kemampuan siswa dalam menerima materi
pelajaran, selain itu evaluasi juga digunakan untuk mempersiapkan siswa dalam
menghadapi ujian akhir semester.
3. Hambatan-hambatan Pembelajaran Apresiasi Puisi
Setiap kegiatan pembelajaran pasti mengalami beberapa kendala yang
dapat mengganggu kelancaran proses pembelajaran. Hal itu juga berlaku pada
pembelajaran apresiasi puisi.
Menurut guru IM tanggapan siswa selama proses pembelajaran apresiasi
puisi berlangsung, siswa antusias untuk mengikutinya meskipun ada beberapa
hambatan. Hambatan-hambatan itu adalah; ada beberapa siswa yang kesulitan
dalam menerima atau lambat dalam hal pemahaman materi puisi yang saya
sampaikan, ada yang ramai atau berbicara dengan temannya, dan ada beberapa
siswa yang masih kurang percaya diri di depan kelas, dan terbatasnya media
penunjang pembelajaran yang tersedia di sekolah.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, hambatan yang dihadapi guru IM ada
dua, yaitu hambatan yang berasal dari pihak siswa dan hambatan yang berasal dari
pihak guru. Hambatan dari pihak siswa seringkali terjadi pada proses
pembelajaran apresiasi puisi sedang berlangsung, misalnya siswa yang tidak cepat
tanggap dan situasi kelas yang kurang kondusif. Sedangkan hambatan dari pihak
guru adalah guru mengalami kesulitan mengaplikasikan materi di kelas karena
terbatasnya media pembelajaran apresiasi puisi yang ada di sekolah.
Untuk itu guru IM dituntut pula untuk dapat membuat suatu langkah-
langkah tersendiri demi terwujudnya dan berhasilnya pembelajaran apresiasi puisi
khususnya di kelas VII A.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
4. Usaha Guru Mengatasi Hambatan-hambatan Pembelajaran Apresiasi
Puisi
Langkah-langkah yang dilakukan guru IM untuk mengatasi hambatan-
hambatan yang terjadi dalam pembelajaran apresiasi puisi yang tersebut diatas
dirasa sudah cukup efektif, karena figur guru kelas VII A selain menjalankan
tugas keprofesiannya sebagai guru sekaligus sebagai orang tua kedua di sekolah,
sehingga guru IM dalam penyampaian pembelajaran apresiasi puisi juga diselingi
dengan bahasa ibu supaya materi pembelajaran apresiasi puisi mengenai sasaran
yang diharapkan.
Guru IM dalam mengajarkan pembelajaran apresiasi puisi memiliki tujuan
akhir yaitu terbentuknya sikap positif terhadap puisi, karena sikap positif terhadap
puisi ditandai dengan dimilikinya kegemaran membaca dan mengapresiasikan
puisi, sedangkan apresiasi puisi berhubungan dengan sikap dan nilai, terutama
sikap dan nilai dalam perikehidupan yang dilakukan oleh siswa dalam
kesehariannya atau sehari-hari baik di rumah, di sekolah, maupun di lingkungan
masyarakat, sehingga apresiasi puisi tidak mengesampingkan pada kehidupan
nyata yang dilalui oleh orang secara pribadi maupun secara umum.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan dan berdasarkan hasil analisis data,
dapat ditarik simpulan sebagai berikut.
1. Pelaksanaan pembelajaran apresiasi puisi di SMP Negeri 2 Kismantoro belum
sepenuhnya mengarah pada pembelajaran yang apresiatif. Pemilihan materi
pembelajaran masih bersumber pada buku teks sehingga materi pembelajaran
kurang variatif. Penggunaan media pembelajaran kurang variatif sehingga
menghambat siswa untuk memiliki kemampuan apresiasi puisi. Penggunaan
media pembelajaran yang dilakukan oleh guru mempertimbangkan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai dan ketersediaan media tersebut.
2. Hambatan-hambatan dalam pembelajaran apresiasi puisi di kelas VII A SMP
Negeri 2 Kismantoro adalah siswa yang kurang cepat tanggap dalam
pemahaman materi, ada beberapa siswa yang masih kurang percaya diri di
depan kelas, situasi kelas yang kurang kondusif seperti ramai dan berbicara
dengan temannya dan terbatasnya media pembelajaran yang tersedia di
sekolah.
3. Upaya-upaya yang dilakukan guru untuk mengatasi hambatan-hambatan
pembelajaran apresiasi puisi adalah membuat langkah-langkah dalam kegiatan
belajar mengajar, memaksimalkan media yang tersedia dan mengarahkan
kepada siswa untuk banyak membaca buku baik di perpustakaan atau di
rumah.
B. Implikasi
Pembelajaran sastra termasuk di dalamnya pembelajaran apresiasi puisi
merupakan salah satu unsur penentu baik buruknya out put yang dihasilkan dari
suatu proses pembelajaran. Pembelajaran apresiasi puisi yang baik, akan
menghasilkan siswa didik yang memiliki kompetensi apresiasi yang tinggi
terhadap apresiasi puisi.
77
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
Pembelajaran apresiasi puisi bertujuan agar siswa memiliki kemampuan
apresiasi terhadap puisi. Pembelajaran apresiasi puisi merupakan salah satu aspek
penting yang harus diajarkan kepada siswa agar siswa mampu mengenal,
memahami, menikmati, menghargai, mampu mengembangkan kepribadian, serta
mampu meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa. Untuk itu guna
menunjang kemampuan apresiasi, siswa disarankan banyak berlatih dan membaca
buku-buku yang berkaitan dengan apresiasi puisi.
KTSP mengisyaratkan bahwa tujuan pembelajaran sastra termasuk di
dalamnya adalah pembelajaran apresiasi puisi menggunakan pendekatan
apresiatif. Pembelajaran apresiasi puisi yang apresiatif dapat dilaksanakan dengan
memperhatikan konsep-konsep: (1) pembelajaran apresiasi puisi diupayakan tidak
mengarah pada pengetahuan tentang teori apresiasi, (2) pembelajaran hendaknya
melibatkan secara langsung pada siswa dalam pengapresiasiannya, (3) guru
hendaknya memberi kesempatan pada siswa untuk mendapatkan sendiri
kenikmatan dan kemanfaatan dari membaca apresiasi puisi, dan (4) pembelajaran
diarahkan pada perolehan pengalaman dari diri siswa yang mereka peroleh dari
membaca, mengenali, memahami, menghayati, menilai dari sebuah apresiasi puisi
dan akhirnya siswa dapat menghargai apresiasi puisi sebagai sebuah karya sastra
yang memiliki keindahan dan manfaat yang besar dalam membentuk kepribadian
siswa.
Indikator keberhasilan pembelajaran apresiasi puisi tidak dapat dilihat dari
seberapa banyak pengetahuan siswa terhadap pengetahuan tentang apresiasi puisi,
tetapi dapat diketahui dari: (1) siswa gemar membaca puisi, (2) siswa sering
mengikuti lomba puisi, (3) siswa senang mengikuti kegiatan puisi, (4) siswa
senang menonton pementasan puisi, (5) siswa senang menulis teks puisi, (6) siswa
merasa lebih mantap kepribadiannya setelah membaca puisi, dan (7) siswa merasa
lebih peka terhadap lingkungan di sekitarnya setelah membaca puisi.
Dari uraian yang telah disampaikan di depan, akhirnya dapatlah
diungkapkan penelitian ini memiliki implikasi teoritis dan praktis yang berkaitan
dengan apresiasi puisi. Secara teoritis, penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai
salah satu sumber acuan dalam pengembangan pembelajaran apresiasi puisi yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
apresiatif. Sedangkan dari segi praktis, penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai
salah satu sumber acuan untuk pembenahan menuju penyempurnaan dalam
pembelajaran apresiasi puisi yang benar-benar menekankan aspek apresiasi.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, saran-saran yang
dapat disampaikan sebagai berikut.
Pertama, guru harus berusaha mencari media lain yang tidak bisa
disediakan oleh sekolah yang sesuai dengan pembelajaran apresiasi puisi. Media
itu tidak harus benda elektronik yang mahal, guru bisa menggunakan benda-
benda yang lebih murah untuk membuat pelajaran lebih menarik. Misalnya
menulis puisi di kertas karton dengan spidol warna-warni atau menggunakan
media alam, yaitu belajar di tempat terbuka, seperti di bawah pepohonan. Selain
itu guru perlu memberikan motivasi pada siswa supaya lebih berani untuk maju ke
depan kelas, salah satunya dengan cara memberikan hadiah bagi siswa berhasil
membacakan puisinya dengan bagus dan penuh penghayatan.
Kedua, kepada para siswa supaya lebih senang dalam mempelajari
apresiasi puisi, memiliki keberanian dalam mengaktualisasikan apresiasi puisi,
aktif dalam pembelajaran, dan memiliki sikap yang positit terhadap materi
pembelajaran yang disampaikan guru. Kegiatan lain yang disarankan adalah agar
siswa gemar membaca berbagai karya puisi dari berbagai sumber, membuat
naskah puisi, menonton pementasan puisi, mengikuti lomba puisi. Dengan
melakukan kegiatan tersebut, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan
apresiasi siswa.
Saran yang terakhir, kepada pihak sekolah secara bertahap dapat
menyediakan sarana dan prasarana yang rnenunjang keberhasilan proses
pembelajaran apresiasi puisi, diantaranya penyediaan buku-buku yang berkaitan
dengan apresiasi puisi dan media pembelajaran. Selain itu sekolah agar sering
melibatkan para siswa dalam berbagai lomba, khususnya lomba yang berkaitan
dengan apresiasi puisi.