FAKTOR PERUBAHAN NILAI KAFALAH BIL UJRAH...
Transcript of FAKTOR PERUBAHAN NILAI KAFALAH BIL UJRAH...
FAKTOR PERUBAHAN NILAI KAFALAH BIL UJRAH PADA
PT PENJAMINAN JAMKRINDO SYARIAH (PERIODE
JANUARI 2015 – OKTOBER 2018)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
ANNISA FITRI
11150860000011
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H / 2019 M
FAKTOR PERUBAHAN NILAI KAFALAH BIL UJRAH PADA PT
PENJAMINAN JAMKRINDO SYARIAH (Periode Januari 2015 – Oktober
2018)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana
Ekonomi
Oleh :
ANNISA FITRI
NIM: 11150860000011
Di Bawah Bimbingan
Dr. Ir. H. Roikhan Mochamad Aziz MM.
NIDN. 2015067001
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H / 2019 M
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPERHENSIF
Hari ini kamis Tanggal 11 Bulan April Tahun Dua Ribu Sembilan Belas telah
dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:
1. Nama : Annisa Fitri
2. NIM : 11150860000011
3. Jurusan : Ekonomi Syariah
4. Judul Skripsi : Faktor Perubahan nilai Kafalah Bil Ujrah (Periode Januari
2015 – Oktober 2018)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan
yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 11 April 2019
1. Dr. Sofyan Rizal., M.Si ( )
Penguji 1
2. RR. Tini Anggraini, M.Si ( )
Penguji 2
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Annisa Fitri
NIM : 11150860000011
Program Studi : Ekonomi Syariah
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi saya :
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini.
Apabila di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya dan
telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap
dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Senin, 23 Mei 2019 telah dilakukan Ujian Skripsi atas Mahasiswa:
1. Nama : Annisa Fitri
2. NIM : 11150860000011
3. Jurusan : Ekonomi Syariah
4. Judul Skripsi : Faktor Perubahan Nilai Kafalah Bil Ujrah pada PT
Penjaminan Jamkrindo Syariah (Periode Januari 2105 – Oktober 2018)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 23 Mei 2019
1. Ir. Muh. Nadratuzzaman MS., M.Sc., Ph.D. ( __________________ )
NIP 196106241985121001 Ketua
2. Dr. Ir. H. Roikhan Mochamad Aziz, MM ( __________________ )
NIDN 2025067001 Sekretaris
3. Dr. Ir. H. Roikhan Mochamad Aziz, MM ( __________________ )
NIDN 2025067001 Pembimbing
4. Nurul Ichsan, MA ( __________________ )
NIP 197311282005011004 Penguji Ahli
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi :
Nama : Annisa Fitri
Tempat, Tanggal Lahir : Trisnomulyo, 25 Oktober 1996
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Nomor Telepon : 081284604391
Email : [email protected]
Pendidikan Formal :
2003 – 2009 : SDN 2 Trisnomulyo
2009 – 2012 : SMPN 2 Kotagajah (RSBI)
2012 – 2015 : SMAN 1 Kotagajah (RSBI)
2015 – sekarang : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Riwayat Organisasi :
2013 – 2014 : KIR Kurir Resi Jati SMAN 1 Kotagajah
2013 – 2014 : English Club (PIC SPEECH) SMAN 1 Kotagajah
2015 – 2019 : UKM Bahasa-FLAT (Foreign Language Association)
UIN Jakarta – Skill Development Departement (PIC
SPEECH).
2015 – 2019 : Himpunan Mahasiswa Lampung
2015 – 2017 : Divisi Olahraga Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ)
Ekonomi Syariah
2016 – 2017 : Ketua Divisi Kajian dan Penelitian Himpunan
Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah.
2018 – 2019 : Koordinator Divisi Kewirausahaan Generasi Baru
Indonesia (GenBI) Komunitas penerima Beasiswa
Bank Indonesia (BI)
ACHIEVEMENT
1. Delegate of World Islamic Finance Forum 2018 Karachi, Pakistan (as an
author and speaker)
2. Presenter of 1st National Conference on Islamic Economic, Business and
Social Science (NCIEBSS), Jakarta, 2019 (as an author and speaker)
3. 2nd winner of “Lomba Karya Tulis Ekonomi Islam (LKTEI) Seven Shelter
Universitas Jendral Soedirman, Purwokerto, National, 2016
4. Champion expectation 3 of Call for Paper Iqtishoduna Universitas Airlangga,
Surabaya 2017
5. 1st winner of Speech competition, Metro, Province, 2013
6. 2nd winner of speech competition JSEC On Earth 5 Lampung Engish
Competition,IAIN Lampung, 2014
7. 2nd winner of speech competition, Purbolinggo, Lampung Timur, 2014
8. Student Achivemnet Award of “Partisipasi Aktif pada Forum Internasional”,
UIN Jakarta, 2018
9. Student Achivemnet Award of “Mahasiswa Berprestasi Akademik”, UIN
Jakarta, 2016
10. Student Achievement Award of “Partisipasi Aktif pada Forum Nasional”,
UIN Jakarta, 2017
11. Finalist of The 4th Islamic Banking Days SPEECH CONTEST, UIN
JAKARTA, 2017
12. Finalist of “Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR), Lampung University, 2014
13. The finalist of speech competition JSEC on earth 4 Lampung Engish
Competition, IAIN Lampung, 2013
TRAINING AND EVENT
1. Event Organizer of Seminar Kewirausahaan, GenBI UIN Jakarta, 2019
2. Event Organizer of Seminar Penulisan Karya Tulis Ilmiah, GenBI UIN
Jakarta, 2019
3. Volunteer of Jambore Sahabat Anak (JSA), Jakarta, 2019
4. Volunteer of GenBI in Action, Situ Gintung, 2019
5. Speaker of “Optimalisasi Potensi Diri Hingga ke Luar Negeri” at “Kajian
Keilmuan HMJ Ekonomi Syariah”, UIN Jakarta, 2018.
6. Committee of International Culture Festival (IC FEST), UIN Jakarta, 2016,
2018 and 2019.
7. Coordinator of International Culture Show at FLATERNITY
(FLAT Eternity) “Balancing Love of Foreign and Local Culture”,
UIN Jakarta 2017
8. Coordinator of Public Relation at Foreign Language Orientation 2017,
UIN Jakarta
9. Certificate of participated Japanese Class for 24 Meetings (March-July
2017), UKM Bahasa-Flat, UIN Jakarta, 2017
10. Sharia Economic Festival, UIN Jakarta, 2016-2017
11. Workshop Ms.Excel, UIN Jakarta, 2016
12. Young Member Event 1, 2 and 3 UIN Jakarta, 2016
WORK EXPERIENCE
1. Scopus Journal Research Assistant, Universitas Terbuka, 2018
CERTIFICATE
1. International Seminar of “ISLAMIZATION OF ECONOMICS: Current
Issues & Challenges”, Airlangga University, 2017
2. Seminar of “Kekuatan Ekonomi Syariah”, KOMINFO, 2018
3. Seminar of “Riba Sumber Masalah Ekonomi Umat”, Esa Unggul
University, 2017
4. International Seminar of “Memahami Konflik Timur Tengah”, UIN
Jakarta, 2015
5. Meet and Greet “Be a Wonderful Person with Inovation and
Achievement”, UIN Jakarta,
2015.
6. Seminar of “Anti Corruption Clearing House”, UIN Jakarta, 2015
7. Talkshow Muslimpreneur at Sharia Economic Festival, UIN Jakarta,
2015
8. Public Discussion of “Peran Generasi Muda dalam Mensukseskan
Pilkada Serentak 2015”, UIN Jakarta, 2015
ABSTRACT
The purpose of this study is analyzing the influence of guarantee volume,
claim quantity, promotion fee, and SBIS to Kafalah Bil Ujrah by using quantitative
data method, the data used in this study is in numbers with multiple regression
method using Ordinary Least Square (OLS) analysis in Eviews 10 and help of Ms
Excel 2010 programs.
The result of this study shows that the variable of guarantee volume, claim
quantity and SBIS partially have a significant influence of guarantee
compensation income, while promotion fee do not have any influence partially. The
result of regression analysis is silmutaneusly attained that guarantee volume, claim
quantity, promotion fee, and SBIS influence cooperatively the guarantee
compensation income. The capability prediction of those four variables to Kafalah
Bil Ujrah obtained 99,50% and the balance is 0,5% is influence by another factors
that’s included in this model of study.
Keywords : Kafalah Bil Ujrah, Quantity Volume, Claim Quantity, Promotion Fee,
SBIS, Quantitative Data
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor perubahan Volume
Penjaminan, Jumlah Klaim, Biaya Promosi, dan SBIS terhadap Kafalah Bil Ujrah
dengan menggunakan metode data kuantitatif. Data yang digunakan dalam penelitian
ini berbentuk angka dengan metode regresi berganda menggunakan alat analisis
Ordinary Least Square (OLS) melalui program Eviews 10 dan bantuan program Ms.
Excel 2010.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa variabel Volume Penjaminan, Jumlah
Klaim, dan SBIS secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Kafalah
Bil Ujrah. Sedangkan Biaya Promosi tidak memiliki pengaruh secara parsial. Hasil
analisis regresi secara simultan diperoleh bahwa Volume Penjaminan, Jumlah Klaim,
Biaya Promosi dan SBIS ssecara bersama-sama mempengaruhi Kafalah Bil Ujrah.
Kemamuan prediksi dari keenam variabel tersebut terhadap Kafalah Bil Ujrah sebesar
99,50% dan sisanya sebesar 0,5% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan
ke dalam model penelitian.
Kata Kunci : Kafalah Bil Ujrah Volume Penjaminan, Jumlah Klaim, Biaya
Promosi, SBIS, Data Kuantitatif
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan kemudahan, kelancaran, dan berkat karunia-Nya, penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
Skripsi yang berjudul ”Faktor Perubahan Nilai Kafalah Bil Ujrah pada PT
Penjaminan Jamkrindo Syariah (Periode Januari 2015 – Oktober 2018)” disusun
dalam rangka menyelesaikan Program Sarjana (S1) untuk memenuhi syarat guna
mencapai gelar Sarjana Ekonomi (SE) di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Dalam penulisan skripsi ini penulis mendapat banyak doa, dukungan, petunjuk
dan bantuan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Allah SWT, berkat rahmat, hidayah, serta petunjuknya sehingga penulis dapat
menyeleseaikan skripsi ini.
2. Orang tua penulis yaitu Bapak Sarjanto dan Ibu Sulamah S.Pd, serta adik
penulis Khairul Rifai beserta seluruh keluarga besar yang telah memberikan
dukungan, motivasi, dorongan, doa, cinta dan kasih sayang kepada penulis
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
3. Keluarga besar Jumangin yang ada di Lampung dan Blitar yang selalu
memberikan suntikan energi kepada penulis untuk segera menyelesaikan studi
S1 dan juga memberikan banyak sekali motivasi dan nasehat-nasehat yang
tidak akan pernah penulis lupakan.
4. Keluarga besar Carman yang ada di Lampung, Indramayu dan Cirebon yang
selalu percaya bahwa penulis pasti bisa melakukan studi S1 ini dengan baik
dan menyelesaikan skripsi dengan baik pula. Kepercayaan inilah yang
membuat penulis berusaha untuk membuktikan bahwa penulis mampu untuk
selesai studi tepat waktu.
5. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, M.A selaku Rektor UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
6. Bapak Prof. Dr. Amilin, S.E.Ak., M.Si., CA., QIA., BKP., CRMP selaku
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Bapak Dr. Muhammad Nur Rianto Al Arif , M.Si selaku Ketua Jurusan
Ekonomi Syariah dan Ibu Rr. Tini Anggraini, ST., M.Si selaku Sekretaris
Jurusan Ekonomi Syariah.
8. Dr. Ir. Roikhan Mochamad Azis, MM selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktunya untuk memberi saran, nasehat, motivasi dan masukan
dalam penulisan karya ini. Semoga Allah SWT membalas kebaikan dan
kerendahan hati bapak.
9. Seluruh jajaran karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis atas kerja kerasnya
melayani mahasiswa dengan baik dan meningkatkan citra Fakultas Ekonomi
dan Bisnis.
10. Keluarga besar UKM Bahasa-FLAT (Foreign Languange Association) yang
menjadi keluarga kedua penulis di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. FLAT
yang menjadikan penulis sebagai pribadi yang kuat, pantang menyerah,
memaknai apa itu keluarga dan teman, cara membagi waktu, cara
berorganisasi yang baik, cara belajar dalam tekanan, cara menjadi leader, cara
menjadi orang yang terdidik dan mendidik, cara belajar dengan metode yang
unik dan menarik, serta banyak hal positif lainnya yang tidak bisa disebutkan
satu-persatu.
11. Teman-teman Shinjou (FLAT angkatan 2015) yang super baik dan benar-
benar menjadi real friend in my life. Teman seperjuangan yang saling paham
kekurangan dan kelebihan satu sama lain, yang saling memberikan semangat
kepada penulis. Zahra, Mila, Nadya, Lulu, Ima, Wardina, Helsi, Ainun, Indri,
Niken, Nasrul, Ilsyar, Amrul, Syiput, Suci, Aisyah, Aeni, Nui, Wirdiah, Silvy,
Anazia, Ica, Aida, Hani, Andi, Iin, Rifky, Suraida, Cho, Aya.
12. Seluruh anggota Skill Development Departement dari periode 2017-2019. Kak
Jamz, Kak Nafa, Kak Zaky, Kak Tyas, Zahra, Intan, Ainun, Syiput, Ima,
Aeni, Aisyah, Aida, Rifki, Nadya, Egi, Hifdhy.
13. Saudari penulis Fatmuroh Jayanah dan Sakinah yang selalu ada dalam suka
duka penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Mereka adalah keluarga yang
tidak ada di Kartu Keluarga. Terimakasih banyak untuk semuanya, kalian
terbaik.
14. Keluarga Besar GenBI (Generasi Baru Indonesia) UIN Jakarta yang tak
pernah lelah memberikan banyak sekali ilmu-ilmu yang bermanfaat, selalu
memberikan energi positif untuk terus berkarya dan berbuat baik untuk negeri
ini. Terimakasih untuk support dan doanya kepada penulis dalam penulisan
skripsi ini. Terutama anggota divisi kewirausahaan Isna, Arika, Abdal, Elissa,
Reza, Dwi dan Intan. Tak lupa PIC kewirus dari BPH yang selalu mengontrol
jalannya proker kewirus Rizkika Azizah.
15. Teman seperjuangan eksyar 2015. Terimakasih telah memberikan warna
dalam hari-hari penulis, baik dari awal masuk perkuliahan hingga ahkhir masa
studi. Anna, Tyas, Dede, Azizah, Hana, Dhani, Aga, Ipin, Dila, Amy, Abi,
Sofy, Arul, Iqoh, Deris, Laras, Adit, Aisyah, Arika, Indri, Azzam, Dhifa,
Emung, Rafi, Bang Paat, Hilma, Faishal, Fajri, Hilal, Faruq, Fitri, Galuh,
Reza, Rezky, Somad, Yaritsa, Yopi, Meli, Bang Amir.
16. Elgidhea Andreta yang selalu menjadi teman terbaik untuk selamanya.
17. Teman-teman KKN ku Atun, Nailul, Yasmin, Rahma, Randy, Ridwan dan
Rizal yang selalu membuatku ceria dan tertawa.
18. Teruntuk Elvina dan Ayu yang kita seringkali berbagi cerita tentang segalanya
dan berujung saling memberikan semangat untuk segera sidang skripsi.
19. Nurma Aulia dan Siti Fatimah teman rantau penulis yang sangat peduli dan
perhatian. Berjuang bersama dari awal masuk UIN, menjadi anak rantau
sampai akhirnya satu-persatu dari kita telah menyelesaikan studi ini dengan
baik.
20. Untuk semua teman dan kerabat yang sudah memberikan dukunganya serta
semangat untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi. Mohon maaf tidak bisa
disebutkan satu persatu. Terimakasih banyak untuk semuanya.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan skripsi yang akan datang. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan umumnya adalah masyarakat umum.
Jakarta, Mei 2019
Penulis
Annisa Fitri
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ....................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPERHENSIF ........................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ....................................................... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................................. v
ABSTRACT ............................................................................................................... vi
ABSTRAK ................................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ............................................................................................. viii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xi
DAFTAR GRAFIK .................................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 14
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 14
D. PembatasanMasalah ....................................................................................... 14
E. Manfaat Penulisan .......................................................................................... 16
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 18
A. Landasan Teori ............................................................................................... 18
1. Penjaminan ..................................................................................................... 18
a. Definisi ............................................................................................... 18
b. Perkembangan Penjaminan di Indonesia .......................................... 21
2. Penjaminan Syariah/Kafalah .......................................................................... 22
a. Definisi ............................................................................................... 22
b. Dalil-dalil tentang Kafalah ................................................................. 24
c. Regulasi dan Fatwa Penjaminan Syariah/Kafalah di Indonesia ......... 26
d. Rukun dan Syarat Akad Kafalah ........................................................ 27
e. Proses Bisnis Kafalah di PT Penjaminan Jamkrindo Syariah ............ 32
3. Kafalah Bil Ujrah ........................................................................................... 33
a. Definisi .............................................................................................. 33
b. Dalil tetang Kafalah Bil Ujrah .......................................................... 33
c. Parameter Penetapan Kafalah Bil Ujrah ........................................... 36
4. Volume/Nilai Penjaminan .............................................................................. 37
5. Klaim .............................................................................................................. 37
6. Promosi .......................................................................................................... 38
7. SBIS ............................................................................................................... 40
8. Keterkaitan Antar Variabel ............................................................................ 48
9. Penelitian Terdahulu ...................................................................................... 52
10. Kerangka Pemikiran ....................................................................................... 60
11. Hipotesis ......................................................................................................... 61
BAB III ............................................................................................................... 62
METODOLOGI PENELITIAN .......................................................................... 62
A. Ruang Lingkup Penelitian .............................................................................. 62
B. Teknik Penentuan Sampel .............................................................................. 62
C. Metode Pengumpulan Data ............................................................................ 63
D. Metode Analisis Data ..................................................................................... 64
1. Uji Asumsi Klasik .................................................................................... 65
2. Uji Statistik .............................................................................................. 71
E. Operasional Variabel Penelitian ..................................................................... 73
F. Variabel Dependen ......................................................................................... 73
G. Variabel Independen ...................................................................................... 73
H. Ketentuan ....................................................................................................... 76
BAB IV ................................................................................................................ 77
ANALISIS DAN PEMBAHASAN ..................................................................... 77
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................................... 77
B. Analisis Data .................................................................................................. 80
1. Uji Asumsi Klasik .................................................................................... 81
2. Uji Statistik .............................................................................................. 85
C. Pembahasan .................................................................................................... 89
BAB V .................................................................................................................. 94
A. Kesimpulan .................................................................................................... 94
B. Saran ............................................................................................................... 95
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 97
LAMPIRAN ........................................................................................................ 100
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jumlah Pembiayaan berdasarkan Jenis Pengggunaan dan Kategori Usaha –
Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah (Miliar Rp).......................................... 7
Tabel 1.2 Pencapaian Volume Penjaminan PT Jamkrindo Syariah ........................... 11
Tabel 1.3 Pencapaian IJK PT Jamkrindo Syariah ...................................................... 11
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu .................................................................................. 59
Tabel 4.1 Hasil Uji Multikolinearitas ........................................................................ 83
Tabel 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas ..................................................................... 84
Tabel 4.3 Hasil Uji Autokorelasi ............................................................................... 85
Tabel 4.4 Hasil Regresi Ordionary Least Square (OLS)............................................ 86
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Jumlah Penyerapan Tenaga Kerja Nasional Tahun 2008-2013 ............... 1
Gambar 1.2 Jumlah PDB Pelaku Usaha Nasional Tahun 2008-2013 .......................... 2
Gambar 1.3 Perkembangan Volume Penjaminan Syariah (Jutaan Rp)........................ 7
Gambar 1.4 Perkembangan Kafalah Bil Ujrah (Jutaan Rp) ......................................... 8
Gambar 1.5 Perkembangan Laba Penjaminan Syariah (Rp) ........................................ 8
Gambar 1.6 Pertumbuhan Aset dan Laba PT Jamkrindo Syariah .............................. 11
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran ............................................................................... 60
Gambar 4.1Uji Normalitas Jarque-Bera (J-B) ........................................................... 82
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Uji Regresi .................................................................................. 100
Lampiran 2 Uji Normalitas ...................................................................................... 101
Lampiran 3 Uji Multikolinearitas............................................................................. 102
Lampiran 4 Uji Heteroskedastisitas ......................................................................... 103
Lampiran 5 Uji Autokorelasi ................................................................................... 104
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan sektor riil terutama pada kegiatan usaha sangatlah berpengaruh
terhadap peningkatan kemajuan perekenomian di Indonesia. Kegiatan usaha tersebut
memiliki fungsi utama dalam menjaga stabilitas perekonomian Indonesia dan sebagai
tulang punggung ekonomi nasional. Hal itu dapat dilihat dari dua indikator yaitu
jumlah penyerapan tenaga kerja dan jumlah PDB.
2
Gambar 1.1 Jumlah Penyerapan Tenaga Kerja Nasional Tahun 2008-2013
Sumber : Laporan Tahunan 2015 Kementerian Koperasi dan UKM
Laporan Tahunan 2015 Kementerian Koperasi dan UKM menggambarkan
bahwa jumlah pelaku usaha nasional (UMKM dan Usaha Besar) sampai dengan
tahun 2013 sebesar 57.900.787 unit dengan jumlah penyerapan tenaga kerja
sebesar 117.681.244 orang dan jumlah PDB sebesar Rp 3.745.548 Miliar. Jumlah
tenaga kerja sebagaimana Gambar 1.1 menunjukan pertumbuhan sebesar 17,62%
selama kurun waktu 2008-2013
Gambar 1.2 Jumlah PDB Pelaku Usaha Nasional Tahun 2008-2013 (Rp)
Sumber : Laporan Tahunan 2015 Kementerian Koperasi dan UKM
Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM yang dilansir dari
Gambar 1.2 Jumlah PDB Pelaku Usaha Nasional Tahun 2008-2013 (Rp)
3
Sumber : Laporan Tahunan 2015 Kementerian Koperasi dan UKM
Jumlah PDB sebagaimana Gambar 1.2 juga menunjukan pertumbuhan dalam
kurun waktu 2008-2013 sebesar 50,62%. Data tersebut cukup menggambarkan
perkembangan dunia usaha di Indonesia yang bergerak positif dan akan terus
meningkat seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan permintaan akan
produksi barang dan jasa yang dibutuhkan oleh konsumen yang dinamis.
Melihat gambaran perkembangan dunia usaha yang cukup baik seperti
dipaparkan diatas ternyata dalam pelaksanaannya masih jauh dari sasaran yang
diharapkan pemerintah. Hal itu dikarenakan beberapa hambatan diantaranya adalah
permodalan, kelembagaan, SDM, produksi, pemasaran dan dukungan birokrasi.
Dalam menjawab permasalahan tersebut Kementerian Koperasi dan UKM telah
mengeluarkan Peraturan Menteri Koperasi dan UKM RI Nomor
07/Per/M.KUKM/VII/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Koperasi dan
UKM tahun 2015-2019 yang secara ringkas disebutkan dalam lima strategi yaitu
peningkatan kualitas SDM, peningkatan akses pembiayaan dan perluasan skema
pembiayaan, peningkatan nilai tambah produk dan jangkauan pemasaran, penguatan
kelembagaan usaha dan kemudahan, kepastian dan perlindungan usaha.
Akses pembiayaan yang sulit, kerap menjadi hambatan bagi para pelaku usaha.
Pelaku usaha yang membutuhkan dana cepat sering terkendala dengan permintaan
lembaga pembiayaan/keuangan seperti permintaan dokumen dan informasi yang
4
cukup atau analisa yang panjang dan berbelit untuk memutuskan persetujuan
penyaluran kredit/pembiayaannya. Dari sisi lembaga pembiayaan contohnya Bank,
dihadapkan pada ketidakpastian tentang kualitas debitur dan bisnisnya, sehingga
diperlukan langkah mitigasi risiko seperti menaikan tingkat bunga atau memperketat
syarat kredit yang salah satunya adalah persyaratan adanya nilai agunan yang tinggi.
Persepsi terhadap risiko debitur sudah lazim di kalangan perbankan. Dalam hal
ini penjaminan dapat membantu agar bank menjalani proses learning by doing
terhadap segmen UMKM : sifat dan tantangan bisnis yang dihadapi, kebutuhan
pembiayaan, bahkan pengujian secara nyata bahwa segmen ini tidaklah benar-benar
sangat berisiko. Bahkan lembaga penjaminan dapat membuka cakrawala baru bagi
industri perbankan untuk berkompetisi dan menemukan sendiri kenyataan akan
segmen pasar baru yang menguntungkan dan belajar manajemen risiko yang terkait
(Craig et al, 2009; Green, 2003). Produk penjaminan juga dinilai relatif lebih efisien
daripada bentuk-bentuk intervensi lain terhadap pembiayaan UMKM, misalnya kredit
program untuk target segmen tertentu (Beck et al, 2010)
Sistem Penjaminan telah ada sebagai bagian dari sistem keuangan hampir di
semua Negara. Pada beberapa negara, sistem tersebut telah ada sejak awal abad 20
(Beck et al, 2010), tetapi tumbuh subur baru beberapa dekade terakhir, baik di negara
maju maupun negara berkembang. Diperkirakan ada lebih dari 2.250 lembaga
penjaminan di 100 negara (Green, 2003). Di Indonesia lembaga penjaminan pertama
kali didirikan pada tahun 1971 dimana pemerintah mendirikan Lembaga Jaminan
5
Kredit Koperasi (LJKK). Kemudian sampai dengan tahun 1981 LJKK ditingkatkan
menjadi BUMN dengan nama baru yaitu Perusahaan Umum Pengembangan
Keuangan Koperasi (Perum PKK) dan pada tahun 2000 Perum PKK tidak lagi
beroperasi dan dibentuk perusahaan baru dengan nama Perusahaan Umum Sarana
Pengembangan Usaha (Perum SPU) yang lingkup usahanya tidak hanya untuk
koperasi, UMKM dan penjaminan kredit saja namun juga bonding. Pada tahun 2008,
pemerintah mengeluarkan beberapa regulasi tentang lembaga penjaminan dan Perum
SPU diubah namanya menjadi Perusahaan Umum Jaminan Kredit Indonesia (Perum
Jamkrindo) sehingga usaha penjaminan Perum Jamkrindo semakin jelas legalitas dan
arahnya sebagai BUMN Penjaminan.
Sejak saat itu usaha penjaminan mulai dipandang sebagai kegiataan penciptaan
value dalam masyarakat yang dimungkinkan untuk berorientasi bisnis sehingga
muncul banyak perusahan penjaminan baru yang berskala nasional dan daerah.
Dengan terciptanya industri baru di bidang penjaminan kemudian berdirilah Asosiasi
Perusahaan Penjaminan Indonesia (Asippindo) pada tanggal 13 Desember 2012 oleh
Perum Jamkrindo, PT PKPI, PT Jamkrida Jawa Timur dan PT Jamkrida Bali
Mandara dan sampai dengan saat ini Asippindo telah beranggotakan 15 Perusahaan
Penjaminan.
Seiring dengan kesadaran masyarakat Indonesia yang mayoritas penduduknya
muslim terhadap keharusan menggunakan dan memanfaatkan produk (barang
maupun jasa) yang halal dan thoyiban, maka peran produsen atau perusahaan-
6
perusahaan berbasis syariah menjadi sebuah alternatif masa depan yang sangat
menjanjikan. Kesadaran masyarakat terhadap praktik ribawi dalam kredit
Perbankan/Lembaga Pembiayaan konvensional yang berbasis bunga, berdampak pada
beralihnya masyarakat muslim untuk menggunakan fasilitas pembiayaan/pendanaan
berbasis bagi hasil atau jual beli yang syar’i.
Perkembangan ekonomi syariah di Indonesia dimulai dari tahun 1992 dengan
berdirinya Bank berbasis murni syariah pertama di Indonesia yaitu Bank Muamalat
Indonesia dan hal itu merupakan tonggak hadirnya prinsip syariah dalam transaksi
ekonomi modern. Kelahiran bank tersebut kemudian diikuti dengan bank-bank lain
yang berbentuk entitas utuh atau hanya berbentuk divisi maupun unit usaha syariah.
Tidak ketinggalan, lembaga keuanggan lainpun bermunculan seperti perusahaan
asuransi syariah, lembaga investasi syariah, pasar modal syariah dan lain-lain,
termasuk penjaminan syariah (Yasabari dan Dewi, 2015).
Penggunaan 2013 2014 2015 2016 TW I
2017
Modal Kerja 71,566 77,935 79,949 87,363 85,691
Investasi 33,839 41,718 51,690 60,042 60,314
Konsumsi 78,715 79,677 81,357 100,602 104,531
Total 184,120 199,330 212,996 248,007 250,536
7
Tabel 1.1 Jumlah Pembiayaan berdasarkan Jenis Penggunaan dan Kategori
Usaha - Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah (Miliar Rp)
Sumber : Statistik Perbankan Syariah April 2017 Otoritas Jasa Keuangan
Pada tabel 1.1 diatas dapat dilihat bahwa total pembiayaan perbankan syariah
per triwulan I 2017 mencapai 250 triliun rupiah dan dalam kurun waktu 5 tahun
terakhir mengalami pertumbuhan yang cukup baik setiap tahunnya. Potensi
penjaminan syariah setidaknya dapat tercermin dari pertumbuhan volume
pembiayaan syariah pada perbankan syariah tersebut. Dengan potensi sebesar itu,
industri penjaminan syariah yang terbilang baru disadari belum mampu sepenuhnya
memenuhi kebutuhan perbankan syariah terhadap jasa penjaminan syariah dimana
Statistik IKNB Syariah Indonesia per Maret 2017 menunjukan hanya terdapat 2
perusahaan penjaminan murni syariah di Indonesia yang berskala nasional yaitu PT
Penjaminan Jamkrindo Syariah dan PT Jaminan Pembiayaan Askrindo Syariah,
dengan beberapa unit usaha syariah pada perusahaan penjaminan konvensional.
Walaupun begitu, penjaminan syariah di Indonesia menunjukan perkembangan yang
cukup baik sebagaimana ditunjukan pada Gambar berikut:
Gambar 1.3 Perkembangan Volume Penjaminan Syariah (Jutaan Rp)
Sumber : LM FEB UI diolah dari berbagai sumber, 2015
8
Pada gambar 1.3 diatas dapat dilihat bahwa volume penjaminan terus
meningkat sejak tahun 2009 dengan sedikit penurunan pada tahun 2013.
Gambar 1.4 Perkembangan Kafalah Bil Ujrah (Jutaan Rp)
Sumber : LM FEB UI diolah dari berbagai sumber, 2015
Gambar 1.5 Perkembangan Laba Penjaminan Syariah (Jutaan Rp)
Sumber : LM FEB UI diolah dari berbagai sumber, 2015
Dari sisi Kafalah Bil Ujrah dan laba penjaminan syariah tidak mengalami
penurunan pada tahun 2013 melainkan selalu bertumbuh setiap tahunnya
sebagaimana gambar 1.4 dan 1.5.
Sebagaimana disebutkan sebelumnya, saat ini hanya ada 2 perusahaan
penjaminan murni syariah di Indonesia yang berskala nasional yaitu PT Penjaminan
Jamkrindo Syariah dan PT Jaminan Pembiayaan Askrindo Syariah. Keduanya saat ini
saling berkompetisi secara sehat dalam menjawab kebutuhan pasar penjaminan
syariah di Indonesia yang sangat prospektif ke depan. Selang waktu satu tahun setelah
9
berdirinya PT Askrindo Syariah, PT Penjaminan Jamkrindo Syariah -kemudian
disingkat PT Jamkrindo Syariah- berdiri pada tanggal 19 September 2014. PT
Penjaminan Jamkrindo Syariah terlahir dari Divisi Penjaminan Syariah yang
merupakan Unit Usaha Syariah di Perusahaan Umum Jaminan Kredit Indonesia
(PERUM JAMKRINDO).
Perum Jamkrindo merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang
bergerak di bidang penjaminan pembiayaan dan merupakan pelopor penjaminan
syariah di Indonesia. Perum Jamkrindo memulai kegiatan penjaminan atas
pembiayaan lembaga keuangan syariah pada tahun 1997, melalui kerjasama dengan
Bank Muamalat yang merupakan Bank Syariah pertama di Indonesia. Kerjasama
tersebut menjadi yang pertama di bidang kafalah sekaligus menjadi inspirasi terbitnya
Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI nomor 11/DSN-MUI/IV/2000 tentang Kafalah
yang diperbarui dengan fatwa nomor 74/DSN-MUI/I/2009 tentang Penjaminan
Syariah.
Sebagai komitmen dalam mengembangkan industri keuangan syariah,
dibentuklah Divisi Penjaminan Syariah yang merupakan cikal bakal PT Jamkrindo
Syariah, pada tanggal 13 Februari 2007 khusus untuk melayani penjaminan
pembiayaan mitra kerja lembaga keuangan syariah. Kerjasama kafalah pembiayaan
terus berkembang. Pada tahun 2003, kerjasama dijalin antara Perum Jamkrindo
dengan PT Bank Syariah Mandiri. Kemudian diikuti perbankan dan lembaga
keuangan syariah lainnya di tanah air. Seiring produk dan jasa layanan keuangan
10
syariah yang terus berkembang dari waktu ke waktu, fitur penjaminan pun terus
beradaptasi mengikuti kebutuhan dan ekspektasi mitra kerja dan nasabah terjamin
dengan terus berpegang pada prinsip-prinsip syariah.
Menyadari tuntutan stakeholders yang begitu besar terhadap kemurnian nilai
syariah dalam industri keuangan di Indonesia, kinerja Penjaminan Syariah yang
cukup meyakinkan, serta komitmen yang kuat untuk memperbesar kapasitas
perusahaan serta mengakselerasi pertumbuhan industri keuangan syariah nasional,
Perum Jamkrindo mengambil langkah strategis dengan mendirikan Anak Perusahaan
yaitu PT Jamkrindo Syariah pada tanggal 19 September 2014.
Terlahir dengan modal dasar 1 triliun dengan modal disetor 250 miliar rupiah,
PT Jamkrindo Syariah terus berkembang sampai dengan saat ini. Jumlah aset PT
Jamkrindo Syariah per 31 Desember 2016 sebesar Rp 354,76 Milyar dengan laba
sebelum pajak sebesar Rp. 10,86 Milyar. Pertumbuhan Kinerja Keuangan PT
Jamkrindo Syariah dapat ditunjukan pada gambar sebagai berikut :
11
Gambar 1.6 Pertumbuhan Aset dan Laba PT Jamkrindo Syariah
Sumber : Annual Report PT Jamkrindo Syariah 2016
Kinerja keuangan yang terus bertumbuh sebagaimana gambar diatas, tentunya
diiringi dengan kinerja penjaminan yang baik. Pencapaian volume penjaminan PT
Jamkrindo Syariah periode tahun 2017 sebesar Rp 7.757.320 Juta dengan penerimaan
Kafalah Bil Ujrah (IJK) Cash Basis sebesar Rp 92.431 Juta. Pertumbuhan volume
penjaminan dan IJK dapat ditunjukan pada table sebagai berikut :
Tabel 1.2 Pencapaian Volume Penjaminan PT Jamkrindo Syariah
Sumber : Annual Report PT Jamkrindo Syariah 2016
Tabel 1.3 Pencapaian IJK Cash Basis PT Jamkrindo Syariah
Sumber : Annual Report PT Jamkrindo Syariah 2016
Kinerja penjaminan PT Jamkrindo Syariah diatas cukup menggambarkan
pertumbuhan yang signifikan dalam waktu kurang dari tiga tahun beroperasinya PT
12
Jamkrindo Syariah. Tentunya pertumbuhan tersebut sangatlah dipengaruhi oleh
manajemen yang baik dan kualitas sumber daya manusia yang mumpuni dan
kompeten. Selain faktor-faktor internal dari segi bisnis tersebut, PT Jamkrindo
Syariah sebagai perusahaan berbasis syariah juga harus menerapkan nilai-nilai
syariah dalam operasional perusahaannya. Nilai-nilai syariah yang diyakini sebagai
landasan utama kegiatan usaha PT Jamkrindo Syariah tidak hanya dipengaruhi dari
kualitas spiritual karyawannya dan budaya kerja yang islami namun juga praktik
usaha yang sehat dan memperhatikan kemaslahatan seluruh stakeholder.
Nilai-nilai syariah yang perlu terus dijaga PT Jamkrindo Syariah mencakup
praktik bisnis yang memenuhi rukun dan syarat akad kafalah sesuai fatwa DSN MUI,
kesesuaian proses transaksi dengan prinsip syariah, obyek yang dijamin harus sesuai
dengan prinsip syariah dan pengelolaan keuangan harus sesuai dengan prinsip
syariah. Dalam pelaksanaannya, PT Jamkrindo Syariah diawasi oleh Dewan
Pengawas Syariah, dan sebagai bentuk tanggung jawab sosial serta memenuhi
perintah Allah SWT, PT Jamkrindo Syariah pada tahun 2016 dan 2017 telah
mengamanahkan zakat perusahaan kepada BAZNAS yang dihitung dari fee
Perusahaan.
Oleh karena itu, mulai dari pertengahan 2013, Bank Indonesia menyesuaikan BI
rate-nya dengan menaikkannya secara bertahap namun agresif dari 5,75% menjadi
7,75%. Tindakan ini juga membawa kepada penurunan pertumbuhan kredit di
Indonesia. Karena fundamen-fundamen ekonomi Indonesia mulai membaik, Bank
13
Indonesia mampu menurunkan suku bunga secara drastis dari 7,75 persen pada awal
tahun 2016 menjadi 4,75 persen pada akhir tahun 2016 (ini juga termasuk perubahan
dari BI rate ke BI 7-day Reverse Repo Rate sebagai alat benchmark bank sentral).
Tindakan lain untuk memperketat kebijakan moneter adalah menaikkan persyaratan
simpanan baik untuk deposito mata uang lokal maupun mata uang asing di bank-bank
Indonesia. Terakhir, BI mengurangi permintaan para investor asing untuk Sertifikat
Bank Indonesia (SBI) dengan memperpanjang periode persyaratan kepemilikan SBI
dari satu menjadi enam bulan, memperpanjang waktu jatuh tempo dari SBI yang
diterbitkan menjadi 9 bulan dan dengan memperkenalkan deposito-deposito dalam
konteks tidak dapat diperdagangkan dengan waktu jatuh tempo lebih panjang (yang
hanya tersedia untuk bank-bank).
Dari latar belakang yang telah dipaparkan diatas, penulis ingin meneliti apakah
terdapat pengaruh yang signifikan diantara faktor internal dan faktor eksternal
terhadap perkembangan bisnis PT Jamkrindo Syariah yang direpresentasikan melalui
angka pendapatan Kafalah Bil Ujrah. Oleh karena itu, dari berbagai pertimbangan
permasalahan yang telah direncanakan maka penulis memberi judul penelitian ini,
yaitu:
“FAKTOR PERUBAHAN NILAI KAFALAH BIL UJRAH PADA PT
PENJAMINAN JAMKRINDO SYARIAH (PERIODE JANUARI 2015 -
OKTOBER 2018)”
14
B. Perumusan Masalah
1. Apakah terdapat pengaruh secara parsial dari faktor internal dan eksternal
terhadap nilai Kafalah Bil Ujrah pada PT Jamkrindo Syariah periode Januari
2015 sampai dengan Oktober 2018?
2. Apakah terdapat pengaruh secara simultan dari faktor internal dan eksternal
terhadap nilai Kafalah Bil Ujrah pada PT Jamkrindo Syariah periode Januari
2015 sampai dengan Oktober 2018?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah:
1. Untuk menganalis pengaruh faktor internal dan eksternal secara parsial terhadap
nilai Kafalah Bil Ujrah pada PT Jamkrindo Syariah periode Januari 2015
sampai dengan Oktober 2018?
2. Untuk menganalis pengaruh faktor internal dan eksternal secara simultan
terhadap nilai Kafalah Bil Ujrah pada PT Jamkrindo Syariah periode Januari
2015 sampai dengan Oktober 2018?
D. Pembatasan Masalah
Dalam rangka fokus penelitian, penulis membatasi masalah yang akan dikaji sebagai
berikut :
15
1. Materi yang dibahas dalam penelitian ini adalah pengaruh faktor internal dan
eksternal terhadap nilai Kafalah Bil Ujrah pada PT Jamkrindo Syariah.
2. Objek penelitian ini dilakukan pada PT Jamkrindo Syariah.
3. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data bulanan dari PT
Jamkrindo Syariah untuk faktor internal dan eksternal data Bank Indonesia
untuk faktor eksternal periode Januari 2015 sampai dengan Oktober 2018.
4. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :
A. Variabel Dependen
1) Kafalah Bil Ujrah sebagai variabel dependen (Y)
B. Variabel Independen
Faktor Internal
1) Volume Penjaminan sebagai variabel independen internal (X1)
2) Jumlah Klaim sebagai variabel independen internal (X2)
3) Biaya Promosi sebagai variabel independen internal (X3)
Faktor Eksternal
1) Sertifikat Bank Indonesia Syariah sebagai variabel independen eksternal
(X5)
16
E. Keterbatasan Penelitian
Penulis menemukan keterbatasan dalam penelitian sebagai berikut :
1. Industri Penjaminan Syariah yang terbilang baru eksis sekitar 4 tahun
sehingga belum banyak penelitian dan literatur yang mendukung sebagai
dasar teori dalam penelitian ini.
2. PT Penjaminan Jamkrindo Syariah didirikan pada tanggal 19 September 2014
dan baru mulai aktif beroperasi pada Januari 2015.
F. Kontribusi Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang terdapat diatas, penulis mengharapkan penelitian
ini dapat bermanfaat, antara lain:
1. Kontribusi penelitian bagi perusahaan
a. Penelitian ini dapat menjadi acuan dalam menentukan kebijakan strategis
bisnis dan keuangan di dalam kegiatan usaha PT. Penjaminan Jamkrindo
Syariah.
2. Kontribusi penelitian bagi penulis
a. Penelitian ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
ilmu ekonomi pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Program Studi Ekonomi Syariah konsentrasi Ekonomi Moneter.
b. Penelitian ini sebagai salah satu bentuk implementasi Tri Dharma
Perguruan Tinggi setelah menempuh pendidikan di bangku perkuliahan,
17
dan nantinya akan diaplikasikan di dunia profesional kerja yang akan
menstimulus peningkatan taraf kehidupan pribadi dan masyarakat secara
umum.
3. Kontribusi penelitian bagi masyarakat
a. Sebagai penambah wawasan atau pengetahuan serta bahan referensi bagi
masyarakat umum maupun akademisi mengenai ilmu pengetahuan di
bidang penjaminan khususnya yang berdasarkan prinsip syariah.
b. Penelitian ini sebagai kontribusi penulis terhadap upaya memajukan atau
meningkatkan perekonomian negara melalui disiplin ilmu ekonomi
khususnya di bidang penjaminan yang berlandaskan prinsip syariah.
18
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
1. Penjaminan
1.1 Definisi
Menurut UU No. 1 Tahun 2016 tentang penjaminan BAB I Pasal 1
menyatakan bahwa yang dimaksud dengan penjaminan adalah kegiatan
pemberian jaminan oleh Penjamin atas pemenuhan kewajiban finansial
Terjamin kepada Penerima Jaminan. Sedangkan definisi penjaminan menurut
PMK No. 99/PMK.010/2011 tentang perubahan atas peraturan menteri
keuangan nomor 222/PMK.010/2008 tentang perusahaan penjaminan kredit dan
perusahaan penjaminan ulang kredit pasal 1 adalah kegiatan pemberian jaminan
atas pemenuhan kewajiban finansial penerima kredit dan/atau pembiayaan
berdasarkan prinsip syariah.
Menurut Deelen dan Molenar (2014, p.11) penjaminan kredit
didefinisikan sebagai berikut: “A credit guarantee is a financial product that a
small entrepreneur can buy as a partial substitute for collateral. It is a promise
by a guarantor to pay all or part of the loan if the borrower defaults”.
Secara Terminologi, penjaminan atau penanggungan berdasarkan Pasal
1820 KUH Perdata (Burgelijk Wet Boek) ialah suatu persetujuan di mana pihak
19
ketiga, demi kepentingan kreditur, mengikatkan diri untuk memenuhi perikatan
debitur, bila debitur itu tidak memenuhi perikatannya.
Banyak masyarakat yang menganggap bahwa penjaminan masih identik
dengan asuransi. Bahkan sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa
penjaminan merupakan bagian dari asuransi. Namun jika dikaji lebih
mendalam lagi, maka terdapat perbedaan yang cukup jelas antara penjaminan
dan asuransi. Perbedaan yang cukup mendasar yaitu keterlibatan para pihak di
masing-masing kontrak. Pada penjaminan pihak yang terlibat didalamnya ada 3
(tiga) pihak, yaitu:
a. Penerima jaminan adalah Lembaga Keuangan atau diluar Lembaga
Keuangan yang telah memberikan fasilitas finansial kepada Terjamin;
b. Terjamin adalah pihak yang telah memperoleh fasilitas finansial dari
Lembaga Keuangan atau diluar Lembaga Keuangan yang dijamin oleh
Perusahaan Penjaminan atau Perusahaan Penjaminan Syariah;
c. Penjamin adalah perusahaan penjaminan atau Perusahaan Penjaminan
Syariah yang melakukan kegiatan dalam bentuk pemberian jasa yaitu
terjamin, penjamin dan penerima jaminan.
Pada usaha penjaminan memiliki prinsip-prinsip yang meliputi kelayakan
usaha, pelengkap perkreditan (accesoir kredit), pengganti agunan, pengambil
alihan sementara risiko kredit macet, piutang subrogasi, keterlibatan pihak
20
ketiga, dan kerjasama pengendalian. Prinsip-prinsip tersebut harus ada dalam
penjaminan sebagai usaha kehati-hatian (prudent) karena risiko dari penjaminan
yang besar. Selain itu, dalam hal terjadi kesalahan/wanprestasi dilakukan oleh
Penerima Jaminan, maka pembayaran klaim tidak dapat dilakukan namun
sebaliknya apabila wanprestasi dilakukan oleh siterjamin, maka Perusahaan
Penjamin melakukan pembayaran klaim sesuai kontrak penjaminan yang
disepakati.
1.2 Perkembangan Penjaminan di Indonesia
Di Indonesia, pemerintah telah mengenalkan skema penjaminan kredit sejak
tahun 1970 dengan dibentuknya Lembaga Jaminan Kredit Koperasi (LJKK)
dengan tugas menjamin kredit Program yang disalurkan kepada koperasi. Untuk
lebih mengoptimalkan fungsi dan peran lembaga penjaminan kredit pemerintah
menerbitkan Keputusan Menteri Keuangan nomor : 486/KMK.017/1996
tentang Perusahaan Penjaminan. Hal ini menandai dimulainya industri
penjaminan kredit di mana tidak hanya Perum PKK (d/h LJKK) tetapi juga PT.
Penjaminan Kredit Pengusaha Indonesia (PT. PKPI). Dalam perkembangannya
kapasitas kedua lembaga penjaminan tersebut masih belum mampu memenuhi
kebutuhan penjaminan kredit bagi UMKMK. Kantor Menko Perekonomian
yang berkoordinasi dengan kementerian terkait terus mendorong terbentuknya
lembaga penjaminan kredit khususnya di daerah-daerah. Pada tahun 2008
pemerintah menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor :
21
222/PMK.010/2008 tentang Perusahaan Penjaminan Kredit dan Perusahaan
Penjaminan Ulang Kredit.
Sejak diterbitkannya PMK tersebut, mulai berdiri Lembaga Penjaminan
Kredit Daerah (LPKD) dan terus berkembang sampai dengan sekarang. Dengan
terciptanya industri baru di bidang penjaminan kemudian berdirilah Asosiasi
Perusahaan Penjaminan Indonesia (Asippindo) pada tanggal 13 Desember 2012
oleh Perum Jamkrindo, PT PKPI, PT Jamkrida Jawa Timur dan PT Jamkrida
Bali Mandara dan sampai dengan saat ini Asippindo telah beranggotakan 15
Perusahaan Penjaminan yaitu, 4 Perusahaan Penjaminan Pendiri Asippindo, PT
Penjaminan Jamkrindo Syariah, PT Jamkrida Jabar, PT Jamkrida Riau, PT
Jamkrida NTB Bersaing, PT Jamkrida Sumatara Barat, PT Jamkrida Sumatara
Selatan, PT Jamkrida Kalimantan Selatan, PT Jamkrida Bangka Belintung, PT
Jamkrida Kalimantan Tengah, PT Jamkrida Kalimantan Timur dan PT UAF
Jaminan Kredit. Sedangkan menurut data OJK Per April 2017 Lembaga
Penjamin berjumlah 23 Perusahaan terdiri dari 21 Lembaga Penjamin
Konvensional dan 2 Lembaga Penjamin Syariah. Sehingga masih terdapat 8
Perusahaan Penjaminan yang belum terdaftar sebagai anggota Asippindo yaitu
adalah PT Jamkrida Banten, PT Jamkrinda Jawa Tengah, PT Jamkrida Papua,
PT Jamkrida NTT, PT Jamkrida Jakarta, PT Jamkrida Sulawesi Selatan, PT
Jaminan Pembiayaan Askrindo Syariah dan PT Penjaminan Infrastruktur
Indonesia (Persero).
22
1.3 Penjaminan Syariah/Kafalah
1.3.1 Definisi
Al-Kafalah secara etimologi berarti الضمان (jaminan), الحمالة (beban), dan
Dhamin adalah umumnya digunakan untuk penjaminan .(tanggungan) الزعامة
harta, hamil adalah penjaminan dalam masalah diyat (denda pembunuhan),
za‟im adalah penjaminan dalam masalah harta yang sangat besar. Kafalah juga
berarti mengalihkan tanggung jawab seseorang yang dijamin dengan berpegang
pada tanggung jawab orang lain sebagai penjamin.
Menurut istilah kafalah berarti akad pemberian jaminan yang diberikan
satu pihak (kafil) kepada pihak lain (makful „anhu) dimana pemberi jaminan
bertanggung jawab atas pembayaran suatu hutang yang menjadi hak penerima
jaminan (makful lahu).
Menurut Syafi‟i Antonio (1999), kafalah adalah jaminan yang diberikan
oleh penanggung kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua
atau yang ditanggung. Sedangkan menurut Bank Indonesia (1999), kafalah
adalah akad pemberian jaminan yang diberikan satu pihak kepada pihak lain
dimana pemberi jaminan bertanggung jawab atas pembayaran kembali suatu
hutang yang menjadi hak penerima jaminan.
Menurut madzhab Hanafi, kafalah berarti memasukkan tanggung jawab
seseorang ke dalam tanggung jawab orang lain dalam suatu tuntutan umum,
23
dengan kata lain menjadikan seseorang ikut bertanggung jawab atas tanggung
jawab orang lain yang berkaitan dengan masalah nyawa, utang atau barang.
Meskipun demikian penjamin yang ikut bertanggung jawab tersebut tidak
dianggap berutang, dan utang pihak yang dijamin tidak gugur dengan jaminan
pihak penjamin.
Sedangkan menurut madzhab Maliki, Syafi‟i dan Hambali, kafalah adalah
menjadikan seseorang (penjamin) ikut bertanggung jawab atas tanggung jawab
seseorang dalam pelunasan/pembayaran utang, dan dengan demikian keduanya
dipandang berutang. Perlu diperhatikan bahwa dengan ikut berutangnya pihak
penjamin, sedangkan kewajiban terutang tidak gugur, tidak berarti nilai utang
bertambah, dan pihak berpiutang diuntungkan. Tidak demikian, karena ia hanya
berhak menagih sesuai jumlah utang, dari salah seorang diantara mereka.
Kafalah (jaminan) merupakan salah satu ajaran Islam. Jaminan pada
hakikatnya usaha untuk memberikan kenyamanan dan keamanan bagi semua
orang yang melakukan sebuah transaksi. Ternyata, untuk masa sekarang ini
kafalah (jaminan) sangat penting, tidak pernah dilepaskan dalam bentuk
transaksi seperti uang apalagi transaksi besar seperti bank dan sebagainya.
Hikmah yang dapat diambil adalah kafalah mendatangkan sikap tolong
menolong, keamanan, kenyamanan, dan kepastian dalam bertransaksi. Wahbah
Zuhaily mencatat hikmah tasry dari kafalah untuk memperkuat hak,
merealisasikan sifat tolong menolong, mempermudah transaksi dalam
24
pembayaran utang, harta dan pinjaman. Supaya orang yang memiliki hak
mendapatkan ketenangan terhadap hutang yang dipinjamkan kepada orang lain
atau benda yang dipinjam.
Sebagai salah satu akad yang terdapat dalam Fiqh Muamalah yang
mengatur secara adil dan memilki maqashid menuju terciptanya kesejahteraan
dan kenyamanan sesama manusia tatkala melakukan transaksi perdagangan
maupun dalam perbankan.
Dengan adanya kafalah, pihak yang dijamin atau disebut juga dengan
madhmun anhu dapat menyelesaikan proyek atau usaha bisnisnya dengan
ditanggung pengerjaanya dan bisa selesai dengan tepat waktu atau efisien
dengan jaminan pihak ketiga yang menjamin pengerjaannya .
Dengan adanya kafalah, pihak yang terjamin atau dalam istilah fiqh
mua‟amalah disebut sebagai Madhmun lahu menerima jaminan oleh penjamin
(dalam hal ini bank) bahwa proyek yang diselesaikan oleh nasabah tadi dapat
selesai dengan tepat waktunya dan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan
sebelumnya.
1.3.2 Dalil-dalil Tentang Kafalah
Dasar hukum kafalah dapat dipelajari dari Al-Qur‟an, Al-Hadist dan Ijma.
Dalam Al-Qur‟an terdapat pada bagian yang mengisahkan Nabi Yusuf, yaitu
Al-Qur‟an Surat Yusuf : 72 yang artinya “Penyeru-penyeru itu berseru,”Kami
25
kehilangan piala Raja, barangsiapa yang dapat mengembalikannya akan
memperoleh makanan (seberat) beban unta dan aku menjamin terhadapnya”.
Kata za‟im yang artinya penjamin dalam Surat Yusuf tersebut adalah gharim,
orang yang bertanggung jawab atas pembayaran. Sedangkan Ibnu Abbas
menafsirkan kata za‟iim berarti sama dengan kata kafiil.
Dalam Al-Qur-an Surat Al-Maidah (5) : 2 Allah berfirman yang artinya:
“Tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan
janganlah tolong-menolong dalam (mengerjakan) dosa dan pelanggaran”.
Memberikan jaminan kepada orang lain merupakan perwujudan tolong
menolong. Landasan syariah dalam jaminan kafalah pada ayat di atas dipertegas
dalam hadits Rasulullah yaitu “Telah dihadapkan kepada Rasulullah saw…
(mayat seorang laki-laki untuk dishalatkan). Rasulullah saw bertanya,”Apakah
ia mempunyai warisan?” Para sahabat menjawab,”Tidak.” Rasulullah bertanya
lagi,”Apakah ia mempunyai hutang?” Sahabat menjawab,”Ya, sejumlah tiga
dinar.” Rasulullah pun menyuruh para sahabat untuk menshalatkannya (tetapi
beliau sendiri tidak). Lalu Abu Qatadah berkata, “Saya menjamin hutangnya, ya
Rasulullah.” Maka Rasulullah pun menshalatkan mayat tersebut. (H.R. Bukhari
no. 2127, kitab Al-Hawalah).
Zaa’iim Gaarimun, artinya: “orang yang menjamin berarti dia adalah
berutang (sebab jaminannya tersebut)” (HR. Abu Daud, Turmudzi dan
memposisikannya sebagai hadits hasan. Dan Ibnu Hibban menjadikannya hadits
26
shahih). Juga dalam sabda Rasulullah SAW yaitu “Allah menolong hamba
selama hamba tersebut menolong saudaranya.”
Sedangkan dalam Al-Ijma, Para ulama sepakat dengan bolehnya kafalah
karena sangat dibutuhkan dalam mu‟amalah masyarakat. Dan agar pihak yang
berpiutang tidak dirugikan dengan ketidakmampuan orang yang berutang. Perlu
diketahui, kafalah yang dilakukan dengan niat yang ikhlas mempunyai nilai
ibadah yang berbuah pahala.
1.3.3 Regulasi dan Fatwa Penjaminan Syariah/Kafalah di Indonesia
Saat ini regulasi yang mengatur Perusahaan Penjaminan di Indonesia adalah:
1. Peraturan Presiden RI No. 2 Tahun 2008 tentang Lembaga Penjaminan
2. UU No. 1 Tahun 2016 tentang Penjaminan
3. Peraturan OJK No. 1/POJK.05/2017 tentang Perizinan Usaha dan
Kelembagaan Lembaga Penjamin
4. Peraturan OJK No. 2/POJK.05/2017 tentang Penyelenggaran Usaha
Lembaga Penjamin
5. Peraturan OJK No. 3/POJK.05/2017 tentang Tata Kelola Perusahaan Yang
Baik Bagi Lembaga Penjamin
6. Fatwa DSN MUI No. 11/DSN-MUI/IV/2000 tentang Kafalah
27
7. Fatwa DSN MUI No. 74/DSN-MUI/I/2009 tentang Penjaminan Syariah
1.3.4 Rukun dan Syarat Akad Kafalah
Menurut madzhab Hanafi dan Syafi‟i: akad kafalah bisa jadi sharih/terang-
terangan, kinayah (sindiran). Dengan kata lain semua lafadz yang menurut
kebisaaan mengandung makna perjanjian kafalah. Akad Sharih artinya terang-
terangan, menggunakan kata “jamin” atau sinonimnya. Contoh, saya menjamin
utangnya, saya menanggung utangnya, utangnya saya jamin, utangnya saya
tanggung, kalau ia tidak mampu saya yang membayarnya. Sedangkan Akad
Kinayah artinya tidak menggunakan kata “jamin” atau semisalnya, tetapi bisa
dipahami dari kata-katanya, ia sebagai penjamin. Seperti, biarkan dia, jangan
lagi usik dia dengan utang itu, tagihlah saya, percayalah pada saya, jika niatnya
menjamin, maka harus ia tepati, jika tidak maka batal. Jika ia berkata,”hak fulan
ada pada saya”, ini bisa dipahami sebagai titipan (wadi‟ah), bisa juga sebagai
kewajiban (utang), kecuali ia menambahkan kata-kata yang menguatkan salah
satunya.
Rukun Kafalah menurut sebagian besar ulama adalah:
1. Penjamin (dhomin/kafiil), yaitu orang yang tidak cacat muamalahnya
secara hukum, maka anak-anak dan orang idiot tidak sah.
2. Barang yang dijamin/utang (madhum), yaitu sesuatu yang boleh diganti
dengan sejenisnya secara hukum, yaitu utang atau benda selain uang yang
28
merupakan harta, jadi tidak boleh nyawa atau anggota badan dalam
qishash dan hudud.
3. Pihak yang dijamin (makful „anhu/madhum „anhu), yaitu orang yang
dituntut/yang berutang baik hidup atau sudah mati.
4. Sighah akad, yaitu ijab dari penjamin atau ijab-qabul dari akad transaksi.
5. Menurut madzhab Syafi‟i ada lima, yang kelima adalah pemilik utang
(makful lahu/madhmun lahu), yaitu orang yang berpiutang atau orang
yang berhak menerima pembayaran utang.
Dalam kafalah ada beberapa syarat yang berkenaan dengan Kafiil
(penjamin), Ashil/Makful „anhu (yang berutang), Makful Lahu (yang
memberikan utang/berpiutang) dan Makful Bih (harta/batang yang dijamin).
1. Syarat-Syarat Penjamin (Kafiil).
A. Fatwa DSN (Dewan Syariah Nasional)
1) Kemampuan akal dan dewasa (baligh)
2) Berhak penuh untuk melakukan tindakan hukum dalam urusan
hartanya dan rela (ridha) dengan tanggungan kafalah tersebut.
B. Fiqh Klasik
1) Kafil diminta makful „anhu dan ia meridjoi permintaan tersebut
2) Ketika menjamin utang makful „anhu, si kafil menyatakan jaminan
itu atas nama makful „anhu
3) Kafil tidak mempunyai utang kepada makful „anhu
29
4) Kafil mampu melunasi (membayar) kewajiban utang tersebut
5) Tanggung jawab kafil tetap eksis, selama makful ;anhu memiliki
utang kepada makful lahu. Jika makful „anhu sudah terbebas dari
utang, barulah kafil bebas tanggung jawab
6) Kafil boleh dari satu
7) Jika dalam kafalah bil mal (jaminan berupa harta(, lalu makful „anhu
meninggal, maka kafil bertanggung jawab
2. Syarat-syarat Orang yang Terutang (Makful „Anhu/Ashiil)
a. Sanggup untuk menyerahkan tanggungannya (utang), adakalanya
dengan dirinya atau penggantinya. Dan syarat ini khusus menurut
Abu Hanifah, maka tidak sah kafalah utang dari mayat yang
bangkrut dan tidak meninggalkan sesuatu untuk melunasi utangnya,
karena dia adalah utang yang gugur, maka tidak sah menjaminnya,
seperti jatuhnya tanggungan dengan kebebasan dan karena
tanggungan mayit hilang karena mati. Menurut dua sahabat Abu
Hanifah, yaitu Abu Yusuf dan Muhammad as Syaibani, dan jumhur
fuqaha sah menjamin utang dari mayat yang bangkrut dengan dalil
hadits Abi Qatadah yang telah disebutkan sebeblumnya. Dan Nabi
SAW sangat mendorong sahabat-sahabatnya untuk menjamin utang
si mayit, di hadits Abi Qatadah dengan sabdanya,”tidak adakah salah
seorang diantara kamu yang bisa menjaminnya?”, dan karena utang
si mayit adalah utang yang tetap ada, maka sah menjaminnya seperti
30
kalau dia mundur melunasi utangnya karena tidak sanggup. Dan
dalil atas adanya utang-utang ini sesungguhnya kalau tabarru‟
seseorang dalam melunasinya maka boleh bagi pemilik utang
menerimanya. Begitu juga kalau dijaminnya ketika masih hidup,
kemudian mati, tidaklah lepas tanggungan penjamin, dari apa yang
menunjukkan bahwa dia tidak lepas dari tanggungan orang yang
dijaminnya.
b. Yang terutang adalah orang yang dikenal oleh penjamin. Maka
apabila penjamin berkata,”saya menjamin salah seorang dari
manusia”, tidak sah kafalahnya, karena manusia tidak mengenalnya,
dan pensyaratan syarat ini adalah untuk mengenal yang berutang
(makful „anhu). Apakah ia dalam kelapangan atau termasuk orang-
orang yang bersegera mengqadha utangnya, atau berhak membuat
pengakuan atau tidak. Dan tidak disyaratkan hadirnya orang yang
berutang, maka boleh kafalah terhadap orang yang tidak hadir atau
orang yang masih dalam tahanan, karena dalam keadaan seperti ini
sangat dibutuhkan adanya kafalah. Menurut madzhab Syafi‟i: tidak
disyaratkan untuk mengetahui orang yang akan dijamin diqiyaskan
dengan ridhanya, yang mana ridhanya juga tidak merupakan syarat
dalam kafalah. Karena mengerjakan pekerjaan yang terpuji
merupakan suatu kebajikan, baik pekerjaan itu untuk orang yang
berhak (pantas menerimanya) atau tidak.
31
3. Syarat-syarat Orang yang Berpiutang (Makful Lahu)
a. Diketahui identitas dirinya, tidak boleh memberikan jaminan
terhadap orang yang tidak diketahui identitasnya, karena hal tersebut
tidak mencerminkan tujuan utama dari kafalah (jaminan), yaitu
memberikan rasa saling mempercayai diantara pihak-pihak yang
terkait. Hal ini sesuai dengan pendapat yang terkuat dalam madzhab
Syafi‟i, karena orang-orang yang berpiutang bisaanya memiliki cara-
cara tersendiri dalam menagih hutangnya, ada yang kasar dan ada
pula yang lemah lembut. Sedangkan madzhab Maliki dan Hambali
membolehkan jaminan terhadap orang yang tidak diketahui
identitasnya, misalnya “saya jamin utang si Zaid terhadap siapa
saja”. Pendapat ini berdasarkan firman Allah dalam surat
Yusuf:72,”sahutnya, „kami kehilangan sukatan raja, bagi orang yang
mendapatkannya (akan menerima gandum) seberat beban seekor
unta, dan saya menjaminnya”. Karena orang yang
mengumumkannya itu bukan raja, melainkan pembantu Nabi Yusuf
as. Orang tersebut membebankan pembayaran gandum terhadap
Nabi Yusuf as bagi yang bisa menemukan sukatan dan sekaligus ia
yang menjamin bahwa Nabi Yusuf pasti akan membayarnya.
b. Orang yang berpiutang hadir di tempat akad. Menurut pendapat Abu
Hanifah dan Muhammad, ini merupakan syarat untuk diterimanya
akad kafalah.
32
c. Berakal sehat
d. Makful lahu mempunyai hak (misalnya: piutang atau tanggung
jawab) kepada makful „anhu
4. Syarat-syarat Barang yang Akan Dijadikan Barang Jaminan (Makful Bih)
menurut fatwa DSN (Dewan Syariah Nasional)
a. Merupakan tanggungan pihak/orang yang berhutang, baik berupa
uang, benda, maupun pekerjaan
b. Bisa dilaksanakan oleh penjamin
c. Harus merupakan piutang mengikat (lazim), yang tidak mungkin
hapus kecuali setelah dibayar atau dibebaskan
d. Harus jelas nilai, jumlah dan spesifikasinya
e. Tidak bertentangan dengan syari‟ah (yang tidak diharamkan)
1.4 Proses Bisnis Kafalah di PT Penjaminan Jamkrindo Syariah
Saat ini PT Penjaminan Jamkrindo Syariah memiliki bisnis utama di bidang
penjaminan syariah atau kafalah baik kafalah pembiayaan maupun non pembiayaan.
Adapun Produk Kafalah yang saat ini dipasarkan diantaranya sebagai berikut :
1. Kafalah Pembiayaan :
a. Kafalah Pembiayaan Umum
b. Kafalah Pembiayaan Multiguna
c. Kafalah Pembiayaan Mikro
d. Kafalah Pembiayaan Pengadaan Barang dan Konstruksi
33
2. Kafalah Non Pembiayaan
a. Kafalah Bank Garansi / Kontra Bank Garansi
b. Kafalah Distribusi Barang
c. Surety Bond
d. Customs Bond
3. Produk lainnya yang telah melalui izin OJK
1.5 Kafalah Bil Ujrah
1.5.1 Definisi
Kafalah Bil Ujrah menurut UU No. 1 Tahun 2016 tentang Penjaminan adalah
sejumlah uang yang diterima oleh Perusahaan Penjaminan Syariah dan UUS
dari Terjamin dalam rangka kegiatan Penjaminan. Sedangkan menurut Fatwa
DSN MUI No. 74 tahun 2009 tentang Penjaminan Syariah bahwa Kafalah Bil
Ujrah adalah fee atas penggunaan fasilitas penjaminan untuk penjaminan
pembiayaan berdasarkan prinsip syariah (kafalah bil ujrah).
1.5.2 Dalil tentang Kafalah Bil Ujrah
Kebolehan kafalah dalam kegiatan muamalah manusia telah disepakati oleh
jumhur ulama, bahkan kafalah yang dilakukan dengan niat yang ikhlas
mempunyai nilai ibadah yang berbuah pahala. Pendapat ulama mazhab maliki
menyatakan bahwa “kafalah yang tidak sah adalah kafalah yang tidak
memenuhi syarat, seperti menerima imbalan dari akad kafalah…”(Hasyiyah
34
Dasuki, Juz III, Hlm. 77). Begitupun dengan ulama dalam mazhab hanafi dan
syafii juga tidak membolehkan adanya imbal jasa pada akad kafalah
sebagaimana dinyatakan pada kitab AL Hawi Al Kabir Juz VI Hlm. 443 yaitu
“jika seseorang meminta orang lain untuk menjadi penjaminnya dan dia akan
memberikan imbalan kepada penjamin maka akad ini tidak dibolehkan, dan
imbalannya tidak sah” . Ulama mazhab Hanbali sebagaimana dinyatakan dalam
kitab Ibnu Qudamah, Al Mughni Juz VI Hlm. 441 juga tidak membolehkan
adanya imbal jasa pada akad kafalah sebagaimana dinyatakan “jika seseorang
berkata kepada orang lain : Jadilah engkau penjaminku dan aku akan
memberimu imbalan seribu maka akad ini tidak dibolehkan”. Para ulama telah
memberikan sebuah kaedah terkait dengan hutang piutang yaitu setiap piutang
yang mendatangkan kemanfaatan (keuntungan), maka itu adalah riba. (Al
Majmu‟ Al Fatawa, 29/533; Fathul Wahaab, 1/327; Fathul Mu‟in, 3/65; Subulus
Salam, 4/97). Maka dapat dipahami makna dari kaidah tersebut berkaitan
dengan akad kafalah dimana hakikat akad kafalah adalah pihak penjamin (kafil)
bersedia membayar hutang makful „anhu (pihak yang dijamin) kepada makful
lahu (pihak orang yang berpiutang). Maka jika kafil membayarkan hutang
makful „anhu kepada makful lahu posisi kafil berubah menjadi muqridh (pihak
yang memberikan hutang) kepada makful „anhu. Dan bila disyaratkan imbalan
dalam akad kafalah maka kafil yang sudah berubah fungsi sebagai muqridh
nantinya akan menerima piutangnya dan manfaat (yaitu:imbalan akad kafalah).
35
Dengan demikian imbalan yang diterima kafil dari akad kafalah pada
hakikatnya adalah riba yang didapatkan dari akad qardh (pinjaman).
Sedangkan menurut ulama kontemporer seperti Mustafa Abdullah al-
Hamsyari yang mengutip pendapat Imam Syafi‟I, berpandangan bahwa imbalan
atas jasa jah (dignity, kewibawaan) yang menurut mazhab Syafi‟I hukumnya
boleh (jawaz) walaupun menurut beberapa pendapat yang lain hukumnya haram
atau makruh. Mustafa Al Hamsyari menyandarkan dhaman (kafalah) dengan
imbalan pada ju‟alah yang dibolehkan oleh mazhab Syafi‟I (Ahsan Al-kalam fi
al-Fatawa wa al-ahkam, jilid 5 hlm. 542-543).. Ulama lain, Abdul Al-Sai‟ Al-
Misri mengatakan bahwa seorang penanggung/ penjamin haruslah mendapatkan
upah sesuai dengan pekerjaannya sebagai penjamin. Pendapat ini membuka
peluang dimasukkannya pertimbangan besarnya risiko yang dipikul oleh si
penjamin dalam memperhitungkan upahnya.
Di Indonesia, para ulama yang tergabung dalam Majelis Ulama Indonesia
(MUI) membolehkan adanya imbal jasa pada akad kafalah sesuai Fatwa DSN
MUI No. 11/DSN-MUI/IV/2000 tentang Kafalah yang dinyatakan pada
Ketentuan Umum No. 2 yaitu “Dalam akad kafalah, penjamin dapat menerima
imbalan (fee) sepanjang tidak memberatkan.” dan Fatwa DSN MUI No.
74/DSN-MUI/I/2009 tentang Penjaminan Syariah pada Ketentuan Umum point
b yaitu “Kafalah Bil Ujrah adalah fee atas penggunaan fasilitas penjaminan
untuk penjaminan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah (kafalah bil ujrah)”
36
kemudian ditegaskan pada Ketentuan akad point c yang menyatakan “besaran
fee harus ditetapkan dalam akad berdasarkan kesepakatan”. Sehingga praktik
kafalah dalam industri penjaminan syariah di Indonesia telah memenuhi unsur
kesesuaian syariah apabila hanya mengacu pada dua fatwa DSN-MUI tentang
penjaminan syariah tersebut, walaupun tidak dinyatakan secara rinci pada fatwa
tersebut dasar penetapan dan tolak ukur Kafalah Bil Ujrah yang berkeadilan
sepanjang Kafalah Bil Ujrah tidak memberatkan dan telah disepakati para pihak
dalam akad kafalah.
1.5.3 Parameter Penetapan Kafalah Bil Ujrah
Standar penetapan tarif IJK di Indonesia sampai saat ini hanya diatur dalam
Peraturan OJK No. 2/POJK.05/2017 tentang Penyelenggaraan Usaha Lembaga
Penjamin BAB IV tentang Imbal Jasa Pasal 18 yang menyatakan bahwa
besarnya tarif IJP, IJK, IJPU dan IJKU ditetapkan dengan pertimbangan paling
sedikit berdasarkan
1. Risiko yang dijamin, yang paling sedikit dihitung berdasarkan :
a. Rasio Klaim
b. Jenis Pembiayaan
c. Cakupan Penjaminan
d. Jangka Waktu Penjaminan
2. Biaya administrasi umum, operasional dan pemasaran
37
3. Keuntungan
1.6 Volume/Nilai Penjaminan
Belum ada definisi khusus yang menjelaskan mengenai volume atau nilai
penjaminan berdasarkan regulasi yang ada sampai dengan saat ini. Nilai
penjaminan digunakan sebagai ukuran nilai yang dijamin oleh pihak Penjamin
atas kewajiban finansial Terjamin sejumlah tertentu terhadap Penerima Jaminan,
dimana Penjamin dapat menjamin sebesar kewajiban finansial Terjamin tersebut
seluruhnya atau sebagian dari kewajiban Terjamin tersebut sesuai dengan
ketentuan pada Surat Persetujuan Prinsip Penjaminan/Perjanjian
Kerjasama/Sertifikat Penjaminan. Sedangkan volume penjaminan adalah
akumulasi nilai penjaminan dalam suatu periode tertentu atau segmentasi produk
tertentu.
1.7 Klaim
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No. 2/POJK.05/2017 tentang
Penyelenggaraan Usaha Lembaga Penjamin Bab 1 Pasal 1 ayat 28 menjelaskan
definisi klaim yaitu tuntutan pembayaran oleh Penerima Jaminan kepada
Perusahaan Penjaminan atau Perusahaan Penjaminan Syariah diakibatkan
Terjamin tidak dapat memenuhi kewajibannya sesuai dengan perjanjian atau
tuntutan pembayaran Perusahaan Penjaminan atau Perusahaan Penjaminan
Syariah kepada Perusahaan Penjaminan Ulang atau Perusahaan Pernjaminan
38
Ulang Syariah, yang telah membayar kewajiban finansial Terjamin kepada
Peneima Jaminan.
Untuk memberikan keyakinan kepada kreditur penerima jaminan, Lembaga
Penjamin harus memilki dan menetapkan kriteria yang jelas atas klaim (Green,
2003, p.47). Green menjelaskan di beberapa negara, klaim dapat dilakukan paling
cepat setelah terjadi kemacetan kredit selama 90 hari. Sebelum mengajukan
klaim, kreditur harus sudah melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk
menagih pembayaran pinjaman dari debitur terjamin.
Pada penjaminan pembayaran klaim dilakukan setelah terpenuhinya syarat
penjaminan yang diatur dan disepakati dalam Sertifikat Penjaminan
(SP)/Sertifikat Kafalah (SK) dan biasanya tidak mempersoalkan apa penyebab
terjadinya klaim dan setelah klaim dibayar oleh penjamin kepada penerima
jaminan, maka muncul hak subrogasi penjamin dan terjamin wajib membayar
sejumlah klaim yang dibayarkan penjamin kepada penerima jaminan.
1.8 Promosi
Promosi adalah salah satu unsur dalam bauran pemasaran perusahaan yang
didayagunakan untuk memberitahukan, mengingatkan, dan membujuk konsumen
tentang produk perusahaan (Rangkuti, Freddy. 2009).
Kegiatan promosi yang dilakukan berfungsi untuk menyebar luaskan informasi
dan mendapatkan perhatian (attention), menciptakan dan menumbuhkan keinginan
39
(desire), serta mengembangkan keinginan konsumen untuk membeli produk yanag
ditawarkan. Sejumlah straategi promosi mencoba membangun permintaan primer.
Sedangkan sebagian besar strategi promosi berupaya merangsang permintaan selektif
yaitu keinginan untuk mendapatkan suatu merek tertentu.
Tujuan promosi mengakibatkan keinginan para konsumen untuk membeli
produk atau jasa yang dihasilkan. Oleh sebab itu, harus di usahakan bagai mana
mempengaruhi berfikir konsumen akhir meyakinkan pembeli. Sedangkan kata
promosi harus baik dan menarik, sehingga memberi kesan bahwa pembeli tidak
menghendaki produk yang lain selain dari barang yang ditawarkan kepadanya.
Menurut Kismono (2001: 374), perusahaan perlu menetapkan tujuan promosi
yang akan membantu tercapainya tujuan perusahaan secara lebih luas. Program-
program promosi dapat didasarkan atas satu atau lebih tujuan berikut ini:
1. Memberikan informasi. Tujuan dasar dari semua kegiatan promosi adalah
memberikan informasi kepada konsumen potensial tentang produk yang
ditawarkan, dimana konsumen dapat membelinya, dan berapa harga yang
ditetapkan. Konsumen memerlukan informasi-informasi tersebut dalam
pengambilan keputusan pembeliannya.
2. Meningkatkan penjualan. Kegiatan promosi juga merupakan salah satu cara
meningkatkan penjualan. Perusahaan dapat merancanng promosi penjualan
dengan memberikan kupon belanja, sampel produk dan sebagainya. Untuk
40
membujuk konsumen mencoba produk yang ditawarkan dengan harga yang
lebih murah atau dengan tambahan keuntungan yang lain.
3. Menstabilkan penjualan. Pada saat pasar lesu, perusahaan perlu melakukan
kegiatan promosi agar tingkat penjualan perusahaan tidak mengalami penurunan
yang berarti.
4. Memposisikan produk. Perusahaan perlu memposisikan produknya dengan
menekankan keunggulan produknya dibandingkan produk pesaing. Strategi
promosi yang tepat, seperti iklan, dapat membantu perusahaan.
5. Membentuk citra produk. Kegiatan promosi yang dilakukan perusahaan dapat
membantu image konsumen terhadap produk yang ditawarkan. Perusahaan
dapat menggunakan media iklan untuk membangun cirta produknya dimata
konsumen.
1.9 Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)
1.9.1 Definisi
Menurut Peraturan Bank Indonesia No. 12/11/2010, Sertifikat Bank Indonesia
adalah surat berharga dalam mata uang Rupiah yang diterbitkan Bank
Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek.
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) merupakan salah satu instrumen
kebijakan moneter yang digunakan Bank Indonesia dalam melakukan operasi
pasar terbuka untuk menyerap kelebihan likuiditas di pasar.
41
Selain Serifikat Bank Indonesia, terdapat pula instrumen kebijakan
moneter yang lain yang disebut Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS).
Sertifikat Bank Indonesia Syariah yang selanjutnya disebut SBIS adalah
surat berharga berdasarkan prinsip syariah berdasarkan jangka waktu pendek
dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia.
Keberadaan SBI sebagai instrumen kebijakan moneter memiliki tingkat
keberhasilan yang signifikan. Akan tetapi SBI dengan sistem diskontonya tentu
saja membuat bank syariah tidak dapat ikut serta dalam upaya pengendalian
jumlah uang beredar tersebut. Untuk itu, kemudian Bank Indonesia menyiapkan
instrumen lain berupa Sertifikat Wadiah Bank Indnesia. Akan tetapi,
karakteristik dasarnya yang berprinsip wadiah rupanya kurang efektif . Maka
dari itu, untuk meningkatkan efektifitas pengendalian moneter, maka Bank
Indonesia menyiapkan sebuah instrumen yang bernama Sertifikat Bank
Indonesia Syariah (SBIS).
SBIS adalah surat berharga berdasarkan Prinsip Syariah berjangka waktu
pendek dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. SBIS
tentu saja tidak menggunakan sistem diskonto. Akad yang dapat digunakan
dalam SBIS adalah akad Mudharabah (Muqaradhah)/Qiradh, Musyarakah,
Ju'alah, Wadi'ah, Qardh atau Wakalah.
42
Dari keenam akad di atas, yang saat ini telah digunakan hanyalah SBIS
berdasarkan akad Ju’alah. Ju’alah adalah janji atau komitmen (iltizam) untuk
memberikan imbalan (reward/’iwadh//ju’l) tertentu atas pencapaian hasil
(natijah) yang ditentukan dari suatu pekerjaan.
1.9.2 Dalil tentang SBIS
Berdasarkan fatwa DSN MUI No.63/DSN-MUI/XII/2007 tentang Sertifikat
Bank Indonesia Syariah (SBIS), yang menjadi landasan hukum diterbitkannya
SBIS adalah sebagai berikut :
1. Firman Allah Swt.
“Hai orang yang beriman! Janganlah kalian memakan (mengambil) harta orang
lain secara batil, kecuali jika berupa perdagangan yang dilandasi atas suka rela
di antara kalian. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; Sungguh Allah adalah
Maha Penyayang kepadamu”. (An-Nisa:29)
“...Dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”.(Al-
Baqarah:275)
“Maka, Jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, hendaklah yang
dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutang-nya) dan hendaklah ia bertakwa
kepada Allah Tuhannya...”(Q.S Al-Baqarah : 283)
43
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang
berhak menerimanya dan apabila kamu menetapkan menetapkan hukum di
antara manusia, hendaklah dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi
pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sessungguhnya Allah Maha
Mendengar lagi Maha Melihat. (Q.S. An-Nisa:58)
“Dan tolong menolonglah dalam kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan
bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-
Nya”.(Q.S. Al-Maidah:2)
2. Hadits Nabi Saw.
“ Tunaikanlah amanat itu kepada orang yang memberi amanat kepadamu dan
jangan kamu mengkhianati orang yang menghianatimu”. (H.R. Abu Dawud dan
Tirmizi)
“Kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat yang mereka buat kecuali syarat
yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram”.(HR. Tirmidzi
dar„Amr bin‟Auf)
3. Kaidah fikih
“Pada dasarnya segala sesuatu dalam muamalah boleh dilakukan sampai ada
dalil yang mengharamkannya.” (As-Suyuthi, al-Asybah wa al-Nadzair,60)
44
“Keperluan dapat menduduki posisi darurat.”( As-Suyuthi, Al-Asybah wa al-
Nadzair)
1.9.3 Praktik SBIS di Lembaga Keuangan Syariah
Dalam SBIS Ju‟alah, Bank Indonesia bertindak sebagai ja‟il (pemberi
pekerjaan); Bank Syariah bertindak sebagai maj‟ullah (penerima pekerjaan);
dan objek/underlying Ju‟alah(mahall al-„aqd) adalah partisipasi Bank Syariah
untuk membantu tugas Bank Indonesia dalam pengendalian moneter melalui
penyerapan likuiditas dari masyarakat dan menempatkannya di Bank Indonesia
dalam jumlah dan jangka waktu tertentu. Dalam hal supaya akad ini menjadi
sah, rukun dan syarat Ju‟alah pun harus dipenuhi.
Ketentuan akad SBIS Ju‟alah :
1. SBIS ju‟alah sebagai instrumen moneter boleh diterbitkan untuk
pengendalian moneter dan pengelolaan likuiditas perbankan syariah.
2. Dalam SBIS ju‟alah, Bank Indonesia bertindak sebagai ja‟il (pemberi
pekerjaan); Bank Syariah bertindak sebagai maj‟ul lah (penerima
pekerjaan); dan objek/underlying Ju‟alah (mahall al-„aqd) adalah
partisipasi bank syariah untuk membantu tugas Bank Indonesia dalam
pengendalian moneter melalui penyerapan likuiditas dari masyarakat dan
menepatkannya di Bank Indonesia dalam jumlah dan jangka waktu
tertentu.
45
3. Bank Indonesia dalam operasi moneternya melalui penertiban SBIS
mengumumkan target penyerapan likuiditas kepada bank-bank syariah
sebagai upaya pengendalian moneter dan menjanjikan imbalan
(reward/‟iwadh/ju‟l) tertentu bagi yang turut berpartisipasi dalam
pelaksanaannya.
Ketentuan hukum dari SBIS Ju‟alah adalah sebagai berikut :
1. Bank Indonesia wajib memberikan imbalan (reward/„iwadh/ju‟l) yang
telah dijanjikan kepada Bank Syariah yang telah membantu Bank
Indonesia dalam upaya pengendalian moneter dengan cara menempatkan
dana di Bank Indonesia dalam jangka waktu tertentu, melalui "pembelian"
SBIS Ju'alah.
2. Dana Bank Syariah yang ditempatkan di Bank Indonesia melalui SBIS
adalah wadi‟ah amanah khusus yang ditempatkan dalam rekening SBIS-
Ju‟alah, yaitu titipan dalam jangka waktu tertentu berdasarkan
kesepakatan atau ketentuan Bank Indonesia, dan tidak dipergunakan oleh
Bank Indonesia selaku penerima titipan, serta tidak boleh ditarik oleh
Bank Syariah sebelum jatuh tempo.
3. Dalam hal Bank Syariah selaku pihak penitip dana (mudi‟) memerlukan
likuiditas sebelum jatuh tempo, ia dapat me-repokan SBIS Ju‟alah-nya dan
Bank Indonesia dapat mengenakan denda (gharamah) dalam jumlah
tertentu sebagai ta'zir.
46
4. Bank Indonesia berkewajiban mengembalikan dana SBIS Ju‟alah kepada
pemegangnya pada saat jatuh tempo.
5. Bank syariah hanya boleh/dapat menempatkan kelebihan likuiditasnya
pada SBIS Ju‟alah sepanjang belum dapat menyalurkannya ke sektor riil.
6. SBIS-Ju‟alah merupakan instrumen moneter yang tidak dapat diperjual-
belikan (non tradeable) atau dipindahtangankan, dan bukan merupakan
bagian dari portofolio investasi bank syariah.
SBIS diterbitkan dalam satuan unit sebesar Rp1.000.000,00 dengan
mekanisme lelang. Berjangka waktu 1-12 bulan. SBIS ini juga diterbitkan tanpa
warkat. Selain itu, SBIS ini dapat diagunkan kepada Bank Indonesia akan tetapi
tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder. Penerbitan SBIS ini juga
menggunakan sistem Bank Indonesia- Scripless Securities Settlement System
(BI-SSSS). Dalam penerbitannnya, Bank Indonesia mengumumkan seberapa
besar target penyerapan likuiditas yang ingin dicapai.
Pengagunan SBIS kepada Bank Indonesia sesungguhnya merupakan
transaksi Repo SBIS yang menggunakan akad Qardh dan Rahn. Kemudian,
Bank Indonesia menetapkan dan mengenakan biaya atas Repo SBIS tersebut.
SBIS ini hanya dapat dimiliki oleh Bank Umum Syariah( BUS) dan Unit
Usaha Syariah (UUS) yang telah memenuhi persyaratan Financing to Deposit
Ratio (FDR) tertentu. Adapun pengajuan lelangnya dapat dilakukan secara
47
langsung oleh BUS atau UUS kepada Bank Indonesia, maupun melalui
perusahaan pialang pasar uang rupiah dan/atau Valuta asing.
BUS atau UUS wajib memiliki saldo rekening Giro dan Rekening surat
berharga yang cukup untuk melakukan penyelesaian pembelian SBIS. Selain
itu, Bagi BUS atau UUS yang mengajukan Repo SBIS wajib memiliki saldo
rekening giro dan saldo rekening surat berharga yang cukup untuk memenuhi
kewajiban penyelesaian Repo SBIS. Jika tidak memenuhi dua kewajiban
tersebut, maka transaksi SBIS dinyatakan batal.
1.9.4 Pengaruh SBIS
Sertifikat Bank Indonesia Syariah yang sebetulnya hadir sebagai instrumen
kebijakan alternatif dalam pengendalian moneter sebetulnya adalah sah-sah
saja. Penggunaan akad Ju‟alah kini dalam SBIS yang saat ini merupakan satu-
satunya bentuk SBIS yang diterbitkan BI adalah sah-sah saja. Karena hal
tersebut telah memiliki dasar hukum yang jelas. Kontroversi selama ini yang
mengatakan bahwa tidak ada alasan bagi Bank Indonesia untuk memberikan
imbalan kepada BUS atau UUS dalam hal SBIS ini karena dianggap BUS atau
UUS tersebut sesungguhnya tidak melakukan apapun dalam pengendalian
moneter, karena pada hakikatnya BI lah yang bekerja keras mengendalikan
uang beredar dengan menggunakan kebijakan-kebijakan lain.Tetapi menurut
saya, Bank Indonesia tetap harus memberikan imbalan karena dari awal BUS
48
atau UUS telah membantu menyerap sejumlah uang dari pasar untuk ditahan.
Inilah yang menjadi Maj‟ul „alaih (Pekerjaan yang dilaksanakan). Jadi SBIS ini
sudah memenuhi syarat shari‟a compliance. Akan tetapi, sebetulnya bukan
hanya kesesuaian akad saja yang kita lihat, karena akad-akad dalam islam dapat
kita cari kesesuaiannya, tetapi lebih dari itu kita juga harus melihat apakah
instrumen SBIS ini telah benar-benar dapat mendatangkan manfaat atau malah
berpotensi mendatangkan mafsadat.
Dilihat dari keberhasilan SBIS dalam menyerap kelebihan uang beredar,
kita bisa katakan bahwa SBIS ini telah efektif dan mendatangkan manfaat
dalam pengendalian moneter . Akan tetapi jika dilihat dari kesesuaian dengan
semangat yang di bawa ekonomi islam yang sangat mengedepankan
keseimbangan antara perkembangan sektor riil dengan sektor keuangan SBIS
ju‟alah belum dapat membawa semangat tersebut. Sistem Ju‟alah yang cukup
menggiurkan dengan tingkat imbalan yang dipersamakan dengan diskonto SBI
menjadi hal yang menarik minat perbankan untuk menyimpan dananya dalam
bentuk SBIS. Hal ini tentu saja akan menyebabkan berkurangnya aliran uang
untuk sektor produksi.
1.10 Keterkaitan antar variable
1.10.1 Variabel faktor internal terhadap Pendapatan Kafalah Bil Ujrah
1. Pengaruh Volume Penjaminan terhadap Pendapatan Kafalah
Bil Ujrah
49
Fatwa DSN MUI No. 74/DSN-MUI/I/2009 tentang Penjaminan
Syariah menyatakan bahwa Kafalah Bil Ujrah adalah fee atas
penggunaan fasilitas penjaminan untuk penjaminan pembiayaan
berdasarkan prinsip syariah (kafalah bil ujrah). Kafalah Bil Ujrah
dihitung dari Nilai Penjaminan dikalikan dengan Rate Kafalah Bil
Ujrah yang kemudian dinyatakan dalam rupiah pada Sertifikat
Kafalah. Oleh karena itu, pencapaian volume penjaminan perusahaan
penjaminan syariah pada periode tertentu akan sangat berpengaruh
pada pendapatan Kafalah Bil Ujrah. Semakin besar volume
penjaminan maka akan semakin besar Kafalah Bil Ujrah yang diterima
oleh Perusahaan Penjaminan Syariah.
2. Pengaruh Jumlah Klaim terhadap Pendapatan Kafalah Bil
Ujrah
Sebagaimana dijelaskan pada Peraturan OJK No. 2/POJK.05/2017
tentang Penyelenggaraan Usaha Lembaga Penjamin BAB IV tentang
Imbal Jasa Pasal 18 yang menyatakan bahwa besarnya tarif imbal jasa
penjaminan ditetapkan berdasarkan salah satunya adalah Rasio Klaim.
Dimana Rasio Klaim adalah perbandingan antara klaim dengan imbal
jasa penjaminan. Oleh karena itu klaim akan berpengaruh pada
penentuan tarif Kafalah Bil Ujrah dan pendapatan Kafalah Bil Ujrah
yang diterima oleh Perusahaan Penjaminan secara tidak langsung
50
dikarenakan naik turunnya klaim akan diperhitungkan sebagai dasar
penentuan rate imbal jasa. Perusahaan Penjaminan akan cenderung
menaikan rate imbal jasa apabila didapati rasio klaim atas penjaminan
tersebut tinggi berdasarkan pengalaman empiris. Sebaliknya apabila
risiko yang dijamin dinilai kecil dan rasio klaimnya kecil maka rate
imbal jasa dapat dikecilkan sesuai dengan tingkat risiko objek
penjaminan yang akan dijamin.
3. Pengaruh Biaya Promosi terhadap Pendapatan Kafalah Bil
Ujrah
Kegiatan promosi dalam perusahaan yang berorientasi profit
merupakan hal yang sangat penting dan menjadi tolak ukur
keberhasilan suatu perusahaan. Hal ini juga dirasakan tentunya oleh
Perusahaan Penjaminan dimana dalam melakukan pemasaran bisnis
penjaminan diperlukan biaya promosi untuk menunjang kegiatan
pemasaran agar dapat sesuai dengan target yang diharapkan. Dengan
strategi pemasaran yang baik dan berkelanjutan akan membawa
pertumbuhan dan sustainability perusahaan terhadap setiap bentuk
ancaman dan risiko. Apalagi di era Fintech saat ini, strategi promosi
yang dilakukan melalui pendekatan teknologi dan sosial media akan
sangat berpengaruh dalam menentukan citra perusahaan dan
menempatkan produk penjaminan di tengah kebutuhan
51
konsumen/nasabah. Oleh karena itu promosi yang baik tentunya akan
mempengaruhi pendapatan perusahaan penjaminan syariah.
1.10.2 Variabel faktor eksternal terhadap Pendapatan Kafalah Bil Ujrah
1. Pengaruh SBIS terhadap Pendapatan Kafalah Bil Ujrah
Sistem Ju‟alah yang cukup menggiurkan dengan tingkat imbalan yang
dipersamakan dengan diskonto SBI menjadi hal yang menarik minat
perbankan untuk menyimpan dananya dalam bentuk SBIS. Hal ini
tentu saja akan menyebabkan berkurangnya aliran uang untuk sektor
produksi. Sama halnya dengan inflasi dan BI Rate, Margin SBIS yang
menguntungkan akan mengurangi pembiayaan bank kepada
nasabahnya sehingga permintaan terhadap penjaminan pun akan
menurun. Namun apabila SBIS dapat menurunkan tingkat inflasi maka
permintaan penjaminan pun akan meningkat karena laju investasi yang
meningkat oleh Bank.
52
1.11 Penelitian Terdahulu
No Nama peneliti ,
Tahun, Judul
Penelitian
Metode
Analisis
Hasil Penelitian
Terdahulu
Kesamaan
Variabel
dengan
Penelitian
1 Salsabila Nur
Hanifah (2017)
Pengaruh Premi,
Klaim, Hasil
Investasi dan hasil
Uderwriting
terhadap tingkat
laba pada
Perusahaan
Asuransi Umum
Syariah
Regression
Models
Secara simultan Premi,
klaim, hasil investasi,
hasil underwriting
berpengaruh terhadap
tingkat laba. Sedangkan
secara parsial hanya
variabel premi dan
klaim yang
berpengaruh positif
signifikan terhadap
tingkat laba.
Terdapat
variabel
klaim yang
hasilnya
secara
simultan
dengan
variabel
lainnya
maupun
parsial
berpengaruh
signifikan
positif
terhadap
tingkat laba
53
2 I Nyoman
Widghya Astawa
(2016) Faktor-
faktor yang
mempengaruhi
Pendapatan Premi
pada Perusahaan
PT Asuransi Jiwa
Bumi Asih
Jayadistrik
Tabanan
Regression
Models
Biaya Promosi
berpengaruh positif dan
nyata secara parsial
terhadap pendapatan
premi PT Asuransi
Bummi Asih Jaya
Distrik Tabanan, Biaya
upah/gaji berpengaruh
negatif dan nyata secara
parsial terhadap
pendapatan premi PT
Asuransi Bumi Asih
Jayadistrik Tabanan
dan Jumlah Biaya
Promosi dan biaya
upah/gaji secara
bersama-sama
berpengaruh secara
nyata terhadap
pendapatan premi PT
Asuransi Bumi Asih
Terdapat
variabel
biaya
promosi yang
secara
simultan
maupun
parsial
berpengaruh
signifikan
positif
terhadap
pendapatan
premi
54
Jaya Distrik Tabanan.
3 Annisa
Nurhidayati Arief
Daud (2016)
Analisis Pengaruh
Inflasi, BI Rate,
SBIS, NPF dan
DPK terhadap
pembiayaan
UMKM pada
Perbankan Syariah
di Indonesia
Regression
Models
Secara Simultan
seluruh variabel
independen
mempengaruhi variabel
dependen. Sedangkan
secara parsial variabel
inflasi, dan DPK
berpengaruh signifikan
positif terhadap
pembiayaan UMKM
sedangkan SBIS dan
NPF berpengaruh
signifikan negatif dan
BI Rate tidak
berpengaruh signifikan
Terdapat
variabel
inflasi yang
secara parsial
berpengaruh
signifikan
positif
terhadap
pembiayaan
UMKM dan
variabel
SBIS yang
secara
parsial
berpengaruh
55
terhadap pembiayaan
UMKM
signifikan
negatif
terhadap
pembiayaan
UMKM
4 Marisa Ayu
Andarini (2016)
Pengaruh SBIS
dan PUAS
terhadap tingkat
inflasi melalui
Operasi Moneter
Syariah pada
periode 2011-2015
Path
Analysis
The Result show that
SBIS and PUAS have a
positive direct
correlation to inflation.
This show that the SBIS
dan PUAS still did'nt
able to meet
expectations in order to
reduce the rate of
inflation.
Terdapat
variabel
SBIS yang
berpengaruh
signifikan
positif
terhadap
Inflasi
5 Rachmasari
Anggraini (2016)
Analisis Pengaruh
Dana Zakat, Infaq,
Shodaqoh (ZIS)
Dan Inflasi
Regression
Models
Varibel dana ZIS
berpengaruh positif
dan signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi
di Indonesia periode
2011-2015. Pada
Terdapat
variabel
zakat yang
mempengaru
hi signifikan
positif
56
Terhadap
Pertumbuhan
Ekonomi Di
Indonesia Pada
Periode 2011-
2015
variabel inflasi, variabel
ini tidak berpengaruh
signifikan dan negatif
terhadap pertumbuhan
ekonomi di Indonesia
periode 2011-2015.
terhadap
Laba
Perbankan
Syariah di
Indonesia
6 Weni Krismawati
dkk (2013) Kajian
Kafalah pada
Koperasi Jasa
Keuangan Syariah
As-Sakinah di
Kamal Bangkalan
Hasil dari penelitian ini
adalah praktik yang
dilakukan telah sesuai
dengan ketentuan dan
pengawasan Dewan
Syarian Nasional (DSN)
Terdapat bahasan
praktik perjanjian
kafalah mulai dari
prosedur, pembiayaan
kafalah, akuntansi
syariah serta ujrah
pembiayaan kafalah.
7 Pita Silvia (2014)
Analisis Kesesuaian
Kontrak Bisnis Akad
Kafalah Bil Ujrah
terhadap Fatwa DSN
MUI pada PT.
Jaminan Pembiayaan
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa,
struktur kontrak kafalah
bil ujrah pada Askrindo
Syariah telah memenuhi
struktur kontrak standar
umum yang berlaku.
Terdapat ruang
lingkup penelitian
yang sama, yaitu
penjaminan syariah.
Meskipun demikian,
penelitian ini lebih
berpusat kepada
57
Askrindo Syariah Namun pada isi kontrak
kafalah bil ujrah tidak
berlaku dan tidak sesuai
dengan Fatwa DSN,
karena tidak memenuhi
salah satu rukun yaitu
tidak lengkanya pihak
yang terlibat dalam
kontrak.
penyelesaian
sengketa yang ada
ada perjanjian
turunan dengan
penjaminan syariah
pada pembiayaan
talangan haji dan
jenis penelitian
pustaka dengan
menggunakan
pendekatan bersifat
normatif yaitu dengan
studi pustaka yang
menggunakan data
sekunder pada
literatur Undang
Undang, peraturan
dan literatur lainnya.
8 Wempi Agung Tri
Sedyo (2015)
Pelaksanaan
Proses Penjaminan
KUR diawali dengan
mekanisme penyaluran
Terdapat kesamaan
ruang lingku
penelitian, yaitu
58
Penjaminan Kreditur
terhadap UMKM
untuk Lembaga
Penjaminan Kredit di
Yogyakarta (Studi
Kasus: PT Askrindo
dan Bank BNI)
kredit, kemudian proses
pelaksanaan
penjaminan. Sedangkan
pertanggungjawaban
Askrindo dimulai dari
Bank BNI mengajukan
cover penjaminan atas
KUR dengan
mengeluarkan sertifikat
penjaminan, kemudian
penjaminan
melaksanakan
pembayaran klaim
apabila terjamin
mengajukan klaim
sesuai tanggal jatuh
tempo perjanjian kredit.
penjaminan.
Meskipun demikian,
penelitian ini lebih
memfokuskan keada
mekanisme perjanjian
penjaminan KUR di
lembaga penjaminan
kredit konvensional
dan pendekatan
penelitian ini bersifat
yuridis.
9 Muhammad Irfan
(2012) Tinjauan
Hukum Islam
terhadap Perjanjian
Perjanjian penjaminan
syariah yang dijalankan
telah memenuhi unsur-
unsur yang
Terdapat kesamaan
yaitu membahas
tentang penjaminan
syariah di lembaga
59
Penjaminan
Pembiayaan bagi
Nasabah Lembaga
Keuangan Syariah
oleh Perusahaan
Umum Jaminan
Kredit Indonesia
cabang Semarang
dipersyaratkan dalam
hukum Islam dan
Kafalah Bil Ujrahnya
telah sesuai dengan hal-
hal yang harus ada
dalam sebuah transaksi
ekonomi.
penjaminan syariah.
Namun, dalam
penelitian ini lebih
menitikberatkan
kepada hukum
perjanjian syariah.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
60
1.12 Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
JUDUL
Analisis Pengaruh Faktor Internal, Eksternal Dan Religiusitas Terhadap Pendapatan Imbal Jasa
Kafalah Pada PT Penjaminan Jamkrindo Syariah Periode Januari 2015 Sampai Dengan
September 2017
VARIABEL INDEPENDENVARIABEL
DEPENDEN
FAKTOR INTERNAL
Imbal Jasa Kafalah
Volume Penjaminan (X1)
Jumlah Klaim (X2)
Biaya Promosi (X3)
FAKTOR EKSTERNAL
Tingkat Inflasi (X4)
SBIS (X5)
FAKTOR RELIGIUSITAS
Zakat Perusahaan (X6)
HASIL DAN INTERPRETASI
KESIMPULAN DAN SARAN
MODEL EKONOMETRIKA
Uji Autokorelasi
Uji Heteroskedastisitas
Uji Multikolinearitas
Uji Koefisien Determinasi
Uji Fisher (Uji-F)
Uji Parsial (Uji-t)
UJI STATISTIK
Uji Normalitas
UJI ASUMSI KLASIK
Faktor Perubahan Nilai Kafalah Bil Ujrah pada PT Penjaminan
Jamkrindo Syariah
Zakat Perusahaan (X6)
Kafalah Bil
Ujrah
SBIS (X4)
61
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran
1.13 Hipotesis
Hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah:
1. H0 : Tidak ada pengaruh antara Volume Penjaminan terhadap Kafalah Bil
Ujrah
H1 : Ada Pengaruh antara Volume Penjaminan terhadap Kafalah Bil Ujrah
2. H0 : Tidak ada pengaruh antara Jumlah Klaim terhadap Kafalah Bil Ujrah
H1 : Ada Pengaruh antara Jumlah Klaim terhadap Kafalah Bil Ujrah
3. H0 : Tidak ada pengaruh antara Biaya Promosi terhadap Kafalah Bil Ujrah
H1 : Ada Pengaruh antara Biaya Promosi terhadap Kafalah Bil Ujrah
4. H0 : Tidak ada pengaruh antara SBIS terhadap Kafalah Bil Ujrah
H1 : Ada Pengaruh antara SBIS terhadap Kafalah Bil Ujrah
62
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penelitian ini penulis memfokuskan variabel dependen yaitu Kafalah Bil
Ujrah dan variabel independennya difokuskan pada tiga kategori yaitu faktor internal
yang terdiri dari Volume Penjaminan, Jumlah Klaim dan Biaya Promosi dan faktor
eksternal yaitu SBIS. Penelitian ini merupakan penelitian analisis pengaruh karena
tujuan penelitian ini adalah meneliti hubungan pengaruh antara dua variabel, yaitu
variabel independen (Volume Penjaminan, Jumlah Klaim, Biaya Promosi dan SBIS)
dengan variabel dependen (Kafalah Bil Ujrah).
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data bulanan (time series) dari
PT Jamkrindo Syariah untuk faktor internal dan zakat perusahaan serta data Bank
Indonesia untuk faktor eksternal periode Januari 2015 sampai dengan Oktober 2018.
B. Teknik Penentuan Sampel
Sebuah penelitian yang baik haruslah memperhatikan dan menggunakan sebuah
teknik dalam menetapkan sampel yang akan diambil sebagai subjek penelitian.
Beberapa langkah yang harus dilakukan oleh peneliti dalam menentukan sampel,
yaitu menentukan populasi, mencari data akurat unit opulasi, memilih sampel yang
representative, dan menentukan jumlah sampel yang memadai.
63
Sebagaimana dinyatakan pada BAB I tentang Keterbatasan Penelitian bahwa
kondisi Industri Penjaminan Syariah yang masih terbilang baru belum terdapat
materi, penelitian lainnya dan data yang menunjang untuk dijadikan sumber data
penelitian yang cukup sehingga dengan segala keterbatasan dalam menentukan
sampel, penulis menentukan sampel yang bersumber dari PT Jamkrindo Syariah
sebagai salah satu perusahaan penjaminan murni syariah di Indonesia dimana data
yang didapat adalah data Volume Penjaminan, Jumlah Klaim, Biaya Promosi dan
Zakat Perusahaan periode Januari 2015 sampai Oktober 2018 mengingat PT
Jamkrindo Syariah baru berdiri pada 19 September 2014 dan aktif beroperasi pada
Januari 2015.
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang
diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya. Data faktor eksternal yang
digunakan dalam penelitian ini mengambil data Statistik Perbankan Syariah dari
website Bank Indonesia. Data yang digunakan merupakan data angka-angka
(kuantitatif) bulanan dari periode Januari 2015 – Oktober 2018. Sedangkan data
faktor internal dan zakat perusahaan didapatkan melalui proses pengajuan
pengambilan data kepada Direktur Keuangan, SDM dan Umum PT Jamkrindo
Syariah dan Direktur Bisnis PT Jamkrindo Syariah.
64
Dalam studi kepustakaan, penulis membaca, mempelajari, dan menganalisis
bahan-bahan tertulis seperti jurnal, buku, artikel, dan informasi tertulis lainnya yang
berhubungan dengan pembahasan dalam tesis ini.
D. Metode Analisis Data
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Volume Penjaminan,
Jumlah Klaim, Biaya Promosi dan SBIS terhadap Kafalah Bil Ujrah dengan
menggunakan metode data kuantitatif, yaitu data yang digunakan dalam penelitian
berbentuk angka dengan metode regresi berganda menggunakan alat analisis
Ordinary Least Square (OLS) melalui program Eviews 10 dan bantuan program Ms.
Excel 2010.
Ordinary Least Square adalah suatu metode ekonometrik dimana terdapat
variable independen yang merupakan variable penjelas dan variable dependen yaitu
variable yang dijelaskan dalam suatu persamaan linier. Dalam OLS hanya terdapat
satu variable dependen, sedangkan untuk variable independen jumlahnya bisa lebih
dari satu. Jika variable bebas yang digunakan hanya satu disebut dengan regresi linier
sederhana, sedangkan jika variable bebas yang digunakan lebih dari satu disebut
sebagai regresi linier majemuk/berganda.
Hubungan antara variable dependen dan independen pada penelitian ini dapat
diformulasikan sebagai berikut :
Y = f (X1, X2, X3,X4, X5, X6)
65
Sedangkan model ekonometrika ditulis:
Dimana,
β0 : Konstanta
β1, β2, β3, β4 : Koefisien Regresi dari masing-masing variabel yang
mempengaruhi Kafalah Bil Ujrah
e : Error Terms (variabel di luar model tetapi tidak ikut
berpengaruh terhadap variabel dependen)
1. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk mendeteksi apakah terdapat normalitas,
multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. Uji asumsi klasik penting
Y = 0 + 1 X1 + 2 X2 + 3 X3 + 4 X4 + e
Kafalah Bil Ujrah = 0 + 1 Volume Penjaminan + 2 Jumlah Klaim + 3
Biaya Promosi + 4 Tingkat Inflasi + 5 SBIS + 6 Zakat Perusahaan + e
Dimana: Y/H = Kafalah_Bil_Ujrah
a = -21.17160
X1 = VOLUME_PENJAMINAN
X2 = JUMLAH_KLAIM X3 = BIAYA_PROMOSI X4 = SBIS
66
dilakukan untuk menghasilkan estimator yang linier tidak bias dengan varian
yang minimum BLUE (Best Linier Unbiased Estimator), yang berarti model
regresi tidak mengandung masalah.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model
regresi antara variabel dependen, variabel independen atau keduanya
mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Uji Normalitas banyak
sekali macamnya, antara lain: lilliefors, kolmogorov smirnov, shapiro wilk dan
shapiro francia, skewness kurtosis, jarque bera, dan lain-lain.
Pada penelitian ini untuk melakukan uji normalitas peneliti menggunakan
metode yang dikembangkan oleh Jarque-Bera (JB). Deteksi dengan melihat
Jarque-Bera (JB) yang merupakan asimtotis (sampel besar dan didasarkan atas
residual Ordinary Least Square). Langkah-langkah pengujian normalitas data
sebagai berikut:
Hipotesis:
H0: Model berdistribusi normal
H1: Model tidak berdistribusi normal
Bila probabilitas > 0.05 → Signifikan, H0 diterima
Bila probabilitas < 0.05 → Tidak Signifikan, H0 ditolak
67
b. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah sebuah situasi yang menunjukkan adanya
korelasi atau hubungan kuat antara dua variabel bebas atau lebih dalam
sebuah model regresi berganda. Model regresi yang dimaksud dalam hal ini
antara lain regresi linear, regresi logistik, regresi data panel dan cox
regression.
Penyebab multikolinearitas adalah adanya korelasi atau hubungan yang
kuat antara dua variabel bebas atau lebih. Faktor lainnya yang dapat
menyebabkan hal tersebut secara tidak langsung adalah, antara lain:
a. Penggunaan variabel dummy yang tidak akurat di dalam model regresi.
Akan lebih berisiko terjadi multikolinearitas jika ada lebih dari 1 variabel
dummy di dalam model.
b. Adanya perhitungan sebuah variabel bebas yang didasarkan pada variabel
bebas lainnya di dalam model. Hal ini bisa dicontohkan sebagai berikut:
dalam model regresi anda, ada variabel X1, X2 dan Perkalian antara X1
dan X2 (X1*X2). Dalam situasi tersebut bisa dipastikan, terdapat
kolinearitas antara X1 dan X1*X2 serta kolinearitas antara X2 dengan
X1*X2.
c. Adanya pengulangan variabel bebas di dalam model, misalkan: Y = Alpha
+ Beta1 X1 + Beta2 X1*5 + Beta3 X3 + e.
68
Dalam penelitian ini penulis akan melakukan uji multikolinearitas dengan
melihat Variance Inflating Factor (VIF). Dimana VIF > 10 dapat diindikasikan
adanya multikolinearitas. Adapun pengolahan data dalam penelitian ini
menggunakan program Eviews8 sehingga hanya dapat melihat hasil Variance
Inflating Factor (VIF).
Langkah-langkah pengujian Multikolinearitas data sebagai berikut:
Hipotesis:
H0: Model tidak terdapat Multikolinearitas
H1: Model terdapat Multikolinearitas
Bila Nilai VIF > 10 → Signifikan, H0 diterima
Bila Nilai VIF < 10 → Tidak Signifikan, H0 ditolak
c. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas terjadi apabila variasi Ut tidak konstan atau sering
berubah-ubah seiring dengan berubahnya nilai variabel independen (Gujarati,
2006:146).
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain itu tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika
variance tidak konstan atau berubah-ubah disebut dengan heteroskedastisitas.
69
Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas (Nachrowi, 2008:108).
Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan melalui Uji Breusch Pagan
Godfrey, Harvey, Glejser, ARCH dan White Test. Sedangkan untuk melacak
keberadaan heteroskedastisitas dalam penelitian ini digunakan uji white, dengan
langkah-langkah pengujian sebagai berikut:
Hipotesis:
H0: Model tidak terdapat heteroskedastisitas
H1: Model terdapat heteroskedastisitas
Bila Prob. Chi-Square > 0.05 → Signifikan, H0 diterima
Bila Prob. Chi-Square < 0.05 → Tidak Signifikan, H0 ditolak
Apabila Nilai Probabilitas lebih besar dari 0.05 maka model tersebut tidak
terdapat heteroskedastisitas. Sebaliknya jika Nilai Probabilitas lebih kecil dari
0.05 maka model tersebut dipastikan terdapat heteroskedastisitas. Model
tersebut harus ditanggulangi melalui transformasi logaritma natural dengan cara
membagi persamaan regresi dengan variabel independen yang mengandung
heteroskedastisitas.
70
d. Uji Autokorelasi
Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai “korelasi diantara anggota
observasi yang diurut menurut waktu (seperti deret berkala) atau ruang (seperti
data lintas-sektoral)” (Gujarati,2006:147).
Menurut Nachrowi (2008:183) dalam berbagai studi ekonometrika, data
time series sangat banyak digunakan. Namun dibalik pentingnya data tersebut,
ternyata data time series menyimpan berbagai permasalahan, salah satunya yaitu
autokorelasi. Autokorelasi merupakan penyebab yang akibat data menjadi tidak
stasioner, sehingga bila data dapat distasionerkan maka autokorelasi akan hilang
dengan sendirinya, karena metode transformasi data untuk membuat data yang
tidak stasioner sama dengan tranformasi data untuk menghilangkan
autokorelasi.
Banyak metode uji ini yang bisa dilakukan, namun melalui program
Eviews8 peneliti menggunakan uji Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test
atau yang disebut uji breusch-goldfrey dengan membandingkan nilai
probabilitas dengan α = 0.05. Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:
Hipotesis:
H0: Model tidak terdapat autokorelasi
H1: Model terdapat autokorelasi
Bila Prob. Chi-Square > 0.05 → Signifikan, H0 diterima
71
Bila Prob. Chi-Square < 0.05 → Tidak Signifikan, H0 ditolak
Apabila nilai probabilitas lebih besar dari 0.05 maka model tersebut tidak
terdapat autokorelasi. Apabila nilai probabilitas lebih kecil dari 0.05 maka
model tersebut terdapat autokorelasi.
2. Uji Statistik
Pengolahan data dalam penelitian ini yaitu dengan metode regresi berganda
menggunakan alat analisis Ordinary Least Square (OLS) melalui program Eviews 10
dan bantuan program Ms. Excel 2010. Uji Statistik dalam penelitian ini meliputi Uji-
t, Uji-F dan Uji Koefisien Determinasi .
a. Uji Parsial (Uji-t)
Menurut Nachrowi (2008:17) uji-t digunakan untuk menguji apakah setiap
variabel bebas (independen) secara masing-masing parsial atau individu memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (dependen) pada tingkat signifikan
0.05 (5%) dengan menganggap variabel bebas bernilai konstan. Langkah-langkah
yang harus dilakukan dengan uji-t yaitu dengan pengujian, yaitu:
Hipotesis:
H0: βi = 0 artinya masing-masing variabel bebas tidak ada pengaruh yang
signifikan dari variabel terikat.
H1: βi ≠ 0 artinya masing-masing variabel bebas ada pengaruh yang
signifikan dari variabel terikat.
72
Bila probabilitas α > 5% → variabel bebas tidak signifikan atau tidak
mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat (H0 terima, H1 tolak).
Bila probabilitas α < 5% → variabel bebas signifikan atau mempunyai pengaruh
terhadap variabel terikat (H0 tolak, H1 terima).
b. Uji Fisher (Uji-F)
Menurut Nachrowi (2008:16) uji fisher (Uji-F) digunakan untuk
mengetahui apakah seluruh variabel bebas (independen) secara bersama-sama
berpengaruh terhadap variabel terikat (dependen) pada tingkat signifikan 0.05
(5%). Pengujian semua koefisien regresi secara bersama-sama dilakukan
dengan uji-F dengan pengujian, yaitu:
Hipotesis:
H0: βi = 0 artinya secara bersama-sama tidak ada pengaruh yang signifikan
antara variabel bebas terhadap variabel terikat.
H1: βi ≠ 0 artinya secara bersama-sama ada pengaruh yang signifikan
antara variabel bebas terhadap variabel terikat.
Bila probabilitas α > 5% → variabel bebas tidak signifikan atau tidak
mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat.
Bila probabilitas α < 5% → variabel bebas signifikan atau mempunyai pengaruh
terhadap variabel terikat.
c. Uji Koefisien Determinasi
Menurut Ajija (2011:34) uji koefisien determinasi koefisien R2 (adjusted R-
squared). Koefisien determinasi ini menunjukkan kemampuan garis regresi
73
menerangkan variasi variabel terikat Y yang dapat dijelaskan oleh variabel
bebas X. Nilai koefisien R2 (adjusted R-squared) berkisar antara 0 sampai 1,
semakin mendekati 1 maka akan semakin baik.
3. Operasional Variabel Penelitian
a. Variabel Dependen
Kafalah Bil Ujrah menurut UU No. 1 Tahun 2016 tentang Penjaminan adalah
sejumlah uang yang diterima oleh Perusahaan Penjaminan Syariah dan UUS dari
Terjamin dalam rangka kegiatan Penjaminan. Sedangkan menurut Fatwa DSN MUI
No. 74 tahun 2009 tentang Penjaminan Syariah bahwa Kafalah Bil Ujrah adalah fee
atas penggunaan fasilitas penjaminan untuk penjaminan pembiayaan berdasarkan
prinsip syariah (kafalah bil ujrah). Data operasional yang digunakan dalam penelitian
ini diambil dari data sekunder PT Jamkrindo Syariah melalui proses pengajuan
pengambilan data dan izin riset. Data yang dikeluarkan oleh PT Jamkrindo Syariah
berdasarkan perhitungan bulanan, yaitu dari Januari 2015 – Oktober 2018 yang
dinyatakan dalam bentuk Rupiah (Rp).
b. Variabel Independen
1) Volume Penjaminan
Nilai penjaminan digunakan sebagai ukuran nilai yang dijamin oleh pihak
Penjamin atas kewajiban finansial Terjamin sejumlah tertentu terhadap Penerima
Jaminan, dimana Penjamin dapat menjamin sebesar kewajiban finansial Terjamin
74
tersebut seluruhnya atau sebagian dari kewajiban Terjamin tersebut sesuai dengan
ketentuan pada Surat Persetujuan Prinsip Penjaminan/Perjanjian Kerjasama/Sertifikat
Penjaminan. Sedangkan volume penjaminan adalah akumulasi nilai penjaminan
dalam suatu periode tertentu atau segmentasi produk tertentu. Data operasional yang
digunakan dalam penelitian ini diambil dari data sekunder PT Jamkrindo Syariah
melalui proses pengajuan pengambilan data dan izin riset. Data yang dikeluarkan oleh
PT Jamkrindo Syariah berdasarkan perhitungan bulanan, yaitu dari Januari 2015 –
Oktober 2018 yang dinyatakan dalam bentuk Rupiah (Rp).
2) Jumlah Klaim
Klaim yaitu tuntutan pembayaran oleh Penerima Jaminan kepada Perusahaan
Penjaminan atau Perusahaan Penjaminan Syariah diakibatkan Terjamin tidak dapat
memenuhi kewajibannya sesuai dengan perjanjian atau tuntutan pembayaran
Perusahaan Penjaminan atau Perusahaan Penjaminan Syariah kepada Perusahaan
Penjaminan Ulang atau Perusahaan Pernjaminan Ulang Syariah, yang telah
membayar kewajiban finansial Terjamin kepada Penerima Jaminan (POJK No.
2/POJK.05/2017 1 Pasal 1 ayat 28). Data operasional yang digunakan dalam
penelitian ini diambil dari data sekunder PT Jamkrindo Syariah melalui proses
pengajuan pengambilan data dan izin riset. Data yang dikeluarkan oleh PT Jamkrindo
Syariah berdasarkan perhitungan bulanan, yaitu dari Januari 2015 – Oktober 2018
yang dinyatakan dalam bentuk Rupiah (Rp).
75
3) Biaya Promosi
Kegiatan promosi yang dilakukan berfungsi untuk menyebar luaskan
informasi dan mendapatkan perhatian (attention), menciptakan dan menumbuhkan
keinginan (desire), serta mengembangkan keinginan konsumen untuk membeli
produk yang ditawarkan. Sejumlah strategi promosi mencoba membangun
permintaan primer. Sedangkan sebagian besar strategi promosi berupaya merangsang
permintaan selektif yaitu keinginan untuk mendapatkan suatu merek tertentu.
Biaya promosi di PT Jamkrindo Syariah terdiri dari :
1. Karangan Bunga untuk Mitra Kerja
2. Advertising
3. Publikasi Laporan Keuangan
4. Pembelian Brosur,Booklet, dan Leaflet
5. Pembuatan Plakat
6. Souvenir untuk Mitra Kerja
Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari data
sekunder PT Jamkrindo Syariah melalui proses pengajuan pengambilan data dan izin
riset. Data yang dikeluarkan oleh PT Jamkrindo Syariah berdasarkan perhitungan
bulanan, yaitu dari Januari 2015 – Oktober 2018 yang dinyatakan dalam bentuk
Rupiah (Rp).
76
4) Sertifikat Bank Indonesia Syariah
Sertifikat Bank Indonesia adalah surat berharga dalam mata uang Rupiah yang
diterbitkan Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek.
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) merupakan salah satu instrumen kebijakan moneter
yang digunakan Bank Indonesia dalam melakukan operasi pasar terbuka untuk
menyerap kelebihan likuiditas di pasar. Selain Serifikat Bank Indonesia, terdapat pula
instrumen kebijakan moneter yang lain yang disebut Sertifikat Bank Indonesia
Syariah (SBIS). Sertifikat Bank Indonesia Syariah yang selanjutnya disebut SBIS
adalah surat berharga berdasarkan prinsip syariah berdasarkan jangka waktu pendek
dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. Data operasional yang
digunakan dalam penelitian ini diambil dari data Statistik Ekonomi dan Keuangan
Indonesia oleh Bank Indonesia (http://www.bi.go.id) berdasarkan perhitungan
bulanan, yaitu dari Januari 2015 – Oktober 2018 yang dinyatakan dalam bentuk
Rupiah (Rp).
5) Ketentuan
a) Kafalah Bil Ujrah tidak boleh dikaitkan dengan besaran jaminan
b) Pihak Perusahaan Penjaminan PT Jamkrindo Syariah membuat ujrah
berdasarkan interval besarnya jaminan
c) Pada akhirnya hasil dari model merupakan hasil proksi dan belum tentu
penentuan ini sesuai dengan model yang ada di PT Penjaminan Jamkrindo
Syariah.
77
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Profil PT Penjaminan Jamkrindo Syariah
Saat ini hanya ada 2 perusahaan penjaminan syariah di Indonesia yaitu PT
Penjaminan Jamkrindo Syariah dan PT Jaminan Pembiayaan Askrindo Syariah. PT
Penjaminan Jamkrindo Syariah kemudian disingkat PT Jamkrindo Syariah terlahir
dari Divisi Penjaminan Syariah yang merupakan Unit Usaha Syariah di Perusahaan
Umum Jaminan Kredit Indonesia (PERUM JAMKRINDO). Perum Jamkrindo
merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang penjaminan
pembiayaan dan merupakan pelopor penjaminan syariah di Indonesia. Perum
Jamkrindo memulai kegiatan penjaminan atas pembiayaan lembaga keuangan syariah
pada tahun 1997, melalui kerjasama dengan Bank Muamalat yang merupakan Bank
Syariah pertama di Indonesia. Kerjasama tersebut menjadi yang pertama di bidang
kafalah sekaligus menjadi inspirasi terbitnya Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI
nomor 11/DSN-MUI/IV/2000 tentang kafalah yang diperbarui dengan fatwa nommor
74/DSN-MUI/I/2009 tentang Penjaminan Syariah.
Sebagai komitmen dalam mengembangkan industri keuangan syariah,
dibentuklah Divisi Penjaminan Syariah yang merupakan cikal bakal PT Jamkrindo
Syariah, pada tanggal 13 Februari 2007 khusus untuk melayani penjaminan
78
pembiayaan mitra kerja lembaga keuangan syariah. Kemudian terbit surat DSN MUI
nomor U-21/DSN-MUI/IX/2006 yang menetapkan Gunawan Yasni, S.E MM sebagai
Dewan Pengawas Syariah. Kerjasama kafalah pembiayaan terus berkembang. Pada
tahun 2003, kerjasama dijalin antara Perum Jamkrindo dengan PT Bank Syariah
Mandiri. Kemudian diikuti perbankan dan lembaga keuangan syariah lainnya di tanah
air. Seiring produk dan jasa layanan keuangan syariah yang terus berkembang dari
waktu ke waktu, fitur penjaminan pun terus beradaptasi mengikuti kebutuhan dan
ekspektasi mitra kerja dan nasabah terjamin dengan terus berpegang pada prinsip-
prinsip syariah.
Menyadari tuntutan stakeholders yang begitu besar terhadap kemurnian nilai
syariah dalam industri keuangan di Indonesia, kinerja Penjaminan Syariah yang
cukup meyakinkan, serta komitmen yang kuat untuk memperbesar kapasitas
perusahaan serta mengakselerasi pertumbuhan industri keuangan syariah nasional,
Perum Jamkrindo mengambil langkah strategis dengan mendirikan Anak Perusahaan,
PT Jamkrindo Syariah. Terlahir dengan modal dasar 1 triliun dengan modal disetor
250 miliar rupiah.
Produk Kafalah yang saat ini dipasarkan PT Penjaminan Jamkrindo Syariah
adalah :
1. Kafalah Pembiayaan Umum. Kafalah Pembiayaan Umum adalah Penjaminan
Pembiayaan yang diajukan untuk mendukung kelancaran kegiatan
79
usaha/proyek atau kegiatan investasi yang dilakukan oleh perorangan,
perusahaan atau koperasi dengan tujuan untuk mendapat hasil/returm dari
kegiatan tersebut. Kafalah Pembiayaan Umum terdiri dari Kafalah
Pembiayaan Kerja dan Kafalah Pembiayaan Investasi.
2. Kafalah Pembiayaan Multiguna. Kafalah Pembiayaan Multiguna adalah
Penjaminan atas Pembiayaan yang diberikan oleh Penerima Jaminan (makful
lahu) kepada Terjamin (ashil) dengan sumber pengembalian adalah
penghasilan tetap/gaji dan pendapatan lain perbulan yang sah dari tempat
Terjamin (ashil) bekerja.
3. Kafalah Pembiayaan Mikro. Kafalah Pembiayaan Mikro adalah Penjaminan
Pembiayaan yang diajukan untuk mendukung kelancaran kegiatan
usaha/proyek atau kegiatan investasi yang dilakukan oleh pelaku usaha mikro
dengan plafond pembiayaan maksimum Rp250.000.000,-
4. Kafalah Bank Garansi/Kontra Bank Garansi. Kafalah Kontra Bank Garansi
(KBG) adalah Pemberian Jaminan sebagai kontra garansi atas fasilitas Bank
Garansi yang diterbitkan oleh Bank kepada Terjamin (Ashii). Jenis Kafalah
Kontra Bank Garansi (KBG) adalah :
a. Kafalah KBG untuk Penawaran (Jaminan Tender)
b. Kafalah KBG Uang Muka (Jaminan Uang Muka)
c. Kafalah KBG Pelaksanaan (Jaminan Pelaksanaan)
d. Kafalah KBG Pemeliharaan (Jaminan Pemeliharaan)
e. Kafalah KBG Pembayaran (Jaminan Pembayaran)
80
f. Kafalah KBG untuk Penyalur/Agen/Dealer/Depot Holeder (swasta
bonafide)
5. Surety Bond. Surety Bond adalah suatu perjanjian 3 pihak antara surety (pihak
pertama) atas dasar keyakinannya kepada principal (pihak kedua) secara
bersama-sama berjanji kepada obligee (pihak ketiga) bahwa apabila principal
oleh sebab suatu hal menjadi lalai atau gagal melaksanakan pekerjaan sesuai
dengan yang diperjanjikan dengan obligee, maka surety akan bertanggung
jawab terhadap obligee untuk menyelesaikan kewajiban-kewajiban principal
tersebaut. Jenis Surety Bond adalah :
a. Kafalah untuk Penawaran (Jaminan Tender)
b. Kafalah Uang Muka (Jaminan Uang Muka)
c. Kafalah Pelaksanaan (Jaminan Pelaksanaan)
d. Kafalah Pemeliharaan (Jaminan Pemeliharaan)
e. Kafalah Pembayaran (Jaminan Pembayaran)
f. Kafalah untuk Penyalur/Agen/Dealer/Depot Holder (swasta bonafide)
6. Produk lainnya yang telah melalui izin Otoritas Jasa Keuangan .
2. Analisis Data
Data yang digunakan dalam analisis ini merupakan data sekunder time series
periode Januari 2015 – Oktober 2018. Penelitian ini bertujuan ntuk menganalisis
pengaruh antara dua variabel, yaitu variabel independen yang terdiri dari volume
penjaminan, jumlah klaim, biaya promosi dan SBIS terhadap variabel dependen yaitu
81
Kafalah Bil Ujrah. Data dalam penelitian ini diambil dari data bulanan PT Jamkrindo
Syariah melalui proses izin pengambilan data dan data Bank Indonesia yang diakses
pada www.bi.go.id.
Model yang digunakan oleh peneliti sebagai alat analisis regresi berganda
adalah Ordinary Least Square (OLS) dimana OLS merupaka metode estimasi yang
sering digunakan untuk mengestimasi fungsi regresi populasi dari fungsi Eviews 10
dan bantuan software Ms.Excel 2010 untuk mempercepat hasil yang dapat
menjelaskan variabel-variabel yang akan diteliti. Pembahasan dilakukan dengan uji
asumsi klasik, uji statistik dan uji determinasi.
a. Uji Asumsi Klasik
1) Uji Normalitas
Uji Normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan uji
Jarque Bera (J-B) dengan melihat nilai probability. Jika probability lebih besar
dari nilai derajat α = 0.05, maka penelitian ini tidak ada permasalahan normalitas
atau dengan kata lain data terdistribusi normal. Sebaliknya, jika niali probability
lebih kecil dari niali derajat kesalahan α = 0.05, maka dalam penelitian ini ada
permasalahan normalitas atau dengan kata lain data tidak terdistribusi normal.
82
0
2
4
6
8
10
-0.03 -0.02 -0.01 0.00 0.01 0.02
Series: Residuals
Sample 1 46
Observations 46
Mean 1.92e-15
Median 0.000628
Maximum 0.022694
Minimum -0.031458
Std. Dev. 0.009451
Skewness -0.464488
Kurtosis 4.480513
Jarque-Bera 5.855249
Probability 0.053524
Gambar 4.1 Uji Normalitas Jarque-Bera (J-B)
Data diolah Eviews 10, 2019
Uji normalitas diatas menggambarkan bahwa data dalam penelitian ini
terdistribusi normal. Terlihalkan dari nilai probability sebesar 0.053524 > 0.05.
maka dapat dikatakan hasil regresi tersebut sudah berdistribusi normal. Maka
dapat disimpulkan H0 diterima dan H1 ditolak.
2) Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan
(korelasi) yang signifikan diantara dua atau lebih variabel independen dalam
model regresi . Deteksi adanya multikolinearitas dilakukan dengan melihat
Variance Infalting Factor (VIF). VIF > 10 dapat diindikasikan adanya
multikolinearitas. Jika terjadi korelasi, maka terdapat multikolinearitas dimana
model regresi yang baik adalah tidak terjadi multikolinearitas antar variabel
83
independen dengan variabel dependen. Hasil pengujian multikolinearitas
menggunakan uji Variance Inflating Factor (VIF) dapat dilihat sebagai berikut :
Variance Inflation Factors
Date: 06/26/19 Time: 19:38
Sample: 1 46
Included observations: 46 Coefficient Uncentered Centered
Variable Variance VIF VIF C 9.11E+08 21984.29 NA
X1 0.000495 915.6273 4.000446
X2 17124.06 162.0916 3.413366
X3 1108225. 23982.94 1.868808
X4 59801.53 424.8107 1.111157
Tabel 4.1 Hasil Uji Multikolinearitas
Diolah Eviews 10, 2019
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai Centered VIF semua variabel
independen adalah kurang dari 10, maka dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat
masalah multikolinearitas dalam model dan dapat disimpulkan H0 diterima dan H1
ditolak dikarenakan :
a. Nilai Centered VIF Volume Penjaminan sebesar 4.000446 < 10
b. Nilai Centered VIF Jumlah Klaim sebesar 3.413366 < 10
c. Nilai Centered VIF Biaya Promosi sebesar 1.868808 < 10
e. Nilai Centered VIF SBIS sebesar 1.111157 < 10
3) Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
84
lain tetap. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi
heterokedastisitas (Nachrowi, 2008:109). Metode yang digunakan untuk mendeteksi
adanya heteroskedastisitas pada penelitian ini adalah uji white.
Heteroskedasticity Test: White F-statistic 0.920123 Prob. F(13,32) 0.5437
Obs*R-squared 12.51623 Prob. Chi-Square(13) 0.4858
Scaled explained SS 21.13363 Prob. Chi-Square(13) 0.0703
Tabel 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Diolah dengan Eviews 10, 2019
Dari tabel diatas diketahui bahwa nilai Probabilitas Chi-Square sebesar 0.0703
yang lebih besar dari tingkat kepercayaan sebesar 0.05 sehingga dapat disimpulkan
bahwa data tersebut tidak bersifat heteroskedastisitas dan H0 diterima.
4) Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi untuk mengetahui apakah dalam model regresi ada korelasi
antara kesalahan pada periode waktu yang lain. Untuk mendeteksi masalah
autokorelasi digunakan uji Langrange Multiplier (LM-Test). Uji autokorelasi dapat
dilihat dari nilai probabilitas Chi-Square dimana probabilitas Chi-Square lebih besar
dari tingkat signifikan 5% maka tidak terdapat autokorelasi dan sebaliknya jika
probabilitas Chi-Square lebih kecil 5% maka terdapat autokorelasi.
85
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 0.877433 Prob. F(2,39) 0.4239
Obs*R-squared 1.980716 Prob. Chi-Square(2) 0.3714 Tabel 4.3 Hasil Uji Autokorelasi
Diolah dengan Eviews 10, 2019
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai Probabilitas Chi-Square 0.3714
lebih besar dari nilai 0.05 maka dapat disimpulkan data tersebut tidak terdapat
masalah autokorelasi dan H0 diterima.
b. Uji Statistik
Hasil pengolahan data atau hasil estimasi yang dilakukan dengan
menggunakan program Eviews 10 dengan menggunakan metode regresi linear
berganda atau Ordinary Least Square (OLS) sebagai berikut :
Dependent Variable: Y
Method: Least Squares
Date: 06/26/19 Time: 19:22
Sample: 1 46
Included observations: 46 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -176335.1 30186.47 -5.841528 0.0000
X1 0.935752 0.022257 42.04270 0.0000
X2 630.0981 130.8589 4.815095 0.0000
X3 4496.740 1052.723 4.271533 0.0001
X4 168.3867 244.5435 0.688576 0.4950 R-squared 0.995531 Mean dependent var 232007.5
Adjusted R-squared 0.995094 S.D. dependent var 19714.76
S.E. of regression 1380.813 Akaike info criterion 17.40106
Sum squared resid 78172474 Schwarz criterion 17.59982
Log likelihood -395.2243 Hannan-Quinn criter. 17.47551
F-statistic 2283.075 Durbin-Watson stat 1.588168
Prob(F-statistic) 0.000000
86
Tabel 4.4 Hasil Regresi Ordinary Least Square (OLS). Diolah dengan Eviews 10, 2019
Dimana persamaan regresinya sebagai berikut :
Interpretasi nilai koefesien hasil regeresi OLS sebagai berikut:
1. Jika variabel-variabel independen dianggap konstan atau bernilai nol, artinya
variabel independen tidak terjadi kenaikan atau penurunan maka besarnya
Kafalah Bil Ujrah adalah sebesar -176335.1%. Konstanta yang bernilai negatif
ini tidak menjadi persoalan dengan pertimbangan :
a. Konstanta negatif bisa diabaikan selama model regresi diuji sudah
memenuhi uji asumsi. Selain itu, selama nilai slope tidak nol (0) maka
konstanta negatif dianggap tidak perlu diinterpretasi.
b. Karena dasarnya regresi digunakan memprediksi variabel Y berdasarkan
nilai perubahan variabel X, maka seharusnya yang menjadi perhatian
adalah variabel X (slope), bukan nilai konstanta.
Dimana: Y/H = KAFALAH_BIL_UJRAH a = -21.17160
X1 = VOLUME_PENJAMINAN
X2 = JUMLAH_KLAIM X3 = SBIS
X4 = Biaya Promosi
Persamaan regresi sebagai berikut : Y = a + e + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4
Estimation Equation: =========================
KAFALAH_BIL_UJRAH = C(1) + C(2)*VOLUME_PENJAMINAN + C(3)*JUMLAH_KLAIM + C(4)*SBIS + C(5)*BIAYA_PROMOSI Substituted Coefficients: =========================
KAFALAH_BIL_UJRAH = -176335.1 + 0.935752*VOLUME_PENJAMINAN + 630.0981JUMLAH_KLAIM + 168.3867SBIS + 4496.740*BIAYA_PROMOSI
87
1) Uji Parsial (Uji-t) :
Uji t dikenal sebagai uji parsial, yaitu untuk menguji bagaimana pengaruh
masing-masing variabel independen secara sendiri-sendiri terhadap variabel
dependen. Salah satu cara untuk melakukan uji-t adalah dengan melihat nilai
prbabilitas pada tabel uji statistik t. Apabila nilai probabilitas lebih kecil dari tingkat
signifikan = 0.05 berarti variaebl independen secara parsial (individu)
mempengaruhi variabel dependen.
Dari hasil tabel 4.2 bahwa didapatkan dari uji statistik t yang dilakukan adalah
sebagai berikut :
1. Nilai t-statistik volume penjaminan sebesar 42.04270 dengan nilai
probabilitas lebih kecil dari tingkat signifikansi = 5% ( 0.0000 < 0.05) yang
berarti H0 ditolak H1 diterima dimana ketentuan hipotesis menyatakan :
H0 : Tidak ada pengaruh volume penjaminan terhadap Kafalah Bil Ujrah.
H1 : Ada pengaruh antara volume penjaminan terhadap Kafalah Bil Ujrah.
Artinya secara parsial variabel volume penjaminan berpengaruh positif
signifikan terhadap Kafalah Bil Ujrah.
2. Nilai t-statistik jumlah klaim sebesar 4.815095 dengan nilai probabilitas lebih
kecil dari tingkat signifikansi = 5% (0.0000 < 0.05) yang berarti H0 ditolak
H1 diterima dimana ketentuan hipotesis menyatakan :
H0 : Tidak ada pengaruh jumlah klaim terhadap Kafalah Bil Ujrah.
88
H1 : Ada pengaruh antara jumlah klaim terhadap Kafalah Bil Ujrah.
Artinya secara parsial jumlah klaim berpengaruh positif signifikan terhadap
Kafalah Bil Ujrah.
3. Nilai t-statistik biaya promosi sebesar 0.688576 dengan nilai probabilitas
lebih besar dari tingkat signifikansi = 5% (0.4950 > 0.05) yang berarti H0
diterima H1 ditolak dimana ketentuan hipotesis menyatakan :
H0 : Tidak ada pengaruh biaya promosi terhadap Kafalah Bil Ujrah.
H1 : Ada pengaruh antara biaya promosi terhadap Kafalah Bil Ujrah.
Artinya secara parsial biaya promosi tidak berpengaruh terhadap Kafalah
Bil Ujrah.
4. Nilai t-statistik SBIS sebesar 4.271533 dengan nilai probabilitas lebih kecil
dari tingkat signifikansi = 5% (0.0001 < 0.05) yang berarti H0 ditolak H1
diterima dimana ketentuan hipotesis menyatakan :
H0 : Tidak ada pengaruh SBIS terhadap Kafalah Bil Ujrah.
H1 : Ada pengaruh antara SBIS terhadap Kafalah Bil Ujrah.
Artinya secara parsial SBIS berpengaruh positif signifikan terhadap Kafalah
Bil Ujrah.
2) Uji Fisher (Uji-f)
Uji F dikenal dengan uji serentak atau uji Model/Uji Anova, yaitu uji untuk
melihat bagaimana semua variabel bebasnya secara bersama-sama terhadap variabel
terikatnya. Uji-F dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel
89
volume penjaminan, jumlah klaim, biaya promosi, tingkat inflasi, SBIS dan zakat
perusahaan seacra bersama-sama atau simultan terhadap Kafalah Bil Ujrah.
Dari hasil regresi sebagaimana ditunjukkan pada tabel 4.2 diperoleh nilai
probabilitas F-statistik lebih kecil dari tingkat signifikansi = 5% (0.0000 < 0.05)
yang berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Maka secara simultan variabel volume
penjaminan, jumlah klaim, biaya promosi, tingkat inflasi, SBIS dan zakat perusahaan
berpengaruh signifikan terhadap Kafalah Bil Ujrah.
3) Uji Koefesien Determinasi
Koefesien determinasi R2 yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan nilai adjusted R2 pada saat mengevaluasi model regeresi terbaik.
Dikarenakan dalam penelitian ini menggunakan lebih dari satu variabel independen.
Uji Koefisien Determinasi : Nilai Adjusted R-Squared sebesar 0.995094
menunjukkan bahwa variasi variabel dependen Kafalah Bil Ujrah secara bersama-
sama mampu dijelaskan oleh variasi variabel independen sebesar 99%. Sedangkan
sisanya sebesar 1% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian
ini.
3. Pembahasan
Hasil pengolahan data dan serangkaian uji menunjukkan bahwa variabel
faktor internal dan eksternal berpengaruh signifikan secara simultan terhadap
pendapatan Kafalah Bil Ujrah periode Januari 2015 – Oktober 2018. Namun secara
90
parsial faktor internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap Kafalah Bil Ujrah
yaitu variabel volume penjaminan, jumlah klaim dan SBIS sedangkan variabel biaya
promosi tidak berpengaruh signifikan terhadap Kafalah Bil Ujrah.
Hasil interpretasi terhadap hasil penelitian sebagai berikut:
a. Pengaruh volume penjaminan terhadap pendapatan Kafalah Bil Ujrah
Hasil regresi menunjukkan variabel volume penjaminan secara parsial sangat
mendominasi pengaruhnya terhadap Kafalah Bil Ujrah. Dimanan nilai
probabilitas t statistics sebesar 0.0000 maka sangat berpengaruh signifikan positif
terhadap Kafalah Bil Ujrah.
Hasil regresi tersebut sesuai dengan praktik industri penjaminan dimana
Kafalah Bil Ujrah dihitung dari nilai penjaminan dikalikan dengan rate Kafalah
Bil Ujrah yang kemudian dinyatakan dalam rupiah pada sertifikat kafalah. Oleh
karena itu, pencapaian volume penjaminan perusahaan penjaminan syariah pada
periode tertentu akan sangat berpengaruh pada pendapatan Kafalah Bil Ujrah.
Semakin besar volume penjaminan maka akan semakin besar Kafalah Bil Ujrah
yang diterima oleh perusahaan penjaminan syariah.
b. Pengaruh Jumlah Klaim terhadap Pendapatan Kafalah Bil Ujrah
Sebagaimana regulasi di Indonesia mengatur fee kafalah bil ujroh ditetapkan
berdasarkan salah satu komponen perhitungannya yaitu rasio klaim. Apabila rasio
91
klaim dijadikan komponen perhitungan rate Kafalah Bil Ujrah maka diasumsikan
apabila klaim pada periode tertentu meningkat maka Kafalah Bil Ujrah akan
meningkat pula. Hal ini dikarenakan klaim mencerminkan risiko penjaminan
(gagalnya terjamin atau principal dalam memenuhi kewajiban finansialnya
terhadap penjamin/obligee).
Hasil regresi pada variabel jumlah klaim menunjukkan bahwa nilai
probabilitas t statistik jumlah klaim sebesar 0.0097 lebih kecil dari tingkat
signifikansi = 5% yang artinya jumlah klaim berpengaruh signifikan terhadap
Kafalah Bil Ujrah di PT Jamkrindo Syariah.
c. Pengaruh Biaya Promosi terhadap Pendapatan Kafalah Bil Ujrah
Bertolak belakang dengan teori yang ada dimana kegiatan promosi seharusnya
berdampak positif terhadap kenaikan pendapatan perusahaan. Namun, Pengaruh
biaya promosi di PT Jamkrindo Syariah terhadap Kafalah Bil Ujrah justru tidak
terdapat pengaruh yang signifikan. Hasil regresi pada variabel biaya promosi
menunjukkan nilai probabilitas t-statistik sebesar 0.4950 lebih besar dari tingkat
= 5%. Artinya, secara parsial variabel biaya promosi tidak berpengaruh terhadap
Kafalah Bil Ujrah. Hal ini disebabkan beberapa faktor sebagai berikut:
1) Perkembangan bisnis PT Jamkrindo Syariah tidak ditentukan dari biaya yang
dikeluarkan untuk melakukan promosi melainkan terdapat faktor lainnya yang
kemudian berpengaruh terhadap perkembangan bisnis PT Jamkrindo syariah
92
seperti potensi pasar penjaminan syariah yang besar atau sinergi bisnis PT
Jamkrindo Syariah dengan induknya Perum Jamkrindo yang sudah berkiprah
lama di industri penjaminan.
2) Penelitian ini tentang keterbatasan penelitian bahwa data yang digunakan
dalam penelitian ini masih sangat terbatas sehingga belum memungkinkan
untuk menganalisa data yang baik dan memenuhi ekspektasi hasil yang baik.
d. Pengaruh SBIS terhadap Pendapatan Kafalah Bil Ujrah
SBIS dalam kondisi tertentu akan mempengaruhi tingkat inflasi. Berdasarkan
penelitian Rahardjo dan Manurung (2001) bahwa SBIS akan mengurangi jumlah
uang beredar di masysrakat. Dalam kondidi tingkat inflasi yang terlalu tinggi dan
perekonomian berjalan terlalu kuat maka kebijakan menaikkan margin SBIS
dapat menjadi solusi untuk menekan permintaan masyarakat terhadap barang
yang merupakan faktor penyebab terjadinya demand pull-inflation sehingga
inflasi dapat ditekan. Deman full-inflation adalah inflasi yang terjadi karena
adanya kenaikan dalam permintaan total (agregat demand) yang berlebihan
sementara produksi (supply) belum dapat memenuhi tingkat permintaan tersebut.
Maka menurut penelitian Rahardjo dan Manurung (2001) dapat disimpulkan
bahwa pengaruh SBIS terhadap tingkat inflasi adalah berpengaruh positif.
Ketika posisi SBIS semakin meningkat, hal ini berarti terdapat upaya BI untuk
menurunkan tingkat inflasi melalui instrument SBIS sehingga targetnya inflasi
menjadi turun kembali dan suku bunga menyesuaikannya. Maka dalam kondisi
93
seperti ini akan berimplikasi pada tumbuhnya pembiayaan bank dan produktivitas
masyarakat akan meningkat. Hal ini tentunya akan berdampak pada kenaikan
permintaan terhadap fasilitas penjaminan pembiayaan maupun non pembiayaan
dan meningkatnya Kafalah Bil Ujrah.
Asumsi diatas didukung dengan hasil uji regresi pada variabel SBIS dimana
uji regresi pada variabel SBIS menyatakan benar nilai probabilitas t-statistik
0.0001 < 0.05 yang berarti secara parsial variabel SBIS berpengaruh positif
signifikan terhadap Kafalah Bil Ujrah.
e. Ketetentuan
Model yang ada dalam skripsi ini ditampilkan karena fatwa dari DSN MUI
tidak memperbolehkan dikaitkan dengan jaminan. Maks tidak bisa menghindari
jika jaminan meningkat maka juga dapat meningkatkan ujrah. Peningkatan
jaminan tidak langsung karena interval. Biaya riil yang dimaksud di dalam PT
Penjaminan Jamkrindo Syariah sudah diatur dalam peraturan OJK. Penulis tidak
mendapatkan info dari rumus resiko yang sebenarnya, sehingga penulis tidak
dapat menuliskan rumusnya.
94
BAB V
SIMPULAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan analisis data dan pembahasan, maka penulis dapat menyimpulkan
sebagai berikut :
1. Model dalam penelitian ini telah melalui uji asumsi klasik dimana uji parsial
(uji t) menunjukkan bahwa faktor internal dan eksternal berpengaruh terhadap
Kafalah Bil Ujrah yaitu variabel volume penjaminan dengan tingkat
signifikan positif sebesar 0.0000, variabel jumlah klaim dengan tingkat
signifikasi positif sebesar 0.0000, variabel dan SBIS dengan tingkat
signifikasi positif sebesar 0.0001. Sedangkan variabel biaya promosi tidak
berpengaruh signifikan terhadap pendapatan Kafalah Bil Ujrah secara parsial
dengan nilai probabilitas t statistik 0.4950.
2. Secara simultan, faktor internal dan eksternal dinyatakan berpengaruh
signifikan dengan tingkat signifikansi 0.0000 yang berarti secara simultan
variabel volume penjaminan, jumlah klaim, biaya promosi, tingkat inflasi,
SBIS dan zakat perusahaan berpengaruh signifikan terhadap Kafalah Bil
Ujrah.
3. Nilai Adjusted R-Squared sebesar 0.995094 menunjukkan bahwa variasi
variabel independen sebesar 99%.
95
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian diatas, bahwa secara simultan faktor
internal dan eksternal berpengaruh terhadap Kafalah Bil Ujrah walaupun secara
parsial hanya variabel faktor internal (volume penjaminan, jumlah klaim) dan
faktor eksternal (SBIS) yang mempengaruhi signifikan terhadap Kafalah Bil
Ujrah, sehingga peneliti ingin memberikan saran sebagai berikut :
1. Seiring dengan meningkatnya kinerja penjaminan PT Jamkrindo Syariah,
promosi harus tetap diperhatikan sebagai bagian dari strategi pemasaran.
Dengan biaya promosi yang masih kecil di PT Jamkrindo Syariah, ke
depannya biaya promosi harus ditingkatkan dengan mempertimbangkan
pendekatan teknologi di era milenial saat ini.
2. Dalam hal klaim, PT Jamkrindo Syariah dengan perkembangan 3 tahun
terakhir ini masih dalam jumlah yang kecil. Namun risiko penjaminan yang
besar akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya volume penjaminan,
maka manajemen risiko dalam hal ini harus mengambil perannya dalam
proses analisa penjaminan yang dilakukan PT Jamkrindo Syariah.
3. Dengan kondisi perekonomian yang relatif stabil ditunjukkan dengan
perkembangan tingkat inflasi dan SBIS dua tahun terakhir ini memungkinkan
industri penjaminan syariah untuk bertumbuh. Apalagi dengan pembangunan
infrastruktur yang sedang gencar saat ini, seharusnya laju investasi di sektir
97
DAFTAR PUSTAKA
Al-Zuhaily, W. (2005). Al-Fiqh Al-Islami Wa Adillatuhu. Darul Fikri.
Amalia, E. (2016). Keuangan Mikro Syariah. Bekasi: Gramata Publishing.
Anggraini, R. (2016). Analisis Pengaruh Dana Zakat, Infaq, Shodaqoh (ZIS) dan
Inflasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia pada Periode 2011-
2015. Jurnal Universitas Airlangga.
Annisa, N. A. (2016). Inflasi, BI Rate, SBIS, NPF dan DPK terhadap pembiayaan
UMKM pada Perbankan Syariah di Indonesia. Skripsi. Jakarta: Program Studi
Ekonomi Syariah.
Aziz, R. M. (2006). Integrasi Ilmu Ekonomi Islam: Pendekatan Filosofi dan
Simbolik. Integrasi Keilmuan. Jakarta: UIN Press.
Aziz, R. M. (2010). New Paradigma In On Sinlamim Kaffah In Islamic Economics.
Jurnal Signifikan, Vol. 9. No. 2, Mei - Agustus.
Aziz, R. M. (2011). New Paradigma On System Thinking. Ekonotika. Jurusan Ilmu
Ekonomi Studi Pembangunan (IESP).
aziz, R. M. (2012). Sinlammim: Kode Tuhan. Jakarta: Esa Alam.
Aziz, R. M. (2015). Teori H dalam Islam sebagai Wahyu dan Turats. Module 1,
Jurnal UIN Syarif Hidayatullah.
Beck, T. (2007). Financing Constrains of SMEs in Developing Countries: Evidence,
Deeterminations and Solution. World Bank.
Boediono. (2000). Ekonomi Moneter, Edisi 3. Yogyakarta: BPFE-UGM.
Deelen, L., & Molenaar, K. (2004). Guarantee Funds for Small Entreprises - A
manual for Guarantee fund managers. International Labour Organization
(ILO).
Departemen Agama RI, & Al-Quran dan Terjemahanya. (t.thn.). Jakarta: Syaamil
Cipta Media.
Didin. (2007). Zakat dalam Perekonomian Modern. Jakarta: Gema Insani Pres.
98
DSN-MUI. (2006). Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI Edisi Revisi
Tahun 2006. Ciputat: CV Gaung Persada.
Green, A. (2003). Credit Guarantee Scheme for Small Enterprises: An Effective
Instrument to Promote Private-Sector-Led Growth? . United Nation Industrial
Development Organization, SME Technical Working Paper Series No.10.
Kismono, G. (2001). Pengantar Bisnis. Yogyakarta.
Marisa, A. A. (2016). Pengaruh SBIS dan PUAS terhadap Tingkat Inflasi Melalui
Operasi Moneter Syariah pada Periode 2011-2015. Jurnal Universitas
Airlangga.
Nachrowi, N. D., & Usman, H. (2008). Pendekatan Populer dan Praktis
Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Jakarta: FEUI.
Nasroen, Y., & Dewi, N. K. (2015). Penjaminan Kredit Mengantar UKMK
Mengakses Pembiayaan. Bandung: PT Alumni.
Nopirin. (2000). Ekonomi Moneter, Buku I dan II. Yogyakarta: BPFE-UGM.
Rangkuti, F. (2009). Strategi Promosi yang Kreatif dan Analisis Kasus Integrated
Marketing. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.
Sumber Elektronik
http://www.ojk.go.id/id/
http://www.depkop.go.id/
http://www.bi.go.id
http://jamkrindosyariah.co.id/
99
Peraturan Perundang-undangan
Peraturan Presiden RI No. 2 Tahun 2008 tentang Lembaga Penjaminan
UU No. 1 Tahun 2016 tentang Penjaminan
Peraturan OJK No. 1/POJK.05/2017 tentang Perizinan Usaha dan Kelembagaan
Lembaga Penjamin
Peraturan OJK No. 2/POJK.05/2017 tentang Penyelenggaran Usaha Lembaga
Penjamin
Peraturan OJK No. 3/POJK.05/2017 tentang Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Bagi
Lembaga Penjamin
Fatwa DSN MUI No. 11/DSN-MUI/IV/2000 tentang Kafalah
Fatwa DSN MUI No. 74/DSN-MUI/I/2009 tentang Penjaminan Syariah
Undang- Undang Republic Indonesia Nomor 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan
Zakat.
Lain-lain
Naskah Akademik Rancangan Undang-Undang Penjaminan Tahun 2016
Annual Report PT Jamkrindo Syariah
100
Lampiran 1
Hasil Uji Regresi
Dependent Variable: Y
Method: Least Squares
Date: 06/26/19 Time: 19:22
Sample: 1 46
Included observations: 46 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -176335.1 30186.47 -5.841528 0.0000
X1 0.935752 0.022257 42.04270 0.0000
X2 630.0981 130.8589 4.815095 0.0000
X3 4496.740 1052.723 4.271533 0.0001
X4 168.3867 244.5435 0.688576 0.4950 R-squared 0.995531 Mean dependent var 232007.5
Adjusted R-squared 0.995094 S.D. dependent var 19714.76
S.E. of regression 1380.813 Akaike info criterion 17.40106
Sum squared resid 78172474 Schwarz criterion 17.59982
Log likelihood -395.2243 Hannan-Quinn criter. 17.47551
F-statistic 2283.075 Durbin-Watson stat 1.588168
Prob(F-statistic) 0.000000
101
Lampiran 2
Uji Normalitas
0
2
4
6
8
10
-0.03 -0.02 -0.01 0.00 0.01 0.02
Series: Residuals
Sample 1 46
Observations 46
Mean 1.92e-15
Median 0.000628
Maximum 0.022694
Minimum -0.031458
Std. Dev. 0.009451
Skewness -0.464488
Kurtosis 4.480513
Jarque-Bera 5.855249
Probability 0.053524
102
Lampiran 3
Uji Multikolinearitas
Variance Inflation Factors
Date: 06/26/19 Time: 19:38
Sample: 1 46
Included observations: 46 Coefficient Uncentered Centered
Variable Variance VIF VIF C 9.11E+08 21984.29 NA
X1 0.000495 915.6273 4.000446
X2 17124.06 162.0916 3.413366
X3 1108225. 23982.94 1.868808
X4 59801.53 424.8107 1.111157
103
Lampiran 4
Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedasticity Test: White F-statistic 0.920123 Prob. F(13,32) 0.5437
Obs*R-squared 12.51623 Prob. Chi-Square(13) 0.4858
Scaled explained SS 21.13363 Prob. Chi-Square(13) 0.0703
Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Date: 06/26/19 Time: 19:33
Sample: 1 46
Included observations: 46
Collinear test regressors dropped from specification Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 4.52E+09 5.47E+09 0.827116 0.4143
X1^2 -0.020416 0.013831 -1.476087 0.1497
X1*X2 150.8870 108.2625 1.393714 0.1730
X1*X3 1064.429 1288.908 0.825838 0.4150
X1*X4 372.7621 197.1882 1.890388 0.0678
X1 -29978.42 35931.46 -0.834322 0.4103
X2^2 -412906.8 262964.2 -1.570202 0.1262
X2*X3 -3176250. 4065486. -0.781272 0.4404
X2*X4 -668869.2 536170.7 -1.247493 0.2213
X2 80354985 1.18E+08 0.678945 0.5021
X3^2 -4158838. 6244915. -0.665956 0.5102
X3*X4 1269276. 5219248. 0.243191 0.8094
X4^2 551062.1 682559.0 0.807347 0.4254
X4 -1.45E+08 1.69E+08 -0.853630 0.3997 R-squared 0.272092 Mean dependent var 1699402.
Adjusted R-squared -0.023621 S.D. dependent var 3542484.
S.E. of regression 3584077. Akaike info criterion 33.26769
Sum squared resid 4.11E+14 Schwarz criterion 33.82423
Log likelihood -751.1569 Hannan-Quinn criter. 33.47617
F-statistic 0.920123 Durbin-Watson stat 1.981981
Prob(F-statistic) 0.543735
104
Lampiran 5
Uji Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
F-statistic 0.115779 Prob. F(2,37) 0.8910
Obs*R-squared 0.286092 Prob. Chi-Square(2) 0.8667
Test Equation:
Dependent Variable: RESID
Method: Least Squares
Date: 02/04/19 Time: 20:14
Sample: 1 46
Included observations: 46
Presample missing value lagged residuals set to zero.
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.052644 5.200025 0.010124 0.9920
X1 -0.000142 0.026997 -0.005273 0.9958
X2 0.000632 0.020283 0.031173 0.9753
X3 0.000580 0.065641 0.008829 0.9930
X4 0.002266 0.129053 0.017562 0.9861
X5 -0.001581 0.189810 -0.008328 0.9934
X6 -0.001627 0.023892 -0.068083 0.9461
RESID(-1) 0.040231 0.165511 0.243074 0.8093
RESID(-2) -0.071254 0.170356 -0.418267 0.6782
R-squared 0.006219 Mean dependent var 5.42E-15
Adjusted R-squared -0.208652 S.D. dependent var 0.123573
S.E. of regression 0.135854 Akaike info criterion -0.980884
Sum squared resid 0.682888 Schwarz criterion -0.623107
Log likelihood 31.56034 Hannan-Quinn criter. -0.846859
F-statistic 0.028945 Durbin-Watson stat 1.979388
Prob(F-statistic) 0.999991