Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Petani Karet ... · Data yang dikumpulkan dalam...

13
AgronobiS, Vol. 2, No. 3,Maret 2010 ISSN: 1979 8245X Rosnaliza Testiana, Hal; 60 72 60 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Petani Karet Rakyat untuk Mengikuti Program Revitalisasi Perkebunan di Kec. Lubuk Batang Kab. OKU Oleh: Rosnaliza Testiana Abstract This Research aim to (1) Identifying factors influencing farmer of rubber follow Program of Revitalization in Subdistrict of Lubuk Batang Ogan Komering Ulu, (2) Identifying factors influencing production of rubber before following Program of Revitalization in Subdistrict of Lubuk Batang Ogan Komering Ulu, (3) Counting the level of operating income of farmer of rubber accepted by farmer before following Program of Revitalization in Subdisdtrict of Lubuk Batang Ogan Komering Ulu. Result of research indicate that from factors entered into function model binary logit obtained that mount education, and the earnings, having an effect on positive to rubber farmer decision in following Program Revitalization. While experience have an effect on negative to rubber farmer decision in following program revitalization. Produce people rubber in Subdistrict of Lubuk Batang of Regency of Ogan Komering Ulu is manifestly influenced by farm, labor, urea, TSP herbicide And. While and KCl capital do not have an effect on to people rubber production. While earnings mean obtained by a people rubber farmer in Subdistrict of Lubuk Batang of Regency of Ogan Komering Ulu during year 2008 is equal to 19.424.685,56 with value R/C equal to 5,02. Key words: Rubber farmer, revitalization,farmer income PENDAHULUAN Tanaman Karet di Propinsi Sumatera Selatan merupakan komoditas strategis untuk dikembangkan dalam rangka meningkatkan perekonomian masyarakatnya. Kontribusi penyerapan tenaga kerjanya cukup signifikan. Hal ini dapat dilihat dari jumlah penduduk Sumatera Selatan yaitu 432 ribu orang atau 25 persen yang menggantungkan hidupnya pada komoditas ini (Forum Bersama Pembangunan Perkebunan Sumsel, 2006). Program Revitalisasi Perkebunan adalah salah satu upaya pemerintah dalam percepatan dan pengembangan perkebunan rakyat melalui perluasan, peremajaan dan rehabilitasi tanaman perkebunan yang didukung kredit investasi perbankan dan subsidi bunga oleh pemerintah dengan melibatkan perusahaan di bidang usaha perkebunan sebagai mitra pengembangan dalam pembangunan kebun, pengolahan dan pemasaran hasil (Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Ogan Komering Ulu, 2008). Tujuan pelaksanaan Program Revitalisasi di Kabupaten Ogan Komering Ulu, yaitu: a). Meningkatkan kesempatan kerja dan pendapatan masyarakat melalui pengembangan perkebunan, b).Meningkatkan daya saing melalui peningkatan produktivitas dan Dosen Tetap FP Universitas Baturaja

Transcript of Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Petani Karet ... · Data yang dikumpulkan dalam...

Page 1: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Petani Karet ... · Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer diperoleh langsung melalui

AgronobiS, Vol. 2, No. 3,Maret 2010 ISSN: 1979 – 8245X

Rosnaliza Testiana, Hal; 60 – 72

60

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Petani Karet Rakyat untuk

Mengikuti Program Revitalisasi Perkebunan di Kec. Lubuk Batang Kab. OKU

Oleh: Rosnaliza Testiana

Abstract

This Research aim to (1) Identifying factors influencing farmer of rubber follow Program of

Revitalization in Subdistrict of Lubuk Batang Ogan Komering Ulu, (2) Identifying factors

influencing production of rubber before following Program of Revitalization in Subdistrict of

Lubuk Batang Ogan Komering Ulu, (3) Counting the level of operating income of farmer of

rubber accepted by farmer before following Program of Revitalization in Subdisdtrict of Lubuk

Batang Ogan Komering Ulu. Result of research indicate that from factors entered into

function model binary logit obtained that mount education, and the earnings, having an effect

on positive to rubber farmer decision in following Program Revitalization. While experience

have an effect on negative to rubber farmer decision in following program revitalization.

Produce people rubber in Subdistrict of Lubuk Batang of Regency of Ogan Komering Ulu is

manifestly influenced by farm, labor, urea, TSP herbicide And. While and KCl capital do not

have an effect on to people rubber production. While earnings mean obtained by a people

rubber farmer in Subdistrict of Lubuk Batang of Regency of Ogan Komering Ulu during year

2008 is equal to 19.424.685,56 with value R/C equal to 5,02.

Key words: Rubber farmer, revitalization,farmer income

PENDAHULUAN

Tanaman Karet di Propinsi Sumatera Selatan merupakan komoditas strategis untuk

dikembangkan dalam rangka meningkatkan perekonomian masyarakatnya. Kontribusi

penyerapan tenaga kerjanya cukup signifikan. Hal ini dapat dilihat dari jumlah penduduk

Sumatera Selatan yaitu 432 ribu orang atau 25 persen yang menggantungkan hidupnya pada

komoditas ini (Forum Bersama Pembangunan Perkebunan Sumsel, 2006).

Program Revitalisasi Perkebunan adalah salah satu upaya pemerintah dalam percepatan

dan pengembangan perkebunan rakyat melalui perluasan, peremajaan dan rehabilitasi tanaman

perkebunan yang didukung kredit investasi perbankan dan subsidi bunga oleh pemerintah

dengan melibatkan perusahaan di bidang usaha perkebunan sebagai mitra pengembangan

dalam pembangunan kebun, pengolahan dan pemasaran hasil (Dinas Kehutanan dan

Perkebunan Kabupaten Ogan Komering Ulu, 2008).

Tujuan pelaksanaan Program Revitalisasi di Kabupaten Ogan Komering Ulu, yaitu: a).

Meningkatkan kesempatan kerja dan pendapatan masyarakat melalui pengembangan

perkebunan, b).Meningkatkan daya saing melalui peningkatan produktivitas dan

Dosen Tetap FP Universitas Baturaja

Page 2: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Petani Karet ... · Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer diperoleh langsung melalui

AgronobiS, Vol. 2, No. 3,Maret 2010 ISSN: 1979 – 8245X

Rosnaliza Testiana, Hal; 60 – 72

61

pengembangan industri hilir berbasis perkebunan, c).Meningkatkan pengusaha ekonomi

nasional dengan mengikut sertakan masyarakat dan pengusaha kecil, serta 4).Untuk

mendukung pengembangan wilayah.

Tanaman karet merupakan salah satu komoditas yang tidak luput dari program

revitalisasi ini. Hal ini disebabkan sebagian besar perkebunan karet rakyat tidak dikelola

dengan baik, pengelolaan kebun hanya dilakukan seadanya. Setelah ditanam, tanaman karet

dibiarkan tumbuh begitu saja dengan perawatan yang kurang optimal. Disamping itu tanaman

karet tua jarang diremajakan dengan klon baru sehingga mutu karet olahan yang dihasilkan

masih rendah dan teknologi yang digunakan tergolong masih sederhana. Keadaan ini pada

akhirnya akan berdampak pada harga jual yang rendah pula.

Dalam menghadapi masalah-masalah ini, petani membutuhkan bantuan nyata dari pihak

pemerintah daerah. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah Daerah Ogan Komering Ulu

yaitu melakukan program revitalisasi dengan tujuan utama untuk meningkatkan kesempatan

kerja dan kesejahteraan masyarakat. Program Revitalisasi mulai ditawarkan pemerintah daerah

Ogan Komering Ulu pada tahun 2007 dan mulai dipersiapkan untuk pelaksanaan pada tahun

2008. Akan tetapi pada kenyataannya terdapat banyak kendala yang ditemukan dalam

persiapan pelaksanaan program ini, sehingga Program Revitalisasi baru mulai dapat terealisasi

pada tahun 2009. Program Revitalisasi yang diterapkan di Kabupaten Ogan Komering Ulu

lebih difokuskan pada usaha perluasan dan peremajaan perkebunan karet rakyat yang sudah

ada.

Daerah sasaran program revitalisasi perkebunan Kabupaten Ogan Komering Ulu

meliputi Kecamatan Lubuk Batang dan Lengkiti. Kecamatan Lubuk Batang meliputi Desa

Banuayu, Desa Belatung, Desa Gunung Meraksa, Desa Kurup, dan Desa Lubuk Batang Baru.

Sedangkan Kecamatan Lengkiti terdiri dari Desa tanjung Agung, Desa Bandar Jaya, dan Desa

Negeri Agung. Oleh karena itu, dalam rangka mendukung keberhasilan program revitalisasi di

Kabupaten Ogan Komering Ulu, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang faktor-faktor

yang mempengaruhi petani mengikuti program revitalisasi perkebunan karet di Kecamatan

Lubuk Batang Kabupaten Ogan Komering Ulu.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, terdapat beberapa permasalahan yang menarik

untuk dikaji,antara lain adalah sebagai berikut :

1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi petani karet mengikuti Program Revitalisasi di

Kecamatan Lubuk Batang OKU.

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi produksi karet petani sebelum mengikuti

Program Revitalisasi di Kecamatan Lubuk Batang OKU.

3. Berapa besar pendapatan yang diterima oleh petani karet rakyat sebelum mengikuti

Program Revitalisasi di Kecamatan Lubuk Batang OKU.

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi petani karet mengikuti Program

Revitalisasi di Kecamatan Lubuk Batang OKU.

2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi produksi karet petani sebelum

mengikuti Program Revitalisasi di Kecamatan Lubuk Batang OKU.

3. Menghitung besarnya pendapatan usahatani karet yang diterima petani sebelum mengikuti

Program Revitalisasi di Kecamatan Lubuk Batang OKU.

Sedangkan Kegunaan dari penelitian ini adalah: memberikan informasi kepada

pemerintah daerah sebagai bahan pertimbangan dalam menjalankan Program Revitalisasi di

Kabupaten Ogan Komering Ulu sehingga taraf hidup petani peserta lebih baik. Secara

Page 3: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Petani Karet ... · Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer diperoleh langsung melalui

AgronobiS, Vol. 2, No. 3,Maret 2010 ISSN: 1979 – 8245X

Rosnaliza Testiana, Hal; 60 – 72

62

akademis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan kepustakaan untuk

penelitian selanjutnya.

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Diduga luas lahan, tingkat pendidikan, pengalaman, sertifikat dan pendapatan berpengaruh

positif terhadap petani dalam mengikuti Program Revitalisasi.

2. Diduga luas lahan, modal, tenaga kerja, pupuk dan herbisida berpengaruh positif terhadap

produksi karet.

3. Diduga pendapatan yang diterima petani karet rakyat masih rendah

Tinjauan Pustaka

Pelaksanaan pengembangan perkebunan melalui Program Revitalisasi Perkebunan

ditujukan untuk membangun perkebunan rakyat, dengan pendekatan pengembangan sebagai

berikut:

1. Pengembangan perkebunan rakyat yang dilakukan adalah melalui kemitraan, baik pola

PIR (Perusahaan Inti Rakyat) maupun kemitraan lainnya. Untuk wilayah yang tidak

tersedia mitranya, dimungkinkan pengembangan dilakukan langsung oleh pekebun atau

melalui koperasi dengan pembinaan oleh jajaran Departemen Pertanian dan Dinas yang

membidangi Perkebunan Provinsi dan Kabupaten.

2. Setiap lokasi pengembangan diarahkan untuk terwujudnya hamparan yang kompak serta

memenuhi skala ekonomi.

3. Luas lahan maksimum untuk masing-masing petani peserta yang ikut dalam Program

Revitalisasi Perkebunan adalah 4 Ha per KK, kecuali untuk wilayah khusus yang

pengaturannya ditetapkan oleh Menteri Pertanian.

4. Untuk memberikan jaminan kepastian dan keberlanjutan usaha, pengembangan

perkebunan yang melibatkan mitra usaha dapat dilakukan melalui pengolahan kebun

dalam satu manajemen minimal 1 (satu) siklus tanaman.

5. Bunga kredit yang diberikan kepada petani peserta sebesar 10 persen dengan subsidi bunga

menjadi beban pemerintah sebesar selisih dengan bunga yang dibayar petani peserta.

Subsidi bunga diberikan selama masa pembangunan yaitu sampai dengan tanaman

menghasilkan (maksimal 7 tahun untuk karet). Besarnya suku bunga yang dibayar pekebun

setelah masa tenggang adalah sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Bank (tanpa subsidi

bunga).

6. Untuk meningkatkan dan memperkuat kesinambungan kemitraan usaha, setiap untuk

pengembangan diarahkan terintegrasi dengan unit pengolahan, dan secara bertahap petani

peserta/koperasi petani dimungkinkan memiliki saham perusahaan mitra.

7. Petani peserta yang belum memiliki mitra usaha, secara bertahap akan didorong

melakukan kemitraan dengan perusahaan yang memiliki industri pengolahan dibidang

perkebunan.

8. Untuk mengawali pelaksanaan program ini akan memanfaatkan tenaga Sarjana Pertanian

(sistem kontrak) dan diutamakan dari perguruan tinggi setempat sebagai petugas

pendamping minimal 1 orang petugas untuk 1 perusahaan atau 1 UPP.

9. Benih yang digunakan adalah Benih Bina yang bersetifikat dan berlabel biru (Dinas

Perkebunan Kabupaten Ogan Komering Ulu, 2008).

Kegiatan penanaman pada pengembangan Revitalisasi Perkebunan direncanakan

dilaksanakan mulai tahun 2007 sampai dengan 2010. Dalam pelaksanaan program revitalisasi

tersebut akan mencakup areal pengembangan karet seluas 300 ribu hektar (perluasan 50 ribu

Page 4: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Petani Karet ... · Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer diperoleh langsung melalui

AgronobiS, Vol. 2, No. 3,Maret 2010 ISSN: 1979 – 8245X

Rosnaliza Testiana, Hal; 60 – 72

63

hektar, dan peremajaan 250 ribu hektar). Dimana dalam pelaksanaannya, target Program

Revitalisasi Perkebunan akan di evaluasi secara berkala sesuai realisasi penanaman tahun

sebelumnya (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2005).

Dengan pertimbangan perlunya kesiapan dilapangan, baik menyangkut kesiapan bibit,

calon pekebun, calon lahan dan perusahaan mitra, maka target fisik pengembangan tanaman

dalam Program Revitalisasi Perkebunan untuk tahun 2007 termasuk tanaman yang telah ada

maksimal tanaman yang berumur satu tahun/tanaman belum menghasilkan (TBM 1) sepanjang

tanaman tersebut tidak didanai oleh anggaran pemerintah (APBN/APBD) (Direktorat Jendral

Perkebunan, 2007).

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey yang dilakukan

terhadap 90 sampel petani karet rakyat, yaitu yang terdiri dari 60 orang petani karet rakyat

yang terdaftar sebagai peserta Program Revitalisasi Perkebunan dan 30 orang petani yang

tidak ikut atau tidak terdaftar sebagai peserta Program Revitalisasi di Kecamatan Lubuk

Batang dengan mengambil sampel pada Desa Banuayu, Desa Gunung Meraksa dan Desa

Kurup. Kecamatan Lubuk Batang dipilih sebagai daerah penelitian dengan pertimbangan

bahwa kecamatan tersebut memiliki luas areal perkebunan karet rakyat yang cukup luas dan

terdapat peserta Program Revitalisasi yang lebih banyak di bandingkan dengan kecamatan lain

yang menjadi sasaran Program Revitalisasi. Dari Kecamatan tersebut dipilih 3 desa yang akan

dijadikan contoh.

Penarikan contoh petani dilakukan secara acak dengan menggunakan metode acak

berlapis tidak berimbang (Disproporsional Stratified Random Sampling). Kecamatan Lubuk

Batang terdiri dari 14 desa. Kemudian dari 14 desa tersebut dipilih 3 desa yaitu Desa Banuayu,

Desa Gunung Meraksa, dan Desa Kurup. Untuk melakukan stratifikasi terhadap petani karet

yang ikut Program Revitalisasi dan Petani karet rakyat yang tidak ikut Program Revitalisasi.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder. Data

primer diperoleh langsung melalui pengamatan dan wawancara dengan petani contoh dengan

menggunakan daftar pertanyaan berstruktur (kuesioner). Sedangkan data sekunder diperoleh

dari dinas atau instansi terkait seperti Dinas perkebunan Provinsi Sumetera Selatan, Dinas

Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Ogan Komering Ulu dan Badan Pusat Statistik

Kabupaten Ogan Komering Ulu.

Data primer yang dikumpulkan dengan menggunakan daftar pertanyaan pada prinsipnya

diolah mengikuti prosedur untuk pengujian hipotesis yang telah dirumuskan. Informasi yang

tercatat dalam daftar pertanyaan yang diperoleh dari lapangan diolah secara tabulasi dan

dijelaskan secara deskriptip. Data yang telah diolah diuraikan secara deskriptif, yaitu dengan

menguraikan hasil yang diperoleh dalam bentuk uraian yang sistematis.

Untuk menguji hipotesis yang pertama, yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi petani

mengambil keputusan untuk mengikuti Program Revitalisasi digunakan model binary logit

untuk mengatasi masalah variabel yang bersifat kualitatif (Arief, 1999) yang dapat

diformulasikan sebagai berikut:

K = Log

Pi

Pi

1 = Log β0 + β1 Log X1+ β2 Log X2 + β3 Log X3 + U .................. (3.1)

Dimana :

Pi = Peluang petani karet rakyat mengikuti Program Revitalisasi (0 < Pi < 1)

Page 5: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Petani Karet ... · Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer diperoleh langsung melalui

AgronobiS, Vol. 2, No. 3,Maret 2010 ISSN: 1979 – 8245X

Rosnaliza Testiana, Hal; 60 – 72

64

β0 = Intersep

β1- 6 = Parameter

X1 = Tingkat Pendidikan (dummy)keterangan SLTA keatas = 1 dan SLTP

ke bawah = 0

X2 = Pengalaman (tahun)

X3 = Pendapatan (Rp)

U = Variabel pengganggu

Untuk mengetahui apakah model pendekatan yang digunakan tepat atau tidak maka dilakukan

uji kebernasan nilai dengan menggunakan uji Likelihood sebagai berikut :

Ho : β1 = β2 = ..................... βn = 0

H1 : minimal satu βi ≠ 0

Kaidah keputusan :

2 log Likelihood d1 (k – 1) ≤ X² (α, n)................ Terima Ho

> X² (α, n)................ Tolak Ho

Selanjutnya untuk melihat pengaruh masing-masing variabel bebas yang diamati terhadap

variabel terikat, dilakukan uji kebernasan nilai βi dengan menggunakan uji t (T-test) sebagai

berikut :

Ho : βi = 0

H1 : βi ≠ 0

Perhitungan digunakan persamaan sebagai berikut :

^

1

t hitung =

Se (β1)

Kaidah pengambilan keputusannya :

Jika t hitung ≤ t tabel, maka terima Ho

t hitung > t tabel, maka tolak Ho

Untuk menguji hipotesis kedua yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi produksi karet

yang terdiri dari faktor luas lahan, bibit, modal, tenaga kerja, pupuk Urea, TSP, KCl dan

herbisida digunakan pengolahan data dengan persamaan fungsi regresi yang di

transformasikan ke bentuk persamaan penduga regresi linear berganda dengan menggunakan

analisis fungsi produksi Cobb-Douglas sebagai berikut:

Y = β0 X1β1

X2 β2

X3 β3

X4 β4

X5β5

X6 β6

X7 β7

..............................................................................................(3.2)

Dimana: Y = produksi karet (Kg/Ha)

β0 = intersep/konstanta

X1 = Luas lahan (Ha)

X2 = Modal (Rp/Ha/Th)

X3 = Tenaga Kerja (HOK/Th)

X4 = Urea (Kg/Ha/Th)

X5 = TSP (Kg/Ha/Th)

X6 = KCl (Kg/Ha/Th)

X7 = Herbisida (Lt/Ha/Th)

β1- β7 = koofisien regresi

Page 6: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Petani Karet ... · Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer diperoleh langsung melalui

AgronobiS, Vol. 2, No. 3,Maret 2010 ISSN: 1979 – 8245X

Rosnaliza Testiana, Hal; 60 – 72

65

Pengujian hipotesis dengan menggunakan koefisien korelasi pearson, metode least square

yang dirumuskan sebagai berikut:

r =

2222

.

YYnXXn

YXXYn

Metode yang akan digunakan untuk menduga parameter atau koofisien regresi pada

persamaan regresi berganda diatas adalah metode OLS (Ordinary Least Square). Metode

pendugaan Ordinary Least Square dibentuk dengan asumsi yaitu:

1. Model regresi adalah linier baik dalam parameter maupun dalam gangguan (error term)

2. Syarat-syarat gangguan (error term) harus memenuhi asumsi “stochastic” sama dengan nol,

varians konstan, dan kovarian sama dengan nol

3. Semua variabel bebas (regressor) tidak berkorelasi dengan gangguan (error term)

4. Jumlah pengamatan contoh lebih besar dari jumlah variabel dalam persamaan model

5. Variabel bebas tidak mengalami kolinearitas sempurna

Sebelum melakukan analisis, maka sesuai dengan syarat metode Ordinary Least Square

(OLS) terlebih dahulu akan dilakukan pengujian Normalitas dan Asumsi Klasik.

Untuk menguji hipotesis digunakan analisis regresi berganda yang terdiri dari :

Uji F (Secara Simultan)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen secara

simultan berpengaruh terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan dengan uji F pada

tingkat keyakinan 95% dan tingkat kesalahan 5% dengan ketentuan degree of freedom (d, fi) =

n – k; degree of freedom (d, fi) = k-1.

Keputusan :

Apabila F hitung ≤ F tabel : Ho diterima

Apabila F hitung > F tabel : Ho ditolak

Uji t (Secara parsial)

Untuk menguji pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen

menggunakan uji t pada tingkat keyakinan 95% dan tingkat kesalahan 5% dengan keputusan:

- Apabila t hitung ≤ t tabel : Ho diterima

- Apabila t hitung > t tabel : Ho ditolak

Sedangkan untuk menguji hipotesis ketiga yaitu dengan menghitung pendapatan yang

diperoleh petani karet digunakan formulasi sebagai berikut:

Y = TR – TC (3.3)

TR = Q x Hq (3.4)

TC = X x Hx (3.5)

Dimana:

Y = Pendapatan usahatani

TR = Penerimaan

Q = Jumlah Produksi

Hq = Harga hasil produksi

X = Jumlah Faktor Produksi

Hx = Harga faktor produksi

Page 7: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Petani Karet ... · Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer diperoleh langsung melalui

AgronobiS, Vol. 2, No. 3,Maret 2010 ISSN: 1979 – 8245X

Rosnaliza Testiana, Hal; 60 – 72

66

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Petani Karet

Petani karet di Kecamatan Lubuk Batang yang diambil sebagai contoh dalam penelitian ini

adalah sebanyak 90 orang. 30 orang diambil dari Desa Banuayu, 30 orang dari Desa Gunung

Meraksa, dan 30 orang lagi dari Desa Kurup. Umur petani karet bervariasi antara 23 tahun

sampai 61 tahun dengan umur rata-rata petani adalah 43 tahun. Ini menunjukkan bahwa umur

petani karet ini tergolong dalam usia produktif. Sehingga motivasi untuk terus

mengembangkan usahatani karet dalam upaya meningkatkan pendapatan keluarga masih

tergolong sangat tinggi.

Jika dilihat dari jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan kepala keluarga

menunjukkan bahwa rata-rata jumlah tanggungan keluarga adalah sebesar 4 orang per kepala

keluarga. Hal ini menunjukkan bahwa tanggungan kepala keluarga cukup berat sehingga

harapan mereka untuk mendapatkan memenuhi kebutuhan keluarga dari usahatani karetnya

cukup tinggi.

Luas lahan karet yang dimiliki petani bervariasi antara 1 – 4 hektar dengan rata-rata luas

lahan karet adalah sebesar 1,81 hektar. Umur karet yang telah diusahakan petani berkisar

antara 6 tahun sampai dengan 20 tahun dengan umur tanam rata-rata selama 12,92 tahun.

Petani yang memiliki tanaman karet yang berumur tua berharap dengan mengikuti Program

Revitalisasi dapat meremajakan karetnya sehingga dapat meningkatkan pendapatan.

Sedangkan petani yang memiliki tanaman karet yang masih tergolong umur ekonomis pada

umumnya mengharapkan agar tanaman karetnya bisa diperluas sehingga pendapatan mereka

dapat meningkat

Berdasarkan tingkat pendidikan, rata-rata pendidikan petani contoh karet di Kecamatan

Lubuk Batang tergolong masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari mayoritas petani adalah

lulusan SD sederajat yaitu sebesar 37 orang atau 41,11 persen dan lulusan SLTP sebanyak 22

orang atau 24,44 persen. Adapun petani yang lulus SLTA adalah sebanyak 30 orang atau

33,33 persen dan lulusan S1 hanya 1 orang atau 1,11 persen.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Karet

Model regresi linear berganda dapat disebut sebagai model yang baik jika model tersebut

memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsi-asumsi klasik statistik, yaitu

diantaranya adalah multikolinearitas, dan heteroskedastisitas. Sebelum analisis regresi

dilakukan, terlebih dahulu dilakukan pendeteksian dengan melakukan uji normalitas,

multikolinearitas, dan heteroskedastisitas tersebut. Adapun hasil pengujian tersebut dapat

dijelaskan sebagai berikut:

Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan pengujian Kolmogorov-Smirnov Test. Hasil pengujian

dengan SPSS dapat dilihat pada Tabel 1.

Page 8: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Petani Karet ... · Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer diperoleh langsung melalui

AgronobiS, Vol. 2, No. 3,Maret 2010 ISSN: 1979 – 8245X

Rosnaliza Testiana, Hal; 60 – 72

67

Tabel 1.

Hasil Pengujian Asumsi Normalitas Data Faktor Produksi Karet

No. Variabel Kolmogorov-Smirnov (a)

Statistic df Sig

1. Produksi .101 90 .024

2. Lahan .286 90 .072

3. Modal .138 90 .067

4. Tenaga Kerja .191 90 .060

5. Urea .199 90 .074

6. TSP .268 90 .081

7. KCL .308 90 .083

8. Herbisida .223 90 .068

Sumber : Analisis Data Primer, 2009

Tabel 1 menunjukkan bahwa rata-rata nilai signifikansi kedelapan variabel lebih besar

dari 0,01 yaitu variabel produksi 0,024, variabel lahan 0,072, variabel modal 0,67, variabel

tenaga kerja 0,60, variabel pupuk Urea 0,74, variabel pupuk TSP 0,81, variabel KCL 0,83, dan

variabel herbisida 0,68. Indikasi ini menunjukkan bahwa data terdistribusi normal dan telah

memenuhi asumsi normalitas sehingga model regresi layak untuk digunakan.

Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen

yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain dalam satu model. Kemiripan antar

variabel independen dalam suatu model akan menyebabkan terjadinya korelasi yang sangat

kuat antara suatu variabel indeapenden dengan variabel independen yang lain. Selain itu

deteksi terhadap multikolinearitas juga bertujuan untuk menghindari kebiasan dalam proses

pengambilan kesimpulan mengenai pengaruh pada uji parsial masing-masing variabel

independen terhadap variabel dependen (Nugroho, 2007).

Untuk melihat terjadinya multikolinearitas dapat diketahui dari nilai Variance Inflation

Factor (VIF) dan nilai Tolerance. Suatu model dikatakan bebas dari unsur multikolinearitas

jika diperoleh nilai VIF tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1. VIF =

1/tolerance, jika VIF = 10 maka tolerance = 1/10 = 0,1. Semakin tinggi VIF maka semakin

rendah tolerance. Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2.

Hasil Pengujian Asumsi Multikolinearitas Data Faktor Produksi Karet

No. Variabel Collinearity statistics

toleransi VIF

1. Lahan .373 1.678

2. Modal .316 1.162

3. Tenaga Kerja .693 1.442

4. Urea .530 1.886

5. TSP .717 1.395

6. KCL .717 1.266

7. Herbisida .719 1.392 Sumber : Analisis Data Primer, 2009

Page 9: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Petani Karet ... · Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer diperoleh langsung melalui

AgronobiS, Vol. 2, No. 3,Maret 2010 ISSN: 1979 – 8245X

Rosnaliza Testiana, Hal; 60 – 72

68

Hasil pengujian asumsi multikolinearitas diatas menunjukkan bahwa tidak terdapat

variabel yang mengalami multikolinearitas karena rata-rata nilai VIF (Variance Inflation

Faktor) ada disekitar 1 dan nilai tolerance lebih dari 0,1.

Uji Heteroskedastisitas

Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat dari pola titik-titik yang

terdapat pada scatterplot regresi. Adapun gambar scatterplot dari data faktor produksi karet

dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1.

Scatterplot Untuk Heteroskedastisitas Produksi Karet

Observed Cum Prob

1.00.80.60.40.20.0

Expe

cted

Cum

Pro

b

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: Produksi

Sumber : Analisis Data Primer, 2009

Dari scatterplot diatas dapat diketahui bahwa titik-titik menyebar dengan pola uang

tidak jelas diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwa model

regresi tidak mengalami masalah heteroskedastisitas.

Untuk menguji hipotesis yang dirumuskan dalam model ini dilakukan analisis model

regresi linier berganda dari 90 petani karet rakyat di Kecamatan Lubuk Batang Ogan

Komering Ulu. Hasil analisis regresi menunjukkkan bahwa nilai koefisien determinasi atau R

Square adalah 0,727.

Ini berarti bahwa variabel lahan, modal, tenaga kerja, Urea, TSP, KCL, dan herbisida

mampu menjelaskan variabel yang mempengaruhi produksi sebesar 72,7%. Sedangkan

sisanya 27,3% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model. Adapun

nilai faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dapat dilihat pada Tabel 3.

Page 10: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Petani Karet ... · Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer diperoleh langsung melalui

AgronobiS, Vol. 2, No. 3,Maret 2010 ISSN: 1979 – 8245X

Rosnaliza Testiana, Hal; 60 – 72

69

Tabel 3.

Parameter Penduga Faktor Produksi Karet

No. Variabel B t Sig

1. Intersep 934,479 2,201 0,233

2. Lahan 946,866 4,639 0,000

3. Modal 1,58E-005 0,073 0,942

4. Tenaga Kerja 19,059 2,044 0,150

5. Urea 8,234 2,209 0,030

6. TSP 7,155 1,909 0,060

7. KCL 3,451 ,926 0,357

8. Herbisida -90,556 -2,006 0,048

Sumber : Analisis Data Primer, 2009

Berdasarkan uji secara parsial dapat diketahui bahwa variabel-variabel yang berpengaruh

nyata terhadap produksi karet di Kecamatan Lubuk Batang Ogan Komering Ulu adalah lahan,

tenaga kerja, urea, TSP, dan herbisida. Sedangkan modal dan KCl tidak berpengaruh nyata

terhadap produksi karet. Koefisien regresi lahan adalah sebesar 946,866 yang berarti bahwa

setiap penambahan lahan sebesar 1 Ha maka produksi karet akan meningkat sebesar 946,866

Kg. Lahan berpengaruh nyata terhadap produksi karet dengan taraf α sebesar 1% atau pada

tingkat kepercayaan sebesar 99%.

Koefisien regresi tenaga kerja adalah sebesar 19,059 yang berarti bahwa setiap

penambahan tenaga kerja sebesar 1 HOK maka produksi karet akan meningkat sebesar 19,059

Kg. Ceteris Paribus artinya variabel lain dianggap tetap pengaruhnya. Tenaga kerja

berpengaruh nyata terhadap produksi karet dengan taraf α sebesar 15% atau pada tingkat

kepercayaan sebesar 85%. Koefisien regresi Urea adalah sebesar 8,234 yang berarti bahwa

setiap penambahan pupuk Urea sebesar 1 Kg maka produksi karet akan meningkat sebesar

8,234 Kg. Pupuk Urea berpengaruh nyata terhadap produksi karet dengan taraf α sebesar 3

persen atau pada tingkat kepercayaan sebesar 97%.

Koefisien regresi TSP adalah sebesar 7,155 yang berarti bahwa setiap penambahan

pupuk TSP sebesar 1 Kg maka produksi karet akan meningkat sebesar 7,155 Kg. TSP

berpengaruh nyata terhadap produksi karet dengan taraf α sebesar 6% atau pada tingkat

kepercayaan sebesar 94%.

Koefisien regresi herbisida adalah sebesar -90,556 yang berarti bahwa setiap

penambahan herbisida sebesar 1 liter maka produksi karet akan turun sebesar -90,556 Kg.

Herbisida berpengaruh nyata terhadap produksi karet pada taraf α sebesar 4% atau pada

tingkat kepercayaan sebesar 96%. Dimana hal ini terjadi berkaitan dengan tanaman karet yang

sudah berusia tua dan tidak produktif lagi sehingga walaupun terjadi peningkatan pemakaian

herbisida produksi yang dihasilkan tetap akan terus menurun. Hal tersebut bisa terjadi karena

umur tanaman yang diteliti dalam penelitian ini bervariasi mulai dari tanaman karet umur 6

tahun sampai umur tanaman karet 27 tahun.

Jika dilihat dari F tabel yaitu sebesar 2,209, menunjukkan bahwa nilai ini lebih kecil dari

F hitung yang sebesar 39,701 dan signifikan pada taraf α sebesar 1% atau pada tingkat

kepercayaan sebesar 99%. Ini berarti bahwa secara bersama-sama lahan, modal, tenaga kerja,

Urea, TSP, KCl, dan herbisida akan mempengaruhi produksi karet di Kecamatan Lubuk

Batang Kabupaten Ogan Komering Ulu.

Page 11: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Petani Karet ... · Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer diperoleh langsung melalui

AgronobiS, Vol. 2, No. 3,Maret 2010 ISSN: 1979 – 8245X

Rosnaliza Testiana, Hal; 60 – 72

70

Analisis Pendapatan Usahatani Karet Rakyat

Pendapatan karet rakyat dipengaruhi oleh besarnya penerimaan dan biaya yang

dikeluarkan oleh petani karet pertahunnya. Atau dengan kata lain Pendapatan usahatani karet

rakyat tergantung dari besar kecilnya produksi yang dihasilkan serta biaya yang dikeluarkan

untuk produksi dan pemeliharaannya. Tinggi rendahnya pendapatan petani karet rakyat sangat

dipengaruhi oleh ketrampilan petani dalam mengoptimalkan pengeluaran terhadap

penggunaan faktor-faktor produksi sehingga output yang diperoleh akan optimal dan

pendapatan maksimal dapat tercapai. Rata-rata pendapatan petani karet rakyat di Kecamatan

Lubuk Batang selama tahun 2008 dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini:

Tabel 4.

Rata-rata Total Biaya, Penerimaan, dan Pendapatan

Petani Karet Rakyat di Kec. Lubuk Batang selama Tahun 2008

No. Uraian Nilai (Rp/Ha/Th)

1. Total Biaya 4.834.620,00

2. Total Penerimaan 24.259.305,56

3. Pendapatan 19.424.685,56

4. R/C 5,02

Sumber : Analisis Data Primer, 2009

Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa rata-rata pendapatan yang diperoleh petani karet

rakyat selama tahun 2008 adalah sebesar Rp 19.424.685,56 (Ha/Th). Nilai ini diperoleh dari

selisih rata-rata total penerimaan petani per tahun yaitu sebesar Rp 24.259.305,56 dengan rata-

rata total biaya yang dikeluarkan petani per tahun yaitu sebesar 4.834.620. Rata-rata

Pendapatan yang diperoleh petani selama tahun 2008 lebih rendah dibandingkan tahun

sebelumnya. Hal ini disebabkan terjadinya penurunan harga karet yang drastis mulai bulan

September sampai Desember 2008 dari Rp 9000/Kg menjadi Rp 3000/Kg.

Adapun R/C yang diperoleh dari usahatani karet rakyat ini adalah sebesar 5,02. Ini

berarti setiap Rp. 1 yang dikeluarkan petani akan menyebabkan penerimaan bertambah sebesar

Rp 5,02. Hal ini menunjukkan bahwa usahatani karet rakyat ini cukup layak untuk

dikembangkan karena kontribusinya terhadap pendapatan masyarakat cukup signifikan. Akan

tetapi petani masih banyak menemui beberapa kendala dalam mengembangkan usahatani karet

ini. Adapun beberapa kendala yang banyak dikeluhkan petani antara lain: terbatasnya modal

usaha yang mereka punya, ketersediaan bibit unggul dan sarana produksi yang terbatas dan

sulit diperoleh serta pengetahuan yang belum mendukung tentang teknik budidaya karet yang

baik dimana hal ini disebabkan karena kurangnya penyuluhan dan pelatihan yang diadakan

bagi petani karet tersebut.

Dengan adanya beberapa kendala yang mereka hadapi tersebut mengakibatkan petani

sulit untuk meningkatkan hasil produksi dalam jumlah yang lebih tinggi dan mereka juga sulit

untuk mengembangkan usahatani karet yang mereka jalankan. Oleh karena itu, adanya

Program Revitalisasi perkebunan karet yang diterapkan oleh Pemerintah Daerah Ogan

Komering Ulu sangat membantu bagi petani dalam mengembangkan usahatani karetnya.

Diharapkan dengan adanya Program Revitalisasi ini maka akan dapat meningkatkan

pendapatan petani dan kesejahteraan mereka dapat tercapai.

Page 12: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Petani Karet ... · Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer diperoleh langsung melalui

AgronobiS, Vol. 2, No. 3,Maret 2010 ISSN: 1979 – 8245X

Rosnaliza Testiana, Hal; 60 – 72

71

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Tingkat pendidikan,dan pendapatan, berpengaruh positif terhadap keputusan petani karet

dalam mengikuti Program Revitalisasi. Sedangkan Pengalaman berpengaruh negatif

terhadap keputusan petani karet dalam mengikuti Program Revitalisasi.

2. Produksi karet rakyat di Kecamatan Lubuk Batang Kabupaten Ogan Komering Ulu secara

nyata dipengaruhi oleh lahan, tenaga kerja, urea, TSP, dan herbisida. Sedangkan modal

dan KCl tidak berpengaruh nyata terhadap produksi karet rakyat.

3. Rata-rata pendapatan yang diperoleh petani karet rakyat di Kecamatan Lubuk Batang

Kabupaten Ogan Komering Ulu selama Tahun 2008 adalah sebesar Rp 19.424.685,56

(Ha/Th) dengan nilai R/C sebesar 5,02.

Saran

Adapun saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Perlunya petani untuk segera memiliki sertifikat tanah agar tidak menjadi kendala dan

memenuhi syarat pada saat akan mendaftar dan ikut sebagai perserta Program Revitalisasi

dan dapat segera memperoleh bantuan modal dari pihak yang terkait dan bekerja sama.

2. Perlunya peran serta penyuluh yang aktif untuk memberikan penyuluhan mengenai teknik

budidaya tanaman karet yang baik agar dapat meningkatkan produksi dan pendapatan

petani karet rakyat tersebut.

3. Penelitian ini hanya membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi petani karet

rakyat dalam mengikuti Program Revitalisasi dan keadaan usahatani karet rakyat sebelum

mengikuti Program Revitalisasi. Sehingga penelitian selanjutnya disarankan untuk

meneliti tentang keadaan Usahatani karet rakyat sebelum dan sesudah mengikuti Program

Revitalisasi.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2005. Prospek dan Arah Pengembangan

Agribisnis Karet. Jakarta: Departemen Pertanian RI

Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten OKU. 2008. Program Revitalisasi Perkebunan.

Baturaja: Dishutbun Kabupaten OKU

Direktorat Jenderal Perkebunan. 2007. Pedoman Umum Program Revitalisasi Perkebunan

(Kelapa Sawit, Karet, dan Kakao). Jakarta: Departemen Pertanian RI

Page 13: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Petani Karet ... · Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer diperoleh langsung melalui

AgronobiS, Vol. 2, No. 3,Maret 2010 ISSN: 1979 – 8245X

Rosnaliza Testiana, Hal; 60 – 72

72

Forum Bersama Pembangunan Perkebunan Sumsel. 2006. Karet Sumber Kehidupan di

Sumsel. Dinas Perkebunan Provinsi Sumsel. Palembang: Disbun Sumsel

Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Selatan. 2006. Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2005-2008. Palembang:

Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan