FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA...

88
KARYA TULIS ILMIAH FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA PENCEGAHAN INFEKSI PADA IBU BERSALIN DI RSUD KOTA KENDARI TAHUN 2017 Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan pada Program Studi Diploma III Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari Disusun Oleh : RITNA NIM : P00324014068 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI DIII TAHUN 2017

Transcript of FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA...

Page 1: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

i

KARYA TULIS ILMIAH

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYAPENCEGAHAN INFEKSI PADA IBU BERSALIN

DI RSUD KOTA KENDARI TAHUN 2017

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan padaProgram Studi Diploma III Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari

Disusun Oleh :

RITNANIM : P00324014068

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

JURUSAN KEBIDANANPROGRAM STUDI DIII

TAHUN 2017

Page 2: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

ii

Page 3: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

iii

Page 4: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

iv

RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Penulis

1. Nama : Ritna

2. Tempat Tangal Lahir : Kolaka, 23 Agustus 1996

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Agama : Islam

5. Suku/Bangsa : Tolaki / Indonesia

6. Alamat : Jl. Jend. A Nasution Lorong Ambon

Kota Kendari

B. Riwayat Pendidikan

1. SD Negeri 1 Tirawuta Kolaka Timur, Tamat Tahun 2008

2. SMP Negeri 1 Tirawuta Kolaka Timur, Tahun Tamat 2011

3. SMA Negeri 1 Tirawuta Kolaka Timur, Tamat Tahun 2014

4. Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kendari Jurusan Kebidanan

Tahun 2014 sampai sekarang.

iv

Page 5: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas karunia dan hidayah-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan karya tulis ilmiah ini dengan

judul “Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Upaya Pencegahan Infeksi

pada Ibu Bersalin Di RSUD Kota Kendari Tahun 2017”.

Penulis menyadari bahwa semua ini dapat terlaksana karena dorongan

dan bimbingan dari berbagai pihak, secara langsung maupun tidak langsung

dalam memberikan bimbingan dan petunjuk sejak dari pelaksanaan kegiatan

awal sampai pada penyelesaian karya tulis ilmiah ini. Untuk itu penulis

mengucapkan terima kasih kepada Ibu Sultina Sarita, SKM., M.Kes., selaku

Pembimbing I dan Ibu Elyasari, SST., M.Keb., selaku Pembimbing II yang

telah meluangkan waktu dan pikiran dengan penuh kesabaran dan tanggung

jawab guna memberikan bimbingan dan petunjuk kepada penulis dalam

menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Pada kesempatan ini pula, penulis mengucapkan terima kasih kepada

yang terhormat:

1. Bapak Petrus, SKM., M.Kes., selaku Direktur Poltekkes Kemenkes

Kendari.

2. Ibu dr. Hj. Asrida, selaku Direktur RSUD Kota Kendari Provinsi Sulawesi

Tenggara dan staf yang telah membantu dalam memberikan informasi

selama pengambilan data awal penelitian ini berlangsung

3. Ibu Halijah, SKM., M.Kes., selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes

Kemenkes Kendari.

v

Page 6: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

vi

4. Ibu Arsulfa, S.Si.T., M.Keb., selaku Penguji I, Ibu Melania Asi, S.Si.T.,

M.Kes., selaku Penguji II, dan Ibu Farming, SST., M.Keb., selaku Penguji

III.

5. Seluruh Dosen dan staf pengajar Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan

Kebidanan yang telah banyak membantu dan memberikan ilmu

pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes

Kemenkes Kendari.

6. Teristimewa kepada ayahanda Bahrun dan Ibunda tercinta Sitti Juriah

yang telah mengasuh, membesarkan dengan cinta dan penuh kasih

sayang, serta memberikan dorongan moril, material dan spiritual, serta

saudara-saudaraku, Ritno Febrianto, dan Muh. Zaisar terima kasih atas

pengertiannya selama ini.

7. Sahabatku; Irna, Dhita, Yulinda, dan Fiqra serta teman-temanku Andini,

Igha, Apriani, Wuryani dan Wa Aci. Terima kasih atas kebersamaannya

selama ini.

8. Seluruh rekan-rekan mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan

Kebidanan angkatan 2014.

Tiada yang dapat penulis berikan kecuali memohon kepada Allah

SWT, semoga segala bantuan dan andil yang telah diberikan oleh semua

pihak selama ini mendapat berkah dari Allah SWT. Akhir kata penulis

mengharapkan semoga karya tulis ilmiah ini dapat menambah khasanah ilmu

pengetahuan serta dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Kendari, Juli 2017

Penulis

vi

Page 7: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

vii

ABSTRAK

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Upaya Pencegahan Infeksipada Ibu Bersalin Di RSUD Kota Kendari Tahun 2017

Ritna 1, Sultina Sarita 2, Elyasari 2

Latar Belakang: Infeksi merupakan salah satu penyebab utama tingginya angkakematian ibu dan bayi baru lahir. Ibu bersalin yang menerima pelayanan medis dankesehatan, baik di rumah sakit atau klinik bersalin, dihadapkan kepada risikoterjadinya infeksi. Kejadian infeksi sebenarnya dapat dicegah dan diminimalkankejadiannya dengan upaya melaksanakan tindakan pencegahan infeksi dalammemberikan pelayanan kesehatan.Tujuan Penelitian: untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan denganupaya pencegahan infeksi pada ibu bersalin di RSUD Kota Kendari Tahun 2017.Metode Penelitian: Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitikdengan desain penelitian cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Ruang TerataiRSUD Kota Kendari pada bulan Juni-Juli 2017. Populasi adalah semua bidan yangmenolong persalinan di Ruang Bersalin di RSUD Kota Kendari sebanyak 43 orang,dengan sampel sebanyak 43 responden secara total sampling. Variabel independendalam penelitian ini yaitu sikap dan ketersediaan fasilitas, sedangkan variabeldependen dalam penelitian ini yaitu upaya pencegahan infeksi pada ibu bersalin.Hasil Penelitian: Menunjukkan bahwa sikap bidan dalam upaya pencegahan infeksisebagian besar dalam kategori kurang baik, yakni sebanyak 23 orang (53,5%).Ketersediaan fasilitas dalam upaya pencegahan infeksi sebagian besar dalamkategori tidak lengkap, yakni sebanyak 27 orang (62,8%)Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada hubungansikap bidan dan ketersediaan dengan upaya pencegahan infeksi pada ibu bersalin diRuang Teratai RSUD Kota Kendari.

Kata Kunci : Upaya Pencegahan InfeksiDaftar Pustaka : 30 (2005-2015)

1. Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan2. Dosen Pembimbing Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan

vii

Page 8: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iii

RIWAYAT HIDUP ................................................................................ iv

KATA PENGANTAR ............................................................................ v

ABSTRAK ............................................................................................ vii

DAFTAR ISI .......................................................................................... viii

DAFTAR TABEL .................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................ 6

C. Tujuan Penelitian ............................................................... 7

D. Manfaat Penelitian ............................................................. 7

E. Keaslian Penelitian ............................................................ 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Persalinan ............................................ 10

B. Tinjauan Tentang Pencegahan Infeksi ............................. 16

C. Tinjauan Tentang Tindakan dalam Pencegahan Infeksi .. 21

D. Tinjauan Tentang faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan

Upaya Pencegahan Infeksi pada Asuhan Persalinan ...... 30

E. Landasan Teori ................................................................ 33

F. Kerangka Konsep Penelitian ........................................... 35

G. Hipotesis Penelitian ........................................................ 35

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian .............................................. 36

B. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................... 36

viii

Page 9: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

ix

C Populasi dan Sampel Penelitian ........................................ 37

D Variabel Penelitian ........................................................... 37

E Definisi Operasional dan Kriteria Objektif .......................... 37

F Sumber Data .................................................................... 40

G Pengolahan Data .............................................................. 40

H Penyajian Data ................................................................. 41

I. Analisis Data ..................................................................... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ................................................................. 44

B. Pembahasan .................................................................... 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ....................................................................... 58

B. Saran ................................................................................ 58

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ix

Page 10: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

x

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Tenaga Kesehatan dan Non Kesehatan di RSUD Kota KendariTahun 2017 .......................................................................................... 47

2. Distribusi Responden Menurut Umur di Ruang TerataiRSUD Kota Kendari ............................................................................. 48

3. Distribusi Responden Menurut Pendidikan di Ruang TerataiRSUD Kota Kendari ............................................................................. 48

4. Distribusi Responden Menurut Pengalaman Kerja di Ruang TerataiRSUD Kota Kendari ............................................................................. 49

5. Distribusi Sikap Bidan di Ruang Teratai RSUD Kota Kendari .............. 49

6. Distribusi Ketersediaan Fasilitas di Ruang Teratai RSUD Kota Kendari 50

7. Distribusi Upaya Pencegahan Infeksi di Ruang TerataiRSUD Kota Kendari ............................................................................. 50

8. Hasil Analisis Bivariat Hubungan Sikap dengan Upaya PencegahanInfeksi di Ruang Teratai RSUD Kota Kendari ...................................... 51

9. Hasil Analisis Bivariat Hubungan Ketersediaan Fasilitas dengan UpayaPencegahan Infeksi di Ruang Teratai RSUD Kota Kendari ................. 52

x

Page 11: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Konsep Penelitian .......................................................... 35

2. Desain Penelitian Cross Sectional ................................................. 36

xi

Page 12: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Surat Permohonan Pengisian Kuesioner

2. Surat Pernyataan Persetujuan Responden

3. Kuesioner Penelitian

4. Master Tabel Penelitian

5. Surat Ijin Penelitian

6. Surat Telah Selesai Melakukan Penelitian

xii

Page 13: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Infeksi merupakan salah satu penyebab utama tingginya angka

kematian ibu dan bayi baru lahir. Ibu bersalin yang menerima pelayanan

medis dan kesehatan, baik di rumah sakit atau klinik bersalin, dihadapkan

kepada risiko terjadinya infeksi. Kejadian infeksi sebenarnya dapat

dicegah dan diminimalkan kejadiannya dengan upaya melaksanakan

tindakan pencegahan infeksi dalam memberikan pelayanan kesehatan

(Saifuddin, 2013).

Pencegahan infeksi merupakan hal yang esensial dalam

memberikan asuhan lengkap yang diberikan kepada ibu dan bayi baru

lahir dan harus dilaksanakan secara rutin pada saat pemeriksaan

antenatal, saat menolong persalinan khususnya dan saat nifas. Tindakan

ini harus diterapkan dalam setiap aspek asuhan untuk meminimalkan dan

menurunkan resiko terjangkit atau terinfeksi mikroorganisme yang

menimbulkan penyakit-penyakit berbahaya serta infeksi nosokomial

terhadap ibu bersalin khususnya dan bayi baru lahir (Saifuddin, 2013).

Menurut WHO (World Health Organization), pada tahun 2013 AKI

(Maternal Mortality Ratio) di USA yaitu 28 per 100.000 kelahiran hidup

(KH), AKI di Nigeria yaitu 560 per 100.000 KH, AKI di India yaitu 190 per

100.000 KH, dan AKI di Malaysia yaitu 29 per 100.000 KH (WHO, 2014).

1

Page 14: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

2

Berdasarkan data World Health Organization (WHO), setiap

harinya pada tahun 2014, sekitar 800 wanita di dunia meninggal

dikarenakan komplikasi kehamilan dan persalinan termasuk perdarahan

yang hebat setelah persalinan, infeksi, hipertensi, dan aborsi yang tidak

aman (WHO, 2014). Di Negara berkembang paling sedikit satu dari

sepuluh kematian ibu disebabkan oleh Infeksi. Luka pasca nifas masih

menjadi kasus umum penyebab infeksi 80-90% (Varney, 2008).

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)

tahun 2012, angka kematian ibu (AKI) yang berkaitan dengan kehamilan,

persalinan, dan nifas sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup.

Sementara target AKI di tahun 2015 adalah 102 kematian per 100.000

kelahiran hidup. Jadi target angka ini masih jauh dari yang harus dicapai.

Pada tahun 2013, Kementerian Kesehatan meluncurkan program

Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS) dalam rangka

menurunkan angka kematian ibu dan neonatal sebesar 25% dengan

persalinan yang bersih dan aman sesuai prosedur salah satunya. Program

ini dilaksanakan di provinsi dan kabupaten dengan jumlah kematian ibu

dan neonatal yang besar, yaitu Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat,

Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. Dasar pemilihan

provinsi-provinsi tersebut dikarenakan 52,6% dari jumlah total kejadian

kematian ibu di Indonesia berasal dari enam provinsi tersebut. Sehingga

dengan menurunkan angka kematian ibu di enam provinsi tersebut

diharapkan akan dapat menurunkan angka kematian ibu di Indonesia

secara signifikan (Kemenkes RI, 2013).

Page 15: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

3

Pada Tahun 2014 (per Oktober) AKI di Provinsi Sulawesi Tenggara

sebesar 152 per 100.000 kelahiran hidup, sementara pada tahun 2013

AKI di Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar 249 per 100.000 kelahiran

hidup. Sedangkan, berdasarkan laporan dari profil kab/kota AKI yang

dilaporkan di Sulawesi Tenggara tahun 2014 yaitu 106/100.000 kelahiran

hidup (Dinkes Prov. Sultra, 2014).

Kematian ibu di Indonesia tetap didominasi oleh tiga penyebab

utama kematian yaitu perdarahan, hipertensi dalam kehamilan, dan

infeksi. Upaya penurunan AKI harus difokuskan pada penyebab langsung

kematian ibu, yang terjadi 90% pada saat persalinan dan segera setelah

persalinan yaitu perdarahan (28%), eklamsia (24%), infeksi (11%),

komplikasi puerperium (8%), partus macet (5%), abortus (5%), trauma

obstetric (5%), emboli (3%), dan lain-lain (11%) (Kemenkes RI, 2013).

Penyebab angka kematian ibu di Sulawesi Tenggara disebabkan oleh

perdarahan 33%, eklampsia 28%, lainnya 27%, infeksi 6,6%, partus macet

3,3%, dan abortus 2% (Dinkes Prov. Sultra, 2014).

Di Kota Kendari, selama tahun 2016 sebanyak 74 kasus ditemukan

ibu mati melahirkan. Dari 74 kasus kematian ibu yang dilaporkan tersebut,

dua kasus kematian di klinik dokter, 42 kasus meninggal di rumah sakit

dan 17 kasus meninggal di rumah, 5 kasus meninggal di puskesmas dan

8 kasus meninggal dalam perjalanan. Sedangkan kematian ibu melahirkan

tahun 2015 hanya 57 kasus (Dinkes Kota Kendari, 2016).

Saat ini, fokus utama penanganan masalah infeksi dalam

pelayanan kesehatan adalah ditujukan untuk mencegah dan

Page 16: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

4

meminimalkan infeksi yang diakibatkan oleh mikroorganisme dan

mengurangi risiko perpindahan penyakit (Hepatitis B dan HIV AIDS) (Azis

dan Musrifatul, 2008).

Infeksi persalinan dapat dicegah apabila tenaga kesehatan dapat

melakukan pencegahan infeksi yang benar yaitu melalui pengetahuan,

keterampilan dan pelatihan klinik yang kemudian diterapkan sehingga

mampu memberikan asuhan persalinan yang aman dan bersih serta

mencegah terjadinya komplikasi pada ibu bersalin. Prinsip-prinsip

tindakan pencegahan infeksi yang sesuai dengan SOP harus diterapkan

dalam proses menolong persalinan karena untuk menghindari penyakit-

penyakit infeksi yang melalui jalan lahir (Depkes RI, 2008).

Prinsip tindakan pencegahan terhadap infeksi yang dapat dilakukan

oleh bidan pada ibu bersalin dengan persalinan normal diantaranya

adalah mencuci tangan, memakai sarung tangan dan penggunaan alat

pelindung diri pada saat prosedur tindakan, melaksanakan teknik aseptik,

memproses alat bekas pakai dengan benar, dan menjaga kebersihan

lingkungan ruang persalinan (Depkes RI, 2014).

Bidan sebagai salah satu petugas kesehatan dan penolong

persalinan yang profesional, dalam memberikan asuhan kebidanan,

sangat berkemungkinan untuk ditulari dan menularkan kuman dari dan

kepada kliennya yang dapat menimbulkan terjadinya infeksi. Oleh karena

itu, prinsip pelaksanaan tindakan pencegahan infeksi harus tetap

dilaksanakan dan ditingkatkan, sesuai dengan prosedur yang telah

Page 17: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

5

ditetapkan untuk mencegah dan mengurangi kejadian morbiditas hingga

mortalitas (Mustika, 2008).

Hasil Penelitian Widoretno (2012), di Kab Lampung Timur dapat

dilihat ada beberapa faktor yang berhubungan dengan perilaku bidan

dalam pencegahan infeksi saat melakukan pertolongan persalinan yang

meliputi faktor sikap dan pengetahuan yang menunjukkan hubungan yang

signifikan dengan perilaku bidan dalam pencegahan infeksi.

Hasil Penelitian Rahmadona dkk (2014), di Puskesmas Wilayah

kerja Dinkes Kab Badung Prov. Bali menunjukkan bahwa pengetahuan

dan sikap (faktor predisposisi), ketersediaan sarana dan fasilitas (faktor

pemungkin) menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dengan

perilaku penerapan kewaspadaan universal (pencegahan infeksi) pada

persalinan normal.

Berdasarkan survei pendahuluan di RSUD Kota Kendari yang

merupakan salah satu rumah sakit pemerintah yang berstatus B, dimana

jumlah bidan sebanyak 63 orang. Ibu bersalin periode tahun 2015-2016

yang melahirkan secara normal yang ditolong oleh bidan adalah 945

orang ibu bersalin diantaranya terdapat 21 (2,2%) orang ibu bersalin yang

mengalami infeksi pasca persalinan di Ruang Teratai RSUD Kota Kendari.

Berdasarkan pengamatan dan hasil wawancara pada tanggal 12

November 2016 kepada 8 orang bidan, dengan sarana prasarana rumah

sakit untuk tindakan pencegahan infeksi juga sudah lengkap. Dari 8 orang

bidan tersebut hanya 3 orang (37,5%) yang melakukan semua tahap atau

prosedur tindakan pencegahan infeksi pada pertolongan persalinan sesuai

Page 18: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

6

SOP yang sudah ditetapkan. Ada beberapa tindakan pencegahan infeksi

yang tidak dilakukan oleh 5 orang bidan tersebut yaitu: menggunakan lap

tangan setelah mencuci tangan secara bersamaan/ tidak untuk sekali

pakai, mereka tidak mencuci tangan setelah tiba di tempat bekerja,

terkadang mereka juga tidak mengganti larutan klorin setiap 24 jam sekali

dan mereka tidak menggunakan APD secara lengkap saat melakukan

pertolongan persalinan yaitu tidak memakai penutup kepala, masker

jarang digunakan dikarenakan mereka merasa kurang nyaman, dan

jarang menggunakan sepatu pelindung/ boot/ sepatu khusus di ruang

bersalin.

Pembentukan perilaku yang baik akan dipengaruhi oleh berbagai

faktor baik dari dalam (internal) maupun dari luar diri (eksternal) bidan

tersebut. Menurut Geller (2005), terdapat dua faktor yaitu faktor internal

(sikap) dan eksternal (ketersediaan fasilitas).

Berdasarkan uraian permasalahan di atas, peneliti telah melakukan

penelitian dengan judul: faktor-faktor yang berhubungan dengan upaya

pencegahan infeksi pada ibu bersalin di Ruang Teratai RSUD Kota

Kendari Tahun 2017.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah

dalam penelitian ini adalah: “faktor-faktor apa saja yang berhubungan

dengan upaya pencegahan infeksi pada ibu bersalin di Ruang Teratai

RSUD Kota Kendari tahun 2017?”.

Page 19: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

7

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan

upaya pencegahan infeksi pada ibu bersalin di Ruang Teratai RSUD

Kota Kendari Tahun 2017.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui sikap bidan dalam upaya pencegahan infeksi

pada ibu bersalin di Ruang Teratai RSUD Kota Kendari Tahun

2017.

b. Untuk mengetahui ketersediaan fasilitas dalam upaya pencegahan

infeksi pada ibu bersalin di Ruang Teratai RSUD Kota Kendari

Tahun 2017.

c. Untuk mengetahui hubungan antara sikap bidan dengan upaya

pencegahan infeksi pada ibu bersalin di Ruang Teratai RSUD Kota

Kendari Tahun 2017.

d. Untuk mengetahui hubungan antara ketersediaan fasilitas dengan

upaya pencegahan infeksi pada ibu bersalin di Ruang Teratai

RSUD Kota Kendari Tahun 2017.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Rumah Sakit

Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi Instansi Rumah

Sakit untuk evaluasi terhadap penerapan standar praktek pencegahan

infeksi pada ibu bersalin yang dapat digunakan sebagai bahan

Page 20: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

8

referensi untuk pengambilan kebijakan menjadi acuan dalam

menerapkan asuhan kebidanan yang komprehensif dan bermutu

dalam upaya penanggulangan pencegahan infeksi pada pertolongan

persalinan yang pada akhirnya akan menurunkan Angka Kematian Ibu.

2. Bagi Bidan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi

bidan untuk menerapkan prosedur atau pedoman pencegahan infeksi

pada pertolongan persalinan dalam upaya penanggulangan

pencegahan penyakit infeksi pada ibu bersalin khususnya.

3. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan referensi bagi peneliti

selanjutnya dan penelitian ini dapat menambah wawasan keilmuan

yang berkaitan dengan penerapan pencegahan infeksi pada ibu

bersalin dengan pertolongan persalinan.

E. Keaslian Penelitian

Berdasarkan penelusuran kepustakaan yang sudah dilakukan oleh

peneliti, hasil penelitian yang mirip dengan penelitian yang akan dilakukan

oleh:

1. Fitria (2012). Beberapa Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku

Bidan Dalam Pencegahan Infeksi Saat Melakukan Pertolongan

Persalinan di Kab. Lampung Timur. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa ada beberapa faktor yang berhubungan dengan perilaku bidan

dalam pencegahan infeksi saat melakukan pertolongan persalinan

Page 21: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

9

yang meliputi faktor sikap dan pengetahuan yang menunjukkan

hubungan yang signifikan dengan perilaku bidan dalam pencegahan

infeksi.

2. Rahmadona dkk (2014). Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan

Perilaku Bidan dalam pencegahan Rsiiko Penularan HIV/AIDS Pada

Pertolongan Persalinan Normal di Kota Tanjung Pinang Tahun 2014.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan dan sikap (faktor

predisposisi), ketersediaan sarana dan fasilitas (faktor pemungkin)

menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dengan perilaku

penerapan kewaspadaan universal (pencegahan infeksi) pada

persalinan normal.

Perbedaan dengan penelitian yang penulis lakukan adalah tahun

penelitian, tempat penelitian, variabel yang teliti.

Page 22: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Persalinan

1. Pengertian

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri)

yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir

atau jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan/kekuatan sendiri

(Lailiyana, S., 2011). Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir

dengan pengeluaran bayi cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul

dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu (Yanti, 2009).

Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban

keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi

pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya

penyulit. Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan

menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir

dengan lahirnya plasenta secara lengkap (POGI, IDAI, IBI, PPNI, 2008).

Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada

kehamilan cukup bulan (37- 42 minggu), lahir spontan dengan presentasi

belakang kepala yang berlangsung tidak lebih dari 18 jam tanpa komplikasi

baik bagi ibu maupun janin (Rukiyah, 2009).

Adapun menurut proses berlangsungnya persalinan dibedakan

sebagai berikut:

a. Persalinan spontan

Bila persalinan berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri, melalui jalan

lahir ibu tersebut.

10

Page 23: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

11

b. Persalinan buatan.

Bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar misalnya ekstraksi

forceps, atau dilakukan operasi section caesaria.

c. Persalinan anjuran

Persalinan yang tidak di mulai dengan sendirinya tetapi baru berlangsung

setelah pemecahan ketuban, pemberian pitocin atau prostaglandin (Yanti,

2009).

Bagaimana terjadinya persalinan belum diketahui dengan pasti,

sehingga menimbulkan beberapa teori yang berkaitan dengan mulainya

kekuatan his, hormon-hormon yang dominan pada saat kehamilan yaitu:

a. Estrogen

Berfungsi untuk meningkatkan sensitivitas otot rahim dan

memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan

oksitosin, rangsangan prostaglandin, rangsangan mekanis.

b. Progesterone

Berfungsi menurunkan sensitivitas otot rahim, menyulitkan

penerimaan rangsangan dari luar seperti oksitosin, rangsangan

prostaglandin, rangsangan mekanis, dan menyebabkan otot rahim dan

otot polos relaksasi (Sumarah, 2009).

2. Tahapan Persalinan

Menurut Sumarah (2009), tahapan persalinan sebagai berikut:

a. Kala I Pembukaan

Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus

yang teratur dan meningkat (frekuensi dan kekuatannya) hingga

Page 24: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

12

serviks membuka lengkap (10 cm). Kala I persalinan terdiri atas

dua fase, yaitu fase laten dan fase aktif.

1) Tanda dan gejala kala I

a) Penipisan dan pembukaan serviks

b) Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan serviks

(Frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit)

c) Cairan lendir bercampur darah (“show”) melalui vagina

2) Fase laten pada kala I persalinan:

a) Di mulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan

pembukaan serviks secara bertahap

b) Berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm

c) Pada umumnya, fase laten berlangsung hampir atau hingga 8 jam

3) Fase Aktif pada kala I persalinan:

a) Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara

bertahap (kontraksi dianggap adekuat/memadai jika terjadi tiga

kali atau lebih dalam waktu 10 menit, dan berlangsung selama 40

detik atau lebih).

b) Dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap atau

10 cm, akan terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm per jam

(nulipara atau primigravida) atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm

(multipara)

c) Terjadi penurunan bagian terbawah janin

b. Kala II persalinan

Di mulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir.

Proses ini berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada

Page 25: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

13

multigravida. Pada kala ini his menjadi lebih kuat dan cepat, kurang

lebih 2-3 menit sekali. Dalam kondisi yang normal pada kala ini

kepala janin sudah masuk dalam ruang panggul, maka pada saat

his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang secara

reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Wanita merasa adanya

tekanan pada rectum dan seperti akan buang air besar. Kemudian

perineum mulai menonjol dan menjadi lebar dengan membukanya

anus. Labia mulai membuka dan tidak lama kemudian kepala janin

tampak dalam vulva pada saat ada his. Jika dasar panggul sudah

berelaksasi, kepala janin tidak masuk lagi di luar his dan mengedan

maksimal kepala janin di lahirkan dengan suboksiput di bawah

simfisis dan dahi, muka, dagu melewati perenium. Setelah his

istirahat sebentar maka his akan mulai lagi untuk mengeluarkan

anggota badan bayi.

c. Kala III persalinan

Di mulai setelah segera bayi lahir sampai lahirnya plasenta,

yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Setelah bayi lahir

uterus teraba keras dengan fundus uteri agak di atas pusat.

Bebrapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk

melepaskan plasenta dari dindingnya.

d. Kala IV persalinan

Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama

post partum. Tujuan asuhan persalinan adalah memberikan asuhan

Page 26: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

14

yang memadai selama persalinan dalam upaya mencapai

pertolongan persalinan yang bersih dan aman, dengan

memperhatikan aspek sayang ibu dan sayang bayi.

Observasi yang harus dilakukan pada kala IV adalah :

1) Tingkat kesadaran penderita

2) Pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi dan pernapasan

3) Kontraksi uterus

4) Terjadinya perdarahan.

Perdarahan dianggap masih normal jika jumlahnya tidak

melebihi 400 sampai 500 cc (Sumarah, 2008).

3. Perawatan Persalinan

Menurut Depkes Ri (2012), penatalaksanaan dan perawatan selama

persalinan sebagai berikut:

a. Kala I

1) Beri dukungan dan dengarkan keluhan ibu

2) Jika ibu tampak gelisah/ketakutan, biarkan ia berganti posisi sesuai

keinginan, tapi jika di tempat tidur sarankan untuk miring serta biarkan

ia berjalan atau beraktivitas ringan sesuai kesanggupannya dan ajari

teknik bernafas

3) Izinkan ibu untuk mandi atau membasuh kemaluannya setelah buang

air besar/kecil

4) Beri minum yang cukup untuk menghindari dehidrasi serta sarankan

ibu berkemih sesering mungkin

b. Kala II

Page 27: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

15

1) Bersihkan vulva dan perinium, dari depan ke belakang dengan kapas

atau kasa yang dibasahi air DTT

2) Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan bahwa pembukaan

serviks sudah lengkap

3) Dekontaminasi sarung tangan dengan mencelupkan tangan yang

masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%

4) Periksa denyut jantung janin segera setelah kontraksi berakhir

c. Kala III

1) Menyuntikkan oksitosin untuk membantu uterus berkontraksi baik

2) Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, berikan suntikan oksitosin 10

unit IM di sepertiga paha atas bagian distal lateral

d. Kala IV

1) Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan

pervaginam

2) Mulai IMD dengan memberi cukup waktu untuk melakukan kontak

kulit ibu-bayi

3) Timbang dan ukur bayi

4) Beri bayi salep atau tetes mata antibiotika profilaksis

5) Suntikkan vitamin K1 1 mg IM di paha kiri antero lateral bayi

6) Pastikan suhu tubh bayi normal

7) Periksa cacat bawaan bayi dan tanda-tanda bahaya pada bayi

8) Berikan suntikan imunisasi hepatitis V di paha kanan antero lateral

9) Pantau kontraksi dan pencegahan perdarahan pervaginam

10) Periksa tekanan darah ibu

Page 28: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

16

B. Tinjauan Tentang Pencegahan Infeksi

1. Pengertian

Pencegahan infeksi merupakan upaya untuk mencegah terjadinya

risiko penularan infeksi mikroorganisme yang berasal dari tenaga kesehatan.

Tindakan pencegahan infeksi ini tidak terpisah dari komponen lain selama

dalam asuhan persalinan dan kelahiran bayi. Tindakan pencegahan infeksi

dalam asuhan persalinan adalah untuk meminimalkan infeksi yang

disebabkan oleh mikroorganisme serta menurunkan risiko penularan penyakit

yang mengancam jiwa seperti Hepatitis dan HIV/AIDS. Sejumlah penelitian

telah menunjukkan bahwa pelaksanaan pencegahan infeksi dapat berhasil

mengurangi risiko pajanan darah dan cairan tubuh (Li li, Chunqin dkk, 2011).

Pencegahan infeksi merupakan tindakan melindungi ibu, bayi baru

lahir, keluarga, penolong persalinan dan tenaga kesehatan lainnya dengan

mengurangi infeksi karena bakteri, virus dan jamur. Pencegahan infeksi juga

adalah bagian yang esensial dari semua asuhan yang diberikan kepada ibu

dan bayi baru lahir dan harus dilaksanakan secara rutin pada saat menolong

persalinan dan kelahiran bayi, paska persalinan ibu dan bayi baru lahir, saat

menatalaksana penyulit/komplikasi, kemungkinan tertular penyakit HIV/AIDS,

Hepatitis dan terjadinya infeksi silang antar petugas dengan pasien (Depkes

RI, 2014).

Prinsip pencegahan infeksi ini adalah bahwa: (1) Setiap orang, baik

ibu, bayi baru lahir maupun penolong persalinan harus dianggap dapat

menularkan penyakit, karena infeksi dapat timbul tanpa gejala atau

asimtomatik; (2) Setiap orang dianggap berisiko terkena infeksi; (3) Semua

benda dan peralatan yang telah tersentuh dengan permukaan kulit yang tak

utuh, lecet, selaput mukosa atau darah dianggap telah terkontaminasi

Page 29: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

17

sehingga harus diproses dengan benar setelah alat tersebut digunakan; (4)

Jika tidak diketahui apakah alat tersebut terkontaminasi atau tidak maka

semua alat harus dianggap masih terkontaminasi; (5) Risiko infeksi tidak

dapat dihilangkan secara total, tetapi dapat diminimalkan sekecil mungkin

untuk mengurangi risiko dengan menerapkan tindakan pencegahan infeksi

dengan benar dan konsisten.

2. Definisi Tindakan-Tindakan dalam Pencegahan Infeksi

Adapun fefinisi tindakan-tindakan dalam pencegahan infeksi yaitu:

a. Asepsis adalah suatu tindakan untuk mencegah masuknya

mikroorganisme kedalam tubuh.

b. Tehnik aseptik adalah suatu tindakan membuat prosedur lebih aman

dengan menurunkan atau menghilangkan seluruh mikroorganisme pada

kulit, jaringan dan instrumen hingga tingkat yang aman.

c. Antisepsis adalah suatu tindakan pencegahan infeksi dengan cara

membunuh/menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada

kulit/jaringan tubuh.

d. Dekontaminasi adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk memastikan

bahwa petugas kesehatan dapat menangani secara aman berbagai

benda yang terkontaminasi darah, cairan tubuh.

e. Mencuci dan membilas adalah suatu tindakan untuk menghilangkan

darah, cairan tubuh atau benda asing dari kulit/instrumen.

f. Desinfeksi adalah suatu tindakan untuk menghilangkan hampir semua

mikroorganisme pada benda mati/instrumen.

g. Desinfeksi Tingkat Tinggi/DT adalah suatu tindakan untuk menghilangkan

semua mikroorganisme kecuali endospora bakteri.

Page 30: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

18

h. Sterilisasi adalah suatu tindakan untuk menghilangkan semua

mikroorganisme termasuk endospora pada benda mati/instrumen

(Hidayat, A dan Sujiatini, 2010 dan Depkes RI, 2014).

3. Tujuan Utama Pencegahan Infeksi

Tujuan utama dari pencegahan infeksi adalah:

a. Mencegah dan meminimalkan infeksi yang disebabkan oleh

mikroorganisme.

b. Meminimalkan resiko penyebaran penyakit yang berbahaya yaitu

Hepatitis B dan HIV/ AIDS kepada pasien, petugas kesehatan, termasuk

petugas kebersihan (Pinem, 2009 & Depkes RI, 2014).

c. Melindungi ibu, Bayi Baru Lahir, keluarga, penolong persalinan, dan

tenaga kesehatan lain sehingga mengurangi infeksi karena bakteri, virus

dan jamur (Hidayat, A dan Sujiatini, 2010).

4. Prinsip Dasar dalam Pencegahan Infeksi Pada Persalinan Normal

Adapun prinsip dasar dalam pencegahan infeksi pada ibu dengan

persalinan normal yaitu:

a. Setiap orang (ibu, bayi baru lahir, penolong persalinan) harus dianggap

dapat menularkan penyakit karena infeksi dapat bersifat asimptomatik

(tanpa gejala) dan setiap orang harus dianggap berisiko terkena infeksi.

b. Cuci tangan adalah prosedur yang paling penting dan praktis untuk

mencegah kontaminasi silang.

c. Gunakan pelindung yaitu: (1) Sepasang sarung tangan sebelum

menyentuh apapun yang basah seperti kulit terkelupas, membran

mukosa, darah atau duh tubuh lainnya, serta alat-alat yang telah dipakai

dan bahan yang telah terkontaminasi atau sebelum melakukan tindakan

invasive; dan (2) Pelindung fisik/barier seperti kacamata (goggles),

Page 31: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

19

masker, celemek (apron) setiap kali melakukan kegiatan pelayanan yang

diantisipasi dapat terkena percikan atau terkena darah dan cairan tubuh

pasien.

d. Gunakan bahan antiseptik untuk membersihkan kulit maupun membran

mukosa sebelum melakukan operasi, membersihkan luka, atau

menggosok tangan sebelum operasi dengan bahan antiseptik berbahan

dasar alkohol.

e. Selalu melakukan tindakan menurut langkah yang aman, seperti tidak

membengkokkan jarum dengan tangan, memegang alat medik dan

memprosesnya dengan benar, membuang dan memproses sampah

medik dengan benar.

f. Lakukan pemrosesan terhadap instrumen, sarung tangan dan bahan lain

setelah digunakan dengan cara mendekontaminasi dalam larutan klorin

0,5% dan dicuci bersih, kemudian menggunakan (DTT) atau di sterilisasi

dengan cara-cara yang dianjurkan dengan benar dan sesuai prosedur

yang berlaku

g. Jika tidak diketahui apakah permukaan, peralatan atau benda lainnya

telah diproses dengan benar maka semua itu harus dianggap masih

terkontaminasi. Resiko infeksi tidak bisa dihilangkan secara total, tapi

dapat dikurangi hingga sekecil mungkin dengan menerapkan tindakan-

tindakan pencegahan infeksi secara benar dan konsisten (Pinem, 2009

dan Saifuddin, 2013).

C. Tinjauan Tentang Tindakan dalam Pencegahan Infeksi

Ada berbagai tindakan/ praktek pencegahan infeksi yang dapat

mencegah mikroorganisme berpindah dari satu individu ke individu lainnya (ibu,

bayi baru lahir dan para penolong persalinan) atau dari peralatan ke orang dapat

Page 32: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

20

dilakukan dengan meletakkan penghalang di antara mikroorganisme dan individu

(pasien atau petugas kesehatan) (Azis dan Uliyah, 2008 dan Depkes RI, 2014).

Tindakan-tindakan yang termasuk dalam pencegahan infeksi ini adalah:

1. Cuci Tangan

Cuci tangan adalah prosedur yang paling penting dari pencegahan

penyebaran infeksi yang menyebabkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi

baru lahir. Cuci tangan harus dilakukan, yaitu:

a. Segera setelah tiba di tempat pelayanan kesehatan

b. Sebelum dan setelah melakukan pemeriksaan atau kontak fisik secara

langsung dengan ibu dan bayi baru lahir

c. Sebelum memakai dan setelah melepas sarung tangan disinfeksi tingkat

tinggi atau steril, yang kemungkinan ada kebocoran di sarung tangan

d. Setelah menyentuh benda yang mungkin terkontaminasi oleh darah atau

cairan tubuh lainnya atau setelah menyentuh selaput mukosa (contohnya:

hidung, mulut, mata, vagina) meskipun saat itu sedang menggunakan

sarung tangan

e. Cuci tangan setelah pergi ke kamar kecil/kamar mandi, membersihkan

hidung atau memakai tangan untuk menutupi mulut ketika batuk dan

sebelum pulang kerja, cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang

mengalir selama 10-15 detik, lalu keringkan dengan handuk pribadi atau

dianginkan, sebagai pengganti cuci tangan dengan air, gunakan larutan

alkohol (100 ml alkohol 60-90% + 2 ml gliserin) jika tidak tersedia air

untuk mencuci tangan (Pinem, 2009 & Depkes RI, 2014).

Untuk membudidayakan kebiasaan mencuci tangan, pengelola tempat

pelayanan kesehatan khususnya pelayanan asuhan persalinan normal harus

berusaha menyediakan sabun dan air bersih secara terus menerus baik dari

Page 33: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

21

kran atau ember, serta penggunaan handuk sekali pakai ganti. Untuk setiap

petugas kesehatan khususnya bidan menggunakan satu handuk/lap bersih

dan kering untuk mengeringkan tangan (Saifuddin, 2013).

Mennurut Pinem (2009), langkah-langkah dalam mencuci tangan

adalah sebagai berikut:

a. Sediakan:

1) Sabun, sebaiknya dalam bentuk cair.

2) Air bersih mengalir. Bila tidak ada keran air, tempatkan air bersih ke

dalam ember tertutup atau tempat air lainnya agar dapat dikucurkan

ketika dipakai untuk mencuci tangan.

3) Handuk bersih yang kering atau lap kertas yang bersih.

4) Kuku dijaga selalu pendek.

b. Lepaskan perhiasan tangan atau lengan dan jam tangan

1) Cincin atau gelang dan jam tangan dapat menyebabkan seluruh

tangan dan lengan tidak tercuci bersih.

2) Simpan benda-benda tersebut agar aman dan mudah ditemukan saat

akan dipakai kembali.

c. Basahi tangan dan lengan setinggi pertengahan lengan bawah dengan air

bersih yang mengalir. Jangan mencuci tangan dan lengan dengan

memasukkannya ke dalam tempat air, karena air tersebut akan

mengandung kotoran.

d. Cuci tangan dan lengan dengan sabun, yaitu:

1) Taruh sabun di bagian telapak tangan yang telah basah. Buat busa

secukupnya tanpa percikan.

2) Gerakan cuci tangan terdiri dari 7 langkah hygiene cuci tangan yaitu:

gosokan kedua telapak tangan, gosokan telapak tangan kanan di atas

Page 34: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

22

punggung tangan kiri dan sebaliknya, gosok kedua telapak tangan

dengan jari saling mengait, gosok kedua ibu jari dengan cara

menggenggam dan memutar, gosok ujung ujung jari bergantian yang

kanan dan yang kiri, gosok pergelangan tangan, proses berlangsung

selama 10-15 detik, kemudian bilas kembali dengan air mengalir

sampai bersih, dan proses berlangsung selama 10-15 detik,

3) Keringkan tangan dengan handuk/kertas/tisu bersih dan kering sekali

pakai.

e. Pastikan tangan yang telah dibersihkan tidak bersentuhan dengan

barang-barang (seperti peralatan dan baju pelindung) yang tidak

didisenfeksi tingkat tinggi atau disterilkan. Jika tangan menyentuh

permukaan yang terkontaminasi, ulangi membersihkan tangan dengan

cara di atas.

2. Memakai Sarung Tangan dan Perlengkapan Pelindung Lainnya

Pemakaian sarung tangan digunakan yaitu:

a. Apabila melakukan tindakan klinik

b. Apabila memegang alat medik dan sarung tangan

c. Apabila membuang sampah medik, dalam melakukan tindakan apapun

yang menyentuh sesuatu yang basah seperti mukosa, kulit tidak utuh

atau cairan tubuh lainnya dari klien atau pasien harus menggunakan

sarung tangan untuk menghindari kontaminasi silang. Dengan kata lain,

gunakan sarung tangan yang berbeda untuk setiap tindakan. Sarung

tangan sekali pakai lebih dianjurkan, tapi jika jumlahnya sangat terbatas

maka sarung tangan steril/ DTT dapat diproses ulang dengan

dekontaminasi, cuci bilas, DTT atau sterilisasi dan jangan diproses lebih

Page 35: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

23

dari tiga kali karena mungkin ada robekan/ lubang yang tidak terlihat

(Saifuddin, 2013 dan Depkes RI, 2014).

Ada tiga prosedur penggunaan sarung tangan yaitu:

a. Gunakan sarung tangan steril atau desinfeksi tingkat tinggi digunakan

untuk prosedur apapun yang akan mengakibatkan kontak dengan

jaringan bawah kulit, seperti persalinan, penjahitan luka.

b. Sarung tangan bersih adalah sarung tangan yang didesinfeksi tingkat

tinggi yang digunakan untuk menangani darah atau cairan tubuh sebelum

tindakan rutin pada kulit dan selaput lendir. Misalnya: saat pemeriksaan

dalam dan merawat luka terbuka.

c. Sarung tangan rumah tangga atau tebal terbuat dari lateks atau vinil yang

tebal digunakan untuk mencuci peralatan, menangani sampah, juga

membersihkan darah dan cairan tubuh membersihkan alat kesehatan,

permukaan meja kerja, dll. Setelah dicuci dibilas bersih dan dapat

digunakan kembali (Pinem, 2009 dan Depkes RI, 2014).

Melindungi diri dari darah dan cairan tubuh, yaitu;

a. Gunakan sarung tangan sesuai petunjuk di atas.

b. Berhati-hati dalam mengelola sampah dan alat/benda tajam.

c. Kenakan apron panjang yang terbuat dari plastik atau bahan tahan air,

serta sepatu bot karet ketika menolong persalinan.

d. Lindungi mata dengan mengenakan kacamata atau perlengkapan lain.

e. Gunakan masker dan topi atau tutup kepala (Depkes RI, 2013).

Jenis perlengkapan alat pelindung adalah:

a. Pelindung wajah (masker dan kacamata)

Page 36: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

24

b. Celemek atau apron untuk melindungi atau menangani pasien dengan

perdarahan massif. Celemek yang sudah di DTT digunakan di tempat

pelayanan kesehatan berisiko tinggi seperti ruang bersalin.

c. Sepatu pelindung (Pelindung kaki/boot), dan penutup kepala digunakan

untuk mencegah jatuhnya mikroorganisme yang ada di rambut dan kulit

kepala petugas pada alat-alat/ daerah steril kepada ibu bersalin (Pinem,

2009).

3. Menggunakan Teknik Aseptik

Penerapan teknik aseptik membuat prosedur lebih aman bagi ibu,

bayi baru lahir dan juga menoolong persalinan. Teknik aseptik ini meliputi 3

aspek yaitu:

a. Penggunaan perlengkapan pelindung pribadi untuk mencegah

petugas/bidan terpapar mikroorganisme penyebab infeksi dengan cara

menghalangi petugas dari percikan cairan tubuh, darah, atau cedera

selama melaksanakan pertolongan persalinan.

b. Antisepsis yaitu tindakan yang dilakukan untuk mencegah infeksi dengan

cara membunuh atau mengurangi mikroorganisme pada jaringan tubuh

atau kulit, karena kulit atau mukosa tubuh tidak dapat disterilkan maka

penggunaan antisepsis ini akan sangat mengurangi jumlah

mikroorganisme yang akan mengkontaminasi luka yang terbuka sehingga

dapat menimbulkan infeksi. Larutan antiseptik digunakan pada kulit atau

jaringan, larutan desinfektan digunakan untuk mendekontaminasi

peralatan. Larutan yang biasa dipakai untuk antisepsis antara lain:

alkohol 60-90%, savlon, klorheksidin glukonat 4%, iodine 3%, sedangkan

untuk larutan desinfektan adalah klorin pemutih 0,5%.

Page 37: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

25

c. Menjaga tingkat sterilitas atau DTT. Prinsip menjaga daerah steril harus

digunakan untuk prosedur pada area tindakan dengan kondisi desinfeksi

tingkat tinggi yang meliputi penggunaan kain yang digunakan untuk alas

harus kain yang steril, hanya benda-benda yang steril yang ditempatkan

di area ini, benda apapun yang basah, terpotong, atau robek dianggap

sebagai benda yang terkontaminasi, mencegah orang yang

menggunakan sarung tangan untuk menyentuh benda yang ada di

daerah steril ini, dan daerah yang steril/ DTT ini ditempatkan jauh dari

jendela atau pintu.

Ada 3 proses pokok untuk memproses peralatan dalam upaya

pencegahan infeksi yaitu: dekontaminasi, cuci bilas, dan disinfeksi tingkat

tinggi (DTT) atau sterilisasi. Benda/alat yang steril ditempatkan dalam kain

pembungkus, maka alat dapat disimpan hingga 1 minggu setelah diproses,

bila peralatan steril yang dibungkus dalam kantong plastik bersegel, tetap

kering dan utuh, masih dapat digunakan hingga 1 bulan setelah diproses.

Peralatan yang sudah di DTT, dapat disimpan dalam wadah tertutup seperti

bak instrumen atau partus set dan dapat disimpan dalam kisaran waktu 1

minggu jika peralatan tetap kering dan terhindar dari debu. Jika semua

prosedur penyimpanan sudah melewati tenggang waktu penyimpanan, maka

alat tersebut harus diproses kembali sebelum digunakan (Depkes RI, 2014).

Langkah pertama dalam menangani peralatan, perlengkapan, sarung

tangan dan benda-benda lain yang terkontaminasi adalah dengan cara

dekontaminasi. Sarung tangan dari karet tebal atau sarung tangan rumah

tangga digunakan pada saat menangani peralatan bekas pakai atau kotor.

Alat yang sudah digunakan segera masukkan ke dalam larutan klorin 0,5 %

selama 10 menit. Prosedur ini akan mematikan virus Hepatitis B dan HIV.

Page 38: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

26

Larutan klorin 0,5 % ini hanya dapat digunakan dalam jangka waktu 24 jam,

jika lewat dari batas waktu tersebut daya kerja klorin akan turun, sehingga

perlu diganti setiap 24 jam atau dapat diganti lebih cepat jika larutan klorin

terlihat kotor atau keruh.

Langkah selanjutnya setelah dekontaminasi adalah pencucian dan

pembilasan. Pencucian juga dapat menurunkan endospora bakteri yang

dapat menyebabkan tetanus dan gangren. Jika perlengkapan untuk proses

sterilisasi tidak ada, maka tindakan pencucian alat adalah satu-satunya

proses fisik.

Langkah selanjutnya setelah pencucian dan pembilasan adalah DTT

dan sterilisasi. Sterilisasi adalah cara yang paling efektif untuk membunuh

mikroorganisme tetapi proses sterilisasi tidak selalu memungkinkan dan

praktis (Depkes RI, 2014).

4. Menjaga Kebersihan dan Sanitasi Lingkungan

Sampah yang terkontaminasi diletakkan ke dalam tempat sampah

tahan air dan dibakar, jika tidak memungkinkan untuk dibakar maka dikubur

bersama dengan wadahnya. Menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan

akan mengurangi mikroorganisme yang ada pada bagian permukaan benda-

benda tertentu dan menolong mencegah infeksi.

Adapun yang termasuk dalam menjaga kebersihan dan keamanan

dari sanitasi lingkungan dalam menerapkan pencegahan infeksi yaitu:

a. Menempatkan semua peralatan di dalam larutan klorin 0,5% untuk

dekontaminasi (10 menit). Mencuci dan membilas peralatan setelah

dekontaminasi.

Page 39: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

27

b. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat sampah

yang sesuai.

c. Membersihkan ibu dengan menggunakan air disinfeksi tingkat tinggi.

Membersihkan cairan ketuban, lendir dan darah. Membantu ibu memakai

pakaian yang bersih dan kering.

d. Memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu memberikan ASI.

Menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu minuman dan makanan

yang diinginkan.

e. Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan dengan

larutan klorin 0,5% dan membilas dengan air bersih.

f. Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%,

membalikkan bagian dalam ke luar dan merendamnya dalam larutan

klorin 0,5% selama 10 menit.

g. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir (Depkes RI,

2014).

D. Tinjauan Tentang Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan UpayaPencegahan Infeksi pada Asuhan Persalinan

1. Sikap

Sikap adalah proses pengorganisasian motivasi, emosi, persepsi, dan

kognitif yang bersifat jangka panjang dan berkaitan dengan aspek lingkungan

di sekitarnya. Demikian dapat dikatakan bahwa sikap bersifat menetap

karena sikap memiliki kecenderungan berproses dalam kurun waktu panjang

hasil dari pembelajaran. Sikap juga merupakan respon yang konsisten baik

itu respon positif maupun negatif terhadap suatu objek sebagai hasil dari

proses. Dalam ungkapan yang sederhana, sikap adalah bagaimana kita

Page 40: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

28

berpikir, merasa dan bertindak terhadap objek tertentu dalam lingkungan

(Ferrinadewi, 2008).

Menurut Secord dan Backman “sikap adalah keteraturan tertentu

dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi), dan predisposisi tindakan

(konasi) seseroang terhadap sutatu aspek di lingkungan sekitarnya”

(Saifuddin, 2013).

Menurut Notoatmojo (2010), sikap mempunyai tingkat-tingkat

berdasarkan intensitasnya, sebagai berikut:

a. Menerima (receiving) diartikan bahwa orang atau subjek mau menerima

stimulus yang diberikan (objek). Misalnya sikap seseorang terhadap

periksa hamil (antenatal care), dapat diketahui atau diukur dari kehadiran

ibu untuk mendengarkan penyuluhan tentang antenatal care di

lingkungannya.

b. Menanggapi (responding) diartikan memberikan jawaban atau tanggapan

terhadap pertanyaaan atau objek yng dihadapi. Contohnya: seseorang

ibu yang mengikuti penyuluhan antenatal tersebut ditanya atau diminta

menanggapi oleh penyuluh, kemudian ia menjawab atau menanggapinya.

c. Menghargai (valuing) diartikan subjek atau seseorang memberikan nilai

positif terhadap objek tulus, dalam arti membahasnya dengan orang lain,

bahkan mengajak atau mempengaruhi atau menganjurkan orang lain

merespons.

d. Bertanggung Jawab (responsible). Sikap yang paling tinggi tingkatnya

adalah bertanggung jawab terhadap apa yang telah diyakininya.

Seseorang yang telah mengambil sikap tertentu berdasarkan

keyakinannya, dia harus berani mengambil risiko bila ada orang lain yang

mencemoohkan atau adanya risiko lain (Notoatmodjo, 2010).

Page 41: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

29

Menurut Ambarwati (2014), Sikap bidan memiliki hubungan yang

sangat signifikan dengan pelaksanaan tindakan pencegahan infeksi pada

pertolongan persalinan. Adanya hubungan antara sikap dengan perilaku

pencegahan infeksi di wilayah Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Timur,

dimana bidan/ tenaga kesehatan yang memilki sikap positif berpeluang lebih

dari tiga kali untuk berperilaku baik dalam pencegahan infeksi daripada yang

memiliki sikap negatif (Widoretno, 2012).

Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan melihat pernyataan sikap

seseorang. Pernyataan sikap adalah rangkaian kalimat yang mengatakan

sesuatu mengenai objek sikap yang hendak diungkap. Pernyataan sikap

mungkin beriksi atau mengatakan hal-hal yang positif mengenai obyek sikap

yaitu kalimatnya mendukung atau memihak pada obyek sikap. Cara

pengukuran variabel sikap menggunakan skala likert dengan menggunakan 4

alternatif jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS),

dan Sangat Tidak Setuju (STS).

2. Ketersediaan Fasilitas

Fasilitas kinerja yang memadai dan pedoman pengolahannya

dibutuhkan dalam lingkungan pekerjaan, karena selain meningkatkan

efisiensi, keserasian juga memenuhi kebutuhan petugas kesehatan dalam

melakukan pekerjaannya. Maksud dari keselarasan adalah jumlah yang

memadai seimbang dengan jumlah tenaga yang ada, serta kelayakan dari

sarana tersebut.

Menurut Green dalam Notoatmodjo (2012), ketersediaan sumber

daya merupakan faktor yang memungkinkan motivasi terlaksana, salah

satunya terwujud pada tersedianya fasilitas atas sarana prasarana untuk

berperilaku. Namun demikian, dalam pelaksanaannya sarana dan prasarana

Page 42: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

30

tidak mutlak akan mempengaruhi seseorang.

Perilaku standar pencegahan infeksi pada pelayanan ibu bersalin

dapat terlaksana dengan baik ditentukan dengan ketersediaan kelengkapan

sarana prasarana atau fasilitas praktik, karena perilaku standar pencegahan

infeksi tersebut harus sesuai dengan Standar Operational Procedure (SOP)

yang sangat mendukung terlaksananya perilaku pencegahan infeksi yang

lebih baik dan sesuai standar yang telah ditentukan, sesuai Keputusan

Menteri Kesehatan RINomor 369/Menkes/SK/III/2007 tanggal 7 Maret 2007,

tentang Standar Kompetensi Bidan (Kepmenkes RI, 2007).

E. Landasan Teori

Angka kematian ibu dan angka kematian bayi merupakan indikatoryang paling penting untuk melakukan penilaian kemampuan suatu negarauntuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan, khususnya dalam bidangobstetri. Adapun penyebab kematian perinatal adalah kelainan kongenital,prematuritas, trauma persalinan, infeksi, gawat janin dan asfiksianeonatorum. Terjadinya infeksi pasca persalinan yang dilakukan olehbidan disebabkan oleh perilaku bidan dalam penanganan persalinan.

Infeksi persalinan dapat dicegah apabila tenaga kesehatan dapat

melakukan pencegahan infeksi yang benar yaitu melalui pengetahuan,

keterampilan dan pelatihan klinik yang kemudian diterapkan sehingga

mampu memberikan asuhan persalinan yang aman dan bersih serta

mencegah terjadinya komplikasi pada ibu bersalin. Prinsip-prinsip

tindakan pencegahan infeksi yang sesuai dengan SOP harus diterapkan

dalam proses menolong persalinan karena untuk menghindari penyakit-

penyakit infeksi yang melalui jalan lahir (Depkes RI, 2008).

Pembentukan perilaku yang baik akan dipengaruhi oleh berbagai

faktor baik dari dalam (internal) maupun dari luar diri (eksternal) bidan

Page 43: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

31

tersebut. Menurut Geller (2005), terdapat dua faktor yaitu faktor internal

(sikap) dan eksternal (ketersediaan fasilitas).

Page 44: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

32

F. Kerangka Konsep Penelitian

Kerangka Konsep Penelitian

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian

G. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sikap dan

ketersediaan fasilitas dengan upaya pencegahan infeksi pada Ibu bersalin.

Sikap

Upaya Pencegahan Infeksipada Ibu Bersalin

KetersediaanFasilitas

Page 45: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

33

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan

menggunakan metode survei dengan desain penelitian cross sectional

yang bertujuan untuk mengetahui “Faktor-faktor yang berhubungan

dengan upaya pencegahan infeksi pada ibu bersalin di Ruang Teratai

RSUD Kota Kendari Tahun 2017”.

Desain penelitian yang digunakan disajikan sebagai berikaut:

Pencegahan InfeksiKurang Baik (-)

Pencegahan InfeksiBaik (+)

Pencegahan InfeksiKurang Baik (-)

Pencegahan InfeksiBaik (+)

Pencegahan InfeksiKurang Baik (-)

Pencegahan InfeksiBaik (+)

Pencegahan InfeksiKurang Baik (-)

Baik

KurangBaik

Lengkap

Sikap

KetersediaanFasilitas

PopulasiBidan

33

Page 46: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

34

Gambar 2. Desain Penelitian Cross SectionalB. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan di Ruang Bersalin Teratai RSUD

Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan 4-20 Juli 2017.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua bidan yang

menolong persalinan di Ruang Bersalin RSUD Kota Kendari sebanyak

43 orang.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah semua bidan yang menolong

persalinan di ruang bersalin RSUD Kota Kendari. Sampel ditentukan dengan

cara total sampling, dimana seluruh bidan yang menolong persalinan di

ruang bersalin RSUD Kota Kendari ditetapkan sebagai sampel penelitian,

yakni sejumlah 43 responden.

36

Pencegahan InfeksiBaik (+)

TidakLengkap

Page 47: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

35

D. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu:

1. Variabel independent atau variabel bebas dalam penelitian ini yaitu

sikap dan ketersediaan fasilitas.

2. Variabel dependent atau variabel terikat dalam penelitian ini yaitu

upaya pencegahan infeksi pada ibu bersalin.

E. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

1. Upaya Pencegahan Infeksi pada Ibu Bersalin

Upaya pencegahan infeksi pada ibu bersalin adalah tindakan

atau kegiatan yang dilakukan responden/bidan sesuai prosedur yang

berkaitan dengan tindakan pencegahan infeksi pada ibu bersalin

dengan persalinan.

Untuk mengukur upaya atau tindakan bidan dalam

pencegahan infeksi pada ibu bersalin dengan persalinan normal

dengan menanyakan pernyataan. Pernyataan item kuesioner tindakan

disusun berdasarkan skala Guttman yaitu skala yang digunakan untuk

jawaban yang bersifat jelas dan konsisten. Jika tindakan dilakukan

diberi skor 1 dan jika tindakan tidak dilakukan diberi skor 0.

Berdasarkan indikator skor pernyataan pengukuran mengenai

upaya atau tindakan bidan yang berkaitan dengan penerapan

pencegahan infeksi pada ibu bersalin sebagai berikut :

Baik : Jika skor jawaban responden melakukan seluruh item

tindakan yaitu 100% dengan jumlah nilai 30.

Page 48: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

36

Kurang : Jika skor jawaban responden melakukan seluruh item

tindakan yaitu <100% dengan jumlah nilai < 30.

Skala Pengukuran : Nominal

2. Sikap

Sikap bidan adalah respon/ tanggapan yang ditunjukkan

responden/ bidan dalam penerapan pencegahan infeksi pada ibu

bersalin. Cara pengukuran variabel sikap menggunakan skala likert

dengan menggunakan 4 alternatif jawaban yaitu Sangat Setuju (SS),

Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Dimana

pernyataan sikap terdiri dari pernyataan positif nomor (1, 2, 3, 5, 6, 7,

8), dan negatif nomor (4, 9, 10). Skala likert menggunakan nilai untuk

masing-masing pernyataan, bergerak antara 1 sampai 4, nilai

terendah 1 dan nilai tertinggi adalah 4. Bila pernyataan bersifat positif

maka skor yang diberikan jika jawaban Sangat Setuju (4), Setuju (3),

Tidak Setuju (2), dan Sangat Tidak Setuju (1). Sedangkan apabila

pernyataan bersifat negatif maka skor yang diberikan jika jawaban

Sangat Setuju (1), Setuju (2), Tidak Setuju (3), dan Sangat Tidak

Setuju (4).

Berdasarkan indikator skor 10 pernyataan pengukuran

mengenai sikap yang diperoleh responden dikategorikan sebagai

berikut:

Baik : Jika skor jawaban repsonden ≥ 82,5 % dari total skor yaitu

jika jumlah nilai 33 – 40

Page 49: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

37

Kurang : Jika skor jawaban responden < 82,5% dari total skor yaitu

jika jumlah nilai 10 – 32

Skala Pengukuran : Nominal

3. Ketersediaan Fasilitas

Ketersediaan fasilitas adalah ketersediaan sarana dan prasarana

dalam jumlah dan jenis yang sesuai dengan ketentuan atau SOP

dalam menerapkan tindakan pencegahan infeksi pada ibu bersalin.

Terdapat 10 pernyataan untuk menilai variabel ketersediaan

fasilitas dalam penelitian ini. Jika dari semua pertanyaan tersebut

semua pilihan jawaban adalah cukup memadai maka ketersediaan

fasilitas dikategorikan lengkap. Namun, jika ada satu pilihan jawaban

kurang memadai maka ketersediaan fasilitas dikategorikan kurang

lengkap. Untuk lebih jelasnya pilihan jawaban responden dikategorikan

sebagai berikut:

Lengkap : Jika semua jawaban responden adalah cukup

memadai ketersediaan fasilitasnya

Tidak Lengkap : Jika terdapat jawaban responden kurang memadai

ketersediaan fasilitasnya

Skala Pengukuran : Nominal

F. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder.

Data primer bersumber dari jawaban responden melalui kuisioner. Data

Page 50: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

38

sekunder bersumber dari laporan-laporan yang telah didokumentasikan

melalui buku registrasi ibu bersalin dan gambaran umum lokasi penelitian.

G. Pengolahan Data

Pengolahan data pada dasarnya merupakan suatu proses untuk

memperoleh data atau data ringkasan berdasarkan suatu kelompok data

mentah dengan menggunakan rumus tertentu sehingga menghasilkan

informasi yang diperlukan. Pengolahan data dilakukan dengan cara:

1. Pengeditan (editing)

Proses editing dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

mengecek kelengkapan data dari buku register.

2. Penskoran (scoring)

Scoring data adalah memberikan penilaian terhadap item-item

yang perlu diberi penilaian atau skor.

3. Pemasukan data (entry)

Entry data adalah proses memasukkan data-data dalam tabel

berdasarkan variabel penelitian.

4. Tabulasi (tabulating)

Tabulating dilakukan dengan memasukkan data ke dalam tabel

yang tersedia kemudian melakukan pengukuran masing-masing

variabel (Sugiyono, 2008).

Page 51: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

39

fh

fhfoX

22 )(

H. Penyajian Data

Data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi berdasarkan variabel yang diteliti disertai dengan narasi

secukupnya.

I. Analisis Data

1. Analisis Univariat

Analisis ini menggunakan perhitungan statistik secara sederhana

untuk mengetahui presentase satu variabel dengan menggunakan rumus :

kn

fP

Keterangan :

P = Presentase hasil yang dicapai

f = frekuensi variabel yang diteliti

n = jumlah sampel penelitian

k = konstanta (Arikunto, 2010)

2. Analisis Bivariat

Untuk mengidentifikasi ada tidaknya hubungan antara variabel bebas

dan variabel terikat. Uji statistik yang akan digunakan adalah chi squere,

dengan rumus:

Keterangan

X2 = Statistic chi-square/kuadrat hitung

f0 = Nilai observasi/nilai pengumpulan data

fh = Frekuensi harapan (Alimul, 2007).

Page 52: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

40

Batas kemaknaan (α) yang digunakan adalah 0,05; sehingga

pengambilan kesimpulan dari pengujian hipotesa yakni:

a. Jika X2 hitung > X2 tabel atau P value < α = 0,05 maka Ho ditolak.

Artinya bahwa ada hubungan antara sikap, motivasi, supervisi dan

ketersediaan fasilitas dengan upaya pencegahan infeksi pada Ibu

bersalin.

b. Jika X2 hitung < X2 tabel atau P value ≥ α = 0,05 maka Ho diterima.

Artinya bahwa tidak ada hubungan antara sikap, motivasi, supervisi

dan ketersediaan fasilitas dengan upaya pencegahan infeksi pada

Ibu bersalin.

Page 53: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

41

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Awalnya Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Kendari

terletak di Kota Kendari, tepatnya di Kelurahan Kandai Kecamatan

Kendari dengan luas lahan 3.527 m2 dan luas bangunan 1.800 m2,

dimana merupakan bangunan atau gedung peninggalan pemerintah

Hindia Belanda yang didirikan pada tahun 1927 dan telah mengalami

beberapa kali perubahan.

Sejak tanggal 4 Desember 2011, RSUD Kota Kendari

direlokalisasi di tempat baru. Saat ini, RSUD Abunawas terletak di

Kota Kendari, tepatnya di Jl. Brigjen Z.A. Zugianto No. 39 Kelurahan

Kambu, Kecamatan Kambu dengan luas lahan 13.000 m2 dan batas

wilayah sebagai berikut:

a. Sebelah utara berbatasan dengan tanah warga dan sungai.

b. Sebelah timur berbatasan dengan Jl. Z.A. Zugianto by pass.

c. Sebelah selatan berbatasan dengan jalan masuk rujab wakil walikota.

d. Sebelah barat berbatasan dengan lokasi empang warga.

RSUD Kota Kendari adalah rumah sakit negeri kelas C sejak

tanggal 03 Oktober 2012 berdasarkan Surat Keputusan Menteri

Kesehatan RI Nomor: HK.03.05/I/1857/12, yang mampu memberikan

pelayanan kedokteran spesialis terbatas serta menampung pelayanan

41

Page 54: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

42

rujukan dari puskesmas. Rumah sakit ini tersedia 107 tempat tidur

inap, lebih banyak dibanding setiap rumah sakit di Sulawesi Tenggara

yang tersedia rata-rata 50 tempat tidur inap.

Dilokasi baru RSUD Kota Kendari saat ini memiliki sarana

gedung sebagai berikut:

a. Gedung Anthurium (Kantor)

b. Gedung Bougenville (poliklinik)

c. Gedung (IGD)

d. Gedung Matahari (Radiologi)

e. Gedung Crysant (Kamar Operasi)

f. Gedung Asoka (ICU)

g. Gedung Teratai (Ponek)

h. Gedung Lavender (Rawat inap penyakit dalam)

i. Gedung Mawar (Rawat inap anak)

j. Gedung Melati (Rawat inap bedah)

k. Gedung Anggrek (Rawat inap VIP Kls I dan Kls II)

l. Gedung Instalasi Gizi

m. Gedung Loundry

n. Gedung Laboratorium

o. Gedung Kamar Jenazah

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Kendari mempunyai

visi yaitu “Rumah Sakit Pilihan Masyarakat”. Sedangkan Misi Rumah

Sakit Umum Daerah Kota Kendari, yaitu:

Page 55: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

43

a. Meningkatkan pelayanan kesehatan dengan menciptakan

pelayanan yang bermutu, cepat, tepat serta terjangkau oleh

masyarakat.

b. Mendorong masyarakat untuk memanfaatkan RSUD Kota Kendari

menjadi RS Mitra Keluarga.

c. Meningkatkan sumber daya manusia, sarana dan prasarana medis

serta non medis serta penunjang medis, agar tercipta kondisi yang

aman dan nyaman bagi petugas, pasien dan keluarganya serta

masyarakat pada umumnya.

Motto RSUD Kota Kendari adalah Senyum, Salam, Sapa,

Santun, Sabar dan Empaty kepada setiap pengguna jasa rumah

sakit. Tugas pokok RSUD Abunawas Kota Kendari, yaitu:

a. Melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil

guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan,

yang dilakukan secara terpadu dengan upaya peningkatan dan

pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan.

b. Melaksanakan pelayanan yang bermutu sesuai standar pelayanan.

RSUD Kota Kendari memiliki jumlah tenaga kesehatan dan non

kesehatan sebanyak 451 orang yang terdiri dari status PNS

sebanyak 194 orang dan status Non PNS atau sukarela sebanyak

244 orang. Untuk lebih jelasnya distribusi tenaga kesehatan dan non

kesehatan di RSU Abunawas Kota Kendari disajikan pada tabel

berikut:

Page 56: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

44

Tabel 1. Tenaga Kesehatan dan Non Kesehatan di RSUD KotaKendari Tahun 2017

NO NAMA PNS Non PNS PNS Mou Jumlah

1 Dokter Spesialis 12 4 8 24

2 Dokter Umum 9 5 3 17

3 Dokter Gigi 3 0 1 4

4 S1 Ners 3 18 0 21

5 S1 Perawat 19 7 0 26

6 D3 Perawat 31 100 1 132

7 SPK 11 1 0 12

8 S1 Perawat Gigi 1 0 0 1

9 D3 Perawat Gigi 2 3 0 5

10 SPRG 1 0 0 1

11 D4 Kebidanan 8 0 0 8

12 D3 Kebidanan 20 35 0 55

13 S2 kesmas 7 0 0 7

14 S1 Kesmas 14 10 0 24

15 D3 Kesling 2 0 0 2

16 Apoteker 4 0 0 4

17 S1 Farmasi 3 1 0 4

18 D3 Farmasi 4 3 0 7

19 S1 Gizi 0 3 0 3

20 D3 Gizi 6 2 0 8

21 D3 Analis Kesehatan 4 12 0 16

22 S1 Fisioterapi 1 0 0 1

23 D3 Fisioterapi 1 0 0 1

Page 57: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

45

24 D3 Rekam Medik 1 0 0 1

25 S3 Akipuntur 1 0 0 1

26 S3 Okuvasi Terapi 1 0 0 1

27 S3 radiologi 1 1 0 2

28 D3 Teknik Gigi 1 0 0 1

29 S1 Psikologi 2 0 0 2

30 S1 Ekonomi 1 4 0 5

31 D1 Komputer 1 0 0 1

32 D3 Komputer 1 0 0 1

33 S1 Komputer 1 0 0 1

34 S1 Sosial Politik 2 1 0 3

35 S1 Teknologi Pangan 1 0 0 1

36 S2 Hukum 1 0 0 1

37 S2 Manajemen 2 0 0 2

38 S1 Manajemen 0 1 0 1

39 S1 Imformatika 0 1 0 1

40 SMA 9 25 0 34

41 SMP 1 3 0 4

42 SD 1 4 0 5

J U M L A H 194 244 13 451

Sumber: RSUD Kota Kendari, 2017.

2. Karakteristik Responden

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil

sebagai berikut:

a. Umur Responden

Page 58: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

46

Tabel 2. Distribusi Responden Menurut Umur di Ruang TerataiRSUD Kota Kendari

Umur (Tahun) Frekuensi (n) Persentase (%)21 – 30 33 76,731 – 40 9 20,941 - 50 1 2,4Total 43 100,0

Sumber: Data Primer, 2017.

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 43 responden

sebagian besar berumur 21 – 30 tahun, yakni sebanyak 33 orang

(76,7%) dan yang paling sedikit umur 41 - 50 tahun sebanyak 1

orang (2,4%).

b. Pendidikan Responden

Tabel 3. Distribusi Responden Menurut Pendidikan di RuangTeratai RSUD Kota Kendari

Pendidikan Frekuensi (n) Persentase (%)D III 35 81,4D IV 8 18,6Total 43 100,0

Sumber: Data Primer, 2017.

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 43 responden

sebagian besar memiliki pendidikan terakhir DIII Kebidanan, yakni

sebanyak 35 orang (81,4%) dan D IV sebanyak 8 orang (18,6%).

c. Pengalaman Kerja

Tabel 4. Distribusi Responden Menurut Pengalaman Kerja diRuang Teratai RSUD Kota Kendari

Pengalaman Kerja Frekuensi (n) Persentase (%)≤ 10 Tahun 33 76,7

Page 59: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

47

> 10 Tahun 10 23,3Total 43 100,0

Sumber: Data Primer, 2017.

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 43 responden

sebagian besar memiliki pengalaman kerja ≤ 10 tahun, yakni

sebanyak 33 orang (76,7%), dan > 10 tahun sebanyak 10 orang

(23,3%).

3. Analisis Univariat

a. Sikap

Tabel 5. Distribusi Sikap Bidan di Ruang Teratai RSUD KotaKendari

Sikap Frekuensi (n) Persentase (%)Baik 20 46,5

Kurang 23 53,5Total 43 100,0

Sumber: Data Primer, 2017.

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 43 responden

sebagian besar memiliki sikap yang kurang, yakni sebanyak 23

orang (53,5%), dan responden yang memiliki sikap baik sebanyak

20 orang (46,5%).

b. Ketersediaan Fasilitas

Tabel 6. Distribusi Ketersediaan Fasilitas di Ruang Teratai RSUDKota Kendari

Ketersediaan Fasilitas Frekuensi (n) Persentase (%)Lengkap 16 37,2

Tidak Lengkap 27 62,8Total 43 100,0

Sumber: Data Primer, 2017.

Page 60: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

48

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 43 responden

sebagian besar menyatakan ketersediaan fasilitas di RSUD Kota

Kendari tidak lengkap, yakni sebanyak 27 orang (62,8%), dan

responden yang menyatakan lengkap sebanyak 16 orang (37,2%).

c. Upaya Pencegahan Infeksi

Tabel 7. Distribusi Upaya Pencegahan Infeksi di Ruang TerataiRSUD Kota Kendari

Upaya PencegahanInfeksi Frekuensi (n) Persentase (%)

Baik 13 30,2Kurang 30 69,8Total 43 100,0

Sumber: Data Primer, 2017.

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 43 responden

sebagian besar menyatakan upaya pencegahan infeksi di Ruang

Teratai RSUD Kota Kendari dalam kategori kurang, yakni sebanyak

30 orang (69,8%), dan responden yang menyatakan kurang

sebanyak 13 orang (30,2%).

3. Analisis Bivariat

a. Hubungan Sikap dengan Upaya Pencegahan Infeksi

Tabel 8. Hasil Analisis Bivariat Hubungan Sikap dengan UpayaPencegahan Infeksi di Ruang Teratai RSUD KotaKendari.

SikapUpaya Pencegahan

Infeksi Jumlah Xhitung(Xtabel)Baik Kurang

n (%) n (%) n (%)Baik 11 25,6 9 20,9 20 46,5 10,874

(3,841)Kurang Baik 2 4,7 21 48,8 23 53,5Total 13 30,2 30 69,8 43 100

Sumber: Data Primer, 2017.

Page 61: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

49

Tabel di atas, menunjukkan bahwa dari 43 responden, 20

responden (46,5%) yang memiliki sikap baik, terdapat 11

responden (25,6%) yang memiliki upaya pencegahan infeksi baik

dan 9 responden (20,9%) yang memiliki upaya pencegahan infeksi

kurang baik. Sedangkan dari 23 responden (53,5%) yang memiliki

sikap kurang, terdapat 2 responden (4,7%) yang memiliki upaya

pencegahan infeksi baik dan 21 responden (48,8%) yang memiliki

upaya pencegahan infeksi kurang baik.

Hasil analisis chi square menunjukkan bahwa nilai 2hitung >

2tabel (10,874 > 3,841) maka H0 ditolak dan Ha diterima. Ini berarti

ada hubungan antara sikap bidan dengan upaya pencegahan

infeksi pada ibu bersalin di Ruang Teratai RSUD Kota Kendari

pada taraf kepercayaan 95% (α = 0,05).

b. Hubungan Ketersediaan Fasilitas dengan Upaya Pencegahan Infeksi

Tabel 9. Hasil Analisis Bivariat Hubungan Ketersediaan Fasilitasdengan Upaya Pencegahan Infeksi di Ruang TerataiRSUD Kota Kendari.

KetersediaanFasilitas

Upaya PencegahanInfeksi Jumlah Xhitung

(Xtabel)Baik Kurangn (%) n (%) n (%)

Lengkap 10 23,3 6 14,0 16 37,212,578(3,841)

TidakLengkap 3 7,0 24 55,8 27 62,8

Total 13 30,2 30 69,8 43 100Sumber: Data Primer, 2017.

Page 62: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

50

Tabel di atas, menunjukkan bahwa dari 43 responden, 16

responden (37,2%) yang menyatakan ketersediaan fasilitas

lengkap, terdapat 10 responden (23,3%) yang memiliki upaya

pencegahan infeksi baik dan 6 responden (14,0%) yang memiliki

upaya pencegahan infeksi kurang baik. Sedangkan dari 27

responden (53,5%) yang menyatakan ketersediaan fasilitas tidak

lengkap, terdapat 3 responden (7,0%) yang memiliki upaya

pencegahan infeksi baik dan 24 responden (55,8%) yang memiliki

upaya pencegahan infeksi kurang baik.

Hasil analisis chi square menunjukkan bahwa nilai 2hitung >

2tabel (12,578 > 3,841) maka H0 ditolak dan Ha diterima. Ini berarti

ada hubungan antara ketersediaan fasilitas dengan upaya

pencegahan infeksi pada ibu bersalin di Ruang Teratai RSUD Kota

Kendari pada taraf kepercayaan 95% (α = 0,05).

B. Pembahasan

1. Hubungan Sikap Bidan dengan Upaya Pencegahan Infeksi

Hasil analisis bivariat menunjukkan 11 responden (25,6%) bidan

yang bersikap baik dengan upaya pencegahan infeksi pada ibu

bersalin yang baik, sedangkan diantara bidan yang bersikap kurang

baik lebih besar persentasenya yaitu 21 responden (48,8%) dengan

upaya pencegahan infeksi oleh bidan yang kurang baik. Sikap bidan

terhadap pelaksanaan pencegahan infeksi yang sesuai SOP

Page 63: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

51

mempunyai peranan penting dalam terlaksananya tindakan bidan

dalam pencegahan infeksi pada ibu bersalin. Hasil uji statistik dengan

menggunakan uji Chi-Square menunjukkan nilai 2hitung > 2tabel

(10,874 > 3,841) yang berarti bahwa ada hubungan yang signifikan

antara sikap responden dengan tindakan bidan dalam pencegahan

infeksi pada ibu bersalin.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Fitria Widoretno (2012) yang menyatakan bahwa ada hubungan yang

signifikan antara sikap dengan tindakan bidan dalam pencegahan

infeksi pada saat pertolongan persalinan. Hasil penelitian ini juga

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Eka Yuniari (2012) yang

menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara sikap

dengan perilaku penerapan pencegahan infeksi pada pertolongan

persalinan normal oleh bidan.

Menurut Secord dan Backman dalam Azis, Alimul, & Uliyah M

(2007) sikap adalah keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi),

pemikiran (kognisi), dan predisposisi tindakan (konasi) seseroang

terhadap sutatu aspek di lingkungan sekitarnya. Menurut Gibson

(2007) mengatakan bahwa sikap merupakan faktor penentu perilaku

atau tindakan. Sikap menggambarkan suka atau tidak sukanya

seseorang terhadap obyek. Sikap diperoleh dari pengalaman sendiri

atau dari pengalaman orang lain yang paling dekat.

Page 64: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

52

Menurut Azis, Alimul, & Uliyah M (2007) mekanisme mental yang

mengevaluasi, membentuk pandangan, mewarnai perasaan dan akan

ikut menentukan kecenderungan perilaku individu terhadap manusia

lainnya atau sesuatu yang sedang dihadapi oleh individu, bahkan

terhadap diri individu itu sendiri disebut fenomena sikap. Fenomena

sikap yang timbul tidak saja ditentukan oleh keadaan objek yang

sedang dihadapi tetapi juga dengan kaitannya dengan pengalaman-

pengalaman masa lalu, oleh situasi di saat sekarang, dan oleh

harapan-harapan untuk masa yang akan datang .

Dalam penelitian ini sikap responden yang kurang baik

menunjukkan tindakan yang kurang baik juga dalam pencegahan

infeksi pada ibu bersalin dengan persalinan. Sikap kurang baik

tersebut disebabkan karena bidan tersebut memiliki respon atau

tanggapan dan kesadaran dari diri bidan tersebut yang belum sesuai

dengan pengetahuan yang ia miliki khususnya dalam bersikap sesuai

prosedur yang sudah ditetapkan dalam melakukan tindakan

pencegahan infeksi pada ibu bersalin.

Hal ini juga dapat disebabkan kemungkinan oleh masih

banyaknya bidan yang masih memilki pengalaman hanya 2, 3, dan 4

tahun saja. Sikap yang baik akan menghasilkan tindakan yang baik

juga. Semakin banyak pengalaman bidan dan pengetahuan serta

keterampilannya yang sudah baik dilandaskan dari pendidikan yang

lebih tinggi dapat mendukung si bidan tersebut memiliki sikap yang

baik dan akan menghasilkan tindakan yang baik juga.

Page 65: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

53

2. Hubungan Ketersediaan Fasilitas dengan Upaya PencegahanInfeksi

Hasil analisis bivariat menunjukan 10 responden (23,3%) bidan

yang menyatakan ketersediaan fasilitas lengkap dengan tindakan

bidan yang baik, sedangkan diantara bidan yang menyatakan

ketersediaan fasilitas tidak lengkap lebih besar persentasenya yaitu 24

responden (55,8%) dengan tindakan bidan yang kurang baik.

Ketersediaan fasilitas dalam melakukan persalinan sangat penting

terhadap pelaksanaan pencegahan infeksi. Hasil uji statistik dengan

menggunakan uji Chi-Square diperoleh nilai 2hitung > 2tabel (12,578 >

3,841) yang berarti bahwa ada hubungan yang signifikan antara

ketersediaan fasilitas dengan upaya pencegahan infeksi pada ibu

bersalin.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Rahmadona dkk (2014), di Puskesmas Wilayah kerja Dinkes Kab

Badung Prov. Bali menunjukkan bahwa pengetahuan dan sikap (faktor

predisposisi), ketersediaan sarana dan fasilitas (faktor pemungkin)

menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dengan perilaku

penerapan kewaspadaan universal (pencegahan infeksi) pada

persalinan normal.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui pula bahwa tidak

semuanya fasilitas yang dipergunakan. Hal ini berhubungan dengan

ketersediaan peralatan dan juga keadaan emergency yang

membutuhkan penanganan segera kepada ibu bersalin. Terkadang

Page 66: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

54

bidan melakukan persalinan kepada ibu bersalin yang membutuhkan

penanganan segera, dimana bidan lupa untuk menggunakan alat

pelindung diri. Selain itu, hanya terdapat sebuah kantong plastik

khusus untuk mengumpulkan semua pakaian atau kain yang sudah

terkontaminasi.

Fasilitas kinerja yang memadai dan pedoman pengolahannya

dibutuhkan dalam lingkungan pekerjaan, karena selain meningkatkan

efisiensi, keserasian juga memenuhi kebutuhan petugas kesehatan

dalam melakukan pekerjaannya. Maksud dari keselarasan adalah

jumlah yang memadai seimbang dengan jumlah tenaga yang ada,

serta kelayakan dari sarana tersebut.

Menurut Green dalam Notoatmodjo (2012), ketersediaan sumber

daya merupakan faktor yang memungkinkan motivasi terlaksana,

salah satunya terwujud pada tersedianya fasilitas atas sarana

prasarana untuk berperilaku. Namun demikian, dalam pelaksanaannya

sarana dan prasarana tidak mutlak akan mempengaruhi seseorang.

Perilaku standar pencegahan infeksi pada pelayanan ibu bersalin

dapat terlaksana dengan baik ditentukan dengan ketersediaan

kelengkapan sarana prasarana atau fasilitas praktik, karena perilaku

standar pencegahan infeksi tersebut harus sesuai dengan Standar

Operational Procedure (SOP) yang sangat mendukung terlaksananya

perilaku pencegahan infeksi yang lebih baik dan sesuai standar yang

telah ditentukan, sesuai Keputusan Menteri Kesehatan RINomor

Page 67: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

55

369/Menkes/SK/III/2007 tanggal 7 Maret 2007, tentang Standar

Kompetensi Bidan (Kepmenkes RI, 2007).

Page 68: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

56

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah

dikemukakan di atas, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai

berikut:

1. Sikap bidan dalam upaya pencegahan infeksi sebagian besar dalam

kategori kurang baik, yakni sebanyak 23 orang (53,5%).

2. Ketersediaan fasilitas dalam upaya pencegahan infeksi sebagian besar

dalam kategori tidak lengkap, yakni sebanyak 27 orang (62,8%)

3. Ada hubungan sikap bidan dengan upaya pencegahan infeksi pada ibu

bersalin di Ruang Teratai RSUD Kota Kendari, dengan nilai 2hitung >

2tabel (10,874 > 3,841).

4. Ada hubungan ketersediaan fasilitas dengan upaya pencegahan

infeksi pada ibu bersalin di Ruang Teratai RSUD Kota Kendari, dengan

nilai 2hitung > 2tabel (12,578 > 3,841).

B. Saran

1. Agar bidan menambah wawasan atau pengetahuannya dengan

meningkatkan pendidikan baik secara formal yaitu meningkatkan

pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan pendidikan nonformal

seperti mengikuti seminar-seminar atau pelatihan-pelatihan yang

berkaitan dengan pencegahan infeksi khususnya, karena dengan

56

Page 69: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

57

bertambahnya pengetahuan bidan sehingga pengetahuan bidan

menjadi lebih baik dan sikap maupun motivasi dari diri bidan juga lebih

baik.

2. Disarankan bagi Rumah Sakit (Instansi terkait) membuat kebijakan

yang terkait dengan prosedur pencegahan infeksi yang harus selalu

dilaksanakan sesuai SOP dan lebih memotivasi bidan dengan

mengadakan seminar-seminar dan pelatihan khususnya yang

berkaitan dengan prosedur pencegahan infeksi untuk lebih

meningkatkan kompetensi bidan dan memberikan punishment/ sanksi

jika ia tidak melakukan prinsip pencegahan infeksi pada ibu bersalin

yang sesuai SOP.

3. Bagi institusi pendidikan, sebaiknya selalu mengembangkan

pengabdian kepada masyarakat melalui penelitian yang sesuai dengan

kapasitas dan profesi kebidanan sehingga mahasiswa kebidanan

benar-benar mengaplikasikan ilmu dan pengalaman yang diperoleh.

Page 70: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

58

DAFTAR PUSTAKA

Alimul, A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan & Tehnik Analisis Data.Jakarta: Salemba Medika.

Ambarwati, Lina, 2014. Analisa Faktor-Faktor yang Berhubungan denganPraktik Pencegahan Infeksi Pada Persalinan OLeh Bidan Desa diKabupaten Kudus. Tesis. Program Studi Magister Ilmu KeadaanMasyarakat, UNDIP, diakses tanggal 2 November 2016.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Azis, Alimul, & Uliyah M, 2008. Keterampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan.Cetakan Keduabelas, Edisi pertama, Jakarta: Salemba Medika.

Departemen Kesehatan RI. 2014. Asuhan Persalinan Normal (Buku Acuan).Jakarta : Departemen Kesehatan.

_________, 2008. Buku Acuan dan Panduan Asuhan Persalinan Normal danInisiasi Menyusui Dini. Jakarta: JNPK-KR.

_________, 2014. Buku Acuan dan Panduan Asuhan Persalinan Normal danInisiasi Menyusui Dini. Jakarta: JNPK-KR.

Dinkes Prov. Sultra, 2014. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara.Kendari: Dinkes Prov. Sultra.

Ferrinadewi, Erna, 2008. Merk dan Psikologi Konsumen. Jakarta: Graha Ilmu.

Geller. E. Scott. 2005. The Psychology of Safety Handbook. New York: BocaRaton London.

Hidayat, Asri dan Sujiyatni, 2010. Asuhan Kebidanan Persalinan. Cetakan I,Yogyakarta: Nuha Medika.

Kemenkes RI, 2013. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta:Kemenkes RI.

Lailiyana, S. 2011. Asuhan Kebidanan Persalinan. Jakarta: EGC.

Li Li, Chunqin., 2011. HIV-Related Avoidance and Universal Precaution inMedical Settings. Opportunities to Intervena. Health ServicesResearch. 42;2.

Page 71: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

59

Mohanis, dkk, 2010. Analisis Kinerja Bidan dalam Melaksanakan PencegahanInfeksi Pada Pertolongan Persalinan di BPS Kota Padang. JurnalKesehatan Masyarakat. Maret 2010, Vol. 3, No.1 Artikel Penelitian.

Mustika, S. 2008. 50 Tahun IBi Bidan Menyongsong Masa Depan. CetakanKeenam. Jakarta: PP IBI.

Notoatmodjo, S. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: RinekaCipta.

__________, 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Cetakan I, Jakarta: RinekaCipta

Pinem, Saroha, 2009. Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi. Cetakan I, ,Jakarta: Trans Info Media.

POGI, IDAI, IBI, PPNI. 2008. Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal.Jakarta: JNPK-KR.

Poltekkes Kendari, 2014/2015. Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah.Kendari: Jurusan Kebidanan Poltekkes Kendari.

Rahmadona, dkk, 2014. Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan PerilakuBidan dalam pencegahan Rsiiko Penularan HIV/AIDS PadaPertolongan Persalinan Normal di Kota Tanjung Pinang Tahun 2014.Jurnal Kesehatan Andalas, 2014:3 (3).

Rahmawati, E. N. 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Viktori Inti Cipta.

Rukiyah, Ai Yeyeh, 2009. Diktat Kuliah Asuhan Kebidanan I (Kehamilan).Jakarta: Trans Info Media.

RSUD Kota Kendari, 2015. Rekapitulasi Laporan Rumah Sakit Tahun 2015.Kendari: RSUD Kota Kendari.

Saifuddin AB, dkk, 2013. Buku Acuan Nasional Pelayanan KesehatanMaternal dan Neonatal, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka SarwonoPrawirohardjo.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian. Bandung: CV. Alfa Beta.

Sumarah. 2009. Perawatan Ibu Bersalin. Yogyakarta: Fitramaya.

Page 72: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

60

Varney, Helen dkk. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4 Vol 1.Jakarta: EGC.

WHO, 2014. World Health Statistics Cause-spesific Mortality and Morbidityhttp://www.who.int/infectionformaternal/pub/progress_report2005/en,diakss tanggal 5 November 2016.

Widoretno, Fitria, 2012. Beberapa Faktor Yang Berhubungan DenganPerilaku Bidan Dalam Pencegahan Infeksi Saat MelakukanPertolongan Persalinan di Kab. Lampung Timur. Skripsi. Jakarta: UIDepok.

Yanti, S. M. 2009. Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta: PustakaRihama.

Page 73: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

61

Lampiran 1.

SURAT PERMOHONAN PENGISIAN KUESIONER

Lampiran : 1 (satu) berkasPerihal : Permohonan Pengisian KuesionerKepada Yth.

Saudara ............................

Di –RSUD Kota Kendari

Dengan Hormat,

Dalam rangka penulisan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul: ”Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Upaya Pencegahan Infeksi pada IbuBersalin di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari Tahun 2017”, maka

saya mohon dengan hormat kepada saudara untuk menjawab beberapa

pertanyaan kuesioner (angket penelitian) yang telah disediakan. Jawaban

saudara diharapkan objektif (diisi apa adanya).

Kuesioner ini bukan tes psikologi, maka dari itu saudara tidak perlu

takut atau ragu-ragu dalam memberikan jawaban yang sejujur-jujurnya.

Artinya, semua jawaban yang saudara berikan adalah benar dan jawaban

yang diminta adalah sesuai dengan kondisi yang terjadi. Oleh karena itu,

data dan identitas saudara akan dijamin kerahasiaannya.

Demikian atas perhatian dan kerjasamanya, saya ucapkan terimakasih.

Kendari, Februari 2017

Ttd

...................................

Page 74: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

62

Lampiran 2.

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN RESPONDEN

Dalam rangka memenuhi salah satu syarat penulisan Karya Tulis

Ilmiah yang berjudul ”Faktor-faktor yang Berhubungan dengan UpayaPencegahan Infeksi pada Ibu Bersalin di Rumah Sakit Umum DaerahKota Kendari Tahun 2017”, maka saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : ...........................................................

Alamat : ...........................................................

Menyatakan Bersedia/Tidak Bersedia*) menjadi responden dalam penelitian

ini.

Kendari, 2017

Hormat Saya,

(............................................)

Responden

*) Coret yang tidak perlu

Page 75: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

63

Lampiran 3.

LEMBAR KUESIONER

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Upaya Pencegahan Infeksipada Ibu Bersalin di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari

Tahun 2017

Identitas Responden

1. Nama Bidan : …………………………

2. Umur : .......... tahun

3. Pendidikan : ........................................

4. Pengalaman Kerja : ........................................

Page 76: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

64

Upaya Pencegahan Infeksi Ibu Bersalin

No PernyataanPilihan Jawaban

Dilakukan TidakDilakukan

1. Setelah tiba di tempat bekerja, andamencuci tangan menggunakan sabun danair bersih yang mengalir dengan 7 langkahhygiene cuci tangan

2. Sebelum mencuci tangan, menggunakansabun dan air bersih dengan 7 langkahhigiene cuci tangan anda terlebih dahulumelepaskan perhiasan dari tangan

3. Sebelum melakukan pertolongan persalinan,anda mencuci tangan terlebih dahulumenggunakan sabun dan air bersih dengan7 langkah higiene cuci tangan

4. Setelah melakukan pertolongan persalinananda mencuci tangan kembalimenggunakan sabun dan air bersih dengan7 langkah higiene cuci tangan

5. Sebelum memakai sarung tangan yangsteril / DTT anda mencuci tangan terlebihdahulu dengan 7 langkah higiene cucitangan

6. Setelah melepaskan sarung tangan andamencuci tangan kembali dengan 7 langkahhigiene cuci tangan

7. Setelah menyentuh benda yangterkontaminasi oleh darah, cairan tubuhlainnya dari ibu bersalin walaupun memakaisarung tangan yang steril / DTT, andamencuci tangan dengan 7 langkah higienecuci tangan menggunakan sabun dan airbersih yang mengalir

8. Anda mencuci tangan denganmenggunakan sabun antiseptik sambilmenggosok kedua tangan termasuk sela-selanya, selama 10-15 detik, kemudiandibilas dengan air bersih.

9. Anda menggunakan sarung tangan sekalipakai yang steril/DTT saat menolongpersalinan dan episiotomi pada satu orangibu bersalin kemudian dibuang setelahselesai tindakan

Page 77: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

65

No PernyataanPilihan Jawaban

Dilakukan TidakDilakukan

10. Anda menggunakan sarung tangan sekalipakai yang steril/ DTT saat melakukanperiksa dalam (VT), pada satu orang ibubersalin

11. Setelah menolong persalinan, andamembuka sarung tangan dengan keadaanterbalik, kemudian direndam dalam larutanklorin selama 10 menit.

12. Anda menggunakan alat pelindung diriseperti celemek di ruang bersalin saatmelakukan pertolongan persalinan

13. Anda menggunakan alat pelindung diriseperti penutup kepala di ruang bersalinsaat melakukan pertolongan persalinan

14. Anda mengingat rentang waktupenyimpanan alat yang telah di steril/DTTuntuk menjaga kesterilan alat

15. Setiap mau menggunakan cairan antiseptik,terlebih dahulu anda mengkosongkankemudian membersihkan wadah larutanyang digunakan sehari-hari secara rutindengan sabun dan air bersih setiap minggu

16. Saat pengisian ulang larutan antiseptik,anda tempelkan label berisi tanggal danwaktu pembuatan pada wadah.

17. Alat-alat instrumen bekas pakai direndam dilarutan klorin selama 10 menit

18. Anda mengganti larutan klorin jika larutantersebut telah berubah warna atau keruh

19. Alat instrumen bekas pakai disikatsedikitnya 3x dengan air sabun untukmenghilangkan sisa darah dari instrumentdan dibersihkan setelah dipakai

20. Setelah anda membersihkan alat instrumentbekas pakai anda melakukan sterilisasidengan menggunakan alat panas keringdengan suhu 1700°C selama 60 menit

21. Selesai melakukan tindakan pertolonganpersalinan normal pada ibu bersalin, andamembersihkan celemek dengan larutanKlorin .

Page 78: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

66

No PernyataanPilihan Jawaban

Dilakukan TidakDilakukan

22. Anda membersihkan lantai, dinding, tiraimenggunakan larutan klorin 0,5 % setelahselesai melakukan pertolongan persalinanpada ibu bersalin

23. Setiap selesai menggunakan tempat tidur,meja dan troli prosedur untuk menolongpersalinan normal pada ibu bersalin, segeraanda seka permukaan dan bagian – bagianperalatan dengan kain yang dibasahi klorin0,5 % dan deterjen

24. Anda melepaskan APD dalam keadaanterbalik setelah digunakan

25. Anda tidak perlu menggunakan APDlengkap jika pasien datang sudah dalamkala II

26. Anda membuang sampah infeksius dan noninfeksius pada tempat yang sama

27. Langsung membuang sarung tangan bekaspersalinan dalam tempat sampah

28. Setelah persalinan, langsung mencucitangan dengan air mengalir

29. Anda langsung mencuci instrumen setelahdigunakan

30. Ketika tempat penampungan sampah bekasbahan-bahan persalinan sudah penuhlangsung dibuang di tempat sampah

SikapBerilah tanda cheklist (√) pada kolom pilihan jawaban sesuai denganpendapat saudaraKet:STS : Sangat Tidak Setuju, TS : Tidak Setuju, S : Setuju, SS : Sangat Setuju

No Pernyataan Pilihan JawabanSTS TS S SS

1. Pencegahan infeksi harus diterapkan dalampertolongan persalinan dan setiap orangdianggap berisiko untuk terkena infeksi

2. Sarung tangan steril / DTT yang masihdalam kondisi baik bisa diproses ulang (didekontaminasi) untuk digunakan kembalihingga 3 kali pakai

Page 79: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

67

3. Pada saat menolong persalinan pada ibubersalin, alat pelindung diri (APD) yangwajib dipakai adalah sarung tangan,celemek, masker, penutup kepala, dansepatu pelindung khusus di ruang bersalin.

4. Tidak perlu dilakukan disinfeksi pada kulitibu bersalin dengan larutan Alkohol 70%sebelum melakukan penyuntikan oksitosinpada saat kala III persalinan

5. Menggunakan sarung tangan bukan hanyaketika melakukan tindakan pertolonganpersalinan tetapi juga ketika memegang danmembersihkan instrumen/alat-alat yangterkontaminasi

6. Pencegahan infeksi dapat dilaksanakandengan baik bila ditunjang denganketersediaan alat dan bahan yang cukup

7. Bidan menerapkan prosedur pencegahaninfeksi sesuai dengan yang didapatkan padapelatihan APN berdasarkan SOP padapertolongan persalinan normal di ruangbersalin

8. Menjaga kebersihan dan sanitasi ruangansecara teratur dan seksama akanmengurangi mikroorganisme dan mencegahinfeksi khususnya pada ibu bersalin

9. Bidan boleh tidak mendekontaminasi alat-alat bekas pakai setelah menolongpersalinan

10. Bidan boleh tidak mengganti sarung tanganyang sudah digunakan untuk menolongpersalinan dari satu pasien ke pasienlainnya tanpa mendekontaminasi sarungtangan tersebut terlebih dahulu

Page 80: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

68

Ketersediaan FasilitasBerilah tanda cheklist (√) pada kolom pilihan jawaban sesuai denganpendapat saudara

No PernyataanPilihan Jawaban

CukupMemadai

KurangMemadai

1. Tersedia sarung tangan steril di ruanganpersalinan

2. Tersedia wastafel pencuci tangan di ruanganpersalinan

3. Tersedia air pencuci tangan di ruanganpersalinan

4. Tersedia sabun pencuci tangan di ruangpersalinan

5. Terdapat peralatan persalinan dalam keadaanbersih dan steril

6. Tersedia APD sesuai jumlah bidan yangmenangani persalinan

7. Tersedia tempat sampah infeksius dan noninfeksius

8. Tersedia baskom yang berisi larutan klorin danair dtt

9. Tersedia kantung plastik khusus untukmengumpulkan semua pakaian dan kain yangterkontaminasi

10. Tersedia alat sterilisasi

Page 81: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

69

Page 82: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

70

fh

fhfoX

22 )(

Lampiran 5. Analisis Chi Square

Pengolahan Data Secara Manual

Mencari derajat bebas (db)Db = (k-1)(b-1)

= (2-1)(2-1)= 1

Jadi X2 tabel = 3,841

Rumus Chi kuadrat sebagai berikut :

Uji statistik menggunakan chi kuadrat variabel Sikap:

fo fh fo-fh (fo-fh)2 (fo-fh)2 / fh21

2

9

11

30 x 23 = 16,04643

13 x 23 = 6,95343

30 x 20 = 13,95343

13 x 20 = 6,04643

4,954

-4,953

-4,953

4,954

24,542

24,532

24,532

24,542

1,529

3,528

1,758

4,059

Jumlah X2hitung 10,874

Uji statistik menggunakan chi kuadrat variabel Ketersediaan Fasilitas:

fo fh fo-fh (fo-fh)2 (fo-fh)2 / fh24

3

6

10

30 x 27 = 18,83743

13 x 27 = 8,16343

30 x 16 = 11,16343

13 x 16 = 4,83743

5,163

-5,163

-5,163

5,163

26,656

26,656

26,656

26,656

1,415

3,265

2,388

5,511

Jumlah X2hitung 12,579

Page 83: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

71

Pengolahan Data Menggunakan SPSS

Sikap_Bidan * Upaya_Pencegahan_Infeksi

Crosstab

Upaya_Pencegahan_Infeksi

TotalKurang Baik

Sikap_Bidan Kurang Count 21 2 23

Expected Count 16.0 7.0 23.0

% within Sikap_Bidan 91.3% 8.7% 100.0%

% withinUpaya_Pencegahan_Infeksi

70.0% 15.4% 53.5%

% of Total 48.8% 4.7% 53.5%

Baik Count 9 11 20

Expected Count 14.0 6.0 20.0

% within Sikap_Bidan 45.0% 55.0% 100.0%

% withinUpaya_Pencegahan_Infeksi

30.0% 84.6% 46.5%

% of Total 20.9% 25.6% 46.5%Total Count 30 13 43

Expected Count 30.0 13.0 43.0% within Sikap_Bidan 69.8% 30.2% 100.0%% withinUpaya_Pencegahan_Infeksi

100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 69.8% 30.2% 100.0%

Chi-Square Tests

Value dfAsymp. Sig. (2-

sided)Exact Sig. (2-

sided)Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 10.874a 1 .001

Continuity Correctionb 8.790 1 .003

Likelihood Ratio 11.587 1 .001

Fisher's Exact Test .002 .001

Linear-by-Linear Association 10.622 1 .001

N of Valid Cases 43

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.05.b. Computed only for a 2x2 table

Page 84: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

72

Symmetric Measures

ValueAsymp. Std.

Errora Approx. Tb Approx. Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .449 .001

Interval by Interval Pearson's R .503 .125 3.725 .001c

Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .503 .125 3.725 .001c

N of Valid Cases 43

a. Not assuming the null hypothesis.b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.c. Based on normal approximation.

Ketersediaan_Fasilitas * Upaya_Pencegahan_Infeksi

Crosstab

Upaya_Pencegahan_Infeksi

TotalKurang Baik

Ketersediaan_Fasilitas

TidakLengkap

Count 24 3 27Expected Count 18.8 8.2 27.0

% within Ketersediaan_Fasilitas 88.9% 11.1% 100.0%

% withinUpaya_Pencegahan_Infeksi

80.0% 23.1% 62.8%

% of Total 55.8% 7.0% 62.8%

Lengkap Count 6 10 16

Expected Count 11.2 4.8 16.0

% within Ketersediaan_Fasilitas 37.5% 62.5% 100.0%

% withinUpaya_Pencegahan_Infeksi

20.0% 76.9% 37.2%

% of Total 14.0% 23.3% 37.2%Total Count 30 13 43

Expected Count 30.0 13.0 43.0% within Ketersediaan_Fasilitas 69.8% 30.2% 100.0%% withinUpaya_Pencegahan_Infeksi

100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 69.8% 30.2% 100.0%

Page 85: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

73

Chi-Square Tests

Value dfAsymp. Sig. (2-

sided)Exact Sig. (2-

sided)Exact Sig.(1-sided)

Pearson Chi-Square 12.578a 1 .000

Continuity Correctionb 10.260 1 .001

Likelihood Ratio 12.696 1 .000

Fisher's Exact Test .001 .001

Linear-by-Linear Association 12.286 1 .000

N of Valid Cases 43

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.84.b. Computed only for a 2x2 table

Symmetric Measures

ValueAsymp. Std.

Errora Approx. Tb Approx. Sig.Nominal by Nominal Contingency Coefficient .476 .000

Interval by Interval Pearson's R .541 .133 4.117 .000c

Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .541 .133 4.117 .000c

N of Valid Cases 43

a. Not assuming the null hypothesis.b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.c. Based on normal approximation.

Page 86: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

74

Page 87: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

75

Page 88: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/1/KTI RITNA FIX.pdf · pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

76