FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ......

12
1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENERAPAN STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR TAHUN 2013 FACTORS RELATED TO THE IMPLEMENTATION OF NURSING CARE STANDARDS IN THE WARD LABUANG BAJI HOSPITAL MAKASSAR YEAR 2013 Nurlina 1 , Veny Hadju 2 ,Werna Nontji 3 1 Akademi Keperawatan Muhammadiyah Makassar, 2 Bagian Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin, 3 Bagian Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin, Makassar Alamat korespondensi: Nurlina Akper Muhammadiyah Makassar Jl. Dr. Ratulangi, No. 101 Makassar, kode pos: 90135 HP: 081260674014 Gmail: [email protected]

Transcript of FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ......

Page 1: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ... …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/02441148cf2e6495084ebb2825faff5b.pdf · kepuasan pelanggan terhadap kinerja perawat dalam penerapan standar

1

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENERAPAN STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN

DI RUANG RAWAT INAP RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR TAHUN 2013

FACTORS RELATED TO THE IMPLEMENTATION OF NURSING CARE STANDARDS IN THE WARD LABUANG BAJI HOSPITAL

MAKASSAR YEAR 2013

Nurlina1, Veny Hadju2,Werna Nontji 3

1Akademi Keperawatan Muhammadiyah Makassar, 2Bagian Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin,

3 Bagian Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin, Makassar

Alamat korespondensi:

Nurlina Akper Muhammadiyah Makassar Jl. Dr. Ratulangi, No. 101 Makassar, kode pos: 90135 HP: 081260674014 Gmail: [email protected]

Page 2: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ... …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/02441148cf2e6495084ebb2825faff5b.pdf · kepuasan pelanggan terhadap kinerja perawat dalam penerapan standar

2

ABSTRAK

Pelaksanaan asuhan keperawatan merupakan tanggung jawab perawat dalam melaksanakan Asuhan keperawatan pada klien dengan menggunakan standar nasional sebagai pedoman bagi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Penelitian ini bertujuan menilaifaktor-faktor yang berhubungan dengan penerapan standar Asuhan keperawatan yang meliputi: karasteristik responden, motivasi perawat, insentif, dan fasilitas di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Labuang Baji Makassar. Metode penelitian menggunakan cross-sectional terhadap 81 perawat pelaksana pada 13 ruang rawat inap. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive dengan mempertimbangkan tingkat pendidikan yaitu perawat berpendidikan S1 Ners dan DIII Keperawatan. Data dianalisis menggunakan uji statistik yaitu uji chi-square dan uji regresi logistic. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan karasteristik responden meliputi : umur dalam penerapan standar Asuhan keperawatan dengan nilai (p=0,559), umumnya responden dengan usia > 30 tahun 71 orang (87,7%), jenis kelamin (p=1,000) umumnya dengan jenis kelamin perempuan 73 orang (90,1%), pendidikan (p=0,207), S1 Ners 38 orang (46,9%), masa kerja (p=0,326), umumnya dengan masa kerja lama ˃ 5 tahun 76 orang (93,8%), status pernikahan (p=0,475), rata-rata sudah menikah 73 orang (90,1%) dan terdapat hubungan yang bermakna antara motivasi (p=0,026), insentif (p=0,002), fasilitas (p=0,013), dengan penerapan standar asuhan keperawatan di ruang rawat inap RSUD. Labuang Baji Makassar. Penerapan standar asuhan keperawatan dengan nilai baik (92,6%) serta faktor paling dominan berhubungan dengan penerapan standar asuhan keperawatan adalah insentif dengan nilai exp (B) 0,082. Disimpulkan bahwa ada hubungan motivasi, insentif, fasilitas dalam penerapan standar Asuhan keperawatan sehingga disarankan perlunya penetapan kebijakan tentang insentif perawat untuk dapat meningkatkan pencapaian penerapan standar Asuhan keperawatan.

Kata Kunci : motivasi, insentif, fasilitas, penerapan standar asuhan keperawatan

ABSTRACT Implementation of nursing care is the responsibility of nurses in implementing nursing care to clients by using national standards as guidelines for nurses in implementing nursing care. This study aims to assess the factors associated with the application of standards covering nursing care: karasteristik responders, nurses motivation, incentives, and inpatient facilities at the General Hospital Labuang Baji Makassar. The method uses a cross-sectional study of the 81 nurses on 13 wards. Purposive sampling is done by considering the level of education that nurses educated nurses and DIII Nursing. Data were analyzed using the statistical test chi-square test and logistic regression. The results showed no association karasteristik respondents include: age in the implementation of standards of nursing care with value (p = 0.559), respondents generally with age> 30 years 71 (87.7%), gender (p = 1.000) generally to the type of 73 female (90.1%), education (p = 0.207), S1 38 nurses (46.9%), year (p = 0.326), generally with terms of 76 years old ˃ 5 people (93, 8%), marital status (p = 0.475), an average of 73 people were married (90.1%) and there is a significant relationship between motivation (p = 0.026), incentives (p = 0.002), facilities (p = 0.013 ), the implementation of standards of nursing care in hospital wards. Baji Labuang Makassar. Implementation of standards of nursing care with good grades (92.6%) as well as the most dominant factors related to the implementation of standards of nursing care is an incentive to the value of exp (B) 0.082. Concluded that there is a relationship between motivation, incentives, facilities in the standard implementation Asuhan keperawatan thus suggested the need for the establishment of policy incentives for nurses to increase the achievement of the implementation of standards of nursing care.

Keywords: motivation, incentives, facilities, implementation of standards

Page 3: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ... …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/02441148cf2e6495084ebb2825faff5b.pdf · kepuasan pelanggan terhadap kinerja perawat dalam penerapan standar

3

PENDAHULUAN

Pelaksanaan asuhan keperawatan merupakan tanggung jawab perawat

dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada klien melalui pemberian asuhan

keperawatan yang berkualitas dengan menggunakan standar keperawatan sebagai

pedoman bagi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan.

Salah satu bentuk kegiatan keperawatan adalah mendokumentasikan

asuhan keperawatan yang telah dilakukan. Dokumentasi merupakan catatan

autentik dalam penerapan manajemen asuhan keperawatan profesional.

Keperawatan profesional akan tercapai dengan baik apabila sistem

pendokumentasian dapat dilakukan dengan benar (Nursalam, 2008).

Pendokumentasian yang efektif dan efisien dapat meningkatkan mutu pelayanan

keperawatan yang dirasakan oleh klien (Suarli dkk, 2009).

Data dari RSUD Labuang Baji Makassar pada tahun 2010 penerapan

standar asuhan keperawatan secara keseluruhan mencapai 61,65% yang

dilaksanakan di ruang penyakit dalam, bedah, kebidanan dan perinatal dengan

rincian yaitu pengkajian 59%, diagnosa Keperawatan 57,7%, perencanaan

73,,55%, tindakan keperawatan 68,5%, evaluasi 43,5% dan catatan keperawatan

67,7%.

Dengan melihat hal tersebut tidak menutup kemungkinan perawat dalam

melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya tidak dilandasi dengan motivasi yang

tinggi sehingga penerapan standar asuhan keperawatan di rumah sakit Labuang

Baji masih rendah, belum mencapai standar yang diharapkan sesuai dengan

standar asuhan keperawatan menurut Depkes (2005) yakni 75% dari rata-rata

pelaksanaan kompenen asuhan keperawatan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Royani dkk (2010)

tentang hubungan sistem penghargaan dengan kinerja perawat dalam

melaksanakan asuhan keperawatan diperoleh hasil bahwa tidak ada hubungan

yang bermakna antara sistem penghargaan dengan kinerja 65 perawat dalam

penerapan asuhan keperawatan dengan p-value (menurut persepsi perawat) =

0,720, p-value (berdasarkan hasil observasi) = 0,716.

Page 4: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ... …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/02441148cf2e6495084ebb2825faff5b.pdf · kepuasan pelanggan terhadap kinerja perawat dalam penerapan standar

4

RSUD Labuang Baji Makassar merupakan salah satu rumah sakit milik

pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, rumah sakit ini merupakan salah satu

rumah sakit rujukan bagi masyarakat yang ada di Sulawesi Selatan Khususnya

bagi pasien Jamkesmas (jaminan kesehatan masyarakat) dan Jamkesda (jaminan

kesehatan daerah) sehingga jumlah pasien yang masuk di RSUD Labuang Baji

Makassar Cukup banyak yaitu pada tahun 2009 jumlah kunjungan rawat inap

13.607 pasien, tahun 2010 jumlah kunjungan 14.117 pasien akan tetapi tahun

2011 menurun menjadi 12548 pasien.

Salah satu penyebab dari kondisi tersebut bisa disebabkan oleh kurangnya

kepuasan pelanggan terhadap kinerja perawat dalam penerapan standar asuhan

keperawatan yaitu tingkat kepuasan pasien pada tahun 2010 dalam pemenuhan

makan minum 30%, perawat memberikan penjelasan sebelum melakukan

tindakan keperawatan/pengobatan 45%. Sedangkan dari segi ketenagaan perawat

bertugas di ruang rawat inap pada 13 ruangan sebanyak 144 perawat.Dengan

melihat jumlah tenaga yang ada di masing-masing ruangan sudah cukup karena

termasuk tenaga magang. Disampimg itu ketersediaan fasilitas dalam pelayanan

keperawatan juga cukup karena di masing-masing ruang perawatan tersedia

format askep, SOP yang lengkap, dan fasilitas penunjang lainnya. Penelitian ini

bertujuan menilai faktor-faktor yang berhubungan dengan penerapan standar

Asuhan keperawatan yang meliputi: karasteristik responden, motivasi perawat,

insentif, dan fasilitas di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Labuang Baji

Makassar.

BAHAN DAN METODE

Desain penelitian

Rancangan penelitian ini menggunakan metode penelitian

deskriptifanalitik, cross sectional yang meliputi faktor-faktor yang berhubungan

dengan penerapan standar asuhan keperawatan di RSUD Labuang Baji Makassar.

Page 5: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ... …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/02441148cf2e6495084ebb2825faff5b.pdf · kepuasan pelanggan terhadap kinerja perawat dalam penerapan standar

5

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di rumah sakit Labuang Baji Makassar, di

ruang perawatan rawat inap.Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 21 Februari

s.d 25 Maret 2013.

Populasi, Sampel dan Sampling

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana PNS yang

bertugas di ruang rawat inap sebanyak 81 responden.Teknik sampling yang

digunakan dalam penelitian ini adalahpurposive sampling.

Cara Pengumpulan Data

Pengumpulan data dengan menggunakan kuisener yang diisi oleh perawat

dalam bentuk pernyataan-pernyataan yang meliputi : Kuisener A digunakan untuk

menilai faktor-faktor yang berhubungan dengan penerapan Askep yaitu :

karasteristik individu, motivasi, insentif dan fasilitas. Penilaian menggunakan

skala likert dengan skor dari setiap item yaitu : sangat setuju 4, setuju 3, tidak

setuju 2, sangat tidak setuju 1. Dan kuisener B yang disertai lembar observasi

untuk menilai penerapan standar asuhan keperawatan. Kuisener yang peneliti

gunakan adalah kuisener baku yang telah digunakan pada beberapa penelitian

sebelumya dan sudah dilakukan uji validitas dan realibilitas. Kuisener B tentang

penerapan standar asuhan keperawatan yang ditetapkan berdasarkan standar

Depkes 2005. Penelitian ini menggunakan skala likert, dengan skor dari setiap

item yaitu : dilakukan sepenuhnya dengan tepat = 4, dilakukan sepenuhnya namun

tidak tepat = 3, dilakukan hanya sebagian = 2, tidak dilakukan sama sekali = 1.

Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dengan menggunakan bantuan perangkat lunak

komputer. Kegiatan ini dilakukan melalui beberapa tahapan yakni editing, coding,

prosesing atau memasukan data (entry data) dan cleaning. Setelah itu data

dianalisis secara bivariate dan multivariat

Page 6: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ... …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/02441148cf2e6495084ebb2825faff5b.pdf · kepuasan pelanggan terhadap kinerja perawat dalam penerapan standar

6

HASIL

Karasteristik Responden

Tabel 1. Menunjukkan sebagian besar responden dengan usia yang tua

sebanyak 71 orang (87,7%). Dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 73 orang

(90,1%). dengan tingkat pendidikan hampir sama yaitu D III sebanyak 43 orang

(53,1%) dan S1/Ners sebanyak 38 orang (46,9%). juga menunjukkan umumnya

responden dengan masa kerja yang lama sebanyak 76 orang (93,8%). Sedangkan

berdasarkan status responden yang belum menikah sebanyak 8 orang (9,9%) dan

yang sudah menikah sebanyak 73 orang (90,1%).

Hubungan Motivasi dengan Penerapan Standar Asuhan Keperawatan

Tabel 2. Menunjukkan sebagian besar responden denganmotivasi tinggi

sebanyak 77 orang (95,1%) yang menerapkan standar asuhan keperawatan

dengan baik sebanyak 73 orang (90,1%). Sedangkan responden dengan motivasi

rendah sebanyak 4 orang (4,9%) dimana masing-masing 2 orang (2,5%) yang

menerapkan standar asuhan keperawatan dengan baik dan kurang baik.Hasil uji

statistic Chi-Square, metode yang digunakan adalah fisher’s exact test.

Berdasarkan hal tersebut maka diperoleh nilai ρ = 0,026. Dengan demikian nilai ρ

< α (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa “ada hubungan motivasi dalam

penerapan standar asuhan keperawatan”.Nilai Odds Ratio sebesar 18,250 dengan

CI = 2,016 – 165,248.

Hubungan Insentif dengan Penerapan Standar Askep

Tabel 3. Menunjukkan sebagian besar responden yang mendapatkan

insentif yang sesuai sebanyak 76 orang (93,8%) dimana yang menerapkan standar

asuhan keperawatan dengan baik sebanyak 73 orang (90,1%). Hasil uji statistic

Chi-Square, metode yang digunakan adalah fisher’s exact test. Berdasarkan hal

tersebut maka diperoleh nilai ρ = 0,002. Dengan demikian nilai ρ < α (0,05),

maka dapat disimpulkan bahwa “ada hubungan insentif yang diterima dalam

penerapan standar asuhan keperawatan”.Nilai Odds Ratio yang didapat sebesar

36,500 dengan CI = 4,340 – 306,957.

Page 7: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ... …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/02441148cf2e6495084ebb2825faff5b.pdf · kepuasan pelanggan terhadap kinerja perawat dalam penerapan standar

7

Hubungan Fasilitas dengan Penerapan Standar Askep

Tabel 4. Menunjukkan sebagian besar responden yang merasa fasilitas

kerja di RS baik sebanyak 78 orang (96,3%) dimana yang menerapkan standar

asuhan keperawatan dengan baik sebanyak 74 orang (91,4%) dan yang kurang

baik sebanyak 4 orang (4,9%).Hasil uji statistic Chi-Square, metode yang

digunakan adalah fisher’s exact test. Berdasarkan hal tersebut maka diperoleh

nilai ρ = 0,013. Dengan demikian nilai ρ < α (0,05), maka dapat disimpulkan

bahwa “ada hubungan fasilitas kerja dalam penerapan standar asuhan

keperawatan”.Nilai OR sebesar 37,000 dengan CI = 2,740 – 499,545.

PEMBAHASAN

Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang

bermakna antara karasteristik responden dengan penerapan standar asuhan

keperawatan (α = 0,05) yaitu: umur dengan nilai P= 0,559, jenis kelamin nilai

P= 1,000, pendidikan P= 0,207, masa kerja P= 0,326, status pernikahan P=

0,475. Penelitian ini di dukung oleh Ningsih, dkk (2003), Nasution A. (2009)

bahwa tidak ada pengaruh umur, jenis kelamin dan lama kerja terhadap kinerja

perawat.

Salah satu faktor yang berperan dalam penerapan standar asuhan

keperawatan dalam penelitian ini adalah motivasi kerja perawat. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa sebagian besar responden dengan motivasi tinggi sebanyak

77 orang (95,1%) dimana yang menerapkan standar asuhan keperawatan dengan

baik sebanyak 73 orang (90,1%) dengan nilai ρ = 0,026. Dengan demikian nilai ρ

< α (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa “ada hubungan motivasi dalam

penerapan standar asuhan keperawatan”. Hal ini bertentangan dengan hasil

penelitian Rinaldo, dkk (2009) bahwa tidak terdapat hubungan antara motivasi

perawat dalam penerapan standar asuhan keperawatan dengan nilai p = 0,702 hal

ini bisa terjadi karena perbedaan besar sampel yaitu 23 responden, jauh lebih kecil

dibandingkan dengan 81 responden pada penelitian ini.

Hasil penelitian ini di dukung oleh penelitian Royani (2010), Pomatahu R.

A. (2010), Walin (2005) Badi’ahi, dkk (2008), Putra (2012), Centisari, dkk (2008)

Page 8: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ... …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/02441148cf2e6495084ebb2825faff5b.pdf · kepuasan pelanggan terhadap kinerja perawat dalam penerapan standar

8

yang menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara motivasi yang

tinggi dengan penerapan standar asuhan keperawatan dengan nilai p = 0,003.

Pencapaian tujuan suatu organisasi dipengaruhi oleh kuat lemahnya motivasi kerja

yang pada akhirnya akan mempengaruhi hasil pekerjaan yang dilakukan.

Sehingga manajer perlu memperhatikan kondisi motivasi kerja stafnya dan

mengetahui faktor yang mempengaruhinya agar staf dapat melaksanakan

pekerjaannya dan mencapai tujuan yang ditetapkan. Dengan demikian, motivasi

merupakan bagian integral dari kegiatan organisasi dalam menggerakkan dan

mengarahkan stafnya.

Faktor yang juga bisa berperan dalam penerapan standar asuhan

keperawatan adalah insentif/reward yang diterima. Hasil penelitian menunjukkan

responden yang mendapatkan insentif yang sesuai sebanyak 76 orang (93,8%)

dimana yang menerapkan standar asuhan keperawatan dengan baik sebanyak 73

orang (90,1%) dengan nilai ρ = 0,002. Dengan demikian nilai ρ < α (0,05), maka

“ada hubungan insentif yang diterima dalam penerapan standar asuhan

keperawatan”.

Penelitian ini di dukung oleh Triyanto E, dkk (2008), Stanly P, dkk

(2008) dan Walin (2005) bahwa faktor insentif berpengaruh terhadap pelaksanaan

asuhan keperawatan, Sedangkan berdasarkan hasil wawancara umunya perawat

menyatakan insentif yang diberikan tidak sesuai dengan yang seharusnya di

terima oleh perawat.

Hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian Wardana N, dkk

(2011). Rahayu S. dkk (2009) dan Centisari, dkk (2008). hal ini bisa terjadi

sesuai dengan pendapat Maslow bahwa manusia pada hakikatnya memiliki

kebutuhan ego atau penghargaan seperti kebutuhan untuk di hormati, dihargai dan

memiliki status prestasi/reputasi dan menurut Herzberg dalam teori motivasinya

bahwa pengakuan dari seorang pimpinan atas keberhasilan perawat melakukan

suatu pekerjaan sangat penting seperti dengan menyatakan keberhasilan langsung

atas pekerjaan yang dilakukanm memberikan piagam penghargaan dan lain-lain.

Faktor lain yang juga sangat berperan dalam penerapan standar asuhan

keperawatan adalah fasilitas kerja. Hasil penelitian menunjukkan responden yang

Page 9: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ... …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/02441148cf2e6495084ebb2825faff5b.pdf · kepuasan pelanggan terhadap kinerja perawat dalam penerapan standar

9

merasa fasilitas kerja di RS cukup baik sebanyak 78 orang (96,3%) dimana yang

menerapkan standar asuhan keperawatan dengan baik sebanyak 74 orang (91,4%)

dengan nilai ρ = 0,013. Dengan demikian nilai ρ < α (0,05), Nilai Odds Ratio

yang didapat sebesar 37,000 dengan CI = 2,740 – 499,545. Hal ini menunjukkan

bahwa responden yang mendapatkan fasilitas kerja yang baik memiliki

kemungkinan 37 kali menerapkan standar asuhan keperawatan dengan baik

dibandingkan dengan responden yang mendapatkan fasilitas kerja yang kurang.

Hasil penelitian ini di dukung oleh penelitian Watimena M (2008), Feri J.

(2007) bahwa terdapat hubungan antara fasilitas dengan penerapan standar asuhan

keperawatan. Faktor lingkungan kerja merupakan salah satu faktor lain yang

mampu mempengaruhi kinerja karyawan. Lingkungan kerja yang baik dalam arti

sempit tempat/lokasi kerja aman, nyaman, bersih dan tenang, peralatan yang baik,

teman sejawat akrab, pimpinan yang pengertian akan memberikan kepuasan

karyawan. Kepuasan kerja juga dipengaruhi oleh penerangan yang cukup, kondisi

suara di ruangan yang tidak gaduh, warna dalam ruangan. Salah satu faktor yang

menentukan kinerja adalah kondisi lingkungan kerja yang mendukung (Robbins,

2008).

Hasil penelitian penerapan standar asuhan keperawatan menunjukkan

bahwa penerapan standar asuhan keperawatan di RSUD Labuang Baji Makassar

mencapai 92,6%, hal ini berarti bahwa penerapan standar asuhan keperawatan di

RSUD Labuang Baji Makassar menunjukkan hasil yang baik sesuai dengan

standar Depkes (2005) yaitu 75%. Hal ini bertentangan dengan hasil observasi

peneliti baik observasi melalui catatan dokumentasi pasien maupun observasi

langsung pada pelaksanaan proses keperawatan. Hal ini disebabkan karena dalam

penelitian ini perawat pelaksana menilai dirinya sendiri dalam hal penerapan

standar asuhan keperawatan sehingga hasil yang dicapai masih bersifat subyektif.

Uji analisis multivariat yang dipakai adalah regresi logistik dengan

mengukur kekuatan hubungan antar variabel yang dapat dilihat dari nilai OR

{Exp(B)} mulai dari yang terbesar sampai yang terkecil yaitu insentif (OR =

0,082), fasilitas kerja (OR = 0,050) dan motivasi (OR = 0,037). Jadi dapat

disimpulkan insentif yang diterima merupakan faktor yang paling berperan dalam

Page 10: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ... …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/02441148cf2e6495084ebb2825faff5b.pdf · kepuasan pelanggan terhadap kinerja perawat dalam penerapan standar

10

penerapan standar asuhan keperawatan di ruang rawat inap RSUD Labuang Baji

Kota Makassar.

KESIMPULAN DAN SARAN

Tidak terdapat hubungan antara karakteristik responden dengan penerapan

standar asuhan keperawatan di ruang rawat inap RSUD Labuang Baji Makassar,

faktor-faktor yang berhubungan dengan penerapan standar asuhan keperawatan di

ruang rawat inap RSUD Labuang Baji Kota Makassar terdapat 3 variabel yaitu

motivasi, insentif dan fasilitas kerja, penerapan standar asuhan keperawatan

dengan nilai baik telah mencapai (92,6%) dan penerapan standar asuhan

keperawatan yang kurang baik (7,4%) dan Faktor yang paling berperan dalam

penerapan standar asuhan keperawatan di ruang rawat inap RSUD Labuang Baji

Makassar adalah insentif.

Perlunya peningkatan sarana penunjangang memadai terutama alat dan

bahan yang digunakan sehingga asuhan keperawatan dapat dilaksanakan dengan

baik., Perlu dintingkatkan supervisi keperawatan terutama supervisi Kepala

Ruangan dan Ketua Tim sehingga dapat meningkatkan motivasi perawat dalam

melaksanakan asuhan keperawatan pada klien, Perlunya penetapan kebijakan

tentang insentif perawat sehingga dapat meningkatkan pencapaian penerapan

standar asuhan keperawatan dan Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang

berbagai faktor yang berhubungan dengan penerapan standar asuhan keperawatan

di Rumah Sakit.

DAFTAR PUSTAKA

Badi’ahi Atik. dkk (2008). Hubungan motivasi dengan kinerja perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Daerah Panembahan Senopati Bantul. Journal Manajemen Pelayanan Kesehatan. Volume 12. No. 02 Juni 2009: 74-82.

Centisari, dkk. (2008). Faktor-Faktor kinerja Yang Berhubungan dengan Pelaksanaan Asuhan Keperawatan di Ruang IRNA E. Paviliun Embun Pagi RSUP Dr. Muhammad Jamil Padang Tahun 2010. http://repository.unand.ac.id/14848/.

Depkes. (2005). Evaluasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan. Jakarta. Departemen Kesehatan RI.

Page 11: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ... …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/02441148cf2e6495084ebb2825faff5b.pdf · kepuasan pelanggan terhadap kinerja perawat dalam penerapan standar

11

Feri. J dkk. (2007). Kepatuhan perawat dalam menerapkan asuhan keperawatan di ruang rawat inap RS DR. Sobirin Kab. Musi Tawas Sumatera Selatan Tahun 2007. Politeknik Kesehatan Depkes Palembang.

Nasution Ade Ira Zahriany. (2009). Pengaruh karasteristik individu dan psikologis terhadap kinerja perawat dalam kelengkapan rekam medis di ruang rawat inap rumah sakit umum DR. Pringadi Medan. Program Pascasarjana Universitas Sumatra Utara.

Ningsih, dkk. (2003). Beberapa Karasteristik Individu yang Berhubungan dengan Pengetahuan, Sikap, dan Praktek Perwat dalam Penerapan Standar Asuhan Keperawatan di RSU Kardinah Tegal. http://www. Fkm. Undip.ac.id

Nursalam. 2008. Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Pendekatan Keperawatan Profesional. edisi 2. Salemba Medika: Jakarta.

Pomatahu R. A. Motivasi Perawat Terhadap Penerapan Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit W. Aloe Saboe. Journal Inovasi. Volume 7. Nomor 4. Desember 2010. ISSN. 1693-9034: 240-252.

Putra Aryata P. I. (2012) Analisis Penerapan Standar Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Provinsi Sulawesi Tenggara. Yogyakarta. UGM. Tesis Universitas Gajah Mada 2012.

Rahayu S, dkk .(2009). Hubungan Antara Sistem Reward dengan Kinerja Perawat dalam Melaksanakan Asuhan Keperawatan di RSUD Sragen. Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979-2697. Vol. 2. No.2. Mei 2009. 51-56.

Rinaldo A, dkk (2009)Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Perawat dalam Penerapan Askep di Puskesmas Rawat Inap Kabupaten Batang Hari Tahun 2009. http://eprints.Undip. Ac.id/10797/.

Royani dkk (2010). Hubungan system penghargaan dengan kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan di instalasi rawat inap rumah sakit umum daerah kota Cilegon. FIK UI. 2010. Diakses tanggal 12 Desember 2012.

Robbins Stephen dan Judge Timothy (2008) Prilaku Organisasi. Buku 1. Edisi 12. Salemba Empat: Jakarta.

Suarli dkk (2010) Manajemen Keperawatan Dengan Pendekatan Praktis. Erlangga: Jakarta.

Stanly P dkk. (2008). Analisis Penerapan Standar Asuhan Keperawatan dan Kompensasi Perawat : Studi deskriptif di Ruang Rawat inap RSUD Kabupaten Fakfak Propinsi Irian Jaya Barat. Tesis Universitas Gajah Mada. 2008.

Triyanto E, dkk. (2008). Gambaran Motivasi Perawat dalam Melaksanakan Dokumentasi Keperawatan di RSUD. Prof. Dr. Margono Soeharjo Purwokerto. Jurnal Keperawatan Soedirman. Volume 3. No.2. Juli 2008.

Walin (2005)Factor-faktor yang berhubungan dengan kinerja perawat puskesmas rawat inap dalam penerapan standar asuhan keperawatan di Kabupaten Kabumen. Tesis Program Pascasarjana. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Undip.

Wardana N dkk. (2011). Hubungan Pemberian Insentif terhadap Motivasi Kerja Perawat di Instalasi Rawat Inap Medikal RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. Jurnal Tiers Indonesia, volume 1. No.2. Maret 2011.

Page 12: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ... …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/02441148cf2e6495084ebb2825faff5b.pdf · kepuasan pelanggan terhadap kinerja perawat dalam penerapan standar

12

Wattimena Maria. (2008). Penerapan Standar Asuhan Persalinan Normal (APN) oleh Bidan Di RSUD Kabupaten Sorong Papua Barat. Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Administrasi Kebijakan Kesehatan Peminatan Kesehatan Ibu dan Anak Universitas Diponegoro. Diakses tanggal 5 Oktober 2012.