FAKTOR DETERMINAN KEJADIAN PERDARAHAN...
-
Upload
nguyendung -
Category
Documents
-
view
221 -
download
0
Transcript of FAKTOR DETERMINAN KEJADIAN PERDARAHAN...
FAKTOR DETERMINAN KEJADIAN PERDARAHAN POST PARTUM DI RSUD MAJENE KABUPATEM MAJENE
DETERMINAN FACTORS INCIDENT POST PARTUM HEMORRHAGE IN RSUD MAJENEN KABUPATEN MAJENE
Darmin Dina1, Arifin Seweng ² dan Mappeaty Nyorong³ 1STIKES Bina Bangsa Majene,
²Bagian Kesehatan Reproduksi,Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin ³Bagian Kesehatan Reproduksi,Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin
Alamat Korespondensi: Darmin Dina STIKES Bina Bangsa Majene Jl. Malino Kec Bontomarannu Kab Gowa HP : 085331325767 Email : [email protected]
Abstrak Perdarahan post partum merupakan salah satu masalh penting karena berhubungan dengan kesehatan ibu yang dapat menyebabkan kematian. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui factor yang mempengaruhi kejadian perdarahan post partum di RSUD Majene Kab Majene tahun 2013. Metoda Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian case control yaitu salah satu bentuk rancangan penelitian yang mengikuti proses perjalanan penyakit kea rah belakang berdasarkan waktu ( retrospektif), dengan jumlah sampel 102 responden. Analisis data yang digunakan adalah uji regresi berganda logistic. Hasil Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur <20 atau > dari 35 tahun memiliki resiko 3,1 kali lebih besar dari pada ibu yang berumur 20 – 35 tahun (95% Cl: 1,3 – 7,5). Paritas < 1 atau paritas > 3 memiliki resiko 6.1 kali lebih besar dibandingkan dengan paritas 2-3 (95% Cl : 1,6 – 22,,6). Riwayat persalinan buruk memiliki resiko 3.1 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu yang tidak memiliki riwayat persalinan buruk (95% Cl : 1,6 – 22,6). Partus lama memiliki resiko 3.5 kali lebih besar dari pada ibu dengan partus normal terhadap kejadian perdarahan post partum (95% Cl : 1,5 – 8,3). Ibu dengan anemia memilik resiko 2.9 kali lebih besar terhadap kejadian perdarahan post partum (95 % Cl ; 1,2 – 6,8), walaupun tidak signifikan.Disimpulkan bahwa umur, paritas,riwayat persalinan buruk, partus lama merupakan factor resiko terjadinya perdarahan post partum. Kata Kunci: Umur , Paritas,Riwayat persalinan, Anemia
Abstract Postpartum hemorrhage is one of the important mater because motherhood issues that can lead to death. Objective This study objective is aimed to determine the factors that influence the incidence of postpartum hemorrhage in hospitals Majene district in 2013. Methode This type of research method used is a case-control study is one form of research design that follows the course of the disease by the time toward the rear (retrospective), with a sample of 102 respondents. Results Analysis of the data used is the logistic regression test.Results The results showed that age <20 or> 35 years had a 3.1 times greater risk than women aged 20-35 years (95% CI: 1.3 to 7.5). Parity <1 or parity> 3 has a 6.1 times greater risk compared with 2-3 parity (95% Cl: 1.6 to 22,, 6). History of bad labor have 3.1 times greater risk compared with women who did not have a history of bad labor (95% Cl: 1.6 to 22.6). Prolonged labor had a 3.5 times greater risk than women with normal parturition on the incidence of postpartum hemorrhage (95% Cl: 1.5 to 8.3). Mothers with anemia pick the risk is 2.9 times greater the incidence of postpartum hemorrhage (95% Cl; 1.2 to 6.8),al though not significantly. Keywords: Age, parity, history of childbirth.
PENDAHULUAN
Perdarahan post partum merupakan salah satu masalah penting karena berhubungan
dengan kesehatan ibu yang dapat menyebabkan kematian. Walaupun angka kematian maternal
telah menurun dari tahun ke tahun dengan adanya pemeriksaan dan perawatan kehamilan,
persalinan di rumah sakit serta adanya fasilitas transfusi darah, namun perdarahan masih tetap
merupakan faktor utama dalam kematian ibu.
Kematian ibu hamil dapat diklasifikasikan menurut penyebab mediknya sebagai obstetrik
“langsung” dan “tidak langsung”. Menurut laporan WHO (2008) bahwa kematian ibu di dunia
disebabkan oleh perdarahan sebesar 25%, penyebab tidak langsung 20%, infeksi 15%, aborsi
yang tidak aman 13%, eklampsia 12%, penyulit persalinan 8% dan penyebab lain 7%.
Berdasarkan penelitian yang dilakukaan shane di RSUD Dr.Pirngadi medan tahun 2007-
2009 dapat diketahui bahwa penyebab utama perdarahan post partum adalah retensio placenta
yaitu sebesar 53,7% diikuti laserasi jalan lahir sebesar 29,3%, atonía uteri 14,6 % dan inversio
uteri sebesar 2,4%.Begitu pula penelitian yang dilakukan ajenifuji (2010) di Obufeni Awolowo
University teaching hospital nigeria, yang menemukan bahwa penyabab utama perdarahan post
partum primer adalah retensio placenta (71,05%).
Di berbagai negara paling sedikit seperempat dari seluruh kematian ibu disebabkan oleh
pendarahan dalam waktu 24 jam setelah melahirkan, sebagian besar karena terlalu banyak
mengeluarkan darah; proporsinya berkisar antara kurang dari 10% sampai hampir 60%.
Walaupun seorang perempuan bertahan hidup setelah mengalami pendarahan pasca persalinan,
namun ia akan menderita akibat kekurangan darah yang berat (anemia berat) dan akan
mengalami masalah kesehatan yang berkepanjangan (Profil Kesehatan Indonesia, 2008).
Pada tahun 2004 angka kematian ibu di Sulawesi Barat mencapai 110/100.000 kelahiran
hidup. Penyebab AKI yaitu perdarahan 60 orang (64,11%), preeklampsia-eklampsia 13 orang
(15,38%), infeksi 7 orang (3,85%) dan lain-lain 30 orang (16,66%). Sedangkan pada tahun 2008
meningkat berkisar (119/100.000) ibu meninggal disebabkan oleh perdarahan 73 orang (61,3%)
infeksi 4 orang (3%) preeklampsia 21 orang (17,6%) dan lain-lain 21 orang (17,6%).
Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di Rumah Sakit Umum
Daerah Majene yang peneliti kunjungi, prevalensi kejadian perdarahan postpartum cukup tinggi.
Dari paparan di atas, maka peneliti bermaksud ingin melakukan penelitian terkait dengan
faktor determinan yang mempengaruhi kejadian pendarahan postpartum di RSUD Majene Kab.
Majene tahun 2013. Dengan tujuan penelitian yaitu mengetahui faktor yang paling dominan
terhadap kejadian perdarahan post partum.
BAHAN DAN METODE
Lokasi dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan bulan Maret
2013 di RSUD Majene Kabupaten Majene Propinsi Sulawesi Barat, kemudian dilanjutkan
dengan pengolahan data dan penyusunan laporan. Alasan penelitian dilakukan di RSUD Majene
Kabupaten Majene Propinsi Sulawesi Barat, karena ibu yang melahirkan di Rumah sakit ini
banyak mengalami pendarahan post partum sebanyak 63 kasus.
Peneliti melakukan pengukuran pada variabel terikat (dependent) terlebih dahulu yaitu
memilih kasus yang mengalami pendarahan postpartum dan kontrol yang tidak mengalami
pendarahan postpartum. Peneliti kemudian melakukan observasi dan wawancara untuk
mengetahui paparan yang dialami subyek pada waktu lalu (retrospektif).
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang melahirkan secara pervaginam di
RSUD Majene Kabupaten Majene yang tercatat dalam rekam medis sebanyak 200 orang. Sampel
dalam penelitian ini adalah sebagian ibu yang melahirkan di RSUD Majene Kabupaten Majene
yang tercatat dalam rekam medis yang terbagi menjadi sampel Kasus yaitu ibu yang mengalami
perdarahan post partum sebanyak 51 orang dan sampel kontrol yaitu ibu yang tidak mengalami
perdarahan post partum sebanyak 51 orang.
Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer diperoleh melalui
kuesioner yang diberikan langsung kepada responden dan data sekunder didapatkan melalui
rekam medik RSUD Kabupaten Majene.
Analisis Data
Analisis data untuk melihat seberapa besar resiko umur, paritas, riwayat kehamilan,
partus lama dan anemia terhadap kejadian perdarahan post partum, mengingat rancangan
penelitian ini adalah studi case control, maka analisis hubungan dilakukan dengan menggunakan
perhitungan Odds Ratio yang dilakukan dengan menggunakan tabulasi silang antar variabel.
Diketahuinya nilai OR, dimungkinkan untuk memprediksi hubungan dari fakta yang diteliti
terhadap kejadian perdarahan post partum.
HASIL
Dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan kemudian disajikan dalam bentuk
deskriptif maupun analisis besar resiko variabel independen terhadap variabel dependen sebagai
berikut :
Karakteristik Responden
Umur Ibu perbandingan secara proporsional karakteristik ibu berdasarkan kelompok umur
lebih banyak ditemukan pada kelompok kontrol umur 20-24 tahun (39,2%) dibandingkan
kelompok kasus pada umur 20-24 tahun (17,6%).
Pendidikan perbandingan secara proporsional kejadian perdarahan post partum lebih
banyak ditemukan pada kelompok kontrol dengan tingkat pendidikan SMA (54,9%)
dibandingkan pada kelompok kasus dengan pendidikan SMA (23,5%).
Pekerjaan perbandingan secara proporsional kejadian perdarahan post partum lebih
banyak ditemukan kelompok kontrol pada ibu yang bekerja sebagai IRT (54,9%) dibandingkan
kelompok kasus pada IRT (33,2%).
Hasil analisis Faktor Risiko Perdarahan PostPartum
Analisis faktor umur terhadap Kejadian Perdarahan Post Partum.
Dari table 1 menjelaskan dari 51 kasus umur yang berisiko tinggi (< 20 tahun atau > 35
Tahun) lebih banyak terjadi pada kelompok kasus 22 orang (43,1%) , disbanding dengan
kelompok kontrol sebanyak 10 orang ( 19,6%).Hal ini menunjukan bahwa persentase yang
mengalami perdarahan post partum yang beresiko tinggi lebih tinggi dibandingkan yang tidak
mengalami perdarahan post partum pada kelompok umur yang sama ( Resti).
Hasil perhitungan Odds Ratio menunjukkan bahwa umur merupakan faktor resiko kejadian
perdarahan post partum (OR ; 3,1), yang artinya ibu yang berumur < 20 tahun atau > 35 tahun
mempunyai resiko 3,1 kali lebih besar untuk terjadi perdarahan post partum dibandingkan ibu
yang berumur 20 – 35 tahun.
Analisis Faktor paritas terhadap kejadian perdarahan post partum
Dari table 2 menjelaskan dari 51 kasus terdapat 14 orang (27,5%) termasuk dalam paritas
resiko tinggi (< 1 tatau > 3), sedangkan pada kelompok kontrol terdapat 3 orang ( 5,9%) yang
termasuk berumur resiko tinggi .Hal ini menunjukan bahwa persentase yang mengalami
perdarahan post partum yang beresiko tinggi lebih tinggi dibandingkan yang tidak mengalami
perdarahan post partum pada kelompok paritas yang sama ( Resti).
Hasil perhitungan Odds Ratio menunjukkan bahwa paritas merupakan faktor resiko,
dimana besar resikonya adalah 6,1 yang artinya ibu yang memiliki paritas <1 atau > 3
mempunyai resiko 6,1 kali lebih besar untuk mengalami perdarahan post partum dibandingkan
ibu yang memiliki paritas 2-3.
Analisis Faktor Riwayat persalinan terhadap kejadian perdarahan post partum.
Dari tabel 3 menjelaskan dari 51 kasus terdapat 30 orang (58,8%) termasuk dalam riwayat
buruk,sedangkan pada kelompok kontrol terdapat 16 orang ( 31,4%) yang termasuk riwayat
buruk .Hal ini menunjukan bahwa persentase yang mengalami perdarahan post partum yang
memiliki riwayat buruk lebih tinggi dibandingkan yang tidak mengalami perdarahan post partum
pada kelompok yang sama (Riwayat persalinan).
Hasil perhitungan Odds Ratio menunjukkan bahwa riwayat persalinan merupakan faktor
resiko, dimana besar resikonya adalah 3,1 yang artinya ibu yang memiliki riwayat persalinan
buruk mempunyai resiko 3,1 kali lebih besar untuk mengalami perdarahan post partum
dibandingkan ibu yang tidak ada riwayat persalinan buruk.
Analisis Faktor Partus lama terhadap kejadian perdarahan post partum.
Dari tabel 4 menjelaskan dari 51 kasus terdapat 25 orang (49,0%) termasuk dalam partus
lama,sedangkan pada kelompok kontrol terdapat 11 orang ( 21,6%) yang termasuk partus lama.
Hal ini menunjukan bahwa persentase yang mengalami perdarahan post partum pada partus
lama lebih tinggi dibandingkan yang tidak mengalami perdarahan post partum pada kelompok
yang sama (Partus lama).
Hasil perhitungan Odds Ratio menunjukkan bahwa partus lama merupakan faktor resiko,
dimana besar resikonya adalah 3,5 yang artinya ibu yang mengalami partus lama mempunyai
resiko 3,5 kali lebih besar untuk mengalami perdarahan post partum dibandingkan ibu yang
tidak mengalami partus lama.
Analisis Faktor Anemia terhadap kejadian perdarahan post partum.
Dari tabel 5 menjelaskan dari 51 kasus terdapat 24 orang (47,1%) termasuk dalam
anemia,sedangkan pada kelompok kontrol terdapat 12 orang ( 23,5%) yang termasuk Anemia.
Hal ini menunjukan bahwa persentase yang mengalami perdarahan post partum pada anemia
lebih tinggi dibandingkan yang tidak mengalami perdarahan post partum pada kelompok yang
sama (Anemia).
Hasil perhitungan Odds Ratio menunjukkan bahwa anemia merupakan faktor resiko,
dimana besar resikonya adalah 2,9 yang artinya ibu yang anemia mempunyai resiko 2,9 kali
lebih besar untuk mengalami perdarahan post partum dibandingkan ibu yang tidak anemia.
Analisis Hubungan Variabel Perancu Dengan Kejadian Perdarahan Post Partum
Dari 51 kasus terdapat 25 orang (49,0%) memiliki riwayat penyakit,sedangkan pada
kelompok kontrol terdapat 11 orang ( 21,6%) yang memiliki riwayat penyakit. Hal ini
menunjukan bahwa persentase yang mengalami perdarahan post partum pada ibu yang memilki
riwayat penyakit lebih tinggi dibandingkan yang tidak mengalami perdarahan post partum pada
kelompok yang sama (Riwayat Penyakit)
Hasil perhitungan Odds Ratio menunjukkan bahwa Riwayat penyakit merupakan faktor
resiko, dimana besar resikonya adalah 3,5 yang artinya ibu yang memiliki riwayat penyakit
mempunyai resiko 3.5 kali lebih besar untuk mengalami perdarahan post partum dibandingkan
ibu yang tidak memiliki riwayat penyakit.
Hasil Analisis Multivariat
Variabel paritas ibu merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian
pendarahan postpartum dengan nilai Wald sebesar 8,942 dan signifikansi sebesar 0,003.
Dengan demikian, paritas merupakan faktor risiko kejadian pendarahan postpartum di RSUD
Majene Tahun 2013.Peranan ke empat variabel ini terhadap terjadinya perdarahan post partum =
39.4%, berarti peranan faktor lain di luar faktor umur, paritas, riwayat persalinan dan partus lama
adalah 60.6 %. Jika ibu menghindari hamil pada umur di bawah 20 tahun atau di atas 35 tahun,
paritas > 3, Riwayat persalinan buruk dan partus lama, maka bisa mencegah kejadian perdarahan
post partum sebanyak 39.4%.
Perbandingan Hasil Analisis bivariat dan Multivariat
Hasil perbandingan antara analisis bivariat dan multivariate di dapatkan adanya peningkatan
besar resiko pada tiga variabel berdasarkan hasil analisis multivariate yaitu : Umur, Paritas dan
riwayat persalinan. Perubahan paling besar terjadi pada paritas dari 6.1 menjadi 9.3. Sedangkan
partus lama justru terjadi penurunan besar resiko yaitu dari 3.5 menjadi 3.2, sedangkan anemia
berubah menjadi tidak signifikan, demikian juga variabel perancu ( Riwayat penyakit) juga
menjadi tidak signifikan.Hasil perbandingan tersebut menunjukan bahwa, semakin banyak faktor
resiko,semakin meningkat resiko terjadinya perdarahan post partum, khususnya yang
menyangkut faktor umur, paritas dan riwayat persalinan.
PEMBAHASAN
Penelitian ini menunjukkan bahwa Umur di bawah 20 tahun atau di atas 35 tahun
memiliki risiko mengalami perdarahan post partum 3,1 kali lebih besar dibandingkan ibu yang
berumur 20 sampai 25 tahun.Umur paling aman bagi seorang wanita untuk hamil dan melahirkan
adalah umur antara 20 – 35 tahun, karena mereka berada dalam masa reproduksi sehat. Kematian
maternal pada ibu yang hamil dan melahirkan pada umur < 20 tahun dan umur > 35 tahun akan
meningkat secara bermakna, karena mereka terpapar pada komplikasi baik medis maupun
obstetrik yang dapat membahayakan jiwa ibu , sehingga mengapa umur berpengaruh sebagai
penyebab perdarahan post partum. (Manuaba. 2009).
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Sher Zaman,et. al. (2007) bahwa pada
tingkat kepercayaan 95% ibu yang berumur di bawah 20 tahun atau di atas 30 tahun memiliki
risiko mengalami perdarahan postpartum 3,3 kali lebih besar dibandingkan ibu yang berumur 20
sampai 29 tahun. Selain itu sejalan dengan penelitian Perdarahan pascapersalinan yang
mengakibatkan kematian maternal pada wanita hamil yang melahirkan pada usia dibawah 20
tahun 2-5 kali lebih tinggi daripada perdarahan pascapersalinan yang terjadi pada usia 20-29
tahun. Perdarahan pascapersalinan meningkat kembali setelah usia 30-35 tahun (M agann, et.al.
2007).
Pada ibu dengan paritas tinggi akan mempengaruhi keadaan uterus ibu, karena semakin
sering ibu melahirkan maka fungsi reproduksi mengalami penurunan, otot uterus terlalu regang
dan kurang dapat berkontraksi dengan normal sehingga kemungkinan terjadi perdarahan
postpartum primer lebih besar.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Pardosi, M. (2009) menyimpulkan bahwa
paritas juga berhubungan secara bermakna dengan kejadian pendarahan postpartum. Ibu hamil
dengan paritas 1 atau lebih dari 5 memiliki risiko untuk terjadi pendarahan postpartum 3,86 kali
lebih besar dibandingkan ibu hamil yang dengan paritas 2 sampai 5.
Riwayat persalinan di masa lampau sangat berhubungan dengan hasil kehamilan dan
persalinan berikutnya. Bila riwayat persalinan yang lalu buruk petugas harus waspada terhadap
terjadinya komplikasi dalam persalinan yang akan berlangsung. Penelitian ini sesuai dengan
penelitian Senewe, et.al. (2004) yang menyatakan bahwa ibu yang memiliki riwayat persalinan
buruk berisiko 2,4 kali mengalami perdarahan postpartum.
Partus lama adalah persalinan yang berlangsung ≥ 18 jam merupakan salah satu penyebab
terjadinya perdarahan postpartum. Tanda-tanda partus lama adalah apabila pembukaan serviks 1-
3 cm melebihi 8 jam, pembukaan serviks dan turunnya bagian terendah janin tidak maju. Hasil
penelitian Ujah IAO, et.al. (2009) secara case control menemukan bahwa faktor risiko yang
berpengaruh terhadap kejadian perdarahan post partum adalah persalinan >18 jam dengan OR
3,26 (1,17-10,2).
Anemia dapat mengurangi daya tahan tubuh ibu dan meninggikan frekuensi komplikasi
kehamilan serta persalinan. Anemia juga menyebabkan peningkatan risiko perdarahan pasca
persalinan. Penelitian ini sesuai dengan penelitian Bodnar, et.al. (2011) di United States yang
menyatakan bahwa anemia bermakna sebagai faktor risiko yang mempengaruhi perdarahan
postpartum. Ibu yang mengalami anemia berisiko 3 kali mengalami perdarahan postpartum
dibanding ibu yang tidak mengalami anemia (OR= 2,76; 95%CI 1,25;6,12).
KESIMPULAN DAN SARAN
Umur < 20 tahun atau > 35 tahun memiliki risiko untuk mengalami perdarahan post
partum 3,1 kali lebih besar daripada ibu yang berumur 20 – 35 tahun.Paritas ≤ 1 dan paritas > 3
memiliki risiko 6,1 kali lebih besar untuk mengalami perdarahan post partum dibandingkan
dengan paritas 2 – 3.Riwayat persalinan tidak normal memiliki risiko untuk mengalami
perdarahan postpartum 3,1 kali lebih besar bila dibandingkan dengan ibu yang riwayat persalinan
baik. Partus lama (persalinan ≥ 18 jam) memiliki risiko untuk mengalami perdarahan post
partum 3,5 kali lebih besar daripada ibu dengan partus normal (≤ 18 jam )Ibu dengan anemia
memiliki risiko untuk mengalami perdarahan postpartum 2,9 kali lebih besar daripada ibu
dengan tidak anemia (≤18 jam) namun tidak signifikan karena nilai P = 0.092.Hasil uji
multivariat menunjukkan bahwa variabel paritas merupakan faktor yang paling berpengaruh
terhadap kejadian perdarahan postpartum dengan nilai Wald sebesar 8.942.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut diharapkan kepada ibu untuk menghindari hamil
terlalu muda atau terlalu tua,ibu yang memiliki riwayat persalinan buruk agar selalu
waspada dengan sering memeriksakan kehamilannya karena riwayat persalinan
merupakan faktor resiko terjadinya perdarahan post partum,meningkatkan upaya
pelayanan obstetrik yang memadai, sehingga siap menjadi rumah sakit rujukan melayani
pasien-pasien persalinan dengan komplikasi yang memerlukan tindakan
segera.Diharapkan pada ibu yang akan melahirkan mengatur tenaga untuk mengedan,
agar ibu tidak kelelahan selain itu ibu juga harus mempehatikan menu seimbang agar
tidak mengalami anemia pada saat persalianan.Karena paritas merupakan faktor yang
paling dominan diharapkan kepada pemerintah agar lebih menggalakkan program KB
dengan memeberikan cukup dana untuk program KB, sehingga pengetahuan masyarakat
mengenai program KB dapat bertambah.
DAFTAR PUSTAKA
Bodnar, et.al. (2011). High prevalence of postpartum anemia among low-income women in the United States. Am J Obstet Gynecol
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan. (2009). Profil Kesehatan Sulawesi Selatan. Depkes RI (2004). Kajian Kematian Ibu Dan Anak Di Indonesia. Badan Penelitian Dan
Pengembangan Kesehatan, Jakarta; Depkes RI. Depkes RI. (2008), Profil Departemen Kesehatan RI: Jakarta. Manuaba. (2009). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: EGC. M agann, Everett F, et.al. (2007). Postpartum Hemorrhage after vaginal birth. An analysis of
Risk Factors Southern M ed ; 98:419-2 2. Pardosi, M. (2009). Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perdarahan Pasca
Persalinan dan Upaya Penurunannya di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Medan Tahun 2009. Tesis. Medan: FKM USU
Senewe, et.al .(2004). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Komplikasi Persalinan Tiga Tahun
Terakhir Di Indonesia (Analisis Lanjutan SKRT-Surkesnas 2001). Buletin Penelitian Kesehatan Vol 43 No.2
Sher Zaman, Bushra, et. al. (2007). Risk factors for primary postpartum hemorrhage.
Professional Med J; 14(3): 378-381 Ujah IAO, et.al. (2009). Maternal mortality among adolescent women in Jos, North-Central,
Nigeria. J Obstet Gynaecol;25:3–6.
Lampiran :
Tabel 1. Risiko Kejadian Perdarahan PostPartum Berdasarkan Umur Ibu Di RSUD Majene Tahun 2013
Umur Ibu Kelompok Sampel
N % OR
95% CI p Kasus Kontrol
N % N % < 20 atau > 35 22 43,1 10 19,6 32 31,4 3,1
1,3 –7,5 20 – 35 29 56,9 41 80,4 70 68,6 0,019
Jumlah 51 100 51 100 100
Sumber : Data primer, 2013
Tabel 2. Risiko Kejadian Perdarahan PostPartum Berdasarkan Paritas Di
RSUD Majene Tahun 2013
Paritas ibu Kelompok Sampel
n % OR
95% CI p Kasus Kontrol
n % N % <1 atau > 3 14 27,5 3 5,9 17 16,7 6,1
1,6–22,6 2 – 3 37 72,5 48 94,1 85 83,3 0,008
Jumlah 51 100 51 100 102 100 Sumber : Data primer, 2013
Tabel 3. Risiko Kejadian Perdarahan PostPartum Berdasarkan Riwayat
Persalinan Di RSUD Majene Tahun 2013
Riwayat Persalinan
Kelompok Sampel n %
OR 95% CI
P Kasus Kontrol n % N %
Riwayat Buruk 30 58,8 16 31,4 46 45,1 3,1 Tidak ada riwayat 21 41,2 35 68,6 56 54,9 1,4 - 7,04
0,01 Jumlah 51 100 51 100 102 100
Sumber : Data primer, 2013
Tabel 4. Risiko Kejadian Perdarahan Post Partum Berdasarkan Partus Lama Di RSUD Majene Tahun 2013
Partus lama Kelompok Sampel
N % OR
95% CI P value Kasus Kontrol
N % N % Ya 25 49,0 11 21,6 36 35,3 3,5
Normal 26 51,0 40 78,4 66 64,7 1,5 - 8,3 0,007
Jumlah 51 100 51 100 102 100 Sumber : Data primer, 2013
Tabel 5. Risiko Kejadian Perdarahan Post Partum Berdasarkan Anemia Di
RSUD Majene Tahun 2013
Anemia Kelompok Sampel
n % OR
95% CI p Kasus Kontrol
n % N % Ya 24 47,1 12 23,5 36 35,3 2,9
Tidak 27 52,9 39 76,5 66 64,7 1,2 – 6,8 0,023
Jumlah 51 100 51 100 102 100 Sumber : Data primer, 2013