Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kesiapan Perawat ...

12
Jurnal Ilmu Keperawatan (2021) 9 : 1 ISSN: 2338-6371, e-ISSN 2550-018X Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kesiapan Perawat Dalam Melaksanakan Resusitasi Jantung Paru Di IGD dan ICCU Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa Kota Banda Aceh Tahun 2020 Factors Related To Nurses Preparedness In Conducting Cardiopulmonary Resuscitation At Emergency Unit In Meuraxa Public Hospital Of Banda Aceh in 2020 Dzulhijjah Nur Rizki Nasution 1 , Marlina 2 , Irfanita Nurhidayah 3 1 Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Aceh 2 Program Studi Magister Ilmu Keperawatan, Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Aceh 3 Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Aceh Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kesiapan perawat dalam melaksanakan resusitasi jantung paru di IGD dan ICCU Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa Kota Banda Aceh. Jenis penelitian ini bersifat kuantitatif dengan desain deskriptif korelasi menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 33 orang dengan teknik pengambilan sampel yaitu total sampling. Alat pengumpulan data yang digunakan berupa kuesioner online dalam bentuk pertanyaan multiple choice dan dicotomous choice. Hasil uji statistik chi-square, independent sample t-test dan bivariate correlation menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan kesiapan perawat (p-value = 0,044), ada hubungan antara pengalaman dengan kesiapan perawat (p-value = 0,002), ada hubungan antara SOP dengan kesiapan perawat (p-value = 0,010), ada hubungan antara fasilitas dengan kesiapan perawat (p-value = 0,000), ada hubungan antara pelatihan dengan kesiapan perawat (p-value = 0,009) (α = 0,05). Kesimpulan penelitian ini adalah ada hubungan antara faktor pengetahuan, pengalaman, SOP, fasilitas, serta pelatihan dengan kesiapan perawat dalam melaksanakan resusitasi jantung paru di IGD dan ICCU Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa Kota Banda Aceh. Rekomendasi bagi peneliti lain dapat meneliti faktor-faktor yang berhubungan dengan kesiapan perawat dalam melaksanakan resusitasi jantung paru pada sasaran penelitian yang lebih luas. Kata Kunci : Resusitasi jantung paru, kesiapan perawat Abstract This study aims to determine the factors related to the readiness of nurses in carrying out cardiopulmonary resuscitation in the ER and ICCU at the Meuraxa Regional General Hospital, Banda Aceh City. This type of this research is quantitative with a descriptive- correlative design using cross sectional approach. The population of this research is 33 people with the sample collection technique of purposive sampling. The data collection used in this research is online questionnaire in the form of multiple choice and dicotomous choice. The statistics test result of chi-square, independent sample t-test, and bivariate correlation shows some results; there is correlation between knowledge and nurses preparedness (p-value = 0,044), there is correlation between experience and nurses preparedness (p-value = 0,002), there is correlation between SOP and nurses preparedness (p-value = 0,010), there is correlation between facility and nurses preparedness (p-value = 0,000), there is correlation between training and nurses preparedness (p-value = 0,009) (α = 0,05). The research conclusion is there is correlation between the factors of knowledge, experience, SOP, facility, and training and nurses preparedness in performing CPR at ED and ICCU Meuraxa Public Hospital Of Banda Aceh. Thus, other researchers are recommended to study the factors related to nurses preparedness in performing cardiopulmonary resuscitation on the wider scope of research aim. Keywords : Cardiopulmonary resuscitation, nurses preparedness Korespondensi: Marlina, Program Studi Magister Ilmu Keperawatan, Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Aceh [email protected]

Transcript of Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kesiapan Perawat ...

Page 1: Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kesiapan Perawat ...

Jurnal Ilmu Keperawatan (2021) 9 : 1

ISSN: 2338-6371, e-ISSN 2550-018X

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kesiapan Perawat Dalam Melaksanakan Resusitasi Jantung Paru Di IGD dan ICCU Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa Kota Banda Aceh Tahun 2020

Factors Related To Nurses Preparedness In Conducting Cardiopulmonary

Resuscitation At Emergency Unit In Meuraxa Public Hospital Of Banda Aceh in 2020

Dzulhijjah Nur Rizki Nasution1, Marlina2, Irfanita Nurhidayah3 1Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Aceh 2Program Studi Magister Ilmu Keperawatan, Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Aceh 3Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Aceh Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kesiapan perawat dalam melaksanakan resusitasi jantung paru di IGD dan ICCU Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa Kota Banda Aceh. Jenis penelitian ini bersifat kuantitatif dengan desain deskriptif korelasi menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 33 orang dengan teknik pengambilan sampel yaitu total sampling. Alat pengumpulan data yang digunakan berupa kuesioner online dalam bentuk pertanyaan multiple choice dan dicotomous choice. Hasil uji statistik chi-square, independent sample t-test dan bivariate correlation menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan kesiapan perawat (p-value = 0,044), ada hubungan antara pengalaman dengan kesiapan perawat (p-value = 0,002), ada hubungan antara SOP dengan kesiapan perawat (p-value = 0,010), ada hubungan antara fasilitas dengan kesiapan perawat (p-value = 0,000), ada hubungan antara pelatihan dengan kesiapan perawat (p-value = 0,009) (α = 0,05). Kesimpulan penelitian ini adalah ada hubungan antara faktor pengetahuan, pengalaman, SOP, fasilitas, serta pelatihan dengan kesiapan perawat dalam melaksanakan resusitasi jantung paru di IGD dan ICCU Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa Kota Banda Aceh. Rekomendasi bagi peneliti lain dapat meneliti faktor-faktor yang berhubungan dengan kesiapan perawat dalam melaksanakan resusitasi jantung paru pada sasaran penelitian yang lebih luas. Kata Kunci : Resusitasi jantung paru, kesiapan perawat Abstract This study aims to determine the factors related to the readiness of nurses in carrying out cardiopulmonary resuscitation in the ER and ICCU at the Meuraxa Regional General Hospital, Banda Aceh City. This type of this research is quantitative with a descriptive- correlative design using cross sectional approach. The population of this research is 33 people with the sample collection technique of purposive sampling. The data collection used in this research is online questionnaire in the form of multiple choice and dicotomous choice. The statistics test result of chi-square, independent sample t-test, and bivariate correlation shows some results; there is correlation between knowledge and nurses preparedness (p-value = 0,044), there is correlation between experience and nurses preparedness (p-value = 0,002), there is correlation between SOP and nurses preparedness (p-value = 0,010), there is correlation between facility and nurses preparedness (p-value = 0,000), there is correlation between training and nurses preparedness (p-value = 0,009) (α = 0,05). The research conclusion is there is correlation between the factors of knowledge, experience, SOP, facility, and training and nurses preparedness in performing CPR at ED and ICCU Meuraxa Public Hospital Of Banda Aceh. Thus, other researchers are recommended to study the factors related to nurses preparedness in performing cardiopulmonary resuscitation on the wider scope of research aim. Keywords : Cardiopulmonary resuscitation, nurses preparedness

Korespondensi: Marlina, Program Studi Magister Ilmu Keperawatan, Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Aceh [email protected]

Page 2: Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kesiapan Perawat ...

Dzulhijjah Nur Rizki Nasution, Marlina, Irfanita Nurhidayah/ Jurnal Ilmu Keperawatan (2021) 9:1

45

PENDAHULUAN

Penyakit jantung menjadi pembunuh nomor

satu di dunia, angka kematian dunia yang

disebabkan oleh penyakit jantung pada tahun

2016 tercatat ada lebih dari 9 juta jiwa (WHO,

2016). Di Indonesia prevalensi kasus penyakit

jantung rata-rata 1,5% terdiagnosis dari segala

umur. Provinsi Aceh menempati posisi

kedelapan dengan persentase 1,7%, angka ini

menunjukkan bahwa Provinsi Aceh berada

diatas rata-rata kasus di Indonesia (Badan

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,

2018).

Tingginya angka kematian akibat penyakit

jantung terutama disebabkan oleh Sudden

Cardiac Arrest (SCA) atau henti jantung

(Thygerson, Gulli, & Khormer, 2011; Nuraeni,

Mirwanti & Anna, 2018) (Thygerson, Gulli. B, &

Khormer J. R., 2011; Nuraeni, A., Mirwanti, R,

& Anna A, 2018). Di Indonesia, prevalensi

untuk penderita cardiac arrest tiap tahunnya

diperkirakan terdapat sekitar 10.000 jiwa yang

mengalami cardiac arrest (Muthmainnah,

2019). Sudden Cardiac Arrest (SCA) merupakan

salah satu kasus kegawatdaruratan yang

banyak terjadi di rumah sakit maupun di luar

rumah sakit. Pasien dengan keadaan gawat

darurat sangat berisiko terhadap ancaman

kematian dan kecacatan sehingga pasien

sangat membutuhkan respon cepat dari

perawat (Kemenkes, 2018).

Kelangsungan hidup pasien cardiac arrest

dapat diperoleh dengan melakukan tindakan

pertolongan pertama berupa Resusitasi

Jantung Paru (RJP) atau Cardiopulmonary

Resuscitation (CPR) (Nuraeni, A., Mirwanti, R,

& Anna A, 2018). Resusitasi Jantung Paru (RJP)

adalah tindakan yang menggabungkan antara

tindakan kompresi dada dan napas bantuan

sebagai Prosedur darurat yang digunakan

untuk mempertahankan oksigenasi darah dan

perfusi jaringan untuk memulihkan dan

mempertahankan fungsi organ vital pada

pasien dengan henti jantung dan pernapasan

(Rini, I. S, et al., 2019).

Pasien dengan henti jantung dan henti napas

di rumah sakit memiliki rantai kelangsungan

hidup (Chain of Survival) yaitu dengan

Pemantauan dan pencegahan, pengenalan dan

pengaktifan sistem tanggap darurat, CPR/RJP

yang berkualitas tinggi dan segera,

penatalaksanaan defibrilasi yang cepat, dan

dukungan hidup lanjutan serta perawatan

pasca henti jantung (The American Heart

Association, 2015). Perawat yang menghadapi

kondisi ini harus melakukan tindakan yang

cepat dan tepat demi menyelamatkan pasien.

Kesiapan diri perawat sangat dibutuhkan

untuk pengoptimalan asuhan keperawatan

pasien dengan kondisi gawat darurat.

Kesiapan diri menjadi keseluruhan kondisi

yang membuat seseorang menjadi siap untuk

memberikan respon terhadap suatu situasi

dengan cara tertentu (Slameto, 2010).

Page 3: Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kesiapan Perawat ...

Dzulhijjah Nur Rizki Nasution, Marlina, Irfanita Nurhidayah/ Jurnal Ilmu Keperawatan (2021) 9:1

46

Terdapat empat pokok dasar dari kesiapan

(readiness) yaitu mempunyai kemampuan

dasar, mampu memberikan perawatan kepada

klien, mampu menghadapi kenyataan dan

kemungkinan di masa depan, serta memiliki

keseimbangan antara aspek pengetahuan,

berpikir kritis dan pelaksanaan (Wolff, Regan,

Pesut & Black, 2010). Faktor-faktor yang

mempengaruhi kesiapan perawat yaitu tingkat

pengetahuan, pengalaman, adanya

protokol/Standard Operating Procedure (SOP)

yang jelas, fasilitas yang memadai, serta

pelatihan/training (Wolff, Regan, Pesut &

Black, 2010).

Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa Kota

Banda Aceh yang merupakan rumah sakit milik

Pemerintah Kota Banda Aceh dengan predikat

paripurna dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit

(KARS). Rumah Sakit Umum Meuraxa bukan

hanya menjadi tempat pelayanan kesehatan

warga yang berada di Banda Aceh, tapi juga

menjadi pelayanan kesehatan rujukan bagi

pasien yang berada dari berbagai daerah

lainnya di Aceh (Serambi, 2019). Sehingga

pelayanan dan personality praktisi kesehatan

khususnya perawat diharapkan dapat menjadi

contoh untuk pembelajaran dan pertimbangan

dalam melakukan perubahan bagi perawat di

area pelayanan kesehatan lainnya.

Berdasarkan data rekam medik ruang Instalasi

Gawar Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum

Daerah Meuraxa tahun 2019 jumlah kasus

pasien yang mengalami penyakit jantung dan

pembuluh darah (Kardiovaskular) dari bulan

Januari–Desember yaitu berjumlah 2568

kasus. Sementara itu berdasarkan data yang

diperoleh dari buku catatan register di ruang

ICCU jumlah pasien masuk dari Bulan Januari-

Desember 2019 adalah 445 orang. Tentu

seluruh kasus tersebut memiliki risiko tinggi

untuk terjadinya kondisi henti jantung dan

henti napas pada pasien. Hasil wawancara

yang telah dilakukan dengan beberapa

perawat yang ada di Rumah Sakit Umum

Daerah Meuraxa didapatkan bahwa ada jenis

pelatihan dan kesempatan yang berbeda

untuk melaksanakan tindakan RJP oleh

perawat. Protokol atau Standard Operating

Procedure (SOP) untuk tindakan RJP yang

berlaku di Rumah Sakit Umum Daerah

Meuraxa juga diketahui hanya sebagai

dokumen tertulis berdasarkan hasil

wawancara tersebut. Uraian diatas menjadi

alasan pentingnya meneliti faktor yang

mempengaruhi kesiapan perawat di ruang

Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan Intensive

Cardiologi Care Unit (ICCU) Rumah Sakit Umum

Daerah Meuraxa dalam melakukan tindakan

yang tepat untuk melaksanakan RJP sebagai

salah satu tindakan pertolongan pada kondisi

gawat darurat untuk mencegah peningkatan

persentase mortalitas pasien dengan masalah

henti jantung dan henti napas.

METODE PENELITIAN

Page 4: Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kesiapan Perawat ...

Dzulhijjah Nur Rizki Nasution, Marlina, Irfanita Nurhidayah/ Jurnal Ilmu Keperawatan (2021) 9:1

47

Jenis penelitian ini bersifat kuantitatif dengan

desain deskriptif korelasi, menggunakan

pendekatan cross sectional. Penelitian ini

dilakukan untuk mengetahui ada atau tidak

hubungan antara faktor yang mempengaruhi

kesiapan dengan kesiapan perawat dalam

melaksanakan resusitasi jantung paru di IGD

dan ICCU Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa

Kota Banda Aceh. Populasi dalam penelitian ini

berjumlah 33 orang dengan teknik

pengambilan sampel yaitu total sampling.

HASIL

Hasil Analisis Univariat

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Usia

Mean Mode Median SD Min/Max 95% CI

Lower upper

33,45 30 31,00 4,77 30/45 31,76 35,15

Sumber : Data Primer (Diolah, 2020)

Tabel 1 menunujukkan rata-rata usia

responden adalah 33,45 tahun (95% CI: 31,76-

35.15), median 31 tahun dengan standar

deviasi 4,77 tahun. Terbanyak adalah perawat

berusia 30 tahun. Usia termuda 30 tahun dan

usia tertua yaitu 45 tahun. Berdasarkan hasil

estimasi interval dapat disimpulkan bahwa

95% diyakini rata-rata usia perawat adalah

antara 31,76 tahun sampai dengan 35,15

tahun.

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin,

Status Pernikahan, dan Status

Pendidikan

No Kategori Frekuensi Persentase

1 Jenis kelamin Laki-laki Perempuan

14 19

42,4 57,6

2 Status pernikahan Menikah Belum menikah

27 6

81,8 18,2

3 Status pendidikan D3 Keperawatan Ners

23 10

69,7 30,3

Total 33 100,0

Sumber : Data Primer (Diolah, 2020)

Tabel 2 menunjukkan bahwa perawat yang

berjenis kelamin laki-laki berjumlah 14 orang

(42,4%) sedangkan perawat yang berjenis

kelamin perempuan berjumlah 19 orang

(57,6%). Mayoritas perawat yaitu sebanyak 27

orang (81,8%) menyatakan memiliki status

pernikahan telah menikah. Pendidikan terakhir

perawat terbanyak adalah DIII Keperawatan

yaitu 23 orang (69,7%) dan 10 orang perawat

(30,3%) dengan pendidikan terakhir Ners.

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Nilai Pengetahuan

dalam Melaksanakan RJP

Mean Mode Median SD Min/Max 95% CI

Lower upper

68,24 67 67 11,47 47/93 64,18 72,31

Sumber : Data Primer (Diolah, 2020)

Berdasarkan tabel 3 didapatkan rata-rata nilai

pengetahuan perawat adalah 68,24% (95% CI:

64,18-72.31), median 67 dengan standar

deviasi 11,47. Nilai frekuensi terbanyak adalah

67. Nilai terendah 47 dan nilai tertinggi 93.

Berdasarkan hasil estimasi interval dapat

disimpulkan bahwa 95% rata-rata nilai

pengetahuan adalah antara 64,18 sampai

dengan 72,31.

Page 5: Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kesiapan Perawat ...

Dzulhijjah Nur Rizki Nasution, Marlina, Irfanita Nurhidayah/ Jurnal Ilmu Keperawatan (2021) 9:1

48

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Pengalaman

dalam Melaksanakan RJP

Pengalaman Frekuensi Persentase

Baik 29 87,9

Kurang 4 12,1

Total 33 100,0

Sumber : Data Primer (Diolah, 2020)

Berdasarkan tabel 4 dapat disimpulkan bahwa

pengalaman responden dalam melaksanakan

resusitasi jantung paru mayoritas berada pada

kategori baik yaitu dengan distribusi frekuensi

29 orang (87,9 %).

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Penggunanaan

SOP dalam Melaksanakan RJP

Protokol atau Standard Operating Procedure (SOP)

Frekuensi Persentase

Mendukung Kurang mendukung

22 11

66,7 33,3

Total 33 100,0

Sumber : Data Primer (Diolah, 2020)

Berdasarkan tabel 5 dapat disimpulkan bahwa

penggunaan protokol atau Standard Operating

Procedure (SOP) dalam pelaksanaan tindakan

resusitasi jantung paru memiliki distribusi

frekuensi terbanyak pada kategori mendukung

tindakan resusitasi jantung paru yaitu 22 orang

responden (66,7%) berpendapat SOP rumah

sakit telah mendukung proses pelaksanaan

tindakan resusitasi jantung paru.

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Ketersediaan

Fasilitas dalam Melaksanakan RJP

Fasilitas Frekuensi Persentase

Baik 33 100,0

Kurang 0 0

Total 33 100,0

Sumber : Data Primer (Diolah, 2020)

Berdasarkan tabel 6 dapat disimpulkan bahwa

ketersediaan fasilitas untuk mendukung

tindakan resusitasi jantung paru berada pada

kategori baik dengan hasil distribusi frekuensi

sebanyak 33 orang (100%) menjawab bahwa

ketersediaan fasilitas di ruangan adalah baik.

Tabel 7 Distribusi Frekuensi Pelatihan dalam

Melaksanakan RJP

Pelatihan Frekuensi Persentase

Baik 28 84,8

Kurang 5 15,2

Total 33 100,0

Sumber : Data Primer (Diolah, 2020)

Berdasarkan tabel 7 dapat disimpulkan bahwa

pelatihan yang pernah diikuti oleh perawat

berada pada kategori baik dengan distribusi

frekuensi terbanyak adalah 28 orang (84,8%).

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Kesiapan dalam

Melaksanakan RJP

Kesiapan Frekuensi Persentase

Baik 30 90,9

Kurang 3 9,1

Total 33 100,0

Sumber : Data Primer (Diolah, 2020)

Berdasarkan tabel 8 dapat disimpulkan bahwa

kesiapan perawat dalam melaksanakan

tindakan resusitasi jantung paru yang

terbanyak berada pada kategori baik dengan

distribusi frekuensi yaitu 30 orang (90,9%).

Hasil Analisa Bivariat

Page 6: Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kesiapan Perawat ...

Dzulhijjah Nur Rizki Nasution, Marlina, Irfanita Nurhidayah/ Jurnal Ilmu Keperawatan (2021) 9:1

49

Tabel 9 Hubungan Kesiapan Perawat dengan

Nilai Pengetahuan dalam

Melaksanakan RJP

Variabel Mean SD SE p-value N

Kesiapan

Baik

Kurang

69,50 55,67

10,95 10,26

1,99 5,92

0,044

30 3

Sumber : Data Primer (Diolah, 2020)

Rata-rata nilai pengetahuan lebih tinggi

perawat yang kesiapan baik dari yang kesiapan

kurang. Hasil uji statistik dengan Independent

sample t-test didapatkan nilai p-value = 0,044,

yang bermakna bahwa ada perbedaan

signifikan antara nilai pengetahuan dengan

kesiapan perawat dalam melaksanakan RJP.

Tabel 10. Hubungan Kesiapan Perawat

dengan Pengalaman dalam

Melaksanakan RJP

Pengalaman

Kesiapan Perawat dalam Melaksanakan RJP

Total

α

p-value

Baik Kurang

F % f % F %

Baik 28 84,8 1 3 29 87,9 0,05 0,002

Kurang 2 6,1 2 6,1 4 12,1

Total 30 90,9 3 9,1 33 100

Sumber : Data Primer (Diolah, 2020)

Berdasarkan tabel 10 diketahui bahwa dari 33

responden terdapat 4 orang perawat dengan

kategori pengalaman kurang baik, 3 orang

perawat dengan kesiapan kurang baik 2 orang

perawat diantaranya memiliki pengalaman

kurang sedangkan 1 orang lainnya memiliki

pengalama yang baik. Melalui uji Chi-square

dipeloreh hasil p-value adalah 0,002 (α = 0,05).

Berdasarkan hasil tersebut p-value < 0,05

sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya

hubungan antara variabel pengalaman dengan

kesiapan perawat dalam melaksanakan RJP.

Tabel 11. Hubungan Kesiapan Perawat dengan

SOP dalam Melaksanakan RJP

Protokol/SOP

Kesiapan Perawat dalam

Melaksanakan RJP

Total

α

p-value

Baik Kurang

f % f % F %

Mendukung 22 66,7 0 0 22 66,7 0,05

0,010

Kurang Mendukung

8 24,2 3 9,1 11 33,3

Total 30 90,9 3 9,1 33 100,0

Sumber : Data Primer (Diolah, 2020)

Berdasarkan tabel 11 diketahui bahwa dari 33

responden 11 orang menunjukkan bahwa SOP

kurang mendukung perawat dalam

melaksanakan tindakan resusitasi jantung paru

3 orang diantaranya memiliki kesiapan yang

kurang baik. Hasil uji Chi-square dipeloreh p-

value adalah 0,010 (α = 0,05). Berdasarkan nilai

tersebut p-value < 0,05 sehingga dapat

disimpulkan bahwa adanya hubungan antara

variabel protokol atau SOP dengan kesiapan

perawat dalam melaksanakan RJP.

Tabel 12. Distribusi Hubungan Kesiapan

Perawat dengan Ketersediaan

Fasilitas dalam Melaksanakan RJP

Fasilitas

Kesiapan Perawat dalam

Melaksanakan RJP

Total

α

p-value

Baik Kurang

f % F % F %

Baik 30 90,9 3 9,1 33 100,0 0,05 0,000

Kurang 0 0 0 0 0 0

Total 30 90,9 3 9,1 33 100,0

Sumber : Data Primer (Diolah, 2020)

Page 7: Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kesiapan Perawat ...

Dzulhijjah Nur Rizki Nasution, Marlina, Irfanita Nurhidayah/ Jurnal Ilmu Keperawatan (2021) 9:1

50

Berdasarkan tabel 12 diketahui bahwa

keseluruhan dari 33 responden menyatakan

bahwa fasilitas yang disediakan rumah sakit

untuk melaksanakan RJP adalah kategori baik

meskipun 3 orang diantaranya memiliki

kesiapan yang kurang baik. Berdasarkan uji

statistik didapatkan p-value < 0,05 sehingga

dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan

antara variabel ketersediaan fasilitas dengan

kesiapan perawat dalam melaksanakan RJP.

Tabel 13. Distribusi Hubungan Kesiapan

Perawat dengan Pelatihan/Training

dalam Melaksanakan RJP

Pelatihan

Kesiapan Perawat dalam

Melaksanakan RJP

Total

α

p-value

Baik Kurang

f % f % F %

Baik 27 81,8 1 3 28 84,8 0,05 0,009

Kurang 3 9,1 2 6,1 5 15,2

Total 30 90,9 3 9,1 33 100,0

Sumber : Data Primer (Diolah, 2020)

Berdasarkan tabel 13 diketahui bahwa dari 33

responden terdapat 5 orang dengan kategori

pelatihan yang kurang baik, 3 orang memiliki

kesiapan yang kurang baik 2 diantaranya

memiliki kategori pelatihan yang kurang baik

dan 1 orang lainnya dengan kategori pelatihan

baik. Hasil uji Chi-square dipeloreh p-value

adalah 0,009 (α = 0,05). Berdasarkan nilai

tersebut p-value < 0,05 sehingga dapat

disimpulkan bahwa adanya hubungan antara

variabel pelatihan dengan kesiapan perawat

dalam melaksanakan RJP.

PEMBAHASAN

Hubungan Pengetahuan Perawat dengan

Kesiapan Perawat dalam

Melaksanakan RJP

Hasil Uji data pada tabel 9 menunjukkan

bahwa hipotesa null (Ho) di tolak yang

ditunjukkan dengan nilai p-value =

0,044 hal ini memiliki makna bahwa

ada perbedaan yang signifikan antara

nilai pengetahuan dengan kesiapan

perawat dalam melaksanakan RJP.

Hasil penelitian ini didukung dengan penelitian

yang dilakukan oleh Ismiroja,

Mulyadi, dan Kiling (2018) hasil

penelitian menunjukkan bahwa

pengetahuan dan kesiapsiagaan

memiliki hubungan yang sangat erat.

Apabila perawat menemukan

masalah kesehatan pada pasien maka

perawat tersebut harus mampu

berpikir dan mengambil keputusan.

Asumsi peneliti menunjukkan bahwa

responden yang memiliki

pengetahuan kurang dan kesiapan

yang kurang dipengaruhi oleh masa

kerja perawat yang belum lebih dari 2

tahun di ruangan tersebut. Sementara

itu perawat yang memiliki

pengetahuan yang kurang tetapi

kesiapan pada kategori baik kejadiaan

ini dipengaruhi oleh pengalaman,

Page 8: Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kesiapan Perawat ...

Dzulhijjah Nur Rizki Nasution, Marlina, Irfanita Nurhidayah/ Jurnal Ilmu Keperawatan (2021) 9:1

51

pelatihan, serta ketersediaan SOP

yang membantu perawat

menumbuhkan kesiapan diri akibat

seringnya memberikan atau

melakukan tindakan resusitasi

jantung paru.

Hubungan Pengalaman Perawat dengan

Kesiapan Perawat dalam

Melaksanakan RJP

Hasil Uji data pada tabel 10 menunjukkan

bahwa hipotesa null (Ho) di tolak yang

ditunjukkan dengan nilai p-value =

0,002 hal ini memiliki makna bahwa p-

value < 0,05. Secara statistik hasil ini

diartikan bahwa ada hubungan

antara variabel pengalaman dengan

kesiapan perawat dalam

melaksanakan RJP.

Penelitian ini di dukung dengan hasil penelitian

dari Sesrianty (2018), yang

menyatakan bahwa perawat dengan

masa kerja baru akan memiliki

pengalaman yang cukup terbatas

dibandingkan dengan perawat

dengan masa kerja lama. Masa kerja

yang lama memungkinkan perawat

untuk mendapatkan kemampuan

yang lebih.

Asumsi peneliti Perawat yang bekerja cukup

lama memiliki kualitas kerja yang

lebih tinggi. Semakin lama jam kerja,

semakin kuat kemampuan perawat

dalam menangani masalah. Selain itu

tindakan yang telah berulang kali

dikerjakan juga membantu perawat

untuk lebih berpengalaman sehingga

akan menumbuhkan kesiapan diri bila

harus menghadapi masalah yang

sama. Berdasarkan data yang

diperoleh mayoritas responden

penelitian ini memiliki pengalaman

yang baik, namun terdapat 1 orang

dengan kategori kesiapan kurang baik

pengalaman yang baik belum

sepenuhnya dapat membantu

perawat untuk memiliki kesiapan

yang baik, hal ini disebabkan ada

faktor internal yang mampu

mempengaruhi dari karakteristik

seseorang misalnya usia, jenis

kelamin, status pernikahan maupun

status pendidikan.

Hubungan Protokol atau Standard Operating

Procedure (SOP) dengan Kesiapan

Perawat dalam Melaksanakan RJP

Hasil Uji data pada tabel 11 menunjukkan

bahwa hipotesa null (Ho) di tolak yang

ditunjukkan dengan nilai p-value =

0,010 hal ini memiliki makna bahwa p-

value < 0,05. Secara statistik hasil ini

diartikan bahwa ada hubungan

antara variabel SOP dengan kesiapan

Page 9: Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kesiapan Perawat ...

Dzulhijjah Nur Rizki Nasution, Marlina, Irfanita Nurhidayah/ Jurnal Ilmu Keperawatan (2021) 9:1

52

perawat dalam melaksanakan

resusitasi jantung paru.

Penelitian ini didukung oleh penelitian dari

Sesrianty (2018) yang menyatakan

sebagian besar responden (85%) telah

melakukan tindakan keperawatan

sesuai dengan SOP yang ada di sumah

sakit. Berbeda dengan pendapat dari

Andriyani, Setyorini, Dewi dan Pratiwi

(2019) yang menyatakan bahwa

asuhan keperawatan yang harus

dilakukan dengan SOP yang benar

dalam praktiknya, namun beberapa

langkah SOP masih ada yang

diabaikan. Meskipun hal ini terjadi

perawat tetap mengatakan memiliki

kesiapan untuk melakukan tindakan.

Menurut Natasia, Loekqijana dan

Kurniawati (2014) sebagian besar

perawat pelaksana di ruang ICCU

memiliki kepatuhan yang kurang

terhadap pelaksanaan SOP. Hal ini

disebabkan karena kurangnya

informasi tentang SOP sehingga

dianggap kurang jelas oleh perawat

serta perawat belum pernah

mendapatkan sosialisasi yang sesuai

dengan standar yang berlaku untuk

SOP yang digunakan di rumah sakit.

Asumsi peneliti berdasarkan data yang ada

terdapat 8 responden yang

menyatakan SOP kurang mendukung

pelaksanaan tetapi memiliki kesiapan

yang baik hal ini disebabkan karena

faktor pengetahuan, pengalaman,

fasilitas, dan pelatihan menjadi faktor

pendukung lainnya yang

mempengaruhi kesiapan perawat

dalam melakukan resusitasi jantung

paru di IGD dan ICCU Rumah Sakit

Umum Daerah Meuraxa Kota Banda

Aceh.

Hubungan Ketersediaan Fasilitas dengan

Kesiapan Perawat dalam

Melaksanakan RJP

Hasil Uji data pada tabel 12 menunjukkan

bahwa hipotesa null (Ho) di tolak yang

ditunjukkan dengan nilai p-value =

0,000 hal ini memiliki makna bahwa

p-value < 0,05. Secara statistik

hasil ini diartikan bahwa ada

hubungan antara variabel fasilitas

dengan kesiapan perawat dalam

melaksanakan resusitasi jantung

paru.

Hasil penelitian ini didukung oleh Ismiroja,

Mulyadi, dan Kiling (2018) yang

menyatakan bahwa fasilitas yang

cukup akan mempermudah

kelancaran pelaksanaan kegiatan

keperawatan serta dapat membantu

perawat untuk melindungi diri sendiri

dengan adanya alat pelindung diri.

Page 10: Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kesiapan Perawat ...

Dzulhijjah Nur Rizki Nasution, Marlina, Irfanita Nurhidayah/ Jurnal Ilmu Keperawatan (2021) 9:1

53

Kesiapan perawat saat menghadapi

situasi kegawatdaruratan didukung

dengan adanya keterampilan teknis

yang memadai dan mampu

menggunakan alat-alat bantu dengan

benar.

Asumsi peneliti ruangan dengan fasilitas yang

lengkap tetapi perawat tidak memiliki

kesiapan hal ini disebabkan oleh

perawat yang belum pernah

mengikuti pelatihan sehingga

pengetahuan dan pemahaman

perawat masih kurang dalam

penggunaan alat-alat yang tersedia di

ruangan. Keseluruhaan responden

pada penelitian ini berpendapat

bahwa fasilitas di rumah sakit telah

tersedia dengan baik sehingga

menurut asumsi peneliti hal ini yang

menyebabkan adanya pengaruh

positif dan signifikan yang

mempengaruhi kesiapan perawat

dalam melaksanakan resusitasi

jantung paru di IGD dan ICCU Rumah

Sakit Umum Daerah Meuraxa Kota

Banda Aceh.

Hubungan Pelatihan dengan Kesiapan

Perawat dalam Melaksanakan RJP

Hasil Uji data pada tabel 13 menunjukkan

bahwa hipotesa null (Ho) di tolak yang

ditunjukkan dengan nilai p-value =

0,009 hal ini memiliki makna bahwa p-

value < 0,05. Secara statistik hasil ini

diartikan bahwa ada hubungan

antara variabel pelatihan dengan

kesiapan perawat dalam

melaksanakan resusitasi jantung

paru.

Hasil penelitian ini didukung dengan

pemaparan dari penelitian Yari,

Ramadany, Hadju dan Ramba (2019),

peneliti menyatakan bahwa ada

hubungan antara pelatihan dan

kesiapan perawat. Kompetensi

perawat untuk kesiapan menghadapi

keadaan darurat dapat ditingkatkan

melalui program pendidikan dan

pelatihan yang melibatkan

pengetahuan dan keterampilan.

Menurut Ivancevich (2008) dalam

Aminuddin (2013), Pelatihan

berorientasi masa kini, membantu

seseorang untuk menguasai

keterampilan atau kemampuan yang

lebih khusus sehingga keikutsertaan

perawat dalam sebuah pelatihan

dapat membantu menumbuhkan

kesiapan perawat dan keberhasilan

dalam penyelesaian pekerjaan.

Pelatihan dianggap efektif bila dapat

meningkatkan kemampuan,

keterampilan, dan sikap mandiri

sumber daya manusia yang terlibat

Page 11: Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kesiapan Perawat ...

Dzulhijjah Nur Rizki Nasution, Marlina, Irfanita Nurhidayah/ Jurnal Ilmu Keperawatan (2021) 9:1

54

pada pelatihan tersebut. Hasil dan

efektivitas pelatihan akan sangat

mempengaruhi kesiapan dan kualitas

kinerja setiap individu.

Asumsi peneliti berdasarkan data responden

dengan pelatihan baik tetapi kesiapan

kurang disebabkan oleh faktor lain

yang kurang mendukung seperti

pengetahuan, pengalaman, dan

ketersediaan SOP. Intensitas

melakukan tindakan resusitasi

jantung paru juga menjadi faktor lain

yang terlibat selain dari karakteristik

individu. Responden yang memiliki

pelatihan kurang tetapi kesiapan baik

hal ini disebabkan oleh faktor

pengetahuan, pengalaman, SOP, dan

fasilitas terpenuhi dengan baik.

Mayoritas responden dengan

kategori pelatihan baik dan kesiapan

baik menjadi faktor mengapa

pelatihan cukup memberikan

pengaruh positif dan signifikan dalam

mempengaruhi kesiapan perawat.

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan

terhadap 33 perawat di IGD dan ICCU Rumah

Sakit Umum Daerah Meuraxa Kota Banda Aceh

pada periode Juni Tahun 2020 maka

kesimpulan yang di dapat dari hasil penelitian

adalah ada hubungan antara faktor

pengetahuan, pengalaman, SOP, fasilitas, serta

pelatihan dengan kesiapan perawat dalam

melaksanakan resusitasi jantung paru di IGD

dan ICCU Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa

Kota Banda Aceh.

SARAN

1. Bagi Perawat disarankan untuk terus

meningkatkan pengetahuan dan

memperbanyak informasi yang akurat

tentang penatalaksanaan resusitasi jantung

paru.

2. Bagi pembuat kebijakan di Rumah Sakit

Umum Daerah Meuraxa Kota Banda Aceh

agar dapat membantu petugas kesehatan

khususnya perawat untuk dapat memiliki

pengetahuan dan keterampilan yang sama.

3. Bagi peneliti lain disarankan agar

melakukan penelitian dengan responden

yang lebih banyak dan sasaran penelitian

yang lebih luas.

DAFTAR PUSTAKA

American Heart Association guideline on the

assessment of cardiovascular risk.

(2013). Journal of the American

Pharmacists Association : JAPhA, e.4.

Dikutip dari: doi :

10.1016/j.jacc.2013.11.005.

American Heart Association. (2015). Fokus

Utama Pembaruan Pedoman American

Heart Association 2015 untuk CPR dan

ECC.1-33.

Aminuddin. (2013). Analisis Faktor Yang

Berhubungan Dengan Kesiapan

Perawat Dalam Menangani Cardiac

Arrest Di Ruangan ICCU Dan ICU RSU

Page 12: Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kesiapan Perawat ...

Dzulhijjah Nur Rizki Nasution, Marlina, Irfanita Nurhidayah/ Jurnal Ilmu Keperawatan (2021) 9:1

55

Anutapura Palu. The Soedirman

Journal of Nursing. 3(8). 193-204

Andriyani, S.H., Setyorini, F. A., Dewi, E., & Pratiwi, A. (2019). Nurse’ Knowledge and Their Performance on Cardiopulmonary Resucitation (CPR) in Critical and Emergency Care Unit. Indonesian Journal Of Nursing Practices. 1(3). 52-57

Badan Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan. (2018). Hasil utama

riskesdas. Jakarta: Kementerian

Kesehatan.

Ismiroja, R., Mulyadi., & Kiling, M. (2018).

Pengalaman Perawat Dalam

Penanganan Cardiac Arrest Di Instalasi

Gawat Darurat RSUP Prof. Dr. R. D.

Kandou Manado. E-journal

Keperawatan. 2(6). 1-8

Muthmainnah. (2019). Hubungan tingkat

pengetahuan awam khusus tentang

bantuan hidup dasar berdasarkan

karakteristik usia di RSUD X Hulu Sungai

Selatan. Healthy-Mu Journal, 31-35.

Natasia, N., Loekqijana, A., & Kurniawati, J. (2014). Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Pelaksanaan SOP Asuhan Keperawatan di ICU-ICCU RSUD Gambiran Kota Kediri. Jurnal Kedokteran Brawijaya. 28(1). 21-25.

Serambi. (2019). (online). Berharap RS Meuraxa Secepatnya “Sehat”. Dikutip dari: https://aceh.tribunnews.com/.

Sesrianty, V. (2018). Hubungan Pendidikan Dan Masa Kerja Dengan Keterampilan Perawat Melakukan Tindakan Bantuan Hidup Dasar. Jurnal Kesehatan Perintis. 2(5). 165-170.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor yang

mempengaruhinya. Jakarta: Rineka

Cipta.

Wolff, A.C., Regan. S., Pesut. B., & Black, J.

(2010). An exploration of the meaning

of new graduate nurses’ readiness for

practice. International Journal of

Nursing Education Scholarship. 7 (1).

World Health Organization. (2016). World

Health Statistics 2016 Monitoring

Health for The SDGs. WHO Library

Cataloguingin-Publication Data World.

Dikutip dari:

http://www.who.int/rpc/research_ethi

cs/informed_consent/en/

Yari, Y., Ramadany, S., Hadju, V., & Ramba, H.

L. (2019). Relationship of Knowledge,

Attitude and Training with Nursing

Readiness in Handling Emergency

Patients in Maros District Health

Center. International Journal of Science

and Healthcare Research. 3(4). 86-92