Factsheet Perpolisian Masyarakat

2
Sekilas fakta 2005 Tahun dimana Kepolisian Republik Indonesia mengadopsi Perpolisian Masyarakat sebagai landasan dari strategi pembaruan kelembagaan- nya 2,646 Jumlah pelaƟh yang terlaƟh dalam perpolisian masyarakat di seluruh Indonesia sejak 2003 44,656 Jumlah petugas kepolisian yang terlaƟh dalam perpolisian masyara- kat di seluruh Indonesia sejak 2003 Kontak Kami: OIM INDONESIA Sampoerna Strategic Square North Tower, 12A Fl. Jl. Jend. Sudirman Kav. 45-46 Jakarta 12930, Indonesia Tel: +62 (21) 57951275 Fax: +62 (21) 57951274 E-mail: [email protected] www.iom.or.id Upaya Indonesia untuk melakukan konsoli- dasi dan memperkuat proses demokraƟsasi negara ini patut dipuji, dengan adanya keterlibatan lembaga– lembaga kunci da- lam kegiatan pembaruan yang ditujukan untuk memulihkan dan membangun keya- kinan masyarakat. Salah satu prinsip yang paling signifikan dari demokrasi Indonesia adalah pengakuan supremasi sipil terhadap urusan keamanan internal. Sejak pemisa- han Kepolisian Republik Indonesia (POLRI) dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada tahun 1999, POLRI telah berupaya dengan sungguh-sungguh untuk bereformasi. Khu- susnya, konsep Perpolisian Masyarakat (POLMAS) telah membentuk landasan bagi agenda reformasi POLRI, yang memiliki tekad untuk menjadi suatu lembaga pene- gak hukum yang professional, ber- tanggungjawab dan efekƟf serta melayani kepenƟngan masyarakat Indonesia. Perpolisian Masyarakat dipahami sebagai pendekatan yang berpusat pada masyara- kat dengan menekankan penghargaan ter- hadap hak asasi manusia dan kemitraan dengan masyarakat dalam mencapai tujuan keamanan dan pembangunan bersama. Pendekatan OIM Sebagai mitra kunci Pemerintah Republik Indonesia, sejak 2003 OIM mendukung POLRI dalam pelaksanaan strategi nasional Perpolisian Masyarakat. Sebagai hasil uta- ma dari fase dukungan awal OIM adalah diadopsinya Peraturan Kepala Kepolisian Republik Indonesia (KAPOLRI) tentang pelaksanaan Perpolisian Masyarakat dan Hak Asasi Manusia di seluruh jajaran POLRI. Saat ini, fokus intervensi ada di Ɵga provin- si yaitu, Papua, Papua Barat dan Maluku, yang diakui oleh POLRI bahwa daerah ter- sebut membutuhkan lebih banyak upaya untuk meningkatkan kepercayaan masyara- kat terhadap polisi. Menilik dari sepuluh tahun pengalaman kepolisian masyarakat di Aceh dan propinsi lainnya di Indonesia, pendekatan OIM memiliki dua cara, ber- fokus pada (1) peningkatan kapasitas POL- RI; dan (2) Pendekatan Polisi-Masyarakat. Factsheet Perpolisian Masyarakat Photo: © OIM 2013

Transcript of Factsheet Perpolisian Masyarakat

Page 1: Factsheet Perpolisian Masyarakat

Sekilas fakta

2005 Tahun dimana Kepolisian Republik Indonesia mengadopsi Perpolisian Masyarakat sebagai landasan dari strategi pembaruan kelembagaan-nya 2,646 Jumlah pela h yang terla h dalam perpolisian masyarakat di seluruh Indonesia sejak 2003 44,656 Jumlah petugas kepolisian yang terla h dalam perpolisian masyara-kat di seluruh Indonesia sejak 2003

Kontak Kami:

OIM INDONESIA Sampoerna Strategic Square

North Tower, 12A Fl. Jl. Jend. Sudirman Kav. 45-46

Jakarta 12930, Indonesia Tel: +62 (21) 57951275 Fax: +62 (21) 57951274

E-mail: [email protected] www.iom.or.id

Upaya Indonesia untuk melakukan konsoli-dasi dan memperkuat proses demokra sasi negara ini patut dipuji, dengan adanya keterlibatan lembaga– lembaga kunci da-lam kegiatan pembaruan yang ditujukan untuk memulihkan dan membangun keya-kinan masyarakat. Salah satu prinsip yang paling signifikan dari demokrasi Indonesia adalah pengakuan supremasi sipil terhadap urusan keamanan internal. Sejak pemisa-han Kepolisian Republik Indonesia (POLRI) dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada tahun 1999, POLRI telah berupaya dengan sungguh-sungguh untuk bereformasi. Khu-susnya, konsep Perpolisian Masyarakat (POLMAS) telah membentuk landasan bagi agenda reformasi POLRI, yang memiliki tekad untuk menjadi suatu lembaga pene-gak hukum yang professional, ber-tanggungjawab dan efek f serta melayani kepen ngan masyarakat Indonesia. Perpolisian Masyarakat dipahami sebagai pendekatan yang berpusat pada masyara-kat dengan menekankan penghargaan ter-hadap hak asasi manusia dan kemitraan

dengan masyarakat dalam mencapai tujuan keamanan dan pembangunan bersama. Pendekatan OIM Sebagai mitra kunci Pemerintah Republik Indonesia, sejak 2003 OIM mendukung POLRI dalam pelaksanaan strategi nasional Perpolisian Masyarakat. Sebagai hasil uta-ma dari fase dukungan awal OIM adalah diadopsinya Peraturan Kepala Kepolisian Republik Indonesia (KAPOLRI) tentang pelaksanaan Perpolisian Masyarakat dan Hak Asasi Manusia di seluruh jajaran POLRI. Saat ini, fokus intervensi ada di ga provin-si yaitu, Papua, Papua Barat dan Maluku, yang diakui oleh POLRI bahwa daerah ter-sebut membutuhkan lebih banyak upaya untuk meningkatkan kepercayaan masyara-kat terhadap polisi. Menilik dari sepuluh tahun pengalaman kepolisian masyarakat di Aceh dan propinsi lainnya di Indonesia, pendekatan OIM memiliki dua cara, ber-fokus pada (1) peningkatan kapasitas POL-RI; dan (2) Pendekatan Polisi-Masyarakat.

Factsheet Perpolisian Masyarakat

Phot

o: ©

OIM

201

3

Page 2: Factsheet Perpolisian Masyarakat

Pembangunan Kapasitas POLRI Demi mendukung POLRI untuk memenuhi tujuan ‘satu Bhabinkam bmas untuk satu desa’, OIM menyediakan dukungan teknis yang ekstensif untuk membangun kapasitas internal POLRI dalam hal perpolisian masyarakat. Dukungan tersebut termasuk membantu Lembaga Pendidikan Kepolisian (Lemdikpol) dan Badan Pemeliharaan Keamanan (Baharkam) untuk mengembangkan suatu program pela -han khusus mengenai Perpolisian Masyarakat dan Hak Asasi Manusia, dan membantu Kantor Kepolisian ngkat daerah propinsi (POLDA) dalam menyusun program pela han yang disesuai secara khusus dengan konteks keamanan yang telah teriden fikasi di provinsi-provinsi tersebut. Dukungan pen-ingkatan kapasitas OIM juga melibatkan fasilitasi pela han petugas kepolisian berpangkat menengah dan garda depan mengenai perpolisian masyarakat melalui suatu pendekatan pela han para pela h yang memas kan pengetahuan inter-nal mengenai perpolisian masyarakat yang berkelanjutan di se ap jajaran POLRI. Petugas kepolisian dila h mengenai prinsip-prinsip kunci seper perpolisian masyarakat berbasis hak, termasuk membangun hubungan yang berkelanjutan dengan masyarakat setempat melalui komunikasi yang ber-empa ; memahami dan memetakan harapan masyarakat dari para penegak hukum untuk mempertahankan perdama-ian dan keter ban; dan mengakui mekanisme penyelesaian perselisihan tradisional yang ada sebagai alterna f pilihan penyelesaian konflik. Pendekatan Polisi–Masyarakat Sesuai dengan definisinya, perpolisian masyarakat adalah model perpolisian yang mengakui masyarakat sebagai ‘pemain ak f’ yang mampu mempengaruhi praktek-praktek perpolisian, bukan hanya sebagai obyeknya saja. Hal ini menggarisbawahi bahwa perlu adanya kemitraan setara an-tara polisi dan masyarakat setempat dalam menyelesaikan dan mengatasi masalah-masalah sosial yang mengancam keamanan dan keter ban masyarakat. Sehingga, melengkapi pembangunan kapasitas POLRI, pendekatan OIM sangat menekankan pada pemberdayaan masyarakat dan pendeka-tan polisi-masyarakat. Menyadari peran struktur kepimpi-nanan adat atau keagamaan sebagai penghubung utama untuk menjangkau masyarakat dan memobilisasi dukungan masyarakat terhadap permasalahan setempat, OIM bekerja melalui jalur lembaga adat dan/atau keagamaan untuk men-didik masyarakat mengenai konsep perpolisian masyarakat dan memfasilitasi kegiatan sosialisasi yang dapat menye-diakan kesempatan bagi polisi dan anggota masyarakat

setempat untuk berinteraksi dan membangun kepercayaan satu sama lain, sehingga membantu menciptakan lingkungan yang kondusif untuk merealisasikan perpolisian masyarakat yang efek f. Untuk mendukung usaha mendekatkan polisi dengan masyarakat, OIM juga membantu untuk membentuk Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat (FKPM) di ngkat propinsi, kabupaten, kecamatan dan pedesaan, dan mem-bantu beberapa FKPM ngkat pedesaan untuk membuat strategi intervensi perpolisian masyarakat yang men-cerminkan perha an, kapasitas dan harapan semua pihak. Untuk menjadikan perpolisian masyarakat semakin tanggap terhadap gender, OIM juga bertujuan mengajak mitra yang secara khusus dapat memobilisasi keikutsertaan anggota masyarakat perempuan, untuk menyuarakan kerentanan mereka terhadap praktek-praktek kekerasan atau diskrimi-na f, serta menyentuh potensi peran mereka sebagai agen untuk perdamaian atau rekonsiliasi dalam masyarakat mere-ka masing-masing. Donor Dahulu dan Saat Ini: Pemerintah Belanda Uni Eropa

Factsheet

Pembaruan POLRI mengedepankan peran dan fungsi polisi di masyarakat untuk membimbing dan melindungi masyarakat. Figur polisi diharapkan dapat menenangkan, melindungi dan menjadi sosok yang ramah dalam menangani permasalahan keamanan dan keresahan di masyarakat.

Phot

o: ©

PO

LRI 2

009