Factsheet KB PP
-
Upload
muz-githcu -
Category
Documents
-
view
24 -
download
4
description
Transcript of Factsheet KB PP
Direktorat Bina Kesehatan Ibu
Ditjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, Kementerian Kesehatan RI
FACTSHEET
PELAYANAN KELUARGA BERENCANA PASCA PERSALINAN
Direktorat Bina Kesehatan Ibu Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Untuk mempercepat penurunan Angka
Kematian Ibu (AKI), diperlukan upaya
terobosan. Salah satunya adalah dengan
peningkatan KB pasca persalinan, yaitu
penggunaan metode kontrasepsi pada masa
nifas sampai dengan 42 hari setelah
melahirkan. Melalui program ini juga dapat
mencegah kehilangan kesempatan ber-KB
(missed opportunity).
Upaya peningkatan KB pasca persalinan
diperlukan mengingat kembalinya
kesuburan perempuan pada keadaan pasca
persalinan tidak terduga dan kadang dapat
terjadi sebelum datangnya menstruasi.
Rata-rata pada ibu yang tidak menyusui,
ovulasi terjadi pada 45 hari pasca
persalinan atau lebih awal. Dua dari tiga ibu
yang tidak menyusui akan mengalami
ovulasi sebelum datangnya menstruasi.
1
Program KB pasca persalinan
menyatu dengan program
Jaminan Persalinan sehingga
setiap ibu yang bersalin yang ikut
program ini dapat segera ber-KB.
PELAYANAN KB SISTEM KAFETARIA
KONDOM
Utamakan :
Direktorat Bina Kesehatan Ibu
Ditjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, Kementerian Kesehatan RI
FACTSHEET
Metode KB pasca persalinan terbagi atas 2
jenis, yaitu:
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) tahun 2010, Contraceptive
Prevalence Rate (CPR) metode kontrasepsi
cara modern telah mencapai 55,8%. Namun
demikian, metode kontrasepsi masih
didominasi oleh metode jangka pendek, yaitu
suntik (32,3%) dan pil (12,8%). Sementara
penggunaan kontrasepsi jangka panjang
menggunakan AKDR masih sangat sedikit,
yaitu hanya 5,1%.
Untuk itu pada tahun 2012, Kementerian
Kesehatan telah menyiapkan tenaga pelatih KB
Pasca Persalinan di 30 provinsi dan telah
menyusun Pedoman Pelayanan KB Pasca
Persalinan yang dilengkapi dengan Panduan
Praktis Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Pascaplacenta kerjasama dengan BkkbN.
•Metode Amenore Laktasi (MAL)
• Kondom
• Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
(AKDR)
• Abstinensia (Kalender)
• Kontrasepsi Mantap (Tubektomi dan
Vasektomi)
NON HORMONAL
• Progestin: pil, injeksi ,dan implan
• Kombinasi: pil dan injeksi
HORMONAL
Alat/Cara KB Riskesdas
Direktorat Bina Kesehatan Ibu Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2
Dari seluruh alat dan obat kontrasepsi
yang dapat digunakan pada pasca
persalinan, yang paling berpotensi untuk
mencegah missed opportunity ber-KB
adalah AKDR PASCAPLASENTA, yakni:
pemasangan alat kontrasepsi dalam
rahim (AKDR) dalam 10 menit setelah
plasenta lahir (atau sebelum penjahitan
uterus pada operasi caesar).
Alat/Cara KB
yang digunakan
Riskesdas
2010
Sterilisasi Perempuan 2.1
Sterilisasi Pria 0.1
Pil 12.8
IUD/AKDR/Spiral 5.1
Susuk 1.4
Suntikan 32.3
Kondom 1.1
Diagfragma 0.1
Pantang berkala 0.4
Sanggama Terputus 0.3
Amenorrhea Laktasi 0.1
Lainnya 1.5
Tidak menggunakan 44.2
Dengan tersedianya tenaga pelatih,
pedoman, dan panduan praktis di setiap
provinsi, diharapkan dapat menghasilkan
tenaga kesehatan yang handal dalam
memberikan pelayanan KB pasca persalinan.