Penanggulangan Risiko Bencana - indonesia.iom.intindonesia.iom.int/sites/default/files/Factsheet -...

2
Sekilas Fakta 2 juta Jumlah orang yang terkena dam- pak bencana di Indonesia pada tahun 2014 3,187 Jumlah korban bencana di Indone- sia pada tahun 2014 830,789 Jumlah orang yang dievakuasi aki- bat bencana pada tahun 2014 di Indonesia 97% Persentase kejadian bencana alam yang terjadi di Indonesia yang merupakan bencana hidro- meteorologi ,dengan banjir sebagai bencana yang paling sering terjadi Hubungi Kami: IOM INDONESIA Sampoerna Strategic Square North Tower, 12A Fl. Jl. Jend. Sudirman Kav. 45-46 Jakarta 12930, Indonesia Tel: +62 (21) 57951275 Fax: +62 (21) 57951274 E-mail: [email protected] www.iom.or.id Bencana dan mobilitas selalu saling berkai- tan. Pada tahun 2013 saja, bencana alam di seluruh dunia menelantarkan orang Ɵga kali lebih banyak dibandingkan perang, dengan 22 juta orang yang terpaksa meninggalkan tempat Ɵnggal mereka kare- na banjir, angin topan dan situasi memba- hayakan lainnya. Dari sudut pandang kea- manan manusia, mengurangi dampak dari bencana alam melalui Penanggulangan Risiko Bencana (PRB) yang efekƟf dan kom- prehensif merupakan salah satu pilihan utama yang tersedia dalam meminimalisir migrasi paksa dan mengembangkan kapasi- tas mereka yang terkena dampaknya untuk bergerak secara aman. Terletak di “Cincin Api Pasifik”, Indonesia dikenal rawan terhadap bencana alam. Dengan dampak perubahan iklim yang se- makin meningkat, bencana alam pun se- makin sering terjadi dalam beberapa tahun terakhir, mengakibatkan ribuan korban nyawa hilang dan ratusan ribu orang ter- lantar atau dievakuasi seƟap tahunnya. Menyadari meningkatnya kejadian dan keparahan bencana alam, Indonesia telah menempatkan penanggulangan bencana sebagai salah satu prioritas pembangunan nasional. Undang-undang Manajemen Bencana 2007 dan strategi kebijakan pen- dukungnya mencerminkan suatu pergeseran paradigma konvensional peri- hal tanggap darurat bencana, dan mem- bingkai kembali konsep ‘penanggulangan bencana’ yang juga termasuk pencegahan, penanganan dan kesiapsiagaan. Pendekatan OIM Selama ini, OIM Indonesia telah berada di barisan depan sejumlah operasi tanggap darurat yang membantu ratusan ribu orang yang terlantar akibat bencana alam. Menyadari adanya perubahan signifikan dalam fokus Indonesia terhadap penanggu- langan bencana dan dengan permintaan langsung dari Pemerintah Republik Indone- sia, OIM semakin banyak terlibat dalam upaya-upaya PRB. Program PRB OIM Indo- nesia bertujuan untuk mendukung upaya- upaya Indonesia dalam memenuhi prioritas kerangka kerja Hyogo dan paska-Hyogo dengan mengurangi kerentanan dan meningkatkan ketangguhan masyarakat terhadap bencana melalui dukungan teknis pemerintah, dukungan dialog inklusif dan dukungan pemberdayaan masyarakat. Dukungan teknis pemerintah Di Ɵngkat nasional, pemerintah Republik Indonesia (RI), melalui Badan Nasional Pe- nanggulangan Bencana (BNPB) telah men- jalani upaya-upaya signifikan untuk meningkatkan respon penanggulangan bencana, namun masih ada kesenjangan kelembagaan dan kesenjangan kebijakan di Ɵngkat daerah untuk merespon bencana. Khususnya, kapasitas teknis dari Badan Factsheet Penanggulangan Risiko Bencana Photo: © OIM 2013

Transcript of Penanggulangan Risiko Bencana - indonesia.iom.intindonesia.iom.int/sites/default/files/Factsheet -...

Page 1: Penanggulangan Risiko Bencana - indonesia.iom.intindonesia.iom.int/sites/default/files/Factsheet - DRM - IND.pdf · nasional. Undang-undang Manajemen Bencana 2007 dan strategi kebijakan

Sekilas Fakta

2 juta Jumlah orang yang terkena dam-pak bencana di Indonesia pada tahun 2014 3,187 Jumlah korban bencana di Indone-sia pada tahun 2014 830,789 Jumlah orang yang dievakuasi aki-bat bencana pada tahun 2014 di Indonesia 97% Persentase kejadian bencana alam yang terjadi di Indonesia yang merupakan bencana hidro-meteorologi ,dengan banjir sebagai bencana yang paling sering terjadi

Hubungi Kami:

IOM INDONESIA Sampoerna Strategic Square

North Tower, 12A Fl. Jl. Jend. Sudirman Kav. 45-46

Jakarta 12930, Indonesia Tel: +62 (21) 57951275 Fax: +62 (21) 57951274

E-mail: [email protected] www.iom.or.id

Bencana dan mobilitas selalu saling berkai-tan. Pada tahun 2013 saja, bencana alam di seluruh dunia menelantarkan orang ga kali lebih banyak dibandingkan perang, dengan 22 juta orang yang terpaksa meninggalkan tempat nggal mereka kare-na banjir, angin topan dan situasi memba-hayakan lainnya. Dari sudut pandang kea-manan manusia, mengurangi dampak dari bencana alam melalui Penanggulangan Risiko Bencana (PRB) yang efek f dan kom-prehensif merupakan salah satu pilihan utama yang tersedia dalam meminimalisir migrasi paksa dan mengembangkan kapasi-tas mereka yang terkena dampaknya untuk bergerak secara aman. Terletak di “Cincin Api Pasifik”, Indonesia dikenal rawan terhadap bencana alam. Dengan dampak perubahan iklim yang se-makin meningkat, bencana alam pun se-makin sering terjadi dalam beberapa tahun terakhir, mengakibatkan ribuan korban nyawa hilang dan ratusan ribu orang ter-lantar atau dievakuasi se ap tahunnya. Menyadari meningkatnya kejadian dan keparahan bencana alam, Indonesia telah menempatkan penanggulangan bencana sebagai salah satu prioritas pembangunan nasional. Undang-undang Manajemen Bencana 2007 dan strategi kebijakan pen-dukungnya mencerminkan suatu pergeseran paradigma konvensional peri-hal tanggap darurat bencana, dan mem-

bingkai kembali konsep ‘penanggulangan bencana’ yang juga termasuk pencegahan, penanganan dan kesiapsiagaan. Pendekatan OIM Selama ini, OIM Indonesia telah berada di barisan depan sejumlah operasi tanggap darurat yang membantu ratusan ribu orang yang terlantar akibat bencana alam. Menyadari adanya perubahan signifikan dalam fokus Indonesia terhadap penanggu-langan bencana dan dengan permintaan langsung dari Pemerintah Republik Indone-sia, OIM semakin banyak terlibat dalam upaya-upaya PRB. Program PRB OIM Indo-nesia bertujuan untuk mendukung upaya-upaya Indonesia dalam memenuhi prioritas kerangka kerja Hyogo dan paska-Hyogo dengan mengurangi kerentanan dan meningkatkan ketangguhan masyarakat terhadap bencana melalui dukungan teknis pemerintah, dukungan dialog inklusif dan dukungan pemberdayaan masyarakat. Dukungan teknis pemerintah Di ngkat nasional, pemerintah Republik Indonesia (RI), melalui Badan Nasional Pe-nanggulangan Bencana (BNPB) telah men-jalani upaya-upaya signifikan untuk meningkatkan respon penanggulangan bencana, namun masih ada kesenjangan kelembagaan dan kesenjangan kebijakan di

ngkat daerah untuk merespon bencana. Khususnya, kapasitas teknis dari Badan

Factsheet Penanggulangan Risiko Bencana

Photo: © OIM 2013

Page 2: Penanggulangan Risiko Bencana - indonesia.iom.intindonesia.iom.int/sites/default/files/Factsheet - DRM - IND.pdf · nasional. Undang-undang Manajemen Bencana 2007 dan strategi kebijakan

Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang baru dibentuk serta badan pemerintahan lainnya untuk merencanakan dan melaksanakan ndakan yang terkoordinir demi mencegah, mempersiapkan dan menghadapi bencana sesuai dengan standar dan kebijakan nasional. Menanggapi tantangan ini, OIM berkoordinasi erat dengan BNPB dalam bekerja untuk memperkuat kapasitas BPBD di ngkat provinsi dan kabu-paten serta dinas lainnya perihal perencanaan dan pengang-garan PRB, manajemen data, penyebaran informasi, pemetaan bencana dan koordinasi antar-pelayanan. Inter-vensi OIM juga melibatkan dukungan teknis dalam memben-tuk Pusat Kendali Operasi Darurat (Pusdalops) di wilayah-wilayah sasaran. Dalam kerangka kerja PRB, Pusdalops adalah pusat informasi dan koordinasi yang pen ng dalam memban-tu Komandan Operasi dan pelaku PRB lainnya dalam me-rencanakan dan menanggapi lebih efek f risiko bencana. Dukungan dialog secara inklusif Kesempatan dialog yang terbatas antara pelaku pemerintah, non-pemerintah dan masyarakat, dak memberikan ruang par sipasi yang cukup untuk pembuatan kebijakan PRB, se-hingga menghambat pendekatan PRB yang efek f dan inklusif yang mencerminkan kebutuhan masyarakat—terutama mereka yang paling rentan—serta kapasitas mere-ka dalam menanggulangi dampak bencana alam. Kurangnya dialog tersebut telah mengakibatkan pemerintah RI mem-bentuk Forum PRB Nasional dan meminta seluruh provinsi dan kabupaten untuk melakukan hal yang sama. Sehub-ungan dengan prioritas kebijakan ini, OIM memfasilitasi pembentukan Forum PRB di sejumlah provinsi dan kabupat-en, dengan merangkul pemerintah, organisasi masyarakat madani (CSO), akademika, sektor swasta, perwakilan keaga-maan dan masyarakat untuk membahas, berbagi informasi dan berkoordinasi dalam permasalahan maupun intervensi PRB di daerah setempat. Peran dari Forum PRB ini sangatlah relevan, dak hanya bagi perencanaan namun juga untuk pelaksanaan dan pemantauan PRB yang efek f. Pemberdayaan masyarakat Pengalaman PRB secara ekstensif menunjukkan minimnya pemahaman masyarakat terhadap lingkungan dan minimnya

ngkat mo vasi masyarakat untuk lebih terorganisir, sehing-ga dapat lebih baik melindungi anggota masyarakatnya dari dampak bencana. Menyadari pengaruh peran dari struktur kepimpinan pedesaan, OIM bekerja dengan pemerintah dae-rah dan mitra CSO untuk memberdayakan masyarakat agar lebih tangguh dan sejalan dengan standar Pemerintah RI

untuk Desa Tangguh. Hal ini melibatkan peningkatan kesadaran mengenai risiko bencana dan ndakan untuk be-radaptasi atau menanggulangi risiko tersebut, serta men-dukung pembentukan Kelompok PRB Berbasis Masyarakat, pembuatan peta risiko, penyusunan Rencana Aksi Desa dan standar prosedur operasi serta mengujinya melalui simulasi di lapangan. Menyadari peran strategis CSO dalam men-dukung kapasitas teknis PRB di masyarakat dan juga me-nyuarakan kekhawa ran masyarakat ke pembuat kebijakan, OIM juga memperkuat kapasitas CSO sebagai pendukung PRB melalui serangkaian pela han, pembangunan kapasitas serta dukungan pendanaan untuk proyek berskala kecil di bawah Fasilitas Pendanaan Penanggulanan Risiko Bencana. Donor Dahulu dan Sekarang : Australia Indonesia Facility Disaster

Reduc on (AIFDR) Office of Foreign Disaster Assistance

(OFDA/USAID) Uni-Eropa/European Union (EU)

Factsheet

Melibatkan masyarakat setempat adalah salah satu pendekatan terbaik demi pencegahan dan penanganan bencana, yang termasuk pengumpulan data, pemetaan risiko dan pengembangan rencana aksi, serta membangun kapasitas mereka dan kesadaran mereka terhadap risiko bencana .

Photo: © OIM 2014