f2 Kesling Mh

7
F.2. KESEHATAN LINGKUNGAN BAKTI SOSIAL DALAM RANGKA PENJARINGAN KUSTA LATAR BELAKANG MASALAH Penyakit kusta adalah penyakit menular, menahun yang disebabkan oleh kuman kusta (mycobacterium leprae) yang menyerang kulit, saraf tepi, dan jaringan tubuh lainnya. Bila tidak terdiagnosis dan diobati secara dini, maka akan menimbulkan kecacatan menetap. Kusta bukan disebabkan oleh kutukan, guna-guna, makanan, atau penyakit keturunan seperti yang masih banyak timbul anggapan di masyarakat. Penularan dapat terjadi karena kontak lama antara penderita kusta yang tidak diobati kepada orang yang sehat melalui pernapasan. Tidak semua orang serta merta tertular kusta begitu kontak dengan penderita. Secara statistik hanya 5% saja yang akan tertular. Dapat dikatakan penyakit kusta adalah penyakit menular yang paling rendah penularannya. Kemungkinan anggota keluarga dapat tertular, jika penderita tidak minum obat secara teratur. Jumlah kasus kusta di seluruh dunia selama 12 tahun terakhir ini telah menurun 85% di sebagian besar Negara Wilayah yang endemis. Kasus yang terdaftar pada permulaan tahun 1997 kurang lebih 890.000 penderita. Walaupun penyakit ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di 55 Negara atau Wilayah, 91% dari jumlah kasus berbeda di 16 Negara, dan 82%-nya di 5 Negara (Brazil, India, Indonesia, Myanmar dan Nigeria). Di Indonesia jumlah kasus kusta yang tercatat pada

description

INTERNSIP

Transcript of f2 Kesling Mh

F.2. KESEHATAN LINGKUNGANBAKTI SOSIAL DALAM RANGKA PENJARINGAN KUSTA

LATAR BELAKANG MASALAHPenyakit kusta adalah penyakit menular, menahun yang disebabkan oleh kuman kusta (mycobacterium leprae) yang menyerang kulit, saraf tepi, dan jaringan tubuh lainnya. Bila tidak terdiagnosis dan diobati secara dini, maka akan menimbulkan kecacatan menetap.Kusta bukan disebabkan oleh kutukan, guna-guna, makanan, atau penyakit keturunan seperti yang masih banyak timbul anggapan di masyarakat. Penularan dapat terjadi karena kontak lama antara penderita kusta yang tidak diobati kepada orang yang sehat melalui pernapasan.Tidak semua orang serta merta tertular kusta begitu kontak dengan penderita. Secara statistik hanya 5% saja yang akan tertular. Dapat dikatakan penyakit kusta adalah penyakit menular yang paling rendah penularannya. Kemungkinan anggota keluarga dapat tertular, jika penderita tidak minum obat secara teratur.Jumlah kasus kusta di seluruh dunia selama 12 tahun terakhir ini telah menurun 85% di sebagian besar Negara Wilayah yang endemis. Kasus yang terdaftar pada permulaan tahun 1997 kurang lebih 890.000 penderita. Walaupun penyakit ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di 55 Negara atau Wilayah, 91% dari jumlah kasus berbeda di 16 Negara, dan 82%-nya di 5 Negara (Brazil, India, Indonesia, Myanmar dan Nigeria). Di Indonesia jumlah kasus kusta yang tercatat pada akhir Maret 1997 adalah 31.699 orang, distribusi juga tidak merata, yang tertinggi antara lain di Jawa Timur, Jawa Barat dan Sulawesi Selatan. Prevalensi di Indonesia per 10.000 penduduk adalah 1.57 pada tahun 2000.Pemerintah telah melakukan sejumlah upaya untuk percepatan eliminasi kusta diantaranya dengan penemuan penderita secara aktif, membantu provinsi dan kabupaten dalam memberantas penyakit kusta dengan menempatkan konsultan lokal/Nasional yang berdomisili di Bandung, Surabaya, Palembang, Aceh, Samarinda, Makasar, Manado dan Jayapura dan konsultan Internasional yang berdomisili di Pusat serta melakukan kegiatan rehabilitasi.Puskesmas Pandaan merupakan puskesmas yang di wilayah kerjanya terdapat pasien kusta. Beberapa daerah yang ditemukan kasus kusta adalah Sumber Gedang, Karang Jati dan Kemiri Sewu. Pada tiga daerah ini dilakukan program rutin tahunan yaitu active case finding dengan wadah bakti sosial pengobatan gratis. Diharapkan pasien kusta dan keluarnya tidak sungkan berobat mengingat kusta masih mendapatkan stigma negatif di masyarakat.PERMASALAHAN DI MASYARAKATDi Indonesia jumlah kasus kusta yang tercatat pada akhir Maret 1997 adalah 31.699 orang, distribusi juga tidak merata, yang tertinggi antara lain di Jawa Timur, Jawa Barat dan Sulawesi Selatan. Prevalensi di Indonesia per 10.000 penduduk adalah 1.57 pada tahun 2000. Puskesmas Pandaan merupakan puskesmas yang di wilayah kerjanya terdapat pasien kusta. Beberapa daerah yang ditemukan kasus kusta adalah Sumber Gedang, Karang Jati dan Kemiri Sewu.Kusta sampai dengan saat ini masih mendapatkan stigma negatif dari masyarakat sehingga pasien dan keluarga terkadang enggan untuk berbaur dan berobat. Oleh karena itu diperlukan upaya alternatif untuk menjaring dan penemuan penderita secara aktif. Upaya alternatif yang kami lakukan adalah melaksanakan bakti sosial pengobatan gratis pada daerah endemis kusta, salah satunya adalah Karang Jati.

TUJUAN DAN TARGET KEGIATANTujuan : Pelaksanaan program active case finding pasien kusta dengan bakti sosial pengobatan gratis. Upaya pencarian aktif penderita kusta oleh tenaga medis ini termasuk dalam upaya nasional percepatan eliminasi kusta.Target Kegiatan :Terlaksananya bakti sosial pengobatan gratis dengan target peserta 100 orang dan termasuk didalamnya pasien baru kusta, pasien aktif dalam pengobatan dan anggota keluarga serta tetangga yang kontak aktif dengan pasien.

PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI1. PENGOBATAN GRATISProgram ini merupakan upaya pencarian kasus kusta secara aktif oleh tenaga medis. Upaya ini termasuk dalam program nasional percepatan eliminasi kasus kusta. Diharapkan pengobatan gratis ini terjaring pasien baru kusta dan atau pasien aktif dalam pengobatan. Screening awal kepada keluarga dan tetangga yang kontak aktif dengan pasien juga dilakukan untuk memastikan penularan kusta tidak terjadi dan diharapkan program ini rutin sehingga terjadi follow up dari pasien maupun keluarga.

2. TENAGA MEDIS DOKTERTenaga medis dokter adalah dr. Jofan Viradella S.P., dokter Internsip Puskesmas Pandaan periode 7 Februari 31 Mei 20123. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAANHari / Tanggal : Rabu / 23 Mei 2012 ( 09.00 11.00 WIB)Tempat : Balai Desa Jetak, Karang Jati, Pandaan4. SASARAN PENYULUHANMasyarakat desa Jetak, Karang Jati, Pandaan. 5. METODE YANG DIGUNAKANMetode yang digunakan adalah pengobatan gratis.

PELAKSANAAN INTERVENSIPengobatan gratis dilaksanakan sejak pukul 09.00 di Balai Desa Jetak. Kegiatan ini dilaksanakan tim yang terdiri dari 1 dokter, 1 perawat, 1 bidan desa, 1 petugas obat dan 5 orang kader kesehatan. Masyarakat yang mengikuti pengobatan gratis ini cukup banyak mencapai angka 83 orang. Acara diawali dengan pengumpulan masyarakat di balai desa, dilanjutkan dengan pembukaan dan pelaksanaan pengobatan dengan alur yang sama dengan balai pengobatan puskesmas. Pasien didaftarkan, lalu dilakukan pemeriksaan awal tekanan darah oleh perawat, kemudian anamnesa dan penegakan diagnosa oleh dokter, dilanjutkan pengambilan obat. Screening dan perhatian khusus kepada kontak aktif juga dilakukan.

MONITORING DAN EVALUASIDi Indonesia jumlah kasus kusta yang tercatat pada akhir Maret 1997 adalah 31.699 orang, distribusi juga tidak merata, yang tertinggi antara lain di Jawa Timur, Jawa Barat dan Sulawesi Selatan. Prevalensi di Indonesia per 10.000 penduduk adalah 1.57 pada tahun 2000. Puskesmas Pandaan merupakan puskesmas yang di wilayah kerjanya terdapat pasien kusta. Beberapa daerah yang ditemukan kasus kusta adalah Sumber Gedang, Karang Jati dan Kemiri Sewu.Kusta sampai dengan saat ini masih mendapatkan stigma negatif dari masyarakat sehingga pasien dan keluarga terkadang enggan untuk berbaur dan berobat. Oleh karena itu diperlukan upaya alternatif untuk menjaring dan penemuan penderita secara aktif. Upaya alternatif yang kami lakukan adalah melaksanakan bakti sosial pengobatan gratis pada daerah endemis kusta, salah satunya adalah Karang Jati.Pengobatan gratis diikuti oleh 83 orang dan diantaranya terdapat keluarga dari pasien kusta yang telah meninggal tahun lalu. Dilakukan anamnesa mendalam dan pemeriksaan fisik sederhana. Dari pasien yang diperiksa didapatkan 1 pasien dengan Pytiriasis versikolor dengan diagnosa banding Morbus Hansen. Pada pasien ini didapatkan makula hipopigmentasi pada sebagian besar badan dan dirasakan gatal ketika berkeringat, tidak didapatkan makula hipoanestes, penebalan nervus superficialis, pemeriksaan sensoris sulit dilakukan karena pasien kuarng kooperatif. Pengobatan awal yang diberikan adalah salep 2-4 yang kemudian pasien akan di follow up oleh tim medis. Beberapa pasien yang pernah kontak aktif dengan pasien morbus hansen turut diperiksa dan sampai dengan saat ini tidak didapatkan tanda penularan.Langkah selanjutnya adalah upaya preventif meminimalisir faktor yang dapat meningkatkan resiko penularan kusta. Kesehatan lingkungan merupakan unsur penting dalam hal ini. Diperlukan sosialisasi rumah sehat yaitu dengan pencahayaan, ventilasi yang cukup, dan lantai rumah yang baik (bukan dari tanah) sehingga media pertumbuhan kuman lepra menjadi minimal.Metode pengobatan gratis ini cukup optimal dapat dilihat dari antusiasme masyarakat untuk ikut yang termasuk didalamnya yang pernah kontak aktif dengan pasien kusta. Dengan cover pengobatan gratis, masyarakat suspek kusta tidak enggan atau malu berobat karena stigma negatif tentang kusta dapat diminimalisir.

DOKUMENTASIPemeriksaan pasien saat pengobatan gratis