F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan...

95
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PEDAGANG DI PASAR GEDE KOTA SURAKARTA Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh : IFANY DAMAYANTI F1107013 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Transcript of F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan...

Page 1: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PENDAPATAN PEDAGANG DI PASAR GEDE KOTA SURAKARTA

Skripsi

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh :

IFANY DAMAYANTI

F1107013

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

MOTTO

There is no over night success ~Penulis~

Success is a journey, not a destination ~Penulis~

Kunci sukses itu ada 2, fokus dan positive feeling ~Penulis~

Tuhan itu tepat janji dan tepat waktu ~Penulis~

Kita tidak dapat mengubah masa lalu tapi kita bisa memperindah masa depan ~Penulis~

Page 5: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PERSEMBAHAN

Untuk Papa dan Mama tersayang yang dalam sujudnya selalu berdoa untuk kebahagiaan dan keberhasilanku. Ini sebagai tanda baktiku

untuk Papa & Mama.

Untuk kakak – kakakku tercinta Ferdian, Feriska dan Cici Kalianlah sumber kekuatanku.

Untuk sahabat karibku Caesa Septiani Putri dan Sinurmauli Fornia Gultom yang tiada henti-hentinya memberikan semangat, dukungan

serta doanya padaku

Untuk Teman-Teman Kosku Mbak Dhian, Mbak Widi, Mbak Ines & Mbak Della yang selalu menemani hari-hari dengan penuh suka.

Untuk semua teman-temanku

Page 6: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikkum Wr. Wb.

Dengan memanjatkan puji dan syukur Alhamdulilah kehadirat Allah SWT

karena dengan rahmat dan hidayah-Nya, serta dengan usaha sungguh-sungguh,

akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan magang dengan judul “ANALISIS

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN

PEDAGANG DI PASAR GEDE KOTA SURAKARTA”, ini sebagai salah satu

syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan

pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit

kesulitan dan hambatan yang penulis temui dalam penyusunan laporan magang

ini. Namun dengan bantuan serta bimbingan berbagai pihak, maka laporan

magang ini dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini perkenankan penulis

sampaikan ucapan terimakasih atas bantuan dari beberapa pihak yang telah

meluangkan waktunya dalam membantu penyusunan laporan magang ini. Penulis

ucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. BRM. Bambang Irawan, M.Si, selaku pembimbing skripsi yang

dengan sabar ,bijak serta yang telah meluangkan waktu dan fikiran dalam

mengarahkan serta memberikan masukan dalam penyusunan skripsi ini.

2. Bapak Dr. Bambang Sutopo, M.Com., Akt., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang secara langsung maupun tidak

langsung telah banyak membantu penulis selama menuntut ilmu di Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Page 7: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

3. Drs. Kresno Sarosa Pribadi, M.Si selaku Ketua Jurusan Ekonomi

Pembangunan.

4. Dwi Prasetiayani, SE, MSi selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan.

5. Para penguji skripsi yang dengan arif dan bijak telah meluangkan waktu,

tenaga, dan pikiran dalam memberikan masukan yang berarti pada saat ujian

skripsi.

6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret

Surakarta beserta seluruh staff dan karyawan yang telah memberikan

bimbingan, arahan, dan pelayanan kepada penulis.

7. Keluarga Besar Pasar Gede yang sangat kekeluargaan yang telah membantu

penulis melakukan penelitian, ditambahi main gamelan sareng Keluarga

Besar, gayeng ^_^. Matur Nuwun Bapak, Ibu sareng Mbak-Mbak.

8. Papa ku tercinta, terima kasih untuk semua nasehat, arahan serta kasih sayang

yang selama ini telah diberikan. I will always love you, daddy.

9. Mama ku tersayang, terima kasih perhatian yang setiap hari diberikan serta

dorongan untuk selalu sabar dan menjadi wanita yang kuat. Don’t stop loving

me, mom. I never feel so lonely because you’re always here with me.

10. Kakak-kakakku tersayang ( Mas Ferdi, Mbak Mano, Che-Che ) terima kasih

kasih sayang serta inspirasi yang selalu diberikan. I love you forever.

11. dr. Soffin Arfian dan keluarga selaku om, terima kasih banyak untuk sangkar

emasnya ^_^. Selama ponakan di Solo selalu menjaga & menghibur. Karaoke

& wisata kuliner bersama om dan keluarga sangat menyenangkan. Doakan

ponakan mu yang centil ini om ^_^.

Page 8: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

12. Sahabat-sahabatku tercinta di Bandung, Nchy, Vivi, Yanie, Noor, Fitrea,

Nenden, Cha-cha, Ricka, Cinta, Gantria, Meida, Wulan, Jesi, Meilda, Icha,

Lusie, Novi. Dimanapun kita berada, kalian sahabatku selamanya. Pepeundak

diditunya sayang-sayangkuh...

13. Teman-teman EP angkatan 2007, kakak tingkat angkatan 2006 terima kasih

atas segala bantuan dan dukungannya.

14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu baik secara langsung

maupun tidak langsung telah memberi bantuan hingga terselesaikannya

penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dalam

rangka kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberi manfaat dan

sumbangan pikiran untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surakarta, 18 Mei 2011

Penulis

Page 9: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii

HALAMAN MOTTO ........................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... v

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vi

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xii

ABSTRAK ........................................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ....................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Dan Ciri-Ciri Sektor Infomal ............................................ 8

B. Definisi Bisnis Kecil ........................................................................ 10

C. Definisi Pasar Tradisional, Pedagang Pasar, Pendapatan

Dan Kinerja Pedagang....................................................................... 12

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang ........... 15

1. Umur ............................................................................................ 15

2. Lama Usaha ................................................................................. 15

3. Modal ........................................................................................... 16

4. Jam Kerja ..................................................................................... 17

5. Jenis Dagangan ........................................................................... 18

F. Kerangka Pemikiran ...................................................................... 18

G. Hipotesis ......................................................................................... 19

H. Penelitian Sebelumnya .................................................................... 19

Page 10: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

BAB III METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian .............................................................. 23

B. Jenis dan Sumber Data .................................................................... 23

C. Metode Pengumpulan Data ............................................................. 23

D. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ..................... 24

E. Definisi Operasional Variabel ......................................................... 25

F. Metode Analisis Data ...................................................................... 26

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Wilayah Kota Surakarta .................................... 33

B. Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Jebres ................................ 43

C. Pasar Tradisional (Pasar Gede) ........................................................ 48

1. Sejarah Berdirinya Pasar Gede .................................................. 48

2. Jenis Dagangan di Pasar Gede ................................................... 49

3. Jumlah Pedagang dan Pendapatan di Pasar Gede ...................... 51

E. Karakteristik Demografi dan Sosial Pedagang di Kawasan

Pasar Gede ....................................................................................... 51

1. Umur .......................................................................................... 51

2. Jenis Kelamin dan Status Pernikahan ........................................ 53

3. Tingkat Pendidikan Formal ........................................................ 54

4. Jenis Barang Dagangan .............................................................. 55

5. Jam Kerja ................................................................................... 56

6. Jumlah Tenaga Kerja Yang Dipekerjakan ................................. 57

7. Lamanya Berdagang ................................................................... 59

8. Modal Usaha .............................................................................. 60

9. Tingkat Pendapatan .................................................................... 61

F. Analisis Data .................................................................................... 62

1. Uji Asumsi Klasik ....................................................................... 65

2. Uji Individual ............................................................................. 68

3. Pengujian Hipotesis .................................................................... 71

4. Interpretasi Hasil Secara Ekonomi .............................................. 73

Page 11: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ..................................................................................... 76

B. Keterbatasan..................................................................................... 77

C. Saran ............................................................................................... 78

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Penduduk Perkecamatan Menurut Mata Pencaharian di Kota Surakarta

Tahun 2009 .................................................................................................. 4

2.1 Perbedaan Karakteristik Sektor Informal dan Sektor Formal ................... 10

4.1 Banyaknya Kelurahan, RT dan RW di Kota Surakarta .............................. 35

4.2 Jumlah Penduduk Kota Surakarta Menurut Jenis kelamin tahun 2000-

2009 ............................................................................................................. 36

4.3 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Rasio Jenis Kelamin dan Tingkat

KepadatanTiap Kecamatan di Kota Surakarta Tahun 2009 ....................... 37

4.4 Penduduk Perkecamatan Menurut Mata Pencaharian di Kota Surakarta

Tahun 2009 .................................................................................................. 37

4.5 Jumlah Sekolah Menurut Kecamatan di Kota Surakarta ............................. 39

4.6 Penduduk Menurut Agama Yang Dianut di Kota Surakarta Tahun 2009.. 40

4.7 Fasilitas perlindungan sosial menurut kecamatan di Kota Surakarta tahun

2009 ............................................................................................................ 41

4.8 Pertumbuhan Ekonomi (PDRB) Kota Surakarta Tahun 2005-2009 ........... 42

4.9 Banyaknya RT dan RW Tiap Kelurahan Tahun 2008 ................................. 44

4.10 Pedagang Pasar Gede Menurut Umur ......................................................... 52

4.11 Pedagang Pasar Gede Menurut Jenis Kelamin dan Status Pernikahan ....... 53

4.12 Pedagang di Pasar Gede Menurut Tingkat Pendidikan Formal ................... 54

4.13 Pedagang di Pasar Gede Menurut Jenis Dagangan ..................................... 56

4.14 Pedagang di Pasar Gede Menurut Jam Kerja (hari) .................................... 57

4.15 Pedagang di Pasar Gede Menurut Jumlah Tenaga Kerja yang Membantu . 58

4.16 Pedagang di Pasar Gede Menurut Lamanya Berdagang ............................. 59

Page 13: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

4.17 Pedagang di Pasar Gede Menurut Asal Modal Usaha ................................. 60

4.18 Pedagang di Pasar Gede Menurut Besar Modal Usaha .............................. 60

4.19 Pedagang di Pasar Gede Menurut Tingkat Pendapatan .............................. 62

4.20 Hasil Uji Regresi Linier berganda ............................................................... 63

4.21 Hasil Uji Regresi Linier berganda ............................................................... 65

4.22 Hasil Uji Uji White Heteroscedasticity Test .............................................. 67

Page 14: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar/Diagram Halaman

3.1 Uji t .............................................................................................................. 28

3.2 Uji Durbin Watson....................................................................................... 32

4.1 Scatterplot Umur Dengan Lama Usaha ....................................................... 64

4.2 Kurva Durbin-Watson ................................................................................. 68

Page 15: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PEDAGANG DI PASAR GEDE KOTA SURAKARTA

Ifany Damayanti NIM. F1107013

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh

variabel umur, lama usaha, modal, jam kerja dan jenis dagangan terhadap pendapatan pedagang di Pasar Gede Kota Surakarta baik secara individu maupun bersama-sama.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan motode survey dengan bantuan instrumen kuesioner dalam pengambilan data. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan kombinasi proportionated sampling dengan area random sampling. Ukuran sampel yang diambil sebanyak 150 pedagang di Pasar Gede dari populasi pedagang di Pasar Gede yaitu sebanyak 741 pedagang. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis regresi linear berganda.

Dari hasil analisis data ditemukan bahwa variabel independen yang mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap pendapatan pedagang di Pasar Gede yaitu modal dan jam kerja dengan tingkat signifikansi α = 5%. Variabel independen jenis dagangan tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan pedagang di Pasar Gede pada tingkat signifikansi α= 5% .

Penelitian ini mengajukan saran antara lain guna mengembangkan usaha pedagang sebaiknya menyisihkan sebagian hasil keuntungan yang diperoleh untuk menambah modal dagangan sehingga pedagang mampu menambah variasi dagangan yang diperjual-belikan. Selain itu pedagang disarankan sebaiknya memliki tenaga kerja tambahan untuk membantu proses perdagangan terutama pedagang yang memiliki porsi jam kerja yang banyak. Hal ini sangat membantu pedagang dalam melayani pembeli dan proses perdagangan.

Kata Kunci : pedagang pasar tradisional, simple random sampling, regresi linear berganda, sektor informal.

Page 16: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

ABSTRACT

ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING INCOME MARKET TRADERS IN THE CITY SURAKARTA GEDE

Ifany Damayanti NIM. F1107013

Purpose of this study was to determine and analyze the influence of the

variables age, length of business, capital, working hours and types of merchandise to the merchant Gede market revenues Surakarta, both individually and together.

This study is a descriptive study using survey method with the help of instruments kuisoner in data retrieval. sampling technique in this study using a combination proportionated sampling with random sampling area. The sample size is taken as many as 150 traders in Gede market from the population of Gede market traders in the 741 merchants. Data analysis techniques used to test the hypothesis is multiple linear regression analysis.

From the results of data analysis found that independent variables that have a significant influence on earnings Gede market traders in the capital and hours worked by income level significance α= 5%. The independent variable type of merchandise do not have a significant influence on the income of traders in the Gede market at the level of significance α = 5%.

This research proposed suggestions, among others, to develop business traders should set aside a portion of profits to increase the capital of merchandise so that merchants can add variety merchandise trade. Also recommended traders should have additional manpower to help process trades, especially traders who have a portion of a lot of working hours. This is very helpful in serving buyers and traders trading process. Key words: traditional market traders, simple random sampling, multiple linear regesi, the informal sector.

Page 17: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kegiatan sektor informal berperan cukup penting dalam pengembangan

masyarakat dan pembangunan nasional. Setidaknya,ketika program pembangunan

kurang mampu menyediakan peluang kerja bagi angkatan kerja, sektor informal

dengan segala kekurangannya mampu berperan sebagai penampung dan alternatif

peluang kerja bagi para pencari kerja. ketidakmampuan pembangunan

menyediakan peluang kerja menjadikan bertambahnya jumlah pengangguran

sehingga sektor informal mampu meredam gelombang para pengangguran dan

kemiskinan tidak meledak. Peran sektor informal ini telah berlangsung sejak lama

dalam pasang surut perkembangan masyarakat dan dinamika perkembangan

ekonomi. Sektor informal cukup dominan menyerap angkatan kerja khususnya di

perkotaan. Terbukti sulitnya lapangan pekerjaan yang tersedia bagi anggota

masyarakat yang berpendidikan rendah dengan pengalaman serta ketrampilan

yang sangat terbatas sektor informal mampu memegang peranan penting

menampung angkatan kerja, terutama angkatan kerja muda yang masih belum

berpengalaman atau angkatan kerja yang pertama kali masuk pasar kerja. Peran

sektor informal yang cukup positif dalam proses pembangunan sangat diperlukan,

terutama sebagai sumber alternatif penciptaan kesempatan kerja. Sektor informal

merupakan unit usaha kecil maka modal yang diperlukan juga kecil bahkan sistem

pengolahannya sangat sederhana. Meskipun dengan modal kecil tersebut orang-

Page 18: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

orang yang bekerja di sektor informal mampu mempertahankan hidupnya. Data

menunjukkan bahwa tahun 1995 tenaga kerja Indonesia yang ditampung sektor

informal berturut-turut sebesar 62,7 persen serta pada tahun 1999 sebesar 62,0

persen (SAKERNAS 1999). Hal ini menunjukkan bahwa sektor informal

merupakan sektor penyangga (buffer sector) dari luapan tenaga kerja yang tidak

dapat ditampung oleh sektor formal.

Solo merupakan salah satu kota pertama di Indonesia yang dibangun

dengan konsep tata kota modern dan Pasar Gede merupakan salah satu tujuan

wisata, terutama wisatawan domestik. Selain bangunannya terkesan antik, di

bagian dalam pasar tradisional ini tampak lega, tertib, dan bersih. Bangunan

semacam ini memiliki nilai-nilai filosofi bangunan Jawa. Dalam filosofi

kebudayaan Jawa dalam hubungannya dengan bangunan yang ada dikomplek

keraton dikenal adanya Catur Gatra Tunggal, yaitu :

a. Kraton, merupakan pusat pemerintahan

b. Alun-alun, sebagai simbol suara rakyat

c. Masjid Agung, sebagai tempat peribadatan

d. Pasar, sebagai sarana penghidupan rakyat

Pasar Gede Hardjonagoro adalah pasar terbesar di Kota Surakarta. Pasar ini asalah

salah satu ciri khas atau identitas Kota Surakarta, karena kekhasannya dan

aktivitasnya. Kekhasan pasar ini adalah karena Pasar Gede menjual kebutuhan

primer yang dibutuhkan masyarakat pada umumnya. Pasar tradisional ini

menggabungkan konsep arsitektur Jawa-Eropa buatan 1930. Tjan Sie Ing, seorang

Lieutenant de Chinezen, yaitu pimpinan golongan etnis Cina yang diberi

Page 19: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

legitimasi oleh pemerintah kolonial Belanda sekitar 100 tahun silam. Selain

mendapat fasilitas dari Pemerintah Belanda, pimpinan kelompok Cina ini juga

mendapat konsensi dari pemerintah keraton Kasunanan Surakarta berupa hak

pengelolaan pasar tradisional Hardjonegoro, yang kemudian menjadi Pasar Gede.

Pada masa lalu pusat berkumpulnya masyarakat sebenarnya ada di pasar

tradisional. Pasar tradisional berfungsi sebagai ruang ekonomi, ruang sosial dan

ruang budaya. Sebagai ruang ekonomi karena jelas merupakan tempat jual beli.

Sebagai ruang sosial karena merupakan tempat interaksi, dan sebagai ruang

budaya terlihat dari fungsinya sebagai sarana pembelajaran. Pasar Gede mulanya

merupakan sebuah pasar kecil yang didirikan di area seluas 10.421 hektar,

berlokasi di persimpangan jalan dari Balaikota Surakarta. Bangunan ini dirancang

oleh seorang arsitek Belanda bernama Ir. Thomas Karsten pada tahun 1930 dan

diberi nama Pasar Gede Hardjanagara. Pasar ini diberi nama pasar gede atau

“pasar besar” karena terdiri dari atap yang besar. Seiring dengan perkembangan

masa, pasar ini menjadi pasar terbesar dan termegah di Surakarta. Di pasar Gede

terdapat berbagai jenis barang dagangan yang merupakan dagangan unggulan atau

ciri khas pasar Gede, yaitu : ikan laut, daging babi, daging sapi, ayam goreng

ditempat, dan buah-buahan. Namun pasar Gede lebih dikenal dengan pasar

buahnya atau lebih lengkapnya dagangan yang ada dipasar Gede, yaitu : wade,

grosir buah, kembang, daging sapi, daging babi, ikan laut, ayam potong, ayam

hidup, pakaian, buah, penjahit, pedagang sayur, grabatan, pedagang makanan, dan

oleh-oleh khas Solo.

Page 20: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Tabel 1.1 Penduduk Perkecamatan Menurut Mata Pencaharian di Kota Surakarta Tahun 2009

Kecamatan

petani sendiri

Buruh tani Pengusaha Buruh

Industri Buruh

Bangunan

(Farmers) (Farm workers) (Enterpreneur) (Industry Workers)

(Workers of constructor)

Laweyan 50 40 996 14.980 12.486

Serengan 0 0 1089 5.258 3.135 Pasar Kliwon

0 0 2506 10.433 7.134

Jebres 84 0 1721 16.519 16.012

Banjarsari 344 412 3087 21.366 19.579

Jumlah 478 452 9399 68556 58346

Kecamatan Pedagang Angkutan

PNS/TNI/POLRI Pensiunan Lain-Lain Retail (Transportation)

Laweyan 5.700 2.744 5.056 3.705 42.263

Serengan 4.259 1.928 1.614 907 32.150 Pasar Kliwon

8.029 4.909 2.848 4.376 32.602

Jebres 5.047 2.748 8.025 3.680 49.061

Banjarsari 10.491 6.315 9.392 6.934 37.935

Jumlah 33526 18644 26935 19602 194011

Sumber : BPS Kota Surakarta

Berdasarkan tabel 1.1 di atas dapat di lihat, bahwa mata pencaharian

tertinggi yang berdiri sendiri di Kota Surakarta ialah pedagang (retail) yaitu

sebanyak 33.526 orang. Mata pencaharian buruh menduduki peringkat pertama

namun tidak menjadi patokan mata pencaharian yang dominan, hal ini di

karenakan buruh menggantungkan hidupnya kepada pabrik sedangkan jumlah

permintaan buruh jumlahnya tidak stabil tiap tahunnya. Mata pencaharian formal

tercatat sebanyak 26.935 orang yang terserap dan sisanya masuk ke dalam sektor

informal sehingga dari data diatas dapat disimpulkan bahwa mata pencaharian di

sektor informal mampu menjadi sektor penyangga (buffer sector) dari luapan

tenaga kerja yang tidak dapat ditampung oleh sektor formal.

Page 21: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Keberadaan Pasar Gede sebagai pasar tradisional juga pasar wisata

diharapkan mampu membuka peluang kerja di sektor informal khususnya

terhadap pedagang. Pedagang adalah orang yang dengan modal yang relatif

bervariasi yang berusaha di bidang produksi dan penjualan barang-barang atau

jasa-jasa untuk memenuhi kebutuhan kelompok tertentu di dalam masyarakat.

Modal yang dimiliki relatif tidak terlalu besar sehingga berdagang merupakan

salah satu alternatif lapangan kerja informal yang banyak menyerap tenaga kerja.

Untuk itu perlu dikembangkan lapangan kerja pada sektor informal yang mampu

menghasilkan keuntungan dan pendapatan keluarga sekaligus menyerap tenaga

kerja. Pasar Gede sebagai tradisional yang digunakan sebagian masyarakat untuk

mencari penghasilan guna memenuhi kebutuhan sehari-hari juga sebagai pasar

wisata bagi wisatawan yang berkunjung ke Kota Surakarta.

Potensi Pasar Gede bila dikembangkan dan dikelola lagi akan

menguntungkan pemerintah daerah baik dari sisi financial maupun penyediakan

peluang kerja dalam sektor informal. berdasarkan latar belakang diatas maka

penelitian ini mengambil judul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI PENDAPATAN PEDAGANG DI PASAR GEDE KOTA

SURAKARTA”.

Page 22: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dibuat rumusan permasalahan

sebagai berikut :

1. Bagaimanakah pengaruh umur pedagang terhadap besarnya pendapatan

yang diperoleh pedagang?

2. Bagaimanakah pengaruh lama usaha terhadap besarnya pendapatan yang

diperoleh pedagang?

3. Bagaimanakah pengaruh modal terhadap besarnya pendapatan yang

diperoleh pedagang?

4. Bagaimanakah pengaruh jam kerja terhadap besarnya pendapatan yang

diperoleh pedagang?

5. Bagaimanakah pengaruh jenis dagangan terhadap besarnya pendapatan

yang diperoleh pedagang?

6. Bagaimanakah pengaruh variabel umur, lama usaha, modal, jam kerja dan

jenis dagangan terhadap pendapatan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan diatas, maka tujuan dari

penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh variabel umur terhadap

pendapatan pedagang di Pasar Gede.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh variabel lama usaha

terhadap pendapatan pedagang di Pasar Gede.

Page 23: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh variabel modal terhadap

pendapatan pedagang di Pasar Gede.

4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh variabel jam kerja terhadap

pendapatan pedagang di Pasar Gede.

5. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh variabel jenis dagangan

terhadap pendapatan pedagang di Pasar Gede.

6. Untuk mengetahui pengaruh variabel umur, lama usaha, modal, jam kerja

dan jenis dagangan terhadap pendapatan?

D. Manfaat Penelitian

Dengan melaksanakan penelitian ini, diharapkan dapat diperoleh manfaat

sebagai berikut :

1. Secara pribadi, penulis memperoleh banyak pengalaman dan merupakan

penerapan dan evaluasi terhadap teori yang telah diperoleh selama masa

perkuliahan.

2. Dapat dijadikan referensi berikutnya.

3. Sebagai motivasi bagi pedagang di Pasar Gede dalam mengembangkan

usahanya dalam rangka peningkatan pendapatan yang diperoleh.

4. Sebagai bahan pertimbangan sektor informal yang berwenang untuk

pengembangan dan pembinaan sektor informal khususnya pedagang.

Page 24: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi dan Ciri-Ciri Sektor Informal

Definisi sektor informal menurut Ebert dan Griffin (2000;150) dalam

Alma Buchari (2006:95) ialah suatu usaha yang dimiliki dan dikelola secara

bebas dan yang menjalankan bisnis adalah pemiliki sendiri, bekerja bebas

sesuai kesanggupannya.

Definisi teoritis sektor informal adalah sebagai berikut sektor informal

terdiri dari unit usaha berskala kecil yang menghasilkan dan mendistribusikan

barang dan jasa dengan tujuan pokok menciptakan kesempatan kerja dan

pendapatan bagi diri sendiri dan bahwa usahanya itu sangat dihadapkan

berbagai kendala seperti faktor modal, maupun manusia (pengetahuan) dan

faktor-faktor ketrampilan (Hidayat, 1983:560).

Para pekerja yang menciptakan sendiri lapangan kerjanya di sektor

informal biasanya tidak memiliki pendidikan formal. Pada umumnya mereka

tidak mempunyai ketrampilan khusus dan sangat kekurangan modal kerja.

Oleh sebab itu, produktifitas dan pendapatan mereka cenderung lebih rendah

daripada kegiatan-kegiatan bisnis yang ada di sektor formal. Selain itu,

mereka yang berada di sektor informal tersebut juga tidak memiliki jaminan

keselamatan kerja dan fasilitasfasilitas kesejahteraan seperti yang dinikmati

rekan-rekan yang berada di sektor formal, misalnya tunjangan keselamatan

kerja dan dana pensiun (Todaro, 2000:352).

Page 25: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Adapun ciri-ciri sektor informal antara lain (Alma Buchari, 2006:96) :

1. Kegiatan usaha tidak terorganisasi secara baik.

2. Belum mempunyai izin usaha yang resmi.

3. Teknologi yang digunakan sangat sederhana.

4. Modal dan perputaran usaha sangat kecil.

5. Pendidikan formal dari para pengelolamya tidak menjadi

pertimbangan dalam membuka usaha.

6. Usahanya bersifar mandiri, jika ada karyawan biasanya dari keluarga

sendiri.

Pengertian ciri-ciri sektor informal yang diberikan oleh Committe for

Economic Development ialah (Alma Buchari, 2006:95) :

1. Manjemennya dilakukan secara bebas, biasanya pemilik langsung

menjadi manajer.

2. Modal berasal dari pemilik atau kelompoknya.

3. Daerah operasionalnya bersifat lokal, dan si pemilik bertempat

tinggal tidak jauh dari lokasi bisnis.

4. Dalam hal usaha industri ukuran besar dan kecil itu sangat relatif.

Suatu bisnis dikatakan kecil jika dibandingkan dengan bisnis yang

sejenis.

Clifford M.Baumback Ph.D menyatakan ciri sektor informal ialah (Alma

Buchari, 2006:98) :

1. Manjemen oleh pemilik.

2. Sangat tergantung pada pribadi seseorang.

Page 26: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

3. Daerah operasional bersifat lokal.

4. Permodalan sangat bergantung pada sumber dari dalam bisnis.

Setelah diuraikan beberapa ciri sektor informal maka secara umum

dapat diuraikan perbedaan karakteristik antara sektor formal dan sektor

informal sebagai berikut, menurut Alan Gilbert dan Josef Gugler dalam

Rasida Nur Hapsari (2004) :

Tabel 2.1 Perbedaan Karakteristik Sektor Informal dan Sektor Formal No. Sektor Informal Sektor Formal 1. Mudah untuk dimasuki. Sulit untuk dimasuki. 2. Bersandar pada sumber daya

lokal. Sering bergantung pada sumber daya luar negeri.

3. Usaha milik sendiri. Pemiliknya patungan. 4. Operasinya dalam skala kecil. Operasinya berskala luas. 5. Padat karya dan teknologinya

bersifat adaptif. Padat modal dan seringkali menggunakan teknologi impor.

6. Ketrampilan dapat diperoleh diluar sistem sekolah formal.

Membutuhkan ketrampilan yang berasal dari sekolah formal, bahkan seringkali berasal dari luar negeri.

7. Tidak terkena langsung oleh regulasi dan pasarnya bersifat kompetitif.

Pasar diproteksi (melalui tarif, kuota dan tarif dagang).

Sumber : Laporan ILO 1976

B. Definisi Bisnis kecil

Di Indonesia bisnis kecil sering disebut sektor informal, yaitu suatu

kegiatan bisnis yang dilakukan sambilan, oleh seseorang dibantu sanak famili.

Kegiatan bisnis kecil yang bergerak dalam bidang perdagangan dapat

diklasifikasikan secara garis besar yaitu (Alma Buchari, 2006:95) :

1. Skala besar, dengan modal lebih dari 100 juta.

2. Skala menengah dengan modal Rp.25 juta – Rp.100 juta.

3. Skala kecil di bawah Rp.25 juta.

Page 27: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Kegiatan bisnis kecil memiliki kelebihan dan kelemahan dalam

pelaksanaannya. Kelemahan usaha kecil yaitu (Alma Buchari, 2006:99) :

1. Pendapatan pengusaha bisnis kecil tidak mementu, tidak tetap

dibandingkan dengan menerima gaji tetap dari perusahaan.

2. Resiko pengusaha lebih besar, dibandingkan dengan sesorang yang bekerja

di perusahaan.

3. Dalam keadaan sulit maka saat-saat membayar gaji pegawai dirasakan

merupakan beban berat. Tetapi keadaan ini tidak akan terasa bila keadaan

telah lancar kembali.

4. Pengusaha dibatasi geraknya oleh berbagai peraturan yanh dikeluarkan oleh

pemerintah pusat, kotamadya, kecamatan, RT, RW dan sebagainya.

Peraturan – peraturan ini mungkin di anggap sebagai penghamabat oleh

pengusaha yang belum berpengalaman, terutama pada saat permulaan

bisnis beroperasi.

Kelebihan bisnis kecil antara lain :

1. Pengusaha memiliki kebebasan yang luas dalam menjalankan usahanya

sendiri. Ini merupakan satu keuntungan bagi pengusaha karena hidup

aman dan tidak ada tekanan.

2. Pengusaha mampu mengekspresikan ide-ide yang dimiliki dengan mudah.

Tidak seperti bisnis besar yang banyak melalui birokrasi sehingga untuk

mengekspresikan ide cenderung sulit.

3. Pemilik usaha bisnis kecil menikmati keuntungannya sendiri.

Page 28: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

4. Pengusaha bisnis kecil lebih cenderung mudah mendapatkan penghargaan

masyarakat, dibandingkan seseorang yang bekerja di perusahaan.

C. Pengertian Pasar Tradisional, Pedagang Pasar, Pendapatan, dan Kinerja

Pedagang

Ditinjau dari perspektif ekonomi, pasar adalah wahana pertemuan antara

penjual dengan pembeli untuk melakukan transaksi jual beli. Pasar tradisional

merupakan sarana tempat berlangsungnya transaksi jual beli, dimana

pedagang secara langsung dan kontinyu memperdagangkan aneka barang dan

jasa. Bentuk fisik pasar tradisional biasanaya terdiri dari los dan kios

sederhana, relatif kurang terawat dan terkesan kumuh (Sinungan, 1987 dalam

jurnal NeO-Bis vol.2 no.2.Desember 2008). Kebanyakan menjual kebutuhan

sehari-hari seperti bahan-bahan makanan berupa ikan, buah, sayursayuran,

telur, daging, kain, pakaian barang elektronik, jasa dan lain-lain

Pasar adalah tempat dimana para pembeli dan para penjual dari suatu

barang atau jasa melakukan interaksi untuk menentukan jumlah dan harga

barang atau jasa yang diperjualbelikan (Sukirno, 2002;42)

Salah satu karakterisktik yang menonjol dari pasar tradisonal adalah

banyaknya pedagang yang menjual jenis barang dagangan yang sama. Selain

itu penentuan harga barang dilakukan melalui proses tawar menawar.

Walaupun harga barang relatif murah namun kualitas dan kebersihan barang

kurang diperhatikan (Sinungan, 1987 dan Alexander, 1987 dalam jurnal NeO-

Bis vol.2 no.2.Desember 2008).

Page 29: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Salah satu fungsi dari pasar adalah sebagai fasilitas umum untuk melayani

kebutuhan sehari-hari masyarakat. Meskipun secara fisik suasana berbelanja

di pasar tradisional kurang menyenangkan, namun pasar tradisional

mempunyai jangkauan pelayanan yang luas kepada masyarakat. Berdasarkan

survey yang dilakukan oleh Asosiasi Pengecer dan Pusat Pertokoan Indonesia

(AP3I) di Jakarta setiap hari hampir sejuta orang yang berbelanja ke pasar

tradisional. Bahkan pangsa pasarnya mencapai 50% dari seluruh konsumen

(Sinungan, 1987 dalam jurnal NeO-Bis vol.2 no.2.Desember 2008).

Sebagai pusat perdagangan kota, pasar merupakan unsur penggerak

kegiatan perekonomian kota dan sebagia unsur utama pembentuk struktur tata

ruang kota. Oleh karena itu. Kawasan perdagangan kota pada umumnya

tumbuh dan berkembang dari adanya pasar (Ali, 1994 dalam jurnal NeO-Bis

vol.2 no.2.Desember 2008). Secara langsung pasar memberi kesempatan

pekerjaan dan berusaha kepada mantri pasar, tukang parkir, pemasok barang,

buruh angkut, penjaga malam, renternir dan pemulung

Pedagang pasar adalah spekulatif yang tidak berani mengambil resiko

jangka panjang dan cenderung untuk memencarkan resiko dan laba (Geertz,

1992;44).

Pendapatan atau keuntungan ekonomi adalah pendapatan yang diperoleh

pengusaha, setelah dikurangi oleh ongkos yang tersembunyi (Sadono Sukirno,

1982:38). Pendapatan merupakan hasil yang didapatkan dari kegiatan usaha

seseorang sebagai imbalan atas kegiatan yang dilakukan. Pengusaha sebagai

Page 30: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

pemimpin usaha memproduksi barang dan jasa dengan tujuan untuk

memperoleh keuntungan.

Pendapatan adalah penerimaan bersih seseorang, baik berupa uang kontan

maupun natura. Pendapatan atau juga disebut juga income dari warga

masyarakat dalam transaksi jual-beli. Pendapatan diperoleh apabila terjadi

transaksi antar pedagang dan pembeli dalam satu kesepakatan bersama.

Kinerja dalam suatu perusahaan dapat diartikan sebagai prestasi yang

diperlihatkan dalam rangka meningkatkan kuantitas maupun kualitas daripada

output yang dihasilkan. Untuk mengetahui kinerja dari perusahaan dapat

dilihat dari laporan keuangan, yaitu neraca perhitungan rugi/laba, laporan

perubahan posisi keuangan dan catatan atas laporan keuangan ( Wijayanti,

2003:14 ). Begitu pula dengan usaha pedagang pasar, kinerja pedagang adalah

suatu proses inovatif dari pedagang untuk meningkatkan keuntungan usahanya.

Berhasil tidaknya kinerja suatu perdagangan, dilihat dari besarnya laba yang

diperoleh. .

Keuntungan atau kerugian adalah perbedaan antara hasil penjualan dan

biaya produksi. Keuntungan diperoleh apabila hasil penjualan melebihi dari

biaya produksi, dan kerugian akan dialami apabila hasil penjualan kurang dari

biaya produksi. Keuntungan yang maksimum dicapai apabila perbedaan

diantara hasil penjualan dan biaya produksi mencapai tingkat yang paling

besar ( Sukirno,2002:189 ).

Page 31: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang

1) Umur

Umur merupakan sebagian dari pengalaman usaha selama

melakukan kegiatan pemasaran produknya. Pengusaha yang lebih lama

berjualan biasanya memiliki pengalaman yang cukup dalam untuk

mempertahankan usahanya. Asumsinya semakin banyak pengalaman yang

alami semakin matang umur pedagang.

2) Lama Usaha

Jangka waktu pengusaha dalam melakukan usahanya memberikan

pengaruh penting bagi pemilihan strategi dan cara melakukan usahanya,

dan sangat bervariasi antara pengusaha satu dengan pengusaha yang

lainnya. Pengusaha yang lebih lama dalam melakukan usahanya akan

memiliki strategi yang lebih matang dan tepat dalam mengelola,

memproduksi dan memasarkan produknya. Karena pengusaha yang

memiliki jam terbang tinggi di dalam usahanya akan memiliki

pengalaman, pengetahuan serta mampu mengambil keputusan dalam

setiap kondisi dan keadaan. Selain itu, pengusaha dengan pengalaman dan

lama usaha yang lebih banyak, secara tidak langsung akan mendapatkan

jaringan atau koneksi yang luas yang berguna dalam memasarkan

produknya. Pengalaman usaha seseorang dapat diketahui dengan melihat

jangka waktu atau masa kerja seseorang dalam menekuni suatu pekerjaan

tertentu. Semakin lama seseorang melakukan usaha/kegiatan, maka

pengalamannya akan semakin bertambah. Pengalaman usaha ini dapat

Page 32: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

dimasukkan ke dalam pendidikan informal, yaitu pengalaman sehari-hari

yang dilakukan secara sadar atau tidak dalam lingkungan pekerjaan dan

sosialnya (Wijayanti, 2005:18).

Lamanya seorang pelaku bisnis menekuni bidang usahanya akan

mepengaruhi kemampuan profesionalnya. Semakin lama menekuni bidang

usaha perdagangan akan makin meningkatkan pengetahuan tentang selera

ataupun perilaku konsumen. Keterampilan berdagang makin bertambah

dan semakin banyak pula relasi bisnis maupun pelanggan yang berhasil

dijaring.

3) Modal

Salah satu faktor yang sangat penting dalam usaha perdagangan

adalah modal. Didalam persepsi pasar yang dimaksud dengan modal atau

biasanya disebut pawitan (bahasa jawa) adalah sejumlah barang dagangan

dan bukannya dalam pengertian uang (Alexander, 1987 dalam jurnal NeO-

Bis vol.2 no.2.Desember 2008). Beberapa hasil penelitian terhadap

pedagang sektor informal menunjukan terdapatnya kaitan langsung antara

modal dengan tingkat pendapatan pedagang (Tjiptoroso, 1993; jafar,1994;

Santayani, 1996 dalam jurnal NeO-Bis vol.2 no.2.Desember 2008). Modal

yang relatif besar akan memungkinkan suatu unit penjualan menambah

variasi komoditas dagangannya. Dengan cara ini berarti akan makin

memungkinkan diraihnya pendapatan yang lebih besar.

Modal adalah pada umumnya sumber permodalan bisnis kecil

berasal dari (Alma Buchari, 2006;112 ) :

Page 33: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

1. Uang tabungan sendiri

2. Dari kawan atau relasi

3. Pinjaman barang dagangan

4. Kredit bank

5. Laba yang diperoleh.

4) Jam Kerja

Jam kerja lamanya waktu yang digunakan untuk menjalankan

usaha. Dimulai sejak persiapan sampai pasar tutup. Adapun jam kerja

yang dimaksud dalam penelitian ini adalah waktu yang digunakan oleh

para pedagang pasar tradisional dalam menjajakan barang dagangannya

setiap hari. Hal ini banyak tergantung dari berbagai hal seperti jenis barang

dagangannya, kecepatan laku terjual barang dagangan, cuaca dan

sebagainya, yang dapat mempengaruhi jam kerja pedagang.

Jones G dan Bondan Supraptilah membagi lama jam kerja

seseorang dalam satu minggu menjadi tiga kategori yaitu ( Ananta dan

Hatmaji,1985:75):

a. seseorang yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu. Jika seseorang

bekerja dibawah 35 jam per minggu, maka ia dikategorikan bekerja

dibawah jam normal.

b. seseorang yang bekerja antara 35 sampai 44 jam per minggu. Disini

seseorang dikategorikan bekerja pada jam kerja normal.

Page 34: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

c. seseorang yang bekerja diatas 45 jam per minggu. Bila seseorang

dalam satu minggu bekerja diatas 45 jam, maka ia dikategorikan

bekerja dengan jam kerja panjang.

5) Jenis Dagangan

Jenis dagangan adalah jenis barang yang dijual di pasar tradisional.

Biasanya jenis barang yang diperdagangkan meliputi berupa ikan, buah,

sayursayuran, telur, daging, kain, pakaian barang elektronik, jasa dan lain-

lain. Kebutuhan masyarakat pada umumnya tersedia di pasar tradisional

dan proses transaksi jual beli yang dilakukan yaitu dengan cara tawar

menawar sehingga konsumen dapat memperoleh barang yang diperoleh

dengan harga yang relatif murah di pasar tradisional.

E. Kerangka Pemikiran

P E N D A P A T A N

UMUR

LAMA USAHA

MODAL

JAM KERJA

JENIS DAGANGAN

Page 35: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Dalam kerangka teoritis diatas terlihat bahwa pendapatan merupakan variabel

dependen, sedangkan umur, lama usaha, kam kerja, modal dan jenis dagangan

merupakan variabel independen. Skema tersebut mengatakan bahwa

pendapatan pedagang Pasar Gede dipengaruhi oleh umur, lama usaha, modal,

jam kerja dan jenis dagangan.

F. Hipotesis

Merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan yang diujikan

kebenarannya, dalam penelitian ini maka hipotesisnya sebagai berikut:

1. Variabel umur memiliki pengaruh yang positif terhadap pendapatan.

2. Variabel lama usaha memiliki pengaruh yang positif terhadap pendapatan.

3. Variabel modal pengaruh yang positif terhadap pendapatan.

4. Variabel jam kerja memiliki pengaruh yang positif terhadap pendapatan.

5. Variabel jenis dagangan pengaruh yang positif terhadap pendapatan.

6. Secara bersama-sama variabel umur, lama usaha, jam kerja, modal dan

jenis dagangan memiliki pengaruh yang positif terhadap pendapatan.

G. Penelitian Sebelumnya

Asmie Poniwatie.2008.Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Tingakt Pendapatan Pedagang Pasar Tradisional Di Kota Yogyakarta.Jurnal

NeO-Bis.vol.2.No.2. dalam penelitian ini diperoleh hasil faktor-faktor yang

mempengaruhi tingkat pendapatan pedagang tradisonal di kota Yogyakarta

adalah jumlah modal usaha yang digunakan, jumlah tenaga kerja, dan lama

Page 36: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

usaha yang dijalankan. Diantara ketiga faktor yang mempengaruhi tingkat

pendapatan pedagang pasar, maka modal usaha merupakan faktor yang paling

dominan mempengaruhi tingkat pendapatan pedagang pasar. Tingkat

pendapatan yang diperoleh pedagang pasar tradisional di Kota Yogyakarta

rata-rat sebesar Rp.479.000,00 per-minggu. Sedangkan jumlah modal usaha

yang digunakan rata-rata sebesar Rp.479.000,00 per minggu. Sedangkan

jumlah modal yang digunakan rata-rata sebesar Rp.3.583.000,00. Pedagang

pasar tradisional di kota Yogyakarta beroperasi atau menjalankan usaha yang

dimulai sejak persiapan sampai pasar tutup rata-rata selama 46,02 jam

perminggu atau rata-rata selama 6,57 jam perhari. Hal ini menunjukan bahwa

rata-rata waktu operasi pedagang pasar tradisional sudah cukup wajar bial

dikaitkan dengan pendapatan yang diperoleh. sedangkan jumlah tenaga kerja

yang digunakan pedagang pasar rata-rata berjumlah 2 orang. Hal ini

menggambarkan bahwa usaha perdagangan di pasar tradisonal di kota

Yogyakarta telah menekuni usahanya rata-rata selama 6 tahun. Hal ini

menunjukan bahwa usaha perdagangan pasar cukup prospektif sebagai sumber

penghidupan yang memungkinkan pelakunya memperoleh pendapatan yang

layak.

Ahmad Iqbal Baq.2000.Strategi Usaha Rumah Tangga Pedagang Kaki

Lima Minangkabau Di Kawasan Malioboro Kotamdya Yogyakarta.Jurnal

TEKNOSAINS.vol.13.No.3. dalam penelitian ini diperoleh hasil tiap sepuluh

rumah tangga terdapat lima anggota rumah tangga yang bekerja pada

pekerjaan atau usaha lain diluar membantu menjajakan barang dagangandi

Page 37: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Malioboro. Kecilnya proporsi itu dibandingkan dengan yang membantu usaha

dagang karena jam kerja yang cukup panjang rata-rata hampir mencapai 11

jam setiap hari. Rata pendapatan satu rumahtangga adalah Rp.21.997,-/hari

sedangkan rata-rata sumbangan pendapatan yang diperoleh dari

trotoarmalioboro mencapai Rp. 16.608,-/hari (75,5 persen). Jadi sumbangan

pendapatan diluar usaha dagang yang dijajakan di trotoar untuk rumahtangga

cukup signifikan. Sumbangan pendapatan itu cukup besar untuk mencukupi

kebutuhan hidup rumah tangga, artinya pendapatan yang diharapkan dari

Malioboro diperkirakan kurang mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Penelitian dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Pendapatan Pedagang Pasar Tradisional Di Kabupaten Sukoharjo (studi kasus

di pasar nguter kecamatan nguter) “ oleh Nur Rahmat Wahyudi pada tahun

2010. Ia menggunakan 169 responden yaitu pedagang di Pasar Nguter

Kabupaten Sukoharjo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

modal, pengalaman usaha, tenaga kerja, dan jam kerja terhadap pendapatan

yang diperoleh pedagang. Hasil yang mempunyai pengaruh terhadap besarnya

pendapatan pedagang di Pasar Nguter adalah modal dan jam kerja. Sedangkan

faktor-faktor pengalaman usaha dan tenaga kerja tidak berpengaruh terhadapa

pendapatan pedagang di Pasar Nguter Kota Sukoharjo. Penelitian ini

menghasilkan bahwa variabel modal adalah variabel yang paling besar berpengaruh

terhadap pendapatan yang diperoleh pedagang.

Penelitian dengan judul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Keuntungan Pedagang Kaki Lima Di Kabupaten Sukoharjo” oleh Retno Dewi

Page 38: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Wijayanti pada tahun 2005. Ia menggunakan 75 responden yaitu pedagang

kaki lima di kawasan alun-alun Setya Negara Sukoharjo. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui pengaruh umur pedagang, pengalaman usaha, jam

kerja, lokasi berdagang, cara berdagang, dan jenis barang dagangan terhadap

keuntungan pedagang kaki lima. Hasilnya yang mempunyai pengaruh

terhadap besarnya keuntungan adalah faktor jam kerja, lokasi usaha, dan cara

berdagang. Faktor-faktor yang tidak berpengaruh terhadap keuntungan

pedagang kaki lima adalah umur pedagang, pengalaman usaha, dan jenis

barang dagangan.

Page 39: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei

yang menganalisis faktor-faktor yang berhubungan terhadap pendapatan para

pedagang di Pasar Gede Kota Surakarta. Lokasi penelitian di Pasar Gede ,

Jebres, Kota Surakarta, Propinsi Jawa Tengah.

B. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data

sekunder.

a. Data Primer : data tentang pedagang yang dikumpulkan melalui

wawancara dari responden dengan menggunakan kuisioner.

b. Data Sekunder : data tentang pedagang yang diperoleh dari lembaga atau

instansi terkait seperti Badan Pusat Statistik Surakarta dan dari literatur-

literarut atau sumber-sumber lain yang terkait dengan data yang digunakan.

C. Metode Pengumpulan Data

1) Observasi

Pengamatan secara langsung terhadap obyek penelitian sehingga dapat

mengetahui dan mencatat data yang diperlukan untuk proses penyelesaian

penelitian ini.

Page 40: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

2) Interview

Wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang terkait dengan

penelitian ini.

3) Kuisioner

Teknik pengumpulan data dengan membuat daftar pertanyaan terlebih

dahulu yang kemudian diberikan kepada pedagang yang bekerja di Pasar

Gede.

4) Studi Pustaka

Mencari dan mengumpulkan data yang sudah ada, baik di buku, jurnal,

majalah, koran, internet atau data yang berasal dari dinas atau instansi

yang berhubungan dengan masalah penelitian.

D. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Ukuran Populasi

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer.

Teknik pengambilan data dari penelitian ini adalah seluruh pedagang yang

membuka usaha dagang di Pasar Gede, yaitu sebanyak 741 pedagang yang

meliputi pedagang wade, grosir buah, kembang, daging sapi, daging babi,

ikan laut, ayam potong, ayam hidup, pakaian, buah, penjahit, pedagang

sayur, grabatan, pedagang makanan, dan oleh-oleh khas Solo.

2. Ukuran Sampel

Pengolahannya diambil secara proporsional. Adapun sampel

penelitiannya sebesar 20% dari jumlah populasi (20% dikali 741 = 148).

Page 41: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Hal ini didasarkan pada pendapat Arikunto (2002:112), bahwa apabila

subyeknya kurang dari seratus sebaiknya diambil semuanya sehingga

penelitiannya merupakan penelitian populasi. Namun apabila subyek

jumlahnya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25%, atau lebih.

3. Teknik sampling yang digunakan adalah

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan

kombinasi proportionated sampling dengan area random sampling. Jumlah

sampel dalam setiap stratum ditentukan secara proposional. Yang

dimaksud dengan proposional adalah jumlah sampel dalam setiap stratum

sebanding dengan jumlah unsur populasi dalam stratum tersebut.

E. Definisi Operasional Variabel

Variabel Dependen/Tak bebas :

Pendapatan adalah adalah jumlah uang yang diterima oleh pedagang dari

aktivitasnya, dengan satuan rupiah.

Variabel independen/Bebas meliputi :

a. Umur adalah usia dari pedagang, dengan satuan tahun.

b. Lama usaha adalah waktu yang dilalui oleh responden berdagang dari

semenjak responden melakukan kegiatan usaha pertama kali sampai

sekarang, dengan satuan tahun.

c. Modal adalah jumlah uang yang dikeluarkan oleh pedagang untuk

pertama kalinya dalam memulai usaha, dengan satuan rupiah.

Page 42: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

d. Jam kerja adalah waktu lama responden melakukan kegiatan perdagangan

setiap harinya, dengan satuan jam.

e. Dummy Jenis Dagangan adalah macam-macam yang dijual oleh

pedagang.

F. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini digunakan metode analisa kuantitatif. Analisa

kuantitatif adalah analisa dengan menggunakan rumus-rumus dan teknik

perhitungan yang dapat digunakan untuk menganalisa masalah-masalah yang

diteliti. Untuk mencapai tujuan penelitian dan pengujian hipotesa, dalam

penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah Regresi Linier Berganda

dengan metode Ordinary Least Square yaitu analisis peramalan yang

menggunakan lebih dari satu macam variabel bebas. Dengan cara ini maka kita

dapat mengetahui sejauh mana hubungan umur, lama usaha, modal, jam kerja

dan jenis dagangan sebagai variabel independen (variabel yang menjelaskan)

terhadap pendapatan pedagang di Pasar Gede sebagai variabel dependen

(variabel yang dijelaskan). maka digunakan model regresi berganda dan dapat

dirumuskan model fungsi sebagai berikut :

Y = f {X1, X2, X3, X4, X5} (3.1)

Dimana :

Y : Pendapatan Pedagang (satuan rupiah)

X1 : Umur (satuan tahun)

Page 43: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

X2 : Lama Usaha (satuan tahun)

X3 : Modal (satuan rupiah)

X4 : Jam Kerja (satuan jam)

X5 : Jenis Dagangan, dinyatakan dalam Dummy

0 = Bukan sembako

1 = Sembako

Dari fungsi tersebut kemudian diturunkan menjadi persamaan regresi sebagai

berikut :

Y = α0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + ei (3.2)

1. Alat Uji yang digunakan

Pada hipotesis tersebut kemudian dilakukan pengujian yang

meliputi uji statistik dan uji asumsi klasik.

a. Uji Statistik

1) Uji t

Uji t adalah pengujian untuk mengetahui signifikansi

masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen,

dengan analisis sebagai berikut:

Hipotesis : Ho : b1 = 0

Ha : b1 ≠ 0

Menentukan level of significant

Page 44: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Nilai of test

daerah ditolak

daerah diterima

→ t (α/2, N-k)

Gambar III.1 Uji t

Ho diterima jika : -t(α/2, N-k) ≤ t (2/2, N-k)

Ho ditolak jika : t > t (α/2, N-k) atau t < -t (α/2, N-k)

Dimana: α : derajat signifikansi

N :jumlah sampel

K :banyaknya parameter

Jika H0 diterima, maka koefisien regresi tidak signifikan pada

tingkat α

Jika H0 ditolak, maka koefisien regresi signifikan pada tingkat α

Perhitungan nilai t :

Se

bi t

(bi)

= ……………………….....(3.3)

Dimana bi : Koefisien regresi

Se(bi) : Standar error koefisien regresi

Kesimpulan :

1) Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima dan Ha

ditolak artinya koefisien regresi variabel independen

tidak mempengaruhi variabel dependen secara

signifikan.

Page 45: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

2) Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan Ha

diterima artinya koefisien regresi variabel

independen mempengaruhi variabel dependen secara

signifikan.

2) Analisis koefisiensi determinasi berganda (R2)

Analisis ini dipergunakan untuk mengetahui seberapa jauh

variasi variabel bebas atau independent variabel dapat

menerangkan dengan baik variabel terkait atau dependen variabel.

Hal ini dapat dilihat dan nilai R2nya. Analisis koefisien determinasi

berganda mempunyai ketentuan sebagai berikut: Jika R2 mendekati

0, maka variabel yang dipilih tidak dapat menerangkan variabel

terkaitnya dan jika R2 mendekati 1, maka variabel bebas yang

dipilih dapat menerangkan dengan baik variabel terkaitnya:

Formula penguji adalah sebagai berikut;

yiei

-1 T

R-1

T

E2

2

SS

SS

SS

SS

SS

== ………………………..…...(3.4)

ESS : Explain Sum Of Square

RSS : Residual Sum Of Squre

TSS : Total Sum Of Square

a. Pengujian secara serentak ( Uji F-test)

Uji F ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas

secara bersama-sama terhadap variabel terkait. Tahap

Pengujiannya adalah sebagai berikut (Ghozali, 2006):

Page 46: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Hipotesa : Ho: b1= b2= b3=b4=b5= b6 = 0

Ha: b1= b2= b3=b4=b5= b6 ≠ 0

F hitung rumusnya : F =

R2 : Koefisien determinasi berganda

N : Jumlah sampel

k : Banyaknya parameter total yang diperkirakan

F-tabel ditentukan level of signifikan (α = 0,05) dengan (n-k, k-1)

Dimana : F : F-hitung

Jika F-hitung <F-tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya

koefisien regresi variabel independen secara bersama-sama tidak

mempengaruhi variabel dependen secara signifikan pada tingkat α.

Jika F-hitung >F-tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima , artinya

koefisien regresi variabel independen secara bersama-sama

mempengaruhi variabel dependen secaea signifikan pada tingkat α.

b. Uji asumsi klasik

1) Multikolinearitas

Untuk mengetahui hubungan antara beberapa atau semua

variabel yang menjelaskan dalam model regresi. Jika dalam model

tersebut terdapat Multikolinearitas maka model tersebut memiliki

kesalahan standar yang besar sehingga koefisien tidak dapat

ditaksir dengan ketepatan tinggi. Cara pengujiannya adalah dengan

menggunakan metode Klein, yaitu dengan membandingkan nilai r2

dengan nilai R2 yang didapat dan hasil matriks korelasi.

Page 47: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Jika nilai r2 > R2 maka ada masalah Multikolinearitas.

Jika nilai r2 < R2 maka tidak ada masalah Multikolinearitas.

2) Heteroskedastisitas

Salah satu asumsi pokok dalam regresi linear adalah bahwa

variansi residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lain adalah

tidak sama. Apabila variansi tersebut tidak sama, maka berarti

telah terjadi masalah heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas

untuk mengetahui adanya heteroskedastisitas dengan menggunakan

Uji White bantuan program Eviews. Perintah yang dapat dilakukan

adalah dengan meregresi variabel bebas dan variabel terikat,

kemudian dari hasil dari hasil regresi OLS akan diperoleh nilai

Obs*R-squared. Nilai Obs*R-squared tadi lalu dibandingkan

dengan nilai chi-squared tabel dengan df sesuai jumlah regresor

dan level of significant yang dipakai.

Jika nilai chi-square lebih besar dari nilai Obs*R-squared

(tidak signifikan), maka tidak terdapat heteroskedastik dalam

model tersebut.

Jika variabel independen tidak signifikan secara statistik

tidak mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi tidak

terjadi masalah heteroskedastisitas.

3) Autokorelasi

Untuk mengetahui adanya autokorelasi antara variabel

gangguan sehingga penaksir tidak lagi efisien dalam sampel kecil

Page 48: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

maupun sampel besar. Salah satu cara untuk menguji autokorelasi

adalah dengan percobaan Durbin-Watson (d-test), dimana prosedur

Durbin Watson test adalah sebagai berikut:

Menghitung nilai d dengan menggunakan rumus:

d =

12

1-ci

ei

ei-12

S

S …………………………….(3.5)

Dengan R tertentu dan jumlah variabel tertentu mencari dl

dan du dalam tabel Durbin-Watson

Hipotesis :

D<dl : H0 ditolak

d>4-dl : H0 ditolak

du<d<4-du : H0 diterima

dl ≤ d ≤ du atau 4-du ≤ d ≤ 4-dl : pengujian tidak meyakinkan

Tidak ada

Auto korelasi Ragu korelasi Ragu Auto korelasi positif ragu ragu negatif 0 df du 4-du 4-dl 4

Gambar III.2 Uji Durbin Watson

Sumber : Djarwanto dan Pangestu, 2005

Page 49: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Wilayah Kota Surakarta

Deskripsi Kota Surakarta ditinjau dari aspek geografis, sosial dan

ekonomi berdasarkan dari BPS Kota Surakarta sebagai berikut :

1. Keadaan Geografis

a. Letak Geografis

Kota Surakarta terletak di provinsi Jawa Tengah, terletak

antara "0"0 3511015110 - Bujur Timur dan "0"0 567367 - Lintang

Selatan. Sekitar 65 km timur laut Yogyakarta dan 100 km tenggara

Semarang. Kota ini berada di dataran rendah ( ± 92 m dari permukaan

laut) yang diapit Gunung Merapi di barat dan Gunung Lawu di timur.

Surakarta memiliki iklim muson tropis dengan temperatur berkisar

antara 24,9°C sampai dengan 28,6°C sedangkan kelembaban udara

berkisar antara 66% - 86%.

Batasan wilayah Kota Surakarta secara administratif ialah :

Sebelah utara : Kabupaten Boyolali

Sebelah selatan : Kabupaten Sukoharjo

Sebelah Barat : Kabupaten Sukoharjo

Sebelah Timur : Kabupaten Karanganyar

Page 50: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

b. Luas Wilayah

Luas wilayah Kota Surakarta yaitu 44,04 km2, yang dibagi

menjadi lima kecamatan, berikut kecamatan di Surakarta beserta

kodeposnya, antara lain :

· Kecamatan Banjarsari (57130)

· Kecamatan Jebres (57120)

· Kecamatan Lawiyan (disebut juga Laweyan, 57140)

· Kecamatan Pasar Kliwon (57110)

· Kecamatan Serengan (57150)

Luas penggunaan tanah di Kota Surakarta adalah 4.404,06 Ha,

yang terdiri dari luas tanah perumahan/pemukiman (House Compound)

2.737,48 Ha, tanah perusahaan (Establishment) 287,48 Ha. Tanah

Industri (Manufacture) 101,42 Ha. Tanah kosong (Fallow Land) 53,38

Ha. Tegalan (Dryland) 83,96 Ha. Tanah sawah (Wet land) 146,17.

Tanah kuburan (Cemestry) 72,86 Ha. Tanah lapangan olah raga

(Sportryard) 65.14 Ha. Tanah taman kota (City Park) 31,60 Ha. Tanah

jasa (Services) 427,13 Ha dan luas tanah lain-lain (other) 397,44 Ha.

c. Pemerintahan

Pembagian Wilayah Administrasi

Wilayah Kota Surakarta terbagi dalam 5 kecamatan, 51

Kelurahan. Jumlah RW tercatat sebanyak 595 dan RT sebanyak 2.669.

Dengan jumlah KK setiap RT berkisar sebanyak 50 KK setiap RT.

Page 51: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Tabel 4.1 Banyaknya Kelurahan, RT dan RW di Kota Surakarta

No Kecamatan Kelurahan RW RT

1 Banjarsari 13 169 851

2 Jebres 11 149 631

3 Laweyan 11 105 454

4 Pasar Kliwon 9 100 424

5 Serengan 7 72 309

Jumlah 51 595 2669

Sumber : Bagian Pemerintahan Umum Kota Surakarta

d. Penduduk dan Tenaga Kerja

1) Kependudukan

Berdasarkan hasil estimasi survei penduduk antar sensus

bahwa tahun 2009 jumlah penduduk Kota Surakarta mencapai

528.202 jiwa dengan rasio jenis kelamin sebesar 89.38; yang

artinya bahwa pada setiap 100 penduduk perempuan terdapat

sebanyak 89 penduduk laki-laki. Pada tahun 2009 jumlah

penduduk di Kota Surakarta yang berjenis kelamin laki-laki

sebanyak 249.287 orang sedangkan yang berjenis kelamin

perempuan sebanyak 278.915 orang. Jumlah ini mengalami

kenaikan dari tahun 2008. Berikut tabel jumlah penduduk Kota

Surakarta menurut jenis kelamin tahun 2000-2009.

Page 52: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Kota Surakarta Menurut Jenis kelamin tahun 2000-2009

Tahun Jenis Kelamin

Total Ratio Jenis

Kelamin Laki-Laki Perempuan

2000 238.158 252.056 490.214 94,49

2003 242.591 254.643 497.234 95,27

2004 249.278 261.433 510.711 95,35

2005 250.868 283.672 534.540 88,44

2006 254.259 258.639 512.898 98,31

2007 246.132 269.240 515.372 91,42

2008 247.245 275.690 522.935 89,68

2009 249.287 278.915 528.202 89,38

Sumber : BPS Kota Surakarta

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa jumlah penduduk

terbanyak di Kota Surakarta yaitu pada tahun 2005 sebanyak

534.540 orang. Tahun 2006 penduduk Kota Surakarta mengalami

penurunan jumlah penduduk. Namun hingga saat ini jumlah

penduduk di Kota Surakarta tiap tahunnya mengalami kenaikan,

terhitung dari 2006 sampai dengan tahun 2009.

Tingkat kepadatan penduduk Kota Surakarta pada tahun

2009 mencapai 11.988 jiwa/km2. Kepadatan penduduk di Kota

Surakarta terdapat di Kecamatan Serengan. Berikut tabel luas

wilayah, jumlah penduduk, rasio jenis kelamin dan tingkat

kepadatan tiap kecamatan di Kota Surakarta tahun 2009.

Page 53: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Tabel 4.3 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Rasio Jenis Kelamin dan Tingkat KepadatanTiap Kecamatan di Kota Surakarta Tahun 2009

Kecamatan Luas

Wilayah (km2)

Jumlah Penduduk Jumlah

Rasio Jenis Kelamin

Tingkat Kepadatan Laki-

Laki Perempuan

Serengan 3,19 31.378 32.281 63.659 97,20 19.956

Pasar Kliwon 4,82 43.276 44.768 88.044 96,67 18.266

Laweyan 8,64 54.132 56.423 110.555 95,94 12.796

Banjarsari 14,81 86.894 88.378 175.272 98,32 11.835

Jebres 12,58 71.001 72.318 143.319 98,18 11.393

Jumlah 44,04 286.681 294.168 580.849 97,45 13.189

Sumber : Monografi Kelurahan

2) Tenaga Kerja

Tenaga kerja di Kota Surakarta sebagian besar

penduduknya bermata pencaharian sebagai buruh industri. Berikut

tabel penduduk Kota Surakarta per kecematan menurut mata

pencaharian tahun 2009.

Tabel 4.4 Penduduk Perkecamatan Menurut Mata Pencaharian di KotaSurakarta Tahun 2009

Kecamatan

petani sendiri

Buruh tani

Pengusaha Buruh

Industri Buruh

Bangunan

(Farmers) (Farm

workers) (Enterpreneur)

(Industry Workers)

(Workers of constructor)

Laweyan 50 40 996 14.980 12.486

Serengan 0 0 1089 5.258 3.135

Pasar Kliwon 0 0 2506 10.433 7.134

Jebres 84 0 1721 16.519 16.012

Banjarsari 344 412 3087 21.366 19.579

Jumlah 478 452 9399 68556 58346

Sumber: BPS Kota Surakarta

Page 54: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Kecamatan Pedagang Angkutan PNS/TNI/

POLRI Pensiunan

Lain-Lain Retail (Transportation)

Laweyan 5.700 2.744 5.056 3.705 42.263

Serengan 4.259 1.928 1.614 907 32.150

Pasar Kliwon 8.029 4.909 2.848 4.376 32.602

Jebres 5.047 2.748 8.025 3.680 49.061

Banjarsari 10.491 6.315 9.392 6.934 37.935

Jumlah 33526 18644 26935 19602 194011

Sumber: BPS Kota Surakarta

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa penduduk

bermata pencaharian buruh indusri (Industry Workers) sebanyak

68.556 orang. Akumulasi tersebut menjadi mata pencaharian

tertinggi di Kota Surakarta tahun 2009.

e. Sosial

1) Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu sarana dalam

meningkatkan sumber daya manusia. Ketersediaan fasillitas

pendidikan baik sarana dan prasarana akan sangat menunjang

dalam meningkatkan pendidikan. Berdasarkan data dari Dinas

Pendidikan dan Olahraga Kota Surakarta tahun 2009 jumlah

sekolah taman kanak-kanak terdapat 289 buah, jumlah sekolah

dasar sebanyak 272 buah, jumlah sekolah lanjutan tingkat pertama

sebanyak 79 buah, jumlah sekolah menengah atas sebanyak 42

buah, jumlah sekolah menengah kejuruan sebanyak 47 buah,

jumlah perguruan tinggi negeri sebanyak 3 buah sedangkan

Page 55: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

perguruan tinggi swasta sebanyak 29 Buah. Berikut tabel jumlah

sekolah menurut kecamatan di Kota Surakarta.

Tabel 4.5 Jumlah Sekolah Menurut Kecamatan di Kota Surakarta

Kecamatan Sekolah

TK Sekolah Dasar

SLTP SMA SMK

Laweyan 59 54 20 13 14

Serengan 31 31 10 4 6

Pasar Kliwon 40 50 11 5 3

Jebres 77 56 18 6 6

Banjarsari 82 81 20 14 18

Jumlah 289 272 79 42 47

Sumber : Dinas Pendidikan dan Olahraga Kota Surakarta

Perguruan Tinggi

Negeri Swasta

3 29

Sumber : Dinas Pendidikan dan Olahraga Kota Surakarta

2) Kesehatan

Sarana kesehatan di Kota Surakarta pada tahun 2009 tidak

mengalami perubahan, hanya ada sedikit peningkatan terhadap

jumlah tenaga kesehatan seperti : dokter, dokter gigi dan tenaga

kesehatan lainnya. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota

Surakarta, pada tahun 2009 jumlah fasilitas kesehatan yang ada

terdiri dari 12 Rumah Sakit, 17 Puskesmas, 25 Puskesmas

Pembantu, 17 Puskesmas Roda 4, 1 Gudang Farmasi, 138 Apotek

dan 26 Toko Obat. Sementara iitu tenaga kesehatan (tidak

termasuk yang di rumah sakit) yang tersedia dari dokter spesialis

364 orang, dokter umum 274 orang, dokter gigi 68 orang, perawat

Page 56: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

2.027 orang, bidan 261 orang, tenaga farmasi 341 orang, tenaga

gizi 62 orang dan tenaga keteknisan lainnya 284 orang.

3) Pemeluk Agama dan Tempat Peribadatan

Setiap penduduk berhak memilih agama sesuai

kepercayaannya masing-masing. Agama memiliki arti penting

dalam hidup seseorang, tidak hanya sebagai identitas namun juga

sebagai pembentuk perilaku yang etis terhadap lingkungan sekitar

dalam bergaul dan beradaptasi. Kota Surakarta merupakan daerah

yang penduduknya memeluk agama islam (Moslem), tercatat

bahwa di Kota Surakarta pemeluk agama islam 438.323 jiwa.

Tabel 4.6 Penduduk Menurut Agama Yang Dianut di Kota Surakarta Tahun 2009

Kecamatan

Kristen katholik

Kristen Protestan

Budha Hindu Islam presentase

(Catholic) (Protestan) (Moslem) moslem

(%) Laweyan 10.980 9.313 399 210 89.652 20 Serengan 6.609 7.397 118 91 49.444 11 Pasar Kliwon 8.996 8.662 667 148 69.571 16 Jebres 20.984 21.282 1.420 869 98.764 23 Banjarsari 20.059 22.843 1.158 320 130.892 30 Jumlah 67.628 69.497 3.762 1.638 438.323 100 Sumber: Monografi Kelurahan

Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa pemeluk

agama islam di Kota Surakarta terbanyak ada di Kecamatan

Banjarsari yaitu sebanyak 130.892 jiwa atau 30% dari pemeluk

agama islam di 4 kecamatan lainnya. Peringkat kedua pemeluk

agama kristen protestan yaitu sebanyak 69.497 jiwa. Peringkat

ketiga pemeluk agama kristen katholik yaitu sebanyak 67.628 jiwa.

Page 57: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Peringkat ke 4 pemeluk agama budha yaitu sebanyak 3.762 dan

1.638 jiwa pemeluk agama hindu.

4) Perlindungan Sosial

Kota Surakarta juga memiliki sarana perlindungan sosial,

tujuannya agar penduduk tidak terlantar dan aman. Panti asuhan di

Kota Surakarta sebanyak 12 Buah, panti jompo sebanyak 2 buah,

panti cacat sebanyak 4 buah dan fasilitas perlindungan sosial berupa

panti rehabilitasi sebanyak 7 buah. Berikut fasilitas perlindungan

sosial menurut kecamatan di Kota Surakarta tahun 2009.

Tabel 4.7 Fasilitas perlindungan sosial menurut kecamatan di Kota Surakarta tahun 2009

Kecamatan Panti

Asuhan Panti Jompo Panti Cacat

Panti Rehabilitasi

Laweyan 2 1 2 3

Serengan 1 - 1 -

Pasar Kliwon - - - -

Jebres 4 - - 2

Banjarsari 5 1 1 2

Jumlah 12 2 4 7

Sumber : Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi

5) Industri dan Perdagangan

Berdasarkan data dari Dinas Perindustria dan Perdagangan

Kota Surakarta bahwa pada tahun 2009 di Kota Surakarta jumlah

industri besar sebanyak 53 unit dengan tenaga kerja 8.893 orang.

Selain itu terdapat pula 100 unit dari kelompok industri

sedang/menengah dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 7.957

orang. Sedangkan industri kecil di Kota Surakarta sebanyak 5.759

unit dengan tenaga kerja 39.688 orang.

Page 58: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

f. PDRB dan Inflasi

1) PDRB

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun 2009 Kota

Surakarta atas dasar harga berlaku (ADHB) sebesar 8,880,691.24

(Jutaan Rupiah) dan atas dasar harga konstan (ADHK) sebesar

4,817,877.63 (Jutaan Rupiah). Pertumbuhan ekonomi yang

ditunjukan oleh perkembangan PDRB pada tahun 2009 yaitu,

ADHB 12,39% dan ADHK sebesar 5,90%

Tabel 4.8 Pertumbuhan Ekonomi (PDRB) Kota Surakarta Tahun 2005-2009

Uraian 2005 2006 2007 2008 2009

ADHB 5,15 5,43 5,82 5,69 5,9

ADHK 17,43 10,82 11,62 14,37 12,39

Sumber: Surakarta Dalam Angka 2009

Dilihat berdasarkan dari data ADHB, sektor yang

menyumbang kontribusi paling besar ialah sektor industri, yaitu

21,98% sedangkan sektor pertambangan dan penggalian

merupakan sektor terkecil yang memberikan kontribusi, tercatat

bahwa sektor pertambangan dan penggalian hanya memberikan

sumbangsih sebesar 0,03% pada tahun 2009.

2) Inflasi

Inflasi Kota Surakarta pada tahun 2009 mencapai titik

terendah dalam lima tahun terakhir. Pada tahun 2009 inflasi Kota

Surakarta tercatat sebesar 2,63%. Angka ini jauh lebih kecil

dibanding tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 6,96%. Selama

Page 59: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

tahun 2009, inflasi di Kota Surakarta tertinggi jatuh pada bulan

Oktober sebesar 2,64% dan terendah pada bulan Pebruari sebesar

0,50%. Tahun 2009 di Kota Surakarta penyumbang inflasi terbesar

adalah kelompok bahan makanan yang mencapai 6,25% kemudian

kelompok makanan jadi,minuman,rokok& tembakau sebesar

5,65% dan peringkat tiga besar berikutnya ialah kelompok

perumahan sebesar 2,28%. Sedangkan penyumbang terendah

adalah kelompok sandang sebesar 0,72 dan kelompok pendidikan,

rekreasi dan olahraga sebesar 1,79%

B. Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Jebres

1. Letak Geografis Administratif

Kecamatan Jebres merupakan salah satu kecamatan dari 5

Kecamatan yang ada di Kota Surakarta dengan letak 110°BT - 111°BT dan

7,6°LS - 8°LS dengan ketinggian 80 sampai dengan 130 m diatas

permukaan laut.

Secara administratif batas-batas wilayah Kecamatan Jebres adalah

sebagai berikut :

Sebelah utara : Kabupaten Karanganyar

Sebelah timur : Kabupaten Karanganyar

Sebelah selatan: Kecamatan Pasar Kliwon dan Kabupaten Sukoharjo

Sebelah Barat : Kecamatan Banjarsari

Page 60: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

2. Luas Wilayah

Luas wilayah administratif Kecamatan Jebres adalah 1.258,18 Ha

yang terdiri dari kelurahan Kepatihan Kulon 17,50 Ha, Kepatihan Wetan

22,50 Ha, Sudiroprajan 23,00 Ha, Gandekan 35 Ha, Sewu Ha, Pucangsawit

127 Ha, Jagalan 65 Ha, Purwodiningratan 37,30 Ha, Tegalharjo 32,50 Ha,

Jebres 317 Ha dan Mojosongo seluas 532,88 Ha.

3. Pembagian Wilayah Administratif

Kecamatan Jebres terdiri dari 11 Kelurahan, 149 RW dan 631 RT.

Kelurahan yang paling banyak RT dan RW yaitu Kelurahan Mojosongo

sejumlah 35 Rw dan 172 RT. Berikut keterangan banyaknya jumlah RT

dan RW Tiap Kelurahan Tahun 2008.

Tabel 4.9 Banyaknya RT dan RW Tiap Kelurahan Tahun 2008 Kelurahan RW RT

Kepatihan Kulon 3 20

Kepatihan Wetan 2 18

Sudiroprajan 9 35

Gandekan 9 36

Sewu 9 25

Pucangsawit 15 56

Jagalan 15 63

Purwadiningratan 10 35

Tegalharjo 6 33

Jebres 36 128

Mojosongo 35 172

Jumlah 149 621

Sumber : Kecamatan Jebres

Berdasarkan dari data Kecamatan Jebres terdapat 149 RW dan 621

RT di Kecamatan ini, dapat terlihat bahwa Kelurahan Mojosongo

Page 61: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

terbanyak RT dan RW. Dan Kelurahan Kepatihan Wetan menjadi

kelurahan yang sedikit RT dan RW.

4. Penduduk dan Tenaga Kerja

a. Kependudukan

Jumlah penduduk di Kota Surakarta berdasarkan registrasi tahun

2008 sebanyak 142.292 jiwa, yang terdiri dari laki-laki 70.466 jiwa dan

perempuan 71.826 jiwa. Dibandingkan tahun 2007, maka terdapat

pertambahan penduduk sebanyak 997 jiwa.

Kelurahan Mojosongo menjadi kelurahan dengan penduduk

terbanyak yaitu 43.694 jiwa, kemudian Kelurahan Jebres, yaitu 32.461

jiwa. Jumlah penduduk Kelurahan Pucangsawit, yaitu 14.084 jiwa.

Jumlah penduduk Kelurahan Jagalan, yaitu 12.220. Jumlah penduduk

Kelurahan Gandekan, yaitu 9.513 jiwa. Jumlah penduduk Kelurahan

Sewu, yaitu 7.828 jiwa. Jumlah penduduk Kelurahan Purwodiningratan,

yaitu 5.372 jiwa. Jumlah penduduk Kelurahan Sudiroprajan, yaitu

5.014. Jumlah penduduk Kelurahan Kepatihan Wetan, yaitu 3.080.

Sedangkan kelurahan dengan jumlah penduduk paling sedikit adalah

Kelurahan Kepatihan Kulon, yaitu 2.930 jiwa.

Kelurahan dengan kepadatan penduduk paling tinggi adalah

Kelurahan Gandekan, yaitu 27.180 jiwa, kepadatan Kelurahan

Sudiroprajan, yaitu 21.800 jiwa, kepadatan kelurahan Jagalan, yaitu

18.880 jiwa, kepadatan Kelurahan Tegalharjo, yaitu 18.756 jiwa,

kepadatan Kelurahan Kepatihan Kulon, yaitu 16.742 jiwa, kepadatan

Page 62: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Kelurahan Sewu, yaitu 16.140, kepadatan Kelurahan Purwodiningratan,

yaitu 14.402 jiwa, kepadatan Kelurahan Kepatihan Wetan 13.688 jiwa,

kepadatan Kelurahan Pucangsawit 11.089 jiwa sedangkan kepadatan

yang paling rendah adalah Kelurahan Mojosongo, yaitu 8.199 jiwa

b. Tenaga Kerja

Penduduk di Kecamatan Jebres yang bermata pencaharian

sebagai pertani sendiri sebanyak 81 orang atau 0,08%, penduduk

bermata pencaharian sebagai pemilik usaha sebanyak 1.119 orang atau

1,05%, bermata pencaharian sebagai buruh industri sebanyak 17.653

orang atau 17%, bermata pencaharian sebagai buruh bangunan

sebanyak 16.534 orang atau 15,53%, bermata pencaharian sebagai

pedagang sebanyak 4.478 orang atau 4,21%, bermata pencaharian

sebagai jasa angkutan sebanyak 1.627 orang atau 1,53%, bermata

pencaharian sebagai PNS/TNI/POLISI sebanyak 7.167 atau 6,73%,

bermata pencaharian sebagai pensiunan sebanyak 8.637 orang atau

8,11% dan sisanya sebanyak 49.155 orang atau 46,18% bermata

pencaharian lain-lain.

5. Sosial

a. Pendidikan

Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan dan Olah Raga Kota

Surakarta, pada tahun 2008 di Kecamatan Jebres terdapat jumlah SDN

sebanyak 50 buah, SD Swasta 8 buah, SLTPN 7 buah, SLTP Swasta 9

Page 63: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

buah, SLTA Negeri 4 buah, SLTA Swasta 9 buah, Perguruan Tinggi

Negeri 2 Buah dan Perguruan Tinggi Swasta 4 buah.

b. Kesehatan

Fasilitas kesehatan yang ada di Kecamatan Jebres terdiri dari 3

unit Rumah Sakit, 5 unit Balai Pengobatan, 3 unit Puskesmas, 6 unit

Posyandu, dan 15 Apotek. Sementara tenaga kesehatan yang tersedia

di Kecamatan Jebres terdiri dari 74 orang Dokter Umum, 6 orang

Dokter Gigi, 2 orang Dokter Kandungan, 2 orang Dokter Anak dan 1

orang Dokter Bedah.

c. Pemeluk Agama dan Tempat Peribadatan

Agama ialah hak azazi manusia dalam kehidupan. Setiap

masyarakat berhak memilih agama sesuai kepercayaannya masing-

masing. Kehidupan beragama sebenarnya memiliki tujuan yang sama

yaitu meningkatkan kualitas masyarakat dalam sosialisasi agar tercipta

suasana yang rukun terhadap orang. Di Kecamatan Jebres pada tahun

2008 terdapat tempat ibadah, yaitu masjid sebanyak 124 buah, mushola

sebanyak 48 buah, gereja 60 buah, vihara/kuil/klenteng sebanyak 5

buah dan pura sebanyak 1 buah.

6. Lain-Lain

Sarana Perekonomian

Kecamatan Jebres menyediakan berbagai sarana guna menunjang

laju perekonomian di kecamatannya, tercatat pada tahun 2008 terdapat 8

buah Pasar Tradisional, 2 Supermarket, dan 3.062 Toko/Kios/Warung.

Page 64: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

C. Pasar Tradisional (Pasar Gede)

1. Sejarah Berdirinya Pasar Gede

Pasar Gede merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Mataram.

Secara struktural, bangunan Pasar Gede berada pada kesatuan ekologi

kultural sebagian dari bangunan njobo Keraton (luar Keraton), yaitu Pasar

Gede, Tugu, Gapura Gladhag, Gapura Pamurakan, Alun-alun dan Masjid

Agung. Selaian sebagai artefak bangunan kota lama, Pasar Gede dahulu

berfungsi sebagai pasar transaksi model Jawa. Pasar Gede memiliki tiga

kategori fakta, yaitu artefak (seni arsitektur bangunannya sendiri), social

fact karena pasar sebagai tempat interaksi sosial (gedhe kumandange), dan

mantifact melambangkan sakral-magis karena melahirkan konsep dasar

pasar candi. Oleh karena itu, Pasar Gede akan senantiasa dikenang

sepanjang masa oleh masyarakat Solo karena mengandung nilai memori-

kolektif.

Pasar Gede merupakan sebuah pasar kecil yang didirikan di area

seluas 10.421 hektar. Pasar ini merupakan salah satu bangunan gaya

arsitektur Jawa-kolonial, karya Herman Thomas Karsten. Pasar tradisional

ini menggabungkan konsep arsitektur Jawa-Eropa buatan 1930. Tjan Sie

Ing, seorang Lieutenant de Chinezen, yaitu pimpinan golongan etnis Cina

yang diberi legitimasi oleh pemerintah kolonial Belanda sekitar 100 tahun

silam. Alasan Pasar ini dinamakan Pasar Gede karena terdiri dari atap yang

besar. Pasar Gede terdiri dari dua bangunan yang terpisah. Masing-masing

Page 65: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

terdiri dari dua lantai. Pintu gerbang di bangunan utama terlihat seperti atap

singgasana yang kemudian diberi nama Pasar Gede.

Pada tahun 1928 Pasar Gede dibangun oleh Pemerintah Belanda

atas inisiatif Sinuhun Paku Buwono X. Pembanguan pasar ini berhasil

diselesaikan pada tahun 1930. Sekitar tahun 1947 Pasar Gede dirusak oleh

Bangsa Indonesia karena digunakan oleh Belanda. Kemudian pada tahun

1940 Pasar Gede di renovasi dan perbaikan selesai pada tahun 1981.

Pemerintah mengganti atap yang lama dengan atap kayu. Lima tahun

kemudian Pasar Gede direnovasi kembali dengan dana bantuan Inpres.

Namun pada tanggal 28 April 2000 pukul 12.00 WIB Pasar Gede terbakar.

Kemudian pada tanggal 29 Desember 2001 oleh Bapak Gubernur

Mardiyanto meresmikan Pasar Gede.

2. Jenis Dagangan di Pasar Gede

Jenis dagangan yang ada di Pasar Gede antara lain :

· Grosir Buah

· Wade

· Daging Sapi

· Daging Babi

· Ikan Laut

· Ayam Potong

· Ayam Hidup

· Buah dan Sayuran

· Grabatan

Page 66: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

· Oleh – Oleh Khas Solo

· Kembang

· Obat Tradisional dan Jamu-Jamu

· Plastik

· Peralatan Rumah Tangga

· Grabah

· Mainan

· Penjahit

Selain itu Pasar Gede juga memiliki ciri khas yang berbeda dengan

pasar tradisional lainnya, perbedaan ini menjadikan Pasar Gede sebagai

Pasar Wisata, hal ini dikarenakan terdapat pedagang yang menjual

dagangannya hanya di Pasar Gede dan terbukti puluhan tahun sebagai

tempat yang selalu dicari oleh wisatawan baik wisatawan mancanegara

maupun wisatawan nusantara bila berkunjung ke Kota Surakarta karena

cita rasanya. Makanan dan minuman yang dimaksud ialah :

· Es Dawet Telasih

· Timlo Solo

· Ayam Goreng

· Kare Ayam

· Pecel

· Tengkleng

Page 67: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

3. Jumlah Pedagang dan Pendapatan di Pasar Gede

Pedagang di Pasar Gede berjumlah 741 Orang. Jumlah ini meliputi

seluruh Blok I, II, III, IV, Toko dan Ruko. Berdasarkan data dari Kantor

Pasar Gede jumlah pedagang di Blok I sebanyak 191 orang, Blok II

sebanyak 168 pedagang, Blok III sebanyak 140 pedagang, blok IV 134

pedagang, pemilik ruko sebanyak 16 orang namun jumlah ruko sebanyak

26 ini terjadi karena ada pemilik yang memiliki lebih dari satu ruko.

D. Karakteristik Demografi Dan Sosial Ekonomi Pedagang Di Kawasan

Pasar Gede

Langkah analisis dalam penelitian ini ialah dengan mengunakan

klasifikasi. Untuk menentukan karakteristik demografi dan sosial ekonomi

responden dapat menggunakan tabel distribusi, karena tabel frekuensi dapat

digunakan untuk mengetahui ciri dan karakteristik dari responden penelitian

atas dasar satu variabel tertentu.

Karakteristik pedagang di Pasar Gede Kota Surakarta sangat bervariasi.

Karakteristik yang akan dibahas meliputi umur, jenis kelamin, status

pernikahan, tingkat pendidikan, jam kerja, lama usaha, jumlah tenaga kerja

yang dimiliki responden, modal usaha dan tingkat pendapatan responden

setiap hari di Pasar Gede.

1. Umur

Umur merupakan salah satu demografi yang sangat penting karena

kaitannya dengan motivasi seseorang dalam suatu hal (dalam kajian ini

Page 68: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

yaitu aktivitas perdagangan). Asumsinya sesorang yang berumur produktif

mempunyai kecendrungan motivasi yang tinggi dalam bekerja. Adapun

seseorang yang sudah berkeluarga tetap memiliki motivasi tinggi untuk

bekerja dengan tujuan untuk mencapai hidup sejahtera dalam menghidupi

keluarganya.

Tabel 4.10 Pedagang Pasar Gede Menurut Umur No. Umur (tahun) Frekuensi Persentase (%)

1 20 – < 30 2 1,30

2 30 – < 40 18 12,00 3 40 – < 50 39 26,00

4 50 – < 60 58 38,70 5 60 – < 70 23 15,40

6 70 – < 80 8 5,30

7 ≥ 80 2 1,30 Jumlah 150 100

Sumber: Data Primer Diolah, 2011.

Berdasarkan tabel 4.10 diatas dapat diketahui bahwa di Pasar Gede,

usia pedagang yang paling tua adalah 82 tahun dan usia yang paling muda

yakni 25 tahun. Kemudian pada tabel 4.15 dapat diketahui pula bahwa

kelompok pedagang dengan umur 20 sampai kurang dari 30 yaitu sebanyak

2 orang atau 1,3%, kelompok umur 30 sampai dengan kurang dari 40 yaitu

sebanyak 18 orang atau 12%, kelompok umur 40 sampai dengan kurang

dari 50 yaitu sebanyak 39 orang atau 26%, kelompok umur 50 sampai

dengan kurang dari 60 yaitu sebanyak 58 orang atau 38,7%, kelompok

umur 60 sampai dengan kurang dari 70 yaitu sebanyak 23 orang atau

15,4%, kelompok umur 70 sampai dengan kurang dari 80 yaitu sebanyak 8

orang atau 5,3%, dan kelompok umur lebih besar sama dengan 80 yaitu

sebanyak 2 orang atau 1,3%.

Page 69: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Berdasarkan dalam demografi bahwa kategori penduduk usia

produktif yaitu berusia 15 sampai dengan 64 tahun. Hasil pengelompokan

umur pada tabel diatas menunjukan bahwa 80% pedagang di Pasar Gede

adalah kelompok umur penduduk usia produktif, dan sisanya 20%

termasuk kedalam kelompok umur penduduk usia tidak produktif.

Sehingga didalam pengelompokan umur tidak ada perbedaan yang berarti

karena hampir semua pedagang masuk kedalam kelompok umur penduduk

usia produktif.

2. Jenis Kelamin dan Status Pernikahan

Variabel demografi seperti jenis kelamin dan status pernikahan dari

responden dapat digunakan sebagai salah satu indikasi apakah jenis

pekerjaan yang mereka tekuni merupakan pekerjaan pokok ataukah

pekerjaan sampingan. Kondisi sosial di Indonesia mengindikasikan bahwa

seorang wanita yang berstatus menikah dan bekerja dapat diindikasikan

bahwa pekerjaannya tersebut bersifat sampingan untuk membantu

pekerjaan pokok suami. Meskipun tidak bersifat mutlak, namun hal

tersebut cukup beralasan sehingga dilakukan oleh seorang wanita.

Table 4.11 Pedagang Pasar Gede Menurut Jenis Kelamin dan Status Pernikahan

No Status Nikah

Jenis Kelamin Jumlah

Laki-Laki Perempuan

Frek % Frek % Frek %

1 Belum Nikah 1 0,67 1 0,67 2 1,33

2 Nikah 23 15,33 89 59,33 112 74,67

3 Janda/Duda 4 2,67 32 21,33 36 24,00

Jumlah 28 18,67 122 81,33 150 100,00

Sumber: Data Primer Diolah, 2011

Page 70: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Berdasarkan tabel 4.11 diatas terlihat bahwa hampir seluruh

responden yang bekerja di Pasar Besar sudah berumah tangga atau

berstatus nikah yaitu sebesar 74,67%, pedagang yang belum berumah

tangga atau berstatus belum nikah tercatat sebesar 1,33%, sedangkan

pedagang yang berstatus janda/duda sebesar 24%. Berdasarkan tabel diatas

juga dapat diketahui bahwa jumlah pedagang berjenis perempuan jauh

lebih banyak dari para pedagang laki-laki dengan perbandingan 122 orang

dibanding 28 orang atau 81,33% dibanding 18,67%. Dengan demikian

sebagian besar pedagang adalah perempuan dengan status sudah berumah

tangga atau sudah menikah.

3. Tingkat Pendidikan Formal

Tingkat pendidikan formal dapat digunakan sebagai gambaran

terhadap kemajuan penduduk di suatu tempat, dikarenakan pengetahuan

memiliki arti yang sangat penting dalam kehidupan. Asumsinya seseorang

dengan pendidikan yang dimilikinya akan memiliki pengetahuan yang

lebih luas sehingga akan lebih produktif dan inovatif. Selain itu pendidikan

juga merupakan indikator terhadap kualitas sumber daya manusia. Tabel 4.12

akan menggambarkan tingkat pendidikan formal pedagang di Pasar Gede.

Tabel 4.12 Pedagang di Pasar Gede Menurut Tingkat Pendidikan Formal

No. Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase 1 Tidak Sekolah 32 21,33 2 Tamat SD 58 38,66 3 Tamat SMP 22 14,67 4 Tamat SMA 33 22,00 5 Tamat Perguruan Tinggi 5 3,34 Jumlah 150 100,00

Sumber: Data Primer Diolah, 2010

Page 71: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Berdasarkan tabel 4.12 diatas dapat diketahui tingkat pendidikan

formal responden yang bekerja di Pasar Gedhe cukup beragam dari tidak

sekolah sampai tamat perguruan tinggi. Dari berbagai tingkatan tersebut,

jumlah pedagang yang memiliki tingkat pendidikan tidak sekolah yaitu

sebesar 21,33% atau 32 orang, tamat SD yaitu sebesar 38,66% atau 58

orang, tingkat pendidikan tamat SMP sebesar 14,67% atau 22 orang,

tingkat pendidikan tamat SMA sebesar 22% atau 33 orang dan tingkat

pendidikan tamat Perguruan Tinggi adalah sebesar 3,34%atau 5 orang. Dari

keterangan diatas dapat diketahui bahwa persentase tingkat pendidikan

yang tertinggi adalah tamatan SD yaitu sebesar 38,66% kemudian

dilanjutkan pada tingkat pendidikan tamatan SMA sebesar 22% dan diikuti

oleh tingkat pendidikan tidak sekolah 21,33% dengan komposisi tersebut

maka dapat disimpulkan bahwa kategori pendidikan dari penduduk yang

berkerja di Pasar Gedhe rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa

sebagian besar pedagang adalah berpendidikan kurang dari 9 tahun.

4. Jenis Barang Dagangan

Pedagang yang berada di Pasar Gedhe memiliki jenis usaha yang

berbeda-beda. Pedagang dibedakan menjadi beberapa kelompok, kelompok

tersebut meliputi sembako (beras, telur ayam, gula pasir, minyak goreng,

daging, susu, tepung terigu, minyak tanah/elpiji, garam beryodium),

makanan dan minuman, buah dan sayuran, wade (kain,pakaian), oleh-oleh

khas solo, peralatan rumah tangga dan mainan, serta kelompok lainnya

yang tidak termasuk 6 kategori jenis dagangan sebelumnya.

Page 72: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Table 4.13 Pedagang di Pasar Gede Menurut Jenis Dagangan No. Jenis Barang Frekuensi Persentase

1 Sembako 30 20,00

2 Makanan dan Minuman 34 22,69

3 Buah dan Sayuran 45 30,00

4 Wade 7 4,66

5 Oleh-Oleh Khas Solo 8 5,33

6 Peralatan Rumah Tangga & Mainan 1 0,66

7 Lain-lain 25 16,66 Jumlah 150 100,00

Sumber: Data Primer Diolah, 2011

Berdasarkan tabel 4.13 diatas dapat diketahui bahwa jenis barang

yang diperdagangkan oleh pedagang Pasar Besar adalah jenis buah-buahan

dan sayuran sebanyak 45 pedagang atau sebesar 30%, peringkat kedua

yaitu jenis makanan dan minuman baik makan ditempat atau di bawa

pulang yakni sebanyak 34 pedagang atau sebesar 22,69%, peringkat ketiga

yaitu pedagang sembako sebanyak 30 pedagang atau sebesar 20%,

pedagang lainnya sebanyak 25 pedagang atau sebesar 16,66%, pedagang

lain-lain sebanyak 25 orang atau sebesar 16,66%, pedagang Wade

sebanyak 7 orang atau sebesar 4,66%, sedangkan sisanya pedagang

peralatan rumah tangga dan mainan. Sehingga dapat disimpulkan berdasarkan

keterangan diatas bahwa jenis dagangan di Pasar Gedhe yang dominan yaitu

buah-buahan dan sayuran. Dan jenis dagangan berikutnya ialan makanan dan

minuman baik makan ditempat atau di bawa pulang seperti es dawet telasih,

ayam goreng, kare ayam, tengkleng, timlo, pecel dll.

5. Jam Kerja

Masyarakat yang bekerja pada sektor informal seperti perdagangan

umumnya tidak mempunyai ikatan waktu dalam melakukan aktivitas

Page 73: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

bekerja, sehingga waktu yang digunakan pedagang antara pedagang satu

dengan lainnya tidak sama. Berikut tabel yang menggambarkan sejumlah

responden di Pasar Gedhe berdasarkan jam kerja.

Tabel 4.14 Pedagang di Pasar Gede Menurut Jam Kerja (hari) No Jam Kerja/hari Frekuensi Persentase

1 0 - < 5 2 1,34

2 5 - < 10 70 46,67

3 10 - < 15 70 46,67

4 15 - < 20 8 5,33

Jumlah 150 100

Sumber: Data Primer Diolah, 2011

Berdasarkan tabel 4.14 diatas dapat diketahui bahwa pedagang yang

memilih jam kerja kurang dari 5 jam per hari yaitu sebanyak 2 orang atau

sebesar 1,34%. Jam kerja antara 5 sampai kurang dari 10 jam per hari

sebanyak 70 orang atau sebesar 46,67%. Jam kerja antara 10 sampai

kurang dari 15 jam per hari sebanyak 70 orang atau sebesar 46,67%. Jam

kerja antara 15 sampai kurang dari 20 jam per hari sebanyak 8 orang atau

sebesar 5,33%. Berdasarkan keterangan diatas bahwa pedagang Pasar

Gedhe 93,34% bekerja antara 5 jam sampai kurang 15 jam per hari. Hal ini

menunjukkan bahwa para pedagang yang bekerja pada sektor perdagangan

di Pasar Gede memiliki motivasi dan semangat yang tinggi dalam bekerja.

6. Jumlah Tenaga Kerja yang di Perkerjakan

Jumlah usaha di Pasar Gede sangat bervariasi, setiap pemilik usaha

ada sebagian orang yang memerlukan tenaga tambahan untuk membantu

berdagang namun ada pula yang merasa tidak memerlukan tenaga dalam

usaha perdagangan yang dimiliki. Menurut sebagian pemilik usaha yang

Page 74: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

meperkerjakan tenaga kerja atau tenaga tambahan dikarenan kios yang

dimiliki lebih dari 1 bahkan lebih dari 2 atau kios yang dimiliki beraneka

ragam jenis dagangan, namun ada pula dengan alasan sebagai membantu

keluarga sendiri yangm tidak mempunyai pekerjaan tetap.

Tabel berikut menggambarkan banyak sedikitnya karyawan yang

biasanya membantu para pedagang untuk melayani para pengunjung.

Tabel 4.15 Pedagang di Pasar Gede Menurut Jumlah Tenaga Kerja yang Membantu

No. Jumlah Karyawan Frekuensi Persentase

1 0 40 26,68 2 1 59 39,33 3 2 31 20,67 4 3 14 9,33 5 4 2 1,33 6 5 1 0,66 7 ³6 3 2,00 Jumlah 150 100,00

Sumber: Data Primer Diolah, 2011

Berdasarkan tabel 4.15 diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar

pedagang menggunakan tenaga tambahan untuk membantu menjalankan

usahanya, tabel diatas menunjukan bahwa pemilik usaha yang

menggunakan tenaga tambahan 1 orang sebanyak 59 orang atau 39,33% ,

pemilik usaha yang menggunakan tenaga tambahan 2 orang sebanyak 31

orang atau 20,67%, pemilik usaha yang menggunakan tenaga tambahan 3

orang sebanyak 14 orang atau 9,33%, pemilik usaha yang menggunakan

tenaga tambahan 4 orang sebanyak 2 orang atau 1,33%, pemilik usaha yang

menggunakan tenaga tambahan 5 orang sebanyak 1 orang atau 0,66%,

pemilik usaha yang menggunakan tenaga tambahan lebih besar dari 5

sebanyak 3 orang atau 2%, sedangkan sisanya yaitu 40 orang atau 26,68%

Page 75: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

tidak memerlukan tenaga tambahan untuk membantu menjalankan

usahanya.

7. Lamanya Berdagang

Para pedagang di Pasar Gede mempunyai perbedaan waktu dalam

memulai usahanya. Berikut ini tabel yang menggambarkan sejumlah

responden di Pasar Gede berdasarkan lama berdagang.

Tabel 4.16 Pedagang di Pasar Gede Menurut Lamanya Berdagang No. Lama Berdagang/Tahun Frekuensi Persentase (%)

1. 0 - < 10 3 2,00

2. 10 - < 20 8 5,33

3. 20 - < 30 125 83,33

4. 30 - < 40 14 9,34

Jumlah 150 100,00

Sumber: Data Primer Diolah, 2011

Berdasarkan tabel 4.16 diatas dapat diketahui bahwa rata-rata lama

berdagang para pedagang yang berada di Pasar Gede adalah 20 sampai

kurang dari 30 tahun,tabel diatas menunjukan bahwa pedagang yang lama

berjualan 20 sampai kurang dari 30 tahun yaitu sebanyak 125 orang atau

83,33%, untuk yang lama berdagang kurang dari 10 tahun yaitu sebanyak 3

orang atau 2%, untuk yang lama berdagang 10 sampai kurang dari 20 tahun

yaitu sebanyak 8 orang atau 5,33% sedangkan untuk yang lama berdagang

30 sampai kurang dari 40 tahun sebanyak 14 orang atau sebesar 9,34%.

Banyaknya pedagang yang berdagang lebih dari 20 sampai kurang

dari 30 tahun dikarenakan mereka memulai usahanya dari usaha keluarga

turun menurun.

Page 76: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

8. Modal Usaha

Penggunaan modal dalam usaha terutama di sektor perdagangan

sangat mempengaruhi besar kecil jalannya usaha. Apabila seseorang

memiliki modal usaha yang semakin besar, semakin banyak barang yang di

perdagnangkan. Modal usaha dalam penelitian ini adalah jumlah uang yang

dikeluarkan oleh pedagang untuk pertama kalinya dalam memulai

usahanya, baik untuk biaya bangunan maupun barang dagangan.

Berikut ini disajikan tabel mengenai asal modal usaha yang

digunakan oleh para pedagang di Pasar Gede.

Tabel 4.17 Pedagang di Pasar Gede Menurut Asal Modal Usaha

No. Asal Modal Frekuensi Persentase (%)

1 Modal Sendiri 150 100

2 Modal Pinjaman

Jumlah 150 100

Sumber: Data Primer Diolah, 2011.

Berdasarkan tabel 4.17 diatas dapat diketahui bahwa seluruh

pedagang di Pasar Gede memulai usahanya dengan menggunakan modal

sendiri. Berikut ini disajikan tabel karakteristik pedagang di Pasar Gede

menurut besarnya modal yang dipakai untuk memulai usaha.

Tabel 4.18 Pedagang di Pasar Gede Menurut Besar Modal Usaha

No. Besar Modal (Rupiah) Frekuensi Persentase (%)

1. 0 - < 100.000 58 38,66 2. 100.000 - < 200.000 52 34,66

3. 200.000 - < 300.000 19 12,68

4. 300.000 - < 400.000 3 2,00

5. 400.000 - < 500.000 - -

8. ≥ 500.000 18 12,00

Jumlah 150 100,00

Sumber: Data Primer Diolah, 2011.

Page 77: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Berdasarkan tabel 4.18 diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar

pedagang menggunakan modal kurang dari Rp.100.000,00, yaitu sebanyak

58 orang pedagang atau sebesar 38,66%. Persentase ini merupakan porsi

terbesar dari modal usaha yang dipakai oleh pedagang. Menempati

persentase kedua dengan besar modal Rp.100.000,00 sampai kurang dari

Rp.200.000,00 sebanyak 52 orang atau sebesar 34,66%, presantase ketiga

pedagang dengan besar modal Rp.200.000,00 sampai kurang dari

Rp.300.000,00 sebanyak 19 orang atau sebesar 12,68%. Presentase

keempat pedagang dengan besar modal Rp.300.000,00 sampai kurang dari

Rp.400.000,00 sebanyak 3 orang atau sebesar 2%. Terakhir adalah

pedagang yang menggunakan modal lebih dari Rp.500.000,00 yaitu

sebanyak 18 orang atau sebesar 12%. Perbedaan modal awal usaha terjadi

karena perbedaan tahun memulai usaha dan juga adanya perbedaan jenis

dagangan yang di perdagangkan antara pedagang satu dengan pedagang

lain.

9. Tingkat Pendapatan

Penelitian ini menghitung pendapatan rata-rata perhari pedagang di

Pasar Gede. Pendapatan yang diperoleh para pedagang berbeda satu sama

lain, hal ini terjadi karena jenis dagangan yang diperdagangkan bervariasi.

Untuk lebih jelasnya berikut disajikan tabel tentang pendapatan responden

yang bekerja di Pasar Gede.

Page 78: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Tabel 4.19 Pedagang di Pasar Gede Menurut Tingkat Pendapatan

No. Besar Pendapatan/Hari

(Rupiah) Frekuensi Persentase (%)

1 0 - < 100.000 - -

2 100.000 - < 200.000 37 24,67

3 200.000 - < 300.000 60 40,00

4 300.000 - < 400.000 23 15,33

5 400.000 - < 500.000 7 4,67

6 > 500.000 23 15,33

Jumlah 150 100

Sumber: Data Primer Diolah, 2011

Berdasarkan tabel 4.19 diatas dapat diketahui bahwa tingkat

pendapatan pedagang per hari di Pasar Gede didominasi oleh tingkat

pendapatan pedagang Rp.200.000,00 sampai kurang dari Rp.300.000,00

sebanyak 60 orang atau sebesar 40% dari keseluruhan pedagang di Pasar

Gede. Tingkat pendapatan pedagang Rp.100.000,00 sampai kurang dari

Rp.200.000,00 sebanyak 37 orang atau sebesar 24,67%. Tingkat

pendapatan pedagang Rp.400.000,00 sampai kurang dari Rp.500.000,00

sebanyak 7 orang atau sebesar 4,67% sedangkan tingkat pendapatan lebih

besar sama dengan Rp.500.000,00 sebanyak 23 orang atau 15,33%. Dalam

penelitian ini pendapatan paling tinggi adalah sebesar Rp.3.000.000,00

yaitu pedagang buah-buahan. Sedangkan tingkat pendapatan yang paling

rendah adalah sebesar Rp.100.000,00.

Page 79: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

E. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang di

Pasar Gede Kota Surakarta

Untuk menjawab permasalahan dan membuktikan hipotesis penelitian

ini perlu dilakukan analisis statistik terhadap data yang telah diperoleh dengan

menggunakan ekonometrika. Pemilihan model regresi dilakukan dengan

menerapkan uji MWD atau McKinnon, White, and Davidson test. Hasil uji

MWD menunjukkan bahwa model regresi yang tepat untuk penelitian ini

adalah model regresi linear Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda

menggunakan bantuan komputer program Eviews 3.0 diperoleh hasil regresi

sebagai berikut:

Tabel 4.20 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Dependent Variable: PDP Method: Least Squares Date: 07/01/11 Time: 16:54 Sample: 1 150 Included observations: 150

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 159554.4 179042.0 0.891156 0.3743 UMR -5298.827 2907.504 -1.822466 0.0705 LU 6726.140 4452.035 1.510801 0.1330

MDL 0.034628 0.006827 5.072540 0.0000 JK 21944.78 9858.671 2.225937 0.0276 JD 58683.17 70136.95 0.836694 0.4042

R-squared 0.218771 Mean dependent var 325000.0 Adjusted R-squared 0.191645 S.D. dependent var 363509.6 S.E. of regression 326826.3 Akaike info criterion 28.27142 Sum squared resid 1.54E+13 Schwarz criterion 28.39185 Log likelihood -2114.357 F-statistic 8.064981 Durbin-Watson stat 1.892937 Prob(F-statistic) 0.000001

Sumber: Data primer diolah, 2011

Sebelum diintepretasikan, hasil regresi dalam tebel 4.20 di atas perlu

dilakukakan uji asumsi Klasik untuk mengetahui ada tidaknya problem

Multikolinearitas, Heteroskedastisitas, maupun Otokorelasi. Untuk mengetahui

ada tidaknya Multikolinearitas digunakan metode informal yaitu scatterplot

Page 80: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

antar variabel bebas dan juga melihat banyaknya parameter yang tidak

signifikariabn. Metode formal juga dilakukan, yaitu dengan Klein’s rule of

thumb. Dari metode informal maupun formal ditemukan bahwa hasil regresi pada

Tabel 4.20 di atas mengandung problem multikolinearitas (Lihat Lampiran 2).

Untuk mengetahui ada tidaknya masalah Heteroskedastisitas digunakan

uji White. Dari uji White diketahui bahwa hasil regresi di Tabel 4.21 tidak

mengandung masalah heteroskedastisitas. Demikian uji untuk otokorelasi,

hasil regresi pada Tabel 4.21 juga tidak mengandung problem otokorelasi

setelah dilakukan uji Durbin-Watson (Lihat Lampiran 6).

Karena hasil regresi pada Tabel 4.20 mengandung multikolinearitas,

maka dilakukan upaya perbaikan yaitu dengan menghilangkan variabel bebas

yang memiliki korelasi yang tinggi. Hal ini diketahui dari metode scaterplot

dimana dua variabel bebas menunjukkan pola hubungan linear. Kedua

variabel yang di hilangkan dari model regresi adalah UMR dan LU. Diagram

scatterplot antara UMR dengan LU sebagai berikut:

GAMBAR 4.1 SCATTERPLOT UMR DENGAN LU

0

10

20

30

40

50

20 40 60 80 100

UMR

LU

Sumber : Data primer diolah,2011

Page 81: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Setelah dilakukan upaya perbaikan, selanjutnya data diregres kembali.

Hasil regresi baru setelah diperbaiki adalah sebagai berikut:

Tabel 4.21 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Dependent Variable: PDP Method: Least Squares Date: 07/06/11 Time: 08:48 Sample: 1 150 Included observations: 150

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 31744.99 109138.1 0.290870 0.7716 MDL 0.033325 0.006617 5.036201 0.0000 JK 25529.77 9724.226 2.625378 0.0096 JD 56077.54 70524.09 0.795154 0.4278

R-squared 0.198835 Mean dependent var 325000.0 Adjusted R-squared 0.182372 S.D. dependent var 363509.6 S.E. of regression 328695.5 Akaike info criterion 28.26996 Sum squared resid 1.58E+13 Schwarz criterion 28.35024 Log likelihood -2116.247 F-statistic 12.07819 Durbin-Watson stat 1.887914 Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber : Data primer diolah 2011

Y = 31744,99 + 0,033325 MDL + 25529,77JK + 56077,54JD

SE:( 109138,1) ( 0,006617) (9724,226) (70524,09)

t : ( 0,29087 0) (5,036201) (2,825378) (0,795154)

Prob = (0,7716 ) ( 0,0000) ( 0,00966) (0,4278)

Keterangan :

Y = Pendapatan Pedagang (Rupiah)

MDL = Modal (Rupiah)

JK = Jam Kerja (jam per hari)

JD = Dummy Jenis Dagangan ( 0 = bukan semabako; 1 = sembako)

1. Uji asumsi klasik

a. Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model

regresi ditemukan adanya multikolinearitas antar variabel bebas. Untuk

Page 82: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

mendeteksi ada tidaknya multikolineritas digunakan Klein’s Rule of

Thumb yaitu dengan membandingkan koefisien determinasi dari

auxiliary regression (regresi antar variabel bebas) r2 dengan R2

regresi utama. Apabila nilai r2 < R2, maka tidak terjadi

multikolinearitas.

Berdasarkan hasil uji multikolinearitas dengan menggunakan

metode Klein model regresi yang telah mengalami pembuangan (drop)

variabel terbebas dari masalah multikolinearitas. Setelah model

diregres kembali diperoleh R2 regresi utama yaitu sebesar 0,198835

(Lihat Lampiran 5), sedangkan nilai r2 regresi parsial variabel modal

(MDL) sebesar 0,017083 dan nilai r2 regresi parsial variabel jam kerja

sebesar 0,150120 (Lihat Lampiran 5). Hal ini membuktikan bahwa

variabel modal lolos dari masalah multikolinearitas yang ditunjukan

dari nilai r2 < R2.

Variabel terakhir yaitu jenis dagangan setelah di uji dengan

moetode Klein juga lolos dari masalah multikolinearitas. Hal ini

ditunjukan dari nilai r2 < R2 (Lihat Lampiran 5).

b. Heteroskedastik

Untuk menguji ada tidaknya masalah Heteroskedastisitas

digunakan Uji White Heteroscedasticity Test. Dengan menggunakan

Eviews 3.0 didapat hasil seperti dalam Tabel 4.22 berikut.

Page 83: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Tabel 4.22 Uji White Heteroscedasticity Test

White Heteroskedasticity Test:

F-statistic 2.832837 Probability

0.017998

Obs*R-squared 13.43305 Probability

0.019642

Sumber : Data primer diolah, 2011

Dengan df = 9 (jumlah regresor) dan α = 5% didapatkan X2

tabel yaitu 16,92.

Nilai OBS*R-squares = 13,43

Nilai OBS*R-squares = 13,43 < 16,92, maka dapat disimpulkan

bahwa tidak terdapat masalah heteroskedastiksitas.

c. Autokorelasi

Autokorelasi adalah korelasi atau hubungan yang terjadi antara

anggota-anggota dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam

rangkaian waktu (data time series) maupun tersusun dalam rangkaian

ruang atau disebut data cross sectional. Salah satu pengujian yang

umum digunakan untuk mengetahui adanya autokorelasi adalah uji

statistik Durbin Watson.

Dengan ukuran sampel N = 150 dan dengan K’ = 3 maka

didapat dari tabel dL = 1,693 dan dU = 1,774 , yang kemudian dalam

diagram dapat digambarkan sebagai berikut:

Page 84: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Gambar 4.2 Kurva Durbin-Watson Sumber : Djarwanto dan pangestu, 2005

Keterangan:

A = Menolak Ho, bukti autokorelasi positif

B = Daerah keragu-raguan

C = Menerima Ho, tidak ada autokorelasi

D = Daerah keragu-raguan

E = Menolak Ho, bukti autokorelasi negatif

Berdasarkan hasil perhitungan komputer dengan menggunakan

program Eviews 3.0, didapat nilai Durbin-Watson sebesar 1,887. Nilai

tersebut berada berada antara du dan 4-du berarti pada model tersebut

tidak terjadi autokorelasi.

2. Uji Individual

a. Uji

Uji ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari masing-

masing variabel bebas dalam mempengaruhi variabel dependen.

Kriteria pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai signifikan

A B

C

D E

F(d)

0 dl 1,887 du 4 4 - du 4 - dl 1,693 1,774 2,226 2,307

Page 85: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

pada tingkat 0,05 dengan nilai signifikan hasil uji t, jika nilai

signifikan uji t lebih kecil dari batas signifikan 0,05 maka nilai

koefisien regresi signifikan. terhadap variabel dependen.

1) Variabel Modal

Berdasarkan hasil pengujian, diperoleh nilai koefisien

variabel MDL sebesar 0,033325 dengan probabilitas sebesar 0.000

yang berarti lebih kecil dari α = 5% , jadi koefisien tersebut

signifikan pada tingkat signifikansi 5%. Oleh karena itu variabel

modal memberikan pengaruh positif yang signifikan terhadap

pendapatan pedagang di Pasar Gede.

2) Variabel Jam Kerja

Berdasarkan hasil pengujian, diperoleh nilai koefisien

variabel JK sebesar 25529,77 dengan probabilitas sebesar 0.096

yang berarti lebih kecil dari α = 5% , jadi koefisien tersebut

signifikan pada tingkat signifikansi 5%. Oleh karena itu variabel

jam kerja memberikan pengaruh positif yang signifikan terhadap

pendapatan pedagang di Pasar Gede.

3) Variabel Jenis Dagangan

Berdasarkan hasil pengujian, diperoleh nilai koefisien

variabel JD sebesar 56077,54 dengan probabilitas sebesar 0,4278

yang berarti lebih besar dari α = 5% , jadi koefisien tersebut tidak

signifikan pada tingkat signifikansi 5%. Oleh karena itu variabel

Page 86: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

jenis dagangan tidak memberikan pengaruh yang signifikan

terhadap pendapatan pedagang di Pasar Gede.

b. Uji F

Berdasarkan hasil analisis regresi dapat diketahui hasil uji F

digunakan untuk menguji signifikansi parameter regresi secara

bersama-sama. Tujuan dari uji F ini adalah untuk membuktikan secara

statistik bahwa keseluruhan independen di dalam model bersama-sama

mempengaruhi variabel dependennya. Apabila nilai signifikansi F

lebih kecil dari 0,05 (p<0,05) maka model regresi signifikan secara

statistik. Dari hasil pengujian diperoleh nilai F hitung sebesar

12,07819 dengan signifikansi sebesar 0.000000. Nilai signifikansi

tersebut lebih kecil dari 0,05 (p<0,05), berarti bahwa model regresi

dengan variabel modal, jam kerja dan jenis dagangan secara bersama-

sama mempengaruhi variabel pendapatan pedagang di Pasar Gede.

c. Nilai Koefisien Determinasi ( R2 )

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui berapa

persen variasi variabel-variabel bebas yang ada dalam model yaitu

modal, jam kerja dan jenis dagangan dapat menjelaskan variabel

dependen yaitu pendapatan pedagang Pasar Gede. Berdasarkan tabel

4.21 diperoleh hasil bahwa nilai adjusted R Square sebesar 0,182. Hal

ini mengindikasikan bahwa sebesar 18% seluruh variasi total Y dapat

diterangkan dari faktor modal, jam kerja dan jenis dagangan. Sisanya

Page 87: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

sebesar 82% diterangkan faktor-faktor lain yang tidak diperhitungkan

ke dalam model.

3. Pengujian hipotesis

Pengujian hipotesis pada model regresi hanya mampu menjawab

hipotesis 3,4,5 dan 6. Hal ini terjadi karena variabel telah mengalami

pembuangan (drop) yang disebabkan oleh terjadinya masalah

multikolinearitas sehingga dihasilkan regresi baru tanpa variabel umur dan

lama usaha (Lihat Lampiran 4).

a. Hipotesis 3

Hipotesis ketiga menyatakan bahwa ” Variabel modal memiliki

pengaruh yang positif terhadap pendapatan ”.

Hasil statistik uji t untuk menguji pengaruh variabel modal

diperoleh t statistik sebesar 5,036201 dengan tingkat signifikansi

0.0000. Oleh karena signifikansi kurang dari 5% (p<0,05), maka

hipotesis diterima. Dengan demikian hasil ini mendukung hipotesis

ketiga yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara

variabel modal terhadap pendapatan pedagang di Pasar Gede.

b. Hipotesis 4

Hipotesis keempat menyatakan bahwa ” Variabel jam kerja

memiliki pengaruh yang positif terhadap pendapatan ”.

Hasil statistik uji t untuk menguji pengaruh variabel jam kerja

diperoleh t statistik sebesar 2,625378 dengan tingkat signifikansi

0.0096. Oleh karena signifikansi kurang dari 5% (p<0,05), maka

Page 88: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

hipotesis diterima. Dengan demikian hasil ini mendukung hipotesis

keempat yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara

variabel jam kerja terhadap pendapatan pedagang di Pasar Gede.

c. Hipotesis 5

Hipotesis pertama menyatakan bahwa ” Variabel jenis dagangan

memiliki pengaruh yang positif terhadap pendapatan ”.

Hasil statistik uji t untuk menguji pengaruh variabel jenis

dagangan diperoleh t statistik sebesar 0,795154 dengan tingkat

signifikansi 0,.4278. Oleh karena signifikansi lebih dari 5% (p<0,05),

maka hipotesis ditolak. Dengan demikian hasil ini tidak mendukung

hipotesis kelima yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang

signifikan antara variabel jenis dagangan terhadap pendapatan

pedagang di Pasar Gede.

d. Hipotesis 6

Hipotesis pertama menyatakan bahwa ” Secara bersama-sama

variabel umur, lama usaha, jam kerja, modal dan jenis dagangan

memiliki pengaruh yang positif terhadap pendapatan”.

Hasil statistik uji F untuk menguji pengaruh variabel umur, lama

usaha, jam kerja, modal dan jenis dagangan diperoleh F statistik

sebesar 12,07819 dengan tingkat signifikansi 0.0000000. Oleh karena

signifikansi kurang dari 5% (p<0,05), maka hipotesis diterima. Dengan

demikian hasil ini mendukung hipotesis terakhir yang menyatakan

bahwa ada pengaruh yang signifikan .

Page 89: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

F. Interpretasi Secara Ekonomi.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang

mempengaruhi pendapatan pedagang (studi kasus pada Pasar Gede Kota

Surakarta). Faktor yang diteliti meliputi umur, lama usaha, modal, jam kerja

dan jenis dagangan. Namun terjadi masalah multikoliearitas dalam uji asumsi

klasik sehingga dalam penelitian ini hanya menganalisis faktor yang meliputi

modal, jam kerja dan jenis dagangan terhadapa pendapatan pedagang di Pasar

Gede Kota Surakarta.

Untuk menguji pengaruh variabel independen (modal, jam kerja dan

jenis dagangan) terhadap pendapatan pedagang di Pasar Gede Kota Surakarta

digunakan analisis regresi linear.

1. Pengaruh modal terhadap pendapatan pedagang di Pasar Gede Kota

Surakarta.

Berdasarkan analisis regresi diketahui bahwa modal berpengaruh

positif terhadap pendapatan pedagang yang ditunjukkan dari uji t dengan

p<0,05. Semakin besar modal yang dimiliki seorang pedagang, maka

semakin besar pula peluang yang dimiliki untuk memambah jumlah

barang daganagn dan variasi jenis dagangan yang diperjual-belikan. Hal

ini dapat berarti bahwa konsumen memiliki banyak pilihan dalam

berbelanja kebutuhan yang diperlukan, sehingga konsumen akan

memungkinkan membeli pada pedagang bersangkutan dan tidak perlu

pindah ke pedagang lain.

Page 90: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

2. Pengaruh jam kerja terhadap pendapatan pedagang di Pasar Gede Kota

Surakarta.

Pengujian hipotesis membuktikan bahwa jam kerja berpengaruh

positif terhadap pendapatan pedagang di Pasar Gede Kota Surakarta yang

ditunjukkan dari uji t dengan p<0,05. Semakin banyak jam kerja yang

dilakukan oleh pedagang dalam melakukan aktivitas perdagangan,

semakin besar peluang memperoleh pendapatan yang akan didapat oleh

pedagang. Konsumen tidak dapat dipastikan kedatangannya, sehingga

dengan jumlah jam kerja yang semakin banyak maka pedagang memiliki

waktu yang banyak dalam menunggu kedatangan konsumen. Konsumen

juga terbantu dengan adanya pedagang yang memiliki porsi jam kerja

tinggi karena kebutuhan yang dicari mampu diperoleh tanpa kesulitan

bahkan tidak perlu menunggu hingga keesokan hari. Namun demikian

tidak berati penambahan jam kerja dapat melebih jam kerja pasar. Hasil

regresi ini hanya mengungkapkan apabila pedagang dapat secara optimal

berada di pasar selama pasar masih buka, maka makin besar pula

kemungkinan mereka mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi.

3. Pengaruh jenis dagangan terhadap pendapatan pedagang di Pasar Gede

Kota Surakarta.

Pengujian hipotesis membuktikan bahwa jenis dagangan tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan pedagang di Pasar

Gede Kota Surakarta yang ditunjukkan dari uji t dengan p>0,05.

Meskipun jenis dagangan yang ditawarkan bervariasi, akan tetapi

kenyataanya pengelola pasar telah mengelompokkan kios dan los sesuai

Page 91: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

dengan jenis barang dagangan yang sama. Hal ini menyebabkan pedagang

langsung bersaing dengan pedagang dengan barang dagangan yang relatif

sama, sehingga kurang menguntungkan bagi pendapatan pedagnang.

Kedua, sejauh yang diamati peneliti pedagang kurang memperhatikan

kualitas barang dagangannya sehingga menjadikan konsumen lebih

memilih pedagang yang memiliki kualitas dagangan yang lebih baik. Oleh

karena itu variasi jenis dagangn harus diimbangi dengan kualitas barang

dagangan agar dapat menarik konsumen lebih banyak, sehingga pada

gilirannya akan meningkatkan pendapatan pedagang.

Page 92: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan pada

faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang di Pasar Gede Kota

Surakarta, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil pengujian, bahwa hipotesis ketiga diterima. hal ini

ditunjukan dari hasil pengujian bahwa diperoleh nilai koefisien variabel

modal sebesar 0,033325 dengan probabilitas sebesar 0,000 yang berarti

lebih kecil dari α = 5% , jadi koefisien tersebut signifikan pada tingkat

signifikansi 5%. Oleh karena itu variabel modal memberikan pengaruh

positif yang signifikan terhadap pendapatan pedagang di Pasar Gede.

Modal adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam usaha

perdagangan. Modal yang relatif besar akan memungkinkan suatu unit

penjualan menambah variasi komoditas dagangannya. Dengan cara ini

berarti akan makin memungkinkan diraihnya pendapatan yang lebih besar.

2. Berdasarkan hasil pengujian, bahwa hipotesis keempat diterima. hal ini

ditunjukan dari hasil pengujian bahwa diperoleh nilai koefisien variabel

jam kerja sebesar 25529,77 dengan probabilitas sebesar 0,096 yang berarti

lebih kecil dari α= 5% , jadi koefisien tersebut signifikan pada tingkat

signifikansi 5%. Oleh karena itu variabel jam kerja memberikan pengaruh

positif yang signifikan terhadap pendapatan pedagang di Pasar Gede.

Page 93: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Semakin banyak jam kerja yang dilakukan oleh pedagang dalam

melakukan aktivitas perdagangan, semakin besar peluang memperoleh

pendapatan yang akan didapat oleh pedagang. Konsumen tidak dapat

dipastikan kedatangannya, sehingga dengan jumlah jam kerja yang

semakin banyak maka pedagang memiliki waktu yang banyak dalam

menunggu kedatangan konsumen. Selain itu dengan porsi jam kerja yang

banyak akan memudahkan konsumen datang kapan saja tanpa harus

mengalami kesulitan bahkan menunggu keesokan hari.

3. Berdasarkan hasil pengujian, bahwa hipotesis kelima ditolak. hal ini

ditunjukan dari hasil pengujian bahwa diperoleh nilai koefisien variabel

jenis dagangan sebesar 56077,54 dengan probabilitas sebesar 0,4278 yang

berarti lebih besar dari α = 5% , jadi koefisien tersebut tidak signifikan

pada tingkat signifikansi 5%. Oleh karena itu variabel jenis dagangan tidak

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan pedagang di

Pasar Gede. Pedagang dalam berdagang jenis dagangan yang diperjual -

belikan harus mengikuti selera konsumen dan memiliki variasi sehingga

konsumen yang datang memiliki banyak pilihan.

B. Keterbatasan

Hasil penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dikarenakan

hambatan yang berasal dari dalam diri penulis maupun dari luar diri penulis.

Adapun hal-hal yang penulis rasakan sebagai keterbatasan dalam penulis

adalah sebagai berikut :

Page 94: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

1. Sejumlah sampel pedagang Pasar Gede yang penulis ambil dari populasi,

ada sebagian yang malu bahkan tidak terbuka untuk menjawab pertanyaan

mengenai pendapatan yang dipeoleh setiap hari.

2. Seluruh sampel pedagang Pasar Gede yang penulis ambil dari populasi,

seluruhnya ketakutan identitas diketahui masyarakat dan di ekspos ke

media sebagai berita.

3. Keterbatasan penulis untuk bisa lebih dekat dengan pedagang Pasar Gede

yang rata-rata usianya tidak muda lagi dan tidak fasih berbahasa indonesia,

para pedagang menggunakan bahasa tradisional. Penulis kesulitas dalam

penyampaian pertanyaan-pertanyaan serta pemahanan pertanyaan bagi

pedagang.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka dapat diberikan saran-saran

sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan pendapatan pedagang di Pasar Gede Kota Surakarta

disarankan pedagang menyisihkan sebagian hasil keuntungan yang

diperoleh untuk menambah modal dagangan sehingga pedagang mampu

menambah variasi dagangan yang diperjual-belikan agar konsumen

memiliki banyak pilihan saat berbelanja ke pasar tradisional.

2. Pedagang sebaiknya memliki tenaga kerja tambahan untuk membantu

proses perdagangan terutama pedagang yang memiliki porsi jam kerja

yang banyak. Hal ini sangat membantu pedagang dalam proses

perdagangan.

Page 95: F1107013 - core.ac.uk · syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

3. Pedagang sebaiknya seiring dengan usia yang sudah matang dalam

perdagangan lebih meningkatkan flexibility terhadap konsumen. Hal ini

dikarenakan Kota Surakarta sudah dikenal sebagai kota yang berbudaya

dan memiliki sikap yang halus terhadap orang lain. Diharapkan pedagang

selalu menunjukan tata krama baik dalm bersikap atau bertutur kata serta

halus ketika menyapa dan hangat ketika tersenyum.

4. Pedagang diharapkan menjaga kebersihan barang dagangan dan menata

rapi barang dagangan sehingga konsumen yang datang merasa puas dan

nyaman berada di pasar tradisional.

5. Model regresi linear yang digunakan dalam penelitian ini menghasilkan R2

sebesar (18%) hasil ini diharapkan penelitian lebih lanjut dengan

memasukkan variabel baru yang lebih mempengaruhi pendapatan

pedagang di Pasar Gede Kota Surakarta.