f - Bab IV Analisa Dan Perancangan

29
BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN Analisa perangkat lunak merupakan langkah pemahaman persoalan sebelum mengambil tindakan atau keputusan penyelesaian hasil utama. Sedangkan tahap perancangan adalah membuat rincian sistem hasil dari analisa menjadi bentuk perancangan agar dimengerti oleh pengguna. Pada pembuatan sebuah sistem berbasis komputer, analisa memegang peranan yang sangat penting dalam membuat rincian sistem baru. Analisa perangkat lunak merupakan langkah pemahaman persoalan sebelum mengambil tindakan atau keputusan penyelesaian hasil utama. Pada bagian ini berisi analisa sistem keputusan penilaian prestasi kerja pegawai negeri sipil yang selama ini dilakukan oleh pejabat penilai dalam suatu instansi pemerintahan. Sistem ini nantinya akan membantu PTA Pekanbaru dalam penilaian prestasi kerja pegawai serta merangking pegawai yang lebih berprestasi menggunakan metode FMADM dan MPE. 4.1. Analisa Sistem Analisa sistem adalah penguraian dari suatu informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan yang terjadi dan kebutuhan- IV-1

description

skripsi

Transcript of f - Bab IV Analisa Dan Perancangan

Page 1: f - Bab IV Analisa Dan Perancangan

BAB IV

ANALISA DAN PERANCANGAN

Analisa perangkat lunak merupakan langkah pemahaman persoalan

sebelum mengambil tindakan atau keputusan penyelesaian hasil utama.

Sedangkan tahap perancangan adalah membuat rincian sistem hasil dari analisa

menjadi bentuk perancangan agar dimengerti oleh pengguna. Pada pembuatan

sebuah sistem berbasis komputer, analisa memegang peranan yang sangat penting

dalam membuat rincian sistem baru. Analisa perangkat lunak merupakan langkah

pemahaman persoalan sebelum mengambil tindakan atau keputusan penyelesaian

hasil utama. Pada bagian ini berisi analisa sistem keputusan penilaian prestasi

kerja pegawai negeri sipil yang selama ini dilakukan oleh pejabat penilai dalam

suatu instansi pemerintahan. Sistem ini nantinya akan membantu PTA Pekanbaru

dalam penilaian prestasi kerja pegawai serta merangking pegawai yang lebih

berprestasi menggunakan metode FMADM dan MPE.

4.1. Analisa Sistem

Analisa sistem adalah penguraian dari suatu informasi yang utuh kedalam

bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan

mengevaluasi permasalahan-permasalahan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan

yang diharapkan agar dapat dibuat sistem yang lebih baik.

Analisis yang di gunakan adalah dengan menggunakan Deskripsi Umum

Sistem, Diagram Konteks dan Data Flow Diagram (DFD). Perancangan sistem

merupakan upaya untuk memulai sistem yang baru. Perancanangan sistem

dilakukan setelah mendapat gambaran dengan jelas apa yang harus dikerjakan.

4.1.1 Analisa Sistem Lama

Analisa sistem lama diperlukan untuk mengetahui prosedur-prosedur awal

dalam kasus yang sedang di teliti, agar dapat dibuat sistem baru yang diharapkan

dapat membantu pejabat penilai dalam penilaian prestasi kerja pegawai. Bapak

Rusli, SH adalah salah satu pegawai PTA Pekanbaru dan sebagai pejabat penilai

IV-1

Page 2: f - Bab IV Analisa Dan Perancangan

IV-2

yang memberikan informasi tentang sistem lama penilaian prestasi kerja pegawai

di PTA Pekanbaru. Adapun hal yang ditanyakan pada beliau adalah tentang proses

penilaian prestasi kerja pegawai. Dalam proses penilaian, pejabat penilai mengisi

form yang telah disediakan kemudian memberikan nilai disetiap kriteria secara

subyektif. Setelah itu, nilai tersebut dijumlahkan. Hasil dari penjumlahan itu

merupakan nilai prestasi kerja pegawai yang dinilai. Apabila pegawai merasa

keberatan pada nilai yang diberikan oleh pejabat penilai, maka pegawai dapat

mengutarakannya, dan pejabat penilai akan memberikan tanggapan. Kemudian

atasan pejabat penilai memberikan keputusan atas keberatan hasil nilai dari

pegawai yang dinilai.

Gambar 4.1 Flowchart sistem lama penilaian prestasi kerja pegawai

Page 3: f - Bab IV Analisa Dan Perancangan

IV-3

4.1.2 Analisa Sistem Baru

Setelah menganalisa sistem lama, maka tahapan dapat dilanjutkan dengan

menganalisa sistem baru. Sistem baru yang akan dibangun memanfaatkan sistem

keputusan dengan menggunakan metode Fuzzy MADM yaitu memberikan nilai

bobot disetiap atribut, dan dilanjutkan dengan metode MPE sebagai

perangkingannya. Sistem keputusan penilaian prestasi kerja pegawai ini juga

menginputkan kriteria-kriteria yang telah di tetapkan oleh administrator.

Adapun langkah yang akan diproses terlebih dahulu adalah pemberian nilai

bobot pada kriteria SKP. Dimana pada kriteria SKP terdapat empat unsur yang

akan dihitung terlebih dahulu menggunakan rumus ketetapan pemerintah yang

menghasilkan data dalam bentuk linguistik. Kemudian data tersebut akan

dikonversikan kedalam bentuk bilangan fuzzy, lalu dikonversikan lagi kedalam

bentuk bilangan crisp menggunakan metode fuzzy madm. Langkah selanjutnya

pemberian bobot pada kriteria Prilaku Kerja sama halnya dengan kriteria SKP

yang menghasilkan nilai prestasi kerja seorang pegawai.

Selanjutnya sistem akan melakukan proses perangkingan dengan

menggunakan metode MPE dengan inputan alternatif, kriteria dan bobot MPE

yang diperoleh berdasarkan rating kepentingan kriteria yang telah ditentukan oleh

pejabat penilai. Seluruh alternatif akan dinilai dan dirangking sehingga

menghasilkan urutan alternatif terbaik dengan nilai skor tertinggi.

4.1.2.1 Analisa Subsistem Data

Pada sistem pendukung keputusan penilaian prestasi kerja pegawai,

dbutuhkan data untuk pembuatan sistem ini, yaitu :

a. Data Alternatif Pegawai

Data alternatif berisi nama-nama pegawai yang akan menerima penilaian

prestasi kerja dari PTA Pekanbaru.

b. Data Kriteria

Data ini yang menjadi ukuran dalam penentuan pegawai yang lebih

berprestasi diantara beberapa pegawai. Kriterianya terdiri dari :

Page 4: f - Bab IV Analisa Dan Perancangan

IV-4

Kriteria SKP

Terdapat empat unsur dalam penilaian SKP, yaitu :

a. Kuantitas (Target Output)

b. Kualitas (Target Realisasi)

c. Waktu (Target Waktu)

d. Biaya (Target Biaya)

Kriteria Prilaku Kerja

Terdapat enam kriteria yang berdasarkan prilaku kerja, yaitu :

a. Orientasi Pelayanan

b. Integritas

c. Komitmen

d. Disiplin

e. Kerjasama

f. Kepemimpinan

c. Bobot Nilai pada setiap kriteria

a. Data SKP

Data pada tabel 4.1 diperoleh dari hasil perhitungan sasaran kerja

pegawai sesuai dengan rumus ketetapan pemerintahan. Data SKP ini

dibagi menjadi 5 kelompok yang dibaca dengan bahasa linguistik,

yaitu Sangat Baik, Baik, Cukup, Kurang, Buruk.

Tabel 4.1 Bobot nilai SKP

SKP (Sasaran Kerja Pegawai)

Linguistic Nilai

>91 SangatBaik (SB) 1

>76 – 90 Baik (B1) 0,75

>61 – 75 Cukup (C) 0,5

>51 – 60 Kurang (K) 0.25

>50 – ke bawah Buruk (B2) 0

b. Data Orientasi Pelayanan

Data pada tabel 4.2 diperoleh dari hasil wawancara kepada pejabat

penilai. Data Orientasi Pelayanan ini dibagi menjadi 5 kelompok

Page 5: f - Bab IV Analisa Dan Perancangan

IV-5

yang dibaca dengan bahasa linguistik, yaitu Sangat Baik, Baik,

Cukup, Kurang, Buruk.

Tabel 4.2 Bobot nilai Orientasi Pelayanan

Orientasi Pelayanan Linguistic Nilai

Selalu dapat menyelesaikan tugas

pelayanan sebaik-baiknya dengan sikap

sopan dan sangat memuaskan baik untuk

pelayanan internal maupun eksternal

organisasi.

SangatBaik (SB)

1

Pada umumnya dapat menyelesaikan

tugas pelayanan dengan baik dan sikap

sopan serta memuaskan baik untuk

pelayanan internal maupun eksternal

organisasi.

Baik (B1) 0,75

Adakalanya dapat menyelesaikan tugas

pelayanan dengan cukup baik dan sikap

cukup sopan serta cukup memuaskan

baik untuk pelayanan internal maupun

eksternal organisasi.

Cukup (C) 0,5

Kurang dapat menyelesaikan tugas

pelayanan dengan baik dan sikap kurang

sopan serta kurang memuaskan baik

untuk pelayanan internal maupun

eksternal organisasi.

Kurang (K) 0.25

Tidak pernah menyelesaikan tugas

pelayanan dengan baik dan sikap tidak

sopan serta tidak memuaskan baik untuk

pelayanan internal maupun eksternal

organisasi.

Buruk (B2) 0

Page 6: f - Bab IV Analisa Dan Perancangan

IV-6

c. Data Integritas

Data pada tabel 4.3 diperoleh dari hasil wawancara kepada pejabat

penilai. Data integritas ini dibagi menjadi 5 kelompok yang dibaca

dengan bahasa linguistik, yaitu Sangat Baik, Baik, Cukup, Kurang,

Buruk.

Tabel 4.3 Bobot nilai Integritas

Integritas linguistik Nilai

Selalu dalam melaksanakan tugas

bersikap jujur, ikhlas dan tidak pernah

menyalahgunakan wewenangnya serta

berani menanggung risiko dari tindakan

yang dilakukan.

SangatBaik (SB)

1

Pada umumnya dalam melaksanakan

tugas bersikap jujur, ikhlas dan tidak

pernah menyalahgunakan

wewenangnya tetapi berani

menanggung risiko dari tindakan yang

dilakukan.

Baik (B1) 0,75

Adakalanya dalam melaksanakan tugas

bersikap jujur, cukup ikhlas dan

kadang-kadang menyalahgunakan

wewenangnya serta cukup berani

menanggung risiko dari tindakan yang

dilakukan.

Cukup (C) 0,5

Kurang jujur, kurang ikhlas dalam

melaksanakan tugas dan sering

menyalahgunakan wewenangnya

kurang berani menanggung risiko dari

tindakan yang dilakukan.

Kurang (K) 0.25

Tidak pernah jujur, tidak ikhlas dalam

melaksanakan tugas dan selalu

Buruk (B2) 0

Page 7: f - Bab IV Analisa Dan Perancangan

IV-7

menyalahgunakan wewenangnya serta

tidak berani menanggung risiko dari

tindakan yang dilakukan.

d. Data Komitmen

Data pada tabel 4.4 diperoleh dari hasil wawancara kepada pejabat

penilai. Data komitmen ini dibagi menjadi 5 kelompok yang dibaca

dengan bahasa linguistik, yaitu Sangat Baik, Baik, Cukup, Kurang,

Buruk.

Tabel 4.4 Bobot nilai Komitmen

Komitmen Linguistic Nilai

Selalu berusaha dengan sungguh-

sungguh menegakkan ideologi negara

pancasila Undang-Undang 1945 dengan

tujuan untuk dapat melaksanakan tugas

secara berdaya guna mengutamakan

kepentingan dinas daripada kepentingan

pribadi.

SangatBaik (SB)

1

Pada umumnya berusaha dengan

sungguh-sungguh menegakkan ideologi

negara pancasila Undang-Undang 1945

dengan tujuan untuk dapat melaksanakan

tugas secara berdaya guna

mengutamakan kepentingan dinas

daripada kepentingan pribadi.

Baik (B1) 0,75

Adakalanya berusaha dengan sungguh-

sungguh menegakkan ideologi negara

pancasila Undang-Undang 1945 dengan

tujuan untuk dapat melaksanakan tugas

secara berdaya guna mengutamakan

kepentingan dinas daripada kepentingan

Cukup (C) 0,5

Page 8: f - Bab IV Analisa Dan Perancangan

IV-8

pribadi.

Kurang berusaha dengan sungguh-

sungguh menegakkan ideologi negara

pancasila Undang-Undang 1945 dengan

tujuan untuk dapat melaksanakan tugas

secara berdaya guna mengutamakan

kepentingan dinas daripada kepentingan

pribadi.

Kurang (K) 0.25

Tidak pernah berusaha dengan sungguh-

sungguh menegakkan ideologi negara

pancasila Undang-Undang 1945 dengan

tujuan untuk dapat melaksanakan tugas

secara berdaya guna mengutamakan

kepentingan pribadi daripada

kepentingan dinas.

Buruk (B2) 0

e. Data Disiplin

Data pada tabel 4.5 diperoleh dari hasil wawancara kepada pejabat

penilai. Data disiplin ini dibagi menjadi 5 kelompok yang dibaca

dengan bahasa linguistik, yaitu Sangat Baik, Baik, Cukup, Kurang,

Buruk.

Tabel 4.5 Bobot nilai disiplin

Disiplin Linguistic Nilai

Selalu menaati peraturan perundang-

undangan dan aturan dinas yang berlaku

dengan rasa tanggung jawab.

SangatBaik (SB)

1

Pada umumnya menaati peraturan

perundang-undangan dan aturan dinas

yang berlaku dengan rasa tanggung

jawab.

Baik (B1) 0,75

Adakalanya Selalu menaati peraturan

perundang-undangan dan aturan dinas

Cukup (C) 0,5

Page 9: f - Bab IV Analisa Dan Perancangan

IV-9

yang berlaku dengan rasa cukup

tanggung jawab.

Kurang menaati peraturan perundang-

undangan dan aturan dinas yang berlaku

dengan rasa kurang bertanggung jawab.

Kurang (K) 0.25

Tidak pernah menaati peraturan

perundang-undangan dan aturan dinas

yang berlaku dengan rasa tidak tanggung

jawab.

Buruk (B2) 0

f. Data Kerjasama

Data pada tabel 4.6 diperoleh dari hasil wawancara kepada pejabat

penilai. Data kerjasama ini dibagi menjadi 5 kelompok yang dibaca

dengan bahasa linguistik, yaitu Sangat Baik, Baik, Cukup, Kurang,

Buruk.

Tabel 4.6 Bobot nilai kerjasama

Kerjasama Linguistic Nilai

Selalu mampu bekerjasama dengan rekan

kerja, atasan, bawahan baik didalam

maupun diluar organisasi. Bersedia

menerima keputusan yang diambil secara

sah yang telah menjadi keputusan

bersama.

SangatBaik (SB)

1

Pada umumnya mampu bekerjasama

dengan rekan kerja, atasan, bawahan baik

didalam maupun diluar organisasi.

Bersedia menerima keputusan yang

diambil secara sah yang telah menjadi

keputusan bersama.

Baik (B1) 0,75

Adakalanya mampu bekerjasama dengan

rekan kerja, atasan, bawahan baik

didalam maupun diluar organisasi.

Cukup (C) 0,5

Page 10: f - Bab IV Analisa Dan Perancangan

IV-10

Kadang-kadang bersedia menerima

keputusan yang diambil secara sah yang

telah menjadi keputusan bersama.

Kurang mampu bekerjasama dengan

rekan kerja, atasan, bawahanbaik

didalam maupun diluar organisasi.

Kurang bersedia menerima keputusan

yang diambil secara sah yang telah

menjadi keputusan bersama.

Kurang (K) 0.25

Tidak pernah mampu bekerjasama

dengan rekan kerja, atasan, bawahan baik

didalam maupun diluar organisasi. Tidak

bersedia menerima keputusan yang

diambil secara sah yang telah menjadi

keputusan bersama.

Buruk (B2) 0

g. Data Kepemimpinan

Data pada tabel 4.7 diperoleh dari hasil wawancara kepada pejabat

penilai. Data kepemimpinan ini dibagi menjadi 5 kelompok yang

dibaca dengan bahasa linguistik, yaitu Sangat Baik, Baik, Cukup,

Kurang, Buruk.

Tabel 4.7 Bobot nilai kepemimpinan

Kepemimpinan Linguistic Nilai

Selalu bertindak tegas dan tidak

memihak, memberikan teladan yang

baik, mampu menggerakan tim kerja,

mampu menggugah semangat bawahan

dalam melaksanakan tugas serta mampu

mengambil keputusan yang tepat.

SangatBaik (SB)

1

Pada umumnya bertindak tegas dan tidak

memihak, memberikan teladan yang

baik, mampu menggerakan tim kerja,

Baik (B1) 0,75

Page 11: f - Bab IV Analisa Dan Perancangan

IV-11

mampu menggugah semangat bawahan

dalam melaksanakan tugas serta mampu

mengambil keputusan yang tepat.

Adakalanya bertindak tegas dan tidak

memihak, memberikan teladan yang baik,

cukup mampu menggerakan tim kerja,

cukup mampu menggugah semangat

bawahan dalam melaksanakan tugas serta

cukup mampu mengambil keputusan

yang tepat.

Cukup (C) 0,5

Kurang bertindak tegas dan memihak,

tidak memberikan teladan yang

baik,tidak mampu menggerakan tim

kerja, tidak mampu menggugah

semangat bawahan dalam melaksanakan

tugas serta tidak mampu mengambil

keputusan yang tepat.

Kurang (K) 0.25

Tidak pernah mampu bekerjasama

dengan rekan kerja, atasan, bawahan baik

didalam maupun diluar organisasi. Tidak

bersedia menerima keputusan yang

diambil secara sah yang telah menjadi

keputusan bersama.

Buruk (B2) 0

d. Rating Kepentingan Kriteria

Data pada tabel 4.8 diperoleh dari hasil wawancara kepada pejabat penilai.

Berikut urutan tingkat kepentingan setiap kriteria.

Page 12: f - Bab IV Analisa Dan Perancangan

IV-12

Tabel 4.8 Rating Kepentingan Kriteria

Kriteria Rating Kepentingan Kriteria

SKP (Sasaran Kerja Pegawai) 5

Orientasi Pelayanan 4

Integritas 3

Komitmen 4

Disiplin 3

Kerjasama 3

Kepemimpinan 4

4.1.2.2 Analisa Subsistem Model

Model yang digunakan dalam tugas akhir ini ada dua yaitu Fuzzy MADM

dan MPE yang diterapkan dalam kasus penilaian prestasi kerja Pegawai Negeri

Sipil di PTA Pekanbaru. Pemberiaan nilai bobot pada setiap kriteria, yaitu : SKP,

Orientasi Pelayanan, Integritas, Komitmen, Disiplin, Kerjasama, dan

Kepemimpinan dilakukan menggunakan Fuzzy MADM. Kemudian, perangkingan

untuk memprioritaskan alternatif terbaik menggunakan Metode Perbandingan

Eksponensial berdasarkan alternatif yang diberikan berupa pegawai yang akan

dinilai dengan kriteria yang telah ditentukan. Berikut flowchart dari

penggambungan Fuzzzy MADM dengan MPE :

Page 13: f - Bab IV Analisa Dan Perancangan

IV-13

Gambar 4.2 Flowchart penggabungan FMADM dan MPE

4.1.2.2.1 Simulasi Pemodelan (Contoh Kasus)

Diasumsikan sebuah instansi pemerintahan Pengadilan Tinggi Agama

(PTA) ingin melakukan penilaian prestasi kerja terhadap beberapa pegawai.

Terdapat 5 pegawai dari tiga bagian yang akan menjadi alternatif menggunakan

Fuzzy Multiple Attribute Decision Making dan Metode Perbandingan

Eksponensial.

Page 14: f - Bab IV Analisa Dan Perancangan

IV-14

Langkah awal yaitu perhitungan nilai capaian sasaran kerja pegawai (SKP).

Berikut proses perhitungan nilai SKP terhadap seorang PNS Penata TK I pada

Pengadilan Tinggi Agama Pekanabaru yang pada saat menyusun SKP pegawai

tersebut menuangkan kegiatan menyusun rencana penetapan kinerja dengan target

sebagai berikut :

a. Aspek kuantitas/output = 12 laporan

b. Aspek kualitas = 100

c. Aspek waktu = 6 bulan

d. Aspek biaya = -

Kemudian pada akhir tahun realisasinya sebagai berikut :

a. Aspek kuantitas/output = 12 laporan

b. Aspek kualitas = 90

c. Aspek waktu = 5 bulan

d. Aspek biaya = -

1. Langkah awal penilaian aspek kuantitas dengan rumus persamaan 2.1 :

Penilaian aspek kuantitas = 12 x 100

12

= 100

2. Langkah kedua penilaian aspek kualitas dengan rumus persamaan 2.2 :

Penilaian aspek kualitas = 90 x 100

100

= 90

3. Langkah ketiga penilaian aspek waktu dengan rumus :

a. Langkah awal tentukan persentasi tingkat efisiensi waktu dengan rumus

persamaan 2.3:

100% - 5 x 100 = 16,66%

6

b. Karena persentasinya ≤ 24% maka menggunakan rumus persamaan 2.5 :

= 1,76 x 6– 5x 100 = 92,66

6

4. Langkah keempat penilaian aspek biaya dengan rumus persamaan 2.7 :

Page 15: f - Bab IV Analisa Dan Perancangan

IV-15

= 1,76 x 0 – 0 x 0 x 100 = 0

0

Dengan demikian penilaian SKP pada akhir tahun kegiatan menyusun rencana

penetapan kinerja tahun 2014 sebagai berikut :

a. Aspek kuantitas nilainya = 100

b. Aspek kualitas nilainya = 90

c. Aspek waktu nilainya = 92,66

d. Aspek biaya = -

Total penghitungan nilai capaian SKP = 100 + 90 + 92,66 + 0

= 282,66 : 3 = 94,22 (sangat baik)

Berikut penyelesaian menggunakan Fuzzy Multiple Attribute Decision Making

dan Metode Perbandingan Eksponensial untuk penilaian prestasi kerja pegawai :

Tabel 4.9 Penilaian Prestasi Kerja Pegawai

Alternatif

Kriteria

SKP OP INT KOM DSP KS KP

Yossi 94.22 86 86 87 91 85 0

Maria 96.55 80 78 80 85 75 0

Dian 94.22 83 83 85 88 85 0

Lili 96.87 86 87 87 89 84 0

Khaidir 97.22 81 82 82 87 80 0

Ket :

SKP = Sasaran Kerja Pegawai OP = Orientasi Pelayanan

INT = Integritas KOM = Komitmen

DSP = Disiplin KS = Kerja Sama

KP = Kepemimpinan

Page 16: f - Bab IV Analisa Dan Perancangan

IV-16

Tabel 4.10 Nilai Fuzzy Madm

Alternatif

Kriteria

SKP OP INT KOM DSP KS KP

Yossi 1 0.75 0.75 0.75 1 0.75 0

Maria 1 0.75 0.75 0.75 0.75 0.5 0

Dian 1 0.75 0.75 0.75 0.75 0.75 0

Lili 1 0.75 0.75 0.75 0.75 0.75 0

Khaidir 1 0.75 0.75 0.75 0.75 0.75 0

Berdasarkan tabel 4.10 maka penyelesaian untuk perangkingan setiap alternatif

menggunakan Metode Perbandingan Eksponensial adalah sebagai berikut :

Langkah awal pemberian bobot MPE berdasarkan tingkat kepentingan setiap

kriteria, yaitu :

Tabel 4.11 Nilai Bobot MPE

Bobot

MPE

Kriteria

SKP OP INT KOM DSP KS KP

5 4 3 4 3 3 4

Selanjutnya melakukan penilaian terhadap semua alternatif pada setiap kriteria.

Nilai setiap kriteria dipangkatkan dengan nilai bobot MPE pada tabel 4.11 dengan

rumus persamaan 2.10. Berikut proses perhitungannya :

Yossi = (1)5 + (0.75)4+ (0.75)3+ (0.75)4+ (1)3+ (0.75)3+ (0)4

=(0.6* 1) + (0.4 * ((0.316 + 0.422 + 0.316 + 1 + 0.422 + 0) / 6)

= 3.476

Maria = (1)5 + (0.75)4+ (0.75)3+ (0.75)4+ (0.75)3 + (0.5)3 + (0)4

= 1 + 0.316 + 0.422 + 0.316 + 0.422 + 0.125 + 0

= 2.601

Page 17: f - Bab IV Analisa Dan Perancangan

IV-17

Dian = (1)5 + (0.75)4+ (0.75)3+ (0.75)4+ (0.75)3 + (0.75)3 + (0)4

= 1 + 0.316 + 0.422 + 0.316 + 0.422 + 0.422 + 0

= 2.898

Lili = (1)5 + (0.75)4+ (0.75)3+ (0.75)4+ (0.75)3 + (0.75)3 + (0)4

= 1 + 0.316 + 0.422 + 0.316 + 0.422 + 0.422 + 0

= 2.898

Khaidir = (1)5 + (0.75)4+ (0.75)3+ (0.75)4+ (0.75)3 + (0.75)3 + (0)4

= 1 + 0.316 + 0.422 + 0.316 + 0.422 + 0.422 + 0

= 2.898

Setelah menghitung nilai total setiap alternatif, maka didapat hasil perangkingan

setiap alternatif dimana bobot nilai tertinggi yang akan menjadi prioritas dari

beberapa alternatif. Berikut urutan prioritas alternatif, yaitu :

Yossi = 3.476

Dian = 2.898

Lili = 2.898

Khaidir = 2.898

Maria = 2.601

Tabel 4.12 Hasil Penilaian MPE

AlternatifKriteria Nilai

TotalRangking

SKP OP INT KOM DSP KS KP

Yossi 1 0.75 0.75 0.75 1 0.75 0 3.476 1

Maria 1 0.75 0.75 0.75 0.75 0.5 0 2.601 3

Dian 1 0.75 0.75 0.75 0.75 0.75 0 2.898 2

Lili 1 0.75 0.75 0.75 0.75 0.75 0 2.898 2

Khaidir 1 0.75 0.75 0.75 0.75 0.75 0 2.898 2

Bobot

MPE5 4 3 4 3 3 4

Page 18: f - Bab IV Analisa Dan Perancangan

IV-18

4.2 Perancangan

Perancangan sistem adalah gambaran umum perangkat lunak atau aplikasi

yang akan dibuat. Model perancangan yang digunakan dalam sistem ini adalah

model fungsional yang dipilih karena kerja sistem lebih ditekankan pada

transformasi data masukan. Identifikasi data masukan hingga menghasilkan data

keluaran akan digambarkan melalui Bagan Alir Sistem (Flowchart System),

Diagram Konteks (Context Diagram), Data Flow Diagram (DFD) dan Entity

Relationship Diagram (ERD serta Perancangan Antar Muka (Interface).

4.2.1. Flowchart

Flowchart merupakan gambar atau bagan yang memperlihatkan urutan dan

hubungan antar proses beserta instruksinya. Gambaran ini dinyatakan dengan

simbol. Dengan demikian setiap simbol menggambarkan proses tertentu.

Sedangkan hubungan antar proses digambarkan dengan garis penghubung.

Flowchart ini merupakan langkah awal pembuatan program. Dengan adanya

flowchart urutan poses kegiatan menjadi lebih jelas. Jika ada penambahan proses

maka dapat dilakukan lebih mudah. Setelah flowchart selesai disusun, selanjutnya

pemrogram (programmer) menerjemahkannya ke bentuk program dengan bahasa

pemrograman.

4.2.2 Context Diagram

Context Diagram merupakan Data Flow Diagram yang menggambarkan

garis besar operasional sistem. Context Diagram terdiri dari entitas, proses

tunggal dan data flow. Semua yang berinteraksi dengan sistem disebut dengan

entitas, dan data flow adalah aliran data. Berikut DFD Level 0 untuk SPK

Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil PTA Pekanbaru.

Page 19: f - Bab IV Analisa Dan Perancangan

IV-19

Gambar 4.3 Context Diagram

Entitas luar yang berinteraksi dengan sistem adalah:

1. Administrator, memiliki peran antara lain:

a. Melakukan login.

b. Meng-input-kan data pegawai dan data kriteria dari setiap pegawai.

c. Melihat laporan hasil perbandingan dalam bentuk ranking.

2. Pejabat Penilai, memiliki peran antara lain:

a. Melakukan proses perhitungan dengan menggunakan fuzzy Madm

dengan Metode MPE.

b. Membuat laporan hasil dalam bentuk ranking.

3. Atasan Pejabat Penilai

4.2.3. Data Flow Diagram (DFD)

DFD ini merupakan alat perancangan sistem yang berorientasi pada alur

data dengan konsep dekomposisi dapat digunakan untuk penggambaran analisa

maupun rancangan sistem yang mudah dikomunikasikan oleh profesional sistem

kepada pemakai maupun pembuat program.

Page 20: f - Bab IV Analisa Dan Perancangan

IV-20

Gambar 4.4 Data Flow Diagram (DFD)