ANALISA EKONOMIS PERANCANGAN KAPAL

30
1 JUDUL ANALISA EKONOMIS PEMILIHAN MATERIAL PADA PERANCANGAN DERMAGA APUNG (PONTON) SEBAGAI AKSES PENYEBERANGAN DARI DAN MENUJU DERMAGA OLEH KAPAL PESIAR DI DAERAH BALI ABSTRAK Pengadaan dermaga apung ini yang sangat penting untuk menunjang akses penyeberangan oleh kapal-kapal pesiar di daerah bali. Ketidakmampuan kapal-kapal pesiar untuk sandar lansung pada dermaga utama menjadi salah satu faktor karena sarat kapal yang tidak memungkinkan sandar pada pelabuhan. Kontur pantai juga menjadi hal yang sangat berpengaruh dalam menentukan desain dermaga apung ini. Analisa dari pemilihan material yang merupakan penyusun utama dermaga ini akan menghasilkan output satu material yang secara ekonomis paling baik, antara baja dan fiberglass. Yang secara langsung akan mempermudah dari pihak galangan pembuat dermaga ini untuk langsung memilih material dari kedua pilihan tersebut. Pada pembahasanya dipilih material dari baja dan fiberglass sebagai meterial utamanya. Baja dan fiberglass merupakan material yang paling sering dan umum digunakan pada pembuatan konstruksi suatu rancang bangun dan merupakan jenis material yang paling mudah didapat di pasaran. Selain kuat baja dipilih karena sering digunakan sebagai material utama pada pembuatan konstruksi pada masa sekarang misalnya saja pada bangunan-bangunan rumah dan kapal-kapal ukuran besar, dan FRP mempunyai keunggulan karena Ringan selain ketahananya terhadap korosi dan bahan kimia, tentu saja juga kekuatanya. Dari data yang didapat pada dari perhitungan konstruksi dan gambar bukaan kulit dermaga apung, akan diketahui berapa jumlah material yang dibutuhkan dari proses perencanaan dermaga apung ini. Tentunya juga dengan mengetahui harga material yang berlaku dipasaran akan ditemukan nilai ekonomis dari pemilihan material pada pembuatan dermaga apung.

Transcript of ANALISA EKONOMIS PERANCANGAN KAPAL

Page 1: ANALISA EKONOMIS PERANCANGAN KAPAL

1

JUDUL

ANALISA EKONOMIS PEMILIHAN MATERIAL PADA PERANCANGAN DERMAGA APUNG (PONTON) SEBAGAI AKSES

PENYEBERANGAN DARI DAN MENUJU DERMAGA OLEH KAPAL PESIAR DI DAERAH BALI

ABSTRAK

Pengadaan dermaga apung ini yang sangat penting untuk menunjang akses penyeberangan oleh kapal-kapal pesiar di daerah bali. Ketidakmampuan kapal-kapal pesiar untuk sandar lansung pada dermaga utama menjadi salah satu faktor karena sarat kapal yang tidak memungkinkan sandar pada pelabuhan. Kontur pantai juga menjadi hal yang sangat berpengaruh dalam menentukan desain dermaga apung ini.

Analisa dari pemilihan material yang merupakan penyusun utama dermaga ini akan menghasilkan output satu material yang secara ekonomis paling baik, antara baja dan fiberglass. Yang secara langsung akan mempermudah dari pihak galangan pembuat dermaga ini untuk langsung memilih material dari kedua pilihan tersebut.

Pada pembahasanya dipilih material dari baja dan fiberglass sebagai meterial utamanya. Baja dan fiberglass merupakan material yang paling sering dan umum digunakan pada pembuatan konstruksi suatu rancang bangun dan merupakan jenis material yang paling mudah didapat di pasaran. Selain kuat baja dipilih karena sering digunakan sebagai material utama pada pembuatan konstruksi pada masa sekarang misalnya saja pada bangunan-bangunan rumah dan kapal-kapal ukuran besar, dan FRP mempunyai keunggulan karena Ringan selain ketahananya terhadap korosi dan bahan kimia, tentu saja juga kekuatanya.

Dari data yang didapat pada dari perhitungan konstruksi dan gambar bukaan kulit dermaga apung, akan diketahui berapa jumlah material yang dibutuhkan dari proses perencanaan dermaga apung ini. Tentunya juga dengan mengetahui harga material yang berlaku dipasaran akan ditemukan nilai ekonomis dari pemilihan material pada pembuatan dermaga apung.

Kata kunci : dermaga apung, baja, fiberglass

ABSTRACT

Dock levying float this very important to support to access the crossing by cruiser in area bali. Cruiser disability to lean continue at especial dock become one of factor, because loaded of ship which do not enable to lean at dock. Coastal

Page 2: ANALISA EKONOMIS PERANCANGAN KAPAL

2

contour also become the very having an effect on matter in determining desain dock float this. Analyse from material election representing especial compiler of this dock will yield the output one material which best economically, among steel and fiberglass. What directly will water down from party of graving dock this dock maker to be direct to chosen the material from second of the choice.

At Analyse selected by material from steel and fiberglass as meterial of the core important. steel And fiberglass represent the most material often and common/ public used at construction making of an designing to develop;build and represent the easiest material type got in marketing. Besides steel strength selected because often used as by a especial material at construction making [of] at a period now just for example at building of house and big size measure ship, and FRP have the excellence because Light besides can’t to corrotion and chemicals, of course also the strength. From literattur got from construction calculation and draw the aperture of dock husk float, will be known how much/many material amount required from process of dock planning float this. Perhaps also given the material price going into effect marketing will be found a economic value from material election of dock making float the

Keyword : Dock levying float, steel, fiberglass

LATAR BELAKANG MASALAH

Ketidakmampuan kapal untuk singgah langsung pada dermaga, secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh pada waktu yang dibutuhkan pada saat menaikkan ataupun menurunkan muatan yang tidak efisien, serta dibutuhkan dana tambahan untuk menyewa kapal-kapal kecil ataupun dengan sekoci untuk mengangkut para penumpang dari dan menuju kapal utama. keadaan ini juga akan menjadi lebih kritis bila batas air tertinggi juga tidak memungkinkan sekoci – sekoci ini untuk masuk ke dermaga. Hal ini akan merugikan para penyedia layanan trasportasi laut seperti kapal pesiar tersebut, pihak dermaga, dan pihak – pihak yang terkait lainya. Apalagi di saat situasi dermaga yang ramai akan menggunakan jasa kapal tersebut. Salah satu solusi dibutuhkannya sebuah dermaga apung yang fleksibel dari ketinggian air laut agar memungkinkan sekoci – sekoci ini untuk sandar.

Pada permasalahan ini selain dipecahkan dalam suatu desain pada perancangan dermaga apung(ponton) sebagai akses penyeberangan dari dan menuju dermaga oleh kapal pesiar di daerah Bali sebagai solusi, tentunya dibutuhkan juga analisa dari segi ekonomisnya. Anggaran biaya yang dibutuhkan untuk sebuah dermaga apung perlu dihitung untuk mengetahui berapa besar biaya pembuatan dari pengadaan dari dermaga itu sendiri. Material utama penyusun dermaga ini menjadi sangat vital karena inilah yang menjadi ukuran cost terbesar selain biaya proses pembuatan, dan perlatan tambahan dalam dermaga apung ini.

Page 3: ANALISA EKONOMIS PERANCANGAN KAPAL

3

Akan sangat membantu dari pihak pembuat dermaga apung atau galangan kapal untuk bisa langsung menentukan material mana yang paling ekonomis. Ini akan menguntungkan jika diketahui nilai ekonomisnya, maka dapat menekan biaya pembuatan dermaga.

PERUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana konsekuensi keuangan dari perancangan dermaga apung tersebut?

2. Bagaimana perhitungan biaya dari pemakaian material baja dan FRP?3. Bagaimana bentuk dari konstruksi baja dan fiberglass?

BATASAN MASALAH

1. Material yang digunakan sebagai analisa adalah baja dan fiberglass.2. Perhitungan biaya yang dihitung adalah hanya kebutuhan material dalam

pembuatan dermaga apung.3. Tidak meninjau proses operasional dari dermaga apung ini secara

terperinci.4. Analisa digunakan hanya pada perancangan dermaga apung ini.5. Tidak meninjau masalah Jam Orang (JO)

TUJUAN

1. Mengetahui jenis material yang paling ekonomis dari pembuatan dermaga apung ini.

2. Mengetahui nilai perbandingan dari pemakaian material pada baja dan fiberglass.

3. Mengetahui konstruksi yang akan digunakan pada material baja dan fiberglass.

LUARAN YANG DIHARAPKAN

Luaran yang diharapkan dalam penelitian ini adalah menghasilkan sebuah artikel mengenai pemilihan material yang paling ekonomis dari baja dan FRP pada perancangan dermaga apung ini.

Page 4: ANALISA EKONOMIS PERANCANGAN KAPAL

4

MANFAAT

1. Pembuatan dermaga diharapkan bisa mengacu salah satu material yang paling ekonomis

2. Sebagai acuan kepada pihak galangan atau pembuat dermaga apung ini dalam pemilihan jenis material yang terbaik digunakan.

TINJAUAN PUSTAKA

1. Klasifikasi dan Pengertian Dermaga Apung

Dermaga apung adalah tempat untuk menambatkan kapal pada suatu ponton yang mengapung di atas air. Digunakannya ponton adalah untuk mengantisipasi air pasang surut laut, sehingga posisi kapal dengan dermaga selalu sama, kemudian antara ponton dengan dermaga dihubungkan dengan suatu landasan/jembatan yang flexibel ke darat yang bisa mengakomodasi pasang surut laut.

Bahan dermaga apung

Ada beberapa jenis bahan yang digunakan untuk membuat dermaga apung seperti:

Dermaga ponton baja yang mempunyai keunggulan mudah untuk dibuat tetapi perlu perawatan, khususnya yang digunakan dilaut.

Dermaga ponton FRP yang mempunyai keunggulan karena ringan

Dermaga ponton beton yang mempunyai keunggulan mudah untuk dirawat sepanjang tidak bocor.

Dermaga ponton dari kayu gelondongan, yang menggunakan kayu gelondongan yang berat jenisnya lebih rendah dari air sehingga bisa mengapungkan dermaga.

2. Tinjauan Ekonomi Teknik

Pengertian ekonomi Teknik Mengetahui konsekuensi keuangan dari produk, proyek, dan

proses-proses yang dirancang oleh insinyur Membantu membuat keputusan rekayasa dengan membuat neraca

pengeluaran dan pendapatan yang terjadi sekarang dan yang akan datang – menggunakan konsep “nilai waktu dari uang”

Prinsip – prinsip pengambilan keputusan Gunakan suatu ukuran yang umum, meliputi Nilai waktu dari uang

dan nyatakan segala sesuatu dalam bentuk moneter ($ atau Rp)

Page 5: ANALISA EKONOMIS PERANCANGAN KAPAL

5

Perhitungkan hanya perbedaan, meliputi Sederhanakan alternatif yang dievaluasi denganmengesampingkan biaya-biaya umum dan Sunk costs (biaya yang telah lewat) dapat diabaikan

Evaluasi keputusan yang dapat dipisah secara terpisah, meliputi Perusahaan memisahkan keputusan finansial dan investasi

Analisa manfaat biaya

Konsep nilai waktu dan uangKonsep-konsep dasar dalam nilai waktu dan uang meliputi, Utang

pokok, Modal, Bunga / tingkat bunga, Bunga sederhana vs bunga majemuk, Nilai sekarang, Nilai akan datang, Diagram arus kas (cash flow), Ekivalensi, Tingkat bunga nominal vs efektif, Tingkat persentase tahunan.

Capital budgetingCapital budgeting pada dasarnya adalah suatu penilaian investasi,

apakah investasi itu menguntungkan atau sebaliknya, investasi bisa berbagai macam misal, pembelian sebuah software untuk peningkatan kinerja, analisis penggantian mesin – beli mesin baru atau memperbaiki mesin lama, pemilihan suatu teknologi menggunakan kabel bawah laut atau kabel udara dsbnya.

3. TINJAUAN MATERIAL

Baja

a. Tinjauan mengenai konstruksiPada dasarnya Badan dermaga apung ini terdiri dari komponen

konstruksi yang letaknya arah melintang dan memanjang. Diasumsikan sebagai kapal, Konstruksi badan kapal secara keseluruhan dikenal beberapa cara yang biasa dipakai dalam praktek, antara lain :

1. Sistem konstruksi melintangSistem rangka konstruksi melintang merupakan konstruksi

dimana beban yang bekerja pada konstruksi diterima oleh plat kulit dan diuraikan pada hubungan-hubungan kaku/ balok-balok memanjang dari kapal dengan pertolongan balok-balok yang terletak melintang kapal.

Keuntungan dari sistem konstruksi melintang ialah : 1. Mudah dalam pembangunannya2. Konstruksinya sederhana3. Kekuatan melintang kapal sangat baik

Kelemahan dari sistem konstruksi melintang ialah :1. Modulus penampang melintang kapal kecil2. Kestabilan dari plat kulit lebih kecil3. Sistem konstruksi melintang hanya dipakai pada kapal

pendek dimana kekuatan memanjang kapal sebagai

Page 6: ANALISA EKONOMIS PERANCANGAN KAPAL

6

akibat momen lengkung kapal tidak besar dan tidak begitu berbahaya.

2. Sistem konstruksi Memanjang

Sistem rangka konstruksi memanjang merupakan sistem konstruksi diman beban yang diterima oleh rangka konstruksi dan diuraikan pada hubungan-hubungan kaku melintang kapal dengan pertolongan balok-balok memanjang.Hubungan kaku ini adalah dinding sekat melintang. Keuntungan dari sistem konstruksi memanjang ialah :

1. Modulus Penampang melintang akan menjadi lebih besar

2. Dengan langsung melekatnya balok-balok memanjang pada pelat dasar dan pelat dasar ganda berarti akan lebih kakunya konstruksi-konstruksi tersebut.

Kelemahan dari sistem konstruksi memanjang ialah :1. Susah dalam pembangunanya2. Konstruksinya lebih rumit

3. Sistem konstruksi Kombinasi

Sistem ini merupakan gabungan / kombinasi antara melintang dan memanjang. Dalam sistem ini,sistem rangka konstruksi memanjang dipakai pada geladak utama dan dasar kapal, dimana letak konstruksi ini jauh dari sumbu netral penampang melintang kapal sehingga menerima beban lengkung yang besar.

Sedangkan pada geladak ke dua yang lebih dekat ke sumbu netral cukup memakai sistem rangka konstruksi melintang. Untuk rangka konstruksi lambung kapal biarpun juga sebagai rangka konstruksi yang menahan momen lengkung memanjang tetapi yang terutama menahan gaya tekan hidrostatis dari samping (melintang). Jadi sebaiknya memakai sistem rangka konstruksi melintang.

Pada ujung-ujung kapal mengingat momen lengkung sudah mengecil dan mendekati nol, sebaiknya dipakai sistem rangka konstruksi melintang.

Fiberglass

a. Definisi FiberglassFiber Reinforced Plastic/Polyester adalah material

komposit yang terbentuk dari 2 komponen utama yaitu plastik/polyester sebagai matrik pengikat dan serat (=fiber) sebagai penguat Kelebihan penggunaan FRP sebagai material kapal :

Page 7: ANALISA EKONOMIS PERANCANGAN KAPAL

7

LWT kapal lebih ringan (72% dibandingkan LWT kapal yang dibangun dengan material kayu)

Proses pembangunan relatif sederhana dan cepat (diluar pembuatan cetakan dan untuk kapal yang dibangun secara seri)

Tidak bersifat korosif Perawatan dan perbaikan relatif mudah

Kelemahan penggunaan FRP sebagai material kapal : Material penyusun FRP bersifat racun dan tidak ramah

lingkungan Material penyusun FRP bersifat mudah terbakar Semua material adalah material import sehingga harga

dipengaruhi fluktuasi rupiah terhadap mata uang asing Bentuk dan type kapal tergantung pada design dan cetakan yang

telah dibuat. Dibutuhkan investasi awal yang lebih besar dibandingkan

galangan kapal kayu.

b. Material penyusun FRP1. Resin

Polyester resinResin ini berbentuk cair dengan dengan viskositas yang

relatif rendah dan dapat mengeras pada suhu kamar dengan menggunakan katalis/initiator. Epoxy resin

Resin ini mempunyai kegunaan yang luas dalam industri teknik, listrik, mekanik, sebagai perekat, dan sebagai cat pelapis.

2. Initiator/Katalis Initiator disebut juga hardener atau katalis berfungsi

sebagai pengering atau mempercepat proses pengeringan (curring process). Yang dimaksud dengan curing proses

adalah proses perubahan resin dari bentuk cair menjadi bentuk padat. Jenis initiator yang biasa dipakai dibidang perkapalan, yaitu

: - metil etil keton peroksida (MEKPO)- benzoil peroksida (BPO)

3. Serat Gelas Macam-macam bentuk dari serat gelas ( fiber glass ) misalnya : Roving

Kelompok dari strand-strand yang biasanya digulung dalam suatu pak silinder atau kumpulan sejumlah benang gelas yang terkumpul menjadi satu dengan jumlah 8, 10, 15, 30 dan 60. Roving digunakan untuk lapisan tebal tapi tidak dibutuhkan tingkat kehalusan yang tinggi Chopped strand matt ( CSM )

Page 8: ANALISA EKONOMIS PERANCANGAN KAPAL

8

Chopped strand matt ( CSM ) merupakan lapisan secara random (berserakan) dari choped strand dengan memakai PVA atau polyester powder binder ( ikatan serbuk polyester ). Bentuk dari Chopped strand matt ( CSM ) mempunyai panjang sekitar 1.5 sampai 2 inchi ( 3.8 – 5 cm ) dan beratnya sekitar 0.5 – 10 ons / square feet. Mudah bereaksi dengan resin dan mudah di rol, bisa digunakan pada lengkungan yang komplek maupun sudut, sehingga baik digunakan untuk pelapisan badan kapal. Woven Roving

Woven roving terdiri dari tenunan glass roving secara longgar seperti benang dipintal. Digunakan untuk memperbesar kekuatan dan memperkuat CSM, mudah menyerap resin dan biasanya digunakan untuk melapisi tiang, sudut yang tajam atau kontruksi panel datar.

4. Akselerator Akselerator merupakan material penyusun fiberglas yang berfungsi sebagai pelarut dan mengefektifkan curing proses. Polyester resin dan accelerator dicampur dalam waktu yang lama dengan perbandingan 96% : 4% dan campuran ini disebut dengan preaccelerated resin.

5. Gel Coat Gel coat merupakan material yang berfungsi sebagai pembentuk lapisan terluar dari fiberglas agar mempunyai permukaan yang halus. Gel coat bila dicampur pigmen dapat memberi warna permukaan. Sebelum digunakan sebagai pelapis permukaan perlu diberi campuran atau ditambahkan katalis sebagai bahan untuk mempercepat pengeringan. Gel coat yang dilapiskan untuk awal proses fiberglas mempunyai ketebalan antara 0,3-0,5 mm dengan berat sekitar 400 gram/m2.

6. Material Pelengkap Material pelengkap adalah material yang dipakai untuk pelengkap pada proses produksi, material pelengkap ini antara lain berupa :

Release agentMaterial ini digunakan untuk mempermudah

pelepasan hasil atau produk fiberglas dari cetakannya. Release agent ini dilapiskan dengan cara dikuaskan atau disemprotkan pada permukaan cetakan sebelum proses laminasi dilakukan.

Polyurethan foam (foam)Polyurethan foam berbentuk busa dari hasil

campuran bahan foam A dan B dengan perbandingan 2:1 dan akan mengembang membentuk busa menjadi padat. Polyurethan foam ini berfungsi sebagai bahan pengisi pada konstruksi kapal yang menggunakan proses sandwich dengan berat jenis antara 0,05-0,02.

Page 9: ANALISA EKONOMIS PERANCANGAN KAPAL

9

c. Tinjauan konstruksi FRP

Konstruksi Fiberglass (FRP), Saat ini banyak orang menyebut FRP itu sebagai fiber atau bahasa umum dari FRP itu adalah fiber. Sebenarnya fiber itu sendiri bukan FRP tetapi hanya serat gelasnya saja. Pengertian dari FRP itu sendiri adalah kombinasi (komposit) antara fiber (serat gelas) dengan resin (polimer).

Konstruksi Perahu FRP bisa monilitik atau komposit, monolitik adalah konstruksi perahu dengan menggunakan FRP secara keseluruhan, konstruksi komposit adalah konstruksi FRP deangn menggunakan bahan pengisi sebagai inti misalnya kayu balsa, plywood, foam dsbnya.

Definisi dimensi kapal FRP BKI (1996)

a. Panjang kapal (L)panjang kapal L adalah jarak dalam meter yang diukur pada

sarat muatan penuh dari linggi haluan sampai poros kemudib. Lebar kapal (B)

adalah jarak horisontal dalam meter antara sisi terluar dari side shell laminates yang diukur pada permukaan teratas dari upper deck laminates pada bagian terlebar dari kapalc. Tinggi kapal (D)

adalah jarak vertikal dalam meter dari permukaan terbawah dari bottom laminates atau dari titik perpotongan antara garis yang diteruskan dari sisi terbawah dari bottom laminates dengan center line kapal ( dikenal dengan “base point of D”) sampai sisi teratas dari upper deck pada tepi kapal yang diukur pada posisi 1/2L

Mechanical Properties dari FRP untuk kapal Tensile strength 10 kg/mm2

Modulus of tensile elasticity 700 kg/mm2 Bending strength 15 kg/mm2 Modulus of bending elasticity 700 kg/mm2

d. Tebal minimum untuk webs dan faces dari girder, beams, frames, floors, dll pada bentuk konstruksi hollow hat-type maupun hat-type dengan cores tidak boleh kurang dari :

tebal web : 0,034doK (mm)tebal faces : 0,05bK (mm) dimana,do = tinggi web (mm)b = lebar face (mm)K = 1,0

e. Tebal dari laminate perlapis untuk chopped mats atau roving cloths adalah:

Page 10: ANALISA EKONOMIS PERANCANGAN KAPAL

10

WG/(10.γR.G) + WG/(1000.γG) - WG/(1000.γR)dimana : WG = berat perencanaan serat gelas per

satuan luas (g/m2)G = glass content of laminate (ratio dalam berat,

%) γR = specific gravity of cured resin = 1,2 γG = specific gravity of mats or roving = 2,5

f. Gel coat resin harus dikuaskan atau disemprotkan secara merata pada permukaan cetakan dengan ketebalan 0,3 – 0,5 mm

g. Glass content ; pada laminasi standard glass content (ratio berat) adalah 30% untuk chopped mats dan 50% untuk roving cloths

h. Berat total dari roving cloths adalah berkisar antara 25% - 65% dari total berat serat gelas

Shell Laminates (BKI 1996) a. Keels

keels harus menerus sepanjang kapal mulai fore end sampai aft end

lebar dari girth dan tebal keels tidak boleh kurang dari :- lebar girth : 530 + 14,6L (mm)- tebal : 9 + 0,4L (mm)

b. Side shell Ketebalan dari side shell tidak boleh kurang dari harga

persamaan berikut :15S √(d + 0,026L) (mm)

dimana S : jarak gading (m) c. Bottom shell

Ketebalan dari bottom shell tidak boleh kurang dari harga persamaan berikut :

15,8S √(d + 0,026L) (mm)dimana S : jarak gading (m)

d. Superstructures shell Ketebalan dari side shell pada superstructure untuk daerah

0,25L dari fore end tidak boleh lebih kecil dari tebal side shell pada daerah tersebut.

Ketebalan side shell pada superstructure di belakang daerah tersebut diatas dapat dikurangi sampai 0,8 kali tebal side shell

Bottom construcktionsa. Girder

Center girder harus diusahakan menerus dari sekat tubrukan sampai sekat ceruk buritan

Tebal webs tidak boleh kurang dari :0,4L + 4,7 (mm)

Lebar dan tebal dari faces tidak boleh kurang dari : lebar : 4L + 30 (mm) tebal : 0,4L + 4,7 (mm)

Page 11: ANALISA EKONOMIS PERANCANGAN KAPAL

11

b. Floor Pada konstruksi melintang, floor harus diletakkan pada

setiap posisi frame Tinggi dari floor tidak boleh kurang dari :

62,5b (mm) dimana b adalah jarak dari sisi terluar side shell

laminate yang diukur pada sisi atas dari floor

Tebal dari floor plate adalah :0,4L (mm)

Page 12: ANALISA EKONOMIS PERANCANGAN KAPAL

12

METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 1. Flowchart Metodelogi Penelitian

Studi literatur

Pengumpulan Data

Konstruksi Dermaga Apung Baja

Konstruksi Dermaga Apung FRP

Bukaan kulit Dermaga Apung Baja dan FRP

Harga Material Baja dan FRP

Perhitungan Biaya

Analisa dan Pembahasan

Penulisan Laporan

FINISH

START

Material Baja Material FRP

Perhitungan Kebutuhan Material

Kesimpulan

Page 13: ANALISA EKONOMIS PERANCANGAN KAPAL

13

Metodologi dalam suatu penelitian harus ditetapkan terlebih dahulu untuk mempermudah dalam tahap-tahap penulisan selanjutanya. Langkah-langkah yang digunakan dalam analisa ekonomis pemilihan material pada perancangan dermaga apung ini adalah

1. Studi Literatur

a. Data pasang surut air pada daerah tersebut

b. Harga material dari baja dan penyusun FRP

2. Pengumpulan Data

a. Gambar konstruksi material baja

b. Gambar konstruksi material FRP

c. Gambar Bukaan Kulit material Baja dan FRP

3. Perhitungan kebutuhan Material

a. Luasan pada kulit lambung dermaga baja dan FRP

b. Kebutuhan material pada konstruksi (gading, braket, wrang,dll)

4. Perhitungan Biaya

a. Perhitungan jumlah konstruksi dengan biaya

b. Perbandingan biaya pemakaian material baja dan FRP

5. Analisa dan pembahasan

Analisa dan pembahasan biaya kebutuhan material dari pembuaatan dermaga apung ini.

JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN

No.

Kegiatan Bulan ke

1 2 3 4 5 6

1. Studi Literatur

2. Pengumpulan Data

3. Perhitungan kebutuhan Material

4. Perhitungan Biaya Material

5. Analisa dan pembahasan

6. Penulisan Laporan

7. Evaluasi

Page 14: ANALISA EKONOMIS PERANCANGAN KAPAL

14

RENCANA ANGGARAN BIAYA

Transportasi Rp 100.000,-

Internet Rp 50.000,-

Penyusunan Laporan Rp 150.000,-

Lain-lain Rp 100.000,-

Total Rp 400.000,-

DAFTAR PUSTAKA

1. Arta W,I Putu. Struktur Kapal Non Baja2. Karamah,Eva F. Diktat Kuliah Ekonomi teknik GP320213. Mahfud,M. 1994. Diktat Konstruksi Kapal 1. Politeknik Perkapalan

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.4. Suhardjito,Gaguk. digit@l – handout, ekonomi teknik bab 1 & 2

LAMPIRAN

-

Page 15: ANALISA EKONOMIS PERANCANGAN KAPAL

15

I. LAMPIRAN

LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL TUGAS AKHIR

1. a. Judul Tugas Akhir : “ Perancangan 9.00 m Boat Fiberglass Sebagai Sarana Pengobatan Masyarakat (klinik kesehatan) ”

b. Bidang Ilmu : Perkapalan c. Kategori Tugas Akhir : Pengembangan IPTEK2. Pelaksana Tugas akhir

a. Nama Lengkap : Setyo Wahyudib. NRP : 6607040019c. Program Studi : Teknik Desain & Manufakturd. Politeknik : Politeknik Perkapalan Negeri Surabayae. Alamat rumah : Ds. Nglawak 03/08 Kec. Prambon Kab.

Nganjuk JATIMf. No. Telepon : 085658005232g. Alamat email : [email protected]

3. Dosen Pembimbing : 2 (dua) orang Dosen Pembimbing 1/Jurusan : Teknik Bangunan Kapal Dosen Pembimbing 2/Jurusan : Teknik Bangunan kapal4. Lokasi Penelitian : 7. Lama Penelitian :

Page 16: ANALISA EKONOMIS PERANCANGAN KAPAL

16

8. Biaya yang diperlukan : 9. Sumber dana :

:

Surabaya, 2011

Mengetahui,Dosen pembimbing 1

(_______________________)NIP.

Dosen pembimbing 2

(________________________)NIP.

Pelaksana Tugas Akhir

(________________________)NRP.

Menyetujui,Ketua Jurusan

(________________________)NIP.

Koordinator Tugas Akhir

(________________________)NIP.

STRUKTUR PENULISAN PROPOSAL TUGAS AKHIR

Struktur usulan proposal Tugas Akhir terdiri dari komponen berikut:

A. JUDULB. LATAR BELAKANG MASALAHC. PERUMUSAN MASALAHD. TUJUAN E. LUARAN YANG DIHARAPKANF. MANFAATG. TINJAUAN PUSTAKAN

Page 17: ANALISA EKONOMIS PERANCANGAN KAPAL

17

H. METODOLOGI PENELITIANI. JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN J. RANCANGAN ANGGARAN BIAYAK. DAFTAR PUSTAKANL. LAMPIRAN

i. BIODATA MAHASISWA TUGAS AKHIRii. BIODATA DOSEN PEMBIMBING

iii. LAIN-LAIN

PENJELASAN SISTEMATIKA USULAN PROPOSAL TUGAS AKHIR DAPAT DILIHAT PADA TABEL BERIKUT:

KOMPONEN PENJELASANJUDUL Judul Tugas Akhir harus singkat dan spesifik, tetapi

cukup jelas memberi gambaran mengenai kegiatan penelitian yang akan dilakukan

LATAR BELAKANG MASALAH

Kemukakan latar belakang masalah yang dijadikan topik Tugas Akhir dengan merujuk dari berbagai sumber pustaka, pandangan singkat dari para peneliti atau penulis, hasil rancangan yang pernah dilakukan terkait dengan topik atau masalah Tugas Akhir yang akan dilakukan

PERUMUSAN MASALAH Rumuskan dengan jelas permasalahan yang ingin diteliti atau diselesaikan. Uraikan pendekatan dan konsep untuk menjawab masalah yang akan diselesaikan. Uaraian tentang permasalahan tidak selalu dalam bentuk pertanyaan

TUJUAN Rumuskan tujuan berdasarkan perumusan masalah yang telah dibuat, secara spesifik, jelas, dan terukur.

LUARAN YANG DIHARAPKAN

Dari penelitian yang akan dilakukan, dihasilkan artikel ilmah, produk desain, piranti lunak, prototipe.

KEGUNAAN Manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian yang akan dilakukan

TINJAUAN PUSTAKA Uraikan dengan jelas kajian pustaka yang menimbulkan gagasan dan mendasari penelitian Tugas Akhir yang akan dilakukan. Tinjauan pustaka menguraikan teori, temuan, dan bahan penelitian laian yang diperoleh dari pustaka acuan yang menjadi landasan dalam penelitian Tugas Akhir.Tinjauan pustaka mengacu pada daftar pustaka.

METODE PENELITIAN Uraikan tentang metode penelitian yang akan dilakukan dalam menyelesaikan Tugas Akhir, yang dapat meliputi, variabel penelitian, model yang

Page 18: ANALISA EKONOMIS PERANCANGAN KAPAL

18

digunakan, rancangan penelitian, cara pengambilan data, kebutuhan material, analisis atau pengujian yang akan dilakukan.

JADWAL PENELITIAN Buatlah rincian jadwal penelitian yang akan dilakukan, mulai persiapan, pelaksanaan, dan laporan akhir

RANCANGAN BIAYA Buatlah rincian biaya yang akan digunakan, yang meliputi; bahan habis, peralatan, biaya pengujian, transportasi, penyusunan laporan dan lain-lain, yang berhubungan dengan kegiatan penelitian

DAFTAR PUSTAKA Berisi tentang informasi sumber pustaka yang telah dirujuk dalam naskah proposal Tugas Akhir. Untuk setiap pustaka yang dirujuk harus muncul dalam daftar pustaka, begitu juga sebaliknya, setiap pustaka yang muncul dalam daftar pustaka harus pernah dirujuk dalam naskah tulisan. Daftar pustaka yang dirujuk terbitan terbaru (10 tahun terakhir). Penulisan daftar pustaka menggunakan sistem harvard atau vancouver.

LAMPIRAN 1. Bio data mahasiswa yang mengajukan Tugas Akhir

2. Bio data dosen pembimbing3. Gambar rancangan yang akan dibuat, rancangan

prototype4. Surat kerjasama, kalu ada pihak lain yang

terlibat dalam Tugas Akhir5. Hal-hal lain yang dianggap perlu

Page 19: ANALISA EKONOMIS PERANCANGAN KAPAL

19

FORMAT PENULISAN PROPOSAL TUGAS AKHIR

1. Naskah proposa Tugas Akhir, diketik 1 spasi pada kertas berukuran A4 dengan font 12 times new roman.

2. Jarak pengetikan naskah 4 cmdari samping kiri, 3 cm dari samping kanan, 3 cm dari batas atas, dan 3 cm dari batas bawah.

3. Cara penulisan Bab dan Subbab tidak menggunakan sistem numeral, artinya tidak ada penomoran Bab dan Sub-bab. Permulaan bab baru mengikuti bab sebelumnya dengan jarak 3 spasi antara judul bab dengan baris terakhir bab sebelumnya (tidak berganti halaman baru)

4. Judul proposal diketik menggunakan huruf besar (kapital) dengan font style bold (cetak tebal) dengan posisi di tengah tanpa garis bawah

5. Judul bab ditulis dengan font style bold dimulai dari sebelah kiri tanpa garis bawah

6. Judul sub-bab ditulis dengan font style bold dan dimulai dari sebelah kiri, huruf pertama setiap kata ditulis dengan huruf besar (kapital), kecuali kata-kata tugas, seperti preposisi (“di”, “ke”, “dari”, “yang”, “antara”, “pada”, “untuk”, “tentang”, “dengan”, kata sambung (“dan”, “atau”, “sejak”, “setelah, “karena”)

7. Judul anak sub-bab ditulis dengan font style italic (cetak miring) dimulai dari sebelah kiri, huruf pertama setiap kata ditulis dengan huruf besar (kapital), kecuali kata-kata tugas, seperti preposisi (“di”, “ke”, “dari”, “yang”, “antara”, “pada”, “untuk”, “tentang”, “dengan”, kata sambung (“dan”, “atau”, “sejak”, “setelah, “karena”)

8. Jarak pengetikan antara Bab dan Sub-bab 2.5 spasi, antara sub-bab dengan kalimat di bawahnya 2 spasi.

9. Alinea baru diketik menjorok ke dalam (diberi indentasi) sebanyak 7-8 karakter atau sekitar 1.25 cm.

10. Abstrak dan daftar pustaka diketik 1 spasi. Khusus abstrak di tulis dengan menggunakan font style italic (cetak miring). Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

11. Nama-nama penulis dan alamat institusinya ditulis tepat dibawah judul artikel dengan jarak 1.5 spasi.

12. Bagian kelengkapan proposal yang berupa halaman judul lembar pengesahan, kata pengantar, abstrak, dan daftar isi, diberi nomor halaman dengan menggunakan angka romawi dan diletakkan di sebelah kanan bawah (i, ii, iii, dan seterusnya) dengan jarak 3 cm dari tepi kanan dan 1.5 cm dari batas tepi bawah.

Page 20: ANALISA EKONOMIS PERANCANGAN KAPAL

20

13. Bagian utama proposal diberi nomor halaman dengan menggunakan angka arab yang dimulai dengan nomor 1 (satu) dan diketik disebelah kanan atas dengan jarak 3 cm dari tepi kanan dan 1.5 cm dari batas tepi atas.

14. Tabel diberi judul dengan penomoran tabel sesuai dengan urutan kemunculannya dalam naskah proposal Tugas Akhir. Judul tabel ditulis di atas tabel dengan nomor tabel menggunakan angka arab.

15. Gambar baik dalam bentuk grafik atau foto diberi judul dengan penomoran gambar sesuai dengan urutan kemunculannya dalam naskah proposal Tugas Akhir. Judul gambarl ditulis di bawah gambar dengan nomor gambar menggunakan angka arab.

PENULISAN DAFTAR PUSTAKADalam penulisan daftar pustaka ada 2 (dua) sistem yang biasnya digunakan dalam penulisan artikel ilmiah, yaitu:

A. SISTEM HARVARD (author-date style)Sistem ini menggunakan nama penulis dan tahun publikasi dengan urutan pemunculan berdasarkan nama penulis secara alfabetis. Publikasi dari penulis yang sama dan dalam tahun yang sama ditulis dengan cara menambahkan huruf a, b, atau c dan seterusnya tepat di belakang tahun publikasi (baik penulisan dalam daftar pustaka maupun sitasi dalam naskah tulisan). Alamat internet ditulis menggunakan huruf italic. Terdapat banyak varian dari sistem Harvard yang digunakan dalam berbagai jurnal dunia.

Contoh:

Contoh melakukan perujukan sumber pustaka dalam naskah tulisan:

Page 21: ANALISA EKONOMIS PERANCANGAN KAPAL

21

B. SISTEM VANCOUVER (author-number style)Sistem vancouver menggunakan cara penomoran (memberikan angka) yang berurutan untuk menunjukkan rujukan pustaka (sitasi). Dalam daftar pustaka, pemunculan sumber rujukan dilakukan secara berurutan menggunakan nomor sesuaikemunculannya sebagai sitasi dalam naskah tulisan, sehingga memudahkan pembaca untuk menemukannya dibandingkan dengan cara pengurutan secara alfabetis menggunakan nama penulis seperti dalam sistem Harvard. Sistem ini beserta variannya banyak digunakan dibidang kedokteran dan kesehatan.

Contoh:

Contoh melakukan perujukan sumber pustaka dalam naskah tulisan: