f, · 2020. 1. 15. · an. Pemijahan kodok di Laboratorium Histologi-Embriologi . Fakultas Bio1ogi...

55
" lacrl ·A< LAPORAN PENELITIAN t R ;<::I ' 6t4·J): . c.; PENGARUH INSEKTISIDA SEVIN 8&S TERHADAP PERKEMBANGAN TELUR·LARVA IKAN ( Cyprinus carpio L. ) DAN KODOK ( Bufo sp ) ' Oleh: MAMMED SAGI Dibiayai oleh: Dana Penunjang Pendidikan Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada Tahun 198711988 Dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penelitian (No.: UGM/BI/409/M/05/01) FAKUL T AS BIOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA .DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 1888 '\:" : ':\ f, .. -.. ,. ... /

Transcript of f, · 2020. 1. 15. · an. Pemijahan kodok di Laboratorium Histologi-Embriologi . Fakultas Bio1ogi...

Page 1: f, · 2020. 1. 15. · an. Pemijahan kodok di Laboratorium Histologi-Embriologi . Fakultas Bio1ogi UGM. Telur i!tan dan kodok dipelihara dalam basltom, untuk berbagai percobaan. ,,

.,~:-.. ·~ "

lacrl ·A<

LAPORAN PENELITIAN

t R ;<::I

' 6t4·J): j~

. ~r c.;

PENGARUH INSEKTISIDA SEVIN 8&S TERHADAP PERKEMBANGAN TELUR·LARVA IKAN ( Cyprinus carpio L. )

DAN KODOK ( Bufo sp )

' ~

Oleh:

MAMMED SAGI

Dibiayai oleh: Dana Penunjang Pendidikan Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada Tahun 198711988

Dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penelitian

(No.: UGM/BI/409/M/05/01)

FAKUL T AS BIOLOGI

UNIVERSITAS GADJAH MADA

.DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

1888

'\:" : \''\,~~ ':\

f, .. -.. ,. ... ~

/

Page 2: f, · 2020. 1. 15. · an. Pemijahan kodok di Laboratorium Histologi-Embriologi . Fakultas Bio1ogi UGM. Telur i!tan dan kodok dipelihara dalam basltom, untuk berbagai percobaan. ,,

---------------------

PRAKATA

· Kami bersyukur kepada Tuhan Yang 1-taha Esa t-:ahwa la--

poran : penelitian ini dapat terwujud seperti yang telah i .

ditet,pltan oleh Lembaga Penelitian UGM.

~enelitian ini bermaltsud untuk mengamat1 pengaruh

inselt1isida terhadap perkembangctn aVIal bi.natang yang em­

brionra hidup didalam air. Manfaatnya adalah untuk men -

cari +ndtitator bahwa suatu perairan terce~ar oleb insek-!

tiaidf yaitu adanya larva yang ;cacat di dalam air.

palam laporEtn ini kami telah menambahltan data yaitu

residr Sevin, yang mana dalam usulan penelitian belum

termarult program yang diteliti. Hal ini panting untuk

membu}ttikan bahwa Sevin benar-benar masuk dalam tubuh I

larval. Dananya mengolah kembali pos bahan habis paltai. !

~ami m~ngucap}tan terima ltasih sebesar-besarnya kepa-

da: ~· Lembaga Penelitian Universitas Gadjah Mada. :2. Tim Penelitian Fakulta's Biologi UGM. ;;. Laboratorium Insektisida, BALITAN, di Boger. 14. Sentral Balai Be nih Iltan di Cangkringan. 5. Laboratorium Histp-Dnbriologi Fakultas Biologi. '6. Semua yang telah membantu dalam penelitian ini •

:Alth:lrnya 1Ulm1. berharap a'gar laporan. :ln1. dapat d:lsu -I

naka~ sebagai mana lazimnya d1 dalam ilmu peng.,tahuan

dan ~ra pembaca yang berminat.

Yogyakarta, 31 - 8 - 1988 Yang membuat laporan

Mammed Sagi

ii

''

'.

Page 3: f, · 2020. 1. 15. · an. Pemijahan kodok di Laboratorium Histologi-Embriologi . Fakultas Bio1ogi UGM. Telur i!tan dan kodok dipelihara dalam basltom, untuk berbagai percobaan. ,,

DAFTAR lSI

PRAKATA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . DAFTAR TABEL .... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . DAFTAR GAl•iBAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . DAF11AR IAMPIRAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . -· -• . . . . IH'£ISARI ...... ~ ... ~································ PENGANT.AR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . C.ARA PEJ'.f~I,;ITIAN

HASIL PENELITIA.N

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •

PEHBiiliASAN •............•........•...•....•.•..•••.• K.ESIHPUIAN ··~ ...................................... ' DAl!.,TAR PUS TAla ••••••••••.•••••••.•••••• · •••••..••••

UlvlPIRAN . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

llalaman

ii

iii

iv

v

v

vi

1

5

10

30

33

34 36

iii

Page 4: f, · 2020. 1. 15. · an. Pemijahan kodok di Laboratorium Histologi-Embriologi . Fakultas Bio1ogi UGM. Telur i!tan dan kodok dipelihara dalam basltom, untuk berbagai percobaan. ,,

DAFTl~ TABEL

1. Penr;aruh Sevin 85 S terh~tdap nerkerabangan embrio ilt.an pada stadium menetas •.•••..•..••• 11

2 • .F-encaruh Sevin 8.5 S terhe.clap perl-~embanc;L:.n larva ik.:;.n pad£:t ho.ri h:e 7 setelah menetas ••• ~ 12

3. Rat,\-rata punjang larva il~o.n • • • • • • • • • • • • • • • • • 16

4. Pencaruh Sevin 8.5 s terhadaiJ perlte:-:;.bant;;Cln embrio kodok pada stadium menctas ••••.•••.••• 18

5. Pensv.ruh .Sevin 85 S terhadap l:>erli:emhanGan lar-va l~odolt r:ada sto.dium insang tertutup sempurna 19

6. Rata-rata par:jang larva 1\:odolt • • • • • . • • • • • • • • • • 23

7. Pensa.rah Sevin 8.5 S terhadap perkembanr;an lar­va lr.odol: yang dici.ednhh:an dari stadium menetas sampai l~al::i dayung • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • 2.5

B. Basil analisa residu Sevin ................... 28

iv

Page 5: f, · 2020. 1. 15. · an. Pemijahan kodok di Laboratorium Histologi-Embriologi . Fakultas Bio1ogi UGM. Telur i!tan dan kodok dipelihara dalam basltom, untuk berbagai percobaan. ,,

' ' .. -·~~·-·-- -~ . ' .... ·-·- ..... -- -~- ..... ~ .... ~· ..... -·- ~ ........ -~----··---

DAFTAR GAMBAR ,, Halaman

l. Larva Cyprinus carpio L. yang baru saja mene-tas .............................. -...... , .....•

2. Larva Cyprinus carpio L. pada hari ke 3 dan lte 7 ....................................... ~ .•

3. Larva ~ melanostictus pada stadium insang tertutup sempurna ••••••••••.••••••••••••••••••

4. Rangl~a larva kodok ltontrol dan perlakuan ••••••

5. Sayatan 1nelintang larva kodak melalui jantung •

6. n:romatosram basil anaJ.1sa Sevin {ltar'baril) de-lls; an GLC ••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

13

15

2.1.

26

27

29

1. Garis. baaar analiaa·Sevin••••••••••••••••••••• 36 2. Perhitungan statistik:

2A. Taoel siaik.ragam% cacat dan panjang larva 39

2B. Uji statistik metoda Dunc~n terhadap rata-rata persentase cacat antar perlwtuan pada larv:a ikan dan kodok ••••••.•.•••••••...••• 43

20. Tabel:- sidilt ragam (ANOVA) ranca.ugan factori-al pada larva il~an dan ltodok • • • • • • • • • • • • • • 47

v

Page 6: f, · 2020. 1. 15. · an. Pemijahan kodok di Laboratorium Histologi-Embriologi . Fakultas Bio1ogi UGM. Telur i!tan dan kodok dipelihara dalam basltom, untuk berbagai percobaan. ,,

INTISARI

Air yung tercemar oleh insektisida kemungkinan dapat 4 • • • • ' •

ruonimbulltun cucat perl:embanr;an pada larva ilum dan kodak.

Pendedahan eL'lbrio ltedua spesies ini pada stadiwn zigot, r;as­

trula dan neurula flLlllliJtli monataa • .Ernbrio iltan tordocluh dD.lam I

dalam suspensi Sevin 8.5 S konsentrasi:lO, 1.5 dan 20 ppm, se-

da~g embrio h.odolt:l0 1 20 dan 30 ppm. Pendedahan yauc lama

pad a larva ltodolt pada ltonsentrasi: 10, 15 ,dan 20 ppm. Basil

ponc;amatan pada stadj.utn meneta.s menuujuklr.an. bahwa mortalitao

maninaltat pads. ltonsantt-aei yan~ lebih tiu~Gie ~neat yanc tir,l­

hul berupa: ederna, ltez•dil, perdaruhan, ekor benc;h:ol~ pada ikan. I

Pad a larva ltodok timbu1 , cac at, edema, l:erdil, eltor hel•!.::lWk

dan milo:rosefali.Hasil ianalisis varian da.:-i persentase cact:\t

bcrraalma (F.95 d~n F.99) baik pada larva' ilam mauptm li:odol';.

Hasil uji statistik metoda Duncan dari rata-rata % cacat me-

nunjulth:an eelisih :rang terbesar anta!'a ltontrol dencan pcndo­

dahan stadium neurula. !Jari has:!.l sidil~ ror;nm rar..canc::;un ful;:­

torial menunjukkan ball\'/a faktor konsen~rasi S£\ll,!;at menentu-

• h:un besar h:ecilnya ;·; ~ocat, sedanGI~an i'c.l~tor ztudituu thla!-;.

tie1:1il:ian. Panjanc; larva il:an berbeda. n:,·a:.a e..!1tc.=a l~ont.!'ol:

denG~Ul L'endeclE\hE\n 20 P1Jnl 1 demil:ian juc;o. p~tlje;ne; l£.u·vo. ltodolo:'•

Pencledo.hun yt\11£5 lnma. puda lar-va lwclol:. nteuyobobltt~.ll ku:buton

terhadap peuulansan ra~cha. liasil ana!isa re~idu Sevin p~da

larva l:odolt sebeoar 0,05 ppm pada al:hir :pendedah~.m, cet(auc

sesudah !lendedahe.n Elebenar 0, 02 ppm. ·Ensil P7111?li ~ ie.n il:i

duput disilll}:•Ull':an bahwa renraruh Sevin B5 s l:lC!'!::'eba'I.J!::::m bt:r­

bc • .::;r:.i cacat ~·eu:c be.!'£\rti !Joda larvc. il:E::n · ~:.:.m l:odol~ [:·:.~·tLl tcr-

vi

Page 7: f, · 2020. 1. 15. · an. Pemijahan kodok di Laboratorium Histologi-Embriologi . Fakultas Bio1ogi UGM. Telur i!tan dan kodok dipelihara dalam basltom, untuk berbagai percobaan. ,,

PENGANTAR ,,

1. Latar belah:ang dan tujuan

Insektisida sebagai peraberantas hama pertanian masih

akan digunakan terus karena ingin dicapai hasil yang malt­

simum. Akibat penggunaan insektis~da itu dapat menimbul-·

ltan dacpalt negatif terhadap hewan yang bukan sasaran. Re­

sidu insektisida dalam perairan dapat mengganggu kehidup­

an hewan air, baik invertebrata maupun vertebrata. Insek­

tisida yang tergolong organoposfat dan karbamat dapat

bersifat sebat;;ai penyebab ltelainan perkembant;an (terato-

t;en).

Penelitian men[;enai pengaruh insektisida Sevin 85 S

terhadap perlten:.bant;an eLibrio sampai larva i~tan ( Cy'l')rinus

Ct:<ruio L.) dan l~odok (Eufo lilelr,r.ostictns) bertujuan :.tntult

rueLlperoleh sa~ bur an se jauh mana dampak negatif dari insek­

tisida ir..i terhadap perls:embansan a\'tal. Dalam perltembangan

awc.l binatang sansat rentan terhadap pengaruh 11nt;1;:.u:-lr;ew.

0leh.J~arena i tu apabila ter je.di h:elainan parke:.:.. bans an al:i­

bat Sevin 85 S akan terlihat pada perkeobangan berii;:utnya •

.t~danya larva iltan atau !todok yang cacat dalam suatu ,Jerti.­

iran dapat digunahan sebagai indil:ator bahwa perairan itu

tercemar oleh inseh:tisida. Lebih lanjut dan!;:t dihar,.nl;:.an . . balnva hasil. penelitian di bidang Embriologi be;wan ini seba

C&i StlmbanGE4n f'ada E!i.olot;;i,asc.r depr-.t :!.kut men·;ec::.~:l:.:.:.n

zoLlan pencem~~an linckung~n.

1

Page 8: f, · 2020. 1. 15. · an. Pemijahan kodok di Laboratorium Histologi-Embriologi . Fakultas Bio1ogi UGM. Telur i!tan dan kodok dipelihara dalam basltom, untuk berbagai percobaan. ,,

.. , .I

2

2. Tinjnunn pustaka

Setelah penyemprotan insektisida di lahan pertanian

d~pat terjadi residu dalam perairan sungai atau danau

(Vettorazzi, 1976). Di Canada di seltitar, danau yang di­

semprot dengan Sevin dosis 840 g bahan aldif/ha, residu­

nya dapat diketahui selama 14 bulan dalam air dan 16 bu­

lan dalam endapnn lumpur. Residu tertinggi sebesar

25'+fLG/l dan 53~793 fl-g/kg endapan kering (Gibbs et al,

1984). Dampalt ne{;atif dari residu i tu adalah rnenurunkan

biomDssa, jumlah mikroinvertebrata atau menghambat per-., tuJ.tbuhan analt burung belibis (Hunter et al,, 1984).

Johnson ( 197Lf.) menguraikan berbagai residu insekti­

sida dalam tubuh ikan. Inselttisida golonc;an org~noklorin,

orc;anoposfat dan l~arbamat dapat mengalami penirnbunan da-

lam tubuh ikan yang hidup dalam air tercemar inselctisida.

! 1 ellt;aruhnya adalah men!;uraugi populasi ikan dan men[;ham­

bat pertumbuhannya.Kaur dan Toor (1977) melaporkun bnhwa

inGektisidu !Df.Hl;,".ebabkan abnorrnali tEIS perkemballt;tlll iJwu •

Inr.>ckt.isl.da sebag<li toksikan di perairan.(Butler , 1978)

Pe11t;aruh insel:tisida terhadap perke111ban.;an er;ib!'io

mn::~r:talia juGa tela1i dilaporkan oleh para peneli ti. Pem-

be!·ian Lasazinon 45/30 EC dalam dosis 114 mg/h.g bb sec&-

ra o1·al, terhadar mencit l1a1::il 7 hari dapat mr.wyebabkan

ca~at l-'c:tda a.:-:.ak mcncit. Cacatnya yaitu lterdil, perda:-ah­

on, el:sensei'ali, e~:.or raelili t dan langi t mulut bercelah

(Surjono, 1?83). Pencaruh Sevin dent;an dosis 100 mr;/kg bb

Page 9: f, · 2020. 1. 15. · an. Pemijahan kodok di Laboratorium Histologi-Embriologi . Fakultas Bio1ogi UGM. Telur i!tan dan kodok dipelihara dalam basltom, untuk berbagai percobaan. ,,

I

3

yang disuntiltkan lte dalam rongga badan mencit harni1 7-13

ha!'i menyebabltan cacut eksensefali, kerdil, lJerdarahan

dan eltor melilit ( Djuhanda dan Suripto~ 198.3).

Insektisida diltrotopas ( bidrin) denc;an dosis 100 g,

yang disuntikkan ke da1am telur ayam dalam pengeruman 2

hari dapat rnenimbulh:.an cacat 1cher berputar poda anok

ayam (VIyttenbach & Whoruson, 1985). Soluin itu ·juga da!Jat l

tnenimbu1ltan lte1ainan pada lthorda dorna1is ( Gui·risson &

~yttenbach, 1985). Ineektisid~ furadan dapat moo~hambat

'· proses pembeutuh:.an sistem saraf pada embrio ayam

. .£dtbari, 1987).

3. Landasan teori

Insektisida dupat bersifat toksis dan teratogenik

yang berarti dapat mematikan dan 11ienyebabltan ke1ainan

Jlerkeanbaugari ( cacat). Helumiame ya.ug menyebabltan cacat

te1ah di tiu:jau dari kajian biokimiawi (Seifert don Casi­

da, 1981). Pertama, inselttisida ore;anor>onfat d£\n h:.urbtt-, mat menghalllbat kerja enzim aseti1 ltholin esterase(ach.E).

Asetil ltbolin tidak terniurolisa kurena adanya irwel~ti­

sida dalam tubuh, sehint;ga ker ja saraf tidak da:pat uer-'

henti se.tlin{5ga menyebabltan kematian. l31la hal itu terja­

di pada embrio menyebabltan cacat. Kedua, insektisida

menghambat biosintesa nikotin amid dinuk1eotid (NAD) ya­

i tu l~lel~g1lt;~mbat kerja enzim k,.im.\rel!iil formamj.dase (i:l!'aE;e).

Lurena ha~tbatan tersebut maka jutulah HAD menjadi lebih

l;.ecil, sehine;f;a naenyebai.Jltun pi'ose:a pei'kemhaut;an terc:unc­

gu, uk.hirnya meiJ.irn~ul!wn cacat. J

Page 10: f, · 2020. 1. 15. · an. Pemijahan kodok di Laboratorium Histologi-Embriologi . Fakultas Bio1ogi UGM. Telur i!tan dan kodok dipelihara dalam basltom, untuk berbagai percobaan. ,,

4

4. Hipotesis

Atas dasar re£erensi dan teori yang telah diacu da•

pat dirumuskan hipotesis sebagai berikut,

A. Pendedahan embrio ikan dan kodok dalam berbagai sta­

dium dan konsentrasi Sevin 85 S altan menyebabkan ke­

lainan perkembangan (cacat).

B. Pert umbuhan dan perkembar1gan larva iltan dan kodok akan

akan terhambat akibat pendedahan dalam Sevin 85 s.

C. Karena pendedahan em brio dalam suspensi Sevin alt.an ter­

jadi residu insektisida itu dalam tubuh larva.

5. Rencana penelitian

Untuk membulttiltan hipotesis tersebut dilaltultQn ber­

bagai percobaan pendedahan embrio dalam berbagai stadium

dan konsentrasi Sevin. Parameter yang diaruati rneliputi

mortalitas, cacat perkembangan bentuk dan strwttur larva.

Analisa residu sevin dilakukan terhadap pendedahan embrio

sampai larva. Has11 percobaan satu dengan yang lain di­

bandingkan dengan uji statistik untuk menarik suatu ke­

simpulan.

''

Page 11: f, · 2020. 1. 15. · an. Pemijahan kodok di Laboratorium Histologi-Embriologi . Fakultas Bio1ogi UGM. Telur i!tan dan kodok dipelihara dalam basltom, untuk berbagai percobaan. ,,

4

4. Hipotesie

Atae daear rei'erenei dan teori yang telah diacu da­

pat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

A. Pendedahan embrio ikan dan ltodok dalam berbagai sta-'

dium dan ltonsentrasi Sevin 8.5 s altan menyebabltan ke­

lainan perkembangan ( cacat). ,

B. Pert umbuhan dan perkembangan larva iltan dan kodok altan

al..:an terhambat akibat pendedahan dalam Sevin 85 s. ,, c. Karena pendedahan embrio dalam suspensi Sevin akan ter­

jadi residu insektisida itu dalam tubuh larva.

5. Rencana penelitian

Untult membuktil'i:all hipotesis tersebut dilakUltan ber­

bagai percobaan pendedahan embrio dalam berbagai stadium

dan konsentrasi Sevin. Parameter yang diaruati meliputi

rnortalitas, cacat perkembangan bentuk dan strUlttur larva.

Analisa residu sevin dilakUltan terhadap pendedahan embrio

sampai larva. Hasil percobaan sa.tu dengan ~ant; lain di­

bandingkan dengan uji statistik untuk menarik suatu ke-

sil!lpulan.

·---r

Page 12: f, · 2020. 1. 15. · an. Pemijahan kodok di Laboratorium Histologi-Embriologi . Fakultas Bio1ogi UGM. Telur i!tan dan kodok dipelihara dalam basltom, untuk berbagai percobaan. ,,

BAHAN DA.N CARA. PENELITIAN

1. Telur dan larva

Telur ikan dan kodok diperoleh dengan pemijahan alami.

Pemijahan ikan di1akukan di Balai Benih Iltan di Cant;kring­

an. Pemijahan kodok di Laboratorium Histologi-Embriologi .

Fakultas Bio1ogi UGM. Telur i!tan dan kodok dipelihara dalam

basltom, untuk berbagai percobaan. ,,

2. Sevin 85 S dan karbaril murni

Sevin 8.5 S berupa serbuk putih dala~ kemaean 0 ,.5 ltg di­

peroleh dari P. T. Pertani. Formulasi Sevin 85 S dibuat oleh .

P. T. Agrocarb Indonesia. Karbaril murni (9~~) dipero1eh da­

ri Laboratorium Inselttiaida Balai Penelitian Pertanian (Ba­

litan) di Bogar.

3. Hencari Lc50 dan konsentrasi pendedahan

Untuk uji teratogenik dari Sevin dilala.ultan pendedahan

embrio dan larva di bawah Lc50 (konsentrasi·letal 50%). Un-• tuk 1 tu dilal~ukan percobaan pendedahan. Embrio pada stadium

zigot diaedahkan dalam suspensi Sevin 85 S lmnsentrc£1: 5 ;

10; 15; 20; 30; 40; 50; 60; 70; 80 cian 100 p})m; r.ws:!..nf.·-masing,

30 individu. Pada waktu menetas (! 48 jam) dihitung jumlab

yang mati dan yang hidup pada masing-masing konsentrasi.

btu·s~ Lc50 d.iperole.h dar.i perearnoan regresi lineQr:

Y = A + B X (Y = ju~lah yang Dati; X = konseL~rusi)

5

Page 13: f, · 2020. 1. 15. · an. Pemijahan kodok di Laboratorium Histologi-Embriologi . Fakultas Bio1ogi UGM. Telur i!tan dan kodok dipelihara dalam basltom, untuk berbagai percobaan. ,,

6

Cara memperoleh LC50 stadium larva dilakultan percoba­

an terhadap larva yang baru saja menetas den,;an cara per­

tlitungan yang sama.

A. Konsentrasi pendedw1an embrio dan larva ikan • •

Harga Lc50

untuk embrio iltan diperoleh 20,0 .:!: 3,3 ppm.

Ol~h karena itu konsentrasi pendedahan dipilih: 0,0 ;

10; 15 dan 20 ppm •.

B. Konsentrasi pendedahan embrio dan larva kodok •

Percobaan pendeda.ban · terhadap etlbrio kodok diperoleh

harga LC.50 = 30 ,o ! 5 ,o ppm. Konseutras1 pe~ldedahan.:di-.. .

pilih: 0,0; 10,0; 20,0 dan 30,0 ppm. BarBa LC50 pada

pendedahan larva kodok yaitu 20,0 ppm. Konse:1trasi pen­

dedah untuk stadium larva dipilih: o,o; lo,o;l.5.,0 dan

20,0 ppm.

4. Stadium pendedahan

A.. Embrio dan larva ikan

E:mbrio dictedahkan dalam suspensi Sevin 85 S pa.da

sta,dium fertilisasi, gastrula cian neurul~. Krite!'ia sta­

dium perlteobangan seperti pada Orizyas latines ( Cyprini­

dae i Rugh • 1972). Pendedahan diald1iri pada stadium me ne­

t as dengan n.engganti suspensi Sevin 8.5 S densan uir bia­

sa, selanjutnya larva dipelihara sa1;2pai hari ke 7. Per­

cobaan pada stadium larva dilal~ukan pendedahan larva

yang baru menetas selama 48 jam, ke~udian suspens1 Sevin

8.5 s diganti air biasa dan le.rva dipe·lihara. sarnpe.i he,ri • J

ke 7.

Page 14: f, · 2020. 1. 15. · an. Pemijahan kodok di Laboratorium Histologi-Embriologi . Fakultas Bio1ogi UGM. Telur i!tan dan kodok dipelihara dalam basltom, untuk berbagai percobaan. ,,

7

B. Embrio dan larva kodolt

Embrio didedahkan dalam suspensi Sevin 85 S pada

stadium fertilisaai, gastrula dan neurula (l~iteria me­

nurut Rugh, 1972)~ Pendedahan diakhiri pada stadium me­

netas dengan cara mengganti suspensi Sevin 85 S dengan

air biasa. Embrio yang hidup dipelihara sampai stadium

insang tertutup sempurna (st. 25). I-

Untult mengetahui pengaruh Sevin terhadap perkem­

bangan larva diadakan pendedahan dari larva yang baru

saja nteneta.s sarapai terbentuk kaki dayung (st. 34), sta­

dium jari sempurna (st. 40). Selama percobaan larva di­

beri makan bayam yang dihancurkan dan suspensi Sevin 8.5S

diganti setiap 2 hari selta1i.

5. Pene;amatan

A. Embrio dan larva ikan

Untuk perlal:.uan stadium embrio dilakul~an pensamat­

an pada stadium menetas meliputi jurnlah yang mati, hi­

dup normal dan cacat dalam satuan %. Pengamatan terakhir

pada hari ke 7 dengan parameter dan satuan yang sama.

Pengamatan pada stadium larva dila!tUkan pada D.kh.i.r

p~ndedah.an yaitu pe.da haz-1 ke 3 dE.n sesud.ah I·€ndeds.h.an

yaitu pada hari ke 7. Untuk mengete.hui struktur histologi larva CM;,,t di­

laku!~:an :per..gumatan histo1ogi demgan mf.tode parG.:irL (.H.u­

muson, 196.3). J

Page 15: f, · 2020. 1. 15. · an. Pemijahan kodok di Laboratorium Histologi-Embriologi . Fakultas Bio1ogi UGM. Telur i!tan dan kodok dipelihara dalam basltom, untuk berbagai percobaan. ,,

8

Uutuk lll£ngetahui pertumbuhan~ dj.ul';,ur panjang larva

hari I, III, V dan VII dnlam sutuan rnm.

ll. Embrio dan larva kodolt

Pengawn tan dilol:ulmn pada stadium me11e to.s DIE.'liputi

jumlo.ll yaur; mati, llidup normal dun yang cucat dalwn sa­

'.tuan % . .Pada perlal;.uan stadium larva diadaltan pengnmat­

an pada stadium krud dayung (st. 34) meliputi JUI!llnh

yang mati, llidup,normal dan yang terhambnt dalam satuan

~~. Pengamatan tcralthir sesudah (pasca). pendedahan yaitu

poda stadium jari sempurna (st. L~l) meliputi yan~ mati,

hidup normal dan yang terhambat dalam ~atuan %. Selo.in yang.disebut di atas.ini ju~a diamati pro-.

ses perl~embanc;an rangka larva ynng dilal;.ultan pewarnaan.

dene;an alisarin Red S .. ( llWltason, 19'12)

Pen~amatan histoloci dilaltultan terhadap larva ca­

cat yang dibuat sediaan dengan metoda parafin. ~·eual sa­

sayatan 6 mil~ron, pewarnaan H.E.

6. Jmalisis residu Bevin

Untult men{5etahui residu Sevin dcda:u tubuh larva kodolt

dilal-..ukan anal isis dengan"Gas liquid chromatoGrai'i" ( GLG).

J;.nalisa dilo.l:.ukan terhado.p larva yang didedahlwn do.ri sta-

dium menetas sampai kaki dayung. Untuk mengeto.hui retensi

zovln tlalum tui.JUh larvo. juga dilal;.ulmn annliGa lnrvn E.lcsu­

dtth rcnde(\ahan yai tu padn stadium jari eempurna (st. 40). ' '

Page 16: f, · 2020. 1. 15. · an. Pemijahan kodok di Laboratorium Histologi-Embriologi . Fakultas Bio1ogi UGM. Telur i!tan dan kodok dipelihara dalam basltom, untuk berbagai percobaan. ,,

9

Netoda ana.lisa mengilwtj. prosedur: · Holden (1973); l~tUHlU.ma

(1981); Ueji & Ka.nazawa (1974); Anonimus (1976).

Garis besar aualisi.a residu dapa-1; diikuti pada lampiran 1.

7. Uji statistik:

Untuk membondingltan hosil percobaan satu den(!;o.n yaug

la:l.n d:l.lal::.ultan nnal:Leis varian (ANOVA) rancangan acak lengkap

diterush:an dengan uji Duncan (Surnartono, 197Lq Steel &

Torri e, 1981). Selai11. it u juc;a diuji dengan rancangan falt­

torial untuk mengetailUi interaltsi antar stadium pet·kemban~­

an dnn doais pendednhnn.

Page 17: f, · 2020. 1. 15. · an. Pemijahan kodok di Laboratorium Histologi-Embriologi . Fakultas Bio1ogi UGM. Telur i!tan dan kodok dipelihara dalam basltom, untuk berbagai percobaan. ,,

liAS IL PENGAHATAN

1. Pengaruh Sevin 85 B terhadap perltembansan entbrio aampai

larva ikan Cyprinus 1carnio L.

Mortalitas larva dan yang hidup~

Hasil pengamatan ditabulasikan dalam Tabel 1 yang da­

pat dijelaskan sebagai berikut •. Hortalitas pada perlaltuan

yang terendah pada pendedahan stadium gastrula sacpai me­

netas sebesar 26,7.:!: 6,?%,sedang yang tertingsi pada pen­

dedahan stadium neurula sampai n1enetas sebesar 64,4 .:t 1,9;~.

P~da hari ke 7 sesudah pendedahan (Tabel 2), mortalitas me­

nin.;;kat menj£tdi 30,0.:!: .5,7% dan 73,3.:!: 3,3% pada perlakuan ·

yang sama. Dari •rabel 1 dan 2 dapat dirurJiuekan bahwa maltin

tin~gi konsentrosi pendedahan makin tinggi pula mortalitas

dan sebalil;.nya yang hidup normal.

Larva cacat

Pengaruh Sevin dapat r11enimbulh:an cacat pada larva yang

baru menetas (Gambar l dan 2). Larv~-larva cacat itu seba-

£ian masih dapat berkeubang dan sebagian mati. Kecacatan

ada yang rJali:in parah, ada yang tetap serta ada yang sei11bub

sesudah pendedahan. Jenis-jenis cacat yE::itu: e!tor lilelenc­

kung, berkerut;peidek; edema; kerdil tian hemorargi (nerda­

rahan). Pada hari ke 7 sesildan menetas didapatkan larva

edema yang 1)aling banyak ( Ga:r.bar 2}. ·Larva yang cacat ge­

geraJtannya pelan dan berada di dasar.

10

Page 18: f, · 2020. 1. 15. · an. Pemijahan kodok di Laboratorium Histologi-Embriologi . Fakultas Bio1ogi UGM. Telur i!tan dan kodok dipelihara dalam basltom, untuk berbagai percobaan. ,,

Tabel 1. Pen~&ruh Sevin 85 s terh&da.p perkeaba.ncan eabrio ikan ( C;rprin1aa carpio L)

. p&d& 8t&diua menet&J . ···~----~---~-----------------~--·--------------------·-·-----------------------------·--stadi~ pended&h&n 'Jml. i..nd 11tons. • ll&ti • · llidup t Jonal ' Caoat

' {ekor J' (ppa)' (~) ' (~) t (~) ' (~) X' t S.D., X -:t S.D •. X r s.:c. - - + X - S~.Q·

1. z±eot supai 90 00 5,6 .± 5,1 94,4 .:t 5,1 94,4 .t .5,1 0

aenetas 90 10 31.,1 ±. 5,1 68,9 .:t 5,1 5o,o ± 6,7 18,9 ± 5,1

90 15 41,1 z 3,a 58,9 .:!' 3,8 36,7 ±11,9 22,2 .± 8,4 90 20 59,0 i" 6.7 50,0 ± 6,7 22,2 t10,7 27,8 .t. 5,1

2. Gastrula a&lllp&i 90 00 3t3 ± 3t3 96,7 ± ,,, 96,7 :t ,,, 0

menetas 90 10 26,1 .:t 6,1 13,3 :t 6,7 . 48,9 :t 6,9 24,4 t 5,1

90 15 43,3 .:t16,6 56,7 ±16,6 26,7 ± a,a 3o,o .t a,a

90 20 69,0 ±11,5 39,9 j-11,5 12,2 .:t 5,1 21 ,a .:t a,4

0 I

3· .!eurula aampai 90 00 2,2 ± 1,9 97,8 ± 1,9 97,8 :t 1,9 meneta.a 90 10 38,9 .t 3,a 61,1 .t 3,8 35t5 t 5,1 25,5 t 1,9

90 15 59,0 ± 3,3 50,0 + 3,3 19,9 t 5t7 30,0 ± ,,, ...... - .... 90 20 64,4 ± 1,9 35.5 ± 1,9 12,2 t 1,9 23 ,, .! ,,,

---------------------------------------------------------------------------------~---~--

Page 19: f, · 2020. 1. 15. · an. Pemijahan kodok di Laboratorium Histologi-Embriologi . Fakultas Bio1ogi UGM. Telur i!tan dan kodok dipelihara dalam basltom, untuk berbagai percobaan. ,,

Tabe1 2. Penga.rilh Sevin 85 S terhadap perke.mba.nga.n 1&rTa. ika.n ( Cyprinus carpio L)

seaud&h pendeda.han p&da hari ke 7 set9lah menetas. \,

~--------------------------------------------------------------------------------------Stadium penededahan

1.

/

2.

Zigot sa.mpai

menetas

Gastrula sampai

menetaa

3· Neurula sampai

menetas

'Jm1.ind' Konsl ' { ekor)' (ppm)

90

90

90

90

90

90

90

90

00

10

15 20

00

10

15 20

llati (~)

X 1: S.D. 5,6 .± 5,1

33,3 ± 3,3 48,8 .i" 5,1

63,3 _1 3,3

3t3 .:!' 3t3

39,0 .± 5,1 48,9 .;t-18,3

65,5 .t10,7

Hidup (~)

X ! S.D. 94,4 ,! 5,1

65,5 .! 5,1 51,1 ± 5,1

36,7 .t 3,3

96,7 :!: 3t3

69,9 ± 5,7 47,7 ±23,4 34,4 .t1Q,7

Koraal (~)

• t

X t S.D. 94,4 ± ;,1 44,5 t 6,9 32,2 ± 6,9

11,1 + 5,1

96,7 i: 3 ,,

45,5 .t 3,8 23,3 ±11,5 U,1 t 5,1

90

90

90

90

oo - 2,2 :t. 1,9 97,8 t 1,9 97 ,a .t 1,9

10

15 2U

42,2 ± 3,8

;6,7 ± 3t3

13,3 .t 3,3

57,7 ± 3,8 34,4! 3,8 43,3 ± 3t3 16,7 t 6,7 26,7 ± 3t3 8,9 ± 3,8

Cacat (~)

x :t s.D 0

21.,1 ±. 3 ,a 18,9 t 1,9

25,5 t 3,8.

0

24,4 i: 5,1 27 17 :t10, 1

23,3 t ;,1

()

23,3 i:. 9,0 26,1 ± ;, 7

17,8 t 1,9

-----------------------------------------------------------------------------------------...... 1\J

Page 20: f, · 2020. 1. 15. · an. Pemijahan kodok di Laboratorium Histologi-Embriologi . Fakultas Bio1ogi UGM. Telur i!tan dan kodok dipelihara dalam basltom, untuk berbagai percobaan. ,,

13

Gambar 1. Larva Cyprinus carpio L yang baru saja menetas a. Larva cacat edema/ekor bengkok ke dorsal,

dari perlakuan 20 ppm. h. Larva bungkuk/ekor bengkok ke ventral, dari

perlakuan 20 ppm c/d Larva kontrol (bentuk normal) e. Larva ya~g mengalami perdarahlln pada pangkal

ekor dan kantung vit~llus dari perlakuan 15 ppm.

Page 21: f, · 2020. 1. 15. · an. Pemijahan kodok di Laboratorium Histologi-Embriologi . Fakultas Bio1ogi UGM. Telur i!tan dan kodok dipelihara dalam basltom, untuk berbagai percobaan. ,,

Peraentaee cacat yang tarenduh pada penuednhan sta,_~

dium zitsot sampni menetas: 18.9 + 5,1%, sedang yang ter-,, -tinggi pada pendedahan stadium gastrula sarnpni menetns

sebesar 30,0 .! B,Bl~ (Tabel 1). Pada pendedahan. zic;ot sam­

pai meneta.s dapa.t dirumuskun ba!lVIa rual:in tinggi h:onsen­

trasi, maltin besar persentase cacatnya. Pada pendedahan .

stadium gastrula dan neurula aampa.i Dlenetaa bahwa. persen-

tase cacat dari 10 sampai 15 ppm meninskat kemudian menu­

run pada ltonse~trasi 20 ppm (lihat Tabe.l 1 dan 2).

Analisa varian (sidik rasam) dari persentaae cacat

yang dil~elompoklt.an da1aJD ltonsentrasi yang sama, tutapi

pada perlakuan yang berbeda mer,unjuklt:an perbedaan ' yang

r1;yata da1am taraf uji 5 dan 1% (Lampiran 2A No. 1 - 6) •

Lebih lanjut dari uji perbandingan rata-rata persentase

co.cat, n~enunjultltfUl ba.hwa terdapat perbedaD.n yang nyata

antara kontrb1 dengan perlal~uan (Lampiran 2B !lo. 1 - 6). I

Perbandinban rata-rata persentase cacat ·antar perlakuan

tidalt berbeda nyata. Sidilt ragam rancangan fal.,to::-ial

(L~u.lpiran 20 l~o. 1 - 2) dapat dije1ash:an balma fal~tor lwn­

sentrasi selalu bermalma. Ini berarti bahwa bcsar-l~eciluyn

ltousentrasi ruemeHtul~an uesar-lteciluya perseutase cacat. i

Falttor stadium pendedahan tidait. berma1:na, berarti tidalt

ruenentuhan besar-kecilnya cacat. Fa~tor stadium kali kon­

sentrani juc;a tidah: berrnolma bcrart.1 tidalt ada :l.ntoraltci

da1am hectua fah:t.or .Dari anal isis ini dirumusltctn ln.-hwa rnal-:in

t:!..ngr:;i l~.onsentrs;.sl., bese.rny_Q. I'EJrr~ent&se cacat ruer:inc;ltat •

. ~· ,c ! I• .-'' . • to. ,,,

Page 22: f, · 2020. 1. 15. · an. Pemijahan kodok di Laboratorium Histologi-Embriologi . Fakultas Bio1ogi UGM. Telur i!tan dan kodok dipelihara dalam basltom, untuk berbagai percobaan. ,,

' ..

l.5

Gambar 2. Larva Cyprinus carnio L pada hari ke 3 dan ke 7 sete1ah mene~as. a. Larva kontro1 pada hari ke 3. b. Larva cacat edema/pe.rtumbuhan terlla1abat dari

per1akuan 15 ppm. c. Larva kontro1 pada hari ke 7. a. Larva edema pada hari ke 7 dari per1akuan

1.5 ppm.

Page 23: f, · 2020. 1. 15. · an. Pemijahan kodok di Laboratorium Histologi-Embriologi . Fakultas Bio1ogi UGM. Telur i!tan dan kodok dipelihara dalam basltom, untuk berbagai percobaan. ,,

Tabel 3· Ra.ta-r;a.ta. pa.njan~ larva ik&n Cynrinus car"'io L ya.n~ diper1akuk&n denga.n

Sevin 85 S pada stadium embrio.

----~------------------------------------------------------------------~-~-------~--·---Stadium pended&han

1. Zigot sampa.i

aenetaa

' 2. Gastrula sampa.i

men etas

3· Beurula S&llpai

m.enet•s

'Jml.ind'Kons.• Rari I 1 Hari III (lll!l)

' He.ri V (.IIUII) '(ekor) {ppm.)' (mm)

88

63

54

45

87

6t;

s~::.·

36

188

55 so 32

00

10.

15 20

00

10

15 20

00

10

15 20

X :t S.D; 5,3 t 9.? 5,1 t 0,3 5,0 ± 0,2

4,7 ± 0,2

5,3 ± 0,2

5,0 t 0,3 4,9 ± 9~.2 4,6 ± 0,3

X t S.D. 7,1 ±. 0,2 .

6,9 ±. 0,1

6,9 ± 0,1

6,6 t 0,2

X !' S.D. 7,6 ;t 0,1

1,3 .± 0,2

7,2 :t- 0,1

6,9 ± 0,2

7,0 t 0,2 7,, ± 0,2

6,8 :!' 0,2 7,3 ~ 0,2

6,7 t 0,2 7,0 t 0,1 6,5 ~ 9~3 6,8 ± 0,3

5,3 ± 0,2 7,1 ± 0,2 . 7,6 .± Q,1

s,o ± 0,3 6,9 t 0,3 7,5 t 9,2

4,8 ~ 0,2 6,8 ± 0,3 7,4 ± 0,2

4,6 ± 9•2 6,2 ! 0,3 6,9 ± 0,2

t· Hari VII (ua)

X :t S.D. a,o ± 0,2

7._8 ± 0,1

7,7 ± o,2

7,0 ~ 0,3

8,1 ±·'),2

1,1 ± 0,2

1,3 ± Q ,2

1,0 t 0,3

8,o t. o,1 7,6 ± 0,3

1,5 t 0,2

1,1 ±. 0,2

------------------------------------------------------------------------------------~---

......, C'\

Page 24: f, · 2020. 1. 15. · an. Pemijahan kodok di Laboratorium Histologi-Embriologi . Fakultas Bio1ogi UGM. Telur i!tan dan kodok dipelihara dalam basltom, untuk berbagai percobaan. ,,

17

Panjang larva ih:an

Pengukuran panjang larva ikan dari me11etas sat.:pai lla­

ri ke 7 ditabulasikan dalarn Tabel 3. Dari tabel ini diru­

muakan bahwa makin tinggi konaentrasi pendednhan maka m~­

ltin kecil ul~uran panjang larva.

Sidik rat;am punjang. larva pada hari I, III V dan VII

I:lenunjulth:an perbedaan :;anE;; nyata (LatlpirD.n 2A, ~:o. 13 - 16),

u ji perbandinc;an rata-rata panjanr; larva menLtljUkl:an pe.t·­

bedaan yang nyata an tara ltontrol dens an perla~~uan 20 ppm,

tetapi tidak berbeda nyata antar perlal;:uan (Lamp:i.ran 2B

l:o. 13 - 16). Dari uji statistik ini dapat dirumusltan bah-

wa Sevin dapat mencha:nbat pertumbuhan panjang larva, pada

lton~outrasi pendedahQn yang lebib t1ng£Si.

2. Pengaruh Sevin terhadap perltembangan embrio sampai lar­

va kodak ,,

l·!ortali tas la!'va dan yang hid up

DE.lam Tabel 4 dijelasltan bahv:a mortalitas larva pada

perlal~uan yang terendah pada pendedahan neurula· sarnpai me­

netas sebesar 30,0 .:!: 8,8;~, yang tertinggi pada pendedah£tn

yang sama pada ~"Lonsentrasi 30 ppm sebesar ?6,7.! 6,6~;. :.:~or­

ta:Litas sesudah pendedahan (Tabel 5) Yc:mg terendah 36,6.!

5,~;) pada. pendedahan zigot sampai menetas. Hortalitas ter­

tingsi pada pendedahan gastrula saopai menetas sebesar

80,Q .:!;. 3,3~. Walaupun pendedahan sv.dah dial:hiri pada sta-

Page 25: f, · 2020. 1. 15. · an. Pemijahan kodok di Laboratorium Histologi-Embriologi . Fakultas Bio1ogi UGM. Telur i!tan dan kodok dipelihara dalam basltom, untuk berbagai percobaan. ,,

Ta.bel 4. PengP.ruh Sevin 85 S terhad.&p perkeraba.n&an eabrio koclok (~ ae1a.noatiotua)

pada stadium aeneta.s.

-~-------"-----------·------·--------------------------------------~-------------·~----Stadium pendedahan

1. Zigot sampai

menetas

2. Gastrula sa.mpai

men etas

3· !eurula. sampai

menetas

'Jml.ind' !tons' ' ( ekor) ' (ppa)

90

90 90 90

90

90 90 90

90

90 90 90

00

10 20

~0

00

10 20

30

00

10 20

30

lla.ti l~)

' .

X ! S.D.

3,3 .± 3,3 34,4 ± 3,8 44,4 .t 6,9 6o,o .:t 2,6

Hidup (~)

·• · :· Honal. :t

(~) ' Ca.ot.t (~)

X !" S.D. 96,7 ± 3,3

65,5 ± 3,8

55,5 * 5,6 49,0 :t 2,6

X ! S.D. 96,7 :!' 3t3

X j: S.D. 0

53t3 ~ 3,3 12,2 ~· 1,9 45.5 ± 6,9 10,0 ± 3,3 17;8 ± 6,9 22,2 ± 5,0

2,2 .:t 1,9 97,8 t 1,9 97,8 ± 1,9 0

37,8 .t 8,4 41,1 :t11,6

75,5 t 6,9

62,2 ± 8,4 59,9 :tll,6 24,4 ± 6,9

49,1 :t15,8 2Qi0 :1:. 6,7 3B,1 .t10,7 21,1 ~ 5,1 2,2 t 3,8 22,2 t 6,9

3,3 :t 3,3 96,7 ± 3,3 96,7 ± 3,3 0

3o,o ± a,8 36,7 .! 6,6 76,7 ± 6,6

70;0 :t 8,8 63,3 :t 6,6 23,3 ~ 6,6

44,4 ± 5,1 25,5 ± 5,1 44,4 ± 3,8 22,3 t 3,8 2,2 .± 1,9 21,1 .:t 5,0

-------------------~--------------------------------------------------------------~----- 1-' 00

Page 26: f, · 2020. 1. 15. · an. Pemijahan kodok di Laboratorium Histologi-Embriologi . Fakultas Bio1ogi UGM. Telur i!tan dan kodok dipelihara dalam basltom, untuk berbagai percobaan. ,,

Ta.be1 5· Pengaruh Sevin 85 S terha.dap perkemban~an 1erva. kodok ( ~ mel~ostictua )

pada stadium insang tertutup sempurna.

------------------------------------------------------------------------------------~---Stadium pendeda.han

1. Zigot sampai

meneta.a:

2. Gastrula. sampai

menetas

3. Neurula sampai

men etas

'Jml.ind'Kons. ' ( ekor) (ppm)

90 00

90 10

90 20

90 30

90 I

90

90

90

90

90

90

90

00

10

20

30

00

10

20

30

!lati (%)

X ! S.D. 3,3 .± 3r3

36,7 !' 5,1

43,3 ,jo 3,3

57,8 !" 1,9

2,2 ~ 1,9

40t0 ! 3,3 45,5 ± 5,1

89,0 ± 3,3

3t3 :t: 3r3

Hid up (~)

x '! s • .p •• 96,7 :t 3t3 63,1:l j- 5,1

56,7 ± 3r3

42,2 :t: 1,9

97,8 t 1,9

60,0 ! 3t3

55,4 t 5,1 20,0 ± 3.3

96,7 ± 3r3

Normal (~)

X :t S.D.

96,7 .t 3,3

53,9 ± 5,1

44,4 ± 1,9

31,1 ± 3,8

97,8 ± 1,9

53,3 :t 5,1 31,1 t 5,1

1.,1 :t 1,9

96,7 :t 3,3

Ca.ca't (~)

X ! S.D. 0

10,0 ± 3.3

12,2 :!' 3,8

11,1 !' 1,9

0

16,7 :l" 3t3 23,3 :t 3,3 18,9 ± 3,8

0

36,7 + 3,3 63,3 ± 3,3 41,1 ± 1,9 22,2 + 1,9 - . -36·,7 ! 3,3 63,3 t 3,3 16,9 .:!: 8,4 44,4 ± 5,1

76,6 ! 6,6 23,3 t 6,7 2,2 ~ 3,a 21,1z 3,8

----------------------------------------------------------------------~-----------------~ \.;

Page 27: f, · 2020. 1. 15. · an. Pemijahan kodok di Laboratorium Histologi-Embriologi . Fakultas Bio1ogi UGM. Telur i!tan dan kodok dipelihara dalam basltom, untuk berbagai percobaan. ,,

_,_ ··-·-···· .. ---·---········-·--- ---

20

dium me11etas tetapi rnortali tas tetap ada. Dari Tabel 4 dan

5 dirumush:an bahwa ma!tin tingt;i ltonsentrasi Sevin makin

tinm;i pula mortalit!lsnya dan sebalilt.nya pada yang hidup.

Larva cucat

Pendedahan telur kodolt dalam suspensi Sevin 85 berba­

gai l~onsentrasi dapat rnenimbuU~an berbagai cacat (Gamb.ar 3).

i\e ban~ al-Lan cacat pada eltor seperti lteri t~ng, bengltolt, pen­

ae!t, ticiak tUJ:Jbuh, ·baHkan ada larva tanpa ekor. Cacat lain

yaitu ederaa, kerdil, l~epala kecil (milill'osefali) dan badan

uerbe1~jol. Cacat sesudah pe.ndedahan yaitu insang tidak tum­

bub dan tutup insane; tidak terbentuk.

Persentase larva cacat yang terendah pada . pentl.edahan

stadium zigot sa!npai menetas se·oesar 10,0.:!: 3,3%, sedang

yang tertinggi pada pendedahan gastrula sampai menetas se..o

besar 25,5.:!: 5,1% (Tabel 4). Sesudah pendedahan yang di­

e.t~£:.ti 3-•aC.a sta.::O.iurn iusaug tertutup sempurna, persentase ca­

cat terendah pada pendedahan zigot sampai menetas: 10,0!

3,3;~. Pen~a~atan ca:at tertingsi pada pendeuahan neu=ula

sa~pai r.1enetas: 44,4.:!: 5,1.1.3 (Tabel 5).

Siciil: rat:;am dari persentase cacat pada stadium ruene­

tua dt\11 .stariium insans tertutup aempurna menunjultl~an per­

beaaan ;yane; 11~·ata O ... am,Firan 2A .,No. 7 - ·12).. . Perbandingan

r~ta-rata :persentase cacat menunjuldt..an b~hv:.tt antara kontrol

densc.n pended~han stadium zigot sampa:l m'enetas tili«l: ber-

t ~r...!.:. n~ ;:.te ( Lbrpi.:··:.n : 2P; no : 7 - 13 ) •. Per banding an ·

Page 28: f, · 2020. 1. 15. · an. Pemijahan kodok di Laboratorium Histologi-Embriologi . Fakultas Bio1ogi UGM. Telur i!tan dan kodok dipelihara dalam basltom, untuk berbagai percobaan. ,,

Gambar 3.

21

Larva Bufo melanostictus pada stadium insang tertutup sempurna (st.25). · a/c. Larva kontrol (bentu.k normal)

b • Larva edema dari perlakuan 20 ppm d • Larva ekor bengko!..: ke dorsal e • i..arva ekor bangkok ke lateral dari perla~

kuan 20 ppm ·

Page 29: f, · 2020. 1. 15. · an. Pemijahan kodok di Laboratorium Histologi-Embriologi . Fakultas Bio1ogi UGM. Telur i!tan dan kodok dipelihara dalam basltom, untuk berbagai percobaan. ,,

-·- ·--···- .... -·· ····--·--···-· ---

22

antar perlulman juga tidak berbeda nyata. Yang berbeda

nyata nntnra h:ontrol cienc;an pende'dahan gastrula dan neu­

rula. Selisih yang terbesar antara kontrol dengan pende­

dahan neurula sampai menetas. Hal ini berarti bahwa pen­

dedahan pada neurula sangat sensitif terhadap Sevin.

Sidil~ ragam dengun .rancangan faktorial (Lampiran 2G

~~o. 3 - 4) ·ntenunjukli:an :falttor stadium dan ltonsentrasi

'sanL;at bermalma. Ini. berarti ltedua i'ah:tor meuentultan be­

ear ltecilnya persentase cacat. Sedangltan falttor etadiwn

kali l~onsentrasi tidali. bermaltna bctarti tidalt terjadi in­

teraltsi do.lam ltedua !o.lttor itu.

Pan jang larva kodolt

Tabel 6 adalah data pengub:uran panjans larva l~odoh: •

dari stadium menetas sampaf larva stadium insang tertutup

se:npurna. Dalam tabel menunjuldo;a.n bahvJ~ nwl::in tinGsi l;:on­

sentraai Sevin, maltin ltecil ulmran panjang 'lw:·va,

Sidik ragam panjang larva menunjuld:an perbedaan yang '

uyat~ (LUlll!)irllll 2A Ho. 17 - 20). Perbandinr;an rata-roto.

panjang la.::.v•a antara lt.ontrol dengan · perlalman pada lwnsen­

trasi 30 ppm menunjultl>an porbedaan yung nyata. Jl.ntara l~on­

trol deusan pendednhan lO dan 20 tidalt berbeda nyo.ta'• JJnri

analisis 1ni dapat dirumush:.an bc.llwa Sevin dapat mengham­

bat pertumb\Ulan paujang larva yang berarti pada konsen­

trasi 30 ppm.

J

Page 30: f, · 2020. 1. 15. · an. Pemijahan kodok di Laboratorium Histologi-Embriologi . Fakultas Bio1ogi UGM. Telur i!tan dan kodok dipelihara dalam basltom, untuk berbagai percobaan. ,,

Tabel 6. Rata-r&t& panJanc l&rv& kodok ( ~ mel~ostiotus ) yang diper1&kakan deng&n

Sevin 65 S pada stadiua embrio.

-~-~-----------------·-----·-------·-----~------~------------~--------------------------~

1. Zigot sampai

aenetas

Jml.ind'Kons. ' Stndium 19 •stadium 21 'Stadium 23 '(ekor)'(ppm) ' (-) • (mm) • (Jilll)

88

59 50 36

00

10

20

30

X! S.D. X !" S~D. .. X! S.D.

4t3 :t 0,2

4,1 :t 0,1

3,7 .± o,1 3,2 t O,l

6,0::!: 0,2

5,9 ± O,l

5,4 ± o,, 4,5 ± 0,3

1,5 .:t O,l

1,5 .:t 0,1

1,0 .:t. 0,1

6,3 ± 0,2

2. Gastrula samp&i 88 00

10

20

30

4,2 ± 9,1 6,0 ± 0,1 1,1 ± 0,2

7,4 ± 0,1 7,2 ± 0,2

6,7 ± 912

aenetaa

3• Neurula aampai

men etas

56

54

22

88

63

51 '21

00

10

20

30

4,1 ± o,1 3,8 .t 0,2

3.4 .t 0,2

5,9 .± 0,1 5,1 :t' 9,2 5,1 ± 0,2

4,3 t o,1 6,o ± 0,2

4,2 ~ o,1 6,0 x o,1

3r8 ± 0,2 5,7 ± 0,2

3t3 ~ 9t3 5,0 t 0,2

7,6 ±. O,l . ,

7,4 t 0,1 1,0 ± 0,2

6,5 .;t 0,2

'Stadiua 25 • (Dill)

X "!' S.D.

8,5 ± o,1 8,2 .:t 0,3

7,6 ~ 0,2

6,7 ± 0,2

a,6 ± o,1

8,3 :t 0,3

7,6 ± 0,2

1 ,o :t.. 0,2

8,4 ±. 0,3

8,3 :t 9,1

7r4 ± 0,2

6,9 ..t 9t3

------------------------------------·---------------------------------------------------- rn

Page 31: f, · 2020. 1. 15. · an. Pemijahan kodok di Laboratorium Histologi-Embriologi . Fakultas Bio1ogi UGM. Telur i!tan dan kodok dipelihara dalam basltom, untuk berbagai percobaan. ,,

Pentjaruh Sevin terhadup' larva b:odolt dalum perlalwan

pendedahan yang lama ( 1 bulan ).

. 24

Pendedahan larva dnri stadium rnenetns sampai ltald.

dayung merupaltan pe.ndedahan yang lama, Hasilnya dalam Ta­

bel 7 yang dapat dijelaskan sebagai beriku~. Pada kontrol­

pun terjadi mortalitas sebesar 23,3 i 12,Lt-%. Kematian ter­

tingci pada pendedahan ltonsentrasi 20 ppm yaitu l~8,3 .!.

18, l1%. Puda peudodohan ini tidnlt didapntltau larva cc:teu t,

hanya terdapat larva·yang perkembangannya terlawbat,

Sesudah pendedahan, yaug diarnati pada stadium jtu-i

sewpurna, yaltni menjelang metamor:rosis tidalt terjadi lte­

matian lal;;i. Pada perlalman 1.5 dan 20 ppm belwn ada yani

metamorfosis, tetapi pada kontrol dan perl.alwan 10 l1Pin

sudah ada yang metamorfosis (Tabel 7).

Pada pengar.!atan pe\'tarnaun rant;ka larva. denc.;an ali-

" sarin S (Gam bar 4· ) menunjuldum bahwa proses pellUlD.ngcm

ranclta terhambat, Penulan£;an pada ranBka kontrol yang di­

r!ilai lO<X~ seda.ngl'l::an pads. pada perlalman 15 dan 20 ppm

holly a b er nilai 301; y ai t u pado. t ulan G .. t ttlang ltald.

Pad~ embrio a~:am 1 biosintesi.s NAD terhambat karena

pensaruh :1.llsel;:t:to:1.dc. orGanopoafat dan ltorl.J~"\Inat ( !1rocto1•,

1 d 1 ' 1 jU!~E.I .. ·t.erJ't,d.i ~ !J_, 19?6). lJiduc;a ,t:.ud~ larva '-O ot. :.Ll~ ...

h~l ~·c.l1£ sama. H.LD sr·.nr;&t diperlul:.e.n untttl~ pembeHtU!t.:\11 J.'2!P.

" .. "'P · b :1 l r ell"'.·.l,['i tmtuh proses }":erl~clu"ouu:_:un, l:crenu . "· .L e:e P.~t:.. su~.l 1e _

l:.ct eraeditu:mnya terllur.Jb~'t, me.lta t~!:.on l.lcui;htiJ.:b~··:t ll~·oce!:: l'a

l"llllC.ll~'·· 11 ••"" r•,.. ,.,,..l'J r·l·' w--·· J,J~,~~·. ... '-' ...,•'-""'•

Page 32: f, · 2020. 1. 15. · an. Pemijahan kodok di Laboratorium Histologi-Embriologi . Fakultas Bio1ogi UGM. Telur i!tan dan kodok dipelihara dalam basltom, untuk berbagai percobaan. ,,

Tabe1 7 • .Pengaruh ~evin d;> s ~erhadap perkembangan larva yang didedankan dari · stadium rllelletas s·al11pai stadilll!l kaki da)"ung dan sesudah pendedahau pada

menj elaug metamor fosis. · ---------------------~------~-------------~-------------~-------------------~-------

1 J ml.!'J.ud 1 bO ekor 1 60 ekor 1 60 ekor ' 6u e!tor Rincian pengama tan 1 h9nsev.t' 00 1 10 1 15 1 • 20

I \pp!!l) I (;6) I {j;)) t (~.2 f (;&)

Pada akhir pendedahan Hati. · Hid Up.;!

-sampai kaki dayung

-terhambat

-tidak tumbuh kakinya

Sesudah pendedahan(menje1ang metamorfosis)

Hati

x :t. s.n. 23,3 ± 12;4

'16,'1 ± 12,4

63,3 !: 12,4

11,4 ± 2,3

0

Hidup : 76,7 ± 12,4

- metamorfosis ~,0 ± 5,0 - kaki depan muncul 16,1 ± 3,4

- sampai jari sempurna45,5 t 5,0 - kaki tidak tumbuh 0

- ekor ltleltlbengl~ok 0

X !- S.D. X ~ S.D.

27,2 ± 13,9 38,3 ± 13,2

72,7 ± 13,9 61,1 ± 13,2 54,9 ± 13,3 . 30,5 ± 13,3 17,8 t 5,6 28,4 ± 4,3

0

72,7 ± 13,9 3,3 ± 3,3 7,3 ±. 2,5

44,4 t 9,6 0

0

2,3 ± 2,3

61,1 ± 13,2 0

0

~.-25,5± 9,1 5,5 ± .:;,,o 3,3 ± 3,3

X t S.D.

4tS,.3 ± 18,4 51,7 ± 18,4 19,2 ± 6,3 30,3 ± 6,3

2,3 :t C!,3

.!:)1,1 t 18,4 0

0

20,0 :I: 10,0 3,9 ± 3,4

0

-----------------------------------------------------------------~----------------- ~

Page 33: f, · 2020. 1. 15. · an. Pemijahan kodok di Laboratorium Histologi-Embriologi . Fakultas Bio1ogi UGM. Telur i!tan dan kodok dipelihara dalam basltom, untuk berbagai percobaan. ,,

26. ·--···· ....

Gambar 4. Rangka larva ltodok kontrol dan, perlakuan. a. Rangka kontrol. b. Rangka kaki yang proses penulangannya ter­

hambat al:ibat perlakuan dengan Sevin 8.5 S konsentrasi 20 ppm.

Page 34: f, · 2020. 1. 15. · an. Pemijahan kodok di Laboratorium Histologi-Embriologi . Fakultas Bio1ogi UGM. Telur i!tan dan kodok dipelihara dalam basltom, untuk berbagai percobaan. ,,

27

Pengama.tan histologi larva cuca.t.

L~rva edema adalah yang pali~G menonjol karena perl~­

l'~uan dencan Sevin 85 s, baik pada larva ikan maupun kmiok •

Sayetan me lin tang larva edema melalui jan tung, tam1)alo;: bah-·

wa rongga uerikardium sangat membesar(Gambar 5 b). Jantung

kelihatan kecil yang berada dc>.lani ronge;a yang · besar.

Jaringan mesoderm larva cacat tampak longgar, sedang

pada kontrol lebih lwmpak. Di bagian dorsE.Y- larva ltontrol

adalah simitris, sedang pada larva ca.cat asimitris(garnbar

5 a dan 5b ) • Hal serupa tampak juga pada larva ikan yang

cacat edema. Dengal1 deoikian dapat dikatakan bahwa Sevin

d.apat menyebabl":an kelainan strul~tur histologi.

Gabbar 5. Se.,Ytltan rne.lintang 4-arva kodok melalui jantung. a. sayatan larva kontrol. b. sayatan larva cacat edema. l. rongsa peril~ardium 2. jantung 3. fa:-:in~ s.

4. rho~bensefalon. 5. gelembung otik. 6. mesoderm(mesenkim)

Page 35: f, · 2020. 1. 15. · an. Pemijahan kodok di Laboratorium Histologi-Embriologi . Fakultas Bio1ogi UGM. Telur i!tan dan kodok dipelihara dalam basltom, untuk berbagai percobaan. ,,

2B

..................

3. Hesidu Sevin dalnm tubuh larva kodoh:

Hasil analisia residu Sevin deuc;an I11etoda "e;as liquit

chromator;raphyll (G.L.C.) dtllal4 tubuh larva ditt.,bulur.ih:un

dalam Tabel 8 d.an l~romatogram (Gambar 6) •. El~struh:si padn

uh:hir peudedahan yni tu p~da stadium ltnld.' dnyuur.; (ct. 311),

hasilnyn sebesar 0,05 ppm. Ho.sil eltstro.ksi sesudo.h pen-

cledulltm menjelang atudium metalnorfonis sebc~ur 0 ~·a2 ppm.

Hal ini berarti bahwa Sevin lllasih ada yang tertinGgal da.-'

lam t ubuh larva. vmlaupun sudah dalam lteadaan tidalt tex·­

dedah.,.fiasil analisis -reaidu ini juga metpbulttikan · bahwa

larva ya,ng cacat itu ltarena adanya residu Sevin di dc.~.la.m '

tubu.hnya.

Tabel B.Hasil anal isis residu Sevin' dalam tubuh larva h:odolt pada pelldedahan J.runa dv.ri stadium menetae sampai stadium kol:i dro-ung (st. 34) dan scoudah pendedahan pada menjelang metamorfoDie

========================================================= 1 Kons.l Beratl Vol. l Vol. 1 'ring l BerE\tl Res,

:Sh:strahs1 · 1 llarvn! al~ir! j_ny. t l.rom! totnll. 1 (1'Pm) 1 (mt;) 1 yu 1) 1 01 1) 1 (em) 1 (u g) 1 (ppm)

-------------~------------------------------------------~ ,, ·standar li:a.:-baril o,; - 2 7,4 1,0

Larva stadium 34 20,0 3,000 4,000 5 1,5 162,1 0,05

La.:-va atadiun~ 40 3,400 5,000 5 o,,; . l7 ,; 0,02 .

:~·J!~trol (st. 34) .3, L~OO 5,000 5 o, l~ 511 ,o 0,01

---------------------------- -· ---------- ·-----·· .... -·- ·----- --· -----------------------·-------------------------------------

Page 36: f, · 2020. 1. 15. · an. Pemijahan kodok di Laboratorium Histologi-Embriologi . Fakultas Bio1ogi UGM. Telur i!tan dan kodok dipelihara dalam basltom, untuk berbagai percobaan. ,,

Z9

·'

0

0

0

0

,,

Gaabar 6 • tromatocraa haa11 anal~ais karbaril dengan GLC,kolom DO 200f •ub• koloa 210 01 keoep&t~ 2,5 mm/menit f jare.lr. 0• X • 50 mm1 reten•i • ~ • 20 aenit.

. 2,5 Xeteran,..na A • Kroma.to~all at&nd&r (ka.rbe.ril aurni ~

B • Kroma.tosraa reeidu SeTin daJ.aa tu'buh larva. dari pended~ stadium menetaa aampa.i k&ki d&yunc.

C • ltromatogrua reaidu karbaril dt.lam tubuh le.rTa. , eeaud&b pended&han (pad& ata.dium.jari ~a.ri aempurna.)

D • Kroma.toaraa larva kontrol Y&DI diekatrak•i pada stadium kaki dayung.

Page 37: f, · 2020. 1. 15. · an. Pemijahan kodok di Laboratorium Histologi-Embriologi . Fakultas Bio1ogi UGM. Telur i!tan dan kodok dipelihara dalam basltom, untuk berbagai percobaan. ,,

PEJvJ:WlASAU

Sevin bercifat_ toksis terhadap embrio ih.an dan l::.odok

sehint;t;a menyebabl~an l~ematian Ytmg meningkat pada konsen­

trasi yang lebih tinggi. Embrio ikan lebih sensitif ter­

hadap Sevin hila dibandingkan densan embrio ltodolt. Bun~­

kus efjbrio il-~an. (!~orion) rupanya lebih mudah ditembus oleh

molel~ul Sevin daripada bungkus embrio kodok yang berupa

lendir tebe.l. Ditiujau dari harga 1c50 embrio il~an yaitu

.:!: 20 ppm, lebih rendah daripada harga Lc50 embrio kodok

yaitu .t 30 ppm. Persentase larva cacat pada ikan juga le­

bih sedildt yaitu yang tertinggi 27,7 .t 10,'7%. E.al ini Ita­

rena yang menderita cacat parah menjadi mati. Persentase

cacat pada lnrva kodak lebih tinggi daripada larva ilmn,

yaitu yang tertinggi 44,4 ! 5,1%. Karena larva kodok le-I

bih tahan malta larva yang cacat itu rnasih tetap hidup.

Cacat edema, lterdil, eltor bengltok dapat ter jadi baik

pad a larva il:an maupun larva kodol:. Edema ter jadi lte.:'ena.

pengembangan kantong periltardium yang disebabkan altmnula­

si ca:i.ran dalam ltantong itu. 'Kejadian ini karena. gangguan

teh:e.nan osmose (Wilson, 1973; Rush, 1962). Kontaminasi mo­

lelml Sevin pada sel pembuluh darah rnerubah permeabili tc.s

sel, oleh l'::arena itu CQiran masuk he dalam per~kardium dan ,,

tertimbun sehingga selaput peril~ardium m~ngembang. Dc::.lam

keada.an edema ini frekuensi denyut jantung menja.di lemah.

CQCQt edema. ini tidak bisa sembuh sehinggs. larva

E;elembung (Gambar 2d dan 3b}.

sepert:L

30

Page 38: f, · 2020. 1. 15. · an. Pemijahan kodok di Laboratorium Histologi-Embriologi . Fakultas Bio1ogi UGM. Telur i!tan dan kodok dipelihara dalam basltom, untuk berbagai percobaan. ,,

31

Seifert & Casida (1981) menyatakan bahwa insektisida

orgauoposfat dan karl.Jamat menghambat biosintesirJ nikotin­

amid dinultleotid (Will), NAD diperluhan do.lnm . rQnr;h:aian I

proses pembentultan aden:o·sin tri poofut 1 yunc ltaya ener­

gi untult proses pembelahan sel. 01eh lmrena HAD dalam jurn­

lab sediltit menc;altibatkan A'l'P juga menjadi sediltit. De­

ng{m demikian proses pemhelahan sel terhambat sehingga .

mencakibatkan·pertumbuhan terharnbat dan ada yang rnonjadi

lterdi1.

· Sevin dalam tubuh larva dapat mematiltan sebQGio.n ael,

bila ter jo.di pada pangltal el~or malta pertumbullan ekor men­

jadi ben{Sltolt ltarena padQ salah aatu aiai 'eltor pertwnbuhnn­

ny a tidalt sama. Bila ter jadi pada siriJ;>, malta eltor menja­

di lteri tine. Bila ti tilt turnbuh eltor rl.'.salt 1 malta larv:a ti-

do.lt rneu1punyai eltor •. Pengu.rangan panja11e; .larv~ dieobaultQn

ltarena lJanyak sel-sel eltor yang mati sehingga panjang to­

tal larva menjadi pendelt. Sevin adalah insektisida kontak

lane;auns (Hatsumura, 197.5). Oleh l~arena 1 tu dapat bc!'!)e­

ngaruh lancsunc ,pada per·tumbuhan elwr ltareno. moleh:.ul Sevin

yang menet.:pel pada ekor itu. "

surjono (1983) melD.porltc.n bahr1a penc;aru!t ill!leltt:!.sida

basa~inon 45/30 EC clapat menchar:1bat proses penulo.nco.n ran~­

lta et!lbrio menci t • .Ranzlta ·larva ltodolt yang diperlakultun ' .

pendedahEm denGan Sevin, juGa me:1galaoi hambatan proses

penulangan. Neltanisme hambatan proses penulangan itu l~ru·e­

na terjadi har.:tbatan biosintesis akibat. per1akuan dengon in-J

Page 39: f, · 2020. 1. 15. · an. Pemijahan kodok di Laboratorium Histologi-Embriologi . Fakultas Bio1ogi UGM. Telur i!tan dan kodok dipelihara dalam basltom, untuk berbagai percobaan. ,,

32

seldisida. Inseli:tisidn ltarbamat ini meugharnbat Iter ja enzim

kinurenin formamidase (KF-ase) (Se:ifert & Casida, 1981).

Residu Sevin dalam t ubuh lo.rvn h:odol'i: aebacnr 0.005 pp1n

tidalt menyebabltan cacat bentult, tetapi sudah nJouchtunbat

proses penulangan raugka. Larva memang lebih sensitif dari

pada embrio, Hal ini sesuai dengan pernyataan Johnson I

( 1974) bahwa embrio iltan umurunya tahan eampai 10 ppm bor-

bagai itlselttis~da. Larva ih:an dengan perlakuan 2. - 5 ppm

sudah dnpat mematiltan. Hal itu dapat ter jadi ltarena embrio

mempunyai pel.indung ;yai tu bungltus embrio berupa korion a tau

yelly. Pada larva tidalt dee&iltian, lagi pJila den,;o.n perednr­

an darah mal~a konta:uinasi insektisida cepat meraiubat sam-

pai di bagian organ yang penting,

Pada ltron.:atogram dari all.alisis residu Sevin dengan GLC

(Oe.mbar 6.) taupab: puncalt yang menunjultltan adan;n~ recd.clu Se­

vin eebesar 0 1 01 ppm (Tabel 8Li Henurut Holden (1973) uah­

vta perolehan ltembali (recovery) dari analisis. karbaril (Se­

v.in) diperoleh sebesar '90 - 110%. Dengan metoda Holden ini

sangat ah:urat l,agi pula peraugltat GLC juga sangat peka.

Bila perolehan ltembali lebih dari 100% berarti h:epeh:uan sa­

n£;at ting£;1. Pada kontrol sernestinya tidalt terj~di punca!t

kromatogram da::-1 Se\'in, tetapi !;:arena proses pembuatcn elts­

tral~si dengan alat-alat yang sama J;:emungkinan ·besar ter jtt­

di kontaminaai bailt pada ltolom GLC maupun pada alat-alat

I,

Page 40: f, · 2020. 1. 15. · an. Pemijahan kodok di Laboratorium Histologi-Embriologi . Fakultas Bio1ogi UGM. Telur i!tan dan kodok dipelihara dalam basltom, untuk berbagai percobaan. ,,

...

KESIHPUIAN

l. Pengaruh Sevin 85 S dapat menimbulltan cacat terhadap

erubrio ikan dan ltodok berupa edema, lterdil dan berba­

gai kelainan ekor.

2. Pertumbuhan dan perkembangan larva ikan dan kodok ter­

hambat akibat pendedahan dalam suspensi Sevin 85 S pa­

da stadium embrio.

3. Pendedahan larva ltodok dalam suspensi Sevin 85 s dnlam

jangka lama mengaltibatkan hambatan pada proses penulang-

an rant;lta.

4. Pendedahan larva ltodok dalam suspensi Sevin 85 S h:on­

sentrasi 20 ppm selama sebulan dapat menirnbulkati resi­

du sebesar 0,05 ppm dan dapat terjadi retensi.

33

~,

''.J

Page 41: f, · 2020. 1. 15. · an. Pemijahan kodok di Laboratorium Histologi-Embriologi . Fakultas Bio1ogi UGM. Telur i!tan dan kodok dipelihara dalam basltom, untuk berbagai percobaan. ,,

Akbari, s. 1967. Perkembangan awal sistem nervosum centrale emnbryo Gallus setelah pemberian insektisida Furadan 3 G, Fakultas Pasca SarjanaUGM, Yogyakarta.

Anonimus, 1978. Analysis of. carbaryl, University of Agri -culture, Kobe, Japan, 5 pp (memiograph).

Butler, G.C. 1978. frinciples of ecotoxicoloGl, John Wiley and Sons LTD. 3/0 pp.

Djuhanda dan Suripto 1983. Pengaruh Sevin 85 S terhadap pertumbUhan embrio mencit, Laporan penelitian Direk torat Pembinaan Penelitian dan Pengembangan Masaraitat JJepdiltbud, Jakarta, 18 pp.

Garrison, J.C. & C.R. Ylyttenbach. 1985. Teratogenic effects of the organophosphate insecticide Dichrotophos(Bidrin) Histological cnaracterization of defects, '!he anatomical Hecorct,· 213, qb4-472.

Garrison, J.C. & C.R. Wyttenbach. 198.5. Notochordal develop ment as infuenced by insecticide DicJlrotophos (Bidrin), •rhe Journal of .E:x~~erimental lioology, 234, 243-2.50

Gibbs, K.E., Hingo, 'l1 .M., and D.L. Courtenanch. 1984. ~ersistence ·of carbaryl (Sevin-4-0il) in woodland ponds anci its effects on ponds m~croinvertebrates following forest spraying, Canadian Entomology, 116, 203-213.

Jiol<len',A. v. 19'/LtEffects of pesticides on fis~ (in: Environ mental pollution by pesticidee, ed: c.A. Edwards), Plenum Press, New York, P• 213 -253.

Holden, E.H. 1973. Gas chromatographic determination of re-. sidues of methyl carbamates insecticides in crops as

"their 2.4.dinitrophenyl ether derivates, 'l,he Journal of Lhe Association of Analitical Chemist, 56,713-717.

Huma::;on, G.L. 1972. · Animal tissue techniques. W.ll. Freeman and company, New York. 3~0 P•

Hunter Jr, N.L., J.W. Witham & H. Dow. 1984. Effects of carbaryl induced depression in invertebreates abunaanca on the Growth and behaviour of American black duck and mallard ducklings, Canadian Journal of zoolog~, 12 , 4:;;2 - 4;,6.

Johson, D.W. 1974. Pesticides residues in fish (in: !;uvi -ronmental pollution by pesticides, ed: Bdwards),Plenum Press, New York, pp 161-212.

34

; f '

Page 42: f, · 2020. 1. 15. · an. Pemijahan kodok di Laboratorium Histologi-Embriologi . Fakultas Bio1ogi UGM. Telur i!tan dan kodok dipelihara dalam basltom, untuk berbagai percobaan. ,,

35

Kanazawa, J. 1981. Measurment of the bioconcentration fac­. tor of pesticides by freswater fisli and their corela­

tion with physicochemical propertiesor acute toxicity fest1cides Science, 12, 417,- 424. ·

Kaur, K ~ B.S. Toor, 197?. Toxicity of pesticides to embryo nic stages or_ Cyprinus car;io communis, Indian Journal of experimental .t:dology, 1·, 193 - 196.

Hatsumara, F, 1975.'11oxicology of insecticides, Plenum Press Hew York, P1J: ?9-84; 36-42; 133-157. ·

Proctor, N.H., Noscioni, A.D.& J .E. Casiaa, 1976.· Chick.on embryo .NAD levels lowered by teratogenis organophOSf'"'·· phorous and mythylcarbamates insecticides, Biochemical pharmacology, 25, 7)7-762.

Hugaaju, S.K. and P.A. Kittos, 1984. Effects of diazinon on nucleotide and amino acid contents of chick embryos, teratogenic considerations, Biochemical pharmacology, 34 (11), 1937-1943.

· Rugh, H. 1962. Experimental Embryology, Burgess publisuing, Hinneapolis, pp : 49 - 81.

Soemar~ono, 1974. Pola percobaan, Fakultas Pertania UGH, Yogyaltarta, PP• 29-29.

Sefert, J. & J:E. Casida, 1981. Mechanism of teratogenesis induced by organophosphate and methylcarbamates insec tiqidesl In: .Pr9gress in pesticide; ~iQchemestry, ed: tl.H. Butson &:T.H. Roberts}, 1, 219-24b.

steel, R.G.D.& J.~. Torrie. 1984. Principles and procedures of statistic, He Graw Hill International Boo!t Co, singapore' pp: 187-192.. .

Surjono, T.VI. 1983. Pengaruh ±nsektisida Bazazinon 45/30·EC · terhadap perkembanga pralahir dan pasca lahir mencit

albino U1us musculus) galur Swiss, Theasi s 2 Biologi Insti tut 1•eltnnolog1 Ba1:1ciung, 90 pp •. · .

Ueji, H & J.Kanazawa. 19'74. Hethode i'or residue uetermina -tion of carbamate pesticide in crops, J~pan A.'ricul ture Research quarterly, 8 (2), 67-71.

Vettorazi, G. i976. Carbamate and orBanophosphorous pesti -cides used in agFiculture and public health, Residue reviews, 63, 1 - 44.

Wilson, J.G. 1973. Environment and birth defects, .Acaciewic Press, New York, 30~ pp.

Wyttezabach, C.R & J .c. Thomson. 1985. The effects of organo phosphate insecticide malation on very young c.nick embryo: N.alformation detected by histological e}~amill­ation, The American Journal of .Anatomy, 174, lo7-202.

Page 43: f, · 2020. 1. 15. · an. Pemijahan kodok di Laboratorium Histologi-Embriologi . Fakultas Bio1ogi UGM. Telur i!tan dan kodok dipelihara dalam basltom, untuk berbagai percobaan. ,,

LAMP IRAN 1

• GARIS BES&.R ANALIS4 RESIDU SEVIN PADA LARVA~. . - . ·-

(Uodifiknsi nnol.ion residu knrbnril pndo. iko.u,Kanazawa,l98l)

Contoh ( .± 10 fir ) ( 1ihn t alteon)

j "" ouoi dan air ledeng + 10 gr Nn SO a.l1hidrat l s/d 5 + 100 oc n~et8nitril

noetonitril

~

ulangi 50 co aoeton:l. tr_il

Dihnnourkan (3 manit) (diblender)

. J Filtrasi ( dengan oorong Bunwher) · 1 ~ + 0, 5 con celi to

0 Diuapkan deuga.n ltOTAV.APOR ±.. ?O c. ( tinago.l 1 co)

J + 2!? o u n hex nne

D:ipiaa.hkan dengn.n oorong pemiao.h

I ·+ 25. oo ace toni tril ( 2 kali)

~ n hexa.n

dikonsentrasikan

J + 5 oc n hexo.n

Lewnt ko1om ( diisi f1oresi1 50 gr) J da.n 2 gr na2 SO

4 )

Dikonsentraailm.n dengnn ROTAVJU'OR

I, . Deri Ja tisasi ·

(1anjuta.n)

(5)

(6)

(7)

(~)

(10)

(11)

(12)

.36

Page 44: f, · 2020. 1. 15. · an. Pemijahan kodok di Laboratorium Histologi-Embriologi . Fakultas Bio1ogi UGM. Telur i!tan dan kodok dipelihara dalam basltom, untuk berbagai percobaan. ,,

37

(Lo.njuto.n) Derivo.tiao.ai ( Ilindahan)

( Contoh dipindah lte labu bw11lar)

Dik1sentrasikan dengnn ROTAVAPOR 1 . (13)

(12)

Coagula.ai sol (O,pos ~ NH4

CL 50 co/ · (l)) .1 0 ,OOU% ~3Po 4 20 oc _

Filtrasi ( celite ~ bT, dorena Bunohar(l4)

Dipilo.hke.n dengan oorong pemisah (15)

~ I + 25 o<J Jil~loromethan (ou

2cl

2Xl6)

~ ( d.ikoook)

01I2

0L2

(tliuo.wo.h) t air ( di buang)

J

+ 0, 5 Jvl KOII 10 oo dibila.s llengo.n air kooolt 20•

~ CH

2Cl

2 air

0 oo cn2c1

2

dikoook) 1 Diso.ring

\ ca2

c12 air

+ Na.~BO 4

bila.s dengnn CH~CL2

Dikonnen·tru:Jil:.a.n denga.n ROTAVAPOR

l . ( lo.njuta.n)

(17)

( lti)

Page 45: f, · 2020. 1. 15. · an. Pemijahan kodok di Laboratorium Histologi-Embriologi . Fakultas Bio1ogi UGM. Telur i!tan dan kodok dipelihara dalam basltom, untuk berbagai percobaan. ,,

( lo.njuto.n) Uikonse11tro.silta.n ~tengo.n ROTAV APOR ,, + 100 cc.: u.quo.des·~

+ 0,5 N KOH, 2 ou

+ b, ( ~~ 2 .·4 DUFBddlnnt nce·,,on

( dikoc()k selo.L'lO. ~~0' )

+ 10 co sodiwn boro.·&e ) ~·~

38

(18)

(19)

o,. ·.•o ' Dil.to.}llto.n denenn \To.ter bnth uo v, r.. ( 20)

+ iet• Qkta.n o.tau l'l hexv.u

nto.u ethi1 ether { 45:] ) 10 co

{ dilwcmk 3')

Y . a i oo olttan i'o.ue air

'l . _Disnrina ( + Hc.

2UO

4 anhidro.t)

Dikonstntrasikan po.da water bath ( 50°c)

Dinyekllw.~ pc.dn GLC, ,;atel,tor ECD.

( 21) ( 22)

( 23)

(24)

(25;26;27)

Page 46: f, · 2020. 1. 15. · an. Pemijahan kodok di Laboratorium Histologi-Embriologi . Fakultas Bio1ogi UGM. Telur i!tan dan kodok dipelihara dalam basltom, untuk berbagai percobaan. ,,

. .

LAMPIRAN•, 2

Perhituncan statistik

2A. Tabel sidilt ragam (analysis of variance = ANOVA) persentase cacat, panjang larva ilcan dan lcodok

Persentase cacat larva ikan pada atadium menetas:

1. Pe!'lalcunn 10 ppm

Sumber rae;am d.b. JK KT Fhit. 'F .95 ------------ .. ------ ------- ------- ------

Pa.rlakuan 3 1262.82 420.94 3:1.19"'* 4.07 Galat (Error) __§_ 111 • 56 . 13.94 Total 11 1374.38

2. Perlalcuan 12 nom

Sumber ra garll d.b. JK KT _:h~~! _:!.22_ ------------ ------- -------Perlalcua.n 3 1810.89 603.63 15.15** 4.07 Galat __§_ 218.82 39.85 Total 11 2129.71

3o Perlal~ue.n 20 oom

Surnber ragam d.b. JK KT Fhit., ------------ ------- ------ ------Perlalcuan 3 1590.36 530.12 19.19*'" Gal~t 8 220.2£ 27.62 Total 11 1811.33

Cr.cc-.t larva. iltan pada hari l~e 7 sesudah menetas

l~. :?erlaln.ta.n 10 p'Om

Sumber rage.m d.b. JK KT Fhit. __ ., __________ ·----- ------- ------ -------?e~lakuan 3 1201.74 400.58 39.58"'* Ge,lat

'l'otal

d.b. JK I :'I' .. "'

8 8o.9z 11 1282.71

= derejat bebas (deGree of freedom); = jumlah kuadrat (sums squ&re); = l::ua,drat tengah (means squsre); • sangat uerbeda nyata •

_::!22_ 4.07

F __ !22_ 4.07

F .99 -----7-59

F.99 -----7-59

F __ !22 7.59

F __ .:22 7.59

Page 47: f, · 2020. 1. 15. · an. Pemijahan kodok di Laboratorium Histologi-Embriologi . Fakultas Bio1ogi UGM. Telur i!tan dan kodok dipelihara dalam basltom, untuk berbagai percobaan. ,,

40

5. Perlal::uan 12 nnm I,

Sumber ragam d.b. JK KT Fhit. F F

------------... , ___ __ ..... ____

------- ------- --!.22_ --!.22 Perlalcuan 3 1484.59 . 49L•. 86 13.02** . L•.07 7.59 Gc..lc.t 8 203.86 37-98 Total 11 1788.45

6. Perlalman 20 nnm

Sumber ragam d.b. JK KT Fhit. F F ------------ --------- ------- ·------- __ !22_ __ !22. Perlc..ltu~.n 3 1206.37 402.12 30. 98*'" l•.07 7.59 Gn.lat 8 10~.86 12.98 Tots.l 11 1310.23

Persentaee caoat larva leo dolt pad a stadium menetai!S

7. Perlalcuan 10 I!Pm

Sumber ragam d. b. JK KT Fhit. F F __ :22_ --!22 ------------ ---- -------- ____ ,.. __ -------

!'erlalcuan 3 820.89 273.63 42.55*"' 4.06 7.59 Galet 8 51.42 6.43 Total 11 872.38

8. !:' e rl~.lman 20 I!nm

Sumber r.,.,gam d. b. JK KT Fhit. F F --!22_ __ !22 ------------ -------- ------- -------

Perlal~uan 3 3205.26 1068.42 81.99"'* l•.07 7.59 a~.lmt _§_ 104.20 13.03 Total 11 3309.56

9. :!'erle.lme.n 30 I!Pm

Sur;lber rag am d.b. JK IC'l' Fhit. F F

__ !22_ ·--!22 ------------ ----- ------- ------ -------Perled::.uan 3 818.90 272.92 33.65** l•.07 7-59 Gplat 8 64.90 8.11 'l'otal 11 883.80

Page 48: f, · 2020. 1. 15. · an. Pemijahan kodok di Laboratorium Histologi-Embriologi . Fakultas Bio1ogi UGM. Telur i!tan dan kodok dipelihara dalam basltom, untuk berbagai percobaan. ,,

,, 41

Persentase cacat larva pada stadium insang tertutup sempurna

10. Perlal>uan 10 ppm

Sumber rat;am

P~rlalcuan

GF.:lat

'l'otal

. d.b.

3 _§_ 11

11. Perlnlman 20 pnm

JK ICT

2671.4, 149.28

2820.?1

890. 1~7 47.72 .. 4.07 18.66

:~~~~~-~~~~~ -~:~: ___ :~--- -~:___ _:~~~! _:!22 __ :~22 i.~er.lakuan

Gals.t ':Po tal

3 8

11

12. Per1ed~uan 30 nnm

2?78.22 297.49

3075.71

926.07 24.90** 4.07 3?.18

7-59

Sumber ragam d.b. JK

Perlal:uan Galat Total

Panjang larva iltan

13. Fade. hc:ri I Sumber ragam

Perlalman Ge.lat

Total

14. Pade hari III number rt,gam

Perlaltuan Galat

'l'ote.l

3 8

11

d.b.

3 8

11

3 8

11

1078.26 199.56

359.45 14.41•• 4.07 24.94

?.59

1277.82

JK KT

o.69 o.e3o o.o4 o.oo5 0.?3

JK

0.,9 0.12

0.41

ICT

0.13 0.01

Fhit. -------

8.6~·.

F F --.!.22_ __!22 4.0? 7-59

F.95 ------. 4.07

F 09 --=-~-

7-59

Page 49: f, · 2020. 1. 15. · an. Pemijahan kodok di Laboratorium Histologi-Embriologi . Fakultas Bio1ogi UGM. Telur i!tan dan kodok dipelihara dalam basltom, untuk berbagai percobaan. ,,

II 42 '

15. i·ada hari v £>umber ragam d.b. JIC KT

Fhit. _:!22_ F ------------ ----- ------- ------- -------- __ !22 Perlal>:uan 3 0.?9 0.26 21.66 l~.07 7.59 Galat 8 0.12 0.01 'l'otal 11 0.91

16. Pad a hari VII

Surnber ragsm d.b. JK KT Fhit. F F

------------ ----- .95 .99 ------- ------ .. ______ ------ -----'

Perlalcuan 3 1.55 0.516 30.35 4.07 7.59 Galat 8 0.14 0.017 'l'otal 11 1.69

PanjE-.ng le.rva ltodolc

17. Pr.da atadiurn rnenetF.tB (at. 19)

Sumber raeam d.b. JK KT __ :~~~.! F F

----,.------- ----- ------- ------ ---!22_ __ !22 Perlc-.l;:uan 3 1.64 0.560 11.20 lf·.07 7.59 G£,lr;t 8 o.o4 0.005 Total 11 1.68

18. ?a de stadium 21 Sumber re,gam d. b. . JK KT Fhit. F F __ !2~L --!22 ------------ ------- ------ -------Perlaltuan 3 1,88 0.62 62.o•• ~·.07 7-59 G~.lat 8 0.08 0.01 Total 11 1.96

19. Pad e. stadium 23 Sumber ra.gam d.b. JK KT Fhit. F

·22 F

.99 PerleJ~ua.n 3 2.13 0.710 '41. 76 4.07 7-59 GelE'.t 8 0.14 0_.017 '.i.'otsl 11 2.2?

20. Ps.dr:. st!'ldium 22 Sumbar ragam d.b. JK I~ Fhit• F

·22 F .99

Perlal;:uan 3 4.95 1.650 137.50 4.07 ?.59 Ge.lat 8 0.10 0.012 'l'otal 11 ,5.0.5

,J

,,

Page 50: f, · 2020. 1. 15. · an. Pemijahan kodok di Laboratorium Histologi-Embriologi . Fakultas Bio1ogi UGM. Telur i!tan dan kodok dipelihara dalam basltom, untuk berbagai percobaan. ,,

2n. llji ctr,tintilc mctodl.i Duncon tcrhadnp roto-rGtn pcrocntooo C!:lCl.'.t antF.ra perlal:unn pada lF.rva iltem dan l:odolt

Puro~ntnoo lrnrvrn ikl\n Yanc cac~t p~dQ otadium m~netae

1. Pn:-1£11:\lr.n 10 ppm

- " v I31Y4 u I .I G N s- = 2.15 X 3 = 0 10,f)_ 2lt ,It 2~,5

R.5?t = 2-26 3-39 3- 1•7 X 2.1.) SSR = 7.01 7,28 '?.46

2. Pcrlrd:u;:-,n 15 pprn.

0

0

z a w 22,2 30,0 30,0

s­x a ~'j = 3,64

R.5% = 3.26 3.39 3.4? x 3.64

SSR c 11.86 12.33 12.63

3. Pc:rlal:unn 20 ppm

0

0 2?,8 27J!

s­x = ~= 3.03 3

.:."!J..:..• .::.2..:..6 _ __.3c..•::...3c....9c_ _ _..,:;_:•:.._li;..J..7 X 3 • Q j

SSH "' 9.87 10,27 10.51

i~otcrr.nr;nn:

0 = rn te-rata persentase en cat ){c>ntrol;

z = rnta-rate. pereet1tE;se ca. cat :;>ada pendedah~.n stndium zicot SEtmpai menetas;

0 = rr.. tr.-.-rc. ta pcrountasc cacat pr::da pcndcd£<he.n otadium c;r.:1truln nnmpni monotno;

N = r:-tc.-rr:ta pcrocntnoe CF.lCat pad a pendcdr.;hmn stadium nourule nn r:1pn i munotnc.

:,'1[.l:c.-~.n!;la: yencr sesE:ris bc-.ttBh berarti tidak berbeda n;n~­t~, sa~~nc yancr tid~k ac~nris b~wch berarti bcrbeda ny~te. •

Page 51: f, · 2020. 1. 15. · an. Pemijahan kodok di Laboratorium Histologi-Embriologi . Fakultas Bio1ogi UGM. Telur i!tan dan kodok dipelihara dalam basltom, untuk berbagai percobaan. ,,

I~rncnt~ne lnrve iknn YAng cncet padn hnri ke 7 dori mcnctn~

It • l'u rlc: I:ur.tn 10 ppm 0 "f; rr G' S- = \j'lo312 1.83 X = 0 21! 1 2~.3 21t .I.

R.5~{. = 3.26 i·22 ~·'•Z X 1.~3 ZGR = ~.96 6.20 6 • .3>

5. 1 'c r 1::1:11.-. n 15 ppm

0 ,. if 0 s- = 'f5.'1.~8 3.55 .:..

X = (' 1fl.Q 26.7 22.~ 3 «.~~ 2·26 ~·)9 3.4z

X 3 • .?5 SSR = 11 • .57 12.03 12.31

(.;. I url·:d:unn 20 ppm

0 u u z s- = \(fi;jf = 2.08 X 3 0 17.8 23.2 25.5 R.5~~ = 3.26 3.3q 3.1fz 2.08 X

SSR = 6.'/8 7.05 7.21

: ~ e r ~;en t c. ~ u lr.rv& lwdul~ yo nc; CaCI:'.t pad a otC\dium r.wnctns

..., I • i t:l'l:.-.l:ur..n 10 ppm

0 z H G s- = V¥- = l.L~6 .X . 3 () 1:"~.? ?CJ. 5. ltO.O H. 5t'~ = ~.26 ~-~9 ~.t~z X 1.1t6 ~SR = 4-75 4.94 5.06

(' ;·vrlc:!:urm 20 pprn ...

~ i) ,. a if s- = 2.08 u X = 3 r) 1 r:. n ~1. 1 ;!2. 3

}!. 5~?. = 3.26 ;.29 ;.4z 2.08 Y.

~~H = b.'/8 ·7.05 '1.21 c:. : c r 1::-.:: llr. n 30 )1pm

').8~11 0 l; ;::- G' s- = = 1.64 :..J

X :; 0 21.1 22.2 22.2 I~. 5S~ = _.h?-6 3.39 ?.lf? X 1e 61. SSR = >-34 5.55 5.69

Page 52: f, · 2020. 1. 15. · an. Pemijahan kodok di Laboratorium Histologi-Embriologi . Fakultas Bio1ogi UGM. Telur i!tan dan kodok dipelihara dalam basltom, untuk berbagai percobaan. ,,

45

Pcrnentnoe larva lcodolc yan8 cacnt pe.dn stndium insang tertutup ncrnpurna Cnt. 25)

11 •

12.

0 ,. u

n 1().0 1().7 22.2

i--erlr.d:ucn 20 ppm

0 Z' a if 0 1.~. 2 231~ . l~4.4

:!'l!!rlr:l:uc:.n 30 ppm

() "' G if I.J

0 11. () 18.9 21 .1

i~njunc lErva iknn

1 3. :-:;d-:. hnri I

20 !>rm 15 ppm 10 ppm l1 • 6 I~ e 9 5.0

1/t • !·r. cl.-:. h.::ri III·

~a !) !lf.1 15 ;lpm 10 ppm (,,.'j 6.8 6.9

0

5.3

0

7.1

n­x H.5::. = _?_.?.;.-;,.G __ 7.:.::)•:....:3~9'--_,.;,"'~ X 2.4'1

!3SR = 8.12 8.64

• s­x = v.3·1~1a = 3.52 3 R • .5r~ r: _..:.3..;:;.•=26.__ __ 3_.. ...... 3..,9 __ 3 ...... _1~ ...... z x 3.~2

SSR 12.21 .

s- = X ~=288 .3 • n. 5':~ = 2.26 3.39 3. 1~z x 2.u8

SSR a 9.38 9.76 9-~9

s-X = \/-o.oo.5 3 = 0.04

R.5~~~ = ~.26 ~.39 3. 1~z x o .ot• ----SSR = 0.130 0.13.5 O.ljti

s-X = ~1 3 = o.o5 R • .5~! = ~.26 2·~2 2-'~z X 0.0.5 SSH = 0.163 O.lb9 0.1'1.5

Page 53: f, · 2020. 1. 15. · an. Pemijahan kodok di Laboratorium Histologi-Embriologi . Fakultas Bio1ogi UGM. Telur i!tan dan kodok dipelihara dalam basltom, untuk berbagai percobaan. ,,

1 ~- Pndn hc,ri V

20 ppm (,_1\

15 ppm

7.2

10 ppm

7 ·'~

0

?.6

1(,. h·.dn llnri VII

20 ppm

?.0 15 ppm 10 ppm 0

..~.7.:...• 5"------·--7~...:•:...;;.6 B • o

l'.•n.i~nc lnrvr. l:odolc

'l '/.

1 n.

~o.

!"LHlG ct~dium menetas

;JO pprn 20 ppm 10 ppm 0

l'r,dl.:\ ctr.:dium 21

30 ppm 20 ppm

r..o 5.5

J·r.dn ctodium 23

30 ppm 20 pprn

(),c; ?.1

Pada ::otrclium 25

.:;.c ::.nr:l 20 ppm

:-.• !3 ?.?

10 ppm o 5.9 6.0

10 ppm

7.4

10 ppm

8.2

0

7.6

0

8.5

SSH

s­x

. \ /()"J')l =VT --= ,3.26

o.o~

= 0.16.3 (),169

= v·~o1·1 _j - o.u·t

46

() • .1.'15

3.26 3.39 3~47 X O.Ol

SSH = 0.228 0.237 0.242

n-x = \l[f65 J

::: 0 .01~

) 26 .. 3.39 3.47 x o.o1• SSH = 0.130 0.]..55 O.ljU

8x = \(O"";jl = o.o.5 .:;

R.5~-~ = 3.26 3.39 3.47 x o.o;; SSR = 0.163 0.169 0.173

s­x = \to3ol'l = o.o7

"' .:..:• 2::.;:6:...-_..3 .:..• 3"'9'---'~·~...1 ..... ~ 7 X 0 • u 'I

SSR = 0.228 0.23'1 0.21•2

sx = \f£ij!12 == o .u6

SSR = 0.195 0.203 0.208

Page 54: f, · 2020. 1. 15. · an. Pemijahan kodok di Laboratorium Histologi-Embriologi . Fakultas Bio1ogi UGM. Telur i!tan dan kodok dipelihara dalam basltom, untuk berbagai percobaan. ,,

4?

I

2C. 1'ro bel .s:t.dil• :-.:::.cr~;ur . (1"HOV.ll.. ) rnncancnn fnl:torial 1m de cp-cc-,t larva ikr:m dan kodak

1. rt~rsentClee larva ilcan ynn~ oaoat pada atadi\tm monutas

2.

Sumber rage.m d.b. JK KT Fhit. F

E'er lakut-.n 11 4466. L~4 Stadium 2 117. BL~ 58.92 1.76-l~onsentr!',si 3 4348.60 1449.53 ll·3.3l~**

Stad. Konstr. 6 2L~1.57 40.26 1.20 -..,. J. . GF'.lat 24 802.70 33.44

• 'l'otal. 35 5269.14

Persentase larva ilcan yang cacat pade. hc.ri l:e 7 · menetas

Sumber ragom d.b. JK KT Fhit.

·ferldman 11 3406.50 StE",dium 2 41.32 20.66 1.00 ...

honsentre.si 3 3657.41 1219.13 59.46~·

. Stad. Y. I~onstr • 6 207.7? 34.62 1.68-

G~lat 24 492.23 20.50

Tote.l 35 4398.73

Keterangan:

d.b. JK I:T

* "'"'

= der~j~t bebas (decree of freodo~); = jumlah kuadrat (sums of square); = kuc:drat tcngah (me~ns of square); = tidmk bu!'beda nye.ta; = berbeda nyc\ta; = sanect berbede nyata.

.9S F • qq

;~. 92 3.96 3.07 4.1h 3.28 L~.39

DU:JUdr;o,h

F F ·S'2 ()0 . ' '

2.92 3.96 3.07 4.14 3.28 4.29

Page 55: f, · 2020. 1. 15. · an. Pemijahan kodok di Laboratorium Histologi-Embriologi . Fakultas Bio1ogi UGM. Telur i!tan dan kodok dipelihara dalam basltom, untuk berbagai percobaan. ,,

~- ....... ~ ........... .

3. Persentase le.rva ltodok yant:; cacat pada stadium

Surnber ragam d.b. JK I<!r Fhit.

Pe'rl£\l~uan 11 4994.28 Stadium 2 1255.3? 627.68 22.65** l~onsent re,si :? 3551.21 1183.73 42.71*"' Stad .. x Konstr. 6 387.70 64.61 2.33-Galat 24 665.13 27.71

Total# 3.5 5649.41

• . . .. 4. Persen.tase ·lr:>.rva kodolt yant:; cacat pe.de, ste.dium

tup sempurna (st. 25) v

Sumber re,gEtm d. b. JK K'J: Fhit. t'•

?erl.:,lmcm 11 5107.42 Stadium 2 603.43 301.71 15.27*"' Kons~::~ntrasi 3 3736.80 1245.60 63.06** Stad. x 1\onstr. 6 767.19 127.86 6.47**

Galt,t 24 474.16 19.75

Total 35 . 5581.58

;

mt!netas

F•2.2

2.92 3.07 3.28

inse.ng

F a2 4,1

2.92 3.07

/-.' .. ,,, ' '

'tt\

F·22

3.96 4.14 Lt.39

tertu-

F.99

3.96 L~.14