Exum Citarum Tpd

38
I. PENDAHULUAN Maksud penyus una n rencana pengelola an DAS Cit arum terp adu adalah tersedianya acuan, masukan dan pertimbangan bagi para pemangku kepentingan dal am men yus un rencana tek hni s lebih det il sedang kan tujuan penyusunan rencana pengelolaan DAS Citarum terpadu adalah sebagai berikut: 1. Ber fun gsi nya DAS Citarum seb aga i ben tan gan l aha n yan g mampu mengatur tata air. 2.Mendukung ketersediaan air, pangan dan energi pada saat sekarang dan akan datang. 3. Memperpan ja ng umur pa kai wa duk yang ad a di DAS Citarum. 4. Menge ndali kan pence mara n dan menjag a kualitas air di DAS Citarum. 5. Memper bai ki tin gkat kes ejah teraan masyarakat baik di hul u maupun di hilir. Sasaran penyusunan rencana pengelolaan DAS Citarum terpadu Tahap 1 adalah Sub DAS yang ada di Citarum bagian hulu seluas 230,802 ha yang meliputi 8 Sub DAS yaitu Sub DAS Ciha ur, Sub DAS Cikap undu ng-Ci pamo kolan , Sub DAS Ciker uh, Sub DAS Cirasea, Sub DAS Cisangkuy, Sub DAS Citarik, Sub DAS Ciwidey, dan Sub DAS C iminyak. Secar a administra si semua Sub DAS tersebut be rad a di wil ay ah adminis tras i Kab up aten Bandung, Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Sumedang, sebagian kecil di Kabupaten Garu t dan Kota Cimahi. Hasil yang diharapkan dari penyusunan rencana pengelolaan DAS Citarum terpadu adalah adanya ar ahan dan pedoman dalam pengelolaan DAS Citarum sert a terbentuknya ko herens i kerj asama anta r pemang ku kepent ingan dalam pen gel ola n DAS Cit arum unt uk menin gkatka n kes ejahte raan masyarakat. Executive Summary 1

Transcript of Exum Citarum Tpd

Page 1: Exum Citarum Tpd

7/23/2019 Exum Citarum Tpd

http://slidepdf.com/reader/full/exum-citarum-tpd 1/38

I. PENDAHULUAN

Maksud penyusunan rencana pengelolaan DAS Citarum terpadu adalah

tersedianya acuan, masukan dan pertimbangan bagi para pemangku kepentingan

dalam menyusun rencana tekhnis lebih detil sedangkan tujuan penyusunan

rencana pengelolaan DAS Citarum terpadu adalah sebagai berikut:

1. Berfungsinya DAS Citarum sebagai bentangan lahan yang

mampu mengatur tata air.

2. Mendukung ketersediaan air, pangan dan energi pada saat

sekarang dan akan datang.

3. Memperpanjang umur pakai waduk yang ada di DASCitarum.

4. Mengendalikan pencemaran dan menjaga kualitas air di DAS

Citarum.

5. Memperbaiki tingkat kesejahteraan masyarakat baik di hulu

maupun di hilir.

Sasaran penyusunan rencana pengelolaan DAS Citarum

terpadu Tahap 1 adalah  Sub DAS yang ada di Citarum bagianhulu seluas 230,802 ha yang meliputi 8 Sub DAS yaitu Sub DAS

Cihaur, Sub DAS Cikapundung-Cipamokolan, Sub DAS Cikeruh,

Sub DAS Cirasea, Sub DAS Cisangkuy, Sub DAS Citarik, Sub DAS

Ciwidey, dan Sub DAS Ciminyak. Secara administrasi semua Sub

DAS tersebut berada di wilayah administrasi Kabupaten

Bandung, Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten

Sumedang, sebagian kecil di Kabupaten Garut dan Kota Cimahi.Hasil yang diharapkan dari penyusunan rencana

pengelolaan DAS Citarum terpadu adalah adanya arahan dan

pedoman dalam pengelolaan DAS Citarum serta terbentuknya

koherensi kerjasama antar pemangku kepentingan dalam

pengelolan DAS Citarum untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat.

Executive Summary  1

Page 2: Exum Citarum Tpd

7/23/2019 Exum Citarum Tpd

http://slidepdf.com/reader/full/exum-citarum-tpd 2/38

II. METODA PENYUSUNAN RENCANA

2.1.Kerangka Pengelolaan DAS Terpadu

Pengelolaan DAS terpadu merupakan upaya pengelolaan

sumberdaya yang menyangkut berbagai pihak yang mempunyai

kepentingan berbeda-beda, sehingga keberhasilannya sangat

ditentukan oleh banyak pihak, tidak semata-mata oleh pelaksana

langsung di lapangan, tetapi oleh pihak-pihak yang berperan

sejak tahapan perencanaan hingga monitoring dan evaluasinya.

Masyarakat merupakan unsur pelaku utama, sedangkan

pemerintah sebagai unsur pemegang otoritas kebijakan dan

fasilitator. Selain itu masih terdapat pihak-pihak lain, seperti

Perguruan Tinggi, Lembaga Penelitian, LSM yang turut

mendukung keberhasilan pengelolaan DAS.

Batas satuan DAS hampir selalu tidak bersesuaian dengan

batas administrasi pemerintahan, sehingga koordinasi dan

integrasi antar pemerintahan otonom dan instansi sektoral

sangat penting. DAS Citarum bagian Hulu mencangkup 5

pemerintah daerah sehingga koordinasi dan integrasi kegitan

dilakukan antar daerah otonom terkait, yaitu Pemerintah Kab.

Bandung, Kab. Bandung Barat, Kab. Sumedang, Sebagian kecil

Kab. Garut, Kota Bandung dan Kota Cimahi, serta Pemerintah

Propinsi Jawa Barat.

Dalam pelaksanaan otonomi daerah, khususnya untuk

mengkoordinasikan peran pemerintah pusat dengan daerah

propinsi dan kabupaten, instansi seperti BPDAS Citarum -

Ciliwung akan sangat penting menjadi partner “instansi

sejawat”. Kebijakan pengelolaan sumberdaya hutan, air dan

lahan harus dirumuskan dengan memperhatikan isu-isu penting

yang dirasakan oleh masyarakat luas dengan masukan-masukan

dari berbagai pihak.

Executive Summary  2

Page 3: Exum Citarum Tpd

7/23/2019 Exum Citarum Tpd

http://slidepdf.com/reader/full/exum-citarum-tpd 3/38

Standar, kriteria dan indikator kinerja penyelenggaraan

RHL dan perlindungan kualitas air dalam pengelolaan DAS perlu

disusun bersama secara partisipatif oleh pihak-pihak terkait baik

birokrasi pemerintah maupun lembaga lainnya dan disepakati

bersama sebagai rencana tindak yang dapat dituangkan dalam

bentuk Perda propinsi maupun kabupaten / kota sebagai

landasan penilaian akuntabilitas pemerintah kabupaten dan

propinsi.

2.2.Tahapan dan Cara Pelaksanaan Kegitan

Secara skematis langkah-langkah utama kegiatan

penyusunan rencana pengelolaan DAS Citarum Terpadu adalah

(1) kajian karakteristik sumber daya DAS Citarum, (2) Kajian

Instrumen Pengelolaan dan Kelembagaan DAS Citarum dan (3)

Fasilitasi proses Penyusunan Rencana Pengelolaan DAS Citarum

 Terpadu.

Proses-proses penyusunan rencana pengelolaan DAS

Citarum Terpadu tersebut dilaksanakan dalam bentuk

Participatory Rural Appraisal (PRA), Diskusi kelompok Terarah

(Focus Discussion Group / FGD) dan Analisis Kerangka Berpikir

Logis ( Logical Framework Analysis, LFA) .

Secara kumulatif ketiga langkah tersebut dijabarkan ke

dalam tahap proses berikut :

1) Tahap ke-satu, melakukan review terhadap dokumen,

kegiatan pemanfaatan sumberdaya alam dan pengelolaan

sumber daya air di DAS Citarum, para pihak yang terkait,

bentuk dan jenis kelembagaan DAS dalam rangka rehabilitasi

hutan dan lahan di bagian hulu DAS Citarum (catchment

Waduk Saguling), yang meliputi 8 Sub DAS.

2) Tahap ke-dua, yaitu pengolahan data, baik data yang

bersifat spasial maupun non spasial, primer ataupun sekunder

Executive Summary  3

Page 4: Exum Citarum Tpd

7/23/2019 Exum Citarum Tpd

http://slidepdf.com/reader/full/exum-citarum-tpd 4/38

sampai dapat mensintesa karakteristik DAS Citarum bagian

Hulu.

3) Tahap ke-tiga, melakukan perumusan masalah, analisis

solusi dan simulasi untuk menemukan atau memperkuat

rasionalitas atas fokus kebijakan dan program-program yang

berkaitan dengan pengelolaan DAS Citarum serta menyusun

dan merumuskan “Hypothetical Plan”

4) Tahap ke-empat, merinci dan menyajikan masing-masing

strategi, kebijakan dan program kegiatan ke dalam format

perencanaan yang siap dioperasionalisasikan atau

diimplementasikan.

5) Tahap ke-lima, mengkaji pilihan-pilihan pendekatan

teknologi yang mungkin dan melakukan verifikasi lapangan

untuk mengetahui kesesuaian atau kelayakan lapangan atas

kegiatan pemanfaatan sumber daya alam di DAS Citarum

Bagian Hulu. Pada tahap ini dilakukan pembaharuan dan

pelengkapan data serta dilakukan konsultasi dengan para

pihak terkait dan pihak lain yang relevan di lapangan (dengan

FGD atau PRA).

6) Tahap ke-enam, melakukan pembahasan dengan multipihak

tentang rumusan masalah, rencana strategi, kebijakan dan

analisis peran.

III. PERUMUSAN MASALAH

3.1 Permasalahan Biofisik 

Hasil identifikasi permasalahan di DAS Citarum bagian Hulu

menghasilkan rumusan permasalahan biofisik sebagai berikut :

1. Erosi yang sangat buruk 

 Tingkat erosi DAS Citarum bagian Hulu berada dalam

kondisi sangat buruk dengan nilai-rata-rata sebesar 491

Executive Summary  4

Page 5: Exum Citarum Tpd

7/23/2019 Exum Citarum Tpd

http://slidepdf.com/reader/full/exum-citarum-tpd 5/38

ton/ha/tahun. Hal ini berarti bahwa rata-rata pengurangan

lapisan tanah di wilayah ini rata-rata sebesar 4.09 cm/tahun.

Dari 8 subdas yang ada, 3 subdas (Cirasea, Cisangkuy, Ciwidey)

mempunyai kelas erosi sangat buruk dan subdas lain pada kelas

erosi yang buruk. Sebagian besar kelas erosi yang sangat buruk

berada di wilayah hulu masing-masing subdas dengan luas

sekitar 30.9% dari seluruh luas wilayah DAS Citarum bagian

Hulu. Aspek pemanfaatan lahan berupa tegal sayur memberikan

kontribusi yang paling besar dalam memperburuk kondisi erosi di

wilayah ini.

2. Sedimentasi dan Pendangkalan Badan Air

Kondisi erosi yang sudah sampai pada tingkatan sangat

buruk akan memberikan hasil sedimen dalam jumlah yang besar.

Berdasarkan analisis wilayah deposisi hasil sedimen, wilayah DAS

Citarum bagian Hulu dapat dibagi menjadi dua wilayah

pengendapan, yaitu cekungan Bandung dan Waduk Saguling.

Hasil sedimen yang mengendap di Cekungan Bandung berasal

dari subdas Cirasea, Citarik, Cikeruh, Cikapundung-

Cipamonkolan, Cisangkuy dan Ciwidey yang berjumlah sekitar

6.5 juta ton/tahun. Sedangkan waduk saguling menerima hasil

sedimentasi dari Subdas Ciminyak dan Cihaur sebesar 1.99 juta

ton/tahun. Berdasarkan hasil pengukuran, rata-rata waduk

Saguling menerima 3.35 juta ton/tahun. Hal ini berarti sekitar

60% sedimen berasal dari subdas Cihaur dan Ciminyak dan

sisanya berasal dari hasil sedimen terbawa sungai Citarum hulu

yang tidak mengendap di cekungan Bandung.

Sedimentasi yang terjadi di Waduk Saguling akan

menurunkan kemampuan dan umur efektif Waduk Saguling

untuk PLTA. Sedangkan sedimentasi yang terjadi di cekungan

Bandung akan mengakibatkan pendangkalan badan air yang ada

(sungai dan saluran drainase). Dari hasil simulasi pada bagian

kajian dan analisis, pendangkalan badan air tersebut dapat

Executive Summary  5

Page 6: Exum Citarum Tpd

7/23/2019 Exum Citarum Tpd

http://slidepdf.com/reader/full/exum-citarum-tpd 6/38

mencapai 17 cm/tahun, sehingga akan menurunkan kapasitas

dari badan air dan meningkatkan potensi luapan / banjir.

3. Limpasan permukaan yang tinggi

Limpasan permukaan di wilayah DAS Citarum bagian Hulu

ini tergolong tinggi yaitu sekitar 58.3% dari nilai curah hujan

yang terjadi. Selain itu, terdapat sekitar 61.7 % wilayah yang

mepunyai limpasan permukaan hampir sama dengan nilai curah

hujannya. Hal ini berarti, dengan nilai evapotraspirasi sebesar

30.4% dari curah hujan, maka wilayah ini hanya mampu

menginfiltrasikan air hujan sebesar 11.3%. Limpasan permukaan

yang tinggi tersebut lebih banyak disebabkan oleh pemanfaatan

lahan sebagai lahan terbangun, sawah dan tegal sayur.

Berdasarkan analisis sebelumnya, wilayah ini mempunyai luas

prioritas pengendalian limpasan permukaan sekitar 61.6% dari

seluruh luas wilayah. Hal ini berarti, di lahan-lahan yang

mempunyai nilai prioritas tersebut harus terdapat suatu upaya-

upaya untuk menurunkan limpasan permukaan dan

meningkatkan penyimpanan air dalam tanah.

4. Banjir

Kejadian banjir yang terjadi di daerah DAS Citarum bagian

Hulu terjadi di wilayah Bandung Selatan dan Timur terutama di

Kec. Baleendah, Dayeukolot, Bojongsiang dan Majalaya.

Kejadian banjir ini hampir terjadi setiap tahun terutama pada

saat intensitas hujan yang menghasilkan limpasan permukaan

yang tinggi. Dari hasil analisis wilayah potensi banjir didapatkan

luas wilayah yang berpotensi banjir sangat tinggi adalah 3,343.3

ha, berpotensi tinggi 4,871.3 ha dan berpotensi sedang 6,905.6

ha. Untuk wilayah-wilayah yang berpotensi banjir sangat tinggi

terletak di sekitar titik pertemuan sungai seperti Sungai Citarik,

Cikeruh dan Cirasea di Kec Bojongsoang dan S. Cikapundung-

Cisangkuy di Kec. Bojongsoang dan Baleendah serta di

sepanjang bantaran sungai.

Executive Summary  6

Page 7: Exum Citarum Tpd

7/23/2019 Exum Citarum Tpd

http://slidepdf.com/reader/full/exum-citarum-tpd 7/38

5. Defisit Neraca Air

DAS Citarum bagian Hulu mempunyai periode defisit air

selama enam bulan (Mei-Oktober) dan periode surplus terjadi

pada bulan November-April. Meskipun mempunyai lima bulan

kondisi surplus, rata-rata dalam satu tahun wilayah ini

mengalami defisit sampai dengan 85 mm/tahun. Wilayah-

wilayah dengan kondisi defisit sepanjang tahun berada di

cekungan bandung yang mempunyai tutupan lahan terbangun

dan tegalan. Selain itu, dibagian hulu untuk masing-masing

subdas yang mempunyai tutupan lahan pemukiman dan tegalan

 juga menunjukkan kondisi defisit air sepanjang tahun terutama

di Cihaur dan Ciminyak, Citarik, dan Cikeruh.

6. Debit dan kualitas air di Waduk Saguling

Apabila membandingkan pola debit maksimum dan

minimum pada periode 10 tahun terakhir terlihat bahwa pola

aliran debit ke Waduk Saguling telah bergeser dari bulan April

pada tahun 1998 ke bulan Oktober di tahun 2008, padahal bulan

Oktober merupakan permulaan musim hujan sehingga dengan

demikian tingkat kerusakan semakin parah karena rasio debitnya

meningkat dari 4.5 menjadi 24 kali lipat. Berdasarkan

perbandingan debit maksimum dan minimum rata-rata dalam 10

tahun terakhir yakni antara tahun 1998 dan 2008 jumlah air

yang masuk ke waduk terjadi pergeseran dari bulan April ke

bulan Oktober padahal pada bulan Oktober adalah puncak hujan,

sehingga data ini menegaskan bahwa kondisi DAS Citarum

bagian Hulu semakin rusak. Demikian juga dengan debit rata-

rata, ternyata jumlah debit yang masuk ke dalam waduk antara

tahun 1998 dan 2008 sudah sangat berkurang, padahal rasio

antara debit dengan Kwh di Waduk Saguling berkisar antara 1.1

m3/Kwh artinya setiap 1 m3/det air yang masuk menghasilkan

energi 1.1 KWh sehingga potensi suplai air di DAS Citarum

Executive Summary  7

Page 8: Exum Citarum Tpd

7/23/2019 Exum Citarum Tpd

http://slidepdf.com/reader/full/exum-citarum-tpd 8/38

sangat erat kaitannya secara langsung dengan ketersediaan

energi yang bersih dan berkelanjutan. Berdasarkan

perbandingan debit rata-rata yang menggambarkan wateryeild di

tahun 1998 dan 2008 terlihat jumlah air yang dihasilkan pada

tahun 1998 jauh lebih banyak dibandingkan dengan tahun 2008.

Pada kondisi 10 tahun yang lalu, rata-rata debit yang masuk ke

Waduk Saguling sebesar 1,303.63 m3/det di tahun 1998 menjadi

hanya 784.28 m3/det di tahun 2008 sehingga telah berkurang

519.35 m3/det atau setara dengan 39 %. Hal ini menunjukkan

bahwa kondisi DAS Citarum bagian Hulu sangat memprihatinkan.

Selain dari faktor kuantitas air, factor kualitas air di Waduk

Saguling juga perlu diperhatikan. Berdasarkan pengambilan

contoh air pada tanggal 22 dan 26 Mei 2008 oleh Institut

 Teknologi Bandung (ITB) menunjukan kadar BOD-nya yang

berada di atas ambang normal (8.4 – 38 mg/L) yang ditandai

dengan tumbuh suburnya Eceng gondok di permukaannya.

Kondisi ini menjadi indikator terjadinya pencemaran dan

penurunan kualitas air di Waduk Saguling

3.2 Permasalahan Non Biofisik 

Dari sisi kelembagaan, isu-isu pengelolaan DAS yang

perlu mendapat perhatian adalah sebagai berikut :

1) Lemahnya Kelembagaan pengelolaan DAS

Kelembagaan pengelolaan DAS dirasakan kurang mantap.

Hal ini dicirikan oleh masih lemahnya tingkat koordinasi antar

pihak yang terkait dalam pengelolaan DAS, kebijakan pemerintah

yang tidak konsisten dan pengawasan yang lemah. Koordinasi

tampaknya menjadi titik sentral kelemahan dalam pengelolaan

DAS yang berakibat pada perencanaan dan pelaksanaan

pengelolaan DAS secara terpadu tidak pernah berjalan.

Koordinasi yang lemah ini disebabkan oleh permasalahan yang

cukup mendasar antara lain karena masih kentalnya “ego

Executive Summary  8

Page 9: Exum Citarum Tpd

7/23/2019 Exum Citarum Tpd

http://slidepdf.com/reader/full/exum-citarum-tpd 9/38

sektoral” yang menyebabkan persepsi, visi, dan misi tentang

pengelolaan DAS yang tidak sama.

2) Tata Ruang Yang Tidak Mantap

Permasalahan tidak mantapnya tata ruang wilayah

menyebabkan penggunaan lahan seringkali tidak sesuai atau

tidak mengikuti tata ruang yang ada. Sebagai implikasinya dari

persoalan tersebut menyebabkan sering terjadinya konflik dalam

penggunaan lahan. Tata ruang yang tidak mantap juga

menyebabkan perencanaan dalam program rehabilitasi lahan

dan penghijauan yang dihasilkan tidak mantap pula.

3) Kurangnya Penegakan Hukum

Penegakan hukum adalah dalam rangka untuk

mendapatkan kepastian hukum atas segala aturan yang telah

dibuat dan disepakati bersama. Penegakan hukum yang masih

rendah ini dibuktikan masih besarnya kegiatan illegal logging

dan bentuk-bentuk pelanggaran di bidang lingkungan. Kondisi

ini tentunya dapat menyebabkan berbagai pihak dalam

masyarakat tidak/kurang mempunyai dorongan/insentif untuk

turut serta menjaga dan memperbaiki lingkungan DAS yang

rusak.

4) Kurangnya Pendekatan Sosial Budaya

Kurangnya pendekatan sosial budaya cukup dirasakan oleh

masyarakat dalam perencanaan program rehabilitasi lahan.

Pendekatan program rehabilitasi lahan dan penghijauan bersifat

top-down, di mana aspirasi dari bawah kurang diperhatikan.

Kurangnya masyarakat dilibatkan dalam proses perencanaan

menyebabkan “sense of belonging” masyarakat terhadap

kegiatan rehabilitasi lahan dan penghijauan rendah.

5) Kurangnya Sosialisasi Program

Kurangnya sosialisasi program juga dirasakan oleh

berbagai pihak, khususnya pada level tengah dan level bawah

(masyarakat). Kurangnya sosialisasi ini menyebabkan tidak

Executive Summary  9

Page 10: Exum Citarum Tpd

7/23/2019 Exum Citarum Tpd

http://slidepdf.com/reader/full/exum-citarum-tpd 10/38

adanya kesamaan persepsi, visi, dan misi program di antara para

pihak yang terkait, perencanaan yang tidak padu/selaras dan

kurangnya bahkan tidak adanya pemahaman manfaat pada

tingkat masyarakat tentang kegiatan rehabilitasi lahan dan

penghijauan.

6) Sumberdaya Manusia

Kualitas sumberdaya manusia baik aparat maupun

masyarakat sangat memegang peranan yang sangat penting

dalam setiap kegiatan pembangunan, karena faktor ini sangat

menentukan kualitas setiap kegiatan seperti perencanaan,

koordinasi, dan pengawasan serta rendahnya kesadaran akan

manfaat hutan di DAS yang rendah. Rendahnya kualitas

sumberdaya manusia ini pun dapat menyebabkan permasalahan

yang lainnya muncul.

7) Kurangnya Pertimbangan Ekonomi

Dalam setiap perencanaan program rehabilitasi lahan dan

penghijauan sangat mempertimbangkan masalah-masalah teknis

biologis tetapi kurang mempertimbangkan masalah-masalah

ekonomi. Pertimbangan ekonomi dalam kegiatan rehabilitasi

lahan sangat menentukan dan menjadi pendorong / motivator

bagi masyarakat untuk melakukan kegiatan rehabilitasi lahan

dan penghijauan dengan baik. Beberapa pertimbangan ekonomi

yang perlu diperhatikan antara lain pemilihan komersial dan

disukai masyarakat, diversifikasi usaha, dukungan pasar untuk

produk / hasil kegiatan penghijauan melalui penyediaan atau

perbaikan infrastruktur pasar dan stabilisasi harga.

IV. RENCANA DAN STRATEGI PENGELOLAAN

4.1 Tujuan

Executive Summary  10

Page 11: Exum Citarum Tpd

7/23/2019 Exum Citarum Tpd

http://slidepdf.com/reader/full/exum-citarum-tpd 11/38

Permasalahan utama DAS Citarum bagian hulu adalah tingkat

erosi dan sedimentasi, limpasan permukaan yang tinggi ,

kejadian banjir dan kondisi neraca air DAS yang deficit serta

masalah penurunan tingkat kulitas air di sungai dan waduk.

Sesuai dengan analisis kondisi pada bagian sebelumnya, maka

perlu dilakukan upaya-upaya yang dapat menurunkan resiko

permasalahan-permasalahan tersebut sehingga kualitas DAS

Citarum bagian Hulu dapat ditingkatkan dan umur pakai Waduk

Saguling lebih panjang.

4.2 Strategi Pencapaian

Strategi pencapaian tujuan dalam pengelolaan DAS

Citarum bagian hulu meliputi 3 faktor, yaitu :

1. Merumuskan faktor pemungkin dalam pengelolaan DAS

Citarum terpadu, meliputi :

a. Kebijakan dan regulasi ditingkat stakeholder terkai, yang

berwawasan lingkungan (konservasi dan rehabilitasi

sumber daya air dan lahan di DAS Citarum ) sehingga

memiliki kekuatan hukum yang mengikat.

b. Dukungan finansial baik dari APBN, APBD ataupun dari

sumber lain untuk menjamin keberlangsungan program

kegiatan konservasi dan rehabilitasi sumber daya air dan

lahan di DAS Citarum baik bersifat fisik dan non fisik.

2. Merumuskan aturan kelembagaan, dalam pengelolaan DAS

Citarum, harus memiliki :

a. semacam organisasi / forum / lembaga yang bersifat lintas

sektoral dan berperan sebagai koordinator stakeholder

yang ada dalam pengelolaan DAS jika belum ada. Jika

sudah ada, tinggal mereformasi organisasi / forum /

lembaga yang ada dengan meningkatkan kapasitas

kelembagaan dan kapasitas sumberdaya manusia

Executive Summary  11

Page 12: Exum Citarum Tpd

7/23/2019 Exum Citarum Tpd

http://slidepdf.com/reader/full/exum-citarum-tpd 12/38

sehingga dapat berperan lebih optimal dalam pengelolaan

DAS Citarum secara terpadu.

b. Melalui organisasi / forum / lembaga ini dapat ditetapkan

aturan main bagi semua stakeholder yang ada dalam DAS

Citarum sehingga masing-masing stakeholder yang

berkepentingan dengan ekosistem DAS Citarum dapat

berperan lebih jelas, siapa berbuat apa, dimana dan kapan.

3. Merumuskan instrumen pengelolaan DAS Citarum, meliputi :

a. Penilaian sumber daya air dan lahan sebagai alat untuk

memahami antara sumber daya yang ada dengan tingkat

kebutuhannya

b. Perencanaan pengelolaan DAS terpadu yang

mengkombinasikan rencana tata ruang wilayah (RTRW),

pengelolaan dan penilaian resiko lingkungan, ekonomi dan

sosial dengan partisipasi masyarakat dalam menentukan

arah pembangunan.

c. Peningkatan efesiensi penggunaan air di setiap stakeholder

melalui pengelolaan permintaan dan pemasokan air lebih

optimal

d. Instrumen perubahan perilaku sosial melalui perumusan

kurikulum pendidikan yang berbasiskan pengelolaan DAS

sehingga muncul kesadaran dari masyarakat sendiri untuk

menjaga ekosistem DAS tetap lestari.

e. Instrumen Ekonomi, menjadikan DAS memiliki nilai secara

ekonomi melalui mekanisme jasa lingkungan dan

memberlakukan subsidi, incentive dan punishment 

f. Instrumen regulasi untuk mengontrol kualitas air, distribusi

 jumlah air, perencanaan penggunaan lahan dan

perlindungan lingkungan sehingga memiliki kekuatan

hukum yang mengikat bagi semua pihak.

Executive Summary  12

Page 13: Exum Citarum Tpd

7/23/2019 Exum Citarum Tpd

http://slidepdf.com/reader/full/exum-citarum-tpd 13/38

g. Resolusi konflik melaui manajemen konflik dan kebiasaan

membangun konsensus untuk menyelesaikan

permasalahan-permasalahan yang ada.

h. Pertukaran data dan informasi antar stakeholder melalui

satu sistem manajemen informasi yang berifat terbuka.

Strategi pencapaian tujuan berbasiskan kegiatan RHL yang

digunakan dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu :

 Vegetatif 

 

4.3 Kebijakan dan Program Kegiatan Sektoral

A. Kegiatan Vegetasi

Kegiatan vegetasi dilakukan di wilayah-wilayah yang telah

ditetapkan sebagai wilayah prioritas dengan tutupan lahan

adalah tegalan, lahan terbuka, semak belukar dan

kebun/perkebunan. Jumlah luas arahan kegiatan vegetasi untuk

seluruh DAS Citarum bagian Hulu adalah 78,011 Ha atau sekitar

33.8% luas total. Sekitar 68.9 % diantaranya berada diluar

kawasan. Luas tersebut adalah luas arahan dan belum dilakukan

optimasi terhadap kebutuhan untuk mengurangi atau menekan

limpasan permukaan dan erosi. Perincian luas arahan kegiatan

vegetasi di dalam kawasan (vegetasi tetap) dan di luar kawasan

(hutan rakyat) disajikan Tabel di bawah ini.

Executive Summary  13

Page 14: Exum Citarum Tpd

7/23/2019 Exum Citarum Tpd

http://slidepdf.com/reader/full/exum-citarum-tpd 14/38

Nama Luas (Ha) Total (Ha) (%)Dalam

Kawasan (Ha)

%Terhadap

Luas Arahan

Luar Kawasan

(Ha)

%Terhadap

Luas Arahan

1 Cihaur 27,981 9,262 33.1 735 7.9 8,526 92.1

2 Cikapundung-Cipamokolan 30,472 10,117 33.2 2,826 27.9 6,646 65.73 Cikeruh 19,029 5,442 28.6 1,521 28.0 3,921 72.0

4 Ciminyak 32,575 14,170 43.5 4,839 34.1 9,332 65.9

5 Cirasea 38,110 12,996 34.1 6,272 48.3 6,723 51.7

6 Cisangkuy 34,159 11,443 33.5 3,148 27.5 8,296 72.5

7 Citarik 22,951 5,531 24.1 1,032 18.7 4,342 78.5

8 Ciwidey 22,169 8,868 40.0 3,036 34.2 5,831 65.8

9 Tubuh Air (Waduk) 3,356 13 0.4 - -

230,802 78,011 33.8 23,483 30.1 53,728 68.9

Arahan Vegetasi

 Jumlah

No

Sub DAS

B. Kegiatan Sipil Teknis Berbasis Lahan

Untuk lahan dengan tipe penutupan / penggunaan lahan

berupa lahan terbangun, kegiatan sipil teknis yang dilakukan

adalah sumur resapan. Luas arahan untuk kegiatan sumur

resapan di wilayah DAS Citarum bagian Hulu adalah 37,852 ha.

Sub DAS yang mempunyai luas arahan kegiatan sumur resapan

yang terluas adalah sub DAS Cikapundung-Cipamokolan dan

Cihaur. Tabel di bawah ini menunjukan Luas arahan kegiatan

sumur resapan di DAS Citarum bagian Hulu.

Nama Luas (Ha) (Ha) (%)

1 Cihaur 27,981 7,443 26.6

2 Cikapundung-Cipamokolan 30,472 10,757 35.3

3 Cikeruh 19,029 3,102 16.3

4 Ciminyak 32,575 5,245 16.1

5 Cirasea 38,110 4,383 11.5

6 Cisangkuy 34,159 2,425 7.1

7 Citarik 22,951 3,007 13.1

8 Ciwidey 22,169 1,463 6.6

9 Tubuh Air (Waduk) 3,356 - 230,802 37,852 16.4

NoSub DAS Arahan Sumur Resapan

 Jumlah

C. Kegiatan Sipil Teknis Berbasis Alur Sungai

C.1 DAM Pengendali (DPi)

Hasil analisis spasial penentuan lokasi DAM Pengendali

(DPi) di DAS Citarum Bagian Hulu didapatkan 280 titik atau lokasi

yang sesuai untuk dibangun DPi dengan luas daerah

tangkapannya adalah 45,057.2 ha. Setiap lokasi DPi mempunyai

Executive Summary  14

Page 15: Exum Citarum Tpd

7/23/2019 Exum Citarum Tpd

http://slidepdf.com/reader/full/exum-citarum-tpd 15/38

luas daerah tangkapan yang berbeda-beda, namun masih dalam

kisaran 100 - 250 Ha. Jumlah tanah yang tererosi dari seluruh

luas daerah tangkapan tersebut adalah 28.1 juta ton/tahun.

Dengan menggunakan konstanta sebesar 0.85 dari total erosi

akan mengendap di sepanjang aliran dan tertahan di DPi serta

sisanya 0.15 material yang melayang dan melewati outlet DPi,

maka secara keseluruhan dari DPi tersebut akan mampu

mengendalikan atau menahan erosi sebesar 23.9 juta ton/tahun.

Tabel di bawah ini  menunjukkan jumlah lokasi DPi dan jumlah

erosi yang dapat dikendalikannya.

C.2 DAM Penahan (DPn)

Hasil analisis spasial menunjukan keseluruhan lokasi yang

potensial untuk DPn di DAS Citarum Hulu adalah 2,292 titik/lokasi

dengan luas total daerah tangkapan adalah 40,143 Ha. Dengan

menggunakan nilai konstanta yang sama dengan DPi, maka

 jumlah erosi yang dapat dikendalikan oleh DPn tersebut adalah

20.5 juta ton/tahun. Jumlah lokasi DPn yang terbanyak berada di

sub DAS-sub DAS bagian Selatan dan Timur seperti Ciminyak,

Ciwidey, Cirasea dan Cisangkuy. Tabel di bawah ini

menunjukkan jumlah, luas dan erosi yang dapat dikendalikan di

masing-masing sub DAS di DAS Citarum Hulu.

Executive Summary 

Nama Luas (Ha) Tanpa DpiDikendalikan Dpi1Cihaur 27,981 26 4,080 3,061,671 2,602,420 2Cikapundung-Cipamokolan 30,472 23 3,278 2,765,365 2,350,560 3Cikeruh 19,029 15 2,438 845,268 718,478 4Ciminyak 32,575 47 7,606 3,107,924 2,641,735 5Cirasea 38,110 49 8,702 6,937,672 5,897,021 6Cisangkuy 34,159 43 6,194 3,308,619 2,812,326 7Citarik 22,951 26 4,265 3,040,475 2,584,404 8Ciwidey 22,169 51 8,495 5,047,149 4,290,077 9Tubuh Air (Waduk) 3,356 

230,802 280 45,057 28,114,143 23,897,022 

 JumlahDpi

Luas DTADPi (Ha)

Erosi (ton/tahun)No

Sub DAS

 Jumlah

15

Page 16: Exum Citarum Tpd

7/23/2019 Exum Citarum Tpd

http://slidepdf.com/reader/full/exum-citarum-tpd 16/38

C.3 Efektifitas DPi dan DPn

Dari hasil simulasi, diketahui bahwa jika tanpa DPi dan

DPn, maka jumlah hasil sedimen yang sampai di outlet masing-

masing sub DAS atau ke badan air Waduk Saguling adalah 8.5

 juta ton/tahun, dan hasil sedimen yang sampai di outlet waduk

saguling adalah 4.8 juta ton/tahun.

Simulasi efektifitas DPi menghasilkan jumlah erosi yang

dapat ditahan oleh DPi adalah 23.8 juta ton/tahun. Dengan

menahan erosi tersebut, maka DPi telah menurunkan hasil

sedimen di outlet setiap sub DAS rata-rata sampai dengan 21.4%

dan menurunkan hasil sedimen di outlet DAS Citarum Hulu

sampai dengan 21.3%. Dengan demikian, hasil sedimen yang

masuk ke badan air Waduk Saguling dapat dikurangi menjadi 6.6

 juta ton/tahun dan yang sampai di outlet Waduk Saguling

menjadi 3.8 juta ton/tahun atau turun sekitar 1 juta ton/tahun.

Tabel di bawah ini  menunjukkan hasil simulasi perhitungan

efektifitas 280 unit DPi yang dibangun di DAS Citarum bagian

Hulu.

Executive Summary 

Nama Luas (Ha) Tanpa DPnDikendalikan DPn1Cihaur 27,981 248 4,163 3,042,720 2,586,312 

2Cikapundung-Cipamokolan 30,472  181 3,177  2,850,936  2,423,296 

3Cikeruh 19,029 131 2,253 897,885 763,202 

4Ciminyak 32,575  481 8,293  3,478,670  2,956,870 5Cirasea 38,110  367 6,484  4,538,985  3,858,137 

6Cisangkuy 34,159 321 5,552 3,135,540 2,665,209 7Citarik 22,951 222 3,966 2,624,767 2,231,052 

8Ciwidey 22,169 341 6,254 3,491,683 2,967,931 9 Tubuh Air (Waduk) 3,356 

230,802  2292 40,143  24,061,186  20,452,008 

NoSub DAS Jumlah

DPn

Luas DTA

DPn (Ha)

Erosi (ton/tahun)

 Jumlah

16

Page 17: Exum Citarum Tpd

7/23/2019 Exum Citarum Tpd

http://slidepdf.com/reader/full/exum-citarum-tpd 17/38

Nama Luas (Ha) Total Ditahan Dpi Sisa Non Dpi Dengan Dpi

1 Cihaur 27,981 11,212,448 2,602,420 8,610,028 7.6 857,446 658,432 

2 Cikapundung-Cipamokolan 30,472 13,698,610 2,350,560 11,348,050 7.5 1,023,347 847,750 

3 Cikeruh 19,029 6,659,086 718,478 5,940,608 8.5 569,293 507,870 

4 Ciminyak 32,575 15,443,496 2,641,735 12,801,761 7.3 1,132,739 938,975 5 Cirasea 38,110 24,930,983 5,897,021 19,033,962 7.0 1,755,517 1,340,278 

6 Cisangkuy 34,159 18,403,774 2,812,326 15,591,448 7.2 1,332,692 1,129,040 

7 Citarik 22,951 9,441,560 2,584,404 6,857,156 8.2 773,001 561,410 

8 Ciwidey 22,169 12,556,520 4,290,077 8,266,443 8.2 1,023,891 674,067 

9 Tubuh Air (Waduk) 3,356 - - - - 

8,467,926 6,657,821 

230,802 112,346,477 23,897,022 88,449,455 4.3 4,839,627 3,810,199 

Hasil Sedimen

Di outlet Waduk Saguling

(masuk ke badan air Waduk Saguling)

NoSub DAS Erosi (ton/tahun)

SDR (%)

Simulasi dengan pembuatan 2,292 unit DPn di DAS

Citarum Bagian Hulu menunjukkan dapat menahan danmengendalikan erosi sampai dengan 20.4 juta ton/tahun.

Dengan mengendalikan erosi sampai dengan jumlah tersebut,

maka jumlah erosi dapat dikurangi menjadi 91.9 juta ton/tahun

dari 112.3 juta ton/tahun. Sedangkan hasil sedimen yang

sampai di outlet untuk seluruh sub DAS dapat diturunkan

menjadi 6,9 juta ton/tahun atau turun sebesar 18.3%, dan hasil

sedimen yang sampai outlet Waduk Saguling dapat diturunkan

menjadi 3.95 juta ton/tahun atau turun 18.2%. Tabel di bawah

ini menunjukkan hasil simulasi perhitungan efektifitas 2,292 unit

DPn yang dibangun di DAS Citarum Bagian Hulu.

Nama Luas (Ha) Total Ditahan DPn Sisa Non DPN Dengan DPn

1 Cihaur 27,981 11,212,448 2,586,312 8,626,136 7.6 857,446 659,664 

2 Cikapundung-Cipamokolan 30,472 13,698,610 2,423,296 11,275,314 7.5 1,023,347 842,316 

3 Cikeruh 19,029 6,659,086 763,202 5,895,884 8.5 569,293 504,046 

4 Ciminyak 32,575 15,443,496 2,956,870 12,486,627 7.3 1,132,739 915,861 

5 Cirasea 38,110 24,930,983 3,858,137 21,072,846 7.0 1,755,517 1,483,846 6 Cisangkuy 34,159 18,403,774 2,665,209 15,738,565 7.2 1,332,692 1,139,693 

7 Citarik 22,951 9,441,560 2,231,052 7,210,508 8.2 773,001 590,340 

8 Ciwidey 22,169 12,556,520 2,967,931 9,588,589 8.2 1,023,891 781,878 

9 Tubuh Air (Waduk) 3,356 - - - - 

8,467,926 6,917,644 

230,802 112,346,477 20,452,008 91,894,469 4.3 4,839,627 3,958,602 

Hasil Sedimen (ton/tahun)

(masuk ke badan air Waduk Saguling)

Di outlet Waduk Saguling

NoSubdas Erosi (ton/tahun)

SDR (%)

 Jika dilakukan simulasi dengan menggabungkan DPi dan

DPn, maka jumlah erosi dapat dikurangi menjadi 67 juta

ton/tahun. Pengurangan jumlah erosi tersebut akan

Executive Summary  17

Page 18: Exum Citarum Tpd

7/23/2019 Exum Citarum Tpd

http://slidepdf.com/reader/full/exum-citarum-tpd 18/38

menyebabkan penurunan sedimen yang sampai di badan air

Waduk Saguling sampai dengan 39.6% atau turun menjadi 5.1

 juta ton/tahun dari 8.5 juta ton/tahun. Sedangkan hasil sedimen

yang sampai di outlet waduk Saguling menjadi 2.9 juta ton/tahun

dari 4.8 juta ton/tahun atau sekitar 39.4%. Tabel dibawah ini

menunjukkan efektifitas DPi dan DPn dalam mengurangi erosi

dan sedimentasi di DAS Citarum Bagian Hulu.

SDR (%)

Nama Luas (Ha) Total Ditahan DPi+DPn Sisa Non DPi+DPn Dengan DPi+DPn

1 Cihaur 27,981 11,212,448 5,188,732 6,023,716 7.6 857,446 460,650 

2 Cikapundung-Cipamokolan 30,472 13,698,610 4,773,856 8,924,754 7.5 1,023,347 666,719 

3 Cikeruh 19,029 6,659,086 1,481,680 5,177,406 8.5 569,293 442,623 

4 Ciminyak 32,575 15,443,496 5,598,605 9,844,891 7.3 1,132,739 722,096 

5 Cirasea 38,110 24,930,983 9,755,158 15,175,825 7.0 1,755,517 1,068,607 

6 Cisangkuy 34,159 18,403,774 5,477,535 12,926,239 7.2 1,332,692 936,041 

7 Citarik 22,951 9,441,560 4,815,456 4,626,104 8.2 773,001 378,749 

8 Ciwidey 22,169 12,556,520 7,258,007 5,298,513 8.2 1,023,891 432,054 

9 Tubuh Air (Waduk) 3,356 - - - - 

8,467,926 5,107,539 

230,802 112,346,477 44,349,030 67,997,447 4.3 4,839,627 2,929,173 

(masuk ke badan air Waduk Saguling)

Di outlet Waduk Saguling

NoSub DAS Erosi (ton/tahun) Hasil Sedimen (ton/tahun)

D. Pembagian Fungsi Kawasan

Wilayah DAS Citarum Hulu terbagi untuk kawasan lindung,

kawasan hutan produksi, hutan rakyat dan areal penggunaan

lain. Kawasan Lindung yang terdapat di Wilayah DAS Citarum

Hulu adalah suaka margasatwa (1.59 %), taman buru (0.5 %),

taman wisata alam (0.18 %) dan hutan lindung (7.43 %) yang

keberadaannya tidak diperuntukan untuk penggunaan lahan

yang lain. Kawasan hutan produksi (10.85 %) yang dikelola oleh

institusi tertentu. Sekitar 50.68 % wilayah DAS Citarum Huludiperuntukan masyarakat sebagai areal penggunaan lain seperti

pemukiman, pertanian lahan kering atau basah, perkebunan.

Untuk penyangga daerah imbuhan air, sekitar 23.13 %

masyarakat ikut berpartisipasi dalam pengelolaan hutan rakyat.

Distribusi penggunaan lahan setiap Sub DAS di DAS Citarum Hulu

disajikan tabel di bawah ini.

Executive Summary  18

Page 19: Exum Citarum Tpd

7/23/2019 Exum Citarum Tpd

http://slidepdf.com/reader/full/exum-citarum-tpd 19/38

CihaurCikapundung-

CipamokolanCikeruh Ciminyak Cirasea Cisangkuy Citarik Ciwidey

Waduk

Saguling(Ha) (%)

Areal Penggunaan Lain 16,420 18,495 12,377 16,024 16,936 15,256 14,066 7,388 116,961 50.68

Cagar Alam 169 4,136 2,156 2,689 9,150 3.96

Waduk Saguling 3,356 3,356 1.45

Hutan Lindung 99 2,334 5,867 4,989 617 3,248 17,154 7.43

Hutan Produksi 1,240 3,262 628 1,681 467 72 3 7,354 3.19

Hutan Produksi Terbatas 1,381 1,483 2,177 3,136 2,711 3,414 450 2,918 17,670 7.66

Hutan Rakyat 8,563 6,657 3,847 9,399 6,666 8,271 4,151 5,823 53,377 23.13

Suaka Margasatwa 3,665 3,665 1.59

 Taman Buru 1,148 1,148 0.50

 Taman Hutan Rakyat 545 545 0.24

 Taman Wisata Alam 109 30 179 103 422 0.18

 Jumlah (Ha) 27,981 30,472 19,029 32,575 38,110 34,159 22,951 22,169 3,356 230,802 100.00

RTRW

Sub DAS Jumlah

E. Kegiatan yang telah dikerjakan di DAS Citarum

BPDAS Citarum-Ciliwung telah melakukan kegiatan dalam rangka

 pengelolaan DAS Citarum, diantaranya kegiatan GERHAN Tahun 2003 – 2007

(seperti tersaji dalam Tabel dibawah ini), Fasilitasi masyarakat membuat bibit di

desa Mekarmanik Kec. Cimenyan Kab. Bandung seluas 0.25 Ha tahun 2008,

Fasilitasi masyarakat membentuk forum DAS Citarum tahun 2007, model

kolaborasi DTA Cikembang Sub DAS Cirasea (rancangan + agroforestry 1 unit),

model agroforestry di DAS Cikapundung, Fasilitasi pembuatan persemaian di

Desa Cibodas Kec. Pasir Jambu 0.25 Ha (100,000 batang).

Bandung Sumedang Kota Bandung kota CimahiDalam kawasan 4,532.16 728.53 0.00 0.00Luar kawasan 437.00 340.00 0.00 0.00Dalam kawasan 3,080.00 442.00 0.00 0.00Luar kawasan 2,750.00 400.00 175.00 250.00Dalam kawasan 0.00 0.00 0.00 0.00Luar kawasan 2,550.00 0.00 25.00 25.00Dalam kawasan 0.00 0.00 0.00 0.00Luar kawasan 425.00 0.00 0.00 0.00

Dalam kawasan 0.00 0.00 0.00 0.00

Luar kawasan 5,340.00 0.00 0.00 0.007,612.16 1,170.53 0.00 0.00

11,502.00 740.00 200.00 275.00

Dalam kawasanLuar kawasan

2005

2006

2007

Kabupaten / Kota Tahun Lokasi

2003

2004

4.4 Analisis Peran dan Kelembagaan

Stakeholder yang ada terbagi menjadi 3 kelompok

yang memiliki peran dan kepentingan yang signifikan

dalam pengelolaan DAS Citarum bagian Hulu, yaitu:

1.  Penyedia jasa lingkungan meliputi: Perkebunan teh (PTPN

Executive Summary  19

Fungsi Kawasan

Page 20: Exum Citarum Tpd

7/23/2019 Exum Citarum Tpd

http://slidepdf.com/reader/full/exum-citarum-tpd 20/38

VIII); BKSDA; Perum Perhutani BKPH Pangalengan;BKPH

Bandung Utara dan BKPH Bandung Selatan; Petani kopi

(peserta PHBM); Pengelola Wisata Alam Situ Cileunca;

Pengelola Wisata Alam Air Panas Cibolang; Pengelola CA Gn.

 Tilu; SM. Gn. Calancang; CA. Gn. Malabar; CA. Papandayan;

 TWA. Kawah Kemojang; TB. Gn. Mesigit; CA Cigenteng; TWA

Cimanggu; CA dan TWA Tangkuban Perahu

2. Pengguna jasa lingkungan meliputi: Masyarakat umum,

Pedagang sayuran, PDAM (PT Jasa Tirta), Industri hilir,

Petani ikan, Petani di hilir, Petani kentang/sayuran,

Peternak sapi, Koperasi (KPBS), PLTP PT Star Energy, dan

PLTA (Plengan, Lamajang, Cikalong, Saguling).

3. Pengatur jasa lingkungan, meliputi Pemda Prov. Jawa

Barat, Pemda Bandung, Pemda Bandung Barat, Pemda

Sumedang, Pemkot Bandung dan Cimahi, Departemen

Kehutanan, Departemen Pekerjaan Umum, Departemen

Pertambangan, Kementrian Lingkungan Hidup (BPLHD)

Pengelompokkan stakeholder berdasarkan tingkat peran

dan derajat kepentingannya, disajikan dalam Gambar di bawah

ini.

Executive Summary  20

Page 21: Exum Citarum Tpd

7/23/2019 Exum Citarum Tpd

http://slidepdf.com/reader/full/exum-citarum-tpd 21/38

V. RENCANA IMPLEMENTASI PROGRAM KEGIATAN

 Total biaya yang dibutuhkan untuk program Pengelolaan

DAS Terpadu DAS Citarum selama 5 tahun adalah sebesar Rp.

397.47 miliar. Tabel dibawah ini menunjukkan jumlah biaya

untuk setiap program kegiatan yang direkomendasikan.

Program Kegiatan Volume Jumlah Biaya

(Rp)Hutan Rakyat( Agroforestry )

53,728 Ha

62,378,208,000

Dam Pengendali 280 Unit37,548,000,00

0

Dam Penahan

2,29

2 Unit

46,986,000,00

0

Sumur Resapan*75,64

8 Unit226,944,000,00

0

Kelembagaan dan Sosial 16Desa

3,146,000,000

SPAS 8 Unit1,040,000,00

0

Sistem Informasi DAS 1Paket

500,000,000

 Jumlah Sub Total378,542,208,

000

Executive Summary  21

Page 22: Exum Citarum Tpd

7/23/2019 Exum Citarum Tpd

http://slidepdf.com/reader/full/exum-citarum-tpd 22/38

Monev (5 % total biaya)18,927,110,

400

 Jumlah Total397,469,318,

400

Ket: *) kegiatan inisiasi dengan Jumlah ± 20 % dari jumlah potensi

Ada tiga kemungkinan / skenario dalam belanja konservasi

untuk pengelolaan daerah hulu, yakni tanpa tindakan konservasi,

dengan tindakan konservasi sekali tuntas, dan dengan tindakan

konservasi bertahap. Agar mudah dipahami dan perhatian

tetap fokus pada masalah belanja konservasi, diasumsikan

bahwa biaya operasi dianggap nol, sehingga satu-satunya

pengeluaran adalah belanja untuk konservasi. Perbandingan

kemungkinan / skenario dalam belanja konservasi disajikan

Tabel dibawah ini :

SkenarioSisa

Umur(Tahun)

Present ValueBiaya

Konservasi(Milyar Rupiah)

Present ValueKeuntungan

(Trilyun Rupiah)

 TanpaTindakanKonservasi

38 0.00 17.50

Dengan TindakanKonservasi Sekali

 Tuntas62 397.00 19.22

Dengan TindakanKonservasiBertahap

59 396.37 19.07

Dari ketiga skenario tersebut, nampaknya skenario

konservasi bertahap merupakan skenario yang paling

realistis. Skenario ini memungkinkan pemantauan apakahtindakan konservasi yang dilaksanakan bekerja dengan efektif 

dan sesuai dengan harapan. Jika tindakan konservasi

dipandang kurang efektif atau kurang sesuai dengan yang

diharapkan, maka pengelola dapat mempertimbangkan apakah

tindakan konservasi akan terus dilanjutkan dengan perubahan

rancangan atau dihentikan sama sekali. Dari aspek pengelolaan

resiko, skenario konservasi bertahap lebih aman dibandingkan

Executive Summary  22

Page 23: Exum Citarum Tpd

7/23/2019 Exum Citarum Tpd

http://slidepdf.com/reader/full/exum-citarum-tpd 23/38

skenario konservasi sekali tuntas. Disamping itu, present value

biaya konservasi antara kedua skenario tersebut tidak terpaut

banyak.

Perincian tahapan, organisasi dan mekanisme pelaksanaan

untuk kegiatan RHL dan kegiatan sosial kelembagaan disajikan

tabel di bawah ini.

Executive Summary  23

Page 24: Exum Citarum Tpd

7/23/2019 Exum Citarum Tpd

http://slidepdf.com/reader/full/exum-citarum-tpd 24/38

Tabel. Tahapan, Organisasi dan Mekanisme Pelaksanaan untuk kegiatan RHL

Kabupaten /Kota

Kecamatan

Kegiatan RHL

Waktu

  TotalBiaya

SumberBiaya

Stakeholderkunci

Penanggung jawab

Prasyarat/Asumsi

SR DPn Dpi HR

unit unitunit

Ha (Rp.000)

Bandung Arjasari 764 75 8 1,978 2,009 7,198,758 APBN, APBDProp, APBDKab/Kota,Swadaya

masyarakat,CSR Industri

1. Untuk HR :Dinas Hutbun

2. Untuk SR,Dpi dan DPn :BPDASCitarumCiliwung 

Ada sosialisasiprogramBaleendah 1,353 21 5 1,112 2,009 6,451,032

Banjaran 874 27 5 823 2,009 4,801,503

Bojongsoang 520 2 0 120 2,009 1,740,320

Cicalengka 1,559 63 7 923 2,009 7,978,803

Cikancung 1,116 45 2 676 2,010 5,323,536

Cileungkrang 985 44 6 680 2,010 5,451,080

Cileunyi 1,537 4 1 491 2,010 5,397,151

Cimaung 454 27 3 1,066 2,010 3,555,426

Cimenyan 1,329 60 4 2,223 2,010 8,334,303

Ciparay 1,286 30 5 1,102 2,011 6,422,922

Ciwidey 1,054 80 15 1,914 2,011 9,035,654

Dayeuhkolot 885 0 0 62 2,011 2,726,982

Ibun 1,388 53 8 337 2,011 6,714,557

Kertasari 756 99 11 1,733 2,011 7,784,613

Ketapang 796 0 0 38 2,012 2,432,118

Majalaya 1,503 1 0 15 2,012 4,546,915Margaasih 1,572 0 0 116 2,012 4,850,676

Margahayu 717 0 0 75 2,012 2,238,075

Nagreg 723 35 6 758 2,012 4,571,138

Pacet 1,356 101 9 1,600 2,013 9,203,000

Pameungpeuk 652 14 4 173 2,013 2,980,253

Executive Summary   

24

Page 25: Exum Citarum Tpd

7/23/2019 Exum Citarum Tpd

http://slidepdf.com/reader/full/exum-citarum-tpd 25/38

Kabupaten /Kota

Kecamatan

Kegiatan RHLWakt

u

  Total Sumber

BiayaStakeholder

kunciPenanggung

 jawabPrasyarat/Asum

siSR DPn Dpi HR

unit unitunit

Ha (Rp.000)

 

Pangalengan 939 192 25 3,982 2,01314,728,60

2

Paseh 1,400 33 7 87 2,013 5,916,207

Pasirjambu 520 181 22 1,953 2,013 10,488,133

Ranca Bali 79 29 3 21 2,013 1,258,181

Rancaekek 1,391 0 0 68 2,013 4,251,948

Solok Jeruk 722 0 0 73 2,013 2,250,753

Soreang 1,821 56 15 2,479 2,01311,500,61

9

Bandung Total30,0

681,27

2171

26,694

170,202,834

Bandung BaratBatujajar 2,023 77 5 1,558 2,009

10,126,838

APBN, APBDProp, APBDKab/Kota,Swadaya

masyarakat,CSR Industri

1. Untuk HR :Dinas Hutbun

2. Untuk SR,Dpi dan DPn :BPDASCitarumCiliwung

 

Ada sosialisasiprogram

Cililin 2,792 75 7 3,416 2,00914,818,17

6

Cipatat 430 35 1 1,464 2,009 3,841,304

Cipongkor 2,870 95 6 2,203 2,01013,919,78

3

Cisarua 367 24 3 781 2,010 2,902,041

Gununghalu 1,317 102 15 875 2,011 9,069,375

Lembang 2,046 110 14 4,053 2,01114,975,93

3

Ngamprah 1,233 18 4 1,187 2,012 5,982,507

Padalarang 1,920 19 2 640 2,012 7,160,740

Parongpong 1,575 52 5 1,468 2,013 8,165,848

Rongga 1,102 98 7 1,559 2,013 8,063,699

Sindangkerta 1,872 115 9 1,752 2,013 11,214,47

Executive Summary  25

Page 26: Exum Citarum Tpd

7/23/2019 Exum Citarum Tpd

http://slidepdf.com/reader/full/exum-citarum-tpd 26/38

Kabupaten /Kota

Kecamatan

Kegiatan RHLWakt

u

  Total Sumber

BiayaStakeholder

kunciPenanggung

 jawabPrasyarat/Asum

siSR DPn Dpi HR

unit unitunit

Ha (Rp.000)

2

Bandung Barat Total19,55

2 820 7820,96

3110,263,8

43

Garut

BluburLimbangan 10 15 4 0 2009 873,900 APBN, APBDProp, APBDKab/Kota,Swadaya

masyarakat,CSR Industri

 

Ada sosialisasiprogram

Leles 34 6 0 19 2010 247,059

Selaawi 0 2 0 0 2011 41,000

Kadungora 0 0 0 17 2012 19,737

Garut Total 45 23 4 361,184,69

6Kota Bandung Andir 777 0 0 8 2,009 2,340,288 APBN, APBD

Prop, APBDKab/Kota,Swadaya

masyarakat,CSR Industri

 

1. Untuk HR :Dinas Hutbun

2. Untuk SR,Dpi dan DPn :BPDASCitarumCiliwung

 

Ada sosialisasiAda sosialisasi

programArcamanik 485 0 0 12 2,009 1,468,932

Astana Anyar 513 0 0 15 2,009 1,556,415

BabakanCiparay 1,158 0 0 23 2,010 3,500,703

Bandung Kidul 241 0 0 35 2,010 763,635

Bandung Kulon 1,167 0 0 33 2,010 3,539,313

BandungWetan 547 0 0 27 2,010 1,672,347

Batununggal 502 0 0 17 2,010 1,525,737

Bojong LoaKaler 526 0 0 12 2,011 1,591,932

Bojong LoaKidul 519 0 0 26 2,011 1,587,186

CibeunyingKaler

758 3 3 65 2,011 2,813,265

CibeunyingKidul

452 0 0 7 2,011 1,364,127

Executive Summary  26

Page 27: Exum Citarum Tpd

7/23/2019 Exum Citarum Tpd

http://slidepdf.com/reader/full/exum-citarum-tpd 27/38

Kabupaten /Kota

Kecamatan

Kegiatan RHLWakt

u

  Total Sumber

BiayaStakeholder

kunciPenanggung

 jawabPrasyarat/Asum

siSR DPn Dpi HR

unit unitunit

Ha (Rp.000)

Cibiru 522 3 0 118 2,011 1,764,498

Cicadas 542 0 0 11 2,012 1,638,771

Cicendo 1,029 0 0 55 2,012 3,150,855

Cidadap 757 21 5 246 2,012 3,657,606Coblong 1,090 0 0 68 2,012 3,348,948

Kiaracondong 540 0 0 7 2,012 1,628,127

Lengkong 920 0 0 15 2,013 2,777,415

Margacinta 940 0 0 51 2,013 2,879,211

Rancasari 444 0 0 39 2,013 1,377,279

Regol 539 0 0 27 2,013 1,648,347

Sukajadi 984 0 0 12 2,013 2,965,932

Sukasari 1,225 3 2 96 2,013 4,116,156

SumurBandung 612 0 0 11 2,013 1,848,771

Ujung Berung 583 2 1 46 2,013 1,977,506

Kota Bandung Total18,3

84 0 01,09

156,418,6

51

Kota Cimahi

Cimahi Selatan 1,767 6 1 235 2,009 5,830,935APBN, APBDProp, APBD

Kab/Kota,Swadaya

masyarakat,CSR Industri

 

1. Untuk HR :Dinas Hutbun

2. Untuk SR,Dpi dan DPn :BPDASCitarumCiliwung

Ada sosialisasiprogram

Cimahi Tengah 2,330 0 0 72 2010 7,073,592

Cimahi Utara 1,233 3 1 377 2,011 4,332,297

Kota Cimahi Total

 

5,330

9 2 68417,236,8

24

Sumedang Cikeruh 560 10 5 752 2,009 3,428,572 APBN, APBDProp, APBDKab/Kota,

1. Untuk HR :Dinas Hutbun

Ada sosialisasiprogramCimanggu 771 48 7 1,763 2,009 6,282,543

Pamulihan 89 7 0 154 2,010 589,294

Executive Summary  27

Page 28: Exum Citarum Tpd

7/23/2019 Exum Citarum Tpd

http://slidepdf.com/reader/full/exum-citarum-tpd 28/38

Kabupaten /Kota

Kecamatan

Kegiatan RHLWakt

u

  Total Sumber

BiayaStakeholder

kunciPenanggung

 jawabPrasyarat/Asum

siSR DPn Dpi HR

unit unitunit

Ha (Rp.000)

Swadayamasyarakat,CSR Industri

Sukasari 277 30 1 992 2,011 2,731,812

 Tanjungsari 567 36 1 594 2,012 3,262,734

Sumedang

Selatan

0 5 0 0 2,013 102,500

Sumedang Total2,26

6 136 144,25

616,404,6

16

Grand Total75,6

482,29

2280

53,728

373,856,208

 

Tabel. Tahapan, Organisasi dan Mekanisme Pelaksanaan untuk kegiatan sosial kelembagaan

Kegiatan Lokasi Waktu  Total Biaya SumberBiaya Stakeholder kunci Penanggung jawab Prasyarat /Asumsi

Executive Summary  28

Page 29: Exum Citarum Tpd

7/23/2019 Exum Citarum Tpd

http://slidepdf.com/reader/full/exum-citarum-tpd 29/38

Kelembagaan dan sosial :- Pelatihan dan pelaksanaan PRA- Pendampingan masyarakat- Pembentukan institusi lokal- Membangun koordinasi dan

monitoring

16 Desayang

tersebar diwilayah

DAS

Citarumhulu

2009-

2013

3,146,000,000

APBN, APBDProp, APBDKab/Kota,Swadaya

masyarakat,CSR Industri

Kelompoktani,anggotaLMDH,sarikattani

perkebunan, KPBS 

Pemda,

Perhutani,

Pengadaan SPAS8 Unit (1

unit setiapsub DAS)

2010-2013

1,040,000,000

APBN

 

BP DASCitarum-Ciliwung

Sistem informasi DAS 1 Paket 2011500,000,00

0APBN

 

BP DASCitarum-Ciliwung

Executive Summary  29

Page 30: Exum Citarum Tpd

7/23/2019 Exum Citarum Tpd

http://slidepdf.com/reader/full/exum-citarum-tpd 30/38

VI. PEMANTAUAN DAN EVALUASI

6.1 Standar, Kriteria dan Indikator

Evaluasi rencana yang efektif harus meliputi 5

komponen yaitu: monitoring, penilaian kinerja, adaptif 

manajemen, operasional dan prosedur serta menyusun laporan

final kegiatan. Dalam tahapan evaluasi harus dapat diidentifikasi

apakah rencana yang telah ditetapkan dapat tercapai, apa

hambatan yang ditemui serta masukan apa yang diperlukan

untuk perbaikan di kemudian hari

 Tahapan - tahapan yang harus dievaluasi antara lain

adalah sebagai berikut:

1. Input (jumlah dana, staf yang terlibat, kantor, volunteers,

peralatan, bahan dan kelembagaan yang terlibat, dan

mekanisme hubungan antar lembaga),

2. Aktivitas (kegiatan yang dilakukan, perencanaan dan

penerapan dari rencana yang dibuat

3. Target sasaran (multipihak yang terlibat dalam kegiatan

rehabilitasi DAS)

4. Reaksi dari target sasaran terhadap rencana yang dilakukan

5. Perubahan PKS (Pengetahuan, Keterampilan dan

Sikap/Knowledge, Skill, Ability ) terutama perubahan perilaku

masyarakat terhadap lingkungan dan sosial ekonomi

6. Perubahan perilaku melalui perubahan sosial dan

peningkatan kapasitas sosial ekonomi

7. Hasil akhir yang berhubungan dengan tujuan dan sasaran

yang telah direncanakan

Proses evaluasi yang akan dilakukan dapat

menggunakan Tabel Bennet’ Hierarchy dikaitkan dengan proses

evaluasi seperti yang disajikan tabel di bawah ini.

Tabel. Evaluasi untuk pengelolaan DAS Citarum

Executive Summary  30

Page 31: Exum Citarum Tpd

7/23/2019 Exum Citarum Tpd

http://slidepdf.com/reader/full/exum-citarum-tpd 31/38

Level

Komponen Formula

Proses

Outcome

Dampak

7 Hasil Akhir X X X6 Perubahan X X X5 Perubahan PKS X X X

4 Reaksi dari X X X

3 Terget sasaran X X2 Aktivitas X X1 Inputs X X

Tabel. Tahapan dan Komponen Perencanaan dan ImplementasiProses Rehabilitasi DAS Citarum

Leve

l

Komponen Perencanaa

n

Implementa

si

Evaluas

i7 Hasil Akhir X X6 Perubahan X X5 Perubahan PKS X X4 Reaksi dari X3 Terget sasaran X X2 Aktivitas X X1 Inputs X X

6.2 Cara Pengukuran dan Penetapan Kriteria

Rencana pengelolaan DAS memerlukan monitoring untuk

mengukur keberhasilan dari rencana dan tindakan yang telah

dilakukan. Kegiatan monitoring diupayakan dilakukan secara

kuantitatif baik yang menyangkut pelaksanaan kegiatan maupun

hasil dari proses-proses yang dilakukan. Kegiatan monitoring

harus melibatkan alat dan sistem monitoring yang terintegrasi

sehingga para pemangku kepentingan dapat memonitor proses-

proses dan mengukur keberhasilan dan kegagalan dari proses

yang dijalankan. Beberapa kegiatan monitoring yang harus

dilakukan dalam rangka kegiatan pengelolaan DAS Citarum

terpadu secara singkat disajikan pada Tabel di bawah ini.

Executive Summary 31

Page 32: Exum Citarum Tpd

7/23/2019 Exum Citarum Tpd

http://slidepdf.com/reader/full/exum-citarum-tpd 32/38

Tabel.Kegiatan Monitoring dalam Implementasi KegiatanPengelolaan DAS Citarum

 Tipe Monitoring Frekuensi Intensitasanalisis data

SkalaMonitoring

• Kondisi Tata air

• Kondisi land use

• Kondisi Sosial

ekonomi(perubahan PKS,dukunganfinancial,dinamikakelompok tani,peraturan yangterkait)

• Harian

•  Tahunan

•  Tahunan

• Rendah-sedang

• Rendah-

sedang

• Rendah-

sedang

• Sub DAS

• Sub DAS

• Desa,

Kecamatan,Kab / kota(peraturanyang terkait)

• Banjir / Longsor

• Erosi /sedimentasi

• Kualitas Air

•  Tata ruang

• Pengelolaan

limbah

• 6 Bulan

• Harian

• Harian

• 1-2 tahun

• Harian

• Sedang-tinggi

• Sedang-Tinggi

• Sedang-tinggi

• Sedang

• Sedang

• Sub DAS/Situ

• Sub DAS/Situ

• Sub DAS/Situ

• DAS,Kabupate

n

• Sub DAS

• Implementasi

kegiatan

•  Jejakkemajuan

Analisisarahperubahan

•  Tergantungkondisi dan

masalah

•  Tapak

6.3 Lembaga Monitoring dan Evaluasi

Dari Tabel di atas, komponen monitoring dan evaluasi di

kelompokan menjadi 2, yaitu komponen biofisik dan non biofisik.

Komponen biofisik meliputi kualitas air baik kimia atau fisika

seperti tingkat kekeruhan; kandungan BOD; COD; dll, komponen

yang berkaitan dengan tata air, seperti debit; tinggi muka air

atauvolume air khusus untuk waduk / situ, pola penggunaan atau

penutupan lahan dengan RTRW sebagai acuannya, pengelolaan

limbah industri dan rumah tangga. Komponen non biofisik

meliputi aspek perubahan PKS (pengetahuan, keterampilan dan

sikap) masyarakat setempat, dinamika kelompok tani, dukungan

Executive Summary 32

Page 33: Exum Citarum Tpd

7/23/2019 Exum Citarum Tpd

http://slidepdf.com/reader/full/exum-citarum-tpd 33/38

finansial, peraturan-peraturan yang terkait. Masing-masing

komponen terdapat stakeholder / lembaga tertentu yang ikut

berperan dalam monitoring dan evaluasi, disajikan Tabel di

bawah ini

Executive Summary 33

Page 34: Exum Citarum Tpd

7/23/2019 Exum Citarum Tpd

http://slidepdf.com/reader/full/exum-citarum-tpd 34/38

Tabel. Lembaga Monitoring dan Evaluasi

No Komponen Lokasi StakeholderBiofisik 

1 Kualitas air (kimia / fisik)

Sungai (Cihaur, Cikapundung-Cipamokolan, Cikeruh, Citarik,Cirasea, Cisangkuy, Ciwidey,

Ciminyak)

BPLHD, Industri terkait

Situ / Waduk (Saguling, Cileunca,Cipanunjang)

BPLHD, Indopower

2 Tata air (debit, tinggi

muka air, volume air dan jaringan sungai

Sungai (Cihaur, Cikapundung-Cipamokolan, Cikeruh, Citarik,Cirasea, Cisangkuy, Ciwidey,Ciminyak)

BBWS Citarum, BPDAS Citarum

Situ / Waduk (Saguling, Cileunca,Cipanunjang)

Indopower, BKSDA

3 Penggunaan / Penutupanlahan (tata ruang)

Dalam kawasan hutan:1. Kawasan hutan di SelatanBandung

Perhutani (KPH Bandung Selatan)

2. Kawasan hutan di UtaraBandung

Perhutani (KPH Bandung Utara)

Luar Kawasan :Bapeda, Dinas Pemukiman,

Dinas PU

1. Lahan perkebunan (teh, kina)PTPN 8 dan Industri perkebunanswasta

2. Lahan milik Pemerintah Daerah (Dinasterkait)

Executive Summary  34

Page 35: Exum Citarum Tpd

7/23/2019 Exum Citarum Tpd

http://slidepdf.com/reader/full/exum-citarum-tpd 35/38

No Komponen Lokasi Stakeholder3. Bantaran Sungai BBWS Citarum

4 Pengelolaan LimbahDomestik (rumah tangga)

Pemerintah Daerah (Dinaskebersihan) / Warga masyarakat

Industri BPLHD, Pemda (Dinas terkait)Non Biofisik

6Perubahan PKS(Pengetahuan,

Ketrampilan dan Sikap)

Level Kecamatan, TapakKelompok tani, anggota LMDH,sarikat tani perkebunan, KPBS

 7 Dinamika kelompok tani Level Kecamatan, Tapak

8 Kontinuitas pendanaan Level KecamatanPemda / Pemkot, BPDAS Citarum- Ciliwung

9 Peraturan yang terkait Level Kabupaten / Kota DPRD II

Executive Summary 

35

Page 36: Exum Citarum Tpd

7/23/2019 Exum Citarum Tpd

http://slidepdf.com/reader/full/exum-citarum-tpd 36/38

VII. REKOMENDASI

Beberapa poin penting yang akan menjadi kunci sukses

dalam pengelolaan DAS Citarum Bagian Hulu yang direncanakan

diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Pelibatan masyarakat sejak dini dalam kegiatan perencanaan

menjadi kunci keberlangsungan projek rehabilitasi sehingga

dari awal tergambar dengan jelas tangungjawab dan peran

masing-masing pihak, sehingga Partisipasi Rural Apraisal

(PRA) pada desa-desa terpilih menjadi kunci dalam

implementasi proyek rehabilitasi

2. Pendekatan bersifat persuasif karena banyak permasalahan

yang terkait lahan milik

3. Permasalahan di dalam kawasan hutan (Perhutani)

diselesaikan secara struktural internal Departemen Kehutanan

dan pelibatan masayarkat yang tergabung dalam LMDH

4. Pendekatan rehabilitasi DAS harus didasari dengan program-

program untuk meningkatkan/menciptakan pendapatan

masyarakat (income generating)

5. Kepemimpinan dan dorongan politik menjadi penentu

keberhasilan kegiatan ini dilapangan sehingga diperlukan

leadership yang kuat dari Bupati, kepala dinas terkait, BPDAS,

Perhutani untuk sama-sama mendorong pelaksanaan secara

menyeluruh dan memahami tangung jawab masing-masing

dengan mengedepankan fungsional dibanding kewenangan

yang dimiliki

6. Rencana yang disusun disepakati sebagai rencana bersama

sehingga dalam pelaksanaanya ada sinergi dan koherensi

yang meliputi penilaian, pelaksanaan kegiatan RHL dan sosial

kelembagaan, monitoring dan evaluasi serta dukungan

pendanaan untuk keberlangsungan kegiatan pengelolaan DAS

Citarum.

Executive Summary 36

Page 37: Exum Citarum Tpd

7/23/2019 Exum Citarum Tpd

http://slidepdf.com/reader/full/exum-citarum-tpd 37/38

a. Jumlah arahan untuk lokasi DAM Penahan (DPn) di DAS

Citarum bagian Hulu sebanyak 2,292 titik dengan total

daerah tangkapan sekitar 40,143 Ha dan mampu

mengendalikan erosi sebanyak 20.4 juta ton/tahun.

b. Jumlah arahan lokasi DAM Pengendali (Dpi) di DAS Citarum

bagian Hulu sebanyak 280 titik yang mampu menahan

atau mengendalikan erosi sebanyak 23.8 juta ton / tahun.

c. Jumlah lahan potensial, untuk arahan kegiatan hutan

rakyat sebanyak 54,528 Ha

d. Jumlah lahan potensial untuk arahan kegiatan sumur

resapan sebanyak 37,852 Ha dengan jumlah unit sebayak

378,240 unit

e. Biaya yang dibutuhkan untuk pengelolaan DAS Citarum

Hulu selama 5 tahun sebesar Rp. 397,47 miliar yang

terbagi menjadi berbagai kegiatan RHL dan sosial

kelembagaan yang direkomendasikan.

f. Skenario belanja konservasi bertahap merupakan skenario

yang lebih realistis untuk implementasi. Skenario ini

memungkinkan pemantauan apakah tindakan konservasi

yang dilaksanakan bekerja dengan efektif dan sesuai

dengan harapan.

7. Ada keberlanjutan kebijakan jangka panjang yang tidak

terpengaruh oleh pergantian personil di lembaga pemangku

kepentingan (menjaga tidak terjadi time in consistensi)

8. Penyadaran publik tentang pola penggunaan lahan yang

lestari, ramah lingkungan dan secara ekonomi

menguntungkan perlu mendapat dukungan yang nyata

sehingga penyuluhan dan penyadaran serta perubahan nilai

di masyarakat menjadi kunci dalam pelaksanaan program

9. Model-model demplot dan Model pendekatan DAS mikro

(Sub DAS) diperlukan sebagai contoh untuk direplikasi oleh

petani

Executive Summary    37

Page 38: Exum Citarum Tpd

7/23/2019 Exum Citarum Tpd

http://slidepdf.com/reader/full/exum-citarum-tpd 38/38

10. Perlu pendampingan dan pelatihan dengan melibatkan

perguruan tinggi dalam mendampingi pemda dan

masyarakat menjadi salah satu faktor keberhasilan kegiatan

11. Perlu dibentuk Komisi Pengendali DAS Citarum yang

beranggotakan seluruh perwakilan pemangku kepentingan,

yang berfungsi untuk merumuskan pengelolaan DAS Citarum

terpadu.