Executive Summary Budi Daya Singkong Gajah

189
1 KATA PENGANTAR Proposal Budi Daya Singkong Gajah dan peternakan Sapi Potong dengan segala kekurangannya disana sini Alhamdulilah dapat terselesaikan. Proposal ini dibuat dengan harapan dapat memberikan gambaran secara utuh tentang rencana kerja PT. SAPTARAYA MARGAJAYA yang akan mengerjakan proyek “ Budi Daya Singkong Gajah dan peternakan Sapi Potong ” di Desa Panggarangan Kecamatan Panggarangan Kabupaten Lebak Provinsi Banten. Terselenggaranya proyek “ Budi Daya Singkong Gajah dan peternakan Sapi Potong dipandang perlu mengingat secara ekonomis sangat menguntungkan dan secara sosial budaya sangat bermanpaat bagi masyarakat sekitar. Kepada semua pihak yang telah berpartisipasi aktif dalam penyusunan proposal ini, kami mengaturkan banyak terimakasih, semoga segala daya uapaya kita dalam mensejahterakan masyarakat, dicatat sebagai amal saleh yang menyelamatkan kita semua Didunia dan di akhirat. Amin Jakarta 24 Mei 2014 PT.SAPTARAYA MARGAJAYA Ir. Eddy Soon Purnama Presiden Direktur

Transcript of Executive Summary Budi Daya Singkong Gajah

  • 1

    KATA PENGANTAR

    Proposal Budi Daya Singkong Gajah dan peternakan Sapi Potong dengan

    segala kekurangannya disana sini Alhamdulilah dapat terselesaikan.

    Proposal ini dibuat dengan harapan dapat memberikan gambaran secara

    utuh tentang rencana kerja PT. SAPTARAYA MARGAJAYA yang akan

    mengerjakan proyek Budi Daya Singkong Gajah dan peternakan Sapi

    Potong di Desa Panggarangan Kecamatan Panggarangan Kabupaten Lebak

    Provinsi Banten.

    Terselenggaranya proyek Budi Daya Singkong Gajah dan peternakan Sapi

    Potong dipandang perlu mengingat secara ekonomis sangat

    menguntungkan dan secara sosial budaya sangat bermanpaat bagi

    masyarakat sekitar.

    Kepada semua pihak yang telah berpartisipasi aktif dalam penyusunan

    proposal ini, kami mengaturkan banyak terimakasih, semoga segala daya

    uapaya kita dalam mensejahterakan masyarakat, dicatat sebagai amal saleh

    yang menyelamatkan kita semua Didunia dan di akhirat. Amin

    Jakarta 24 Mei 2014

    PT.SAPTARAYA MARGAJAYA

    Ir. Eddy Soon Purnama Presiden Direktur

  • 2

    DAFTAR ISI

    NO URAIAN HALAMAN

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Masalah 4 - 11

    1.2 Perumusan Masalah 12

    1.3 Tujuan Penulisan 12

    1.4 Biaya 13 - 14

    1.5 Manpaat 15

    BAB II KAJIAN TIORITIS

    2.1 Budi Daya Singkong Gajah 16 - 26

    2.2 Singkong Gajah Singkong yang berteknologi 27 - 30

    2.3 Pengolahan Singkong 30 - 36

    2.4 Pemasaran Singkong 36 41

    2.5 Bioetanol 41 59 2.6 Kajian Tioritis Budi Daya Sapi Potong 61 79

    2.7 Tata laksana pakan ternak sapi potong 79 99 2.8 Manajemen Pemberian Pakan 100 122

    2.9 Teknik Pembuatan Biogas 123 - 141

    BAB III ANALISIS USAHA

    3.1 Analisis Usaha Budi Daya Singkong Gajah 142 149

    3.2 Analisis Usaha Bioetanol 150 162 3.3 Analisis Usaha Peternakan Sapi Potong 163 181

    3.4 Analisis Usaha Pembuatan Pakan Ternak 182 184 BAB IV

    PENUTUP

    4.1 Kesimpulan 185

    LAMPIRAN

    1 DAFTAR PUSTAKA

    2. RPJMD Kabupaten Lebak

    3. PERDA RTRW Kabupaten Lebak

    4. Undang-Undang Pternakan

    5. Undang-Undang Pangan

  • 3

    EXECUTIVE SUMMARY

    No Uraian kegiatan Volume Harga Satuan

    Jumlah

    1. Nama Kegiatan adalah Proyek budi daya singkong gajah dan penggemukan sapi potong.

    2. Lokasi kegiatan di Desa Panggarangan Kecamatan Panggarangan Kabupaten Lebak Banten

    3. Luas lahan yang digunakan sebanyak 2.000 Ha (dua puluh juta) meter persegi

    4. Pelaksana Proyek PT. SAPTARAYA MARGA JAYA 5. Konsultan Proyek PT Palu Gada Sawargi 6. Biaya Investasi sebesar Rp.233.845.600.000 (dua ratus tiga puluh

    tiga milyar delapan ratus empat puluh lima juta enam ratus ribu rupiah)

    Rincian (Uraian) Biaya yang diperlukan untuk menjalankan proyek Budi daya singkong gajah adalah Rp. 124.509.800.000 dengan rincian sebagai berikut: NO URAIAN KEGIATAN VOLUME HARGA (Rp)

    SATUAN JUMLAH 1. Perencanaan 1 Ls 1% 1.129.800.000 2. Pembelian Lahan 2.000 Ha 5.000 100.000.000.000 3. Biaya izin usaha 2.000 Ha 500 10.000.000.000 4. Pengolahan Tanah 2.000 Ha 150 3.000.000.000 5. Pembelian Bibit Singkong 60.000.000 bt 50 3.000.000.000 6. Upah penanaman 2.000 Ha 70.000 140.000.000 7. Pupuk Kandang 20.000 Ton 500 1.000.000.000 8. Upah buruh pemupukan 2.000 Ha 280.000 560.000.000 9. Pupuk Urea dan TSP 800.000 Kg 2.500 2.000.000.000 10. Upah buruh pemupukan 2.000 140.000 280.000.000 11. Pembersihan rumput 2.000 Ha 750.000 1.500.000.000 12. Pestisida 2.000 Ha 200.000 400.000.000 13. Biaya Panen 2.000 Ha 750.000 1.500.000.000 Jumlah Biaya Produksi 124.509.800.000 Hasil Produksi 200.000 Kg 700 140.000.000.000 Laba Sebelum Pajak 15.490.200.000 Keuntungan Pembelian Tanah 100.000.000.000

  • 4

    Jumlah Keuntungan 115.490.200.000 Pajak Penjualan 10% 1.549.020.000 Laba bersih Perusahaan 113.941.180.000

    Biaya yang diperlukan untuk menjalankan proyek penggemukan sapi potong adalah Rp. 109.335.800.000 dengan rincian sebagai berikut:

    NO URAIAN KEGIATAN VOLUME HARGA (Rp)

    SATUAN JUMLAH 1. Perencanaan 1 Ls 1% 1.129.800.000 2. Pembelian Bibit sapi 12.000 Ekor 7.000.000 84.000.000.000 3. Pembuatan kandang 60.000 m2 400.000 800.000.000 4. Hijauan Makanan

    Ternak (HTM) 21.600.000 Kg 400 8.640.000.000

    5. Konsentrat 4.320.000 Kg 1.500 6.480.000.000 6. Pakan Tambahan 6.480.000 Kg 200 1.296.000.000 7. Obat-obatan 1 Ls 60.000 720.000.000 7. Tenaga Kerja 300 orang 500.000 6.000.000.000 8. Tenaga Ahli 3 Orang 10.000.000 180.000.000 9. Bagian Administrasi 2 orang 5.000.000 60.000.000 10. Bagian Keuangan 1 0rang 5.000.000 30.000.000 11. Jumlah Biaya Produksi 109.335.800.000 12. Pendapatan 12.1. Penjualan daging sapi 4.512.000 Kg 35.000 157.920.000.000 12.2 Penjualan Kotoran

    sapi 21.600.000 Kg 10 216.000.000

    Jumlah Pendapat 158.136.000.000 Jumlah Biaya Produksi 109.335.800.000 Laba Usaha per-panen 48.800.200.000 Laba Usaha dalam satu tahun 97.600.400.000 Pajak Penjualan 10% 9.760.040.000 Laba bersih Perusahaan 87.840.360.000

    Jumlah Biaya investasi yang dibutuhkan untuk menjalankan proyek budidaya singkong gajah dan penggemukan sapi potong adalah: Rp.233.845.600.000 dengan rincian sebagai berikut: A Jumlah Biaya Produksi Budi daya singkong gajah 124.509.800.000 B Jumlah Biaya Produksi peternakan sapi potong 109.335.800.000 Total Jumlah 233.845.600.000

    PENDAPATAN YANG DIPEROLEH Pendapatan yang diperoleh dari penjualan singkong dan sapi potong adalah Rp. 456.272.000.000 dengan rincian sebagai berikut; A Hasil penjualan Singkong 140.000.000.000 B Hasil penjualan sapi I 158.136.000.000

  • 5

    C Hasil penjualan sapi II 158.136.000.000 Jumlah pendapatan 456.272.000.000

    Laba Usaha Keuntungan yang dihasilkan perusahaan dari proyek budidaya singkong gajah dan penggemukan sapi potong adalah: Rp. 201.781.540.000 dengan rincian sebagai berikut: A Laba bersih Budi daya singkong gajah 113.941.180.000 B Laba bersih peternakan sapi potong 87.840.360.000 Total Jumlah Laba usaha 201.781.540.000

    Kesimpulan Proyek budi daya singkong gajah dan penggemukan sapi potong sangat layak untuk dijalankan. Disamping menghasilkan laba usaha yang sangat tinggi proyek ini juga ramah lingkungan dapat menyerap tenaga kerja yang sangat banyak sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Jakarta 23 Mei 2014 PT. SAPTARAYA MARGAJAYA IR.EDDY SOON PURNAMA C E O

  • 6

    PROPOSAL BUDIDAYA SINGKONG GAJAH DAN PETERNAKAN SAPI POTONG DI DESA PANGGARANGAN KECAMATAN PANGGARANGAN KABUPATEN LEBAK BANTEN OLEH PT SAPTARAYA MARGA JAYA DALAM UPAYA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT BAB I PENDAHULUAN I LATAR BELAKANG MASALAH INDONESIA IMPORTIR BAHAN PANGAN TERBESAR Sudah menjadi rahasiah umum, Indonesia merupakan importer terbesar dibidang pangan seperti: beras, jagung, kedelai, singkong dan daging. Unik lucu dan ironis di Negara agraris yang mayoritas penduduknya petani harus inpor bahan pangan. Selama bertahun-tahun Indonesia menjadi importir singkong terbesar dibandingkan negara-negara lain. Hal tersebut disampaikan pengamat pertanian Bustanul Arifin. Menurut data yang dirilis oleh Thai Tapioka Trade Organization (TTTO), Indonesia mengimpor singkong dari Thailand sebesar dua juta ton. Menurut Bustanul, itu membuktikan kurangnya peran pemerintah untuk mengawasi sektor pertanian, dalam meningkatkan produksi pangan dalam negeri. Padahal, sebenarnya Indonesia mampu memproduksi singkong 28 juta ton. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan Thailand yang hanya memproduksi 26 juta ton. Akan tetapi, menurut Bustanul, penyebab impor adalah besarnya kebutuhan sektor industri yang menggunakan bahan baku singkong. Pemerintah, kata Bustanul, harus segera mengambil langkah untuk memperbaiki kondisi pangan dalam negeri. Selama ini singkong hanya dihargai rendah. Pada saat panen, harga jatuh. Ini membuat para petani tidak bergairah menanam singkong.(DNI)

  • 7

    PERKEMBANGAN SINGKONG DI INDONESIA Menurut Data BPS luas area tanaman singkong tahun 2011 tercatat 1,2 juta Ha dengan produksi 23 juta ton singkong segar setara dengan 8 juta ton

    chips singkong atau 6,4 juta ton tepung singkong. Industri kecil, menengah, dan besar berbahan baku singkong terus tumbuh sampai mereka kesulitan bahan baku sudah berjalan cukup lama, terutama di Lampung dan Jawa Barat; Singkong sebagai bahan pangan pokok alternatif mendukung diversifikasi pangan nasional telah masuk ke jajaran Kadin Indonesia, menjadi salah satu komoditas strategis pangan nasional. Mulai 28 Febuari 2010 telah berdiri Masyarakat Singkong Indonesai (MSI) dengan Visi Singkong Sejahtera Bersama , dengan Misi Mensejahterakan petani. Tanggal 28 Februari 2011 pada HUT MSI I di Pondok Ratna Farm Ciawi Bogor, Menteri Pertanian RI bersama Masyarakat Singkong Indonesia (MSI) telah mencanangkan program : PENGEMBANGAN KLASTER AGROINDUSTRI SINGKONG TERPADU Tanggal 28 Febuari 2012 di Pandeglang, Banten dalam rangka hut MSI ke-2, Menteri Perindustrian RI dan Masyarakat Singkong Indonesia (MSI) telah mencanangkan : GERAKAN NASIONAL SINGKONG SEJAHTER BERSAMA (GERNAS SSB) 2012-2016. Sampai Desember 2012 telah terbentuk 25 MSI Provinsi dan 75 MSI Kabupaten/Kota yang siap melaksanakan Gernas SSB 2012-2016. Dewan Pimpinan MSI Nasional telah mengirim surat kepada Menko Perekonomian RI dan Ketua Komisi IV DPR RI untuk menetapkan singkong sebagai komoditas strategis pangan utama setingkat dengan padi, jagung dan kedelai. Tepung singkong dibebaskan dari pengenaan PPN 10% atau PPN 10% ditanggung oleh pemerintah. Dukungan kepada Menteri BUMN untuk mengucurkan CSR dari BUMN untuk mendukung pelaksanaan GERNAS SSB 2013-2016 untuk memproduksi tepung singkong sebanyak :

  • 8

    a. Tahun 2013 memproduksi 1,2 juta ton tepung singkong b. Tahun 2014 memproduksi 2,4 juta ton tepung singkong c. Tahun 2015 memproduksi 4,8 juta ton tepung singkong d. Tahun 2016 memproduksi 9,6 juta ton tepung singkong Dewan Pimpinan Nasional MSI telah mengirim surat dan program GERNAS SSB 2013-2016 kepada menteri BUMN RI untuk mohon dukungan dana CSR dari BUMN untuk pelaksanaan GERNAS SSB 2013-2016. Berdasarkan dukungan dana CSR dari BUMN tersebut pada butir 2.9. dan perkiraan hasil pelaksanaan GERNAS SSB 2013-2016 seperti pada butir 2.8. tersebut diatas, mulai tahun 2013-2016 Indonesia akan dapat mengurangi import gandum sekitar 20-40%. Maka akan terjadi penghematan devisa negara. Dengan adanya import singkong yang semakin meningkat sampai mencapai sekitar 2 juta ton tahun 2012, merupakan peluang emas bagi MSI dan Pemerintah Indonesia untuk memotivasi peningkatan produksi tepung berbahan baku singkong (Tapioca Starch, Cassava Flour dan Mocaf) melalui pelaksanaan program GERNAS SSB 2013-2016 diseluruh Indonesia. Dengan berhasilnya pelaksanaan GERNAS SSB 2013-2016 diharapkan mulai tahun 2013-2016 dan seterusnya Indonesia akan menjadi exportir tepung singkong terbesar (Tapioca Starch, Cassava Flour dan Mocaf). Singkong akan menjadi pemasuk devisa bagi negara. GERAKAN NASIONAL SINGKONG SEJAHTERA BERSAMA (GERNAS SSB) 1. Untuk mencapai Singkong Sejahtera Bersama (SSB), maka Masyarakat Singkong Indonesia (MSI) telah meluncurkan kegiatan Proyek : PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI AGRO SINGKONG TERPADU . 2. Melalui Pengembangan Klaster ini, para petani peserta Klaster dilatih mengolah singkong untuk menghasilkan produk setengah jadi ( chips, gaplek, tepung singkong , mocaf, tapioka dsb) sebagai bahan baku industri lanjutan atau industri derivatif, sehingga petani hanya menjual barang-barang setengah jadi tersebut. 3. Ditargetkan tahun 2016 petani singkong di Indonesia tidak menjual singkong segar lagi dan tidak lagi mempermasalahkan harga singkong rendah , tapi yang menjadi acuan petani harga chips singkong kering.

  • 9

    4. Berdasarkan program Klaster tersebut, maka Masyarakat Singkong Indonesia (MSI) mulai tahun 2012 meluncurkan : GERAKAN NASIONAL SINGKONG SEJAHTERA BERSAMA ATAU GERNAS SSB , Phase I , 5 Tahun , mulai tahun 2012 -2016,dengan target : Th. 2012 (Februari) : Sosialisasi GERNAS SSB keseluruh Kab/Kota

    yang telah ada MSI-nya (16 Propinsi dan 50 Kabupaten). Tahun 2013 : Pelaksanaan Pilot Proyek di 50 Kabupaten/Kota

    sebanyak 150 Klaster atau 3 klaster per Kabupaten/Kota, yaitu masing-masing , 1 klaster Petani, 1 klaster buruh tani dan 1 klaster pemuda/pemudi tani . Total biaya 150 klaster aRp 20 Milyar/klaster = Rp 3 Triliyun ( CSR BUMN) dengan melibatkan 18.000 KK petani atau 72.000 orang ( 1 KK = 4 orang, bapak, ibu dan 2 anak ). 150x300 Hax100 T=4,5 juta ton singkong segar= 1,5 juta chips singkong = 1,2 juta ton Tepung Singkong.

    Tahun 2014 : Pelaksanaan Proyek 300 klaster (ada penambahan 150 klaster dengan biaya tambahan Rp 3 Triliyun ( CSR BUMN phase ke-2 ) di 50 Kabupaten/kota di 16 propinsi, melibatkan 36.000 KK petani atau 144.000 orang. Produksi : 300x300Hax100 Ton = 9 juta ton singkong = 3 juta ton chips Singkong = 2,4 juta ton setara tepung singkong.

    Tahun 2015 : Perluasan MSI ke 17 Propinsi lainnya, sehingga menjadi 33 propinsi, dengan pelaksanaan proyek 600 Klaster , biaya dari pengembanlian CSR pase-1 , dengan melibatkan 72.000 KK petani atau 288.000 orang diseluruh Kabupaten/Kota yang telah ada MSI-nya di 33 Provinsi. Produksi : 600x300x100ton=18 juta ton singkong= 6 juta ton chips = 4,8 ton setara tepung singkong.

    Tahun 2016 : Diteruskan melaksanakan 1.200 Klaster a 300 ha/klaster dengan melibatkan 144.000 KK atau 576.000 orang. Biaya dari pengembalian CSR pase ke-2 oleh petani peserta terdahulu.

    Pada tahun 2016 tersebut akan dihasilkan singkong Darul Hidayah atau Manggu sebanyak 1.200 Klaster x 300 ha x 100 ton/ha = 36 juta ton singkong basah atau setara dengan 12 juta ton chips singkong Setara dengan 9,6 juta tong tepung singkong/Mocaf. Apabila harga chips aRp 2.000/Kg, maka akan ada uang beredar sekitar Rp 24T ditambah peredaran uang dari hasil penjualan 9,6 juta ton mocaf (1 kg chips = 0,8 kg mocaf) a Rp 3.500/kg sekitar Rp 33,6 T. Sehingga total uang beredar pada akhir GERNAS SSB (thn 2016) akan mencapai Rp 57,6 T. Jadi pada tahun th.2016 dana beredar di lingkup petani peserta klaster di

  • 10

    seluruh Kabupaten/Kota di 33 Provinsi sebesar Rp 57,6 Triliyun (dari dana awal Rp 6 Triliyun) dan dapat mensejahterakan 144.000 KK petani atau 576.000 jiwa ( 1 KK petani terdiri 4 orang, ayah, ibu dan 2 anak). Dengan dicanangkannya Gerakan Nasional Singkong Sejahtera Bersama (GERNAS SSB) phase I, 2012-2016, maka penanganan singkong diseluruh tanah air secara profesional akan dapat mensejahterkan rakyat Indonesia dan Ketahanan Pangan Nasional semakin kuat. Apabila seluruhnya memproduksi mocaf akan dihasilkan 9,6 juta TON MOCAF dan sebagian dapat dicampur dengan tepung terigu sehingga dapat mengurangi impor gandum. Penghematan devisa nasional. Sisa mocaf untuk expor. GERNAS SSB phase I, 2012-2016 dengan biaya Rp 6 Triliyun menjadi Rp 57,6 T dan secara kumulatif 2013-2016 dapat mensejahterakan 270.000 KK petani atau 1.080.000 jiwa ( 1 kk terdiri dari 4 orang : ayah, ibu dan 2 anak ). Belum termasuk multiplier effect dari bisnis singkong dan produk sampingannya (bibit, pakan ternak dan pupuk organik), diperkirakan akan mensejahterakan diatas 3 juta orang dan uang beredar akan mencapai lebih dari Rp 100 Triliyun.

    Singkong yang juga dikenal sebagai ketela pohon atau ubi kayu, adalah pohon tahunan tropika dan subtropika dari keluarga Euphorbiaceae. Umbinya dikenal luas sebagai makanan pokok penghasil karbohidrat dan daunnya sebagai sayuran.

    Syarat Tumbuh Tanaman Singkong Tanaman Singkong tumbuh optimal pada ketinggian antara 10-700m dpl. Tanah yang sesuai adalah tanah yang berstruktur remah, gembur, tidak liat juga tidak poros. Selain itu kaya akan unsure hara. Jenis tanah yang sesuai adalah tanah alluvial, latosol, podsolik merah kuning, mediteran, grumosol dan andosol. Sementara itu pH yang dibutuhkan antara 4,5-8, dan untuk pH idealnya adalah 5,8. Curah hujan yang yang diperlukan antara 1.500 2500 mm/tahun. Kelembaban udara optimal untuuk tanaman antara 60%-65%. Suhu udara

  • 11

    minimal 10C. Kebutuhan akan sinar matahari sekitar 10 jam tiap hari. Hidup tanpa naungan. Persiapan Bibit Singkong Ubu kayu paling mudah untuk diperbanyak. Cara yang lazim digunakan adalah perbanyakan dengan cara setek batang dari batang panenan sebelumnya. Setek yang baik diambil dari batang bagian tengah tanaman agar matanya tidak terlalu tua maupun tidak terlalu tua. Batang yang baik berdiameter 2-3 cm. Pemotongan batang stek dapat dilakukan dengan menggunakan pisau atau sabit yang tajam dan steril. Jangan memakai gergaji untuk memotongnya karena gesekan gergaji akan menimbulkan panas yang akan merusak bagian pangkal dari batang. Potongan batang untuk setek yang baik adala 3-4 ruas mata atau 15-20 cm. Bagian bawah dari batang stek dipotong miring dengan maksud untuk menambah dan memperluas daerah perakaran. Persiapan Lahan Budidaya Singkong Untuk menanam ubi kayu ini tidak begitu sulit. Untuk daerah yang mempunyai curah hujan cukup tinggi ataupun terlalu banyak air, penanaman dilakukan dalam sebuah guludan atau bedeng. Selain itu, dengan menggunakan guludan memudahkan kita dalam pemanenan. Untuk daerah yang mempunyai curah hujan sedikit atau kering, penanaman tidak perlu dilakukan dengan membuat guludan. Penanaman dapat dilakukan pada tanah yang rata. Tanah di cangkul dan di remahkan kemudian diratakan dan pengguludan dapat dilakukan setelah tanaman berumur 2-3 bulan setelah tanam. Pada saat perataan dapat pula disebarkan pupuk kandang atau kompos untuk penambahan unsure hara. Pengolahan tanah yang sempurna diikuti dengan pembuatan guludan yang dibuat searah dengan kontur tanah sebagai upaya pengendalian erosi. Selain itu dengan pembuatan guludan juga dapat memaksimalkan hasil dibandingkan dengan system tanpa olah tanah setelah tanam. Penanaman Ubi Kayu Waktu penanaman yang baik dilakukan pada awal musim kering atau kemarau dengan maksud untuk hasil penanaman dapat dipanen pada awal musim hujan. Batang yang telah dipotong tadi kemudian ditanamkan dalam tanah. Jangan sampai terbalik, tanda yang dapat kita lihat dari arah mata dari tiap ruas batang yang disetek. Arah mata menuju ke atas dibawahnya bekas tangkai daun.

  • 12

    Batang setek di tanam agak miring dengan kedalaman 8-12 cm. Pada lahan tanaman yang subur dapat digunakan populasi tanaman 10.000 batang/ha dan untuk lahan yang kurang begitu subur dapat digunakan populasi 14.500 batang/ha. Jarak tanam dengan system monokultur adalah 100 x 50 cm. Untuk system tumpang sari, penanaman dapat menyesuaikan dengan lahan dan tanaman lainnya. Pemeliharaan Tanaman Singkong Tanaman ini termasuk tanaman yang dapat mandiri sehingga, tanaman ini menjadi mudah dalam pemeliharaanya. Penyulaman dapat kita lakukan 2-3 minggu setelah tanam. Bibit penyulaman seharusnya sudah disediakan ketika pengadaan bibit tanaman yang dapat pula ditanam pada pinggir lahan pertanaman. Hal ini untuk membuat tanaman ini seragam dalam pemanennya. Agar tanaman dapat tumbuh baik dan optimal dilakukan dengan pengurangan mata tunas saat awal tunas itu muncul atau 1-1,5 bulan setelah tanam. Sisakan maksimal 2 tunas yang paling baik dan sehat dalam satu tanaman. Penyiangan dilakukan pada umur 2-3 bulan setelah tanam dan menjelang panen. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pemanenan serta mencegah kehilangan hasil panen selain mengendalikan populasi gulma yang tumbuh. Selain itu saat penyiangan dilakukan dengan membumbuni batang tanaman sehingga dapat menjadi guludan. Hama dan penyakit Tanaman Singkong Hama yang sering menyerang tanaman ini biasanya adalah hama tungau merah (Tetranus urticae) dan serangan bakteri layu (Xanthomonas campestis) serta penyakit Hawar Daun (Cassava Bacterial Bligh / CBB) Panen Singkong Kriteria ubi kayu yang optimal adalah pada saaat kadar pati optimal. Yakni ketika tanaman itu berumur 6-9 bulan apabila untuk konsumsi. Untuk pembuatan produk seperti tepung sebaiknya ubi kayu dipanen pada umur lebih dari 10 bulan, dan itu juga tergantung akan varietas yang ditanam. Ciri saat panen adalah warna daun menguning dan banya yang rontok. Cara pemanenan dilakukan dengan membuat atau memangkas batang ubi kayu terlebih dahulu dengan tetap meninggalkan batang sekitar 15 cm

  • 13

    untuk mempermudah pencabutan. Batang dicabut dengan tangan atau alat pengungkit dari batang kayu atau linggis. Hindari pemakaian cangkul, karena permukaannya yang lebar yang tanpa disadari dapat memotong ubi. Umbi yang baik setelah panen hanya berumu 1-3 hari tergantung penyimpanan. Setelah itu umbi sudah melakukan banyak perombakan kalori. Bahkan, kadang umbi berwarna kebiruan apabila kandungan HCNnya tinggi. Dan munculnya warna ini sangat mempengaruhi kualitas tepung. Disamping kebutuhan singkong yang begitu banyak dipasar local dan

    internasional, kebutuhan daging untuk memenuhi pasar local juga cukup

    signipikan seperti yang disampaikan Menteri Pertanian Republik

    Indoneisia. JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pertanian Suswono

    menargetkan, pertumbuhan produksi daging sapi di tahun 2014 sebesar 23

    persen. Tahun ini produksi daging sapi sebesar 430.000 ton, dan tahun

    depan produksinya ditargetkan 530.000 ton.

    Namun demikian, ketersediaan daging sapi nasional masih kurang dibanding kebutuhan. Berdasarkan kesepakatan Ditjen Teknis pada saat pra Rakor Pangan-Bukit Tinggi November lalu, pada tahun depan kebutuhan nasional daging sapi ditaksir mencapai 580.000 ton. "Daging sapi diperkirakan masih mengalami defisit 0,04 juta ton," ujar Suswono dalam paparan kinerja 2013, Jakarta, Senin (30/12/2013). Produksi daging sapi pada tahun ini mencatat kenaikan 2 persen dibanding tahun lalu. Tahun lalu, produksi daging sapi sebesar 420.000 ton, sementara produksi daging sapi sebesar 430.000 ton. Namun, nyatanya produksi sebesar 430.000 ton tersebut masih belum mencukupi kebutuhan nasional tahun ini. Kebutuhan nasional daging sapi sepanjang tahun ini mencapai 540.000 ton, atau masih ada kekurangan 114.000 ton dari yang tersedia. "Kebutuhan daging sapi lebih tinggi dari produksi. Situasi tidak mudah dan kita atasi dengan impor. Tapi nyatanya setelah kita buka, (harga) tidak turun signifikan. Ada permasalahan perdagangan. Harga tinggi karena sarana angkutan dan distribusi yang belum memadai. Nah ini yang kita harapkan ada alat transportasi untuk sapi-sapi," papar Suswono.

  • 14

    Kebutuhan daging yang belum tercukupi merupakan pelung pasar yang sangat menjanjikan bagi peternak sapi potong. Tersajinya pasar yang cukup memadai disatu pihak, dipihak lain melimpahnya pakan sapi potong dalam bentu hijauan dan konsentrat merupakan peluang besar yang dapat ditangkap oleh peternak. Berdasarkan latar belakang masalah, penulis merumuskan masalah-masalah yang harus dicarikan solusinya dalam penulisan proposal ini. Masalah yang dapat dirumuskan dalam proposal ini adalah sebagai berikut:

    1. Apakah budi daya singkong gajah menguntungkan dan dapat meningkatkan kesejahteraan petani ?

    2. Apakah budi daya singkong gajah dapat memberikan solusi krisis pangan dan energi.

    3. Bagaimana cara budidaya singkong gajah yang baik dan benar sehingga menghasilkan produksi yang sangat menguntungkan petani.

    4. Apakah peternakan sapi potong dapat memberikan solusi krisis daging di Indonesia.

    5. Bagaimana cara beternak sapi potong yang baik dan benar sehingga menghasilkan produksi daging yang sangat menguntungkan petani.

    Tujuan penulisan proposal ini adalah :

    1. Untuk memberikan gambaran secara komperhensip mengenai tata cara budidaya singkong gajah dan penggemukan sapi potong.

    2. Memberikan gambaran Study Kelayakan Investasi budi daya singkong gajah dan penggemukan sapi potong.

    3. Untuk memberikan gambaran besaran biaya investasi dalam menjalankan proyek budi daya singkong gajah dan penggemukan sapi potong.

    4. Menyediakan informasi tentang peluang investasi di bidang usaha penggemukan sapi yang sangat potensial untuk dikembangkan mengingat kebutuhan akan daging yang terus meningkat.

    5. Menyediakan informasi dan pengetahuan untuk mengembangkan usaha penggemukan sapi di Kabupaten Purwakarta.

  • 15

    Biaya yang diperlukan untuk menjalankan proyek budi daya singkong gajah dan penggemukan sapi potong sebesar Rp.233.845.600.000 (dua ratus tiga puluh tiga milyar delapan ratus empat puluh lima juta enam ratus ribu rupiah) sedangkan pendapatan yang diperoleh sebesar Rp.298.136.000.000 (dua ratus Sembilan puluh delapan juta seratus tiga puluh enam juta rupiah) sehingga laba bersih perusahaan sebesar Rp.201.781.540.000 (dua ratus satu milyar tujuh ratus delapan puluh satu juta lima ratus empat puluh ribu rupiah) dengaa rincian sebagai berikut: Biaya yang diperlukan untuk menjalankan proyek Budi daya singkong gajah adalah sebagai berikut: NO URAIAN KEGIATAN VOLUME HARGA (Rp)

    SATUAN JUMLAH 1. Perencanaan 1 Ls 1% 1.129.800.000 2. Pembelian Lahan 2.000 Ha 5.000 100.000.000.000 3. Biaya izin usaha 2.000 Ha 500 10.000.000.000 4. Pengolahan Tanah 2.000 Ha 150 3.000.000.000 5. Pembelian Bibit Singkong 60.000.000 bt 50 3.000.000.000 6. Upah penanaman 2.000 Ha 70.000 140.000.000 7. Pupuk Kandang 20.000 Ton 500 1.000.000.000 8. Upah buruh pemupukan 2.000 Ha 280.000 560.000.000 9. Pupuk Urea dan TSP 800.000 Kg 2.500 2.000.000.000 10. Upah buruh pemupukan 2.000 140.000 280.000.000 11. Pembersihan rumput 2.000 Ha 750.000 1.500.000.000 12. Pestisida 2.000 Ha 200.000 400.000.000 13. Biaya Panen 2.000 Ha 750.000 1.500.000.000 Jumlah Biaya Produksi 124.509.800.000 Hasil Produksi 200.000 Kg 700 140.000.000.000 Laba Sebelum Pajak 15.490.200.000 Keuntungan Pembelian Tanah 100.000.000.000 Jumlah Keuntungan 115.490.200.000 Pajak Penjualan 10% 1.549.020.000 Laba bersih Perusahaan 113.941.180.000

    Biaya yang diperlukan untuk menjalankan proyek penggemukan sapi potong adalah sebagai berikut:

    NO URAIAN KEGIATAN VOLUME HARGA (Rp)

    SATUAN JUMLAH 1. Perencanaan 1 Ls 1% 1.129.800.000 2. Pembelian Bibit sapi 12.000 Ekor 7.000.000 84.000.000.000 3. Pembuatan kandang 60.000 m2 400.000 800.000.000

  • 16

    4. Hijauan Makanan Ternak (HTM)

    21.600.000 Kg 400 8.640.000.000

    5. Konsentrat 4.320.000 Kg 1.500 6.480.000.000 6. Pakan Tambahan 6.480.000 Kg 200 1.296.000.000 7. Obat-obatan 1 Ls 60.000 720.000.000 7. Tenaga Kerja 300 orang 500.000 6.000.000.000 8. Tenaga Ahli 3 Orang 10.000.000 180.000.000 9. Bagian Administrasi 2 orang 5.000.000 60.000.000 10. Bagian Keuangan 1 0rang 5.000.000 30.000.000 11. Jumlah Biaya Produksi 109.335.800.000 12. Pendapatan 12.1. Penjualan daging sapi 4.512.000 Kg 35.000 157.920.000.000 12.2 Penjualan Kotoran

    sapi 21.600.000 Kg 10 216.000.000

    Jumlah Pendapat 158.136.000.000 Jumlah Biaya Produksi 109.335.800.000 Laba Usaha per-panen 48.800.200.000 Laba Usaha dalam satu tahun 97.600.400.000 Pajak Penjualan 10% 9.760.040.000 Laba bersih Perusahaan 87.840.360.000

    Jumlah Biaya investasi yang dibutuhkan untuk menjalankan proyek budidaya singkong gajah dan penggemukan sapi potong adalah: A Jumlah Biaya Produksi Budi daya singkong gajah 124.509.800.000 B Jumlah Biaya Produksi peternakan sapi potong 109.335.800.000 Total Jumlah 233.845.600.000

    Pendapatan yang diperoleh A Hasil penjualan Singkong 140.000.000.000 B Hasil penjualan sapi 158.136.000.000 Jumlah pendapatan 298.136.000.000

    Keuntungan yang dihasilkan perusahaan dari proyek budidaya singkong gajah dan penggemukan sapi potong adalah: A Laba bersih Budi daya singkong gajah 113.941.180.000 B Laba bersih peternakan sapi potong 87.840.360.000 Total Jumlah Laba usaha 201.781.540.000

  • 17

    Manpaat dari penulisan proposal ini diantaranya, untuk mempermudah

    investor (pengusaha) melakukan analisis usaha dibidang budi daya

    singkong gajah dan penggemukan sapi potong. Manpaat lain dari penulisan

    proposal in, sebagai penambahan khajanah keilmuan yang dapat dijadikan

    sumberbacaan dan sekaligus dapat dijadikanreperensi dalam penulisan

    karya ilmiah.

  • 18

    BAB II KAJIAN TIORITIS Pada bab ini akan dibahas secara teori mengenai:a) Cara budi daya singkong gajah dan b) cara beternak penggemukan

    sapi potong berikut kompoten terkait yang berhubungan dengan dua masalah tersebut.

    "SINGKONG GAJAH" merupakan VARIETAS "ASLI" KALIMANTAN TIMUR YANG DITEMUKAN OLEH PROF. DR. RISTONO, MS. Dari berbagai sampel cabutan Singkong Gajah dengan umur antara 4 - 9 bulan memiliki rasa yang enak dan gurih dengan tekstur empuk bahkan ada nuansa rasa ketan. Berbagai jenis olahan Singkong basah menjadi makanan diperoleh kualitas yang bagus

    antara lain berupa Keripik, Gethuk, Tape dan Bahan sayur pengganti kentang, dan lainnya yang memiliki potensi Ekonomi yang cukup tinggi.

    Umbi umur 9 - 12 bulan mempunyai kadar pati yang tinggi sehingga berpotensial sebagai bahan Chip Gaplek, Tepung Tapioka, Tepung Mocal (Pengganti Gandum) dan Bioethanol. Dengan demikian Singkong Gajah akan memiliki potensi strategis secara Nasional sebagai Bahan Pangan dan Bahan Bakar Nabati (Energi).

    Secara fisik Singkong Gajah memiliki sistem perakaran yang kuat sehingga memungkinkan bisa menyerap (menahan) air dan sangat berguna bagi keperluan irigasi dan pengendalian banjir. Sedangkan pertumbuhan batang, cabang dan daun mencapai tinggi 5 meter. Tumbuhan ini mempunyai potensi tinggi dalam penyerapan CO2, dengan demikian keberadaan Singkong Gajah besar peranannya bagi pengendalian ekosistem. Lewat budidaya singkong gajah ini ke depan dapat tercipta lapangan usaha, seperti mendirikan UKM, pabrik tapioka. Bahkan, singkong gajah bisa menjadi komoditi ekspor setelah diolah menjadi bio-etanol. Lewat budidaya singkong gajah ini ke depan dapat tercipta lapangan usaha,

  • 19

    seperti mendirikan UKM, pabrik tapioka. Bahkan, singkong gajah bisa menjadi komoditi ekspor setelah diolah menjadi bio-etanol.

    A. SYARAT PERTUMBUHAN

    1. IKLIM Untuk dapat berproduksi optimal, ubikayu memerlukan curah hujan

    150- 200 mmpada umur 1-3 bulan, 250-300 mm pada umur 4-7 bulan, dan 100- 150 mm pada fase menjelang dan saat panen (Wargiono, dkk., 2006).

    Suhu udara minimal bagi tumbuhnya ketela pohon/singkong sekitar 10 derajat C. Bila suhunya dibawah 10 derajat C menyebabkan pertumbuhan tanaman sedikit terhambat, menjadi kerdil karena pertumbuhan bunga yang kurang sempurna.

    Kelembaban udara optimal untuk tanaman ketela pohon/singkong antara 60 " 65%.

    Sinar matahari yang dibutuhkan bagi tanaman ketela pohon / singkong sekitar 10 jam / hari terutama untuk kesuburan daun dan perkembangan umbinya.

    2. MEDIA TANAM Tanah yang paling sesuai untuk ketela pohon / singkong adalah tanah

    yang berstruktur remah, gembur, tidak terlalu liat dan tidak terlalu poros serta kaya bahan organik. Tanah dengan struktur remah mempunyai tata udara yang baik, unsur hara lebih mudah tersedia dan mudah diolah.

    Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman ketela pohon / singkong adalah jenis aluvial latosol, podsolik merah kuning, mediteran, grumosol dan andosol.

    Derajat keasaman (pH) tanah yang sesuai untuk budidaya ketela pohon berkisar antara 4,5 - 8,0 dengan pH ideal 5,8. pada umumnya tanah di Indonesia ber pH rendah (asam), yaitu berkisar 4,0- 5,5, sehingga seringkali dikatakan cukup netral bagi suburnya tanaman ketela pohon.

    B. PEDOMAN BUDIDAYA 1) BIBIT Gunakan varietas unggul yang mempunyai potensi hasil tinggi,

    disukaikonsumen, dan sesuai untuk daerah penanaman. Sebaiknya varietas unggul yang dibudidayakan memiliki sifat toleran kekeringan, toleran lahan pH rendah dan/atau tinggi, toleran

  • 20

    keracunan Al, dan efektif memanfaatkan hara P yang terikat oleh Al dan Ca.

    Ketela pohon berasal dari tanaman induk yang cukup tua (10-12 bulan).

    Ketela pohon harus dengan pertumbuhannya yang normal dan sehat serta seragam

    Batang telah berkayu dan berdiameter 2,5 cm lurus. Belum tumbuh tunas-tunas baru

    2) PENGOLAHAN MEDIA TANAM 2.1. Persiapan, kegiatan yang perlu dilakukan sebelum pengolahan lahan adalah : Pengukuran pH tanah dilakukan dengan menggunakan kertas lakmus,

    pH meter dan atau cairan pH tester. Penganalisaan jenis tanah pada contoh atau sempel tanah yang akan

    ditanami untuk mengetahui ketersediaan unsur hara, kandungan bahan organik.

    Penetapan jadwal / waktu tanam berkaitan erat dengan saat panen. Hal ini perlu diperhitungkan dengan asumsi waktu tanam bersamaan dengan tanaman lainnya (tumpang sari), sehingga sekaligus dapat memproduksi beberapa variasi tanaman sejenis.

    Luas areal penanaman disesuaikan dengan modal dan kebutuhan setiap petani ketela pohon. Pengaturan volume produksi penting juga diperhitungkan karena berkaitan erat dengan perkiraan harga saat panen dan pasar.

    2.2. Pembukaan dan Pembersihan Lahan Pembukaan lahan pada intinya merupakan pembersihan lahan dari segala macam gulma (tumbuhan pengganggu) dan akar-akar tanaman sebelumnya. Tujuan pembersihan lahan untuk memudahkan perakaran tanaman berkembang dan menghilangkan tumbuhan inang bagi hama dan penyakit yang mungkin ada. 2.3. Pembentukan Bedengan (Guludan) Bedengan dibuat pada saat lahan sudah 70% dari tahap penyelesaian. Bedengan atau pelarikan dilakukan untuk memudahkan penanaman, sesuai dengan ukuran yang dikehendaki. Pembentukan bedengan ditujukan untuk memudahkan dalam pemeliharaan tanaman, seperti permbersihan tanaman liar maupun sehatnya pertumbuhan tanaman.

  • 21

    2.4. Pengapuran (Bila diperlukan) Untuk menaikan pH tanah, terutama pada lahan yang bersifat sangat asam / tanah gambut, perlu dilakukan pengapuran. Jenis kapur yang digunakan adalah kapur kalsit/kaptan (CaCO3). Dosis yang biasa digunakan adalah 1 " 2,5 ton / hektar. Pengapuran diberikan pada waktu pembajakan atau pada saat pembentukan bedengan kasar bersamaan dengan pemberian pupuk kandang. C. TEKNIK PENANAMAN Penentuan Pola Tanam Pola tanaman harus memperhatikan musim dan curah hujan. Pada lahan tegalan/kering, waktu tanam yang paling baik adalah awal musim hujan atau setelah penanaman padi. Jarak tanam yang digunakan pada pola monokultur adalah 80 x 120 cm. Cara Penanaman Sebelum bibit ditanam disarankan agar bibit direndam terlebih dahulu dengan pupuk hayati MiG-6 Plus yang telah dicampur dengan air selama 3-4 jam. Setelah itu baru dilakukan penanaman dilahan hal ini sangat bagus untuk pertumbuhan dari bibit. Cara penanaman dilakukan dengan meruncingkan ujung bawah stek ketela pohon, kemudian tanamkan sedalam 5-10 cm atau kurang lebih sepertiga bagian stek tertimbun tanah. Bila tanahnya keras/berat dan berair/lembab, stek ditanam dangkal saja. D. PEMELIHARAAN TANAMAN Penyulaman Untuk bibit yang mati/abnormal segera dilakukan penyulaman, yakni dengan cara mencabut dan diganti dengan bibit yang baru/cadangan. Bibit atau tanaman muda yang mati harus diganti atau disulam. Penyulaman dilakukan pada pagi hari atau sore hari, saat cuaca tidak terlalu panas. Penyiangan Penyiangan bertujuan untuk membuang semua jenis rumput/tanaman liar./ pengganggu (gulma) yang hidup disekitar tanaman. Dalam satu musim penanaman minimal dilakukan 2 kali penyiangan. Periode kritis atau periode tanaman harus bebas gangguan gulma adalah antara 5-10 minggu setelah tanam. Bila pengendalian gulma tidak dilakukan selama periode kritis tersebut, produktivitas dapat turun sampai 75% dibandingkan kondisi bebas gulma. Pembubunan Cara pembubunan dilakukan dengan menggemburkan tanah disekitar tanaman dan setelah dibuat seperti gundukan. Waktu pembubunan bersamaan dengan waktu penyiangan, hal ini dapat menghemat biaya. Apabila tanah sekitar tanaman ketela pohon terkikis karena hujan atau terkena air siraman sehingga perlu dilakukan pembubunan /ditutup dengan tanah agar akan tidak kelihatan.

  • 22

    Perempelan / Pemangkasan Pada tanaman ketela pohon perlu dilakukan pemangkasan/pembuangan tunas karena minimal setiap pohon harus mempunyai cabang 2 atau 3, hal ini agar batang pohon tersebut bisa digunakan sebagai bibit lagi dimusim tanam mendatang. . E. PEMUPUKAN Pemupukan Secara Konvensional / Kebiasaan Petani Pemupukan dilakukan dengan system pemupukan berimbang antara N, P, K dengan dosis Urea : 135 kg, TSP/SP36 : 75 kg dan KCL : 135 kg. pupuk tersebut diberikan pada saat tanam dengan dosis N:P:K = 1/3 : 1: 1/3 atau Urea : 50 kg, TSP/SP36 : 75 kg dan KCL : 50 kg (sebagai pupuk dasar) dan pada saat tanaman berumur 2-3 bulan yaitu sisanya dengan dosis N:P:K = 2/3:0:2/3 atau Urea : 85 kg dan KCL : 85 kg. Pemupukan dengan Sistem Teknologi MiG-6 Plus Sistem pemupukan menggunakan teknologi MiG-6 Plus , dapat mengurangi kebutuhan pupuk kimia/anorganik sampai dengan 50%, adapun cara pemupukannya adalah sebagai berikut : Disarankan saat pengolahan lahan diberikan pupuk kandang pada setiap lubang yang akan ditanami bibit. Kebutuhan 5ton/ha. 3 hari sebelum tanam diberikan 2 liter MiG-6 Plus per hektar dengan campuran setiap 1 liter MiG-6 Plus dicampur/dilarutkan dengan air max 200 liter atau 1 tutup botol (10 ml) dicampur/dilarutkan dengan air sebanyak 2 liter (jumlah air tidak harus 200 liter boleh kurang asal cukup untuk 1 hektar) disemprotkan pada lahan secara merata disarankan disemprotkan pada pupuk kandang/kompos agar fungsi dari pupuk kandang/kompos lebih maksimal. Setelah 3 hari bibit / stek siap ditanam. 5 hari setelah tanam berikan campuran pupuk NPK dengan dosis Urea : 50 kg, TSP/SP36 : 75 kg dan KCL : 50 kg pada lahan 1 hektar, 1 pohon diberikan campuran sebanyak 22,5 gram dengan cara ditugalkan pada jarak 15 cm dari tanaman dengan kedalaman 10cm. Pemberian MiG-6 Plus selanjutnya pada saat tanaman singkong berumur 2 bulan :2 liter, umur 4 bulan : 2 liter, umur 6 bulan : 2 liter dan 8 bulan : 2 liter. Pemberian pupuk anorganik selanjutnya pada umur tanaman 60-90 hari berupa campuran pupuk N:P:K dengan dosis Urea : 85 kg, dan KCL : 85 kg. Asumsi bila 1 hektar lahan ditanam 7.500 pohon berarti 1 pohon diberikan sebanyak 22,5 gram dengan cara ditugalkan pada jarak 15 cm dari tanaman dengan kedalaman 10cm. F. PENGAIRAN DAN PENYIRAMAN Kondisi lahan ketela pohon dari awal tanam sampai umur 4-5 bulan hendaknya selalu dalam keadaan lembab tapi tidak terlalu becek. Pada tanah yang kering perlu dilakukan penyiraman dan pengairan dari sumber

  • 23

    air yang terdekat. Pengairan dilakukan pada saat musim kering dengan cara menyiram langsung akan tetapi cara ini dapat merusak tanah. System yang baik digunakan adalah system genangan sehingga air dapat sampai kedaerah perakaran secara resapan. Pengairan dengan system genangan dapat dilakukan dua minggu sekali dan untuk seterusnya diberikan berdasarkan kebutuhan. G. HAMA DAN PENYAKIT Hama Uret (Xylenthropus)

    Ciri: berada dalam akar dari tanaman. Gejala: tanaman mati pada yg usia muda, karena akar batang dan umbi dirusak. Pengendalian: bersihkan sisa-sisa bahan organik pada saat tanam dan atau mencampur sevin pada saat pengolahan lahan.

    Tungau merah (Tetranychus bimaculatus) Ciri: menyerang pada permukaan bawah daun dengan menghisap cairan daun tersebut. Gejala: daun akan menjadi kering. Pengendalian:menanam varietas toleran dan menyemprotkan air yang banyak.

    Penyakit Bercak daun bakteri

    Penyebab: Xanthomonas manihotis atau Cassava Bacterial Blight/CBG . Gejala: bercak-bercak bersudut pada daun lalu bergerak dan mengakibatkan pada daun kering dan akhirnya mati. Pengendalian:menanam varietas yang tahan, memotong atau memusnahkan bagian tanaman yang sakit, melakukan pergiliran tanaman dan sanitasi kebun.

    Layu bakteri (Pseudomonas solanacearum E.F. Smith) Ciri: hidup di daun, akar dan batang. Gejala: daun yang mendadak jadi layu seperti tersiram air panas. Akar, batang dan umbi langsung membusuk. Pengendalian: melakukan pergiliran tanaman, menanam varietas yang tahan seperti Adira 1, Adira 2 dan Muara, melakukan pencabutan dan pemusnahan tanaman yang sakit berat.

    Bercak daun coklat (Cercospora heningsii) Penyebab: jcendawan yang hidup di dalam daun. Gejala: daun bercak-bercak coklat, mengering, lubang-lubang bulat kecil dan jaringan daun mati. Pengendalian: melakukan pelebaran jarak tanam, penanaman

  • 24

    varietas yang tahan, pemangkasan pada daun yang sakit serta melakukan sanitasi kebun.

    Bercak daun konsentris (Phoma phyllostica) Penyebab: cendawan yang hidup pada daun. Gejala: adanya bercak kecil dan titik-titik, terutama pada daun muda. Pengendalian : memperlebar jarak tanam, mengadakan sanitasi kebun dan memangkas bagian tanaman yang sakit

    H. WAKTU PENYEMPROTAN PESTISIDA / INSEKTISIDA Jenis dan dosis pestisida disesuaikan dengan jenis penyakitnya. Penyemprotan pestisida paling baik dilakukan pada pagi hari setelah embun hilang atau pada sore hari. Dosis pestisida disesuaikan dengan serangan hama/penyakit, baca dengan baik penggunaan dosis pada label merk obat yang digunakan. Apabila hama dan penyakit menyerang dengan ganas maka dosis pestisida harus lebih akan tetapi penggunaannya harus hati-hati karena serangga yang menguntungkan dapat ikut mati. RUMUS PRODUKSI Produktivitas = Genetika + Lingkungan + Manajemen Untuk memperoleh produktivitas singkong yang tinggi dan oftimal, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: GENETIKA SINGKONG Pada dasarnya Singkong Gajah merupakan komoditas atau jenis singkong yang ditemukan oleh Prof Ristono dari Indonesia. Dan Karakter Singkong Gajah ini sangat istimewa : gen batang yang cepat membelah dalam proses terbentuknya akar sehingga pohon Singkong Gajah ini bisa cepat tumbuh dan sanggup menghasilkan jumlah buah / umbi yang banyak. Singkong Gajah ini juga mampu menghasilkan singkong yang enak gurih lagi renyah. LINGKUNGAN Dan Ada beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian dalam menentukan pilihan lahan untuk menanam Singkong Gajah (dan juga singkong jenis lain) : Beberapa perubah lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan dan produktivitas adalah:

    1. Sinar matahari harus full dari pagi sampai sore jangan sampai ada yang menghalanginya lagi.

    2. Ketersediaan air yang mencukupi selama dibutuhkan dalam pertumbuhan tanaman tersebut.

    3. Kondisi tanah gembur (pourositas daya pegang air lembut dan stabil) begitu.

    4. Ketersediaan bahan organik yang lengkap dan mencukupi nutrisi.

  • 25

    5. Kombinasi kelembaban dan angin yang pas sangat membantu proses transpirasi sehingga dapat menghasilkan proses fotosintesis dengan baik dan benar.

    MANAJEMEN Dan Tahapan ini merupakan sebuah proses dari tahapan persiapan bibit pengolahan lahan dan perawatan tanaman. 1. Bibit Pada kenyataannya Batang Singkong Gajah yang baik dipergunakan sebagai bibit adalah pohon yang tidak terlalu muda sudah mencapai ukuran diameter optimal namun tidak terlalu tua. Batang muda akan mudah rusak tergores sehingga memudahkan proses terinfeksi dan rusak pada tanaman. Dan Batang yang terlalu tua akan menghambat proses perakaran sehingga pertumbuhannya akan kerdil pendek. Lalu, Batang dipotong/stek seukuran sekitar 25 cm atau setidaknya stek memiliki 10 mata tunas. Pemotongan diupayakan mempergunakan alat potong yang tajam dan steril dari bakteri dan jamur, begitu. Dan, Batang stek sebaiknya diupayakan dari luka gores/rusak saat pemotongan penyimpanan atau pengangkutan serta dalam proses penanaman, begitu. Dan, Perendaman stek bibit menggunakan hormone auksin (pemacu akar) sitokinin (memacu tunas baru) dan giberilin (pembesaran) juga sangat bagus dilakukan sebelum stek ditanam, begitu. 2. Persiapan Lahan Dan, Buah singkong yang berada pada akar memerlukan ruang gerak yang gembur aerasi yang bagus daya pegang akan air yang bagus serta adanya sehingga ada ruang yang cukup bagi akar serta adanya cadangan makanan/unsur hara organik yang banyak , begitu. 3. Penanaman Dan, Proses penanam dilakukan dengan menancapkan batang stek ke dalam tanah. Sepertiga hingga setengah batang stek masuk ke dalam tanah. Jarak tanam yang ideal adalah 1.5 m X 1.5 meter dengan jarak tanam yang ideal ini memungkinkan cahaya matahari tetap akan bisa menembus daun batang dan permukaan tanah sehingga proses fotosintesis bisa maksimal, begitu. 4. Perawatan. Dan, Cukup sederhana tidak serumit merawat tanaman hias atau komoditas pertanian yang lain, begitu. Dan, Pemupukan selain pupuk dasar yang diberikan pada masa pra tanam sangat diperlukan juga adanya pemupukan

  • 26

    susulan. Pemupukan susulan menggunakan pupuk kandang / kompos dilakukan pada usia tanam 3 bulan, begitu. Dan, Lahan juga perlu dijaga dari tumbuhnya gulma gulma pengganggu. Kondisi lahan hingga usia tanam 4 bulan perlu dijaga kelembabannya jika musim kemarau perlu dilakukan menyiraman atau leb (dialiri air) cukup basah saja tidak sampai tergenang air, begitu. Dan, Ada kemungkinan muncul hama pengganggu seperti tungau kutu kebul tikus atau jamur sehingga perlu diperhatikan sehingga bisa segera diatasi munculnya hama pengganggu, begitu. Dan, Dengan memperhatikan ketiga unsur (Genetika Lingkungan dan Manajemen) dipastikan hasil panenan Singkong Gajah akan tinggi dan sehat per batang memanen singkong di atas 20 kg tidaklah sulit, begitu.

    2. TEKNIS BUDIDAYA SINGKONG GAJAH 1. Pembibitan a. Persyaratan Bibit Berasal dari tanaman induk yang cukup tua (10-12

    bulan). Pertumbuhannya normal ,sehat dan seragam. Batangnya telah berkayu dan berdiameter 2,5 cm lurus. Belum tumbuh tunas-tunas baru.

    b. Penyiapan Bibit

  • 27

    Bibit berupa stek batang. Sebagai stek pilih batang bagian bawah sampai tengah. Setelah stek terpilih kemudian diikat, masing-masing

    ikatan berjumlah antara 2530 batang stek. Bibit yang akan ditanam, harus dilukai pada 3 ruas

    dibawah ketiak daunnya dan direndam dengan Be Natural Cair 3 cc + 1 cc Be Natural Cair + 1 cc Fungisida/ 1 liter air selama 30 menit s/d 12 jam paling lama.

    2. Pengolahan lahan a. Pembukaan lahan - Pembersihan lahan b. Pemupukan dasar - Pupuk dasar untuk luas lahan 10.000 m : Pupuk kandang :

    3 ton, Be Natural padat : 10 kg - pupuk padat , ditebar merata c. Pengairan dan Penyiraman - Lahan dibajak dan digaru dalam kondisi lembab - Pembuatan bedengan dengan lebar 1 2,5 m, tinggi 50

    cm(kedalaman gembur), jarak antar bedeng menyesuaikan lahan.

    - Lahan didiamkan selama 1 minggu - Setelah satu minggu lahan siap ditanami 3. Penanaman - Jarak tanam 1 meter x 1 meter atau 1 meter x 1,25 meter - Penanaman dilakukan dengan meruncingkan ujung bawah stek

    ketela pohon kemudian tanamkan sedalam 5-10 cm atau kurang lebih sepertiga bagian stek tertimbun tanah.

    - Populasi per 10.000 m kurang lebih 8.000 10.000 tanaman 4. Pemeliharaan a. Penyulaman, dilakukan pada umur 1 -2 mst b. Penyemprotan Be Natural Cair dosis 4-6 tutup pertangki 14 liter

    air mulai umur 2 mst, 6 mst, 9 mst (+ 2 tutup Be Natural Hormon) Penyemprotan Be Natural Cair dosis 4-6 tutup pertangki 14 liter air mulai umur 2 mst, 6 mst, 9 mst (+ 2 tutup Be Natural Hormon)

    c. Penyiangan Penyiangan dilakukan sebelum pemupukan atau melihat kondisi

    gulma di lapangan. Minimal dilakukan 2 kali selama masa budidaya.

    d. Perempelan/Pemangkasan Pemangkasan dilakukan dengan menyisakan 2 atau 3 cabang

  • 28

    utama. e. Pemupukan Pemupukan susulan I dilakukan pada umur 2 mst Pemupukan susulan II dilakukan pada umur 4 mst

    Tabel 1. Dosis pemupukan tanaman ubi kayu per 10.000 m

    No Jenis pupuk

    Dosis dan waktu aplikasi pupuk

    Keterangan

    Total (kg)

    Dasar (kg)

    Sus I (3 mst

    ) (kg)

    Sus II (

    3bst) (kg)

    1 Urea 200 - 70 130 Pupuk Urea, NPK dan KCl dicampur kemudian ditebar di parit sekeliling tanaman atau dengan tugal

    2 NPK Phonska 300 - 200 100 3 KCl 180 - 60 120 4 Be Natural Padat 20 kg 10 kg 10 kg - Diencerkan dengan air kemudian

    disiramkan atau dicampur pupuk makro

    5 Be Natural Cair Mulai umur 2 mst setiap 2 minggu sekali dengan dosis 0,5

    1 ml/per pohon

    Ket: usia 1,5 bulan, 3,5 bulan dan 4 bulan Be Natural Cair 5 tutup + 1-2

    tutup Be Natural Hormon (disemprotkan ke tanaman)

    5. Kondisi lahan dari awal tanam sampai umur 45 bulan selalu

    dalam keadaan lembab, tidak terlalu becek. Penyiraman 2 minggu sekali atau tergantung kebutuhan tanaman 6. Pengendalian hama dan penyakit Pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida yang sesuai

    dengan jenis dan tingkat serangan hama atau penyakit 7. Panen (10 12 bulan setelah tanam) - Ciri Panen - Pertumbuhan daun bawah mulai berkurang. - Warna daun mulai menguning dan banyak yang rontok. Cara Panen Ketela pohon dipanen dengan cara mencabut batangnya dan

    umbi yang tertinggal diambil dengan cangkul atau garpu tanah.

  • 29

    Singkong Gajah adalah singkong yang berteknologi dalam arti bahwa tanaman ini perlu campur tangan manusia dengan kasih sayang atau memerlukan pemeliharaan yang serius. Walaupun tanaman ini mempunyai daya adaptasi yang tinggi

    namun kemampuannya

    bertahan hidup dalam mengahadapi rumput liar kurang kuat

    dibandingkan dengan jenis lainnya. Namun ketika pemeliharaan dilakukan dengan baik misalnya penggemburan tanah dengan penyiangan rerumputannya, pemupukan dan penambahan unsur-unsur hara yang diperlukannya, dan pengurangan daun atau cabang yang kurang diperlukan. Harus diperhatikan adalah musuh utama tanaman ini yaitu babi hutan, tikus dan landak. Pada dasarnya Singkong Gajah tidak memilih tempat tumbuh, karena dapat tumbuh dan bertumbuh di daerah dataran rendah sampai dataran tinggi namun ia tidak cukup baik di daerah rawa atau terus menerus berair. Kelebihan dari budidaya Singkong Gajah ini adalah bibitnya mempunyai kekebalan terhadap hama dan penyakit tanaman. Dalam hal ini umur panen pun yang relatif lebih cepat dibandingkan dengan ubi kayu lainnya. Kandungan kayunya cukup tinggi sehingga biasa menjadi sasaran dan berakibat kropos, bahkan mati. Oleh karena itu, bibit tanaman ini sebaliknya direndam bahan anti rayap atau obat perangsang tumbuh Petani singkong tradisional lebih menggutamakan hasil panen pada umbi sebagai bahan pangan. Dibebrapa tempat, umbi singkong dijadikan bahan baku bioetanol. Sekarang budidaya singkong bukan lagi terpancang pada umbi sebagai bahan pangan melainkan sudah mulai ada petani singkong yang menjual daunnya.

  • 30

    Teknik Dasar Penanaman Singkong Gajah Jarak Tanam pada penanaman Singkong Gajah perlu diperhatikan untuk memperoleh umbi, bibit, dan daun yang maksimal. Keteraturan jarak tanam menghasilkan keindahan kebun dan juga mempermudah pemeliharaan tanaman seperti pemupukan, penyiangan, dan pemeliharaan bedeng. Jarak tanam pada singkong ini berdasarkan hasil penelitian yang di pimpin oleh Prof. Ristono menunjukan adanya ketergantungan pada tingkat kesuburan tanah. Pada tanah yang subur justru menghendaki jarak tanaman yang longgar karena keinginan singkong ini untuk keleluasaan membangun umbinya menjadi panjang , besar serta banyak. Selain itu, percabangan batang dan pertumbuhan daun dan batang juga akan leluasa bisa mencapai tingkat kerimbunan yang cukup padat. Keteraturan jarak antar pohon paling tidak satu meter, bahkan ada pula yagn menanam dengan model jarak satu meter kali dua meter. Sebaliknya, pada tanah yang tidak subur penanaman dengan ukuran jarak yang berdekatan walaupun umbi yang diproduksinya menjadi pendek. Untuk memaksilmalkan produk maka tanaman ini menginginkan tumbuh pada tanah yang digulud atau dibedeng dengan tinggi gundukan sekitar 50 cm dan lebar bedeng paling tidak 70 cm. Dengan bedeng sirkulasi air yang diperlukan tumbuhan ini menjadi lebih terjamin karena Singkong Gajah tidak senang hidup pada genangan air yang berlebihan. Apabila is terpaksa ditanam secara tumpang sari maka ia adalah tanaman yang dominan dala memperoleh sinar matahari sedangkan tanaman yang lainnya harus berada dibawahnya dan umur Singkong Gajah harus lebih tua daripada tanaman yang nebeng tersebut. Oleh karena itu untuk tumpang sari sebaiknya dilakukan secara bersamaan penanaman dengan jenis tanaman yang dapat mendukung pertumbuhan singkong misalnya kacang tanah, kacang hijau, atau kedelai. Teknik menanam singkong oleh petani di Indonesia bervariasi. Untuk Singkong Gajah disarankan mengikuti banyaknya mata benih yang yang mungkin dapat tumbuh menjadi batang tanaman yaitu antara tiga hingga lima mata. Ini berarti panjang benih dari 10 cm hingga 20 cm. Diameter benih yang disarankan sekitar 1,5 cm yang diambil baigan yang relatif lebih muda. Penanaman Singkong Gajah harus mengacu pada input teknologi berupa bibit tanaman. Yaitu agar bibit yang ditanam mempunyai keyakinan tinggi dapat hidup secara baik maka sebaiknya diamati apakah bibit masih segar dengan cara mengupas kulitnya ( dengan kuku ) apabila masih kelihatan segar maka bibit tersebut sehat cukup tinggi.

  • 31

    Teknik Dasar Pemeliharaan Tanah Tanah yang telah dibuka untuk lahan penanaman singkong ini harus diberi kesempatan memperoleh sinar matahari yang cukup agar semua baigan dipermukaan tanah memperoleh oksigen yang diperlukan oleh mikroba tanah. Penyuburan tanah menggunakan pupuk kandan atau pupuk organic berupa Bokasi atau kompos memerlukan sekitar 2 ton / hektar. Akan lebih baik apabila pupuk ini bersamaan dengan proses penggemburan tanah, proses ini akan lebih cepat dan efisien apabila dibantu dengan input pupuk hayati. Penggunaan Biotonik yang berkualitas pada awal penanaman diperlukan 2 - 4 liter/hektar yang berati pencampurannya 200 400 liter air. Penambahan pupuk hayati ini perlu diulangi lagi ketika tanaman telah tumbuh dan berumur 1 bulan dan berikutnya setelah berumur 3 bulan 5 bulan. Pada Awal tanam biasnay tumbuh rumptu pengganggu. Untuk menagtasi gangguan ini sebaiknya dilakukan secara manual pada waktu tanaman umur satu bulan yaitu dengan menggunakan tangan karena tanah masih lentur dan rumptu juga masih muda dan midah dicabut. Langkah selanjutnya dilakukan penyiangan secara manual pada umur tanam 2 bulan dan 4 bulan. Pada singkong umur lebih dari 3 bulan rumput akan otomatis mati di sekitar pohon karena ternaungi oleh daun singkong yang semakin rimbun. Hasil penyiangan rumpt secara manual berupa rumput atau serasah lainnya yang sangat baik untuk bahan pupuk organik. Pada waktu pemeliharaan tanah secara manual dilakukan, petani juga harus memeriksa ada tidaknya gangguan hama penyakit dan bahkan serangan hama tikus atau babii hutan. Pemberian Pupuk Organik Kunci keberhasilan pertanian Sinkogn Gajah terlihat dari pengolahan laha sejak awal dan pemberian pupuk organic secara teratur. Apabila dirasakan memang biaya yagn diperlukan cukup tinggi, namun hasil yang diperoleh tinggi pula. Apabila pemberian pupuk hanya menggunakan pupuk organi dan pupuk hayati dalam artian tidak menggunakan pupuk kimia sama sekali maka umbi yang dihasilkan paling tepat untuk bahan industri pangan rasa Singkong Gajah yang istimewa. Penggemburan Tanah Penggemburan tanah akan lebih efektif dengan sekaigus menaburkan pupuk organic atau pupuk kandang sehingga percampuran bahan yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman sedini mungkin telah dilakukan. Teknik Dasar Pemanenan Singkong Gajah

  • 32

    Dalam memanen singkong tergantung pada teknik pemanenan dan dalam hal ini bagaimana keberhasilan mencabut umbi tersebut dari dalam tanah . Pada tanah yang bersifat liat atau keras biasanya berusaha mencengkram umbi sehingga banyak yang tertinggal didalam tanah karena putus dan bahkan apabila tercabut pun dalam keadaan rusak. Oleh karean itu teknik panen umbi singkong perlu dipelajari. Dengan tanaman berada pada gulud atau bedng maka proses pemanenan akan lebih mudah karena umbi yang dihasilkan sebagian besar berada di atas permukaan tanah utama dan gundukan tersebut relatif gembur. Apabila waktu panen ternyata laha kering atau keras maka dilakukan penggemburan tanah dengan menyiram tanah denga pompa air dan dibiarkan selama 1 (satu) malam agar pengemburan samapai ke ujung umbi/perakaran. Umur Panen Singkong Gajah Penegrtian panen singkong adalah pengambilan hasil dari tanaman singkong tersebut yang biasanya diutamakan pada pengambilan umbi. Umur tanaman 7-11 bulan akan menghasilkan umbi segar mencapai 200 ton/ha dengan prediksi perbatangnya 20kg. 4. PENGOLAHAN SINGKONG

    MEMPRODUKSI GAPLEK DAN PATI SINGKONG Di pasar internasional, gaplek dikenal dengan nama dagang casava. Sementara pati singkong (tepung aci, tepung kanji) disebut sebagai tapioka. Masyarakat Jakarta malahan menyebut tepung aci ini sebagai sagu. Padahal jelas sekali perbedaan antara tepung sagu dengan pati singkong. Yang disebut gaplek adalah singkong (ketela pohon, ubi kayu = Manihot esculenta/Manihot utillisima) yang telah dikupas dan dikeringkan. Biasanya pengupasan dilakukan secara manual dengan pisau dan tangan. Sementara pengeringannya dilakukan dengan cara menjemurnya langsung di bawah panas matahari. Tepung tapioka adalah pati singkong. Pati ini diperoleh melalui penghancuran singkong segar, pelarutan dengan air, pemerasan, pengendapan pati dan pengeringan. Masyarakat tradisional melakukan proses ini secara manual dengan mengupas singkong, memarutnya, memberinya air, memeras lalu mengendapkan air perasan hingga diperoleh pati yang kemudian dijemur sampai kering. Meskipun singkong berasal dari Amerika tropis dan baru ditanam di Indonesia setelah kedatangan bangsa kulit putih, namun pengembangan dan pemanfaatannya sudah demikian luas. Di Jawa Tengah, terutama di kawasan-kawasan yang kering, gaplek merupakan komoditas pangan yang

  • 33

    penting. Tepung gaplek yang diberi air dan dikukus akan menjadi tiwul, yang oleh sebagian masyarakat dijadikan makanan pokok. Apabila proses pengeringan gaplek tidak sempurna hingga berjamur (sebagian berwarna hitam dan cokelat) maka akan diperoleh komoditas yang dikenal sebagai gatot. Selain ditepungkan untuk bahan tiwul, gatot juga bisa direndam, dijadikan serpih kecil-kecil secara manual dan dikukus untuk langsung dikonsumsi. Selain lebih lezat, gatot juga bergizi lebih baik karena jamur (kapang) yang merusak pati singkong tersebut justru menghasilkan protein dan asam amino yang sebelumnya tidak terdapat pada singkong. Proses pembuatan gatot sedikit lebih rumit dibandingkan dengan gaplek. Singkong yang telah dikupas, dijemur sebentar untuk mematikan sel-sel (jaringannya) tetapi jangan sampai kering. Biasanya penjemuran cukup dilakukan selama sehari sampai dua hari. Selanjutnya singkong diperam dalam wadah yang tertutup rapat sampai berjamur. Setelah itu singkong dijemur lagi sampai kering untuk disimpan sebagai gatot. Dalam masyarakat modern, tepung casava adalah bahan pakan ternak yang cukup penting, terutama untuk ternak unggas. Bersamaan dengan jagung, bungkil, dedak, dan tepung ikan, gaplek merupakan bahan utama pakan unggas dan juga ternak ruminansia serta babi. Fungsi gaplek adalah sebagai sumber serat dan karbohidrat bermutu namun harganya murah. Karena singkong hanya bisa ditanam di kawasan tropis, maka kebutuhan gaplek negara-negara sub tropis disuplai dari Afrika dan Amerika tropis serta Asia Tenggara. MEE, AS dan RRC merupakan konsumen gaplek dengan volume cukup besar. Seharusnya Indonesia sebagai negara tropis bisa menangkap peluang ini. Namun kenyataannya kuota ekspor gaplek dan tepung tapioka kita ke MEE hampir selalu tidak bisa kita penuhi. Bebarapa kali kita terpaksa mengimpor dari Thailand untuk kita reekspor ke MEE. Hingga Thailand pun protes ke MEE agar kuota mereka dinaikkan serta Indonesia diturunkan. Masalahnya adalah, Indonesia sendiri sebagai penghasil singkong, sekaligus juga merupakan konsumen yang cukup besar pula. Industri ternak unggas kita yang maju pesat, tentu memerlukan suplai pakan yang akan cenderung makin banyak juga. Hingga kebutuhan bahan pakan ternaknya pun akan terus bertambah besar. Termasuk kebutuhan gapleknya. Kalau dalam kehidupan modern gaplek labih banyak digunakan untuk bahan pakan ternak, maka sekarang tepung tapioka justru merupakan bahan makanan manusia yang cukup penting. Dulu, pemanfaatan tepung tapioka hanyalah untuk lem dan kanji guna mengeraskan dan melicinkan pakaian sebelum diseterika. Tetapi dalam kehidupan modern sekarang ini, penggunaan tepung tapioka terbanyak adalah untuk bahan baku gula cair

  • 34

    (High Fructose Syrup = HFS), asam sitrat, bakso dan kerupuk. Negara-negara maju seperti MEE, memerlukan tepung tapioka untuk menunjang industri HFS dan asam sitrat mereka. HFS dan asam sitrat merupakan bahan baku utama berbagai minuman instant yang diberi embel-embel sari buah. Sementara di dalam negeri, kebutuhan tepung tapioka juga terus naik sehubungan dengan tumbuhnya kebiasaan makan mie bakso dengan kerupuknya, serta kebiasaan menyantap singkong goreng di kakilima. Bahan utama bakso adalah tepung tapioka dan daging segar (daging yang belum dilayukan). Karenanya, meskipun industri tepung gaplek dan tapioka tumbuh di mana-mana (terutama di Lampung), namun kuota ekspor kita ke MEE tetap tidak kunjung bisa terpenuhi. Bahkan trend terakhir, harga gaplek dan tepung tapioka di dalam negeri menjadi lebih tinggi dari harga ekspor (FOB). Kelangkaan gaplek dan tepung tapioka ini sedikit banyak juga disebabkan pula oleh turunnya minat masyarakat untuk menanam singkong. Harga singkong yang setiap panen raya antara bulan Juni, Juli dan Agustus hanya sekitar Rp 100,- (pembeli mencabut sendiri) atau Rp 200,- (pemilik melakukan pencabutan). Telah menyebabkan masyarakat enggan untuk menanam singkong. Dengan hasil rata-rata 10 ton per hektar, maka pendapatan kotor seorang petani singkong hanyalah Rp 1.000.000,- dari tiap hektar lahan mereka. Dengan mengolahnya lebih lanjut menjadi gaplek dan tepung tapioka, maka keuntungan petani akan bertambah besar. Sebab harga gaplek di tingkat petani mencapai Rp 800,- per kg. sementara tepung tapioka bisa sampai Rp 2.000,- per kg. Dari 1 ton (1.000 kg.) singkong segar dengan harga Rp 200.000,- 10% terdiri dari kulit dan bagian yang harus dibuang. Sementara sekitar 60% adalah air. Hingga, dari 1 ton singkong segar tersebut, akan dihasilkan gaplek (berkadar air 14%) dengan bobot 440 kg. Kalau harga gaplek di tingkat petani Rp 800,- maka nilai gaplek tersebut adalah Rp 352.000,- Ongkos kupas dan jemur sekitar Rp 100.000,- hingga masih ada marjin Rp 52.000,- untuk tiap ton singkong segar. Sementara upah cabut (Rp 100.000,-) dan upah kupas serta penjemuran (juga Rp 100.000,-) sebenarnya juga dinikmati oleh para petani sendiri. Hingga keuntungan yang Rp 52.000,- per ton singkong segar tersebut merupakan nilai tambah riil yang dinikmati oleh pemilik singkong. Kalau singkong diolah menjadi tepung tapioka, maka nilai tambahnya akan makin besar. Peralatan untuk mengolah singkong segar menjadi tepung tapioka, tidak harus berupa mesin-mesin mahal. Alat pemarut kelapa yang banyak dijumpai di pasar dan warung-warung itu pun, bisa digunakan untuk mengolah singkong segar menjadi tepung tapioka. Selain itu juga diperlukan alat pemeras (pengempa) dan wadah untuk mengendapkan

  • 35

    tepung tapiokanya. Biaya investasi untuk peralatan ini diperkirakan antara Rp 5.000.000,- sampai dengan Rp 10.000.000,- yang bisa disusutkan sekitar 3 tahun. Kapasitas olahnya sekitar 1 sampai dengan 2 ton singkong segar per hari. Setelah dikupas dan digiling, diendapkan serta dijemur, dari 1 ton singkong segar itu, akan diperoleh sekitar 200 kg. tepung aci. Dengan rincian, 10% dari dari volume tersebut merupakan kulit dan pangkal serta pucuk yang harus dibuang. Sekitar 60% berupa air yang 50%nya juga akan dibuang. Dan dari 40% bahan padat tersebut, 20% akan berupa pati dan 20% ampas. Dengan harga Rp 2.000,- per kg. nilai 200 kg. tepung aci tersebut sekarang mencapai 400.000,- ditambah dengan nilai ampas kering (untuk pakan ternak) @ Rp 100,- per kg X 200 kg menjadi Rp 20.000,- Jadi total pendapatan dari pengolahan tepung aci ini adalah Rp 400.000 + Rp 20.000,- = Rp 420.000,- Dengan ongkos prosesing Rp 150.000,- per ton singkong segar, maka masih ada marjin Rp 70.000,- yang menjadi hak pemilik singkong dan investor. Jika dilihat sepintas, keuntungan dari memproses sigkong segar menjadi gaplek maupun pati ini relatif kecil. Tetapi singkong merupakan komoditas yang jangka waktu panennya sangat pendek. Antara bulan Juni sampai dengan Oktober (5 bulan), jutaan hektar tanaman singkong akan dibongkar untuk diambil umbinya. Hasilnya adalah jutaan ton singkong segar. Pada waktu panen raya demikian, harga singkong segar akan jatuh kurang dari Rp 100,- per kg. Upaya inilah yang mestinya harus diatasi oleh para petani sendiri dengan melakukan proses pembuatan tepung tapioka atau gaplek. Tetapi untuk itu, para petani perlu membentuk kelompok. Kemudian mereka juga perlu modal untuk membeli singkong secara cash ke petani dan menunggu proses pembuatan aci serta proses pemasarannya yang akan makan waktu antara 2 sampai dengan 3 bulan. Kalau dalam satu kelompok beranggotakan 30 orang ada 1.000 ton singkong segar, maka diperlukan modal untuk pembelian singkong senilai Rp 100.000.000,- Dalam kurun waktu 2 bulan (6 hari kerja dalam seminggu) para petani anggota kelompok itu harus bekerja mencabut singkong, mengupas, menggiling, memeras, mengendapkan tepung dan menjemurnya dengan upah sekitar Rp 10.000,- per hari. Berarti diperlukan modal kerja sekitar Rp 180.000.000,- Modal investasi diperkirakan paling banyak Rp 20.000.000,- Hingga keperluan modal adalah Rp 300.000.000,- Dari 1.000 ton singkong tersebut, akan diperoleh 200 ton tepung tapioka dengan nilai Rp 2.000.000,- per ton. Atau total pendapatannya Rp 400.000.000,- Berarti masih ada marjin sekitar Rp 100.000.000,- yang akan dinikmati oleh kelompok tani tersebut. Selain itu para petani juga bisa bekerja dengan nilai upah mencapai Rp 180.000,- dalam kurun waktu

  • 36

    sekitar 2 bulan pada waktu panen singkong. Namun yang menjadi pertanyaan adalah, siapa yang harus menyediakan (memberi pinjaman) senilai Rp 300.000.000,- tersebut? Seandainya pinjaman itu diperoleh dari bank, tentunya bank akan meminta koleteral. Sebenarnya para petani tersebut bisa mengajukan singkong yang hasil akhirnya akan menjadi tepung tapioka tersebut sebagai koleteral. Tetapi koleteral demikian tentu akan ditolak oleh bank. Sebab bank biasanya minta koleteral berupa tanah atau tanah dengan bangunan, kendaraan, emas dan lain-lain yang mudah diuangkan kembali. Jaminan berupa raw material dan tepung tapioka masih tidak lazim bagi kalangan perbankan di Indonesia. Padahal, jaminan ini juga relatif mudah diuangkan. Dan dari hitung-hitungan kasar yang ada, proses mengolah singkong segar menjadi tepung tapioka relatif menguntungkan. Sebab kalau tidak menguntungkan, bagaimana mungkin Gunung Sewu Grup, Astra dan lain-lain konglomerat papan atas Indonesia tertarik untuk menangani singkong segar menjadi tapioka? 4.1 PENGOLAHAN UBI KAYU MENJADI GAPLEK, TEPUNG SINGKONG

    DAN TAPIOKA Ubi Kayu atau singkong (manihot utilisima) merupakan salah satu hasil pertanian yang tidak tahan lama dan mudah rusak. Ubi kayu segar hanya dapat disimpan selama 3 hari. Jika disimpan lebih dari 3 hari, umbinya akan berwarna coklat kebiruan. Oleh karena itu,setelah dipanen ubi kayuharus segera dikonsumsi atau diproses lebih lanjut. Untuk mempertahankan daya simpannya, ubi kayu dapat diolah menjadi gaplek, tepung ubi kayu atau tapioka. Pembuatan Gaplek Berdasarkan bentuknya, gaplek dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu gaplek gelondongan, gaplek rajangan (chips), gaplek irisan (slice) dan gaplek kubus (cubes). Secara umum tahapan pembuatan gaplek adalah sebagai berikut: Kupas ubi kayu lalu cuci dengan air bersih. Belah, iris atau Rajang ubi sesuai dengan keinginan, yaitu:

    Gaplek gelondongan: Belah ubi kayu memanjang dengan menggunakan pisau atau alat

    pemotong lainnya menjadi 3-5 belahan. Gaplek Rajangan: Belah ubi kayu menjadi 2 atau 3 bagian, kemudian potong-potong

    atau Rajang dengan pisau atau alat pemotong (chopper)

  • 37

    Gaplek irisan: Iris ubi kayu tipis-tipis dengan pisau atau alat pengiris khusus

    (silicer) Gaplek kubus potong-potong ubi kayu dengan mesin khusus menjadi

    bentuk kubus dengan sisinya 1-2 cm. Rendam ubi kayu dalam larutan garam dapur 8% (0,8 gram garam

    dalam 1 liter air) selama 15 menit. Jemur hingga kadar airnya mencapai 14% dengan menggunakan alas

    dan anyaman bambu, plastic, tikar atau lantai jemur. Untuk gaplek gelondongan, pengeringan dapat dilakukan dengan

    menggantung belahan-belahan ubi tersebut. Caranya belahan ubi ditusuk dan disusun berjejer dalam satu rentangan tali yang masing-masing ujungnya diikatkan pada tiang.

    Ubi kayu segar Dikupas dan dicuci sampai bersih Dibelah sesuai bentuk yang dikehendaki Direndam dalam air garam Dikeringkan/dijemur Gaplek Alur pembuatan gaplek Tepung ubi kayu Kupas ubi kayu, cuci sampai bersih lalu jemur hingga kering. Masukkan ubi kayu kening kedalam lumpang, kemudian tumbuk. Ayak dengan ayakan halus. Sisa pengayakan ditumbuk dan diayak lagi, demikian seterusnya

    hingga diperoleh tepung halus. Jemur tepung dibawah sinar matahari. Apabila hujan, pemgeringan

    dilakukan di dalam ruangan dengan pemanas buatan,seperti kompor, oven atau lampu petromak.

    Ubi kayu segar Dikupas dan dicuci sampai bersih Dijemur Ditumbuk Diayak Tepung hasil ayak dijemur Tepung ubi kayu

    Alur pembuatan tepung ubi kayu Tepung tapioka Kupas ubi kayu lalu cuci hingga bersih.

  • 38

    Rendam ubi yang telah dikupas dalam larutan garam dapur 8% (0,8 gram dalam 1 liter air) selama 15 menit atau dalam larutan soda kue (natrium bisulfit) yang biasa dijual ditoko kue. Banyaknya soda kue yang diperlukan adalah 0,04 gram dalam 1 liter air.

    Parut ubi, campur hasil parutan dengan air bersih sambil diremas-remas, lalu saring.

    Endapkan hasil penyaringan untuk memisahkan pati dengan air. Pisahkan endapan dan air dengan jalan membuang air yang terdapat

    diatas endapan. Keringkan endapan atau aci basah lalu giling. Hasil gulingan kemudian disaring untuk mendapatkan tepung tapioca

    yang halus. Ubi kayu segar Dikupas dan dicuci sampai bersih Direndam dalam air garam 8% selama 15 menit Diparut Hasil parutan dicampur dengan air diremas-remas Disaring Endapan dikeringkan Endapan yang telah kering digiling Hasil gilingan disaring Tepung tapioka

    5. PEMASARAN SINGKONG GAJAH Penting !! Sebelum Kita Memutuskan Menanam Singkong Secara Luas Baiknya Kita Cari Tahu Dahulu Dimana Nantinya Kita Akan Menjual Hasil Panen Singkong Jika Kita Belum Mengetahui Pemasaranya. Singkong Dalam Kehidupan Kita Sehari Hari Banyak Sekali Kegunaanya : 1. Sebagai Bahan Berbagai Macam Olahan Makanan , Seperti Getuk ,

    Keripik Dll. Sebagai Bahan Berbagai Macam Olahan Makanan , Seperti Getuk , Keripik Dll.

    2. Sebagai Bahan Baku Tepung Tapioka : Tepung Tapioka Sebagai Bahan Baku Bebagai Macam Kue , Krupuk Dan

    Makanan Ringan Lainya. Tepung Tapioka Sebagai Bahan Dasar Pasta Gigi [ Odol ] Tepung Tapioka Sebagai Bahan Baku Perekat Kertas & Cat Tembok Dll. 3. Sebagai Bahan Baku Tepung Mocaf [ Pengganti Tepung Terigu Yang

  • 39

    100 Persen Masih Impor ] 4. Bahan Baku Bioetanol [ BBM Pengganti Bensin ] 5. Gaplek [ Singkong Yang Di Kupas Dan Di Jemur Sampai Kering ] "Di

    Ekspor Ke China" 6. Bahan Baku Pakan Ternak Dengan Segudang Manfaat Singkong Di Atas , Apakah Anda Masih Bingung Dimana Menjual Hasil Panen Singkong Nantinya ?? Jika Anda Masih Bingung , Berarti Ini Adalah Masalah Buat Anda. Dalam Hukum Bisnis , Masalah Adalah Peluang - Peluang Adalah Bisnis Jadi Tanpa Kita Sadari Kita Telah Menemukan Peluang Bisnis Baru , Bisnis Yang Saya Maksud Adalah : Membuat Berbagai Macam Olahan Makanan Dari Singkong Sendiri Membuat Tepung Tapioka Sendiri Membuat Tepung Mocaf Sendiri Membuat Bioetanol Sendiri.

    Daftar Pabrik Tepung Tapioka Di Indonesia Kendala yang sering di alami ketika kita mau membudidayakan singkong adalah pemasaranya , dimana nantinya kita menjual hasil panen !! Kalau hanya 1 s/d 3 ton mungkin kita bisa menjualnya di pasar dikit demi sedikit , tapi bagaimana kalau penen kita perhari mencapai puluhan bahkan ratusan ton. Berikut Adalah Daftar Pabrik Tapioka Di Indonesia Yang Siap Menerima Hasil Panen Singkong Basah. 1. Jawa Timur PT. Sorini Agro Asia Alamat : Jl. Halim Perdana Kusuma No 15 Desa Tajug, Siman Ponorogo Kapasitas Produksi Per Hari / Kebutuhan Bahan Baku Singkong : 800 Ton Harga Semua Jenis Singkong : Rp.700 s/d 1200 Refaksi : 10 s/d 15 Persen 2. Jawa Tengah Ngemplak Kab. Pati Karena Pabrik Di Ngempak Jumlahnya Mencapai Puluhan Pabrik Yang Tersebar Di Sepanjang Jalan Utama , Saya Tidak Bisa Menyebutkan Satu Persatu Nama Pabriknya. Kapasitas Produksi Per Hari / Kebutuhan Bahan Baku Singkong : Di Atas 1000 Ton. Harga Singkong : Rp.900 s/d 1800 Refaksi : 30 s/d 50 Persen

  • 40

    3. Jawa Barat CV. DELVIN AGRO Alamat : Ds. Kaso Kec.Tambak Sari Ciamis. - Jawa Barat Cp. 085777674822 4. Lampung Timur PT. SORINI AGRO ASIA CORPORINDO Tbk. Alamat : Ds. Tambah Subur , Kec. Way Bungur - Lampung Timur Lampung Selatan CV. SEMANGAT JAYA Alamat : Desa Bangunsari , Kec. Negrikaton , Kab. Pesawaran - Lampung Selatan Pemilik Pabrik : Bapak Supar , HP : 081369501555 5. NTB PT TAMBORA MAKMUR SEJAHTERA Alamat : Jalan Raya Sumbawa Tano Km.26 Bhree , Desa Bremang Sumbawa NTB. 5.1 PERUSAHAAN CINA PESAN RIBUAN TON GAPLEK TEMPO Interaktif, Purwokerto - Perusahan yang bermarkas di Cina, Jiangsu Gadot Noubei Biochemical Co Ltd, menandatangani kontrak pembelian

    gaplek senilai total Rp 40 miliar selama lima tahun dengan CV Syasa Food and Agricultural Product Company, perusahaan di Banyumas, Jawa Tengah. Tiap tahun Syasa mengirim gaplek ke Negeri Panda sebanyak 240 ribu ton. Perusahaan itu membeli singkong dari petani Rp 700 per

    kilogram dan dijual dalam bentuk gaplek U$ 320 per kilogram. Omzet penjualan gaplek Rp 124 miliar per tahun, kata Direktur Utama Syasa, Nurazman Sidik, usai melepas ekspor perdana gaplek ke Cina, Selasa (19/10). Permintaan gaplek atau singkong kering dari sejumlah negara di Asia dan Eropa terus meningkat dari tahun ke tahun. Banyumas sendiri mampu

  • 41

    mengekspor gaplek sebanyak 20 ribu ton setiap bulan. Padahal kebutuhan gaplek dari berbagai negara mencapai 60 ribu ton per bulan, ujar dia. Tahun ini, kata dia, Banyumas hanya mampu mengekspor gaplek 2.000 ton per bulan. Namun tahun depan ekspor gaplek dinaikan menjadi 3.600 ton per bulan. Untuk itu, ia meminta pemerintah Banyumas mampu menyediakan lahan untuk ditanami singkong karena prospek ekspor gaplek cukup tinggi. Menanggapi hal tersebut, Wakil Bupati Banyumas Achmad Husein mengatakan pemerintah daerah Banyumas akan menyiapkan lahan seluas 100 hektare untuk ditanami singkong. Untuk tahap awal, kami sediakan 40 hektare dulu, kata Husein. Banyumas merupakan sentra hasil bumi seperti singkong, kunyit, jahe, jagung, dan lainnya. Omzet tahunan untuk ekspor hasil bumi mencapai Rp 20 miliar. Husein menambahkan, Banyumas salah satu daerah tujuan investasi menarik. Di Jawa Tengah, kata dia, Banyumas menjadi daerah proinvestasi nomor dua terbaik setelah Purbalingga. Menurut Mose Rachmut, Board Of Director Jiangsu Gadot Noubei Biochemicals Co Ltd, pihaknya mengaku senang dengan penandatanganan kontrak selama lima tahun untuk ekspor gaplek. Kami juga akan menandatangani MoU dengan pemerintah Banyumas untuk mendirikan pabrik asam sitrat di Banyumas, katanya. Melalui proses sedemikian rupa, gaplek dapat menghasilkan asam sitrat, yang juga salah satu bahan pembuat minuman berkarbonasi. Menurut Mose, gaplek Banyumas berkualitas yang cukup baik dibandingkan dengan gaplek dari daerah lain. Selain berwarna putih, kadar air gaplek Banyumas juga tidak terlalu tinggi. Perusahaannya, kata Mose, setiap tahun membutuhkan pasokan gaplek sebanyak 600 ribu ton. Tak hanya di Cina, perusahaannya juga tersebar di beberapa kawasan termasuk di Amerika Serikat, Belanda, dan India. 5.2 POTENSI EKSPOR GAPLEK INDONESIA KE CHINA MENCAPAI

    US$150 JUTA Jakarta (ANTARA News) - Peluang ekspor gaplek ke China bisa mencapai 150 juta dolar AS (sekitar Rp1,365 triliun) per tahun, namun pasar yang

  • 42

    sangat besar itu hanya dimanfaatkan Indonesia tidak lebih dari 14 persen atau senilai 21 juta dolar AS (sekitar Rp191,1 miliar). Padahal kebutuhan gaplek di negara tirai bambu itu mencapai lima juta ton per tahun, yang sekitar 70 persennya dipasok oleh Thailand, kata seorang pelaku usaha dari China, Liang Guo Tao, kepada pers di Jakarta, Jumat. Liang datang ke Indonesia untuk menjajaki berbagai kemungkinan bisnis dengan pengusaha Indonesia, khususnya yang berkaitan dengan biofuel, baik dari sisi mesinnya atau pun bahan baku. Bersama dengan mitra bisnisnya di Indonesia, Benny Kusbini, Liang mengatakan bahwa gaplek akan dijadikan etanol di China. China selama beberapa tahun ini sudah mulai mengurangi konsumsi minyak bumi yang semakin langka dan mahal. Etanol sudah dijadikan sebagai campuran BBM di 16 provinsi di China. Bukan hanya China yang melirik potensi etanol di Indonesia, bahkan beberapa negara asing, lanjutnya, juga sudah mulai menjajaki kemungkinan pembukaan pabrik etanol di Indonesia, termasuk penyediaan bahan bakunya yaitu tanaman singkong. "Saya sedikit terlambat datang ke Indonesia, negara lain sudah melirik potensi gaplek dan singkong di sini sejak delapan tahun lalu," katanya. Indonesia merupakan salah satu dari empat produsen singkong terbesar di dunia, setelah Nigeria, Brazil dan Thailand, dengan tingkat produksi mencapai 20 juta ton dari produksi dunia 220 juta ton. Sementara itu, Benny Kusbini yang juga Presiden Direktur PT Mitra Globalindo Agribisnis mengatakan, dari kebutuhan China sebesar lima juta ton gaplek per tahun, negara itu sudah menyatakan kesediaannya untuk menampung sekitar satu juta ton gaplek. Pasar gaplek yang demikian besar itu, menurut Benny, seharusnya direspon pemerintah pusat dan daerah karena akan memberi dampak bergulir yang besar kepada masyarakat. Jika Indonesia bisa memasok gaplek sebesar itu, katanya, maka ada omset sebesar 150 juta dolar AS yang berasal dari harga gaplek di China yang mencapai 150 dolar AS per ton. "Nilai itu jika dirupiahkan bisa mencapai Rp1,3 triliun per tahun. Itu akan

  • 43

    memberi pengaruh besar bagi masyarakat, karena ada penyerapan tenaga kerja yang besar," kata Benny yang juga salah seorang pengurus Dewan Koperasi Indonesia. Infrastruktur dan layanan publik lainnya juga bisa bergerak jika pemerintah bisa memanfaatkan potensi pasar yang demikian besar. Belum lagi jika ada dorongan dari pemerintah agar pengembangan etanol berbasis singkong digalakkan. Potensi etanol, menurut dia, juga demikian besar karena harganya bisa mencapai 750 dolar AS per ton. "Potensi kita untuk etanol bisa mencapai dua miliat dolar AS ke China," katanya. China juga menawarkan mesin-mesin untuk pembuatan etanol yang bisa dibeli pengusaha Indonesia dengan dukungan pinjaman berbunga lunak enam persen per tahun dari pemerintah China selama 10 tahun. "Pengusaha Indonesia cukup menyediakan dana sebesar 20 persen dari harga mesin, dan sisanya bisa dipinjam dari China," katanya dan menambahkan investasi untuk pabrik etanol berikut mesinnya dengan kapasitas 50 ribu ton per bulan sekitar 25 juta dolar AS. (*) 6. BIOETANOL DARI UBI KAYU Secara garis besar ada 4 langkah proses pembuatan bioetanol dengan menggunakan ubi kayu a. Mengubah zat pati dalam ubi kayu menjadi zat gula (hidrolisis)

    b. mengubah gula (glukosa) menjadi etanol (fermentasi)

    1. Destilasi, Pemurnian etanol hasil fermentasi menjadi etanol dengan

    kadar 95-96%.

    2. Proses dehidrasi , penghilangan air sehingga kadar etanol meningkat

    menjadi 99,5%.

    Teknis pembuatan setanol dengan bahan ubi kayu.

    1. Kupas ubi kayu segar sebanyak 50kg. Cuci dan giling. 2. Saring hasil gilingan untuk memperoleh bubur ubi kayu. 3. Tambahkan air 40-50 lt, aduk sambil dipanasi.

  • 44

    4. Tambahkan 1,5 ml enzym alfa-amilase. Panaskan selama 30-60 menit pada suhu 90 derajat Celcius. (hidrolisis)

    5. Dinginkan hingga suhu mencapai 55-60 derajat Celcius selama 3 jam , lalu dinginkan hingga suhu dibawah 35 C . Gunakan alat penukar panas (Heat exchanger) untuk mempercepat proses pendinginan.

    6. Tambahkan 1 g ragi roti ,ure 65 g dan NPK 14 g . Biarkan selama 72 jam dalam keadaan tertutup , tetapi tidak rapat agar gas karbondioksida yang terbentuk bisa keluar. Fermentasi yang berhasil ditandai dari aroma berupa tape , suara gelembung gas yang naik keatas , dan keasaman (PH) diatas 4. (fermentasi)

    7. Pindahkan cairan yang mengandung 7-9% bioetanol itu kedalam drum lain yang didesain sebagai penguap (evaporator).

    8. Gunakan destilator , panaskan cairan bioetanol tersebut pada suhu 79C. Kontrol suhu dapat dilakukan dengan menggunakan dua cara yaitu mengatur aliran air refluks dalam alat destilasi atau dengan mengatur api kompor.(destilasi)

    9. Fraksi bioetanol 90-95% akan berhenti mengalir secara perlahan Proses pembuatan Alkohol dari bahan mollasse Sebelum memutuskan menggunakan bahan mollasse untuk proses pembuatan alkohol, ada beberapa pertimbangan yang patut disimak: Mollasse merupakan bentuk gula sederhana, sehingga dapat langsung difermentasikan dengan menggunakan ragi/yeast . Berbeda dengan bahan yang masih berupa pati seperti jagung dan singkong yang memerlukan perubahan terlebih dahulu menjadi bentuk gula/glukosa dengan menggunakan enzym. Dengan kata lain langkah-langkah proses menjadi lebih singkat sehingga menghemat biaya. Namun demikian, pertimbangan lain, disesuaikan dengan kondisi daerah , karena tidak semua lokasi mudah mencari mollase. Jagung? Untuk alkohol atau biodiesel Jagung dapat diproses menjadi bahan bakar nabati yaitu menjadi alkohol dan menjadi biodiesel. Mana yang lebih menguntungkan? Kalau dilihat dari segi ekonomis tentu kita harus memperhitungkan faktor-faktor lain seperti pemasaran dan harga dipasar. Namun untuk sejenak kita lihat perbedaanya dari segi teknis pembuatan. Proses yang lebih singkat dan cepat tentu memberikan keuntungan , berupa biaya produksi yang lebih rendah.

  • 45

    7. INVESTOR DAN BIOETHANOL PRODUCTION Pemerintah dan rakyat seolah buta bahwa ada banyak sumber energi selain bahan bakar minyak (BBM) dan listrik. Bahan bakar yang tak bisa diperbarui itu sudah mengikat masyarakat sedemikian eratnya sehingga terus dicari dan diburu kendati harganya selalu melambung tinggi. Rasanya sudah jemu para pemerhati lingkungan dan ilmuwan mengingatkan bahwa bahan bakar fosil merupakan bahan bakar yang tak bisa diperbarui, juga tidak ramah lingkungan. Selain terancam punah, bahan bakar jenis ini dikenal pemicu polusi udara nomor satu. BBM yang dipakai kendaraan bermotor saat ini menghasilkan zat beracun seperti CO2, CO, HC, NOX, SPM dan debu. Kesemuanya menyebabkan gangguan pernapasan, kanker, bahkan pula kemandulan. Pemerintah harus memberi perhatian khusus pada pengembangan sumber energi bahan bakar alternative ramah lingkungan. Bahan bakar macam inilah yang kita kenal dengan sebutan bioetanol. Indonesia berpotensi sebagian produsen bioetanol terbesar di dunia. Menurut Dr. Ir. Arif Yudiarto, periset di Balai Besar Teknologi Pati. Ada 3 kelompok tanaman sumber bioetanol: tanaman yang mengandung pati (seperti singkong, kelapa sawit, tengkawang, kelapa, kapuk, jarak pagar, rambutan, sirsak, malapari, dan nyamplung), bergula (tetes tebu atau molase, nira aren, nira tebu nira surgum manis) dan serat selulosa (batang sorgum, batang pisang, jerami, kayu, dan bagas).seluruh bahan baku itu semuanya ada di Indonesia. Bahan yang mengandung pati, glukosa, dan serat selulosa ini bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar. Baru segelintir produsen Indonesia mencetak keuntungan dari proses nilai tambah bioethanol ini, padahal banyak perusahaan seperti PERTAMINA, pabrik kosmetik, parfum, farmasi, dll. sangat membutuhkan dan siap menampung dalam jumlah berapapun produk bioethanol ini, jadi potensi kedepan sangat menjanjikan dan tidak akan pernah mati. Pada proposal ini menerangkan visi dan misi perusahaan, konsep produksi, perencanaan pemasaran dan keuangan, , serta strategi bisnis menjalankan agrobisnis ini. Dengan harga premium yang semakin tinggi yang diakibatkan menipisnya minyak bumi dunia, ketika harga minyak dunia US$ 60 perbarel pemerintah Indonesia pasti harus menaggung beban subsidi Rp 90 triliun/tahun. David j. o. Relly, CEO chevron International seperti dikutip Herald Tribune, memperkirakan satu triliun barel cadangan minyak bumi dunia akan habis dalam waktu 30 tahun. Disamping itu,konsumsi minyak bumi yang terus melonjak turut memicu pemanasan global. Solusinya ? Bioetanol salah satu

  • 46

    alternatif jawabannya. Seiring dengan issu menipisnya cadangan minyak bumi dunia dan seluruh bahan baku yang melimpah di Indonesia. Peluang bioetanol sebagai bahan bakar alternatif dimasa mendatang bakal menanjak. Itulah sebabnya peluang usaha bioetanol di tanah air semakin terbuka. Dengan begitu bioetanol tidak hanya menyelamatkan tanah air dari krisis bahan bakar minyak tapi juga dari krisis ekonomi. Dengan melihat peluang yang ada dalam pasaran dunia, bahan baku yang berlimpah, dan posisi Indonesia yang strategis sebagai jalur transportasi internasional sehingga banyak reseller danrelation antar perusahaan baik asing maupun lokal yang siap menampung hasil produksi ini. Perlu diketahui, Kami mahasiswa semester akhir Teknik Mesin ITS mampu memproduksi bioethanol dengan teknologi terbaru dan telah memasarkannya dalam skala kecil. Kami berkeinginan mengembangkannya dalam jumlah yang lebih besar dari sebelumnya, tetapi Kami mengalami kendala yaitu dana. Maka dengan proposal ini, Kami bertujuan menjalin kerja sama dengan investor agar proses produksi bioethanol ini dapat berlangsung. I.3 VISI DAN MISI VISI Menciptakan sebuah perusahaan yang integritas, komunikatif, winning goal point, positive dan learning attitude sesuai dengan standart ISO. MISI I. Menjalin kerjasama dibidang Agrobisnis. II. Membuat perencanaan dan strategi bisnis yang efektif untuk

    memperkecil resiko bisnis dan keuangan dan kendala perusahaan. III. Membuat struktur manajemen, organisasi, serta SDM yang

    berkualitas dan sistem yang terorganisir. IV. Membangun dan menciptakan sebuah branding sistem. KONSEP PRODUKSI Pada proposal ini akan diketahui tentang konsep produksi yang kami hasilkan, dimana nantinya Kami tawarkan hubungan kerjasama kedua-belah pihak. Baik pengelola & investor dalam proses produksi ini, produk yang dihasilkan adalah Bioetanol Dalam memenuhi standart yang ada di pasaran maka Kami mengutamakan kualitas dalam menjalankan proses produksi, baik dari bahan baku, mesin, manajemen, organisasi, sistem pemasaran, dan hubungan kerjasama yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.

  • 47

    Sebagai bangsa yang besar dengan jumlah penduduk sekitar 220 juta jiwa, Indonesia menghadapi masalah energi yang cukup mendasar. Sumber energi yang tidak terbarukan (non-renewable) tingkat ketersediaannya semakin berkurang. Sebagai contoh, produksi minyak bumi Indonesia yang telah mencapai puncaknya pada tahun 1977 yaitu sebesar 1.7 juta barel per hari terus menurun hingga tinggal 1.125 juta barel per hari tahun 2004. Di sisi lain konsumsi minyak bumi terus meningkat dan tercatat 0.95 juta barel per hari tahun 2000, menjadi 1.05 juta barel per hari tahun 2003 dan sedikit menurun menjadi 1.04 juta barel per hari tahun 2004 (Tabel 1). Tabel 1. Produksi dan Konsumsi Minyak Bumi di Indonesia

    Tahun Produksi (juta barel/hari) Konsumsi (juta barel/hari)

    2000 1.4 0.9446

    2001 1.3 0.9632

    2002 1.2 0.9959

    2003 1.1 1.0516

    2004 1.125 1.0362

    Sumber: Media Indonesia, 8 September 2004 dan Kompas, 27 Mei 2004 Petunjuk pelaksanaan pengembangan energi alternatif secara detail sudah diatur dalam dokumen Pengelolaan Energi Nasional (PEN). Didalamnya disebutkan mengenai rencana (roadmap) pengembangan seluruh jenis energi alternatif. Dalam waktu dekat, pemerintah juga akan menerbitkan Inpres tentang biofuel (biodisel dan bioetanol) yang akan merinci intensif bagi pengembangan biofuel, termasuk instruksi kepada menteri-menteri untuk menindaklanjuti di departemen masing-masing. Dengan diterbitkannya tujuh izin investasi pembangunan pabrik energi alternatif (biodiesel dan bioetanol) oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada pertengahan tahun 2005 yang lalu, memperkuat indikasi bahwa peluang bisnis di bidang bioenergi (bioetanol) dan pengembangan perkebunan energi menjadi sesuatu yang prospektif di masa depan. BIOETANOL Bioetanol adalah sebuah bahan bakar alternatif yang diolah dari tumbuhan, dimana memiliki keunggulan mampu menurunk