Evprog Iva Cimalaya Derry Setiwan

57
Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Saat ini penyakit tidak menular, termasuk kanker menjadi masalah utama baik di dunia maupun di Indonesia. Menurut data WHO tahun 2013, insidens kanker meningkat dari 12,7 juta kasus pada tahun 2008 menjadi 14,1 juta kasus tahun 2012. Sedangkan jumlah kematian meningkat dari 7,6 juta orang pada tahun 2008 menjadi 8,2 juta orang pada tahun 2012. Dan kanker menjadi penyebab kematian nomor 2 di dunia sebesar 13% setelah penyakit kardiovaskular. 1 Kanker pada wanita, termasuk kanker payudara, kanker leher rahim, dan kanker ovarium setiap tahunnya menyumbangkan angka kematian yang tinggi. Setiap tahunnya lebih dari 500.000 kasus baru kanker leher Rahim ditemukan di seluruh dunia dan lebih dari 270.000 wanita meninggal setiap tahunnya akibat kanker serviks di seluruh dunia, lebih dari 85% ditemukan pada wanita dengan kondisi sosial ekonomi rendah sampai menengah. 1-3 Kanker pada leher rahim disebabkan oleh infeksi Human pappilomavirus (HPV) yang ditularkan melalui hubungan seksual, kebanyakan orang tertular HPV segera setelah melakukan hubungan seksual. 2 Di Indonesia, prevalensi penyakit kanker juga cukup tinggi. Berdasarkan data riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi tumor/kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk, atau sekitar 330.000 orang. Kanker tertinggi di Indonesia pada perempuan adalah kanker payudara 1

description

iva

Transcript of Evprog Iva Cimalaya Derry Setiwan

Page 1: Evprog Iva Cimalaya Derry Setiwan

Bab I

Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Saat ini penyakit tidak menular, termasuk kanker menjadi masalah utama baik di

dunia maupun di Indonesia. Menurut data WHO tahun 2013, insidens kanker meningkat

dari 12,7 juta kasus pada tahun 2008 menjadi 14,1 juta kasus tahun 2012. Sedangkan

jumlah kematian meningkat dari 7,6 juta orang pada tahun 2008 menjadi 8,2 juta orang

pada tahun 2012. Dan kanker menjadi penyebab kematian nomor 2 di dunia sebesar 13%

setelah penyakit kardiovaskular.1

Kanker pada wanita, termasuk kanker payudara, kanker leher rahim, dan kanker

ovarium setiap tahunnya menyumbangkan angka kematian yang tinggi. Setiap tahunnya

lebih dari 500.000 kasus baru kanker leher Rahim ditemukan di seluruh dunia dan lebih

dari 270.000 wanita meninggal setiap tahunnya akibat kanker serviks di seluruh dunia,

lebih dari 85% ditemukan pada wanita dengan kondisi sosial ekonomi rendah sampai

menengah.1-3

Kanker pada leher rahim disebabkan oleh infeksi Human pappilomavirus (HPV) yang

ditularkan melalui hubungan seksual, kebanyakan orang tertular HPV segera setelah

melakukan hubungan seksual.2

Di Indonesia, prevalensi penyakit kanker juga cukup tinggi. Berdasarkan data riset

kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi tumor/kanker di Indonesia adalah 1,4

per 1000 penduduk, atau sekitar 330.000 orang. Kanker tertinggi di Indonesia pada

perempuan adalah kanker payudara dan kanker leher rahim. Berdasarkan estimasi

Globocan, International Agency for Research on Cancer (IARC) tahun 2012, insidens

kanker payudara sebesar 48.998 (30,5%) dengan perbandingan 40 per 100.000

perempuan, kanker leher rahim sebesar 20.928 (13%) dengan perbandingan 17 per

100.000 perempuan dan angka kematian akibat kanker payudara sebesar 19.750 (21,5%)

dan kanker leher rahim sebesar 9.495 (10,3%). Berdasarkan data Sistem Informasi Rumah

Sakit (SIRS) 2010, kasus rawat inap kanker payudara sebesar 12.014 kasus (28,74%),

kanker leher rahim 5.349 kasus (12,8%).1

Kedua kanker ini menjadi salah satu masalah utama pada kesehatan perempuan di

dunia, terutama pada negara berkembang yang mempunyai sumber daya terbatas seperti

Indonesia. Alasan utama meningkatnya kedua kanker tersebut adalah kurangnya program

penapisan yang efektif dengan tujuan untuk mendeteksi keadaan sebelum kanker maupun

1

Page 2: Evprog Iva Cimalaya Derry Setiwan

kanker pada stadium dini termasuk pengobatan sebelum proses invasif yang lebih lanjut.

Oleh karena itu, Indonesia mengembangkan upaya pengendalian kanker leher rahim dan

payudara melalui pencegahan sejak tahun 2007. Pencegahan kanker leher rahim

menggunakan metode Single Visit Approach  yaitu dengan inspeksi visual dengan Asam

Asetat (IVA) dan krioterapi untuk IVA positif, sedangkan pencegahan kanker payudara

menggunakan metode Clinical Breast Examination (CBE).2,4 Menurut Depkes RI 2007,

pencegahan kanker leher rahim difokuskan pada wanita yang berisiko tinggi dan berusia

30-50 tahun. World Health Organization (WHO, 2007) mengatakan bahwa semua wanita

yang pernah berhubungan seksual kemungkinan besar memiliki risiko terkena kanker

leher rahim. Wanita yang termasuk dalam kelompok risiko tinggi adalah mereka pertama

kali berhubungan seksual dan memiliki anak pada usia muda, memiliki lebih dari 5 anak,

memiliki banyak pasangan seksual, merokok dan terinfeksi Human Immunodeficiency

Virus (HIV).3

Pada Kabupaten Karawang, kasus kanker leher rahim yang ditemukan pada tahun

2011 sebanyak 0,3 % dari seluruh wanita usia subur dan kasus kanker payudara sebanyak

0,6 % dari seluruh wanita usia subur. Program pencegahan kanker leher rahim dan kanker

payudara di Kabupaten Karawang yang telah berlangsung dari tahun 2007 telah mampu

menapiskan sebesar 20,6% dari seluruh wanita usia subur dan dengan target sebesar 85

%. Untuk wilayah kerja Puskesmas Cilamaya, kecamatan Cilamaya Wetan sendiri pada

tahun 2014, dari data Dinas Kesehatan Karawang didapatkan jumlah perempuan berusia

diantara 30 hingga 50 sebanyak 7.554 orang dengan target penapisan sebanyak 6.421

orang untuk periode 5 tahun. Cakupan program kanker leher rahim dan payudara untuk

wilayah Puskesmas Cilamaya, kecamatan Cilamaya Wetan sebesar 41,22 % pada periode

Januari sampai dengan Desember 2014 dengan target penapisan kanker leher rahim dan

payudara sebesar 85 %.5

Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu dilakukan evaluasi untuk menilai

penyebab dan penyelesaian masalah program pencegahan kanker leher rahim dan kanker

payudara di Puskesmas Kecamatan Cilamaya, Kabupaten Karawang periode Juli 2014

sampai dengan Juni 2015.

2

Page 3: Evprog Iva Cimalaya Derry Setiwan

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan

masalahnya sebagai berikut :

1.2.1 Masih tingginya angka kesakitan dan kematian yang disebabkan oleh penyakit

kanker yaitu sebesar 13% dari seluruh penyebab kematian di dunia menurut WHO

2012.

1.2.2 Masih tingginya angka kesakitan dan kematian akibat kanker leher rahim dan

kanker payudara di dunia. Menurut data yang diterima WHO setiap tahun

ditemukan lebih dari 500.000 kasus baru kanker leher rahim dan lebih dari

270.000 wanita meninggal akibat kanker leher rahim.

1.2.3 Tingginya angka kesakitan kanker payudara di Indonesia yaitu sekitar 40 per

100.000 perempuan dan angka kesakitan kanker leher rahimsebesar 17 per

100.000 perempuan dengan angka kematian akibat kanker payudara sebesar

19.750 orang (21,5%) dan kanker leher rahim sebesar 9.495(10,3%) menurut data

IARC tahun 2012.

1.2.4 Berdasarkan data dari Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) Indonesia 2010

diketahui bahwa kasus rawat inap kanker payudara sebesar 12.014 kasus

(28,74%), kanker leher rahim 5.349 kasus (12,8%).

1.3 Tujuan

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan pada program pencegahan kanker leher

rahim dan kanker payudara d i Puskesmas Cilamaya Kecamatan Cilamaya Wetan,

Kabupaten Karawang, periode Juli 2014 sampai dengan Juni 2015.

1.3.2. Tujuan Khusus

a) Diketahuinya cakupan konseling perempuan berusia 30-50 tahun di

Puskesmas Cilamaya Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang

periode Juli 2014 sampai dengan Juni 2015.

b) Diketahuinya cakupan penyuluhan kelompok perempuan berusia 30-50 tahun

di Puskesmas Cilamaya Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang

periode Juli 2014 sampai dengan Juni 2015.

c) Diketahuinya cakupan penapisan kanker leher rahim pada perempuan berusia

30-50 tahun di Puskesmas Kecamatan Cilamaya, Kabupaten Karawang

periode Juli 2014 sampai dengan Juni 2015.

3

Page 4: Evprog Iva Cimalaya Derry Setiwan

d) Diketahuinya cakupan perempuan yang dilakukan krioterapi pada penapisan

kanker leher rahim dengan IVA positif di Puskesmas Cilamaya Kecamatan

Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang periode Juli 2014 sampai dengan Juni

2015.

e) Diketahuinya cakupan perempuan dengan hasil positif dari tes Inspeksi Visual

dengan Asam Asetat (IVA) pada penapisan kanker leher rahim di Puskesmas

Cilamaya Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang periode Juli

2014 sampai dengan Juni 2015.

f) Diketahuinya cakupan pelayanan rujukan pada penapisan kanker leher rahim

di Puskesmas Cilamaya Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang

periode Juli 2014 sampai dengan Juni 2015.

g) Diketahuinya cakupan penapisan kanker payudara pada perempuan berusia

30-50 tahun di Puskesmas Cilamaya Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten

Karawang periode Juli 2014 sampai dengan Juni 2015.

h) Diketahuinya cakupan pelayanan rujukan pada penapisan kanker payudara di

Puskesmas Cilamaya Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang

periode Juli 2014 sampai dengan Juni 2015.

1.4 Manfaat

1.4.1. Bagi Evaluator

a) Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh saat kuliah.

b) Mempunyai pengalaman dan pengetahuan tentang evaluasi program penapisan

kanker leher rahim dan kanker payudara di Puskesmas dalam lingkup wilayah

kerjanya.

c) Mengetahui kendala yang dihadapi dalam mengambil langkah-langkah yang

harus dilakukan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan antara lain

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan.

d) Melatih serta mempersiapkan diri dalam mengatur program, khususnya

Program Kesehatan.

1.4.2. Bagi Perguruan Tinggi

a) Mengamalkan Tri Darma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan, pengabdian

kepada masyarakat, dan penelitian.

b) Sebagai masukan untuk bahan dalam melaksanakan penyuluhan dalam bidang

kesehatan.

4

Page 5: Evprog Iva Cimalaya Derry Setiwan

c) Mewujudkan kampus sebagai masyarakat ilmiah dalam peran sertanya di

bidang kesehatan.

d) Mengenalkan Fakultas Kedokteran UKRIDA kepada masyarakat

1.4.3. Bagi Puskesmas

a) Dengan adanya masukan-masukan berupa hasil evaluasi dan beberapa saran-

saran maka diharapkan dapat menjadi umpan balik positif bagi Puskesmas

Kecamatan Cilamaya, dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas program

pencegahan kanker leher rahim dan kanker payudara sehingga Puskesmas

dapat mengetahui besarnya permasalahan khususnya mengenai kanker

payudara dan kanker leher rahim di wilayah kerja Puskesmas serta faktor

resiko yang ditemukan sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan yang

tepat.

1.4.4. Bagi Masyarakat

a) Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat kanker leher rahim dan

kanker payudara dengan cara pencegahan dan perlakuan yang tepat pada

masyarakat yang membutuhkan sebagai upaya menghentikan penyakit pada

tahap permulaan.

1.5 Sasaran

Semua perempuan berusia 30-50 tahun yang ada di Puskesmas Cilamaya Kecamatan

Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang, periode Juli 2014 sampai dengan Juni 2015.

5

Page 6: Evprog Iva Cimalaya Derry Setiwan

Bab II

Materi dan Metode

2.1. Materi

Materi yang dievaluasi dalam program ini didapatkan dari laporan hasil kegiatan

program deteksi dini kanker leher rahim dan payudara periode Juli 2014 sampai dengan

Juni 2015 di puskesmas Cilamaya, kecamatan Cilamaya Wetan, kabupaten Karawang,

yang berisi kegiatan antara lain:

1. Konseling

2. Penyuluhan kelompok

3. Penapisan kanker leher rahim

4. Penapisan dengan hasil IVA positif pada penapisan kanker leher rahim

5. Pena nganan dengan krioterapi pada penapisan kanker leher rahim dengan IVA positif

6. Penapisan kanker payudara

7. Pelayanan rujukan pada penapisan kanker payudara

2.2. Metode

Metoda yang digunakan pada kegiatan evaluasi program ini adalah dengan melakukan

pengumpulan data, analisis data dan pengolahan data yang ada pada program deteksi dini

kanker leher rahim dan kanker payudara dengan cara membandingkan cakupan program

deteksi dini kanker leher rahim dan payudara di Puskesmas Cilamaya periode Juli 2014

sampai dengan Juni 2015 terhadap tolok ukur yang telah ditetapkan dan menemukan

penyebab masalah dengan menggunakan pendekatan sistem kemudian dibuat usulan dan

saran sehingga dapat digunakan untuk menjawab permasalahan pelaksanaan program yang

terjadi, baik pada awal, di tengah maupun di akhir program.

6

Page 7: Evprog Iva Cimalaya Derry Setiwan

Bab III

Kerangka Teoritis

3.1 Kerangka Teoritis

Gambar 3.1. Unsur-Unsur dalam Sistem

Gambar di atas menerangkan sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang

saling dihubungkan dengan suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai satu

kesatuan organisasi dalam upaya menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan. Bagian

atau elemen tersebut dapat dikelompokkan dalam lima unsur, yaitu :

1) Masukan (input) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem

dan dibutuhkan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut, terdiri dari tenaga (man),

dana (money), sarana (material), metode (method), mesin atau alat yang digunakan

(machine), jangka alokasi waktu (minute), lokasi masyarakat (market), dan

informasi (information).

2) Proses (process) adalah kumpulan bagian atau elemen yang ada di dalam sistem

dan berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang dir encanakan.

Terdiri dari unsur perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),

pelaksanaan (actuating), dan pemantauan (controlling).

3) Keluaran (output) adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari

berlangsungnya proses dalam sistem.

4) Lingkungan (environment) adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh

sistem tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem, terdiri dari lingkungan

fisik dan non fis ik.

7

Page 8: Evprog Iva Cimalaya Derry Setiwan

5) Umpan balik (feed back) adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan

keluaran dari sistem dan sekaligus sebagai masukan dari sistem tersebut, berupa

pencatatan dan pelaporan yang lengkap, monitoring, dan rapat bulanan.

6) Dampak (impact) adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran dari suatu sistem.

3.2 Tolok Ukur

Tolok ukur terdiri dari variabel masukan, proses, keluaran. Digunakan sebagai

pembanding atau cakupan minimal yang harus dicapai dalam program deteksi dini kanker

leher rahim dan kanker payudara.

8

Page 9: Evprog Iva Cimalaya Derry Setiwan

Bab IV

Penyajian Data

4.1. Sumber Data

Sumber data menggunakan data sekunder dari :

a. Data Demografi Puskesmas Kecamatan Cilamaya tahun 2014

b. Catatan hasil kegiatan bulanan penapisan kanker leher rahim dan kanker payudara

di Puskesmas Cilamaya Juli tahun 2014 sampai Juni 2015.

4.2. Data Umum

4.2.1 Data Wilayah Geografi

1) Lokasi Puskesmas

1. Lokasi dan Batas-batas wilayah Puskesmas :

a. Lokasi : Gedung Puskesmas Cilamaya terletak di Jl. Pasar Cilamaya,

Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang Barat

b. Batas wilayah kerja Puskesmas Cilamaya

Sebelah Utara : berbatasan dengan Laut Jawa

Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kecamatan Banyusari

Sebelah Barat : berbatasan dengan Kecamatan Cilamaya Kulon

Sebelah Timur : berbatasan dengan Kabupaten Subang

2. Wilayah Administrasi

Luas wilayah kerja Puskesmas Cilamaya adalah 35.256 Ha, terdiri dari 33

Dusun, 73 RW, 155 RT yang mencakup 7 desa yaitu:

Desa Cikarang

Desa Cikalong

Desa Tegalsari

Desa Tegalwaru

Desa Mekarmaya

Desa Cilamaya

Desa Muara

4.2.2 Data Demografis: (Lampiran II)

9

Page 10: Evprog Iva Cimalaya Derry Setiwan

4.2.2.1 Topografi

Sebagian besar merupakan dataran rendah dan bersifat agraris seluas 35.256 Ha

yang semuanya terdiri d ari tanah datar yang terbagi menjadi tanah sawah seluas

16.766 Ha, tanah kering 9.654 Ha dan empang atau tambak seluas 8.836 Ha.

4.2.2.2 Geologi

Wilayah kerja UPTD Puskesmas Cilamaya, Kabupaten Karawang berada pada

dataran rendah yang sesuai untuk pertanian dan berdekatan dengan laut.

4.2.2.3 Iklim

Sesuai dengan bentuk morfologinya, Cilamaya merupakan dataran rendah dengan

temperatur udara rata-rata 32-36 ºC.

4.2.2.4 Hidrografi

Cilamaya mempunyai banyak aliran sungai yang mengarah ke muara dan

langsung berhubungan dengan laut Jawa.

4.2.2.5 Demografi

Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Cilamaya tahun

2014 berdasarkan data PKP adalah 52.004 jiwa, yang terdiri dari :

Jumlah penduduk laki-laki : 26.742 orang

Jumlah penduduk perempuan : 25.262 orang

Jumlah r umah tangga : 16.734 rumah tangga

Jumlah bayi dan balita : 5.002 anak

Jumlah desa yang termasuk dalam wilayah kerja Puskesmas Kecamatan

Cilamaya adalah 7 desa dengan luas wilayah 35.256 Ha, maka berarti rata-

rata kepadatan penduduk Kecamatan Cilamaya adalah 1.48 Jiwa/ Ha.

Klasifikasi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di wilayah kerja

Puskesmas Cilamaya paling banyak adalah tamat SLTA yaitu sebesar 42,93 %

dan paling sedikit tamat Perguruan Tinggi yaitu 5,46 % .

Sebagian besar penduduk mempunyai mata pencaharian sebagai petani sebesar

60 % dan selebihnya antara lain adalah pedagang dan buruh.

Sebagian besar penduduk beragama Islam.

4.2.2.6 Jenis Sarana Kesehatan

10

Page 11: Evprog Iva Cimalaya Derry Setiwan

Jenis sarana kesehatan yang tersedia di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan

Cilamaya, antara lain:

a. Puskesmas UPTD : 1 buah

b. Puskesmas pembantu : 1 buah

c. Puskesmas keliling : 1 buah

d. Posyandu : 43 buah

e. Praktek perorangan

Dokter umum : 3 Orang

Dokter gigi : 1 Orang

Bidan : 22 Orang

Perawat : 8 Orang

Perawat Gigi : 1 Orang

Juru immunisasi : 1 Orang

Petugas Gizi : 1 Orang

Petugas Laboratorium : 1 Orang

Petugas Penyuluh : 1 Orang

P etugas Farmasi : 1 Orang

Pelaksana Umum : 7 Orang

Pengemudi : 1 Orang

Petugas Kebersihan : 2 Orang

Petugas Keamanan : 2 Orang

f. Fasilitas Kesehatan

Puskesmas : 1 Buah.

Pustu : 1 Buah.

Posyandu : 43 Buah.

Balai Pengobatan Swasta : 10 Buah

Bidan Praktek : 21 Orang

Dokter Praktek Swasta : 4 Orang

Polindes : 1 Orang

Klinik Swasta : 6 Buah

4.3. Data Khusus

4.3.1 Masukan

11

Page 12: Evprog Iva Cimalaya Derry Setiwan

4.3.1.1 Tenaga

Dok ter Umum : 1 orang

Koordinator : 1 orang bidan terlatih

Bidan Puskesmas : 2 orang bidan terlatih

4.3.1.2 Dana

APBD : Cukup

4.3.1.3 Sarana

Medis :

i. Tes IVA

Meja peralatan (trolley) : 1 buah

Wadah peralatan dengan tutup : 3 buah

Meja pemeriksaan : 1 buah

Lampu sorot sumber cahaya : 2 buah (1 dalam kondisi

rusak)

Senter (bila listrik mati) : Tidak ada

Baterai kering untuk senter : Tidak ada

Bivalved spekulum :20 (5 buah ukuran kecil,

12 buah sedang, dan 3 buah besar)

Kain perlak untuk meja ginekologi : Tidak ada

Kain penutup perut pasien : 1 buah

Kursi pemeriksa : 1 buah

Gallipots antikarat : 2 buah

Kapas lidi kassa : Jumlah cukup

Sarung tangan disposable : Jumlah cukup

Spatula kayu : Jumlah cukup

Asam asetat 3-5% : Jumlah cukup

Masker : Jumlah cukup

Atlas IVA : 0 buah (hilang)

ii. Krioterapi

Unit Krioterapi :1 buah (Rusak sejak 2012

sedang dalam perbaikan).

12

Page 13: Evprog Iva Cimalaya Derry Setiwan

Krioterapi tip : 0 buah (Hilang)

Karet penahan untuk krio unit : 1 per unit

Tabung CO2 : 2 buah

Kereta dorong untuk tabung CO2 : 1 buah

Pengatur waktu/Timer : 1 buah

iii. Pencegahan Infeksi

Ember plastik dekontaminasi : 2 buah

Larutan klorin 0,5% : Jumlah cukup

Kondom : Jumlah cukup

Sabun bubuk : Jumlah cukup

Sikat gigi (untuk cuci alat) : 1 buah

Sarung tangan rumah tangga : 2 pasang

Tempat sampah plastik : Ada

Kantung plastik : Jumlah cukup

iv. Antibiotik untuk IMS : Jumlah cukup

Non-Medis :

Tinta stempel : 1 buah

Leaflet : 0 buah (Habis)

Poster : 4 buah

Catatan Medik Pemeriksaan

PAnggul/ IVA dan Payudara : Ada

Stempel untuk persetujuan ibu

di kartu status ibu : Ada

Buku acuan Pencegahan

Kanker Leher Rahim dan

Kanker Payudara : Ada

4.3.1.4 Metode

1. Konseling dan Penyuluhan Kelompok

13

Page 14: Evprog Iva Cimalaya Derry Setiwan

Pemahaman yang jelas tentang kanker leher rahim dan kanker payudara

merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan program pencegahan

kanker leher rahim dan payudara.

Pada anamnesis perorangan dicari faktor resiko baik kanker leher rahim atau

payudara yang tercantum dalam status pemeriksaan seperti:

a. Sebelum tindakan IVA

Sebelum menjalani tes IVA, pasien dianamnesis, edukasi konseling dan

penyuluhan perorangan ataupun kelompok. Hal yang perlu diketahui

antara lain:

Menstruasi < 12 tahun

Usia pertama berhubungan seksual <17 tahun

Sering keputihan

Merokok

Terpapar asap rokok >1 jam sehari

Kurang konsumsi buah dan sayur

Sering konsumsi makanan berlemak dan berpengawet

Kurang aktifitas fisik (30 menit/hari)

Riwayat operasi kandungan

Menopause >50 tahun

Kehamilan pertama >35 tahun

Pernah atau tidak menyusui

Pernah atau tidak melahirkan

Pernah pap smear

Riwayat keluarga kanker dan jenis kanker

KB hormonal ( pil >5 tahun atau suntik >5 tahun )

Riwayat tumor jinak payudara

b. Setelah tindakan IVA

Jika hasil tes IVA negatif, beritahu ibu untuk datang menjalani

tes kembali 5 tahun kemudian dan ingatkan ibu tentang faktor-

faktor resiko.

Jika hasil tes IVA positif, jelaskan artinya dan pentingnya

pengobatan dan tindak lanjut dan didiskusikan langkah-langkah

selanjutnya yang dianjurkan.

14

Page 15: Evprog Iva Cimalaya Derry Setiwan

Jika telah siap menjalani krioterapi, beritahukan tindakan yang

akan dilakukan lebih baik pada hari yang sama atau hari lain bila

pasien inginkan.

Jika tidak perlu merujuk, isi kertas kerja dan jadwal pertamuan

yang perlu.

Pada semua kasus, khususnya jika pengobatan diberikan segera,

konseling harus selengkap mungkin untuk memastikan agar ibu

dapat membuat keputusan berdasarkan informasi yang

didapatkan (informed consent).

Pada sesi penyuluhan kelompok yang diadakan pada kelompok masyarakat

dibahas beberapa topik dengan tujuan memberikan informasi tentang

kanker leher rahim dan kanker payudara, yaitu :

Menghilangkan kesalahpahaman konsep dan rumor tentang IVA

dan krioterapi.

Sifat dari kanker leher rahim atau payudara sebagai sebuah penyakit

Faktor- faktor resiko terkena penyakit tersebut

Pentingnya penapisan dan pengobatan dini

Konsekuensi bila tidak menjalani penapisan

Mengkaji pilihan pengobatan bila hasil test IVA abnormal

Peran pasangan pria dalam penapisan dan keputusan menjalani

pengobatan

Pentingnya pendekatan kunjungan tunggal sehingga ibu siap

menjalani krioterapi pada hari yang sama jika mereka mendapat

hasil IVA abnormal

Arti test IVA positif atau negatif

Pentingnya membersihkan daerah genital/kemaluan sebelum

menjalani test IVA

2. Penapisan Kanker Leher Rahim

Upaya pemeriksaan atau tes sederhana dan mudah dilaksanakan pada populasi

masyarakat yang sehat yang bertujuan untuk mengetahui masyarakat yang

sakit atau berisiko terkena penyakit di antara masyarakat yang sehat.

15

Page 16: Evprog Iva Cimalaya Derry Setiwan

Dilakukan Inspeksi Visual dengan aplikasi Asam Asetat (IVA) untuk

pemeriksaan lesi prakanker leher rahim. Tindakan yang dilakukan sesuai

prosedur legeartis (tepat dan etis).

Hasil daripada pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat dibagikan

mengikut kategori klasifikasi IVA seperti tabel dibawah :

Tabel 4.1. Klasifikasi IVA menurut kriteria klinis

Klasifikasi IVA Kriteria Klinis

Tes Negatif Halus, berwarna merah muda, seragam, tidak berfitur,

ektropion, cervicitis, ovula Nabothian dan lesi acetowhite tidak

singnifikant

Tes Positif Bercak putih (acetowhite epithelium sangat jelas terlihat)

dengan batas yang tegas dan meninggi, tidak mengkilap yang

terhubung atau meluas dari SSK (squamocolumnar junction)

Dicurigai

kanker

Pertumbuhan massa seperti kembang kol yang mudah berdarah

atau luka bernanah/ ulcer

3. Penanganan Dengan Krioterapi Pada Penapisan Kanker Leher Rahim

Perempuan yang mendapat hasil tes IVA positif termasuk perempuan dengan

usia kehamilan kurang dari 20 minggu boleh mendapatkan pengobatan

krioterapi. Krioterapi adalah proses pembekuan leher rahim baik menggunakan

CO2 terkompresi atau NO2 sebagai pendingin (pendinginan terus-menerus

selama tiga menit untuk membekukan, diikuti pencairan selama lima menit

kemudian tiga menit pembekuan kembali). Tindakan ini sesuai prosedur

legeartis.

Tabel 4.2. Klasifikasi lesi yang dapat dilakuka n krioterapi di Puskesmas1

16

Page 17: Evprog Iva Cimalaya Derry Setiwan

Lesi yang dapat dilakukan krioterapi di

puskesmas dan unit pelayanannya dan RS

yang mempunyai pelayanan ginekologi

Krioterapi yang tidak dapat dilakukan oleh

tenaga dokter umum/bidan di puskesmas

1. Lesi acetowhite yang menutupi

serviks kurang dari 75% (jika lebih

dari 75% serviks tertutup harus

dilakukan oleh seorang ginekolog)

2. Tidak lebih dari 2 mm di luar daerah

kriotip (dari diameter prob krioterapi)

3. Lesi tidak meluas sampai dinding

vagina atau kanal serviks diluar

jangkauan krioprob

4. Tidak dicurigai kanker.

1. Lesi acetowhite yang menutupi

serviks lebih dari 75% permukaan

leher rahim.

2. Lesi acetowhite meluas sampai ke

dinding vagina atau lebih dari 2 mm di

luar kriotip.

3. Pasien menginginkan pengobatan lain

selain dari krioterapi atau meminta tes

diagnosa lebih lanjut.

4. Dicurigai kanker

5. Pada pemeriksaan bimanual, dicurigai

adanya massa ovarium (ovarium

mass)

4. Pelayanan Rujukan Pada Penapisan Kanker Leher Rahim

Pelayanan rujukan pada penapisan kanker leher rahim dilakukan sesuai temuan

IVA seperti tabel dibawah ini:

Tabel 4.3. Pelayanan rujukan penapisan kanker leher rahim sesuai dengan temuan

IVA

Temuan IVA Tindakan Rujukan

Perempuan yang dicurigai

menderita Kanker Leher Rahim

Segera rujuk ke fasilitas yang dapat

memberikan pengobatan kanker invasif secara

memadai.

Perempuan dengan hasil tes

positif dengan lesi menutup lebih

dari 75% serviks, meluas ke

dinding vagina atau meluas 2 mm

lebih dalam daripada probe

Rujuk untuk asestmen dan pengobatan di

fasilitas terdekat yang menawarkan LEEP atau

biopsi konus. Jika perjalanan ke fasilitas lain

tidak mungkin atau tidak dapat dilakukan, beri

konseling tentang kemungkinan persistensi lesi

17

Page 18: Evprog Iva Cimalaya Derry Setiwan

krioterapi termasuk ujung dari

probe.

setelah 12 bulan dan perlunya pengobatan.

Perempuan dengan hasil tes posi

tif yang memenuhi kriteria untuk

mendapat pengobatan segera

tetapi ingin penggobatan selain

krioterapi

Beri konseling tentang keunggulan dan

kekurangan dari semua cara pengobatan. Rujuk

ke fasilitas terdekat yang melayani pengobatan

sesuai pilihan si ibu/perempuan.

Perempuan dengan hasil tes

positif yang menginginkan tes

(atau diagnosa) lebih lanjut yang

tidak tersedia di fasilitas

(Puskesmas).

Rujuk ke fasilitas terdekat yang melayani

kolposkopi dan biopsi.

Perempuan dengan hasil tes

positif yang menolak menjalani

pengobatan

Beri konseling tentang kemungkinan

berkembangnya penyakit dan prognosisnya.

Anjurkan untuk berkunjung kembali setelah

satu tahun untuk menjalani tes IVA kembali

untuk menilai status penyakitnya.

5. Penapisan Kanker Payudara

Skrining kanker payudara (Clinical Breast Examination) dan edukasi

masyarakat tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI). Pemeriksaan

yang dilakukan sesuai prosedur legeartis

6. Pelayanan Rujukan Pada Penapisan Kanker Payudara

Rujukan dilakukan pada setiap kasus yang ditemukan benjolan atau dicurigai

keganasan.

7. Pencatatan dan pelaporan

Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) dilakukan

setiap bulannya.

4.3.2 Proses

4.3.1 Perencanaan

18

Page 19: Evprog Iva Cimalaya Derry Setiwan

Tidak ada perencanaan kegiatan secara tertulis yang lengkap mengenai

program deteksi dini kanker leher rahim dan payudara, dari hasil wawancara

dengan pelaksana program, didapatkana hasil perencanaan program deteksi

dini kanker leher rahim dan kanker payudara adalah sebagai berikut:

a. Penyuluhan Kelompok

Dilakukan berkelompok satu bulan sekali di satu desa yang dipilih oleh

penanggung jawab pelaksana IVA. Penyuluhan dilakukan oleh bidan desa

dan petugas dari puskesmas.

b. Konseling

Dilakukan pada hari Senin dan Jumat oleh bidan di Puskesmas dengan

memberikan sesi konseling perorangan dengan cara anamnesis, inform

consent, dan mengedukasi pasien yang datang ke ruang IVA di puskesmas,

setelah pasien setuju barulah dilaksanakan penapisan kanker leher rahim.

c. Penapisan kanker leher rahim

Dilakukan hari Senin dan Jumat oleh bidan di Puskesmas kepada pasien

yang datang keruang IVA dan di tempat praktek bidan desa secara

berkelompok kepada seluruh masyarakat yang telah disosialisasikan oleh

kader, penapisan berkelompok ini diadakan satu kali tiap bulannya di satu

desa yang telah dipilih oleh penanggung jawab pelayanan IVA. Baik hasil

IVA positif atau negatif, pasien dilanjutkan dengan kegiatan penapisan

kanker payudara. Pada hasil IVA positif, pasien diedukasi, kemudian dibuat

rencana penanganan dengan krioterapi jika pasien setuju.

d. Penanganan dengan krioterapi pada penapisan kanker leher rahim

Penanganan dengan krioterapi pada penemuan lesi pra-kanker atau IVA

positif sedang tidak dapat dilaksanakan karena kerusakan pada mesin alat

krio sejak tiga tahun yang lalu. Setelah kerusakan mesin tersebut,

penanganan pada pasien yang memerlukan krioterapi dirujuk ke fasilitas

medis terdekat lain yang menyediakan layanan krioterapi.

e. Penapisan kanker payudara

Dilakukan hari Senin dan Jumat oleh bidan di Puskesmas kepada pasien

yang datang ke ruang IVA di puskesmas dan di tempat praktek bidan desa

secara berkelompok satu bulan satu kali di satu desa yang dipilih oleh

penanggung jawab pelayanan IVA. Bila hasil pemeriksaan ditemukan

benjolan pasien diedukasi kemudian dirujuk kefasilitas kesehatan terdekat.

19

Page 20: Evprog Iva Cimalaya Derry Setiwan

f. Pelayanan Rujukan

Dilakukan setiap hari Senin dan Jumat oleh dokter maupun bidan di

Puskesmas berupa rujukan bagi pasien dengan hasil pemeriksaan IVA

positif, pasien meminta terapi lain atau tes diagnosa lain, pada pasien

dengan kondisi ginekologis lain, atau pasien yang dicurigai keganasan,

yang tidak dapat dilakukan terapi di puskesmas.

g. Pencatatan dan Pelaporan

Setiap akhir bulan oleh bidan di Puskesmas, berupa kegiatan pencatatan

hasil kegiatan program penapisan kanker rahim dan payudara di Puskesmas

setempat dan dilaporkan setiap bulan.

Gambar 4.1. Alur Pelaksanaan Kegiatan Program Deteksi Dini Kanker

Leher Rahim dan Kanker Payudara.

4.3.2 Pengorganisasian

20

(-) Periksa ulang 5 tahun

kemudian

(+)

(+)

Kepala Puskesmas

dr. Azis Gopur

Konseling

Konseling

Penyuluhan Kelompok

Penapisan Kanker Leher Rahim

dengan Pemeriksaan IVA

Penapisan Kanker Payudara dengan

Pemeriksaan Clinical Breast Examintation

Dirujuk

Penanganan dengan

krioterapi

Kontrol

Pelaksanaan Luar Gedung Puskesmas

Pelaksanaan Dalam Gedung Puskesmas

Page 21: Evprog Iva Cimalaya Derry Setiwan

Gambar 4.2. Struktur Organisasi Program Inspeksi Visual dengan Asam Asetat

(IVA)

Puskesmas Cilamaya, Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang

Struktur organisasi yang dibuat oleh puskesmas masih kurang optimal, pada

struktur organisasi terlihat seolah-olah yang bekerja hanya bidan pelaksana, hal in

dikarenakan pada struktur organisasi ini tidak dicantumkan secara jelas pembagian

tugas dan wewenang pelaksanaan Program IVA. Dalam struktur ini tidak ditemukan

pembagian yang jelas antara siapa yang akan melakukan konseling dan penyuluhan

kelompok, siapa yang akan melakukan penapisan kanker leher rahim, siapa yang akan

melakukan krioterapi, siapa yang akan melakukan penapisan kanker payudara dan

program rujukan IVA positif serta yang dicurigai kanker payudara. Kekurangan dari

pembuatan struktur ini akan berdampak pada hasil cakupan program penapisan kanker

leher rahim dan kanker payudara.

21

Penanggung jawab

Pelaksana Pelayanan IVA

Bd. Hj.Enok,AMKeb

Koordinator IVA

Bd. Reni,AMKeb

Bidan – Bidan Desa

Pelaksana

Bd. Nina, AMKeb

Page 22: Evprog Iva Cimalaya Derry Setiwan

4.3.3 Pelaksanaan

a. Penyuluhan kelompok

Dilakukan penyuluhan berkelompok setiap satu bulan sekali di satu desa

yang dipilih oleh bidan penanggung jawab pelayanan IVA. Penyuluhan

dilakukan oleh bidan. Tidak terdapat pencatatan pada setiap kegiatan

penyuluhan kelompok.

b. Konseling

Dilakukan kepada semua pasien yang datang ke ruang IVA, pada hari senin

dan jumat di Puskesmas oleh bidan. Pasien dianamnesis, dilakukan

informed consent, dan diedukasi bila pasien setuju dilanjutkan ke penapisan

kanker leher rahim. Terdapat pencatatan kepada semua pasien yang di

konseling, terdapat juga formulir konseling dan persetujuan untuk tindakan

pada pasien.

c. Penapisan kanker leher rahim

Dilakukan pada hari senin dan jumat di Puskesmas kepada pasien yang

telah diberi penyuluhan perorangan oleh bidan dan dilakukan satu bulan

sekali di satu desa yang dipilih oleh penanggung jawab pelaksana IVA.

Baik kegiatan penapisan secara berkelompok maupun perorangan,

pencatatannya dijadikan satu, tetapi sayangnya tidak ada data kohort pada

setiap pasiennya sehingga memungkinkan untuk pasien yang sama kembali

menjalani penapisan sebelum waktu 5 tahun.

d. Penanganan dengan krioterapi pada penapisan kanker leher rahim

Tindakan ini sudah tidak dapat dilakukan sejak alat krio rusak dan sedang

dilakukan perbaikan oleh dinas kesehatan karawang. Setiap pasien yang

menjalani pemeriksaan IVA dengan hasil yang membutuhkan tatalaksana

krioterapi dirujuk ke Puskesmas Kecamata Sukatani atau fasilitas kesehatan

terdekat yang mempunyai krioterapi.

e. Penapisan kanker payudara

Dilakukan hari senin dan jumat oleh bidan di Puskesmas kepada semua

pasien yang datang ke ruang iva di puskesmas. Kegiatan penapisan kanker

payudara dilakukan seusai penapisan kanker leher rahim. Kegiatan ini juga

dilakukan satu bulan sekali secara berkelompok di satu desa yang dipilih

oleh penanggung jawab pelaksana IVA. Baik kegiatan penapisan secara

berkelompok maupun perorangan, pencatatan dijadikan satu.

22

Page 23: Evprog Iva Cimalaya Derry Setiwan

f. Pelayanan rujukan

Dilakukan pada hari senin sampai jumat di Puskesmas oleh dokter atau

bidan. Rujukan diarahkan ke RSUD Kabupaten Karawang atau rumah

sakit lain yang mampu mengelola pasien dengan efek samping maupun

komplikasi yang berat yang tidak dapat ditangani oleh tenaga medis di

Puskesmas. Terdapat pencatatan terhadap pasien-pasien yang dirujuk,

namun sayangnya tidak terdapat rujukan balik ke puskesmas untuk

mengikuti perkembangan pasien.

g. Pencatatan dan Pelaporan

Berupa kegiatan pencatatan hasil setiap kegiatan program penapisan kanker

rahim dan payudara di puskesmas setempat yang dilaksanakan harian dan

dilaporkan setiap bulan kepada Kepala Puskesmas.

4.3.4 Pengawasan

Pencatatan dan pelaporan : Bulanan

Rapat : Bulanan

4.3.5 Keluaran

A. Cakupan Konseling

Perkiraan target sasaran

Data dari dinas kesehatan Karawang tahun 2014 & 2015, jumlah wanita

usia subur di Puskesmas Kecamatan Cilamaya= 7.554 orang perempuan.

Target penapisan 5 tahun = 85% x 7.554

= 6.421 orang perempuan

Target yang akan ditapis tiap tahun = 6.421

5

= 1.284 orang perempuan

Target yang akan ditapis tiap bulan = 1.284

12

23

Page 24: Evprog Iva Cimalaya Derry Setiwan

= 107 orang perempuan

Persentase konseling

= Jumlah penapisan kanker leher rahim dan payudara X 100%

Jumlah perempuan yang mendapat konseling

= 563 X 100%

563

= 100 %

B. Cakupan Penyuluhan Kelompok

Tidak terdapat data tertulis pelaksanaan penyuluhan kelompok.

C. Cakupan Penapisan Kanker Leher Rahim

Tabel 3. Jumlah Penapisan Kanker Leher Rahim Puskesmas Cilamaya periode Juli 2014 –

Juni 2015

Bulan

Inspeksi Visual dengan

Asam Asetat IVA (+) Krioterapi Rujukan Komplikasi

Juli 2014 4 0 0 1 0

Agustus 2014 21 0 0 1 0

September 2014 18 0 0 1 0

Oktober 2014 140 0 0 1 0

November 2014 26 0 0 1 0

Desember 2014 63 0 0 1 0

Januari 2015 25 0 0 1 0

Februari 2015 30 0 0 0 0

Maret 2015 39 0 0 0 0

April 2015 108 0 0 0 0

24

Page 25: Evprog Iva Cimalaya Derry Setiwan

Mei 2015 24 0 0 1 0

Juni 2015 65 0 0 1 0

Total 563 0 0 9 0

Persentase penapisan kanker leher rahim

= Pencapaian penapisan kanker leher rahim X 100%

Jumlah target penapisan kanker leher rahim per tahun

= 563 X 100%

1.284

= 43,8 %

D. Cakupan Penapisan dengan IVA positif

Persentasi penapisan dengan hasil IVA positif

= Penapisan dengan hasil IVA positif X 100%

Pencapaian penapisan kanker leher rahim

= 0 X 100%

563

= 0 %

E. Cakupan Penanganan dengan Krioterapi pada Penapisan Kanker Leher Rahim

Persentase penanganan dengan krioterapi

= Penanganan dengan krioterapi X 100%

Penapisan dengan hasil IVA positif

= 0 %

F. Cakupan Penapisan Kanker Payudara

Tabel 4. Jumlah Penapisan Kanker Payudara Puskesmas Cilamaya periode Juli 2014 – Juni

2015

25

Page 26: Evprog Iva Cimalaya Derry Setiwan

Bulan Clinical Breast Examination Benjolan (+) Curiga Ca

Juli 2014 4 4 1

Agustus 2014 21 4 1

September 2014 18 4 1

Oktober 2014 140 5 1

November 2014 26 6 1

Desember 2014 63 7 1

Januari 2015 25 0 1

Februari 2015 30 1 0

Maret 2015 39 0 1

April 2015 108 1 0

Mei 2015 24 1 0

Juni 2015 65 0 0

Total 563 33 8

Persentase Penapisan Kanker Payudara

= Pencapaian Penapisan Kanker Payudara x 100 %

Jumlah wanita usia subur

= 563 x 100 %

1284

= 43,84 %

G. Cakupan Pelayanan Rujukan pada Penapisan Kanker Payudara

Persentase Temuan Kasus Rujukan Kanker Payudara

= Temuan Kasus Rujukan pada Penapisan Kanker Payudara x 100%

26

Page 27: Evprog Iva Cimalaya Derry Setiwan

Hasil Benjolan Positif

= 41 x 100 %

41

= 100 %

4.3.6 Lingkungan

A. Fisik

Lokasi Puskesmas : Mudah dijangkau

Transportasi : Sarana transportasi terjangkau (seperti ojek dan

angkutan umum)

Fasi litas kesehatan lain : Ada dan dapat dijalin kerjasama yang baik

B. Non Fisik

Pendidikan :Mayoritas berpendidikan tamatan SLTA sebanyak

42,93 %

Sosial Ekonomi : Mayoritas bekerja sebagai petani sebanyak 60 %

Agama : Mayoritas beragama Islam

Dukungan suami : Mayoritas istri akan meminta persetujuan suami

4.3.7 Umpan Balik

Pencatatan dan pelaporan yang lengkap dan sesuai

dengan waktu yang ditentukan akan dapat

digunakan sebagai masukanAda

Rapat kerja yang membahas laporan kegiatan

setiap bulannya untuk mengevaluasi program yang

telah dijalankanAda

4.3.8 Dampak

A. Langsung

Menurunkan angka kesakitan kanker leher rahim Belum dapat dinilai

27

Page 28: Evprog Iva Cimalaya Derry Setiwan

dan kanker payudara

Menurunkan angka kematian akibat dari kanker

leher rahim dan kanker payudara

Belum dapat dinilai

Meningkatnya jumlah penapisan kanker leher

rahim dan kanker payudara

Belum dapat dinilai

B. Tidak Langsung

Meningkatkan angka harapan hidup Belum dapat dinilai

Bab V

28

Page 29: Evprog Iva Cimalaya Derry Setiwan

Pembahasan

Masalah Menurut Variabel Keluaran :

Tabel 5.1 Variabel keluaran yang menjadi masalah di Puskesmas Cilamaya Periode Juli 2014

sampai dengan Juni 2015

No Variabel Tolok Ukur Pencapaian Besaran

Masalah

1 Penyuluhan Kelompok 1 kali

/bulan/desa

Tidak ada

pencatatan dan

pelaporan

100%

2 Persentase penapisan kanker leher rahim 85% 43,84% 48,42%

3 Cakupan Temuan IVA positif 5-10% 0% 100%

4 Persentase penapisan kanker payudara 85% 43,84% 48,42%

5 Cakupan penanganan dengan krioterapi

pada penapisan kanker leher rahim

100% 0% 100%

Masalah Menurut Variabel Masukan:

Tabel 5.2 Variabel masukan yang menjadi masalah di Puskesmas Cilamaya periode Juli 2014

sampai dengan Juni 2015

No Variabel Tolak ukur Pencapaian Masalah

1.

2.

Tenaga :

Bidan (terlatih)

Sarana

IVA Test:

5 orang

Senter bila mati listrik

Bivalved Speculum

3 orang

0 buah

20 buah

0 buah

(+)

(+)

(+)

29

Page 30: Evprog Iva Cimalaya Derry Setiwan

Kain Perlak

Kain penutup perut

Atlas IVA

Unit Krioterapi

1 buah

0 buah

1 buah (rusak)

(+)

(+)

(+)

(+)

Masalah Menurut Variabel Proses :

Tabel 5.3 Variabel proses yang menjadi masalah di Puskesmas Cilamaya Periode Juli 2014

sampai dengan Juni 2015

No Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah

1 Perencanaan Terdapat perencanaan

secara tertulis yang

lengkap dan jelas.

Tidak terdapat perencanaan

secara tertulis yang lengkap

dan jelas. Hanya ada intruksi

secara lisan.

(+)

2 Pengorganisasian Terdapat struktur

organisasi yang jelas

pembagian tugasnya

Struktur organisasi kurang

optimal, tidak jelas

pembagian tugasnya, tidak

jelas siapa yang mengerjakan

penyuluhan, penapisan kanker

leher rahim, penapisan kanker

payudara, dan penanganan

krioterapi.

(+)

3 Pelaksanaan

Penyuluhan

Kelompok

Dilakukan satu kali tiap

satu bulan di tiap desa.

Tidak terdapat pencatatan

secar tertulis mengenai

kegiatan pennyuluhan

kelompok.

(+)

Penapisan

kanker leher

Dilakukan satu kali pada

semua pasien setiap 5

Tidak terdapat data kohort

pada setiap pasiennya,

(+)

30

Page 31: Evprog Iva Cimalaya Derry Setiwan

rahim tahun. sehingga memungkinkan

pasien menjalani penapisan

lebih dari satu kali dalam 5

tahun atau mungkin tidak

kembali melakukan penapisan

setelah lebih dari 5 tahun.

Penanganan

dengan

krioterapi pada

penapisan kanker

leher rahim yang

positif.

Single Visit Approach

harus dilakukan pada

setiap kasus dengan

IVA positif.

Belum dilaksanakannya

Single Visit Approach Karena

terjadinya kerusakan alat

krioterapi.

(+)

4 Pengawasan Setiap akhir bulan oleh

bidan di puskesmas,

berupa kegiatan

pencatatan hasil kegiatan

program pencegahan

kanker rahim dan

payudara di puskesmas

setempat dan dilaporkan

setiap bulan.

Setiap akhir bulan

dilaksanakan oleh bidan di

puskesmas tetapi hanya

laporan mengenai cakupa

penapisan kanker leher rahim

dan penapisan kanker

payudara saja, pencatatan

mengenai kegiatan

penyuluhan berkelompok

tidak ada.

(+)

Bab VI

31

Page 32: Evprog Iva Cimalaya Derry Setiwan

Perumusan Masalah

Masalah menurut keluaran (masalah sebenarnya) :

A. Cakupan penyuluhan kelompok dengan besaran masalahnya 100% karena tidak terdapat

pencatatan pada kegiatannya.

B. Cakupan penapisan kanker leher rahim besaran masalahnya 48,42 %.

C. Cakupan penemuan IVA positif dengan besaran masalah 100 %.

D. Cakupan penapisan kanker payudara besaran masalahnya 48,42 %.

E. Cakupan penanganan dengan krioterapi pada penapisan kanker leher rahim besaran

masalahnya 100 %.

Masalah lain (penyebab) :

1. Masukan tenaga bidan yang terlatih masih kurang.

2. Tidak terdapatnya perencanaan secara tertulis yang jelas, hanya terdapat instruksi

secara lisan.

3. Struktur organisasi yang kurang optimal, tidak jelasnya pembagian tugas pada masing-

masing kegiatannya.

4. Tidak terdapat data pelaporan tertulis mengenai pelaksanaan kegiatan penyuluhan

kelompok.

5. Tidak terdapatnya data kohort pada setiap pasiennya, sehingga memungkinkan

pasiennya menjalani penapisan lebih dari satu kali dalam 5 tahun.

6. Masih belum dijalankan Single Visit Approach karena ketidaktersediaan alat/kerusakan

alat krioterapi.

Bab VII

32

Page 33: Evprog Iva Cimalaya Derry Setiwan

Prioritas Masalah

Masalah menurut keluaran :

A. Cakupan penyuluhan kelompok masih kurang, karena belum ada data pelaporan tertulis

yang jelas.

B. Cakupan penapisan kanker leher rahim besaran masalahnya 48,42%.

C. Cakupan penemuan IVA positif dengan besaran masalah 100%.

D. Cakupan penapisan kanker payudara besaran masalahnya 48,42 %.

E. Cakupan penanganan dengan krioterapi pada penapisan kanker leher rahim besaran

masalahnya 100 %.

Prioritas Masalah :

No. Parameter Masalah

A B C D E

1 Besarnya masalah 5 5 5 5 5

2 Berat ringannya akibat yang ditimbulkan 2 5 5 5 5

3 Keuntungan social yang diperoleh 4 4 3 4 3

4 Teknologi yang tersedia 3 5 5 5 3

5 Sumber daya yang tersedia 4 5 5 5 2

Total 18 24 23 24 18

Keterangan derajat masalah :

5 = Sangat penting

4 = Penting

3 = Cukup penting

2 = Kurang penting

33

Page 34: Evprog Iva Cimalaya Derry Setiwan

1 = Sangat kurang penting

Yang menjadi prioritas masalah adalah :

Cakupan penapisan kanker leher rahim dan payudara besaran ma salahnya 48,42 %.

Cakupan penemuan IVA positif dengan besaran masalahnya 100 %.

Bab VIII

34

Page 35: Evprog Iva Cimalaya Derry Setiwan

Penyelesaian Masalah

Masalah

1. Cakupan penapisan kanker leher rahim dan payudara masih kurang (43,84 %) dari target

sebesar 85 %.

Penyebab :

Kurangnya optimalnya perencanaan mengenai pelaksanaan kegiatan penapisan

kanker leher rahim, seperti tidak adanya pendataan dan pemetaan mengenai

jumlah sasaran pada tiap desanya sehingga ketika pelaksanaan penapisan kanker

leher rahim berkelompok atau penyuluhan berkelompok tidak dapat dilakukan

secara efektif.

Kurangnya penyuluhan yang dilakukan di desa-desa untuk menarik perhatian

penduduk setempat untuk melakukan pemeriksaan, baik pemeriksaan kanker leher

rahim melalui test IVA dan pemeriksaan kanker payudara.

Penyelesaian :

Melakukan pendataan dan pemetaan kepada jumlah sasaran pada tiap desanya,

sehingga dapat dilakukan penyuluhan atau penapisan secara berkelompok di desa

yang terdapat banyak jumlah sasarannya.

Melakukan pendataan kohort pada setiap pasiennya, sehingga dapat dihindari

melakukan penapisan lebih dari 1 x dalam 5 tahun atau tidak melakukan

penapisan lagi setelah 5 tahun, sehingga dapat dilakukan penjemputan untuk

pelaksanaannya.

Melaksanakan kegiatan penyuluhan secara rutin untuk meningkatkan

pengetahuan masyarakat tentang pentingnya penapisan kanker leher rahim dan

payudara. Penyuluhan tidak hanya diperuntukan kepada kaum perempuan, tetapi

juga diperuntukan kepada kaum suami selaku pengambil keputusan untuk

meningkatkan pengetahuan tentang kanker leher rahim. Mungkin juga

penyuluhan diadakan dengan beberapa pihak seperti media massa, tokoh

masyarakat, tokoh agama, sponsor bakti sosial, PKK, atau dapat juga

mengundang para survivor kanker leher rahim yang bertahan hidup dan dilakukan

secara rutin.

35

Page 36: Evprog Iva Cimalaya Derry Setiwan

Pada setiap kegiatan lokakarya bulanan, hendaknya masing-masing programmer

mengutarakan masalah pada programnya beserta jalan keluarnya sehingga terjalin

koordinasi yang lebih baik terhadap sesama programmer, pada setiap kegiatan

mingguan desa atau kecamatan, hendaknya kepala puskesmas atau bidan desa

menghadiri dan melakukan peneyuluhan mengenai kanker leher rahim dan

payudara, serta meminta aparat-aparat desa untuk mencari warganya yang

memiliki resiko tinggi untuk dimotivasi melakukan penapisan.

2. Cakupan penemuan IVA positif dengan besaran masalah 100%

Penyebab :

Cakupan penapisan kanker payudara yang masih kurang.

Struktur organisasi yang tidak optimal, tidak dapat diketahui siapa yang

melaksanakan penapisan kanker leher rahim dan apakah pelaksana kompeten

atau tidak.

Penyelesaian :

Melakukan pembagian tugas yang jelas dan terarah sehingga dapat diketahui

siapa yang bertanggung jawab melaksanakan penapisan kanker leher rahim.

Melakukan kembali pelatihan atau pengulangan materi kepada pelaksana

penapisan kanker leher rahim sehingga interpretasi hasil penapisan dapat

dipertanggungjawabkan.

Bab IX

Kesimpulan dan Saran

36

Page 37: Evprog Iva Cimalaya Derry Setiwan

9.1. Kesimpulan

Dari hasil evaluasi program pencegahan kanker leher rahim dan payudara yang

dilakukan dengan cara pendekatan sistem di Puskesmas Kecamatan Cilamaya,

Kabupaten Karawang periode Januari - Desember 2014 didapatkan :

1. Cakupan konseling sebesar 100 %.

2. Cakupan penyuluhan kelompok sebesar 0%

3. Cakupan penapisan kanker leher rahim sebesar 43,84 %.

4. Cakupan penapisan kanker leher rahim dengan IVA positif yaitu 0 %.

5. Cakupan penanganan krioterapi pada penapisan kanker leher rahim

sebesar 0 %.

6. Cakupan pelayanan rujukan pada penapisan kanker leher rahim 100%.

7. Cakupan penapisan pencegahan kanker payudara sebesar 41,22 %.

Dipilih prioritas masalah, yaitu :

Cakupan penapisan kanker leher rahim dan kanker payudara masih kurang

(43,84 %) dari target sebesar 85%.

Persentase penanganan dengan krioterapi pada penapisan kanker leher rahim

(0 %) dari target sebesar 100%.

9.2. Saran

Apabila saran ini dapat dijalankan dengan benar, maka diharapkan kedua masalah ini

tidak akan kembali muncul di Puskesmas Kecamatan Cilamaya sebagai pokok masalah, yaitu

dengan :

Diharapkan kegiatan IVA dapat berjalan dari hari Senin-Jumat di Pukesmas

Cilamaya.

Melatih bidan desa yang mewakili masing-masing desa dan kader untuk

melakukan penyuluhan kelompok di setiap desa.

Pihak Puskesmas membuat usulan ke pihak Dinkes Karawang untuk pengadaan

alat krioterapi atau usulan perbaikan alat krioterapi.agar fasilitas krioterapi dapat

dijalankan kembali di Puskesmas.

Diharapkan agar pelaksana program melakukan pemetaan tertulis mengenai

sebaran wanita usia 30-50 tahun pada masing-masing desa sehingga memudahkan

37

Page 38: Evprog Iva Cimalaya Derry Setiwan

pelaksana program dapat memprioritaskan desa mana yang harus dilakukan

penyuluhan dan penapisan secara berkelompok.

Diharapkan agar bidan membuat data tertulis didalam sebuah buku mengenai

penyuluhan kelompok mengenai desa mana dilakukan penyuluhan, waktu

pelaksanaan, materi yang diberikan, hasil pelaksanaan sehingga kegiatan

penyuluhan dapat dinilai manfaatnya.

Mengadakan penyuluhan tidak hanya untuk kelompok perempuan, namun juga

dilakukan untuk kelompok pria untuk meningkatkan tingkat pengetahuan tentang

kanker leher rahim dan payudara sehingga diharapkan tanpa adanya larangan dan

dukungan dari pihak pria terhadap kegiatan pencegahan kanker leher rahim

Kegiatan penyuluhan dilakukan bekerja sama dengan pihak-pihak luar, seperti,

tokoh agama dan organisasi sosial lainnya sehingga dengan dukungan peran aktif

masyarakat dapat mempermudah dan memfasilitasi kegiatan penyuluhan.

Penyuluhan yang diadakan akan lebih bersifat interaktif dan dinamis dengan

mengikutsertakan narasumber dokter atau mereka yang menderita kanker leher

rahim atau kanker payudara sehingga kesadaran masyarakat akan meningkat

seiring peningkatan pengetahuan masyarakat.

Pihak puskesmas juga membuat usulan kepada Dinas Kesehatan tentang

penyediaan media-media promosi pencegahan kanker leher rahim dan kanker

payudara, terutama video yang belum tersedia di wilayah Kecamatan Cilamaya

Wetan, sehingga diharapkan pada tahun berikutnya dengan diadakan kegiatan

rutin ini, cakupan penapisan kanker leher rahim dan payudara dapat meningkat

dan dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat kanker payudara dan

kanker leher rahim.

Daftar Pustaka

1. World Health Organization. Comprehensive cervical cancer prevention and control: a

healthier future for girls and women.Geneva:WHO.2013.

38

Page 39: Evprog Iva Cimalaya Derry Setiwan

2. John Hopkins University. Cervical cancer prevention and treatment.diunduh dari:

http://www.jhpiego.org/content/cervical-cancer-prevention-and-treatment. 27 Juli 2015.

3. World Health Organization. Comprehensive Cervical Cancer Control. A Guide to

Essential Practice. Edisi ke-2. Geneva : WHO.2014.

4. Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim. Kepmenkes

RI No. 798/Menkes/ SK/ VII/ 2010

5. Buku acuan pencegahan kanker leher rahim dan kanker payudara. Direktoral

pengendalian penyakit tidak menular . Departemen Kesehatan RI. 2007.

39