evolusi

18
RESUME MEKANISME DAN PROSES EVOLUSI Disusun oleh: CLAUDYA MERTI SURIPTO 3425092329

description

rangkuman evolusi

Transcript of evolusi

Page 1: evolusi

RESUME

MEKANISME DAN PROSES EVOLUSI

Disusun oleh:

CLAUDYA MERTI SURIPTO

3425092329

BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2012

Page 2: evolusi

BAB I

PENDAHULUAN

Perkembangan kajian dan penelitian biologi menunjukkan bahwa tidak terdapat batas

yang nyata dan tajam anatar benda hidup dan bukan hidup, tetapi terdapat suatu keadaan yang

bertahap dalam tingkat dan sistem kehidupan dari yang tidak hidup sampai yang hidup secara

berkesinambungan.

Definisi mengenai kehidupan yang dikemukakan oleh Mc. Elroy tahun 1965,

Kehidupan adalah “kesatuan dalam keragaman dan kesinambungan” namun definisi tersebut

tidak memberi pemahaman yang jelas tentang apa yang dimaksud dengan benda hidup dan

batasannya dengan yang tidak hidup. Untuk itu cara terbaik agar kita dapat memahami

tentang konsep umum kehidupan kita perlu menyatakan ciri-ciri umum yang terdapat pada

semua makhluk hidup, yaitu aspek fisik, susunan kimia tubuh, aktivitas dan sifat-sifat lain

yang teramati seperti kemampuannya melaksanakan pertukaran zat atau metabolisme,

tumbuh dan berkembang sampai batas tertentu, menunjukkan kemampuan sensitivitas, dan

memberi respon terhadap perubahan lingkungan, serta mampu untuk melakukan reproduksi.

Dalam eksplorasinya tentang biologi ilmuwan umumnya menggambarkan berbagai

tema. Dua tema pokok yaitu organisme itu berevolusi dan prosesnya slalu mengikuti hokum-

hukum kimia dan fisika. Konsep evolusi secara umum adalah suatu perubahan yang terjadi

dalam waktu yang lama sekali secara berangsur-angsur.

Tujuan sains adalah untuk memahami alam dengan usaha penemuan sebab-akibat

antara fenomena yang dapat diamati. Tujuan ini dapat dicapai melalui beberapa proses yang

disebut metode sains dengan lima tahapan kerja : (1) melakukan pengamatan atas fenomena

yang ingin dipelajari, (2) merumuskan masalah tentang sebab dan akibat terjadinya fenomena

itu, (3) merumuskan jawaban sementara yang disebut hipotesis, (4) membuat ramalan apa

konsekuensinya bila hipotesis itu benar, dan (5) menguji hipotesis. Namun, walaupun

dikatakan bahwa metode sains itu sangat berguna dalam penelitian namu masih tetap

mempunyai kelemahan, atau keterbatasaan-keterbatasan. Bernstein dan Bernsten (1988)

mengemukakan empat keterbasan itu : (1) terbatas dalam bentuk permasalahan yang dijawab,

(2) waktu yang diperlukan untuk menemukan jawaban tidak pasti, (3) tak ada kepastian

mutlak dari jawaban yang diperoleh, dan (4) tak sampai memberi pertimbangan moral. Jadi,

sains hanya dapat menjawab masalah tertentu saja dengan hipotesis yang diuji.

Page 3: evolusi

BAB II

PERKEMBANGAN IDE DAN TEORI EVOLUSI

Terdapat beberapa pemikiran dan teori sebelum Lamarck dan Darwin seperti

(1)Parmenides: perubahan yang terlihat pada makhluk hidup hanyalah suatu ilusi,

(2)Anaximander: manusia berasal dari suatu moyang berbentuk ikan muncul dari air ke

daratan, (3)Empodocles: tubuh manusia dan hewan pertama kali muncul sebagai bagian yang

terpisahkan yakni bagian kepala, badan, dan anggota lain secara acak bersatu, (4)Ariestoteles:

Tuhanlah yang menciptakan dunia yang teratur tempat benda-benda berada dalam susunan

bertingkat-tingkat dari yang sederhana sampai yang lebih baik, (5)Carolus Linneaus: spesies-

spesies diciptakan Tuhan sejak awal dan tidak berevolusi tetapi dengan pengaruh lingkungan

terbentuklah varietas tumbuhan dan ras-ras hewan, (6)Charles Bonnet: semua organisme dan

juga benda-benda tak hidup tersusun sebagai rantai tunggal berkesinambungan.

Pada tahun 1809 J.B.de Lamarck mengusulkan suatu teori evolusi berdasarkan

pewarisan sifat yang diperoleh selama hidup suatu makhluk tidak berdasarkan seleksi alam

(teori Lamarckisme) dan menyatakan bahwa (1)organisme berevolusi sepajang zaman dengan

menyesuaikan diri pada lingkungan, (2)perubahan itu terjadi bila lingkungannya merubah

bentuk organisme itu dan informasi pendukung perubahan itu akan diteruskan pada

turunannya melalui sel kelamin. Penentang teori Lamarck adalah George Cuvier, menurutnya

Tuhanlah yang menentukan perubahan dan kepunahan makhluk hidup (teori katastrofisme).

Pokok pemikiran Darwin dan Wallace adalah bahwa spesies biologis bukanlah suatu

sistem yang kaku yang konstan tetapi adalah suatu bentuk yang dinamis yang selalu berubah

dan membentuk spesies-spesies. Kriteia sukses dalam pengertian Darwin yakni organisme

yang dapat menurunkan jumlah terbanyak dari keturunan yang hidup dan fertil adalah yang

paling berhasil dalam perjuangannya untuk hidup.

Adanya reaksi menentang teori evolusi Darwin karena terdapat 3 masalah yang tidak

dapat dijelaskan oleh Darwin yaitu : (1)sumber variasi dalam populasi, (2)penurunan sifat

dari induk ke anak dan (3)penurunan peluangan dalam evolusi. Selanjutnya terdapat teori

non-Darwin tentang perubahan evolusioner pada organisme pada organisme antara lain teori

Autogenesis, Finalisme, Orthogenensis, dan Neo-Lamarckisme. Hugo de Vries menemukan

“Teori Mutasi” disimpulkan bahwa evolusi berlangsung dengan loncatan-loncatan mutasi

secara tiba-tiba, sehingga tercipta spesies baru. Selanjutnya teori ini berkembang menjadi

teori Neo-Darwin yang memakai prinsip genetika. Terdapat evolusi mikro/adaptif dan evolusi

makro/radiatif. Terdapat pula proses spesiasi dan gene-pool atau “lukang gen”.

Page 4: evolusi

BAB III

KESINAMBUNGAN EVOLUSI

Bumi sebagai bagian dari alam semesta terus menerus mengaami perubahan sejak

mulai terbentuknya sebagai suatu komponen dari sistem matahari (solar system). Menurut

para ilmuan, 15.000 tahun yang lalu partikel padat yang disebut telur kosmik menetas/

meledak dengan dahsyat yang dikenal dengan Big Bang sehingga terbebtuklah alam semesta.

Suhu pada saat terjadi ledakan lebih dari 10 juta derajat celcius. Hal ini menyebabkan fusi

partikel- partikel menjadi materi yang terdiri dari atom ringan seperti hydrogen dan helium

yang selanjutnya akan membentuk bintang muda. Salah satu bintang adalah matahari yang

merupakan pusat tata surya, dengan bola bola padat yang mengelilinginya yaitu planet.

Bumi merupakan salah satu planet dalam sistem matahari. Bumi terbentuk dalam

beberapa lapisan, inti, mantel dan kerak bumi atau litosfer. Bagian litosfer yang cekung dan

berisi air disebut hidrosfer. Bumi dibungkus oleh lapisan gas yang disebut atmosfer. Lapisan

ozon yang membentuk afmosfer berasal dari O2. Perubahan terjadi pada kulit bumi selain

disebabkan oleh atmosfer juga disebabkan oleh kegiatan vulkanis, tektonis, dan gerak benua.

Ada beberapa teori tentang awal kehidupan di muka bumi. Secara garis besar yaitu

teori abiogenesi dan biogenesis. Abad ke 20 teori abiogenesis diubah konsepnya yaitu hanya

dapat muncul pada kondisi bumi purba yang primitif, tidak terjadi pada secara spontan

dengan kondisi bumi sekarang. Teori biogeokimia yang berkembang di kemukakan oleh

Opharine-Haldan dan Urey dan dibuktikan oleh Staney Miller. Setelah terbentuknya molekul-

molekul protein, DNA, karbohidrat dan lipid, terbentuklah protobion. Protobion merupakan

makhluk hidup purba pertama yang berupa satu sel. Selanjutnya protobion mengalami evolusi

sehingga menjadi makhluk hidup yang lebih kompleks.

Beberapa konsep gen dan genetika populasi yang perlu ditinjau untuk memahami

mekanisme evolusi organisme antara lain (1) konsep gen sebagai satuan informasi yang

diwariskan (2) gen-gen dalam populasi dan variasi genetiknya (3) Lukang gen dalam populasi

(4) ekuilibrium lukang gen dalam Hukum Hardy-Weinberg (5) perubahan frekuensi gen

dalam lukang gen menimbulkan evolusi mikro dalam populasi.

Page 5: evolusi

BAB IV

PENEMUAN YANG MENDUKUNG KONSEP EVOLUSI

Beberapa penemuan yang dapat dijadikan pendukung adanya evolusi antara lain:

a. Keanekaragaman Hayati, Ditemukan fosil-fosil yang terbentuk pada suatu zaman geologi

yang makin muda umurnya, makin besar keanekaragamannya. Walaupun banyak jenis yang

punah namun banyak jenis yang muncul pada lapisan yang lebih muda. Hal ini membuktikan

bahwa organisme berkembang di bumi ini secara evolusioner.

b. Melanisme, Perubahan populasi atau evolusi sejenis ngengat pohon Biston betularia akibat

revolusi industri yang terjadi di Inggris. Populasi ngengat hitam (berpigmen melanin) lebih

sering ditemui sebab lebih terlindungi akibat kulit pohon dan lingkungan yang berubah

menjadi berwarna gelap akibat asap industri sebaliknya ngengat yang berwarna cerah mudah

dimangsa burung. Hal ini sesuai dengan teori evolusi oleh seleksi alam.

c. Muncul Dan Dominannya Biotip Baru Dalam Populasi, Tekanan seleksi alam dapat

memunculkan biotip atau ras biologi dalam populasi suatu spesies.

d. Penemuan Palaentologi, Fosil-fosil yang ditemukan dalam ekskavasi pada ontologi,

menunjukkan perubahan bentuk tumbuhan dan hewan sepanjang waktu geologi.

e. Studi Anatomi Perbandingan, Gagasan evolusi bahwa makhluk hidup berasal dari nenek

moyang yang sama didukung oleh adanya struktur homolog, bentuk-bentuk hewan yang

berbeda yang berasal dari nenek moyang yang sama menunjukkan modifikasi pada anatomi

dasarnya.

f. Struktur Organ Tubuh Rudimenter Dan Perbandingan Embrio, Struktur rudimenter yang

terjadi pada organisme disebabkan karena tidak digunakan lagi atau tidak berfungsi,

contohnya usus buntu pada manusia. Pada perkembangan berbagai embrio vertebrata juga

menunjukkan kesamaan bentuk pada tahap awal.

g. Penemuan Biologi Molekuler, penemuan bahwa semua proses respirasi sel membutuhkan

ATP membuktikan bahwa semua proses dasar biologi adalah sama serta penemuan bahwa

semua sel mengandung materi genetik berupa DNA.

h. Perbaikan Mutu Hewan Dan Pemuliaan Tanaman, Hewan dan tanaman yang dipelihara

manusia sejak dulu telah berkembang dan mengalami banyak perubahan dari jenis yang

masih terdapat di alam liar. Hal ini terjadi akibat seleksi yang dilakukan oleh manusia melalui

seleksi hibridisasi.

Page 6: evolusi

BAB V

EVOLUSI MAKRO DAN KEANEKARAGAMAN HAYATI

Evolusi terdiri dari evolusi makro dan evolusi mikro. Evolusi makro (radiatif) adalah

terbentuknya spesies-spesies sepanjang waktu geologi sedangkan evolusi mikro (adaptif)

adalah perubahan gradual populasi suatu organisme akibat perubahan frekuensi gen dalam

lukang gennya. Termasuk dalam evaluasi makro adalah kecendrungan yang terdapat dalam

perubahan itu, munculnya sifat-sifat baru dan pengaruh terjadinya kepunahan massal

berbagai jenis organisme di bumi. Evolusi makro yang menghasilkan spesies-spesies yang

berubah dalam satu arah secara berangsur-angsur disebut evolusi filetik (anagenesis). Spesies

baru yang muncul dari suatu spesies induk disebut evolusi klasik (cladogenesis).

Dalam perubahan evolusioner terdapat dua teori dasar, yaitu (1) pendapat C. Darwin

yang menyatakan bahwa laju perubahan itu adalah tetap yang dicirikan oleh akumulasi

gradual dari perubahan yang kecil dalam waktu yang sangat lama (teori gradualisme), (2)

pendapat Eldregde dan Gould yang menjelaskan bahwa proses evolusi ditandai oleh suatu

masa equilibrium yang sangat lama dimana suatu organisme sedikit sekali berubah dan tiba-

tiba terjadi perubahan cepat dalam waktu yang relatif pendek.

Penggolongan yang diusulkan oleh R.M. Whitaker dan Linn Margulis berbeda dengan

penggolongan (klasifikasi) Linneaus dan lainnya. Semua organisme digolongkan ke dalam

lima regnum yaitu : (1) regnum monera, (2) regnum protista, (3) regnum plantae, (4) regnum

fungi, (5) regnum animalia. Banyaknya spesies makhluk hidup bumi adalah akibat evolusi

radiatif.

Dalam evolusi prokariot fosil tertua yang ditemukan berupa sel-sel prokariot tanpa

inti sel (nukleus), tanpa kromosom dan tanpa organel-organel. Tahap selanjutnya persediaan

molekul organik dalam laut purba makin berkurang karena persaingan antara sel-sel

heterotrof yang berkembang biak. Seleksi alam mendukung sel-sel heterotrof mampu

merubah makanan organik menjadi zat-zat yang diperlukan sehingga terdapat jalur biokimia.

Selanjutnya karena berkurangnya molekul organik abiotik dalam lautan sehingga semakin

banyak varian bakteri heterotrof dan muncul pula bakteri fotoautotrof.

Terdapat dua hipotesis yang munculnya eukariot yaitu (1) hipotesis autogenik: sel

prokariot secara gradual meningkat kompleksitasnya dan (2) hipotesis endosimbiosis:

struktur-struktur dalam sel eukarioyik muncul karena bergabungnya sel prokarotik dari jenis

yang berbeda. Dalam evolusi tumbuhan, terdapat beberapa evolusi seperti (1) alga hijau

purba menjadi lumut, (2) evolusi pakis dan (3) munculnya tumbuhan berbiji.

Page 7: evolusi

BAB VI

EVOLUSI VIRUS DAN FUNGI

Virus dewasa (virion) berukuran antara 20-40 nm. Tubuhnya terdiri dari asam nukleat

DNA dan RNA, dibungkus oleh lapisan protein (capsid). Ada juga virus yang mempunyai

lapisan kedua (envelope).

Menurut teori naturalistik virus mempunyai garis evolusi sendiri. Dalam kaldu

primordial di laut purba asam nukleat bergabung dengan protein dan terus berevolusi sesuai

dengan relung paratisasi yang diperolehnya. Ilmuwan juga mengira bahwa virus berasal dari

sepotong gen atau DNA yang lepas dari kromosom yang mampu melakukan replikasi dan

terjadilah evolusi.

Jadi, virus adalah sepotong bahan genetik yang mempunyai sejarah evolusi sendiri

karena adanya kemampuan intrinsik untuk mengendalikan perpindahannya dari suatu sel ke

sel lain. Virus telah dibekali oleh kesinambungan dan mobilitas genetik, mengandung

perangkat gen yang berkerja teratur untuk bereplikasi.

Sebelum tahun 1969, fungi digolongkan ke dalam tumbuhan. Tetapi setelah 1969

Whittaker mengusulkan agar jamur digolongkan dalam regnum Mycota karena dinding

selnya mengandung chitin dan organel lainnya berbeda dengan tumbuhan.

Para ahli jamur sependapat bahwa fungi memiliki jaringan hyphae yang disebut

mycelium yang berevolusi dari sejenis flagellate uniseluler dari regnuk protista didasarkan

pada ciri primitifnya misal spora yang bercambuk.

Dalam teori evolusi oportunistik, fungi adalah kelompok organism heterotrop

sekunder yang berkembang setelah banyaknya relung ekologi yang menyediakan sisa atau

bangkai organisme yang mati yang selanjutnya ada yang berevolusi menjadi parasit pada

tubuh organisme hidup lainnya. Fungi berevolusi dengan berkembangnya cara mengambil zat

makanan absorptif (saprofitik).

Dalam evolusi selanjutnya, fungi juga menggunakan kesempatan simbiosis dengan

ganggang seperti lichen. Asosiasi ini dengan ganggang hijau terbanyak jenis Trebouxia dan

jenis jamur umumnya adalah Ascomycetes. Lichen hidup di kulit-kulit pohon atau di atas

bebatuan dan membutuhkan cahaya. Dalam suksesi xeroxeric, lichen adalah pelopor

kehidupan di atas batuan.

Page 8: evolusi

BAB VII

EVOLUSI HEWAN INVERTEBRATA

Dahulu protozoa dan hewan digolongkan ke dalam satu regnum (kingdom) Metazoa.

Tetapi Whittaker (1969) dan Margulis (1976) memasukkan protozoa ke dalam regnum

Protista. Hewan dikira berasal dari moyangnya sejenis flagellata yang berevolusi dalam dua

arah berdasarkan simetri tubuhnya.

1. Filum Porifera (asimetris) : berevolusi dari sejenis flagellata monoseluler yang berbadan

bersel melengkung, makan dengan cara menyaring mikroorganisme dari air laut (filter

feeder).

2. Filum bertubuh radial simetris : disebut radiate terdiri dari filum Cnidaria (ubur-ubur)

dan Ctenophora (ubur-ubur sisir). Ciri-cirinya rongga tubuh tersusun tiga lapis,

mempunyai mulut dan saluran gastrovaskular, adanya tentakel dan endocyst dan memiliki

jaringan saraf.

3. Filum bertubuh bilateral simetris : terbagi atas adanya coelom, coelom semu dan tidak

bercoelom. Contoh Acoelomata adalah Platyhelminthes dan Nematoda. Kelompok

Pseudocoelomata adalah Aschelminthes. Kelompok Coelomata berevolusi dua arah yaitu

Prostomia dan Deutorostomia.

Annelida dan Arthropoda mempunyai hubungan kekerabatan yang dekat, keduanya

diperkirakan berevolusi dari sejenis cacing bersegmentasi (polychaeta) purba yang hidup di

laut. Suatu filum kecil bernama Onychophora dapat menjelaskan hubungan evolusinya.

Bentuk tubuh Onychophora merupakan antara dari kedua filum tersebut, terdapat nephridia

pada tiap segmen, cuticula yang mengandung chitin dan apendik beruas seperti pada

Annelida.

Banyak ciri Arthropoda yang berasal dari Annelida, misalnya organisme metamerik,

sistem saraf dengan ganglion yang berfungsi sebagai otak. Arthropoda muncul pada awal

zaman Cambrium, diketahui dari fosil trilobit. Moyang sesungguhnya dari Arthropoda masih

belum jelas. Sebagian paleontolog menyatakan trilobit, sedangkan sebagian entomologis

berpendapat berevolusi dari Onychophora.

Hewan Arthropoda terdiri atas empat subfilum yaitu (1) Trilobitomorpha, (2)

Crustacea, (3) Chelicerata, (4) Insecta dan Myriapoda.

Page 9: evolusi

BAB VIII

EVOLUSI HEWAN VERTEBRATA

Hewan vertebrata berasal dari grup deuterostomia yang diperkirakan dari moyang

deuterostomia menghasilkan 3 jalur evolusi yaitu filum echinodermata, hemichordata dan

chordata. Moyang chordata berevolusi menjadi filter feeder yaitu tunicata yang larvanya

berenang bebas dan turunan chordata yang terdiri dari amphioxus dan moyang vertebrata

modern.

Vertebrata adalah salah satu sub fillum chordata. Ciri khas vertebrata adalah memiliki

rangka dalam atau dikenal dengan endoskeleton, termasuk tulang punggung yang tersusun

ruas tulang belakang dan temputung kepala yang melindungi otak. Dari hewan vertebrata ini

muncul kelompok ikan, amphibian, reptilia, burung dan mamalia. Burung dan mamalia

adalah vertebrata yang cukup sukses dalam evolusi. Sifat baru yang dimiliki mamalia dari

evolusi adalah adanya kelenjar susu, plasenta uterus, bayi dilahirkan, endotermik,

homoitermik, jantung beruang 4, tumbuhnya rambut, diafragma, saluran pencernaan terpisah,

gigi bervariasi dan otak semakin besar.

Ordo primate terdiri dari 2 sub ordo yaitu Prosimii (Strepsirhini) dan Antropoidea

(kelompok monyet, kera besar dan homonid). Super family hominoidea digolongkan

berdasarkan sifat biologisnya menjadi tiga family Hilobatydae, Pongidae, dan Hominidae.

Ketiga family diperkirakan berevolusi dari moyang sejenis kera purba genus Dryophitecus

yang hidup zaman Miocene.

Pada awal 1980 pohon evolusi hominid diyakini bercabang dua dari nenek moyang

sejenis kera selatan Australopithecus afarencis. Cabang Hominid berevolusi menuju Homo

habilis, Homo erectus, selanjutnya Homo sapien. Homo sapien pertama muncul kurang lebih

300.000 tahun yang lalu di Afrika. Perkembangan budaya manusia purba yang didukung oleh

otaknya yang besar dimulai sebagai pemburu-pengumpul yang membutuhkan organisasi dan

perencanaan secara berkelompok. Perkembangan budaya selanjutnya adalah beternak dan

bertani, yang menyebabkan perubahan struktur sosial yaitu manusia purba tidak lagi

nomaden. Perkembangan selanjutnya adalah industrialisasi, yaitu produksi barang-barang

secara massal. Evolusi mikro pada manusia ditimbulkan oleh perubahan lukang gen dari

suatu populasi karena berbagai faktor sehingga terbentuk ras-ras manusia yang berbeda

secara biologis dan hidup disuatu daerah geografis.

Page 10: evolusi

BAB IX

PENGARUH PERKEMBANGAN BUDAYA DAN IPTEK TERHADAP EVOLUSI

Dahulu kala, terdapat anggapan bahwa semakin besar ukuran otak menyebabkan

semakin tinggi tingkat kecerdasan (intelegensi) hominid dalam proses evolusi menuju

manusia (Homo sapiens sapiens). Tingkat kecerdasan tersebut menentukan perkembangan

budaya hominid, yaitu akumulasi total dari apa saja yang telah dihasilkan manusia yang

diwariskan melalui pendidikan, ajaran serta pengalaman dalam lingkungan dan sedikit

didasari oleh pewarisan genetik. Budaya tersebut meliputi pembuatan alat-alat serta

penggunaan bahasa.

Evolusi budaya lebih cepat berkembang dibandingkan evolusi ukuran otak. Dalam

evolusi Antropoidea sampai dengan Hominidea telah ditemukan penggunaan alat-alat yang

semakin berkembang. Penggunaan alat-alat tersebut berpotensi terhadap berkembangnya

ukuran otak sebab penggunaan alat membutuhkan beberapa usaha dalam pembuatan dan

perbaikannya sehingga meningkatkan kecerdasan hominid. Hal tersebut menimbulkan

tekanan seleksi terhadap mekanisme saraf sehingga menambah volume otak.

Perkembangan budaya hominid dimulai pada awal zaman Pleistocen dengan

munculnya Homo habilis kurang lebih 2 juta tahun lalu. Budaya kelompok hominid dimulai

dengan hidup berburu, mengumpulkan makanan, nomaden hingga akhirnya mengalami

perkembangan dengan hidup menetap dan muncul budaya bercocok tanam dan beternak.

Pada abad ke 18 mulai zaman baru manusia muncul ditandai dengan revolusi industri yakni

penggunaan mesin uap.

Inovasi penting spesies manusia meliputi (1) munculnya zaman pertanian, (2)

terbentuknya tingkat (strata) sosial, (3) revolusi industri, (4) pengobatan modern dan (5)

revolusi komunikasi dn infomasi. Berdasarkan perkembangan inovasi trsebut manusia

mampu mengatur dan memanipulasi lingkungan hidupnya.

Perkembangan budaya dan kegiatan manusia memiliki dampak negatif terhadap

evolusi biologis. Kegiatan awal manusia dalam berburu maupun beternak menimbulkan

kepunahan dan dampak tersendiri bagi populasi hewan pada zaman itu. Penggunaan zat kimia

pada pertanian modern juga dapat menimbulkan kematian beberapa organisme serta

menghilangkan habitat organisme alamiah. Polusi industri juga dapat meningkatkan emisi

CO2 dan berpengaruh terhadap pemanasan global, penggunaan teknologi pendingin yang

menggunakan CFC yang bila lolos ke dalam atmosfir dapat merusak lapisan ozon yang

melindungi bumi dari sinar ultra violet.

Page 11: evolusi

BAB X

TREND, ARAH DAN LAJU EVOLUSI

Suatu garis evolusi atau garis keturunan adalah suksesi spesies-spesies yang disusun

menurut garis mulai dari moyang sampai keturunan terakhir. Garis keturunan yang

membentuk garis lurus disebut anagenesis(evolusi filetik) dan yang bercabang disebut

kladogenesis (evolusi kladistik). Dalam suatu garis evolusi bila terjadi perubahan yang

kontinu terhadap sifat/karakter disebut trend evolusi. Tahap awalnya disebut primitif dan

tahap selanjutnya disebut advanced. Trend evolusi dapat ditentukan bila suatu kelompok

organisme meninggalkan cukup fosil.

Arah perubahan evolusioner terbagi dua yaitu (1) pandangan yang menyatakan bahwa

evolusi organisme adalah terarah dan (2) pandangan bahwa perubahan evolusioner itu terjadi

karena adanya peluang kesuatu arah. Arah evolusi yang berbentuk garis lurus disebut

orthogenesis. Bila evolusi dipandang ada tujuanya disebut finalisme atau teleologis. Arah

evolusi jarang sekali yang linier, umumnya yang bercabang. Pada dasarnya suatu evolusi

adalah oportunistik sifatnya, berarti sesuatu terjadi sesuai dengan peluang yang ada. Jadi,

perubahan evolusioner itu terjadi karena terbukanya peluang, oleh adanya relung-relung

ekologis baru. Evolusi juga bisa terjadi secara kovergen, divergen.

Evolusi adalah proses perubahan yang lama. Perubahan itu diukur dengan laju-

evolusi, yaitu berapa banyak perubahan yang terjadi persatuan waktu tertentu. Laju evolusi

digunakan untuk memahami mengapa evolusi terjadi kadang cepat atau lambat. Laju evolusi

terdapat dalam beberapa jenis yaitu (1) Laju Anagenesis yang bertujuan untuk mengukur

perubahan yang terjadi pada suatu garis evolusi, (2) Laju evolusi kladogenesis untuk

mengukur kapan memisahnya suatu golongan atau mempelajari punahnya suatu organisme

atau munculnya suatu takson baru.

Laju evolusi morfologis adalah untuk menentukan perkembangan struktur tubuh dari

suatu moyang sampai keturunan yang ada sekarang. Laju evolusi taksonomis adalah untuk

mengukur jumlah familia, genus atau spesies yang terbentuk dalam suatu masa, misalnya

evolusi kelompok kuda. Laju evolusi kladogenesis adalah untuk mengukur bertambah atau

berkurangnya jumlah genus yang terbentuk dalam suatu evolusi. Ukuran ini dapat

menentukan laju spesiasi (memisahnya suatu cabang, laju kepunahan atau bertahannya suatu

garis keturunan).