EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI...

321
EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI PUSKESMAS MANDALA KECAMATAN CIBADAK KABUPATEN LEBAK TAHUN 2011-2013 Skripsi Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Kebijakan Publik Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh PUTRI PERMATASARI NIM 6661110391 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG, Mei 2015

Transcript of EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI...

Page 1: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

EVALUASI PROGRAM JAMINAN

PERSALINAN (JAMPERSAL) DI

PUSKESMAS MANDALA

KECAMATAN CIBADAK KABUPATEN LEBAK

TAHUN 2011-2013

Skripsi

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Kebijakan Publik

Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Oleh

PUTRI PERMATASARI

NIM 6661110391

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG, Mei 2015

Page 2: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat
Page 3: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat
Page 4: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat
Page 5: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

ABSTRAK

Putri Permatasari. NIM. 6661110391. Skripsi. Evaluasi Program Jaminan

Persalinan (Jampersal) di Puskesmas Mandala, Kecamatan Cibadak,

Kabupaten Lebak, Tahun 2011-2013. Pembimbing I: Dr. ayuning Budiati,

MPPM dan Pembimbing II: Maulana Yusuf., S.IP., M.Si

Kata Kunci: Evaluasi Kebijakan, Jaminan Persalinan, Lebak

Dalam rangka untuk menekan angka kematian ibu dan angka kematian bayi, maka

dibuatlah program jaminan persalinan, yang diatur dalam Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2562/MENKES/PER/XII/2011 tentang

petunjuk teknis pelaksanaan program jaminan persalinan. Puskesmas Mandala,

Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, merupakan salah satu penyelenggara

program jaminan persalinan, pada pelaksanaanya sarana dan prasarana di Puskesmas

Mandala belum memadai, responsivitas masyarakat kurang, jumlah kejadian

kematian bayi di wilayah Puskesmas Mandala meningkat. Tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui Evaluasi Program Jaminan Persalinan di Puskesmas

Mandala, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak Tahun 2011-2013. Penelitian ini

bertitik tolak dari teori kriteria evaluasi Dunn, yaitu efektivias, efisiensi, kecukupan,

perataan, responsifitas, dan ketepatan. Metode penelitian yang digunakan adalah

metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Maka dalam pemilihan informan,

peneliti menggunakan metode purposive. Adapun teknik yang peneliti gunakan

adalah, wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Analisis data yang digunakan

adalah analisa data dilapangan model Miles dan Huberman. Komponen dalam

analisis data diantaranya, reduksi data (data reduction), penyajian data (data display),

pengelompokkan data (data collecting), dan penyimpulan data (verification). Hasil

penelitian ini memperlihatkan tujuan program jaminan persalinan yang sudah dicapai

belum maksimal, dimana jumlah pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang

kompeten dan berwenang di fasilitas kesehatan belum mencapai jumlah yang

maksimal, program jaminan persalinan belum mampu menekan jumlah kematian ibu

dan jumlah kematian bayi di wilayah Puskesmas Mandala, Pelayanan KB di

Puskesmas Mandala belum mencapai jumlah yang maksimal.

Page 6: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

ABSTRACT

Putri Permatasari. NIM. 6661110391. Research. Birth Assurance Program

Evaluation in Mandala Community Health Center, Cibadak Sub-District, Lebak

Regency, in 2011-2013. First Adviser: Dr. ayuning Budiati, MPPM and Second

Adviser: Maulana Yusuf., S.IP., M.Si

Keyword: Policy Evaluation, Birth Assurance, Lebak

In order to suppress the maternal mortality rate and infant mortality, the government

has make a program. Namely of program is birth assurance program. That is

regulated in the Republic of Indonesia Health Minister Number

2562/MENKES/PER/XII/2011, about implementation technical instruction of birth

assurance program. Mandala Community Health Center, Cibadak Sub-District,

Lebak Regency, which organizes of birth assurance. In practice, facilities and

infrastructure at Mandala Community Health Center is still inadequate, next

community responsiveness less, increassed infant mortality in the region of Mandala

Community Health Center. The purpose of this research is to know evaluate Birth

Assurance Program in Mandala Community Health Center, Cibadak Sub-District,

Lebak Regency, in 2011-2013. The research method, is criteria evaluation Dunn, that

is effectiveness, efficiency, equity, responsiveness, exactness. The research method

that is deployed of descriptive method with qualitative approach. Therefore in

informan selection is using a purposive method. The research using Miles and

Huberman analysis data method. Componens are data reduction, data display, data

collecting and feryvication. This research shows that personel birh helping by non

medical is higher than medical, birth assurance program can not solved the problems

are maternal mortality and infant mortality in the region of Mandala Community

Health Center, Family planning servive in Mandala Community Health Center has

not reached maximum.

Page 7: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

Usaha tanpa do’a sama dengan SOMBONG

Do’a tanpa usaha sama dengan BOHONG

Skripsi ini kupersembahkan untuk

Yeti Ningsih, Ibundaku tercinta

Beliau adalah malaikat dalam hidupku

dan Sarta Dinata, Ayahandaku

tersayang

Beliau adalah pahlawan yang nyata

dalam hidupku

Page 8: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat
Page 9: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

Segala puji bagi Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Evaluasi Program Jaminan Persalinan

(Jampersal) di Puskesmas Mandala, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, Tahun

2011-2013” dengan baik. Skripsi ini merupakan salah satu syarat, untuk memperoleh gelar

Sarjana Strata 1 (satu) pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara. Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh

karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun sebagai perbaikan dan

untuk menambah wawasan dimasa yang akan datang. Terimakasih paling terdalam penulis

ucapkan untuk ibunda yang selalu mendokan tiada henti, serta untuk ayahanda yang selalu

memberikan motivasi tiada henti agar penulis menjadi orang sukses.

Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada pihak yang telah memberikan

pengajaran, bantuan serta dorongan dalam penyelesaian skripsi ini.

Untuk itu penulis sampaikan terimakasih kepada :

i

Page 10: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

1. Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd., Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

2. Dr. Agus Sjafari, M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa.

3. Kandung Sapto N, S.Sos., M.Si., Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

4. Mia Dwianna, S.Ikom., M.Ikom., Pembantu Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

5. Gandung Ismanto, S.Sos., MM., Pebantu Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

6. Rahmawati, S.Sos., M.Si., Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

7. Ipah Ema Jumiati, S.Ip., M.Si., Sekretaris Ketua Program Studi Ilmu Administrasi

Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

8. Dr. ayuning Budiati, MPPM, Dosen Pembimbing I skripsi yang selalu sabar dalam

memberikan arahan dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

9. Maulana Yusuf., S.IP., M.Si., Dosen Pembimbing II skripsi yang selalu bijaksana

dalam memberikan arahan dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

10. Juliannes Cadith, S.Sos., M.Si., Dosen Pembimbing Akademik yang telah

memberikan nasehat dan motivasi kepada penulis.

11. Semua Dosen dan Staf Jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

12. Kepala Puskesmas Mandala dan Bidan Puskesmas Mandala yang telah membantu

dalam memberikan informasi yang dibutuhkan peneliti selama proses penelitian.

ii

Page 11: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

13. Yeti Ningsih, Ibunda yang selalu mendoakan penulis tiada henti, agar menjadi orang

yang berhasil.

14. Sarta Dinata, Ayahanda penulis yang selalu memberikan semangat, dan nasehat

dengan bijaksana kepada penulis.

15. Try Busyaeri Fajrillah, yang selalu membantu dan memberikan semangat dalam

penyelesaian skripsi ini.

16. Anis Yuliana, Vergie Putri Gayatri, Alvi Syahrianti, Lailatul Aliya, Magdalena, Rizki

Septi Nurafifah, Sutiawan, dan Mursi, sahabat yang selalu memberikan motivasi dan

membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

17. Teman-teman seperjuangan Kelas B Administrasi Negara angkatan tahun 2011 yang

saling mendukung agar semuanya bisa sukses.

18. Teman-teman Angkatan Administrasi Negara tahun 2011 yang memberikan kesan

selama perkuliahan.

19. Irwan Hermawan, A.Md., sahabat yang selalu memberikan semangat dan motivasi

agar menjadi orang sukses.

20. M. Muchsin dan Rum Nasih, kakek dan nenek yang selalu mendukung dan

mendoakan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

21. Desty Megadianti S.P., Budi Rahmat, Agus Priyatna, keluarga besar yang selalu

memberikan doa dan semangat kepada penulis.

iii

Page 12: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

Selain itu peneliti selaku penyusun menyadari akan adanya kekurangan-kelurangan

dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang

membangun dari semua pihak. Disamping itu juga peneliti berharap agar skripsi ini dapat

bermanfaat bagi para pembaca.

Akhir kata peneliti ucapkan terimakasih.

Wassalamualaikum wr.wb

Serang, 18 Mei 2015

Putri Permatasari

iv

Page 13: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

ABSTRAK

ABSTRACT

LEMBAR PERSEMBAHAN

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ..................................................................................... …. viii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1

1.2 Identifikasi Masalah ....................................................................... 21

1.3 Pembatasan Masalah ....................................................................... 22

1.4 Rumusan Masalah ........................................................................... 22

1.5 Tujuan Penelitian ............................................................................ 22

1.6 Manfaat Penelitian .......................................................................... 23

BAB II DESKRIPSI TEORI DAN ASUMSI DASAR

2.1 Deskripsi Teori ................................................................................... 25

2.1.1 Kebijakan Publik .................................................................. 25

2.1.2 Evaluasi Kebijakan Publik ................................................... 31

2.1.3 Evaluasi Implementasi Kebijakan Publik ............................ 35

2.1.4 Model Evaluasi Kebijakan ................................................... 38

2.1.5 Pengertian Kesehatan ........................................................... 45

2.1.6 Jaminan Persalinan ............................................................... 46

2.2 Penelitian Terdahulu ............................................................................ 60

v

Page 14: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

2.2 Penelitian Terdahulu ............................................................................ 64

2.2 Asumsi Dasar ...................................................................................... 68

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian .............................................................................. 69

3.2 Ruang Lingkup Penelitian ................................................................. 69

3.3 Lokasi Penelitian ............................................................................... 70

3.4 Variabel Penelitian ............................................................................ 71

3.4.1 Definisi Konsep .................................................................... 71

3.4.2 Definisi Operasional Penelitian ............................................ 73

3.5 Instrumen Penelitian ........................................................................... 75

3.6 Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 76

3.7 Informan Penelitian ........................................................................... 78

3.8 Teknik Analisis dan Keabsahan Data ................................................ 79

3.8.1 Teknik Analisis Data ............................................................ 79

3.8.2 Uji Keabsahan Data .............................................................. 82

3.9 Jadwal Penelitian ............................................................................... 85

BAB IV DESKRIPSI TEORI DAN ASUMSI DASAR

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian................................................................. 87

4.1.1 Gambaran Umum Kecamatan Cibadak ............................... 87

4.1.2 Gambaran Umum Puskesmas Mandala ............................... 99

4.2 Deskripsi data .................................................................................... 109

4.2.1 Deskripsi DataPenelitian .................................................... 109

4.2.2 Data Informan .................................................................... 111

4.3 Penyajian Data .................................................................................. 114

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................ 163

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ........................................................................... 178

vi

Page 15: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

5.2 LokaSaransi dan Waktu Penelitian ....................................... 179

DAFTAR PUSTAKA

vii

Page 16: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 : Persentase Penolong Persalinan di Kecamatan Cibadak Tahun

2012 .............................................................................................. 11

Gambar 2.1 : Proses Kebijakan .......................................................................... 29

Gambar 2.2 : Sekuensi Implementasi Kebijakan ............................................... 30

Gambar 2.3 : Kerangka Berfikir ......................................................................... 67

Gambar 3.1 : Komponen dalam Analisis Data ................................................... 80

Gambar 4.1 : Mobil Ambulance Puskesmas Mandala, Kecamatan Cibadak,

Kabupaten Lebak ....................................................................... 116

Gambar 4.2 : Alur Sosialisasi Program Jaminan Persalinan ............................ 123

x

Page 17: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Wawancara

Lampiran 2 Matriks Wawancara

Lampiran 3 Dokumentasi Wawancara

Lampiran 4 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

2562/MENKES/PER/XII/2011 Tentang Petunjuk Teknik

Jaminan Persalinan

Lampiran 5 Daftar Istilah

Lampiran 6 Daftar Riwayat Hidup

Page 18: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

xi

Page 19: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Angka kematian ibu atau disingkat menjadi AKI adalah jumlah kematian

ibu akibat dari proses kehamilan, persalinan dan paska persalinan, per 100.000

Kelahiran Hidup (KH) pada masa tertentu. AKI juga merupakan salah satu

indikator dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat di suatu negara. AKI

yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat di suatu negara

belum baik, sebaliknya AKI yang rendah menunjukkan bahwa derajat kesehatan

masyarakat di suatu negara baik. Negara Indonesia merupakan negara bagian Asia

Tenggara yang memiliki angka kematian ibu (AKI) paling tinggi dibandingkan

dengan negara-negara lainnya di Asia Tenggara. Angka kematian ibu di Indonesia

yang masih tinggi, menunjukkan kualitas hidup perempuan di Indonesia masih

rendah.

Pada tahun 2012 angka kematian ibu di Indonesia mencapai 359 per

100.000 Kelahiran Hidup (KH), yang kemudian diikuti oleh negara Filipina yang

memiliki AKI sebesar 230 per 100.000 KH, kemudian Vietnam dengan AKI

sebesar 150 per 100.000 KH, berikutnya Thailand dengan AKI sebesar 110 per

100.000 KH, Malaysia dengan AKI sebesar 62 per 100.000 KH, Kemudian

Singapura dengan AKI sebesar 14 per 100.000 KH, dan Brunei Darussalam

1

Page 20: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

2

dengan AKI sebesar 13 per 100.000 KH. Berdasarkan angka tersebut, dapat

diketahui bahwa Indonesia memiliki angka kematian ibu paling tinggi

dibandingkan dengan negara – negara lainnya di Asia Tenggara.

Keterbatasan masyarakat miskin dalam mendapatkan akses kesehatan,

tentu membawa dampak bagi keberhasilan dalam pembangunan kesehatan. Selain

permasalahan gizi buruk, yang harus mendapatkan perhatian khusus adalah,

permasalahan akses kesehatan reproduksi bagi perempuan miskin. Tidak adanya

pelayanan kesehatan reproduksi yang terbuka untuk mereka, sehingga sampai saat

ini perempuan dari keluarga miskin masih memilih menggunakan jasa dukun

bayi, untuk membantu proses persalinan. Akibat persalinan yang dilakukan selain

oleh bidan atau tenaga kesehatan terampil lainnya menyebabkan tingginya angka

kematian ibu dan bayi, karena dengan persalinan yang dibantu oleh dukun dapat

mengakibatkan terjadinya persalinan yang beresiko seperti pendarahan, dimana

pernah terjadi kasus pendarahan pada saat seorang ibu melakukan proses

persalinan di dukun bayi (Sumber: Hasil wawancara dengan Kader Posyandu di

Kampung Kaloncing, Desa Kaduagung Tengah pada Tanggal 25 Oktober 2014).

Sebelum dibuatnya program jaminan persalinan, Survey Demografi

Kesehatan Indonesia (SDKI) melaporkan Angka Kematian Ibu (AKI) nasional

mulai Tahun 1994, 1997, 2003, 2007 (sebelum dilaksanakan program jaminan

persalinan), dan Tahun 2012 (pada saat sedang dilaksanakan program jaminan

persalinan). Data tersebut dapat dilihat melalui Tabel 1.1 berikut :

Page 21: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

3

Tabel 1.1

Angka Kematian Ibu (AKI) Nasional

Hasil Survei Derajat Kesehatan Indonesia (SDKI)

No Tahun Angka Kematian Ibu (AKI)

1. 1994 390/100.000 Kelahiran Hidup

2. 1997 334/100.000 Kelahiran Hidup

3. 2003 307/100.000 Kelahiran Hidup

4. 2007 228/100.000 Kelahiran Hidup

5. 2012 359/100.000 Kelahiran Hidup

Sumber : Profil Kesehatan Indonesia (2013)

Data pada Tabel 1.1 menunjukkan bahwa, angka kematian ibu di

Indonesia mulai dari tahun 1994 sampai dengan tahun 2007 mengalami penurunan

setiap tahunnya, meskipun mulai tahun 2011, dimana sudah diberlakukan program

jaminan persalinan. AKI Nasional pada tahun 2012 mengalami peningkatan yang

sangat tinggi, hingga mencapai 359 per 100.000 Kelahiran Hidup, dimana AKI

tersebut masih sangat jauh diatas target AKI untuk MDGs (Millenium

Development Goals) tahun 2015 yang ditetapkan oleh WHO (World Health

Organization) dimana target angka kematian ibu ditetapkan sebesar 102/100.000

Kelahiran Hidup. Selanjutnya, data angka kematian bayi (AKB) di Indonesia

dapat dilihat melalui Tabel 1.2 berikut :

Page 22: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

4

Tabel 1.2

Angka Kematian Bayi (AKB) Nasional

Hasil Survei Derajat Kesehatan Indonesia (SDKI)

No Tahun Angka Kematian Ibu (AKI)

1. 1994 57/1000 Kelahiran Hidup

2. 1997 46/1000 Kelahiran Hidup

3. 2003 35/1000 Kelahiran Hidup

4. 2007 34/1000 Kelahiran Hidup

Sumber : Profil Kesehatan Indonesia (2012)

Berdasarkan data pada Tabel 1.2 diatas, dapat diketahui bahwa angka

kematian bayi di Indonesia masih tinggi, dan sangat jauh jika dibandingkan

dengan target angka kematian bayi tahun 2015, yang ditargetkan sebesar 23 per

1000 Kelahiran Hidup. Oleh karena tingginya angka kematian ibu di Indonesia,

dibandingkan dengan negara ASEAN (Association of Southeast Asian Nations)

lainnya, serta tingginya angka kematian bayi di Indonesia, maka Menteri

Kesehatan Republik Indonesia pada Kabinet Indonesia Bersatu II, menetapkan

kebijakan jaminan persalinan atau disingkat Jampersal.

Program jaminan persalinan atau disingkat menjadi Jampersal, merupakan

perluasan kepesertaan dari jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas), dan tidak

hanya mencakup masyarakat miskin saja. Manfaat yang diterima oleh penerima

jaminan persalinan terbatas pada pelayanan kehamilan, persalinan, nifas, bayi

baru lahir dan keluarga berencana pasca persalinan. Sedangkan pengertian umum

dari program jampersal adalah, program pemeriksaan kehamilan (antenatal),

Page 23: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

5

persalinan dan pemeriksaan masa nifas (postnatal), bagi seluruh ibu hamil yang

belum mempunyai jaminan kesehatan, serta bayi yang dilahirkannya pada fasilitas

kesehatan, yang bekerjasama dengan program jaminan persalinan terintegrasi

dengan program jaminan kesehatan masyarakat.

Program Jampersal merupakan, program yang difokuskan untuk

memberikan jaminan kebijakan, dan manajemen publik pembiayaan persalinan

bagi setiap wanita hamil. Dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

256/Menkes/PER/XII/ 2011 tentang petunjuk teknis (Juknis) pelaksanaan

program Jampersal, menyebutkan bahwa jaminan persalinan ditujukan untuk

meningkatkan cakupan pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, dan

pelayanan nifas ibu, oleh tenaga kesehatan yang kompeten. Tujuan umum dari

program jaminan persalinan adalah, untuk meningkatkan akses terhadap

pelayanan kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan KB (keluarga

berencana) pasca persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten

dan berwenang, di fasilitas kesehatan dalam rangka menurunkan AKI dan AKB.

Mulai tanggal 01 Januari 2014, program jaminan persalinan masuk

kedalam bagian pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

Kesehatan, karena untuk seluruh masyarakat miskin yang mendapat Jamkesmas

otomatis masuk kedalam BPJS, dengan sistem Jaminan Kesehatan Nasional yang

merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), yang

diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme asuransi kesehatan sosial yang

bersifat wajib (mandatory). Berdasarkan undang-undang Nomor 40 Tahun 2004

tentang SJSN dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan

Page 24: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

6

masyarakat yang layak yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar

iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah.

Angka Kematian Ibu (AKI) melahirkan di Provinsi Banten menempati

posisi ke 5 (lima) di tingkat nasional, dimana posisi pertama diduduki oleh

Provinsi Jawa Barat, posisi kedua diduduki oleh Provinsi Jawa Tengah, posisi

ketiga diduduki oleh Provinsi Jawa Timur, dan posisi keempat diduduki oleh

Provinsi Sumatra Utara. Pada Tahun 2012 angka kematian ibu di Provinsi Banten,

berdasarkan hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) mencapai 308

per 100.000 Kelahiran Hidup, sedangkan rata-rata nasional berada pada angka 359

per 100.000 Kelahiran Hidup. Angka kematian bayi di Provinsi Banten

menempati posisi keenam di tingkat nasional, dimana AKB Provinsi Banten tahun

2012 mencapai 30,9 per 1000 kelahiran hidup. Angka tersebut masih sangat jauh

dari target AKB tahun 2015, yang ditetapkan sebesar 23 Jiwa / 1.000 Kelahiran

Hidup.

Pada tahun 2013 jumlah kematian ibu di Provinsi Banten mencapai jumlah

yang sangat tinggi, yakni sebanyak 216 (dua ratus enam belas kematian,

sedangkan kematian bayi neonatal (hanya hidup dalam rentang waktu dua puluh

delapan hari) sebanyak 1220 (seribu dua ratus dua puluh) kematian. Jumlah

penduduk yang tinggi, kurangnya fasilitas pelayanan kesehatan, serta kondisi

sosial, budaya dan ekonomi masyarakat di Provinsi Banten, merupakan penyebab

dari tingginya angka kematian ibu dan bayi di Provinsi. Berikut adalah data

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Provinsi Banten

:

Page 25: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

7

Tabel 1.3

Pencapaian Indikator AKI dan AKB Kabupaten / Kota

se- Provinsi Banten tahun 2009-2011

No

Kabupaten /

Kota

AKB

(1000 per

Kelahiran Hidup)

AKI

(100.000 per Kelahiran

Hidup)

2009 2010 2011 2009 2010 2011

1 Kota Tangerang 12,5 11,3 8,2 98,1 78,7 51,9

2 Kota Serang 25,1 23,1 18,5 163,4 149,8 125,1

3 Kab.Lebak 45,1 41,4 35,2 336,7 332,5 328,1

4 Kab.Tangerang 21,2 18,9 15,2 115,1 106,4 104,9

5 Kab.Pandeglang 44,5 40,8 32,6 328,0 302,1 302,1

6 Kota Cilegon 22.2 20,4 13,6 196,8 185,0 102,0

7 Kab.Serang 30,1 26,6 18,7 419,1 381,4 362,1

8 Kota Tangsel 9,8 8,0 5,0 82,9 64,9 50,6

PROVINSI 25,3 22,8 17,0 203,2 187,3 158,6

Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Banten, 2012

Pada tabel 1.3, dapat diketahui bahwa Provinsi Banten terdiri dari 4

(empat) kota dan 4 (empat) kabupaten, diantaranya Kota Tangerang, Kota

Cilegon, Kota Tangerang Selatan, Kota Serang, Kabupaten Tangerang, Kabupaten

Pandeglang, Kabupaten Serang dan Kabupaten Lebak. Berdasarkan data pada

tabel 1.3 diatas, dapat diketahui bahwa, Kabupaten Lebak merupakan

penyumbang angka kematian ibu paling tinggi di Provinsi Banten, dibandingkan

dengan kabupaten atau kota lainnya di Provinsi Banten. Kabupaten Lebak berdiri

Page 26: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

8

pada tanggal 2 Desember tahun 1828 dan terdiri dari 28 (dua puluh delapan)

kecamatan, yang dibagi lagi atas 340 (tiga ratus empat puluh) desa dan 5 (lima)

kelurahan. Kabupaten Lebak memiliki luas wilayah sekitar 3,044,72 km² dengan

jumlah penduduk sekitar 1.233.900 Jiwa, dan beribukotakan Rangkasbitung.

Untuk melihat Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di

Kabupaten Lebak, setelah adanya program jaminan persalinan dapat dilihat

melalui Tabel 1.4 berikut :

Tabel 1.4

Pencapaian Indikator AKI dan AKB

Kabupaten Lebak Tahun 2011-2013

No

Indikator

Satuan 2011 2012 2013

Target Hasil Target Target Hasil Target

1.

Angka Kematian

Ibu (AKI)

Jiwa / 100.000

KH

184,2

196,9

167,1

172,1

150,6

157,7

2.

Angka Kematian

Bayi

(AKB)

Jiwa /

1.000

KH

38,1

30,6

36,7

28,2

35,4

24,6

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak, 2014

Berdasarkan data pada Tabel 1.4 diatas, dapat diketahui bahwa sejak

diberlakukan program jaminan persalinan, terdapat beberapa pencapaian

diantaranya, Angka Kematian bayi (AKB) di Kabupaten Lebak menunjukkan

kecenderungan menurun dari tiap tahunnya, mulai dari tahun 2011, AKB pada

tahun tersebut sebesar 30,6 Jiwa / 1.000 Kelahiran Hidup (KH), dan turun menjadi

24,6 Jiwa / 1.000 KH pada tahun 2013. Angka tersebut sudah mulai mendekati

Page 27: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

9

target AKB yang ditetapkan oleh Millenium Development Goals (MDGs), pada

tahun 2015 yakni sebesar 23 Jiwa / 1.000 Kelahiran Hidup.

Angka Kematian Ibu (AKI) pada Tabel 1.4 menunjukkan kecenderungan

menurun dari tiap tahunnya. Mulai dari tahun 2011, sejak diberlakukan Program

Jaminan Persalinan, AKI pada tahun tersebut yaitu sebesar 196,9 Jiwa / 100.000

KH dan turun menjadi 157,7 Jiwa per 100.000 KH pada tahun 2013. Namun

meskipun angka kematian ibu di Kabupaten Lebak mulai dari tahun 2011 sampai

dengan tahun 2013 cenderung menurun, tetapi angka kematian ibu masih belum

sesuai dengan target yang telah ditentukan oleh pemerintah Kabupaten Lebak,

dimana setiap tahunnya angka kematian ibu selalu lebih besar dari target angka

kematian ibu yang telah ditetapkan, dan AKI tersebut masih sangat jauh dari

target AKI yang ditetapkan oleh Millenium Development Goals (MDGs) tahun

2015 yang ditetapkan oleh WHO (World Health Organization), dimana target

angka kematian ibu ditetapkan sebesar 102 per 100.000 Kelahiran Hidup.

Karena keterbatasan masyarakat miskin dalam mendapatkan akses

pelayanan reproduksi, maka mereka memilih untuk menggunakan jasa penolong

persalinan oleh non medis (dukun bayi), untuk menolong proses persalinannya.

Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2010, menunjukkan

bahwa persalinan oleh tenaga kesehatan pada kelompok sasaran miskin, baru

mencapai sekitar 69,3%. Sedangkan persalinan yang dilakukan oleh tenaga

kesehatan difasilitas kesehatan baru mencapai 55,4%. Untuk persentase balita

menurut Kabupaten / Kota. Persentase penolong persalinan terakhir di Provinsi

Banten dapat dilihat melalui Tabel 1.5 berikut :

Page 28: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

10

Tabel 1.5

Persentase Balita menurut Kabupaten / Kota dan Penolong Persalinan

Terakhir di Provinsi Banten Tahun 2011-2012

No Kabupaten / Kota

Tahun 2011

Dokter Bidan Lainnya Jumlah

Kabupaten

1 Pandeglang 2,39 39,36 58,25 100,00

2 Lebak 1,32 29,76 68,91 100,00

3 Tangerang 17,54 63,43 19,02 100,00

4 Serang 6,69 44,41 48,90 100,00

Kota

1 Tangerang 26,97 71,74 1,30 100,00

2 Cilegon 25,78 57,90 16,32 100,00

3 Serang 20,42 56,99 22,58 100,00

4 Tangerang Selatan

32,66 65,17 2,17 100,00

Provinsi Banten 16,25 55,52 28,23 100,00

No Kabupaten /

Kota

Tahun 2012

Dokter Bidan Lainnya Jumlah

Kabupaten

1 Pandeglang 5,11 42,59 52,30 100,00

2 Lebak 5,87 38,69 55,43 100,00

3 Tangerang 18,06 68,86 13,08 100,00

4 Serang 7,70 51,28 41.02 100,00

Kota

1 Tangerang 31,19 66,09 2,71 100,00

2 Cilegon 13,28 77,87 8,84 100,00

3 Serang 18,59 56,50 24.91 100,00

4 Tangerang Selatan

32,36 66,33 1.31 100,00

Provinsi Banten 17,60 59,23 23.17 100,00

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Banten, 2013

Berdasarkan data pada tabel 1.5 diatas, menunjukkan bahwa persentase

penolong persalinan terakhir oleh tenaga selain bidan, dokter, paling tinggi

ditempati oleh Kabupaten Lebak. Dimana pada tahun 2011 persentasenya sangat

Page 29: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

11

tinggi, yaitu mencapai 68,91% dan menurun pada tahun 2012 menjadi 55,43%.

Salah satu kendala penting untuk mengakses persalinan oleh tenaga kesehatan

difasilitas kesehatan adalah, keterbatasan dan ketidak- tersediaan biaya, sehingga

diperlukan kebijakan terobosan. untuk meningkatkan persalinan yang ditolong

tenaga kesehatan difasilitas kesehatan. Melalui kebijakan yang disebut jaminan

persalinan. Jaminan persalinan dimaksudkan untuk menghilangkan hambatan

finansial bagi ibu hamil untuk mendapatkan jaminan persalinan, yang didalamnya

termasuk pemeriksaan kehamilan, pelayanan nifas termasuk keluarga berencana

pasca persalinan, dan pelayanan bayi baru lahir.

Dalam evaluasi program jaminan persalinan di Puskesmas Mandala,

Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, ditemukan beberapa permasalahan.

Pertama, hasil yang dicapai dari diberlukakannya program jaminan persalinan

belum maksimal. Data tersebut dapat dilihat melalui gambar 1.1 berikut :

Gambar 1.1

Persentase Penolong Kelahiran di Kecamatan Cibadak Tahun 2012

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Banten, 2013

Page 30: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

12

Berdasarkan data yang ditunjukkan pada gambar 1.1, dapat dipahami

bahwa pada tahun 2012 terdapat 25% (dua puluh lima persen) persalinan yang

ditangani oleh tenaga medis, sementara terdapat 18% (delapan belas persen)

persalinan yang tolong oleh dukun terlatih, serta terdapat 56% (lima puluh enam

persen) persalinan yang dibantu oleh dukun tidak terlatih. Hal ini menunjukkan

bahwa, meskipun sudah diberlakukan program jaminan persalinan di Kecamatan

Cibadak, tetapi jika dilihat dari gambar 1.2, persentase persalinan yang ditolong

oleh dukun terlatih hampir menyamai persentase persalinan yang ditolong oleh

tenaga medis. Persentase persalinan yang ditolong oleh dukun tidak terlatih, dua

kali lipat lebih besar, dibandingkan dengan persentase pertolongan persalinan oleh

tenaga medis. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa, tingkat pemahaman

penduduk terhadap pentingnya keselamatan ibu dan anak yang dilahirkan, serta

pentingnya tenaga kesehatan medis masih kurang, mereka juga memiliki

anggapan bahwa dengan bersalin di dukun tidak membutuhkan biaya yang besar (

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Banten,2015).

Kedua, pada saat pelaksanaan program jaminan persalinan, terdapat

permasalahan lain, yaitu kurangnya fasilitas yang mendukung berjalannya

program jaminan persalinan di Puskesmas Mandala. Hal tersebut berkaitan

dengan hasil yang dicapai dari program Jampersal, karena hal ini menjadi

hambatan dalam mencapai hasil program jaminan persalinan yang maksimal.

Puskesmas Mandala hanya memiliki 1 (satu) kendaraan operasional Puskesmas

saja, yang biasa disebut dengan mobil ambulance, padahal beberapa desa di

Page 31: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

13

wilayah Puskesmas Mandala memiliki jarak yang cukup jauh untuk ditempuh,

ditambah dengan kondisi jalan yang kurang bagus, penerangan jalan yang belum

memadai, dan masih jarang dilalui oleh angkutan umum, sehingga apabila ada

pasien yang membutuhkan pertolongan disaat yang bersamaan, hal ini menjadi

kendala yang berarti bagi pihak Puskesmas (Sumber: Hasil wawancara dengan

Kepala Puskesmas Mandala, Pada Tanggal 27 Oktober 2014).

Selain permasalahan kendaraan operasional Puskesmas, permasalahan

lainnya yang berkaitan dengan kurangnya fasilitas yang memadai di Puskesmas

Mandala yakni, sejak diberlakukan program jaminan persalinan, Puskesmas

Mandala belum memberlakukan layanan 24 jam, dimana Puskesmas Mandala

belum menerima pasien rawat inap pada saat itu, karena keterbatasan sarana dan

prasarana (Sumber: Hasil wawancara dengan Pengelola Kesehatan Ibu dan Anak

(KIA) Puskesmas Mandala, pada Tanggal 27 Oktober 2014). Kurangnya sarana

dan prasarana di Puskesmas Mandala pada saat itu, mempengaruhi hasil yang

dicapai dari program jaminan persalinan yang belum maksimal.

Permasalahan ketiga yaitu, adanya biaya yang harus dikeluarkan oleh

peserta Jampersal setelah pasien (peserta jampersal) mendapatkan pelayanan

Jampersal. Berdasarkan pedoman pelaksanaan program jaminan persalinan yaitu

Petunjuk Teknis (Juknis) program jaminan persalinan, seharusnya pelayanan

Jampersal itu diberikan secara gratis atau tidak memungut biaya kepada

masyarakat. Berdasarkan studi pendahuluan yang penulis lakukan, masih terdapat

beberapa tenaga medis (tidak semua) yang mengenakan biaya kepada pasien

(peserta Jampersal), setelah mendapatkan pelayanan pertolongan persalinan.

Page 32: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

14

Jumlah biaya yang dikeluarkan oleh peserta Jampersal, yang sudah

mendapatkan pelayanan jampersal, yakni sekitar Rp. 300.000 (tiga ratus ribu

rupiah) sampai dengan Rp.350.000 (tiga ratus lima puluh ribu rupiah) (Sumber:

Hasil wawancara dengan warga yang menggunakan program Jampersal pada

tanggal 25 Oktober 2014). Tentu saja hal tersebut menyimpang dari Keputusan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 256/Menkes/PER/XII/ 2011,

tentang petunjuk teknis (juknis) pelaksanaan program Jampersal, yang seharusnya

pelayanan jampersal diberikan secara gratis kepada masyarakat. Karena program

Jampersal dibuat untuk memberikan bantuan finansial kepada masyarakat miskin,

agar mereka bisa melakukan persalinan dengan dibantu oleh tenaga medis.

Masalah keempat, jumlah kematian bayi yang mengalami peningkatan

setiap tahunnya. Padahal program jaminan persalinan ini bertujuan untuk

menekan angka kematian ibu dan angka kematian bayi. Namun di wilayah

Puskesmas Mandala, sejak diberlakukan program jaminan persalinan, jumlah

kematian bayi justru menunjukkan peningkatan disetiap tahunnya. Hal ini

menunjukkan bahwa, program jaminan persalinan belum dapat memecahkan

masalah tingginya AKI dan AKB terutama di Wilayah Puskesmas Mandala. Data

tersebut dapat dilihat melalui data jumlah kejadian kematian bayi di wilayah

Puskesmas Mandala, pada tabel 1.6 berikut :

Page 33: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

15

Tabel 1.6

Jumlah Kejadian Kematian Bayi (0 Tahun) di Wilayah Puskesmas Mandala

Tahun 2011-2013

NO

DESA

2010 2011 2012 2013

L P L P L P L P

1. Tambakbaya 2 1 1 0 1 3 1 2

2. Bojongleles 1 1 0 0 1 2 2 1

3. Kaduagung Timur 1 0 1 0 4 1 2 2

4. Kaduagung Barat 1 0 0 1 1 0 1 2

5. Kaduagung Tengah 0 1 0 2 1 0 1 2

6. Mekar Agung 0 1 1 2 1 0 2 1

Jumlah 5 2 3 5 9 6 9 10

9 8 15 19

Sumber : BPS Provinsi Banten, 2012,2013 dan Puskesmas Mandala, 2014

Pada Tabel 1.6, dapat diketahui bahwa, selama diberlakukan program

jaminan persalinan, jumlah kejadian kematian bayi di wilayah Puskesmas

Mandala pada tahun 2011-2013, jumlahnya terus mengalami peningkatan.

Sebelum ada program jaminan persalinan (tahun 2010), jumlah kejadian kematian

bayi di Wilayah Puskesmas Mandala terjadi sebanyak 9 (sembilan) kematian,

sedangkan sejak diberlakukan program jaminan persalinan, tepatnya mulai tahun

2011, jumlah kejadian kematian bayi di Wilayah Puskesmas Mandala menurun

satu tingkat, yakni menjadi 8 (delapan) kematian, kemudian pada tahun

berikutnya (tahun 2012), jumlah kejadian kematian bayi di wilayah Puskesmas

Mandala terus mengalami peningkatan hingga dua kali lipat lebih, yakni sebanyak

15 (lima belas) kejadian kematian. Pada tahun berikutnya, yakni tahun 2013

jumlah kejadian kematian bayi di Wilayah Puskesmas Mandala mengalami

peningkatan lagi menjadi 19 (sembilan belas) kematian. Hal tersebut

Page 34: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

16

menunjukkan bahwa, program jaminan persalinan belum dapat memecahkan

masalah tingginya AKI dan AKB, terutama di Wilayah Puskesmas Mandala.

Penyebab kematian bayi di Kecamatan Cibadak diantaranya, karena

pernikahan dini, MBA (Married by accident) dimana kehamilannya tidak

diinginkan dan kemudian ditutup-tutupi, sehingga bagaimana mau melakukan

pemeriksaan kehamilan, memberi vitamin dan lain-lain, Jika kehamilannya saja

tidak diinginkan atau tidak direncanakan (Sumber: Hasil wawancara dengan

Bidan di Puskesmas Mandala Bagian Kesehatan Ibu dan Anak pada Tanggal 27

Oktober 2014).

Masalah kelima, tidak ada perubahan yang signifikan pada jumlah

kejadian kematian ibu di Wilayah Puskesmas Mandala, sebelum dan sesudah

adanya program jaminan persalinan. Padahal jika melihat pada tujuan dibuatnya

program jaminan persalinan, program ini bertujuan untuk menekan AKI dan

AKB. Data jumlah kejadian kematian ibu sebelum dan sesudah adanya program

jaminan persalinan dapat dilihat melalui tabel 1.7 berikut :

Tabel 1.7

Jumlah Kejadian Kematian Ibu di Wilayah Puskesmas Mandala

Tahun 2011-2013

No Desa 2008 2010 2011 2012 2013

1 Tambakbaya 1 0 1 0 0

2 Bojongleles 0 0 0 0 0

3 Kaduagung Timur 0 0 0 0 1

4 Kaduagung Barat 0 0 0 0 0

5 Kaduagung Tengah 0 0 0 0 0

6 Mekar Agung 0 0 0 0 0

Jumlah 1 0 1 0 1

Sumber : Puskesmas Mandala, 2014 dan BPS Provinsi Banten,2012,2013

Page 35: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

17

Pada tabel 1.7 dapat diketahui bahwa, jumlah kejadian kematian ibu di

wilayah Puskesmas Mandala sebelum diadakan program jaminan persalinan,

jumlahnya sebanyak 1 (satu) kematian, yaitu terjadi pada tahun 2008 di Desa

Tambakbaya. Pada Pada tahun 2010, tidak terjadi kematian ibu di wilayah

Puskesmas Mandala. Sejak diberlakukan program jaminan persalinan, pada tahun

2011 jumlahnya meningkat satu tingkat, dimana pada tahun sebelumnya nihil,

tetapi di tahun 2011 terjadi kematian ibu sebanyak 1 (satu) kematian, tepatnya di

Desa Tambakbaya. Pada tahun berikutnya (tahun 2012) jumlah kematian ibu

mulai nihil kembali, dan di tahun berikutnya (tahun 2013) terjadi kematian ibu

sebanyak 1 (satu) kematian, yaitu di Desa Kaduagung Timur. Hal tersebut

menunjukkan, belum adanya perubahan yang signifikan dari diberlakukannya

program jaminan persalinan.

Kejadian kematian ibu di Desa Kaduagung Timur, diakibatkan karena

faktor tiga keterlambatan. Pertama, terlambat mengambil keputusan, kedua,

terlambat ketempat rujukan, dan ketiga, terlambat dalam memperoleh pelayanan

persalinan dari tenaga kesehatan. Faktor tersebut yang terjadi di wilayah

Puskesmas Mandala, tepatnya pada kejadian kematian ibu di Desa Kaduagung

Timur, awalnya korban mengalami hipertensi (darah tinggi), dimana dalam

kehamilan disebut dengan eklamsi. Awalnya korban mengalami kejang-kejang

dan mules dari pagi, namun karena kebanyakan masyarakat masih berfikir

tradisional (belum terbuka), mereka tidak ada yang bergegas untuk memanggil

bidan, karena mereka beranggapan bahwa korban sedang kesurupan, sehingga

Page 36: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

18

korban tidak mendapatkan tindakan apapun. Ketika korban tidak mengalami

perubahan, barulah masyarakat di sana memanggil bidan, kemudian bidan

langsung membawa pasien tersebut ke Rumah Sakit terdekat, namun karena dari

awal terlambat ditangani oleh tenaga medis akhirnya korban tidak tertolong

(Sumber: Hasil wawancara dengan Bidan di Puskesmas Mandala Bagian

Kesehatan Ibu dan Anak pada Tanggal 27 Oktober 2014).

Permasalahan keenam, meski sudah diberlakukan program jaminan

persalinan, namun masih ada masyarakat yang tidak memberikan tanggapan yang

baik terhadap program tersebut. Masih ada masyarakat (Ibu hamil) yang tidak ikut

berpartisipasi terhadap program jaminan persalinan. Mereka masih memilih untuk

menggunakan jasa penolong persalinan di dukun. Hal tersebut dikarenakan

mereka merasa sebagai orang yang tidak mampu, sehingga tidak memiliki biaya

untuk melakukan persalinan di bidan atau tenaga medis lainnya. Mereka

mengungkapkan bahwa dengan melakukan persalinan di dukun tidak perlu

mengeluarkan biaya yang besar, karena bayarnya boleh berapa saja sesuai

kemampuan dan bisa dilakukan dengan cara dicicil (Sumber: Wawancara dengan

masyarakat yang bersalin di dukun, pada Tanggal 16 Oktober 2014). Adapun data

jumlah persalinan berdasarkan penolong persalinan se- Kecamatan, di Kabupaten

Lebak dapat dilihat melalui tabel 1.8 berikut :

Page 37: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

19

Tabel 1.8

Jumlah Persalinan Berdasarkan Penolong Persalinan

se-Kecamatan di Kabupaten Lebak Tahun 2013

No

Kecamatan

Dokter

Bidan Perawat

Dukun

Dukun

Bermitra

dengan

Nakes

Tenaga

Kesehatan

(Gakin)

1 Malingping 52 1.007 0 125 334 379 2 Wanasalam 0 919 6 56 707 86 3 Panggarangan 28 538 6 78 38 40 4 Cihara 15 488 0 84 488 141 5 Bayah 148 562 0 77 264 657 6 Cilograng 14 512 0 80 503 0 7 Cibeber 312 1.158 1 36 160 262 8 Cijaku 18 462 0 49 11 77 9 Cigemblong 4 112 0 20 121 40

10 Banjarsari 59 940 20 121 162 204 11 Cileles 57 781 1 121 172 114 12 Gunung

Kencana 39 416 0 183 0 60

13 Bojongmanik 31 362 0 35 343 0 14 Cirinten 36 384 15 132 443 37 15 Leuwidamar 44 852 0 39 471 69 16 Muncang 12 170 0 21 182 1 17 Sobang 13 521 0 85 0 87 18 Cipanas 102 848 0 55 25 89 19 Lebak Gedong 6 399 0 30 133 12 20 Sajira 71 900 0 48 319 619 21 Cimarga 172 1.034 0 188 550 100 22 Cikulur 112 762 0 70 518 72 23 Warunggunung 63 524 1 87 61 347 24 Cibadak 139 782 0 208 44 107 25 Rangkasbitung 339 1.804 0 107 19 397 26 Kalanganyar 12 519 0 71 18 345 27 Maja 38 718 0 166 0 182 28 Curugbitung 80 549 0 78 403 174

Jumlah 2.016 19.023 36 2.450 6.489 4.698 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Banten, 2014

Berdasarkan data pada tabel 1.8, menunjukkan bahwa jumlah terbanyak

penolong persalinan oleh dukun diduduki oleh Kecamatan Cibadak, dimana

Page 38: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

20

terdapat 208 (dua ratus delapan) jumlah persalinan yang ditolong oleh dukun yang

belum bermitra dengan tenaga jesehatan. Jumlah tersebut merupakan jumlah yang

paling banyak, dibandingkan dengan jumlah persalinan yang ditolong oleh dukun

pada kecamatan-kecamatan lainnya di Kabupaten Lebak. Hal ini menunjukkan

bahwa, sebagian besar penduduk di Kecamatan Cibadak masih kurang mengerti

dan faham akan pentingnya tenaga kesehatan medis, dan penolong persalinan oleh

dukun dianggap tidak membutuhkan biaya yang besar ( Sumber : Kecamatan

Cibadak Dalam Angka Tahun 2014, 2015).

Data pada tabel 1.8 menunjukkan bahwa, tanggapan masyarakat terhadap

program jaminan persalinan belum baik. Karena jika melihat pada tujuan program

jaminan persalinan, program ini bertujuan untuk membantu masyarakat secara

finansial, khususnya masyarakat miskin, agar mereka bisa melakukan persalinan

dengan dibantu oleh tenaga kesehatan (medis), untuk meminimalisir terjadinya

persalinan beresiko, yang dapat memicu terjadinya kematian ibu. Analisis

kematian ibu yang dilakukan Direktorat Bina Kesehatan Ibu pada Tahun 2010,

membuktikan bahwa kematian ibu terkait erat dengan penolong persalianan, dan

tempat atau fasilitas persalinan. Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan

terbukti berkontribusi terhadap turunnya risiko kematian ibu. Demikian pula

dengan tempat atau fasilitas persalinan, jika persalinan dilakukan di fasilitas

pelayanan kesehatan juga akan semakin menekan risiko kematian ibu. Selain data

pada tabel 1.8, data pada gambar 1.1 juga menunjukkan tanggapan masyarakat

terhadap program jaminan persalinan di Kecamatan Cibadak belum baik, karena

Page 39: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

21

gambar 1.2 menunjukkan jumah pertolongan persalinan oleh dukun. lebih tinggi

dari jumlah pertolongan persalinan oleh tenaga medis..

Oleh karena permasalahan-permasalahan diatas, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian yang berjudul “EVALUASI PROGRAM JAMINAN

PERSALINAN (JAMPERSAL) DI PUSKESMAS MANDALA,

KECAMATAN CIBADAK, KABUPATEN LEBAK TAHUN 2011-2013”.

1.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti mencoba

mengidentifikasikan permasalahan jaminan persalinan. identifikasi masalah

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Hasil yang dicapai dari diberlakukannya program jaminan persalinan di

Puskesmas Mandala, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, belum

maksimal.

2. Kurangnya fasilitas yang mendukung berjalannya program jaminan

persalinan di Puskesmas Mandala, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak.

3. Adanya biaya yang harus dikeluarkan oleh peserta jaminan persalinan,

setelah pasien (peserta Jampersal) mendapatkan pelayanan jaminan

persalinan di beberapa tenaga medis Puskesmas Mandala, Kecamatan

Cibadak, Kabupaten Lebak.

4. Jumlah kejadian kematian bayi, sejak diberlakukan program jaminan

persalinan di wilayah Puskesmas Mandala, Kecamatan Cibadak,

Kabupaten Lebak, meningkat setiap tahunnya.

Page 40: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

22

5. Tidak terjadi perubahan yang signifikan, pada jumlah kejadian kematian

ibu, sebelum dan sesudah diadakan program jaminan persalinan, di

wilayah Puskesmas Mandala, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak.

6. Tanggapan masyarakat terhadap program jaminan persalinan di wilayah

Puskesmas Mandala, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak belum baik.

1.2 Pembatasan Masalah

Berdasarkan pada uraian-uraian yang ada dalam latar belakang masalah,

dan identifikasi masalah, peneliti memiliki keterbatasan kemampuan dan berfikir

secara menyeluruh, oleh karena itu peneliti mencoba membatasi penelitiannya

pada Evaluasi Program Jaminan Persalinan (Jampersal) di Puskesmas Mandala,

Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak Tahun 2011-2013.

1.3 Rumusan Masalah :

Berdasarkan batasan permasalahan diatas, mengenai Evaluasi Program

Jaminan Persalinan, maka rumusan masalahnya yaitu, Bagaimana Evaluasi

Program Jaminan Persalinan di Puskesmas Mandala, Kecamatan Cibadak,

Kabupaten Lebak Tahun 2011-2013?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian evaluasi program jaminan persalinan ini yaitu

mengetahui Evaluasi Program Jaminan Persalinan di Puskesmas Mandala,

Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak Tahun 2011-2013.

Page 41: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

23

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang penulis harapkan dari penelitian yang berjudul Evaluasi

Program Jaminan Persalinan di Puskesmas Mandala, Kecamatan Cibadak,

Kabupaten Lebak Tahun 2011-2013, ini adalah :

1.5.1 Manfaaat Teoritis

1. Mengetahui konsep-konsep kebijakan publik dan evaluasi dari

suatu kebijakan.

2. Untuk mengaplikasikan materi-materi pengajaran mengenai

kebijakan publik, khususnya mengenai evaluasi kebijakan

publik. Serta dapat memberikan sumbangan pemikiran guna

melakukan pengembangan teori-teori kebijakan.

3. Untuk mengembangkan teori evaluasi kebijakan publik.

1.5.2 Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Sebagai sarana penerapan ilmu pengetahuan yang selama ini

peneliti dapatkan dan pelajari dalam perkuliahan dikelas.

b. Bagi Instansi

Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat dan menjadi

masukan bagi instansi terkait, untuk program di masa yang akan

datang.

Page 42: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

24

c. Bagi Masyarakat

Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat dan menjadi arahan

bagi masyarakat, agar masyarakat dapat mengakses program

pemerintah, di masa yang akan datang, sesuai dengan sasaran

program.

Page 43: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

BAB II

DESKRIPSI TEORI DAN ASUMSI DASAR

2.1 Deskripsi Teori

2.1.1 Kebijakan Publik

Kata kebijakan atau policy menurut Poerdarminta (1984:138) dalam

Kamus Umum bahasa Indonesia diartikan dengan beberapa makna, diantaranya

adalah pimpinan dan cara bertindak mengenai pemerintahan, kepandaian,

kemahiran dan kebijaksanaan. Berdasarkan definisi yang terdapat dalam Kamus

Umum Bahasa Indonesia kebijakan diartikan sebagai berikut :

“Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang mempunyai garis besar

dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan dan

cara bertindak (pemerintah, organisasi, dan sebagainya): pernyataan cita-

cita, tujuan, prinsip atau maksud sebagai garis pedoman untuk manajemen

dalam usaha mencapai sasaran”.

Adapun pengertian kebijakan publik menurut Friedrich dalam Agustino

(2008:7) adalah :

“Serangkaian tindakan/kegiatan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok,

atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu dimana terdapat hambatan-

hambatan (kesulitan-kesulitan) dan kemungkinan-kemungkinan

(kesempatan-kesempatan) dimana kebijakan tersebut diusulkan agar berguna

dalam mengatasinya untuk mencapai tujun yang dimaksud”.

Dari definisi kebijakan publik menurut para ahli, yang telah dipaparkan di

atas. Dapat dipahami bahwa terdapat kesamaan pengertian diantara keduanya.

Kesamaan tersebut diantaranya, kedua definisi di atas mengartikan kebijakan

sebagai tindakan yang dilakukan berdasarkan usul dari individu, kelompok atau

25

Page 44: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

26

pemerintah, untuk mencapai tujuan tertentu. Adapun perbedaannya, yaitu terletak

pada pengertian kebijakan publik menurut friedrich, yang mengemukakan bahwa

didalam kebijakan terdapat hambatan-hambatan dan kemungkinan-kemungkinan.

Berbeda dengan definisi kebijakan publik yang telah dipaparkan oleh para

ahli di atas, pengertian kebijakan publik menurut Dye dalam Subarsono (2006:2)

adalah sebagai berikut :

“Apapun pilihan pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan

(public policy is whatever governments choose to do or not to do)”.

Dunn W dalam bukunya yang berjudul “Pengantar Analisis Kebijakan

Publik” (2003:132) menjelaskan bahwa kebijakan publik adalah pola

ketergantungan yang kompleks dari pilihan-pilihan kolektif yang saling

tergantung, termasuk keputusan-keputusan untuk tidak bertindak yang dibuat oleh

badan atau kantor pemerintah.

Adapun Wilson dalam Wahab (2012:13) yang mengemukakan kebijakan

publik sebagai berikut ;

“The actions, objectivies, and pronouncements of goverments on

particular matters, the steps they take (or fail to take) to implement them,

and the explanations they give for what happens (or does nothappen)”

(tindakan-tindakan, tujuan-tujuan, dan pernyataan-pernyataan pemerintah

mengenai masalah-masalah tertentu, langkah-langkah yang telah atau

sedang diambil (atau gagal diambil) untuk diimplementasikan, dan

penjelasan-penjelasan yang diberikan oleh mereka mengenai apa yang

telah terjadi (atau tidak terjadi).

Page 45: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

27

Berdasarkan pada definisi-definisi kebijkan publik menurut para ahli di

atas, dapat dipahami bahwa kebjakan publik adalah, suatu pilihan yang diambil

oleh pemerintah untuk melakukan tindakan dan atau keputusan, atau tidak

melakukan.

Definisi lain disebutkan oleh Lemix dalam Wahab (2012:15) yang telah

mendefinisikan kebijakan publik sebagai berikut :

“The product of activities aimed at the resolution of publik problems in the environment by political actors whose relationship are structured. The

entire process by political over time” (produk aktivitas-aktivitas yang

terjadi dilingkungan tertentu yang dilakukan olek aktor-aktor politik yang

hubungannya terstruktur. Keseluruhan proses aktivitas itu berlangsung

sepanjang waktu).

Pakar inggris, Jenkins dalam Wahab (2012:15) mendefinisikan kebijkan

publik sebagai berikut :

“A set of interrelated decisions taken by a political actor of group of

actor concerning the selection of goal and the means of achieving

principle, be within the power of these actors to achieve” (serangkaian

keputusan yang saling berkaitan yang diambil oleh seorang aktor politik

atau sekelompok aktor, berkenaan dengan tujuan yang telah dipilih beserta

cara-cara untuk mencapainya dalam suatu situasi).

Sementara itu, Anderson dalam Agustino (2008:7) memberikan pengertian

atas definisi kebijakan publik sebagai berikut :

“Serangkaian kegiatan yang mempunyai maksud atau tujuan tertentu yang

diikuti dan dilaksanakan oleh seorang aktor atau sekelompok aktor yang

berhubungan dengan suatu permasalahan atau suatu hal yang

diperhatikan”.

Page 46: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

28

Berdasarkan pada definisi-definisi kebijakan publik menurut para ahli

yang telah dipaparkan di atas, dapat diahami bahwa ketiga definisi tersebut

memiliki kesamaan. Kesamaan tersebut yaitu definisi kebijakan publik yang

merupakan suatu aktivitas dan atau keputusan yang dibuat oleh para aktor politik

yang terjadi dalam lingkungan atau situasi tertentu.

Kebijakan publik sendiri menurut Nugroho (2012:93) merupakan bentuk

dinamika tiga dimensi kehidupan setiap negara bangsa, yaitu :

1. Dimensi politik, karena kebjakan publik merupakan bentuk paling

nyata system politik yang dipilih. Politik demokratis memberikan hasil

kebijakan publik yang berproses secara demokratis dan dibangun

untuk kepentingan kehidupan bersama, bukan orang-seorang atau satu

atau beberapa golongan saja.

2. Dimensi hukum, karena kebijakan publik merupakan fakta hokum dari

Negara, sehingga kebijakan publik mengikat seluruh rakyat dan juga

seluruh penyelenggara Negara, terutama penyelenggara

pemnerintahan. Fakta ini ditekankan karena hokum yang buruk adalah

hokum yang berlaku untuk rakyat (terutama rakyat kecil) dan bukan

untuk pembuat penegak hokum (atau “rakyat besar”).

3. Dimensi manajemen, karena kebijakan publik perlu untuk dirancang

atau direncanakan, dilaksanakan melalui berbagai organisasi dan

kelembagaan, dipimpin oleh pemerintah beserta organisasi eksekutif

yang dipimpinnya, yaitu birokrasi, bersama-sama dengan rakyat, dan

untuk mencapai hasil yang optimal, maka implementasi kebijakan

publik harus dikendalikan. Fungsi perencanaan, pengorganisasian,

kepemimpinan, dan pengendalian adalah fungsi manajemen.

Adapun proses kebijakan dapat dilihat melalui gambar 2.1 berikut :

Page 47: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

29

Proses Kebijakan

Proses Politik Evaluasi

Kebijakan

Isu Kebijakan

(Agenda

Pemerintah)

Formulasi Kebijakan

Implementasi Kebijakan

Kinerja Kebijakan

Input Proses Output

Gambar 2.1

Proses Kebijakan yang Ideal

Sumber : Nugroho, 2012:533

Berdasarkan gambar 2.1 dapat dipahami sebuah proses kebijakan, bahwa

kebijakan berawal dari sebuah isu kebijakan yang menjadi agenda pemerintah,

kemudian masuk kedalam tahap perumusan kebijakan, menurut Nugroho

(2012:539) mendefinisikan perumusan kebijakan publik sebagai inti dari

kebijakan publik, karena disini dirumuskan batas-batas kebijakan itu sendiri.

Proses selanjutnya yaitu pelaksanaan kebijakan atau Implementasi Kebijakan.

Menurut Nugroho (2012:674) implementasi kebijakan pada prinsipnya adalah

cara agar sebuah kebijakan dapat mencapai tujuannya. Tidak lebih tidak kurang.

Untuk mengimplementasikan kebijakan publik, ada dua pilihan langkah yang ada,

yaitu langsung mengimplementasikan dalam bentuk program atau melalui

Page 48: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

30

formulasi kebijakan derivate atau turunan dari kebijakan publik tersebut. Secara

umum dapat digambarkan sebagai berikut :

Kebijakan Publik

Kebijakan Publik

Penjelas

Program

Proyek

Kegiatan

Pemanfaat (beneficiaries)

Gambar 2.2

Sekuensi Implementasi Kebijakan

Sumber : Nugroho, 2012:675

Berdasarkan gambar 2.2 dapat diketahui turunan dari kebijakan publik,

dimuali dari program-program, kemudian diturunkan kembali menjadi proyek-

proyek, dan akhirnya diwujudkan dalam bentuk kegiatan-kegiatan. Ketiganya

merupakan bagian dari sebuah implementasi kebijakan. Proses berikutnya pada

gambar 2.1. Setelah tahap implementasi kebijakan, tahap berikutnya adalah

Page 49: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

31

evaluasi kebijakan atau dalam gambar 2.1 disebut dengan pemanfaat

(beneficiaries).

Adapun evaluasi kebijakan menurut Dye dalam Parson W (2008:351)

mengemukakan bahwa :

“Evaluasi Kebijakan adalah pemeriksaan yang objektif, sistematis dan

empiris terhadap efek dari kebijakan dan program publik terhadap targetnya

dari segi tujuan yang ingin dicapai”.

Laswell dan Kaplan dalam Nugroho (2012:119) mendefinisikan kebijakan

publik sebagai suatu program yang diproyeksikan dengan tujuan-tujuan tertentu,

nilai-nilai tertentu dan praktik-praktik tertentu (a projected program of goals,

values, and practices).

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

dengan kebijakan publik adalah suatu tindakan pemerintah dalam rangka

mengambil keputusan baik itu melakukan atau tidak melakuakan untuk mencapai

tujuan negara.

2.1.2 Evaluasi Kebijakan Publik

Evaluasi kebijakan menurut Weiss dalam Soekarno (2003:173) adalah

adalah suatu kata yang elastis yang dapat meluas meliputi penilaian kebenaran dan

keberhasilan mengenai banyak hal.

Adapun pengertian evaluasi kebijakan menurut Lester dan Stewart dalam

Agustino (2008:185) yaitu :

Page 50: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

32

“evaluasi ditujukan untuk melihat sebagian-sebagian kegagalan suatu kebijakan dan untuk mengetahui apakah kebijakan yang telah dirumuskan

dan dilaksanakan dapat menghasilkan dampak yang diinginkan”.

Dunn dalam Agustino (2008:185) mengungkapkan, secara sederhana

evaluasi kebijakan berkenaan dengan produksi informasi mengenai nilai-nilai atau

manfaat-manfaat hasil kebijakan.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, terdapat kesamaan definisi, yaitu

evaluasi kebijakan publik merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk

mengetahui kegagalan/keberhasilan suatu kebijakan, serta untuk mengetahui

dampak yang dihasilkan dari kebijakan tersebut.

Sementara itu, pengertian lain mengenai evaluasi kebijakan didefinisikan

oleh Dye dalam Parson W (2008:351) bahwa :

“Evaluasi kebijakan adalah pemeriksaan yang objektif, sistematis dan empiris terhadap efek dari kebijakan dan program publik terhadap targetnya

dari segi tujuan yang ingin dicapai”.

Agustino dalam bukunya yang berjudul “Dasar-dasar Kebijakan Publik”

(2014:185) mendefinisikan evaluasi kebijakan sebagai berikut :

“Bagian akhir dari suatu proses kebijakan yang dipandang sebagai pola

aktivitas yang berurutan. Evaluasi kebijakan sebenarnya juga membahas

persoalan perencanaan, isi, implementasi, dan tentu saja efek atau pengaruh

dari kebijakan itu sendiri”.

Pengertian lain mengenai evaluasi kebijakan publik didefinisikan oleh

Anderson dalam Soekarno (2003:149) sebagai berikut :

Page 51: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

33

“Evaluasi kebijakan adalah lebih dari sekedar proses teknis atau analitis melainkan juga merupakan proses politis dan selanjutnya evaluasi kebijakan

itu menunjukkan bahwa meskipun evaluasi itu dimaksudkan dengan tujuan

yang tidak memihak dan objektif akan menjadi politis atau kegiatan politik

dengan terjadinya pengaruh terhadap alokasi sumber-sumber daya dalam

masyarakat”.

Dari ketiga definisi evaluasi kebijakan menurut ketiga ahli di atas, terdapat

kesamaan dalam definisi evaluasi kebijakan. Kesamaan tersebut yaitu, evaluasi

kebijakan merupakan suatu aktivitas pemeriksaan yang dilakukan, untuk

megetahui efek atau pengaruh yang diberikan, dari suatu kebijakan terhadap target

sasaran dari kebijakan tersebut.

Adapun Jones dalam Soekarno (2003:173) mengemukakan bahwa :

“Evaluasi adalah kegiatan yang dapat menyumbangkan pengertian yang

besar nilainya dan dapat pula membantu penyempurnaan pelaksanaan

kebijakan beserta perkembangannya”.

Berdasarkan definisi evaluasi kebijakan menurut Jones, dapat dipahami

bahwa evaluasi kebijakan merupakan suatu aktivitas dan merupakan proses yang

dapat menyempurnakan sebuah kebijakan serta perkembangan dari kebijakan itu

sendiri.

Pengertian lain menurut Nugroho dalam bukunya yang berjudul “Public

Policy” (2012:723) bahwa evaluasi merupakan penilaian pencapaian kinerja dari

implementasi. Evaluasi dilaksanakan setelah kegiatan “selesai dilaksanakan”

dengan dua pengertian “selesai”, yaitu (1) pengertian waktu (mencapai/melewati

“tenggat waktu”) dan (2) pengertian kerja (“pekerjaan tuntas”).

Page 52: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

34

Ada tiga fungsi dari evaluasi kebijakan, pertama evaluasi kebijakan harus

memberi informasi yang valid dan dipercaya mengenai kinerja kebijakan. Kinerja

kebijakan yang dinilai dalam evaluasi kebijakan melingkupi: (1) seberapa jauh

kebutuhan niali, dan kesempatan telah dicapai melalui tindakan

kebijakan/program. Dalam hal ini evaluasi kebijakan mengungkapkan seberapa

jauh tujuan-tujuan tertentu telah dicapai. (2) apakah tindakan yang ditempuh oleh

implementing agencies sudah benar-benar efektif, responsive, akuntabel, dan adil.

Dalam bagaian ini evaluasi kebijakan harus juga memerhatikan persoalan-

persoalan hak azasi manusia ketika kebijakan itu dilaksanakan. (3) bagaimana

efek dan dampak dari kebijakan itu sendiri.

Kedua, evaluasi kebijakan berfungsi memberi sumbangan pada klarifikasi

dan kritik terhadap nilai-nilai yang mendasari pemilihan tujuan dan target.

Pemilihan nilai dalam mencapai tujuan dan target, sejatinya, tidak didasari oleh

kepentingan-kepentingan nilai dari kelompok/golongan/partai tertentu.

Ketiga, evaluasi kebijakan berfungsi juga untuk memberi sumbangan pada

aplikasi netode-metode analisis kebijakan lainnya, termasuk bagi perumusan

masalah maupun pada rekomendasi kebijakan.

Berdasarkan definisi evaluasi kebijakan menurut Nugroho (2012:723),

yang telah dipaparkan di atas, penulis dapat simpulkan, bahwa yang dimaksud

dengan evaluasi kebijakan publik adalah suatu proses yang dilakukan untuk

mengetahui hasil atau pecapaian dari sebuah kebijakan yang telah

diimplementasikan. Apakah kebijakan tersebut berhasil atau sebaliknya.

Page 53: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

35

2.1.3 Evaluasi Implementasi Kebijakan

Dunn dalam Nugroho (2012:731), mengembangkan tiga pendekatan

evaluasi implementasi kebijakan, yaitu evaluasi semu, evaluasi formal, evaluasi

teoritis, dan evaluasi keputusan teoritis. Untuk lebih jelas, dapat dilihat melalui

tabel 2.1 berikut :

Tabel 2.1

Pendekatan-pendekatan dalam Evaluasi Kebijakan versi Dunn

Pendekatan Tujuan Asumsi Bentuk-Bentuk Utama

Evaluasi Semu

Menggunakan metode deskriptif untuk

menghasilkan informasi

yang valid tentang hasil

kebijakan.

Ukuran manfaat atau nilai terbukti dengan

sendirinya atau tidak

kontroversial

Eksperimentasi sosial, Akuntasi system sosial,

Pemeriksaan sosial,

Sintesis riset dan praktik

Evaluasi

Formal

Menggunakan metode deskripif untuk

menghasilkan informasi

yang terpercaya dan valid

mengenai hasil kebijakan

secara formal

diumumkan sebagai

tujuan program

kebijakan.

Tujuan dan sasaran dari pengambil

kebijakan dan

administrator yang

secara resmi

diumumkan

merupakan ukuran

yang tepat dari

manfaat atau nilai.

Evaluasi perkembangan, Evaluasi eksperimental,

Evaluasi proses

retrospektif, Evaluasi hasil

retrospektif

Evaluasi

Keputusan

Teoritis

Menggunakan metode deskripitif untuk

menghasilkan informasi

yang terpercaya dan valid

mengenai hasil kebijakan

yang secara eksplisit

diinginkan oleh berbagai

pelaku kebijakan

Tujuan dan sasaran dari berbagai pelaku

yang diumumkan

secara formal ataupun

diam-diam merupakan

ukuran yang tepat dari

manfaat atau nilai

Penilaian tentang dapat tidaknya dievaluasi.

Analisis utilitas

multiatribut.

Sumber : Nugroho, 2012:731

Berdasarkan pendekatan implementasi evaluasi Dunn pada tabel 2.1

diatas, dapat disimpulkan bahwa, terdapat tiga pendekatan evaluasi implementasi

Page 54: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

36

kebijakan, yaitu evaluasi semu, evaluasi formal, evaluasi teoritis, dan evaluasi

keputusan teoritis.

Adapun Lester dan Steward dalam Nugroho (2012:733) mengelompokkan

evaluasi implementasi kebijakan menjadi evaluasi proses, yaitu :

“Evaluasi yang berkenaan dengan proses implementasi; evaluasi impak,

yaitu berkenaan dengan hasil dan/ atau pengaruh dari implementasi

kebijakan; evaluasi kebijakan, yaitu apakah benar hasil yang dicapai

mencerminkan tujuan yang dikehendaki; dan evaluasi meta-evaluasi yang

berkenaan dengan evaluasi berbagai implementasi kebijakan yang ada

untuk menemukan kesamaan-kesamaan tertentu.

Berdasarkan definisi evaluasi implementasi kebijakan publik menurut

Lester dan Steward diatas, dapat dipahami bahwa evaluasi implementasi

kebijakan publik merupakaan evaluasi yang berkaitan dengan proses pelaksanaan

kebijakan. Evaluasi impak berkairam dengan hasil serta pengaruh dari

pelaksanaan kebijakan. Evaluasi kebijakan yaitu apakah hasil dari suatu kebijakan

sudah sesuai dengan tujuan kebijakan. Evaluasi meta-evaluasi yaitu evaluasi

berbagai pelaksanaan kebijakan untuk menemukan kesamaan.

Sedangkan menurut Effendi dalam nugroho (2012:741), tujuan dari

evaluasi implementasi kebijakan publik adalah untuk mengetahui variasi dalam

indikator-indikator kinerja yang digunakan untuk menjawab tiga pertanyaan

pokok, yaitu :

a. Bagaimana kinerja implementasi kebijakan publik? Jawabannyaberkenaan

dengan kinerja implementasi publik (variasi dari outcome) terhadap

variabel independent tertentu.

b. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan variasi itu? Jawabannya

berkenaan dengan faktor kebijakan itu sendiri, organisasi implementasi

Page 55: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

37

kebijakan, dan lingkungan implementasi kebijakan yang mempengaruhi variasi outcome implementasi kebijakan.

c. Bagaimana strategi meningkatkan kinerja implementasi kebijakan publik? Pertanyaan ini berkenaan dengan “tugas” pengevaluasi untuk memilih

variabel-variabel yang bersifat natural atau variabel lain yang tidak bisa

diubah tidak dapat dimasukkan sebagai variabel evaluasi.

Namun demikian, ada beberapa hal yang dapat dipergunakan sebagai

panduan pokok, yaitu:

1. Terdapat perbedaan tipis antara evaluasi kebijakan dan analisis kebijakan.

Namun demikian, terdapat satu perbaedaan pokok, yaitu analisis kebijakan

biasanya diperuntukkan bagi lingkungan pengambil kebijakan untuk

tujuan formulasi atau penyempurnaan kebijakan, sementara evaluasi dapat

dilakukan oleh internal ataupun ekternal pengambil kebijakan.

2. Evaluasi kebijakan yang baik harus mempunyai beberapa syarat pokok,

yaitu:

a. Tujuannya menemukan hal-hal yang strategis untuk meningkatkan

kinerja kebijakan.

b. Yang bersangkutan harus mampu mengambil jarak dari pembuat

kebijakan, pelaksana kenbijakan, dan target kebijakan.

c. Prosedur evaluasi harus dapat dipertanggungjawabkan secara

metodologi.

3. Evaluator haruslah individu atau lembaga yang mempunyai karakter

profesional, dalam arti menguasai kecakapan keilmuan, metodologi, dan

dalam beretika. 4. Evaluasi dilaksanakan tidak dalam suasana permusuhan atau kebencian.

Berdasarkan definisi diatas, dapat diketahui bahwa tujuan dari evaluasi

implementasi kebijakan publik adalah, untuk mengetahui keberagaman dalam

indikator-indikator kinerja yang digunakan untuk menjawab (1) Bagaimana

kinerja implementasi kebijakan publik? (2) Faktor-faktor apa saja yang

menyebabkan variasi itu? (3) Bagaimana strategi meningkatkan kinerja

implementasi kebijakan publik?

Page 56: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

38

Evaluasi impelementasi kebijakan dibagi tiga menurut timing evaluasi,

yaitu sebelum dilaksanakan, pada waktu dilaksanakan, dan setelah dilaksanakan.

Evaluasi pada waktu pelaksanaan biasanya disebut evaluasi proses. Evaluasi

setelah kebijakan juga disebut sebagai evaluasi konsekuensi (output) kebijakan

dan/ atau evaluasi impak/pengaruh (outcome) kebijakan, atau sebagai evaluasi

sumatif.

2.1.4 Model Evaluasi Kebijakan

Menurut Dunn dalam Nugroho (2012:728), istilah evaluasi dapat

disamakan dengan penaksiran (appraisal), pemberian angka (rating), dan

penilaian (assesment). Evaluasi berkenaan dengan produksi informasi mengenai

nilai atau manfaat hasil kebijakan. Evaluasi memberi informasi yang valid dan

dapat dipercaya mengenai kinerja kebijakan, yaitu seberapa jauh kebutuhan, nilai,

dan kesempatan telah dapat dicapai melalui tindakan publik; evaluasi memberi

sumbangan pada klarifikasi dan kritik terhadap nilai-nilai yang mendasari

pemilihan tujuan dan target; dan evaluasi memberi sumbangan pada aplikasi

metode-metode analisisi kebijakan lainnya, termasuk perumusan masalah

rekomendasi. Jadi meskipun berkenaan dengan keseluruhan proses kebijakan,

evaluasi kebijakan lebih berkenaan pada kinerja dari kebijakan, khususnya pada

implementasi kebijakan publik. Evaluasi pada “perumusan” dilakukan pada sisi

post-tindakan, yaitu lebih pada “proses” perumusan daripada muatan kebijakan

yang biasanya “hanya” menilai apakah prosesnya sudah sesuai dengan prosedur

Page 57: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

39

yang sudah disepakati, secara umum, William Dunn menggambarkan kriteria-

kriteria evaluasi kebijakan publik sebagai berikut:

Tabel 2.2

Kriteria Evaluasi Kebijakan

Menurut William Dunn

Tipe Kriteria Pertanyaan

Efektivitas Apakah hasil yang diinginkan telah dicapai ?

Efisiensi Seberapa banyak usaha yang dilakukan untuk mencapai hasil yang diinginkan ?

Kecukupan Seberapa jauh pencapaian hasil yang diinginkan memecahkan masalah ?

Perataan Apakah biaya dan manfaat didistribusikan dengan merata kepada kelompok-kelompok yang berbeda ?

Responsivitas Apakah hasil kebijakan memuaskan kebutuhan. Prefensi atau nilai ?

Ketepatan Apakah hasil (tujuan) yang diinginkan benar-benar berguna atau bernilai ?

Sumber : Nugroho, 2012:729

Berdasarkan model evaluasi menurut Dunn yang telah dipaparkan di atas,

penulis dapat simpulkan bahwa evaluasi berkenaan dengan keseluruhan proses

kebijakan, dan evaluasi kebijakan lebih berkenaan pada kinerja dari sebuah

kebijakan, khususnya pada implementasi kebijakan publik, serta evaluasi

dilakukan untuk menilai pencapaian dari sebuah kebijakan yang telah dibuat dan

diimplementasikan.

Dalam penelitian yang berjudul Evaluasi Program Jaminan Persalinan

(Jampersal) di Puskesmas Mandala, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak,

penulis menggunakan teori Dunn, yakni kriteria evaluasi menurut Dunn, dimana

Page 58: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

40

indikatornya adalah, efektivitas, efisiensi, kecukupan, perataan, responsivitas dan

ketepatan. Alasan penulis menggunakan teori tersebut, karena dari beberapa

permasalahan yang telah dipaparkan pada latar belakang masalah, masalah-

masalah tersebut sesuai dengan indikator-indikator kriteria evaluasi menurut

Dunn, terlebih penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi dampak dari suatu

program yang merupakan turunan dari kebijakan.

Sementara itu, House dalam Nugroho (2012:733) membuat taksonomi

evaluasi yang cukup berbeda, yang membagi model evaluasi menjadi :

1. Model system, dengan indikator utama adalah efisiensi.

2. Model perilaku, dengan indikator utama adalah produktivitas dan

akuntabilitas.

3. Model formulasi keputusan, dengan indikator utama adalah keefektifan

dan keterjagaan kualitas.

4. Model tujuan-bebas (goal free), dengan indikator utama adalah pilihan

pengguna dan manfaat sosial.

5. Model kekritisan seni (art critis), dengan indikator utama adalah

standar yang semakin baik dan kesadaran yang semakin meningkat. 6. Model review profesional, dengan indikator utama adalah penerimaan

profesional.

7. Model kuasi-legal (quasi-legal), dengan indikator utama adalah

resolusi.

8. Model studi kasus, dengan indikator utama adalah pemahaman atas

diversitas.

Ada pula pemilihan evaluasi sesuai dengan teknik evaluasinya, yaitu :

1. Evaluasi komparatif, yaitu membandingkan implementasi kebijakan

(proses dan hasilnya) dengan implementasi kebijakan yang sama atau

berlainan, di satu tempat yang sama atau berlainan.

2. Evaluasi historikal, yaitu membuat evaluasi kebijakan berdasarkan

rentang sejarah munculnya kebijakan-kebijakan tersebut.

3. Evaluasi laboratorium atau eksperimental, yaitu evaluasi namun

menggunakan eksperimen yang diletakkan dalam sejenis laboratorium.

4. Evaluasi ad hock, yaitu evaluasi yang dilakukan secara mendadak

dalam waktu segera untuk mendapatkan gambar pada saat itu (snap

shot)

Page 59: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

41

Berdasarkan model evaluasi House dapat disimpulkan bahwa model

evaluasi ini membagi evaluasi kedalam beberapa model, yaitu model system,

model perilaku, model formulasi keputusan, model tujuan bebas, model kekritisan

seni, model review profesional, model kuasi-legal dan model studi kasus. Model-

model tersebut memiliki maksud dan definisi yang berbeda-beda seperti yang

telah dipaparkan diatas. House juga memaparkan beberapa evaluasi sesuai dengan

teknik evaluasinya. Diantaranya, evaluasi komparatif, evaluasi historikal, evaluasi

laboratorium, dan evaluasi ad hock. Dalam penelitian ini, penulis tidak

menggunakan model evaluasi House, karena menurut penulis permaslaahan-

permasalahan yang sudah dipaparkan pada latar belakang masalah tidak sesuai

dengan model evaluasi ini.

Sedangkan Anderson dalam Nugroho (2012:734) membagi evaluasi

(implementasi) kebijakan publik menjadi tiga. Tipe pertama, evaluasi kebijakan

publik yang dipahami sebagai kegiatan fungsional yang selalu melekat pada setiap

kebijakan publik. Kedua, evaluasi yang memfokuskan pada bekerjanya sebuah

kebijakan. Ketiga, evaluasi sistematis untuk mengukur kebijakan atau mengukur

pencapaian dibanding target yang ditetapkan.

Pada model evaluasi Anderson dapat dipahami beberapa macam tipe

evaluasi, yaitu evaluasi kebjakan publik yang merupakan suatu kegiatan yang

merupakan bagian dari proses kebijakan publik. Kemudian evaluasi yang

memfokuskan pada bekerjanya kebijakan, yaitu melakukan kegiatan evaluasi pada

Page 60: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

42

saat diimplementasikannnya suatu kebijakan. Selanjutnya, evaluasi sistematis

yang dilakukan untuk mengetahui pencapaian dari suatu kebijakan.

Model evaluasi lain disebutkan oleh Suchman dalam Nugroho (2012:734)

yang mengemukakan enam langkah dalam evaluasi kebijakan, yaitu :

1. Mengidentifikasi tujuan program yang akan dievaluasi.

2. Analisis terhadap masalah.

3. Deskripsi dan standarisasi kegiatan.

4. Pengukuran terhadap tingkatan perubahan yang terjadi.

5. Menentukan apakah perubahan yang diamati merupakan akibat dari

kegiatan tersebut atau karena penyebab lain.

6. Beberapa indikator untuk menentukan keberadaan suatu dampak.

Berdasarkan model evaluasi Suchman, dapat dipahami bahwa dalam

mengevaluasi suatu kebijakan harus melalui beberapa tahapan atau proses. Proses

atau tahapan tersebut yaitu, pertama tujuan dari suatu kebijakan dan atau program

diidentifikasi terlebih dahulu, kemudian dari masalah yang sudah teridentifikasi

dilakukan analisis, selanjutnya dilakukan deskripsi dan standarisasi kegiatan,

berikutnya dilakukan pengukuran terhadap tingkat perubahan yang terjadi, dan

menentukan apakah perubahan yang diamati, merupakan akibat dari kebijakan

dan atau program tersebut atau karena penyebab lain, terakhir dibutuhkan

beberapa indikator untuk menentukan keberadaan suatu dampak.

Sedangkan Wibawa, dkk dalam Nugroho (2012:734) evaluasi kebijakan

publik memiliki empat fungsi, yaitu :

1. Eksplanasi Melalui evaluasi dapat dipotret realitas pelaksanaan program dan dapat

dibuat suatu generalisasi tentang pola-pola hubungan antarberbagai

dimensi realitas yang diamatinya. Dari evaluasi ini evaluator dapat

Page 61: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

43

mengidentifikasikan masalah, kondisi, dan aktor yang mendukung keberhasilan atau kegagalan kebijakan.

2. Kepatuhan Melalui evaluasi dapat diketahui apakah tindakan yang dilakukan oleh

para pelaku, baik birokrasi maupun pelaku lainnya, sesuai dengan

standard dan prosedur yang ditetapkan oleh kebijakan.

3. Audit Melalui evluasi dapat diketahui, apakah output benar-benar sampai

ketangan kelompok sasaran kebijakan, atau justru ada kebocoran atau

penyimpangan.

4. Akunting

Dengan evaluasi dapat diketahui apa akibat sosial-ekonomi dari

kebijakan tersebut.

Pada model evaluasi yang dipaparkan oleh Wibawa, dkk dapat dipahami

bahwa terdapat fungsi-fungsi dari evaluasi kebijakan. Diantaranya, eksplanasi

yaitu dalam hal ini dengan melakukan evaluasi maka dapat dilaksanakan

pengidentifikasian masalah, dan faktor-faktor yang mendukung kegagalan atau

keberhasilan suatu kebijakan dan atau program. Fungsi kepatuhan, dimana melalui

evaluasi dapat diketahui apakah tindakan yang dilakukan oleh para pelaku, baik

birokrasi maupun pelaku lainnya, sesuai dengan standard dan prosedur yang

ditetapkan oleh kebijakan. Fungsi Audit yaitu dari evaluasi dapat diketahui,

apakah hasil atau manfaat dari suatu kebijakan atau program tepat sasaran atau

terjadi penyimpangan. Kemudian Fungsi Akunting, dimana dengan evaluasi dapat

diketahui apa akibat sosial-ekonomi dari kebijakan tersebut.

Berbeda dengan Bingham dan Felbinger dalam Nugroho (2012:735)

membagi evaluasi kebijakan menjadi empat jenis, yaitu :

1. Evaluasi proses, yang fokus pada bagaimana proses implementasi

suatu kebijakan.

2. Evaluasi impak, yang fokus pada hasil akhir suatu kebijakan.

Page 62: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

44

3. Evaluasi kebijakan, yang menilai hasil kebijakan dengan tujuan yang direncanakan dalam kebijakan pada saat dirumuskan.

4. Meta-evaluasi, yang merupakan evaluasi terhadap berbagai hasil atau

temuan evaluasi dari berbagai kebijakan terkait.

Berdasarkan model evaluasi Bingham dan Felbinger, terdapat empat jenis

evaluasi kebijakan, diantaranya evaluasi proses yang menitikberatkan pada proses

pelaksanaan suatu kebijakan. Selanjutnya evaluasi dampak, yang menitikberatkan

pada output dari suatu kebijakan. Kemudian evaluasi kebijakan yang dilakukan

dengan cara menilai output dari suatu kebijakan, dan berikutnya meta-evaluasi

yang dilakukan dengan cara mengevaluasi temuan evaluasi dari kebijakan yang

dimaksud.

Model evaluasi lainnya dikemukakan oleh Howlet dan Ramesh dalam

Nugroho (2012:735) mengelompokkan evaluasi menjadi tiga, yaitu :

1. Evaluasi administratif, yang berkenaan dengan evaluasi sisi

administratif-anggaran, efisiensi, biaya-dari proses kebijakan di dalam

pemerintah yang berkenaan dengan:

a. Effort evaluation, yang menilai dari sisi input program yang

dikembangkan oleh kebijakan.

b. Performance evaluation, yang menilai keluaran (output) dari

program yang dikembangkan oleh kebijakan.

c. Adequacy of performance evaluation atau effectiveness evaluation,

yang menilai apakah program dijalankan sebagaimana yang sudah

ditetapkan.

d. Efficiency evaluation, yang menilai biaya program dan

memberikan penilaian tentang keefektifan baiaya tersebut.

e. Process evaluation, yang menilai metode yang dipergunakan oleh

organisasi untuk melaksanakan program.

Pada model evaluasi Howlet dan Rames dapat dipahami bahwa terdapat

tiga jenis evaluasi. Pertama, Evaluasi administratif, yang berkenaan dengan

Page 63: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

45

evaluasi sisi administratif-anggaran, efisiensi, biaya dari proses kebijakan di

dalam pemerintah. Kedua, evaluasi judisial, yaitu evaluasi yang berkaitan dengan

isu keabsahan hukum tempat kebijakan dilaksanakan, termasuk kemungkinan

pelanggaran terhadap konstitusi, sistem hukum, etika, aturan administrasi negara,

hingga hak asasi manusia. Ketiga, evaluasi politik, yaitu menilai sejauh mana

penerimaan konstituen politik terhadap kebijakan publik yang dilaksanakan.

2.1.5 Pengertian Kesehatan

Kesehatan menurut WHO (World Health Organization) Tahun 1986

adalah sumberdaya kehidupan sehari-hari dan bukanlah tujuan hidup. Konsep

kesehatan disini ditekankan pada sumber daya sosial, pribadi, dan kemampuan

fisik.

Sedangkan Undang-Undang Negara Republik Indonesia No.23 Tahun

1992 tentang kesehatan memberikan pendapat mengenai definisi kesehatan, yakni

kesehatan merupakaan keadaan yang sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial

sehingga memberikan kemungkinan orang untuk hidup secara produktif dan

ekonomis.

Dari beberapa definisi kesehatan, menurut para ahli yang telah dipaparkan

di atas, dapat dipahami, bahwa definisi kesehatan bukan hanya kesejahteraan

dalam arti fisik saja, melainkan kesejahteraan yang mencakup beberapa hal,

seperti aspek sosial dan aspek ekonomi, sehingga seseorang bisa hidup secara

produktif.

Page 64: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

46

2.1.6 Jaminan Persalinan

Jaminan Persalinan (JAMPERSAL) adalah perluasan kepesertaan dari

Jamkesmas dan tidak hanya mencakup masyarakat miskin saja Manfaat yang

diterima oleh penerima manfaat Jaminan Persalinan terbatas pada pelayanan

kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan KB pasca persalinan (Sumber :

www.depkes.go.id ). Hal ini diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan

(PerMenKes) No. 631/MenKes/Per/III/2011 tentang Petunjuk Teknis Jaminan

Persalinan.

1. Tujuan

1) Tujuan Umum

Meningkatnya akses terhadap pelayanan kehamilan,

persalinan, nifas, bayi baru lahir dan KB pasca persalinan yang

dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten dan berwenang

di fasilitas kesehatan dalam rangka menurunkan AKI dan AKB.

2) Tujuan Khusus

a.Meningkatnya cakupan pemeriksaan kehamilan, pertolongan

persalinan, dan pelayanan nifas ibu oleh tenaga kesehatan yang

kompeten.

b.Meningkatnya cakupan pelayanan:

1) Bayi baru lahir.

2) Keluarga Berencana pasca persalinan.

Page 65: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

47

3) Penanganan komplikasi ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru

lahir, KB pasca persalinan oleh tenaga kesehatan yang

kompeten.

4) Terselenggaranya pengelolaan keuangan yang efisien, efektif,

transparan, dan akuntabel.

2. Sasaran dan Target

Sesuai dengan tujuan Program Jaminan Persalinan yakni untuk

menurunkan AKI dan AKB, maka sasaran Program Jaminan

Persalinan dikaitkan dengan pencapaian tujuan tersebut.

Sasaran yang dijamin oleh Jaminan Persalinan adalah:

1. Ibu hamil

2. Ibu bersalin

3. Ibu nifas ( sampai 42 hari pasca melahirkan)

4. Bayi baru lahir (sampai dengan usia 28 hari)

Sasaran yang dimaksud diatas adalah kelompok sasaran yang

berhak mendapat pelayanan yang berkaitan langsung dengan

kehamilan dan persalinan baik normal maupun dengan komplikasi

atau resiko tinggi untuk mencegah AKI dan AKB dari suatu proses

persalinan.

3. Jenis Pelayanan jampersal

Adapun ruang lingkup pelayanan jaminan persalinan terdiri dari:

Page 66: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

48

A. Pelayanan persalinan tingkat pertama

Pelayanan persalinan tingkat pertama adalah pelayanan yang

diberikan oleh dokter atau bidan yang berkompeten dan berwenang

memberikan pelayanan yang meliputi pemeriksaan kehamilan,

pertolongan persalinan, pelayanan nifas dan pelayanan KB pasca

salin, serta pelayanan kesehatan bayi baru lahir, termasuk pelayanan

persiapan rujukan pada saat terjadinya komplikasi (kehamilan,

persalinan, nifas dan bayi baru lahir serta KB paska salin) tingkat

pertama.Jenis pelayanan Jaminan persalinan di tingkat pertama

meliputi:

1. Pelayanan antenatal care (ANC) sesuai standar pelayanan

KIA dengan frekuensi 4 kali;

2. Deteksi dini faktor risiko, komplikasi kebidanan dan bayi baru

lahir

3. Pertolongan persalinan normal;

4. Pertolongan persalinan dengan komplikasi dan atau penyulit

pervaginam yang merupakan kompetensi Puskesmas PONED.

5. Pelayanan nifas atau preventive and care (PNC) bagi ibu dan

bayi baru lahir sesuai standar pelayanan KIA dengan frekuensi

4 kali;

6. Pelayanan keluarga berencana (KB) paska persalinan serta

komplikasinya.

Page 67: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

49

7. Pelayanan rujukan terencana sesuai indikasi medis untuk ibu

dan janin/bayinya.

B. Pelayanan Persalinan Tingkat Lanjutan

Pelayanan persalinan tingkat lanjutan adalah pelayanan yang

diberikan oleh tenaga kesehatan spesialistik untuk pelayanan

kebidanan dan bayi baru lahir kepada ibu hamil, bersalin, nifas, dan

bayi baru lahir dengan resiko tinggi dan atau dengan komplikasi

yang tidak dapat ditangani pada fasilitas kesehatan tingkat pertama

yang dilaksanakan berdasarkan rujukan atas indikasi medis. Pada

kondisi kegawatdaruratan kebidanan dan neonatal tida diperlukan

surat rujukan. Pelayanan tingkat lanjutan menyediakan pelayanan

terencana atas indikasi ibu dan janin/bayinya.

Jenis pelayanan Persalinan di tingkat lanjutan meliputi:

1. Pemeriksaan kehamilan (ANC) dengan risiko tinggi (risti)

2. Pertolongan persalinan dengan risti dan penyulit yang tidak

mampu dilakukan di pelayanan tingkat pertama.

3. Penanganan komplikasi kebidanan dan bayi baru lahir dalam

kaitan akibat persalinan.

4. Pemeriksaan paska persalinan (PNC) dengan risiko tinggi (risti).

Page 68: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

50

5. Penatalaksanaan KB paska salin dengan metode kontrasepsi

jangka panjang (MKJP) atau kontrasepsi mantap (Kontap) serta

penanganan komplikasi.

C. Pelayanan Persiapan Rujukan

Pelayanan persiapan rujukan adalah pelayanan pada suatu

keadaan dimana terjadi kondisi yang tidak dapat ditatalaksana

secara paripurna di fasilitas kesehatan tingkat pertama sehingga

perlu dilakukan rujukan ke fasilitas kesehatan tingkat lanjut dengan

memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Kasus tidak dapat ditatalaksana paripurna di fasilitas kesehatan

karena:

a) Keterbatasan sumber daya manusia (SDM)

b) Keterbatasan peralatan dan obat-obatan

2. Dengan merujuk dipastikan pasien akan mendapat pelayanan

paripurna yang lebih baik dan aman di fasilitas kesehatan

rujukan

3. Pasien dalam keadaan aman selama proses rujukan

Untuk memastikan bahwa pasien yang dirujuk dalam kondisi

aman sampai dengan penanganannya di tingkat lanjutan, maka

selama pelayanan persiapan dan proses merujuk harus

memperhatikan syarat-syarat sebagai berikut:

1) Stabilisasi keadaan umum:

a. Tekanan darah stabil/ terkendali,

Page 69: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

51

b. Nadi teraba

c. Pernafasan teratur dan Jalan nafas longgar

d. Terpasang infuse

e. Tidak terdapat kejang/kejang sudah terkendali

2). Perdarahan terkendali:

a. Tidak terdapat perdarahan aktif, atau

b. Perdarahan terkendali

c. Terpasang infus dengan aliran lancar 20-30 tetes per menit

3). Tersedia kelengkapan ambulasi pasien:

a. Petugas kesehatan yang mampu mengawasi dan antisipasi

kedaruratan.

b. Cairan infus yang cukup selama proses rujukan (1 kolf untuk

4-6 jam) atau sesuai kondisi pasien.

c. Obat dan Bahan Habis Pakai (BHP) emergensi yang cukup

untuk proses rujukan.

4. Manfaat Jampersal

Manfaat yang diterima oleh penerima Jaminan Persalinan

sebagaimana diuraikan dibawah ini, sedangkan pada peserta

Jamkesmas dijamin berbagai kelainan dan penyakit. Manfaat

pelayanan jaminan persalinan meliputi:

Page 70: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

52

1) Pemeriksaan kehamilan (ANC) yang dibiayai oleh program

ini mengacu pada buku Pedoman KIA, dimana selama

hamil, ibu hamil diperiksa sebanyak 4 kali disertai konseling

KB dengan frekuensi:

a. 1 kali pada triwulan pertama

b. 1 kali pada triwulan kedua

c. 2 kali pada triwulan ketiga

Pemeriksaan kehamilan yang jumlahnya melebihi

frekuensi diatas pada tiap-tiap triwulan tidak dibiayai oleh

program ini. Penyediaan obat-obatan, reagensia (zat kimia)

dan bahan habis pakai yang diperuntukkan bagi pelayanan

kehamilan, persalinan dan nifas, dan KB pasca salin serta

komplikasi yang mencakup seluruh sasaran ibu hamil,

bersalin, nifas dan bayi baru lahir menjadi tanggung jawab

Pemda/Dinas Kesehatan Kab/ Kota. Pada Jaminan

Persalinan dijamin penatalaksanaan komplikasi kehamilan

antara lain:

a. Penatalaksanaan abortus imminen, abortus inkompletus

dan missed abortion.

b. Penatalaksanaan mola hidatidosa.

c. Penatalaksanaan hiperemesis gravidarum.

d. Penanganan Kehamilan Ektopik Terganggu.

e. Hipertensi dalam kehamilan, pre eklamsi dan eklamsi.

Page 71: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

53

f. Perdarahan pada masa kehamilan.

g. Decompensatio cordis pada kehamilan.

h. Pertumbuhan janin terhambat (PJT): tinggi fundus tidak

sesuai usia kehamilan.

i. Penyakit lain sebagai komplikasi kehamilan yang

mengancam nyawa.

2) Penatalaksanaan Persalinan:

a. Persalinan per vaginam

a) Persalinan per vaginam normal.

b) Persalinan per vaginam melalui induksi.

c) Persalinan per vaginam dengan tindakan.

d) Persalinan per vaginam dengan komplikasi.

e) Persalinan per vaginam dengan kondisi bayi

kembar.

Persalinan per vagina dengan induksi, dengan

tindakan, dengan komplikasi serta pada bayi kembar

dilakukan di Puskesmas PONED dan/atau RS.

b. Persalinan per abdominam

a) Seksio sesarea elektif (terencana), atas indikasi

medis. Seksio sesarea elektif adalah cara melahirkan

janin melalui insisi pada dinding abdomen dan

dinding uterus yang telah direncanakan sebelumnya,

tindakan ini memiliki resiko terjadinya infeksi.

Page 72: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

54

b) Seksio sesarea segera (emergensi), atas indikasi

medis. Seksio sesarea emergensi adalah, seksio

sesarea yang dilakukan ssetelah gagal dilakukan

partus percobaan (persalinan per vaginam pada

wanita-wanita dengan panggul yang relatif sempit).

c) Seksio sesarea dengan komplikasi (perdarahan,

robekan jalan lahir, perlukaan jaringan sekitar

rahim, dan sesarean histerektomi).

c. Penatalaksanaan Komplikasi Persalinan :

a) Perdarahan

b) Eklamsi (hipertensi dalam kehamilan)

c) Retensio plasenta (plasenta belum lepas setelah bayi

lahir)

d) Penyulit pada persalinan.

e) Infeksi

f) Penyakit lain yang mengancam keselamatan ibu

bersalin

d. Penatalaksanaan bayi baru lahir

a) Perawatan esensial neonates atau bayi baru lahir

b) Penatalaksanaan bayi baru lahir dengan komplikasi

(asfiksia, yaitu keadaan bayi baru lahir tidak dapat

bernapas secara spontan dan teratur, BBLR (Bayi

Berat Lahir Rendah) yaitu bayi dengan berat lahir

Page 73: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

55

kurang dari 2500 gram, Infeksi, ikterus yaitu

ditandai dengan menguningnya kulit dan sklera

(bagian putih pada bola mata), Kejang, RDS

(Respiratory Distress Syndrome) yaitu gangguan

pernapasan pada bayi premature, atau disebut juga

sindrom sulit bernapas pada bayi).

e. Lama hari inap minimal di fasilitas kesehatan

a) Persalinan normal dirawat inap minimal 1 (satu)

hari.

b) Persalinan per vaginam dengan tindakan dirawat

inap minimal 2 (dua) hari.

c) Persalinan dengan penyulit post sectio-caesaria

dirawat inap minimal 3 (tiga) hari.

3) Pelayanan nifas (Post Natal Care)

a. Tatalaksana pelayanan

Pelayanan nifas (PNC) sesuai standar yang dibiayai

oleh program ini ditujukan pada ibu dan bayi baru lahir

yang meliputi pelayanan ibu nifas, pelayanan bayi baru

lahir, dan pelayanan KB pasca salin. Pelayanan nifas

diintegrasikan antara pelayanan ibu nifas, bayi baru

lahir dan pelayanan KB pasca salin. Tatalaksana asuhan

PNC merupakan pelayanan Ibu dan Bayi baru lahir

sesuai dengan Buku Pedoman KIA. Pelayanan bayi

Page 74: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

56

baru lahir dilakukan pada saat lahir dan kunjungan

neonatal. Pelayanan ibu nifas dan bayi baru lahir

dilaksanakan 4 kali, masing-masing 1 kali pada :

1) Kunjungan pertama untuk Kf1 (kunjungan nifas ke-

1 dan KN1 (kunjungan neonatal ke-1), (6 jam s/d

hari ke-2)

2) Kunjungan kedua untuk KN2 (hari ke-3 s/d hari ke-

7)

3) Kunjungan ketiga untuk Kf2 dan KN3 (hari ke-8 s/d

hari ke-28)

4) Kunjungan keempat untuk Kf3 (hari ke-29 s/d hari

ke-42) Pelayanan KB pasca persalinan dilakukan

hingga 42 hari pasca persalinan. Pada Jaminan

Persalinan dijamin penatalaksanaan komplikasi

nifas antara lain :

a. Perdarahan

b. Sepsis (keadaan dimana tubuh bereaksi hebat

terhadap bakteri atau mikroorganisme lain)

c. Eklamsi (hipertensi pada kehamilan)

d. Asfiksia (keadaan bayi baru lahir tidak dapat

bernapas secara spontan dan teratur)

e. Ikterus (menguningnya kulit dan sklera (bagian

putih pada bola mata))

Page 75: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

57

f. BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah)

g. Kejang

h. Abses/Infeksi diakibatkan oleh komplikasi

pemasangan alat kontrasepsi.

i. Penyakit lain yang mengancam keselamatan ibu

dan bayi baru lahir sebagai komplikasi

persalinan.

b. Keluarga Berencana (KB)

1) Jenis Pelayanan KB

Pelayanan Keluarga Berencana pasca salin antara lain;

a) Kontrasepsi mantap (Kontap);

b) IUD (Intra Uterine Device), Implant, dan

c) Suntik.

2) Tatalaksana Pelayanan KB dan ketersediaan Alokon

Sebagai upaya untuk pengendalian jumlah penduduk

dan keterkaitannya dengan Jaminan Persalinan, maka

pelayanan KB pada masa nifas perlu mendapatkan

perhatian. Tatalaksana pelayanan KB mengacu kepada

Pedoman Pelayanan KB dan KIA yang diarahkan pada

Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) atau

Kontrasepsi Mantap (Kontap) sedangkan ketersediaan alat

dan obat kontrasepsi (alokon) KB ditempuh dengan

prosedur sebagai berikut;

Page 76: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

58

a) Pelayanan KB di fasilitas kesehatan dasar:

(1) Alat dan obat kontrasepsi (alokon) disediakan oleh

BKKBN terdiri dari IUD, Implant, dan Suntik.

(2) Puskesmas membuat rencana kebutuhan alat dan

obat kontrasepsi yang diperlukan untuk pelayanan

KB di Puskesmas maupun dokter/bidan praktik

mandiri yang ikut program Jaminan Persalinan.

Selanjutnya daftar kebutuhan tersebut dikirimkan ke

SKPD yang mengelola program keluarga berencana

di Kabupaten/ Kota setempat.

(3) Dokter dan bidan praktik mandiri yang ikut program

Jaminan Persalinan membuat rencana kebutuhan

alokon untuk pelayanan keluarga berencana dan

kemudian diajukan permintaan ke Puskesmas yang

ada diwilayahnya.

(4) Puskesmas setelah mendapatkan alokon dari SKPD

Kabupaten/Kota yang mengelola program KB

selanjutnya mendistribusikan alokon ke dokter dan

bidan praktik mandiri yang ikut program Jaminan

Persalinan sesuai usulannya.

(5) Besaran jasa pelayanan KB diklaimkan pada

program Jaminan Persalinan.

b) Pelayanan KB di fasilitas kesehatan lanjutan:

Page 77: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

59

(1) Alat dan obat kontrasepsi (alokon) disediakan oleh

BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga

Berencana Nasional).

(2) Rumah Sakit yang melayani Jaminan Persalinan

membuat rencana kebutuhan alat dan obat

kontrasepsi yang diperlukan untuk pelayanan

Keluarga Berencana (KB) di Rumah Sakit tersebut

dan selanjutnya daftar kebutuhan tersebut dikirimkan

ke SKPD yang mengelola program keluarga

berencana di Kabupaten/Kota setempat.

(3) Jasa pelayanan KB di pelayanan kesehatan lanjutan

menjadi bagian dari penerimaan menurut tarif INA

CBG’s yang merupakan suatu sistem klasifikasi

pasien yang memiliki empat karakteristik utama,

yaitu (1) pengumpulan secara teratur data pasien

keluar perawatan (terutama data tentang karakteristik

pasien, pelayanan, serta pemberi layanan) yang

digunakan untuk mengklasifikasikan pasien menjadi

(2) kelompok-kelompok pasien (Kode INA-CBG’s),

yang (3) secara klinis bermakna dan (4) secara

ekonomi homogen atau mengkonsumsi sumber daya

yang relatif sama besar.

Page 78: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

60

2.2 Penelitian Terdahulu

Dasar atau acuan yang berupa teori-teori atau temuan-temuan melalui hasil

berbagai penelitian sebelumnya merupakan hal yang sangat perlu dan dapat

disajikan sebagai data pendukung. Penelitian terdahulu ini bermanfaat dalam

mengelola atau memecahkan masalah yang timbul dalam evaluasi program

jaminan persalinan di Puskesmas Mandala, Kecamatan Cibadak, Kabupaten

Lebak tahun 2011-2013 . Salah satu data pendukung yang menurut peneliti perlu

dijadikan bagian tersendiri adalah penelitian terdahulu yang relevan dengan

permasalahan yang sedang dibahas dalam penelitian ini, walaupun fokus dan

masalahnya tidak sama persis, tetapi sangat membantu peneliti dalam menemukan

sumber-sumber pemecahan masalah penelitian ini. Berikut ini beberapa hasil

penelitian terdahulu yang peneiliti baca, dapat dilihat melalui tabel 2.3 berikut :

Page 79: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

61

Tabel 2.3

Penelitian Terdahulu

N o

Item Armey Yudha Purwitasari

Suhaerni Putri Permatasari (peneliti)

1

Judul

Implementasi Kebijakan Program

Jaminan Persalinan

di Kabupaten Lebak

Provinsi Banten

Tahun 2011

Pemanfaatan Program Jaminan Persalinan

Berdasarkan

Karakteristik Ibu di

Puskesmas DTP

Bungbulang

Kecamatan

Bungbulang

Kabupaten Garut

Provinsi Jawa Barat

Tahun 2012

Evaluasi Program Jaminan Persalinan

di Puskesmas

Mandala

Kecamatan Cibadak

Kabupaten Lebak

Tahun 2011-2013

2 Tahun 2011 2012 2011-2013

3

Tujuan

penelitian

Mengetahui efektivitas

implementasi

program jaminan

persalinan di

Kabupaten Lebak

tahun 2011.

Mengetahui pemanfaatan program

jaminan persalinan

berdasarkan

karakteristik ibu di

Puskesmas DTP

Bangbulang

Kecamatan Bangbuang

Kabupaten Garut

Provinsi Jawa Barat

Tahun 2012.

Mengetahui evaluasi

pelaksanaan

program jaminan

persalinan di

Puskesmas

Mandala,

Kecamatan

Cibadak, Kabupaten Lebak, Tahun 2011-2013.

4

Teori

Implementasi kebijakan George C.

Edwards III (1980),

dengan variable yang

mempengaruhi yaitu

:

1. Komunikasi :

a. Transmisi

b. Konsisten

si c. Kejelasan

2. Sumber daya :

a. Instrument

kebijakan

b. Alokasi

anggaran

c. SDM

Modifikasi model pemanfaatan pelayanan

kesehatan Andersen’s

(1975)dan perilaku

penggunaan pelayanan

kesehatan Green and

Kreuter (2005), yaitu :

a. Faktor

Predisposisi:

1. Sosiodemog

rafi :

a. Suku,

status

pernika

han,

status

reprodu

Evaluasi implementasi

kebijakan William

Dunn, kriterianya

yaitu :

1. Efektivitas

2. Efisiensi

3. Kecukupan

4. Perataan

5. Responsivit

as

6. Ketepatan

Page 80: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

62

d. Keterediaa n fasilitas

kesehatan

3. Disposisi :

a. Sikap

pelaksana

4. Struktur

Birokrasi :

a. Kordinasi

berjenjang

b. SOP

kebijakan

5. Kondisi

geografis,

sosial,

ekonomi

ksi b. Status

kesehata

n ibu

c. Riwayat

ANC

d. Riwayat

komplik

asi

e. Pendidi

kan

suami

dan ibu

2. Rencana

penolong

persalinan

3. Pengambila

n keputusan

penolong

persalinan 4. Pengetahua

n tentang

kehamilan

5. Keyakinan

dan sikap

terhadap

penolong

persalinan

6. Nilai yang

berlaku di

masyarakat

b. Faktor

pemungkin /

enabling :

1. Dukungan

untuk

memilih

persalinan

oleh tenaga

kesehatan :

a. Keluarg

a, teman

b. Petugas

kesehata

n

c. Tokoh

Page 81: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

63

masyara kat

d. Pengam

bil

keputus

an

2. Komunikasi

kesehatan

dengan

suami

3. Informasi

yang diterima

4. Reward,

hukuman

5 Metode Kualitatif Deskriptif

Kuantitatif Dengan rancangan

potong lintang (cross

sectional)

Kualitatif Desktiptif

6 Kesimpulan 1. Komunikasi sudah berjalan dengan baik.

2. Komitmen

pelaksana

program jaminan

persalinan dari

jajaran pemegang

kebijakan di

Kabupaten Lebak

sampai dengan

pelaksana di

lapangan cukup

tinggi.

3. Koordinasi secara

berjenjang cukup

dilakukan dengan

baik.

4. Kondisi geografis

dan sosial budaya

masyarakat

Lebak menjadi

penyebab

langsung

rendahnya

cakupan program

jaminan

Pemanfaatan program jaminan persalinan di Kecamatan bangbulang

masih rendah

keikutsertaannya

(38,1%)

-

Page 82: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

64

persalinan.

7 Persamaaan Meneliti tataran pelaksanaan program

jaminan persalinan

dengan lokus di

Kabupaten yang

sama menggunakan

metode kualitatif

desktiptif.

Mengambil lokus dalam lingkup wilayah

kerja suatu Puskesmas

Meneliti tataran pelaksanaan dan

hasil program

jaminan persalinan

dengan lokus pada

suatu wilayah kerja

Puskesmas dengan

metode kualitatif

desktiptif.

8 Perbedaan Teori yang digunakan

implementasi

Lebih terfokus pada karakteristik yang

mempengaruhi

pemanfaatan program

jaminan persalinan.

Teori yang digunakan

pemanfaatan pelayanan

kesehatan

Menjelaskan tataran pelaksanaan dan

hasil program

jaminan persalinan

dengan teori

evaluasi William

Dunn

9 Kritik Belum ada Belum ada -

Sumber : Peneliti, 2015

2.3 Kerangka Berfikir

Penelitian tentang Evaluasi Program Jaminan Persalinan di Puskesmas

Mandala, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak menggunakan model Kriteria

Evaluasi Dunn. Adapun dalam melakuan penelitiannya dengan mengacu pada

enam kriteria evaluasi Dunn dalam Nugroho (2012:729), yang berpengaruh pada

keberhasilan atau kegagalan suatu program atau kebijakan, diantaranya :

a. Efektifitas, yakni mengenai apakah hasil yang diinginkan dari suatu

program atau kebijakan telah dicapai atau sebaliknya.

b. Efsiensi, yakni mengenai seberapa banyak usaha diperlukan untuk

mencapai hasil yang diinginkan.

c. Kecukupan, yakni mengenai seberapa jauh pencapaian hasil yang

diinginkan memecahkan masalah.

d. Perataan, yakni apakah biaya manfaat didistribusikan degan merata kepada

kelompok-kelopmpok yang berbeda.

Page 83: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

65

e. Responsivitas, yakni apakah hasil kebijakan memuaskan kebutuhan, preferensi, atau nilai kelompok-kelompok tertentu.

f. Ketepatan, yakni apakah hasil (tujuan) yang diinginkan dari suatu program

atau kebijakan benar-benar berguna atau bernilai.

Untuk menggambarkan evaluasi dari program jaminan persalinan peneliti

harus mencari data dan informasi yang mendukung bagi penelitian tentang

evaluasi program jampersal ini. Selain itu peneliti juga melakukan observasi dan

wawancara dengan informan maupun pihak-pihak terkait. Dalam penelitian

mengenai Evaluasi Program Jaminan Persalinan (Jampersal) di Puskesmas

Mandala, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak Tahun 2011-2013, peneliti

mengkaitkan keenam tipe kriteria evaluasi menurut Dunn, dengan program

jaminan persalinan, dan permasalahan-permasalahannya, diantaranya :

1. Hasil yang dicapai dari diberlakukannya program jaminan persalinan di

Puskesmas Mandala, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, belum

maksimal.

2. Kurangnya fasilitas yang mendukung berjalannya program jaminan

persalinan di Puskesmas Mandala, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak.

3. Adanya biaya yang harus dikeluarkan oleh peserta jamninan persalinan,

setelah pasien (peserta Jampersal) mendapatkan pelayanan jaminan

persalinan di beberapa tenaga medis Puskesmas Mandala, Kecamatan

Cibadak, Kabupaten Lebak.

4. Jumlah kejadian kematian bayi, sejak diberlakukan program jaminan

persalinan di wilayah Puskesmas Mandala, Kecamatan Cibadak,

Kabupaten Lebak, meningkat setiap tahunnya.

Page 84: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

66

5. Tidak terjadi perubahan yang signifikan, pada jumlah kejadian kematian

ibu, sebelum dan sesudah diadakan program jaminan persalinan, di

wilayah Puskesmas Mandala, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak.

6. Tanggapan masyarakat terhadap program jaminan persalinan di wilayah

Puskesmas Mandala, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak belum baik.

Apabila permaslahan-permasalahan dalam penelitian evaluasi program

jaminan persalinan di Puskesmas Mandala, Kecamatan Cibadak, Kabupaten

Lebak Tahun 2011 – 2013, yang telah dipaparkan pada latar belakang masalah,

setelah dikaitkan pada ke-enam tipe kriteria evaluasi menurut Dunn, tidak

mendukung satu sama lain, maka kemungkinan tidak berhasilnya suatu program

dapat terjadi, dan sebaliknya apabila keenam tipe kriteria saling berkaitan satu

sama lain, maka kemungkinan keberhasilan program bisa terjadi. Sedangkan

tujuan dari penelitian yang berjudul evaluasi program jaminan persalinan di

Puskesmas Mandala, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak Tahun 2011 – 2013

ini adalah untuk menilai program jaminan persalinan di Puskesmas Mandala,

Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak Tahun 2011 – 2013. Berikut adalah skema

kerangka berfikir dalam penelitian evaluasi program jaminan persalinan di

Puskesmas Mandala, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak Tahun 2011-2013 :

Page 85: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

67

Identifikasi Masalah :

1. Hasil yang dicapai dari diberlakukannya program jaminan persalinan di

Puskesmas Mandala, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, belum

maksimal.

2. Kurangnya fasilitas yang mendukung berjalannya program jaminan

persalinan di Puskesmas Mandala, Kecamatan Cibadak, Kabupaten

Lebak.

3. Adanya biaya yang harus dikeluarkan oleh peserta jaminan persalinan,

setelah pasien (peserta Jampersal) mendapatkan pelayanan jaminan

persalinan di beberapa tenaga medis Puskesmas Mandala, Kecamatan

Cibadak, Kabupaten Lebak.

4. Jumlah kejadian kematian bayi, sejak diberlakukan program jaminan

persalinan di wilayah Puskesmas Mandala, Kecamatan Cibadak,

Kabupaten Lebak, meningkat setiap tahunnya.

5. Tidak terjadi perubahan yang signifikan, pada jumlah kejadian

kematian ibu, sebelum dan sesudah diadakan program jaminan

persalinan, di wilayah Puskesmas Mandala, Kecamatan Cibadak,

Kabupaten Lebak.

6. Tanggapan masyarakat terhadap program jaminan persalinan di

wilayah Puskesmas Mandala, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak

belum baik.

Kriteria Evaluasi Kebijakan menurut William Dunn

Yaitu: Efektivitas, Efisiensi, Kecukupan, Perataan, Responsifitas dan Ketepatan

(Sumber : Nugroho, 2012:729)

Hasil:

Menilai program jaminan persalinan (Jampersal) di Puskesmas Mandala,

Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak Tahun 2011-2013.

Gambar 2.3

Skema Kerangka Berfikir

Sumber : Peneliti, 2015

Page 86: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

68

2.3 Asumsi Dasar

Berdasarkan pada kerangka pemikiran yang telah dipaparkan diatas

peneliti telah melakukan observasi awal terhadap objek penelitian beserta data

yang mendukung, maka peneliti dapat berasumsi bahwa Evaluasi Program

Jaminan Persalinan (Jampersal) di Puskesmas Mandala, Kecamatan Cibadak,

Kabupaten Lebak, Tahun 2011-2013 belum optimal.

Page 87: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif cocok digunakan

untuk meneliti dimana masalahnya belum jelas, dilakukan pada situasi sosial yang

tidak luas. Sehingga hasil penelitian lebih dalam dan bermakna. Metode ini juga

dapat digunakan untuk menemukan dan memahami apa yang tersembunyi dibalik

fenomena yang kadangkala merupakan sesuatu yang sulit untuk dipahami. Miles

dan Huberman (2007:15-16) mengatakan data hasil penelitian disajikan dalam

bentuk kata-kata dan bukan dalam rangkaian angka.

3.2 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian merupakan bagian yang membatasi dan

menjelaskan substansi materi kajian penelitian yang akan dilakukan. Ruang

lingkup penelitian digunakan sebagai batasan penelitian, agar terfokus pada fokus

penelitian. Dengan itu maka, ruang lingkup penelitian diharapkan dapat

memudahkan peneliti untuk lebih fokus pada penelitian yang akan dilakukan,

yaitu mengenai “Evaluasi Program Jaminan Persalinan di Puskesmas Mandala,

Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak tahun 2011-2013”.

Pembatasan ruang lingkup penelitian didasarkan pada pemaparan yang

terdapat pada latar belakang masalah, dimana dijabarkan secara ringkas dalam

69

Page 88: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

70

identifikasi masalah. Adapun, ruang lingkup dalam penelitian ini adalah

mendeskripsikan secara mendalam, fenomena terkait bagaimana Puskesmas

Mandala dalam melaksanakan program jaminan persalinan tahun 2011-2013.

3.3 Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian yaitu menjelaskan mengenai locus penelitian yang akan

dilaksanakan, termasuk dalam menjelaskan tempat, serta alasan memilihnya.

Puskesmas Mandala, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak dipilih sebagai locus

penelitian didasarkan pada permasalahan masih tingginya angka kematian ibu dan

bayi di Kabupaten Lebak dibandingkan dengan Kabupaten dan Kota lainnya di

Provinsi Banten, dimana angka kematian ibu di Kabupaten Lebak menempati

urutan pertama se-Provinsi Banten. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti

mengambil locus di Kabupaten Lebak. Kemudian untuk lebih spesifik lagi,

peneliti mempersempit locus penelitian yaitu hanya di wilayah Puskesmas

Mandala, Kecamatan Cibadak, karena Puskesmas Mandala merupakan salah satu

Puskesmas yang masuk dalam kategori baik di Kabupaten Lebak, sehingga

peneliti tertarik ingin mengetahui bagaimana pelaksanaan program jaminan

persalinan di Puskesmas Mandala, Kecamatan Cibadak Kabupaten Lebak.

Pemilihan locus penelitian dalam penelitian ini juga merujuk pada

permasalahan-permasalahan yang muncul sebagaimana yang telah dipaparkan

pada latar belakang masalah penelitian, yaitu terkait belum maksimalnya

sosialisasi yang dilakukan mengenai program jaminan persalinan di wilayah

Puskesmas Mandala, masih adanya biaya yang harus dikeluarkan oleh peserta

Page 89: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

71

jaminan persalinan kepada beberapa tenaga medis, serta kurangnya fasilitas yang

mendukung erselenggaranya program jaminan persalinan di Puskesmas Mandala.

3.4 Variabel Penelitian

3.4.1 Definisi Konsep

Definisi konseptual digunakan untuk memberikan penjelasan mengenai

konsep dari objek penelitian yang akan diteliti menurut pendapat peneliti,

berdasarkan konsep kerangka berpikir penelitian itu sendiri. Objek penelitian ini

adalah evaluasi program jaminan persalinan. Definisi konsep evaluasi program

jaminan persalinan adalah sejauhmana pelayanan kesehatan memberikan

pelayanan jaminan persalinan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan,

kemudian dapat dilihat bagaimana hasil atau pencapaiannya. Adapun definisi para

ahli terkait konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Evaluasi Kebijakan

Menurut Dunn dalam Nugroho (2012:728), istilah evaluasi dapat

disamakan dengan penaksiran (appraisal), pemberian angka (rating), dan

penilaian (assesment). Evaluasi berkenaan dengan produksi informasi mengenai

nilai atau manfaat hasil kebijakan. Evaluasi memberi informasi yang valid dan

dapat dipercaya mengenai kinerja kebijakan, yaitu seberapa jauh kebutuhan, nilai,

dan kesempatan telah dapat dicapai melalui tindakan publik; evaluasi memberi

sumbangan pada klarifikasi dan kritik terhadap nilai-nilai yang mendasari

pemilihan tujuan dan target; dan evaluasi memberi sumbangan pada aplikasi

Page 90: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

72

metode-metode analisisi kebijakan lainnya, termasuk perumusan masalah

rekomendasi. Dunn menggambarkan kriteria evaluasi sebagai berikut :

1. Efektifitas, berkenaan dengan apakah hasil yang diinginkan dari suatu

program atau kebijakan telah dicapai atau sebaliknya.

2. Efsiensi, berkenaan dengan seberapa banyak usaha diperlukan untuk

mencapai hasil yang diinginkan.

3. Kecukupan, berkenaan dengan seberapa jauh pencapaian hasil yang

diinginkan memecahkan masalah.

4. Perataan, berkenaan dengan apakah biaya manfaat didistribusikan

degan merata kepada kelompok-kelopmpok yang berbeda.

5. Responsivitas, berkenaan dengan apakah hasil kebijakan memuaskan

kebutuhan, preferensi, atau nilai kelompok-kelompok tertentu.

6. Ketepatan, berkenaan dengan apakah hasil (tujuan) yang diinginkan

dari suatu program atau kebijakan benar-benar berguna atau bernilai.

2. Jaminan Persalinan

Jaminan Persalinan (JAMPERSAL) adalah perluasan kepesertaan dari

Jamkesmas dan tidak hanya mencakup masyarakat miskin saja Manfaat yang

diterima oleh penerima manfaat Jaminan Persalinan terbatas pada pelayanan

kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan KB pasca persalinan.

Menurut peneliti dalam penelitian “Evaluasi Program Jaminan Persalinan

di Puskesmas Mandala Kecamatan Cibadak Kabupaten Lebak Tahun 2011-2013”

yang menjadi objek penelitian adalah evaluasi kebiajakan

Page 91: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

73

3.4.2 Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan penjabaran konsep atau variabel penelitian

dalam rincian yang terukur (indikator penelitian). Variabel dalam penelitian ini

yaitu “Evaluasi Program Jaminan Persalinan di Puskesmas Mandala, Kecamatan

Cibadak, Kabupaten Lebak”. Maka dalam penjelasan definisi oprasional ini akan

dikemukakan fenomena-fenomena penelitian yang berkaitan dengan konsep yang

digunakan, dalam hal ini peneliti menggunakan teori Evaluasi Kebijakan William

Dunn dalam Nugroho (2012:729), dimana kriteria evaluasinya adalah :

1. Efektifitas, berkenaan dengan apakah hasil yang diinginkan dari

suatu program atau kebijakan telah dicapai atau sebaliknya.

2. Efsiensi, berkenaan dengan seberapa banyak usaha diperlukan untuk

mencapai hasil yang diinginkan.

3. Kecukupan, berkenaan dengan seberapa jauh pencapaian hasil yang

diinginkan memecahkan masalah.

4. Perataan, berkenaan dengan apakah biaya manfaat didistribusikan

degan merata kepada kelompok-kelopmpok yang berbeda.

5. Responsivitas, berkenaan dengan apakah hasil kebijakan memuaskan

kebutuhan, preferensi, atau nilai kelompok-kelompok tertentu.

6. Ketepatan, berkenaan dengan apakah hasil (tujuan) yang diinginkan

dari suatu program atau kebijakan benar-benar berguna atau bernilai.

Page 92: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

74

Peneliti menggunakan teori evaluasi dari William Dunn tersebut, karena

paling tepat untuk menjawab pertanyaan rumusan masalah penelitian. Berikut

adalah pedoman wawancara berdasarkan teori yang digunakan dalam penelitian

ini, yaitu:

Tabel 3.1

Pedoman Wawancara

NO TIPE

KRITERIA

KISI-KISI PERTANYAAN INFORMAN

A. Efektifitas Bagaimana hasil pencapaian dari program jaminan persalinan di

Puskesmas Mandala, Kecamatan

Cibadak, Kabupaten Lebak dan

hambatan yang ditemui dalam

pelaksanaan Program Jampersal di

Puskesmas Mandala Kecamatan

Cibadak,Kabupaten Lebak ?

Kepala Puskesmas Mandala, Pengelola

Kesehatan Ibu dan

Anak (KIA)

Puskesmas

Mandala, Bidan

Desa (Bidan

Puskesmas

Mandala)

B. Efisiensi Bagaimana usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan program

Jampersal?

Bagaimana prosedur menjadi peserta

jampersal?

serta bagaimana efisiensi program

Jampersal ditinjau dari segi biaya ?

Kepala Puskesmas Mandala, Pengelola

Kesehatan Ibu dan

Anak (KIA)

Puskesmas

Mandala, Bidan

Desa (Bidan

Puskesmas

Mandala), Peserta

Jaminan Persalinan

dan Masyarakat.

C. Kecukupan Bagaimana kontribusi program Jampersal terkait permasalahan angka

kematian ibu (AKI) dan angka

kematian bayi (AKB) di wilayah

Puskesmas Mandala ?

Kepala Puskesmas Mandala, Pengelola

Kesehatan Ibu dan

Anak (KIA)

Puskesmas

Mandala, Bidan

Desa (Bidan

Puskesmas

Mandala), Peserta

Jampersal

D Perataan Bagaimana pendistribusian program Jampersal kepada masyarakat?

Kepala Puskesmas Mandala,

Page 93: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

75

Pengelola Kesehatan Ibu dan

Anak (KIA)

Puskesmas

Mandala, Bidan

Desa (Bidan

Puskesmas

Mandala), Peserta

Jampersal

E. Responsivitas Bagaimana tanggapan masyarakat terhadap program Jampersal ?

Bagaimana partisipasi masyarakat

terhadap program jampersal ?

Kepala Puskesmas Mandala, Pengelola

Kesehatan Ibu dan

Anak (KIA)

Puskesmas

Mandala, Bidan

Desa (Bidan

Puskesmas

Mandala), Peserta

Jampersal,

masyarakat yang

bersalin di dukun, dukun bayi

F. Ketepatan Pelaynana apa saja yang diberikan dari program jaminan persalinan?, serta Bagaimana dampak yang

ditimbulkan dari pelayanan program

jaminan persalinan di Puskesmas

Mandala?

Kepala Puskesmas Mandala, Pengelola Kesehatan Ibu dan

Anak (KIA)

Puskesmas

Mandala, Bidan

Desa (Bidan

Puskesmas

Mandala), Peserta

Jampersal

Sumber : Peneliti,2015

3.5 Instrumen Penelitian

Dalam penelitian tentang Evaluasi Program Jaminan Persalinan

(Jampersal) di Puskesmas Mandala Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak yang

menjadi instrumen utama penelitian adalah penelitian sendiri.

Page 94: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

76

Nasution dalam Sugiyono (2009:223) menyatakan :

“Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain dari pada

menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama.

Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai

bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian,

hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu

semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya.

Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu.

Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada

pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya

yang dapat mencapainya”.

Berdasarkan definisi diatas, dapat dipahami bahwa dalam penelitian

kualitatif yang menjadi instrument penelitiannya adalh peneliti itu sendiri, karena

tidak ada pilihan lain.

Validasi terhadap peneliti sebagai instrument meliputi validasi terhadap

pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang

yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki obyek penelitian baik sec ara

akademik maupun logistiknya, yang melakukan validasi adalah peneliti sendiri,

melalui evaluasi diri seberapa jauh pemahaman terhadap metode kualitatif,

penguasaan teori dan wawasan terhadap bidang yang diteliti, serta kesiapan dan

bekal memasuki lapangan (Sugiyono, 2009:222).

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti merupakan

kombinasi dan beberapa teknik ,yaitu :

a. Wawancara

Wawancara adalah percakapan antara dua orang atau lebih dan

berlangsung antara narasumber dengan pewawancara.

Page 95: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

77

Esterberg dalam Sugiyono (2005:72) menyatakan :

“A meeting of two persons to exchange information and idea through

question and responses, resulting in communication and joint construction

of meaning about a particular topic” (wawancara adalah merupakan

pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya

jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu).

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian kualitatif yaitu wawancara

mendalam dimana peneliti melakukan tanya jawab dengan informan tanpa

batas sehingga peneliti memperoleh informasi yang sebanyak-banyaknya.

Adapun jenis wawancara yang dilakukan yaitu wawancara tak berstruktur,

dimana pertanyaan biasanya tidak disusun terlebih dahulu, tetapi disesuaikan

dengan keadaan dan ciri yang unik dari informan sehingga pelaksanaan tanya

jawab mengalir seperti percakapan sehari-hari. Adapun pertanyaan tetapi

hanya berupa poin-poin pokok saja yang akan dipertanyakan dan

dikembangkan.

b. Observasi

Observasi atau pengamantan menurut Sutrisno Hadi dalam Sugiyono

(2010:203) yaitu observasi merupakan suatu proses yang kompleks. Suatu

proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan pisikologis dua

diantaranya yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan

didalam observasi. Dalam penelitian mengenai Evaluasi Program Jaminan

Persalinan di Puskesmas mandala, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak

peneliti melakukan observasi non partisipan yaitu aktifitas peneliti yang

Page 96: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

78

dilakukan dengan cara terjun langsung kelapangan namun tidak ikut terlibat

dengan kegiatan subjek penelitian.

c. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa

berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.

Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya sejarah kehidupan, cerita,

biografi, peraturan dan kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar

misalnya foto, gambar hidup, sketsa, dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk

karya misalnya karya seni yang dapat berupa gambar, patung, film dan lain-

lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode

observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif (Sumber: Sugiyono,

2005:82). Dalam penelitian Evaluasi Program Jaminan Persalinan

(Jampersal) di Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, Tahun 2011-2013.

peneliti melakukan pendokumentasian, seperti merekam dan menulis

percakapan pada saat wawancara, dan dokumentasi lainnya berupa foto.

3.7 Informan Penelitian

Dalam penelitian Evaluasi Program Jaminan Persalinan (Jampersal) di

Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, Tahun 2011-2013, peneliti menggunakan

teknik Purposive, yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan

pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang

dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan (Sugiyono,2005:54). Pada

teknik ini peneliti sudah mengetahui siapa narasumber yang akan diwawancara

Page 97: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

79

untuk mendapatkan informasi, sesuai dengan fokus penelitian. maka yang

dijadikan informan atau sumber data dalam penelitian “Evaluasi Program

Jaminan Persalinan (Jampersal) di Puskesmas Mandala, Kecamatan Cibadak,

Kabupaten Lebak Tahun 2011-2013”, dapat dilihat melalui tabel 3.2 berikut :

Tabel 3.2

Informan Penelitian

Kode Informan

I₁ Kepala Puskesmas Mandala

I₂ Pengelola Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Puskesmas Mandala

I₃ Bidan Puskesmas Mandala

I₄ Peserta Jampersal

I₅ Kader Posyandu

I₆ Warga penggunan jasa penolong persalinan non medis

I₇ Dukun bayi

(Sumber : Peneliti 2014)

3.8 Teknik Analisis dan Uji Keabsahan Data

3.8.1 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian Evaluasi Implementasi Program Jaminan Persalinan

(Jampersal) di Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak peneliti menggunakan

teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah analisa data dilapangan

model Miles dan Huberman, dimana analisis data dalam penelitian kualitatif,

dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai

pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat wawancara peneliti sudah

melakukan analisis terhadap jawaban dari narasumber yang diwawancarai, bila

jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka

Page 98: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

80

peneliti akan mengajukan pertanyaan lagi sampai tahap tertentu, diperoleh data

yang kredibel.

Miles dan Huberman (1992:16) mengemukakan bahwa aktivitas dalam

analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-

menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Dalam prosesnya,

penelitian ini menggunakan model interaktif yang telah dikembangkan oleh Miles

dan Huberman (2007:15-21), yaitu selama proses pengumpulan data dilakukan

tiga kegiatan penting, diantaranya; reduksi data (data reduction), penyajian data

(data display), dan verifikasi (verification) jika digambarkan maka proses tersebut

akan Nampak seperti berikut ini :

Data

Collecting

Data

Display

Data

Reduction

Verification

Gambar 3.1

Komponen dalam Analisis Data (Interactive Model)

Sumber : Miles dan Huberman, 2007:18

Berdasarkan komponen analisis data pada gambar 3.1, dapat dipahami

Pertama, kegiatan reduksi data, pada tahap ini terfokus pada pemilihan,

penyederhanaan dan transformasi data kasar dari catatan lapangan. Dalam proses

Page 99: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

81

ini dipilih data yang relevan dengan fokus penelitian. Proses reduksi ini dilakukan

secara bertahap selama dan sesudah pengumpulan data sampai laporan hasil.

Reduksi data dilakukan dengan cara membuat ringkasan data, menelusuri tema

terbesar dan membuat kerangka penyajian data.

Kedua, penyajian data dalam kegiatan ini peneliti menyusun kembali data

berdasarkan klarifikasi dan masing-masing topik dipisahkan, kemudian topik yang

sama disimpan dalam satu tempat, masing-masing tempat diberi kode, hal ini

dikarenakan agar tidak terjadi ketimpangan data yang telah dijaring. Pada tahap

ini data disajikan dalam kesatuan tema yang terkhusus pada permasalahan yang

dituangkan dalam pertanyaan penelitian.

Ketiga, data yang dikelompokkan yang sesuai dengan topik-topik

kemudian diteliti kembali dengan cermat, mana data yang sudah lengkap dan

mana data yang belum lengkap dan masih memerlukan data tambahan, kegiatan

ini dilakukan selama penelitian berlangsung.

Keempat, setelah data dianggap cukup dan dianggap telah sampai pada

titik jenuh, maka kegiatan selanjutnya yang dilakukan adalah menyusun laporan

hingga pada akhir pembuatan kesimpulan.

Berdasarkan paparan di atas, penelitian mengenai evaluasi program

jaminan persalinan di Puskesmas Mandala, Kecamatan Cibadak, Kabupaten

Lebak Tahun 2011-2013, menggunakan teknik analisis data Miles & Huberman.

Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan empat langkah

analisis data, yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan

kesimpulan. Hal ini digunakan sebagai alat untuk mempermudah peneliti dalam

Page 100: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

82

menganalisis data yang didapat dari hasil penelitian lapangan dan mendapatkan

kesimpulan mengenai penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

3.8.2 Uji keabsahan Data

Dalam penelitaian Evaluasi Program Jaminan Persalinan (Jampersal) di

Puskesmas Mandala, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak peneliti

menggunakan uji keabsahan data sebagai berikut :

1. Triangulasi

Triangulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil wawancara

terhadap objek penelitian (Moleong, 2004:330). Menurut Sugiyono (2005:105)

triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber, dengan

berbagai cara dan dengan berbagai waktu.

Triangulasi menurut Paton dalam Moleong (2005:330) berarti

membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi

yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian

kualitatif. Hal tersebut dapat dicapai dengan cara :

1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil

wawancara.

2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan

apa yang dikatakan secara pribadi.

3. Membandingkan apa yang dikatakan orang tentang situasi peneliti

dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu.

Page 101: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

83

4. Membandingkan keadaan dan perspektif seeorang dengan berbagai

pendapat dan pandangan orang seperti masyarakat biasa, kalangan

yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang pemerintahan.

5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang

mempunyai keterkaitan.

Dalam penelitian yang berjudul Evaluasi Program Jaminan Persalinan

(Jampersal) di Puskesmas Mandala, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak,

Tahun 2011-2013, menggunakan dua teknik triangulasi pendekatan untuk menguji

keabsahan data dari hasil penelitian lapangan. Berikut adalah teknik triangulasi

pendekatan yang digunakan peneliti, yang di antaranya:

a. Triangulasi sumber, dapat dilakukan dengan mengecek data yang sudah

diperoleh dari berbagai sumber. Data dari berbagai sumber tersebut

kemudian dipilah dan dipilih dan disajikan dalam bentuk tabel matriks.

Data dari sumber yang berbeda dideskripsikan, dikategorisasikan, mana

pandangan yang sama, berbeda dan mana yang lebih spesifik.

b. Triangulasi teknik, dapat dilakukan dengan melakukan cek data dari

berbagai macam teknik pengumpulan data. Misalnya dengan

menggunakan teknik wawancara mendalam, observasi, dan

dokumentasi. Data dari ketiga teknik tersebut dibandingkan, adakah

konsistensi. Jika berbeda, maka dapat dijadikan catatan dan dilakukan

pengecekkan selanjutnya mengapa data bisa berbeda (Fuad & Nugroho,

2014:19-20).

Berdasarkan pada pemaparan di atas, dalam menguji keabsahan data,

peneliti menggunakan dua teknik triangulasi, pertama menggunakan teknik

triangulasi sumber, peneliti memperoleh informasi dari sudut pandang pihak

pelaksana dan masyarakat. Sedangkan, teknik triangulasi teknik, peneliti

melakukan cek data dari berbagai sumber, yaitu wawancara, observasi, dan

Page 102: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

84

studi dokumentasi. Hal ini dijadikan dasar oleh peneliti, untuk mengetahui

apakah data yang didapatkan terdapat perbedaan atau tidak. Apabila terdapat

perbedaan, maka selanjutnya peneliti melakukan pengecekkan ulang di

lapangan, mengapa data yang diterima berbeda, dan digunakan sebagai catatan

penelitian.

2. Membercheck

Membercheck atau mengecek ulang dalam Bungin (2008:205) yaitu

adanya masukan yang diberikan oleh informan. Setelah hasil wawancara dan

observasi dibuat kedalam transkrip, transkrip tersebut diperlihatkan kembali

kepada informan untuk mendapatkan konfirmasi bahwa transkrip itu sesuai

dengan pandangan mereka. Informan melakukan koreksi, mengubah atau

bahkan menambahkan informasi. Membercheck bertujuan untuk menghindari

salah taksir terhadap jawaban informan saat wawancara, menghindari salah

tafsir terhadap perilaku responden pada saat observasi, dan mengkonfirmasi

perspektif temik informan terhadap suatu proses yang sedang berlangsung.

Selanjutnya hal yang tidak dapat diabaikan dalam uji keabsahan data

melalui refensi atau sumber. Sebagai hasil pembanding terhadap tulisan yang

telah disusun, selanjutnya keabsahan data dievaluasi melalui referensi berupa

tape recording, kamera foto dan perlengkapan lainnya yang dapat

memperlancar proses penelitian.

Page 103: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

85

3.9 Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian merupakan paparan waktu penelitian dalam

melakukan tahapan-tahapan kegiatan penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

Adapun tahapan-tahapan pelaksanaan penelitian dalam penelitian mengenai

Evaluasi Program Jaminan Persalinan (Jampersal) di Puskesmas Mandala,

Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, Tahun 2011-2013 dapat dilihat

melalui Tabel 3.3 berikut :

Page 104: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

86

Tabel 3.3

Waktu Penelitian

No.

Kegiatan

Waktu

Sep

2014

Okt

2014

Nov

2014

Des

2014

Jan

2015

Feb

2015

Mar

2015

Apr

2015

Mei

2015

Agu

2015 1. Pengajuan

Judul

2. Observasi awal

3. Bab I

Pendahuluan

4. Bab II

Deskripsi Teori

5. Bab III Metode

Penelitian

6. Seminar

Proposal

Penelitian

7. Pengumpulan

data

8. Reduksi data

9. Penyajian data

10. Verifikasi data

11. Mengecek data

dan

membercheck

9. Bab IV

Pembahasan

10. Bab V Penutup

11. Sidang Hasil

Penelitian

Sumber: Peneliti, 2015

Page 105: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Kecamatan Cibadak

Kecamatan Cibadak merupakan pemekaran dari wilayah Kecamatan

Rangkasbitung Kabupaten Lebak, dibentuk melalui Peraturan Pemerintah Nomor

44 tahun 1992 tanggal 14 Agustus 1992 .Kecamatan Cibadak memiliki luas

wilayah 3,331 km² dengan jumlah penduduk 60.688 jiwa, serta kepala keluarga

berjumlah 16.636. Mayoritas mata pencaharian penduduk adalah petani dan buruh

tani

Batas-batas wilayah kecamatan cibadak terdiri dari :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Serang

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Rangkasbitung

c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Warunggunung dan

Cikulur

d. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Rangkasbitung

Wilayah administrasi kecamatan cibadak terdiri dari 15 (lima belas) desa,

yaitu :

87

Page 106: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

88

1. Kelurahan/Desa Kaduagung Barat

2. Kelurahan/Desa Kaduagung Timur

3. Kelurahan/Desa Kaduagung Tengah

4. Kelurahan/Desa Asem

5. Kelurahan/Desa Bojongcae

6. Kelurahan/Desa Bojongleles

7. Kelurahan/Desa Cibadak

8. Kelurahan/Desa Cisangu

9. Kelurahan/Desa Malabar

10. Kelurahan/Desa Panancangan

11. Kelurahan/Desa Pasar Keong

12. Kelurahan/Desa Tambakbaya

13. Kelurahan/Desa Cimentengjaya

14. Kelurahan/desa Asem Margaluyu

15. Kelurahan/Desa Mekar Agung

Adapun visi dan misi Kecamatan Cibadak yaitu, sebagai berikut :

Page 107: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

89

1) Visi

Menjadi Perangkat Daerah yang Handal dan Aspiratif dalam Mewujudkan

Pelayanan Masyarakat yang Cekatan.

2) MISI

1. Membina, mendorong, memfasilitasi kemampuan masyarakat

menjadi lebih proaktif dalam menanggapi atau merespon kegiatan

pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan melalui

pemberdayaan masyarakat dalam menunjang percepatan

pembangunan pedesaan.

2. Meningkatkan kinerja aparatur pemerintah sebagai fasilitator

pelaksanaan bidang pemerintahan, pembangunan, dan

kemasyarakatan.

Kecamatan cibadak merupakan wilayah potensial untuk

pengembangan komoditas hortikultura seperti jeruk dan rambutan. Adapun

ketersediaan fasititas pelayanan peternakan yang terdapat di kecamatan

cibadak yaitu laboratorium kesehatan hewan ( lab. Keswan), puskeswan,

dan poultry shop.

Adapun jumlah penduduk dan luas desa di Kecamatan Cibadak,

dapat dilihat melalui tabel 4.1 berikut :

Page 108: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

90

Tabel 4.1

Jumlah Penduduk, Luas Desa dan Kepadatannya

Di Kecamatan Cibadak Tahun 2013

No Desa Jumlah Penduduk (Jiwa)

Luas (Km²) Kepdaatan (Jiwa/Km²)

1 Tambakbaya 5.716 3,76 1521

2 Bojongleles 5.570 2,62 2126

3 Kaduagung Timur 7.975 0,89 8961

4 Kaduagung Barat 3.857 2,98 1294

5 Malabar 2.921 3,41 857

6 Pasarkeong 5.456 2,30 2372

7 Cibadak 4.861 2,00 2431

8 Panancangan 2.804 1,48 1895

9 Asem 2.791 2,73 1022

10 Cisangu 2.997 2,05 1462

11 Bojongcae 3.465 1,88 1843

12 Kaduagung Tengah 3.683 1,07 3442

13 Mekar Agung 3.749 2,73 1373

14 Asem Margaluyu 34.19 2,51 1362

15 Cimenteng Jaya 1.424 2,01 708

Kecamatan Cibadak 60.688 34,42 1763

(Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Banten, 2014)

Berdasarkan data pada tabel 4.1, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk

di Kecamatan Cibadak pada tahun 2013 jumlahnya sebanyak 60.688 (enam puluh

ribu enam ratus delapan puluh delapan) jiwa. Jumlah penduduk terbanyak berada

di Desa Kaduagung Timur, yakni jumlah penduduknya sebanyak 7.975 (tujuh ribu

Sembilan ratus tujuh puluh lima) jiwa. Sementara jumlah penduduk paling sedikit

berada di Desa Cimenteng Jaya, yakni jumlahnya 1.424 (seribu empat ratus dua

puluh empat) jiwa. Luas secara Kecamatan Cibadak secara keseluruhan yaitu

34,42 Km², dan kepadatannya 1763 Jiwa/Km². Adapun jumlah penduduk di

Page 109: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

91

Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, berdasarkan jenis kelamin, dapat dilihat

melalui tabel 4.2 berikut :

Tabel 4.2

Jumlah Keluarga, Penduduk dan Sex Ratio

Di Kecamatan Cibadak Tahun 2013

No Desa Keluarga Penduduk Sex

Ratio Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 Tambakbaya 1.561 2.980 2.736 5.716 109

2 Bojongleles 1.458 2.828 2.742 5.570 103

3 Kaduagung Timur 2.120 4.030 3.945 7.975 102

4 Kaduagung Barat 1.304 1.964 1.893 3.857 104

5 Malabar 786 1.529 1.392 2.921 110

6 Pasarkeong 1.351 2.868 2.588 5.456 111

7 Cibadak 1.403 2.496 2.365 4.861 106

8 Panancangan 836 1.448 1.356 2.804 107

9 Asem 694 1.469 1.332 2.791 111

10 Cisangu 846 1.560 1.437 2.997 109

11 Bojongcae 931 1.774 1.691 3.465 105

12 Kaduagung Tengah 1.105 1.897 1.786 3.683 106

13 Mekar Agung 1.025 1.886 1.863 3.749 101

14 Asem Margaluyu 795 1.728 1.691 3.419 102

15 Cimenteng Jaya 421 732 692 1.424 106

Kecamatan Cibadak 16.636 31.189 29.499 60.688 106

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Banten, 2014

Pada tabel 4.2, terlihat bahwa jumlah keluarga di Kecamatan Cibadak

sebanyak enam belas ribu ena ratus tiga puluh enam keluarga. Sedangkan jumlah

penduduk berjenis kelamin laki-laki di Kecamatan Cibadak adalah tiga puluh satu

ribu seratus delapan puluh sembilan jiwa, dan jumlah penduduk berjenis kelamin

perempuan di Kecamatan Cibadak adalah dua puluh Sembilan ribu empat ratus

Sembilan puluh Sembilan jiwa. Berdasarkan jumlah tersebut dapat diketahui

bahwa jumlah penduduk di Kecamatan Cibadak yang berjenis kelamin laki-laki

Page 110: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

92

lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk yang berjenis kelamin

perempuan. Berdasarkan data pada tabel 4.2, berikutnya adalah data jumlah

kepala keluarga menurut tahapan keluarga sejahtera, dapat dilihat melalui tabel

4.3 berikut :

Tabel 4.3

Jumlah Kepala Keluarga menurut Tahapan Keluarga Sejahtera

Di Kecamatan Cibadak Tahun 2013

No Desa PRA KS KS I KS II dan KS III+

1 Tambakbaya 234 330 997

2 Bojongleles 215 280 963

3 Kaduagung Timur 673 431 1.016

4 Kaduagung Barat 563 330 411

5 Malabar 260 263 263

6 Pasarkeong 382 329 640

7 Cibadak 243 430 730

8 Panancangan 190 228 418

9 Asem 173 227 294

10 Cisangu 162 348 336

11 Bojongcae 260 220 451

12 Kaduagung Tengah 140 139 826

13 Mekar Agung 230 260 535

14 Asem Margaluyu 301 350 144

15 Cimenteng Jaya 149 141 131

Kecamatan Cibadak 4.175 4.306 8.155

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Banten, 2014

Berdasarkan data pada tabel 4.3 diatas, dapat diketahui bahwa jumlah

keluarga pra sejahtera (Pra KS) di Kecamatan Cibadak adalah empat ribu seratus

tujuh puluh lima keluarga. Keluarga pra sejahtera adalah keluarga yang belum

dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, seperti kebutuhan akan

pengajaran agama, kebuthan sandang, pangan, papan, dan kesehatan. Selanjutnya

jumlah keluarga tahapan sejahtera I (KS I) sebanyak empat ribu tiga ratus enam

Page 111: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

93

keluarga. Tahapan keluarga sejahtera I adalah keluarga yang telah dapat

memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, namun belum dapat memenuhi

kebutuhan sosial sikologinya. Kemudian jumlah keluarga sejahtera II (KS II) dan

Keluarga sejahtera III+ (KS III+) di Kecamatan Cibadak sebanyak delapan ribu

seratus lima puluh lima keluarga. Tahapan keluarga sejhtera II adalah keluarga

yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya, namun belum dapat memenuhi

kebutuhan pengemabangannya, seperti kebutuhan untuk menabung dan

memperoleh informasi. Sedangkan untuk keluarga sejahtera III+ adalah keluarga

yang sudah mampu memenuhi seluruh kebutuhan nya.

Penduduk di Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, apabila dilihat dari

segi mata pencahariannya, memiliki beberapa jenis mata pencaharian yang

dijadikan sumber untuk mencari penghasilan. Untuk mengetahui jumlah

penduduk di Kecamatan Cibadak menurut mata pencahariannya, dapat dilihat

melalui tabel 4.4 berikut :

Page 112: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

94

Tabel 4.4

Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Di Kecamatan Cibadak Tahun 2013

No Desa PNS Sipil dan

TNI/POLRI

Home Industry

Perdagangan Petani Buruh Tani

1 Tambakbaya 82 21 106 459 552

2 Bojongleles 380 18 275 78 148

3 Kaduagung Timur

167 22 766 37 74

4 Kaduagung Barat

63 15 323 281 302

5 Malabar 29 10 123 378 443

6 Pasarkeong 65 32 92 401 489

7 Cibadak 18 5 177 469 532

8 Panancangan 17 15 78 393 438

9 Asem 10 21 142 438 423

10 Cisangu 11 13 63 575 674

11 Bojongcae 8 10 58 444 536

12 Kaduagung Tengah

486 0 488 17 37

13 Mekar Agung 45 5 255 276 321

14 Asem Margaluyu

3 11 48 431 417

15 Cimenteng Jaya

22 4 51 143 354

Kecamatan

Cibadak

1.406 202 3.045 4.830 5.840

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Banten, 2014

Berdasarkan data pada tabel 4.4, dapat diketahui bahwa penduduk di

Kecamatan Cibadak paling banyak bekerja sebagai buruh tani, jumlahnya

mencapai 5.840 (lima ribu delapan ratus empat puluh) orang. Jumlah tersebut

paling tinggi (paling banyak), dibandingkan dengan mata pencaharian lainnya.

Jumlah paling banyak setelah buruh tani, yaitu mata pencaharian penduduk

sebagai petani, berikutnya perdagangan, kemudian PNS Sipil, TNI/POLRI, dan

terakhir Home Industry. Adapun untuk mengetahui jumlah bidan, dokter, dan

Page 113: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

95

No

Desa

2013

Dokter Bidan Pengobatan

Tradisional

Paraji Paraji

Terlatih

1. Tambakbaya 0 3 7 19 4

2. Bojongleles 0 6 22 2 1

3. Kaduagung Timur 1 7 21 4 0

4. Kaduagung Barat 0 2 16 0 0

5. Kaduagung Tengah 0 0 14 2 0

6. Mekar Agung 0 0 18 3 2

7. Malabar 0 1 20 6 1

8. Pasarkeong 0 1 25 3 2

9. Cibadak 0 1 12 3 1

10. Panancangan 0 1 13 1 2

11. Asem 0 1 9 3 2

12. Cisangu 0 1 19 5 1

13. Bojongcae 0 1 26 4 1

14. Asem Margalayu 0 1 15 6 1

15. Cimenteng Jaya 0 0 12 1 1

Kecamatan Cibadak 1 26 249 62 19

tenaga kesehatan tradisional di Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, dapat

dilihat melalui tabel 4.5 Berikut :

Tabel 4.5

Jumlah Tenaga Kesehatan Medis dan Tradisional

di Wilayah Puskesmas Mandala Tahun 2013

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Banten, 2014

Berdasarkan data pada tabel 4.5 diatas, dapat diketahui bahwa di

Kecamatan Cibadak hanya terdapat satu orang dokter saja. Sedangkan untuk bidan

di Kecamatan Cibadak, jumlanya sekitar dua puluh enam bidan, kemudian untuk

pengobatan tradisional terdapat jumlah yang sangat banyak, yaitu mencapai dua

ratus empat puluh sembilan. Berikutnya, untuk jumlah paraji, atau penolong

persalinan yang sering juga disebut dukun bayi, jumlahnya lebih banyak melebihi

jumlah bidan, yaitu sekita enam puluh dua paraji, dan hanya terdapat Sembilan

Page 114: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

96

belas paraji saja yang merupakan paraji terlatih dan atau sudah bermitra dengan

Puskesmas. Sedangkan, Kecamatan cibadak, jika dilihat dari segi potensi

ekonomi, dapat dilihat melalui tabel 4.6 berikut :

Tabel 4.6

Potensi Ekonomi Paling Menonjol dan sudah diberdayakan

Di Kecamatan Cibadak tahun 2012

No Desa Potensi Ekonomi

1 2 3

1 Tambakbaya Pertanian Jasa Perdagangan

2 Bojongleles Jasa Perdagangan Pertanian

3 Kaduagung Timur Jasa Perdagangan Industry

4 Kaduagung Barat Jasa Perdagangan Pertanian

5 Malabar Pertanian Jasa Perdagangan

6 Pasarkeong Perkebunan Jasa Pertanian

7 Cibadak Pertanian Perdagangan Jasa

8 Panancangan Pertanian Jasa Perdagangan

9 Asem Pertanian Perkebunan Jasa

10 Cisangu Pertanian Jasa Perdagangan

11 Bojongcae Pertanian Jasa Perdagangan

12 Kaduagung Tengah perdagangan Jasa Pertanian

13 Mekar Agung Pertanian Perdagangan Jasa

14 Asem Margalayu Perkebunan Pertanian Jasa

15 Cimenteng Jaya Pertanian Perdagangan Jasa

Kecamatan Cibadak, 2013

Berdasarkan data pada tabel 4.6 diatas, dapat diketahui bahwa potensi

ekonomi yang pertama di Kecamatan Cibadak adalah pertanian. Dapat dilihat

bahwa dari ke lima belas desa di Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak,

Sembilan desa diantaranya memiliki potensi ekonomi utama berupa pertanian.

Kemudian, potensi ekonomi yang kedua yaitu, berupa jasa dan perdagangan.

Potensi ekonomi yang ketiga juga sama, yaitu berupa jasa dan perdagangan.

Page 115: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

97

No

Desa

Mangga

(Kw)

Rambutan

(Kw)

Duku/

Langsat

(Kw)

Jeruk

(Kw)

Durian

(Kw)

Jambu

Biji

(Kw)

Sawo

(Kw)

1 Tambakbaya 7,00 23,00 70,00 1,50 38,00 18,00 0,00 2 Bojongleles 4,00 13,00 40,00 0,80 21,00 12,00 0,00 3 Kaduagung

Timur 8,00 6,00 13,00 0,80 5,00 2,00 0,00

4 Kaduagung

Barat 6,00 18,00 54,00 2,00 30,00 14,00 0,00

5 Malabar 4,00 11,00 41,00 0,00 22,00 16,00 6,00 6 Pasarkeong 5,00 15,00 47,00 1,50 25,00 14,00 0,00 7 Cibadak 6,00 20,00 61,00 0,00 32,00 16,00 0,00 8 Panancangan 7,00 21,00 65,00 0,00 34,00 17,00 0,00 9 Asem 5,00 14,00 75,00 2,00 59,00 20,00 9,00 10 Cisangu 14,00 50,00 147,00 0,80 52,00 42,00 6,00 11 Bojongcae 9,00 40,00 90,00 0,00 49,00 21,00 0,00 12 Kaduagung

Tengah 4,00 10,00 32,00 0,00 17,00 8,00 0,00

13 Mekar

Agung 5,00 12,00 38,00 0,80 21,00 10,00 3,00

14 Asem

Margalayu 8,00 25,00 78,00 1,80 53,00 19,00 6,00

15 Cimenteng

Jaya 9,00 26,00 81,00 0,00 43,00 20,00 0,00

Kecamatan

Cibadak 101,00 304,00 932,00 12,00 501,00 249,00 30,00

Kecamatan Cibadak, jika dilihat dari segi pertanian, yaitu berupa produksi

buah-buahan di Kecamatan Cibadak, dapat dilihat melalui tabel 4.7 berikut :

Tabel 4.7

Produksi Buah-buahan

Di Kecamatan Cibadak Tahun 2012

Sumber: Kecamatan Cibadak, 2013

Berdasarkan data pada tabel 4.7, dapat diketahui bahwa buah-buahan yang

dihasilkan di Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak diantaranya adalah, manga,

rambutan, duku/langsat, durian, jambu biji dan sawo. Buah manga, buah

Page 116: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

98

rambutan, buah duku/langsat dan buah jambu biji, paling banyak diproduksi di

Desa Cisangu. Adapun buah jeruk, paling banyak diproduksi di Desa Kaduagung

Barat dan Desa Asem meskipun jumlahnya tidak sebanyak jumlah buah yang

lainnya. Buah durian dan buah sawo paling banyak di produksi di Desa Asem

Buah yang paling banyak di produksi di Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak

adalah buah dukuh atau langsat, dimana jumlahnya mencapai Sembilan ratus tiga

puluh dua kwintal. Berikutnya adalah buah durian yang jumlahnya mencaoai lima

ratus satu kwintal. Selanjutnya, buah rambutan yaitu jumlahnya sekitar tiga ratus

empat kwintal.

Kecamatan Cibadak, memiliki beberapa staf, berikut adalah nama dan

jabatan staf Kecamatan di Kecamatan Cibadak, dapat dilihat melalui tabel 4.8 :

Tabel 4.8

Nama dan Jabatan Staf Kecamatan

Di Kecamatan Cibadak Tahun 2013

NO Nama Jenis Kelamin (L/P) Jabatan

1 Rahmat, S.STP L Camat

2 Alex ND, S.Sos L Kasi ekonomi dan Pembangunan

3 Asep Kusnandar L Kasi Trantib

4 Agus Supriyatna L Kasi Pemerintahan dan Pertahanan

5 Ahmad Saprudin L Kasi Sosial

6 H.Aep S Ambari, S.Sos

L Kasubag Umum

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Banten, 2013

Page 117: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

99

Berdasarkan data pada tabel 4.8 dapat diketahui bahwa terdapat 5 (lima)

orang staf di Kantor Kecamatan Cibadak. Dimana masing-masing staf memiliki

jabatan yang berbeda, diantaranya Camat, Kasi (kepala seksi) ekonomi dan

Pembangunan, Kasi Trantib (ketentraman dan ketertiban), Kasi Sosial, dan

Kasubag (kepala subbagian) Umum. Dari kelima jabatan staf tersebut,

keseluruhan diduduki oleh laki-laki.

4.1.2 Gambaran Umum Puskesmas Mandala

a. Keadaan Geografi

Puskesmas Mandala terletak di Desa Kaduagung Timur,

Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Batas-batas

wilayah kerja Puskesmas Mandala yaitu :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Puskesmas Cibadak.

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Rangkasbitung

c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Warunggunung

d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Puskesmas Pamandegan

Kecamatan Cikulur

b. Keadaan Demografi

Wilayah Puskesmas Mandala, memiliki wilayah kerja yang cukup

luas yaitu terdiri dari 6 (enam) desa, diantaranya :

Page 118: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

100

1. Desa Bojongleles

2. Desa Kaduagung Timur

3. Desa Kaduagung Tengah

4. Desa Kaduagung Barat

5. Desa Mekar Agung

6. Desa Tambak Baya

Penggunaan lahan di wilayah Puskesmas Mandala, berupa

pemukiman seluas 862 Ha dan pertanian seluas 548,5 Ha. Kecamatan

Cibadak relatif datar, dengan variasi bukit-bukit terutama di wilayah barat

Kecamatan Cibadak. Rata-rata ketinggian 200-1000 meter diatas

permukaan laut.

Keadaan demografi wilayah kerja Puskesmas Mandala dapat

dilihat pada tabel 4.9 berikut:

Tabel 4.9

Jumlah Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Mandala

No Nama Desa Jumlah Penduduk Jumlah

Laki-laki Perempuan

1 Bojongleles 2.556 2.386 4.942

2 Kadu Agung Barat 2.052 1.647 3.699

3 Mekar Agung 1.768 1.890 3.658

4 Kadu Agung Timur 1.827 4.508 6.335

5 Kadu Agung Tengah 2.914 136 3040

6 Tambak Baya 2.634 2.400 5.034

Jumlah 13.752 12.956 26.708

Sumber: Puskesmas Mandala, 2013

Page 119: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

101

Berdasarkan data pada tabel 4.9, dapat diketahui bahwa jumlah

penduduk secara keseluruhan di wilayah Puskesmas Mandala adalah 26.708

(dua puluh enam ribu tujuh ratus delapan) jiwa. 13.752 (tiga belas ribu tujuh

ratus lima puluh dua) jiwa jumlah penduduk laki-laki, dan 12.956 (dua belas

ribu Sembilan ratus lima puluh enam) jiwa jumlah penduduk perempuan.

c. Wilayah Kerja Pembangunan

Wilayah kerja pembangunan Puskesmas Mandala, terdiri dari 6

(enam) desa, yang memiliki fungsi potensi dan kondisi yang khas disetiap

desa, dimana Kecamatan Cibadak berfungsi sebagai daerah pembangunan

lahan kering, pertanian, pesawahan, perikanan darat yang menunjang fungsi

dari Kabupaten Lebak.

d. Sosial Ekonomi

Struktur mata pencaharian penduduk tahun 2010 di wilayah kerja

Puskesmas Mandala Kecamatan Cibadak adalah sebagai berikut:

1. Petani : 692 orang

2. PNS/TNI/POLRI : 684 orang

3. Industri : 0 orang

4. Peternak : 0 orang

5. Buruh : 3.956 orang

6. Lain-lain : 660 orang

Dari struktur mata pencaharian tersebut dapat dilihat bahwa sebagian

besar penduduk di wilayah Puskesmas Mandala adalah Buruh.

Page 120: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

102

e. Tingkat Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu syarat di bidang apapun termasuk

kesehatan, harus ditunjang dengan tingkat pendidikan, dengan pendidikan

yang baik maka tingkat pengetahuan masyarakat, kemampuan dan kemauan

untuk berperilaku baik akan meningkat, memperhatikan tingkat pendidikan

penduduk umur 10 tahun ke atas pada tahun 2010 ini tampak bahwa masih

didominasi oleh kelompok lulusan SD dan belum tamat SD.

f. Keadaan Tenaga Kesehatan

Jumlah tenaga kesehatan medis dan tradisional di Puskesmas Mandala

Kabupaten Lebak dapat dilihat melalui tabel 4.10 berikut:

Tabel 4.10

Jumlah Tenaga Kesehatan Medis dan Tradisional

di Puskesmas Mandala

No Tenaga Kesehatan Jumlah

1 Medis

2 Kepala Puskesmas 1

3 Dokter Umum 2

4 Dokter gigi 2

5 S1 Kes. Masyarakat 1

6 Bidan Puskesmas 12

7 Perawat 8

8 Perawat gigi 1

9 Nutrisionis 1

10 Pekarya kesehatan / LCPK 4

11 Akademi Kes Lingkungan 1

12 Sukwan 2

13 Tradisional

14 Dukun Paraji Terlatih 5

15 Dukun Paraji Tidak Terlatih 25

Jumlah 75

Sumber: Puskesmas Mandala, 2013

Page 121: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

103

Data pada tabel 4.10, menunjukkan bahwa terdapat 45 (empat puluh

lima) tenaga kesehatan medis dan 30 (tiga puluh) tenaga kesehatan

tradisional diantaranya lima paraji terlatih dan dua puluh lima paraji tidak

terlatih. Adapun jumlah kader Posyandu di wilayah Puskesmas Mandala

adalah sebanyak 180 (seratus delapan puluh) orang.

g. Keadaan Sarana Kesehatan

Keadaan sarana kesehatan di Puskesmas Mandala Kabupaten Lebak

sebagai berikut:

Puskesmas Induk : 1 unit

Puskesmas Pembantu : 2 unit

Posyandu : 36 pos

Praktek bidan swasta : 5 (berizin)

BP swasta : 2 unit

Apotik swasta : 2 unit

Kendaraan roda 4 : 1 unit

Kendaraan roda 2 : 1 unit

Desa Siaga : 6 desa

Untuk mengetahui daftar bidan desa yang bertugas di wilayah Puskesmas

Mandala dapat dilihat melalui tabel 4.11 Berikut :

Page 122: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

104

Tabel 4.11

Daftar Bidan Desa di Wilayah Puskesmas Mandala

No DESA BIDAN

1 Bojong Leles Haryati

2 Kaduagung Tengah Santi

3 Kaduagung Timur Suherlis

4 Kaduagung Barat Anita

5 Tambak Baya Yunik

6 Mekar Agung Indah

Sumber : Puskesmas Mandala 2013

Data pada tabel 4.11, menunjukkan bahwa terdapat enam bidan desa

yang bertugas di Wilayah Puskesmas mandala. Dimana masing-masing desa

memiliki satu bidan desa. Berdasarkan pada data diatas, keenam bidan desa

tersebut, bertugas juga sebagai bidan di Puskesmas mandala, Kecamatan

Cibadak, Kabupaten Lebak.

h. Kedudukan, Tugas Pokok Dan Fungsi Puskesmas Mandala

Berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 03 tanggal 20 Februari Tahun

2008 tentang Pembentukan Pusat Kesehatan Masyarakat sebagai pelaksana

Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak tentang Struktur Organisasi dan

Tata Kerja (SOTK) dengan kedudukan sebagai berikut:

Page 123: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

105

1. Puskesmas adalah unsur pelaksana teknis di bidang

Kesehatan yang mempunyai wilayah kerja di suatu

Kecamatan dan atau sesuai kebutuhan

2. Puskesmas dipimpin oleh seorang Kepala Puskesmas yang

berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada

Kepala Dinas Kesehatan

3. Puskesmas pembantu dipimpin oleh seorang kordinator dan

bertanggung jawab kepada Kepala Puskesmas

Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan pelayanan kesehatan,

pembinaan dan pengembangan secara paripurna dan melaksanakan ushaa-

usaha kesejahteraan social kepada masyarakat di wilayah kerjanya.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas Puskesmas

mempunyai tugas sebagai berikut:

1. Pelayanan kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak, KB, perbaikan,

gizi, perawatan kesehatan masyarakat, pemberantasan penyakit,

imunisasi, pembinaan kesehatan lingkungan, PKM, UKS, kesehatan

olahraga, pengobatan termasuk pelayanan darurat karena kecelakaan,

kesehatan gigi dan mulut, kesehatan jiwa, mata serta pencatatan dan

pelaporan.

2. Pembinaan upaya kesehatan, peran serta masyarakat, kordinasi semua

upaya kesehatan, sarana pelayanan kesehatan, pelaksanaan rujukan

medic bantuan sarana dan pembinaan teknis kepada puskesmas

Page 124: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

106

pembantu, unit pelayanan kesehatan swasta dan kader pembangunan

kesehatan.

3. Pengembangan upaya kesehatan dalam hal ini pengembangan kader

pembangunan kesehatan di wilayah kerja pengembangan kesehatan

swadaya masyarakat

4. Memberikan rujukan Kecamatan RSUD (rumah sakit umum daerah)

Adjidarmo Kabupaten Lebak dan atau Kecamatan rumah sakit lainnya.

i. Struktur Organisasi Dan Tata Kerja Puskesmas Mandala

Kabupaten Lebak

Berdasarkan Peraturan Bupati Lebak Nomor 3 Tahun 2008 tentang

Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) dengan susunan organisasi

Puskesmas terdiri dari:

a. Kepala Puskesmas

b. Pelaksana administrasi

1. Pengelola keuangan

2. Pengelolaan bagian umum dan logistik

3. Pengelola SP2TP (Sistem Pencatatan dan Pelaporan

Tingkat Puskesmas)

c. Petugas pelaksana pembinaan kesehatan masyarakat dan promosi

kesehatan

1. Pengelolaan kesehatan ibu/anak

2. Pengelola KB

Page 125: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

107

3. Pengelola gizi

4. Pengelola kesehatan lanjut usia

5. Pengelola kesehatan anak, remaja dan usaha kesehatan

sekolah

6. Pengelolaan Promosi Kesehatan (Promkes)

d. Petugas pelaksana upaya kesehatan perorangan, farmasi dan

JPKM (Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat).

1. Pengobatan rawat jalan

2. UGD (unit gawat darurat)

3. Rujukan

4. PHN (Public Health Nurse), yang berkenaan dengan

Perawatan Kesehatan Masyarakat.

5. Kesehatan jiwa

6. Kesehatan mata

7. Kesehatan gigi dan mulut

8. Kesehatan olahraga

9. Kesehatan tenaga kerja

10. JPKM (Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat)

11. Obat/farmasi

e. Petugas pelaksana pencegahan pemberantasan penyakit dan

penyehatan lingkungan

1. P2M (Pemberantasan Penyakit Menular)

i. P2MP

Page 126: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

108

1. P2 Ispa – Diare

2. P2 TB Paru

3. P2 Kusta

ii. P2BB (Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang)

2. Imunisasi

1. Surveillance (pengawasan)

2. Laboratorium

3. Kesehatan lingkungan

f. Puskesmas Pembantu

1. Puskesmas pembantu Kadu Agung Timur

2. Puskesmas pembantu Bojongleles

j. Visi dan Misi

1. Visi

Visi Puskesmas Mandala adalah :

“Menjadi Puskesmas Favorit Masyarakat, Untuk Mendukung

Lebak Sehat Tahun 2014”.

2. Misi

Misi Puskesmas Mandala

1. Mengembangkan upaya pelayanan kesehatan dan rujukan

secara optimal.

Page 127: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

109

2. Membina dan memberdayakan peran kelompok-kelompok

potensial masyarakat

3. Menggalang dan meningkatkan kemitraan dengan stakeholder.

3. Moto Puskesmas Mandala:

Puskesmas Bersahabat

Bersih, Ramah, Sabar, Handal, Bijak dan Trampil

4.2 Deskripsi Data

4.2.1 Deskripsi Data Penelitian

Deskripsi data penelitian merupakan, penjelasan mengenai data yang telah

didapatkan dari hasil observasi penelitian di lapangan. Penelitian mengenai

evaluasi program jaminan persalinan (Jampersal) di Puskesmas Mandala,

Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak tahun 2011-2013, data yang peneliti

dapatkan lebih banyak berupa kata-kata, yang peneliti dapatkan melalui proses

wawancara. Dalam penelitian ini, kata – kata yang diamati, dan diwawancarai

merupakan sumber data utama. Sumber data utama dicatat dalam catatan tertulis,

atau melalui alat perekam yang peneliti gunakan selama proses wawancara

berlangsung.

Selain berupa kata-kata, peneliti juga menggunakan data-data dan

dokumentasi yang berada di lapangan. Dokumentasi tersebut bermacam-macam

bentuknya. Adapun dokumentasi yang peneliti ambil yaitu profil kecamatan

cibadak, profil Puskesmas Mandala, Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian

Page 128: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

110

Bayi di Provinsi Banten tahun 2009-2011, Jumlah Kejadian Kematian ibu dan

Kematian Bayi di Puskesmas Mandala, dan petunjuk teknis Pelaksanaan program

jaminan persalinan.

Adapun dokumentasi yang peneliti ambil saat melakukan pengamatan

adalah berupa catatan lapangan peneliti dan foto, misalnya foto peneliti saat

melakukan wawancara dengan informan penelitian. Alasan peneliti menggunakan

dokumentasi foto adalah karena foto dapat menghasilkan data deskriptif yang

cukup berharga dan sering digunakan untuk menelaah dan menganalisis obyek

yang sedang diteliti melalui segi-segi subyektif.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, berdasarkan teknik analisis

data kualitatif, data-data tersebut dianalisis selama penelitian ini berlangsung.

Data yang diperoleh dari hasil penelitian lapangan melalui observasi, wawancara,

dan dokumentasi, dilakukan reduksi untuk dapat mencari tema dan pola, serta

diberi kode-kode pada aspek tertentu berdasarkan jawaban-jawaban yang sama

dan berkaitan dengan pembahasan permasalahan penelitian serta dilakukan

kategorisasi. Dalam menyusun jawaban penelitian, peneliti memberikan kode

yaitu :

1) . Q₁ - Q₁₀ menandakan daftar urutan pertanyaan

2) I₁ - I₆ menandakan daftar urut informan

3) S₁ - S₂₂ menandakan status informan

Page 129: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

111

Setelah memberi kode- kode pada aspek tertentu, yang berkaitan dengan

masalah penelitian, sehingga tema dan polanya ditemukan, maka dilakukan

kategorisasi berdasarkan jawaban – jawaban yang ditemukan, dari penelitian di

lapangan. Dengan membaca dan menelaah jawaban-jawaban tersebut. Mengingat

penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan tidak menggeneralisasikan

jawaban penelitian.

4.2.2 Data Informan

Dalam penelitian evaluasi program jaminan persalinan (Jampersal) di

Puskesmas mandala, Kecamatan cibadak, Kabupaten Lebak, dalam pemilihan

informan penelitiannya, peneliti menggunakan teknik Snowball Sampling (sampel

yang mula-mula kecil kemudian membesar). Menurut Bungin (2011:107),

snowball sampling digunakan untuk mencari dan merekrut “informan

tersembunyi”, yaitu kelompok yang tidak mudah diakses para peneliti melalui

strategi pengambilan informan lainnya. Informan dalam penelitian ini adalah

semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan evaluasi program jaminan

persalinan di Puskesmas Mandala, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak.

Berikut adalah nama-nama informan dalam penelitian tentang “Evaluasi Program

Jaminan Persalinan (Jampersal) di Puskesmas Mandala, Kecamatan Cibadak,

Kabupaten Lebak Tahun 2011-2013”, dapat dilihat melalui tabel 4.12 berikut :

Page 130: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

112

Tabel 4.12

Daftar Informan

No Kode Informan Nama Informan Status Informan

1. I₁ H. Haerudin Kepala Puskesmas Mandala

2. I₂.₁

Bidan Anita -Pengelola KIA -Bidan Desa Kaduagung barat

3. I₂.₂ Bidan Indah Bidan Desa Mekar Agung

4. I₂.₃ Bidan Yunik Bidan Desa Tambak baya

5. I₂.₄ Bidan Santi Bidan Desa Kaduagung Tengah

6. I₂.₅ Bidan Haryati Bidan Desa Bojong Leles

7. I₃.₁ Heni Peserta Jampersal

8. I₃.₂ Suhebah Peserta Jampersal

9. I₃.₃ Ana Peserta Jampersal

10. I₃.₄ Yati Peserta Jampersal

11. I₃.₅ Eka Peserta Jampersal

12. I₃.₆ Bayi Peserta Jampersal

13 I₃.₇ Usi Peserta Jampersal

14. I₃.₈ Uun Peserta Jampersal

15. I₃.₉ Rosita Peserta Jampersal

16. I₃.₁₀ Sumyati Peserta Jampersal

17. I₄.₁ Sadiyah Pengguna Jasa Dukun Bayi

18. I₄.₂ Halimah Pengguna Jasa Dukun Bayi

19. I₅ Arwani Dukun Bayi

20. I₆.₁ Uum Kader Posyandu Bojongleles

21. I₆.₂ Haryati Kader Posyandu Kaduagung Tengah

22. I₆.₃ Yeni Kader Posyandu Kaduagung Timur

23. I₆.₄ Sri Kader Posyandu Kaduagung Barat

24. I₇.₁ Juju Masyarakat

25. I₇.₂ Eni Masyarakat

26. I₇.₃ Desi Masyarakat

27. I₇.₄ Ratna Masyarakat

28. I₇.₅ Tanti Masyarakat

29. I₇.₆ Teti Masyarakat

Sumber: Peneliti,2015

Berdasarkan data pada tabel 4.12, dapat diketahui bahwa dalam penelitian

tentang “Evaluasi Program Jaminan Persalinan (Jampersal) di Puskesmas

Mandala, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak Tahun 2011-2013”, terdapat 29

(dua puluh sembilan) informan. Dari keseluruhan informan memiliki peranan

Page 131: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

113

yang berbeda-beda, diantaranya Kepala Puskesmas Mandala, Pengelola KIA

Puskesmas Mandala, Bidan Desa wilayah Puskesmas Mandala, Peserta Jampersal,

Kader Posyandu, Pengguna Jasa Dukun Bayi, dan Dukun Bayi. Adapun Data

persalian beberapa peserta Jampersal yang menjadi informan penelitian ini, dapat

dilihat melalui tabel 4.13 berikut:

Tabel 4.13

Data Persalian beberapa Peserta Jampersal yang menjadi Informan

Penelitian

No Kode Nama Umur (tahun) Waktu pada saat

Melahirkan

Anak Ke

1. I₃.₁

Heni 27 26-01-2012 2

2. I₃.₂

Suhebah 29 13-04-2012 4

3. I₃.₃

Ana 23 01-05-2013 1

4. I₃.₄

Yati 30 05-04-2013 2

5. I₃.₅

Eka 20 07-05-2012 1

6. I₃.₆

Bayi 35 15-09-2013 3

7. I₃.₇

Usi 24 27-05-2012 1

8. I₃.₈

Uun 35 03-05-2012 3

9. I₃.₉

Rosita 18 22-07-2012 1

10. I₃.₁₀

Sumyati 19 28-10-2011 1

Sumber : Puskesmas Mandala, 2015

Berdasarkan data pada tabel 4.13 diatas, dapat diketahui bahwa terdapat 10

(sepuluh) orang peserta jaminan persalinan, yang menjadi informan dalam

penelitian “Evaluasi Program Jaminan Persalinan (Jampersal) di Puskesmas

Page 132: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

114

Mandala, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak Tahun 2011-2013”. Mulai dari

usia 18 (delapan belas) tahun hingga paling tua berusia 35 (tiga puluh lima) tahun.

4.3 Penyajian Data

Pembahasan pada penyajian data merupakan hasil analisis dan fakta yang

peneliti temukan di lapangan, serta disesuaikan dengan teori yang digunakan

dalam penelitian. Dalam penelitian mengenai “Evaluasi Program Jaminan

Persalinan (Jampersal) di Puskesmas Mandala, Kecamatan Cibadak, Kabupaten

Lebak Tahun 2011-2013”, teori yang digunakan adalah teori evaluasi

implementasi menurut Dunn. Dunn dalam Nugroho (2012:729) menyebutkan 6

(enam) tipe kriteria evaluasi kebijakan, diantaranya : efektifitas, efisiensi,

responsifitas, kecukupan, perataan, dan ketepatan. Adapun pembahasan yang

dapat peneliti paparkan, yaitu sebagai berikut :

1). Kriteria Efektivitas

Efektivitas berkenaan dengan apakah suatu program mencapai hasil

(akibat) yang diharapkan (maksimal), atau tercapainya suatu tujuan dari

diadakannya suatu tindakan. Dalam penelitian “Evaluasi Program Jaminan

Persalinan (Jampersal) di Puskesmas Mandala, Kecamatan Cibadak, Kabupaten

Lebak Tahun 2011-2013”, berupa pencapaian target pertolongan persalinan yang

dibantu oleh NAKES (tenaga kesehatan), peningkatan peserta KB (keluarga

berencana) dan hambatan-hambatan dalam pelaksanaa program jaminan

persalinan di Puskesmas Mandala. Berikut temuan di lapangan :

Page 133: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

115

Pencapaian target jumlah pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan,

dapat menjadi tolak ukur efektifitas dari program jaminan persalinan, di wilayah

Puskesmas Mandala, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, terhadap hasil

(akibat) yang diharapkan oleh tenaga kesehatan di Puskesmas Mandala. Sudah

sejauh mana tenaga kesehatan di Puskesmas Mandala sebagai pelaksana program

Jampersal meningkatkan jumlah pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan,

dalam upaya pelaksanaan program jampersal secara maksimal.

Pada temuan di lapangan, pelaksaan program Jampersal di Puskesmas

Mandala, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, memiliki hasil atau pencapaian

yang belum maksimal, serta hambatan dalam pelaksanaaanya. Hal ini dapat

tercermin dari pernyataan I.₁, beliau mengatakan sebagai berikut:

“dengan adanya program jaminan persalinan tentunya diharapkan dapat meningkatkan pertolongan persalinan oleh tenaga medis,

serta meningkatkan cakupan pemeriksaan kehamilan, karena

semuanya ditanggung oleh pemerintah, namun jika melihat pada

hasil yang dicapai, dari program Jaminan Persalinan di Puskesmas Mandala ini memang belum maksimal. Hal tersebut dikarenakan

adanya beberapa hambatan dalam pelaksanaannya, diantaranya

Puskesmas Mandala belum membuka layanan 24 (dua puluh empat) jam, kemudian kurangnya fasilitas yang mendukung

berjalannya program Jampersal, belum menerima pasien rawat

inap, serta kurangnya sarana dan prasarana di Puskesmas Mandala, contohnya Puskesmas Mandala hanya memiliki satu mobil

ambulance saja, sedangkan jarak antara desa yang satu dengan

desa yang lain itu saling berjauhan. Ditambah dengan kondisi jalan

yang buruk, serta penerangan jalan yang minim, dan beberapa desa sangat jarang dilalui oleh kendaraan umum. Sehingga ini menjadi

kendala yang berarti bagi pihak Puskesmas, apabila ada pasien

yang membutuhkan pertolongan disaat yang bersamaan.”

Page 134: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

116

Pernyataan diatas menegaskan pencapaian persentase pertolongan oleh

tenaga medis di Puskesmas Mandala belum maksimal. Adapun kendala yang

ditemui diantaranya adalah, (1) kurangnya sarana dan prasarana Puskesmas, (2)

Puskesmas belum membuka layanan 24 jam dan pasien rawat inap. Sehingga hal

tersebut berpengaruh terhadap hasil yang dicapai oleh Puskesmas Mandala, dalam

menyelenggarakan program jaminan persalinan. Berikut adalah gambar mobil

ambulance milik Puskesmas Mandala, dapat dilihat melalui gambar 4.1 berikut :

Gambar 4.1

Mobil Ambulance Puskesmas Mandala, Kecamatan Cibadak, Kabupaten

Lebak

Pada gambar 4.1 dapat terlihat bahwa Puskesmas Mandala hanya memiliki

satu mobil ambulance saja. Hal tersebut menjadi kendala yang berarti, bagi pihak

Puskesmas Mandala, dlaam menyelenggarakan program jaminan persalinan, yaitu

apabila ada pasien dari desa yang berbeda, membutuhkan pertolongan disaat yang

bersamaan.

Page 135: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

117

Mengenai hasil yang sudah dicapai dari program Jampersal, diutarakan juga oleh I.₂.₃ sebagai berikut :

“Pencapaian dari program jaminan persalinan di wilayah

Puskesmas Mandala memang belum maksimal, terutama di desa

tempat saya bertugas menjadi bidan desa, yaitu Desa Tambak

Baya, meskipun sudah diadakan program jaminan persalinan,

namun kebanyakan masyarakat disini masih mengandalkan

pertolongan persalinan oleh dukun bayi. Apalagi sebelum diadakan

program jaminan persalinan, hampir semua ibu hamil di Desa

Tambak Baya melahirkan di dukun bayi, setelah ada program

Jampersal memang ada beberapa masyarakat yang mulai terbuka

fikirannya untuk bersalin di bidan, walaupun tidak banyak.

sehingga dapat dikatakan bahwa pencapaian dari program

jampersal ini belum maksimal. Adapun kendalanya adalah

responsifitas dari masyarakat itu sendiri, terhadap program jaminan

persalinan”

Pernyataan yang sama juga diungkapkan oleh I₂.₄ :

“Program jaminan persalinan menurut saya programnya sudah bagus karena dibiayai oleh pemerintah, dan juga diberikan cakupan

pelayanan pemeriksaan gratis bagi seluruh ibu hamil. Namun jika

berbicara mengenai hasil, menurut saya hasilnya belum maksimal.

Karena di Wilayah Puskesmas Mandala ini masih banyak

kampung-kampung yang masih lekat dengan jasa pertolongan

dukun bayi. Misalnya saja di Kampung Kaloncing di Desa

Kaduagung Tengah, Kampung Kebon Cau, yang berada di desa

tempat saya bertugas sebagai bidan desa. Kendalanya itu tadi, di

kampung-kampung masih banyak masyarakat yang memilih

menggunakan jasa dukun bayi, padahal kita dari pihak kesehatan

sudah berupaya mensosialisasikan program Jampersal ini”

Dari kedua pernyataan diatas, dapat diketahui bawa pada temuan di

lapangan, hasil yang telah dicapai dari program jaminan persalinan di Puskesmas

Mandala, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak belum maksimal, dan terdapat

beberapa kendala pada saat pelaksanaanya, sehingga program jaminan persalinan

Page 136: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

118

belum maksimal. Kendala tersebut salah satunya adalah, responsivitas masyarakat

terhadap program jaminan persalinan masih kurang.

Adapun pernyataan berbeda, mengenai pencapaian dari program jaminan persalinan, diungkapkan oleh I₂.₅ sebagai berikut :

“Menurut saya program jaminan persalinan sudah bagus, karena

untuk wilayah Desa Bojong Leles, dimana saya yang menjadi

bidan desanya, program jaminan persalinan disana sudah berhasil,

karena masyarakat yang melakukan persalinan di dukun jumlahnya

menjadi berkurang. Itu untuk di Desa Bojongleles saja, kalau

secara keseluruhan saya kurang tahu”

Berdasarkan pernyataan diatas, yang menyatakan bahwa program jaminan

persalinan sudah baik atau bisa dikatakan sudah maksimal, namun hanya di Desa

Bojong leles saja, karena apabia melihat data secara keseluruhan, menurut data

yang peneliti dapatkan, dan peneliti paparkan pada latar belakang masalah,

didapatkan data mengenai persentase pertolongan persalinan di Kecamatan

Cibadak, bahwa pertolongan persalinan oleh dukun, masih lebih tinggi

dibandingkan dengan jumlah pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan.

Sehingga dapat dikatakan bahwa hasil yang telah dicapai dari program jaminan

persalinan di Puskesmas Mandala, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak belum

maksimal. Karena pernyataan diatas dikaitkan dengan sumber data yang ada, dan

hal ini merupakan triangulasi teknik yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian

mengenai evaluasi program jaminan perslalinan di Puskesmas Mandala,

Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak.

Page 137: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

119

Pernyataan berikutnya, yang berbeda dengan pernyataan sebelumnya, diutarakan oleh I₂.₁ sebagai berikut :

“Program jaminan persalinan ini diharapkan dapat meningkatkan

pertolongan persalina oleh tenaga kesehatan, untuk meminimalisir

terjadinya persalinan beresiko yang dapat mengakibatkan

terjadinya kematian ibu dan atau bayi yang akan dilahirkan. Untuk

di wilayah Puskesmas Mandala, program jaminan persalinan

memang belum mencapai hasil yang maksimal. Dimana masih

adanya desa-desa yang menggunakan pertolongan persalinan di

dukun-dukun. Sehingga yang menjadi hambatan dalam

pelaksanaan program jaminan persalinan di wilayah Puskesmas

Mandala adalah, masih banyak nya dukun bayi yang tidak bermitra

dengan pihak Puskesmas, sehingga mereka tetap beroprasi

walaupun pihak kami sudah melakuka sosialisasi dan

penghimbauan. Kendala lainnya dari segi sarana dan prasarana

juga masih kurang, sehingga Puskesmas belum membuka layanan

24 jam dan layanan rawat inap, sehingga pelaksanaan program

Jampersal di Puskesmas Mandala belum maksimal. Selain itu

kendalanya juga terletak pada segi anggaran Jampersal”

Hal yang hampir sama mengenai hasil yang sudah dicapai dari program jampersal, diutarakan oleh I.₂.₂ sebagai berikut :

“Hasil yang sudah dicapai dari program Jampersal belum

maksimal,meskipun dengan adanya program jaminan persalinan,

partisipasi kader posyandu meningkat sehingga apabila ada warga

yang mau melahirkan kader membantu membawanya ke bidan,

agar tidak bersalin di dukun-dukun. Meskipun demikian, tetap saja

masih banyak warga yang maunya bersalin di dukun. Sehingga itu

tadi, program jaminan persalinan dapat dikatakan belum maksimal.

Adapun kendalanya, berkaitan dengan masih banyak dukun-dukun

nakal, yang bekerja tanpa bermitra dengan Puskesmas, kendala

lainnya juga pada respon masyarakat terhadap program Jampersal,

dimana masih ada saja masyarakat yang maunya bersalin di dukun-

dukun. Selain itu, kendala lainnya terletak pada anggaran, karena

untuk program Jampersal ini penggantian anggarannya banyak

minimnya, karena jika ada tindakan-tindakan lain jasa-jasanya itu

tidak ditambah, tetap saja sama”

Page 138: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

120

Dari kedua pernyataan diatas, dapat dikatakan bahwa program jaminan

persalinan di Puskesmas Mandala, Kecamatan Cibadak, kabupaten Lebak belum

maksimal, yaitu ditandai dengan respon masyarakat terhadap program jaminan

persalinan belum baik, dimana masih banyak warga yang memilih bersalin di

dukun dibandingkan di bidan. Sehingga hal tersebut menunjukkan bahwa jumlah

pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan pada program jaminan persalinan di

Puskesmas Mandala, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak belum maksimal.

Serta terdapat kendala pada anggaran program jaminan persalinan.

Dari keseluruhan pernyataan dari informan yang telah dipaparkan diatas,

dapat ditarik kesimpulan, bahwa pencapaian persentase pertolongan persalinan

oleh tenaga medis di Puskesmas Mandala, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak

belum maksimal. Adapun hambatan yang diungkapkan oleh para informan diatas,

diantaranya, kurangnya sarana dan prasarana Puskesmas, sehingga Puskesmas

Mandala belum membuka layanan 24 jam serta pasien rawan inap bagi peserta

jaminan persalinan dan pasien lainnya, kemudian kendala dari segi anggaran, serta

respon masyarakat terhadap program jaminan persalinan.

Berikutnya pencapaian target peserta KB, diungkapkan oleh I₂.₁ sebagai

berikut :

”untuk pelayanan KB melalui program jaminan persalinan

Alhamdulillah mengalami peningkatan setiap tahunnya, banyak

yang menjadi peserta KB dengan berbagai pilihan akseptor,

diantaranya, MOW yaitu metode kontrasepsi yng dilakukan dengan

cara mengikat atau memotong saluran telur pada wanita, sedangkan

MOP yaitu metode kontrasepsi yng dilakukan dengan cara

mengikat atau memotong saluran sperma pada laki-laki, kemudian

Pil yaitu alat kontrasepsi yang harus diminum setiap hari dan dapat

Page 139: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

121

dipakai oleh semua ibu usia reproduksi baik yang sudah mempunyai anak maupun belum, IUD atau KB spiral yaitu alat

kontrasepsi yang dimasukan kedalam rahim”

Ungkapan hampir sama mengenai pencapian pelayanan KB di wilayah

Puskesmas Mandala, diutarakan oleh I₂.₅ berikut ini :

“pencapaian pelayanan KB mengalami peningkatan setelah jaminan persalinan, banyak yang menjadi peserta KB, namun ada

juga yang tidak mengikuti KB karena ingin segera punya anak,

ingin punya banyak anak, karena pemahamannya masih berfikiran

kalau banyak anak banyak rezeki, namanya dikampung-kampung

masih banyak yang seperti itu. Kebanyakan peserta KB memilih

KB suntik, karena lebih efektif, lebih praktis, dan hanya dilakukan

setiap satu sampai tiga bulan”

Pernyataan yang sama diungkapkan oleh I₂.₃ sebagai berikut :

“dengan adanya program jaminan persalinan tentunya cakupan pelayanan KB menjadi meningkat, kepesertaan KB nya pun ikut

meningkat. Karena masyarakat bisa mendapatkan pelayanan KB

gratis yang merupakan bagian pelayanan dari program jaminan

persalinan. Jenis KB yang banyak dilakukan oleh masyarakat

adalah jenis KB suntik, karena lebih mudah dan resikonya lebih

minim”

Pada pernyataan ketiga informan di atas dapat diketahui bahwa pelayanan

KB mengalami peningkatan. Terdapat beberapa jenis akseptor KB diantaranya,

Kondom, Pil, suntik, MOW, MOP, dan IUD, adapun jenis akseptor KB yang

paling banyak diminati oleh peserta KB adalah jenis suntik.

Page 140: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

122

2). Kriteris Efisiensi

Efisiensi menurut Dunn (2003:430), berkenaan dengan usaha apa saja

yang diperlukan untuk menghasilkan tingkat efektifitas tertentu. Efisiensi yang

merupakan sinonim dari rasionalitas ekonomi, adalah hubungan antara efektifitas

dan usaha, yang terakhir umumnya diukur dari ongkos moneter. Efisiensi

biasanya ditentukan melalui perhitungan biaya per unit produk atau layanan.

Kebijakan yang mencapai efektifitas tertinggi dengan biaya terkecil dinaakan

efisien.

Efisiensi dalam penelitian tentang “Evaluasi Program Jaminan Persalinan

di Puskesmas Mandala, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak 2011-2013”,

berkenaan dengan usaha apa saja yang dilakukan oleh pihak Puskesmas Mandala

sebagai penyelenggara program jaminan persalinan. Selain itu, dalam hal ini

peneliti juga menganalisis efisiensi program jaminan persalinan di Puskesmas

Mandala, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, dari segi biaya.

Adapun untuk alur sosialisasi program jaminan persalinan, yang

seharusnya dilakukan oleh pihak Puskesmas hingga sampai ke masyarakatn, dapat

dilihat melalui gambar 4.2 berikut :

Page 141: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

123

Dinas Kesehatan

Kabupaten

UPT Dinas Kesehatan

Kecamatan Cibadak

Puskesmas

Mandala

Masyarakat Tokoh Masyarakat dan

Kader Posyandu

Bidan Desa

Gambar 4.2

Alur Sosialisasi Program Jaminan Persalinan

Sumber : Hasil wawancara dengan Kepala Puskesmas Mandala, 2014

Pada gambar 4.2, terlihat alur sosialisasi program jaminan persalinan, yang

awalnya program jaminan persalinan bersumber dari kementrian kesehatan,

kemudian disampaikan ke Dinas Kesehatan Provinsi Banten, kemudian dari Dinas

Kesehatan Provinsi, disampaikan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak, setelah

itu disampaikan lagi ke Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kecamatan

Cibadak, dan simpaikan ke Puskesmas.

Berdasakan pada temuan di lapangan, upaya yang dilakukan oleh pihak puskesmas mandala diutarakan oleh I.₁ sebagai berikut :

“Upaya yang kami lakukan, tentu saja dengan melakukan pendekatan kepada tokoh masyarakat, dengan cara melakukan

penyuluhan yang dilakukan oleh bidan-bidan desa, kemudian

pendekatan kepada kader-kader Posyandu agar mengarahkan ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan dan persalinan di Puskesmas

Mandala atau di bidan desa masing-masing”.

Page 142: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

124

Hal yang sama juga diutarakan oleh I₂.₂ berikut :

“Awalnya diadakan sosialisai dari puskesmas ke balai desa, ke camat nya, kiyayi dan tokoh-tokoh masyarakat lainnya dan kader, kemudian juga mengerahkan kader supaya membantu

mengantarkan pasien yang akan melahirkan ke bidan, karena ada

saja yang malu untuk melahirkan di bidan”

Kedua pernyataan diatas menegaskan bahwa, upaya yang telah dilakukan

oleh pihak Puskesmas Mandala sebagai pelaksana program Jaminan Persalinan

adalah dengan cara pendekatan kepada tokoh masyarakat dan dengan cara

sosialisasi mengenai program jaminan persalinan. Pernyataan yang hampir sama

juga diutarakan oleh I₂.₃ :

”Usaha yang dilakukan kita melakukan pendekatan kepada tokoh masyarakat, RT, RW, kader posyandu, dengan memberikan

sosialisasi kepada tokoh masyarakat, di posyandu, di pengajian

juga, apalagi di tambak baya ini kan masih banyak yang pakai jasa

dukun bayi sehingga butuh kerja sama para tokoh masyarakat

untuk meyakinkan masyarakat agar melakukan proses persalinan di

bidan”

Pernyataan diatas, menegaskan bahwa usaha yang dilakukan oleh pihak

Puskesmas, untuk mencapai hasil yang diinginkan dari adanya program Jampersal

adalah, dengan melakukan pendekatan kepada tokoh masyarakat dan

mengerahkan kader-kader posyandu untuk mengarahkan ibu hamil agar

melakukan pemeriksaan kehamilan dan persalinan di bidan.

Pernyataan berikutnya mengenai upaya-upaya yang dilakukan oleh pihak

Puskesmas Mandala dalam menyelenggarakan program jaminan persalinan diutarkan oleh I₂.₁ sebagai berikut :

Page 143: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

125

“Upaya yang kami lakukan yaitu dengan cara mensosialisasikan program jaminan persalinan. Dimana bidan desa melakukan

pertemuan Kader disetiap desa, setiap satu bulan sekali. Pada saat

pertemuan tersebut, bidan desa dan pengelola KIA menjelaskan

tentang program Jampersal kepada Kader Posyandu, kemudian kita

meminta agar Kader Posyandu menyampaikan hasil sosialisasi

kepada masyarakat dan tokoh masyarakat.”

Pernyataan yang sama juga diutarakan oleh I₂.₅ sebagai berikut :

“Kami melakukan sosialisasi setiap satu bulan sekali dengan Kader Posyandu di desa masing-masing, biasanya pada kegiatan

Posyandu Dimana kami memperkenalkan program jaminan

persalinan kemudian memaparkannya kepada para kader, agar

kader menyampaikan kepada masyarakat. Biasanya saat kegiatan

Posyandu, kami juga memperkenalkan program Jampersal kepada

masyarakat”

Adapun pernyataan hampir sama, mengenai upaya yang dilakukan oleh

pihak Puskesmas dalam menyelenggarakan program jaminan persalinan

diutarakan oleh I₂.₄ berikut ini :

“Usaha yang dilakukan dengan cara sosialisasi, memperkenalkan program jaminan persalinan kepada kader Posyandu, kemudian

kader menyampaikan lagi kemasyarakat. Biasanya sosialisasi

dilakukan pada saat kegiatan Posyandu”

Berdasakan pada kedua pernyataan diatas, dapat diketahui bahwa upaya

yang dilakukan oleh pihak Puskesmas Mandala adalah, dengan cara melakukan

sosialisasi mengenai program jaminan persalinan, setiap satu bulan sekali dengan

para kader Posyandu di masing-masing desa. Kemudian kader diminta untuk

menyampaikan hasil sosialisasi kepada masyarakat. Pernyataan yang mendukung

pernyataan diatas, diungkapkan oleh I₆.₁ berikut ini :

Page 144: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

126

“Ya biasanya pada saat Posyandu, bidan memberi tahu kader tentang program baru, misalnya program jaminan persalinan.

Sosialisasi yang dilakukan hanya sebatas di Posyandu saja, setap

satu bulan sekali. jadi yang mengetahui program jaminan

persalinan biasanya yang sering mengikuti kegiatan Posyandu saja,

Karena tidak dilakukan sosialisasi di forum lain”

Pada pernyataan diatas, terlihat bahwa usaha yang dilakukan oleh pihak

puskesmas adalah, dengan melakukan pendekatan ,dalam bentuk sosiaslisasi

kepada masyarakat, dan biasanya sosialisasi hanya berlangsung pada saat ada

kegiatan Posyandu saja, dalam waktu sebulan sekali.

Adapun prosedur untuk menjadi peserta jaminan persalinan, disampaikan oleh I₂.₁ sebagai berikut :

“Prosedurnya mudah, hanya melengkapi persyaratan, diantaranya

fotocopy KTP, kartu keluarga, dan buku pemeriksaan kehamilan.

Menurut saya prosedurnya lebih mudah daripada JKN (Jaminan

Kesehatan Nasional), kalau program jaminan persalinan dengan

persyatan yang mudh bisa langsung mendapatkan pelayanan dan

tidak harus memikirkan biaya berikutnya, berbeda dengan BPJS

atau JKN, dimana ada biaya setiap bulan yang harus dibayarkan,

prosedur untuk menjadi peserta BPJS juga lebih rumit daripada

Jampersal”

Pernyataan diatas menegaskan bahwa prosedur untuk menjadi peserta

jaminan persalinan tidak sulit, cukup melengkapi persyaratannya saja, diantaranya

fotocopy KTP, kartu keluarga, dan buku pemeriksaan kehamilan. Prosedur

tersebut lebih mudah, apabila dibandingkan dengan prosedur pelayanan BPJS.

Pernyataan hampir sama mengenai persyaratan peserta jaminan persalinan

diungkapkan oleh I₂.₄ sebagai berikut :

Page 145: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

127

“Persyataran untuk menjadi peserta jaminan persalinan, terbilang cukup mudah, dan sederhana, karena persyaratannya hanya

fotocopy KTP dan kartu keluarga, serta apabila ada buku

pemeriksaan kehamilan bisa dibawa. Apabila kita melihat

persyaratan di BPJS atau JKN, persyaratannya lebih rumit

dibandingkan program jaminan persalinan. Jadi menurut saya

apabila dilihat dari segi persyaratannya, memang program

Jampersal tidak menyulitkan”

Pada ungkapan diatas, terlihat bahwa pesrsyaratan peserta jaminan

persalinan cukup mudah dan sederhana, karena persyaratannya hanya sedikit dan

tidak berbeli-belit.

Pernyataan yang sama diutarakan oleh I₂.₃ sebagai berikut :

“Persyaratannya tidak banyak, dan sangat mudah untuk dipenuhi, diantaranya fotocopy KTP dan kartu keluarga, kemudian

Jamkesmas jika ada, dan buku pemeriksaan kehamilan jika ada

juga, karena ada saja yang tidak memiliki buku pemeriksaan

kehamilan, karena tidak pernah periksa. Persyaratan tersebut sangat

mudah dipenuhi, apalagi sekarang ini sudah berganti menjadi JKN,

yang persyaratannya cukup rumit. Peserta Jampersal hanya

menyertakan persyaratan tersebut, dan langsung diberikan

pelayanan oleh tenaga medis. Maka dari itu, saya juga lebih suka

dengan program jaminan persalinan dibandngkan JKN”

Pada pernyataan informan diatas, dapat diketahui bahwa persyaratan bagi

peserta jaminan persalinan tidak banyak, serta lebih mudah dibandingkan dengan

persyartan bagi peserta JKN (Jaminan Kesehatan Nasional).

Pernyataan berikutnya mengenai prosedur persyaratan untuk menjadi peserta jaminan persalinan, diutarakan oleh I₂.₂ berikut ini :

“Untuk persyaratan jampersal hanya fotocopy KTP dan kartu

keluarga serta apabila yang menggunakan Jamkesmas bisa

Page 146: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

128

disertakan juga, setelah persyaratannya dipenuhi, peserta Jampersal bisa langsung mengakses program jampersal”

Pernyataan hampir sama disampaikan oleh I₂.₅ sebagai berikut :

“Hanya melengkapi persyaratannya saja, seperti fotocopy KTP, kartu keluarga, dan buku nikah saja”

Pada pernyataan kedua informan diatas, yang merupakan bidan di

Puskesmas Mandala, menyebutkan persyaratan bagi masyarakat yang ingin

menjadi anggota program jaminan persalinan, persyaratan tersebut seperti

fotocopy KTP dan kartu keluarga, serta bisa juga menyertakan kartu Jamkesmas

dan buku nikah.

Berdasarkan pada pernyataan beberapa informan diatas, mengenai

persyaratan bagi peserta jaminan persalinan, dapat diketahui bahwa persyaratan

program jaminan persalinan sangat mudah dipenuhi, serta prosedurnya juga

sederhana atau tidak berbelit-belit, yaitu apabila persyaratan sudah lengkap, bisa

langsung mendapatkan pelayanan.

Adapun efisiensi dari segi biaya, pada temuan di lapangan, biaya yang

dikeluarkan oleh setiap peserta Jampersal bervariasi, dan berbeda, tergantung

bidan yang menanganinya. Ada bidan yang tidak menerima biaya apapun, artinya

pelayanan Jampersal murni gratis, tetapi ada juga bidan yang mematok biaya dari

peserta Jampersal, hal ini diutarakan oleh Pernyataan lain diungkapkan oleh I₁

sebagai berikut :

“Program Jampersal ini gratis, dan bagi bidan atau tenaga medis

yang menangani atau memberikan pelayanan Jampersal, akan

mendapat dana pengganti dari pusat, yang diberikan langsung

Page 147: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

129

kepada masing-masing tenaga medis yang menangani para peserta jaminan persalinan”

Pernyataan yang sama juga diungkapkan oleh I₂.₁ berikut ini :

“Jampersal itu gratis, jadi tidak dipungut biaya apapun dalam mendapatkan pelayanan jampersal. dana dari pusat diberikan

kepada masing-masing tenaga medis yang sudah melakukan

perjanjian dengan pusat. Biasanya dilakukan perjanjian terlebih

dahulu bahwa saya siap memberikan pelayanan Jampersal kepada

masyarakat, kemudian setelah dilaksanakan, akan ada pemeriksaan

dari pusat, setelah di sepakati maka dananya turun. Meskipun dana

Jampersal ini sering telat dibayar oleh pusat, seharunya dibayar

tiap tiga bulan, tetapi lebih dari tiga bulan, ya meskipun telat juga

tetap dibayar oleh pusat. Tapi kami sebagai orang bekerja di

pemerintah bingung kalau tidak ada dananya, bagainana mau

melayani masyarakat, karena kalau tidak melayani salah, kalau

melyani juga dananya belum dibayar”

Berdasarkan pada kedua paparan diatas, dapat diketahui bahwa program

jaminan persalinan itu gratis. Karena nanti, bagi masing-masing tenaga medis

yang sudah melakukan perjanjian dengan pusat untuk menangani para peserta

Jampersal, akan mendapat dana pengganti dari pusat setiap tiga bulan sekali,

meskipun pada temuan di lapangan, dana dari pusat sering telat dibayar.

Pernyataan lainnya, diungkapkan oleh I₂.₅ sebagai berikut :

“Program jampersalnya memang gratis. Tapi pada saat ada pasien yang melahirkan, suka ada saja yang mengerti dan memberi uang,

untuk biaya pengganti pampers dan yang lainnya”

Berdasarkan pada pernyataan diatas, dapat diketahui bahwa program

jaminan persalinan seharusnya diberikan secara gratis, namun dari pernyataan

Page 148: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

130

salah satu bidan Puskesmas Mandala diatas, ada juga pasien yang memberi ua ng

lelah kepada bidan yang menolong persalinan.

Pernyataan hampir sama diutarakan oleh I₂.₂ berikut ini :

“Jampersal itu gratis. Tetapi kadang-kadang ada saja pasien yang memeberi uang lelah istilahnya uang pamali. Kalau pasiennya

orang mampu, ngasihnya gede, kalau pasiennya tidak mampu ya

menyesuaikan saja, sama saja seperti bayar ke dukun. Karena

kewajiban saya sebagai bidan desa, jadi saya bekerja sama ikut

MOU (memorandum of understanding) dengan pemerintah,

sebagai bidan desa yang menerima pelayanan Jampersal, biaya

pengganti memang dapat dari pusat, namun jika ada kasus yang

diluar keinginan kita seperti misalnya pendarahan, robekan, butuh

infus, atau bayi yang baru lahir butuh oksigen, terjadi kegawatan

pada janin, itu kan kita harus ada tindakan. Untuk uang jasa dari

pusat tidak ditambah, mau dilaporannya ada tindakan atau tidak

ada tindakan tetap saja dikasihnya hanya sekedar uang pengganti

untuk biaya pertolongan persalinan yang normal saja”

Hal yang hampir sama sama dengan pernyataan diatas, diungkapkan oleh

I₂.₃ berikut ini :

“Program jaminan persalinannya memang gtratis, namun apabila ada tindakan lain yang harus dilakukan karena terjadi pendarahan

misalnya, sehingga butuh tindakan infus, dan obat-obatan lain,

maka ada biaya tambahan yang harus dibayar oleh pasien, karena

sudah termasuk dalam kasus perslainan yang beresiko”

Berdasarkan pada kedua paparan diatas, dapat diketahui bahwa memang

jaminan persalinan tidak sepenuhnya gratis, misalnya apabila terjadi persalinan

yang beresiko dan dibutuhkan tindakan seperti pemberian infus dan obat-obatan

maka dibutuhkan biaya tambahan. Tetapi ada juga pasien yang bersalin secara

normal namun tetap mengeluarkan biaya persalinan, yang disebut oleh bidannya

sebagai uang lelah atau uang pamali.

Page 149: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

131

Adapun pernyataan berbeda mengenai biaya bagi peserta jaminan

persalinan yang mengakses pelayanan Jampersal, diutarakan oleh salah satu bidan

Puskesmas, yaitu I₂.₄ sebagai berikut :

“Program jaminan persalinan gratis. Maka dari itu banyak orang yang tergolong mampu, yang ikut menjadi peserta jaminan

persalinan”

Pernyataan diatas menegaskan bahwa program jaminan persalinan

diberikan secara gratis. Berdasarkan pada beberapa temuan lapangan diatas, dapat

diketahui bahwa antara tenaga medis yang satu, dengan tenaga medis yang lain

berbeda-beda dalam memeberikan pelayanan jaminan persalinan. Ada yang

memberikan pelayanan secara gratis, dan ada juga yang memberikan pelayanan

tidak gratis.

Adapun pernyataan dari peserta jaminan persalinan terkait biaya pelayanan

jaminan persalinan, diungkapkan oleh I₃.₁ sebagai berikut :

“Waktu saya melahirkan anak kedua, saya ikut program jaminan

persalinan. Setelah proses persalinannya selesai, saya menanyakan

kepada bidan yang menangani saya mengenai besaran biaya yang

harus dibayar, pada saat itu bu bidan mengatakan biayanya sebesar

300.000,00 (tiga ratus ribu) rupiah. Bu bidan nya mengatakan,

uang tersebut sudah termasuk biaya pembuatan akta kelahiran”

Bersasarkan pada pernyataan diatas, dapat diektahui bahwa peserta

jaminan persalinan mengeluarkan biaya persalinan sebesar tiga ratus ribu rupiah.

Biaya tersebut, menurut bidan yang menangani pasien jaminan persalinan,

disebutkan akan digunakan untuk biaya pembuatan akta kelahiran.

Page 150: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

132

Hal yang sama juga diutarakan oleh I₃.₂ berikut ini :

“Saya ikut program jaminan persalinan, ketika saya melahirkan

anak pertama saya. Pada saat itu, saya dibantu bidan Puskesmas,

biaya yang saya keluarkan sebesar 300.000,00 (tiga ratus ribu

rupiah), bidannya mengatakan bahwa, biaya tersebut untuk

pengganti underpet nya yang terpakai, dan untuk mengganti biaya

pampers, juga pembuatan akta kelahiran”

Pernyataan diatas menegaskan bahwa biaya yang dikeluarkan oleh peserta

jaminan persalinan, ketika mendapatkan pelayanan persalinan di bidan, dengan

menggunakan Jampersal adalah sebanyak 300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah).

Dimana bidan Puskesmas yang menanganinya, mengatakan bahwa biaya tersebut

sebagai biaya pengganti perlengkapan yang digunakan oleh pasien.

Hal yang hampir sama juga diungkapkan oeh I₃.₃ berikut ini:

“Saya melahirkan anak pertama saya di bidan Puskesmas, dan pada saat itu saya ikut program jaminan persalinan. Untuk biaya

persalinannya pada saat itu saya mengeluarkan biaya sebesar

300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah), awalnya memang saya bertanya

dahulu ke bu bidannya “berapa bu?”, kemudian bu bidan jawabnya

berapa saja, saya bingung kan, terus saya nanya lagi “biasanya

berapa bu?” nah, baru bu bidannya bilang tiga ratus ribu rupiah.

Untuk persyaratan anggota Jampersal wktu itu saya menyerahkan

fotocopy KTP sama kartu keluarga”

Pernyataan yang sama diutarakan oleh I₃.₅ sebagai berikut :

“Saya ikut program jaminan persalinan, pada saat mengandung anak saya yang ke empat. Ketika saya mau melahirkan, saya

ditangani sama bu bidan Puskesmas. Pada saat itu biayanya sekitar

300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah). Tetangga juga sama, yang

lahiran di bu bidan bayarnya sekitar segitu”

Page 151: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

133

Informan berikutnya menyatakan ungkapan yang sama dengan pernyataan

informan diatas, mengenai biaya pelayanan bagi peserta jampersal, yang

iungkapkan oleh I₃.₉ seperti berikut :

“Saya pernah ikut program jaminan persalinan di tahun 2013, bulan agustus pada saat saya melahirkan anak pertama saya. Pada

saat itu saya mendapatkan pertolongan persalinan di bidan

Puskesmas, dan biayanya sekitar 300.000,00 (tiga ratus ribu

rupiah). Biaya tersebut sudah termasuk biaya pembuatan akta

kelahiran”

Berdasarkan pada ketiga pernyatan informan diatas, yang merupakan

peserta program jaminan persalinan, dpaat diketahui bahwa pada saat mereka

mengakses pelayanan program Jampersal, dan salah satunya adalah pelayanan

pertolongan persalinan, biaya yang dikeluarkan untuk membayar pelayanan

tersebut sekitar 300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah). Biaya tersebut, oleh bidannya

disebutkan digunakan untuk membuat akta kelahiran.

Pernyataan sedikit berbeda, mengenai nominal biaya bagi peserta jaminan persalinan, diungkapkan oleh I₃.₇ berikut ini :

“Pada saat melahirkan anak pertama saya, wakt itu tempatnya di

bidan Puskesmas Mandala, dengan menggunakan program

Jampersal. setelah proses persalinan selesai, dan berjalan dengan

baik, kemudian saya membayar biaya persalinan sebesar

350.000,00 (tiga ratus lima puluh ribu rupiah), biaya tersebut sudah

termasuk biaya pembuatan akta kelahiran anak saya. Adapun

persyaratan untuk menjadi peserta Jampersal, yaitu Jamkesmas,

buku nikah, KTP sama Kartu Keluarga”.

Pernyataan informan diatas, sedikit berbeda dengan informan sebelumnya

yang sama-sama sebagai peserta program jaminan persalinan. Dimana beberapa

Page 152: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

134

informan sebelumnya dikenakan biaya sebesar 300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah)

setelah mendapatkan pelayanan pertolongan persalinan, adaoun untuk informan

I₃.₇ dieknakan biaya yang lebih banyak, yakni 350.000,00 (tiga ratus lima puluh

ribu rupiah). Sedangkan biaya tersebut digunakan untuk hal yang sama, yaitu

termasuk pembuatan akta kelahiran.

Adapun peserta Jampersal yang dikenakan biaya, karena terjadi faktor lain, seperti yang diungkapkan oleh I₃.₆ :

“Ketika saya melahirkan anak ketiga saya, pada saat itu saya ikut

Jampersal, di bidan Puskesmas Mandala, dan biayanya sekitar

350.000,00 (tiga ratus lima puluh ribu rupiah) atau sekitar

400.000,00 (empat ratus ribu rupiah), saya lupa lagi. Biaya

tersebut, digunakan karena waktu itu saya pendarahan jadi harus di

infus dan diberi obat, sehingga dikenakan biaya tambahan”

Pernyataan informan diatas, yang menjadi peserta jaminan persalinan,

menegaskan bahwa pada saat beliau melahirkan dengan mengikuti program

jaminan persalinan, beliau mengeluarkan biaya kurang lebih tiga ratus lima puluh

ribu rupiah, diakrenakan pada saat melahirkan terjadi persalinan yang beresiko

yang membutuhkan tindakan dari tenaga medis. Sehingga biaya tersebut di claim

oleh bidan, sebagai biaya pengganti infus dan obat-obatan.

Berbeda dari pernyataan diatas, hal lain diutarakan oleh I₃.₄ berikut ini :

“waktu itu ketika saya akan melahirkan anak pertama, saya dibantu oleh kader dimana pada saat itu saya diantarkan ke bidan

Puskesmas. Kemudian kader dan bidan memeberitahu saya supaya

ikut Jampersal saja, karena saya kan orang tidak mampu, tidak

punya biaya, sehingga dan akhirnya saya ikut Jampersal karena

persyaratannya juga mudah. Setelah melahirkan, saya tidak

dipungut biaya sama sekali jadi gratis, setelah melahirkan juga

Page 153: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

135

bayinya di suntik. Persyaratannya keterangan surat tidak mampu, Jamkesmas, fotocopy KTP dan KK”

Pernyataan yang hampir sama juga diungkapkan oleh I₃.₈ seperti berikut :

“Saat saya melahirkan anak ketiga, saya diantar ke bidan Puskesmas oleh kader Posyandu, karena rumah saya memang

berdekatan dengan rumah kader dan tidak jauh juga dari Puskesmas. Saya disarankan untuk ikut Jampersal, dan saya pun

ikut Jampersal, serta saya juga mengatakan kepada bidannya bahwa saya ini orang tidak mampu. setelah saya melahirkan, saya

tidak dipungut biaya. Pada keesokan harinya, anak saya yang baru saya lahirkan, meninggal dunia, karena katanya bayinya kelamaan didalam perut, dan terlambat diperiksa.”

Adapun pernyataan yang sama mengenai biaya bagi peserta jaminan persalinan diutarakan oleh I₃.₁₀ berikut ini :

“Pada saat saya engikuti program jaminan persalinan,

Alhamdulillah semua pelayanan yang saya dapatkan itu gratis.

Karena saya orang tidak mampu, pada saat itu saya menyertakan

Jamkesmas, surat keterangan tidak mampu, fotocopy KTP dan

kartu keluarga”

Berdasarkan pada ketiga pernyataan diatas dapat diketahui, bahwa ada

beberapa masyarakat yang mendapatkan pelayanan jaminan persalinan secara

gratis, yakni masyarakat yang benar-benar tidak mampu.

Pada temuan di lapangan selain mendapatkan informasi dari peserta jampersal, peneliti juga mendapatkan informasi dari I₆.₁ terkait biaya jampersal :

“Yang saya ketahu di bidan Desa Bojong Leles yang juga bertugas

di Puskesmas Mandala, bagi peserta Jampersal ada yang tidak

dipinta bayaran, dan ada juga yang dipinta bayaran, tetapi

kebanyakan yang dipinta bayaran, biasanya kalau saya mengantar

Page 154: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

136

yang mau melahirkan di bidan menggunakan Jampersal, setelah melahirkan biasnaya pasien nanya ke bidan “berapa bu” kemudian

bidannya bilang tiga ratus ribu rupiah saja, begitu. Besaran

biayanya juga beda-beda setiap orang ,ada yang dipinta tiga ratus

ribu rupiah, ada yang diatas tiga ratus ribu rupiah. Kayanya liat-liat

orangnya juga gitu. Saya juga sebagai kader, tidak pernah dikasih

uang apa-apa walaupun sering membantu bidan desanya. padahal

saya tahu dia memungut biaya ke peserta Jampersal. dan saya juga

tahu setiap bidan desa yang menerima peserta Jampersal, pasti

dapat dana pengganti dari pusat.”

Pernyataan hampir sama diutarakan I₆.₃ berikut ini :

“Kalau masalah biaya ya setahu saya bagi masyarakat yang mampu ya bayarnya besar, bagi yang tidak mampu ya tidak apa-apa kalau

ngasihnya sedikit juga”

Berdasarkan pada pernyataan informan diatas, dapat diketahui bahwa

untuk peserta jaminan persalinan, ada yang dikenakan biaya dan ada juga yang

bebas dari biaya, namun kebanyakan dari peserta Jampersal ialah yang dikenakan

biaya oleh bidan yang menangani proses persalinan.

Dari beberapa pernyataan diatas dapat diketahui bahwa pelaksanaan

program jaminan persalinan belum efisien, karena tidak sepenuhnya gratis, artinya

masih ada peserta Jampersal yang dikenakan biaya. Dimana setelah peserta

Jampersal mendapatkan pelayanan pertolongan persalinan, ada saja peserta

jampersal yang dikenakan biaya, dengan kisaran tiga ratus sampai empat ratus

ribu rupiah. Meskipun, dalam hal ini tidak semua bidan menerima uang dari

pasien, ada saja beberapa bidan yang tidak memungut biaya sama sekali. Tentu

saja hal tersebut sangat disayangkan, karena dalam ketentuan program jaminan

persalinan, seharusnya peserta Jampersal tidak dipungut biaya apapun kecuali ada

Page 155: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

137

faktor-faktor lain, diluar tanggungjawab Jampersal itu sendiri. Karena dana yang

dikeluarkan oleh pihak Puskesmas dan atau tenaga medis yang memberikan

pelayanan Jampersal, dan sudah melakukan perjanjian dengan pemerintah berupa

MOU (Memorandum of Understanding) atau nota kesepahaman, maka akan

mendapatkan dana pengganti dari pusat.

Pada temuan di lapangan yang diketahui bahwa pelayanan jampersal

masih ada yang dipungut biaya, menimbulkan ketakutan sendiri terhadap

masyarakat tidak mampu, sehingga mereka memilih untuk tidak melahirkan di

puskesmas (bidan) sehingga mereka memilih melakukan persalinan di dukun

beranak, seperti yang diutarakan oleh I₄.₁ sebagai berikut :

“Saya dibantu sama dukun bernak waktu melahirkan, karena saya merasa orang tidak mampu, saya takut apabila melahirkan di bidan

nanti harus ada biaya, dan harus bayar bayar mahal. Walaupun ada

program Jaminan Persalinan (jampersal) juga, saya takutnya ada

embel-embelnya, karena yang saya tahu dari tetangga saya yang

melahirkan di bidan, walaupun pakai Jampersal tetap saja keluar

biaya diatas dua ratus ribu rupiah, kalo di dukun kan biayanya

cukup terjangkau dan bisa dicicil atau bisa ditunda”

Hal serupa disampaikan oleh I₄.₂ beriku ini :

“Kalau saya apabila melahirkan, saya lebih nyaman manggil dukun paraji, karena udah kenal, tetangga, terus juga yang paling penting

bayarnya seikhlasnya. Kalau ke bidan pasti saja ada biaya yang

lebih besar. Saya uang dari mana, apabila harus bayar mahal. Jadi

lebih nyaman ke dukun, apabila sedang tidak punya uang, bayarnya

bisa nanti”

Pernyataan diatas menegaskan bahwa, masyarakat yang bersalin di

dukunmerupakan masyarakat yang tidak mampu, dan takut mengeluarkan

Page 156: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

138

biaya yang besar jika pergi ke bidan. Sehingga memilih untuk bersalin di

dukun, karena alasan jumlah biaya yang dikeluarkan disesuaikan dengan

kemampuan, bahkan bisa dibayar dengan cara dicicil.

Untuk mengetahui besaran biaya yang di tetapkan oleh dukun beranak, peneliti pun mendapatkan informasi seperti yang diutarakan oleh I₅ :

“Biaya tidak ditentukan harus berapa-berapanya, seikhlasnya saja

berapapun diterima, kalau ada yang ngerti, biasanya setelah

melahirkan langsung ngasih seratus ribu rupiah, tapi ada juga yang

ngasih lima puluh ribu rupiah, yang ngasih dua puluh ribu rupiah juga

ya sama saya diterima saja. Bahkan ada juga yang bayarnya dicicil.”

Berdasarkan pada pernyatan salah satu dukun bayi di wilayah Puskesmas

Mandala diatas, dapat diketahui bahwa memang persalinan yang ditolong di

dukun tidak mematok biaya. Artinya mau memberi berapa saja, tetap diterima

oleh dukun bayi tersebut.

Pada keseluruhan pernyataan dari berbagai informan diatas, dapat

disimpukan bahwa program jaminan persalinan belum efisien, karena masih ada

masyarakat yang dikenakan biaya setelah mendapatkan pelayanan persalinan,

tergantung masing-masing tenaga medis yang menangani.

3). Kriteria Kecukupan

Kecukupan berkenaan dengan seberapa jauh suatu tingkat efektifitas

memuaskan kebutuhan, nilai, atau kesempatan yang menumbuhkan adanya

masalah. Kriteria kecukupan menekankan pada kuatnya hubungan antara alternatif

kebijakan dan hasil yang diharapkan.

Page 157: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

139

Dalam penelitian tentang “Evaluasi Program Jaminan Persalinan di

Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, Tahun 2011-2013”, Kecukupan

berkenaan dengan, sejauhmana kebijakan tersebut dalam pencapaian target, dapat

menurunkan jumlah kematian ibu dan kematian bayi di wilayah Puskesmas

Mandala.

Adapun temuan dilapangan dipaparkan oleh I₂.₁ sebagai berikut :

“Menurut saya program Jampersal ini bagus, karena banyak pelayanan yang diberikan kepada masyarakata sehingga tentunya

sedikit banyak bisa membantu masyarakat. Mengenai persoalan

jumlah kematian ibu dan jumlah kematian bayi, jika dilihat dari

rekapan data mulai tahun 2011 sampai dengan tahun 2013,

memang untuk jumlah kematian bayi tidak menunjukkan adanya

penurunan, namun hal tersebut tentunya bukan kemauan kami.

Karena kami sudah berusaha, dan urusan kematian kan sudah ada

yang menentukan, jadi tidak bisa dicegah. Sedangkan untuk jumlah

kematian ibu, kembali lagi jika dilihat dari data, kejadian kematian

ibu tetap ada. Selama diadakan program jampersal, terjadi dua kali

kasus kematian maternal (kematian ibu melahirkan)”

Pernyataan yang sama juga diutarakan oleh I₁ berikut ini :

“Sejak diadakan program jaminan persalinan, yang mana tujuannya adalah untuk menekan angka kematian ibu dan angka kematian

bayi, untuk di wilayah Puskesmas Mandala sendiri, apabila

melihat pada data yang ada, memang dapat diketahui bahwa, untuk

jumlah kematian bayi masih cukup tinggi, sedangkan untuk jumlah

kematian ibu jumlahnya tidak begitu banyak”

Pernyataan berikutnya, diungkapkan oleh I₂.₃ berikut :

“Program jaminan persalinan memang belum maksimal dalam mengatasi masalah AKI dan AKB. Mengapa demikian? karena

seperti yang kita ketahui melalui data yang ada, terutama data

jumlah kematian bayi di wilayah Puskesmas Mandala, itu

Page 158: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

140

jumlahnya cukup tinggi, dan sejak diadakan program Jampersal sampai selesai, jumlah kematian bayi di wilayah Puskesmas

Mandala terus meningkat dalam tiga tahun tersebut. Namun untuk

kematian ibu melahirkan, memang tetap ada, namun jumlahnya

tidak banyak.”

Berdasarkan pada ketiga paparan diatas, dapat diketahui bahwa, program

jaminan persalinan masih belum mampu memecahkan masalah tingginya angka

kematian ibu dan angka kematian bayi. Seperti pada temuan dilapangan yang

didukung oleh fakta yang memadai, jumlah kejadian kematian bayi di wilayah

Puskesmas Mandala sejak tahun 2011 hingga tahun 2013 jumlahnya semakin

meningkat, bukan berkurang. Sedangkan untuk, jumlah kejadian kematian ibu di

wilayah Puskesmas Mandala, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, memang

tetap ada kejadian kematian ibu, namun jumlahnya tidak begitu banyak,

Pernyataan berikutnya, diungkapkan oleh I₂.₂ sebagai berikut :

“Untuk jumlah kematian bayi di wilayah Puskesmas Mandala, Kecamatan cibadak, Kabupaten Lebak, memang jumlahnya cukup

tinggi. Tetapi untuk jumlah kematian ibu di wilayah Puskemas

Mandala, jarang terjadi, memang ada, namun jumlahnya juga tidak

banyak, ya memang alangkah lebih baiknya lagi jika kejadian

kematian ibu melahirkan dapat dihilangkan”

Pernyataan hampir sama juga diutarakan oleh I₂.₅ berikut :

“Di wilayah Puskesmas Mandala setiap tahunnya terjadi kasus kematian bayi, dan memang pada tiap tahunnya jumlahnya

mengalami peningkatan. Sedangkan untuk jumlah kematian ibu,

saya rasa jumlahnya sedikit, dan memang walaupun sedikit

tentunya menjadi permasalahan yang serius dalam dunia kesehatan

ibu”

Pernyataan berikutnya disampaikan oleh I₂.₄ sebagai berikut :

Page 159: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

141

“Jumlah kematian ibu di wilayah Puskesmas Mandala jumlahnya tidak begitu banyak, selama diadakan program Jampersal kasus

kematian ibu terjadi sebanyak dua kali yaitu di tahun 2011 dan

tahun 2013. Namun ya kita berharap supaya kematian maternal ini

tidak terjadi lagi. Sedangkan untuk kematian bayi di wilayah

Puskesmas Mandala ini memang cukup tinggi, meskipun ada

Jampersal tapi jumlah kematian bayinya tetap tinggi ”

Berdasarkan pada ketiga paparan diatas, dapat diketahui bahwa jumlah

kematian bayi di Kecamatan Cibadak kabupaten Lebak masih cukup tinggi,

meskipun sudah diadakan program jaminan persalinan. Sedangkan untuk jumlah

kematian ibu sejak diadakan program Jampersal, terjadi sebanyak dua kali

kejadian kematian ibu, yaitu pada tahun 2011 dan tahun 2013. Sehingga dapat

disimpulkan berdasarkan dari temuan lapangan dan data yang mendukung, bahwa

program jaminan persalinan belum mampu mengatasi tingginya jumlah kematian

ibu dan bayi di wilayah Puskesmas Mandala.

Adapun penyebab kematian ibu dan kematian bayi di wilayah Puskesmas

Mandala, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, dipaparkan oleh I₂.₁ berikut ini

:

“Untuk penyebab kematian bayi, jika dilihat dari laporan kesehatan

anak penyebabnya paling banyak adalah dikarenakan asfiksia, yaitu kondisi bayi baru lahir tidak bisa bernafas secara teratur,

kemudian premature (usia kehamilan belum cukup namun sudah

lahir), dan kelainan bawaan. Faktor yang mempengaruhinya karena pernikahan dini, tidak menunda kehamilan, atau married by

accident (MBA), dimana kehamilannya tidak direncanakan,

disembunyikan, sehingga si ibu tidak mau memeriksakan

kandungannya, dan menyebabkan janinnya kurang gizi. Sedangkan untuk kematian ibu di wilayah Puskesmas Mandala disebabkan

karena eklamsi atau darah tinggi.”

Page 160: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

142

Pernyataan yang sama diutarakan oleh I₂.₃ sebagai berikut :

“di wilayah Puskesmas Mandala, Kecamatan Cibadak ini kebanyakan kematian bayi disebabkan oleh asfiksiaatau gangguan

pernafasan pada bayi yang baru dilahirkan, ada juga yang

premature, dan ada juga yang disebabkan karena kelainan bawaan.

Hal tersebut dapat terjadi, karena ibu hamil malas memeriksakan

kehamilannya, kemudian karena usia ibu hamil masih sangat muda,

karena banyak yang menikah muda kemudian tidak menunda

kehamilan. Sedangkan untuk kematian ibu, disebabkan oleh

hipertensi. ”

Berdasarkan paparan pengelola kesehatan ibu dan anak di Puskesmas

Mandala diatas, beserta bidan Puskesmas Mandala, dapat diketahui bahwa

penyebab kematian bayi di wilayah Puskesmas Mandala, paling banyak

disebabkan oleh kasus asfiksia, premature (usia kehamilan belum cukup namun

sudah lahir), dan kelainan bawaan. Sedangkan untuk penyebab kematian ibu

melahirkan di wilayah Puskesmas Mandala, dikarenakan darah tinggi, atau dalam

kehamilan disebut dengan eklamsi.

4). Kriteria Perataan

Kriteria perataan menurut Dunn (2003:430), erat hubungannya dengan

rasionalitas legal dan sosial dan menunjuk pada distribusi akibat dan usaha antara

kelompok-kelompok yang berbeda dalam masyarakat. Kebijakan yang

berorientasi pada perataan adalah kebijakan yang akibatnya atau usaha secara adil

didistribusikan.

Dalam penelitian tentang “Evaluasi Program Jaminan Persalinan di

Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, Tahun 2011-2013”, perataan berkenaan

dengan, bagaimana pendistribusian program jaminan persalinan kepada

Page 161: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

143

masyarakat, dengan memperhatikan elemen-elemen masyarakat sebagai objek

peserta jaminan persalinan, serta dengan melihat apakah seluruh ibu hamil

mengikuti program jaminan persalinan dan apakah masyarakat secara merata,

mengetahui tentang program jaminan persalinan.

Pada temuan dilapangan, didapatkan informasi seperti yang seperti yang diungkapkan oleh I₇.₁ sebagai berikut :

“Saya tidak tahu kalau pernah ada program jaminan persalinan,

karena tidak pernah mendengar sebelumnya, baik itu pada saat

dipengajian, sepengetahuan saya tidak pernah ada sosialisasi

mengenai program jaminan persalinan, padahal tiap minggu ada

pengajian rutin disini. Tidak pernah ada bidan yang menyampaikan

juga secara langsung ke bapak, karena bapak kan ketua RW

disini.”

Pernyataan diatas menegakan bahwa, masyarakat biasa tidak mengetahui

adanya program jaminan persalinan. Karena berdasarkan pengakuannya, bahwa

tidak pernah ada kegiatan sosialisasi mengenai program jaminan persalinan,

padahal dilingkungan tempat tinggalnya selalu diadakan kegiatan pengajian rutin.

Sehingga dapat terlihat, bahwa sosialisasi program jaminan persalinan belum

maksimal.

Pernyataan yang hampir sama juga diutarakan oleh I.₇.₃ sebagai berikut :

“Saya tidak tahu program jaminan persalinan, karena belum pernah dengar baik dari tetangga juga belum pernah ada yang

memberitahu, padahal rumah saya dekat dengan rumah bidan, tapi

saya belum tahu tentang program Jampersal”

Page 162: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

144

Berikutnya, hal yang sama diutarakan oleh I₇.₂ sebagai berikut :

“Saya belum mengetahui tentang program jaminan persalinan, bahkan saya baru dengar sekarang dari neng saja. Tidak pernah

dengar ada sosialisasi tentang program jaminan persalinan.

Sosialisasi melaui RT-RT juga tidak ada. Kaka saya juga yang

tahun lalu melahirkan di bidan, setahu saya, dia tidak memakai

jaminan persalinan”

Berdasarkan pada beberapa pernyataan diatas, dapat diketahui bahwa

sosialisasi program jaminan jaminan persalinan belum maksimal. Hal tersebut

ditandai dengan, masih adanya masyarakat yang tidak mengetahui program

Jampersal, karena mereka tidak pernah mendengar informasi mengenai program

Jampersal sebelumnya.

Pernyataan berikutnya dipaparkan oleh I₇.₄ sebagai berikut :

“Saya tidak tahu tentang program jaminan persalinan, karena setahu saya belum ada sosialisasi tentang program jaminan

persalinan, biasanya jika memang pernah dilakukan sosialisasi,

ibu-ibu lainnya suka menyampaikan ke tetangga-tetangga, tapi

selama ini saya belum pernah mendapat informasi mengenai

program jaminan persalinan.”

Pernyataan mengenai sejauhmana pengetahuan masyarakat terhadap program jaminan persalinan diungkapkan oleh I₇.₅ sebagai berikut :

“Untuk program jaminan persalinan sendiri saya baru dengar

sekarang, karena di pengajian pun setahu saya belum pernah

dilakukan sosialisasi tentang program jaminan persalinan, tapi

kalau untuk di Posyandu saya tidak tahu karena saya tidak pernah

ikut kegiatan Posyandu, jadi saya kurang tahu”

Berdasarkan dari kedua paparan diatas, dapat diketahui bahwa, masih ada

masyarakat yang belum mengetahui tentang program jaminan persalinan, karena

Page 163: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

145

mereka mengaku belum pernah mendapat informasi tentang program jaminan

persalinan dari tengga-tetangganya, biasanya apabila ada program baru, atau ada

suatau pengumuman, biasanya warga menyampaikan dari mulut ke mulut.

Pernyataan berikutnya diungkapkan oleh I₇.₆ sebagai berikut :

“Saya belum tahu tentang program jaminan persalinan, belum pernah dengar juga dari tetangga yang lainnya, karena biasanya

jika ada suatu kegiatan, biasanya warga saling menyampaikan

informasi”

Berdasarkan pernyataan diatas, dapat terlihat bahwa sosialisasi program

jaminan persalinan belum merata, karena terlihat pada pernyataan diatas bahwa

terdapat masyarakat yang tidak mengetahui mengenai program jaminan

persalinan.

Hal berbeda diungkapkan oleh I₃.₁ berikut ini :

“Pada waktu itu pernah dilakukan sosialisasi mengenai program jaminan persalinan di Posyandu. Dan yang saya ketahui

sosialisasinya diadakan hanya pada waktu itu saja, ketika ada

kegiata Posyandu, karena saya pada saat hamil sering ke Posyandu.

Jadi pada kegiatan lainnya tidak pernah diadakan sosialisasi

program Jampersal”

Pernyataan yang sama diungkapkan oleh I₃.₅ sebagai berikut :

“Yang saya ketahui sosialisasi program jaminan persalinan pernah dilakukan di Posyandu, saya waktu itu ikut kegiatan Posyandu

untuk periksa kehamilan, kemudian bu Bidan Puskesmas memberi

penyuluhan tetang jampersal. penyuluhannya hanya berlangsung di

Posyandu saja.”

Page 164: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

146

Berdasarkan pada kedua pernyataan informan diatas, terlihat bahwa

sosialisasi program jaminan persalinan, yang disampaikan oleh bidan Puskesmas

Mandala hanya berlangsung di Posyandu saja.

Pernyataan berikutnya mengenai perataan sosialisasi program jaminan persalinan diungkapkan oleh I₆.₁ berikut ini :

“Sosialisasi program jaminan persalinan biasanya hanya dilakukan

di Posyandu saja. Saya sebagai kader bersama ibu bidan

menyampaikan informasi mengenai program jaminan persalinan

kepada ibu-ibu yang datang ke Posyandu, jadi hanya ibu-ibu yang

datang ke Posyandu saja yang mengetahui adanya program

jaminan perslainan.”

Hal yang sama diungkapkan oleh oleh I₆.₂ sebagai berikut :

“Sosialisasi program jaminan persalinan dilakukan di Posyandu, jadi ibu-ibu hamil mengetahui bahwa ada program jaminan

persalinan, mengetahui pelayanan nya apa saja, serta

persyaratannya juga”

Kedua pernyataan informan diatas, menegaskan bahwa sosialisasi program

jaminan persalinan hanya dilakukan di Posyandu saja, sehingga hanya warga yang

datang ke Posyandu saja yang mengetahui program jaminan persalinan. Hal

tersebut membuktikan bahwa sosialisasi program jaminan persalinan belum

merata.

Pernyataan dari informan berikut yang merupakan kader Posyandu dari

desa yang berbeda, mengutarakan pelaksanaan sosialisasi program jaminan

persalinan. Pernyataan tersebut diuarakan oleh I₆.₃ berikut ini :

Page 165: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

147

“Penyuluhan tentang program jaminan persalinan, diadakannya pada saat Posyandu, karena pada saat itu bida Puskesmas

berkunjung, dan memeberikan informasi tentang program jaminan

persalinan”

Hal yang sama diungkapkan oleh I₆.₄ sebagai berikut :

“Program jaminan persalinan diinformasikan kepada warga, pada saat kegiatan Posyandu, jadi bidan Puskesmas memberitahu

tentang program jaminan persalinan kepada kader dan warga yang

ada di Posyandu”

Pada kedua pernyataan informan diatas, terlihat bahwa terdapat kesamaan

informasi dengan informan sebelumnya yang merupakan kader Posyandu di desa

yang berbeda. Sehingga berdasarkan pernyataan-pernyataan diatas dapat

disimpulkan bahwa sosialisasi program jaminan persalinan belum didistribusikan

secara merata kepada seluruh masyarakat, karena sosialisasi hanya dilakukan di

Posyandu saja, sehingga hanya warga yang pada saat itu ada di Posyandu saja,

yang mengetahui program jaminan persalinan.

5). Kriteria Responsivitas

Kriteria responsivitas menurut Dunn dalam Nugroho (2012:317),

berhubungan dengan seberapa jauh suatu kebijakan dapat memuaskan kebutuhan,

preferensi atau nilai kelompok-kelompok masyarakat tertentu. Kriteria

responsivitas adalah penting karena analisis yang dapat memuaskan semua kriteri

lainnya efektivitas, efisiensi, kecukupan, kesamaan masih gagal jika belum

menanggapi kebutuhan actual dari kelompok yang semestinya di untungkan dari

adanya suatu kebijakan.

Page 166: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

148

Responsivitas dalam penelitian “Evaluasi Program Jaminan Persalinan di

Puskesmas Mandala, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak Tahun 2011-2013”,

berkenaan dengan partisipasi masyarakat terhadap program jaminan persalinan.

Peran serta masyarakat dalam membantu serta mengetahui betul akan adanya

program jaminan persalinan merupkan upaya yang harus dibangun dari sebuah

kebijakan yang dilaksanakan oleh Puskesmas Mandala.

Pertama, hal yang menandakan adanya interaksi antara masyarakat adalah

terjalinnya kerjasama dalam hal membantu terlaksananya program Jampersal,

diantaranya masyarakat turut membantu dalam mendukung pelaksanaan program

Jampersal, seperti pernyataan dari I₆.₁ berikut ini :

“Dalam pelaksanaan program jaminan persalinan, biasanya saya membantu menyampaikan informasi tentang program jaminan

persalinan, ke tetnagga-tetangga yang sedang hamil. Biasanya pada

saat ada ibu-ibu yang mau melahirkan, saya antarkan ke rumah

bidan Puskesmas Mandala, kemudian saya menyarankan supaya

pakai Jampersal. Karena sebagai kader kan harus membantu

menyampaikan tentang program Jampersal. Kemudian saya juga

membuat pendataan siapa saja ibu yang sedang hamil di Desa

Bojongleles, terus siapa saja yang melahirkan, kemudian data

tersebut saya berikan kepada bidan Puskesmas yang bertugas

menjadi bidan desa disini.”

Pada pernyataan diatas terliht bahwa kader Posyandu turut serta

menyampaikan informasi mengenai program jaminan persalinan keoada ibu-ibu

yang sedang dalam kondisi hamil. Serta menyarankan agar ibu-ibu tersebut

mengikuti program jaminan persalinan serta terdapat interaksi anatara Kader

dengan bidan Puskesmas, terkait program jaminan persalinan. Hal tersebut

membuktikan bahwa tanggapan kader terhadap program jaminan persalinan sudah

Page 167: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

149

baik. Pernyataan tersebut didukung oleh pernyataan dari informan I₂.₁, selaku

pengelola kesehatan ibu dan anak di Puskesmas Mandala, berikut pernyataannya :

“Antara saya dengan kader Posyandu tetntunya ada interksi,

diantaranya, kader posyandu datang ke Puskesmas atau saya yang

menemui kader pada saat kegiatan Posyandu, kemudian kader

menyerahkan laporan pendataan ibu hamil kepada saya, sehingga

saya mempunyai rekapan data ibu hamil di wilayah Puksesmas

Mandala, dari masing-masing kader”

Pernyataan diatas menegaskan bahwa adanya interaksi anatara pengelola

kesehatan ibu dan anak di Puskesmas Mandala dengan kader posyandu.

Hal tersebut terlihat dari adanya peran kader yang membntu bidan

Puskesmas dalam pendataan ibu hamil.

Pernyataan berikutnya, diutarakan oleh I₃.₁ sebagai berikut :

“Waktu saya hamil, saya ikut program jaminan persalinan, saya diberitahu oleh ibu saya, karena kan beliau kader di Desa

Bojongleles. Selain itu juga saya suka ikut Posyandu, sehingga

saya mengetahui adanya program Jampersal, karena pernah

mendengar sosialisasi tentang Jampersal di Posyandu. Saya juga

kalau ada teman saya yang sedang hamil pada saat masih ada

Jampersal, saya memberitahu mereka supaya ikut Jampersal, terus

saya juga memberitahu tahu persayaratannya apa saja”

Pernyataan hampir sama diungkapkan oleh I₃.₇ seperti berikut :

“Saya mengetahui program jaminan persalinan dari bu kader, karena kebetulan rumahnya dekat. Kalau saya sendiri, saya juga

ikut memberi tahu ke tetangga saya tentang program jaminan

persalinan. Apabila ada tetangga yang sedang hamil, dan pada

waktu itu program jaminan persalinan masih ada, saya memberi

tahu ke tetangga supaya ikut program jaminan persalinan”

Page 168: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

150

Berdasarkan pada kedua pernyataan diatas dapat diketahui bahwa

masyarakat yang mengetahui program jaminan persalinan, mereka turut

berpartisipasi, dengan cara menyampaikan informasi mengenai program jaminan

persalinan kepada para tetangganya.

Pernyataan diatas dapat terbukti kebenaranya pada temuan di lapangan, seperti yang diutarakan oleh I₃.₃ berikut ini :

“Pada saat saya ikut program jaminan persalinan, awalnya saya

diberitahu oleh tetangga saya, yang sudah terlebih dahulu

mengikuti program jaminan persalinan. Kemudian setelah saya

mendapatkan informasi tentang program Jampersal, saya ikut

menjadi peserta jampersal”

Hal yang sama diungkapkan oleh I₃.₉ berikut ini :

“Saya mengetahui adanya program jaminan persalinan, dari tetangga saja, yang ikut jampersal juga. Pada saat bertemu, terus

ngobrol-ngobrol, membahas soal kehamilan, kemudian tetangga

saya memberitahu saya tentang program Jampersal”

Pernyataan hampir sama juga diungkapkan oleh I₃.₄ sebagai berikut :

“Saya mengetahui adanya program jaminan persalinan dari sodara saya, kebetulan waktu itu dia pas melahirkan pakai Jampersal. terus

dia nyaranin saya supaya pake Jampersal juga, supaya

persalinannya gratis, karena sama-sama orang tidak mampu”

Pada ketiga pernyataan diatas, dapat terlihat bawha pada temuan di

lapangan terjadi interaksi antara masyarakat, yang menyampaikan program

jaminan persalinan dari mulut kemulut. Pernyataan berikutnya yang menyatakan

Page 169: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

151

mengenai responsifitas masyarakat terhadap program jaminan persalinan, diutarakan oleh I₃.₈ seperti berikut :

“Saya mengetahui adanya program jaminan persalinan dari bu

kader, karena rumah saya berdekatan dengan rumah bu Kader.

Kemudian bu kader memberitahu saya, bahwa ada program

Jampersal, dan menyarankan saya supaya mengikuti program

Jampersal. kader juga memberitahu bahwa di program Jampersal

ada pemeriksaan kehamilan gratis, Cuma waktu itu saya ngga suka

periksa, karena males neng. Tapi ya akibatnya itu tadi, bayi saya

satu hari kemudian meninggal dunia, mungkin salah satunya

karena saya tidak suka periksa”

Hal yang sama dingkapkan oleh I₃.₁₀ sebagai berikut :

“Saya mengetahui adanya program jaminan persalinan dari bu kader, karena rumah saya ini kan lumayan dengan dengan rumah

bu kader.bu kadernya mungkin kasian sama saya, jadi membantu

saya mengantarkan ke bidan. Pada saat itu saya mendapatkan

pelayanan pertolongan persalinan saja, tidak mengikuti pelayanan

pemeriksaan kehamilan, karena takut dan juga malu pergi

kebidannya, takut ada biaya tambahan terus saya tidak mampu

bayar”

Pernyataan diatas, menegaskan bahwa informan tersebut mengetahui

program jaminan persalinan dari tetangganya yang merupakan kader Posyandu.

Beliau mendapatkan informasi mengenai cakupan pelayanan yang diberikan oleh

program Jampersal, namun beliau hanya mengakses pelayanan pertolongan

persalinan saja, dikarenakan takut untuk melakukan pemeriksaan kehamilan. Hal

tersebut menunjukkan antusias peserta jaminan persalinan masih kurang.

Pernyataan berbeda diutarakan oleh I₃.₅ sebagai berikut :

“Saya mengetahui program jaminan persalinan dari ibu bidannya saja ketika di Posyandu, karena saya suka ikut kegiatan Posyandu.

Page 170: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

152

Kemudian saya mendapat informasi tentang program jaminan persalinan, jadi saya beberapa kali ikut Posyandu untuk periksa

kehamilan sebagai peserta Jampersal. saya juga memeberitahukan

kepada tetangga-tetangga yang lain tentang program Jampersal,

supaya warga yang lagi hamil bisa ikut Jampersal juga”

Pada pertanyaan tersebut terlihat antusias informan diatas sebagai peserta

jaminan persalinan, yang mengakases pelayanan jaminan persalinan. Serta ikut

berpartisipasi dalam menyampaikan informasi tentang program jaminan

persalinan kepada para tetangganya.

Adapun informan kader Posyandu dari beberapa desa, yang menjadi

informan dalam penelitian ini mengungkapkan antusias mereka terhadap program

jaminan persalinan. Hal tersebut diungkapkan oleh I₆.₂ berikut ini :

“Apabila ada warga yang sedang hamil, dan kebetulan tetangga, saya biasanya memberikan informasi mengenai program jaminan

persalinan, karena sudah termasuk tugas saya juga sebagai kader,

harus membantu bidan untuk memperkenalkan program jaminan

persalinan”

Hal yang sama diutarakan oleh I₆.₃ berikut ini :

“Tentu saja saya menyampaikan kembali kepada tetangga -tetangga saya yang sedang hamil, mengenai informasi yang saya peroleh

dari bidan Puskesmas pada saat kegiatan Posyandu”

Pada kedua pernyataan informan diatas, terlihat bahwa kader Posyandu

ikut berpartisipasi dalam menyampaikan informasi mengenai program jaminan

persalinan kepada tetangga-tetangganya.

Page 171: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

153

Berbeda dengan pernyataan sebelumnya, ungkapan yang berbeda tanggapan masyarakat terhadap program jaminan persalinan, diutarakan oleh I₄.₁

berikut ini :

“Saya mengetahui adanya program jaminan persalinan, itu dari

tetangga saya yang waktu itu melahirkan terus dia ikut Jampersal.

saya tidak menyampaikan lagi tentang program tersebut ke

tetangga yang lain. Karena saya bukan peserta Jampersal. waktu

emlahirkan anak kesatu sampai dengan anak ketiga, saya

lahirannya didukun bukan di bidan. Karena saya merasa orang

tidak mampu, takutnya kalau pergi kebidan, ada biaya yang tak

terduga. Berdasarkan informasi yang saya dapatkan dari tetangga

saya yang ikut Jampersal, mereka tetap saja bayar diatas duaratus

ribu rupiah, kalau saya kan uang segitu dari mana. Lebih baik saya

maggil dukun saja. Karena bayarnya juga seikhlasnya saja dan bisa

dicicl”

Pernyataan diatas menegaskan bahwa beliau tidak ikut menyampaikan

informasi tentang program jaminan persalinan kepada tentangganya yang lain. Hal

tersebut dikarenakan, beliau bukanlah peserta jaminan persalinan. Karena

kepercayaan beliau terhadap tenaga medis masih belum sepenuhnya percaya,

karena dari informasi yang didapatkannnya dari tetangga yang ikut program

jaminan persalinan, bahwa tetap saja pada saat melahirkan di bidan ada biaya

yang harus dikeluarkan. Sehngga hal tersebut menjadi ketakutan tersendiri bagi

informan I₄.₁ diatas. Untuk mengetahui respon dukun bayi (dukun paraji) di

wilayah Puskesmas Mandala terhadap adanya program jaminan persalinan, dapat diketahui melalui pernyataan I₅ berikut :

“Ya walaupun ada program jaminan persalinan, waktu itu saya

tetap saja menerima panggilan kalau ada yang membutuhkan.

Karena mau bagaimana, masyarakat disini lebih banyak yang

maunya bersalin dibantu sama saya. Karena saya menjadi dukun

Page 172: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

154

paraji sejak tahun 1980. Mulai tahun 2013, bidan desa di sini kadang-kadang menegur saya, supaya kalau ada yang mau

melahirkan manggil bidan dulu, tapi masyarakat disini tidak mau

kalau sama saya mau dipanggilkan bidan. Mereka takut biayanya

besar, ya namanya warga disini mah kerjanya juga kebanyakan

tani, kan kalau melahirkan di dukun mah, biayanya berapa aja juga

diterima, seperti di saya ada yang memberi seratus ribu rupiah, ada

yang lima puluh ribu rupiah, bahkan yang hanya memberi dua

puluh ribu rupiah juga ada, dan saya terima saja. Namanya juga

membantu”

Berdasarkan pada pernyataan diatas, dapat diketahui bahwa dukun paraji

masih bekerja meskipun ada program jaminan persalinan. Bidan Puskesmas juga

menghimbau kepada dukun bayi agar memanggil bidan dahulu apabila ada yang

mau melahirkan. Namun dukun bayi tidak memanggil bidan, dikarenakan

masyarakat yang menginginkan jasa bantuan beliau dan tidak mau dipanggilkan

bidan. Uang yang diterima oleh dukun bayi dari wrga yang menggunakan jasanya

juga bervariasi, mulai dari seratus ribu rupiah sampai dengan dua puluh ribu

rupiah. Pernyataan tersebut berhubungan dengan pernyataan I₄.₂ berikut ini :

“Waktu melahirkan saya manggil dukun, tidak berani memanggil bidan, walaupun ada program-program apa juga di bidan. Karena

saya malu, takut, canggung juga kalau sama bidan. Kalau sama bu

arwani kan sudah kenal lama, beliau banyak yang manggil juga, sudah berpengalaman dari dahulu. Iya walaupun ada program apa-

apa juga , saya tidak berani kalau manggil bidan, takut ada biaya

yang besar terus saya tidak bisa bayar. Kalau di bu arwani kan bayarnya berapa saja juga diterima, waktu itu juga saya Cuma

ngasih lima puluh ribu saja. Saya ditolong pada saat melahirkan,

terus bayi saya yang baru lahir juga diurusin, dimandiin sama bu arwani, sayanya juga diurut supaya tidak keluhan didalam”

Pada pernyataan diatas, terlihat bahwa masyarakat yang menggunakan jasa

dukun bayi, lebih nayaman bersalin di dukun daripada di bidan. Faktor nya adalah

Page 173: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

155

dari segi ekonomi, mereka takut diharuskan memebayar biaya yang besar apabila

bersalin di bidan, karena apabila bersalin di dukun tidak harus memiliki biaya

yang besar. Adapun upaya yang dilakukan oleh Pihak Puskesmas terkait

dukunbayi yang beroperasi, diutarkan oleh I₁ berikut :

“Pihak kami sudah memberikan himbauan kepada dukun-dukun yang masih bekerja di wilayah Puskesmas Mandala, dan meminta

mereka untuk ,mendukung program jaminan persalinan. Kami juga

mengajak warga supaya, apabila hamil dan akan melahirkan, bisa

pergi kebidan desa atau ke Puskesmas. Namun dengan cara seperti

itu, timbul pro dan kontra, dimana dukun bayi juga menyampaikan

dari mulut kemulut supaya masyarakat tetap menggunakan jasanya.

Kami hanya bisa menghimbau, menegur pun kami tidak punya

kewenangan. Seharusnya pihak dari pusatlah yang memberikan

peraturan terkait hal ini”

Pernyataan hampir sama, diutarakan oleh I₂.₁ seperti berikut :

“Kami sudah melakukan perjanjian dengan dukun-dukun paraji yang ada di wilayah Puskesmas Mandala, yaitu kami semoat

membuat perjanjian, apabila dukun paraji masih bekerja saja

menolong yang mehirkan, maka akan dikenakan denda. Denda

tersebut juga sebenarnya bukan apa-apa, hanya supaya dukun –

dukun lebih mempertimbangkan lagi kalau mau menangani yang

meharikan. Daripada didenda kan lebih baik mereka manggil

bidan, kalau ada yang melahirkan, mereka tinggal mendampingi

saja, dan mengurusi bayi yang sudah dilahirkan untuk dimandikan,

kan enak kalau begitu”

Untuk mengatasi tantangan banyaknya dukun bayi yang tidak bermitra

dengan Puskesmas, dan masih menerima panggilan dari warga yang akan

melahirkan, diutarakan oleh I₂.₃ berikut :

“Kami sudah berupaya untuk mengatasi maslah tersebut, namun memang masih belum bisa teratasi. Upaya yang pernah kami

Page 174: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

156

lakukan diantaranya memberikan himbauan kepada masyarakat. Apabila ada yang melahirkan di dukun dan terjadi persalinan yang

beresiko maka bidan tidak mau tahu, langsung saja bawa ke rumah

sakit. Karena seperti pada kejadian yang sudah-sudah, kalu ada

persalinan yang beresiko baru warga melibatkan bidan, coba kan

kalau dari awal ditangani oleh bidan. Sebenarnya hibauan

demikian, hanya untuk mengajak warga supaya mereka bersalin di

bidan”

Pada ketiga pernyataan diatas, dapat diketahui bahwa pihak Puskesmas

sudah melakukan berbagai upaya untuk menangani banyaknya dukun bayi di

wilayah Puskesmas Mandala, yang masih beroperasi tanpa bermitra dengan

Puskesmas. Upaya yang sudah dilakukan adalah menhimbau masyarakat dan

dukun bayi, serta membuat perjanjian dengan dukun bayi.

Berdasarkan pada beberapa temuan lapangan diatas, dapat diketahui

bahwa ada masyarakat yang memberikan tanggapan baik terhadap program

jaminan persalinan, dimana masyarakat yang menjadi peserta jaminan persalinan,

ikut berperan dalam menyampaikan informasi dari mulut kemulut, mengenai

program Jampersal, kepada tetangga-tetangga nya yang lain. Selain itu juga ada

masyarakat yang kurang memberikan respon yang baik terhadap program jaminan

perslinan, hal tersebut ditandai dengan adanya masyarakat yang lebih memilih

menggunakan jasa dukun bayi dibandingkan pergi ke bidan dan ikut program

jaminan persalinan.

Page 175: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

157

6). Kriteria Ketepatan

Kriteria ketepatan menurut Dunn (2003:430), adalah kriteria yang dipakai

untuk menseleksi sejumlah alternatif yang direkomendasikan tersebut merupakan

berkenaan dengan apakah suatu kebijakan dapat memberikan manfaat bagi

masyarakat. Dalam penelitian mengenai “Evaluasi Program Jaminan Persalinan

di Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, Tahun 2011-2013”, berkenaan

dengan apakah pelayanan yang diberikan dari program jaminan persalinan

memberikan manfaat bagi masyarakat.

Adapun pelayanan jaminan persalinan yang diberikan di Puskesmas

Mandala yaitu, pemeriksaan ibu hamil 4 (empat) kali, pelayanan persalinan, suntik

bayi baru lahir 3 (tiga) kali, pelayanan nifas 4 (empat) kali, dan suntik KB satu

kali. Serta persyaratan yang harus dipenuhi bagi calon peserta jaminan persalinan

adalah fotocopy KTP dan Kartu Keluarga, serta buku pemeriksaan kehamilan.

Pada temuan dilapangan seperti yang diutarakan oleh I₂.₁ sebagai berikut :

“Program jaminan persalinan tentunya sangat bermanfaat bagi para

peserta jaminan persalinan. Karena pelayanan yang diberikan dari

program ini cukup banyak, diantaranya pemeriksaan kehamilan

sebanyak empat kali, pertolongan persalinan, pelayanan nifas

sebanyak empat kali, suntik KB satu kali, dan suntik bayi yang

lahir sebanyak tiga kali. Masing-masing dari pelayanan tersebut,

tentunya sangat memberikan manfaat baik bagi ibu hamil dan calon

bayi dan atau bayinya. Dilihat dari persyaratannya juga sangat

mudah untuk dipenuhi, yakni hanya menyertakan fotocopy KTP,

KK dan buku pemeriksaan kehamilan saja”

Page 176: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

158

Berdasarkan pada pernyataan diatas, dapat diketahui bahwa program

jaminan persalinan memberikan manfaat bagi para pesertanya. Karena program

jaminan persalinan memberikan pelayanan yang cukup banyak bagi para

pesertanya. Selain itu persyaratan program jaminan persalinan juga sederhana dan

mudah dipenuhi. Pernyataan berikutnya yang sama dengan pernyataan diatas,

dungkpkan oleh I₂.₅ berikut ini :

“Sangat bermanfaat, karena tidak mungkin dari pelayanan yang diberikan tidak ada manfaatnya. Pasti dari setiap pelayanan yang

diberikan, sedikit banyak memberikan manfaat bagi masyarakat

(peserta Jampersal)”

Hal yang hampir sama juga diungkapkan oleh I₂.₂ berikut ini :

“Iya, program jaminan persalinan sangat bermanfaat bagi masyarakat, karena bagi mereka yang menjadi peserta jaminan

persalinan, mereka bisa mendapatkan pelayanan pemeriksaan

kehamilan secara gratis, pelayanan nifas, suntik KB dan juga

suntik untuk bayi baru lahir”

Pernyataan diatas menegaskan bahwa, program jaminan persalinan sudah

pasti memberikan manfaat untuk para pesertanya, karena bagi setiap peserta

jaminan persalinan bisa mendapatkan pelayanan yang diberikan oleh program

jaminan persalinan secara gratis. Setiap pelayanan jaminan persalinan pastinya

sedikit banyak, bisa memberikan manfaat bagi para peserta Jampersal.

Adapun pernyataan yang berbeda, mengenai dampak dari program jaminan persalinan, diutarakan oleh I₁ berikut ini :

Page 177: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

159

“Pelayanan-pelayanan gratis yang diberikan dari program jaminan persalinan, sudah pasti bermanfaat bagi masyarakat yang menjadi

peserta Jampersal. namun jika dilihat dari segi kebijakannya,

menurut saya program jaminan persalinan ini kurang tepat. Pada

program jaminan persalinan, tidak diberikan batasan jumlah

pertolongan persalinan, dimana seharusnya dibatasi, misalnya

hanya berlaku sampai pada persalinan anak kedua saja, sehingga

hal tersebut juga dapat mendukung program pemerintah, dibidang

kesehatan yang lain yaitu program keluarga berencana”

Pernyataan I₁ diatas, menegaskan bahwa program jaminan persalinan

sudah memeberikan manfaat bagi para pesertanya. Namun jika dilihat dari

kebijakannya masih belum tepat, karena tidak ada batasan dalam pemberian

pelayananya. Pernyataan hampir sama, mengenai kurang tepatnya kebijakan

tentang jaminan persalinan, juga diungkapkan oleh I₂.₄ berikut :

“Dengan adanya program jaminan persalinan, tentunya memberikan manfaat kepada masyarakat, karena program jaminan

persalinan memberikan cakupan pelayanan yang menunjang

kesehatan ibu dan calon bayi. Namun, menurut saya, program ini

masih belum tepat, jika dilihat dari ketentuannya, yang mana

program Jampersal ini diperbolehkan bagi seluruh lapisan

masyarakat, menurut saya alangkah lebih baik dan lebih tepat

sasaran apabila program ini hanya diperuntukkan bagi masyarakat

miskin saja”

Pernyataan diatas menegaskan bahwa cakupan pelayanan yang diberikan

dari program jaminan persalinan tentunya memberikan manfaat bagi masyarakat

yang mengaksesnya. Namun program jaminan persalinan masih belum tepat jika

dilihat dari pendistribusiannya, yang seharusnya hanya diberikan kepada

masyarakat tidak mampu saja. Pernyataan mengenai dampak dari program

jaminan persalinan diutarakan oleh I₃.₆ sebagai berikut :

Page 178: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

160

“Saya merasa terbantu, karena pada waktu saya melahirkan mengalami pendarahan, kemudian langsung pergi ke Puskesmas

dan mendapat pertolongan, walaupun memang biayanya lumayan

besar kalau buat saya. Tapi yang penting saya bisa sehat lagi”

Pernyataan diatas merupakan ungkapan dari peserta jaminan persalinan

yang menjadi informan dalam penelitian ini. Dimana meskipun setelah

mendapatkan pelayanan sebagai peserta jaminan persalinan harus mengeluarkan

biaya yang tidak sedikit, namun beliau merasakan manfaat dari program jaminan

persalinan, yang membantunya pada saat melahirkan.

Adapun pernyataan dari para peserta jaminan persalinan yang lainnya diungkapkan oleh I₃.₁ berikut ini :

“Tentu saja program Jampersal bermanfaat buat saya. Karena pada

saat ada program Jampersal, sejak terakhir menstruasi saya

langsung ke bidan dan lagsung dapat pelayanan pemeriksaan

kehamilan oleh bidan, dan diberi vitamin, kemudian proses

persalinannya juga dibantu oleh bidan, sehingga manfaatnya kan

bisa lebih terjamin keselamatan ibu dan calon bayinya. Persyaratan

untuk ikut program Jampersal juga menurut saya, tidak ada yang

sulit, artinya mudah dipenuhi dan persyaratannya juga tidak

banyak”

Berdasarkan pernyataan diatas, terlihat bahwa peserta jaminan persalinan

merasakan manfaat yang diberikan dari program jaminan persalinan. Selain itu

peserta jaminan persalinan juga merasakan tidak ada kesulitan dalam mengurus

persyaratan bagi parapeserta Jampersal. Pernyataan hampir sama juga

diungkapkan oleh I₃.₂ seperti berikut :

“Dari pelayanan yang saya terima dari program jaminan persalinan, diantaranya pertolongan persalinan, suntik KB, sama pelayanan

Page 179: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

161

nifas, tentu saja pelayanan tersebut sangat bermanfaat bagi saya dan juga bayi saya”

Hal yang hampir sama juga diutarakan oleh I₃.₃ berikut ini :

“Pada saat saya mengikuti program jaminan persalinan, saya bisa mengakses pertolongan persalinan di bidan Puskesmas, kemudian

juga tindakan suntik untuk bayi saya, semuanya itu bermanfaat

buat saya”

Berdasarkan pada kedua pernyataan diatas, dapat diketahui bahwa,

program jaminan persalinan memberikan manfaat, bagi masyarakat yang

mengakses program tersebut. Karena dari beberapa pelayanan yang diterima oleh

informan diatas, seperti pertolongan persalinan di Bidan Puskesmas, Suntik untuk

bayi baru lahir, pelayanan nifas dan KB, pelayanan tersebut memberikan manfaat

secara langsung kepada mereka. Berikutnya tanggapan informan mengenai

dampak dari program jaminan persalinan siutarakan oleh I₃.₇ berikut :

“Bagi saya program jaminan persalinan cukup bermanfaat. Karena dari apa yang saya rasakan sebagai peserta jaminan persalinan,

saya bisa memeriksakan kehamilan gratis, sehingga saya bisa

mengetahui kondisi janin yang ada didalam perut, saya juga

mengetahui perkiraan kapan melahirkan. Meskipun pada saat

melahirkan tetap dikenakan biaya”

Pernyataan diatas menegaskan bahwa, program jaminan persalinan cukup

memberikan manfaat kepada pesertanya. Misalnya, mendapatkan pelayanan

pemeriksaan kehamilan secara gratis, meskipun pada saat persalinan dikenakan

biaya. Pernyataan yang sama, diutarakan oleh I₃.₅ berikut ini :

Page 180: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

162

“Dari pelayanan yang saya rasakan pada saat mengikuti program jaminan persalinan, diantarnya, pemeriksan kemahilan,

pertolongan persalinan, suntik bayi baru lahir, nifas, dan suntik

KB, semuanya bermanfaat bagi kondisi kesehatan saya beserta

anak saya”

Hal yang sama diutarakan oleh I₃.₉ sebagai berikut :

“Bagi saya program jaminan persalinan memberikan dampak yang baik untuk saya, karena dari pelayanan yang saya dapatkan, tidak

ada yang berdampak merugikan, namun sebaliknya”

Berdasarkan pernyataan diatas, terlihat bahwa program jaminan persalinan

memberikan dampak yang baik kepada masyarakat, artinya program ini

bermanfaat bagi para pesertanya. Meskipun pada saat mengakses pelayanan

jaminan persalinan, ada yang tetap dikenakan biaya. Pernyataan sedikit berbeda

diungkapkan oleh I₃.₁₀ sebagai berikut :

“Alhamdulillah dengan adanya program jaminan persalinan, saya merasakan sekali manfaatnya. Saya bisa melahirkan anak saya di

bidan Puskesmas dengan gratis, tanpa ada biaya apapun. Sehingga

saya sebagai orang yang sangat tidak mampu, sangat merasa

terbantu dengan adanya program Jampersal. Kalau untuk

pelayanan lainnya saya tidak tahu, karena saya tidak pernah periksa

ketika hamil, sehingga yang saya rasakan hanya pada pelayanan

pertolongan persalinannya saja”

Hal yang sama diutarakan oleh I₃.₈ sebagai berikut :

“Manfaat yang saya rasakan, saya bisa melahirkan dengan dibantu oleh bidan Puskesmas, secara gratis”

Pernyataan hampir sama diutarakan oleh I₃.₄ berikut ini :

“Program Jampersal sangat bermanfaat bagi saya, karena saya orang tidak mampu, rumah juga seperti ini, tidak punya biaya sama

Page 181: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

163

sekali untuk melahirkan di bidan. Tetapi pada saat saya melahirkan anak pertama saya, saya merasa terbantu, karena pada saat itu saya

bisa melahirkan di Bidan Puskesmas dengan gratis”

Pada ketiga pernyataan diatas, dapat diketahui bahwa program jaminan

persalinan memberikan manfaat bagi masyarakat tidak mampu, dimana mereka

bisa mengakses program tersebut secara gratis seperti mendapatkan pertolongan

persalinan dari tenaga medis Puskesmas.

Berdasarkan pada seluruh pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa

program jaminan persalinan memberikan dampak yang baik bagi para pesertanya.

Karena berdasarkan pada setiap pelayanan yang diberikan dari program jaminan

persalinan, dan diakses oleh para peserta jaminan persalinan, hal tersebut

memberikan manfaat, kepada para peserta jaminan persalinan, salah satunya

bermanfaat pada kondisi kesehatan pasien.

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

Langkah selanjutnya dalam proses analisis data adalah, melakukan

kegiatan interpretasi hasil penelitian. Interpretasi hasil penelitian merupakan

penafsiran terhadap hasil akhir, dalam melakukan pengujian data dengan teori,

dan konsep para ahli, sehingga bisa mengembangkan teori, atau bahkan

menemukan teori baru, serta mendeskripsikan hasil data dari hasil data dan fakta

di lapangan. Peneliti dalam hal ini menghubungkan temuan hasil penelitian

dilapangan dengan dasar operasional yang telah ditetapkan sejak awal, dalam hal

ini adalah teori evaluasi kebijakan yang di perkenalkan oleh William Dunn.

Page 182: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

164

Ada enam kriteria yang dapat mengevaluasi suatu kebijakan, dapat

dikatakan berhasil atau tidaknya dalam proses implementasi atau pelaksanaannya,

yaitu kriteria efektifitas, efisiensi, kecukupan, perataan, responsivitas, dan

ketepatan. Adapun temuan yang didapatkan dalam penelitian mengenai Evaluasi

Program Jaminan Persalinan di Puskesmas Mandala, Kecamatan Cibadak,

Kabupaten Lebak, adalah sebagai berikut :

Pertama, pada kriteria yang pertama yakni kriteria efektivitas yang

berkaitan dengan pencapaian target pertolongan persalinan yang dibantu oleh

NAKES (tenaga kesehatan) dan hambatan-hambatan dalam pelaksanaa program

jaminan persalinan di Puskesmas Mandala, Kecamatan Cibadak, Kabupaten

Lebak. Pada temuan di lapangan, terlihat bahwa pencapaian pertolongan

persalinan oleh tenaga medis belum maksimal. Hal tersebut dapat diukur dari data

persentase penolong persalinan, dimana persentase penolong persalinan oleh

dukun masih lebih tinggi dibandingkan dengan persentase penolong persalinan

oleh tenaga medis. Berikut adalah tabel persentase penolong persalinan di

Kecamatan Cibada

Tabel 4.14

Persentase Penolong Persalinan di Kecamatan Cibadak tahun 2012-2013

Penolong Persalinan 2012 2013

Tenaga Medis 37 53

Tenaga Non Medis 273 330

Dukun Terlatih 11 62

Dukun Tidak Terlatih 74 19

Pendamping 188 249

Sumber: Cibadak Dalam Angka 2014

Page 183: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

165

Berdasarkan data pada tabel 4.14 diatas, dapat diketahui persetase

penolong persalinan oleh tenaga non medis jauh lebih tinggi dibandingkan dengan

persentase penolong persalinan oleh tenaga medis. Dimana pada tahun 2012

pertolongan persalinan oleh tenaga medis mencapai 37% sedangkan persentase

penolong persalinan oleh tenaga non medis perentasenya jauh lebih tinggi, yaitu

mencapai 723%. Berikutnya pada tahun 2013 persentase penolong persalinan oleh

medis meningkat menjadi 53%, namun jumlah tersebut tetap saja lebih kecil

dibandingkan dengan persentase penolong persalinan oleh tenaga non medis, yang

mana jumlahnya meningkat dari tahun 2012 yaitu sebesar 330%. Hal ini

membuktikan bahwa meski dilakukan program jaminan persalinan, namu

persentase penolong persalinan oleh tenaga non medis masih tinggi dibandingkan

pertolongan persalinan oleh medis.

selain untuk meningkatkan cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga

kesehatan, program jaminan persalinan memiliki tujuan lain, yaitu untuk

meningkatkan cakupan pelayanan KB (Keluarga Berencana), artinya program

jaminan persalinan dibuat untuk meningkatkan jumlah peserta KB, untuk melihat

bagaimana pencapaian jumlah peserta KB di wilayah Puskesmas Mandala mulai

tahun 2011 hingga tahun 2013 dapat dilihat melalui tabel 4.15 berikut ini :

Page 184: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

166

Tabel 4.15

Jumlah PUS dan Akseptor KB menurut Alat Kontrasepsi

di Wilayah Puskesmas Mandala Tahun 2011-2013

N

O

Desa Akseptor Jumlah

IUD MO W

MOP IMP Suntik Pil Kondom

2011

1 Tambakbaya 42 25 2 75 370 174 29 717

2 Bojongleles 61 46 6 76 375 146 42 752

3 Kaduagung Timur

74 37 11 83 715 76 40 1.036

4 Kaduagung Barat

43 11 8 77 349 74 29 1.380

5 Kaduagung Tengah

82 38 11 75 260 83 42 591

6 Mekar Agung

50 12 6 80 270 81 20 519

Jumlah 352 169 44 466 2.339 634 202 4.995

2012

1 Tambakbaya 47 25 2 67 426 179 41 787

2 Bojongleles 65 46 6 62 423 155 54 811

3 Kaduagung Timur

88 37 11 70 782 83 52 1.123

4 Kaduagung Barat

44 11 8 64 386 96 37 646

5 Kaduagung Tengah

86 38 11 62 292 93 56 638

6 Mekar Agung

55 12 6 62 306 90 30 561

Jumlah 385 169 44 387 2.615 696 270 4.566

2013

1 Tambakbaya 51 25 2 60 458 170 47 813

2 Bojongleles 71 46 6 65 438 151 57 834

3 Kaduagung Timur

94 37 11 55 843 79 57 1.176

4 Kaduagung Barat

48 11 8 50 442 85 43 687

5 Kaduagung Tengah

93 38 11 60 313 89 56 660

6 Mekar Agung

56 12 6 58 342 86 30 590

Jumlah 413 169 44 348 2.836 660 290 4.760

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Banten, 2014

Page 185: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

167

Data pada tabel 4.15 diatas menunjukkan bahwa jumlah peserta usia subur

yang mengikuti KB, dengan jenis akseptor diantaranya IUD (Intra Uterine

Device), MOW (Medis Operatif Wanita), MOP (Medis Operatif Pria), IMP

(Institusi Masyarakat Pedesaan), Suntik, Pil dan Kondom. Akseptor KB jenis

IUD, MOW, dan MOP jumlah setiap tahunnya tetap saja tidak ada perubahan,

yakni tidak naik dan tidak turun, kemudian jenis akseptor KB IMP mengalami

perubahan yang fluktuatif, selanjutnya akseptor KB suntik mengalami

peningkatan dari tahun 2011 hingga tahun 2013, akseptor KB Pil mengalami

perubahan yang fluktuatif, dan kondom mengalami peningkatan.

Secara keseluruhan jumlah peserta KB tahunnya mengalami perubahan

yang fluktuatif atau naik turun. Pada tahun 2011 jumlah pesertanya mencapai

4.995 (empat ribu Sembilan ratus Sembilan puluh lima), kemudian pada tahun

2012 jumlahnya menurun hingga 4.566 (empat ribu lima ratus enam puluh enam),

dan pada tahun 2013 meningkat lagi menjadi 4.760 (empat ribu tujuh ratus enam

puluh). Adapun jumlah PUS (Pasangan Usia Subur) yang bukan akseptor KB

dapat dilihat melalui tabel 4.15 dibawah ini :

Page 186: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

168

Tabel 4.16

Jumlah Pasangan Usia Subur Bukan Akseptor KB

Di Wilayah Puskesmas Mandala Tahun 2011-2013

NO Desa Jumlah

2011

1 Tambakbaya 390

2 Bojongleles 495

3 Kaduagung Timur 603

4 Kaduagung Barat 240

5 Kaduagung Tengah 338

6 Mekar Agung 246

Jumlah 2.312

2012

1 Tambakbaya 298

2 Bojongleles 391

3 Kaduagung Timur 336

4 Kaduagung Barat 320

5 Kaduagung Tengah 301

6 Mekar Agung 204

Jumlah 1.850

2013

1 Tambakbaya 288

2 Bojongleles 378

3 Kaduagung Timur 334

4 Kaduagung Barat 315

5 Kaduagung Tengah 292

6 Mekar Agung 279

Jumlah 1.886

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Banten, 2014

Berdasarkan data pada tabel 4.16 diatas, dapat terlihat bahwa jumlah

Pasangan Usia Subur (PUS) yang tidak mengikuti KB jumlahnya cukup banyak,

dan bersifat fluktuatif selama tahun 2011-2013. Pada tahun 2011 jumlah PUS

yang bukan akseptor KB jumlahnya sangat banyak yaitu mencapai 2.312 (dua ribu

tiga ratus dua belas), dan pada tahun 2012 jumlahnya menurun hingga 1.850

Page 187: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

169

(seribu delapan ratus lima puluh). Pada tahun 2013 jumlahnya kembali naik

sedikit, menjadi 1.886 (seribu delapan ratus delapan puluh enam).

Pada program jaminan persalinan yang menjadi hambatannya adalah,

kurangnya sarana dan prasarana Puskesmas. Oleh karena keterbatasan tersebut,

Puskesmas Mandala belum membuka layanan 24 Jam dan atau layanan bagi

pasien rawat inap. Selain itu, Puskesmas Mandala hanya memiliki satu kendaraan

operasional Puskesmas saja, atau disebut dengan mobil ambulance, padahal jarak

anatara desa yang satu dengan desa yang lain, saling berjauhan. Kondisi

infrastruktur jalan di beberapa desa juga cukup buruk, kemudian penerangan jalan

yang minim, serta jarang dilalui oleh kendaraan umum. Sehingga apabila ada

pasien yang membutuhkn pertolongan disaat yang bersamaan, hal ini menjadi

kendala yang berarti bagi pihak Puskesmas dalam menyelenggarakan program

jaminan persalinan. Hambatan lainnya yaitu, terletak pada respon masyarakat,

terutama di beberapa desa yang masih banyak menggunakan jasa dukun-dukun.

Selin itu terdapat pula hambatan dari segi anggaran.

Kedua, pada kriteria efisiensi, yang berkaitan dengan usaha-usaha yang

dilakukan oleh pihak puskesmas mandala untuk mencapai tujuan dari program

jaminan persalinan. Pada temuan di lapangan usaha yang sudah dilakukan oleh

pihak puskesmas yakni, melakukan pendekatan dalam bentuk sosialisasi kepada

tokoh masyarakat, serta membangun kerjasama dengan para kader posyandu, agar

bisa mengarahkan ibu hamil, untuk melakukan pemeriksaan dan persalinan di

bidan. Sosialisasi yang di lakukan Puskesmas Mandala diadakan setiap satu bulan

Page 188: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

170

sekali, dimana pada saat sosialisasi, bidan pengelola kesehatan ibu dan anak, serta

bidan desa, memberikan materi mengenai program jaminan persalinan.

Prosedur untuk menjadi peserta jaminan persalinan, hanya melengkapi

persyaratan, diantaranya fotocopy KTP dan kartu keluarga, buku nikah, serta buku

pemeriksaan kehamilan, Jika yang memiliki Jamkesmas bisa disertakan juga.

Setelah persyaratan dilengkapi, maka peserta jaminan persalinan langsung bisa

memperoleh dan mengakses pelayanan dari program jaminan persalinan di

Puskesmas Mandala, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak. Terkait persyaratan

dan prosedur pelayanannya terbilang sederhana dan cukup mudah, masyarakat

tidak mengalami kesulitan pada saat mendapatkan pelayanan jaminan persalinan,

Pada temuan di lapangan, mengenai kriteria efisiensi yang berkenaan

dengan biaya, dapat diketahui bahwa program jaminan persalinan belum efisien,

karena masih ada peserta jaminan persalinan yang harus membayar setelah

mendapatkan pelayanan pertolongan persalinan di bidan. Seharusnya program

jaminan persalinan diberlakukan secara gratis, bagi masyarakat yang

mengaksesnya. Karena berdasarkan pada temuan di lapangan, dapat diketahui

bahwa ada peserta jaminan persalinan, yang mengakses pelayanan persalinan,

kemudian mengeluarkan biaya sekitar tiga ratus ribu rupiah hingga tiga ratus lima

puluh ribu rupiah.

Beberapa tenaga medis Puskesmas menyebut biaya tersebut sebagai uang

lelah dan uang pamali. Namun, tidak semua tenaga medis menarik biaya kepada

peserta Jampersal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa program jaminan

Page 189: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

171

persalinan tidak sepenuhnya gratis, ada yang dikenakan biaya dan ada juga yang

bebas dari biaya, tergantung tenaga medis yang menanganinya, karena setiap

orang berbeda-beda.

Para bidan Puskesmas Mandala juga mengeluhkan anggaran program

jaminan persalinan, dimana dana pengganti program Jampersal sering telat

dibayar melebihi batas waktu tiga bulan. Sehingga hal tersebut menjadi

permasalahan bagi bidan di Puskesmas Mandala, yang harus siap melayani pasien

meskiun anggarannya belum dibayar. Menurut analisa penulis hal tersebut bisa

menjadi pemicu adanya biaya yang harus dibayar oleh peserta Jampersal setelah

melahirkan di Puskesmas Mandala.

Ketiga, kriteria kecukupan, yaitu berkaitan dengan kemampuan program

jampersal dalam menekan jumlah kematian ibu dan jumlah kematian bayi di

wilayah Puskesmas mandala. Berdasakan temuan di lapangan, program jaminan

persalinan belum mampu menekan jumlah kematian bayi di wilayah Puskesmas

Mandala, karena pada tahun diadakannya program jaminan persalinan, yaitu tahun

2011 hingga tahun 2013, jumlah kejadian kematian bayi di wilayah Puskesmas

Mandala, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, setiap tahunnya mengalami

peningkatan. Pernyataan tersebut didukung oleh data pada tabel 4.17 berikut :

Page 190: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

172

Tabel 4.17

Jumlah Kejadian Kematian Bayi (0 Tahun) di Wilayah Puskesmas Mandala

Tahun 2011-2013

NO

DESA

2010 2011 2012 2013

L P L P L P L P

1. Tambakbaya 2 1 1 0 1 3 1 2

2. Bojongleles 1 1 0 0 1 2 2 1

3. Kaduagung Timur 1 0 1 0 4 1 2 2

4. Kaduagung Barat 1 0 0 1 1 0 1 2

5. Kaduagung Tengah 0 1 0 2 1 0 1 2

6. Mekar Agung 0 1 1 2 1 0 2 1

Jumlah 5 2 3 5 9 6 9 10

9 8 15 19 Sumber : BPS Provinsi Banten, 2012,2013 dan Puskesmas Mandala, 2014

Data pada tabel 4.17 di atas, membuktikan bahwa jumlah kematian bayi di

wilayah Puskesmas Mandala, mengalami peningkatan disetiap tahunnya,

meskipun sudah diadakan program jaminan persalinan, yang mana tujuannya

adalah untuk menekan angka kematian ibu dan angka kematian bayi.

Penyebab kematian bayi di wilayah Puskesmas Mandala paling banyak

disebabkan oleh asfiksia, yaitu kondisi bayi baru lahir tidak bisa bernafas secara

teratur, kemudian premature (usia kehamilan belum cukup namun sudah lahir),

dan kelainan bawaan. Faktor yang mempengaruhinya karena pernikahan dini,

tidak menunda kehamilan, atau married by accident (MBA), dimana

kehamilannya tidak direncanakan dan disembunyi-sembunyikankan, sehingga ibu

hamil tidak mau memeriksakan kandungannya, dan menyebabkan janinnya

kurang gizi dan beresiko pada saat dilahirkan. Padahal sudah ada program

jaminan persalinan, yang mencakup pemeriksaan ibu hamil 4 (empat) kali,

pelayanan persalinan, suntik bayi baru lahir 3 (tiga) kali, pelayanan nifas 4

Page 191: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

173

(empat) kali, dan suntik KB satu kali. Sehingga dari awal kehamilan, ibu hamil

yang menjadi peserta Jaminan Persalinan bisa langsung memeriksakan

kehamilannya secara gratis, untuk memantau kondisi janin dan ibunya.

Pada temuan di lapangan, program jaminan persalinan juga belum mampu

menekan jumlah kejadian kematian ibu di wilayah Puskesmas Mandala. Karena

sejak diberlakukan program jaminan persalinan, tidak ada perubahan yang

signifikan terhadap jumlah kejadian kematian ibu di wilayah Puskesmas Mandala,

Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat melalui

tabel 4.18 berikut :

Tabel 4.18

Jumlah Kejadian Kematian Ibu di Wilayah Puskesmas Mandala

Tahun 2011-2013

No Desa 2008 2010 2011 2012 2013

1 Tambakbaya 1 0 1 0 0

2 Bojongleles 0 0 0 0 0

3 Kaduagung Timur 0 0 0 0 1

4 Kaduagung Barat 0 0 0 0 0

5 Kaduagung Tengah 0 0 0 0 0

6 Mekar Agung 0 0 0 0 0

Jumlah 1 0 1 0 1

Sumber : Puskesmas Mandala, 2014 dan BPS Provinsi Banten,2012,2013

Berdasarkan data pada tabel 4.18 di atas, dapat diketahui bahwa jumlah

kematian ibu di wilayah Puskesmas Mandala tidak mengalami perubahan yang

signifikan, setelah adanya program jaminan persalinan. Program jaminan

persalinan memang belum menghilangkan kejadian kematian ibu. Artinya

Page 192: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

174

kematian ibu sebelum dan sesudah ada program jaminan persalinan tetap ada,

namun jumlahnya tetap (tidak ada peningkatan atau sebaliknya).

Penyebab kematian ibu di wilayah Puskesmas Mandala disebabkan karena

eklamsi atau darah tinggi. Darah tinggi pada ibu hamil dapat disebabkan oleh

beberapa faktor, diantaranya gangguan aliran darah menuju placenta bayi yang

dapat menyebabkan tekanan darah ibu menjadi naik dan menimbulkan gejala-

darah tinggi, kemudian gizi buruk, karena kurangnya asupan gizi yang baik pada

ibu hamil dapat menurunkan kondisi kesehatan ibu hamil dan bisa memicu

gangguan pada pembuluh darah placenta yang bisa mengakibatkan tekanan darah

tinggi. Hipertensi pada ibu hamil juga bisa terjadi pada ibu hamil berusia dibawah

20 tahun dan diatas 40 tahun, dan bisa disebabkan juga oleh lemak yang berlebih

(obesitas).

Keempat, pada kriteria keempat ini yakni perataan yang berkaitan dengan

sudah menyeluruhkah sosialisasi yang dilakukan oleh pihak puskesmas mandala

mengenai program jaminan persalinan. Pada temuan di lapangan , masih ada saja

ibu hamil yang tidak mengikuti program jampersal, alasannya karena ingin

melahirkan di dukun karena biayanya lebih murah dan bisa dibayar dengan cara

dicicil.

Adapun sosialisasi yang sudah dilakukan oleh pihak Puskesmas Mandala

belum merata, karena sosialisasi hanya berlangsung di Posyandu saja, sehingga

hanya orang-orang yang mengikuti kegiatan di Posyandu saja yang mengetahui

program jaminan persalinan. Semestinya sosialisasi dilakukan pada forum lain,

Page 193: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

175

misalnya pada kegiatan pengajian, dan pada forum khusus sosialisasi Jampersal

yang bekerjasama dengan RT dan RW setempat, sehingga warga yang lainnya

bisa mengetahui adanya program jaminan persalinan.

Kelima, pada kriteria kelima yaitu responsivitas berkaitan dengan interaksi

yang terbangun dari adanya program jampersal itu sendiri. Pada temuan di

lapangan dengan adanya program jampersal banyak warga yang memberikan

informasi dari mulut ke mulut kepada para tetangganya dan atau orang-orang

terdekatnya, mengenai program jampersal. Mereka menginformasikan kepada

tetangganya bahwa dengan mengikuti program jampersal bisa melakukan

pemeriksaan kehamilan gratis, pemberian vitamin, serta susu. Selanjutnya, kader

posyandu juga memberikan respon yang baik, yaitu para kader memberikan

informasi kepada para ibu hamil agar tidak bingung memilih bidan untuk

membantu proses persalinan.

Terdapat pula interaksi antara kader posyandu dengan bidan Puskesmas

Mandala, interaksi tersebut yaitu, kader Posyandu berkunjung ke Puskesmas

Mandala atau sebaliknya, bidan Puskesmas Mandala yang menemui kader

Posyandu untuk melihat data ibu hamil yang didata oleh kader Posyandu, beserta

data laporan lainnya yang dibuat oleh kader Posyandu untuk membantu bidan

Puskesmas Mandala.

Keenam, pada kriteria keenam yaitu ketepatan, kriteria ini berkenaan

dengan, apakah suatu kebijakan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat. Pada

temuan di lapangan program jaminan prsalinan memberikan dampak yang baik

Page 194: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

176

bagi para pesertanya. Dimana program jaminan persalinan ini memberikan

cakupan pelayanan yang cukup banyak, diantaranya pemeriksaan ibu hamil 4

(empat) kali, pelayanan persalinan, suntik bayi baru lahir 3 (tiga) kali, pelayanan

nifas 4 (empat) kali, dan suntik KB satu kali.

Berdasarkan pada temuan lapangan, para peserta jaminan persalinan

mengungkapkan bahwa program jaminan persalinan bermanfaat bagi mereka,

berdasarkan dari apa yang mereka rasakan pada saat mengakses pelayanan

program jaminan persalinan. Dengan adanya program jaminan persalinan, warga

(ibu hamil) bisa mendapatkan pelayanan kehamilan secara gratis, sejak awal

kehamilan, sehingga ibu hamil bisa mengetahui kondisi janinnya. Hal tersebut

dapat meminimalisir terjadinya kematian bayi. Selain itu, ibu hamil juga

mendapatkan pelayanan nifas, sehingga kondisi ibu setelah melahirkan dapat

terawat dengan baik, untuk meminimalisir terjadinya kematian ibu. Karena pada

masa nifas merupakan kondisi kritis ibu dan bayinya.

Penelitian terdahulu yang penelilti baca, pertama yaitu berjudul

“Implementasi Kebijakan Program Jaminan Persalinan di Kabupaten Lebak

Provinsi Banten Tahun 2011” memiliki permasalahan yang sama dengan yang

peneliti temukan dalam penelitian ini, yaitu banyaknya masyarakat yang memilih

persalinan di dukun, karena alasan biaya. Memang tidak menutup kemungkinan

dalam penelitian ini bisa terjadi kesamaan permasalahan dengan penelitian

terdahulu, karena berada di locus yang sama, yaitu dalam lingkup Kabupaten yang

sama, yakni Kabupaten Lebak, namun peneliti lebih membatasi penelitian hanya

dalam lingkup Puskesmas saja.

Page 195: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

177

Kedua, penelitian terdahulu yang berjudul “Pemanfaatan Program

Jaminan Persalinan Berdasarkan Karakteristik Ibu di Puskesmas DTP

Bungbulang, Kecamatan Bungbulang, Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat

Tahun 2012”. Pada penelitian terdahulu tersebut, memiliki permasalahan yang

sama juga, dengan penelitian yang diteliti oleh peneliti. Kesamaan tersebut yaitu,

angka kematian ibu dan angka bayi masih tinggi, rendahnya persalinan oleh

tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan.

Dalam penelitian “Evaluasi Program Jaminan Persalinan di Puskesmas

Mandala, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak Tahun 2011-2013”, peneliti

memeiliki beberapa keterbatasan, diantaranya keterbatasan dalam menjangkau

informan, dimana peneliti mengambil informan dari masing-masing desa. Jarak

antara desa yang satu dengan desa yang lain saling berjauhan, dan memiliki

kondisi jalan yang buruk serta penerangan yang tidak memadai. Selain itu, peneliti

juga memiliki keterbatasan dalam memperoleh data penelitian, dimana beberapa

pihak terkait ada yang tidak memberikan data yang peneliti butuhkan dalam

penelitian ini.

Page 196: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Penelitian mengenai Evaluasi Program Jaminan Persalinan

(JAMPERSAL) di Puskesmas Mandala, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak

Tahun 2011-2013, berdasarkan teori evaluasi kebijakan menurut William Dunn,

dapat disimpulkan belum mencapai tujuan umum program jaminan persalinan

yang telah ditetapkan. Diantaranya :

1. Pertolongan persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang

kompeten dan berwenang di fasilitas kesehatan belum mencapai jumlah

yang maksimal. Dimana persentase pertolongan persalinan oleh tenaga

non medis masih lebih tinggi dibandingkan dengan persentase pertolongan

persalinan oleh tenaga medis di fasilitas kesehatan.

2. Program jaminan persalinan belum mampu menekan jumlah kematian bayi

dan jumlah kematian ibu di wilayah Puskesmas Mandala.

3. Pelayanan KB di Puskesmas Mandala belum mencapai jumlah yang

maksimal. Dimana jumlah pada tahun 2011-2013 mengalami perubahan

yang bersifat fluktuatif (naik turun).

178

Page 197: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

179

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul “Evaluasi Program Jaminan

Persalinan di Puskesmas Mandala, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak,

Tahun 2011-2013”, maka peneliti dapat memberikan saran untuk perbaikan

kebijakan berikutnya agar lebih baik. Adapun saran-saran tersebut yaitu :

1. Perlunya dilakukan pendekatan kepada masyarakat mengenai pentingnya

keselamatan ibu dan anak yang dilahirkan, serta pentingnya memilih

penolong persalinan yang kompeten dan berwenang di fasilitas kesehatan.

2. Perlunya peraturan atau sanksi yang jelas dan tegas, terhadap dukun bayi

yang masih bekerja menolong persalinan tanpa bermitra dengan pihak

Puskesmas.

3. Perlunya dilakukan sosialisasi secara merata kepada seluruh masyarakat,

agar masyarakat khususnya ibu hamil segera memeriksakan kehamilannya

sejak awal kehamilan hingga menjelang proses persalinan, dan mengikuti

KB setelah persalinan.

Page 198: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

DAFTAR PUSTAKA

BUKU :

Agustino, L. 2006. Politik & Kebijakan Publik. Bandung: AIPI Pulsit KP2W Lemlit

Unpad.

Bungin, M. Burhan. 2008. Penelitian Kualitatif; komunikasi, Ekonomi, Kebijakan

Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta : Kencana.

Dunn, William N. 2003. Pengantar Analisis Kebijakan Publik Edisi Kedua.

Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Fuad, dan Nugroho. 2014. Panduan Praktis Penelitian Kualitatif. Yogyakarta :

GRAHA ILMU.

Moleong, J. Lexy. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja

Rosdakarya.

Moleong, J. Lexy. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja

Rosdakarya.

Miles & Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta : Universitas Indonesia

Press.

Miles, Mathew dan Michael Huberman. 2007. Analisis Data Kualitatif (Buku Sumber

Tentang Metode-metode Baru). Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press).

Nugroho, R. 2012. Kebijakan Publik Formulasi, Implementasi dan Evaluasi. Jakarta:

Gramedia.

Parson, W. 2008. Public Policy, Pengantar Teori dan Praktik Analisis Kebijakan.

Jakarta: Prenada Media Group.

Poerwadarminta, 1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Balai Pustaka : Jakarta.

Soekarno SD. 2003. Public Policy. Surabaya: Airlangga University Press.

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif dan R dan D. Bandung:

ALFABETA.

Suharto, E. 2007. Kebijakan Sosial sebagai Kebijkan Publik. Bandung: Alfabeta.

Page 199: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

Wahab Solichin, Abdul. 2011. Analisis Kebijakan: Dari Formulasi ke Implementasi Kebijakan Negara. Malang.

DOKUMEN LAIN :

Data Angka Kemtian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) dari Dinas

Kesehatan Provinsi Banten.

Data Peserta Jampersal di Puskesmas Mandala, Kecamatan Cibadak, Kabupaten

Lebak.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2562 / Menkes / Per XII/

2011 tentang Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan.

Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2012

SUMBER-SUMBER LAIN :

Admin, 2011, Jaminan Persalinan, Upaya Terobosan Kementrian Kesehatan dalam

Percepatan Pencapaian Target MGDs. http://www.kesehatanibu.

depkes.go.id/archives/99, (diakses pada Tanggal 22 Oktober 2014)

Bogi, Mas, 2014, Panduan Lengkap Untuk Ibu Hamil.

http://panduanlengkapuntukibuhamil.blogspot.com/2014/02/perdarahan-

pasca-persalinan.html?m=1, (diakses pada Tanggal 05 Februari 2015)

Luthfillah, 2014, Angka Kematian Ibu dan Bayi di Banten Tinggi.

http://mediabanten.com/content/angka-kematian-ibu-dan-bayi-di-banten-

tinggi, (diakses pada Tanggal 30 Maret 2015)

Ulum, Wasi’ul, 2014, Banten Rangking Kelima Angka Kematian Ibu dan Anak.

http://m.tempo.co/read/news/2014/12/11/058627 969/Banten-Rangking-

Kelima-Angka-Kematian-Ibu-dan-Anak, (diakses pada Tanggal 26

Desember 2014)

http://www.gizikia.depkes.go.id/download/Juknis-Jampersal-2012.pdf, (diakses pada

Tanggal 22 Oktober 2014)

http://www.depkes.go.id,/download.php?promosi/kesehatan/buku-saku-Jampersal.pdf

(diakses pada Tanggal 22 Oktober 2014)

Page 200: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

http://www.depkes.go.id/folder/view/01/structure-publikasi-pusdatin-profil- kesehatan.html, (diakses pada Tanggal 26 Januari 2015)

http://lebakkab.go.id/index.php?pilih=hal, (diakses pada Tanggal 20 Oktober 2014)

Page 201: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

MATRIKS WAWANCARA

1. Efektivitas

Point Pertama (Q1)

Mengenai hasil program Jaminan Persalinan dan hambatannya

Pertanyaan

Informan

Bagaiamana hasil yang sudah dicapai dari dilaksanakannya

program jaminan persalinan di Puskesmas Mandala,

Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak ?

I₁

“dengan adanya program jaminan persalinan tentunya diharapkan dapat meningkatkan pertolongan persalinan

oleh tenaga medis, serta meningkatkan cakupan

pemeriksaan kehamilan, karena semuanya ditanggung oleh

pemerintah, namun jika melihat pada hasil yang dicapai,

dari program Jaminan Persalinan di Puskesmas Mandala

ini memang belum maksimal. Hal tersebut dikarenakan

adanya beberapa hambatan dalam pelaksanaannya,

diantaranya Puskesmas Mandala belum membuka layanan

24 (dua puluh empat) jam, kemudian kurangnya fasilitas

yang mendukung berjalannya program Jampersal, belum

menerima pasien rawat inap, serta kurangnya sarana dan

prasarana di Puskesmas Mandala, contohnya Puskesmas

Mandala hanya memiliki satu mobil ambulance saja,

sedangkan jarak antara desa yang satu dengan desa yang

lain itu saling berjauhan. Ditambah dengan kondisi jalan

yang buruk, serta penerangan jalan yang minim, dan

beberapa desa sangat jarang dilalui oleh kendaraan umum.

Sehingga ini menjadi kendala yang berarti bagi pihak

Puskesmas, apabila ada pasien yang membutuhkan

pertolongan disaat yang bersamaan”.

(wawancara dengan kepala Puskesmas Mandala, Rabu, 22

April 2015. Bapak H.Khaerudin)

“program jaminan persalinan ini diharapkan dapat meningkatkan pertolongan persalina oleh tenaga

kesehatan, untuk meminimalisir terjadinya persalinan

beresiko yang dapat mengakibatkan terjadinya kematian

Page 202: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

I₂.₁

ibu dan atau bayi yang akan dilahirkan. Untuk di wilayah Puskesmas Mandala, program jaminan persalinan memang

belum mencapai hasil yang maksimal. Dimana masih

adanya desa-desa yang menggunakan pertolongan

persalinan di dukun-dukun. Sehingga yang menjadi

hambatan dalam pelaksanaan program jaminan persalinan

di wilayah Puskesmas Mandala adalah, masih banyak nya

dukun bayi yang tidak bermitra dengan pihak Puskesmas,

sehingga mereka tetap beroprasi walaupun pihak kami

sudah melakuka sosialisasi dan penghimbauan. Kendala

lainnya dari segi sarana dan prasarana juga masih kurang,

sehingga Puskesmas belum membuka layanan 24 jam dan

layanan rawat inap, sehingga pelaksanaan program

Jampersal di Puskesmas Mandala belum maksimal. Selain

itu kendalanya juga terletak pada segi anggaran

Jampersal”.

(wawancara dengan Pengelola Kesehatan Ibu dan Anak

Puskesmas Mandala merangkap Bidan Desa Kaduagung

Barat, Rabu 23 April 2015. Ibu Anita)

I.₂.₂

“hasil yang sudah dicapai dari program Jampersal belum maksimal,meskipun dengan adanya program jaminan persalinan, partisipasi kader posyandu meningkat sehingga

apabila ada warga yang mau melahirkan kader membantu

membawanya ke bidan, agar tidak bersalin di dukun-dukun.

Meskipun demikian, tetap saja masih banyak warga yang

maunya bersalin di dukun. Sehingga itu tadi, program

jaminan persalinan dapat dikatakan belum maksimal.

Adapun kendalanya, berkaitan dengan masih banyak

dukun-dukun nakal, yang bekerja tanpa bermitra dengan

Puskesmas, kendala lainnya juga pada respon masyarakat

terhadap program Jampersal, dimana masih ada saja

masyarakat yang maunya bersalin di dukun-dukun. Selain

itu, kendala lainnya terletak pada anggaran, karena untuk

program Jampersal ini penggantian anggarannya banyak

minimnya, karena jika ada tindakan-tindakan lain jasa-

jasanya itu tidak ditambah, tetap saja sama”.

(wawancara dengan Bidan Puskesmas Mandala merangkap

Bidan Desa Mekar Agung, Kamis, 24 April 2015. Ibu

Indah)

“pencapaian dari program jaminan persalinan di wilayah Puskesmas Mandala memang belum maksimal, terutama di

Page 203: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

I.₂.₃

desa tempat saya bertugas menjadi bidan desa, yaitu Desa Tambak Baya, meskipun sudah diadakan program jaminan

persalinan, namun kebanyakan masyarakat disini masih

mengandalkan pertolongan persalinan oleh dukun bayi.

Apalagi sebelum diadakan program jaminan persalinan,

hampir semua ibu hamil di Desa Tambak Baya melahirkan

di dukun bayi, setelah ada program Jampersal memang ada

beberapa masyarakat yang mulai terbuka fikirannya untuk

bersalin di bidan, walaupun tidak banyak. sehingga dapat

dikatakan bahwa pencapaian dari program jampersal ini

belum maksimal. Adapun kendalanya adalah responsifitas

dari masyarakat itu sendiri, terhadap program jaminan

persalinan”.

(wawancara dengan Bidan Puskesmas Mandala merangkap

Bidan desa Tambak Baya, Kamis 24 April 2015. Ibu Yunik)

I₂.₄

“program jaminan persalinan menurut saya programnya sudah bagus karena dibiayai oleh pemerintah, dan juga

diberikan cakupan pelayanan pemeriksaan gratis bagi

seluruh ibu hamil. Namun jika berbicara mengenai hasil,

menurut saya hasilnya belum maksimal. Karena di Wilayah

Puskesmas Mandala ini masih banyak kampung-kampung

yang masih lekat dengan jasa pertolongan dukun bayi.

Misalnya saja di Kampung Kaloncing di Desa Kaduagung

Tengah, Kampung Kebon Cau, yang berada di desa tempat

saya bertugas sebagai bidan desa. Kendalanya itu tadi, di

kampung-kampung masih banyak masyarakat yang memilih

menggunakan jasa dukun bayi, padahal kita dari pihak

kesehatan sudah berupaya mensosialisasikan program

Jampersal ini”.

(wawancara dengan Bidan Puskesmas Mandala merangkap

Bida Desa Kaduagung Tengah, Jumat 25 April 2015. Ibu

Santi)

I₂.₅

“menurut saya program jaminan persalinan sudah bagus, karena untuk wilayah Desa Bojong Leles, dimana saya

yang menjadi bidan desanya, program jaminan persalinan

disana sudah berhasil, karena masyarakat yang melakukan

persalinan di dukun jumlahnya menjadi berkurang. Itu

untuk di Desa Bojongleles saja, kalau secara keseluruhan

saya kurang tahu”.

(wawancara dengan Bidan Puskesmas Mandala merangkap

Bida Desa Bojongleles, Kamis 24 April 2015. Ibu Haryati)

Page 204: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat
Page 205: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

MATRIKS WAWANCARA

2. Efisiensi

Point Kedua (Q2)

Usaha yang dilakukan pihak Puskesmas Mandala

Pertanyaan

Informan

Bagaimana usaha yang dilakukan oleh pihak Puskesmas

Mandala, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak dalam

menyelenggarakan program jaminan persalinan ?

I₁

“upaya yang kami lakukan, tentu saja dengan melakukan pendekatan kepada tokoh masyarakat, dengan cara

melakukan penyuluhan yang dilakukan oleh bidan-bidan desa, kemudian pendekatan kepada kader-kader Posyandu

agar mengarahkan ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan

dan persalinan di Puskesmas Mandala atau di bidan desa

masing-masing”.

(wawancara dengan kepala Puskesmas Mandala, Rabu, 22

April 2015. Bapak H.Khaerudin)

I₂.₁

“upaya yang kami lakukan yaitu dengan cara mensosialisasikan program jaminan persalinan. Dimana

bidan desa melakukan pertemuan Kader disetiap desa,

setiap satu bulan sekali. Pada saat pertemuan tersebut,

bidan desa dan pengelola KIA menjelaskan tentang

program Jampersal kepada Kader Posyandu, kemudian kita

meminta agar Kader Posyandu menyampaikan hasil

sosialisasi kepada masyarakat dan tokoh masyarakat.”

(wawancara dengan Pengelola Kesehatan Ibu dan Anak

Puskesmas Mandala merangkap Bidan Desa Kaduagung

Barat, Rabu 23 April 2015. Ibu Anita)

Page 206: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

I.₂.₂

“awalnya diadakan sosialisai dari puskesmas ke balai desa,

ke camat nya, kiyayi dan tokoh-tokoh masyarakat lainnya

dan kader, kemudian juga mengerahkan kader supaya

membantu mengantarkan pasien yang akan melahirkan ke

bidan, karena ada saja yang malu untuk melahirkan di

bidan”

(wawancara dengan Bidan Puskesmas Mandala merangkap

Bidan Desa Mekar Agung, Kamis, 24 April 2015. Ibu

Indah)

I.₂.₃

”usaha yang dilakukan kita melakukan pendekatan kepada tokoh masyarakat, RT, RW, kader posyandu, dengan memberikan sosialisasi kepada tokoh masyarakat, di

posyandu, di pengajian juga, apalagi di tambak baya ini

kan masih banyak yang pakai jasa dukun bayi sehingga

butuh kerja sama para tokoh masyarakat untuk meyakinkan

masyarakat agar melakukan proses persalinan di bidan”.

(wawancara dengan Bidan Puskesmas Mandala merangkap

Bidan desa Tambak Baya, Kamis 24 April 2015. Ibu Yunik)

I₂.₄

“usaha yang dilakukan dengan cara sosialisasi, memperkenalkan program jaminan persalinan kepada kader Posyandu, kemudian kader menyampaikan lagi

kemasyarakat. Biasanya sosialisasi dilakukan pada saat

kegiatan Posyandu”

(wawancara dengan Bidan Puskesmas Mandala merangkap

Bida Desa Kaduagung Tengah, Jumat 25 April 2015. Ibu

Santi)

I₂.₅

“kami melakukan sosialisasi setiap satu bulan sekali dengan Kader Posyandu di desa masing-masing, biasanya pada kegiatan Posyandu Dimana kami memperkenalkan

program jaminan persalinan kemudian memaparkannya

kepada para kader, agar kader menyampaikan kepada

masyarakat. Biasanya saat kegiatan Posyandu, kami juga

memperkenalkan program Jampersal kepada masyarakat”

(wawancara dengan Bidan Puskesmas Mandala merangkap

Bida Desa Bojongleles, Kamis 24 April 2015. Ibu Haryati)

Page 207: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

Point Ketiga (Q3)

Prosedur Pelayanan Jaminan Persalinan

Pertanyaan

Informan

Bagaimana prosedur pelayanan program jaminan persalinan

di Puskesmas Mandala, Kecamatan cibadak, Kabupaten

Lebak ?

I₂.₁

“prosedurnya mudah, hanya melengkapi persyaratan, diantaranya fotocopy KTP, kartu keluarga, dan buku

pemeriksaan kehamilan. Menurut saya prosedurnya lebih

mudah daripada JKN (Jaminan Kesehatan Nasional), kalau

program jaminan persalinan dengan persyatan yang mudh

bisa langsung mendapatkan pelayanan dan tidak harus

memikirkan biaya berikutnya, berbeda dengan BPJS atau

JKN, dimana ada biaya setiap bulan yang harus

dibayarkan, prosedur untuk menjadi peserta BPJS juga

lebih rumit daripada Jampersal”

(wawancara dengan Pengelola Kesehatan Ibu dan Anak

Puskesmas Mandala merangkap Bidan Desa Kaduagung

Barat, Rabu 23 April 2015. Ibu Anita)

I.₂.₂

“untuk persyaratan jampersal hanya fotocopy KTP dan kartu keluarga serta apabila yang menggunakan

Jamkesmas bisa disertakan juga, setelah persyaratannya

dipenuhi, peserta Jampersal bisa langsung mengakses

program jampersal”

(wawancara dengan Bidan Puskesmas Mandala merangkap

Bidan Desa Mekar Agung, Kamis, 24 April 2015. Ibu

Indah)

I.₂.₃

“persyaratannya tidak banyak, dan sangat mudah untuk dipenuhi, diantaranya fotocopy KTP dan kartu keluarga,

kemudian Jamkesmas jika ada, dan buku pemeriksaan

kehamilan jika ada juga, karena ada saja yang tidak

memiliki buku pemeriksaan kehamilan, karena tidak pernah

periksa. Persyaratan tersebut sangat mudah dipenuhi,

apalagi sekarang ini sudah berganti menjadi JKN, yang

persyaratannya cukup rumit. Peserta Jampersal hanya

menyertakan persyaratan tersebut, dan langsung diberikan

pelayanan oleh tenaga medis. Maka dari itu, saya juga

Page 208: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

lebih suka dengan program jaminan persalinan dibandngkan JKN”

(wawancara dengan Bidan Puskesmas Mandala merangkap

Bidan desa Tambak Baya, Kamis 24 April 2015. Ibu Yunik)

I₂.₄

“persyataran untuk menjadi peserta jaminan persalinan, terbilang cukup mudah, dan sederhana, karena

persyaratannya hanya fotocopy KTP dan kartu keluarga,

serta apabila ada buku pemeriksaan kehamilan bisa

dibawa. Apabila kita melihat persyaratan di BPJS atau

JKN, persyaratannya lebih rumit dibandingkan program

jaminan persalinan. Jadi menurut saya apabila dilihat dari

segi persyaratannya, memang program Jampersal tidak

menyulitkan”

(wawancara dengan Bidan Puskesmas Mandala merangkap

Bida Desa Kaduagung Tengah, Jumat 25 April 2015. Ibu

Santi)

I₂.₅

“hanya melengkapi persyaratannya saja, seperti fotocopy KTP, kartu keluarga, dan buku nikah saja”

(wawancara dengan Bidan Puskesmas Mandala merangkap

Bida Desa Bojongleles, Kamis 24 April 2015. Ibu Haryati)

Page 209: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

Point Keempat (Q4)

Biaya bagi peserta jaminan persalinan

Pertanyaan

Informan

Bagaimana biaya untuk mengakses pelayanan dari program

jaminan persalinan di Puskesmas Mandala, Kecamatan

Cibadak, Kabupaten Lebak ?

I₁

“program Jampersal ini gratis, dan bagi bidan atau tenaga medis yang menangani atau memberikan pelayanan

Jampersal, akan mendapat dana pengganti dari pusat, yang

diberikan langsung kepada masing-masing tenaga medis

yang menangani para peserta jaminan persalinan”

(wawancara dengan kepala Puskesmas Mandala, Rabu, 22

April 2015. Bapak H.Khaerudin)

I₂.₁

“program Jampersal itu gratis, jadi tidak dipungut biaya apapun dalam mendapatkan pelayanan jampersal. dana

dari pusat diberikan kepada masing-masing tenaga medis

yang sudah melakukan perjanjian dengan pusat. Biasanya

dilakukan perjanjian terlebih dahulu bahwa saya siap

memberikan pelayanan Jampersal kepada masyarakat,

kemudian setelah dilaksanakan, akan ada pemeriksaan dari

pusat, setelah di sepakati maka dananya turun. Meskipun

dana Jampersal ini sering telat dibayar oleh pusat,

seharunya dibayar tiap tiga bulan, tetapi lebih dari tiga

bulan, ya meskipun telat juga tetap dibayar oleh pusat. Tapi

kami sebagai orang bekerja di pemerintah bingung kalau

tidak ada dananya, bagainana mau melayani masyarakat,

karena kalau tidak melayani salah, kalau melyani juga

dananya belum dibayar”

(wawancara dengan Pengelola Kesehatan Ibu dan Anak

Puskesmas Mandala merangkap Bidan Desa Kaduagung

Barat, Rabu 23 April 2015. Ibu Anita)

Page 210: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

I.₂.₂

“program Jampersal itu gratis. Tetapi kadang-kadang ada saja pasien yang memeberi uang lelah istilahnya uang

pamali. Kalau pasiennya orang mampu, ngasihnya gede,

kalau pasiennya tidak mampu ya menyesuaikan saja, sama

saja seperti bayar ke dukun. Karena kewajiban saya

sebagai bidan desa, jadi saya bekerja sama ikut MOU

(memorandum of understanding) dengan pemerintah,

sebagai bidan desa yang menerima pelayanan Jampersal,

biaya pengganti memang dapat dari pusat, namun jika ada

kasus yang diluar keinginan kita seperti misalnya

pendarahan, robekan, butuh infus, atau bayi yang baru

lahir butuh oksigen, terjadi kegawatan pada janin, itu kan

kita harus ada tindakan. Untuk uang jasa dari pusat tidak

ditambah, mau dilaporannya ada tindakan atau tidak ada

tindakan tetap saja dikasihnya hanya sekedar uang

pengganti untuk biaya pertolongan persalinan yang normal

saja”

(wawancara dengan Bidan Puskesmas Mandala merangkap

Bidan Desa Mekar Agung, Kamis, 24 April 2015. Ibu

Indah)

I.₂.₃

“program jaminan persalinannya memang gtratis, namun apabila ada tindakan lain yang harus dilakukan karena

terjadi pendarahan misalnya, sehingga butuh tindakan

infus, dan obat-obatan lain, maka ada biaya tambahan

yang harus dibayar oleh pasien, karena sudah termasuk

dalam kasus perslainan yang beresiko”

(wawancara dengan Bidan Puskesmas Mandala merangkap

Bidan desa Tambak Baya, Kamis 24 April 2015. Ibu Yunik)

I₂.₄

“program jaminan persalinan gratis. Maka dari itu banyak orang yang tergolong mampu, yang ikut menjadi peserta jaminan persalinan”

(wawancara dengan Bidan Puskesmas Mandala merangkap

Bida Desa Kaduagung Tengah, Jumat 25 April 2015. Ibu

Santi)

I₂.₅

“program jampersalnya memang gratis. Tapi pada saat ada pasien yang melahirkan, suka ada saja yang mengerti

dan memberi uang, untuk biaya pengganti pampers dan

yang lainnya”

(wawancara dengan Bidan Puskesmas Mandala merangkap

Bida Desa Bojongleles, Kamis 24 April 2015. Ibu Haryati)

Page 211: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

I₃.₁

“waktu saya melahirkan anak kedua, saya ikut program

jaminan persalinan. Setelah proses persalinannya selesai,

saya menanyakan kepada bidan yang menangani saya

mengenai besaran biaya yang harus dibayar, pada saat itu

bu bidan mengatakan biayanya sebesar 300.000,00 (tiga

ratus ribu) rupiah. Bu bidan nya mengatakan, uang

tersebut sudah termasuk biaya pembuatan akta kelahiran”

(wawancara dengan peserta jaminan persalinan di

Puskesmas Mandala, Sabtu 26 April 2015. Ibu Heni)

I₃.₂

“saya ikut program jaminan persalinan, ketika saya

melahirkan anak pertama saya. Pada saat itu, saya dibantu

bidan Puskesmas, biaya yang saya keluarkan sebesar

300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah), bidannya mengatakan

bahwa, biaya tersebut untuk pengganti underpet nya yang

terpakai, dan untuk mengganti biaya pampers, juga

pembuatan akta kelahiran”

(wawancara dengan peserta jaminan persalinan di

Puskesmas Mandala, Sabtu 26 April 2015. Ibu Suhebah)

I₃.₃

“saya melahirkan anak pertama saya di bidan Puskesmas, dan pada saat itu saya ikut program jaminan persalinan.

Untuk biaya persalinannya pada saat itu saya

mengeluarkan biaya sebesar 300.000,00 (tiga ratus ribu

rupiah), awalnya memang saya bertanya dahulu ke bu

bidannya “berapa bu?”, kemudian bu bidan jawabnya

berapa saja, saya bingung kan, terus saya nanya lagi

“biasanya berapa bu?” nah, baru bu bidannya bilang tiga

ratus ribu rupiah. Untuk persyaratan anggota Jampersal

wktu itu saya menyerahkan fotocopy KTP sama kartu

keluarga”

(wawancara dengan peserta jaminan persalinan di

Puskesmas Mandala, Sabtu 26 April 2015. Ibu Ana)

I₃.₄

“pada saat saya akan melahirkan anak pertama, saya dibantu oleh kader dimana pada saat itu saya diantarkan ke

bidan Puskesmas. Kemudian kader dan bidan

memeberitahu saya supaya ikut Jampersal saja, karena

saya kan orang tidak mampu, tidak punya biaya, sehingga

dan akhirnya saya ikut Jampersal karena persyaratannya

Page 212: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

juga mudah. Setelah melahirkan, saya tidak dipungut biaya sama sekali jadi gratis, setelah melahirkan juga bayinya di

suntik. Persyaratannya keterangan surat tidak mampu,

Jamkesmas, fotocopy KTP dan KK”

(wawancara dengan peserta jaminan persalinan di

Puskesmas Mandala, Senin 28 April 2015. Ibu Yati)

I₃.₅

“saya ikut program jaminan persalinan, pada saat mengandung anak saya yang ke empat. Ketika saya mau

melahirkan, saya ditangani sama bu bidan Puskesmas.

Pada saat itu biayanya sekitar 300.000,00 (tiga ratus ribu

rupiah). Tetangga juga sama, yang lahiran di bu bidan

bayarnya sekitar segitu”

(wawancara dengan peserta jaminan persalinan di

Puskesmas Mandala, Sabtu 26 April 2015. Ibu Eka)

I₃.₆

“saya melahirkan anak pertama saya di bidan Puskesmas Mandala, dengan menggunakan program Jampersal. setelah proses persalinan selesai, dan berjalan dengan

baik, kemudian saya membayar biaya persalinan sebesar

350.000,00 (tiga ratus lima puluh ribu rupiah), biaya

tersebut sudah termasuk biaya pembuatan akta kelahiran

anak saya. Adapun persyaratan untuk menjadi peserta

Jampersal, yaitu Jamkesmas, buku nikah, KTP sama Kartu

Keluarga”.

(wawancara dengan peserta jaminan persalinan di

Puskesmas Mandala, Minggu 27 April 2015. Ibu Bayi)

I₃.₇

“saya melahirkan anak pertama saya di bidan Puskesmas Mandala, dengan menggunakan program Jampersal.

setelah proses persalinan selesai, dan berjalan dengan

baik, kemudian saya membayar biaya persalinan sebesar

350.000,00 (tiga ratus lima puluh ribu rupiah), biaya

tersebut sudah termasuk biaya pembuatan akta kelahiran

anak saya. Adapun persyaratan untuk menjadi peserta

Jampersal, yaitu Jamkesmas, buku nikah, KTP sama Kartu

Keluarga”.

(wawancara dengan peserta jaminan persalinan di

Puskesmas Mandala, Minggu 27 April 2015. Ibu Usi)

I₃.₈

“ketika saya melahirkan anak ketiga, saya diantar ke bidan Puskesmas oleh kader Posyandu, karena rumah saya

Page 213: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

memang berdekatan dengan rumah kader dan tidak jauh juga dari Puskesmas. Saya disarankan untuk ikut

Jampersal, dan saya pun ikut Jampersal, serta saya juga

mengatakan kepada bidannya bahwa saya ini orang tidak

mampu. setelah saya melahirkan, saya tidak dipungut

biaya. Pada keesokan harinya, anak saya yang baru saya

lahirkan, meninggal dunia, karena katanya bayinya

kelamaan didalam perut, dan terlambat diperiksa.”

(wawancara dengan peserta jaminan persalinan di

Puskesmas Mandala, Minggu 27 April 2015. Ibu Uun)

I₃.₉

“saya pernah ikut program jaminan persalinan di tahun 2013, bulan agustus pada saat saya melahirkan anak

pertama saya. Pada saat itu saya mendapatkan pertolongan

persalinan di bidan Puskesmas, dan biayanya sekitar

300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah). Biaya tersebut sudah

termasuk biaya pembuatan akta kelahiran”

(wawancara dengan peserta jaminan persalinan di

Puskesmas Mandala, Sabtu 26 April 2015. Ibu Rosita)

I₃.₁₀

“pada saat saya engikuti program jaminan persalinan, Alhamdulillah semua pelayanan yang saya dapatkan itu gratis. Karena saya orang tidak mampu, pada saat itu saya

menyertakan Jamkesmas, surat keterangan tidak mampu,

fotocopy KTP dan kartu keluarga”

(wawancara dengan peserta jaminan persalinan di

Puskesmas Mandala, Senin 28 April 2015. Ibu Sumyati)

I₆.₁ “yang saya ketahu di bidan Desa Bojong Leles yang juga bertugas di Puskesmas Mandala, bagi peserta Jampersal

ada yang tidak dipinta bayaran, dan ada juga yang dipinta

bayaran, tetapi kebanyakan yang dipinta bayaran, biasanya

kalau saya mengantar yang mau melahirkan di bidan

menggunakan Jampersal, setelah melahirkan biasnaya

pasien nanya ke bidan “berapa bu” kemudian bidannya

bilang tiga ratus ribu rupiah saja, begitu. Besaran biayanya

juga beda-beda setiap orang ,ada yang dipinta tiga ratus

ribu rupiah, ada yang diatas tiga ratus ribu rupiah.

Kayanya liat-liat orangnya juga gitu. Saya juga sebagai

kader, tidak pernah dikasih uang apa-apa walaupun sering

membantu bidan desanya. padahal saya tahu dia memungut

biaya ke peserta Jampersal. dan saya juga tahu setiap

Page 214: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

bidan desa yang menerima peserta Jampersal, pasti dapat dana pengganti dari pusat.”

(wawancara dengan peserta jaminan persalinan di

Puskesmas Mandala, Sabtu 26 April 2015. Ibu Uum)

I₆.₃

“kalau masalah biaya ya setahu saya bagi masyarakat yang mampu ya bayarnya besar, bagi yang tidak mampu ya tidak

apa-apa kalau ngasihnya sedikit juga”

(wawancara dengan peserta jaminan persalinan di

Puskesmas Mandala, Minggu 27 April 2015. Ibu Yeni)

Page 215: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

MATRIKS WAWANCARA

3. Kecukupan

Point Kelima (Q5)

Jumlah kematian ibu dan bayi

Pertanyaan

Informan

Bagaimana kontribusi program jaminan persalinan terhadap

jumlah kematian ibu dan bayi di wilayah Puskesmas

Mandala, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak ?

I₁

“sejak diadakan program jaminan persalinan, yang mana

tujuannya adalah untuk menekan angka kematian ibu dan

angka kematian bayi, untuk di wilayah Puskesmas

Mandala sendiri, apabila melihat pada data yang ada,

memang dapat diketahui bahwa, untuk jumlah kematian

bayi masih cukup tinggi, sedangkan untuk jumlah kematian

ibu jumlahnya tidak begitu banyak”

(wawancara dengan kepala Puskesmas Mandala, Rabu, 22

April 2015. Bapak H.Khaerudin)

I₂.₁

“menurut saya program Jampersal ini bagus, karena

banyak pelayanan yang diberikan kepada masyarakata

sehingga tentunya sedikit banyak bisa membantu

masyarakat. Mengenai persoalan jumlah kematian ibu dan

jumlah kematian bayi, jika dilihat dari rekapan data mulai

tahun 2011 sampai dengan tahun 2013, memang untuk

jumlah kematian bayi tidak menunjukkan adanya

penurunan, namun hal tersebut tentunya bukan kemauan

kami. Karena kami sudah berusaha, dan urusan kematian

kan sudah ada yang menentukan, jadi tidak bisa dicegah.

Sedangkan untuk jumlah kematian ibu, kembali lagi jika

dilihat dari data, kejadian kematian ibu tetap ada. Selama

diadakan program jampersal, terjadi dua kali kasus

kematian maternal (kematian ibu melahirkan)”

(wawancara dengan Pengelola Kesehatan Ibu dan Anak

Page 216: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

Puskesmas Mandala merangkap Bidan Desa Kaduagung

Barat, Rabu 23 April 2015. Ibu Anita)

I.₂.₂

“untuk jumlah kematian bayi di wilayah Puskesmas

Mandala, Kecamatan cibadak, Kabupaten Lebak, memang

jumlahnya cukup tinggi. Tetapi untuk jumlah kematian ibu

di wilayah Puskemas Mandala, jarang terjadi, memang

ada, namun jumlahnya juga tidak banyak, ya memang

alangkah lebih baiknya lagi jika kejadian kematian ibu

melahirkan dapat dihilangkan”

(wawancara dengan Bidan Puskesmas Mandala merangkap

Bidan Desa Mekar Agung, Kamis, 24 April 2015. Ibu

Indah)

I.₂.₃

“program jaminan persalinan memang belum maksimal dalam mengatasi masalah AKI dan AKB. Mengapa

demikian? karena seperti yang kita ketahui melalui data

yang ada, terutama data jumlah kematian bayi di wilayah

Puskesmas Mandala, itu jumlahnya cukup tinggi, dan sejak

diadakan program Jampersal sampai selesai, jumlah

kematian bayi di wilayah Puskesmas Mandala terus

meningkat dalam tiga tahun tersebut. Namun untuk

kematian ibu melahirkan, memang tetap ada, namun

jumlahnya tidak banyak.”

(wawancara dengan Bidan Puskesmas Mandala merangkap

Bidan desa Tambak Baya, Kamis 24 April 2015. Ibu Yunik)

I₂.₄

“jumlah kematian ibu di wilayah Puskesmas Mandala

jumlahnya tidak begitu banyak, selama diadakan program

Jampersal kasus kematian ibu terjadi sebanyak dua kali

yaitu di tahun 2011 dan tahun 2013. Namun ya kita

berharap supaya kematian maternal ini tidak terjadi lagi.

Sedangkan untuk kematian bayi di wilayah Puskesmas

Mandala ini memang cukup tinggi, meskipun ada

Jampersal tapi jumlah kematian bayinya tetap tinggi ”

(wawancara dengan Bidan Puskesmas Mandala merangkap

Bida Desa Kaduagung Tengah, Jumat 25 April 2015. Ibu

Santi)

I₂.₅

“di wilayah Puskesmas Mandala setiap tahunnya terjadi

kasus kematian bayi, dan memang pada tiap tahunnya

jumlahnya mengalami peningkatan. Sedangkan untuk

Page 217: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

jumlah kematian ibu, saya rasa jumlahnya sedikit, dan

memang walaupun sedikit tentunya menjadi permasalahan

yang serius dalam dunia kesehatan ibu”

(wawancara dengan Bidan Puskesmas Mandala merangkap

Bida Desa Bojongleles, Kamis 24 April 2015. Ibu Haryati)

Page 218: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

MATRIKS WAWANCARA

4. Perataan

Point Keenam (Q6)

Perataan sosialisasi

Pertanyaan

Informan

Bagaimana pendistribusian sosialisais program jaminan

persalinan di wilayah Puskesmas Mandala, Kecamatan

Cibadak, Kabupaten Lebak ?

I₇.₁

“saya tidak tahu kalau pernah ada program jaminan

persalinan, karena tidak pernah mendengar sebelumnya,

baik itu pada saat dipengajian, sepengetahuan saya tidak

pernah ada sosialisasi mengenai program jaminan

persalinan, padahal tiap minggu ada pengajian rutin disini.

Tidak pernah ada bidan yang menyampaikan juga secara

langsung ke bapak, karena bapak kan ketua RW disini.”

(wawancara dengan istri ketua RW di Kp.Bojongleles,

Selasa 29 April 2015. Ibu Juju )

I₇.₂

“saya tidak mengetahui tentang program jaminan

persalinan, bahkan saya baru dengar sekarang dari neng

saja. Tidak pernah dengar ada sosialisasi tentang program

jaminan persalinan. Kaka saya juga yang tahun lalu

melahirkan di bidan, setahu saya, dia tidak memakai

jaminan persalinan. Sosialisasi melalu RT-RT juga tidak

ada”

(wawancara dengan Istri RT 02 di Kp.kaloncing, Selasa 29

April 2015. Ibu Eni)

Page 219: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

I.₇.₃

“saya tidak tahu program jaminan persalinan, karena belum pernah dengar baik dari tetangga juga belum pernah

ada yang memberitahu, padahal rumah saya dekat dengan

rumah bidan, tapi saya belum tahu tentang program

Jampersal”

(wawancara dengan warga di Kp.Pasir Gendok, Selasa 29 April 2015. Ibu Desi)

I₇.₄

“saya tidak tahu tentang program jaminan persalinan,

karena setahu saya belum ada sosialisasi tentang program

jaminan persalinan, biasanya jika memang pernah

dilakukan sosialisasi, ibu-ibu lainnya suka menyampaikan

ke tetangga-tetangga, tapi selama ini saya belum pernah

mendapat informasi mengenai program jaminan

persalinan.”

(wawancara dengan warga di Kp.Kaduagung, Selasa 29

April 2015. Ibu Ratna)

I₇.₅

“untuk program jaminan persalinan sendiri saya baru

dengar sekarang, karena di pengajian pun setahu saya

belum pernah dilakukan sosialisasi tentang program

jaminan persalinan, tapi kalau untuk di Posyandu saya

tidak tahu karena saya tidak pernah ikut kegiatan

Posyandu, jadi saya kurang tahu”

(wawancara dengan warga di Kp.Rumbut, Selasa 29 April

2015. Ibu Tanti)

I₇.₆

“saya belum tahu tentang program jaminan persalinan,

belum pernah dengar juga dari tetangga yang lainnya.

Untuk sosialisasi melalui suami saya juga selaku RT disini,

belum pernah. Biasanya jika ada suatu kegiatan, suka

minta disampaikan melalui RT”

(wawancara dengan istri Ketua RT 04 di Kp.Tambak,

Selasa 29 April 2015. Teti)

I₃.₁

“pada waktu itu pernah dilakukan sosialisasi mengenai

program jaminan persalinan di Posyandu. Dan yang saya

ketahui sosialisasinya diadakan hanya pada waktu itu saja,

ketika ada kegiata Posyandu, karena saya pada saat hamil

sering ke Posyandu. Jadi pada kegiatan lainnya tidak

pernah diadakan sosialisasi program Jampersal”

Page 220: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

(wawancara dengan peserta jaminan persalinan di

Puskesmas Mandala, Sabtu 26 April 2015. Ibu Heni)

I₃.₅

“pada waktu itu pernah dilakukan sosialisasi mengenai

program jaminan persalinan di Posyandu. Dan yang saya

ketahui sosialisasinya diadakan hanya pada waktu itu saja,

ketika ada kegiata Posyandu, karena saya pada saat hamil

sering ke Posyandu. Jadi pada kegiatan lainnya tidak

pernah diadakan sosialisasi program Jampersal”

(wawancara dengan peserta jaminan persalinan di

Puskesmas Mandala, Sabtu 26 April 2015. Ibu Eka)

I₆.₁

“sosialisasi program jaminan persalinan biasanya hanya

dilakukan di Posyandu saja. Saya sebagai kader bersama

ibu bidan menyampaikan informasi mengenai program

jaminan persalinan kepada ibu-ibu yang datang ke

Posyandu, jadi hanya ibu-ibu yang datang ke Posyandu

saja yang mengetahui adanya program jaminan

perslainan.”

(wawancara dengan Kader Posyandu Desa Bojongleles,

Sabtu 26 April 2015. Ibu Uum)

I₆.₂

“sosialisasi program jaminan persalinan dilakukan di

Posyandu, jadi ibu-ibu hamil mengetahui bahwa ada

program jaminan persalinan, mengetahui pelayanan nya

apa saja, serta persyaratannya juga”

(wawancara dengan Kader Posyandu Desa Kader Posyandu

Kaduagung Tengah, Sabtu 26 April 2015. Ibu Haryati)

I₆.₃

“penyuluhan tentang program jaminan persalinan,

diadakannya pada saat Posyandu, karena pada saat itu

bida Puskesmas berkunjung, dan memeberikan informasi

tentang program jaminan persalinan”

(wawancara dengan Kader Posyandu Desa Kader Posyandu

Kaduagung Timur, Minggu 27 April 2015. Ibu Yeni)

I₆.₄

“program jaminan persalinan diinformasikan kepada

warga, pada saat kegiatan Posyandu, jadi bidan Puskesmas

memberitahu tentang program jaminan persalinan kepada

kader dan warga yang ada di Posyandu”

(wawancara dengan Kader Posyandu Desa Kader Posyandu

Kaduagung Barat, Senin 28 April 2015. Ibu Sri)

Page 221: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat
Page 222: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

MATRIKS WAWANCARA

5. Responsivitas

Point Ketujuh (Q7)

Tanggapan masyarakat

Pertanyaan

Informan

Bagaimana tanggapan masyarakat terhadap program

jaminan persalinan di wilayah Puskesmas Mandala,

Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak ?

I₆.₁

“dalam pelaksanaan program jaminan persalinan, biasanya saya membantu menyampaikan informasi tentang

program jaminan persalinan, ke tetnagga-tetangga yang

sedang hamil. Biasanya pada saat ada ibu-ibu yang mau

melahirkan, saya antarkan ke rumah bidan Puskesmas

Mandala, kemudian saya menyarankan supaya pakai

Jampersal. Karena sebagai kader kan harus membantu

menyampaikan tentang program Jampersal. Kemudian saya

juga membuat pendataan siapa saja ibu yang sedang hamil

di Desa Bojongleles, terus siapa saja yang melahirkan,

kemudian data tersebut saya berikan kepada bidan

Puskesmas yang bertugas menjadi bidan desa disini.”

(wawancara dengan Kader Posyandu Desa Bojongleles,

Sabtu 26 April 2015. Ibu Uum)

I₆.₂

“apabila ada warga yang sedang hamil, dan kebetulan tetangga, saya biasanya memberikan informasi mengenai

program jaminan persalinan, karena sudah termasuk tugas

saya juga sebagai kader, harus membantu bidan untuk

memperkenalkan program jaminan persalinan”

I₆.₃

“tentu saja saya menyampaikan kembali kepada tetangga- tetangga saya yang sedang hamil, mengenai informasi yang

saya peroleh dari bidan Puskesmas pada saat kegiatan

Posyandu”

Page 223: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

I₂.₁

“antara saya dengan kader Posyandu tetntunya ada

interksi, diantaranya, kader posyandu datang ke Puskesmas

atau saya yang menemui kader pada saat kegiatan

Posyandu, kemudian kader menyerahkan laporan

pendataan ibu hamil kepada saya, sehingga saya

mempunyai rekapan data ibu hamil di wilayah Puksesmas

Mandala, dari masing-masing kader”

(wawancara dengan Pengelola Kesehatan Ibu dan Anak

Puskesmas Mandala merangkap Bidan Desa Kaduagung

Barat, Rabu 23 April 2015. Ibu Anita)

I.₇.₃

“saya tidak tahu program jaminan persalinan, karena belum pernah dengar baik dari tetangga juga belum pernah ada yang memberitahu, padahal rumah saya dekat dengan

rumah bidan, tapi saya belum tahu tentang program

Jampersal”

(wawancara dengan warga di Kp.Pasir Gendok, Selasa 29

April 2015. Ibu Desi)

I₃.₁

“waktu saya hamil, saya ikut program jaminan persalinan,

saya diberitahu oleh ibu saya, karena kan beliau kader di

Desa Bojongleles. Selain itu juga saya suka ikut Posyandu,

sehingga saya mengetahui adanya program Jampersal,

karena pernah mendengar sosialisasi tentang Jampersal di

Posyandu. Saya juga kalau ada teman saya yang sedang

hamil pada saat masih ada Jampersal, saya memberitahu

mereka supaya ikut Jampersal, terus saya juga

memberitahu tahu persayaratannya apa saja”

(wawancara dengan peserta jaminan persalinan di

Puskesmas Mandala, Sabtu 26 April 2015. Ibu Heni)

I₃.₇

“saya mengetahui program jaminan persalinan dari bu

kader, karena kebetulan rumahnya dekat. Kalau saya

sendiri, saya juga ikut memberi tahu ke tetangga saya

tentang program jaminan persalinan. Apabila ada tetangga

yang sedang hamil, dan pada waktu itu program jaminan

persalinan masih ada, saya memberi tahu ke tetangga

supaya ikut program jaminan persalinan”

(wawancara dengan peserta jaminan persalinan di

Puskesmas Mandala, Minggu 27 April 2015. Ibu Usi)

Page 224: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

I₃.₃

“pada saat saya ikut program jaminan persalinan, awalnya

saya diberitahu oleh tetangga saya, yang sudah terlebih

dahulu mengikuti program jaminan persalinan. Kemudian

setelah saya mendapatkan informasi tentang program

Jampersal, saya ikut menjadi peserta jampersal”

(wawancara dengan peserta jaminan persalinan di

Puskesmas Mandala, Sabtu 26 April 2015. Ibu Ana)

I₃.₉

“saya mengetahui adanya program jaminan persalinan,

dari tetangga saja, yang ikut jampersal juga. Pada saat

bertemu, terus ngobrol-ngobrol, membahas soal kehamilan,

kemudian tetangga saya memberitahu saya tentang

program Jampersal”

(wawancara dengan peserta jaminan persalinan di

Puskesmas Mandala, Sabtu 26 April 2015. Ibu Rosita)

I₃.₄

“saya mengetahui adanya program jaminan persalinan

dari bu kader, karena rumah saya berdekatan dengan

rumah bu Kader. Kemudian bu kader memberitahu saya,

bahwa ada program Jampersal, dan menyarankan saya

supaya mengikuti program Jampersal. kader juga

memberitahu bahwa di program Jampersal ada

pemeriksaan kehamilan gratis, Cuma waktu itu saya ngga

suka periksa, karena males neng. Tapi ya akibatnya itu tadi,

bayi saya satu hari kemudian meninggal dunia, mungkin

salah satunya karena saya tidak suka periksa”

(wawancara dengan peserta jaminan persalinan di

Puskesmas Mandala, Senin 28 April 2015. Ibu Yati)

I₃.₈

“saya mengetahui adanya program jaminan persalinan

dari bu kader, karena rumah saya berdekatan dengan

rumah bu Kader. Kemudian bu kader memberitahu saya,

bahwa ada program Jampersal, dan menyarankan saya

supaya mengikuti program Jampersal. kader juga

memberitahu bahwa di program Jampersal ada

pemeriksaan kehamilan gratis, Cuma waktu itu saya ngga

suka periksa, karena males neng. Tapi ya akibatnya itu tadi,

bayi saya satu hari kemudian meninggal dunia, mungkin

salah satunya karena saya tidak suka periksa”

(wawancara dengan peserta jaminan persalinan di

Page 225: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

Puskesmas Mandala, Minggu 27 April 2015. Ibu Uun)

I₃.₁₀ “saya mengetahui adanya program jaminan persalinan

dari bu kader, karena rumah saya ini kan lumayan dengan

dengan rumah bu kader.bu kadernya mungkin kasian sama

saya, jadi membantu saya mengantarkan ke bidan. Pada

saat itu saya mendapatkan pelayanan pertolongan

persalinan saja, tidak mengikuti pelayanan pemeriksaan

kehamilan, karena takut dan juga malu pergi kebidannya,

takut ada biaya tambahan terus saya tidak mampu bayar”

(wawancara dengan peserta jaminan persalinan di

Puskesmas Mandala, Senin 28 April 2015. Ibu Sumyati)

I₃.₅ “Saya mengetahui program jaminan persalinan dari ibu

bidannya saja ketika di Posyandu, karena saya suka ikut

kegiatan Posyandu. Kemudian saya mendapat informasi

tentang program jaminan persalinan, jadi saya beberapa

kali ikut Posyandu untuk periksa kehamilan sebagai peserta

Jampersal. saya juga memeberitahukan kepada tetangga-

tetangga yang lain tentang program Jampersal, supaya

warga yang lagi hamil bisa ikut Jampersal juga”

(wawancara dengan peserta jaminan persalinan di

Puskesmas Mandala, Sabtu 26 April 2015. Ibu Eka)

I₄.₁

“saya mengetahui adanya program jaminan persalinan, itu

dari tetangga saya yang waktu itu melahirkan terus dia ikut

Jampersal. saya tidak menyampaikan lagi tentang program

tersebut ke tetangga yang lain. Karena saya bukan peserta

Jampersal. waktu emlahirkan anak kesatu sampai dengan

anak ketiga, saya lahirannya didukun bukan di bidan.

Karena saya merasa orang tidak mampu, takutnya kalau

pergi kebidan, ada biaya yang tak terduga. Berdasarkan

informasi yang saya dapatkan dari tetangga saya yang ikut

Jampersal, mereka tetap saja bayar diatas duaratus ribu

rupiah, kalau saya kan uang segitu dari mana. Lebih baik

saya maggil dukun saja. Karena bayarnya juga seikhlasnya

saja dan bisa dicicl”

(wawancara dengan warga Kp.Kaloncing, 29 April 2015.

Ibu Sadiyah)

I₄.₂ “ waktu melahirkan saya manggil dukun, tidak berani

Page 226: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

memanggil bidan, walaupun ada program-program apa

juga di bidan. Karena saya malu, takut, canggung juga

kalau sama bidan. Kalau sama bu arwani kan sudah kenal

lama, beliau banyak yang manggil juga, sudah

berpengalaman dari dahulu. Iya walaupun ada program

apa-apa juga , saya tidak berani kalau manggil bidan, takut

ada biaya yang besar terus saya tidak bisa bayar. Kalau di

bu arwani kan bayarnya berapa saja juga diterima, waktu

itu juga saya Cuma ngasih lima puluh ribu saja. Saya

ditolong pada saat melahirkan, terus bayi saya yang baru

lahir juga diurusin, dimandiin sama bu arwani, sayanya

juga diurut supaya tidak keluhan didalam”

(wawancara dengan warga di Desa tambak Baya, Minggu

27 April 2015. Ibu Halimah)

I₅

“ya walaupun ada program jaminan persalinan, waktu itu

saya tetap saja menerima panggilan kalau ada yang

membutuhkan. Karena mau bagaimana, masyarakat disini

lebih banyak yang maunya bersalin dibantu sama saya.

Karena saya menjadi dukun paraji sejak tahun 1980. Mulai

tahun 2013, bidan desa di sini kadang-kadang menegur

saya, supaya kalau ada yang mau melahirkan manggil

bidan dulu, tapi masyarakat disini tidak mau kalau sama

saya mau dipanggilkan bidan. Mereka takut biayanya

besar, ya namanya warga disini mah kerjanya juga

kebanyakan tani, kan kalau melahirkan di dukun mah,

biayanya berapa aja juga diterima, seperti di saya ada

yang memberi seratus ribu rupiah, ada yang lima puluh

ribu rupiah, bahkan yang hanya memberi dua puluh ribu

rupiah juga ada, dan saya terima saja. Namanya juga

membantu”

(wawancara dengan Dukun Paraji di Desa tambak Baya,

Minggu 27 April 2015. Ibu Arwani)

Page 227: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

MATRIKS WAWANCARA

6. Ketepatan

Point Kedelapan (8)

Dampak program jaminan persalinan

Pertanyaan

Informan

Bagaimana dampak yang dirasakan dari adanya program

jaminan persalinan ?

I₁

“pelayanan-pelayanan gratis yang diberikan dari program

jaminan persalinan, sudah pasti bermanfaat bagi

masyarakat yang menjadi peserta Jampersal. namun jika

dilihat dari segi kebijakannya, menurut saya program

jaminan persalinan ini kurang tepat. Pada program

jaminan persalinan, tidak diberikan batasan jumlah

pertolongan persalinan, dimana seharusnya dibatasi,

misalnya hanya berlaku sampai pada persalinan anak

kedua saja, sehingga hal tersebut juga dapat mendukung

program pemerintah, dibidang kesehatan yang lain yaitu

program keluarga berencana” (wawancara dengan kepala

Puskesmas Mandala, Rabu, 22 April 2015. Bapak

H.Khaerudin)

I₂.₁

“program jaminan persalinan ini diharapkan dapat meningkatkan pertolongan persalina oleh tenaga

kesehatan, untuk meminimalisir terjadinya persalinan

beresiko yang dapat mengakibatkan terjadinya kematian

ibu dan atau bayi yang akan dilahirkan. Untuk di wilayah

Puskesmas Mandala, program jaminan persalinan memang

belum mencapai hasil yang maksimal. Dimana masih

“program jaminan persalinan tentunya sangat bermanfaat

bagi para peserta jaminan persalinan. Karena pelayanan

yang diberikan dari program ini cukup banyak, diantaranya

pemeriksaan kehamilan sebanyak empat kali, pertolongan

persalinan, pelayanan nifas sebanyak empat kali, suntik KB

Page 228: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

satu kali, dan suntik bayi yang lahir sebanyak tiga kali. Masing-masing dari pelayanan tersebut, tentunya sangat

memberikan manfaat baik bagi ibu hamil dan calon bayi

dan atau bayinya. Dilihat dari persyaratannya juga sangat

mudah untuk dipenuhi, yakni hanya menyertakan fotocopy

KTP, KK dan buku pemeriksaan kehamilan saja”

(wawancara dengan Pengelola Kesehatan Ibu dan Anak

Puskesmas Mandala merangkap Bidan Desa Kaduagung

Barat, Rabu 23 April 2015. Ibu Anita)

I.₂.₂

“iya, program jaminan persalinan sangat bermanfaat bagi

masyarakat, karena bagi mereka yang menjadi peserta

jaminan persalinan, mereka bisa mendapatkan pelayanan

pemeriksaan kehamilan secara gratis, pelayanan nifas,

suntik KB dan juga suntik untuk bayi baru lahir”

(wawancara dengan Bidan Puskesmas Mandala merangkap

Bidan Desa Mekar Agung, Kamis, 24 April 2015. Ibu

Indah)

I.₂.₃

“pencapaian dari program jaminan persalinan di wilayah Puskesmas Mandala memang belum maksimal, terutama di

desa tempat saya bertugas menjadi bidan desa, yaitu Desa

Tambak Baya, meskipun sudah diadakan program jaminan

persalinan, namun kebanyakan masyarakat disini masih

mengandalkan pertolongan persalinan oleh dukun bayi.

Apalagi sebelum diadakan program jaminan persalinan,

hampir semua ibu hamil di Desa Tambak Baya melahirkan

di dukun bayi, setelah ada program Jampersal memang ada

beberapa masyarakat yang mulai terbuka fikirannya untuk

bersalin di bidan, walaupun tidak banyak. sehingga dapat

dikatakan bahwa pencapaian dari program jampersal ini

belum maksimal. Adapun kendalanya adalah responsifitas

dari masyarakat itu sendiri, terhadap program jaminan

persalinan”.

(wawancara dengan Bidan Puskesmas Mandala merangkap

Bidan desa Tambak Baya, Kamis 24 April 2015. Ibu Yunik)

Page 229: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

I₂.₄

“dengan adanya program jaminan persalinan, tentunya

memberikan manfaat kepada masyarakat, karena program

jaminan persalinan memberikan cakupan pelayanan yang

menunjang kesehatan ibu dan calon bayi. Namun, menurut

saya, program ini masih belum tepat, jika dilihat dari

ketentuannya, yang mana program Jampersal ini

diperbolehkan bagi seluruh lapisan masyarakat, menurut

saya alangkah lebih baik dan lebih tepat sasaran apabila

program ini hanya diperuntukkan bagi masyarakat miskin

saja”

(wawancara dengan Bidan Puskesmas Mandala merangkap

Bida Desa Kaduagung Tengah, Jumat 25 April 2015. Ibu

Santi)

I₂.₅

“sangat bermanfaat, karena tidak mungkin dari pelayanan yang diberikan tidak ada manfaatnya. Pasti dari setiap pelayanan yang diberikan, sedikit banyak memberikan

manfaat bagi masyarakat (peserta Jampersal)”

(wawancara dengan Bidan Puskesmas Mandala merangkap

Bida Desa Bojongleles, Kamis 24 April 2015. Ibu Haryati)

I₃.₁

“tentu saja program Jampersal bermanfaat buat saya.

Karena pada saat ada program Jampersal, sejak terakhir

menstruasi saya langsung ke bidan dan lagsung dapat

pelayanan pemeriksaan kehamilan oleh bidan, dan diberi

vitamin, kemudian proses persalinannya juga dibantu oleh

bidan, sehingga manfaatnya kan bisa lebih terjamin

keselamatan ibu dan calon bayinya. Persyaratan untuk ikut

program Jampersal juga menurut saya, tidak ada yang

sulit, artinya mudah dipenuhi dan persyaratannya juga

tidak banyak”

(wawancara dengan peserta jaminan persalinan di

Puskesmas Mandala, Sabtu 26 April 2015. Ibu Heni)

I₃.₂

“dari pelayanan yang saya terima dari program jaminan

persalinan, diantaranya pertolongan persalinan, suntik KB,

sama pelayanan nifas, tentu saja pelayanan tersebut sangat

bermanfaat bagi saya dan juga bayi saya”

(wawancara dengan peserta jaminan persalinan di

Puskesmas Mandala, Sabtu 26 April 2015. Ibu Suhebah)

Page 230: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

I₃.₃

“pada saat saya mengikuti program jaminan persalinan, saya bisa mengakses pertolongan persalinan di bidan

Puskesmas, kemudian juga tindakan suntik untuk bayi saya,

semuanya itu bermanfaat buat saya”

(wawancara dengan peserta jaminan persalinan di

Puskesmas Mandala, Sabtu 26 April 2015. Ibu Ana)

I₃.₄

“program Jampersal sangat bermanfaat bagi saya, karena saya orang tidak mampu, rumah juga seperti ini, tidak

punya biaya sama sekali untuk melahirkan di bidan. Tetapi

pada saat saya melahirkan anak pertama saya, saya

merasa terbantu, karena pada saat itu saya bisa melahirkan

di Bidan Puskesmas dengan gratis”

(wawancara dengan peserta jaminan persalinan di

Puskesmas Mandala, Senin 28 April 2015. Ibu Yati)

I₃.₅

“dari pelayanan yang saya rasakan pada saat mengikuti program jaminan persalinan, diantarnya, pemeriksan

kemahilan, pertolongan persalinan, suntik bayi baru lahir,

nifas, dan suntik KB, semuanya bermanfaat bagi kondisi

kesehatan saya beserta anak saya”

(wawancara dengan peserta jaminan persalinan di

Puskesmas Mandala, Sabtu 26 April 2015. Ibu Eka)

I₃.₆

“saya merasa terbantu, karena pada waktu saya melahirkan mengalami pendarahan, kemudian langsung

pergi ke Puskesmas dan mendapat pertolongan, walaupun

memang biayanya lumayan besar kalau buat saya. Tapi

yang penting saya bisa sehat lagi”

(wawancara dengan peserta jaminan persalinan di

Puskesmas Mandala, Minggu 27 April 2015. Ibu Bayi)

I₃.₇

“bagi saya program jaminan persalinan cukup bermanfaat. Karena dari apa yang saya rasakan sebagai peserta

jaminan persalinan, saya bisa memeriksakan kehamilan

gratis, sehingga saya bisa mengetahui kondisi janin yang

ada didalam perut, saya juga mengetahui perkiraan kapan

melahirkan. Meskipun pada saat melahirkan tetap

dikenakan biaya”

(wawancara dengan peserta jaminan persalinan di

Puskesmas Mandala, Minggu 27 April 2015. Ibu Usi)

I₃.₈

“manfaat yang saya rasakan, saya bisa melahirkan dengan dibantu oleh bidan Puskesmas, secara gratis”

(wawancara dengan peserta jaminan persalinan di

Puskesmas Mandala, Minggu 27 April 2015. Ibu Uun)

Page 231: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

I₃.₉

“ bagi saya program jaminan persalinan memberikan dampak yang baik untuk saya, karena dari pelayanan yang

saya dapatkan, tidak ada yang berdampak merugikan,

namun sebaliknya”

(wawancara dengan peserta jaminan persalinan di

Puskesmas Mandala, Sabtu 26 April 2015. Ibu Rosita)

I₃.₁₀

“Alhamdulillah dengan adanya program jaminan persalinan, saya merasakan sekali manfaatnya. Saya bisa

melahirkan anak saya di bidan Puskesmas dengan gratis,

tanpa ada biaya apapun. Sehingga saya sebagai orang

yang sangat tidak mampu, sangat merasa terbantu dengan

adanya program Jampersal. Kalau untuk pelayanan

lainnya saya tidak tahu, karena saya tidak pernah periksa

ketika hamil, sehingga yang saya rasakan hanya pada

pelayanan pertolongan persalinannya saja”

(wawancara dengan peserta jaminan persalinan di

Puskesmas Mandala, Senin 28 April 2015. Ibu Sumyati)

I₆.₁ “yang saya ketahu di bidan Desa Bojong Leles yang juga bertugas di Puskesmas Mandala, bagi peserta Jampersal

ada yang tidak dipinta bayaran, dan ada juga yang dipinta

bayaran, tetapi kebanyakan yang dipinta bayaran, biasanya

kalau saya mengantar yang mau melahirkan di bidan

menggunakan Jampersal, setelah melahirkan biasnaya

pasien nanya ke bidan “berapa bu” kemudian bidannya

bilang tiga ratus ribu rupiah saja, begitu. Besaran biayanya

juga beda-beda setiap orang ,ada yang dipinta tiga ratus

ribu rupiah, ada yang diatas tiga ratus ribu rupiah.

Kayanya liat-liat orangnya juga gitu. Saya juga sebagai

kader, tidak pernah dikasih uang apa-apa walaupun sering

membantu bidan desanya. padahal saya tahu dia memungut

biaya ke peserta Jampersal. dan saya juga tahu setiap

bidan desa yang menerima peserta Jampersal, pasti dapat

dana pengganti dari pusat.”

(wawancara dengan peserta jaminan persalinan di

Puskesmas Mandala, Sabtu 26 April 2015. Ibu Uum)

I₆.₃

“kalau masalah biaya ya setahu saya bagi masyarakat yang mampu ya bayarnya besar, bagi yang tidak mampu ya tidak

apa-apa kalau ngasihnya sedikit juga”

(wawancara dengan peserta jaminan persalinan di

Page 232: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

Puskesmas Mandala, Minggu 27 April 2015. Ibu Yeni)

Page 233: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

LAMPIRAN

Gambar 1

Puskesmas Mandala

Gambar 2

Mobil PKM Mandala

Page 234: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

Gambar 3

Dokumentasi bersama dr.Fathur, Pengelola Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Dinas

Kesehatan Provinsi Banten

Gambar 4

Wawancara peneliti dengan Bpk H.Haerudin selaku Kepala Puskesmas Mandala

Page 235: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

Gambar 5

Wawancara peneliti dengan Bidan Anita, Pengelola Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

di Puskesmas Mandala, sekaligus sebagai Bidan Desa Kaduagung Barat

Gambar 6

Wawancara peneliti dengan Ibu sadiyah, pengguna jasa dukun bayi

Page 236: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

Gambar 7

Wawancara peneliti dengan Ibu Heni, Peserta Jampersal dari Desa Bojongleles

Gambar 8

Wawancara peneliti dengan Ibu Arwani, selaku Dukun Bayi di Desa Tambak Baya

Page 237: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

Gambar 9

Wawancara peneliti dengan para peserta Jampersal beserta ibu Kader Posyandu Desa

Kaduagung Barat

Gambar 10

Dokumentasi setelah wawancara Bersama Bidan Santi, bidan Puskesmas Mandala

dan Bidan Desa Kaduagung Tengah

Page 238: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

Gambar 11

Dokumentasi setelah wawancara bersama ibu Juju, Istri Ketua RW

Kp.Bojongleles

Gambar 12

Dokumentasi setelah wawancara bersama Ibu Bayi, Peserta Jampersal di Puskesmas

Mandala, dari Desa Tambak Baya

Page 239: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

Gambar 13

Wawancara bersama ibu Uun, peserta Jampersal dari Desa Kaduagung Timur

Gambar 14

Dokumentasi setelah wawancara bersama ibu Usi, peserta Jampersal dari desa

Kaduagung Timur

Page 240: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

Gambar 15

Dokumentasi setelah wawancara bersama ibu Eni, Istri Ketua RT 02 Kp.Kaloncing

Gambar 16

Dokumentasi setelah wawancara bersama ibu Sri, Kader Posyandu Desa Kaduagung

Barat

Page 241: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat
Page 242: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

- 1 -

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 2562/MENKES/PER/XII/2011

TENTANG

PETUNJUK TEKNIS JAMINAN PERSALINAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka menurunkan angka kematian

ibu dan anak dan mempercepat pencapaian MDG’s telah ditetapkan kebijakan bahwa setiap ibu yang melahirkan, biaya persalinannya ditanggung oleh Pemerintah melalui Program Jaminan Persalinan;

b. bahwa agar program jaminan persalinan dapat berjalan efektif dan efesien diperlukan petunjuk

teknis pelaksanaan;

c. bahwa Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan yang telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan

Nomor 631/Menkes/Per/III/2011 sudah tidak

sesuai lagi dengan kebutuhan di daerah;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu

menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan tentang

Mengingat :

1.

Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan;

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang

Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

4. Undang-Undang ...

Page 243: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

- 2 -

4. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431);

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)

sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

6. Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3637);

7. Undang-Undang Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4456);

8. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang

Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996

tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 3637);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007

tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan

Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

11. Peraturan Presiden ...

Page 244: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

- 3 -

11. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang

Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara

serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon

I Kementerian Negara;

12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara

Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 585);

13. Peraturan Menteri

1464/Menkes/Per/X/2010

Penyelenggaraan Praktik

Kesehatan Nomor

tentang Izin dan

Bidan (Berita Negara

Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 501);

14. Peraturan Menteri Kesehatan

903/Menkes/Per/V/2011 tentang

Pelaksanaan Program Jaminan

Masyarakat (Berita Negara Republik

Nomor

Pedoman

Kesehatan

Indonesia Tahun 2011 Nomor );

M E M U T U S K A N :

Menetapkan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG

PETUNJUK TEKNIS JAMINAN PERSALINAN.

Pasal 1

Pengaturan Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan bertujuan untuk

memberikan acuan bagi Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi,

Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dan Pihak terkait yang

menyelenggarakan Jaminan Persalinan dalam rangka:

a. meningkatnya cakupan pemeriksaan kehamilan, pertolongan

persalinan, dan pelayanan nifas ibu oleh tenaga kesehatan yang

kompeten;

b. meningkatnya cakupan pelayanan bayi baru lahir, Keluarga Berencana

pasca persalinan dan Penanganan komplikasi ibu hamil, bersalin, nifas,

dan bayi baru lahir, KB pasca persalinan oleh tenaga kesehatan yang

kompeten; dan

c. terselenggaranya pengelolaan keuangan yang efisien, efektif,

transparan, dan akuntabel.

Pasal 2 ...

Page 245: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 27 Desember 2011

MENTERI KESEHATAN,

ENDANG RAHAYU SEDYANINGSIH

- 4 -

Pasal 2

Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan sebagaimana tercantum dalam

Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri

ini.

Pasal 3

Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri

Kesehatan Nomor 631/Menkes/Per/III/2011 tentang Petunjuk Teknis

Jaminan Persalinan dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 4

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2012.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan

Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara

Republik Indonesia.

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA,

AMIR SYAMSUDIN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2012 NOMOR

Page 246: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

- 5 - LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 2562/MENKES/PER/XII/2011

TENTANG PETUNJUK TEKNIS JAMINAN

PERSALINAN

PETUNJUK TEKNIS JAMINAN PERSALINAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 H ayat (1) menyebutkan bahwa

setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal,

dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak

memperoleh pelayanan kesehatan. Selanjutnya pada Pasal 34 ayat (3)

ditegaskan bahwa negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas

pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, pada Pasal 5

ayat (1) menegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama

dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan.

Selanjutnya pada ayat (2) ditegaskan bahwa setiap orang mempunyai

hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan

terjangkau. Kemudian pada ayat (3) menyatakan bahwa setiap orang

berhak secara mandiri dan bertanggung jawab menentukan sendiri

pelayanan kesehatan yang diperlukan bagi dirinya. Selanjutnya pada

pasal 6 ditegaskan bahwa setiap orang berhak mendapatkan

lingkungan yang sehat bagi pencapaian derajat kesehatan.

Untuk menjamin terpenuhinya hak hidup sehat bagi seluruh penduduk

termasuk penduduk miskin dan tidak mampu, pemerintah bertanggung

jawab atas ketersediaan sumber daya di bidang kesehatan yang adil dan

merata bagi seluruh masyarakat untuk memperoleh derajat kesehatan

yang setinggi-tingginya.

Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia

masih cukup tinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya.

Page 247: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

- 6 -

Menurut data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007,

AKI 228 per 100.000 kelahiran hidup, AKB 34 per 1000 kelahiran hidup,

Angka Kematian Bayi baru lahir (AKN) 19 per 1000 kelahiran hidup.

Berdasarkan kesepakatan global (Millenium Develoment Goals/MDG’s

2000) pada tahun 2015, diharapkan angka kematian ibu menurun dari

228 pada tahun 2007 menjadi 102 dan angka kematian bayi menurun

dari 34 pada tahun 2007 menjadi 23.

Upaya penurunan AKI harus difokuskan pada penyebab langsung

kematian ibu, yang terjadi 90% pada saat persalinan dan segera setelah

pesalinan yaitu perdarahan (28%), eklamsia (24%), infeksi (11%),

komplikasi pueperium 8%, partus macet 5%, abortus 5%, trauma

obstetric 5%, emboli 3%, dan lain-lain 11% (SKRT 2001).

Kematian ibu juga diakibatkan beberapa faktor resiko keterlambatan

(Tiga Terlambat), di antaranya terlambat dalam pemeriksaan kehamilan

(terlambat mengambil keputusan), terlambat dalam memperoleh

pelayanan persalinan dari tenaga kesehatan, dan terlambat sampai di

fasilitas kesehatan pada saat dalam keadaan emergensi. Salah satu

upaya pencegahannya adalah melakukan persalinan yang ditolong oleh

tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan, sesuai dengan Standar

Pelayanan Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Dengan demikian

dalam penyelenggaran Jaminan Persalinan semua atribut program

seperti Buku KIA, partograf dan kohort menjadi kewajiban untuk

dilaksanakan meskipun harus dibedakan dengan syarat kelengkapan

lain.

Menurut hasil Riskesdas 2010, persalinan oleh tenaga kesehatan pada

kelompok sasaran miskin (Quintile 1) baru mencapai sekitar 69,3%.

Sedangkan persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di fasilitas

kesehatan baru mencapai 55,4%. Salah satu kendala penting untuk

mengakses persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan

adalah keterbatasan dan ketidak-tersediaan biaya sehingga diperlukan

kebijakan terobosan untuk meningkatkan persalinan yang ditolong

tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan melalui kebijakan yang disebut

Jaminan Persalinan. Jaminan Persalinan dimaksudkan untuk

menghilangkan hambatan finansial bagi ibu hamil untuk mendapatkan

jaminan persalinan, yang didalamnya termasuk pemeriksaan kehamilan,

pelayanan nifas termasuk KB pasca persalinan, dan pelayanan bayi baru

lahir.

Page 248: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

- 7 -

Dengan demikian, kehadiran Jaminan Persalinan diharapkan dapat

mengurangi terjadinya Tiga Terlambat tersebut sehingga dapat

mendorong akselerasi tujuan pencapaian MDGs 4 dan 5. Disamping itu

penjarangan kehamilan dan pembatasan kehamilan menjadi bagian

yang penting yang tidak terpisahkan dari Jaminan Persalinan sehingga

pengaturan mengenai Keluarga Berencana di lakukan dengan lebih

mendetil.

Pada dasarnya Jaminan Persalinan adalah perluasan kepesertaan dari

Jamkesmas dan tidak hanya mencakup masyarakat miskin saja.

Manfaat yang diterima oleh penerima manfaat Jaminan Persalinan

terbatas pada pelayanan kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir

dan KB pasca persalinan.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Meningkatnya akses terhadap pelayanan kehamilan, persalinan,

nifas, bayi baru lahir dan KB pasca persalinan yang dilakukan oleh

tenaga kesehatan yang kompeten dan berwenang di fasilitas

kesehatan dalam rangka menurunkan AKI dan AKB.

2. Tujuan Khusus

a. Meningkatnya cakupan pemeriksaan kehamilan, pertolongan

persalinan, dan pelayanan nifas ibu oleh tenaga kesehatan yang

kompeten.

b. Meningkatnya cakupan pelayanan:

1) bayi baru lahir.

2) Keluarga Berencana pasca persalinan.

3) Penanganan komplikasi ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi

baru lahir, KB pasca persalinan oleh tenaga kesehatan yang

kompeten.

c. Terselenggaranya pengelolaan keuangan yang efisien, efektif,

transparan, dan akuntabel.

C. Sasaran

Sesuai dengan tujuan Jaminan Persalinan yakni untuk menurunkan AKI

dan AKB, maka sasaran Jaminan Persalinan dikaitkan dengan

pencapaian tujuan tersebut.

Sasaran yang dijamin oleh Jaminan Persalinan adalah:

1. Ibu hamil

Page 249: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

2. Ibu bersalin - 8 -

3. Ibu nifas ( sampai 42 hari pasca melahirkan)

4. Bayi baru lahir (sampai dengan usia 28 hari)

Sasaran yang dimaksud diatas adalah kelompok sasaran yang berhak

mendapat pelayanan yang berkaitan langsung dengan kehamilan dan

persalinan baik normal maupun dengan komplikasi atau resiko tinggi

untuk mencegah AKI dan AKB dari suatu proses persalinan.

Agar pemahaman menjadi lebih jelas, batas waktu sampai dengan 28

hari pada bayi dan sampai dengan 42 hari pada ibu nifas adalah batas

waktu pelayanan PNC dan tidak dimaksudkan sebagai batas waktu

pemberian pelayanan yang tidak terkait langsung dengan proses

persalinan dan atau pencegahan kematian ibu dan bayi karena suatu

proses persalinan.

D. Kebijakan Operasional

1. Pengelolaan Jaminan Persalinan dilakukan pada setiap jenjang

pemerintahan (pusat, provinsi, dan kabupaten/kota) yang

merupakan bagian integral dari Jamkesmas dan dikelola mengikuti

tata kelola Jamkesmas.

2. Jaminan Persalinan adalah perluasan kepesertaan dari Jamkesmas

dan tidak hanya mencakup masyarakat miskin saja. Manfaat yang

diterima oleh penerima manfaat Jaminan Persalinan terbatas pada

pelayanan kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan KB

pasca persalinan.

3. Penerima manfaat Jaminan Persalinan mencakup seluruh sasaran

yang belum memiliki jaminan persalinan.

4. Penerima manfaat Jaminan Persalinan didorong untuk mengikuti

program KB pasca persalinan (Dengan membuat surat pernyataan)

5. Penerima manfaat Jaminan Persalinan dapat memanfaatkan

pelayanan di seluruh fasilitas kesehatan tingkat pertama pemerintah

(puskesmas dan jaringannya) dan swasta serta fasilitas kesehatan

tingkat lanjutan (Rumah Sakit) pemerintah dan swasta

(berdasarkan rujukan) di rawat inap kelas III.

Page 250: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

- 9 -

6. Fasilitas kesehatan tingkat pertama swasta seperti Bidan Praktik

Mandiri, Klinik Bersalin, Dokter praktik yang berkeinginan ikut

serta dalam program ini harus mempunyai perjanjian kerja sama

(PKS) dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota selaku Tim

Pengelola Jamkesmas dan BOK atas nama Pemerintah Daerah

setempat yang mengeluarkan ijin praktiknya. Sedangkan untuk

fasilitas kesehatan tingkat lanjutan baik pemerintah maupun swasta

harus mempunyai Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota selaku Tim Pengelola Jamkesmas dan

BOK Kabupaten/Kota yang diketahui oleh Tim Pengelola Jamkesmas

dan BOK Provinsi. Contoh format perjanjian kerjasama sebagaimana

Formulir 1 terlampir.

7. Pelaksanaan pelayanan Jaminan Persalinan mengacu pada standar

pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).

8. Pembayaran atas pelayanan jaminan persalinan dilakukan dengan

cara klaim.

9. Pada daerah lintas batas, fasilitas kesehatan yang melayani sasaran

Jaminan Persalinan dari luar wilayahnya, tetap melakukan klaim

kepada Tim Pengelola/Dinas Kesehatan setempat dan bukan pada

daerah asal sasaran Jaminan Persalinan tersebut.

10. Bidan Desa dalam wilayah kerja Puskesmas yang melayani Jaminan

Persalinan diluar jam kerja Puskesmas yang berlaku di wilayahnya,

dapat menjadi Bidan Praktik Mandiri sepanjang yang bersangkutan

memiliki Surat Ijin Praktik dan mempunyai Perjanjian Kerjasama

dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota selaku Tim Pengelola

Jamkesmas dan BOK atas nama Pemerintah Daerah.

11. Pelayanan Jaminan Persalinan diselenggarakan dengan

Pelayanan terstruktur berjenjang berdasarkan rujukan dan

prinsip Portabilitas dengan demikian jaminan persalinan tidak

mengenal batas wilayah (lihat angka 8 dan 9).

12. Untuk menjamin kesinambungan dan pemerataan pelayanan,

Tim Pengelola Jamkesmas Pusat dapat melakukan realokasi

dana antar kabupaten/kota, dengan mempertimbangkan

penyerapan dan kebutuhan daerah serta disesuaikan dengan

ketersediaan dana yang ada secara nasional.

Page 251: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

- 10 -

E. Pengertian

1. Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) adalah jaminan

perlindungan untuk pelayanan kesehatan secara menyeluruh

(komprehensif) mencakup pelayanan promotif, preventif serta kuratif

dan rehabilitatif yang diberikan secara berjenjang bagi

masyarakat/peserta yang iurannya di bayar oleh Pemerintah.

2. Jaminan Persalinan adalah jaminan pembiayaan pelayanan

persalinan yang meliputi pemeriksaan kehamilan, pertolongan

persalinan, pelayanan nifas termasuk pelayanan KB pasca

persalinan dan pelayanan bayi baru lahir yang dilakukan oleh

tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan.

3. Perjanjian Kerjasama (PKS) adalah dokumen perjanjian yang

ditandatangani bersama antara Dinas Kesehatan selaku Tim

Pengelola Kabupaten/Kota dengan penanggung jawab institusi

fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta yang mengatur hak dan

kewajiban para pihak dalam jaminan persalinan.

4. Fasilitas Kesehatan adalah institusi pelayanan kesehatan sebagai

tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan pelayanan

kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif

yang dilakukan oleh Pemerintah, TNI/POLRI, dan Swasta.

5. Puskesmas Pelayanan Obsterik Neonatal Emergensi Dasar

(PONED) adalah Puskesmas yang mempunyai kemampuan dalam

memberikan pelayanan obstetri (kebidanan) dan bayi baru lahir

emergensi dasar.

6. Rumah Sakit Pelayanan Obsterik Neonatal Emergensi

Komprehensif (PONEK) adalah Rumah Sakit yang mempunyai

kemampuan dalam memberikan pelayanan obstetri (kebidanan) dan

bayi baru lahir emergensi komprehensif.

7. Bidan Praktik Mandiri adalah praktik bidan swasta perorangan.

Page 252: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

- 11 -

BAB II

RUANG LINGKUP JAMINAN PERSALINAN

Jaminan Persalinan merupakan upaya untuk menjamin dan melindungi

proses kehamilan, persalinan, paska persalinan, dan pelayanan KB paska

salin serta komplikasi yang terkait dengan kehamilan, persalinan, nifas, KB

paska salin, sehingga manfaatnya terbatas dan tidak dimaksudkan untuk

melindungi semua masalah kesehatan individu.

Pelayanan persalinan dilakukan secara terstruktur dan berjenjang

berdasarkan rujukan.

Adapun ruang lingkup pelayanan jaminan persalinan terdiri dari:

A. Pelayanan persalinan tingkat pertama

Pelayanan persalinan tingkat pertama adalah pelayanan yang diberikan

oleh dokter atau bidan yang berkompeten dan berwenang memberikan

pelayanan yang meliputi pemeriksaan kehamilan, pertolongan

persalinan, pelayanan nifas dan pelayanan KB pasca salin, serta

pelayanan kesehatan bayi baru lahir, termasuk pelayanan persiapan

rujukan pada saat terjadinya komplikasi (kehamilan, persalinan, nifas

dan bayi baru lahir serta KB paska salin) tingkat pertama.

Pelayanan tingkat pertama diberikan di Puskesmas dan Puskesmas

PONED (untuk kasus-kasus tertentu), serta jaringannya termasuk

Polindes dan Poskesdes, fasilitas kesehatan swasta (bidan, dokter,

klinik, rumah bersalin) yang memiliki Perjanjian Kerja Sama (PKS)

dengan Tim Pengelola Kabupaten/Kota

Jenis pelayanan Jaminan persalinan di tingkat pertama meliputi:

1. Pelayanan ANC sesuai standar pelayanan KIA dengan frekuensi 4 kali;

2. Deteksi dini faktor risiko, komplikasi kebidanan dan bayi baru lahir

3. Pertolongan persalinan normal;

4. Pertolongan persalinan dengan komplikasi dan atau penyulit pervaginam yang merupakan kompetensi Puskesmas PONED.

5. Pelayanan Nifas (PNC) bagi ibu dan bayi baru lahir sesuai standar pelayanan KIA dengan frekuensi 4 kali;

6. Pelayanan KB paska persalinan serta komplikasinya.

Page 253: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

- 12 -

7. Pelayanan rujukan terencana sesuai indikasi medis untuk ibu dan janin/bayinya.

Penatalaksanaan rujukan kasus ibu dan bayi baru lahir dengan

komplikasi dilakukan sesuai standar pelayanan KIA.

Pelayanan pemeriksaan kehamilan dengan komplikasi atau pelayanan

nifas dengan komplikasi yang dirujuk ke Puskesmas PONED maupun

Rumah Sakit sesuai dengan indikasi medis, maka klaim Jaminan

Persalinan dapat dilakukan sesuai dengan frekuensi pelayanan yang

diberikan sesuai standar tata laksana penyakit/komplikasi tersebut.

Besaran pembayaran biaya pelayanan sebagaimana dimaksud diatas

pada Puskesmas PONED mengikuti Pola Tarif Puskesmas PONED yang

berlaku, sedangkan pada RS sesuai dengan tarif INA-CBGs

B. Pelayanan Persalinan Tingkat Lanjutan

Pelayanan persalinan tingkat lanjutan adalah pelayanan yang diberikan

oleh tenaga kesehatan spesialistik untuk pelayanan kebidanan dan bayi

baru lahir kepada ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir dengan

resiko tinggi dan atau dengan komplikasi yang tidak dapat ditangani

pada fasilitas kesehatan tingkat pertama yang dilaksanakan

berdasarkan rujukan atas indikasi medis.

Pada kondisi kegawatdaruratan kebidanan dan neonatal tidak

diperlukan surat rujukan.

Pelayanan tingkat lanjutan menyediakan pelayanan terencana atas

indikasi ibu dan janin/bayinya.

Pelayanan tingkat lanjutan untuk rawat jalan diberikan di

poliklinik spesialis Rumah Sakit, sedangkan rawat inap diberikan

di fasilitas perawatan kelas III di Rumah Sakit Pemerintah dan

Swasta yang memiliki Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Tim

Pengelola Kabupaten/Kota

Jenis pelayanan Persalinan di tingkat lanjutan meliputi:

1. Pemeriksaan kehamilan (ANC) dengan risiko tinggi (risti)

2. Pertolongan persalinan dengan risti dan penyulit yang tidak

mampu dilakukan di pelayanan tingkat pertama.

3. Penanganan komplikasi kebidanan dan bayi baru lahir dalam

kaitan akibat persalinan.

Page 254: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

- 13 -

4. Pemeriksaan paska persalinan (PNC) dengan risiko tinggi (risti).

5. Penatalaksanaan KB paska salin dengan metode kontrasepsi

jangka panjang (MKJP) atau kontrasepsi mantap (Kontap) serta

penanganan komplikasi.

C. Pelayanan Persiapan Rujukan

Pelayanan persiapan rujukan adalah pelayanan pada suatu keadaan

dimana terjadi kondisi yang tidak dapat ditatalaksana secara paripurna

di fasilitas kesehatan tingkat pertama sehingga perlu dilakukan rujukan

ke fasilitas kesehatan tingkat lanjut dengan memperhatikan hal-hal

sebagai berikut:

1. Kasus tidak dapat ditatalaksana paripurna di fasilitas kesehatan

karena:

keterbatasan SDM

keterbatasan peralatan dan obat-obatan

2. Dengan merujuk dipastikan pasien akan mendapat pelayanan

paripurna yang lebih baik dan aman di fasilitas kesehatan rujukan

3. Pasien dalam keadaan aman selama proses rujukan

Untuk memastikan bahwa pasien yang dirujuk dalam kondisi aman

sampai dengan penanganannya di tingkat lanjutan, maka selama

pelayanan persiapan dan proses merujuk harus memperhatikan

syarat-syarat sebagai berikut:

1. Stabilisasi keadaan umum:

a. Tekanan darah stabil/ terkendali,

b. Nadi teraba

c. Pernafasan teratur dan Jalan nafas longgar

d. Terpasang infus

e. Tidak terdapat kejang/kejang sudah terkendali

2. Perdarahan terkendali:

a. Tidak terdapat perdarahan aktif, atau

b. Perdarahan terkendali

c. Terpasang infus dengan aliran lancar 20-30 tetes per menit

3. Tersedia kelengkapan ambulasi pasien:

a. Petugas kesehatan yang mampu mengawasi dan antisipasi

kedaruratan

b. Cairan infus yang cukup selama proses rujukan (1 kolf untuk 4-

6 jam) atau sesuai kondisi pasien

c. Obat dan Bahan Habis Pakai (BHP) emergensi yang cukup untuk

proses rujukan.

Page 255: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

- 14 -

BAB III

PAKET MANFAAT DAN TATA LAKSANA

PELAYANAN JAMINAN PERSALINAN

Manfaat yang diterima oleh penerima Jaminan Persalinan sebagaimana

diuraikan dibawah ini, sedangkan pada peserta Jamkesmas dijamin

berbagai kelainan dan penyakit.

Manfaat pelayanan jaminan persalinan meliputi:

1. Pemeriksaan kehamilan (ANC) yang dibiayai oleh program ini mengacu

pada buku Pedoman KIA, dimana selama hamil, ibu hamil diperiksa

sebanyak 4 kali disertai konseling KB dengan frekuensi:

a. 1 kali pada triwulan pertama

b. 1 kali pada triwulan kedua

c. 2 kali pada triwulan ketiga

Pemeriksaan kehamilan yang jumlahnya melebihi frekuensi diatas pada tiap-tiap triwulan tidak dibiayai oleh program ini.

Penyediaan obat-obatan, reagensia dan bahan habis pakai yang diperuntukkan bagi pelayanan kehamilan, persalinan dan nifas, dan KB pasca salin serta komplikasi yang mencakup seluruh sasaran ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir menjadi tanggung jawab Pemda/Dinas Kesehatan Kab/ Kota.

Pada Jaminan Persalinan dijamin penatalaksanaan komplikasi kehamilan antara lain:

a. Penatalaksanaan abortus imminen, abortus inkompletus dan missed

abortion

b. Penatalaksanaan mola hidatidosa

c. Penatalaksanaan hiperemesis gravidarum

d. Penanganan Kehamilan Ektopik Terganggu

e. Hipertensi dalam kehamilan, pre eklamsi dan eklamsi

f. Perdarahan pada masa kehamilan

g. Decompensatio cordis pada kehamilan

h. Pertumbuhan janin terhambat (PJT): tinggi fundus tidak sesuai usia

kehamilan

i. Penyakit lain sebagai komplikasi kehamilan yang mengancam

nyawa.

Page 256: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

- 15 -

2. Penatalaksanaan Persalinan:

a. Persalinan per vaginam

1) Persalinan per vaginam normal

2) Persalinan per vaginam melalui induksi

3) Persalinan per vaginam dengan tindakan

4) Persalinan per vaginam dengan komplikasi

5) Persalinan per vaginam dengan kondisi bayi kembar.

Persalinan per vaginam dengan induksi, dengan tindakan, dengan

komplikasi serta pada bayi kembar dilakukan di Puskesmas PONED

dan/atau RS.

b. Persalinan per abdominam

1) Seksio sesarea elektif (terencana), atas indikasi medis

2) Seksio sesarea segera (emergensi), atas indikasi medis

3) Seksio sesarea dengan komplikasi (perdarahan, robekan jalan

lahir, perlukaan jaringan sekitar rahim, dan sesarean

histerektomi).

c. Penatalaksanaan Komplikasi Persalinan :

1) Perdarahan

2) Eklamsi

3) Retensio plasenta

4) Penyulit pada persalinan.

5) Infeksi

6) Penyakit lain yang mengancam keselamatan ibu bersalin

d. Penatalaksanaan bayi baru lahir

1) Perawatan esensial neonates atau bayi baru lahir

2) Penatalaksanaan bayi baru lahir dengan komplikasi (asfiksia,

BBLR, Infeksi, ikterus, Kejang, RDS)

e. Lama hari inap minimal di fasilitas kesehatan

1) Persalinan normal dirawat inap minimal 1 (satu) hari

2) Persalinan per vaginam dengan tindakan dirawat inap minimal 2

(dua) hari

3) Persalinan dengan penyulit post sectio-caesaria dirawat inap

minimal 3 (tiga) hari

Pencatatan pelayanan pada ibu dan bayi baru lahir tercatat

pada:

Registrasi ibu hamil

Pencatatan di Buku KIA, Kartu Ibu, dan Kohort ibu

Page 257: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

- 16 -

1) Perdarahan

2) Sepsis

3) Eklamsi

4) Asfiksia

5) Ikterus

6) BBLR

7) Kejang

8) Abses/Infeksi diakibatkan

kontrasepsi.

oleh komplikasi pemasangan alat

3. Pelayanan nifas (Post Natal Care)

a. Tatalaksana pelayanan

Pelayanan nifas (PNC) sesuai standar yang dibiayai oleh program ini

ditujukan pada ibu dan bayi baru lahir yang meliputi pelayanan ibu

nifas, pelayanan bayi baru lahir, dan pelayanan KB pasca salin.

Pelayanan nifas diintegrasikan antara pelayanan ibu nifas, bayi baru

lahir dan pelayanan KB pasca salin. Tatalaksana asuhan PNC

merupakan pelayanan Ibu dan Bayi baru lahir sesuai dengan Buku

Pedoman KIA. Pelayanan bayi baru lahir dilakukan pada saat lahir

dan kunjungan neonatal.

Pelayanan ibu nifas dan bayi baru lahir dilaksanakan 4 kali, masing-

masing 1 kali pada :

1) Kunjungan pertama untuk Kf1 dan KN1 (6 jam s/d hari ke-2)

2) Kunjungan kedua untuk KN2 (hari ke-3 s/d hari ke-7)

3) Kunjungan ketiga untuk Kf2 dan KN3 (hari ke-8 s/d hari ke-28)

4) Kunjungan keempat untuk Kf3 (hari ke-29 s/d hari ke-42)

Pelayanan KB pasca persalinan dilakukan hingga 42 hari pasca

persalinan.

Pada Jaminan Persalinan dijamin penatalaksanaan komplikasi nifas

antara lain :

9) Penyakit lain yang mengancam keselamatan ibu dan bayi baru lahir

sebagai komplikasi persalinan

Pelayanan nifas dijamin sebanyak 4 kali, terkecuali

pelayanan Nifas dengan komplikasi yang dirujuk ke Rumah

sakit, maka pelayanan nifas dilakukan sesuai pedoman

pelayanan Nifas dengan komplikasi tersebut.

Page 258: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

- 17 -

b. Keluarga Berencana (KB)

1) Jenis Pelayanan KB

Pelayanan Keluarga Berencana pasca salin antara lain; a) Kontrasepsi mantap (Kontap); b) IUD, Implant, dan

c) Suntik.

2) Tatalaksana Pelayanan KB dan ketersediaan Alokon

Sebagai upaya untuk pengendalian jumlah penduduk dan

keterkaitannya dengan Jaminan Persalinan, maka pelayanan KB

pada masa nifas perlu mendapatkan perhatian. Tatalaksana

pelayanan KB mengacu kepada Pedoman Pelayanan KB dan KIA

yang diarahkan pada Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)

atau Kontrasepsi Mantap (Kontap) sedangkan ketersediaan alat

dan obat kontrasepsi (alokon) KB ditempuh dengan prosedur

sebagai berikut;

a) Pelayanan KB di fasilitas kesehatan dasar:

(1) Alat dan obat kontrasepsi (alokon) disediakan oleh BKKBN

terdiri dari IUD, Implant, dan Suntik.

(2) Puskesmas membuat rencana kebutuhan alat dan obat

kontrasepsi yang diperlukan untuk pelayanan KB di

Puskesmas maupun dokter/bidan praktik mandiri yang

ikut program Jaminan Persalinan. Selanjutnya daftar

kebutuhan tersebut dikirimkan ke SKPD yang mengelola

program keluarga berencana di Kabupaten/Kota setempat.

(3) Dokter dan bidan praktik mandiri yang ikut program

Jaminan Persalinan membuat rencana kebutuhan alokon

untuk pelayanan keluarga berencana dan kemudian

diajukan permintaan ke Puskesmas yang ada

diwilayahnya.

(4) Puskesmas setelah mendapatkan alokon dari SKPD

Kabupaten/Kota yang mengelola program KB selanjutnya

mendistribusikan alokon ke dokter dan bidan praktik

mandiri yang ikut program Jaminan Persalinan sesuai

usulannya.

(5) Besaran jasa pelayanan KB diklaimkan pada program

Jaminan Persalinan.

b) Pelayanan KB di fasilitas kesehatan lanjutan:

(1) Alat dan obat kontrasepsi (alokon) disediakan oleh BKKBN.

Page 259: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

- 18 -

(2) Rumah Sakit yang melayani Jaminan Persalinan membuat

rencana kebutuhan alat dan obat kontrasepsi yang

diperlukan untuk pelayanan Keluarga Berencana (KB) di

Rumah Sakit tersebut dan selanjutnya daftar kebutuhan

tersebut dikirimkan ke SKPD yang mengelola program

keluarga berencana di Kabupaten/Kota setempat.

(3) Jasa pelayanan KB di pelayanan kesehatan lanjutan

menjadi bagian dari penerimaan menurut tarif INA CBG’s

Agar pelayanan KB dalam Jaminan Persalinan dapat berjalan dengan

baik, perlu dilakukan koordinasi yang sebaik-baiknya antara petugas

lapangan KB (PLKB), fasilitas kesehatan (Puskesmas/Rumah Sakit),

Dinas Kesehatan selaku Tim Pengelola serta SKPD Kabupaten/Kota

yang menangani program keluarga berencana serta BKKBN Provinsi.

Pemberi Pelayanan Jaminan Persalinan yang melakukan

pelayanan KB pasca salin wajib membuat pencatatan dan pelaporan alat dan obat kontrasepsi yang diterima dan digunakan sesuai format pencatatan dan pelaporan dan dikirimkan ke Dinas Kesehatan Kab/Kota, dan SKPD yang mengelola program keluarga berencana di Kabupaten/Kota setempat

Page 260: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

- 19 -

BAB IV

PENDANAAN JAMINAN PERSALINAN

Pendanaan Jaminan Persalinan merupakan bagian integral dari pendanaan

Jamkesmas, sehingga pengelolaannya pada Tim Pengelola/Dinas Kesehatan

Kab/Kota tidak dilakukan secara terpisah baik untuk pelayanan tingkat

pertama/ pelayanan dasar maupun untuk pelayanan tingkat lanjutan/

rujukan.

Pengelolaan dana Jamkesmas di pelayanan tingkat pertama/ pelayanan

dasar dilakukan oleh Dinas Kesehatan selaku Tim Pengelola Jamkesmas

Tingkat Kabupaten/Kota sedangkan pelayanan tingkat lanjutan/ rujukan

dilakukan oleh RS.

A. Ketentuan Umum Pendanaan

1. Pendanaan Jamkesmas dan Jampersal di pelayanan dasar dan

pelayanan rujukan merupakan belanja bantuan sosial (bansos)

bersumber APBN yang dimaksudkan untuk mendorong pencapaian

program, percepatan pencapaian MDG’s 2015 serta peningkatan

kualitas pelayanan kesehatan termasuk persalinan oleh tenaga

kesehatan difasilitas kesehatan.

2. Dana belanja bantuan sosial sebagaimana dimaksud pada angka 1

(satu) adalah dana yang diperuntukkan untuk pelayanan

kesehatan dan rujukan pelayanan dasar peserta Jamkesmas,

pelayanan persalinan serta rujukan risti persalinan peserta

Jamkesmas dan masyarakat sasaran yang belum memiliki jaminan

persalinan sebagai penerima manfaat jaminan.

3. Dana Jampersal di pelayanan kesehatan dasar disalurkan ke

rekening Dinas kesehatan kabupaten/kota, terintegrasi (menjadi

satu kesatuan) dengan dana Jamkesmas.

4. Setelah dana tersebut disalurkan Kementerian Kesehatan ke

rekening Dinas Kesehatan sebagai penanggung jawab program

(melalui SP2D) dan rekening Rumah Sakit, maka status dana

tersebut berubah menjadi dana peserta Jamkesmas dan masyarakat

penerima manfaat Jaminan Persalinan.

Page 261: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

- 20 -

5. Dana Jamkesmas dan Jampersal yang disalurkan sebagaimana

pada poin 1 s/d 4 di atas, bukan bagian dari dana transfer daerah

ke Pemerintah Kabupaten/Kota sehingga penggunaan dana tersebut

tidak melalui Kas Daerah (Perdirjen Perbendaharaan Nomor: PER-

21/PB/2011). Setelah hasil verifikasi klaim dibayarkan sebagai

penggantian pelayanan kesehatan, maka status dana menjadi

pendapatan fasilitas kesehatan untuk daerah yang belum

menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan BLUD (PPK-BLUD),

sedangkan bagi fasilitas kesehatan daerah yang sudah

menerapkan PPK-BLUD, pendapatan tersebut merupakan

pendapatan lain-lain PAD yang sah, selanjutnya pemanfaatannya

mengikuti ketentuan Peraturan perundang undangan.

6. Pembayaran pelayanan persalinan dan KB bagi peserta Jamkesmas

maupun penerima manfaat Jaminan Persalinan di pelayanan dasar

dan di pelayanan rujukan oleh fasilitas kesehatan dilakukan dengan

mekanisme “Klaim”.

7. Jasa pelayanan KB di pelayanan dasar di klaimkan pada Tim

Pengelola Jamkesmas & BOK di Dinas Kesehatan sesuai besaran

yang ditetapkan, sedangkan jasa pelayanan KB di pelayanan

lanjutan mengikuti pola pembayaran INA-CBG’s.

8. Transport rujukan risti, komplikasi kebidanan dan komplikasi

neonatal pasca persalinan bagi penerima manfaat Jaminan

Persalinan di pelayanan kesehatan dasar dibiayai dengan dana

dalam program ini, mengacu pada Standar Biaya Umum (SBU)

APBN, Standar biaya transportasi yang berlaku di daerah.

9. Sisa dana pada rekening Tim Pengelola Jamkesmas Kabupaten/Kota

yang tidak digunakan dan/atau tidak tersalurkan sampai dengan

akhir tahun anggaran harus disetorkan ke Kas Negara dan

menggunakan Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP).

10. Apabila terjadi kekurangan dana pelayanan persalinan atau

pelayanan persalinan yang sudah diberikan akan tetapi belum

diklaimkan/belum terbayarkan pada akhir tahun anggaran,

maka kekurangan atas pelayanan yang belum diklaimkan/

terbayarkan tersebut akan diperhitungkan dan dibayarkan pada

tahun berikutnya sepanjang ditunjang dengan bukti-bukti yang

sah.

Page 262: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

- 21 -

11. Pemanfaatan dana jaminan persalinan pada pelayanan lanjutan

mengikuti mekanisme pengelolaan pendapatan fungsional fasilitas

kesehatan dan berlaku sesuai status rumah sakit tersebut

(BLU/BLU(D) atau PNBP)

B. Sumber dan Alokasi Dana

1. Sumber dana

Dana Jaminan Persalinan bersumber dari APBN Kementerian

Kesehatan yang dialokasikan pada Daftar Isian Pelaksanaan

Anggaran (DIPA) Sekretariat Ditjen Bina Upaya Kesehatan

2.

Kementerian Kesehatan.

Alokasi Dana

a. Alokasi Dana Pada Pelayanan kesehatan Tingkat Pertama/Dasar.

Alokasi dana Jamkesmas pelayanan kesehatan dasar di

Kabupaten/Kota diperoleh atas perhitungan jumlah masyarakat

miskin dan tidak mampu sebagai sasaran Jamkesmas.

Sedangkan alokasi dana Jaminan Persalinan di Kabupaten/Kota

diperhitungkan berdasarkan estimasi proyeksi jumlah bumil

peserta Jamkesmas dan sasaran bumil penerima manfaat

Jaminan Persalinan yang belum memiliki jaminan persalinan di

daerah tersebut dikalikan total besaran biaya paket pelayanan

persalinan tingkat pertama.

b. Alokasi Dana Pada Pelayanan Kesehatan Tingkat

Lanjutan/Rujukan.

Alokasi dana Jaminan Persalinan di PPK Tingkat

Lanjutan/Rujukan diperhitungkan berdasarkan perkiraan

jumlah bumil peserta Jamkesmas dan sasaran bumil penerima

manfaat Jaminan Persalinan yang belum memiliki jaminan

persalinan dengan resiko tinggi/dengan komplikasi yang perlu

mendapatkan penanganan di PPK Lanjutan/Rujukan di daerah

tersebut dikalikan rata-rata besaran biaya paket pelayanan

persalinan resiko tinggi/dengan komplikasi menurut INA CBGs

C. Penyaluran Dana

Dana Jamkesmas dan Jaminan Persalinan yang menjadi satu kesatuan

secara utuh untuk pelayanan dasar di Puskesmas dan jaringannya serta

pelayanan lanjutan di Rumah Sakit/Balkesmas, disalurkan langsung

dari bank operasional Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN)

Jakarta V ke:

Page 263: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

- 22 -

- Rekening Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sebagai

penanggung jawab program a/n Institusi dan dikelola Tim Pengelola

Jamkesmas Kabupaten/Kota untuk pelayanan kesehatan dasar dan

persalinan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama;

- Rekening Rumah Sakit/Balai Kesehatan untuk pelayanan

persalinan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan yang menjadi

satu kesatuan dengan dana pelayanan rujukan yang sudah berjalan

selama ini.

1. Penyaluran Dana Ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

a. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota baru yang akan ikut

menyelenggarakan Jamkesmas dan Jaminan Persalinan, maka

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota selaku penanggung

jawab program, membuka rekening khusus Jamkesmas dalam

bentuk giro bank, atas nama Dinas Kesehatan (institusi) untuk

menerima dana Jamkesmas pelayanan dasar dan dana Jaminan

Persalinan, dan selanjutnya nomor rekening tersebut dikirim ke

alamat:

Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan,

Kementerian Kesehatan,

Gedung Prof. Dr. Sujudi, Lt.14

Jl. HR Rasuna Said Blok X5 Kav. 4-9,

Jakarta Selatan 12950

Telp (021) 5221229, 5277543

Fax; (021) 52922020, 5279409

E-mail: [email protected]

b. Pengiriman Nomor rekening melalui surat resmi di tanda tangan

Kepala Dinas Kesehatan dan menyertakan nomor telepon yang

langsung dapat dihubungi.

c. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang pada tahun sebelumnya

telah menyelenggarakan dan mempunyai rekening penerimanaan

dana Jamkesmas, maka rekening tersebut dapat tetap

digunakan untuk penyelenggaraan Jamkesmas tahun

berikutnya.

d. Menteri Kesehatan membuat Surat Keputusan tentang penerima

dana penyelenggaraan Jamkesmas dan Jaminan Persalinan di

Pelayanan Dasar untuk tiap Kabupaten/Kota yang merupakan

satu kesatuan dan tidak terpisahkan.

Page 264: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

- 23 -

Penyaluran dana dilakukan secara bertahap dan disesuaikan

dengan kebutuhan serta penyerapan kabupaten/kota.

e. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota membuat surat edaran

ke Puskesmas untuk:

1) Membuat Plan of Action (POA) tahunan dan bulanan untuk

pelayanan Jamkesmas dan Jaminan Persalinan sebagai

dasar perkiraan kebutuhan dana Puskesmas untuk

pelayanan Jamkesmas dan Jaminan Persalinan.

2) Plan of Action (POA) sebagaimana dimaksud merupakan

bagian dari POA Puskesmas secara keseluruhan dan

dihasilkan dari dalam lokakarya mini Puskesmas.

f. Bagi Dinas Kesehatan Kab/Kota yang sudah menyelenggarakan

Jaminan Persalinan pada tahun sebelumnya dan sudah

mempunyai rekening Jamkesmas/Jaminan Persalinan

pelayanan tingkat pertama/dasar, maka rekening tersebut dapat

dilanjutkan penggunaannya untuk menerima dana luncuran

pada tahun anggaran berjalan.

2. Penyaluran Dana Ke Rumah Sakit

a. Dana Jamkesmas dan Jaminan Persalinan untuk Pelayanan

Kesehatan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan disalurkan

langsung dari Kementerian Kesehatan melalui KPPN ke rekening

Fasilitas Kesehatan Pemberi Pelayanan Kesehatan secara

bertahap sesuai kebutuhan.

b. Penyaluran Dana Pelayanan ke Fasilitas Kesehatan Tingkat

Lanjutan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI

yang mencantumkan nama PPK Lanjutan dan besaran dana

luncuran yang diterima.

c. Perkiraan besaran penyaluran dana pelayanan kesehatan

dilakukan berdasarkan kebutuhan RS yang diperhitungan dari

laporan pertanggungjawaban dana PPK Lanjutan

Bagan penyaluran Dana Jamkesmas dan Jaminan Persalinan di

Fasilitas Kesehatan seperti pada bagan berikut:

Page 265: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

- 24 -

Bagan-1

Penyaluran dan Pertanggungjawaban Dana Jamkesmas

Umpan Balik (Feedback) Umpan Balik (Feedback)

KEMENTERIAN KES

SPM

Dana Dekon

Pertanggungjawaba n dg INA-CBG’s

KPPN V JKT (REK KAS NEGARA)

SP2D

DINKES PROP

RS/BALKESMAS

Transfer (Dana

Jamkesmas + Jampersal

Lanjutan)

Transfer (Dana

Jamkesmas + Jampersal Dasar)

Lap Realisasi Dana

DINKES KAB/KOTA

Coders dan ADM

POA + Klaim Dg Perda Tarif Klaim

Pusk

Verifktr Indpnden Pusk

Pusk

Pusk

Klinik

Dokter

Rmh

Bidan

KETERANGAN:

JAMPERSAL

: Penyaluran/Transfer Dana Pelayanan

: Pengajuan dan Pembayaran Klaim

: Pengiriman Laporan Pertanggungjawaban

: Penyaluran Dana OM Dekonsentrasi

: Umpan balik (feedback) Laporan

D. Besaran Tarif Pelayanan

Besaran tarif pelayanan jaminan persalinan di fasilitas kesehatan dasar

ditetapkan sebagaimana tabel berikut:

Tabel-1

Besaran Tarif Pelayanan Jaminan Persalinan Pada Pelayanan Dasar

No

Jenis Pelayanan

Frek

Tarif (Rp)

Jumlah (Rp)

Ket

1.

Pemeriksaan kehamilan

(ANC)

4 kali

20.000

80.000

Mengikuti Buku

Pedoman KIA. Pada

kasus-kasus kehamilan dengan

komplikasi/resiko

tinggi frekuensi ANC

dapat > 4 kali dengan

penanganan di RS

berdasarkan rujukan

Page 266: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

- 25 -

No

Jenis Pelayanan

Frek

Tarif (Rp)

Jumlah (Rp)

Ket

2.

Persalinan normal

1 kali

500.000

500.000

Besaran biaya ini

hanya untuk

pembayaran;

a. Jasa Medis

b. Akomodasi pasien maksimum 24 Jam

pasca persalinan

Sedangkan untuk obat-obatan

permintaan diajukan

ke Dinas Kesehatan

3.

Pelayanan ibu nifas dan

bayi baru lahir.

4 kali

20.000

80.000

Mengikuti Buku

Pedoman KIA. Pada

kasus-kasus kehamilan dengan

komplikasi/resiko

tinggi frekuensi ANC

dapat > 4 kali dengan

penanganan di RS

berdasarkan rujukan.

4.

Pelayanan pra rujukan pada komplikasi kebidan

an dan neonatal.

1 kali

100.000

100.000

Mengikuti Buku Pedoman KIA

5.

a. Pelayanan penanganan

perdarahan pasca keguguran, persalinan

per vaginam dengan

tindakan emergensi

dasar.

Pelayanan rawat inap

untuk komplikasi selama kehamilan,

persalinan dan nifas

serta bayi baru lahir

1 kali

650.000

650.000

Hanya dilakukan pada

Puskesmas PONED yang mempunyai

tenaga yang

berkompeten serta

fasilitas yang

menunjang

Biaya pelayanan rawat inap sesuai dengan

ketentuan tarif rawat

inap Puskesmas

PONED yang berlaku

b. Pelayanan rawat inap

untuk bayi baru lahir sakit

1 Kali

Sesuai tarif

rawat inap Puskesmas

Perawatan

yang berlaku

Sesuai tarif

rawat inap Puskesmas

Perawatan yang

berlaku

Hanya dilakukan pada

Puskesmas Perawatan

c. Pelayanan Tindakan Pasca Persalinan

(misal Manual

Plasenta)

1 Kali

150.000

150.000

Hanya dilakukan oleh tenaga terlatih untuk

itu (mempunyai surat

penugasan

kompetensi oleh

Kadinkes setempat) dan di fasilitas yang

mampu.

Page 267: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

- 26 -

No

Jenis Pelayanan

Frek

Tarif (Rp)

Jumlah (Rp)

Ket

6.

KB Pasca persalinan:

a. Jasa pemasangan alat

kontrasepsi (KB):

1) IUD dan Implant

2) Suntik

b. Penanganan

Komplikasi KB pasca

persalinan

1 Kali

1 Kali

60.000

10.000

100.000

60.000

10.000

100.000

a. Termasuk jasa dan

penyediaan obat-

obat komplikasi

b. Pelayanan KB

Kontap dilaksa nakan di RS

melalui penggera

kan dan besaran

tarif mengikuti INA-

CBG’s

7.

Transport Rujukan

Setiap

Kali

(PP)

Besaran biaya transport

sesuai dengan

Standar Biaya

Umum (SBU)

APBN, Standar biaya

transportasi

yang berlaku

di daerah

Biaya transport

rujukan adalah biaya

yang dikeluarkan untuk merujuk

pasien, sedangkan

biaya petugas dan

pendampingan

dibebankan kepada

pemerintah daerah

Keterangan:

1. Biaya-biaya Jaminan persalinan pada fasilitas kesehatan dasar

a) Klaim persalinan ini tidak harus dalam paket (menyeluruh) tetapi dapat dilakukan klaim

terpisah, misalnya ANC saja, persalinan saja atau PNC saja.

b) Pelayanan nomor 4 dibayarkan apabila dilakukan tindakan stabilisasi pasien pra rujukan.

c) Pelayanan nomor 5a dan 5b dilakukan pada fasilitas kesehatan tingkat I PONED yang

mempunyai kemampuan dan sesuai kompetensinya.

d) Untuk kasus-kasus yang pada waktu ANC telah diduga/diperkirakan adanya risiko

persalinan, pasien sudah dipersiapkan jauh hari untuk dilakukan rujukan ke fasilitas

kesehatan yang lebih baik dan mampu seperti Rumah Sakit.

e) Di daerah yang tidak memiliki fasilitas kesehatan Puskesmas PONED dengan geografis yang

tidak memungkinkan, bidan dapat diberikan kewenangan oleh Kepala Dinas Kesehatan dengan

penugasan sebagaimana telah diatur dalam Permenkes Nomor 1464/Menkes/Per/X/2010

tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan; sepanjang tidak bertentangan dengan

ketentuan yang berlaku.

2. Besaran biaya untuk pelayanan Jaminan persalinan, komplikasi kehamilan, komplikasi nifas dan

komplikasi bayi baru lahir, maupun pelayanan rujukan terencana tingkat lanjutan menggunakan

tarif paket Indonesia Case Base Group (INA-CBGs).

E. Pengelolaan Dana

Agar penyelenggaraan Jamkesmas termasuk Jaminan Persalinan

terlaksana secara baik, lancar, transparan dan akuntabel, pengelolaan

dana tetap memperhatikan dan merujuk pada ketentuan pengelolaan

keuangan yang berlaku.

Page 268: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

- 27 -

1. Pengelolaan Dana Jamkesmas dan Jaminan Persalinan di

Pelayanan Dasar.

Pada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dibentuk Tim Pengelola

Jamkesmas tingkat Kabupaten/Kota. Tim ini berfungsi dan

bertanggung dalam pelaksanaan penyelenggaraan Jamkesmas di

wilayahnya. Salah satu tugas dari Tim Pengelola Jamkesmas adalah

melaksanakan pengelolaan keuangan Jamkesmas yang meliputi

penerimaan dana dari Pusat, verifikasi atas klaim, pembayaran, dan

pertanggungjawaban klaim dari fasilitas kesehatan Puskesmas dan

lainnya.

Langkah-langkah pengelolaan dilaksanakan sebagai berikut;

a. Kepala Dinas Kesehatan menunjuk seorang staf di Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota sebagai pengelola keuangan

Jamkesmas pelayanan dasar dan Jaminan Persalinan.

b. Pengelola keuangan di Kabupaten/Kota harus memiliki buku

catatan (buku kas umum) dan dilengkapi dengan buku kas

pembantu untuk mencatat setiap uang masuk dan keluar dari

kas yang terpisah dengan sumber pembiayaan yang lain, dan

pembukuan terbuka bagi pengawas intern maupun ekstern

setelah memperoleh ijin Kepala Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota.

c. Tim Pengelola Jamkesmas Kabupaten/Kota melakukan

pembayaran atas klaim dengan langkah sebagai berikut:

1) Puskesmas melakukan pengajuan klaim atas:

Pelayanan Persalinan (baik untuk peserta Jamkesmas dan

maupun penerima manfaat Jaminan Persalinan non peserta

Jamkesmas) mengacu pada tarif pelayanan janpersal yang

ditetapkan Menkes (biaya tarif pelayanan Jaminan Persalinan

sebagaimana tercantum dalam Tabel.1).

2) Klaim pelayanan Jaminan Persalinan yang diajukan

fasilitas/tenaga kesehatan swasta (Bidan praktik mandiri,

Klinik Bersalin, dsb) yang telah memberikan pelayanan

persalinan, sesuai tarif sebagaimana dimaksud (lihat tarif

pelayanan persalinan)

Page 269: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

- 28 -

3) Pembayaran atas klaim-klaim sebagaimana dimaksud pada

huruf a dan b dilakukan berdasarkan hasil Verifikasi yang

dilakukan Tim Pengelola Kabupaten/Kota.

4) Tim Pengelola Jamkesmas Kabupaten/Kota melakukan

verifikasi atas klaim mencakup:

a) Kesesuaian realisasi pelayanan dan besaran tarif disertai

bukti pendukungnya.

b) Pengecekan klaim dari fasilitas/tenaga kesehatan swasta

yang memberikan pelayanan Jaminan Persalinan beserta

bukti pendukungnya.

c) Melakukan kunjungan ke lapangan untuk pengecekan

kesesuaian dengan kondisi sebenarnya bila diperlukan.

d) Memberikan rekomendasi dan laporan

pertanggungjawaban atas klaim-klaim tersebut kepada

Kepala Dinas Kesehatan setiap bulan yang akan dijadikan

laporan pertanggungjawaban keuangan ke Pusat.

d. Sesuai dengan ketentuan pengelolaan keuangan negara, Jasa

Giro/Bunga Bank harus disetorkan oleh Tim Pengelola

Jamkesmas Kabupaten/Kota ke Kas Negara.

e. Seluruh berkas rincian bukti-bukti yakni;

1) Dokumen pengeluaran dana dan dokumen atas klaim

Jamkesmas dan Persalinan di Pelayanan Dasar oleh

Puskesmas dan Fasilitas Kesehatan swasta serta,

2) Bukti-bukti pendukung klaim sebagaimana dipersyaratkan,

disimpan di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sebagai

dokumen yang dipersiapkan apabila dilakukan audit oleh

Aparat Pengawas Fungsional (APF).

f. Tim Pengelola Jamkesmas Kabupaten/Kota membuat dan

mengirimkan pertanggungjawaban berupa Laporan

Rekapitulasi Realisasi Penggunaan Dana dan Pemanfaatan

Pelayanan Jamkesmas dan Jaminan Persalinan di Pelayanan

Dasar yang telah dibayarkan ke Puskesmas dan Fasilitas

Kesehatan swasta ke Tim Pengelola Pusat c.q. Pusat

Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan dan TP Jamkesmas

Provinsi c.q. Dinas Kesehatan Provinsi.

Page 270: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

- 29 -

g. Untuk mempercepat penyampaian informasi mengenai

pemanfaatan pelayanan Jamkesmas dan Jaminan Persalinan

serta penyerapan dana, Tim Pengelola Kabupaten/Kota

mengirimkan rekapitulasi pemanfaatan program melalui format

yang ditentukan berbasis web kepada Tim Pengelola Jamkesmas

Pusat.

2. Pengelolaan Dana Pada Fasilitas Kesehatan Lanjutan

Pengelolaan dana pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan

dilakukan mulai dari persiapan pencairan dana, pencairan dana,

penerimaan dana, dan pertanggungjawaban dana. Adapun

pengelolaan dana pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan adalah

sebagai berikut;

a. Dana pelayanan Jamkesmas dan Jaminan Persalinan

dipelayanan kesehatan lanjutan disalurkan ke rekening Fasilitas

Kesehatan Tingkat Lanjutan dalam satu kesatuan (terintegrasi).

b. Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan (Rumah Sakit/Balai

Kesehatan) membuat laporan pertanggungjawaban/klaim dengan

menggunakan INA-CBGs.

c. Selanjutnya Laporan pertanggungan jawaban/klaim tersebut

sebagaimana dimaksud angka 3 (tiga) dilaksanakan sebagaimana

pertanggungjawaban yang selama ini telah berjalan di Rumah Sakit

(sesuai pengaturan sebelumnya).

d. Sesuai dengan ketentuan pengelolaan keuangan negara, Jasa

Giro/Bunga Bank harus disetorkan oleh Rumah Sakit ke Kas

Negara.

e. Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan mengirimkan secara resmi

laporan pertanggungjawaban/klaim dana Jamkesmas dan

Jaminan Persalinan terintegrasi kepada Tim Pengelola

Jamkesmas Pusat dan tembusan kepada Tim Pengelola

Jamkesmas Kabupaten/kota dan Provinsi sebagai bahan

monitoring, evaluasi dan pelaporan.

f. Seluruh berkas dokumen pertanggungjawaban dana disimpan

oleh Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan untuk bahan dokumen

kesiapan audit kemudian oleh Aparat Pengawas Fungsional (APF).

Page 271: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

- 30 -

F. Kelengkapan Pertanggung Jawaban Klaim

1. Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

Pertanggungjawaban klaim pelayanan Jaminan Persalinan dari

fasilitas kesehatan tingkat pertama ke Tim Pengelola Kabupaten/

Kota dilengkapi:

a. Fotokopi kartu identitas diri sasaran yang masih berlaku

(KTP atau identitas lainnya), dan bagi peserta jamkesmas

dilengkapi dengan fotokopi kartu Jamkesmas.

b. Fotokopi lembar pelayanan pada Buku KIA sesuai pelayanan

yang diberikan untuk Pemeriksaan kehamilan, pelayanan nifas,

termasuk pelayanan bayi baru lahir dan KB pasca persalinan.

Apabila peserta Jamkesmas atau penerima manfaat Jaminan

Persalinan non Jamkesmas tidak memiliki buku KIA pada

daerah tertentu, dapat digunakan kartu ibu atau keterangan

pelayanan lainnya pengganti buku KIA yang ditandatangani

ibu hamil/bersalin dan petugas yang menangani. Untuk

pemenuhan buku KIA di daerah, Tim Pengelola Kabupaten/Kota

melakukan koordinasi kepada penanggung jawab program KIA

daerah maupun pusat (Ditjen Gizi dan KIA).

c. Partograf yang ditandatangani oleh tenaga kesehatan penolong

persalinan untuk Pertolongan persalinan. Pada kondisi tidak ada

partograf dapat digunakan keterangan lain yang menjelaskan

tentang pelayanan persalinan yang diberikan.

d. Fotokopi/tembusan surat rujukan, termasuk keterangan

tindakan pra rujukan yang telah dilakukan di tandatangani oleh

sasaran/keluarga.

Untuk kepentingan verifikasi, bila diperlukan dapat

dilakukan uji petik verifikasi dengan melihat kohort ibu dan bayi

Penyediaan kelengkapan form administrasi (kartu ibu,

kartu bayi, buku KIA, partograf, kohort ibu, kohort bayi,

formulir MTBM, format pencatatan KB, form pelaporan)

menjadi tanggung jawab Pemda/Dinas Kesehatan

Kab/Kota.

Page 272: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

- 31 -

2. Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan

Pertanggungjawaban klaim pelayanan Jaminan Persalinan di

fasilitas kesehatan lanjutan dilengkapi;

a. Fotokopi kartu identitas diri sasaran yang masih berlaku

(KTP atau identitas lainnya), dan bagi peserta jamkesmas

dilengkapi dengan fotokopi kartu Jamkesmas

b. Fotokopi/tembusan surat rujukan dari Puskesmas, Fasilitas

Kesehatan Swasta/Bidan Praktik Mandiri di tandatangani oleh

sasaran atau keluarga sasaran.

c. Bukti pelayanan untuk Rawat Jalan dan Resume Medis untuk

rawat inap

Tabel-2a

Bukti Penunjang Klaim di Pelayanan Tingkat Dasar

No

Jenis Pelayanan

BUKTI PENUNJANG Kartu

Jamkesmas

/ Identitas

Buku KIA/

Kartu Ibu

Partograf

Surat

Rujukan

Kartu KB

1.

Pemeriksaan

Kehamilan

+

+

2.

Pertolongan

Persalinan Normal

+

+

3.

Pemeriksaan Nifas

(Pasca Persalinan)

+

+

4.

Pelayanan

Prarujukan

+

+

5.

Transport

Rujukan

+

Surat Rujukan

di stempel RS

Tujuan

6.

Pelayanan KB

Pascapersalinan

+

+

7.

Pelayanan bayi

baru lahir sakit

+

Page 273: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

- 32 -

Tabel-2b

Bukti Penunjang Klaim di Pelayanan Tingkat Lanjutan

No

Jenis Pelayanan

BUKTI PENUNJANG Kartu Jamkesmas

Identitas lainnya Bukti

Pelayanan Resume

Medis Surat Rujukan

1.

Pemeriksaan

Kehamilan

+

+

+

2.

Pertolongan

Persalinan

+

+

+

+ (Kecuali pada

keadaan emergensi)

3.

Pemeriksaan Nifas

(Pasca Persalinan

dengan Risti)

+

+

4

Pelayanan Bayi

baru lahir/neontus

+

+

+

+

5.

Gangguan

Kehamilan dan

penanganan

Komplikasi

+

+

+

+

Catatan:

Karena tata kelola dan pembiayaan pelayanan persalinan berlaku sama untuk peserta Jamkesmas

dan penerima manfaat Jaminan Persalinan, maka syarat-syarat administratif dan pembiayaan diatas

berlaku untuk peserta Jamkesmas dan penerima manfaat Jaminan Persalinan. (kecuali ruang

lingkup manfaat peserta Jamkesmas lebih komprehensif)

G. Pemanfaatan Dana Di Fasilitas Kesehatan

Yang dimaksud dengan pemanfaatan dana adalah penggunaan dana

setelah menjadi pendapatan fasilitas kesehatan baik fasilitas kesehatan

pemerintah maupun swasta. Pemanfaatan dana yang diterima oleh

Dokter Praktik/Bidan Praktik Mandiri, sepenuhnya menjadi hak Dokter

Praktik/Bidan Praktik Mandiri.

Pemanfaatan dana di fasilitas kesehatan pemerintah baik fasilitas

kesehatan tingkat pertama/dasar maupun fasilitas kesehatan tingkat

lanjutan/rujukan, mengikuti ketentuan perundangan yang berlaku/tata

kelola keuangan daerah dan pengaturannya bergantung pada status

fasilitas kesehatan tersebut; apakah BLU/BLUD atau non BLU/BLUD.

Page 274: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

- 33 -

Untuk fasilitas kesehatan pemerintah/pemerintah daerah yang sudah

menerapkan PPK BLU(D), maka pemanfaatannya sesuai dengan

pengelolaan keuangan fasilitas kesehatan BLU(D), dimana penerimaan

fungsional fasilitas kesehatan tersebut dapat dikelola langsung dan tidak

disetorkan ke kas Negara/daerah secara fisik. Namun demikian, untuk

BLUD tetap dilaporkan kepada Pejabat Pengelola Keuangan Daerah

selaku Bendahara Umum Daerah (BUD) sebagai Lain-lain Pendapatan

Asli Daerah yang sah dan pengaturan pemanfaatannya sesuai RBA/DPA

BLUD.

Untuk fasilitas kesehatan pemerintah daerah yang belum menerapkan

PPK-BLUD, maka penerimaan dari fasilitas kesehatan merupakan

pendapatan daerah dan wajib disetorkan ke kas daerah. Untuk itu, baik

pendapatan maupun penggunaannya wajib masuk dalam Peraturan

Daerah tentang APBD atau Perubahan APBD tahun anggaran

berkenaan. Agar bisa diperoleh pengembalian atas dana retribusi

tersebut dengan cepat dari kas daerah sehingga dapat digunakan untuk

memberi pelayanan kepada masyarakat berikutnya yang memerlukan,

yang di dalamnya termasuk jasa pelayanan yang dimaksudkan sebagai

insentif untuk mengakselerasi pencapaian MDGs, maka waktu

penyetoran penerimaan ke kas daerah agar disertai dengan Surat

Perintah Membayar (SPM) secara bersamaan. Untuk itu, kepala daerah

agar membuat regulasi berkaitan dengan pengaturan hal tersebut.

1. Pemanfaatan Dana Di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

a. Puskesmas Dengan Status Non BLUD

1) Dana jamkesmas dan dana persalinan terintegrasi menjadi

satu yang masuk dalam APBN merupakan dana belanja

bantuan sosial yang diperuntukkan untuk pelayanan

kesehatan peserta Jamkesmas dan pelayanan persalinan

bagi sasaran yang membutuhkan.

2) Setelah dana tersebut disalurkan pemerintah melalui SP2D

ke rekening Kepala Dinas Kesehatan sebagai penanggung

jawab program, maka status dana tersebut berubah menjadi

dana masyarakat (sasaran).

3) Setelah Puskesmas dan jaringannya serta fasilitas kesehatan

lainnya (swasta yang bekerjasama), melakukan pelayanan

kesehatan dan mendapatkan pembayaran klaim dari Tim

Pengelola Jamkesmas Kabupaten/kota, maka status dana

tersebut berubah menjadi pendapatan/penerimaan

fasilitas kesehatan.

Page 275: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

- 34 -

4) Dana yang telah menjadi pendapatan/penerimaan

fasilitas kesehatan (Puskesmas) sebagaimana dimaksud

angka 3 (tiga), selanjutnya untuk penggunaan dan

pemanfaatannya mengikuti ketentuan peraturan

perundang-undangan.

5) Besaran jasa pelayanan persalinan sebagaimana dimaksud

angka 4 (empat) minimal sebesar 75 % dibayarkan kepada

pemberi pelayanan dengan memperhatikan maksud

pemberian insentif agar terjadi akselerasi tujuan program

dan tujuan MDGs, terutama pencapaian penurunan angka

kematian ibu bersalin.

6) Pengaturan sebagaimana dimaksud pada angka 5 (lima)

diatur melalui peraturan Bupati/Walikota atas usulan Kepala

Dinas Kesehatan yang didasari atas surat keputusan Menteri

Kesehatan tentang Petunjuk teknis pelaksanaan ini.

b. Puskesmas Dengan Status BLUD

1) Dana jamkesmas dan dana persalinan terintegrasi menjadi

satu yang masuk dalam APBN merupakan dana belanja

bantuan sosial yang diperuntukkan untuk pelayanan

kesehatan peserta Jamkesmas dan pelayanan persalinan

bagi seluruh sasaran yang membutuhkan.

2) Setelah dana tersebut disalurkan pemerintah melalui SP2D

ke rekening Kepala Dinas Kesehatan sebagai penanggung

jawab program, maka status dana tersebut berubah menjadi

dana masyarakat (sasaran).

3) Setelah Puskesmas dan jaringannya, melakukan pelayanan

kesehatan dan mendapatkan pembayaran klaim dari Tim

Pengelola Jamkesmas Kabupaten/kota, maka status dana

tersebut berubah menjadi pendapatan/penerimaan jasa

layanan.

4) Dana yang telah menjadi pendapatan/penerimaan

fasilitas kesehatan (Puskesmas BLUD) sebagaimana

dimaksud angka tiga 3 (tiga), maka pendapatan jasa layanan

tersebut dapat langsung digunakan dan dimanfaatkan oleh

Puskesmas sesuai RBA/DPA-BLUD yang telah ditetapkan

termasuk di dalamnya adalah jasa pelayanan.

Page 276: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

- 35 -

5) Besaran jasa pelayanan persalinan sebagaimana dimaksud

angka 4 (empat) minimal sebesar 75 % dibayarkan kepada

pemberi pelayanan dengan memperhatikan maksud

pemberian insentif agar terjadi akselerasi tujuan program

dan tujuan MDGs, terutama pencapaian penurunan angka

kematian ibu bersalin.

6) Pengaturan sebagaimana dimaksud pada angka 5 (lima)

diatur melalui peraturan Bupati/Walikota atas usulan Kepala

Dinas Kesehatan yang didasarkan surat keputusan Menteri

Kesehatan tentang Petunjuk teknis pelaksanaan ini.

c. Bidan Praktik Mandiri, Fasilitas Kesehatan Swasta

1) Dana jaminan persalinan (Jampersal) dalam APBN

merupakan dana belanja bantuan sosial yang diperuntukkan

untuk pelayanan persalinan bagi seluruh sasaran yang

membutuhkan.

2) Dana tersebut setelah disalurkan pemerintah melalui SP2D

ke rekening Kepala Dinas Kesehatan sebagai penanggung

jawab program, maka status dana tersebut berubah menjadi

dana masyarakat (sasaran).

3) Setelah Bidan Praktik Mandiri, Dokter Praktik, Klinik

Bersalin dan fasilitas kesehatan lainnya (yang sudah

bekerjasama dengan Dinas Kesehatan), melakukan

pelayanan kesehatan dan mendapatkan pembayaran klaim

dari Tim Pengelola Jamkesmas Kabupaten/kota, maka

status dana tersebut berubah menjadi

pendapatan/penerimaan tenaga atau fasilitas kesehatan

swasta tersebut.

4) Dana yang telah menjadi pendapatan tenaga atau fasilitas

kesehatan swasta tersebut (yang sudah bekerjasama

dengan Dinas Kesehatan) sepenuhnya menjadi pendapatan

fasilitas tersebut dan dapat digunakan langsung.

2. Pemanfaatan Dana Di Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan

a. Rumah Sakit Daerah Yang Belum Menerapkan PPK BLUD

1) Dana jamkesmas dan dana persalinan terintegrasi menjadi

satu yang dalam APBN merupakan dana belanja bantuan

sosial dan diperuntukkan untuk pelayanan kesehatan

peserta Jamkesmas dan pelayanan persalinan bagi seluruh

sasaran yang membutuhkan.

Page 277: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

- 36 -

2) Setelah dana tersebut disalurkan pemerintah melalui SP2D

ke rekening Rumah Sakit sebagai penanggung jawab dan

pelaksanan pelayanan jamkesmas, maka status dana

tersebut berubah menjadi dana masyarakat (sasaran).

3) Dana yang telah menjadi pendapatan/penerimaan

fasilitas kesehatan (Rumah Sakit) sebagaimana dimaksud

angka 3 (tiga), selanjutnya pengelolaan serta penggunaan dan

pemanfaatannya dilakukan dengan mengikuti ketentuan

peraturan perundang-undangan.

4) Dana yang telah menjadi pendapatan/penerimaan

fasilitas kesehatan (Rumah Sakit) sebagaimana dimaksud

angka tiga (3) di atas maka selanjutnya pengelolaan serta

penggunaan dan pemanfaatannya dilakukan dengan

mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

5) Besaran Jasa pelayanan kesehatan (total) sebagaimana

dimaksud angka 4 (empat) ditetapkan oleh Kepala Daerah

atas usulan Direktur Rumah Sakit dengan setinggi-

tingginya 44% atas biaya pelayanan kesehatan yang telah

dilakukan. Pengaturan mengenai jasa pelayanan/jasa medik

tersebut dilakukan sesuai dengan ketentuan yang mengatur

mengenai hal itu.

b. Rumah Sakit Daerah Yang Sudah Menerapkan PPK BLUD

1) Dana Jamkesmas dan dana persalinan terintegrasi menjadi

satu yang dalam APBN merupakan dana belanja bantuan

sosial yang diperuntukkan untuk pelayanan kesehatan

peserta Jamkesmas dan pelayanan persalinan bagi seluruh

sasaran yang membutuhkan.

2) Setelah dana tersebut disalurkan pemerintah melalui SP2D

ke rekening Rumah Sakit sebagai penanggung jawab dan

pelaksanan pelayanan Jamkesmas, maka status dana

tersebut berubah menjadi dana masyarakat (sasaran).

3) Setelah Rumah Sakit (yang telah bekerjasama), melakukan

pelayanan kesehatan, mempertanggungjawabkan klaim serta

mendapatkan pembayaran klaim, maka status dana tersebut

berubah menjadi pendapatan/penerimaan jasa layanan.

Page 278: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

- 37 -

4) Dana yang telah menjadi pendapatan/penerimaan jasa

layanan (Rumah Sakit/Balkesmas BLUD) sebagaimana

dimaksud angka 3 (tiga), maka pendapatan jasa layanan

tersebut dapat langsung digunakan dan dimanfaatkan sesuai

RBA/DPA-BLUD, termasuk di dalamnya adalah jasa

pelayanan.

5) Besaran jasa pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud

angka 4 (empat) dibayarkan kepada pemberi pelayanan

dengan memperhatikan maksud pemberian insentif agar

terjadi akselerasi tujuan program dan tujuan MDGs,

terutama pencapaian penurunan angka kematian ibu

bersalin.

6) Biaya Jasa pelayanan kesehatan (total) sebagaimana

dimaksud angka 5 (lima) ditetapkan oleh Kepala daerah atas

usulan Direktur Rumah Sakit dengan setinggi-tingginya

44% atas biaya pelayanan kesehatan yang telah dilakukan.

Pengaturan mengenai jasa pelayanan/jasa medik tersebut

dilakukan sesuai dengan ketentuan yang mengatur mengenai

hal tersebut.

c. Rumah Sakit Swasta

1) Dana Jamkesmas dan dana persalinan terintegrasi menjadi

satu yang dari APBN merupakan dana belanja bantuan

sosial yang diperuntukkan untuk pelayanan kesehatan

peserta Jamkesmas dan pelayanan persalinan bagi seluruh

sasaran yang membutuhkan.

2) Setelah dana tersebut disalurkan pemerintah melalui SP2D

ke rekening Rumah Sakit sebagai penanggung jawab dan

pelaksanan pelayanan Jamkesmas, maka status dana

tersebut berubah menjadi dana masyarakat (sasaran).

3) Setelah Rumah Sakit (yang telah bekerjasama), melakukan

pelayanan kesehatan, mempertanggungjawabkan klaim serta

mendapatkan pembayaran klaim, maka status dana tersebut

berubah menjadi pendapatan/penerimaan jasa layanan.

Page 279: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

- 38 -

4) Dana yang telah menjadi pendapatan/penerimaan

fasilitas kesehatan (Rumah Sakit yang telah bekerja sama)

sebagaimana dimaksud angka 3 (tiga) sepenuhnya menjadi

pendapatan fasilitas tersebut dan dapat digunakan langsung

sesuai ketentuan yang mengatur pemanfaatan penerimaan

fasilitas kesehatan tersebut, termasuk di dalamnya adalah

jasa pelayanan

5) Besaran jasa pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud

angka 4 (empat) dibayarkan setinggi-tingginya 44% atas

biaya pelayanan kesehatan yang telah dilakukan dengan

memperhatikan maksud pemberian insentif agar terjadi

akselerasi tujuan program dan tujuan MDGs, terutama

pencapaian penurunan angka kematian ibu bersalin.

H. Pengelolaan Dana Yang Telah Menjadi Pendapatan/Penerimaan Jasa

Layanan

Pengelolaan dana dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku,

bergantung pada status fasilitas pelayanan kesehatan sudah

menerapkan PPK-BLUD atau belum menerapkan PPK-BLUD. Kalau

Fasilitas kesehatan tersebut sudah menerapkan PPK-BLUD maka dana

tersebut tidak disetor ke kas daerah tetapi tetap dilaporkan kepada

PPKD sebagai Lain-lain PAD yang sah dan dapat digunakan langsung

sesuai RBA/DPA-BLUD yang telah ditetapkan. Sedangkan yang belum

menerapkan PPK-BLUD, dana tersebut sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Penggunaannya mengikuti pengaturan dalam pengelolaan keuangan

daerah.

Berdasarkan hal tersebut, pengelolaan dana Jaminan Persalinan dapat

dibedakan menjadi: 1) fasilitas pelayanan kesehatan belum menerapkan

PPK-BLUD dan 2) fasilitas pelayanan kesehatan sudah menerapkan

PPK-BLUD.

Untuk menfasilitasi pengelolaan dan pemanfaatan dana program ini,

maka Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dapat berkoordinasi dengan

Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) untuk memasukkan hal ini

dalam petunjuk APBD setiap tahun.

Page 280: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

- 39 -

1. Fasilitas Kesehatan Belum Menerapkan PPK-BLUD

Fasilitas pelayanan kesehatan yang belum menerapkan PPK-BLUD

baik Puskesmas di pelayanan tingkat pertama dan Rumah Sakit di

pelayanan lanjutan, maka untuk penggunaan dan pemanfaatan

dana apabila pendapatan tersebut telah disetor ke kas daerah

dapat ditempuh langkah/prosedur sebagai berikut:

a. Pendapatan dari pembayaran klaim pelayanan kesehatan yang

telah ditarik terlebih dahulu disetor ke kas daerah.

b. Dana yang telah disetorkan ke kas daerah tersebut dapat

dimanfaatkan oleh puskesmas sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan, yakni sesuai Mata Anggaran Kegiatan

(MAK) yang telah dianggarkan dalam APBD.

c. Pemanfaatan dana tersebut sebagaimana di maksud pada point

b termasuk untuk jasa pelayanan, pembelian barang habis pakai

dan kebutuhan operasional lainnya tercantum dalam Peraturan

Daerah tentang APBD dan Peraturan Kepala Daerah tentang

Penjabaran APBD serta RKA dan DPA Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota untuk Puskesmas dan jaringannya serta RKA

dan DPA Rumah Sakit untuk pelayanan lanjutan.

d. Bagi daerah yang belum mencantumkan dalam Peraturan

Daerah tentang APBD dan Peraturan Kepala Daerah tentang

Penjabaran APBD serta RKA dan DPA Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota untuk Puskesmas dan jaringannya serta RKA

dan DPA Rumah Sakit untuk pelayanan lanjutan, pelayanan

Jaminan Persalinan dapat dilakukan setelah menyusun program

dan kegiatan yang mendapat persetujuan kepala daerah dalam

bentuk Peraturan Kepala daerah. Peraturan Kepala Daerah

tersebut antara lain memuat:

1) Belanja untuk Jasa Pelayanan dan kegiatan operasional

lainnya.

2) Jasa Pelayanan sebagaimana dimaksud dibayarkan minimal

sebesar 75 % untuk tenaga penolong persalinan di

Puskesmas dan jaringannya, sedangkan untuk rumah Sakit

dibayarkan setinggi-tingginya 44 %.

Page 281: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

- 40 -

2. Fasilitas Pelayanan Kesehatan sudah menerapkan PPK-BLUD

Fasilitas pelayanan kesehatan yang sudah menerapkan PPK-BLUD

baik Puskesmas di pelayanan tingkat pertama dan Rumah Sakit di

pelayanan lanjutan, maka untuk penggunaan dan pemanfaatan

dana dapat ditempuh langkah/prosedur sebagai berikut;

a. Pendapatan dari pembayaran klaim pelayanan kesehatan yang

telah diberikan merupakan pendapatan jasa layanan fasilitas

pelayanan kesehatan dan secara administrasi dilaporkan ke kas

daerah sebagai Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah, dan

secara fisik dana tetap ada di fasilitas pelayanan kesehatan.

b. Pada fasilitas pelayanan kesehatan yang sudah menerapkan

PPK-BLUD, dana yang diterima sebagai penerimaan jasa

layanan, maka sesuai ketentuan dana tersebut dapat digunakan

secara langsung. Pengunaan langsung dana tersebut untuk

kegiatan seperti pembayaran jasa pelayanan, pembelian bahan

habis pakai dan belanja kegiatan lainnya tetap direncanakan

dan diusulkan serta dituangkan dalam dokumen Rencana

Bisnis Anggaran dan Daftar Pelaksanaan Anggaran

((RBA)/DPA) BLUD fasilitas pelayanan tersebut.

c. Sesuai dengan yang telah tertuang dalam RBA/DPA BLU(D)

tersebut barulah dana tersebut dapat digunakan.

d. Besaran jasa pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada

point (b) dibayarkan setinggi-tingginya 44% atas biaya

pelayanan kesehatan yang telah dilakukan dengan

memperhatikan maksud pemberian insentif agar terjadi

akselerasi tujuan program dan tujuan MDGs, terutama

pencapaian penurunan angka kematian ibu bersalin.

Page 282: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

- 41 -

BAB V

PENGORGANISASIAN

Pengorganisasian kegiatan Jaminan Persalinan dimaksudkan agar

pelaksanaan manajemen kegiatan Jaminan Persalinan dapat berjalan

secara efektif dan efisien. Pengelolaan kegiatan Jaminan Persalinan

dilaksanakan secara bersama-sama antara pemerintah, pemerintah

provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota. Dalam pengelolaan Jaminan

Persalinan dibentuk Tim Pengelola di tingkat pusat, tingkat provinsi, dan

tingkat kabupaten/kota. Pengelolaan kegiatan Jaminan Persalinan

terintegrasi dengan kegiatan Jaminan Kesehatan Masyarakat

(Jamkesmas) dan BOK.

Pengorganisasian manajemen Jamkesmas dan BOK terdiri dari:

A. Tim Koordinasi Jamkesmas dan BOK (bersifat lintas sektor), sampai

tingkat kabupaten/kota.

B. Tim Pengelola Jamkesmas dan BOK (bersifat lintas program), sampai

tingkat kabupaten/kota.

A. TIM KOORDINASI

1. Tim Koordinasi Jamkesmas dan BOK Tingkat Pusat

Menteri Kesehatan membentuk Tim Koordinasi Jamkesmas dan BOK

Tingkat Pusat, yang terdiri dari Pelindung, Ketua, Sekretaris dan

Anggota. Tim Koordinasi bersifat lintas sektor terkait, diketuai oleh

Sekretaris Utama Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan

Rakyat dengan anggota terdiri dari Pejabat Eselon I Kementerian

terkait dan unsur lainnya.

a. Tim Koordinasi Jamkesmas dan BOK Tingkat Pusat, bertugas:

1) Menentukan strategi dan kebijakan nasional pelaksanaan

Jamkesmas dan BOK.

2) Melakukan pengendalian dan penilaian pelaksanaan kegiatan

Jamkesmas dan BOK secara nasional.

3) Menjadi fasilitator lintas sektor tingkat pusat dan daerah.

4) Memberikan arahan untuk efisiensi dan efektivitas

pelaksanaan Jamkesmas dan BOK.

b. Struktur Tim Koordinasi Jamkesmas dan BOK Tingkat Pusat,

terdiri dari:

1) Pelindung : Menteri Kesehatan

Page 283: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

- 42 -

2) Ketua : Sekretaris Utama Kemenko Kesra

3) Sekretaris : Sekretaris Jenderal Kemenkes

4) Anggota :

a) Irjen Kemenkes

b) Dirjen Keuangan Daerah Kemendagri

c) Dirjen Perbendaharaan Kemenkeu

d) Dirjen Anggaran Kemenkeu

e) Deputi Bidang SDM dan Kebudayaan Bappenas

f) Dijren Bina Upaya Pelayanan Kesehatan

g) Dirjen Bina Gizi dan KIA Kemenkes

h) Dirjen P2PL Kemenkes

i) Kepala Badan Litbangkes Kemenkes

j) Staf Ahli Menteri Bidang Pembiayaan dan Pemberdayaan

Masyarakat Kemenkes

k) Staf Ahli Bidang Peningkatan Kapasitas Kelembagaan

dan Desentralisasi Kemenkes

5) Sekretariat :

a) Sekretariat Tim Koordinasi Jamkesmas/Jaminan

Persalinan:

Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan Kemenkes

b) Sekretariat Tim Koordinasi BOK:

Setditjen Bina Gizi dan KIA Kemenkes

2. Tim Koordinasi Jamkesmas dan BOK Tingkat Provinsi

Gubernur membentuk Tim Koordinasi Jamkesmas dan BOK Tingkat

Provinsi, yang terdiri dari Pelindung, Ketua, Sekretaris dan Anggota.

Tim Koordinasi bersifat lintas sektor terkait dalam pelaksanaan

Jamkesmas dan BOK, diketuai oleh Sekretaris Daerah Provinsi

dengan anggota terdiri dari pejabat terkait.

a. Tim Koordinasi Jamkesmas dan BOK Tingkat Provinsi, bertugas:

1) Menjabarkan strategi dan kebijakan pelaksanaan Jamkesmas

dan BOK tingkat provinsi.

2) Mengarahkan pelaksanaan kebijakan Jamkesmas dan BOK

sesuai kebijakan nasional.

3) Melakukan pengendalian dan penilaian pelaksanaan kegiatan

Jamkesmas dan BOK di tingkat provinsi.

b. Struktur Tim Koordinasi Jamkesmas dan BOK Tingkat Provinsi,

terdiri dari:

1) Pelindung : Gubernur

2) Ketua : Sekretaris Daerah Provinsi

Page 284: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

- 43 -

3) Sekretaris : Kepala Dinas Kesehatan Provinsi

4) Anggota :

a) Kepala Bappeda Provinsi

b) Ketua Komisi DPRD Provinsi yang membidangi kesehatan

c) Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi

d) Lintas sektor dan lintas program terkait sesuai

kebutuhan

2. Tim Koordinasi Jamkesmas dan BOK Tingkat Kabupaten/Kota

Bupati/Walikota membentuk Tim Koordinasi Jamkesmas dan BOK

Tingkat Kabupaten/Kota, yang terdiri dari Pelindung, Ketua,

Sekretaris dan Anggota. Tim Koordinasi bersifat lintas sektor terkait

dalam pelaksanaan Jamkesmas dan BOK, diketuai oleh Sekretaris

Daerah Kabupaten/Kota dengan anggota terdiri dari pejabat terkait.

a. Tim Koordinasi Jamkesmas dan BOK Tingkat Kabupaten/Kota,

bertugas:

1) Menjabarkan strategi dan kebijakan pelaksanaan Jamkesmas

dan BOK tingkat kabupaten/kota.

2) Mengarahkan pelaksanaan kebijakan Jamkesmas dan BOK

sesuai kebijakan nasional.

3) Melakukan pengendalian dan penilaian pelaksanaan kegiatan

Jamkesmas dan BOK di tingkat kabupaten/ kota.

4) Menjadi fasilitator lintas sektor tingkat kabupaten/kota dan

Puskesmas.

b. Struktur Tim Koordinasi Jamkesmas dan BOK Tingkat

Kabupaten/Kota, terdiri dari:

1) Pelindung : Bupati/Walikota

2) Ketua : Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota

3) Sekretaris : Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

4) Anggota :

a) Kepala Bappeda Kabupaten/Kota

b) Ketua Komisi DPRD Kabupaten/Kota yang membidangi

kesehatan

c) Kepala Dinas/Badan/Bagian yang mengelola keuangan

daerah

d) Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

e) Lintas sektor dan lintas program terkait sesuai kebutuhan

Page 285: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

- 44 -

B. TIM PENGELOLA JAMKESMAS DAN BOK

Dalam pengelolaan kegiatan Jamkesmas dan BOK dibentuk Tim

Pengelola Tingkat Pusat, Tim Pengelola Tingkat Provinsi, dan Tim

Pengelola Tingkat Kabupaten/Kota serta Puskesmas.

Tim Pengelola bersifat lintas program di Kementerian Kesehatan, Dinas

Kesehatan Provinsi, dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota serta

Puskesmas.

1. Tim Pengelola Jamkesmas dan BOK Tingkat Pusat

Menteri Kesehatan membentuk Tim Pengelola dengan

mengintegrasikan kegiatan Jaminan Kesehatan Masyarakat

(Jamkesmas), kegiatan Jaminan Persalinan (Jampersal) dan BOK

dalam satu pengelolaan. Tim Pengelola Jamkesmas dan BOK Tingkat

Pusat terdiri dari Pelindung, Pengarah, Pelaksana Jamkesmas dan

Pelaksana BOK yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri

Kesehatan.

Adapun susunan Tim Pengelola Jamkesmas dan BOK Tingkat Pusat

sebagai berikut:

a. Susunan Tim Pengelola Jamkesmas dan BOK Tingkat Pusat,

terdiri dari:

1) Pelindung : Menteri Kesehatan

2) Pengarah

a) Ketua : Sekretaris Jenderal Kementerian

Kesehatan

b) Anggota : Para pejabat eselon I terkait di

lingkungan Kementerian Kesehatan

3) Pelaksana Jamkesmas

a) Penanggung Jawab :

b) Ketua :

c) Sekretaris :

d) Anggota :

4) Pelaksana BOK :

a) Penanggung Jawab :

b) Ketua :

c) Sekretaris :

d) Anggota :

Page 286: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

- 45 -

b. Tugas Tim Pengelola Jamkesmas dan BOK Tingkat Pusat:

1) Pengarah bertugas:

a) Merumuskan dan menetapkan kebijakan operasional dan

teknis, pelaksanaan Jamkesmas dan BOK agar sejalan

dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang

Sistem Jaminan Sosial Nasional dan Peraturan Presiden

Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014.

b) Melakukan pengawasan dan pembinaan atas kebijakan

yang telah ditetapkan.

c) Melakukan sinkronisasi dan koordinasi terkait

pengembangan kebijakan.

d) Memberikan masukan dan laporan kepada Menteri

Kesehatan terkait pelaksanaan Jamkesmas dan BOK.

2) Pelaksana Jamkesmas bertugas:

a) Merumuskan dan melaksanakan kebijakan yang telah

ditetapkan oleh pengarah.

b) Menyusun pedoman teknis pelaksanaan, penataan

sasaran, penataan fasilitas pelayanan kesehatan (pemberi

pelayanan kesehatan) dalam rangka penyelenggaraan

Jamkesmas.

c) Menyiapkan dan menyusun pedoman pelaksanaan

Jamkesmas sesuai dengan arah kebijakan pengarah dan

rumusannya

d) Menyusun dan mengusulkan norma, standar, prosedur dan

kriteria dalam penyelenggaraan Jamkesmas.

e) Melaksanakan pertemuan berkala dengan pihak terkait

dalam rangka koordinasi, sinkronisasi dan evaluasi

penyelenggaraan Jamkesmas.

f) Menyiapkan dan menyusun bahan-bahan bimbingan

teknis, monitoring, dan evaluasi penyelenggaraan

Jamkesmas

g) Melaksanakan advokasi, sosialisasi, sinkronisasi,

pembinaan teknis dan evaluasi penyelenggaraan

Jamkesmas.

Page 287: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

- 46 -

h) Menyusun perencanaan, evaluasi, monitoring dan

pengawasan seluruh kegiatan sesuai dengan kebijakan

teknis dan operasional yang telah ditetapkan.

i) Melakukan telaah hasil verifikasi, otorisasi dan realisasi

pembayaran klaim dan mengusulkan kebutuhan anggaran

pelayanan kesehatan.

j) Melaksanakan pelatihan-pelatihan terkait penyiapan SDM

dalam pelaksanaan Jamkesmas di pusat, provinsi dan

kabupaten/kota

k) Membantu kelancaran administrasi pelaksanaan tugas Tim

Pengelola

l) Melakukan analisis aspek kendali biaya dan kendali mutu

m) Membuat laporan hasil penyelenggaraan Jamkesmas.

secara berkala kepada pengarah.

3) Pelaksana BOK:

Tugas Tim Pelaksana BOK Tingkat Pusat dijelaskan lebih lanjut

dalam Petunjuk Teknis BOK.

2. Tim Pengelola Jamkesmas dan BOK Tingkat Provinsi

Pelaksanaan kegiatan Jamkesmas (termasuk Jaminan Persalinan)

terintegrasi dalam pengelolaan dengan kegiatan-kegiatan BOK,

karena itu semua bidang yang mempunyai keterkaitan program di

Dinas Kesehatan Provinsi harus masuk dalam struktur organisasi

pengelola ini.

Dalam implementasi di lapangan untuk lebih efektif, efisien dan

lancarnya pelaksanaan penyelenggaraan ketiga kegiatan tersebut,

secara umum di provinsi dan kabupaten/kota tim pengelola yang

dibentuk terdiri dari 2 (dua) sekretariat, yaitu sekretariat

Jamkesmas dan Sekretariat BOK.

Page 288: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

- 47 -

Bagan 2.

Tim Pengelola Jamkesmas dan BOK Daerah

KEPALA DINAS KES

P. JAWAB

SEKRETARIAT JAMKESMAS

SEKRETARIAT BOK

Pendanaan kegiatan manajemen Jamkemas dan BOK di provinsi

dibiayai melalui :

a. Dana Dekonsentrasi Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan

Tugas Teknis Lainnya, Sekretariat Jenderal Kementerian

Kesehatan pada kegiatan Pembinaan, Pengembangan Pembiayaan

dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan untuk penanggung jawab

dan Sekretariat Jamkesmas Propinsi; dan

b. Dana Dekonsentrasi Dukungan Manajemen, Sekretariat Ditjen

Bina Gizi dan KIA untuk membiayai Sekretariat BOK Propinsi.

Susunan Tim Pengelola Jamkesmas dan BOK Tingkat Provinsi,

terdiri dari:

1) Penanggungjawab : Kepala Dinas Kesehatan

Provinsi

2) Sekretariat Jamkesmas

a) Ketua : Kabid/Pejabat Eselon III yang

membidangi Pembiayaan dan

Jaminan Kesehatan

b) Wakil Ketua I Bid

Advokasi dan Sosialisasi

c) Wakil Ketua II Bid

Monev dan Pelaporan

: (ditetapkan oleh Kepala Dinas

Kesehatan Provinsi yang

bersangkutan)

: (ditetapkan oleh Kepala Dinas

Kesehatan Provinsi yang

bersangkutan)

d) Anggota : 2 Orang

Page 289: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

- 48 -

3) Sekretariat BOK : Sekretariat BOK dapat di lihat

pada Juknis BOK

Total personil TP Jamkesmas Provinsi berjumlah sebanyak 6 (enam)

Orang. Masing-masing wakil ketua dibantu oleh 1 (satu) orang

anggota yang ada.

Tim Pengelola Jamkesmas dan BOK Tingkat Provinsi bertugas:

a. Melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan Tim Pengelola

Jamkesmas dan BOK Pusat.

b. Bertanggungjawab dalam pengelolaan manajemen

penyelenggaraan Jamkesmas dan BOK secara keseluruhan di

wilayah kerjanya.

c. Mengoordinasikan manajemen kepesertaan, pelayanan dan

administrasi keuangan dalam penyelenggaraan Jamkesmas.

d. Melakukan pembinaan (koordinasi dan evaluasi) terhadap

pelaksanaan kegiatan Jamkesmas dan BOK di kabupaten/kota.

e. Melatih tim pengelola Jamkesmas dan BOK tingkat kabupaten/

kota.

f. Menyampaikan laporan dari hasil penyelenggaraan kegiatan

Jamkesmas dan BOK Kabupaten/ Kota ke Tim Pengelola

Jamkesmas dan BOK Tingkat Pusat.

g. Mengupayakan peningkatan dana untuk operasional Puskesmas

dan manajemen Jamkesmas dan BOK dari sumber APBD.

h. Mengoordinasikan manajemen administrasi keuangan Jamkesmas

dan BOK.

i. Melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian terhadap

unit-unit kerja yang terkait dalam penyelenggaraan Jamkesmas

dan BOK di wilayah kerjanya.

j. Memfasilitasi pertemuan secara berkala dengan Tim Koordinasi

sesuai kebutuhan dalam rangka sinkronisasi, harmonisasi,

evaluasi, dan penyelesaian masalah lintas sektor yang terkait

dengan penyelenggaraan Jamkesmas dan BOK di provinsi.

k. Membuat laporan secara berkala atas pelaksanaan Jamkesmas

dan BOK di wilayah kerjanya kepada Tim Pengelola Jamkesmas

dan BOK Pusat.

Page 290: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

- 49 -

l. Menangani penyelesaian keluhan dari para pihak.

m. Meneruskan hasil rekruitmen PPK dari Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota ke Pusat.

n. Memonitor pelaksanaan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota dengan Pemberi Pelayanan Kesehatan

(PPK) yang menyelenggarakan Jamkesmas di wilayah kerjanya.

o. Melakukan pengawasan dan pemeliharaan terhadap inventaris

barang yang telah diserahkan Kementerian Kesehatan untuk

menunjang pelaksanaan Jamkesmas dan BOK di daerahnya.

p. Menyusun dan menyampaikan laporan atas semua hasil

pelaksanaan tugas penyelenggaraan Jamkesmas dan BOK kepada

Tim Pengelola Jamkesmas dan BOK Pusat.

3. Tim Pengelola Jamkesmas dan BOK Tingkat Kabupaten/Kota

Tim Pengelola Jamkesmas dan BOK Tingkat Kabupaten/Kota dalam

menjalankan tugas dan fungsinya terintegrasi menjadi satu kesatuan

yang tidak terpisahkan. Tim pengelola Jamkesmas sekaligus menjadi

Tim Pengelola BOK. Jaminan Persalinan merupakan bagian yang

tidak terpisahkan dalam penyelenggaraan Jamkesmas.

Pelaksanaan kegiatan Jamkesmas (termasuk Jaminan Persalinan)

terintegrasi dalam pengelolaan dengan kegiatan-kegiatan BOK,

karena itu semua bidang yang ada pada Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota harus masuk dalam struktur organisasi pengelola

ini.

Untuk berjalannya tugas dan fungsi Tim Pengelola Jamkesmas dan

BOK lebih efektif, efisien, serasi serta harmonis dalam kelancaran

pelaksanaan penyelenggaraan ketiga kegiatan tersebut, tim pengelola

yang dibentuk teridiri dari 2 (dua) sekretariat, yaitu sekretariat

Jamkesmas dan Sekretariat BOK.

Pendanaan untuk kegiatan manajemen Tim Pengelola Jamkesmas

dan BOK Kabupaten/Kota didukung dengan pembiayaan yang

berasal dari :

a. Dana Dekonsentrasi Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan

Tugas Teknis Lainnya, Sekretariat Jenderal Kementerian

Kesehatan pada kegiatan Pembinaan, Pengembangan Pembiayaan

dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan untuk Penanggungjawab

dan Sekretariat Jamkesmas Kabupaten/Kota; dan

Page 291: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

- 50 -

b. Dana Tugas Pembantuan Setditjen Bina Gizi dan KIA membiayai

Sekretariat BOK Tingkat Kabupaten/Kota.

Susunan Tim Pengelola Jamkesmas dan BOK Tingkat

Kabupaten/Kota, terdiri dari:

1) Penanggung jawab : Kepala Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota

2) Sekretariat Jamkesmas

a) Ketua : Kabid/Pejabat Eselon III yang

membidangi Pembiayaan dan

Jaminan Kesehatan

b) Wakil Ketua I Bid

Advokasi, Sosialisasi,

Monev dan Pelaporan

a) Wakil Ketua II Bid

Verifikasi Klaim

Jamkesmas-Jaminan

persalinan

: (ditetapkan oleh Kepala Dinas

Kesehatan Kabupaten/kota

yangbersangkutan)

: (ditetapkan oleh Kepala Dinas

Kesehatan Kabupaten/kota

yangbersangkutan)

b) Anggota : 2 Orang

3) Sekretariat BOK : Sekretariat BOK dapat di lihat

pada Juknis BOK

Total personil TP Jamkesmas Kabupaten/Kota berjumlah sebanyak 6

(enam) Orang. Masing-masing wakil ketua bidang dibantu oleh 1

(satu) orang anggota yang ada.

Tim Pengelola Jamkesmas dan BOK Tingkat Kabupaten/Kota,

bertugas:

a. Melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan Tim Pengelola

Jamkesmas dan BOK Tingkat Pusat.

b. Mempertanggungjawabkan manajemen penyelenggara an

Jamkesmas dan BOK secara keseluruhan di wilayah kerjanya.

c. Melakukan pembinaan (koordinasi dan evaluasi) terhadap

pelaksanaan kegiatan Jamkesmas dan BOK di kabupaten/kota.

d. Melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian terhadap

unit-unit kerja yang terkait dalam penyelenggaraan Jamkesmas

dan BOK di wilayah kerjanya (termasuk pada fasilitas pelayanan

kesehatan dasar di Puskesmas dan jaringannya serta fasilitas

pelayanan lanjutan).

Page 292: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

- 51 -

e. Memfasilitasi pertemuan secara berkala dengan tim koordinasi

sesuai kebutuhan dalam rangka evaluasi, monitoring, pembinaan

dan penyelesaian masalah lintas sektor yang terkait dengan

penyelenggaraan Jamkesmas dan BOK di kabupaten/kota.

f. Mengoordinasikan manajemen pelayanan dan administrasi

keuangan dalam penyelenggaraan Jamkesmas dan BOK di

kabupaten/kota.

g. Melakukan sosialisasi dan advokasi penyelenggaraan Jamkesmas

dan BOK.

h. Melakukan monitoring, evaluasi, pembinaan dan pengawasan

penyelenggaraan Jamkesmas dan BOK.

i. Melakukan telaah atas kegiatan (POA) Jamkesmas dan BOK yang

diusulkan Puskesmas.

j. Menyalurkan dana kepada Puskemas yang didasarkan atas

usulan-usulan kegiatan-kegiatan Jamkesmas dan BOK yang

disetujui dan ditandatangani Kepala Dinas Kesehatan atau

pejabat yang diberikan kewenangan oleh Kepala Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota.

k. Melakukan verifikasi atas semua kegiatan Jamkesmas dan BOK

yang dilaksanakan Puskesmas berdasarkan usulan kegiatan

sebelumnya.

l. Melakukan verifikasi dan membayar atas klaim yang diajukan

oleh fasilitas kesehatan yang melaksanakan Jaminan Persalinan

(Jaminan Persalinan).

m. Menangani penyelesaian keluhan terkait dalam penyelenggaraan

Jamkesmas dan BOK.

n. Melakukan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan fasilitas

pelayanan kesehatan swasta yang berkeinginan menjadi jaringan

Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) Jaminan Persalinan di

wilayah kerjanya.

o. Selaku pembina verifikator independen melakukan pembinaaan

dan pengawasan pelaksanaan kegiatan verifikator independen di

daerahnya, termasuk di dalamnya adalah melakukan evaluasi

kinerja terhadap kegiatan verifikator independen.

p. Mengupayakan peningkatan dana untuk operasional dan

manajemen Puskesmas melalui BOK dan peningkatan dana

kepesertaan Jaminan Kesehatan dari sumber APBD.

Page 293: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

- 52 -

q. Melakukan pengawasan dan pemeliharaan terhadap inventaris

barang yang telah diserahkan Kementerian Kesehatan untuk

menunjang pelaksanaan Jamkesmas dan BOK didaerahnya.

r. Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan dan hasil

kinerja kepada Tim Pengelola Jamkesmas dan BOK Tingkat Pusat.

s. Menyusun dan menyampaikan laporan atas semua pelaksanaan

tugas penyelenggaraan Jamkesmas dan BOK kepada Tim

Pengelola Jamkesmas dan BOK Tingkat Pusat melalui Dinas

Kesehatan Provinsi setempat.

Page 294: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

- 53 -

BAB VI

INDIKATOR KEBERHASILAN, PEMANTAUAN DAN EVALUASI

A. Indikator Keberhasilan

Jaminan Persalinan diharapkan memberikan kontribusi dalam upaya

untuk meningkatkan cakupan pencapaian program KIA. Untuk

mengukur/melihat keberhasilan Jaminan Persalinan sebagai dasar

dalam menilai keberhasilan dan pencapaian pelaksanaan Jaminan

Persalinan digunakan beberapa kelompok indikator-indikator sebagai

berikut:

1. Indikator Kinerja Program (sesuai dengan Program KIA)

a. Cakupan K1

b. Cakupan K4

c. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas

kesehatan

d. Cakupan penanganan komplikasi kebidanan

e. Cakupan pelayanan nifas lengkap (KF lengkap)

f. Cakupan peserta KB pasca persalinan

g. Cakupan kunjungan neonatal 1 (KN1)

h. Cakupan kunjungan neonatal lengkap (KN Lengkap)

i. Cakupan penanganan komplikasi neonatal

2. Indikator Kinerja Pendanaan dan Tata Kelola Keuangan

a. Tersedianya dana jaminan persalinan pada seluruh daerah sesuai

kebutuhan.

b. Termanfaatkannya dana Jaminan Persalinan bagi seluruh

sasaran yang membutuhkan.

c. Terselenggaranya proses klaim dan pertanggungjawaban dana

Jaminan Persalinan untuk pelayanan dasar dan pelayanan

rujukan secara akuntabel.

B. Pemantauan Dan Evaluasi

Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan Jaminan Persalinan terintegrasi

dengan program Jamkesmas sebagaimana diatur dalam Pedoman

Pelaksanaan Jamkesmas.

Page 295: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

- 54 -

1. Tujuan

Pemantauan perlu dilakukan untuk mendapatkan gambaran

mengenai kesesuaian antara rencana dan pelaksanaan di lapangan,

sedangkan evaluasi bertujuan menilai pencapaian indikator

keberhasilan.

2. Ruang Lingkup

a. Data sasaran, pencatatan, pelaporan dan penanganan keluhan

b. Pelaksanaan pelayanan Jaminan Persalinan meliputi jumlah

kunjungan ke fasilitas kesehatan tingkat pertama maupun jumlah

rujukan ke fasilitas kesehatan tingkat lanjutan;

c. Kualitas pelaksanaan pelayanan Jaminan Persalinan

d. Pelaksanaan penyaluran dana dan verifikasi pertanggung jawaban

dana

e. Pelaksanaan verifikasi penggunaan dana Jaminan Persalinan

f. Pengelolaan Jaminan Persalinan di Provinsi/Kabupaten/Kota

3. Mekanisme

Pemantauan dan evaluasi dilakukan secara berkala baik bulanan,

triwulan, semester maupun tahunan oleh Pusat dan Dinas Kesehatan

Provinsi/Kabupaten/Kota melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

a. Pertemuan koordinasi (tingkat Pusat; Provinsi dan

b.

Kabupaten/Kota)

Pengolahan dan analisis data

c. Supervisi

C. Penanganan Keluhan

Penyampaian keluhan berguna sebagai masukan untuk perbaikan dan

peningkatan pelayanan, keluhan tersebut dapat disampaikan oleh

sasaran, pemerhati, dan petugas fasilitas kesehatan kepada Tim

Pengelola Jamkesmas dan BOK di Dinas Kesehatan Provinsi/

Kabupaten/Kota.

Dalam penanganan keluhan Tim Pengelola Jamkesmas dan BOK harus

memperhatikan prinsip:

1. Keluhan harus direspon secara cepat dan tepat;

2. Penanganan keluhan dilakukan pada tingkat terdekat dengan

masalah dan penyelesaiannya dapat dilakukan secara berjenjang.

Page 296: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

- 55 -

3. Penanganan keluhan dapat memanfaatkan unit yang telah tersedia di

fasilitas kesehatan maupun Dinas Kesehatan setempat.

D. Pembinaan Dan Pengawasan

1. Pembinaan bertujuan agar pelaksanaan Jaminan Persalinan lebih

berdaya guna dan berhasil guna. Pembinaan dilakukan secara

berjenjang sesuai dengan tugas dan fungsinya, diantaranya:

a. Pembinaan dalam penyusunan POA program. POA tetap

diperlukan sebagai acuan untuk dalam perencanaan kegiatan.

b. Pembinaaan dalam pelaksanaan pelayanan program di lapangan

c. Pembinaan dalam pengelolaan dan pertanggungjawaban dana

Jaminan Persalinan.

d. Pembinaan dalam penyelenggaraan proses klaim.

e. Pembinaan dalam proses sistem informasi manajemen baik yang

berbasis website maupun manual.

2. Pengawasan dilakukan secara:

a. Pengawasan melekat

b. Pengawasan fungsional

E. Pencatatan, Pelaporan, Dan Umpan Balik

Untuk mendukung pemantauan dan evaluasi diperlukan pencatatan dan

pelaporan pelaksanaan Jaminan Persalinan secara rutin setiap bulan.

1. Pencatatan

Hasil kegiatan pelayanan Jaminan Persalinan dilakukan oleh fasilitas

kesehatan pada register pencatatan yang sudah ada.

2. Pelaporan

a. Fasilitas kesehatan wajib melaporkan rekapitulasi pelaksanaan

program kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota selaku Tim

Pengelola pada tanggal 5 (lima) setiap bulannya.

b. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota selaku Tim Pengelola

Kabupaten/Kota wajib melakukan rekapitulasi laporan dari

seluruh laporan hasil pelaksanaan Jaminan Persalinan program

di wilayah Kabupaten/Kota setempat dan melaporkannya kepada

Dinas Kesehatan Provinsi setiap tanggal 10 (sepuluh) setiap

bulannya.

Page 297: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

- 56 -

BAB VII

PENUTUP

c. Dinas Kesehatan Provinsi selaku Tim Pengelola Provinsi wajib

melakukan rekapitulasi laporan hasil kegiatan dari setiap Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota dan melaporkannya kepada Pusat

setiap tanggal 15 (lima belas) setiap bulannya.

d. Kementerian Kesehatan/Tim Pengelola Pusat wajib melakukan

rekapitulasi laporan dari setiap provinsi untuk menjadi laporan

nasional setiap bulan/trimester/semester/tahun.

3. Umpan Balik

Laporan umpan balik mengenai hasil laporan pelaksanaan Jaminan

Persalinan dilaksanakan secara berjenjang, yaitu :

a. Kementerian Kesehatan/Tim Pengelola Pusat akan melakukan

analisis dan memberikan umpan balik kepada Dinas Kesehatan

Provinsi/Tim Pengelola Provinsi;

b. Dinas Kesehatan Provinsi/Tim Pengelola Provinsi akan melakukan

analisis dan memberikan umpan balik ke Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota/Tim Pengelola Dinas Kabupaten/Kota .

c. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota/Tim Pengelola Kabupaten/Kota

akan melakukan analisis dan memberikan umpan balik kepada

fasilitas pemberi pelayanan.

Laporan kinerja hasil pelaksanaan kegiatan Jaminan Persalinan

tersebut dikirimkan ke Sekretariat Tim Pengelola Jamkesmas

Pusat dengan alamat:

Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan

Selaku Tim Pengelola Jamkesmas Pusat

Kementerian Kesehatan Gedung Prof. Sujudi Lantai 14

Jl. HR Rasuna Said Blok X5 Kav No. 4-9

Jakarta Selatan 12950 Telp. (021) 5221229; Fax. (021) 5292020

atau melalui PO BOX JAMKESMAS 7755 JKTM 12700

Page 298: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

- 57 -

MENTERI KESEHATAN,

ENDANG RAHAYU SEDYANINGSIH

BAB VII

PENUTUP

Kebijakan Jaminan Persalinan diselenggarakan dengan maksud untuk

mempermudah akses ibu hamil dalam mendapatkan pelayanan ANC dan

pertolongan persalinan yang hygienis oleh tenaga kesehatan yang terlatih

baik persalinan normal maupun dengan penyulit. Hal ini dilakukan untuk

mengatasi hambatan biaya persalinan yang sering rmenjadi masalah pada

kelompok masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah.

Jaminan persalinan sesungguhnya merupakan perluasan kepesertaan dan

manfaat Jamkesmas kepada ibu hamil, bersalin dan ibu dalam masa nifas

yang belum mempunyai jaminan persalinan.

Buku Petunjuk teknis ini disusun agar menjadi acuan dalam

penyelenggaraan jaminan persalinan sehingga dapat tercapai tujuan

program serta penyelenggaraan pembiayaan yang akuntabel.

Page 299: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

- 58 -

Formulir 1

PERJANJIAN KERJA SAMA

ANTARA DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA.............................

DENGAN

------------------------------------------------------------------------ TENTANG

PEMBERIAN PELAYANAN PROGRAM JAMINAN PERSALINAN

TAHUN ---------------------

NOMOR ....................... Pada hari ini ............. tanggal................ bulan ........................... tahun...................., yang

bertanda tangan dibawah ini :

1. ---------------------------------------------, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang

berkedudukan dan berkantor di Jalan --------------------------------------------------------,

dalam hal ini bertindak selaku Ketua Tim Pengelola Program Jamkesmas Jaminan

Persalinan di pelayanan dasar dalam jabatannya tersebut yang untuk selanjutnya

disebut sebagai ” PIHAK PERTAMA”;

2. --------------------------------------------------------------, yang berkedudukan dan berkantor

di Jalan -----------------------------------------------------dalam hal ini bertindak dalam

jabatannya tersebut berdasarkan .......................... dalam hal ini bertindak dalam

jabatannya tersebut berdasarkan ............... yang untuk selanjutnya disebut sebagai

“ PIHAK KEDUA”.

Bahwa PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama-sama di sebut “ PARA PIHAK” dan secara sendiri-sendiri disebut “ PIHAK”. PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA mengadakan perjanjian kerja sama (selanjutnya

disebut “Perjanjian”) dengan ketentuan–ketentuan sebagaimana diatur lebih lanjut dalam

Perjanjian ini.

PASAL 1

PENUNJUKAN

PIHAK PERTAMA menunjuk PIHAK KEDUA untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi

seluruh ibu hamil, ibu nifas dan bayi lahir yang belum mempunyai jaminan

kesehatan/jaminan persalinandi fasilitas kesehatan yang dibawah tanggung jawab yang

bersangkutan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor -------------------------------

------ tahun ------tentang Petunjuk Teknis Program Jaminan Persalinan dan PIHAK KEDUA

menerima penunjukakn tersebut

PASAL 2

MAKSUD DAN TUJUAN

1. Maksud dari Perjanjian ini adalah sebagai dasar pelaksanaan bersama PARA PIHAK

dalam memberikan pelayanan jaminan persalinan.

Page 300: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

- 59 -

2. Tujuan Perjanjian ini adalah untuk memberikan pelayanan program jaminan

persalinan yang sebaik-baiknya yang memenuhi syarat pelayanan sebagaimana

petunjuk teknis program jaminan persalinan

PASAL 3

RUANG LINGKUP PELAYANAN JAMINAN PERSALINAN

1. Pemeriksaan kehamilan (ANC); dengan tatalaksana pelayanan mengacu pada buku

Pedoman KIA,

2. Persalinan per vaginam normal, melalui induksi, dengan tindakan atau dengan

komplikasi

3. Atau, persalinan per abdominam termasuk Seksio sesarea elektif (berencana), atas

indikasi medis dan Seksio sesarea segera (emergensi), atas indikasi medis (Pada

Fasilitas kesehatan Tingkat Lanjutan)

4. Pelayanan selama masa nifas dan pelayanan neonatus

PASAL 4

HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA

1. PIHAK PERTAMA berhak :

a. Melakukan verifikasi atas pemberian pelayanan kesehatan dan kesesuaian

besarnya klaim biaya yang akan di bayarkan oleh Kementerian Kesehatan kepada

PIHAK KEDUA.

b. Memperoleh laporan pelayanan dan pengajuan berkas klaim dari PIHAK KEDUA

c. Menerima keluhan dari pengguna program dan meneruskan keluhan tersebut

kepada PIHAK KEDUA sepanjang hal tersebut menyangkut pelayanan.

d. Memperoleh laporan pelayanan Jaminan Persalinan dari PIHAK PERTAMA

e. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan program oleh

PIHAK KEDUA

2. PIHAK PERTAMA berkewajiban:

a. Melakukan pembayaran atas pelayanan yang diberikan oleh PIHAK KEDUA

b. Melakukan monitoring dan evaluasi keuangan/pembiayaan pelayanan kesehatan

yang diterima oleh PIHAK KEDUA

c. Menerima usulan dan keluhan yang diajukan oleh PIHAK KEDUA

d. Melakukan sosialisasi kebijakan dan Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan

Page 301: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

- 60 -

PASAL 5

HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA

1. PIHAK KEDUA berhak :

a. Memperoleh pembayaran dari PIHAK PERTAMA atas nama Kementerian kesehatan

atas biaya pelayanan yang telah dilaksanakan.

b. Mengajukan klaim tagihan/pertanggung-jawaban atas biaya pelayanan kesehatan

yang telah diberikan

c. Melakukan klarifikasi jika terdapat perbedaan antara klaim tagihan biaya dan

realisasi pembayaran klaim.

d. Memperoleh umpan balik atas hasil monitoring dan evaluasi tentang kepesertaan,

pelayanan kesehatan, dan keuangan dari PIHAK KEDUA.

e. Mengajukan usul/keluhan sehubungan penyelenggaraan program jaminan

persalinan dalam upaya peningkatan pelayanan.

2. PIHAK KEDUA berkewajiban :

a. Memberikan pelayanan program persalinan kepada penguna program mengacu

kepada petunjuk teknis program jaminan persalinan

b. Menyediakan fasilitas pelayanan rawat jalan tserta fasilitas pertolongan persalinan

sesuai dengan standar pelayanan yang berlaku.

c. Tidak menarik biaya tambahan kepada pengguna program jaminan persalinan di

luar tarif yang ditentukan dengan alasan apapun

d. Mempersiapkan sumberdaya manusia yang berkompeten untuk memberikan

pelayanan kesehatan sesuai dengan standar ketenagaan yang berlaku.

e. Menyerahkan klaim tagihan biaya pelayanan kesehatan kepada PIHAK PERTAMA

untuk diverifikasi.

f. Menyampaikan laporan pelayanan program jaminan persalinan kepada PIHAK

PERTAMA

PASAL 6

TARIP PELAYANAN

Besaran tarif pelayanan program jaminan persalinan yang diberikan oleh PIHAK KEDUA

adalah:

No Jenis Pelayanan Frek Tarif

(Rp) Jumlah

(Rp) Ket

1. Pemeriksaan kehamilan 4 kali 20.000 80.000 Standar 4x

2. Persalinan normal 1 kali 500.000 500.000

Page 302: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

- 61 -

No Jenis Pelayanan Frek Tarif

(Rp) Jumlah

(Rp) Ket

3. Pelayanan nifas termasuk

pelayanan bayi baru lahir

dan KB pasca persalinan

4 kali 20.000 80.000 Standar 4x

4. Pelayanan tindakan pra

rujukan untuk ibu hamil,

bersalin, nifas dan bayi baru

lahir dengan komplikasi.

1 kali 100.000 100.000 Pada saat menolong

persalinan ternyata

ada komplikasi,

wajib segera dirujuk

5. Pelayanan pasca keguguran, persalinan per vaginam termasuk pelayanan nifas

dan pelayanan bayi baru lahir dengan tindakan

emergensi dasar.

1 kali 650.000 650.000 Dilakukan di

Puskesmas PONED

PASAL 7

TATA CARA PENGAJUAN TAGIHAN

1. Proses klaim bagi fasilitas kesehatan tingkat pertama:

PIHAK PERTAMA mengajukan klaim setelah memberikan pelayanan kepada Dinas

Kesehatan/Tim Pengelola Kabupaten/Kota dengan melengkapi bukti pelayanan yang

sah dan harus di tanda tangani oleh peserta (ibu hamil, bersalin, nifas. Tim verifikasi

PIHAK PERTAMA melakukan verifikasi dan memberikan persetujuan membayar

kepada masing-masing fasilitas kesehatan.

2. Proses klaim Jaminan persalinan bagi fasilitas kesehatan tingkat lanjutan:

PIHAK KEDUA (Fasilitas kesehatan tingkat rujukan) melakukan pengajuan klaim

program jaminan persalinan KEPADA PIHAK PERTAMA melalui mekanisme klaim

Jamkesmas, yaitu dengan INA CBGs

PASAL 8

PEMBAYARAN KLAIM/PERTANGGUNG JAWABAN

1. Klaim tagihan yang sudah diverifikasi oleh PIHAK PERTAMA dibayar kepada PIHAK

KEDUA.

2. Pembayaran sebagaimana dimaksud pada angka 1 dilakukan oleh PIHAK PERTAMA

dapat secara tunai.

Bagi Fasilitas kesehatan tingkat pertama atau untuk Fasilitas kesehatan tingkat

lanjutan melalui Bank yang ditetapkan oleh PIHAK KEDUA.

PASAL 9

JANGKA WAKTU BERLAKU 1. Kesepakatan Kerja Sama ini berlaku untuk jangka waktu selama 1 (satu) tahun

terhitung sejak tanggal .................. sampai dengan ........................

Page 303: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

- 62 -

2. Selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya jangka waktu Perjanjian

Kerjasama ini, PARA PIHAK sepakat saling memberitahukan maksudnya apabila

hendak memperpanjang Kesepakatan Bersama ini.

3. Apabila selambat-lambatnya sampai dengan 1 (satu) bulan sebelum berakhirnya

jangka waktu Perjanjian ini tidak ada surat pemberitahuan dari PIHAK PERTAMA

untuk memperpanjang waktu Perjanjian, maka Perjanjian ini berakhir dengan

sendirinya.

PASAL 10

SANKSI

Dalam hal PIHAK KEDUA secara nyata terbukti melakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Tidak melayani pengguna program jaminan persalinan sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

b. Tidak memberikan fasilitas dan pelayanan kesehatan sesuai yang berlaku.

c. Memungut biaya tambahan biaya pelayanan kesehatan kepada pengguna program

jaminan persalinan

d. Tidak melakukan prosedur pelayanan sesuai petunjuk teknis jaminan persalinan

Maka PIHAK PERTAMA berhak untuk menangguhkan pembayaran atas tagihan biaya

pelayanan kesehatan yang diajukan oleh PIHAK KEDUA.

Dalam hal PIHAK KEDUA membatalkan secara sepihak Perjanjian ini, PIHAK PERTAMA

mengenakan denda sebesar nilai tagihan biaya pelayanan kesehatan 3 (tiga) bulan

terakhir yang sudah dibayarkan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA.

PASAL 11

KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)

1. Yang dimaksud dengan keadaan memaksa (selanjutnya disebut “Force Majeure”)

adalah suatu keadaan yang terjadinya di luar kemampuan, kesalahan atau kekuasaan

PARA PIHAK dan yang menyebabkan PIHAK yang mengalaminya tidak dapat

melaksanakan atau terpaksa menunda pelaksanaan kewajibannya dalam Kesepakatan

ini. Force Majeure tersebut meliputi bencana alam, banjir, wabah, perang (yang

dinyatakan maupun yang tidak dinyatakan), pemberontakan, huru-hara, pemogokkan

umum, kebakaran dan kebijaksanaan Pemerintah yang berpengaruh secara langsung

terhadap pelaksanaan Kesepakatan ini.

2. Dalam hal terjadinya peristiwa Force Majeure, maka PIHAK yang terhalang untuk

melaksanakan kewajibannya tidak dapat dituntut oleh PIHAK lainnya. PIHAK

yang terkena Force Majeure wajib memberitahukan adanya peristiwa Force

Majeure tersebut kepada PIHAK yang lain secara tertulis paling lambat 7 (tujuh)

hari kalender sejak saat terjadinya peristiwa Force Majeure, yang dikuatkan oleh

surat keterangan dari pejabat yang berwenang yang menerangkan adanya

peristiwa Force Majeure tersebut. PIHAK yang terkena Force Majeure wajib

mengupayakan dengan sebaik-baiknya untuk tetap melaksanakan kewajibannya

sebagaimana diatur dalam Kesepakatan ini segera setelah peristiwa Force Majeure

berakhir.

Page 304: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

- 63 -

3. Apabila peristiwa Force Majeure tersebut berlangsung terus hingga melebihi atau

diduga oleh PIHAK yang mengalami Force Majeure akan melebihi jangka waktu 30

(tiga puluh) hari kalender, maka PARA PIHAK sepakat untuk meninjau kembali

Jangka Waktu Kesepakatan ini.

4. Semua kerugian dan biaya yang diderita oleh salah satu PIHAK sebagai akibat

terjadinya peristiwa Force Majeure bukan merupakan tanggung jawab PIHAK yang

lain.

PASAL 12

PENYELESAIAN PERSELISIHAN

1. Setiap perselisihan, pertentangan dan perbedaan pendapat yang timbul sehubungan

dengan Perjanjian ini akan diselesaikan terlebih dahulu secara musyawarah dan

mufakat oleh PARA PIHAK.

2. Apabila penyelesaian secara musyawarah sebagaimana dimaksud dalam ayat 1. Pasal

ini tidak berhasil mencapai mufakat, maka PARA PIHAK sepakat untuk menyerahkan

penyelesaian perselisihan tersebut melalui Pengadilan.

3. Mengenai Kesepakatan ini dan segala akibatnya, PARA PIHAK memilih kediaman

hukum atau domisili yang tetap dan umum di Kantor Panitera Pengadilan Negeri

............... (setempat).

PASAL 13

ADDENDUM

Apabila dalam pelaksanaan Kesepakatan Bersama ini PARA PIHAK merasa perlu

melakukan perubahan, maka perubahan tersebut hanya dapat dilakukan atas

kesepakatan PARA PIHAK yang dituangkan dalam Addendum Perjanjian ini yang

merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari Perjanjian ini.

PIHAK KEDUA

............................

PIHAK PERTAMA

................................

CATATAN :

KONSEP INI DAPAT DIMODIFIKASI SESUAI DENGAN KEBUTUHAN DAN KEADAAN

SETEMPAT SEPANJANG TIDAK BERTENTANGAN DENGAN PEDOMAN YANG DITETAPKAN

MENTERI KESEHATAN.

Page 305: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

- 64 - Formulir 2

No.

Provinsi

Penduduk

CBR 2010

Sasaran Bumil

1. Aceh 4.486.570 19,8 97.717

2. Sumatera Utara 12.985.075 19,6 279.958

3 Sumatera Barat 4.845.998 20,3 108.211

4. Riau 5.543.031 21,7 132.312

5. Jambi 3.088.618 19,2 65.232

6. Sumatera Selatan 7.446.401 19 155.630

7. Bengkulu 1.713.393 18,8 35.433

8. Lampung 7.596.115 18,2 152.074

9. Bangka Belitung 1.223.048 18,2 24.485

10. Kepulauan Riau 1.685.698 0 -

11. DKI Jakarta 9.588.198 19,2 202.503

12. Jawa Barat 43.021.826 18 851.832

13. Jawa Tengah 32.380.687 16,8 598.395

14. DI Yogyakarta 3.452.390 11,9 45.192

15. Jawa Timur 37.476.011 13,3 548.274

16. Banten 10.644.030 20,5 240.023

17. Bali 3.891.428 14,4 61.640

18. Nusa Tenggara Barat 4.496.855 20,1 99.425

19. Nusa Tenggara Timur 4.679.316 19,8 101.916

20. Kalimantan Barat 4.393.239 19,7 95.201

21. Kalimantan Tengah 2.202.599 16,8 40.704

22. Kalimantan Selatan 3.626.119 18,3 72.994

23. Kalimantan Timur 3.550.586 18,3 71.473

24. Sulawesi Utara 2.265.937 14,8 36.889

25. Sulawesi Tengah 2.633.420 18,7 54.169

26. Sulawesi Selatan 8.032.551 18,2 160.812

27. Sulawesi Tenggara 2.230.569 17,5 42.938

28. Gorontalo 1.038.585 18,2 20.792

29. Sulawesi Barat 1.158.336 0 -

30. Maluku 1.531.402 21,5 36.218

31. Maluku Utara 1.035.478 22,2 25.286

32. Papua Barat 760.855 0 -

33. Papua 2.851.999 20,1 63.058

INDONESIA

237.556.363

4.520.789

Sumber: Jumlah Penduduk : www.bps.go.id; CBR : www.datastatistik-indonesia.com; CBR

Prov. Kepri, Sulbar, Papua Barat

PROYEKSI ESTIMASI SASARAN IBU HAMIL DI INDONESIA PER PROVINSI

Page 306: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

- 65 -

Formulir 3

LAPORAN KEPESERTAAN, PELAYANAN KESEHATAN DAN PEMANFAATAN DANA

PESERTA JAMINAN PERSALINAN DI PUSKESMAS

Propinsi : .…………………. Puskesmas : ………………… Kab/Kota : .…………………. Kecamatan : .…………………. Kode PKM : …………………

Bulan : .…………………. Tahun : ………………….

NO KEGIATAN SATUAN

1 2 3 4

I.

II.

Kepesertaan Jaminan Persalinan

a.Jumlah Ibu hamil (target Proyeksi satu tahun)

b.Jumlah Ibu bersalin (target Proyeksi satu tahun)

c.Jumlah Ibu nifas (target Proyeksi satu tahun)

Pelayanan Kesehatan Ibu

a. Jumlah Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan Trimester I (K1)

b. Jumlah Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan Trimester II (K2)

c. Jumlah Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan Trimester III (K3)

d. Jumlah Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan Trimester III (K4)

e. Jumlah Bumil yang Dirujuk

f. Jumlah Persalinan oleh Tenaga Kesehatan

g. Jumlah Bulin yang Dirujuk

h. Jumlah Kunjungan Pemeriksaan Ibu Nifas (KF1)

i. Jumlah Kunjungan Pemeriksaan Ibu Nifas (KF2)

i. Jumlah Kunjungan Pemeriksaan Ibu Nifas (KF3)

j. Jumlah Bufas yang Dirujuk

k. jumlah persalinan pervaginam dengan penyulit

l. prosedur tindakan kuretase pada keguguran

Orang

Kunjungan

Kunjungan

Kunjungan

Kunjungan

Orang

Orang

Orang

Kunjungan

Kunjungan

Kunjungan

Orang

Tanggal ..............................

Kepala Puskesmas

( …………………….………. )

NIP : ………………….

Page 307: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

PROVINSI : …………………… TAHUN ………………….

DINAS

KESEHATAN : ……………………

- 66 -

Formulir 4

REKAPITULASI LAPORAN KESERTAAN DAN PEMANFAATAN PELAYANAN JAMINAN PERSALINAN

No

KAB/KOTA

Kepesertaan Pelayanan Kesehatan Ibu

Bumil

Bulin

Bufas

Jumlah Kunjungan Jumlah Kunjungan

Pemeriksaan

Jumlah Rujukan

K1 K2 K3 K4 Pn KF1 KF2 Bumil Bulin Bufas Bumil Bulin Bufas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

JUMLAH TOTAL

…………………..,.20…

Kepala Dinas

Kesehatan Provinsi (..................................)

Page 308: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

- 67 -

Formulir 5

P u l a n g ( H /M

) T i b a ( H / M

) L a i n n y a

R S R S I A / R S B

R B P K M

L a i n n y a

H D K In f e k s i

P P P F o to

T h o r a x ( + / - )

A n t i T B * * *

A n t i M

a l a r i a * * *

C D 4 ( k o p i/ m l

V i t . A *

F e ( t a b l e t )

C a t a t d i B u k u K I A *

S u h u ( 0 C )

T D ( m m

H g

KARTU IBU (HALAMAN DEPAN)

Page 309: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

O b a t * * * T B C ( + / - )

P e r i k s a

K e l a m b u b e r i n s e k t i s i d

O b a t * * * M a l a r i a ( + / - )

P e r i k s a A R V

P r o f i l a k s i s * * * S e r o l o g i ( + / - )

P e r i k s a V C T *

H B s A g ( + / - ) S i f i l i s ( + / - )

T h a l a s e m i a ( + / - )

G u l a D a r a h 7 )

P r o t e i n U r i n ( + / - ) A n e m i a ( + / - )

H a s i l ( g / d l )

P M T *

F e ( t a b l e t ) C a t a t d i B u k u

K I A * I n j e k s i T T *

S t a t u s I m u n i s a i s i T T6 )

J u m l a h

P u l a n g ( H / M )

T i b a ( H / M ) L a i n - l a i n

R S R S I A / R S B

R B P u s k e s m a s

L a i n - l a i n K P D

I n f e k s i

P e r d a r a h a n

A b o r t u s

H D K

D S O G D

o k t e r

P e r a w a t

B i d a n

K a d e r

D u k u n

M a s y a r a k a t

K e l u a r g a

P a s i e n

5 )

P r e s e n t a s i 4 )

T B J ( g r a m ) K e p a l a t h d

P A P 3 )

D J J ( x / m e n i t )

R e f l e k s P a t e l l a ( + / - )

T F U ( c m )

S t a t u s G i z i 2 )

L I L A ( c m )

T D ( m m H g )

B B ( k g )

T r i m e s t e r k e

U s i a K l i n i s

C a r a M a s u k 1 )

J a m k e s m a s *

- 68 -

KARTU IBU (HALAMAN BELAKANG)

Page 310: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

K e a d a a n P u la n g ( H / M )

K e a d a a n T i b a ( H / M ) L a i n - l a i n

R S R S I A / R S B

R B P u s k e s m a s

L a i n - l a i n K P D

I n f e k s i P e r d a r a h a n

A b o r t u s H D K

N o n N a k e s

N a k e s

O b a t T B * *

T B ( + / - ) K e la m b u

B e r in s e k t is id a * O b a t A n t i M a l a r i a * *

M a l a r i a ( + / - )

A R V P r o f if a lk s is * *

S e r o l o g i ( + / - ) V C T *

H B s A g ( + / - ) S i f i l i s ( + / - )

T h a la s e m ia ( + / - ) G u la D a r a h ( + / - ) P r o t e in U r in ( + / - )

H b ( g / d l ) P M T

F e ( t a b l e t ) C a t a t d i b u k u

K I A * I n j e k s i T T *

S t a t u s I m u n i s a i s i T T 2 )

P r e s e n t a s i 1 )

J u m la h J a n in ( T / G )

T B J ( g r a m ) K e p a l a t h d P A P

( M / B M )

D J J ( x / m e n i t )

S t a t u s G iz i ( M / N )

L I L A ( c m )

T F U ( c m )

T D ( m m H g )

T i n g g i B a d a n ( c m )

B B ( k g )

T r i m e s t e r k e U s ia K e h a m ila n

J a m k e s m a s *

- 69 -

Formulir 6

KOHORT ANTE NATAL

Page 311: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

P u l a n g ( H / M

T i b a ( H / M )

L a i n - l a i n R S

R S I A / R S B R . B e r s a l i n

P u s k e s m a s L a i n - l a i n

I n f e k s i P P P H D K

D i s t o s i a O b a t A n t i T B

O b a t A n t i

A R V P r o f . B a y i ( H / M )

I b u ( H / M ) > 1 j a m

< 1 j a m C a t a t d i B u k u

K I A * * M e n g g u n a k a n

P a r t o g r a f * *

F u M a s a s e e r i n d u s U t

P e r e g a n g a n T a l i P u s a t

I n j e k s i O k s i t o s i n

P e n o l o n g 3 )

T e m p a t 2 )

C a r a

B e r a t B a y i

P r e s e n t a s i 1 )

U s i a H P H T

K e Ua s i ai l a n h m J a m

T a n g g a l

J a m

T a n g g a l

J a m

T a n g g a l

J a m

T a n g g a l

- 70 -

Formulir 7

KOHORT PERSALINAN IBU

Ket erangan :

Pada kolom 8 d an 9, apabila ibu y an g melahir k an lebih dar i s at u bay i, s et ia p bar is digunak an untuk c at ata n s eor ang bay i

Page 312: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

- 71 -

Formulir 8

FORM PARTOGRAF

Page 313: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

P u la n g (H

/ M )

T ib a (H / M

)

L a in -la in

R S

R S

I A / R

S B

R . B

e rs a lin

P u s k e s m

a s

L a in -la in

H D

K

I n f e k s i

P P

P W

a k t u P

e la k s a n a a n P

e re n c a n a a n 2 )

F o t o T h o ra x *

O b a t A

n t i T B

* * * O

b a t A n t i

M a la ria * * *

P e m

e rik s a a n C D

4 (k o p i/ m l)

V it . A

I b u * (2 t a b le t )

F e (t a b le t )

C a t a t d i B

u k u K

I A *

S u h u 0 C

T D (m

m H

g )

- 72 -

Formulir 9

REGISTER INDIVIDU PEMERIKSAAN IBU NIFAS

REGISTER INDIVIDU PEMERIKSAAN IBU NIFAS

Le m bar KIA 7

PUSKESMAS

ALAMAT

TELP/FAX

: PROPINSI : DESA :

: KABUPATEN : BIDAN :

: KECAMATAN : TAHUN :

No. Tanggal

Nomor Ibu

Nama Ibu

Alamat Dusun / Desa

Registrasi

Tanda

Vital

Pelayanan Integrasi Program

Pelayanan KB Komplikasi**

Dirujuk Ke**

Keada

an

Ket

Periksa Tanggal

Persalinan

Hr KF

ke 1)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

1) KF : 2 ) : M e t o de KB

* : Tulis √ jika ya/dilakukan *** :

Obat TB : ARV Pr ofilak s is : Obat Anti Malaria: KF-1: 6 jam - 3 hari 1. Pil 5. Ko ndo m Tulis X bila tidak

Tulis nama obat R : Rif ampisin ZDV : Zidovudin ART : Artesunat

KF-2 : 08 hari - 14 hari 2. Suntik 6. M OW

yang diberikan H : INH NVP : Nevirapin AMO : Amodiakuin KF-3 : 35 hari - 42 hari 3. Implant

4. IUD 7. M OP

8. Cara Lain ** : Tulis √ pada salah satu kolom

Z

E : Pyrazinamid

: Ethambutol 3TC : Lamivudin KIN : Kina

Hal:

Page 314: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

- 73 -

CONTOH

LEMBAR KLAIM/PERTANGGUNGJAWABAN DANA PROGRAM JAMINAN PERSALINAN FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

Nama Puskesmas/Fasilitas kesehatan : No PKS : Bulan dan Tahun Klaim : ...............................,....................tahun.......................

Kepada Yth: Ketua Tim Pengelola Jamkesmas/Jaminan Persalinan Kabupaten/Kota......................

Dengan hormat, Bersama ini kami ajukan klaim/pertanggungjawaban dana program persalinan atas pelayanan yang telah kami berikan dengan perincian sebagai berikut:

(Dalam rupiah)

Formulir 10

Jenis Pelayanan No Nama

Pasien ANC Persalinan PNC To

tal

K1 K2 K3 K4 Tarif

ANC Total

Tarif ANC

Normal Tarif

Persalinan Normal

Total Tarif

Persalinan Normal

Tindakan

Pra Rujukan

Tarif

Tindakan Pra

Rujukan

Total

Tarif Tindakan

Pra Rujukan

Persalinan

Dengan Tindakan

Emergensi Dasar

Tarif

Persalinan Dengan

Tindakan Emergensi Dasar

Total Tarif

Persalinan Dengan

Tindakan Emergensi Dasar

KF

1 KF

2 KF

3 KF

4 Tarif

PNC Total

Tarif PNC

1 20.000 500.000 100.000 650.000 20.000

2 20.000 500.000 100.000 650.000 20.000

3 20.000 500.000 100.000 650.000 20.000

TOTAL

Terlampir bersama ini kami sampaikan pula bukti-bukti penunjang yang sah untuk menjadi pertimbangan ( copy identitas/kartu ibu/ register kohort /partograf)

Demikian kami sampaikan, untuk realisasinya diucapkan terimakasih

Tim Verifikasi Jaminan Persalinan Kabupaten/Kota Disetujui oleh, Kami Yang Mengajukan Klaim

...................................................................... Ketua tim Pengelola Jaminan Persalinan dan Jamkesmas Kepala................................................................................

Page 315: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

- 74 -

FORMAT BUKU KAS TUNAI

JAMINAN PERSALINAN Dan JAMKESMAS DI PUSKESMAS

Formulir 11

Puskesmas : ……………………….

Kecamatan : ………………………. Kabupaten/Kota : ……………………….

Provinsi : ……………………….

Tanggal Uraian Transaksi

Keuangan

No. Bukti/Kuitansi

Penerimaan

Pengeluaran

Saldo

Mengetahui,

Kepala Puskesmas ............................

............................................................

....................., ......................................

Pengelola Keuangan Jaminan Persalinan dan Jamkesmas, Puskesmas ............................................................

Page 316: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

- 75 -

Formulir 12

FORMAT

LAPORAN PENERIMAAN DAN REALISASI DANA JAMINAN PERSALINAN DAN JAMKESMAS DI PUSKESMAS

Provinsi :

Kabupaten/Kot : Kecamatan : Jumlah dana BOK *) :

URAIAN KEADAAN KEUANGAN Keterangan

s.d Bulan Lalu Bulan Ini s.d Bulan Ini

Penerimaan

Realisasi

Saldo Tunai

Mengetahui,

Kepala Puskesmas ............................

............................................................

Pengelola Keuangan Jaminan Persalinan dan Jamkesmas, Puskesmas

............................................................

Page 317: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

- 76 -

Page 318: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

DAFTAR ISTILAH

AKI : Angka Kematian Ibu

AKB : Angka Kematian Bayi

ANC : Antenatal Care (Pemeriksaan Kehamilan)

Antenatal : Program pemeriksaan kehamilan dan persalinan

ASEAN : Association of Southeast Asian Nations

Asfiksia : Keadaan bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara

Spontan dan teratur

BBLR : Bayi Berat Lahir Rendah yaitu bayi dengan berat lahir

kurang dari 2500 gram.

BPJS : Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

Eklamsi : darah tinggi dalam kehamilan

Ikterus : Menguningnya kulit dan sklera (bagian putih pada

bola mata)

KB : Keluarga Berencana

KF : Kunjungan Nifas

KIA : Kesehatan Ibu dan Anak

KN : Kunjungan Neonatal

MBA : Married by accident

MDGs : Millenium Development Goals

P2M : Pemberantasan Penyakit Menular

P2BB :Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang

Page 319: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

PHN :Public Health Nurse, yang berkenaan dengan

Perawatan Kesehatan Masyarakat.

PNC : Preventive and Care (Pelayanan Nifas)

Postnatal : Pemeriksaan masa nifas

SDKI : Survey Demografi Kesehatan Indonesia

SJSN : Sistem Jaminan Sosial Nasional

RDS :Respiratory Distress Syndrome. yaitu gangguan

pernapasan pada bayi premature, atau disebut juga

sindrom sulit bernapas pada bayi

Retensio plasenta : Plasenta belum lepas setelah bayi lahir

Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar

Seksio sesarea emergensi : Seksio sesarea yang dilakukan ssetelah gagal dilakukan

partus percobaan (persalinan per vaginam pada wanita-

wanita dengan panggul yang relatif sempit).

Seksio sesarea komplikasi : Perdarahan, robekan jalan lahir, perlukaan jaringan

sekitar rahim, dan sesarean histerektomi

Sepsis : Keadaan dimana tubuh bereaksi hebat terhadap bakteri

atau mikroorganisme lain

WHO : World Health Organization

Page 320: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Identitas Pribadi

Nama : Putri Permatasari

NIM : 6661110391

Tempat Tanggal Lahir : Lebak, 28 Juni 1993

Agama : Islam

Alamat : BTN Pepabri Blok F No.08 RT 01 RW 06

Rangkasbitung, Kabupaten Lebak – Provinsi

Banten

Hobi : Jalan-jalan, Fotography

Moto Hidup : Bersyukur adalah cara kita mendapatkan

Kebahagiaan

2. Riwayat Pendidikan

TK : Islam Al-Husna (1998-1999)

SD : Kaduagung Timur 02 (1999-2005)

SMP : SMPN 1 Rangkasbitung (2005-2008)

SMA : SMAN 1 Rangkasbitung (2008-2011)

Perguruan Tinggi : Adm.Negara – Untirta (2011-2015)

Page 321: EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI ...repository.fisip-untirta.ac.id/590/1/EVALUASI PROGRAM JAMINAN... · yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat

3. Riwayat Organisasi

Pengurus Olahraga Prestasi Cabang Bola Volley

Anggota UKM Pandawa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Anggota Paguyuban Saija dan Adinda (Duta Pariwisata dan Pembangunan)

Kabupaten Lebak