EVALUASI PRODUKTIFITAS RUMAH SAKIT MENGGUNAKAN DATA ...mmt.its.ac.id/download/SEMNAS/SEMNAS...

9
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi IV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Agustus 2006 EVALUASI PRODUKTIFITAS RUMAH SAKIT MENGGUNAKAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) Agoest D. Irawan 1 , I Nyoman Pujawan 2 , Nurhadi Siswanto 2 1 Mahasiswa PPS Magister Manajemen Teknologi-ITS 2 Jurusan Teknik Industri-ITS ABSTRAK Efisiensi dan produktifitas sebuah rumah sakit selama ini diukur atas dasar pencapaian beberapa indikator seperti : Tingkat dari pencapaian BOR (Bed Occupancy Ratio), BTO (Bed Turn Over), ALOS (Average Length of Stay), jumlah pendapatan retribusi dan semacamnya tanpa berupaya mempertemukannya secara relatif dengan beberapa variabel konsideran yang lain seperti variabel man power, kapital atau teknologi. Untuk itu penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui nilai efisiensi teknis (technical efficiency) dan tingkat produktfitias (total factor productivity) setiap rumah sakit dalam kurun waktu tertentu serta mengetahui variabel-variabel apa saja yang memiliki peranan penting bagi terwujudnya rumah sakit dengan tingkat efisiensi teknis dan produktifitas terbaik. Metode Data Envelopment Analysis (DEA) dan Indeks Produktifitas Malmquist digunakan karena kemampuannya mengakomodasi banyak input dan banyak output. Penelitian dilakukan kepada sebanyak 42 rumah sakit umum pemerintah/daerah yang tersebar di Wilayah Propinsi Jawa Timur. Hasil pengolahan menunjukkan nilai efisiensi teknis merentang dari 58,1 % hingga 100 % pada tahun 2003 dengan 4 buah rumah sakit berada pada kondisi tidak efisien sementara nilai efisiensi teknis pada 2004 merentang dari 59,6 % hingga 100 % dengan adanya tambahan rumah sakit yang turut mengalami penurunan tingkat efisiensi. Tingkat produktfitas ditunjukkan melalui indeks TFP Malmquist yang menggunakan data time- series mulai tahun 2003-2004. Rata-rata indeks perubahan TFP untuk rumah sakit di Wilayah Jawa Timur menunjukkan indeks 1.005 yang merentang dari 0,947 hingga 1,008. Kata kunci: Data Envelopment Analysis, Technical Efficiency, Scale Efficiency, Indeks Total Factor Productivity Malmquist. PENDAHULUAN Biaya pelayanan kesehatan dalam kaitannya dengan kualitas pelayanan kesehatan selalu menjadi perhatian utama bagi banyak pihak. Padahal menurut beberapa ahli komponen kunci dari sektor kesehatan yang dapat diupayakan untuk meningkatkan efisiensi adalah dengan menggunakan sumber daya yang ada semaksimal mungkin melalui upaya yang terbaik. Rumah sakit dalam hal ini merupakan unit yang paling dekat perannya dalam proses pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk meningkatkan produktifitasnya dalam melayani para pasien sebagai pengguna jasa kesehatan dan berusaha semaksimal mungkin dalam penggunaan sumber daya yang ada. Pengukuran terhadap produktifitas sebuah rumah sakit selama ini lebih didasarkan atas deskripsi pencapaian beberapa indikator seperti: tingkat dari pencapaian BOR (Bed Occupancy Ratio), BTO (Bed Turn Over), ALOS (Average Lenghth of Stay), TOI (Turn Over Interval), jumlah pendapatan retribusi dan semacamnya tanpa

Transcript of EVALUASI PRODUKTIFITAS RUMAH SAKIT MENGGUNAKAN DATA ...mmt.its.ac.id/download/SEMNAS/SEMNAS...

Page 1: EVALUASI PRODUKTIFITAS RUMAH SAKIT MENGGUNAKAN DATA ...mmt.its.ac.id/download/SEMNAS/SEMNAS IV/MI/20. Agoest D Irawan-O… · evaluasi produktifitas rumah sakit menggunakan data envelopment

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi IVProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Agustus 2006

EVALUASI PRODUKTIFITAS RUMAH SAKITMENGGUNAKAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

Agoest D. Irawan1, I Nyoman Pujawan2, Nurhadi Siswanto2

1Mahasiswa PPS Magister Manajemen Teknologi-ITS2Jurusan Teknik Industri-ITS

ABSTRAK

Efisiensi dan produktifitas sebuah rumah sakit selama ini diukur atas dasarpencapaian beberapa indikator seperti : Tingkat dari pencapaian BOR (Bed OccupancyRatio), BTO (Bed Turn Over), ALOS (Average Length of Stay), jumlah pendapatanretribusi dan semacamnya tanpa berupaya mempertemukannya secara relatif denganbeberapa variabel konsideran yang lain seperti variabel man power, kapital atauteknologi. Untuk itu penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui nilai efisiensiteknis (technical efficiency) dan tingkat produktfitias (total factor productivity) setiaprumah sakit dalam kurun waktu tertentu serta mengetahui variabel-variabel apa sajayang memiliki peranan penting bagi terwujudnya rumah sakit dengan tingkat efisiensiteknis dan produktifitas terbaik. Metode Data Envelopment Analysis (DEA) dan IndeksProduktifitas Malmquist digunakan karena kemampuannya mengakomodasi banyakinput dan banyak output. Penelitian dilakukan kepada sebanyak 42 rumah sakit umumpemerintah/daerah yang tersebar di Wilayah Propinsi Jawa Timur. Hasil pengolahanmenunjukkan nilai efisiensi teknis merentang dari 58,1 % hingga 100 % pada tahun2003 dengan 4 buah rumah sakit berada pada kondisi tidak efisien sementara nilaiefisiensi teknis pada 2004 merentang dari 59,6 % hingga 100 % dengan adanyatambahan rumah sakit yang turut mengalami penurunan tingkat efisiensi. Tingkatproduktfitas ditunjukkan melalui indeks TFP Malmquist yang menggunakan data time-series mulai tahun 2003-2004. Rata-rata indeks perubahan TFP untuk rumah sakit diWilayah Jawa Timur menunjukkan indeks 1.005 yang merentang dari 0,947 hingga1,008.

Kata kunci: Data Envelopment Analysis, Technical Efficiency, Scale Efficiency, IndeksTotal Factor Productivity Malmquist.

PENDAHULUAN

Biaya pelayanan kesehatan dalam kaitannya dengan kualitas pelayanankesehatan selalu menjadi perhatian utama bagi banyak pihak. Padahal menurut beberapaahli komponen kunci dari sektor kesehatan yang dapat diupayakan untuk meningkatkanefisiensi adalah dengan menggunakan sumber daya yang ada semaksimal mungkinmelalui upaya yang terbaik. Rumah sakit dalam hal ini merupakan unit yang palingdekat perannya dalam proses pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Oleh karena iturumah sakit dituntut untuk meningkatkan produktifitasnya dalam melayani para pasiensebagai pengguna jasa kesehatan dan berusaha semaksimal mungkin dalam penggunaansumber daya yang ada.

Pengukuran terhadap produktifitas sebuah rumah sakit selama ini lebihdidasarkan atas deskripsi pencapaian beberapa indikator seperti: tingkat dari pencapaianBOR (Bed Occupancy Ratio), BTO (Bed Turn Over), ALOS (Average Lenghth of Stay),TOI (Turn Over Interval), jumlah pendapatan retribusi dan semacamnya tanpa

Page 2: EVALUASI PRODUKTIFITAS RUMAH SAKIT MENGGUNAKAN DATA ...mmt.its.ac.id/download/SEMNAS/SEMNAS IV/MI/20. Agoest D Irawan-O… · evaluasi produktifitas rumah sakit menggunakan data envelopment

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi IVProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Agustus 2006

ISBN : 979-99735-1-1A-20-2

mempertemukannya secara relatif dengan beberapa variabel konsideran lain sepertivariabel man power seperti jumlah dokter, paramedis, non paramedis atau variabelkapital dan teknologi seperti peralatan medis khusus dan sebagainya. Banyaknya faktorini seringkali membuat pengambil keputusan mengalami kesulitan dalam melakukananalisis sehingga akhirnya memilih untuk memaksakan diri menetapkan satu faktoryang dianggap paling penting untuk dijadikan acuan.

Metode DEA (Data Envelopment Analysis) merupakan metode yang tepat untukmenyelesaikan persoalan tersebut. Hal ini dikarenakan DEA mampu mengakomodasibanyak input dan banyak output dalam banyak dimensi, sehingga akan didapatkan suatupengukuran efisiensi yang lebih akurat sebagai tahap awal dalam meningkatkanperforma rumah sakit. Beberapa riset tentang pengukuruan produktifitas dan efisiensipada ranah rumah sakit, pelayanan kesehatan dan pelaku kesehatan telah dilakukan olehbeberapa peneliti seperti dalam Roos (1997) dan Thomas (2006). Penggunaan DEAsebagai metode analisis juga dilakukan oleh Bhat et al. (2001) pada performa seluruhrumah sakit di Gujarat, Fulton (2001) di Rumah Sakit Militer Amerika Serikat, Andes etal. (2002) pada performa dokter dan Kittelsen (2003) di Norwegia. Tujuan daripenelitian ini sendiri antara lain: (1) Mengetahui nilai efisiensi teknis (technicalefficiency) dan tingkat produktfitias (Total Factor Productivity) setiap rumah sakitdalam periode waktu tertentu. (2) Mengetahui variabel-variabel apa saja yang memilikiperanan penting bagi terwujudnya unit pelayanan rumah sakit dengan tingkat efisiensiteknis dan produktifitas (Total Factor Productivity) terbaik. (3)Mengetahui model unitpelayanan rumah sakit yang efisien dan yang kurang efisien pada suatu daerah. (4)Mendapatkan gambaran atas langkah yang harus ditempuh untuk menjadikan unitpelayanan rumah sakit yang ada menjadi unit pelayanan dengan tingkat efisiensi danproduktifitas yang lebih baik. Penelitian ini dibatasi oleh asumsi: (1) Unit yang diamatiadalah seluruh rumah sakit umum pusat atau daerah milik pemerintah/daerah dikabupaten, kotamadya atau kota administratif yang tersebar di Wilayah Propinsi JawaTimur. (2) Karakteristik rumah sakit diasumsikan setaraf baik dalam infrastrukturstandar maupun standar mutu pelayanan kesehatan minimal yang diberikan. (3) Variansiproporsi populasi masyarakat terhadap rumah sakit diasumsikan identik. (4) Input danoutput yang digunakan dalam penelitian ini memiliki hubungan yang logis.

METODA

Alur metoda penelitian dibangun melalui beberapa tahap sebagaimana tergambarpada Gambar 1. Pada tahap identifikasi variabel input dan output didahului olehobservasi lanjutan dengan jalan mengamati secara lebih dalam apa yang telahdidapatkan dalam observasi pendahuluan untuk kemudian memban-dingkannya denganreferensi dari beberapa studi pustaka yang telah dilakukan. Pada tahap ini pula dibangundan diidentifikasi informasi yang telah dikumpulkan menjadi beberapa alternatifvariabel–variabel yang berguna untuk penyusunan model nantinya. Proses ini dilakukandengan menyusun secara spesifik variabel – variabel mana saja yang mendukungtercapainya model DEA yang dikehendaki. Selain itu, juga digunakan perbandingan daripenelitian sejenis sebelumnya seperti Ramesh Bhat et al. (2001), Kittelsen (2003) danFulton (2001).

Pada tahap pengumpulan dan pengolahan data dilakukan pengambilan datanyapada Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur melalui Sub Bidang Pelayanan Kesehatanpada Unit Rujukan. Rentang data rumah sakit yang hendak diambil adalah periode2004-2005. Langkah yang dilakukan setelah penyusunan keseluruhan spesifikasi input

Page 3: EVALUASI PRODUKTIFITAS RUMAH SAKIT MENGGUNAKAN DATA ...mmt.its.ac.id/download/SEMNAS/SEMNAS IV/MI/20. Agoest D Irawan-O… · evaluasi produktifitas rumah sakit menggunakan data envelopment

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi IVProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Agustus 2006

ISBN : 979-99735-1-1A-20-3

StudiPustaka dan Identifikasi

Metode AnalisisObservasi Pendahuluan

Perumusan Masalah dan TujuanPenelitian

IdentifikasiVariabel Input dan Output

Taha

pSt

udiP

enda

hulu

an

Pembuatan Model

- Menentukan DMU - Menentukan variabel-variabel input/ ouput

Taha

pId

entif

ikas

iVar

iabe

lIn

putd

anO

utpu

t

Pengumpulan Data

Taha

pPe

ngum

pula

nda

nPe

ngol

ahan

Data

Pengolahan Data

- Pemilihan Spesifikasi Model- Penentuan nilai-nilai TE dan SE- Penentuan DMU Efisien - Inefisien- Perhitungan Slack / Excess- Pengukuran index TFP Malmquist

Taha

pAn

alis

isda

nKe

sim

pula

n Analisis dan Interpretasi

Kesimpulan dan Saran

Observasi Lanjutan

Taha

pPe

mbu

atan

Mod

el

Mulai

Selesai

dan output adalah perhitungan Technical Efficiency (TE). Untuk perhitungan TE datayang digunakan adalah data periode 2004. Perhitungan TE dilakukan melalui DEA VRS(Variabel Return to Scale) guna mendapatkan nilai Scale Efficiency (SE). Untuk itu TEVRS dibandingkan dengan TE CRS. Nilai SE ini akan menunjukkan apakah DMUberoperasi dengan optimal atau tidak (atau apakah efisiensi dipengaruhi oleh skalaoperasi atau tidak). Langkah selanjutnya adalah menemukan nilai slack dari DMU yangtidak efisien. Nilai bobot serta DMU yang menjadi peer group didapatkan dariperhitungan menggunakan DEA VRS untuk kemudian menghitung target (target input& output) dengan jalan menjumlahkan perkalian bobot dengan masing-masinginput/output dari peer group. Nilai Slack/ Excess input serta deficient/surplus darioutput, didapatkan dari selisih masing-masing target input/output dengan input/outputaktual. Index Perubahan TFP Malmquist terbentuk dari nilai efficiency change dantechnology change. Melalui nilai EC akan diketahui apakah terjadi perubahan tingkatefisiensi dari tahun ke tahun. Sedangkan technological change menunjukkan apakahterjadi perubahan batas teknis efisiensi dari tahun ke tahun. Data yang digunakan disiniadalah data output input selama 2 periode yaitu tahun 2004-2005.

Gambar 1. Alur Penelitian

Page 4: EVALUASI PRODUKTIFITAS RUMAH SAKIT MENGGUNAKAN DATA ...mmt.its.ac.id/download/SEMNAS/SEMNAS IV/MI/20. Agoest D Irawan-O… · evaluasi produktifitas rumah sakit menggunakan data envelopment

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi IVProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Agustus 2006

ISBN : 979-99735-1-1A-20-4

Data Envelopment AnalysisData Envelopement Analysis (DEA) adalah suatu metode aggregasi komparatif

yang handal dalam mengukur produktifitas suatu organisasi dengan menggunakanbanyak input dan output. DEA dikembangkan oleh Charnes et al. (1978) sebagai tindaklanjut dari kerangka teoritik Farrell (1957) pada pengukuran efisiensi produktifitas.DEA menuju pada sebuah persoalan fractional programming yang secara umumkemudian dikonversikan kedalam program linier untuk pemecahan lebih mudah.Konsepini menekankan pada pengembangan pengukuran dari efisiensi pengambilan keputusan(decision making efficiency) dengan mengacu pada rujukan tertentu yangmemungkinkan melakukan evaluasi atas program publik. Term “program” disinimerujuk pada sekumpulan unit-unit pengambilan keputusan (decision making units atauDMU) yang memiliki kesamaan input dan output. Dengan kata lain, DMU dapatmerupakan sekelompok organisasi, departemen, divisi atau unit administrasi yangintinya memiliki kesamaan maksud dan tujuan dimana input dan output yang dimilikijuga sama. Dalam DEA dikenal adanya Efficiency Frontier (batas efisiensi) yangmerupakan tingkat untuk menghitung efisiensi dari suatu DMU dan menyediakaninformasi mengenai DMU mana yang tidak menggunakan input secara efisien.

DEA dapat berorientasi input maupun output. Maksudnya, bila tujuan lebihditekankan pada input (input oriented) maka dilakukan pengurangan/minimalisasi daripenggunaan input dengan menjaga level output agar tetap konstan. Kondisi ini disebutsebagai Sebaliknya, bila orientasi lebih ke output (output oriented), maka dilakukanmaksimalisasi dari output dengan memelihara level input agar tetap konstan. Adaberbagai macam formulasi dari model DEA. Model pertama dikenal dengan nama CCRkarena dibangun oleh Charnes et al. (1978) melalui asumsinya bahwa setiap DMU telahberoperasi pada taraf optimal (konstan). Secara praktis, maksudnya, jika ada seorangmanajer yang berorientasi output maka dia menginginkan maksimalisasi output tanpamenambah input (output oriented). Atau, jika berorientasi pada input maka diupayakanminimnya input dengan tetap memelihara konstansi nilai output (input oriented). Untukbeberapa bidang seperti medikal dan semacamnya, asumsi yang dibawa oleh modelCCR-DEA dianggap belum dapat memecahkan persoalan dengan sepenuhnya. Secarakhusus, ada dugaan bahwa hubungan antara variabel input dan output melibatkanvariable return to scale (adanya bermacam hubungan antara meningkatnya output daninput). Untuk kondisi tersebut munculah model formulasi BCC yang diajukan olehBanker et al. (1984). Seperti dinyatakan, bahwa asumsi Constant Return to Scale hanyatepat ketika semua unit dioperasikan pada skala optimal. Namun karena kompetisi yangtidak sempurna, keterbatasan dana dan lain-lain, terjadi kemungkinan unit tidakberoperasi secara optimal.

Indeks produktifitas dinyatakan dengan indeks Total Factor Productivity (TFP)dari Malmquist selama periode tertentu. Seperti usul dari Caves et al. (1982), dimanaindeks ini didefinisikan dengan menggunakan fungsi jarak (distance function) yangmengijinkan penggunaan multi-input dan multi-output tanpa perlu melibatkan informasiharga secara eksplisit. Adapun fungsi jarak ini dapat diklasifikasikan menjadi fungsijarak yang berorientasi pada input dan output. Fungsi jarak input mencari ekspansiproporsional vektor input yang minimal untuk vektor output yang konstan. Sebaliknya,fungsi jarak output mencari ekspansi proporsional vektor output yang maksimal untukvektor input konstan. Malmquist TFP index mengukur perubahan TFP antar dua titikdata dengan menghitung rasio jarak untuk setiap titik data tersebut relatif pada batasanteknologi (technology frontier).

Page 5: EVALUASI PRODUKTIFITAS RUMAH SAKIT MENGGUNAKAN DATA ...mmt.its.ac.id/download/SEMNAS/SEMNAS IV/MI/20. Agoest D Irawan-O… · evaluasi produktifitas rumah sakit menggunakan data envelopment

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi IVProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Agustus 2006

ISBN : 979-99735-1-1A-20-5

Data dan VariabelData input maupun output yang diambil dalam penelitian ini merupakan data

sekunder atas 42 Rumah Sakit Pemerintah/Daerah di Wilayah Propinsi Jawa Timuryang diperoleh atas kerjasama dari Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur. Penelitian inimenggunakan data periode tahun 2003 hingga 2004. Terdapat 7 variabel input dan 7variabel output yang digunakan dalam penelitian ini sebagaimana tercantum dalamTabel 1.

Tabel 1. Daftar Input Output TerpilihNo. Tipe Kode Deskripsi Satuan

1 Input BED Jumlah Bed Days (tempat tidur pasien) Buah/Tahun

2 Input DOC Dokter Umum & Dokter Gigi Orang/Tahun

3 Input DSP Dokter Spesialis Orang/Tahun

4 Input PMB Paramedis Bidan Orang/Tahun

5 Input PMP Paramedis Perawatan Orang/Tahun

6 Input PMN Paramedis Non-Perawatan Orang/Tahun

7 Input NPM Non-Paramedis Orang/Tahun

8 Output BOR Tingkat Okupansi Tempat Tidur Prosentase/Tahun

9 Output BTO Tingkat Turnover Tempat Tidur Prosentase/Tahun

10 Output TOI Interval Turnover Tempat Tidur Prosentase/Tahun

11 Output ALOS Rata-rata lama hari perawatan Prosentase/Tahun

12 Output NDR Tingkat Kematian Prosentase/Tahun

13 Output MRS Rerata Pasien Masuk Rumah Sakit Orang/Hari

14 Output PSL Pelayanan Persalinan Jumlah/Tahun

HASIL DAN DISKUSI

Model DEA dijalankan dengan memasukkan variabel input dan output kedalamsuatu program. Program pengolah data DEA yang digunakan untuk melakukan analisisini adalah DEAP Versi 2.1 hasil karya Coelli (1996).

Penentuan Technical Efficiency dan Scale EfficiencyMengingat rumah sakit umum merupakan sebuah jasa layanan masyarakat yang

tidak mengorientasikan dirinya pada perolehan keuntungan maka dalam hal inidigunakan asumsi bahwa rumah sakit telah beroperasi pada skala optimal. Meskipunbegitu tetap dilakukan identifikasi apakah DMU sudah beroperasi secara optimal atautidak. Oleh karena itu, selain menggunakan Constant Return to Scale (input oriented)dalam mencari nilai technical efficiency untuk tiap rumah sakit (DMU), digunakan pulaVariable Return to Scale (input oriented). CRS sendiri akan menghasilkan nilaitechnical efficiency yang merupakan gabungan dari nilai scale efficiency dan puretechnical efficiency. Scale Efficiency (SE) sendiri merupakan indikator atas optimaltidaknya operasi suatu DMU. Nilai SE didapatkan dengan mendekomposisikan TE-CRSdengan TE-VRS dimana angka 1, sebagaimana telah dijelaskan pada tinjauan pustaka,menunjukkan bahwa DMU tersebut efisien. Tabel 2 memberikan gambaran deskriptifatas perolehan skor Technical Efficiency per periode.

Page 6: EVALUASI PRODUKTIFITAS RUMAH SAKIT MENGGUNAKAN DATA ...mmt.its.ac.id/download/SEMNAS/SEMNAS IV/MI/20. Agoest D Irawan-O… · evaluasi produktifitas rumah sakit menggunakan data envelopment

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi IVProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Agustus 2006

ISBN : 979-99735-1-1A-20-6

Tabel 2. Detail Perolehan TE per Periode

DMU PERIODE 2003 PERIODE 2004CRS VRS SCALE KET CRS VRS SCALE KET

RSU01 0,597 1 0,597 drs 0,554 1 0,554 drsRSU02 0,725 1 0,725 drs 0,706 1 0,706 drsRSU03 1 1 1 - 1 1 1 -RSU04 1 1 1 - 1 1 1 -RSU05 0,874 1 0,874 drs 0,864 0,893 0,968 drsRSU06 0,847 1 0,847 drs 0,721 1 0,721 drsRSU07 0,836 1 0,836 drs 0,779 1 0,779 drsRSU08 0,878 0,889 0,988 drs 0,831 0,832 0,999 drsRSU09 1 1 1 - 1 1 1 -RSU10 0,943 1 0,943 drs 0,904 1 0,904 drsRSU11 0,679 1 0,679 drs 0,699 0,823 0,849 drsRSU12 0,953 1 0,953 drs 0,921 1 0,921 drsRSU13 0,639 1 0,639 drs 0,646 1 0,646 drsRSU14 0,897 0,901 0,996 irs 0,917 0,919 0,998 drsRSU15 1 1 1 - 1 1 1 -RSU16 1 1 1 - 0,999 1 0,999 drsRSU17 1 1 1 - 1 1 1 -RSU18 1 1 1 - 1 1 1 -RSU19 0,848 0,855 0,992 drs 0,817 0,827 0,987 drsRSU20 1 1 1 - 1 1 1 -RSU21 1 1 1 - 1 1 1 -RSU22 1 1 1 - 1 1 1 -RSU23 0,929 1 0,929 drs 0,872 1 0,872 drsRSU24 1 1 1 - 1 1 1 -RSU25 1 1 1 - 0,999 1 0,999 drsRSU26 1 1 1 - 1 1 1 -RSU27 1 1 1 - 1 1 1 -RSU28 1 1 1 - 1 1 1 -RSU29 0,896 1 0,896 drs 0,845 1 0,845 drsRSU30 0,406 1 0,406 drs 0,410 1 0,410 drsRSU31 1 1 1 - 1 1 1 -RSU32 0,568 0,581 0,977 irs 0,579 0,596 0,972 irsRSU33 1 1 1 - 1 1 1 -RSU34 0,803 1 0,803 drs 0,796 0,796 0,999 irsRSU35 0,994 1 0,994 drs 1 1 1 -RSU36 1 1 1 - 1 1 1 -RSU37 1 1 1 - 1 1 1 -RSU38 1 1 1 - 1 1 1 -RSU39 1 1 1 - 1 1 1 -RSU40 0,965 1 0,965 drs 0,95 0,988 0,961 drsRSU41 1 1 1 - 1 1 1 -RSU42 1 1 1 - 1 1 1 -

* irs = increasing return to scale drs = decreasing return to scale

Hasil perolehan TE (Technical Efficiency) CRS dan VRS pada Tabel 2, besertahasil dekomposisinya berupa SE (Scale Efficiency) menunjukkan indikasi bahwa baikpada periode 2003 dan 2004, total terdapat 18 DMU yang tidak menunjukkan kondisioptimal. Salah satunya adalah DMU-RSU01 (RS.Haji Sukolilo) dimana pada periode2003 dan 2004 ditemukan belum beroperasi secara optimal mengingat nilai SE<1.Bahkan tingkat SE 2004 < SE 2003 yang berarti menurunnya tingkat skala efisiensinya.

Page 7: EVALUASI PRODUKTIFITAS RUMAH SAKIT MENGGUNAKAN DATA ...mmt.its.ac.id/download/SEMNAS/SEMNAS IV/MI/20. Agoest D Irawan-O… · evaluasi produktifitas rumah sakit menggunakan data envelopment

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi IVProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Agustus 2006

ISBN : 979-99735-1-1A-20-7

DMU ini juga ditemukan mengalami decreasing return to scale artinya besarnyaproporsi input yang ada belum memberikan (bahkan menurunkan) proporsi output yangdihasilkan.

Dapat ditemukan pula bahwa pada selama periode 2003-2004 terdapat 4 buahDMU yang bertahan tidak efisien (TE < 1) yakni : DMU-RSU08 (RS. Kab.Ponorogo),DMU-RSU14 (RS.Kab.Gresik), DMU-RSU19 (RS.Kab.Lamongan) dan DMU-RSU32(RS.Kab. Sumenep). Keempat buah DMU ini pulalah yang mengisi DMU yang kuranefisien pada periode 2003. Sedangkan pada periode 2004, selain keempat DMU tersebutdi atas, terdapat tambahan empat DMU lain yang juga yang tidak efisien yakni : DMU-RSU05 (RS.Kab. Tulungagung), DMU-RSU11 (RS.Kab. Magetan), DMU-RSU(RS.Kab.Bangil) dan DMU-RSU40 (RS.Kab.Bangkalan). Keempat Rumah Sakitterakhir tersebut ditemukan mengalami penurunan efisiensi mengingat pada periode2003 mencapai taraf efisiensi. Penurunan terbesar dialami oleh RS.Bangil denganpenurunan sebesar 21 %, disusul oleh RS. Magetan sebesar 18%, RS. Tulungangungsebesar 11 % dan 2 % oleh RS. Bangkalan. Untuk menjadi efisien perlu dilihat targetyang harus dicapai melalui analisa slack movement.

Memperhatikan rata-rata TC dan EC seluruh rumah sakit di Wilayah JawaTimur dapat dianalisis bahwa sebagian besar tercapainya perubahan Total FactorProductivity lebih didorong oleh adanya kemajuan teknologi (technological change)daripada perubahan efisiensi (efficiency change). Namun tak dapat dipungkiri bahwaterdapat 18 DMU yang menunjukkan indikasi pengelolaan efisiensi (Efficiency Change)yang lebih besar dibandingkan dengan dorongan efisiensi dari kemajuan teknologi(Technological Change) semata.

KESIMPULAN

Menunjuk tujuan dari penelitian ini dapat ditarik beberapa kesimpulan yangterkait dengan tujuan tersebut antara lain:1. Tingkat efisiensi teknis (technical efficiency) rata-rata dari seluruh rumah sakit di

Wilayah Jawa Timur periode 2003 mencapai 98,2 % namun mengalami penurunanpada periode 2004 menjadi 96,8 %. Hal ini diduga kuat dari semakin banyaknyarumah sakit yang beroperasi secara tidak efisien pada periode 2004 (dari 4 buahmenjadi 8 buah). Pencapaian produktifititas rata-rata rumah sakit di WilayahPropinsi Jawa Timur adalah 1,005 dengan perbandingan rata-rata indeks TC = 1,019lebih besar dari rata-rata indeks EC = 0,987. Hal ini menunjukkan tanda bahwakemajuan teknologi masih merupakan pendorong terbesar bagi tercapainya tarafefisiensi dari rumah sakit di Wilayah Propinsi Jawa Timur. Sepuluh rumah sakitdengan indeks TFP tertinggi adalah RS. Kab. Kertosono (1,088), RS. Kab. Sampang(1,06), RS. Balung – Jember (1,06), RS. Kab. Ngawi (1,05), RS. Kab. Sumenep(1,05), RS. Soewandhio – Surabaya (1,05), RS. Kab. Tuban (1,03), RS. Kab.Situbondo (1,03), RS. Kab. Trenggalek (1,03) dan RS. Kab. Mojokerto (1,03).

2. Analisis terhadap rumah sakit yang kurang efisien selama periode 2003-2004didukung oleh hasil pengolahan slack movement didapatkan bahwa hampir seluruhvariabel-variabel (input maupun output) dalam penelitian ini memiliki perananpenting dalam terwujudnya rumah sakit dengan tingkat efisiensi teknis danproduktifitas.

3. Berdasarkan analisis atas rumah sakit yang efisien dan kurang efisien dapatdibangun model rumah sakit yang memiliki tingkat efisiensi yang tinggi dengangambaran sebagai berikut:

Page 8: EVALUASI PRODUKTIFITAS RUMAH SAKIT MENGGUNAKAN DATA ...mmt.its.ac.id/download/SEMNAS/SEMNAS IV/MI/20. Agoest D Irawan-O… · evaluasi produktifitas rumah sakit menggunakan data envelopment

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi IVProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Agustus 2006

ISBN : 979-99735-1-1A-20-8

a. Proporsi jumlah tempat tidur (bed) bersesuaian dengan pencapaian tingkat BedOccupancy Ratio dan Bed Turn Over mengingat hal ini menjadi indikatorutilisasi tempat tidur oleh pasien rawat inap.

b. Proporsi jumlah man power seperti dokter umum dan gigi, dokter spesialis danparamedis serta non-paramedis selayaknya disesuaikan dengan proporsi outputyang dicapai. Semakin tinggi proporsi man power yang dimiliki seharusnyamenunjukkan meningkatnya besar output yang dicapai dan bukan sebaliknya.

4. Adapun langkah yang selayaknya ditempuh bagi rumah sakit yang kurang efisienuntuk mencapai tingkat efisiensi tinggi dan produktifitas yang lebih baik antara lain:a. Mencapai proporsi jumlah besaran pada variabel input yang setaraf dengan

jumlah yang dimiliki oleh rumah sakit yang efisien (dalam peer group). Hal inidapat dilakukan dengan meredusir atau mengalih-tugaskan sumber daya tersebut(bed atau man power) pada lokasi atau bidang-bidang yang lain yangmendukung tercapainya peningkatan output.

b. Memaksimalkan proporsi output sedemikian rupa selaras dengan proporsiinputnya (setaraf dengan peer group efisien). Hal ini dapat dilakukan denganmeningkatkan kualitas pelayanan dan utilisasi sumber daya yang ada seoptimalmungkin.

DAFTAR PUSTAKA

Andes, S., Metzeger, L.M., Kralewski, J., Gans, D. (2002). Measuring efficiency ofphysician practices using data envelopment analysis, Managed Care, November: 48-56.

Banker, R.D., Charnes, A., and Cooper, W.W. (1984). Models for the estimation oftechnical and scale inefficiencies in data envelopment analysis, ManagementScience 30,1078-1092.

Banker, R., S. Das and S. Datar, 1989. Analysis of cost variances for managementcontrol in hospitals, Research in Government Non-Profit Accounting, Vol. 5:269–91.

Bhat, R., B.B Verma, and E. Reuben, 2001. Hospital Efficiency and Data EnvelopmentAnalysis : An empirical analysis of district hospitals and grant-in-aid hospitals inGujarat state of India, First Draft for Comments.

Caves, D., L. Christensen, and W. E. Diewert, 1982. The economic theory of indexnumbers and the measurement of input, output, and productivity, Econometrica,50(6):1393-1414.

Charnes, A., W.W. Cooper, and E. Rhodes, 1978. Measuring the efficiency of decisionmaking units, European Journal of Operational Research, Vol. 2: 429–44.

Coelli, T. 1996. DEAP - A Data Envelopment Analysis (computer) program, Universityof New England Centre for Efficiency and Productivity Analysis, Internet:http://www.une.edu.au/econometrics/deap.htm.

Cooper, W. L., M. Seiford and K. Tone, 1999. Data Envelopment Analysis, Boston:Kluwer Academic Publishers.

Cooper, W.W., L.M. Seiford, and J. Zhu. 2004. Handbook On Data Envelopment

Page 9: EVALUASI PRODUKTIFITAS RUMAH SAKIT MENGGUNAKAN DATA ...mmt.its.ac.id/download/SEMNAS/SEMNAS IV/MI/20. Agoest D Irawan-O… · evaluasi produktifitas rumah sakit menggunakan data envelopment

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi IVProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Agustus 2006

ISBN : 979-99735-1-1A-20-9

Analysis, Boston, MA: Kluwer.

Farrell, M., 1957. The measurement of productive efficiency, Journal of the RoyalStatistical Society, Series A, Vol. 120 (3): 253-81.

Fulton, L.V, 2005. Performance of army medical department health deliverycomponents, 2001-2003 : A Multi-Model Approach, Faculty of the GraduateSchool of The University of Texas at Austin.

Kittelsen, S.A.C. and J. Magnussen, 2003. Economies of scope in Norwegian hospitalproduction - A DEA analysis, Health Economics Research programme at theUniversity of Oslo Working Paper, No.8 : 1-30.

Roos, P., 1997. Measurement of Productivity in Hospital Services Using MalmquistIndex Approaches: A Discussion of Methods and Illustration to Eye Surgery,CSLS Conference on Service Sector Productivity and the Productivity Paradox,April 11-12, Ottawa, Canada.

Sherman, H., 1984. Hospital efficiency measurement and evaluation: empirical test of anew technique, Medical Care, Vol. 22 (10): 922-38.

Thomas, J.W., 2006. Hospital Cost Efficiency : Methodological Approaches, California: PBGH & CalPERS.