Evaluasi Prinsip Evaluasi

6
Contoh Prinsip-prinsip Evaluasi dalam Pembelajaran Matematika Dalam melaksanakan Evaluasi hasil belajar, pendidik perlu memperhatikan prinsip-prinsip Evaluasi sebagai berikut: 1. Valid Evaluasi valid berarti mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi dengan menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi, sehingga evaluasi tersebut menghasilkan informasi yang akurat tentang aktivitas belajar. Evaluasi hasil belajar oleh pendidik harus mengukur pencapaian kompetensi yang ditetapkan dalam standar isi (standar kompetensi dan kompetensi dasar) dan standar kompetensi lulusan. Misalnya apabila pembelajaran menggunakan pendekatan eksperimen maka kegiatan eksperimen harus menjadi salah satu obyek yang di evaluasi. Contoh : Seorang guru membuat tes Matematika yang valid untuk satuan pendidikan SMA belum tentu valid untuk SMK, walaupun pokok bahasannya sama misalkan statistik. Penilaian valid hanya berlaku untuk suatu kelompok tertentu yang memang telah direncanakan pemakainya oleh si pembuat. 2. Objektif Evaluasi yang bersifat objektif tidak memandang dan membeda-bedakan latar belakang peserta didik, namun melihat kompetensi yang dihasilkan oleh peserta didik tersebut, bukan atas dasar siapa dirinya. Evaluasi harus dilaksanakan Nama : SAID HASBI AFDILLAH NIM : 11315100288

description

prinsip evaluasi

Transcript of Evaluasi Prinsip Evaluasi

Page 1: Evaluasi Prinsip Evaluasi

Contoh Prinsip-prinsip Evaluasi dalam Pembelajaran Matematika

Dalam melaksanakan Evaluasi hasil belajar, pendidik perlu memperhatikan prinsip-

prinsip Evaluasi sebagai berikut:

1. Valid

Evaluasi valid berarti mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi dengan

menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi, sehingga evaluasi tersebut

menghasilkan informasi yang akurat tentang aktivitas belajar. Evaluasi hasil belajar oleh

pendidik harus mengukur  pencapaian kompetensi yang ditetapkan dalam standar isi

(standar kompetensi dan kompetensi dasar) dan standar kompetensi lulusan. Misalnya

apabila pembelajaran menggunakan pendekatan eksperimen maka kegiatan eksperimen

harus menjadi salah satu obyek yang di evaluasi.

Contoh : Seorang guru membuat tes Matematika yang valid untuk satuan

pendidikan SMA belum tentu valid untuk SMK, walaupun pokok bahasannya sama

misalkan statistik. Penilaian valid hanya berlaku untuk suatu kelompok tertentu yang

memang telah direncanakan pemakainya oleh si pembuat.

2. Objektif

Evaluasi yang bersifat objektif tidak memandang dan membeda-bedakan latar

belakang peserta didik, namun melihat kompetensi yang dihasilkan oleh peserta didik

tersebut, bukan atas dasar siapa dirinya. Evaluasi harus dilaksanakan secara objektif dan

tidak dipengaruhi oleh subyektivitas evaluator.

Contoh : Guru Matematika memberi nilai 85 untuk materi Trigonometri pada si A

yang merupakan tetangga dari guru tersebut, namun si B, yang kemampuannya lebih baik,

mendapatkan nilai hanya 80. Ini adalah penilaian yang bersifat subyektif dan tidak

disarankan. Pemberian nilai haruslah berdasarkan kemampuan siswa tersebut.

Nama : SAID HASBI AFDILLAHNIM : 11315100288Lokal : PMT 5E

Page 2: Evaluasi Prinsip Evaluasi

3. Adil

Peserta didik berhak memperoleh nilai secara adil, evaluasi hasil belajar tidak

menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan

latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial, ekonomi, fisik, dan gender.

 Contoh : Guru Matematika laki-laki hendaknya tidak memandang fisik dan rupa

dari murid perempuan yang cantik kemudian memberi perlakuan khusus, semua murid

berhak diperlakukan sama saat KBM (kegiatan belajar mengajar) maupun dalam

pemberian nilai. Nilai yang diberikan sesuai dengan kenyataan hasil belajar siswa tersebut.

4. Terbuka

Evaluasi harus bersifat transparan dan pihak yang terkait  harus tau bagaimana

pelaksanaan evaluasi tersebut, dari aspek apa saja nilai tersebut didapat, dasar

pengambilan keputusan, dan bagaimana pengolahan nilai tersebut sampai hasil akhirnya

tertera, dan dapat diterima.

Contoh : Pada tahun ajaran baru, guru Matematika menerangkan tentang

kesepakatan pemberian nilai dengan bobot masing-masing aspek, misal, Partisipasi

kehadiran diberi bobot 20%, Tugas individu dan kelompok 20%, Ujian tengah semester

25%, ujian akhir semester 35%. Sehingga disini terjadi keterbukaan penilaian antara murid

dan guru.

5. Bermakna

Evaluasi hasil belajar oleh pendidik memiliki arti, makna, dan manfaat yang dapat

ditindaklanjuti oleh pihak lain, terutama pendidik, peserta didik, orang tua, dan

masyarakat.

Contoh : Bagi guru Matematika, hasil evaluasi dapat bermakna untuk melihat

seberapa besar keberhasilan metode pembelajaran yang digunakan, sebagai evaluasi untuk

perbaikan kedepan, serta memberikan pengukuran prestasi belajar kepada siswa.

Page 3: Evaluasi Prinsip Evaluasi

6. Mendidik

Evaluasi hasil belajar harus dapat mendorong dan membina peserta didik maupun

pendidik untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya dengan cara memperbaiki kualitas

belajar mengajar.

Contoh : Budi mendapatkan nilai 60 untuk pelajaran matematika, 50 untuk bahasa

Indonesia, dan 65 untuk Fisika, namun dalam kegiatan ekstrakurikuler futsal, ia meraih

prestasi yang membanggakan. Budi sadar bahwa ia harus menyeimbangkan prestasi

akademik dan non akademiknya, Kemudian budi terpacu untuk mengevaluasi

kesalahannya dan memperbaiki kualitas belajar dan hidupnya, memperoleh nilai yang

baik, juga memperoleh prestasi yang baik.

7. Menyeluruh

Evaluasi diambil dengan mencakup seluruh aspek kompetensi peserta didik dan

menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, termasuk mengumpulkan berbagai

bukti aktivitas belajar peserta didik. Evaluasi meliputi pengetahuan (cognitif),

keterampilan (phsycomotor), dan sikap (affectif).

Contoh : Dalam evaluasi hasil akhir belajar, guru Matematika mengumpulkan

berbagai bukti aktivitas siswa dalam catatan sebelumnya, evaluasi yang dikumpulkan

mulai dari kuis, pertanyaan lisan, tugas individu, tugas kelompok, ulangan harian, ujian

tengah semester, ujian akhir semester, kehadiran dalam KBM, dan penilaian sikap peserta

didik, semua hal tersebut digabungkan menjadi satu dan menghasilkan nilai.

8. Berkesinambungan

Pelaksanaan evaluasi hasil belajar dilakukan secara terencana, bertahap, dan terus

menerus untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan belajar peserta didik.

Contoh : Guru Matematika melakukan KBM secara terencana, guru menjelaskan

materi tiap pertemuan, memberikan tugas, mengadakan ulangan harian, ujian tengah

semester, serta ujian akhir semester, semua dilaksanakan secara terus menerus dan

Page 4: Evaluasi Prinsip Evaluasi

bertahap, dan dari setiap tahap tersebut, guru mengumpulkan informasi yang akan diolah

untuk menghasilkan nilai.

9. Akuntabel

Evaluasi hasil belajar oleh pendidik dapat dipertanggung jawabkan, baik dari segi

teknik, prosedur, maupun hasilnya.

Contoh : Guru Matematika dapat menjelaskan secara benar kepada pihak terkait,

tentang proses evaluasi, teknik evaluasi, prosedur, dan hasil yang sesuai dengan kenyataan

kemampuan hasil belajar peserta didiknya.