BAB IV EVALUASI PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00034-AK-Bab...

28
56 BAB IV EVALUASI PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PT KRAKATAU STEEL (PESERO) IV.1 Analisis Penelitian Berdasarkan metode penelitian yang digunakan untuk memperoleh data, penulis memakai alat penelitian berbentuk kuesioner, yaitu berupa seperangkat pertanyaan atau pernyataan yang diisi sendiri oleh karyawan perusahaan yang mempunyai hubungan dengan penerapan good corporate governance dan selanjutnya karyawan memberikan penilaian atau skor secara obyektif terhadap jawaban tersebut. Selain menggunakan kuesioner, pada penelitian ini penulis juga melakukan wawancara serta pengamatan langsung terhadap lingkungan perusahaan dan sekitarnya. Proses Wawancara dilakukan dengan Bapak Ari Slamet (Sekretaris Perusahaan PT Krakatau Steel) dan Bapak Eddy Hariono (Kepala Bidang Usaha Indusri Strategis II, Kementrian BUMN). Wawancara dilakukan pada tempat dan waktu yang berbeda. Wawancara dengan Bapak Eddy Hariono dilaksanakan pada tanggal 17 Juni 2007 di kediaman beliau yang berlokasi di daerah Meruya, Jakarta Barat. Sedangkan wawancara dengan Bapak Ari Slamet dilakukan pada tanggal 3 Juli 2007 bertempat di kantor beliau di Gedung Wisma Baja, Jakarta Selatan. Proses pengamatan langsung penulis lakukan ketika sedang mengunjungi perusahaan. Penulis memperhatikan keadaan lingkungan perusahaan itu sendiri maupun keadaan lingkungan sekitarnya seperti kondisi jalan raya, pemukiman masyarakat, polusi udara maupun polusi suara yang dapat dilihat dan dirasakan tanpa memakai alat bantu.

Transcript of BAB IV EVALUASI PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00034-AK-Bab...

Page 1: BAB IV EVALUASI PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00034-AK-Bab 4.pdfprinsip good corporate governance pada PT Krakatau Steel (Persero). Pertanyaan

56

BAB IV

EVALUASI PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE

GOVERNANCE PADA PT KRAKATAU STEEL (PESERO)

IV.1 Analisis Penelitian

Berdasarkan metode penelitian yang digunakan untuk memperoleh data, penulis

memakai alat penelitian berbentuk kuesioner, yaitu berupa seperangkat pertanyaan atau

pernyataan yang diisi sendiri oleh karyawan perusahaan yang mempunyai hubungan

dengan penerapan good corporate governance dan selanjutnya karyawan memberikan

penilaian atau skor secara obyektif terhadap jawaban tersebut. Selain menggunakan

kuesioner, pada penelitian ini penulis juga melakukan wawancara serta pengamatan

langsung terhadap lingkungan perusahaan dan sekitarnya.

Proses Wawancara dilakukan dengan Bapak Ari Slamet (Sekretaris Perusahaan

PT Krakatau Steel) dan Bapak Eddy Hariono (Kepala Bidang Usaha Indusri Strategis II,

Kementrian BUMN). Wawancara dilakukan pada tempat dan waktu yang berbeda.

Wawancara dengan Bapak Eddy Hariono dilaksanakan pada tanggal 17 Juni 2007 di

kediaman beliau yang berlokasi di daerah Meruya, Jakarta Barat. Sedangkan wawancara

dengan Bapak Ari Slamet dilakukan pada tanggal 3 Juli 2007 bertempat di kantor beliau

di Gedung Wisma Baja, Jakarta Selatan.

Proses pengamatan langsung penulis lakukan ketika sedang mengunjungi

perusahaan. Penulis memperhatikan keadaan lingkungan perusahaan itu sendiri maupun

keadaan lingkungan sekitarnya seperti kondisi jalan raya, pemukiman masyarakat, polusi

udara maupun polusi suara yang dapat dilihat dan dirasakan tanpa memakai alat bantu.

Page 2: BAB IV EVALUASI PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00034-AK-Bab 4.pdfprinsip good corporate governance pada PT Krakatau Steel (Persero). Pertanyaan

57

Sedangkan untuk mengetahui pandangan dan penilaian para karyawan PT

Krakatau Steel (Persero) mengenai penerapan prinsip-prinsip GCG pada perusahaan,

penulis melakukan penyebaran kuesioner yang dilakukan pada tanggal 28 Mei – 8 Juni

2007. Kuesioner tersebut dibagikan kepada 25 orang responden, yang tersebar dari

beberapa bagian/divisi/dinas/subdit seperti antara lain SDM, SPI, Humas, Akuntansi,

Hukum, Personalia/remunerasi, dan GCG.

Kuesioner hanya dapat disebarkan kepada karyawan PT Krakatau Steel (Persero)

yang berada pada level tertentu. Hal ini disebabkan karena tidak seluruh lapisan

karyawan pada PT Krakatau Steel (Persero) mengetahui adanya kebijakan mengenai

corporate governance pada perusahaan tempat mereka bekerja tersebut.

IV.1.1 Analisa Kuesioner

Berdasarkan kuesioner yang diberikan kepada 25 responden karyawan PT

Krakatau Steel (Persero), maka didapatlah hasil perhitungan seperti yang terlihat pada

tabel dibawah. Kuesioner ini berisi 46 pertanyaan yang berhubungan dengan penerapan

prinsip good corporate governance pada PT Krakatau Steel (Persero). Pertanyaan yang

diberikan antara lain mengenai pedoman good corporate governance, komite-komite

yang ada pada perusahaan, Code of Conduct, RUPS, dan sebagainya.

Page 3: BAB IV EVALUASI PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00034-AK-Bab 4.pdfprinsip good corporate governance pada PT Krakatau Steel (Persero). Pertanyaan

58

Tabel IV.1 Data hasil kuesioner

Bobot Indikator SS S KS TS STS Responden Penilaian

Rata-rata

P-1 0 44 36 4 0 25 84 3.36 P-2 0 36 30 10 1 25 77 3.08 P-3 5 80 3 4 1 25 93 3.72 P-4 30 72 0 0 1 25 103 4.12 P-5 20 64 12 2 0 25 98 3.92 P-6 10 56 24 2 0 25 92 3.68 P-7 20 48 12 10 0 25 90 3.60 P-8 0 32 24 14 2 25 72 2.88 P-9 5 20 39 10 1 25 75 3.00 P-10 15 72 12 0 0 25 99 3.96 P-11 35 56 9 2 0 25 102 4.08 P-12 15 60 12 6 0 25 93 3.72 P-13 45 64 0 0 0 25 109 4.36 P-14 35 48 6 8 0 25 97 3.88 P-15 25 40 30 0 0 25 95 3.80 P-16 35 52 15 0 0 25 102 4.08 P-17 5 68 21 0 0 25 94 3.76 P-18 15 76 9 0 0 25 100 4.00 P-19 30 76 0 0 0 25 106 4.24 P-20 20 68 12 0 0 25 100 4.00 P-21 40 48 15 0 0 25 103 4.12 P-22 65 48 0 0 0 25 113 4.52 P-23 30 64 9 0 0 25 103 4.12 P-24 35 60 9 0 0 25 104 4.16 P-25 50 48 3 4 0 25 105 4.20 P-26 30 64 9 0 0 25 103 4.12 P-27 40 56 6 2 0 25 104 4.16 P-28 5 4 45 8 4 25 66 2.64 P-29 10 44 33 2 0 25 89 3.56 P-30 5 64 21 2 0 25 92 3.68 P-31 20 72 9 0 0 25 101 4.04 P-32 50 56 3 0 0 25 109 4.36 P-33 10 36 30 6 1 25 83 3.32 P-34 25 24 33 4 1 25 87 3.48 P-35 25 76 3 0 0 25 104 4.16 P-36 5 36 39 2 1 25 83 3.32

Page 4: BAB IV EVALUASI PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00034-AK-Bab 4.pdfprinsip good corporate governance pada PT Krakatau Steel (Persero). Pertanyaan

59

P-37 10 40 36 0 1 25 87 3.48 P-38 5 28 45 2 1 25 81 3.24 P-39 15 40 24 4 2 25 85 3.40 P-40 45 64 0 0 0 25 109 4.36 P-41 20 40 33 0 0 25 93 3.72 P-42 0 44 39 2 0 25 85 3.40 P-43 10 76 12 12 0 25 98 3.92 P-44 40 52 12 0 0 25 104 4.16 P-45 10 72 15 0 0 25 97 3.88 P-46 10 48 27 0 2 25 87 3.48

TOTAL 975 2436 816 122 19 25 4356 174.24

Keterangan:

P-01 Pembuatan, pendistribusian dan pelaksanaan pedoman tata kelola

Perusahaan.

P-02 Perhatian dan penerapan terhadap tata kelola perusahaan.

P-03 Penetapan & pelaksanaan anggaran bagi praktek tata kelola perusahaan.

P-04 Kepemilikan pedoman GCG yang mengatur hak pemegang saham & tugas

Direksi serta Komisaris

P-05 Kepemilikan komite audit

P-06 Evaluasi keadaan & kinerja perusahaan oleh komite audit

P-07 Mengenai tugas komite remunerasi

P-08 Mengenai tugas komite nominasi

P-09 Mengenai tugas komite risiko

P-10 Mengenai kewenangan komisaris dalam bertanggung jawab terhadap GCG

P-11 Mengenai evaluasi kinerja direksi

P-12 Kepemilikan pejabat khusus

P-13 Kepemilikan Code of Conduct/Ethics

Page 5: BAB IV EVALUASI PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00034-AK-Bab 4.pdfprinsip good corporate governance pada PT Krakatau Steel (Persero). Pertanyaan

60

P-14 Pendistribusian Code of Conduct/Ethics

P-15 Mengenai standar etika yang terdapat pada Code of Conduct/Ethics

P-16 Mengenai harapan perusahaan yang terdapat pada Code of Conduct/Ethics

P-17 Mengenai kerahasiaan informasi tentang perusahaan lain yang tercantum

pada Code of Conduct/Ethics.

P-18 Mengenai kerahasiaan karyawan yang tercantum pada Code of Conduct/

Ethics.

P-19 Mengenai kepatuhan terhadap hukum & peraturan yang tercantum pada

Code of Conduct/Ethics

P-20 Mengenai kebijakan intern tentang perangkapan jabatan direktur

P-21 Berhubungan dengan visi & misi

P-22 Pengadaan RUPS tahunan

P-23 Pemberitahuan tentang RUPS kepada pemegang saham

P-24 Penyediaan informasi keuangan kepada pemegang saham

P-25 Penyampaian informasi keuangan

P-26 Informasi keuangan sebagai perbandingan dalam keputusan berinvestasi

P-27 Kesempatan bagi pemegang saham untuk memeriksa laporan keuangan

P-28 Menempatkan laporan keuangan &analisa manajemen perusahaan di

Internet.

P-29 Isi dari laporan yang dipersiapkan untuk RUPS

P-30 Gambaran sistem manajemen resiko pada laporan tahunan

P-31 Gambaran tujuan dan strategi bisnis pada laporan tahunan

P-32 Pencantuman nama Komisaris dan Direksi pada laporan tahunan

P-33 Pencantuman nilai kompensasi Komisaris dan Direksi pada laporan

Page 6: BAB IV EVALUASI PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00034-AK-Bab 4.pdfprinsip good corporate governance pada PT Krakatau Steel (Persero). Pertanyaan

61

Tahunan.

P-34 Pemberitahuan pekerjaan lain dari Komisaris

P-35 Gambaran praktek-praktek corporate governance pada laporan tahunan

P-36 Pemberitaan klaim, kekayaan, dan kasus perusahaan pada laporan tahunan

P-37 Gambaran transaksi pihak yang berhubungan pada laporan tahunan

P-38 Gambaran potensi benturan kepentingan pada laporan tahunan

P-39 Keterbukaan informasi terhadap konsumen

P-40 Penerimaan kritik dan saran dari konsumen

P-41 Kepemilikan aturan mengenai perilaku anggota

P-42 Evaluasi terhadap etika kerja/bisnis

P-43 Kepemilikan program pengembangan komunitas

P-44 Kepemilikan program pengendalian lingkungan hidup

P-45 Kepastian perolehan hak para stakeholders

P-46 Mengenai profesionalisme dalam hubungan kerja

Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan terhadap kuesioner yang telah

diisi dan dikembalikan, PT Krakatau Steel (Persero) memperoleh skor atau nilai sebesar

4356 dengan nilai rata-rata sebesar 174.24. Nilai rata-rata didapat dengan cara membagi

total nilai yang diperoleh dengan jumlah responden.

Pengolahan kuesioner diatas menggunakan skala pengukuran rating scale.

Dimana dalam skala pengukuran rating scale, responden tidak akan menjawab salah

satu dari jawaban kualitatif yang telah disediakan (seperti: setuju atau tidak setuju,

pernah atau tidak pernah), tetapi menjawab salah satu jawaban kuantitatif yang telah

disediakan.

Page 7: BAB IV EVALUASI PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00034-AK-Bab 4.pdfprinsip good corporate governance pada PT Krakatau Steel (Persero). Pertanyaan

62

Berdasarkan kuesioner di atas, dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut:

Jumlah skor kriterium (apabila setiap butir pertanyaan mendapat skor tertinggi)

= Skor tertinggi tiap butir x jumlah butir pertanyaan x jumlah responden

= 5 x 46 x 25

= 5750

Jumlah skor atau nilai hasil pengumpulan data melalui kuesioner yaitu sebesar

4356, sedangkan jumlah skor kriterium sebesar 5750. Dengan demikian penerapan

prinsip-prinsip good corporate governance pada PT Krakatau Steel (Persero) menurut

persepsi atau penilaian 25 responden ialah sebesar 4356 / 5750 = 76% dari kriteria yang

ditetapkan. Hal ini dapat dikategorikan sebagai berikut:

1150 2300 3450 4600 5750

sangat kurang baik cukup sangat tidak baik 4356 baik baik baik

Seperti yang terlihat pada gambar diatas, nilai yang diperoleh PT Krakatau Steel

(Persero) sehubungan dengan penerapan prinsip-prinsip good corporate governance

yaitu sebesar 4356 dan termasuk dalam kategori interval “baik” dan “cukup baik”, tetapi

lebih mendekati “cukup baik”.

Page 8: BAB IV EVALUASI PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00034-AK-Bab 4.pdfprinsip good corporate governance pada PT Krakatau Steel (Persero). Pertanyaan

63

IV.2 Evaluasi Penerapan Prinsip-prinsip Good Corporate Governance pada PT

Krakatau Steel (Persero)

Pada bab sebelumnya, telah disebutkan bahwa salah satu hal terpenting dalam

pelaksanaan praktek corporate governance pada suatu perusahaan adalah perhatian dan

kepedulian perusahaan terhadap pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan,

atau yang biasa disebut dengan stakeholders. Sama seperti perusahaan–perusahaan lain

yang berbentuk perseroan, PT Krakatau Steel (Persero) harus menghadapi,

memperhatikan dan mempertimbangkan berbagai macam kepentingan atau tuntutan dari

para pihak pemegang kepentingan pada perusahaan (stakeholders). Hal tersebut

menunjukkan bahwasanya sebagai salah satu bentuk badan usaha perseroan, maka PT

Krakatau Steel (Pesero) harus mampu menghadapi dan menangani konflik atau

pertentangan kepentingan yang terjadi di antara para stakeholders tersebut atau yang

dikenal dengan istilah agency problem.

Sesuai hasil wawancara yang dilakukan dengan Bapak Eddy Hariono, dikatakan

bahwa sejak PT Krakatau Steel (Persero) menerapkan sistem tata kelola perusahaan

(corporate governance) tahun 2000, PT Krakatau Steel (Persero) semakin meningkatkan

usahanya untuk memperhatikan kepentingan para stakeholders-nya. Hal ini terlihat dari

adanya suatu program yang dibentuk PT Krakatau Steel (Persero) sehubungan dengan

kepedulian perusahaan terhadap lingkungan hidup. Program tersebut dinamakan

Program Pembinaan Kemitraan dan Biro Lingkungan (PKBL), dimana program ini

sudah terbentuk sejak tahun 1998 namun dengan diterapkannya corporate governance

maka program ini semakin meningkatkan kinerjanya untuk lebih memperhatikan

keadaan lingkungan sekitarnya. Selanjutnya, seperti yang disampaikan oleh Sekretaris

Perusahaan, bahwa PT Krakatau Steel (Persero) terus meningkatkan kepedulian

Page 9: BAB IV EVALUASI PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00034-AK-Bab 4.pdfprinsip good corporate governance pada PT Krakatau Steel (Persero). Pertanyaan

64

sosialnya diantaranya dengan mempekerjakan penduduk yang tinggal di sekitar daerah

operasi perusahaan. Disamping upaya perusahaan untuk memperhatikan dan

memenuhi berbagai kepentingan para stakeholders-nya, maka penerapan prinsip-prinsip

good corporate governance pada PT Krakatau Steel (Persero) dapat dilihat pada uraian

berikut.

IV.2.1 Transparancy (Keterbukaan)

Berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor KEP-

117/M-MBU/2002 tentang penerapan praktek Good Corporate Governancy, pengertian

transparansi adalah keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan

dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai

perusahaan.

Dalam penerapan prinsip-prinsip transparency, PT Krakatau Steel (Persero)

memiliki adanya komite audit yang dibentuk oleh perusahaan, internal auditor dan

penggunaan jasa auditor independent (akuntan publik) yang berkualitas dan bereputasi.

Prinsip ini diterapkan mengingat perusahaan hendaknya memiliki keterbukaan atas

perolehan informasi yang tepat waktu atas kinerja perusahaan yang akan disampaikan

kepada para pemegang kepentingan.

a. Akuntan Publik

Sesuai dengan hasil wawancara dengan Sekretaris Perusahaan, beliau

mengatakan bahwa PT Krakatau Steel (Pesero) pada dasarnya telah menggunakan jasa

akuntan publik yang berfungsi untuk melakukan pemeriksaan keuangan. Auditor

independen dipilih oleh Komisaris dan diputuskan melalui Rapat Umum Pemegang

Saham. Dimana yang menjadi auditor independen PT Krakatau Steel (Persero) tahun

Page 10: BAB IV EVALUASI PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00034-AK-Bab 4.pdfprinsip good corporate governance pada PT Krakatau Steel (Persero). Pertanyaan

65

2006 Kanaka dan BPKP (Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan). Pada tahun

2006 tersebut PT Krakatau Steel (Persero) menggunakan 2 jasa auditor independen, hal

ini seperti dikatakan oleh Sekretaris Perusahaan bahwa mungkin pemerintah, selaku

pemegang kepentingan terhadap perusahaan, memiliki suatu rencana tersendiri terhadap

perusahaan. Oleh karena itu, mereka (pemerintah) memutuskan untuk menggunakan 2

jasa auditor independen sekaligus untuk 1 periode. Sedangkan untuk tahun 2007 ini, PT

Krakatau Steel (Persero) menggunakan jasa KAP Ernst & Young dalam memeriksa

laporan keuangan perusahaan. Fungsi dari akuntan publik tersebut adalah sebagai fungsi

kepercayaan bagi Komisaris, karena hasil pemeriksaan keuangan yang dilakukan oleh

akuntan publik akan dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam melaksanakan fungsi

pengawasan Dewan Komisaris.

b. Komite Audit dan SPI (Satuan Pengendalian Intern)

Selain akuntan publik, unsur lain yang juga turut menunjang transparancy dari

suatu perusahaan adalah Komite Audit. Perlunya kehadiran Komite Audit pada suatu

perusahaan adalah untuk menjembatani kesenjangan informasi antara fungsi audit dalam

perusahaan dengan pemegang saham. Komite Audit PT Krakatau Steel (Persero) telah

memiliki piagam/dokumen (charter) yang menjamin terciptanya dengan baik kondisi

pengawasan suatu perusahaan. Komite Audit charter berisi mengenai uraian tugas dan

tanggung jawab Komite Audit, kriteria keanggotaan, serta pengangkatan dan

pemberhentian anggota Komite Audit tersebut.

Selama ini pihak yang lebih banyak memiliki akses terhadap proses dan hasil

audit adalah manajemen. Dengan kewenangan struktural yang mereka miliki,

manajemen bisa mempengaruhi auditor internal dalam menentukan informasi mana yang

bisa dipublikasikan atau tidak. Mereka (manajemen) juga bisa memilih untuk

Page 11: BAB IV EVALUASI PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00034-AK-Bab 4.pdfprinsip good corporate governance pada PT Krakatau Steel (Persero). Pertanyaan

66

menindaklanjuti temuan-temuan audit atau hanya menyimpannya tanpa melakukan

tindakan apapun. Sementara pihak auditor sendiri tidak memiliki jalur lain untuk

mengungkapkan temuan-temuan yang mereka dapatkan. Kehadiran Komite Audit dalam

perusahaan diharapkan dapat menghentikan praktek-praktek tersebut, sehingga temuan-

temuan audit tersebut dapat segera ditelusuri akar permasalahannya dan dapat segera

ditindak lanjuti.

Komite Audit tersebut bertugas untuk membantu Komisaris dalam memastikan

efektifitas sistem pengendalian intern dan efektifitas pelaksanaan tugas eksternal dan

internal auditor. Selanjutnya, Sekretaris Perusahaan juga mengungkapkan bahwa tujuan

utama dari pembentukan komite audit dalam perusahaan adalah untuk meningkatkan

efektifitas, akuntabilitas, transparansi dan objektivitas Dewan Komisaris dan Dewan

Direksi.

Dalam pelaksanaan tugasnya, Komite Audit akan berhubungan dengan SPI

(Satuan Pengawasan Intern) selaku internal audit pada PT Krakatau Steel (Persero).

Dalam struktur organisasi PT Krakatau Steel (Persero), kedudukan SPI berada di bawah

kekuasaan Direktur Utama, ini berarti Kepala SPI dalam melaksanakan tugas dan

fungsinya bertanggung jawab dan patuh kepada Direktur Utama. Oleh sebab itu, dalam

prakteknya pengawasan yang dilakukan oleh SPI tidak bebas dari kekuasaan manajemen

atau eksekutif perusahaan. Sehubungan dengan tidak bebasnya posisi lembaga SPI dari

kekuasaan eksekutif atau manajemen perusahaan serta ditambah lagi dengan kesibukan

para Komisaris dengan jabatan lain di luar PT Krakatau Steel (Persero), maka

kedudukan Komite Audit sebagai lembaga pengawas internal akan semakin dibutuhkan.

SPI selaku auditor internal perusahaan akan memberikan berbagai laporan

tentang temuan-temuan dari pelaksanaan kegiatan direksi sehari-hari kepada Komite

Page 12: BAB IV EVALUASI PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00034-AK-Bab 4.pdfprinsip good corporate governance pada PT Krakatau Steel (Persero). Pertanyaan

67

Audit, kemudian Komite Audit akan memeriksa atau mengecek semua temuan yang

dilaporkan oleh SPI tersebut. Apabila ada hal-hal yang tidak sesuai dengan ketentuan

(terjadi penyimpangan atau kesalahan) dalam laporan SPI tersebut, maka Komite Audit

akan memberikan masukan atau saran perbaikan kepada SPI dan akan menyampaikan

atau melaporkan penyimpangan tersebut kepada Komisaris. Selanjutnya, Komisaris akan

mengundang Direksi untuk melakukan pertemuan atau rapat dalam rangka

membicarakan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Setiap bulannya, PT

Krakatau Steel (Persero) mengadakan rapat dengan melibatkan Komisaris, Direksi,

Sekretaris Perusahaan, Komite Audit dan SPI itu sendiri. Rapat tersebut tidak semata-

mata hanya membahas temuan-temuan masalah yang ada tetapi juga membicarakan

prediksi masalah yang mungkin terjadi serta bagaimana cara penanganannya.

c. Rapat-rapat yang dilakukan

Selain Rapat bersama dengan Komite Audit tersebut, Direksi serta Komisaris

juga melakukan beberapa pertemuan yang membahas mengenai rencana kerja

perusahaan. Diantaranya terdapat rapat Dewan Komisaris yang diadakan sebulan sekali,

rapat Dewan Direksi yang diadakan seminggu sekali, serta rapat antara Dewan

Komisaris dan Direksi yang diadakan dua minggu sekali. Untuk RUPS, PT Krakatau

Steel (persero) melaksanakan RUPS 2 (dua) kali dalam setahun, yaitu RUPS tahunan

yang membahas laporan keuangan tahun sebelumnya serta RUPS kinerja yang

membahas mengenai kinerja para organ perusahaan.

Walaupun demikian, dari beberapa pertemuan atau rapat yang diadakan oleh

Komisaris maupun Direksi, mereka belum pernah menyampaikan notulen rapat tertulis

secara tepat waktu kepada Pemegang Saham. Selama ini mereka hanya menyampaikan

secara lisan, sedangkan penyampaian tertulis dilakukan sesudahnya.

Page 13: BAB IV EVALUASI PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00034-AK-Bab 4.pdfprinsip good corporate governance pada PT Krakatau Steel (Persero). Pertanyaan

68

d. Keterbukaan informasi dalam annual report dan internet

Selain hal-hal yang telah disebutkan diatas, dalam penerapan prinsip

transparancy diperlukan pula keterbukaan informasi keuangan maupun keterbukaan

analisis manajemen serta informasi yang bersifat materiil yang berhubungan dengan

perkembangan kegiatan usahanya. Seperti yang dikatakan oleh Sekretaris Perusahaan,

bahwa PT Krakatau Steel (Persero) membuat laporan keuangan perusahaan untuk setiap

tahunnya, tetapi mempublikasikan laporan keuangannya dalam bentuk laporan tahunan

setiap dua tahun sekali karena tahun berjalan menggunakan patokan tahun sebelumnya.

PT Krakatau Steel (persero) telah mempublikasikan laporan tahunannya dalam bentuk

buku annual report maupun dalam koran lokal dan koran nasional.

Untuk keterbukaan informasi di internet, beliau mengatakan bahwa PT Krakatau

Steel (Persero) tidak mempublikasikan laporan tahunan maupun analisa manajemen di

internet. Hal tersebut bukan dikarenakan ketidakmauan perusahaan untuk

mempublikasikan laporan keuangan dan analisa manajemennya tetapi karena perusahaan

sedang bermasalah dengan divisi IT yang menangani masalah-masalah yang

berhubungan dengan penanganan informasi di internet. Orang tersebut sudah keluar atau

mengundurkan diri dari PT Krakatau Steel (Persero) sejak 2 (dua) tahun yang lalu, dan

sampai sekarang belum ada yang menggantikan posisi tersebut.

Sementara waktu, sampai mendapatkan penggantinya, divisi IT mendeveloped

web perusahaan dengan cara ask and give, ada permintaan baru akan akan diberikan.

Jadi laporan tersebut tidak dipasang dalam format PDF yang dapat diakses oleh semua

orang.

Page 14: BAB IV EVALUASI PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00034-AK-Bab 4.pdfprinsip good corporate governance pada PT Krakatau Steel (Persero). Pertanyaan

69

IV.2.2 Accountability (Akuntabilitas)

Pengertian accountability berdasarkan KEP-117/M-MBU/2002 merupakan

kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban organ sehingga pengelolaan

perusahaan terlaksana secara efektif. Akuntabilitas merupakan salah satu solusi pokok

untuk mengatasi agency problem yang timbul di antara Pemegang Saham dan Direksi.

Menurut kerangka evaluasi dari prinsip accountability adalah menyusun lembaga

pengawasan yang efektif dan mendorong penerapan hukum. Prinsip ini menciptakan

sistem yang kondusif, ada pembatasan kekuasaan antara Direksi dan Komisaris. Oleh

karena itu, masing-masing organ perusahaan harus menyadari sepenuhnya hak,

kewajiban, wewenang dan tanggung jawabnya.

Pada dasarnya, pelaksanaan prinsip akuntabilitas berlandaskan pada sistem

internal checks and balance yang mencakup praktek-praktek audit yang sehat.

Akuntabilitas dapat dicapai melalui pengawasan efektif yang mendasarkan pada

keseimbangan kekuasaan antara Pemegang Saham, Komisaris, Direksi dan Auditor.

Hasil wawancara dengan Sekretaris Perusahaan menjelaskan bahwa upaya yang

dilakukan PT Krakatau Steel (Persero) untuk mendorong penerapan hukum adalah

berupa kerangka peraturan dan perundang-undangan (regulatory framework) yang

mengatur tentang praktek corporate governance pada PT Krakatau Steel (Persero). Bagi

perusahaan-perusahaan di Indonesia, termasuk PT Krakatau Steel (Persero), Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas (UUPT)

merupakan kerangka paling penting bagi perundang-undangan yang ada mengenai

corporate governance di Indonesia. Pada dasarnya UUPT tersebut termasuk kerangka

pengaturan corporate governance yang berasal dari luar perusahaan.

Page 15: BAB IV EVALUASI PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00034-AK-Bab 4.pdfprinsip good corporate governance pada PT Krakatau Steel (Persero). Pertanyaan

70

a. Organ-organ perusahaan

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 tahun 1995 tentang

Perseroan Terbatas (UUPT), suatu perusahaan merupakan suatu badan hukum sendiri

dengan Komisaris dan Direksi yang mewakili perusahaan. Adapun struktur umum suatu

perusahaan berbentuk perseroan terbatas (PT) mempunyai organ Rapat Umum

Pemegang Saham (RUPS) yang merupakan organ tertinggi, kemudian Dewan Komisaris

sebagai organ yang mewakili para pemilik perusahaan (shareholders) dan mempunyai

fungsi sebagai pengawas dan penasehat direksi. Organ yang ketiga adalah Dewan

Direksi yang mempunyai tugas utama menjalankan operasional perusahaan sesuai

dengan ketentuan yang ditetapkan dalam RUPS dan ketentuan – ketentuan operasional

perusahaan. Selain ketiga organ tersebut, termasuk juga didalamnya Corporate

Secretary yang bertugas sebagai penghubung investor (investor relation officer).

Sekretaris perusahaan juga mempunyai tugas untuk mengawasi apakah perusahaan telah

mematuhi peraturan tentang persyaratan yang berlaku.

b. Sosialisasi Good Corporate Governance

Untuk mendukung terlaksananya pelaksanaan corporate governance yang baik,

PT Krakatau Steel (Persero) telah memiliki unit/divisi khusus yang menangani tentang

good corporate governance. Akan tetapi, fungsi dari divisi tersebut belum berjalan

secara optimal, hal ini terlihat dalam proses sosialisasi mengenai GCG pada PT

Krakatau Steel (Persero) belumlah merata ke semua lapisan karyawan. Hanya lapisan

atau level tertentu yang sudah mengetahui serta melaksanakan pedoman GCG.

Sosialisasi yang dilakukan oleh PT Krakatau Steel selama ini terbagi dalam

berberapa program, yaitu program sosialisasi etika perusahaan, dan program sosialisasi

Page 16: BAB IV EVALUASI PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00034-AK-Bab 4.pdfprinsip good corporate governance pada PT Krakatau Steel (Persero). Pertanyaan

71

GCG. Sosialisasi tersebut disesuaikan porsi dan kapasitasnya sesuai dengan tingkat

kepentingan yang dimiliki.

IV.2.3 Responsibility (Pertanggungjawaban)

Berdasarkan KEP-117/M-MBU/2002, responsibility merupakan kesesuaian di

dalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku

dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. Prinsip ini menekankan bahwa perusahaan

harus memiliki tanggung jawab sosial sebagai anggota masyarakat, menghindari

penyalahgunaan kekuasaan, profesionalisme, serta perusahaan harus mampu

menciptakan kondisi lingkungan bisnis yang sehat.

a. Tanggung jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan sekitar.

Dari prinsip responsibility tersebut, mengisyaratkan bahwa pengawasan terhadap

perusahaan tidak hanya dilakukan oleh pemegang saham ataupun Dewan Komisaris

tetapi dapat juga dilakukan oleh masyarakat. Hal tersebut merupakan perwujudan nyata

dari hubungan masyarakat dengan perusahaan sebagai bagian dari masyarakat itu

sendiri.

Suatu perusahaan harus bertanggung jawab atas dampak negative yang

ditimbulkan oleh kegiatan perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan dimana

perusahaan beroperasi. Oleh karena itu, perusahaan harus menyampaikan informasi

kepada masyarakat yang terkena dampak kegiatan perusahaan.

Dalam rangka mendorong kegiatan dan pertumbuhan ekonomi kerakyatan serta

terciptanya pemerataan pembangunan melalui perluasan lapangan kerja, kesempatan

berusaha dan pemberdayaan masyarakat, perusahaan memberikan partisipasi untuk

memberdayakan dan mengembangkan kondisi ekonomi, kondisi sosial masyarakat dan

Page 17: BAB IV EVALUASI PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00034-AK-Bab 4.pdfprinsip good corporate governance pada PT Krakatau Steel (Persero). Pertanyaan

72

lingkungan sekitarnya, melalui program kemitraan dengan usaha kecil dan program bina

lingkungan. Pada PT Krakatau Steel (Persero) program tersebut dikenal dengan PKBL

(Pembinaan Kemitraan & Bina Lingkungan). Melalui program ini banyak hal yang telah

dilakukan oleh PT Krakatau Steel (Persero), terutama sejak program ini mulai dibentuk

pada tahun 1998. Melalui program Pembinaan Kemitraan ini pula PT Krakatau Steel

(Persero) pada akhir tahun 2005 menerima award dari UNICEF mengenai Kemitraan

Unggul.

Pelestarian lingkungan di sekitar kawasan industri PT Krakatau Steel (Persero)

dan kota Cilegon selalu menjadi perhatian perusahaan. Dalam upaya pelestarian

lingkungan, aktivitas-aktivitas seperti pengendalian pencemaran, analisis pencemaran,

dan penelitian pencemaran telah manjadi tanggung jawab rutin perusahaan.

Komitmen terhadap konservasi lingkungan ini diwujudkan pula dengan

menerapkan sistem manajemen yang terkait seperti Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (SMK3), Sistem Manajemen Mutu ISO 9002 dan Sistem Manajemen

Lingkungan ISO 14001. Selain menerapkan ISO 14001, dalam rangka lebih menjamin

kehandalan mutu pengukuran lingkungan, perusahaan telah berhasil mendapatkan

sertifikasi ISO 17025 atas Laboratorium Uji Lingkungan dari Komite Akreditasi

Nasional (KAN). Laboratorium ini juga telah diakui menjadi laboratorium lingkungan

rujukan di wilayah Provinsi Banten.

Sebagai konsekuensi dari diimplementasikannya ISO 14001, SGS secara rutin

diadakan pengawasan terhadap penerapan sistem manajemen lingkungan di seluruh unit

kerja PT Krakatau Steel (Persero). Dari hasil pemantauan lingkungan yang dilaksanakan

secara rutin dan disusun ke dalam Matrik Rona Lingkungan berdasarkan kombinasi

Page 18: BAB IV EVALUASI PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00034-AK-Bab 4.pdfprinsip good corporate governance pada PT Krakatau Steel (Persero). Pertanyaan

73

hasil pemantauan kualitas udara, kualitas air dan kondisi klimatologi, dipastikan bahwa

tingkat polusi masih berada jauh di bawah standar yang ditetapkan.

b. Sistem pengendalian dan pengawasan terhadap karyawan

Selain tanggung jawab sosial, prinsip responsibility juga mendorong perlunya

profesionalisme, menghindari penyalahgunaan kekuasaan dan menciptakan lingkungan

bisnis yang sehat. Dalam upaya penerapan prinsip responsibility, seperti yang

disampaikan oleh Sekretaris Perusahaan bahwa perusahaan menggunakan pengendalian

yang dapat digunakan dalam rangka mengawasi segala tindakan dari Direksi.

Pengendalian tersebut dilakukan melalui penetapan struktur kompensasi yang akan

diberikan kepada Direksi sebagai bagian dari tim eksekutif perusahaan, para manajer

dan karyawan perusahaan.

Agar dapat menjamin keseimbangan kepentingan di antara pihak eksekutif atau

manajemen dengan pemegang saham dapat dilakukan dengan penetapan struktur

kompensasi eksekutif. Pemberian kompensasi dalam bentuk insentif kepada manajer dan

anggota organisasi merupakan cara ampuh yang dapat mendorong manajer dan anggota

organisasi untuk lebih termotivasi dalam mencapai dan melampaui target yang

ditetapkan. Kompensasi insentif pada umumnya diberikan perusahaan dalam bentuk

bonus-bonus. Seperti yang telah dijelaskan oleh Sekretaris Perusahaan, bahwa PT

Krakatau Steel (Persero) telah berusaha untuk selalu memberikan perhatian terhadap

kesejahteraan para karyawannya, baik yang berada dalam jajaran eksekutif atau

manajerial maupun yang termasuk dalam jajaran non-manajerial. Hal tersebut dilakukan

PT Krakatau Steel (Persero) karena perusahaan sangat menyadari bahwa karyawan

merupakan aset penting yang dapat menentukan keberhasilan usaha. Disamping gaji,

perusahaan juga memberikan berbagai tunjangan kepada karyawan, yaitu dalam bentuk

Page 19: BAB IV EVALUASI PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00034-AK-Bab 4.pdfprinsip good corporate governance pada PT Krakatau Steel (Persero). Pertanyaan

74

tunjangan jabatan, tunjangan kesehatan, tunjangan hari raya, dan jaminan sosial tenaga

kerja, dan beberapa tunjangan lainnya.

Akan tetapi, walaupun telah dilakukan upaya-upaya demi menjaga keseimbangan

kepentingan, masih ada saja penyimpangan yang terjadi diantara pihak eksekutif dengan

pemegang saham. Masih ada beberapa pihak yang tidak mengedepankan sikap

profesionalisme dengan cara menyalahgunakan kekuasaan yang dimilikinya. Hal

tersebut terlihat dari masih adanya pengisian suatu jabatan yang tidak melalui proses

kualifikasi yang telah ditetapkan, melainkan dikarenakan adanya suatu hubungan

kepentingan antara calon eksekutif dengan pemegang kekuasaan tersebut.

IV.2.4 Independency (Kemandirian)

Pengertian independency menurut KEP-117/M-MBU/2002 merupakan keadaan

dimana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan

pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. Kemandirian

merupakan suatu keharusan agar organ perusahaan dapat bertugas dengan baik serta

mampu membuat keputusan yang terbaik bagi perusahaan serta dalam pelaksanaannya

selalu menghormati hak dan kewajiban, tugas dan tanggung jawab serta kewenangan

masing-masing organ perusahaan.

a. Independensi SPI (Satuan Pengawasan Intern)

Dalam pelaksanaan tugasnya, Komite Audit akan berhubungan dengan Satuan

Pengawasan Intern (SPI) selaku internal audit pada PT Krakatau Steel (Persero). Dalam

struktur organisasi PT Krakatau Steel (Persero), kedudukan SPI berada tepat di bawah

kekuasaan Direksi, hal ini berarti Kepala SPI dalam pelaksanaan tugas atau fungsinya

Page 20: BAB IV EVALUASI PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00034-AK-Bab 4.pdfprinsip good corporate governance pada PT Krakatau Steel (Persero). Pertanyaan

75

bertanggung jawab dan patuh kepada Direksi. Oleh sebab itu, dalam prakteknya

pengawasan yang dilakukan oleh SPI tidak bebas dari kekuasaan manajemen atau

eksekutif perusahaan. Akan tetapi, Komite Audit membutuhkan dukungan dari Direksi

dan Manajemen dalam melaksanakan tugasnya secara mandiri dan bebas dari pengaruh

manajemen maupun pengaruh lainnya.

Komite Audit dan SPI pada PT Krakatau Steel (Persero) selalu berusaha untuk

memelihara suatu tingkat kemandirian professional dalam menilai pelaksanaan tanggung

jawab manajemennya. Tetapi bukan berarti harus bertentangan dengan manajemen,

karena pada dasarnya SPI dan manajemen memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk

peningkatan efisiensi. Untuk memastikan kemandirian fungsi SPI dan memastikan

bahwa temuan audit telah ditindaklanjuti dengan benar dan wajar, Komite Audit akan

meningkatkan dan memperbaiki kerja sama yang saling menguntungkan dengan SPI dan

manajemen ekekutif.

b. Independensi dalam pengangkatan para eksekutif

Berbicara mengenai bebas dari benturan kepentingan maupun dari segala

pengaruh atau tekanan, maka seharusnya dalam pengangkatan Komisaris maupun

Direksi pun harus bebas dari segala pengaruh dan tekanan dari pihak manapun.

Pengangkatan Komisaris dan Direksi harus berjalan sesuai dengan sistem yang ada serta

dilakukan secara transparan. Seorang Komisaris atau Direksi diangkat bukan

berdasarkan adanya suatu hubungan kepentingan yang dapat menimbulkan keuntungan

pribadi bagi salah satu ataupun kedua belah pihak, tetapi pengangkatan tersebut haruslah

menguntungkan bagi semua pihak terutama perusahaan.

Page 21: BAB IV EVALUASI PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00034-AK-Bab 4.pdfprinsip good corporate governance pada PT Krakatau Steel (Persero). Pertanyaan

76

c. Independensi dalam pemilihan KAP

Dalam pemilihan dan penunjukan KAP (Kantor Akuntan Publik), PT Krakatau

Steel (Persero) menggunakan akuntan publik yang dipilih atau diusulkan oleh

Komisaris dan diputuskan serta disetujui melalui Rapat Umum Pemegang Saham. Hal

ini tentunya akan menjamin bahwa akuntan publik yang terpilih bebas dari segala bentuk

pengaruh maupun benturan kepentingan yang dapat menyebabkan ketidakmandirian

akuntan publik tersebut.

IV.2.5 Fairness (Kewajaran)

Berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara nomor KEP-117/M-

MBU/2002, fairness merupakan keadilan dan kesetaraan didalam memenuhi hak-hak

stakeholders yang timbul berdasarkan peranjian dan perundang-undangan yang berlaku.

Dalam menunjang terselenggaranya good corporate governance yang baik, sangatlah

diperlukan adanya perlindungan terhadap pemegang saham yang dalam hal ini adalah

perlindungan terhadap pemerintah sebagai pemilik perusahaan.

a. Perlindungan terhadap Pemegang Saham

Bentuk perlindungan yang diperoleh pemegang saham PT Krakatau Steel

(Persero) seperti yang diungkapkan oleh Sekretaris Perusahaan adalah sebagai berikut:

• Pengangkatan anggota Direksi dan Komisaris dilakukan oleh Rapat Umum

Pemegang Saham (RUPS) yang disetujui oleh pemegang saham,

• Pengubahan ketentuan Anggaran Dasar termasuk pengubahan nama, maksud

dan tujuan, kegiatan usaha dan jangka waktu berdirinya perseroan hanya

dapat diputuskan oleh RUPS yang dihadiri oleh pemegang saham,

Page 22: BAB IV EVALUASI PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00034-AK-Bab 4.pdfprinsip good corporate governance pada PT Krakatau Steel (Persero). Pertanyaan

77

• Memperoleh informasi materiil perusahaan secara tepat waktu dan teratur,

• Melakukan penilaian kinerja Komisaris dan Direksi dalam RUPS, dan

• Pemegang saham diberikan kesempatan yang cukup untuk menerima dan

memeriksa laporan keuangan sehingga dapat mengajukan pertanyaan yang

diagendakan dalam RUPS tahunan.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat terlihat bahwa PT Krakatau Steel (Persero)

telah mengatur hak-hak dari pemegang saham mereka. Hal ini sangat penting dalam

rangka mendukung terlaksananya good corporate governance yang baik. Akan tetapi,

upaya perlindungan hak-hak pemegang saham tersebut perlu dituangkan dalam sebuah

pedoman corporate governance yang mengatur secara rinci mengenai hak-hak

pemegang saham. Sesuai hasil pengamatan dan wawancara dengan Sekretaris

Perusahaan, dikatakan bahwa pedoman corporate governance PT Krakatau Steel

(Persero) yang tertulis baru selesai disusun dan belum diterbitkan.

b. Keefektifan eksekutif dalam mewujudkan GCG

Pada bab-bab sebelumnya, telah dijelaskan bahwa Dewan Komisaris dalam suatu

perusahaan memiliki kedudukan dan peran yang sangat penting, terutama bila dikaitkan

dengan upaya perusahaan untuk mewujudkan good corporate governance yang baik.

Peran dari Dewan Komisaris dalam proses pengambilan keputusan juga menjadi salah

satu faktor kunci yang dimuat dalam good corporate governance. Dari hasil wawancara

yang dilakukan dengan Bapak Eddy Hariono, menunjukkan bahwa pada dasarnya

Dewan Komisaris PT Krakatau Steel (Persero) telah melaksanakan berbagai tugas dan

tanggung jawabnya sebagaimana yang ditetapkan dalam anggaran dasar perseroan,

namun apabila dikaitkan dengan upaya untuk mendukung terciptanya good corporate

Page 23: BAB IV EVALUASI PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00034-AK-Bab 4.pdfprinsip good corporate governance pada PT Krakatau Steel (Persero). Pertanyaan

78

governance, pelaksanaan fungsi Dewan Komisaris tersebut cenderung masih belum

berjalan secara efektif. Menurut beliau, penyebab ketidakefektifan tersebut dikarenakan

belum adanya kesadaran pada masing-masing individu di tingkat Komisaris untuk

mengimplementasikan pemahaman mengenai good corporate governance secara lebih

mendalam. Tiap-tiap anggota Komisaris lebih menyukai untuk bekerja secara partial

atau individual sehingga tidak terjadi kesepakatan bagaimana mempraktekkan

pemahaman good corporate governance agar lebih optimal.

Dalam Undang-Undang Nomor 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas

(UUPT), disebutkan bahwa Komisaris adalah organ perseroan yang bertugas melakukan

pengawasan secara umum dan atau khusus serta memberikan nasehat atau saran kepada

Direksi dalam menjalankan perseroan. Dari pengertian tersebut, terlihat ada dua fungsi

utama yang harus dilaksanakan oleh Komisaris pada suatu perusahaan, yaitu fungsi

sebagai pengawas dari tindakan direksi dan fungsi sebagai pemberi nasehat atau saran

kepada Direksi. Sehubungan dengan fungsi utama Komisaris itulah yang sesungguhnya

menjadi dasar atau alasan perlunya suatu perusahaan memiliki Dewan Komisaris di

dalam perusahaannya, sebagaimana yang terkandung dalam UUPT yang menyebutkan

adanya keharusan perseroan untuk memiliki Komisaris.

Sesuai dengan penjelasan Sekretaris Perusahaan, bahwasanya salah satu fungsi

utama dari Dewan Komisaris pada PT Krakatau Steel (Persero) yaitu melakukan

pegawasan atas jalanya pengurusan perusahaan yang dijalankan oleh Direksi.

IV.3 Permasalahan dan Solusi

Berdasarkan data-data tersebut diatas, penerapan prinsip-prinsip good corporate

governance yang telah dilakukan pada PT Krakatau Steel (Persero) dan terbukti bahwa

Page 24: BAB IV EVALUASI PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00034-AK-Bab 4.pdfprinsip good corporate governance pada PT Krakatau Steel (Persero). Pertanyaan

79

masih terdapat beberapa masalah terkait dengan penerapan prinsip-prinsip good

corporate governance, maka ada beberapa rekomendasi untuk penyelesaian masalah

tersebut, yaitu:

1. Pengangkatan para eksekutif

Mengacu pada Pedoman Good Corporate Governance mengenai Dewan

Komisaris, disebutkan bahwa pengangkatan Komisaris dan Direksi harus

ditetapkan dalam suatu sistem yang resmi dan transparan. Dalam melaksanakan

tugasnya para eksekutif harus bebas dari kepentingan dan unsur bisnis apapun

atau hubungan lainnya yang dapat dianggap sebagai campur tangan secara

material.

Berdasarkan informasi yang penulis peroleh dari Bapak Eddy Hariono,

pengisian jabatan penting pada PT Krakatau Steel (Persero) belum sepenuhnya

terlaksana sesuai dengan ketentuannya. Pengangkatan para eksekutif masih

belum melalui suatu prosedur atau sistem yang seharusnya serta tidak

berdasarkan norma GCG yang ada. Beberapa orang yang mengisi jabatan-

jabatan eksekutif pada perusahaan masih dinilai kurang kompeten dibidangnya.

Penyebabnya karena masih terdapatnya sentuhan unsur nepotisme dalam

proses pengangkatan suatu jabatan, terutama pada jabatan-jabatan penting.

Adanya suatu hubungan kepentingan yang mempengaruhi proses pemilihan

eksekutif serta adanya tekanan atau pengaruh dari berbagai pihak juga

merupakan penyebab terjadinya masalah tersebut.

Akibat yang dapat ditimbulkan antara lain, karena tidak menguasai

bidang pekerjaannya, sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama dari

seharusnya untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Akibat lain yang dapat

Page 25: BAB IV EVALUASI PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00034-AK-Bab 4.pdfprinsip good corporate governance pada PT Krakatau Steel (Persero). Pertanyaan

80

ditimbulkan yaitu tidak dapat memberikan kontribusi apapun kepada perusahaan

karena tidak kompeten pada bidang yang dipimpinnya. Hal ini pastinya akan

sangat berpengaruh pada para bawahannya. Mereka akan merasa lebih sulit

dalam mengerjakan suatu pekerjaan karena atasan mereka sendiri tidak

mengetahui dengan pasti apa yang seharusnya dilakukan.

Rekomendasi penulis terhadap masalah ini yaitu, harus dibuatnya suatu

sistem atau peraturan yang resmi dan transparan untuk proses recruitment mulai

dari level bawah sampai dengan level Komisaris serta tidak boleh terdapat

perbedaan dan pengecualian apapun. Proses kualifikasi pemilihan pegawai harus

benar-benar diterapkan agar pengisian suatu jabatan atau posisi dapat dilakukan

semaksimal mungkin.

2. Perangkapan jabatan di level Direksi

Menurut UU No 19 pasal 25 tahun 2003 tentang BUMN, disebutkan

bahwa anggota Direksi dilarang memangku jabatan rangkap yang dapat

menimbulkan benturan kepentingan.

Pada struktur organisasi PT Krakatau Steel (Persero) terdapat beberapa

jabatan yang di pimpin oleh orang yang sama, yaitu posisi Direktur Keuangan

dan Direktur Pemasaran dipimpin oleh Bapak Deputi YMTH Sugeng Pujoko.

Sedangkan posisi Wakil Direktur Utama dan Direktur Produksi dipimpin oleh

Bapak YMTH Purwodjatmiko.

Adanya perangkapan jabatan tersebut disebabkan karena hilangnya fungsi

control pada Direksi serta tidak tegasnya Direksi dalam mengelola pembinaan

jabatan dan hirarki dalam struktur kepegawaian.

Page 26: BAB IV EVALUASI PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00034-AK-Bab 4.pdfprinsip good corporate governance pada PT Krakatau Steel (Persero). Pertanyaan

81

Perangkapan jabatan yang terjadi dapat menimbulkan ketidakpastian

dalam tugas dan tanggung jawab. Hal tersebut juga dapat menyebabkan

terjadinya spend of control yang tidak optimal.

Rekomendasi yang dapat penulis berikan sehubungan dengan masalah

perangkapan jabatan ini yaitu, setiap perusahaan harus memiliki ketentuan

khusus mengenai tugas dan tanggung jawab masing-masing jabatan. Dan apabila

tidak dalam situsi terdesak, perangkapan jabatan sebaiknya dihindari.

3. Implementasi pemahaman GCG yang belum optimal

Merujuk pada Code of Conduct yang dikeluarkan PT Krakatau Steel

(Persero), disebutkan bahwa Komisaris, Direksi, dan Jajaran Manajemen

(General Manager sampai dengan Foreman) memahami dan melaksanakan

prinsip-prinsip good corporate governance, serta dapat sebagai contoh perilaku

bagi karyawan dibawahnya.

Keadaan yang terjadi di PT Krakatau Steel (Persero) yaitu belum

optimalnya koordinasi antar fungsi ditingkat General Manager dalam

mengimplementasikan pemahaman GCG. Sedangkan pada tingkat Komisaris,

pemegang saham menilai bahwa Komisaris belum mempraktekan GCG dengan

optimal.

Hal tersebut disebabkan karena masing-masing unit bekerja secara partial

atau individual, sehingga tidak ada komunikasi dan pemikiran yang searah

mengenai penerapan prinsip-prinsip GCG yang baik untuk perkembangan

perusahaan.

Akibatnya penerapan dan pengimplementasian GCG pada perusahaan

tidak akan berjalan sempurna. Apabila pada Jajaran Manajerial tidak

Page 27: BAB IV EVALUASI PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00034-AK-Bab 4.pdfprinsip good corporate governance pada PT Krakatau Steel (Persero). Pertanyaan

82

mengimplementasikan dan mempraktekkan pemahaman GCG dengan baik,

maka pada jajaran non-manajerial akan terjadi hal yang sama pula. Pada

akhirnya proses pemahaman GCG yang diharuskan oleh pemerintah akan

menjadi sia-sia.

Rekomendasi yang dapat diberikan antara lain perlu adanya kesadaran

dari masing-masing pihak dalam memahami arti pentingnya pemahaman dan

implementasi GCG di tingkat jajaran manajerial demi kelangsungan suatu usaha.

Adanya kerjasama dan komunikasi yang lancar juga dapat membantu

keoptimalan dalam pemraktekan prinsip-prinsip GCG. Selain itu, diperlukan juga

adanya suatu sistem atau dukungan teknologi informasi yang mengontrol proses

pelaksanaan dan implementasi GCG pada setiap jabatan di tingkat Komisaris,

Direksi serta Jajaran Manajerial.

4. Keterlambatan penyampaian laporan tahunan di internet.

Berdasarkan Pedoman Pokok Pelaksanaan good corporate governance

terkait dengan prinsip transparansi, dikatakan bahwa perusahaan harus

menyediakan informasi secara tepat waktu, memadai, jelas, akurat dan dapat

diperbandingkan serta mudah diakses oleh pemangku kepentingan.

Sampai dengan tanggal 1 Juli 2007, PT Krakatau Steel (Persero) belum

menyampaikan laporan tahunan maupun analisis manajemennya di internet

untuk tahun berakhir 2004, 2005, dan 2006.

Penyebabnya yaitu karena orang yang selama ini menangani bagian data

di internet telah mengundurkan diri dari PT Krakatau Steel (Persero) sejak 2

(dua) tahun yang lalu, dan sampai sekarang belum ada orang yang

menggantikannya. Namun sebenarnya pihak perusahaan bersedia dan sama

Page 28: BAB IV EVALUASI PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00034-AK-Bab 4.pdfprinsip good corporate governance pada PT Krakatau Steel (Persero). Pertanyaan

83

sekali tidak keberatan untuk mempublikasikan data-data keuangan tersebut di

internet.

Akibatnya para pemangku kepentingan merasa kesulitan untuk dapat

memperoleh informasi-informasi penting yang diperlukan mengenai perusahaan.

Mereka tidak mendapatkan data yang update mengenai perusahaan. Mereka

harus meminta dulu ke divisi IT agar dapat memperoleh informasi tersebut. Hal

itu akan membuat para pemangku kepentingan merasa tidak nyaman serta tidak

leluasa untuk mengakses informasi yang seharusnya dapat dengan mudah mereka

dapatkan.

Rekomendasi yang dapat penulis berikan antara lain adalah supaya

perusahaan cepat-cepat melakukan pelatihan atau training terhadap karyawan

yang ada atau pencarian tenaga ahli yang baru untuk megerjakan atau

memasukkan data-data perusahaan ke internet secara cermat dan tepat waktu.

Diperlukan juga adanya suatu daftar atau jadwal yang tetap untuk melakukan

pengecekan dan mengupdate data-data tersebut.