EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE...

88
i EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE (DDD) PADA PASIEN PEDIATRIK RAWAT INAP DI PUSKESMAS MLATI II KABUPATEN SLEMAN PERIODE JULI 2012 JUNI 2013 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh: Defilia Anogra Riani NIM : 108114048 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2014 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE...

Page 1: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

i

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE

DEFINED DAILY DOSE (DDD) PADA PASIEN PEDIATRIK RAWAT

INAP DI PUSKESMAS MLATI II KABUPATEN SLEMAN

PERIODE JULI 2012 – JUNI 2013

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Defilia Anogra Riani

NIM : 108114048

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2014

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karyaku ini akan kupersembahkan untuk :

Kekuatan dan Pengharapanku, Tuhan Yesus Kristus,

Mamah dan Papah tercinta,

Kakakku tersayang, Siskaevia, Marthin Tori,

Adekku tersayang, Risky Triwijaya, Agnessia Lorenza,

Teman-temanku,

dan Almamaterku.

“i can do all this through HIM who gives me strength….”

Phillippians 4 : 13

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

vii

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas

kasih dan karunia-Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan penulisan skripsi

yang berjudul “Evaluasi Penggunaan Antibiotika dengan Metode Defined

Daily Dose (DDD) pada Pasien Pediatrik Rawat Inap di Puskesmas Mlati II

Kabupaten Sleman periode Juli 2012 – Juni 2013” ini dengan baik yang

diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mencapai gelar Sarjana Farmasi

pada Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penulis menyadari keberhasilan penyusunan skripsi ini juga tidak lepas

dari dukungan dari berbagai pihak yang telah membantu dan mendukung penulis

dari tahap awal hingga akhir penulisan laporan skripsi. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Orang tua dan keluarga yang selalu mendukung melalui doa dan semangat

yang tidak putusnya kepada penulis.

2. Ipang Djunarko, M.Sc., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma.

3. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D. selaku dosen pembimbing dalam

penyelesaian skripsi. Waktu, nasihat, semangat, saran, dan ilmu yang telah

diberikan oleh beliau dalam proses penyusunan skripsi dari awal hingga

akhir. Terima kasih sedalam-dalamnya juga untuk kesempatan dan

bimbingan yang sudah diberikan untuk memperbaiki naskah yang jauh

lebih dari sempurna ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

viii

4. Ibu Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt. dan Ibu Dita Maria Virgina,

S.Farm., Apt., M.Sc. selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak

saran dan kritik yang membangun kepada penulis dalam proses

penyusunan skripsi ini. Terima kasih sedalam-dalamnya juga untuk

kesempatan dan bimbingan yang sudah diberikan untuk memperbaiki

naskah yang jauh lebih dari sempurna ini.

5. Segenap staf administrasi dan bagian rekam medik Puskesmas Mlati II

Kabupaten Sleman yang telah membantu dalam proses pengumpulan data

dan proses pembuatan ijin penelitian.

6. Maria Carolina, Sagung Intan, Gede Wiwid Santika, Realita Rosada, Putri,

tim Evaluasi Penggunaan Antibiotika 2010 yang saling melengkapi dan

mendukung, tanpa bantuan kalian skripsi ini tidak akan selesai.

7. Sahabat tercinta, Maria Rawisari Putri, Khristina Julita Pintani, Febriaty

Ivana, Lenny Aftalina, Nelly, Tyas, Erin, Septi, Rina, Efrida, atas

dukungan, doa, semangat dan setia menemani dari awal sampai

penyusunan naskah ini siap untuk diuji.

8. Segenap teman-teman farmasi angkatan 2010, terima kasih untuk

kebersamaan dan dukungannya.

9. Apostolos Family, Vocal Grup 56fide, Difa’s family, keluarga yang

senantiasa mendukung dan selalu memberikan keceriaan, dan Mikhael

Gustandy yang selalu setia memberikan semangat.

10. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan yang tidak

dapat disebut satu per satu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................ v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .......................................................... vi

PRAKATA ......................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi

INTISARI ........................................................................................................... xvii

ABSTRACT ......................................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

1. Permasalahan........................................................................................... 5

2. Keaslian penelitian .................................................................................. 5

3. Manfaat penelitian ................................................................................... 10

B. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 11

1. Tujuan umum .......................................................................................... 11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

xi

2. Tujuan khusus ......................................................................................... 11

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA ............................................................. 12

A. Antibiotika .................................................................................................... 12

1. Definisi antibiotika .................................................................................. 12

2. Penggolongan antibiotika ........................................................................ 12

3. Penggunaan antibiotika ........................................................................... 15

B. Metode Defined Daily Dose (DDD) ............................................................. 18

C. Penggunaan Antibiotika pada Pediatrik ....................................................... 21

D. Keterangan Empiris ...................................................................................... 23

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 24

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................................... 24

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional .............................................. 25

1. Variabel penelitian .................................................................................. 25

2. Definisi operasional ................................................................................ 25

C. Subjek Penelitian .......................................................................................... 29

D. Bahan dan Alat atau Instrumen Penelitian ................................................... 31

E. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................................ 32

F. Tata Cara Penelitian ...................................................................................... 32

1. Tahap orientasi dan studi pendahuluan ................................................... 32

2. Tahap pengambilan data ......................................................................... 33

3. Pengolahan data ...................................................................................... 34

G. Tata Cara Analisis Data dan Penyajian Hasil............................................... 34

H. Keterbatasan dalam Penelitian ..................................................................... 35

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

xii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 38

A. Karakteristik Demografi Pasien ................................................................... 38

B. Pola Diagnosis Penyakit dan Gejala ............................................................. 39

C. Pola Peresepan Antibiotika .......................................................................... 42

D. Evaluasi Penggunaan Antibiotika dengan metode Defined Daily

Dose (DDD) ................................................................................................. 50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 57

A. Kesimpulan .................................................................................................. 57

B. Saran ............................................................................................................. 58

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 59

LAMPIRAN ....................................................................................................... 63

BIOGRAFI PENULIS ....................................................................................... 69

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel I. Penggolongan Antibiotika Berdasarkan Struktur Kimia…………. 13

Tabel II.

Tabel III.

Pola Diagnosis Penyakit dan Gejala Pasien Pediatrik Rawat Inap

di Puskesmas Mlati II pada Periode Bulan Juli 2012 – Juni

2013……………………………………………………………….

Nilai DDD 100 Patient-days untuk Masing-masing Jenis

Antibiotika Beserta Kode Anatomical Therapeutic Chemical

(ATC) dan Standar Nilai DDD WHO…………………………….

40

51

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.

Gambar 2.

Gambar 3.

Gambar 4.

Gambar 5.

Skema Pemilihan Subjek Penelitian Evaluasi Penggunaan

Antibiotika dengan Metode Defined Daily Dose (DDD) pada

Pasien Pediatrik Rawat Inap di Puskesmas Mlati II

Kabupaten Sleman Periode Bulan Juli 2012 – Juni

2013…………..........................................................................

Persentase Pasien Pediatrik Rawat Inap Laki – laki dan

Perempuan yang Menerima Antibiotika di Puskesmas Mlati

II pada Periode Bulan Juli 2012 – Juni 2013

(N=44)………………………………………………………..

Persentase Pasien Pediatrik Rawat Inap yang Menerima

Antibiotika Berdasarkan Usia di Puskesmas Mlati II pada

Periode Bulan Juli 2012 – Juni 2013

(N=44)…………......................................................................

Distribusi Penggunaan Antibiotika yang Digunakan Pasien

Pediatrik Rawat Inap di Puskesmas Mlati II pada Periode

Bulan Juli 2012 – Juni 2013 Berdasarkan Golongan

Antibiotika (N=46)……..…………………………………….

Distribusi Penggunaan Antibiotika yang Digunakan Pasien

Pediatrik Rawat Inap di Puskesmas Mlati II pada Periode

Bulan Juli 2012 – Juni 2013 Berdasarkan Jenis Antibiotika

(N=46)………………………………………………………..

31

38

39

43

44

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

xv

Gambar 6.

Gambar 7.

Gambar 8.

Gambar 9.

Distribusi Penggunaan Antibiotika yang Digunakan Pasien

Pediatrik Rawat Inap di Puskesmas Mlati II pada Periode

Bulan Juli 2012 – Juni 2013 Berdasarkan Bentuk Sediaan

Antibiotika (N=46)………...…………………………………

Distribusi Penggunaan Antibiotika yang Digunakan Pasien

Pediatrik Rawat Inap di Puskesmas Mlati II pada Periode

Bulan Juli 2012 – Juni 2013 Berdasarkan Aturan Pemakaian

Antibiotika (N=46)….……………………………………….

Distribusi Penggunaan Antibiotika yang Digunakan Pasien

Pediatrik Rawat Inap di Puskesmas Mlati II pada Periode

Bulan Juli 2012 – Juni 2013 Berdasarkan Lama Pemakaian

Antibiotika (N=46)………...…………………………………

Lama Hari Rawat Inap Pasien Pediatrik Rawat Inap yang

Menerima Pengobatan Antibiotika di Puskesmas Mlati II

pada Periode Bulan Juli 2012 – Juni 2013 (N=44)….……..

46

47

49

50

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian dari Bappeda Kabupaten Sleman……….. 63

Lampiran 2. Lembar Data Pasien……………………………………………. 64

Lampiran 3.

Lampiran 4.

Lembar Penggunaan Antibiotika Pasien………………………..

Regimen Dosis Harian Penggunaan Antibiotika Pasien

Pediatrik dan Perhitungan Nilai Defined Daily Dose (DDD)

100 patient-days………………………………………………..

64

65

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

xvii

INTISARI

Penyakit infeksi merupakan salah satu penyakit utama penyebab rawat

inap pada pasien pediatrik di Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2012. Tingginya

kejadian infeksi dengan terapi antibiotika memungkinkan adanya penggunaan

antibiotika yang kurang selektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi

penggunaan antibiotika pada pasien pediatrik rawat inap di Puskesmas Mlati II

Kabupaten Sleman dengan pendekatan kuantitatif menggunakan metode Defined

Daily Dose (DDD) 100 patient-days.

Penelitian ini adalah non-eksperimental dengan rancangan studi cross-

sectional. Cara pengambilan data adalah retrospektif pada pasien pediatrik rawat

inap di Puskesmas Mlati II Kabupaten Sleman periode Juli 2012 – Juni 2013. Data

diperoleh dari rekam medik meliputi profil pasien, diagnosis, dan penggunaan

antibiotika pasien. Data kemudian diolah secara deskriptif dan data kuantitas

penggunaan antibiotika dihitung dengan menggunakan rumus DDD 100 patient-

days.

Demam tifoid merupakan penyakit terbesar yang ditemui. Terdapat 4

jenis antibiotika yang diresepkan, yaitu kotrimoksazol, amoksisilin,

kloramfenikol, dan metronidazol. Kotrimoksazol merupakan jenis antibiotika

dengan nilai DDD tertinggi pertama yaitu 24,1 dan amoksisilin merupakan jenis

antibiotika dengan nilai DDD tertinggi kedua yaitu 11,1. Hasil tersebut

menunjukkan adanya penggunaan antibiotika yang kurang selektif yang akan

berdampak pada ketidakrasionalan penggunaan antibiotika. Oleh karena itu perlu

dilakukan evaluasi lanjutan khususnya pada penggunaan antibiotika

kotrimoksazol dan amoksisilin yang merupakan antibiotika dengan nilai DDD

tertinggi pada penelitian ini.

Kata kunci : Antibiotika, Pasien Pediatrik, Metode Defined Daily Dose (DDD),

Puskesmas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

xviii

ABSTRACT

Infectious diseases are one of the major causes of disease in pediatric

patients hospitalized in Special District of Yogyakarta in 2012. The high

incidence of infection with antibiotic therapy allows for the use of antibiotics that

are less selective. Therefore, this research aims to evaluate the use of antibiotics in

pediatric patients hospitalized in Mlati II Primay Health Care Sleman district

through a quantitative approach using Defined Daily Dose (DDD) 100 patient-

days method.

This research is a non-experimental study using cross-sectional design.

Method of data collection is retrospective in pediatric patients hospitalized in

Mlati II Primary Health Care during July 2012 until June 2013 period. The data

were gathered from medical record which included patient’s profiles, diagnoses,

and antibiotic prescription. The data were analyzed descriptively. Quantitative

data on antibiotic usage was counted using DDD 100 patient-days formula.

Typhoid fever is the most encountered disease. There are 4 types of

antibiotics prescribed, they are cotrimoxazole, amoxicillin, chloramphenicol, and

metronidazole. Cotrimoxazole is a type of antibiotic with the first highest DDD

value, at 24.1 and amoxicillin are antibiotic with the second highest DDD value at

11.1. These results indicate a less selective use of antibiotics which will have an

impact on the irrationality of the use of antibiotics. Therefore, further research is

required to evaluate the use of antibiotics in PHCs, especially on the use of

antibiotic cotrimoxazole and amoxicillin which are antibiotics with highest DDD

value in this study.

Keywords: Antibiotics, Pediatric Patients, Defined Daily Dose (DDD) Method,

Primary Health Care

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan

masyarakat yang penting dan menjadi penyakit yang menempati urutan penyakit

papan atas di Indonesia (Nelwan, 2007). Bayi dan pediatrik merupakan kelompok

yang rentan terhadap berbagai penyakit infeksi karena sistem kekebalan tubuh

mereka yang belum sempurna (Schwartz, 2005). Hal ini didukung dengan data yang

diperoleh dari buku Profil Kesehatan Provinsi D. I. Yogyakarta tahun 2012 yang

menunjukan bahwa penyakit infeksi merupakan penyakit utama penyebab rawat inap

dan pasien pediatrik merupakan kelompok pasien yang memiliki persentase tertinggi

dalam hal tersebut (Dinas Kesehatan Provinsi D. I. Yogyakarta, 2013).

Antibiotika adalah golongan obat yang paling banyak digunakan di dunia

terkait dengan banyaknya kejadian infeksi bakteri yang dialami oleh seseorang.

Berdasarkan data dari Departemen Kesehatan (2011), penggunaan antibiotika sangat

tinggi, bahkan lebih dari 80% di banyak provinsi di Indonesia. Penggunaan

antibiotika pada pediatrik juga cukup tinggi, penelitian yang dilakukan oleh

Antimicrobial Resistence in Indonesia (AMRIN study) (2005) menemukan bahwa

prevalensi penggunaan antibiotika dalam peresepan antibiotika pada pediatrik

ditemukan di RSUP Dr. Kariadi Semarang sebesar 76%. Banyaknya kejadian infeksi

bakteri yang terjadi dengan terapi antibiotika memungkinkan adanya penggunaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

2

antibiotika yang kurang bijak, baik di luar maupun di dalam lingkup pelayanan

kesehatan (Hadi, 2005).

Beberapa penelitian menunjukkan hasil terkait dengan penggunaan

antibiotika yang tidak rasional diantaranya adalah penelitian yang dilakukan

Antimicrobial Resistence in Indonesia (AMRIN study) (2005) pada tahun 2000–2004

yang menemukan bahwa terapi antibiotika sebanyak 20–53% diberikan tanpa indikasi

di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Penelitian yang dilakukan oleh Yuniftiadi (2010)

dan Laras (2010) mengenai evaluasi penggunaan antibiotika juga menunjukkan

adanya ketidakrasionalan penggunaan antibiotika di rumah sakit. Hasil penelitian

Febiana (2012) mengenai evaluasi penggunaan antibiotika dengan subjek studi pasien

pediatrik rawat inap menunjukan bahwa persentase kerasionalan penggunaan

antibiotika pada pasien pediatrik adalah sebesar 55,1% dan hasil ini masih jauh dari

angka kerasionalan penggunaan antibiotika yang diharapkan, yakni mendekati 100%.

Pemakaian antibiotika pada populasi pediatrik perlu diperhatikan karena

kecenderungan pemakaian yang berlebihan. Penggunaan antibiotika pada populasi

pediatrik perlu mendapat perhatian khusus karena absorbsi, distribusi, metabolisme

dan eksresi obat pada pediatrik berbeda dengan orang dewasa, serta tingkat maturasi

organ yang berbeda sehingga dapat terjadi perbedaan respons teraupetik atau efek

samping dari obat tersebut pada pediatrik (Darmansjah, 2005; Soedarmo, 2002).

Penggunaan antibiotika yang digunakan berlebihan terutama pada

pediatrik, seperti penggunaan untuk indikasi yang tidak jelas, penggunaan dalam

dosis yang tidak tepat merupakan penggunaan antibiotika yang tidak rasional.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

3

Penggunaan antibiotika yang tidak rasional dapat memberikan dampak negatif, antara

lain timbulnya efek samping atau toksisitas yang tidak diinginkan terjadi,

mempercepat terjadinya resistensi, menyebarluaskan infeksi dengan kuman yang

telah resisten, terjadinya resiko kegagalan terapi, bertambah parahnya penyakit pasien

yang menjalani terapi serta bertambah lamanya pasien menjalani perawatan medis

sehingga berdampak pada biaya pengobatannya (Munaf dkk, 2004). Dampak inilah

yang harus ditanggulangi bersama dengan cara yang efektif khususnya pada pediatrik,

antara lain dengan menggunakan antibiotika secara rasional, melakukan intervensi

untuk mengoptimalkan penggunaan antibiotika dan melakukan evaluasi penggunaan

antibiotika terutama di ruang lingkup pelayanan kesehatan yang merupakan tempat

penggunaan antibiotika banyak dilakukan untuk pengobatan penyakit infeksi.

Evaluasi penggunaan antibiotika dapat dikaji secara kuantitas dan kualitas,

yaitu dengan melihat jenis, jumlah, dosis, cara pemberian antibiotika, dan lain-lain.

Semakin kecil kuantitas antibiotika yang digunakan menunjukkan semakin selektif

penggunaan antibiotika, sehingga lebih mendekati penggunaan antibiotika yang bijak

(Laras, 2012). Terdapat beberapa metode yang digunakan untuk mengevaluasi

penggunaan antibiotika seperti metode Defined Daily Dose (DDD), metode Gyssens,

dan metode Drug Related Problem (DRP). Metode Defined Daily Dose (DDD)

merupakan salah satu metode yang direkomendasikan oleh World Health

Organization (WHO, 2013) dan Kementrian Kesehatan Indonesia (Kemenkes, 2011),

melalui metode ini dapat diperoleh data kuantitas penggunaan antibiotika yang dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

4

digunakan sebagai alat deteksi dini adanya ketidakselektifan dalam penggunaan

antibiotika.

Evaluasi penggunaan antibiotika khususnya pada pediatrik merupakan

salah satu bentuk tanggung jawab farmasis di ruang lingkup kesehatan dalam rangka

mempromosikan penggunaan antibiotika yang rasional. Berdasarkan uraian di atas,

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai evaluasi penggunaan

antibiotika pada pasien pediatrik. Penelitian ini menggunakan metode Defined Daily

Dose (DDD) 100 patient-days untuk mengevaluasi kuantitas penggunaan antibiotika

pada pediatrik. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Mlati II yang merupakan salah

satu puskesmas rawat inap, yang berlokasi di Kecamatan Mlati, Sleman, D.I.

Yogyakarta. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari salah satu staf Dinas

Kesehatan Kabupaten Sleman, Puskesmas Mlati II merupakan puskesmas rawat inap

dengan pasien pediatrik yang lebih banyak dibandingkan dengan puskesmas rawat

inap lainnya yang berada di Kabupaten Sleman. Hal inilah yang menjadi salah satu

alasan peneliti tertarik untuk memilih Puskesmas Mlati II sebagai tempat penelitian.

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan antibiotika yang

dikaji dari segi kuantitas dengan menggunakan metode Defined Daily Dose (DDD)

pada pasien pediatrik rawat inap di Puskesmas Mlati II Kabupaten Sleman periode

Juli 2012 – Juni 2013. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan data

penggunaan antibiotika yang dikaji dari segi kuantitas dengan menggunakan metode

Defined Daily Dose (DDD) 100 patient-days pada pasien pediatrik rawat inap di

Puskesmas Mlati II pada periode Juli 2012 – Juni 2013.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

5

1. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, didapat tiga

rumusan masalah dalam penelitian ini terkait penggunaan antibiotika pada pasien

pediatrik di Puskesmas Mlati II pada periode Juli 2012 – Juni 2013. Tiga rumusan

masalah tersebut adalah sebagai berikut ini.

a. Bagaimanakah pola diagnosis penyakit dan gejala pada pasien pediatrik rawat inap

yang menerima peresepan antibiotika di Puskesmas Mlati II pada periode Juli 2012

– Juni 2013?

b. Bagaimanakah pola peresepan antibiotika pasien pediatrik rawat inap yang

menerima peresepan antibiotika di Puskesmas Mlati II pada periode Juli 2012 –

Juni 2013?

c. Bagaimanakah gambaran kuantitas penggunaan antibiotika pada pasien pediatrik

rawat inap di Puskesmas Mlati II pada periode Juli 2012 – Juni 2013 yang dihitung

dengan metode evaluasi penggunaan antibiotika Defined Daily Dose (DDD) 100

patient - days?

2. Keaslian penelitian

Berdasarkan penelusuran literatur yang dilakukan, ditemui beberapa

penelitian serupa mengenai evaluasi penggunaan antibiotika yang pernah dilakukan

dan telah dipublikasikan. Berikut merupakan beberapa penelitian serupa beserta

dengan perbedaan-perbedaannya dengan penelitian ini.

1. Penelitian yang dilakukan oleh Yuniftiadi (2010), dengan judul “Rasionalitas

Penggunaan Antibiotika di Intensive Care Unit RSUP Dr. Kariadi di Semarang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

6

periode Juli – Desember 2009”. Pengambilan sampel pada penelitian ini

dilakukan dengan cara metode simple random sampling pada rekam medik pasien

yang dirawat di Intensive Care Unit dalam periode Juli – Desember 2009 yang

mendapat terapi antibiotika. Pada penelitian ini evaluasi penggunaan antibiotika

dilakukan secara kuantitatif dengan metode Defined Daily Dose (DDD) serta

kualitatif dengan metode Gyssens dan diperoleh antibiotika seftriakson

merupakan antibiotika yang paling banyak digunakan dan memiliki nilai DDD

yang tinggi dibadingkan dengan nilai DDD jenis antibiotika yang lain, yaitu 62,2

DDD 100 patient-days. Perbedaan penelitian penulis dengan penelitian ini adalah

terletak pada evaluasi penggunaan antibiotika yang dilakukan dan teknik

pengambilan sampel penelitian. Pada penelitian penulis hanya dilakukan evaluasi

penggunaaan antibiotika secara kuantitatif dengan menggunakan metode Defined

Daily Dose (DDD) serta dilakukan studi populasi dengan mengambil semua unit

sampel pada rekam medik pasien pediatrik rawat inap di Puskesmas Mlati II

Kabupaten Sleman dalam periode Juli 2012 – Juni 2013.

2. Penelitian oleh Febiana (2012), mengenai “Rasionalitas penggunaan antibiotika di

Bangsal Pediatrik RSUP Dr. Kariadi pada periode Agustus – Desember 2011”.

Perbedaan dengan penelitian ini adalah tempat pelaksanaan dan periode

pengambilan data penelitian, serta teknik pengambilan sampel. Teknik

pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan stratified random

sampling, sedangkan pada penelitian penulis dilakukan studi populasi dengan

mengambil semua unit sampel pada rekam medik pasien pediatrik rawat inap di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

7

Puskesmas Mlati II kabupaten Sleman dalam periode Juli 2012 – Juni 2013. Pada

penelitian ini dilakukan evaluasi penggunaan antibiotika secara kuantitatif dan

kualitatif, evaluasi penggunaan antibiotika secara kuantitatif dilakukan dengan

menggunakan metode Defined Daily Dose (DDD) dan evaluasi penggunaan

antibiotika secara kualitatif dilakukan dengan menggunakan metode Gyssens.

Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah ditemukan penggunaan antibiotika

secara kuantitas yang paling banyak digunakan adalah seftriakson, sedangkan

kualitas penggunaan antibiotika adalah sebesar 55,1 %. Pada penelitian penulis,

evaluasi penggunaan antibiotika hanya dilakukan secara kuantitatif dengan

menggunakan metode Defined Daily Dose (DDD) 100 patient-days.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Laras (2012), dengan judul “Kuantitas

penggunaan antibiotika di Bangsal Bedah dan Obstetri-Ginekologi RSUP Dr.

Kariadi setelah kampanye Pilot Project – Program Pencegahan Pengendalian

Resistensi Antibiotika (PP-PPRA) pada periode Januari – Juli 2012”. Perbedaan

dengan penelitian ini terletak pada tempat dan periode pengambilan data

penelitian, jenis subyek uji serta jenis penelitian. Penelitian ini dilakukan di

Bangsal Bedah dan Obstetri-Ginekologi RSUP Dr. Kariadi Semarang setelah

kampanye Pilot Project – Program Pencegahan Pengendalian Resistensi

Antibiotika (PP-PPRA) pada periode Januari – Juli 2012 pada pasien dewasa

yang menjalani rawat di Bangsal Bedah dan Obsgin, sedangkan penelitian penulis

dilakukan di Puskesmas Mlati II Kabupaten Sleman pada semua pasien rawat

inap yang menjalani rawat inap pada periode Juli 2012 – Juni 2013. Jenis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

8

penelitian dalam penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan

prospektif sedangkan jenis penelitian penulis adalah non eksperimental deskriptif

menggunakan data yang bersifat retrospektif.

4. Penelitian mengenai kuantitas penggunaan antibiotika di rumah sakit pediatrik di

Latvia selama periode 2005 - 2009 oleh Sviestina (2011), data diambil secara

retrospektif selama periode yang telah ditentukan. Pengukuran kuantitas

penggunaan antibiotika dilakukan dengan metode Defined Daily Dose (DDD).

Hasil yang didapat adalah total nilai DDD penggunaan antibiotika di rumah sakit

pediatrik di Latvia selama periode 2005 – 2009 berturut-turut adalah 32,7 ; 27,6 ;

29,1 ; 26,1 ; 26,2. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah

terletak pada tempat penelitian, periode penelitian, serta rumus DDD yang

digunakan. Pada penelitian ini rumus DDD yang digunakan adalah rumus DDD

100 bed-days, sedangkan pada penelitian penulis rumus DDD yang digunakan

adalah rumus DDD 100 patient-days.

5. Penelitian mengenai kuantitas penggunaan antibiotika pada lima rumah sakit

pediatrik di Cina pada tahun 2002 – 2006 yang dilakukan oleh Zhang et al

(2008). Data diambil secara retrospektif selama periode yang telah ditentukan.

Pengukuran kuantitas penggunaan antibiotika dilakukan dengan metode Defined

Daily Dose (DDD). Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah ditemukan 56

jenis antibiotika yang digunakan selama periode 2002-2006 dengan total DDD

pada periode 2002 – 2006 berturut-turut adalah 68,2 ; 58,4 ; 65,8 ; 65,6 ; dan 49,9

DDD 100 bed-days. Golongan antibiotika yang paling tinggi pada penelitian ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

9

adalah golongan antibiotika sefalosporin. Perbedaan penelitian ini dengan

penelitian penulis adalah terletak pada tempat penelitian, periode penelitian serta

rumus DDD yang digunakan.

6. Penelitian mengenai kuantitas penggunaan antibiotika di puskesmas sebuah

pedesaan di Crete, Yunani selama periode 12 bulan yang dilakukan oleh

Kontarakis et al (2011). Data diambil secara retrospektif, penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui penggunaan antibiotika di puskesmas di sebuah pedesaan di

Crete, Yunani selama periode 12 bulan. Ditemukan 258 resep penggunaan

antibiotika yang terdiri dari 159 pada orang dewasa dan 99 pada anak. Metode

yang digunakan adalah metode DDD 1000 people days. Dan ditemukan nilai

DDD 1000 people days sebesar 22,1 untuk anak-anak dan 24,2 untuk orang

dewasa. Antibiotika golongan penisilin merupakan golongan antibiotika yang

paling banyak digunakan pada kalangan anak, sedangkan pada orang dewasa

antibiotika sefalosporin merupakan antibiotika yang paling banyak digunakan.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah terletak pada tempat

penelitian, rumus DDD yang digunakan, serta subjek penelitian. Pada penelitian

ini subjek penelitiannya adalah orang dewasa dan pediatrik, sedangkan pada

penelitian penulis subjek penelitiannya adalah pediatrik saja.

Kesamaan penelitian yang dilakukan penulis dengan penelitian sebelumnya

adalah metode yang digunakan untuk mengevaluasi penggunaan antibiotika secara

kuantitatif yang digunakan, yaitu dengan metode Defined Daily Dose (DDD).

Berdasarkan informasi yang diperoleh oleh penulis, penelitian mengenai evaluasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

10

penggunaan antibiotika pada pasien pediatrik dengan metode Defined Daily Dose

(DDD) di Puskesmas Mlati II Kabupaten Sleman masih belum pernah dilakukan,

sehingga diharapkan penelitian ini dapat memberikan data penggunaan antibiotika

yang dikaji dari segi kuantitas dengan menggunakan metode Defined Daily Dose

(DDD) pada pasien pediatrik rawat inap di Puskesmas Mlati II pada periode Juli 2012

– Juni 2013.

3. Manfaat penelitian

a. Manfaat teoretis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

pembelajaran mengenai cara evaluasi penggunaan antibiotika yang dikaji dari segi

kuantitas dengan menggunakan metode Defined Daily Dose (DDD) 100 patient-days.

b. Manfaat praktis

1.) Dapat digunakan sebagai acuan bagi para tenaga kesehatan untuk

meningkatkan penggunaan antibiotika yang lebih rasional dari segi kuantitas.

2.) Dapat digunakan sebagai data penggunaan antibiotika yang dikaji dari segi

kuantitas dengan menggunakan metode Defined Daily Dose (DDD) 100

patient-days.

2.) Dapat menjadi bahan evaluasi terkait dengan hasil dari perhitungan kuantitas

penggunaan antibiotika pada pasien pediatrik rawat inap dipuskesmas Mlati

II.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

11

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Mengevaluasi penggunaan antibiotika yang dikaji dari segi kuantitas pada

pasien pediatrik rawat inap di Puskesmas Mlati II Kabupaten Sleman periode Juli

2012 – 2013 menggunakan metode Defined Daily Dose (DDD) 100 patient -

days.

2. Tujuan Khusus

a. Mendeskripsikan pola diagnosis penyakit dan gejala pada pasien pediatrik

rawat inap yang menerima terapi antibiotika di Puskesmas Mlati II pada

periode Juli 2012 – Juni 2013.

b. Mendeskripsikan pola peresepan antibiotika pasien pediatrik rawat inap yang

menerima terapi antibiotika di Puskesmas Mlati II pada periode Juli 2012 –

Juni 2013.

c. Menghitung kuantitas penggunaan antibiotika pada pasien pediatrik rawat

inap di Puskesmas Mlati II pada periode Juli 2012 – Juni 2013 yang dihitung

berdasarkan cara perhitungan Defined Daily Dose (DDD) 100 patient-days.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

12

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Antibiotika

1. Definisi antibiotika

Antibiotika adalah zat kimia yang dihasilkan oleh suatu mikroorganisme

yang memiliki kemampuan untuk menghambat serta membunuh mikroorganisme lain

(Pelczar, 2005). Pada awalnya istilah yang digunakan adalah antibiosis, yang berarti

substansi yang dapat menghambat pertumbuhan organisme hidup yang lain, dan

berasal dari mikroorganisme. Namun pada perkembangannya, antibiosis ini disebut

sebagai antibiotika dan istilah ini tidak hanya terbatas untuk substansi yang berasal

dari mikroorganisme, melainkan semua substansi yang diketahui memiliki

kemampuan untuk menghalangi pertumbuhan organisme lain khususnya

mikroorganisme (Pratiwi, 2008).

2. Penggolongan antibiotika

Penggolongan antibiotika dapat di klasifikasikan berdasarkan struktur

kimia antibiotika, aktivitas antibiotika,sifat toksisitas selektif, serta mekanisme aksi

antibiotika.

a) Berdasarkan struktur kimia antibiotika

Berdasarkan struktur kimianya, suatu antibiotika dapat dikelompokkan ke

dalam 10 kelompok, yaitu sebagai berikut ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

13

Tabel I. Penggolongan antibiotika berdasarkan struktur kimia

Golongan antibiotika Jenis antibiotika

Golongan penisilin Amoksisilin, penisilin, metampisilin, bacampisilin.

Golongan aminoglikosida Streptomisin, tobramisin, gentamisin, kanamisin,

neomisin.

Golongan tetrasiklin Doksisiklin, tetrasiklin, minosiklin, oksitetrasiklin.

Golongan makrolida Eritromisin, spiramisin, klaritromisin.

Golongan kuinolon Ofloksasin, siprofloksasin, levofloksasin, trovafloksasin.

Golongan sulfonamid

Kotrimoksazol, trimetoprim, sulfametoksazol.

Golongan amfenikol Kloramfenikol, tiamfenikol.

Antibiotik lain Metronidazol, tinidazol, ornidazol

(WHO, 2013).

b) Berdasarkan aktivitas antibiotika

Berdasarkan aktivitasnya, antibiotika dikelompokkan sebagai antibiotika

spektrum sempit (narrow spectrum) dan antibiotika spektrum luas (broad spectrum).

Antibiotika spektrum sempit (narrow spectrum) merupakan kelompok antibiotika

yang hanya mampu menghambat segolongan jenis bakteri saja, contohnya hanya

mampu menghambat atau membunuh bakteri Gram negatif saja atau Gram positif

saja sedangkan antibiotika spektrum luas (broad spectrum) merupakan kelompok

antibiotika yang dapat menghambat atau membunuh bakteri dari golongan Gram

positif maupun Gram negatif (Pratiwi, 2008).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

14

c) Berdasarkan sifat toksisitas selektif

Berdasarkan sifat toksisitas selektif, ada antibiotika yang bersifat

menghambat pertumbuhan mikroba, dikenal sebagai aktivitas bakteriostatik, dan ada

yang bersifat membunuh mikroba, dikenal sebagai aktivitas bakterisid. Kadar

minimal yang diperlukan untuk menghambat pertumbuhan mikroba atau

membunuhnya, masing-masing dikenal sebagai Kadar Hambat Minimal (KHM) dan

Kadar Bunuh Minimal (KBM) (Setiabudy, 2009).

d) Berdasarkan mekanisme aksi antibiotika

Berdasarkan mekanisme kerjanya terhadap bakteri, antibiotika dibedakan

menjadi lima kelompok, yaitu antibiotika dengan mekanisme penghambatan sintesis

dinding sel, perusakan membran plasma, penghambatan sintesis protein,

penghambatan sintesis asam nukleat, dan penghambatan sintesis metabolit esensial.

Antibiotika yang menghambat sintesis dinding sel adalah antibiotika yang merusak

lapisan peptidoglikan yang menyusun dinding sel bakteri Gram positif maupun Gram

negatif, contohnya penisilin. Antibiotika yang menghambat sintesis protein adalah

antibiotika yang dapat menyebabkan kesalahan pembacaan mRNA dan

mengakibatkan bakteri tidak mampu mensintesis protein vital untuk pertumbuhannya.

Contohnya adalah streptomisin. Antibiotika yang menghambat sintesis asam nukleat

adalah antibiotika yang dapat melakukan penghambatan pada sintesis asam nukleat

berupa penghambatan terhadap transkripsi dan replikasi mikroorganisme. Antibiotika

yang termasuk dalam penghambat sintesis asam nukleat ini adalah antibiotika

golongan kuinolon dan rifampin. Antibiotika yang menghambat sintesis metabolit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

15

esensial merupakan antibiotika yang dapat melakukan penghambatan terhadap

sintesis metabolit esensial antara lain dengan adanya kompetitor berupa antimetabolit,

yaitu substansi yang secara kompetitif menghambat metabolit mikroorganisme,

karena memiliki struktur yang mirip dengan substrat normal bagi enzim metabolisme.

Contoh antibiotika yang termasuk dalam kelompok ini adalah sulfonamid (Pratiwi,

2008). Antibiotika yang merusak membran plasma, antibiotika yang termasuk dalam

kelompok ini adalah polimiksin. Polimiksin sebagai senyawa ammonium-kuaterner

mampu merusak membrane sel setelah bereaksi dengan fosfat pada fosfolipid

membran sel mikroba. Kerusakan membran sel menyebabkan keluarnya berbagai

komponen penting dari dalam sel mikroba yaitu protein, asam nukleat, nukleotida dan

lain-lain sehingga membran plasma dari bakteri menjadi rusak (Setiabudy, 2009).

3. Penggunaan antibiotika

Penggunaan terapeutik antibiotika di klinik bertujuan untuk membasmi

bakteri penyebab infeksi. Penggunaan antibiotika ditentukan berdasarkan indikasi

dengan mempertimbangkan faktor-faktor berikut (Setiabudy, 2009):

1. Gambaran klinik penyakit infeksi, yakni efek yang ditimbulkan oleh adanya

bakteri dalam tubuh hospes,

2. Efek terapi antibiotika pada penyakit infeksi diperoleh hanya sebagai akibat

kerja antibiotika itu sendiri terhadap biomekanisme bakteri, dan tidak terhadap

biomekanisme tubuh hospes,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

16

3. Antibiotika dapat dikatakan bukan merupakan obat penyembuh penyakit infeksi

karena antibiotika dalam pengertian sebenarnya merupakan senyawa obat yang

menyingkatkan waktu yang diperlukan tubuh hospes untuk sembuh dari suatu

penyakit infeksi dengan cara menghambat bakteri penyebab penyakit infeksi.

Dari survei penggunaan antibiotika di beberapa rumah sakit dan pusat

kesehatan masyarakat banyak dijumpai adanya penggunaan obat yang tidak rasional.

Obat yang paling banyak digunakan secara tidak rasional adalah antibiotika.

Dikatakan tidak rasional karena dalam hal ini antibiotika digunakan secara

berlebihan, misalnya penggunaan untuk indikasi yang tidak jelas dan penggunaan

dalam dosis yang tidak tepat sehingga nantinya akan memberikan dampak negatif.

Dampak negatif dari penggunaan antibiotika yang tidak rasional antara lain adalah

timbulnya efek samping atau toksisitas yang tidak perlu, mempercepat terjadinya

resistensi, menyebarluaskan infeksi dengan kuman yang telah resisten, terjadinya

resiko kegagalan terapi, bertambah beratnya penyakit pasien dan bertambah lamanya

pasien mengalami sakit, serta meningkatnya biaya pengobatan (Munaf dkk, 2004).

Menurut Kakkilaya (2008), atas indikasinya penggunaan antibiotika dapat

digolongkan menjadi antibiotika untuk terapi definitif, terapi empiris, dan terapi

profilaksis. Penggunaan antibiotika berdasarkan jenis mikroorganisme penyebab yang

telah teridentifikasi disebut pengobatan definitif. Pada terapi secara empiris,

pemberian antibiotik diberikan pada kasus infeksi yang belum diketahui jenis bakteri

penyebabnya. Sedangkan terapi profilaksis adalah terapi antibiotik yang diberikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

17

untuk pencegahan pada pasien yang rentan terkena infeksi. Antibiotika yang

diberikan adalah antibiotika yang berspektrum sempit dan spesifik.

Penggunaan obat secara rasional, termasuk antibiotika, memiliki beberapa

kriteria, diantaranya ialah (Munaf dkk, 2004 dan WHO, 2001):

1. Indikasi yang tepat, kriteria ini memerlukan penentuan diagnosis penyakit dengan

tepat sehingga dapat diketahui efek klinik yang paling berperan terhadap manfaat

terapi. Dalam kriteria ini juga diperlukan pengobatan yang didasarkan atas

keluhan individual serta hasil pemeriksaan fisik yang akurat.

2. Pemilihan jenis obat yang tepat, kriteria ini memerlukan beberapa pertimbangan,

yaitu:

a. Manfaat (efektivitas/mutu obat telah terbukti secara pasti).

b. Risiko pengobatan dipilih yang paling kecil untuk pasien dan imbang dengan

manfaaat yang akan diperoleh.

c. Harga dan biaya obat. Diantara obat-obat alternatif dengan keamanan dan

kemanfaatannya, obat yang dipilih ialah yang paling sesuai dengan

kemampuan penderita.

d. Jenis obat yang dipilih tersedia di pasaran dan mudah didapat.

e. Obat tunggal, atau kombinasinya sedikit mungkin.

3. Dosis dan cara pemakaian yang tepat. Cara pemberian obat memerlukan

pertimbangan farmakokinetik, yaitu cara (rute) pemberian, besar dosis, frekuensi

pemberian, dan lama pemberian sampai ke pemilihan cara pemakaian yang paling

mudah diikuti pasien, aman, dan efektif untuk pasien.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

18

4. Pasien yang tepat, kriteria ini mencakup pertimbangan apakah ada kontraindikasi,

atau ada kondisi-kondisi khusus yang memerlukan penyesuaian dosis (misalnya

adanya kegagalan ginjal) yang memerlukan penyesuian dosis secara individual.

5. Meminimalkan efek samping dan alergi obat, dalam kriteria ini perlu dilakukan

pertimbangan sebelum memberikan obat pada pasien, apakah ada faktor-faktor

yang memacu terjadinya efek samping obat atau alergi obat pada penderita atau

tidak. Dalam penggunaan obat, harus selalu dipertimbangkan manfaat dan resiko

pemberian suatu obat.

B. Metode Defined Daily Dose (DDD)

Menurut Kemenkes (2011), evaluasi penggunaan antibiotika dilakukan

bertujuan untuk:

1. Mengetahui jumlah penggunaan antibiotika di rumah sakit.

2. Mengetahui dan mengevaluasi kualitas penggunaan antibiotika di rumah sakit.

3. Sebagai dasar dalam menetapkan surveilans penggunaan antibiotika di rumah

sakit secara sistematik dan terstandar.

4. Sebagai indikator kualitas layanan rumah sakit.

Kuantitas penggunaan antibiotika adalah jumlah penggunaan antibiotika di

rumah sakit maupun puskesmas dapat diukur secara retrospektif maupun prospektif.

Evaluasi penggunaan antibiotika secara retrospektif dapat dilakukan dengan

memperhatikan Anatomical Therapeutic Chemical (ATC)/Defined Daily Dose

(DDD). Anatomical Therapeutic Chemical (ATC) merupakan sistem klasifikasi obat,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

19

dalam klasifikasi ini obat akan dibedakan menurut cara kerja dari obat tersebut.

Defined Daily Dose (DDD) adalah asumsi dosis rata-rata per hari penggunaan

antibiotika untuk indikasi tertentu pada orang dewasa (Kemenkes,2011). Antibiotika

yang akan dimasukkan dalam perhitungan pada metode DDD harus terdapat dalam

klasifikasi ATC (WHO, 2013).

Metode pengukuran kuantitas penggunaan antibiotika yang

direkomendasikan oleh WHO untuk pasien rawat inap di rumah sakit adalah

menggunakan DDD 100 patient-days dan DDD 100 bed-days. Defined Daily Dose

(DDD) yang dinyatakan dalam DDD 100 patient-days maupun DDD 100 bed-days

dapat memberikan perkiraan kasar dari proporsi pasien rumah sakit yang diberi

antibiotika. Data yang diperlukan untuk evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien

rawat inap dengan metode DDD 100 bed-days adalah data penjualan antibiotika

selama setahun, sedangkan data yang diperlukan untuk evaluasi penggunaan

antibiotika pada pasien rawat inap dengan metode DDD 100 patient-days adalah data

semua pasien yang menerima terapi antibiotika beserta dengan lama hari rawat inap

pasien untuk mengetahui jumlah (gram) antibiotika yang digunakan oleh pasien

(Kemenkes, 2011).

Cara perhitungan penilaian kuantitas penggunaan antibiotika dengan

metode DDD 100 patient-days adalah:

a) Kumpulkan data semua pasien yang menerima terapi antibiotika

b) Kumpulkan lamanya waktu perawatan pasien rawat inap (Total Length Of Stay /

LOS) semua pasien

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

20

c) Hitung jumlah dosis antibiotika (gram) selama dirawat

d) Hitung DDD 100 patient-days:

(Kemenkes, 2011).

Menurut Direktorat Umum Perawatan Medis Departemen Kesehatan

Indonesia (2005), berikut merupakan hasil yang dapat diperoleh dari pengukuran

kuantitas penggunaan antibiotika:

a) Presentasi pasien yang mendapatkan pengobatan antibiotika selama dirawat di

rumah sakit

b) Jumlah penggunaan antibiotika dinyatakan dalam Defined Daily Dose (DDD) 100

patient-days.

Hasil evaluasi penggunaan antibiotika dengan menggunakan metode

Anatomical Therapeutic Chemical (ATC)/Defined Daily Dose (DDD) dapat dengan

mudah dibandingkan dengan hasil evaluasi penggunaan antibiotika sebelumnya yang

pernah dilakukan untuk melihat hasil penggunaan antibiotika per bangsal, rumah

sakit, kota, serta negara selama periode tertentu. Perbandingan ini dapat dilakukan

karena hasil dari metode ini memiliki standar nilai yang bersifat internasional yang

sudah ditentukan oleh World Health Organization (WHO,2013).

Tingginya nilai DDD antibiotika yang tidak sesuai dengan standar WHO

menunjukkan bahwa masih terdapat penggunaan antibiotika yang kemungkinan tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

21

selektif penggunaannya. Semakin kecil kuantitas antibiotika yang didapatkan maka

semakin selektif penggunaan antibiotika yang dilakukan. Pemberian antibiotika yang

selektif adalah penggunaan antibiotika yang dilakukan hanya benar-benar didasarkan

pada indikasi tertentu yang memang terbukti benar memerlukan pengobatan

antibiotika. Ketidakselektifan peresepan dan penggunaan antibiotika dikhawatirkan

akan menimbulkan banyaknya peresepan dan penggunaan antibiotika yang tidak tepat

indikasi sehingga hal ini akan berpengaruh pada kerasionalan penggunaan antibiotika

(Laras,2012).

C. Penggunaan Antibiotika pada Pediatrik

World Health Organization (2007) membagi usia pediatrik menjadi

neonatus (≤ 1 bulan ), bayi (1-24 bulan), serta anak (2-12 tahun). Penelitian yang

dilakukan di Indonesia, Pakistan dan India mengenai penggunaan antibiotika terhadap

pediatrik menunjukkan bahwa pemberian antibiotika sebagian besar diberikan pada

pediatrik dengan indikasi demam. Hal ini menunjukkan peningkatan penggunaan

antibiotika secara irasional juga terjadi pada pediatrik. Fakta ini sangat perlu

diperhatikan karena prevalensi penggunaan antibiotika tertinggi didapat pada

pediatrik-pediatrik. Sebuah studi menunjukkan 62% orang tua pediatrik

mengharapkan dokter meresepkan antibiotika kepada pediatriknya dan hanya 7%

yang tidak mengharapkan dokternya memberikan antibiotika kepada pediatrik mereka

(WHO Regional Office for South-East Asia, 2011).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

22

Bioavaibilitas suatu sediaan obat yang diberikan pada pediatrik lebih

terbatas dibandingkan dengan orang dewasa, hal ini terkait dengan maturasi organ

yang berperan pada metabolisme obat pada pediatrik. Maka dari itu, dalam menyusun

strategi pemberian antibiotika pada pediatrik perlu dipikirkan beberapa hal sebagai

berikut:

1. Tercapainya aktivitas anti bakteri pada tempat yang terinfeksi, sehingga cukup

untuk menghambat pertumbuhan bakteri tersebut.

2. Dosis obat harus efektif terhadap mikroorganisme, tetapi konsentrasi di dalam

plasma dan jaringan tubuh harus tetap lebih rendah dari dosis toksik (Soedarmo,

2002).

Evaluasi penggunaan antibiotika dengan metode DDD biasanya digunakan

untuk orang dewasa. Hal ini dikarenakan pada kelompok pediatrik pemberian dosis

obat harus disesuaikan dengan usia dan berat badan pediatrik, sehingga tidak

memungkinkan dilakukan identifikasi prevalensi untuk penggunaan obat pada

pediatrik jika yang tersedia hanya data penjualan kasar obat secara keseluruhan

pasien, baik dewasa maupun pediatrik. Data penjualan kasar secara keseluruhan

tersebut tidak dapat digunakan karena belum tentu dosis antibiotika yang diberikan

pada pediatrik sama dengan dosis yang tercantum dalam produk obat tersebut,

sebagai contoh: tablet amoksisilin dalam kemasan tertulis 500 mg, apabila diberikan

untuk usia pediatrik di bawah 12 tahun dengan berat badan tertentu, penggunaan

tablet 500 mg tersebut belum tentu di konsumsi sepenuhnya karena pada pediatrik

perhitungan dosis obat ditentukan berdasarkan usia dan berat badan. Jika kelompok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

23

pediatrik sulit untuk dilakukan identifikasi, maka metode DDD dengan standar DDD

pada orang dewasa dapat digunakan sebagai alat ukur untuk perbandingan secara

keseluruhan mengenai gambaran kuantitas penggunaan antibiotika pada pasien

pediatrik. Standar DDD WHO pada pasien pediatrik sendiri masih belum tersedia, hal

ini menjadi kelemahan dalam metode evaluasi ini. Namun demikian, penggunaan

standar DDD WHO pada orang dewasa pada pasien pediatrik tidak dilarang untuk

diaplikasikan pada pediatrik untuk menilai secara keseluruhan penggunaan

antibiotika pada pasien pediatrik. Penggunaan metode DDD pada pasien pediatrik

dapat dilakukan apabila tersedia dosis harian dan indikasi penggunaan antibiotika

pada pasien tersebut. Dosis harian dan indikasi penggunaan antibiotika pada pasien

pediatrik tersebut dapat digunakan untuk perhitungan nilai DDD. Hasil dari nilai

DDD yang didapatkan kemudian dapat dibandingkan dengan standar nilai DDD agar

didapat perkiraan mengenai identifikasi prevalensi penggunaan obat termasuk

antibiotika pada kelompok pediatrik tersebut (WHO, 2013).

D. Keterangan Empiris

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan data penggunaan antibiotika

yang dikaji dari segi kuantitas dengan menggunakan metode Defined Daily Dose

(DDD) pada pasien pediatrik rawat inap di Puskesmas Mlati II Kabupaten Sleman

selama periode Juli 2012 – Juni 2013.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

24

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian dengan judul “Evaluasi penggunaan antibiotika dengan metode

DDD (Defined Daily Dose) pada pasien pediatrik rawat inap di Puskesmas Mlati II

Kabupaten Sleman periode Juli 2012 – Juni 2013” merupakan penelitian

observasional menggunakan rancangan studi cross-sectional, dan cara pengambilan

data adalah retrospektif.

Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental sebab observasinya

dilakukan secara apa adanya, tanpa ada manipulasi atau intervensi serta perlakuan

dari peneliti dan bertujuan untuk mengumpulkan informasi aktual secara rinci

sehingga dapat melukiskan fakta atau karakteristik populasi yang ada,

mengidentifikasi masalah yang terjadi, kemudian melakukan evaluasi atau penilaian

dari data kuantitatif yang telah dikumpulkan (Notoatmodjo, 2010 dan Hasan, 2002).

Cara pengambilan data dalam penelitian ini adalah retrospektif karena data yang

dikumpulkan adalah data dari masa lampau yang diperoleh dari rekam medik pasien

pediatrik rawat inap yang mendapatkan terapi antibiotika di Puskesmas Mlati II

Kabupaten Sleman periode Juli 2012 – Juni 2013.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

25

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel penelitian

Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Pola penyakit dan gejala

b. Pola peresepan antibiotika

c. Nilai Defined Daily Dose (DDD) 100 patient-days penggunaan antibiotika pasien

pediatrik rawat inap di Puskesmas Mlati II selama periode Juli 2012 – Juni 2013.

2. Definisi operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Pola diagnosis penyakit dan gejala pada penelitian ini merupakan jenis diagnosis

penyakit dan gejala pada pasien pediatrik yang ditulis sebagai diagnosis utama

pada rekam medik pasien oleh dokter pada periode Juli 2012 – Juni 2013 pada

pasien pediatrik rawat inap di Puskesmas Mlati II, misalnya: tifoid fever dan

infeksi saluran kemih.

b. Pola peresepan antibiotika pada penelitian ini merupakan gambaran peresepan

antibiotika yang diterima oleh pasien pediatrik rawat inap di Puskesmas Mlati II

pada periode Juli 2012 – Juni 2013 meliputi golongan antibiotika, jenis

antibiotika, bentuk sediaan antibiotika, rute pemberian antibiotika, aturan

pemakaian antibiotika, lama pemakaian antibiotika dan lama hari rawat inap

pasien. Pola peresepan diperoleh berdasarkan data penggunaan antibiotika yang

tertulis di bagian rekam medik pasien.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

26

c. Nilai Defined Daily Dose (DDD) pada penelitian ini merupakan nilai

pengukuran kuantitas antibiotika yang dikeluarkan oleh WHO. Penilaian

kuantitas peresepan antibiotika yang dievaluasi dengan metode DDD harus

merupakan antibiotika yang masuk dalam klasifikasi Anatomical Therapeutic

Chemical (ATC) yang merupakan sistem klasifikasi obat, dalam klasifikasi ini

obat akan dibedakan menurut cara kerja dari obat tersebut. Perhitungan nilai

DDD dapat dilakukan dengan perhitungan DDD 100 patient-days atau DDD

100 bed-days. Pada penelitian ini digunakan DDD 100 patient-days dengan cara

perhitungan sebagai berikut ini.

(1) Mengumpulkan data semua pasien yang menerima terapi antibiotika

(2) Mengumpulkan lamanya waktu perawatan pasien rawat inap (total Length

of Stay (LOS) semua pasien)

(3) Menghitung jumlah dosis antibiotika (gram) yang diterima oleh pasien

selama dirawat inap

(4) Menghitung DDD 100 patient-days :

Nilai DDD yang diperoleh dari perhitungan kemudian dibandingkan

dengan nilai standar DDD per jenis antibiotika yang telah ditentukan oleh WHO

untuk melihat keselektifan penggunaan antibiotika pada pasien pediatrik rawat inap

Puskesmas Mlati II dari segi kuantitas. Nilai DDD jenis antibiotika yang diperoleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

27

dalam penelitian yang melebihi nilai standar yang ditetapkan WHO menunjukkan

adanya kemungkinan ketidakselektifan dalam penggunaan jenis antibiotika tersebut.

Ketidakselektifan dalam penggunaan antibiotika merupakan salah satu dampak

penggunaan antibiotika yang kurang rasional.

Contoh perhitungan DDD 100 patient-days :

Terdapat tiga pasien pediatrik yang menerima peresepan antibiotika.

Seluruh pasien pediatrik yang menerima peresepan antibiotika tersebut menerima

antibiotika dengan jalur oral.

1.) Pasien pediatrik pertama menerima peresepan antibiotika kotrimoksazol dengan

dosis 2 x 480 mg dalam sehari dengan 9 kali pemberian selama 5 hari rawat inap

(LOS).

2.) Pasien pediatrik kedua menerima peresepan antibiotika kotrimoksazol dengan

dosis 2 x 480 mg dalam sehari dengan 8 kali pemberian selama 5 hari rawat inap

(LOS).

3.) Pasien pediatrik ketiga menerima peresepan antibiotika amoksisilin dengan dosis

2 x 500 mg dalam sehari dengan 7 kali pemberian selama 4 hari rawat inap

(LOS).

Dari contoh kasus di atas, ditemukan total dosis antibiotika (gram) yang

diterima oleh pasien selama dirawat inap dan total lamanya waktu perawatan pasien

rawat inap / Length of Stay (LOS) semua pasien sebagai berikut ini.

1. Total regimen antibiotika yang diterima masing – masing pasien:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

28

a.) Pasien 1 : Kotrimoksazol (480 mg/tab) 2 x 1 tab dengan 9 kali pemberian,

diperoleh total gram antibiotika yang digunakan oleh pasien

adalah [(9x1) x 480] = 4320 mg = 4,32 gram.

b.) Pasien 2 : Kotrimoksazol (480 mg/tab) 2 x 1 tab dengan 8 kali pemberian,

diperoleh total gram antibiotika yang digunakan oleh pasien

adalah [(8x1) x 480] = 3840 mg = 3,84 gram.

c.) Pasien 3 : Amoksisilin (500 mg/tab) 2 x 1 tab dengan 7 kali pemberian,

diperoleh total gram antibiotika yang digunakan oleh pasien

adalah [(7x1) x 500] = 3500 mg= 3,5 gram.

2. Total lamanya waktu perawatan pasien rawat inap / Lenght of Stay (LOS) masing-

masing pasien yang menerima peresepan antibiotika adalah sebagai berikut ini.

a.) Pasien 1 : Length of Stay (LOS) = 5 hari

b.) Pasien 2 : Length of Stay (LOS) = 5 hari

c.) Pasien 3 : Length of Stay (LOS) = 4 hari

Total lamanya waktu perawatan pasien rawat inap / Lenght of Stay (LOS) semua

pasien adalah : 5 hari + 5 hari + 4 hari = 14 hari.

3. Kemudian dilakukan perhitungan jumlah (gram) per jenis antibiotika yang

digunakan oleh pasien.

a.) Jumlah gram antibiotika kotrimoksazol semua pasien yang menerima

antibiotika kotrimoksazol adalah 4,32 + 3,84 = 8,16 gram.

b.) Jumlah gram antibiotika amoksisilin semua pasien yang menerima antibiotika

amoksisilin adalah 3,5 gram.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

29

4. Kemudian dilakukan perhitungan DDD berdasarkan rumus DDD 100 patient-

days untuk masing-masing jenis antibiotika.

a.) DDD 100 patient-days antibiotika kotrimoksazol:

b.) DDD 100 patient-days antibiotika amoksisilin:

gram

5. Kemudian dilakukan perhitungan total nilai DDD dengan menjumlahkan nilai

DDD dari masing-masing jenis antibiotika.

Total DDD 100 patient-days = DDD kotrimoksazol + DDD amoksisilin

= 30,4 + 25 = 55,4 gram.

C. Subjek Penelitian

Subjek yang dipilih dalam penelitian ini adalah semua pasien pediatrik

rawat inap yang menerima terapi antibiotika di Puskesmas Mlati II Kabupaten

Sleman periode Juli 2012 – Juni 2013. Kriteria inklusi subjek penelitian adalah semua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

30

pasien rawat inap berumur kurang dari 12 tahun baik lelaki maupun perempuan yang

menerima peresepan antibiotika. Kriteria eksklusi subjek penelitian yaitu pasien

pediatrik rawat inap pulang paksa atas permintaan sendiri, pasien pediatrik rawat inap

yang dirujuk ke rumah sakit oleh dokter yang merawat, pasien pediatrik rawat inap

yang menerima terapi antibiotika tetapi data rekam medik pasien tidak jelas terbaca

karena tulisan pada rekam medik pasien sulit dikonfirmasi kepada pihak puskesmas

dan tidak lengkap karena tidak memuat aturan pemakaian antibiotika pada pasien,

serta pasien pediatrik rawat inap yang mendapatkan antibiotika yang tidak termasuk

dalam klasifikasi Anatomical Therapeutic Chemical (ATC).

Dalam proses pemilihan subjek penelitian, pasien pediatrik berusia kurang

dari 12 tahun yang menjalani rawat inap di puskesmas Mlati II pada periode Juli 2012

– Juni 2013 adalah sebanyak 118 pasien pediatrik. Dari 118 pasien pediatrik tersebut,

16 pasien pediatrik tidak menerima peresepan antibiotika dan 102 pasien pediatrik

menerima peresepan antibiotika. Subjek penelitian yang masuk kriteria inklusi

sebanyak 102 pasien kemudian subjek dieksklusi sesuai dengan kriteria. Terdapat 58

rekam medik yang tereksklusi, yang terdiri dari 13 rekam medik pasien pediatrik

rawat inap pulang atas permintaan sendiri, 37 rekam medik pasien pediatrik rawat

inap yang dirujuk, dan 8 rekam medik pasien pediatrik yang memiliki data rekam

medik tidak lengkap karena tidak memuat aturan pemakaian antibiotika selama

pasien di rawat inap. Dari proses ini diperoleh subyek penelitian 44 rekam medik

pasien pediatrik rawat inap.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

31

Gambar 1. Skema Pemilihan Subjek Penelitian Evaluasi Penggunaan Antibiotika

dengan Metode Defined Daily Dose (DDD) pada Pasien Pediatrik Rawat Inap

di Puskesmas Mlati II Kabupaten Sleman Periode Bulan Juli 2012 – Juni 2013

D. Bahan dan Alat atau Instrumen Penelitian

Bahan penelitian yang digunakan adalah rekam medik yang telah

memenuhi kriteria inklusi yang sudah ditentukan. Alat atau instrumen penelitian yang

digunakan adalah lembar data pasien dan lembar penggunaan antibiotika yang akan

digunakan untuk memuat data yang akan diambil dari bahan penelitian. Lembar data

tersebut terdiri dari: nama pasien, jenis kelamin, tanggal masuk pasien, tanggal keluar

pasien, diagnosa penyakit, keterangan keluar pasien, nama antibiotika yang

118 rekam medik

pasien pediatrik

yang menjalani

rawat inap pada

periode Juli 2012

– Juni 2013

102 rekam medik

pasien pediatrik

yang memenuhi

kriteria inklusi

44 rekam medik

yang dijadikan

subjek penelitian

58 rekam medik

pasien pediatrik

yang tereksklusi

13 rekam medik

pasien pulang

atas permintaan

sendiri

37 rekam medik

pasien yang

dirujuk

16 rekam medik

pasien pediatrik yang

tidak menerima

peresepan antibiotika

8 rekam medik

pasien yang tidak

lengkap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

32

diresepkan, dosis pemakaian antibiotika, rute penggunaan antibiotika, bentuk sediaan

antibiotika, lama penggunaan antibiotika, serta frekuensi pemberian antibiotika

(Lampiran 2 dan 3).

E. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Mlati II yang terletak di Jalan

Cebongan, Sumberdadi, Mlati Sleman, Kecamatan Mlati. Waktu penelitian adalah

bulan September tahun 2013.

F. Tata Cara Penelitian

Pada penelitian ini dilakukan 3 tahap untuk menjalani penelitian, adapun

tahapan yang dilakukan pada penelitian ini adalah :

1. Tahap orientasi dan studi pendahuluan

Kegiatan – kegiatan yang dilakukan pada tahap orientasi dan studi

pendahuluan adalah sebagai berikut ini.

a. Mengurus surat ijin penelitian, pada tahap ini dilakukan penyusunan proposal yang

kemudian diserahkan ke Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)

Kabupaten Sleman untuk memperoleh surat ijin penelitian di Puskesmas Mlati II

Kabupaten Sleman.

b. Setelah surat ijin penelitian diperoleh dari bagian Bappeda Kabupaten Sleman,

surat ijin tersebut beserta dengan proposal penelitian kemudian diserahkan ke

bagian administrasi Puskesmas Mlati II untuk memperoleh ijin penelitian dari

pihak Puskesmas Mlati II.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

33

c. Setelah ijin penelitian yang diajukan dikonfirmasi oleh bagian administrasi

Puskesmas Mlati II, selanjutnya dilakukan studi pendahuluan untuk memperoleh

informasi mengenai jumlah pasien pediatrik berdasarkan umur pasien pediatrik,

yaitu kurang dari 12 tahun melalui buku pendaftaran pasien rawat inap Puskesmas

Mlati II periode Juli 2012 – Juni 2013. Dari hasil orientasi ini diperoleh informasi

bahwa terdapat 118 pasien pediatrik yang menjalani rawat inap di Puskesmas

Mlati II pada periode Juli 2012 – Juni 2013.

d. Setelah didapatkan jumlah pasien pediatrik yang menjalani rawat inap pada periode

Juli 2012 – Juni 2013, dilakukan pencatatan data nomor rekam medik pasien

pediatrik tersebut melalui buku pendaftaran pasien rawat inap Puskesmas Mlati II

pada periode Juli 2012 – Juni 2013.

2. Tahap pengambilan data

Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan di Bagian Rekam Medik di

Puskesmas Mlati II. Pengambilan data diawali dengan pemilihan data rekam medik

pasien pediatrik rawat inap yang memenuhi kriteria inklusi, sekaligus dilakukan

pengekslusian sesuai dengan kriteria eksklusi bahan penelitian yang telah ditentukan.

Dari proses ini diperoleh sejumlah 44 rekam medik pasien pediatrik rawat inap

berumur kurang dari 12 tahun yang menggunakan antibiotika sebagai bahan

penelitian. Tahap selanjutnya adalah dilanjutkan dengan melakukan pencatatan data

dari ke - 44 rekam medik tersebut menggunakan instrumen penelitian yaitu lembar

data pasien dan lembar penggunaan antibiotika.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

34

3. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut :

1. Editing, pada tahap ini dilakukan pemeriksaan ulang kelengkapan data-data yang

telah dicatat dalam instrumen penelitian.

2. Entry data, pada tahap ini dilakukan pemindahan data dari instrumen penelitian

ke dalam format perhitungan nilai DDD 100 patient-days (Lampiran 4), untuk

selanjutnya dihitung nilai DDD 100 patient-days.

3. Cleaning, pada tahap ini dilakukan pemeriksaan ulang data-data yang telah

dimasukkan ke dalam format perhitungan nilai DDD 100 patient-days.

G. Tata Cara Analisis Data dan Penyajian Hasil

Analisis data dilakukan secara deskriptif dan dievaluasi dengan pendekatan

kuantitatif. Analisis deskriptif dilakukan dengan menguraikan data-data yang telah

diambil untuk menggambarkan karakteristik pasien, pola penyakit dan gejala, dan

pola peresepan pasien yang menerima terapi antibiotika dalam bentuk persentase (%)

disertai penjelasan yang berupa uraian.

Karakteristik pasien yang dimaksud meliputi data demografi pasien

berdasarkan usia pasien dan proporsi pasien pediatrik laki-laki dan perempuan. Pola

penyakit diperoleh berdasarkan diagnosa penyakit serta gejala yang ditulis oleh

dokter pada rekam medik pasien sebagai diagnosa utama. Pola peresepan meliputi

distribusi golongan dan jenis antibiotika, bentuk sediaan antibiotika, aturan

pemakaian antibiotika, lama hari rawat inap pasien dan lama pemakaian antibiotika.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

35

Hasil analisis deskriptif disajikan dalam bentuk tabel atau diagram disertai

pembahasan hasil.

Penilaian penggunaan antibiotika dengan pendekatan kuantitatif dianalisis

dengan menggunakan DDD (Defined Daily Dose) 100 patient-days. Perhitungan

dilakukan dari data dosis dan lama hari rawat pasien rawat inap yang didapat dan

diproses dengan cara manual dengan bantuan kalkulator sesuai dengan rumus DDD

(Defined Daily Dose) 100 patient-days dan dibantu dengan program ABC calc untuk

melihat standar nilai DDD (Defined Daily Dose) per jenis antibiotika yang telah

ditentukan oleh WHO. Pengolahan data dilakukan secara manual karena angka-angka

dalam perhitungan cukup sederhana sehingga memungkinkan dan lebih cepat jika

dihitung secara manual. Hasilnya kemudian disajikan dalam bentuk tabel kuantitas

penggunaan antibiotika dengan metode evaluasi DDD (Defined Daily Dose) 100

patient-days periode bulan Juli 2012 – Juni 2013 pada pasien pediatrik rawat inap di

Puskesmas Mlati II disertai pembahasan hasil.

H. Keterbatasan dalam Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan antara lain:

1.) Metode DDD

Metode DDD yang digunakan dalam penelitian ini memiliki beberapa

keterbatasan antara lain:

(a) Metode DDD yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode

evaluasi penggunaan antibiotika yang ditujukan untuk orang dewasa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

36

Standar nilai DDD pediatrik dari WHO masih belum tersedia. Namun pada

kenyataannya, standar nilai DDD WHO untuk orang dewasa tidak dilarang

penggunaannya untuk dibandingkan dengan DDD yang diperoleh dari

pediatrik dengan syarat tersedianya dosis harian dan indikasi pada pediatrik,

sehingga DDD dapat dihitung. Standar DDD yang melebihi standar DDD

WHO orang dewasa yang ditemukan pada pediatrik dapat menjadi praduga

awal adanya kemungkinan ketidakselektifan penggunaan antibiotika pada

pediatrik.

(b) Metode evaluasi DDD tidak dapat menggambarkan secara penuh dari

keseluruhan parameter rasionalitas penggunaan antibiotika pada pasien

pediatrik karena metode ini hanya dapat memberikan perkiraan mengenai

kemungkinan adanya ketidaktepatan indikasi dalam penggunaan antibiotika

yang diberikan. Perkiraan mengenai kemungkinan adanya ketidaktepatan

indikasi penggunaan antibiotika yang diberikan tersebut dapat dijadikan

sebagai indikator awal adanya kemungkinan ketidakselektifan dalam

penggunaan antibiotika yang akan berdampak pada rasionalitas penggunaan

antibiotika.

(c) Nilai DDD yang diperoleh tidak dapat secara tepat menilai ketepatan

indikasi dikarenakan tidak dilakukan evaluasi mendalam, karena pada

metode ini perkiraan kemungkinan mengenai ketidaktepatan indikasi hanya

dilihat dari nilai tinggi dari kuantitas penggunaan antibiotika.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

37

2.) Pasien dalam penelitian ini memiliki keterbatasan, karena dari 118 rekam medik

pasien pediatrik yang menjalani rawat inap pada periode penelitian, hanya 44

rekam medik pasien pediatrik yang dijadikan bahan penelitian. Hal ini

disebabkan karena sebanyak 58 rekam medik pasien pediatrik dieksklusi, dan

pasien pediatrik rujuk merupakan kriteria eksklusi yang paling banyak ditemui,

yaitu sebanyak 37 rekam medik pasien pediatrik. Pada penelitian ini pasien

rujuk dijadikan sebagai kriteria ekslusi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

38

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Demografi Pasien

Pada penelitian ini, karakteristik demografi pasien pediatrik rawat inap di

Puskesmas Mlati II yang digambarkan adalah proporsi pasien pediatrik laki – laki dan

perempuan serta usia pasien. Gambar 2 dan 3 berikut adalah karakteristik 44 pasien

pediatrik yang menggambarkan distribusi pasien pediatrik yang menerima peresepan

antibiotika berdasarkan jenis kelamin dan usia pasien pediatrik rawat inap di

Puskesmas Mlati II pada periode bulan Juli 2012 – Juni 2013. Berdasarkan Gambar 2

dapat dilihat bahwa pasien pediatrik laki-laki memiliki proporsi yang lebih banyak

dari pasien pediatrik perempuan.

Gambar 2. Persentase Pasien Pediatrik Laki – laki dan Perempuan yang Menerima

Antibiotika di Puskesmas Mlati II pada Periode Bulan Juli 2012 – Juni 2013 (N=44)

38, 6%

61, 4%

Perempuan

Laki-laki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

39

Gambar 3. Persentase Pasien Pediatrik Rawat Inap yang Menerima Antibiotika

Berdasarkan Usia di Puskesmas Mlati II pada Periode Bulan Juli 2012 – Juni 2013

(N=44)

World Health Organization (2007) membagi usia pediatrik menjadi

neonatus (≤ 1 bulan ), bayi (1 - 24 bulan), serta pediatrik (2 - 12 tahun). Dari Gambar

3 di atas dapat dilihat bahwa pasien pediatrik yang paling banyak menerima

peresepan antibiotika di Puskesmas Mlati II periode Juli 2012 – Juni 2013 adalah

pasien dengan kelompok usia pediatrik 2 - 12 tahun dengan jumlah pasien sebanyak

41 pasien. Pediatrik merupakan kelompok yang rentan terhadap berbagai penyakit

infeksi karena sistem kekebalan tubuh mereka yang belum sempurna (Schwartz,

2005).

B. Pola Diagnosis Penyakit dan Gejala

Indikasi merupakan salah satu syarat dapat digunakannya metode Defined

Daily Dose (DDD) pada pediatrik. Indikasi dalam hal ini digunakan untuk

mengetahui pola diagnosis dari penyakit dan gejala yang dijadikan sebagai indikasi

0% 6,8%

93,2%

≤ 1 bulan

1 – 24 bulan

2 – 12 tahun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

40

diberikannya peresepan antibiotika. Indikasi tersebut diperoleh dari data diagnosis

penyakit dan gejala yang tertulis sebagai diagnosis utama oleh dokter di rekam medik

pasien pediatrik rawat inap yang menerima peresepan antibiotika di Puskesmas Mlati

II. Terdapat beberapa pasien pediatrik yang mendapatkan lebih dari satu diagnosis

penyakit dan gejala, dan ditemukan pula beberapa diagnosis utama pada pasien

pediatrik yang hanya berupa gejala penyakit saja, contohnya febris. Dari hasil

penelitian ini didapatkan sebanyak 34 diagnosis penyakit dan gejala yang dijadikan

sebagai indikasi pemberian antibiotika pada pasien. Dari 34 jenis diagnosis penyakit

dan gejala tersebut, dapat dilihat bahwa diagnosis pasien cukup bervariasi antar satu

pasien dengan yang lainnya. Terdapat 3 jenis penyakit dan gejala dengan frekuensi

tertinggi pada pasien pediatrik rawat inap di Puskesmas Mlati II pada periode bulan

Juli 2012 – Juni 2013, yaitu demam tifoid, febris, dan infeksi saluran kemih.

Tabel II. Pola Diagnosis Penyakit dan Gejala Pasien Pediatrik Rawat Inap di

Puskesmas Mlati II pada Periode Bulan Juli 2012 – Juni 2013 (N=44)

No. Diagnosis Jumlah Persentase (%)

1. Demam tifoid, febris dan infeksi saluran kemih 3 6,8

2. Febris 3 6,8

3. Demam tifoid 2 4,5

4. Demam tifoid disertai ISPA 2 4,5

5. Demam tifoid, infeksi saluran kemih, disertai

infeksi saluran pernafasan akut

2 4,5

6. Febris suspect dengue fever dd demam tifoid 2 4,5

7. Febris dd dengue fever 2 4,5

8. Gastroenteris akut bacterial 2 4,5

9. Demam tifoid suspect dengue fever dd dengue

haemorrhagic fever, dan batuk

1 2,3

10. Demam tifoid , dengue fever, dan common cold 1 2,3

11. Demam tifoid, suspect hipertermi 1 2,3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

41

Tabel II. Lanjutan

No. Diagnosis Jumlah Persentase (%)

12. Demam tifoid dengan infeksi saluran kemih 1 2,3

13. Febris disertai trombositopenia suspect demam

tifoid

1 2,3

14. Febris suspect demam tifoid 1 2,3

15. Febris dengan parathifoid fever 1 2,3

16. Febris, dengue fever dd dengue haemorrhagic

fever dan infeksi saluran kemih

1 2,3

17. Febris, disertai suspect dengue fever dd dengue

haemorrhagic fever

1 2,3

18. Febris suspect infection bacteri 1 2,3

19. Febris dengan infeksi saluran pernafasan akut 1 2,3

20. Asma bronchiale 1 2,3

21. Nausea dan vomiting suspect infection bacteri 1 2,3

22. Gastroenteris akut suspect bacteri, infeksi

saluran pernafasan akut dan febris

1 2,3

23. Vomitus dan abdominal discomfort 1 2,3

24. Suspect pneumonia 1 2,3

25. Vomitus hari ke-III dengan dehidrasi sedang-

ringan

1 2,3

26. Gastroenteris akut bacterial dengan dehidrasi

ringan

1 2,3

27. Stomatitis dengan infection bacterial 1 2,3

28. Infeksi saluran kemih dd Glomerulonefritis

akut dd pielonefritis akut

1 2,3

29. Vomitus suspect infeksi saluran kemih 1 2,3

30. Infeksi saluran pernafasan akut 1 2,3

31. Suspect disentri 1 2,3

32. Diare cair akut non dehidrasi 1 2,3

33. Gastroenteris akut 1 2,3

34. Diare cair akut bact.amobiasis 1 2,3

Total 44 100

Pada penelitian ini terdapat beberapa penyakit infeksi yang sering ditemui

pada pasien pediatrik rawat inap Puskesmas Mlati II seperti demam tifoid, infeksi

saluran kemih dan infeksi saluran pernafasan akut yang merupakan 10 besar penyakit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

42

yang sering ditemui pada pasien pediatrik rawat inap (Dinkes Provinsi D.I.

Yogyakarta, 2013). Menurut penelitian Widyasih (2011), usia 2 – 12 tahun adalah

usia yang paling rawan terjangkit demam tifoid karena pada usia tersebut kebersihan

individu kurang terkontrol. Demam tifoid merupakan penyakit infeksi yang dapat

disebabkan karena kebersihan individu kurang baik sehingga bakteri penyebab

demam tifoid mudah menginfeksi jaringan tubuh. Salmonella typhosa merupakan

bakteri basil gram negatif yang menyebabkan terjadinya penyakit infeksi demam

tifoid. Salmonella typhosa masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan dan air

yang tercemar dengan kuman. Sebagian bakteri yang berasal dari makanan tersebut

dibasmi oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke dalam usus halus dan

mencapai jaringan limfoid. Endotoksin yang berasal dari Salmonella typhosa

berperan dalam proses inflamasi lokal pada jaringan tempat kuman tersebut

berkembang biak. Salmonella typhosa dan endotoksinnya kemudian akan

merangsang sintesis dan pelepasan zat pirogen dan leukosit pada jaringan yang

mengalami inflamasi tersebut, sehingga terjadi demam (Mansjoer, 2000).

C. Pola Peresepan Antibiotika

Pola peresepan antibiotika yang dideskripsikan dalam penelitian ini

meliputi golongan antibiotika, jenis antibiotika, bentuk sediaan antibiotika, rute

pemberian antibiotika, aturan pemakaian antibiotika, lama pemakaian antibiotika,

serta lama hari rawat inap pasien yang menerima terapi antibiotika. Informasi

mengenai pola peresepan tersebut diperoleh dari 44 rekam medik pasien pediatrik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

43

rawat inap di Puskesmas Mlati II Kabupaten Sleman pada periode Juli 2012 – Juni

2013 yang menerima terapi antibiotika. Dari ke – 44 rekam medik tersebut terdapat 1

pasien rawat inap yang mendapatkan terapi antibiotika kombinasi dan 1 pasien rawat

inap yang menerima pergantian jenis antibiotika, sehingga terdapat 46 jumlah

antibiotika yang diresepkan pada pasien pediatrik selama periode Juni 2012 – Juli

2013. Gambar 4 dan Gambar 5 berikut merupakan diagram yang menunjukkan data

distribusi penggunaan antibiotika berdasarkan golongan dan jenis antibiotika yang

diresepkan pada pasien pediatrik rawat inap di Puskesmas Mlati II Kabupaten Sleman

pada periode Juli 2012 – Juni 2013.

Gambar 4. Distribusi Penggunaan Antibiotika yang Digunakan Pasien Pediatrik Rawat

Inap di Puskesmas Mlati II pada Periode Bulan Juli 2012 – Juni 2013 Berdasarkan

Golongan Antibiotika (N=46)

69,5%

26,1%

2,2% 2,2%

Golongan sulfonamid

Golongan penisilin

Golongan amfenikol

Golongan antibiotika lain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

44

Gambar 5. Distribusi Penggunaan Antibiotika yang Digunakan Pasien Pediatrik Rawat

Inap di Puskesmas Mlati II pada Periode Bulan Juli 2012 – Juni 2013 Berdasarkan

Jenis Antibiotika (N=46)

Berdasarkan data pada Gambar 4 dan Gambar 5 tersebut dapat dilihat

bahwa persentase penggunaan antibiotika jenis kotrimoksazol dari golongan

sulfonamid merupakan persentase tertinggi dengan jumlah pasien sebanyak 32

pasien, diikuti dengan persentase antibiotika amoksisilin dari golongan penisilin

dengan jumlah pasien sebanyak 12 pasien dan antibiotika kloramfenikol dari

golongan amfenikol dan metronidazol dari golongan antibiotika lain dengan jumlah

pasien sebanyak 1 pasien. Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh apoteker di

Puskesmas Mlati II, pengadaan stok antibiotika pada instansi ini diperoleh dari

Gudang Farmasi Kabupaten Sleman. Antibiotika yang tersedia di puskesmas Mlati II

memiliki 7 macam jenis antibiotika, yaitu kotrimoksazol, amoksisilin, kloramfenikol,

metronidazol, eritromisin, doksisiklin, dan ciprofloxacin.

69,5%

26,1%

2,2% 2,2%

Kotrimoksazol

Amoksisilin

Kloramfenikol

Metronidazol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

45

Kotrimoksazol merupakan jenis antibiotika yang paling banyak diresepkan

pada pasien pediatrik di Puskesmas Mlati II pada periode Juli 2012 – Juni 2013.

Kotrimoksazol merupakan jenis antibiotika bersifat bakterisid dengan spektrum kerja

yang luas. Antibiotika jenis ini banyak digunakan untuk berbagai penyakit infeksi di

masyarakat dan tergolong aman jika diberikan pada pediatrik. Kotrimoksazol efektif

untuk penanganan penyakit infeksi karena kotrimoksazol merupakan jenis antibiotika

kombinasi dari sulfametoksazol dan trimetoprim sehingga dari kombinasi tersebut

akan dihasilkan efek sinergis untuk menghambat mikroba penyebab penyakit infeksi.

Kombinasi antara dua komponen ini menyebabkan kotrimoksazol memiliki tingkat

resistensi yang lebih rendah dibandingkan dengan antibiotika amoksisilin, karena jika

bakteri penyebab infeksi resisten terhadap salah satu komponen maka akan dapat

ditangani oleh komponen yang lainnya (Setiabudy, 2009).

Gambar 6 berikut merupakan diagram yang menunjukkan distribusi

penggunaan antibiotika yang digunakan pasien pediatrik rawat inap di Puskesmas

Mlati II pada periode bulan Juli 2012 – Juni 2013 berdasarkan bentuk sediaan

antibiotika. Dari gambar 6 diperoleh persentase kotrimoksazol tablet merupakan

persentase tertinggi untuk bentuk sediaan antibiotika yang digunakan pada pasien

pediatrik jika dibandingkan dengan bentuk sediaan dari jenis antibiotika lainnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

46

Gambar 6. Distribusi Penggunaan Antibiotika yang Digunakan Pasien Pediatrik Rawat

Inap di Puskesmas Mlati II pada Periode Bulan Juli 2012 – Juni 2013 Berdasarkan

Bentuk Sediaan Antibiotika (N=46)

Jumlah pasien yang menggunakan bentuk sediaan kotrimoksazol tablet

adalah sebanyak 19 pasien, bentuk sediaan kotrimoksazol suspensi sebanyak 13

pasien, bentuk sediaan amoksisilin tablet sebanyak 3 pasien, bentuk sediaan

amoksisilin suspensi sebanyak 9 pasien, bentuk sediaan kloramfenikol suspensi dan

bentuk sediaan metronidazol tablet sebanyak 1 pasien. Bentuk sediaan yang

diresepkan pada pasien pediatrik rawat inap di Puskesmas Mlati II pada periode Juli

2012 – Juni 2013 diberikan dalam bentuk tablet dan suspensi dengan rute pemberian

obat pada semua pasien pediatrik rawat inap di Puskesmas Mlati II pada periode ini

adalah secara oral.

Gambar 7 berikut merupakan diagram yang menunjukkan distribusi

penggunaan antibiotika yang digunakan pasien pediatrik rawat inap di Puskesmas

Mlati II pada periode bulan Juli 2012 – Juni 2013 berdasarkan aturan pemakaian

41%

28%

8%

21%

2%2%

Kotrimoksazol Tablet

Kotrimoksazol Suspensi

Amoksisilin Tablet

Amoksisilin Suspensi

Kloramfenikol Suspensi

Metronidazole Tablet

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

47

antibiotika. Dari Gambar 7 diperoleh distribusi penggunaan antibiotika berdasarkan

aturan pemakaian antibiotika yang paling banyak diresepkan pada pasien pediatrik

rawat inap di Puskesmas Mlati II adalah sebanyak 2 kali sehari.

Gambar 7. Distribusi Penggunaan Antibiotika yang Digunakan Pasien Pediatrik Rawat

Inap di Puskesmas Mlati II pada Periode Bulan Juli 2012 – Juni 2013 Berdasarkan

Aturan Pemakaian Antibiotika (N=46)

Aturan pemakaian antibiotika merupakan gambaran dari jumlah

penggunaan antibiotika yang diterima oleh pasien pediatrik setiap harinya selama

pasien menjalani rawat inap. Besarnya dosis antibiotika yang digunakan oleh pasien

per harinya akan berpengaruh pada jumlah (gram) antibiotika yang diterima oleh

pasien. Jumlah (gram) penggunaan antibiotika yang semakin besar akan memiliki

kemungkinan untuk menyebabkan nilai DDD dari suatu jenis antibiotika menjadi

semakin besar pula (WHO, 2013).

Gambar 8 berikut merupakan diagram mengenai distribusi penggunaan

antibiotika yang digunakan pasien pediatrik rawat inap di Puskesmas Mlati II pada

69,9%

28,2%

2,2%

2 kali sehari

3 kali sehari

4 kali sehari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

48

periode bulan Juli 2012 – Juni 2013 berdasarkan lama pemakaian antibiotika. Dari

Gambar 8 dapat dilihat bahwa lama pemakaian antibiotika selama 3 hari merupakan

persentase lama pemakaian antibiotika tertinggi. Menurut Gerald (cit., Nastiti, 2011),

pada prinsipnya lama penggunaan antibiotika bergantung pada tipe dan keparahan

penyakit infeksi dan ditentukan pula oleh respon klinis dan bakteriologik pada pasien

yang membaik. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari apoteker Puskesmas Mlati

II, penggunaan antibiotika untuk penanganan kasus infeksi bakteri di Puskesmas

Mlati II kebanyakan dilakukan secara empiris dengan lama pemakaian antibiotika

yang mengacu pada peraturan penggunaan antibiotika yang telah ditetapkan oleh

pemerintah. Menurut International Federation Infection Control (IFIC) dan hasil

penelitian tim Program Pencegahan Pengendalian Resistensi Antibiotika (PPRA)

Kemenkes RI (2010) (cit., Permenkes, 2011), lama penggunaan antibiotika pada

umumnya untuk penatalaksanaan terapi empiris dilakukan selama 2 - 3 hari hingga

terjadi perbaikan kondisi pasien dan dilanjutkan minimal selama 5 - 7 hari untuk

mencegah timbulnya resistensi. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh,

penggunaan antibiotika di Puskesmas Mlati II pada periode Juli 2012 – Juni 2013

banyak digunakan untuk penyakit demam tifoid. Lama pemakaian antibiotika untuk

penyakit demam tifoid adalah 10 hari (WHO, 2009).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

49

Gambar 8. Distribusi Penggunaan Antibiotika yang Digunakan Pasien Pediatrik Rawat

Inap di Puskesmas Mlati II pada Periode Bulan Juli 2012 – Juni 2013 Berdasarkan

Lama Pemakaian Antibiotika (N=46)

Lama pemakaian antibiotika merupakan gambaran dari lama waktu

penggunaan antibiotika oleh pasien pediatrik selama menjalani rawat inap. Semakin

lama waktu penggunaan antibiotika pada saat pasien menjalani rawat inap maka

semakin besar dosis antibiotika yang didapatkan oleh pasien tersebut selama

menjalani rawat inap. Besarnya dosis antibiotika yang digunakan oleh pasien per

harinya akan berpengaruh pada jumlah (gram) antibiotika yang diterima oleh pasien

saat menjalani rawat inap. Jumlah (gram) penggunaan antibiotika yang semakin besar

akan memiliki kemungkinan untuk menyebabkan nilai DDD dari suatu jenis

antibiotika menjadi semakin besar pula (WHO, 2013).

Terdapat 6 variasi lama hari rawat inap pasien berdasarkan 44 rekam medik

pasien pediatrik rawat inap yang menerima peresepan antibiotika pada periode Juli

2012 – Juni 2013. Gambar 9 berikut adalah distribusi lama hari rawat inap pasien

9,1%

43,2%22,7%

18,2%

6,8%

2 hari

3 hari

4 hari

5 hari

6 hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

50

pediatrik yang menerima pengobatan antibiotika di Puskesmas Mlati II pada periode

Juli 2012 – Juni 2013. Berdasarkan data pada Gambar 9 dapat dilihat bahwa tiga dan

empat hari rawat inap merupakan lama hari rawat inap pasien pediatrik dengan

persentase yang paling tinggi dibandingkan dengan lama hari rawat inap yang

lainnya.

Gambar 9. Lama Hari Rawat Inap Pasien Pediatrik yang Menerima Pengobatan

Antibiotika di Puskesmas Mlati II pada Periode Bulan Juli 2012 – Juni 2013 (N=44)

D. Evaluasi Penggunaan Antibiotika dengan Metode Defined Daily Dose (DDD)

Evaluasi penggunaan antibiotika dari 44 rekam medik di Puskesmas Mlati

II pada periode bulan Juli 2012 – Juni 2013 dilakukan dengan menggunakan

perhitungan Defined Daily Dose (DDD) 100 patient-days. Penilaian penggunaan

antibiotika dengan perhitungan Defined Daily Dose (DDD) 100 patient-days tersebut

merupakan evaluasi penggunaan antibiotika dengan pendekatan kuantitatif. Metode

DDD merupakan metode evaluasi penggunaan antibiotika yang telah

2,3%

31,8%

31,8%

20,5%

9,1%4,5%

2 hari

3 hari

4 hari

5 hari

6 hari

7 hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

51

direkomendasikan oleh WHO, karena hasil dari evaluasi penggunaan antibiotika

dengan metode ini dapat dibandingkan dengan hasil penggunaan antibiotika antar

bangsal, rumah sakit, kota, bahkan antar negara (WHO, 2013). Menurut Laras (2012),

semakin kecil kuantitas antibiotika yang digunakan berdasarkan hasil perhitungan

Defined Daily Dose (DDD) menunjukkan dokter semakin selektif dalam

menggunakan antibiotika sehingga lebih mendekati prinsip penggunaan antibiotika

yang bijak.

Dari peresepan antibiotika yang diberikan pada 44 pasien pediatrik,

diperoleh data hasil perhitungan Defined Daily Dose (DDD) 100 patient-days. Total

Length of Stay (LOS) dalam perhitungan nilai DDD dalam penelitian ini dihitung per

subyek penelitian, dan ditemukan total Length of Stay (LOS) pasien pediatrik rawat

inap di Puskesmas Mlati II periode Juli 2012 – Juni 2013 sebesar 183 hari. Tabel III

berikut merupakan tabel yang menunjukkan nilai DDD 100 patient-days beserta

standar nilai DDD WHO untuk masing-masing jenis antibiotika yang diresepkan pada

pasien pediatrik rawat inap di Puskesmas Mlati II pada periode bulan Juli 2012 –

Juni 2013.

Tabel III. Nilai DDD 100 patient-days untuk Masing-masing Jenis Antibiotika Beserta

Kode Anatomical Therapeutic Chemical (ATC) dan Standar Nilai DDD WHO (N=46)

Jenis antibiotika Kode ATC DDD 100

patient-days

Standar nilai DDD

antibiotika oral

menurut WHO (gram)

Kotrimoksazol J01EE03 24,1 1,92

Amoksisilin J01CA04 11,1 1

Kloramfenikol J01BA01 0,2 3

Metronidazol P01AB01 0,6 2

Total 36,0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

52

Berdasarkan Tabel III di atas, dapat dilihat bahwa terdapat empat variasi

penggunaan jenis antibiotika di Puskesmas Mlati II periode bulan Juli 2012 – Juni

2013 dengan total nilai DDD 100 patient-days sebesar 36,0. Antibiotika dengan nilai

DDD 100 patient-days terbesar di Puskesmas Mlati II pada periode bulan Juli 2012 –

Juni 2013 adalah jenis antibiotika kotrimoksazol. Nilai DDD 100 patient-days suatu

antibiotika yang tinggi dan melebihi nilai standar DDD WHO memiliki makna

kurang selektifnya penggunaan antibiotika tersebut ketika diresepkan. Hal ini

menunjukkan bahwa penggunaan antibiotika jenis kotrimoksazol dan amoksisilin

kurang selektif penggunaannya jika dilihat dari besarnya nilai DDD yang didapatkan

pada penelitian ini, sedangkan untuk penggunaan antibiotika kloramfenikol dan

metronidazol dapat dikatakan cukup selektif penggunaannya.

Kemungkinan ketidakselektifan dalam penggunaan antibiotika tidak dapat

dilihat melalui total nilai DDD secara keseluruhan karena tidak ada standar untuk

total nilai DDD secara keseluruhan. Kemungkinan ketidakselektifan dalam

penggunaan antibiotika dalam penelitian ini dilihat melalui tingginya nilai DDD

masing-masing jenis antibiotika dari nilai standar DDD dari WHO untuk masing-

masing jenis antibiotika. Total nilai DDD yang diperoleh dalam penelitian ini

digunakan untuk melihat persentase jenis antibiotika apakah yang memiliki peran

paling besar dalam tingginya total nilai DDD yang diperoleh dalam penelitian. Dalam

penelitian ini persentase jenis antibiotika yang memiliki peran paling besar dalam

tingginya total nilai DDD adalah antibiotika kotrimoksazol. Total nilai DDD dalam

penelitian ini juga dapat digunakan sebagai pembanding total nilai DDD dengan total

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

53

nilai DDD yang ditemui pada periode selanjutnya, sehingga diperoleh perbandingan

nilai DDD per periode di Puskesmas Mlati II.

Penelitian serupa yang ditemukan mengenai kuantiatas penggunaan

antibiotika adalah penelitian yang dilakukan oleh Febiana (2012), didapatkan tujuh

belas variasi penggunaan antibiotika di Bangsal Pediatrik RSUP Dr.Kariadi. Nilai

DDD jenis antibiotika terbesar berturut-turut di Bangsal Pediatrik RSUP Dr.Kariadi

pada periode Agustus – Desember 2011 adalah seftriakson, ampisilin dan

kloramfenikol, sedangkan temuan nilai DDD jenis antibiotika terbesar berturut-turut

di Puskesmas Mlati II pada periode Juli 2012 – Juni 2013 adalah kotrimoksazol,

amoksisilin, serta kloramfenikol dan metronidazol. Penggunaan antibiotika jenis

seftriakson dan ampisilin tidak ditemukan di Puskesmas Mlati II, sedangkan untuk

penggunaan antibiotika jenis kloramfenikol ditemukan. Nilai DDD untuk jenis

antibiotika kloramfenikol di Puskesmas Mlati II pada penelitian ini lebih rendah

nilainya jika dilihat dari hasil nilai DDD jenis antibiotika kloramfenikol yang

diperoleh pada penelitian Febiana (2012), yaitu sebesar 5,8.

Penelitian serupa juga dilakukan Zhang et al (2008) pada lima rumah sakit

pediatrik di Cina pada tahun 2002 - 2006, pada penelitian ini ditemukan 56 jenis

antibiotika yang digunakan selama periode 2002 – 2006 dan antibiotika golongan

sefalosporin merupakan golongan antibiotika yang paling tinggi penggunaannya.

Penggunaan anntibiotika golongan sefalosforin tidak ditemukan di Puskesmas Mlati

II, sedangkan untuk golongan antibiotika yang paling tinggi penggunaannya di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

54

Puskesmas Mlati II selama periode Juli 2012 – Juni 2013 adalah antibiotika golongan

sulfonamid.

Penelitian serupa juga dilakukan Andarsini (2011) di RSUP Dr. Soetomo

Surabaya pada pasien pediatrik di bagian hematologi dan onkologi. Antibiotika

dengan nilai DDD terbesar adalah ampisilin - sulbaktam dengan nilai DDD 100

patient-days sebesar 8,09, sedangkan di Puskesmas Mlati II penggunaan antibiotika

ampisilin – sulbaktam tidak ditemukan dan penggunaan antibiotika kotrimoksazol

merupakan jenis antibiotika dengan nilai DDD terbesar selama periode Juli 2012 –

Juni 2013, yaitu sebesar 24,1.

Macam jenis antibiotika yang terdapat di rumah sakit dan di puskesmas

berbeda, karena variasi jenis antibiotika di rumah sakit lebih banyak dibandingkan

dengan di puskesmas. Tingginya nilai DDD antibiotika oral pada penelitian ini

disebabkan karena penggunaan antibiotika pada pasien pediatrik rawat inap di

Puskesmas Mlati II hanya diberikan dalam bentuk sediaan tablet dan suspensi saja

selama periode Juli 2012 – Juni 2013.

Penelitian serupa juga pernah dilakukan oleh Kontarakis et al (2011), di

puskesmas sebuah pedesaan di Crete, Yunani. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui penggunaan antibiotika di puskesmas di sebuah pedesaan di Crete,

Yunani selama periode 12 bulan. Ditemukan 258 resep penggunaan antibiotika yang

terdiri dari 159 pada orang dewasa dan 99 pada pediatrik. Metode yang digunakan

adalah metode DDD 1000 people days. Dan ditemukan nilai DDD 1000 people days

sebesar 22,1 untuk pasien pediatrik dan 24,2 untuk pasien dewasa. Antibiotika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

55

golongan penisilin merupakan golongan antibiotika yang paling banyak digunakan

pada kelompok pediatrik pada penelitian Kontarakis et al (2011), sedangkan pada

penelitian ini, antibiotika golongan penisilin merupakan golongan antibiotika

tertinggi kedua di Puskesmas Mlati II yang paling banyak digunakan selama periode

penelitian. Penggunaan antibiotika di Puskesmas Crete, Yunani banyak digunakan

untuk penyakit infeksi saluran pernafasan, sedangkan penggunaan antibiotika di

Puskesmas Mlati II banyak digunakan untuk penyakit demam tifoid.

Penelitian DDD pada pediatrik yang dilakukan di puskesmas memiliki

keterbatasan karena sedikitnya pasien pediatrik yang dapat dijadikan subyek

penelitian. Penelitian Kontarakis et al (2011), menunjukkan bahwa hanya ditemukan

99 pasien pediatrik dari keseluruhan pasien di Puskesmas Crete, Yunani yang dapat

dijadikan subyek penelitian selama periode penelitian, sedangkan dalam penelitian ini

ditemukan 44 pasien pediatrik dari 118 pasien pediatrik rawat inap di Puskesmas

Mlati II periode Juni 2012 – Juli 2013 yang dapat dijadikan bahan penelitian, karena

sebanyak 58 rekam medik pasien pediatrik dieksklusi, dan pasien pediatrik rujuk

merupakan kriteria eksklusi yang paling banyak ditemui, yaitu sebanyak 37 rekam

medik pasien pediatrik.

Beberapa faktor yang diduga mempengaruhi kuantitas penggunaan

antibiotika pada penelitian ini antara lain adalah aturan pemakaian antibiotika, serta

lama pemakaian antibiotika yang akan mempengaruhi besarnya dosis antibiotika yang

diterima oleh pasien. Besarnya dosis antibiotika yang digunakan oleh pasien per

harinya akan berpengaruh pada jumlah (gram) antibiotika yang diterima oleh pasien.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

56

Jumlah (gram) penggunaan antibiotika yang semakin besar akan mempengaruhi

kuantitas antibiotika. Besarnya nilai DDD dari suatu jenis antibiotika yang

disebabkan oleh kedua faktor tersebut tidak dapat secara tepat menilai ketidaktepatan

dosis. Nilai DDD yang diperoleh hanya dapat memberikan kemungkinan adanya

ketidakselektifan penggunaan antibiotika tersebut, sehingga dari kemungkinan

tersebut perlu dilakukan evaluasi mendalam mengenai parameter penggunaan

antibiotika tepat dosis. Hal ini dapat dilakukan dengan cara melakukan perbandingan

nilai DDD dengan nilai Prescribed Daily Dose (dosis aktual yang didapatkan per

pasien tiap harinya) sehingga dapat diketahui apakah sebenarnya terdapat

ketidaktepatan dosis pemakaian pada pasien pediatrik (WHO, 2013).

Metode DDD yang digunakan pada penelitian ini tidak dapat

menggambarkan secara penuh dari keseluruhan parameter rasionalitas penggunaan

antibiotika pada pasien pediatrik, karena metode ini hanya dapat memberikan

perkiraan mengenai kemungkinan adanya ketidaktepatan indikasi. Indikasi

penggunaan antibiotika dalam penelitian ini diperoleh dari data diagnosis pasien yang

menerima peresepan antibiotika. Pencocokan lebih lanjut antara diagnosis yang

didapatkan dengan antibiotika yang diberikan dapat dilakukan melalui evaluasi secara

kualitatif melalui metode Gyssens ataupun metode Drug Releated Problem (DRPs)

sehingga dapat diketahui keadaan sebenarnya dari ketepatan indikasi peresepan

antibiotika.

Kemungkinan-kemungkinan yang diperoleh dari metode evaluasi DDD ini

dapat dijadikan sebagai praduga awal adanya kemungkinan ketidakselektifan dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

57

penggunaan antibiotika yang nantinya akan berdampak terhadap ketidakrasionalan

penggunaan antibiotika. Praduga awal dari ketidakselektifan penggunaan antibiotika

ini sangat penting untuk selanjutnya dilakukan evaluasi lebih mendalam secara

kualitatif untuk benar-benar memastikan adanya ketidakrasionalan dalam penggunaan

antibiotika tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

58

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pola diagnosis penyakit dan gejala di Puskesmas Mlati II pada periode Juli 2012 –

Juni 2013 yang paling banyak ditemukan adalah penyakit demam tifoid, febris

dan infeksi saluran kemih.

2. Pola peresepan antibiotika di Puskesmas Mlati II pada periode Juli 2012 – Juni

2013 adalah antibiotika golongan sulfonamid dengan jenis antibiotika

kotrimoksazol merupakan golongan dan jenis antibiotika yang sering digunakan

(69,5%), bentuk sediaan antibiotika yang banyak digunakan adalah tablet (41%),

rute pemberian terbanyak adalah oral, aturan pakai antibiotika yang paling banyak

digunakan adalah 2 kali sehari (69,9%), lama pemakaian antibiotika yang paling

banyak digunakan adalah selama 3 hari (43,2%), dan lama hari rawat inap pasien

yang paling banyak ditemukan adalah selama 3 dan 4 hari (31,8%).

3. Penggunaan antibiotika pada pasien pediatrik rawat inap di Puskesmas Mlati II

pada periode Juli 2012 – Juni 2013 secara kuantitas berdasarkan metode evaluasi

penggunaan antibiotika DDD (Defined Daily Dose) adalah 36,0 dengan nilai

DDD tertinggi pertama yaitu jenis antibiotika kotrimoksazol sebesar 24,1 dan

nilai DDD tertinggi kedua yaitu jenis antibiotika amoksisilin, sebesar 11,1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

59

B. Saran

1. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai rasionalitas penggunaan antibiotika

pada pasien pediatrik rawat inap di Puskesmas Mlati II yang dapat dilakukan

dengan metode evaluasi penggunaan antibiotika secara kualitatif khususnya pada

penggunaan antibiotika kotrimoksazol dan amoksisilin yang merupakan

antibiotika dengan nilai DDD tertinggi pada pasien pediatrik rawat inap di

Puskesmas Mlati II pada periode Juli 2012 – Juni 2013.

2. Penelitian mengenai evaluasi penggunaan antibiotika dengan menggunakan

metode DDD (Defined Daily Dose) pada pasien pediatrik rawat inap di

Puskesmas Mlati II sebaiknya dilakukan pada periode yang berbeda-beda,

sehingga dapat dilakukan perbandingan nilai DDD 100 patient-days per periode

tersebut untuk menilai kuantitas penggunaan antibiotika.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

60

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, 2011, Evaluasi Penggunaan Antibiotika pada Pasien Pediatri Penderita Demam

Tifoid di Instalasi Rawat Inap RSUD Purbalingga Tahun 2009, Skripsi, 17,

Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Purwokerto.

Andarsini, M., 2011, Antibiotic Resistance Control Program (ARCP) Improving

Antibiotic Use in Pediatrics Hematology and Oncology Patients at Dr.

Soetomo Hospital in 2006 and 2008,

http://journal.unair.ac.id/filerPDF/abstrak_51123_tpjua.pdf, diakses tanggal

13 Mei 2014.

Antimicrobial Resistence in Indonesia Study, 2005, Antimicrobial Resistance,

Antibiotic Usage and Infection Control; A Self-Asessment Program For

Indonesian Hospitals,

http://www.ino.searo.who.int/LinkFiles/Other_Content_WHD11-

Seminar_Presentation-5-dr_Hari_Paraton.pdf , diakses tanggal 15 Mei 2013

Darmansjah, I., 2008, Penggunaan Antibiotik pada Pasien Pediatrik, Majalah

Kedokteran Indonesia Volum: 58, pp.368.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2011, Buku Panduan Peringatan Hari

Kesehatan Sedunia : Gunakan Antibiotika secara Tepat untuk Mencegah

Kekebalan Kuman, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, pp. 1-

2.

Dinas Kesehatan Provinsi D.I. Yogyakarta, 2013, Profil Kesehatan Provinsi D.

I.Yogyakarta Tahun 2012, http://dinkes.jogjaprov.go.id/files/7e804-Profil-

DIY-2012.pdf, diakses tanggal 24 Maret 2014.

Direktorat Umum Perawatan Medis Departemen Kesehatan Indonesia, 2005,

Resistensi Antimikroba, Penggunaan Antibiotika, dan Pengendalian Infeksi,

Direktorat Umum Perawatan Medis Departemen Kesehatan Indonesia,

Jakarta, pp. 5-9.

Febiana, T., 2012, Kajian Rasionalitas Penggunaan Antibiotika di Bangsal Pediatrik RSUP

Dr. Kariadi Semarang Periode Agustus – Desember 2011, Skripsi, 56, Universitas

Dipenogoro, Semarang.

Gunawan, 2009, Farmakologi dan Terapi, Edisi.5, Departemen Farmakologi dan

Teraupetik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, pp. 585, 586,

587, 588, 590, 591, 606.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

61

Hadi, 2005, Antimicrobial Resistance in Indonesia: Prevalence and Prevention,

https://openaccess.leidenuniv.nl/bitstream/handle/1887/13821/08.pdf?sequenc

e=13 , diakses tanggal 15 Mei 2013.

Hasan, I, M., 2002, Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya,

Ghalia Indonesia, Jakarta, pp.14-22.

Kakkilaya, S., 2008, Rational Medicine : Rational use of antibiotics,

http://www.rationalmedicine.org/antibiotics.htm , diakses tanggal 12 Mei

2013.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2011, Pedoman Pelayanan Kefarmasian

untuk Terapi Antibiotik, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta,

pp. 15, 21, 35-36.

Laras, W, N., 2012, Kuantitas Penggunaan Antibiotika di Bangsal Bedah dan Obstetri-

Ginekologi RSUP Dr. Kariadi setelah Kampanye PP-PPRA, Skripsi, Universitas

Dipenogoro, Semarang.

Mansjoer, A., 2000, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi III, Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia, Jakarta, pp. 422.

Munaf dkk., 2004, Kumpulan Kuliah Farmakologi, Edisi 2, Penerbit Buku

Kedokteran EGC, Jakarta, pp. 10-11.

Nastiti, L, H, F., 2011, Pola Peresepan dan Kerasionalan Penggunaan Antimikroba pada

Pasien Balita di Puskesmas Kecamatan Jatinegara, Skripsi, 33, Universitas

Indonesia, Jakarta.

Nelwan, R, H, H., 2007, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi IV, Departemen Ilmu

Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, pp. 20.

Notoatmodjo, S., 2010, Metodologi Penelitian kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta, pp.

25-49.

Pelczar, J, M., 2005, Dasar-dasar Mikrobiologi, Universitas Indonesia Press, Jakarta,

pp. 511.

Pratiwi, S,T., 2008, Mikrobiologi Farmasi, Penerbit Erlangga, Jakarta, pp. 151 - 162.

Schwartz, W., 2005, Pedoman Klinis Pediatri, Penerbit Buku Kedokteran EGC,

Jakarta, pp.336.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

62

Soedarmo, S, S, P., 2002, Buku Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis, Edisi Kedua, Ikatan

Dokter Pediatrik Indonesia, Jakarta, pp. 68-69.

Sviestina, I., 2011, Trends in Antibiotic Use at the University Children’s Hospital in

Latvia During 2005 – 2009, Medicina (Kaunas), pp: 91-94.

Tjay, H, T., dan Rahardja, K., 2007, Obat-obat Penting Khasiat, Penggunaan dan

Efek-efek Samping, Edisi Keenam, Penerbit PT Elex Media Komputindo

Kelompok Kompas – Gramedia, Jakarta, pp. 144.

Wattimena, J, R., 1991, Farmakodinami dan Terapi Antibiotik, Gadjah Mada

University, Yogyakarta, pp. 19-21.

Widyasih, A, M., 2011, Evaluasi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Pediatri

Penderita Demam Tifoid di Instalasi Rawat Inap RSUD Purbalingga Tahun

2009, Skripsi, Universitas Muhammadiyah, Purwokerto.

World Health Organization, 2001, WHO Global Strategy for Containment of

Antimicrobial Resistence, WHO, Switzerland, pp. 5.

World Health Organization, 2007, Paediatric Age Categories to be Used in

Differentiating Between Listing on a Model Essential Medicines List for

Children,http://archives.who.int/eml/expcom/children/Items/PositionPaperAg

eGroups.pdf, diakses pada tanggal 30 Januari 2014.

World Health Organization Regional Office for Indonesia, 2009, Buku Saku

Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, WHO Indonesia, Jakarta, pp.

167.

World Health Organization Regional Office for South-East Asia, 2011, Perceptions

of Communities in Physicians in Use of Antibiotics, http://www.searo.who.int/entity/antimicrobial_resistance/WHD-

11_hisea_nl.pdf , di akses tanggal 13 Mei 2013.

World Health Organization, 2013, Guidelines for ATC Classification and DDD

Assignment, 16th

edition, WHO Collaborating Centre for Drug Statistics

Methodology Norwegian Institute of Public Health, Oslo, pp. 15-22.

World Health Organization, 2013, ATC/DDD Index,

http://www.whocc.no/atc_ddd_index/ , diakses tanggal 20 Mei 2013.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

63

Yuniftiadi, F., 2010, Kajian Rasionalitas Penggunaan Antibiotika di Intensive Care Unit

RSUP Dr. Kariadi Semarang Periode Juli – Desember 2009, Skripsi, Universitas

Dipenogoro, Semarang.

Zhang, E., Shen, X., Wang, Y., et al., 2008, Antibiotic use in five children’s hospitals

during 2002-2006 : the impact of antibiotic guidelines issued by the

Chinese Ministry of Health, http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18165944,

diakses tanggal 13 Mei 2014.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

64

LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian dari Bappeda Kabupaten Sleman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

65

Lampiran 2. Lembar Data Pasien

Lampiran 3. Lembar Penggunaan Antibiotika Pasien

Nama

Pasien:

No.RM :

Jenis

Kelamin :

Umur : Tgl Masuk :

Pukul :

Anamnese : Tgl Pulang :

Pukul :

Diagnosis : Status Pulang :

Nama Obat

dan Dosis

Pemberian

Waktu Pemberian

Tanggal

Pemberian

Jam

pemberian 6 12 18 24 6 12 18 24 6 12 18 24

Diagnosis Keluar :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

66

Lampiran 4. Regimen Dosis Harian Penggunaan Antibiotika Pasien Pediatrik

dan Perhitungan Nilai Defined Daily Dose (DDD) 100 patient-days

Pasien Regimen antibiotika LOS Total gram antibiotika yang

digunakan oleh pasien

P 1 Kotrimoksazol (480 mg/tab)

2x1 tab (9 kali pemberian)

5 hari [(9x1) x 480] = 4320 mg

= 4,32 gram

P 2 Kotrimoksazol (480 mg/tab)

2x1 tab (8 kali pemberian)

5 hari [(8x1) x 480] = 3840 mg

= 3,84 gram

P 3 Amoksisilin (500 mg/tab)

3x ½ tab (1 kali pemberian)

ganti dosis 3 x ¾ tab (11 kali

pemberian)

5 hari 0,5x1 = 0,5

0,75x11 = 8,25

Total = [(0,5+8,25) x 500]

= 4375 mg

= 4,375 gram

P 4 Kotrimoksazol (240 mg/5 ml)

2x1 cth (9 kali pemberian)

6 hari [(9x1) x 240] = 2160 mg

= 2,16 gram

P 5 Amoksisilin (500mg/tab)

3x1 tab (7 kali pemberian)

3 hari [(7x1) x 500] = 3500 mg

= 3,5 gram

P 6 Kotrimoksazol (240mg/5 ml)

2x 1 ¼ cth (3 kali pemberian)

ganti dosis 2x 1 ½ cth (4 kali

pemberian)

4 hari 1,25x3 = 3,75

1,5x4 = 6

Total = [(3,75+6) x 240]

= 2340 mg= 2,34 gram

P 7 Amoksisilin (125mg/5ml)

3x2 cth (7 kali pemberian)

3 hari [(7x2) x 125] = 1750 mg

= 1,750 gram

P 8 Amoksisilin (500mg/tab)

2x1 tab(7 kali pemberian)

4 hari [(7x1) x 500] = 3500 mg

= 3,5 gram

P 9 Kotrimoksazol (240 mg/5 ml)

2x1 cth (2 kali pemberian)

2 hari [(2x1) x 240] = 480 mg

= 0,48 gram

P 10 Amoksisilin sirup (125mg/5ml)

3x ¾ cth (2 kali pemberian)

ganti dosis 3x 1 ½ cth (3 kali

pemberian)

3 hari 0,75x2 = 1,5

1,5x3 = 4,5

Total = [(1,5+4,5) x125]

= 750 mg= 0,75 gram

P 11 Kloramfenikol (125mg/5ml)

4x1 cth (7 kali pemberian)

3 hari [(7x1) x 125] = 875 mg

= 0,875 gram

P 12 Kotrimoksazol (240 mg/5 ml)

2x ¾ cth (2 kali pemberian)

ganti dosis 2x 1 cth (6 kali

pemberian)

5 hari 0,75x2 = 1,5

1x6 = 6

Total = [(1,5+6) x 240]

= 1800 mg= 1,8 gram

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

67

Lampiran 4. Lanjutan

P 13 Kotrimoksazol (240 mg/5 ml)

2x2 cth (2 kali pemberian)

4 hari [(2x2) x 240] = 960 mg

= 0,96 gram

P 14 Kotrimoksazol (480mg/tab)

2x1 tab(4 kali pemberian)

5 hari [(4x1) x 480] = 1920 mg

= 1,92 gram

P 15 Amoksisilin (125mg/5ml) 3x 1 ¼

cth (3 kali pemberian) ganti dosis

3x1 ½ cth (5 kali pemberian)

6 hari 1,25x3 = 3,75

1,5x5 = 7,5

Total = [(3,75+7,5) x 125]

=1406,25 mg

= 1,40625 gram

P 16 Kotrimoksazol (240mg/5 ml)

2 x 1 ½ cth (5 kali pemberian)

3 hari [(5x1,5) x 240] = 1800 mg

= 1,8 gram

P 17 Kotrimoksazol (480mg/tab)

2x2 tab (7 kali pemberian)

4 hari [(7x2) x480] = 6720 mg

= 6,72 gram

P 18 Kotrimoksazol (480mg/tab)

2x1 tab (10 kali pemberian)

6 hari [(10x1) x 480] = 4800 mg

= 4,8 gram

P 19 Amoksisilin (125mg/5ml)

3x1 ½ cth (7 kali pemberian)

ganti dosis 3x2 cth (4 kali

pemberian)

5 hari 1,5x7 = 10,5

2x4 = 8

Total = [(10,5+8) x 125

= 2312,5 mg

= 2,3125 gram

P 20 Kotrimoksazol (480mg/tab)

2x1 tab (7 kali pemberian)

4 hari [(7x1) x 480] = 3360 mg

= 3,36 gram

P 21 Kotrimoksazol (240mg/5ml)

2x1 cth (5 kali pemberian)

3 hari [(5x1) x 240] = 1200 mg

= 1,2 gram

P 22 Kotrimoksazol (480mg/tab)

2x1 tab (6 kali pemberian)

4 hari [(6x1) x 480] = 2880 mg

= 2,88 gram

P 23 Kotrimoksazol (480mg/tab)

2x1 tab (4 kali pemberian)

3 hari [(4x1) x 480] = 1920 mg

= 1,92 gram

P 24 Kotrimoksazol (240mg/5ml)

2x2 cth (3 kali pemberian)

4 hari [(3x2) x240] = 1440 mg

= 1,44 gram

P 25 Kotrimoksazol (480mg/tab)

2x1 tab (7 kali pemberian)

4 hari [(7x1) x 480] = 3360 mg

= 3,36 gram

P 26 Amoksisilin (125mg/5ml)

3x ¾ cth (7 kali pemberian)

3 hari [(7x0,75) x 125] = 656,25 mg

= 0,65625 gram

P 27 Kotrimoksazol (240mg/5ml)

2x2 cth (8 kali pemberian)

6 hari [(8x2) x240] = 3840 mg

= 3,84 gram

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

68

Lampiran 4. Lanjutan

P 28 Kotrimoksazol (240mg/5ml)

2x 1 ¼ cth (2 kali pemberian)

ganti dosis 2x1 ½ cth (2 kali

pemberian)

4 hari 1,25x2 = 2,5

1,5x2 = 3

Total = [(2,5+3) x 240

= 1320 mg

= 1,32 gram

P 29 Amoksisilin (125mg/5ml)

3x1 cth (4 kali pemberian)

3 hari [(4x1) x 125] = 500 mg

= 0,5 gram

P 30 Kotrimoksazol (240mg/5ml)

2x1 cth (9 kali pemberian)

7 hari [(9x1) x 240] = 2160 mg

= 2,16 gram

P 31 Kotrimoksazol (480mg/tab)

2x1 tab (4 kali pemberian)

4 hari [(4x1) x 480] = 1920 mg

= 1,92 gram

P 32 Kotrimoksazol (480mg/tab)

2x1 tab (10 kali pemberian)

5 hari [(10x1) x 480] = 4800 mg

= 4,8 gram

P 33 Kotrimoksazol (480mg/tab)

2x1 tab (4 kali pemberian)

3 hari [(4x1) x 480] = 1920 mg

= 1,92 gram

P 34 Kotrimoksazol (480mg/tab)

2x 1 ½ tab (4 kali pemberian)

3 hari [(4x1,5) x 480 = 2880 mg

= 2,88 gram

P 35 Metronidazol (250mg/tab)

3x1 tab (9 kali pemberian)

4 hari [(9x1) x 250] = 2250 mg

= 2,25 gram

Kotrimoksazol (480mg/tab)

2x1 tab (6 kali pemberian)

[(6x1) x 480] =2880 mg

= 2,88 gram

P 36 Kotrimoksazol (480mg/tab)

2x1 tab (2 kali pemberian)

3 hari [(2x1) x 480] = 960 mg

= 0,96 gram

P 37 Kotrimoksazol (240mg/5ml)

2x2 cth (7 kali pemberian)

4 hari [(7x2) x 240] = 3360 mg

= 3,36 gram

P 38 Amoksisilin (125mg/5ml)

3x ¾ cth (6 kali pemberian)

3 hari [(6x0,75) x 125= 562,5 mg

= 0,5625 gram

P 39 Amoksisilin (125mg/5ml)

3x ½ cth (5 kali pemberian)

ganti jenis antibiotika

Kotrimoksazol (480mg/tab)

2x1 tab (4 kali pemberian)

5 hari [(5x0,5) x 125] = 312,5 mg

= 0,3125 gram

[(4x1) x 480] = 1920 mg

= 1,92 gram

P 40 Kotrimoksazol (480mg/tab)

2x1 tab (5 kali pemberian)

4 hari [(5x1) x 480] = 2400 mg

= 2,4 gram

P 41 Kotrimoksazol (480mg/tab)

2x2 tab (5 kali pemberian)

5 hari [(5x2) x 480]= 4800 mg

= 4,8 gram

P 42 Kotrimoksazol (480mg/tab)

2x1 tab (5 kali pemberian)

3 hari [(5x1) x 480] = 2400 mg

= 2,4 gram

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

69

Lampiran 4. Lanjutan

P 43 Amoksisilin (125mg/5ml)

3x ¾ cth (8 kali pemberian)

4 hari [(8x0,75) x 125= 750 mg

= 0,75 gram

P 44 Kotrimoksazol (240mg/5ml)

2x1 cth (8 kali pemberian)

7 hari [(8x1) x 240] = 1920 mg

= 1,92 gram

Total LOS (Length of Stay) : 183 hari

= 24,1

= 11,1

Total nilai DDD 100 patient-days semua jenis antibiotika

= DDD kotrimoksazol + DDD amoksisilin + DDD kloramfenikol + DDD metronidazol

= 24,1 + 11,1 + 0,2 + 0,6 = 36,0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE fileEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE ... dan proses pembuatan ijin penelitian. 6. Maria Carolina, Sagung

70

BIOGRAFI PENULIS

Penulis skripsi berjudul “Evaluasi Penggunaan

Antibiotika dengan Metode Defined Daily Dose (DDD)

pada Pasien Pediatrik Rawat Inap di Puskesmas Mlati II

Kabupaten Sleman periode Juli 2012 – Juni 2013”

memiliki nama lengkap Defilia Anogra Riani, lahir di

Palangkaraya 9 Desember 1992 adalah pediatrik kedua

dari pasangan Drs. Uket Bekuk Sarang dan Bintang

Sumarni.

Awal pendidikannya ditempuh di TK Duhung Kota

Palangkaraya (1997-1998). Selanjutnya penulis

menempuh pendidikannnya di SD Negeri Langkai 10

Palangkaraya (1998-2004), SMP Negeri 2 Palangkaraya

(2004-2007). Masa SMA ditempuh di SMA Negeri 2 Palangkaraya (2007-2010).

Setelah lulus dari pendidikan di tingkat SMA, penulis melanjutkan ke jenjang yang

lebih tinggi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta (2010-2014).

Penulis aktif dalam kegiatan kemahasiswaan di dalam fakultas, antara lain pengurus

Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK) Apostolos (2011-2013), panitia pelepasan

wisuda (2012), panitia pelantikan apoteker (2012), anggota seni tari (2011-2013).

Kegiatan di luar kampus yang diikuti oleh penulis adalah sebagai relawan tenaga

kesehatan di “Persekutuan Mahasiswa Kristen Antar Universitas Yogyakarta” dan

aktivis di “Gereja Kristen Indonesia Gejayan”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI