EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi...

379
EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) DI KECAMATAN SERANG KOTA SERANG SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Konsentrasi Kebijakan Publik Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh: Ayu Wahyuni NIM.6661091294 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA 2015

Transcript of EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi...

Page 1: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA PROGRAM PENGEMBANGAN

USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) DI KECAMATAN SERANG KOTA SERANG

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

Konsentrasi Kebijakan Publik Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Oleh: Ayu Wahyuni

NIM.6661091294

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2015

Page 2: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

ABSTRAK

Ayu Wahyuni. NIM: 6661091294. 2015. Skripsi. Evaluasi Pembinaan Kelembagaan Petani pada Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) di Kecamatan Serang Kota Serang. Program Studi Ilmu Administrasi Negara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Pembimbing I, Yeni Widyastuti, S.Sos, M.Si., Pembimbing II, Riny Handayani, S.Si., M.Si.

Kata Kunci : Evaluasi, Pembinaan Kelembagaan Petani, Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP)

PUAP merupakan program dari Kementerian Pertanian dalam upaya membangun desa mandiri pangan berlandaskan agribisnis. Masalah pada program PUAP di Kecamatan Serang, Kota Serang adalah masih lemahnya kelembagaan petani. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Evaluasi Dunn (2003:610). Tujuan penelitian untuk mengevaluasi pelaksanaan pembinaan kelembagaan petani program PUAP di Kecamatan Serang, Kota Serang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif Kualitatif. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu studi kepustakaan, observasi, wawancara. Teknik analisis data yang digunakan dari Irawan (2005:5.28-5.35). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Tim Teknis terkait belum menjalan peran dan fungsinya dengan baik. Kurangnya dukungan Tim Teknis dalam pelaksanaan program mengakibatkan banyak terjadi kemacetan dana PUAP dan pembinaan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). Hal tersebut menunjukkan bahwa pelaksanaan pembinaan kelembagaan petani program PUAP belum berjalan optimal. Oleh karena itu, peneliti merekomendasikan perlunya koordinasi dan sistem yang mendukung dari berbagai lini Tim Teknis mulai dari Tim Pembina program PUAP di tingkat Provinsi sampai Tim Penyuluh di Gapoktan, peningkatan sosialisasi, monitoring dan evaluasi kegiatan secara berkala oleh tim teknis dengan melibatkan peran aktif pengurus Gapoktan, pengaktifan kembali kegiatan PUAP Gapoktan melalui pertemuan/rapat rutin anggota, serta pembinaan, pembimbingan, pengawasan mulai dari pengajuan dana PUAP sampai pemanfataannya oleh Gapoktan.

Page 3: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

ABSTRACT

Ayu Wahyuni. NIM: 6661091294. 2015. Thesis. The Evaluation of Farmer’s Institutional Management to Rural Agribusiness Development Program (PUAP) in the District of Serang, Serang. The Department of Public Administration, Faculty of Social and Political Sciences. University of Sultan Ageng Tirtayasa. 1st Advisor, Yeni Widyastuti, S.Sos, M.Si., 2nd Advisor, Riny Handayani, S.Si., M.Si.

Keyword : Evaluation, Farmer’s Institutional Management, Rural Agribusiness Development Program (PUAP)

PUAP is the one program of ministry agriculture which effort to develop the village for food dependency based on agribusiness through the provision of Direct Aid Society (BLM) to Farmers’ Group Association (Gapoktan). The problems identification from this program is the weakness of farmer’s institutional. By using the theory of Dunn (2003:610) which content the indicators are effectiveness, efficiency, adequacy, equity, responsiveness and appropriatness. The purpose of this research to evaluate the implementation farmer’s institutional management to PUAP’s program in district of Serang, Serang. The method is used by descriptive qualitative. The data are collected by literature study technique, observation and interview. Analysis of the data is used by Irawan (2005:5.28-5.35). The result of this research shows that the technical teams are not implement their role and function well. The minimum support from them in program implementaton caused many funds PUAP stagnating and Gapoktan management. It shows that management implementation of farmer’s institutional PUAP’s program is not optimal. The Recommendation of this research are to coordinate and to support a systems from various of related technical teams ranging from team builder PUAP programs at the provincial level to the instructor team at the level Gapoktan, enhancement of socialization, monitoring and evaluation activities in periodically of the technical teams by involving the active participation from the Gapoktan organizer, PUAP Gapoktan activities are reactivated by reguler meeting of members, management, guiding and controlling of submission the PUAP’s funds until utilization of Gapoktan.

Page 4: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort
Page 5: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort
Page 6: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort
Page 7: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort
Page 8: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

i

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Dengan memanjatkan Puji Syukur Kehadirat Allah SWT yang mana telah

memberikan berkat, rahmat, hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi

yang berjudul “Evaluasi Pembinaan Kelembagaan Petani Pada Program

Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) di Kecamatan Serang Kota

Serang. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Sosial pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Terimakasih yang tak terhingga Penulis ucapkan kepada kedua orangtua

(Ibunda dan Ayahanda) penulis, tanpanya skripsi ini tentu tidak mungkin

terselesaikan. Penulispun menyadari bahwa dalam penyusunan Skripsi ini tentu

tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari segenap pihak yang telah bersedia

memberikan bantuanya baik secara moril dan materil demi mendukung proses

peyelesaian penelitian. Untuk itu, tidak lupa pula penulis sampaikan rasa

terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd., Rektor Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa;

2. Dr. Agus Sjafari, S.Sos., M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa;

3. Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si., Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa;

Page 9: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

ii

4. Mia Dwianna W., M.I.Kom., Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa;

5. Gandung Ismanto, S.Sos., MM., Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa;

6. Rahmawati, S.Sos., M.Si., Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa;

7. Ipah Ema Jumiati, S.SIp., M.Si., Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi

Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa;

8. Ima Maesaroh, S.Ag., M.Si., Dosen Pembimbing Akademik yang selalu

memberikan motivasi, bimbingan, dan saran selama perkuliahan;

9. Yeni Widyastuti, S.Sos., M.Si., Dosen Pembimbig I Skripsi. Atas bimbingan

dan motivasi yang tiada terkira selama proses penyusunan skripsi;

10. Riny Handayani, S.Si., M.Si., Dosen Pembimbing II Skripsi. Atas bimbingan

dan motivasi yang tiada terkira selama proses penyusunan skripsi;

11. Dosen Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Atas ilmu pengetahuan yang

telah diberikan selama perkuliahan;

12. Semua Staf Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa. Atas bantuan pelayanan yang telah diberikan selama perkuliahan;

13. Dinas Pertanian dan Peternakan (DISTANAK) Provinsi Banten dan seluruh

staf terkait. Atas ijin serta bantuan pelayanan data dan informasi selama

proses penelitian;

Page 10: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

iii

14. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi Banten dan seluruh

staf terkait. Atas ijin serta bantuan pelayanan data dan informasi selama

proses penelitian;

15. Dinas Pertanian Kota Serang dan seluruh staf terkait. Atas ijin serta bantuan

pelayanan data dan informasi selama proses penelitian;

16. Balai Informasi Penyuluhan Pertanian (BIPP) Kota Serang dan seluruh staf

terkait. Atas ijin serta bantuan pelayanan data dan informasi selama proses

penelitian;

17. Unit Pengelola Teknis (UPT) Pertanian Kecamatan Serang beserta seluruh

Tim Penyuluh Pendamping PUAP dan staf terkait. Atas ijin serta bantuan

pelayanan data dan informasi selama proses penelitian;

18. Penyelia Mitra Tani Program PUAP Kota Serang. Atas kesediaannya dalam

pemberian data dan informasi selama proses penelitian;

19. Semua Gabungan Kelompok Tani Kecamatan Serang. Atas kesediaannya

dalam pemberian data dan informasi selama proses penelitian;

20. Seluruh keluarga besar tercinta yang selalu memberikan bimbingan, motivasi

dukungannya yang tak terkira kepada penulis;

21. Saudara-saudariku tercinta di Learning House Community, Annisa Rozani,

Arif Budiman, Hutaimiroh, Khusnul, Leli Rahmawati, Nita Triani,

Muhammad Hizbi R., Yusuf Setiawan, dan semua yang tidak mungkin

penulis sebutkan satu persatu, yang telah bersedia berbagi ilmu, motivasi dan

dukungan yang tiada henti kepada penulis.

Page 11: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

iv

22. Sahabat-sahabatku seperjuangan, Afifatunnisa, Bayinah, Bukhari Syam, Geni

Siti Martia, Mukaromatun Nisa, Najiah, Wahyu Apriansyah, Weni Widiyanti.

Atas persahabatan, bantuan, motivasi, yang telah diberikan kepada penulis

baik selama proses perkuliahan maupun dalam proses penelitian.

23. Teman-temanku seperjuangan pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Tahun Angkatan 2009. Atas dukungan dan kebersamaan dan segala kenangan

yang telah kita ukir bersama selama perkuliahan.

24. Serta segenap pihak yang telah membantu penulis baik secara langsung

maupun tidak langsung, penulis ucapkan terimakasih sedalam-dalamnya.

Akhir kata penulis mohon maaf apabila terdapat kekurangan dalam

penyusunan Skripsi ini. Oleh karenanya dengan segala kerendahan hati dan tangan

terbuka penulis bersedia menerima kritik dan saran yang bersifat membangun

untuk dijadikan bahan perbaikan di masa mendatang.

Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Serang, Januari 2015

Penulis,

Ayu Wahyuni

Page 12: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

v

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

ABSTRAK

ABSTRACT

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

KATA PENGANTAR ................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................ v

DAFTAR TABEL ....................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah ................................................................. 20

1.3 Batasan Masalah ..................................................................... 21

1.4 Rumusan Masalah .................................................................... 21

1.5 Tujuan Penelitian ..................................................................... 22

1.6 Kegunaan Penelitian ............................................................... 22

Page 13: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

vi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN ASUMSI DASAR

2.1 Konsep Kebijakan Publik ........................................................ 24

2.1.1. Pengertian Kebijakan dan Kebijakan Publik .............. 24

2.1.2. Tahapan Kebijakan Publik .......................................... 27

2.1.3. Implementasi Kebijakan Publik .................................. 28

2.1.4. Evaluasi Kebijakan Publik .......................................... 30

2.2 Pembinaan Kelembagaan ......................................................... 42

2.2.1 Konsep Pembinaan ...................................................... 42

2.2.2 Konsep Kelembagaan .................................................. 43

2.3 Pembinaan Kelembagaan Petani ............................................. 46

2.4 Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) ............ 49

2.3.1 Pengertian PUAP ........................................................ 49

2.3.2 Tujuan PUAP .............................................................. 49

2.3.3 Sasaran Kegiatan PUAP .............................................. 49

2.3.4 Indikator Keberhasilan PUAP ..................................... 50

2.3.5 Organisasi Pelaksana PUAP ....................................... 51

2.5 Penelitian Terdahulu ............................................................... 58

2.6 Kerangka Berfikir .................................................................... 63

2.7 Asumsi Dasar ........................................................................... 65

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian .................................................................... 66

3.2 Instrumen Penelitian ................................................................ 67

3.3 Sumber Data ............................................................................ 69

Page 14: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

vii

3.4 Informan Penelitian .................................................................. 69

3.5 Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 71

3.6 Teknik Analisis Data ............................................................... 73

3.7 Uji Keabsahan Data ................................................................ 75

3.8 Lokasi dan Jadwal Penelitian ................................................... 76

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian ..................................................... 77

4.1.1. Keadaan Umum Kota Serang ...................................... 77

4.1.2. Kecamatan Serang ....................................................... 80

4.1.3. Dinas Pertanian Kota Serang ...................................... 88

4.2 Gambaran Umum Program PUAP ........................................... 91

4.3 Daftar Informan Penelitian ..................................................... 95

4.4 Deskripsi Data Penelitian ........................................................ 97

4.5 Deskripsi Hasil Penelitian ....................................................... 100

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian .................................................. 199

BAB V PENUTUP

5.1. Simpulan ................................................................................. 258

5.2. Saran ....................................................................................... 259

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. xiii

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 15: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Jumlah dan Presentase Penduduk Miskin Menurut

Kabupaen/Kota di Provinsi Banten Tahun 2012 ..................... 4

Tabel 1.2 Jumlah Keluarga Pra Sejahtera Kota Serang

Tahun 2011-2012 ..................................................................... 6

Tabel 1.3 Tingkat Pengangguran di Kota Serang Tahun 2011-2012 ....... 6

Tabel 1.4 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar

Harga Berlaku Tahun 2010 – 2012 dalai Persen ..................... 9

Tabel 1.5 Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut

Lapangan Pekerjaan Utama di Provinsi Banten Tahun 2012… 10

Tabel 1.6 Tingkat Pendidikan Petani di Kecamatan Serang Tahun 2011. 15

Tabel 1.7 Status Kepemilikan Lahan Gapoktan di Kecamatan Serang

Tahun 2014 ............................................................................. 16

Tabel 1.8 Angsuran Gapoktan di Kecamatan Serang Per September

2014 ......................................................................................... 18

Tabel 2.1 Tipe Kriteria Evaluasi Menurut William N. Dunn .................. 36

Tabel 2.2 Tiga Pendekatan Evaluasi ....................................................... 38

Tabel 2.3 Metode Evaluasi Menurut Finterbusch dan Motz .................... 40

Tabel 3.1 Informan Penelitian .................................................................. 70

Tabel 3.2 Jadwal Penelitian ..................................................................... 76

Tabel 4.1 Pembagian Administratif Kota Serang .................................... 79

Tabel 4.2 Banyaknya Rumah Tangga dan Penduduk Menurut Jenis

Kelamin di Kota Serang Tahun 2012 ...................................... 80

Tabel 4.3 Luas Wilayah Desa/Kelurahan di Kecamatan Serang

Tahun 2013 ............................................................................. 81

Page 16: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

ix

Tabel 4.4 Pembagian Wilayah Administratif Desa/Kelurahan

di Kecamatan Serang Tahun 2012 ........................................ 82

Tabel 4.5 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kecamatan

Serang Tahun 2012 ............................................................... 84

Tabel 4.6 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kecamatan

Serang Tahun 2012 ............................................................... 85

Tabel 4.7 Keadaan Penduduk Kecamatan Serang Berdasarkan Mata

Pencaharian Tahun 2012 ...................................................... 86

Tabel 4.8 Luas Lahan Sawah dan Bukan Sawah di Kecamatan

Serang Tahun 2012 ............................................................... 87

Tabel 4.9 Data Pegawai Dinas Pertanian Kota Serang Tahun

Anggaran 2012 Berdasarkan Golongan................................. 90

Tabel 4.10 Data Pegawai Dinas Pertanian Kota Serang Tahun

Anggaran 2012 Berdasarkan Jabatan .................................... 91

Tabel 4.11 Perkembangan Aset Gapoktan di Kecamatan Serang

Per September 2014 .............................................................. 94

Tabel 4.12 Kodefikasi Key Informan Penelitian .................................... 96

Tabel 4.13 Kodefikasi Secondary Informan Penelitian .......................... 97

Tabel 4.14 Daftar Gapoktan Penerima PUAP di Kecamatan Serang ..... 103

Tabel 4.15 Bidang Usaha yang Dibiayai BLM-PUAP di Kecamatan

Serang ................................................................................... 109

Tabel 4.16 Gambaran Pengurus Gapoktan di Kecamatan Serang ........... 112

Tabel 4.17 Keadaan Kelompok Tani di Kecamatan Serang Tahun 2012.. 121

Tabel 4.18 Daftar Gapoktan Aktif di Kecamatan Serang Tahun 2013 ... 124

Tabel 4.19 Perkembangan Aset Gapoktan pada Oktober 2013 .............. 129

Tabel 4.20 Hitungan Keuntungan Hasil Usaha Padi Gapoktan

Berdasarkan Luas Lahan Garapan di Kecamatan Serang ..... 195

Page 17: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

x

Tabel 4.21 Range Pendapatan Petani Berdasarkan Luas Lahan Garapan

di Kecamatan Serang ............................................................ 196

Tabel 4.22 Hasil Penilaian Atas Dimensi Efektifitas .............................. 220

Tabel 4.23 Hasil Penilaian Atas Dimensi Efisiensi ................................. 234

Tabel 4.24 Hasil Penilaian Atas Dimensi Kecukupan ............................. 243

Tabel 4.25 Hasil Penilaian Atas Dimensi Perataan ................................. 247

Tabel 4.26 Hasil Penilaian Atas Dimensi Responsivitas ......................... 250

Tabel 4.27 Hasil Penilaian Atas Dimensi Ketepatan ............................... 256

Page 18: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Siklus Skematik Kebijakan Publik Hoogwood dan Gun ...... 27

Gambar 2.2 Rangkaian Implementasi Kebijakan ..................................... 29

Gambar 2.3 Model sederhana Evaluasi Implementasi Nugroho ....................... 41

Gambar 2.4 Kerangka Berfikir .................................................................. 64

Gambar 3.1 Proses Analisis Data .............................................................. 73

Gambar 4.1 Peta Wilayah Kecamatan Serang........................................... 83

Page 19: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian

Lampiran 2 PedomanWawancara

Lampiran 3 Surat Pernyataan Informan

Lampiran 4 Membercheck

Lampiran 5 Transkip Data Dan Koding

Lampiran 6 Kategorisasi Data

Lampiran 7 Catatan Lapangan

Lampiran 8 Data-data Pendukung Hasil Penelitian

Lampiran 9 Lembar Bimbingan

Lampiran 10 Dokumenasi Penelitian

Page 20: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Sejak berlakunya otonomi daerah, paradigma pembangunan lebih

menitikberatkan kepada peran aktif masyarakat dan pemerataan pertumbuhan

ekonomi. Hal ini sebagaimana telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 32

Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, dan disempurnakan kembali dengan

diterbitkannya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Perubahan Kedua Atas

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah serta

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah.

Sejalan dengan diberlakukannya Undang-Undang tersebut, memberikan

kewenangan pada Pemerintah Daerah yang lebih luas, nyata dan bertanggung

jawab dalam mengatur, memanfaatkan serta menggali sumber-sumber potensi

yang dimiliki daerah. Kewenangan yang dimaksud yakni keleluasaan daerah

otonom (provinsi dan kabupaten/kota) untuk menyelenggarakan urusan

pemerintahan yang bersifat lokal yakni menyangkut urusan pemerintahan selain

urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat: politik luar

negeri, keuangan dan moneter nasional, yustisi, pertahanan dan keamanan, dan

agama (Nurcholis, 2009:3).

Page 21: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

2

Adanya pelimpahan kewenangan Pemerintahan kepada daerah di era

otonomi dan desentralisasi seperti sekarang ini, menimbulkan konsekuensi logis

dimana Pemerintah Daerah dituntut harus memiliki sumber pembiayaan yang

memadai, untuk memikul tanggung jawab penyelenggaraan Pemerintahan dalam

menjamin kemandirian dan kesejahteraan daerah. Penyelenggaraan pemerintahan

daerah tersebut diarahkan pada upaya pemberdayaan masyarakat (civil

development) agar mampu mengelola sumber daya yang dimiliki sesuai dengan

kepentingan, prioritas, dan potensi lokal. Sehingga daerah akan dapat lebih maju,

mandiri, sejahtera dan kompetitif dalam pelaksanaan Pemerintahan maupun

pembangunan daerahnya.

Akan tetapi esensi pemberian hak otonomi melalui asas desentralisasi

kewenangan tidak selamanya selalu berjalan baik, otonomi daerah yang

seharusnya menjadi momentum yang tepat dalam memberdayakan masyarakat

lokal dengan orientasi percepatan pembangunan yang lebih menekankan pada

pertumbuhan (growth), justru secara nyata telah membuat jurang kesenjangan

antara wilayah perkotaan dan perdesaan. Pembangunan dan perkembangan kota

saat ini sering berbanding terbalik dengan perkembangan wilayah perdesaan.

Hal ini disebabkan pembangunan yang cenderung sentralistik di wilayah

perkotaan sebagai pusat dari segala kegiatan ekonomi, pendidikan, kesehatan,

hiburan dan lain-lain. Sehingga hal tersebut telah menyebabkan kesenjangan

pembangunan baik fasilitas maupun infrastruktur antara wilayah perkotaan dan

perdesaan. Ekonomi perdesaan tidak memperoleh nilai tambah (value added)

Page 22: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

3

yang proporsional akibat dari wilayah perkotaan hanya sekedar menjadi pipa

pemasaran dari arus komoditas primer perdesaan, sehingga sering terjadi

kebocoran wilayah yang merugikan pertumbuhan ekonomi daerah itu sendiri

(Tarigan, 2005). Pembangunan spasial yang diharapkan mampu memberikan

trickle down effect berupa pertumbuhan dan pemerataan ekonomi pada daerah

belakangnya (hinterland) ternyata menimbulkan aglomerasi atau pemusatan

sumber daya ekonomi dan kegiatan pembangunan di kota-kota besar.

Percepatan pembangunan di perkotaan yang cenderung memusatkan dirinya

pada sektor industri ternyata tidak diikuti dengan sektor itu dalam menyediakan

kesempatan kerja bagi penduduk yang sektornya (pertanian) digantikan oleh

industri (Baswir, 1999:9). Pola konsentrasi spasial di kota cenderung meningkat,

karena pertambahan infrastruktur, lapangan kerja, dan industri menumpuk di kota

sehingga migrasi menjadi sulit dihindari (Kompas, 17/11/07). Pada sisi lain,

keterpurukan bidang ekonomi desa menjadi penyebab utama migrasi penduduk

dari desa ke kota (Gilbert & Gugler, 1996:60). MenurutYudhoyono (2004) bahwa

pembangunan yang telah berkembang selama ini telah melahirkan kemiskinan dan

pengangguran di pertanian dan perdesaan.

Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Lukman Edy menyebutkan di

tahun 2009 terdapat 37.000 desa tertinggal dari 72.000 desa di Indonesia

(www.kemenegpdt.go.id, diakses 18 januari 2013). Sedangkan Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional (Bapenas) merilis di tahun 2009 terdapat 183 daerah

tertinggal yang tersebar di 34 Kabupaten/Kota daerah otonom baru di Indonesia

(http://kawasan.bappenas.go.id, diakses 18 Januari 2013). Kemiskinan struktural

Page 23: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

4

yang memaksa kelompok marginal di perdesaan melakukan migrasi ke perkotaan

(Baswir, eds, 1999:12, Wie, 2004:30). Kepadatan penduduk di perkotaan akibat

migrasi dari desa ke kota juga akan menimbulkan ekses sosial tersendiri. Seiring

pesatnya pertumbuhan kota, kemiskinan secara globalpun berpindah ke kota.

Kondisi tersebut tidak jauh berbeda dialami Banten. Sudah 14 tahun Banten

berdiri sebagai Provinsi, sejak diterbitkannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun

2000 tentang Pembentukan Provinsi Banten, secara otomatis memberikan hak

otonomi kepada Banten dalam meyelenggarakan Pemerintahan Daerah secara

mandiri. Namun, pemberian hak otonomi yang diharapkan mampu menjadi

stimulan dalam kemajuan pembangunan daerah, ternyata masih belum terwujud.

Berikut adalah angka kemiskinan di Banten dapat dilihat pada tabel 1.1:

Tabel 1.1 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten Tahun 2012

Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk Miskin (orang)

Persentase (%)

Kabupaten/Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang

Kota/Munnicipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan

117.644 115.160 188.653 82.047

114.333 15.453 37.436 20.144

9,80 9,20 6,42 5,63

6,14 3,98 6,25 1,50

Total 690.874 6,26 (Sumber: BPS Provinsi Banten, 2013)

Page 24: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

5

Berdasarkan data empirik tersebut, diketahui jumlah penduduk miskin di

Banten Tahun 2012 mencapai 690.874 orang (6,26%) dari total penduduk Banten,

dimana angka kemiskinan tertinggi ada di Kabupaten Pandeglang dengan jumlah

penduduk miskin 117.644 orang (9,80%), sedangkan Kabupaten/Kota dengan

persentase kemiskinan terendah yaitu Kota Tanggerang Selatan dengan jumlah

penduduk miskin 20.144 orang (1,50%).

Kota Serang sendiri sebagai Ibu Kota Provinsi angka kemiskinannya

menempati urutan ke 4 dari seluruh Kabupaten/Kota di Banten dengan jumlah

penduduk miskin 37.436 orang (6,25%). Tidak hanya itu, Banten juga masuk

dalam kategori Provinsi dimana 2 daerahnya yakni Lebak dan Pandeglang masuk

dalam kategori daerah tertinggal ke-49 dan ke-50 dari 34 Kabupaten/Kota di

Indonesia(http://kawasan.bappenas.go.id, diakses 18 Januari 2013). Bahkan pada

Februari 2012, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Banten paling

tinggi di Indonesia yakni 579.677 orang atau 10,74 % dari total penduduk Banten

sebanyak 7.591.280 orang (Statistik Indonesia, 2012).

Hal yang serupa juga terjadi di Kota Serang. Kedudukannya sebagai Pusat

Pemerintahan Provinsi Banten juga daerah alternatif dan penyangga (hinterland)

Ibu Kota Negara, karena dari Jakarta hanya berjarak sekitar 70 Km, sekaligus

sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, tidak menjadi jaminan kesejahteraan

masyarakatnya. Lain lagi berdasarkan data yang didapatkan dari BPS Kota

Serang jumlah keluarga Pra Sejahtera di Kota Serang berdasarkan Kecamatan

dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 25: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

6

Tabel 1.2 Jumlah Keluarga Pra Sejahtera Kota Serang Tahun 2011-2012

No Kecamatan Keluarga Pra Sejahtera Total Penduduk Persentase (%)

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Curug Walantaka Cipocok Jaya Serang Taktakan Kasemen

1.484 1.389 1.285 5.338 1.939 5.602

49.110 81.503 89.950

216.785 83.059 91.490

3,02 1,70 1,43 2,46 2,33 6,12

2012 29.636 611.897 4,84 2011 29.702 592.222 5,01

(Sumber:BPS Kota Serang, 2013)

Selain jumlah keluarga Pra Sejahtera di atas, angka pengangguran di Kota

Serang juga dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.3 Tingkat Pengangguran Di Kota Serang Tahun 2011-2012

No Tahun Jumlah Pengangguran Total Penduduk Persentase (%)

1. 2011 81.963 592.222 13,84

2. 2012 66.329 611.897 10,80 (Sumber: BPS Kota Serang, 2013)

Dari tabel 1.2 BPS merilis di tahun 2012 terdapat 29.636 (4,84%) penduduk

miskin di Kota Serang menunjukkan penurunan 0,17% dari tahun sebelumnya

dimana ditahun 2011 berjumlah 29.702 (5,01%). Sedangkan berdasarkan tabel 1.3

jumlah pengangguran sampai pada tahun 2012 di Kota Serang sebanyak 66.329

(10,80%), jumlah ini menunjukkan penurunan dari tahun sebelumnya sebesar

3,04% apabila dibandingkan dengan angka pengangguran tahun 2011 yang

berjumlah 81.963 orang (13,84%) (BPS Kota Serang, 2013). Lebih spesifik untuk

Page 26: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

7

Kecamatan Serang letaknya yang berdekatan dengan pusat kota ternyata tidak

menjamin perekonomian masyarakatnya. Dimana pada tabel 1.2 menunjukkan

ditahun 2012 kemiskinan Kecamatan Serang masih tergolong tinggi yakni

sebanyak 5.338 orang (2,46%), menempati urutan ketiga persentase Kecamatan

dengan jumlah penduduk miskin terbanyak di Kota Serang setelah Kecamatan

Curug dengan total penduduk miskinnya 1.484 (3,02%) dan Kecamatan Kasemen

dengan total penduduk miskin tertinggi 5.602 orang (6,12%).

Meskipun memang jumlah penduduk miskin di Kecamatan Serang

tergolong tinggi karena jumlah penduduk Kecamatan Serang yang juga tinggi

akan tetapi, sebagai Kecamatan yang letaknya berdekatan hanya 1,5 KM dengan

Ibu Kota Provinsi, sekaligus sebagai pusat wilayah pembangunan pusat kota, tentu

seharusnya angka kemiskinan di Kecamatan Serang dapat ditekan serendah

mungkin. Adapun tingkat kemiskinan tertinggi untuk Kecamatan Kasemen masih

dinilai lazim terjadi, karena jarak antara wilayah Kecamatan dengan Ibu Kota

Provinsi sebagai pusat pembangunan relatif jauh dimana jarak Kecamatan

Kasemen dengan Ibu Kota Provinsi sekitar 7 KM (BPS Kota Serang, 2013). Hal

ini sangat kontras menunjukkan adanya kesenjangan antara pusat kota dan

wilayah disekitarnya.

Masalah kemiskinan dan pengangguran tersebut jelas memberikan

gambaran bahwa pembangunan yang hanya menitikberatkan di wilayah

perkotaan, akan semakin memperlebar jurang kesenjangan antara wilayah

perkotaan dan perdesaan. Ketidakmerataan pembangunan ini tentu tidak

memberikan banyak kontribusi dalam penanggulangan kemiskinan dan

Page 27: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

8

pengangguran di daerah. Masalah kemiskinan dan pengangguran akan terus

menjadi masalah pokok nasional yang masuk dalam program prioritas untuk

tercapainya kesejahteraan sosial bagi masyarakat Masalah kemiskinan merupakan

bagian dari pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional

(RPJPN) dan juga telah menjadi kesepakatan global untuk mencapai Millenium

Development Goals (MDGS).

Penanggulangan kemiskinan dilakukan melalui langkah sistematik, terpadu

dan menyeluruh dengan berbasis pemberdayaan masyarakat dalam

mengembangkan potensi dan memperkuat kapasitas kelompok masyarakat miskin

untuk terlibat dalam pembangunan secara langsung. Berangkat dari pemahaman

tersebut, seyogyanya Pemerintah Daerah perlu untuk meninjau kembali orientasi

kebijakan pembangunan yang selama ini telah dilakukan. Pembangunan daerah

hendaknya tidak hanya terfokus pada sektor makro saja, tetapi juga turut

memperhatikan struktur perekonomian secara mikro dengan memperhatikan

karakteristik daerah yang potensial dalam menunjang pertumbuhan ekonomi,

hingga menyentuh sampai pada masyarakat level bawah yang umumnya berkerja

sebagai petani.

Tanpa menafikkan peran sektor perekonomian lainnya yang ada di Banten

dan Kota Serang khususnya, adanya pengembangan pertanian berbasis agribisnis

merupakan salah satu strategi alternatif percepatan pembangunan daerah yang

dirasa tepat dalam meningkatkan pengembangan ekonomi berbasis potensi lokal,

dan turut meningkatkan eksistensi pertanian dan mengangkat kesejahteraan petani.

Berdasarkan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga

Page 28: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

9

berlaku memperlihatkan bahwa kontribusi sektor pertanian terhadap pendapatan

regional Banten pada tahun 2012 hanya sebesar 7,88% (BPS Provinsi Banten,

2013). Angka ini masih jauh lebih rendah apabila dibandingkan dengan sektor

industri, yang selama kurun waktu tiga tahun terakhir masih menjadi leading

sector (sektor unggulan) dalam perekonomian Banten. Selengkapnya dapat dilihat

dalam tabel 1.4 berikut :

Tabel 1.4 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku

Tahun 2010-2012 dalam Persen

Lapangan Usaha Tahun 2010

Tahun 2011

Tahun 2012

Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan 8,27 7,95 7,88 Pertambangan & Penggalian 0,11 0,10 0,10 Industri Pengolahan 48,40 47,69 45,95 Listrik, Gas &Air Bersih 3,55 3,55 3,68 Konstruksi 3,48 3,56 3,69 Perdagangan, Hotel & Restoran 18,23 18,50 19,24 Pengangkutan& Komunikasi 8,83 9,18 9,47 Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan 3,82 3,83 3,90 Jasa – jasa 5,31 5,64 6,10

(Sumber: BPS Provinsi Banten, 2013)

Meskipun memang sektor pertanian bukanlah sektor unggulan dalam

struktur perekonomian lokal, namun Pemerintah Daerah tidak dapat menutup

mata bahwa sektor pertanian tetap menjadi tumpuan hidup bagi sebagian angkatan

kerja di Banten yakni 602.859 orang dari 4.605.847 angkatan kerja, sebagaimana

yang terlihat pada tabel 1.5:

Page 29: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

10

Tabel 1.5 Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja

Menurut Lapangan Pekerjaan Utamadi Provinsi Banten Tahun 2012

Sektor Usaha Jumlah yang Bekerja (orang)

Pertanian Industri Pengolahan Perdagangan, Rumah Makan dan Hotel Jasa-Jasa Lainnya

602.859 1.190.185 1.122.201 869.471 821.131

Total 4.605.847 (Sumber: BPS Provinsi Banten, 2013)

Dalam Konteks Pembangunan ekonomi lokal berbasis kerakyatanan di era

otonomi daerah, Kota Serang sebagai Ibu Kota Provinsi memiliki 20,185.921 Ha

lahan pertanian (76,30%) dari seluruh luas lahan di Kota Serang yakni

26,456.014 Ha (BPS Kota Serang, 2013). Dimana luas lahan pertanian tersebut

masih mungkin untuk dikembangkan dalam rangka mengurangi kemiskinan dan

pengangguran, sekaligus sebagai upaya pemerataan ekonomi masyarakat sekitar

khususnya di wilayah pinggiran Kota.

Pertanian lokal sendiri pada umumya dicirikan dengan masih banyaknya

jumlah petani kecil dengan kepemilikan lahan tanah sempit. Bahkan sebagian

besar petani lokal didominasi oleh usaha tani skala kecil, juga tidak sedikit dari

mereka hanya berstatus sebagai petani penggarap yang notabennya masih sangat

lemah dalam akses permodalan, pasar dan teknologi serta daya tawar produksi.

Petani-petani tersebut sangat tergantung pada bantuan subsidi, dukungan harga

serta perlindungan dari Pemerintah. Apabila hal tersebut tidak terpenuhi, bukan

tidak mungkin usaha produktif petani lokal akan mengalami kemandegan dalam

Page 30: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

11

perkembangannya. Untuk itu didalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJMD) Periode 2008-2013 Pemerintah Kota Serang mencanangkan

program revitalisasi pertanian dengan sasaran kebijakan diantaranya : Tersedianya

sarana dan prasarana penunjang produksi, pengolahan dan pemasaran hasil

pertanian, berfungsinya lembaga/organisasi tingkat petani, Terciptanya

aksesibilitas yang mudah bagi Sumber Daya Manusia (SDM) petani terhadap

informasi dan permodalan, peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)

petani di bidangnya.

Sasaran kebijakan tersebut juga didukung dengan adanya Program

Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) dari Pemerintah Pusat pada

tahun 2008 yang memusatkan perhatiannya pada pengembangan usaha produktif

hasil pertanian dan penguatan kelembagaan pertanian di perdesaan. PUAP

merupakan program terobosan dari Kementerian Pertanian yang sebelumnya

ditahun 2000 dikenal dengan nama Bantuan Langsung Masyarakat (BLM)

Kelompok Tani dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)

Mandiri dan ditahun 2008 berganti nama menjadi PUAP. Adanya PUAP tidak lain

dimaksudkan menanggulangi kemiskinan di Perdesaan, sekaligus mengurangi

kesenjangan pembangunan antar pusat dan daerah serta antar subsektor

(www.deptan.go.id, di akses 5 November 2012).

Dasar kebijakan PUAP telah ditetapkan dalam Pedoman Umum PUAP yang

dikeluarkan setiap tahun bersamaan dengan penerimaan Desa usulan penerima

PUAP ditahun bersangkutan. Sehingga dasar kebijakan yang peneliti ambil

berkenaan dengan Pedoman Umum PUAP yang diterbitkan ditahun 2012

Page 31: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

12

mengenai Peraturan Menteri Pertanian Nomor 04/Permentan/OT.140/2/2012

tentang Pedoman Umum Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP).

PUAP merupakan bentuk operasionalisasi paradigma pembangunan ekonomi

perdesaan berlandaskan agribisnis perdesaan dalam membangun desa mandiri

pangan. Dalam rangka mendukung pelaksanaan PUAP, Menteri Pertanian

membentuk Tim PUAP melalui Keputusan Menteri Pertanian (Kepmentan)

Nomor 545/Kpts/OT.160/9/2007.

Program PUAP dapat membuka akses bagi petani untuk membentuk

organisasi petani lokal yang memungkinkan untuk memperoleh bantuan modal

usaha yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dalam

hal ini adalah Bantuan Langung Mandiri (BLM) PUAP yang diperuntukkan bagi

pengembangan hasil produktif pertanian. Selanjutnya organisasi tani ini terdiri

dari Kelompok Tani (Poktan) yang kemudian tergabung dalam Gabungan

Kelompok Tani (Gapoktan).

Akan tetapi pada tataran pelaksanaannya, program PUAP tidak terlepas dari

berbagai masalah yang kerap menjadi kendala tercapainya tujuan daripada

program PUAP itu sendiri termasuk di Kecamatan Serang sebagai salah satu

penerima bantuan Program PUAP. Meskipun Kecamatan Serang secara

administratif merupakan bagian dari Kota Serang, dimana berdasarkan

karakteristik wilayah perkotaan yang sangat lekat dengan ciri non-agraris,

dianggap kurang tepat untuk pengembangan sektor pertanian.

Page 32: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

13

Namun, mengingat program PUAP merupakan program nasional

pengentasan kemiskinan dan pengangguran dari Kementerian Pertanian dengan

target 10.000 desa pertahun, maka program inipun diperuntukkan untuk wilayah

perkotaan dengan tetap mempertimbangkan karakteristik mata pencaharian

sebagian masyarakat setempat yang masih menggantungkan hidup pada sektor

pertanian (agraris), selain juga masih dapat dioptimalkan untuk usaha non

budidaya, sangat cocok bagi pengembangan usaha agribisnis di wilayah

perkotaan.

Sehubungan dengan itu, Menteri Pertanian dalam hal ini telah membuat

kebijakan operasional terkait dengan upaya penumbuhan dan pengembangan

kelompok tani, yang kemudian dapat dijadikan sebagai acuan bagi petugas

pembina PUAP. Kebijakan tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Pertanian

(Permentan) Nomor 273/Kpts/OT.160/4/2007 tentang Pembinaan Kelembagaan

Petani. Permentan tersebut mengatur mengenai bagaimana strategi pengembangan

kelembagaan petani yang dapat dijadikan acuan penyuluh dalam menumbuh

kembangkan Poktan dan Gapoktan.

Adapun program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) telah

berjalan sejak tahun 2008 sehingga pelaksanaannya perlu dimonitoring dan

di evaluasi. Monitoring dan evaluasi PUAP sendiri sebenarnya telah melekat

dalam manajemen pelaksanaan PUAP sebagaimana dijelaskan dalam Pedoman

Umum PUAP. Monitoring dan evaluasi dilaksanakan oleh Kelompok Kerja

(Pokja) yang dibentuk oleh Ketua Tim Pelaksana PUAP Pusat mencakup evaluasi

awal, evaluasi pelaksanaan yang sedang berjalan, dan evaluasi akhir. Evaluasi

Page 33: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

14

PUAP ditingkat Provinsi dilaksanakan oleh Tim Pembina PUAP Provinsi. Dan

evaluasi pelaksanaan PUAP ditingkat Kabupaten/Kota dilaksanakan oleh Tim

Teknis PUAP Kabupaten/Kota. Evaluasi yang disampaikan ke Pusat dalam hal

ini adalah Kementerian Pertanian hanya sebatas laporan keuangan Gapoktan dan

data LKM-A yang telah dibentuk, sesuai dengan format yang telah ditetapkan

dari Kementerian Pertanian yang dilaporkan dari Tim Pembina PUAP Provinsi

Banten

Adapun evaluasi yang masuk baik ke Tim Pembina PUAP Provinsi Banten

maupun Ke Tim Teknis PUAP kota Serang yaitu Dinas Pertanian Kota Serang

melalui Balai Informasi Penyuluhan Pertanian (BIPP) Kota Serang merupakan

laporan yang dibuat oleh Penyelia Mitra Tani (PMT). Penunjukan Penyelia Mitra

Tani (PMT) ditahun 2013 sebagai tahun dimulainya penelitian ini dengan Surat

Keputusan (SK) Kementerian Pertanian Nomor 75.1/kpts/OT.140/B/05/2013

terhitung sejak 1 Mei 2013 sampai Mei 2014 dengan Penyelia Mitra Tani (PMT)

untuk wilayah binaan Kecamatan Serang adalah Ibu Laelatul Badriah.

Berdasarkan hasil observasi awal peneliti dan wawancara dengan petugas

teknis PUAP terkait serta pengurus Gapoktan di Kecamatan Serang, permasalahan

umum yang dihadapi di Kecamatan Serang pada program PUAP antara lain:

Pertama, sumber daya petani di Kecamatan Serang masih rendah, dimana

sebagian besar petani yang ada di Kecamatan Serang masih memiliki latar

belakang pendidikan belum tamat sekolah atau tidak tamat SD. Berikut adalah

tabel 1.6 tingkat pendidikan petani di Kecamatan Serang tahun 2011:

Page 34: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

15

Tabel 1.6 Tingkat Pendidikan Petani di Kecamatan Serang Tahun 2011

No Kelurahan Tingkat Pendidikan

Belum Sekolah/Tidak

Tamat SD

Tamat SD/SLTP

Tamat SLTA ke

Atas Jumlah

1 Serang 10 13 10 33 2 Cipare 9 11 5 25 3 Sumur Pecung

PPPecungPecun

g

32 32 19 83 4 Kota Baru - - - - 5 Lopang 11 17 10 38 6 Cimuncang - - - - 7 Unyur 40 35 25 100 8 Sukawana 230 139 94 463 9 Lontar Baru - - - - 10 Kaligandu 77 47 32 156 11 Terondol 82 49 33 164 12 Kagungan - - - -

Total 491 343 228 1062 (Sumber: Program Penyuluhan Pertanian, 2012)

Dari tabel 1.6 diatas diketahui 1.062 penduduk Kecamatan Serang

berprofesi sebagai petani. Data tersebut menunjukkan 491 orang belum

berpendidikan/tidak tamat SD, 343 orang tamat SD/SLTP, 221 orang tamat SLTA

ke atas. Dengan melihat data empirik tersebut jelas dapat disimpulkan bahwa

sebagian besar petani di Kecamatan Serang masih berpendidikan rendah.

Rendahnya pendidikan petani tersebut, turut mempengaruhi kemampuan petani

dalam pengembangan usaha agribisnis maupun penggunaan teknologi pertanian.

Page 35: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

16

Kedua, umumnya petani di Kecamatan Serang berstatus sebagai penggarap

dengan penerapan sistem bagi hasil dengan pemilik lahan menjadikan nilai

manfaat yang diterima petani dari hasil produksi menjadi lebih kecil.1 Selanjutnya

mengenai status kepemilikan lahan Gapoktan di Kecamatan Serang tahun 2012

dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1.7 Status Kepemilikan Lahan Gapoktan

di Kecamatan Serang Tahun 2014

No Gapoktan Jumlah Poktan

Jumlah Anggota

Luas Lahan

Status Kepemilikan lahan 1 Tunas Abadi 4 158 119,4 Penggarap

2 Pelita Tani 2 62 56 Penggarap 3 Kadaka 1 48 0,15 Sewa 4 Jaya Tani Mandiri 3 122 121 Penggarap 5 Barokah 1 3 0,025 Pemilik 6 Setia Tani 3 125 10,5 Pemilik 7 Cipari 3 129 48 Penggarap

8 Karya Bahagia Tani 1

53 8 Penggarap 9 Karya Bersama 4

156 146 Penggarap Total 22 856 509,075

(Sumber : UPT Pertanian Kecamatan Serang, 2014)

Dari tabel 1.7 tersebut, diketahui bahwa kepemilikan lahan dari Gapoktan di

Kecamatan Serang diantaranya 6 berstatus sebagai penggarap, 1 sewa, dan 2

pemilik.

1Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Bapak Hamidi Sulaiman, selaku Koordinator Penyuluh Kecamatan Serang (Kamis, 17 November 2014 Pukul 08:00 WIB).

Page 36: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

17

Ketiga, keterbatasan bantuan modal BLM-PUAP dan teknologi juga

menjadi salah satu faktor penyebab belum optimalnya produktifitas petani.

Dimana Gapoktan menerima bantuan Rp. 100.000.000, namun nominal tersebut

apabila dialokasikan sampai pada Poktan rata-rata Rp.2.000.000/Ha di nilai belum

mencukupi yang biasanya memakan sampai Rp. 5.000.000/Ha. Biaya tersebut

masih bisa lebih rendah apabila dibagi lagi untuk masing-masing petani dalam

Poktan yang bisa terdiri sampai 30 orang. Jadi alokasi anggaran BLM-PUAP

bervariasi tergantung dengan jumlah Poktan yang ada dalam Gapoktan di setiap

desa yang disesuaikan dengan jenis dan prioritas usahanya.

Keempat, masih banyak Gapoktan yang terkendala pengembalian BLM-

PUAP, baik akibat gagal panen karena faktor alam, maupun karena faktor petani

itu sendiri yang memakai BLM-PUAP untuk kebutuhan sehari-hari. Hal ini

terlihat dari laporan keuangan Gapoktan dengan sisa angsuran yang sebagian

besar masih ada di anggota menyebabkan perguliran BLM-PUAP terhenti dan

tidak dapat dipergulirkan kembali kepada anggota lainnya yang belum menerima.

Berdasarkan data yang ada diketahui sampai pada September 2014 sirkulasi

penyaluran bantuan permodalan PUAP di Kecamatan Serang adalah

Rp.1.279.653.100 dengan pengembalian Rp.512.402.700 dan sisa angsuran

Rp.746.571.100. Itu berarti sebagian besar BLM-PUAP masih ada di anggota.

Data ini sebagaimana dapat dilihat pada tabel 1.8 berikut:

Page 37: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

18

Tabel 1.8 Angsuran Gapoktan di Kecamatan Serang

Per September 2014

No Gapoktan

Penyaluran (Rp) x (1000)

Angsuran (Rp) x (1000)

Sisa Angsuran (Rp) x (1000)

Total Angsuran

(Rp) Nilai Jasa Pokok Jasa Pokok Jasa

1 Tunas Abadi 100.000 10.000 13.200 10.00

0

86.800 86.800

2 Pelita Tani 142.760 14.276 69.815 14.27

6

72.945 72.945

3 Kadaka 101.176 20.080 13.661 87.515 20.08

0

107.595

4 Jaya Tani Mandiri 100.000 10.000 49.000 4.900 51.000 5.100 56.100

5 Barokah 174.000 17.400 66.700 17.40

0

106.500 106.500

6 Setia Tani 95.000 9.500 8.000 87.000 9.500 96.500

7 Cipari 67.000 6.700 13.750 6.700 53.250 53.250

8 Karya Bahagia Tani 100.000 1.602,85

0

4.000 400 97.500 502,8

5

98.002,85

9 Karya Bersama 281.962 28.196,2 193.620 26.980,

7

87.357,5 1.580 88.937,5

Total 1.279.653,1 512.402,7 746.571,1

(Sumber : Laporan PMT Kecamatan Serang, 2013)

Kelima, belum memadainya fasilitasi penunjang seperti insentif, biaya

operasional, perlengkapan/sarana, bagi Penyuluh Pendamping maupun Penyelia

Mitra Tani (PMT) dengan wilayah kerja lebih dari satu desa, menyebabkan

kesulitan dalam melakukan pendampingan dan bimbingan teknis di lapangan.2

Keenam, saat ini peran PMT lebih pada pembinaan administratif keuangan

Gapoktan dan laporan perkembangan PUAP secara periodik termasuk dalam

Penyusunan Rencana Usaha Bersama (RUB), Rencana Usaha Kelompok (RUK),

Rencana Usaha Anggota (RUA) sesuai dengan usaha unggulan desa, sedangkan

peran sebagai konsultan dan fasilitator pengembangan usaha agribisnis dalam

2Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Bapak Jaelani M. Hidayat selaku Kepala UPT Pertanian Kecamatan Serang (Jumat, 14September 2012 Pukul 10:15 WIB) dan Bapak Hamidi Sulaiman, selaku Koordinator Penyuluh Kecamatan Serang (Jumat 14 Desember 2012 Pukul 14:35 WIB).

Page 38: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

19

penguatan kelembagaan kelompok bagi Gapoktan belum optimal. Ketujuh, sistem

pendampingan, monitoring dan evaluasi program yang masih kurang memadai

karena keterbatasan sumberdaya manusia, khususnya jumlah tenaga Penyuluh

untuk program PUAP di Kecamatan Serang.

Terakhir, yakni kurangnya koordinasi antara Tim Teknis PUAP seperti

koordinasi antara Dinas Pertanian Kota Serang dengan tenaga penyuluh di desa,

yang mana pelaksana teknis dari instansi kurang memantau perkembangan PUAP

secara langsung di Kecamatan Serang. Sehingga Pendampingan dan Pembinaan

Kelembagaan petani terkesan tidak berjalan beriringan, bersamaan dengan

dukungan Instansi terkait. Jadi secara umum dapat diidentifikasi bahwa masalah

pada program PUAP di Kecamatan Serang Kota Serang adalah masih lemahnya

kelembagaan petani yang tergabung dalam Gapoktan, menjadikan pengelolaan

dana bantuan usaha program PUAP kurang optimal, baik dari segi pengembangan

usaha produktif agribisnis maupun dalam kemampuan penggunaan teknologi tepat

guna bagi peningkatan nilai tambah produk petani.

Untuk mengatasi permasalahan dalam pelaksanaan PUAP tersebut, telah

ditetapkan bahwa sasaran prioritas adalah pada peningkatan sumberdaya manusia

dalam rangka penguatan kapasitas kelembagaan petani yang tergabung dalam

Gapoktan yang juga akan turut meningkatkan pengembangan komoditas yang

mempunyai nilai ekonomis yang tinggi sesuai dengan kebutuhan pasar (Program

Penyuluh Pertanian, 2012). Keberhasilan Gapoktan dalam agribisnis yang

dibimbing oleh Penyuluh pendamping dalam melakukan pembimbingan,

pendampingan, dan fasilitasi penguatan kelembagaan kelompok sangat ditentukan

Page 39: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

20

oleh kerjasama dan komitmen seluruh pemangku kepentingan yang terlibat dalam

PUAP di perdesaan, antara lain pengurus Gapoktan, Penyuluh pendamping,

Penyelia Mitra Tani dan Komite Pengarah (Juknis Penyuluh, 2010).

Dengan demikian, berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, dalam

hal ini peneliti tertarik untuk memfokuskan kajian penelitian ini pada “Evaluasi

Pembinaan Kelembagaan Petani Pada Program Pengembangan Usaha

Agribisnis Perdesaan (PUAP) di Kecamatan Serang Kota Serang”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan observasi awal yang telah dilakukan sebelumnya, maka peneliti

mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Masih rendahnya sumberdaya manusia petani di Kecamatan Serang, dimana

sebagian besar merupakan petani dengan tingkat pendidikan yang rendah.

2. Petani di Kecamatan Serang umumnya berstatus sebagai petani penggarap.

3. Keterbatasan bantuan modal Bantuan Langsung Masyarakat Pengembangan

Usaha Agribisnis Perdesaan (BLM-PUAP) dan teknologi menjadikan

produktifitas petani belum optimal.

4. Masih banyak Gapoktan yang terkendala pengembalian Bantuan Langsung

Masyarakat Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (BLM-PUAP).

5. Belum memadainya fasilitasi penunjang seperti insentif, biaya operasional,

perlengkapan/sarana, yang mendukung keberhasilan program.

6. Peran Penyelia Mitra Tani (PMT) sebagai konsultan dan fasilitator

pengembangan usaha agribisnis bagi Gapoktan belum optimal.

Page 40: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

21

7. Pendampingan, pembinaan petani, monitoring dan evaluasi program

Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) masih belum optimal.

8. Kurangnya koordinasi antara Tim Teknis program Pengembangan Usaha

Agribisnis Perdesaan (PUAP), Penyelia Mitra Tani (PMT) dengan tenaga

penyuluh di desa.

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, peneliti membatasi ruang

lingkup penelitian pada Evaluasi Pembinaan Kelembagaan Petani Pada Program

Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) di Kecamatan Serang Kota

Serang dengan melihat pada aspek output dan outcome dari pelaksanaan program

tersebut.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah diatas, maka peneliti

merumuskan masalah penelitian yaitu: “Bagaimana Pelaksanaan Pembinaan

Kelembagaan Petani Pada Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan

(PUAP) di Kecamatan Serang Kota Serang?”

Page 41: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

22

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan Rumusan Masalah diatas, tujuan dari penelitian ini

dimaksudkan untuk mengevaluasi Pembinaan Kelembagaan Petani Pada Program

Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) di Kecamatan Serang Kota

Serang.

1.6. Kegunaan Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis, antara lain:

a. Untuk menambah wawasan peneliti mengenai pembinaan kelembagaan

petani pada program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP)

, khususnya di Kecamatan Serang Kota Serang.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih akademik

terkait terkait dengan teori-teori evaluasi kebijakan khususnya mengenai

kebijakan pembinaaan kelembagaan petani pada program Pengembangan

Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) di Kecamatan Serang Kota Serang.

2. Manfaat Praktis, antara lain:

a. Bagi Peneliti

Sebagai bentuk pengembangan kemampuan teoritis yang pernah

dipelajari peneliti selama perkuliahan di Program Studi Ilmu

Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP)

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA), yang kemudian peneliti

Page 42: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

23

aplikasikan dalam bentuk Penyelesaian tugas akhir Jenjang pendidikan

Strata Satu (S1) atau Skripsi sebagai salah Satu Syarat untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Kebijakan

Publik Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP-UNTIRTA.

b. Bagi Instansi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih nyata bagi

pelaksanaan kegiatan program Pengembangan Usaha Agribisnis

Perdesaan (PUAP), sehingga penilaian dari hasil evaluasi dalam

penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi instansi terkait dalam perbaikan

kebijakan pembinaan kelembagaan petani pada program tersebut di masa

mendatang.

c. Bagi Pihak lain

Pihak lain disini bisa masyarakat, mahasiswa, dosen serta pihak-pihak

terkait lainnya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan baca

yang bermanfaat bagi pembaca dalam memberikan informasi yang

dibutuhkan ataupun dapat dijadikan bahan referensi, rujukan bagi peneliti

yang akan melaksanakan penelitian serupa.

Page 43: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN ASUMSI DASAR

Berikut adalah landasan teori maupun landasan/dasar hukum yang relevan

dengan konteks penelitian terkait dengan Evaluasi Pembinaan Kelembagaan

Petani pada Program PUAP di Kecamatan Serang, Kota Serang.

2.1. Konsep Kebijakan Publik

2.1.1. Pengertian Kebijakan dan Kebijakan Publik

Dalam beberapa buku terdapat istilah kebijakan disebut juga dengan

kebijaksanaan. Meski sedikit terdengar berbeda namun kebijakan atau

kebijaksanaan sesungguhnya memiliki arti yang sama. Kebijakan (Policy)

didefinisikan bermacam-macam oleh para ahli. Budiarjo (2008:20),

mendefinisikan kebijakan (policy) adalah:

“Suatu kumpulan keputusan yang diambil oleh seorang pelaku atau kelompok politik, dalam usaha memilih tujuan dan cara untuk mencapai tujuan itu. Pada prinsipnya, pihak yang membuat kebijakan itu mempunyai kekuasaan untuk melaksanakannya.” Pengertian kebijakan dijelaskan oleh Anderson (dalam Islamy, 2007:17)

menurutnya kebijakan Sebagai: “a purposive course of action followed by an

actor or set of actors in dealing with a problem or matter of concern”

(Serangkaian tindakan yang mempunyai maksud/tujuan tertentu yang diikuti dan

dilaksanakan oleh seorang aktor atau sekelompok aktor yang berhubungan dengan

suatu permasalahan atau suatu hal yang diperhatikan”).

Page 44: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

25

Pengertian kebijakan lainnya dijelaskan oleh Laswell dan Kaplan (dalam

Islamy 2007:15-17) memberi arti kebijakan sebagai: “a projected a program of

goals, values and practices”.

Sedangkan Raksasataya mengemukakan kebijaksanaan sebagai suatu taktik

dan strategi yang diarahkan untuk mencapai suatu tujuan. Oleh karena itu

kebijakan memuat tiga elemen yaitu (Tjokroamidjojo, 1976):

1. Identifikasi dari tujuan yang ingin dicapai 2. Taktik atau strategi dari berbagai langkah untuk mencapai tujuan yang

diinginkan 3. Penyediaan berbagai input untuk memungkinkan berbagai pelaksanaan

secara nyata dari taktik atau strategi

Sama halnya dengan berbagai macam definisi kebijakan, maka definisi

kebijakan publik tidak hanya satu. Berikut adalah definisi kebijakan publik dari

beberapa ahli. Eyestone (dalam Agustino, 2006:40) mendefinisikan kebijakan

publik sebagai: “hubungan antar unit pemerintah dengan lingkungannya”.

Definisi lain mengenai kebijakanpun ditawarkan oleh Frederick (dalam

Agustino, 2006:40) mengatakan bahwa kebijakan adalah:

“Serangkaian tindakan atau kegiatan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok, atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu dimana terdapat hambatan-hambatan (kesulitan-kesulitan) dimana kebijakan tersebut diusulkan agar berguna dalam mengatasinya untuk mencapai tujuan yang dimaksud.” Definisi kebijakan lain yang terkenal dari Dye (dalam Islamy, 2007:18)

mendefinisikan kebijakan publik sebagai: “is whatever goverment choose to do or

not to do”.

Page 45: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

26

Edwards III dan Sharkansky (dalam Islamy, 2007:18) mengatakan bahwa

:“PublicPolicy is what government say and do, or not to do. It is the goals or

purposes of government programs”. Edwards dan Sharkansky juga menambahkan

“kebijakan publik ditetapkan secara jelas dalam peraturan perundang-undangan

atau dalam bentuk pidato-pidato pejabat teras pemerintahan ataupun berupa

program-program dan tindakan-tindakan yang dilakukan pemerintah”.

Akhirnya dalam suatu glossary dibidang Administrasi Negara arti kebijakan

publik sebagai berikut: (1) susunan rancangan tujuan-tujuan dan dasar-dasar

pertimbangan program-program pemerintah yang berhubungan dengan masalah-

masalah tertentu yang dihadapi masyarakat; (2) apapun yang dipilih pemerintah

untuk dilakukan dan tidak dilakukan; (3) masalah-masalah yang kompleks yang

dinyatakan dan dilaksanakan oleh pemerintah.

Dari beberapa definisi atau pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa

kebijakan publik atau “public policy” itu adalah: “serangkaian tindakan yang

ditetapkan atau dilaksanakan atau tidak dilaksanakan oleh pemerintah yang

mempunyai tujuan atau berorientasi pada tujuan tertentu demi kepentingan

seluruh masyarakat”. Pengertian kebijakan publik tersebut mempunyai implikasi

sebagai berikut (Islamy, 2007:20-21):

1. Kebijakan publik itu dalam bentuk perdananya berupa penetapan tindakan-tindakan pemerintah.

2. Kebijakan publik tidak cukup hanya dinyatakan tetapi dilaksanakan dalam bentuk yang nyata.

3. Kebijakan publik baik untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu itu mempunyai tujuan dan dilandasi dengan maksud dan tujuan tertentu.

4. Bahwa kebijakan publik itu harus senantiasa ditujukkan bagi kepentingan seluruh anggota masyarakat

Page 46: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

27

2.1.2. Tahapan Kebijakan Publik

Kebijakan publik pada dasarnya terbagi dalam tiga prinsip yaitu: pertama,

dalam konteks bagaimana merumuskan kebijakan publik (Formulasi kebijakan);

kedua, bagaimana kebijakan publik tersebut diimplementasikan dan ketiga,

bagaimana kebijakan publik tersebut dievaluasi (Nugroho, 2004:100-105). Hal ini

dapat dilihat dari siklus skematik dari kebijakan publik Hoogwood dan Gun:

Gambar 2.1 l Siklus Skematik Kebijakan Publik Hoogwood dan Gun

(Sumber: Nugroho, 2004:77)

Dari gambar 2.1 tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Terdapat isu atau masalah publik. Disebut isu apabila masalahnya bersifat strategis, yakni bersifat mendasar, menyangkut banyak orang atau bahkan keselamatan bersama. Isu ini diangkat sebagai agenda politik untuk diselesaikan.

2. Isu ini kemudian menggerakkan pemerintah untuk merumuskan kebijakan publik dalam rangka menyelesaikan masalah tersebut.

Perumusan Kebijakan Publik

Isu atau

Masalah Publik Implementasi

Kebijakan Publik

Output

Outcomes

Evaluasi Kebijakan Publik

Page 47: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

28

Rumusan ini akan menjadi hukum bagi seluruh negara dan warganya termasuk pimpinan negara.

3. Setelah dirumuskan kemudian kebijakan publik ini dilaksanakan baik oleh pemerintah, masyarakat atau pemerintah bersama-sama dengan masyarakat.

4. Namun didalam proses perumusan, pelaksanaan, dan pasca pelaksanaan, diperlukan tindakan evaluasi sebagai sebuah siklus baru sebagai penilaian apakah kebijakan tersebut sudah dirumuskan dengan baik dan benar diimplementasikan dengan baik dan benar pula.

5. Implementasi kebijakan bermuara kepada output yang dapat berupa kebijakan itu sendiri maupun manfaat langsung yang dapat dirasakan oleh pemanfaat.

6. Di dalam jangka panjang kebijakan tersebut menghasilkan outcome dalam bentuk impact kebijakan yang diharapkan semakin meningkatkan tujuan yang hendak dicapai dengan kebijakan tersebut.

2.1.3. Implementasi Kebijakan Publik

Implementasi kebijakan pada prinsipnya adalah cara agar sebuah kebijakan

dapat mencapai tujuannya (Nugroho, 2004:54). Berikut adalah pengertian

implementasi kebijakan menurut Daniel Mazmanian dan Paul Sabatier (Agustino,

2006:153):

“Pelaksanaan keputusan kebijakan dasar, biasanya dalam bentuk undang-undang, namun dapat pula berbentuk perintah-perintah atau keputusan-keputusan eksekutif yang penting atau keputusan badan peradilan. Lazimnya, keputusan tersebut mengidentifikasikan masalah yang ingin diatasi, menyebutkan secara tugas tujuan atau sasaran yang ingin dicapai, dan berbagai cara untuk menstrukturkan atau mengatur proses implementasinya.”

Adapun pengertian implementasi kebijakan menurut Van Metter dan Van

Horn (Agustino, 2006: 153):

“Tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individu-individu atau pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang

Page 48: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

29

diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijaksanaan”.

Pengertian implementasi kebijakan lainnya diungkapkan Grindle

(Agustino, 2006: 153) :

“Pengukuran keberhasilan implementasi dapat dilihat dari prosesnya ditentukan dengan mempertanyakan apakah pelaksanaan program sesuai dengan yang telah ditentukan yaitu melihat pada action program dari individual proyek dan yang kedua apakah tujuan program tersebut tercapai”.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa implementasi

kebijakan merupakan suatu proses yang dinamis, dimana pelaksana kebijakan

melakukan suatu aktivitas atau kegiatan, sehingga akhirnya akan mendapatkan

suatu hasil yang sesuai dengan sasaran dan kebijakan itu sendiri. Untuk

memahami bagaimana implementasi kebijakan dijalankan dapat dilihat pada

gambar berikut :

Gambar 2.2 Rangkaian Implementasi Kebijakan

(Sumber : Nugroho, 2004:153)

Kebijakan Publik

Program Intervensi Kebijakan Publik Penjelas

Proyek Intervensi

Kegiatan Intervensi

Public/Masyarakat/Beneficiaries

Page 49: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

30

Dari gambar 2.2 tersebut dijelaskan bahwa untuk mengimplementasikan

kebijakan publik, maka ada dua pilihan langkah yang ada, yaitu langsung

mengimplementasikan dalam bentuk program-program atau melalu formulasi

kebijakan derivat atau turunan dari kebijakan publik tersebut. Dalam Proses

Implementasi kebijakan pelaksana kebijakan atau birokrasi pemerintah

menginterpretasikan kebijakan menjadi program. Selanjutnya agar program lebih

operasional lagi, program dirumuskan sebagai proyek, yang dengannya para

pelaksana di tingkat lapangan telah dapat bertindak (Wibawa, 1994: 2-4).

2.1.4. Evaluasi Kebijakan Publik

Kegiatan evaluasi dalam beberapa hal mirip dengan pengawasan,

pengendalian, penyeliaan, supervisi, kontrol dan pemonitoran (Wibawa, 1994:8).

Evaluasi merupakan bagian dari pengendalian kebijakan. Evaluasi merupakan

penilaian pencapaian kinerja dan implementasi. (Nugroho, 2011). Evaluasi

dilaksanakan setelah kegiatan “selesai dilaksanakan” dengan dua pengertian

“selesai” yaitu (1) pengertian waktu (mencapai/melewati “tenggat waktu”) dan

(2) pengertian kerja (“pekerjaan tuntas”).

Ciri dari kegiatan evaluasi antara lain (Nugroho, 2011:669-670):

1. Tujuannnya adalah menemukan hal-hal yang strategis untuk meningkatkan kinerja kebijakan.

2. Evaluator mampu mengambil jarak dari pembuat kebijakan, pelaksana kebijakan, dan target kebijakan.

3. Prosedur dapat dipertanggungjawabkan secara metodologi. 4. Dilaksanakan tidak dalam suasana permusuhan atau kebencian.

Page 50: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

31

5. Mencakup rumusan, implementasi, lingkungan dan kinerja kebijakan.

Salah seorang scholar terkenal Dye mendefinisikan mengenai evaluasi

kebijakan sebagai: “pemeriksaan yang objektif, sistematis, dan empiris terhadap

efek dari kebijakan dan program publik terhadap targetnya dari segi tujuan yang

ingin dicapai” (Parson, 2006:547). Secara ringkas definisi Dye tersebut dapat

disimpulkan bahwa evaluasi kebijakan adalah: “pembelajaran tentang konsekuensi

dari kebijakan publik”. Sedangkan menurut Nugroho (20011) memaparkan

bahwa: “evaluasi biasanya ditujukkan untuk menilai sejuahmana keefektifan

kebijakan publik guna dipertanggungjawabkan kepada konstituennya. Sejauhmana

tujuan dicapai, evaluasi diperlakukan untuk melihat kesenjangan antara “harapan”

dan “kenyataan”.

Anderson (dalam Soenarko, 2003:212) mendefinisikan evaluasi kebijakan

sebagai berikut:

“Evaluasi kebijakan, sebagai suatu kegiatan fungsional adalah suatu kebijakan itu sendiri. Pengambil-pengambil kebijakan dan administrator-administrator senantiasa membuat penilaian terhadap keberhasilan atau terhadap dampak dari kebijakan-kebijakan khusus, program-program dan proyek-proyek yang dilaksanakan itu.”

Seorang ahli kebijakan Lester dan Stewart (dalam Agustino, 2006:175)

menjelaskan bahwa:

“Evaluasi ditujukkan untuk melihat sebab-sebab kegagalan suatu kebijakan dan untuk mengetahui apakah kebijakan yang telah dirumuskan dan dilaksanakan menghasilkan dampak yang diinginkan.”

Daryanto (1999:4-6) menjelaskan bahwa: “dalam mengadakan evaluasi

meliputi kegiatan mengukur dan menilai. Kegiatan pengukuran dilakukan terlebih

Page 51: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

32

dahulu sebelum mengadakan penilaian”. Perbedaan antara pengukuran dan

penilaian selanjutnya didefinisikan sebagai berikut:

1. Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran.

2. Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan

ukuran baik buruk.

Menurut Weiss (dalam Parson, 2006:547) mengatakan bahwa evaluasi dapat

dibedakan dalam bentuk-bentuk analisis lainnya dalam enam hal :

1. Evaluasi dimaksudkan untuk pembuatan keputusan, dan untuk menganalisis problem seperti yang didefinisikan oleh pembuat keputusan, bukan pejabat

2. Evaluasi adalah penilaian karakter 3. Evaluasi adalah riset yang dilakukan dalam setting kebijakan, bukan

dalam setting akademik 4. Evaluasi seringkali melibatkan konflik antara periset dan praktisi 5. Evaluasi biayanya tidak dipublikasikan 6. Evaluasi mungkin melibatkan periset dalam persoalan kesetiaan kepada

agen pemberi dana dan peningkatan perubahan sosial.

Menurut Dunn (2003) terdapat 3 fungsi utama evaluasi dalam analisis

kebijakan, yaitu : Pertama, evaluasi memberikan informasi yang valid dan dapat

dipercaya mengenai kinerja kebijakan, yaitu seberapa jauh kebutuhan, nilai dan

kesempatan telah dapat dicapai melalui tindakan publik.

Dalam hal ini evaluasi mengungkapkan seberapa jauh tujuan dan target yang

telah ditetapkan telah tercapai. Kedua, evaluasi memberikan sumbangan pada

klarifikasi dan kritik terhadap nilai-nilai yang mendasari pemilihan tujuan dan

target. Nilai tersebut dikritik mengenai kepantasan tujuan dan target yang telah

ditetapkan dan keterkaitan dan kesesuaian dengan permasalahan yang dituju.

Page 52: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

33

Ketiga, evaluasi memberikan sumbangan pada aplikasi metode-metode

analisis kebijakan lainnya, termasuk perumusan masalah dan rekomendasi.

Informasi yang dihasilkan dari proses evaluasi dapat dijadikan sebagai bahan

masukan untuk merumuskan ulang masalah dan memberikan alternatif kebijakan

baru maupun revisi kebijakan sebelumnya.

Menurut Wibawa, dkk (1994:10-11) evaluasi kebijakan memiliki empat

fungsi, yaitu :

1 Ekplanasi. Melalui evaluasi kebijakan dapat diperoleh realitas pelaksanaan program dan dapat dibuat suatu generalisasi tentang pola-pola hubungan antar berbagai dimensi realitas yang diamatinya. Dari evaluasi ini, evaluator dapat mengidentifikasi masalah, kondisi dan aktor yang mendukung keberhasilan atau kegagalan kebijakan.

2 Kepatuhan. Melalui evaluasi dapat diketahui apakah tindakan yang dilakukan oleh para pelaku, baik birokrasi maupun pelaku lainnya, sesuai dengan standar dan prosedur yang ditetapkan oleh kebijakan.

3 Audit. Melalui evaluasi dapat diketahui, apakah output benar-benar sampai ke tangan kelompok sasaran kebijakan, atau justru ada kebocoran atau penyimpangan.

4 Akunting. Dengan evaluasi dapat diketahui apa akibat sosial ekonomi dari kebijakan tersebut.

Untuk dapat melakukan evaluasi, diperlukan rincian tentang apa yang perlu

dievaluasi, pengukuran terhadap kemajuan yang diperoleh dengan mengumpulkan

data, dan analisis terhadap data yang ada terutama berkaitan dengan output dan

outcome yang diperoleh untuk kemudian dibandingkan dengan tujuan suatu

program. Hubungan sebab akibat harus diteliti secara cermat antara kegiatan

program dengan output dan outcome yang nampak (Pasolong, 2010:60).

Page 53: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

34

Adapun kendala dalam melakukan evaluasi kebijakan adalah sebagai berikut

(Subarsono, 2012: 130) :

1. Kendala Psikologis. Banyak aparat Pemerintah masih alergi terhadap kegiatan evaluasi, karena dipandang berkaitan dengan prestasi kerja. Apabila hasil evaluasi menunjukkan kurang baik, bisa jadi akan menghambat karier mereka.

2. Kendala Ekonomis. Kegiatan evaluasi membutuhkan biaya yang tidak sedikit seperti biaya untuk pengumpulan dan pengolahan data, biaya untuk para staff administrasi, dan biaya untuk para evaluator.

3. Kendala Teknis. Evaluator sering dihadapkan pada masalah tidak tersedianya cukup data dan informasi yang up to date.

4. Kendala politis. Masing-masing kelompok bisa jadi saling menutupi kelemahan dari implementasi suatu program dikarenakan deal atau bergaining politik tertentu.

5. Kurang tersedianya evaluator. Pada berbagai lembaga Pemerintah, kurang tersedianya sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi melakukan evaluasi.

2.1.4.1 Model Evaluasi Kebijakan

Mengikuti Dunn (2003:608-610) Istilah evaluasi dapat disamakan dengan

penaksiran (appraisal), pemberian angka (rating) dan penilaian (asessment).

Evaluasi berkenaan dengan produksi informasi mengenai nilai atau manfaat hasil

kebijakan. Sifat evaluasi menurut Dunn yaitu:

1. Fokus nilai, evaluasi berbeda dengan pemantauan, dipusatkan pada penilaian menyangkut keperluan atau nilai dari suatu kebijakan dan program. Evaluasi terutama merupakan usaha untuk menentukan manfaat atau kegunaan sosial kebijakan atau program, dan bukan sekedar usaha untuk mengumpulkan informasi mengenai hasil aksi kebijakan yang terantisipasi dan tidak terantisipasi.

2. Interdependensi fakta-nilai. Tuntutan evaluasi tergantung baik “fakta” dan “nilai”. Untuk menyatakan bahwa kebijakan atau program tertentu telah mencapai tingkat kinerja yang tertinggi atau terendah diperlukan tidak hanya bahwa hasil-hasil kebijakan berharga bagi sejumlah individu, kelompok atau seluruh masyakat; untuk menyatakan demikian, harus didukung dengan bukti bahwa hasil-hasil kebijakan secara aktual

Page 54: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

35

merupakan konsekuensi dari aksi-aksi yang dilakukan utuk memecahkan masalah tertentu.

3. Orientasi masa kini dan masa lampau. Evaluasi kebijakan diarahkan pada hasil sekarang dan masa lalu, ketimbang hasil di masa depan. Evaluasi bersifat retrospektif dan setelah aksi-aksi dilakukan (ex post). Rekomendasi yang juga mencakup permis-permis nilai, bersifat prospektif dan dibuat sebelum aksi-aksi dilakukan (ex ante).

4. Dualitas nilai. Nilai-nilai yang mendasari tuntutan. Evaluasi mempunyai kualitas ganda, karena mereka dipandang sebagai tujuan dan sekaligus cara.

Sedangkan fungsi evaluasi menurut Dunn (dalam Nugroho, 2011:670) yaitu:

1. Evaluasi memberikan informasi yang valid dan dapat dipercaya mengenai kinerja kebijakan, yaitu seberapa jauh kebutuhan, nilai, dan kesempatan telah dapat dicapai melalui tindakan publik.

2. Evaluasi memberikan sumbangan pada klarifikasi dan kritik terhadap nilai yang mendasari pemilihan tujuan dan target.

3. Evaluasi memberi sumbangan pada aplikasi metode-metode analisis kebijakan lainnya termasuk perumusan masalah dan rekomendasi.

Jadi, meskipun berkenaan dengan keseluruhan proses kebijakan, evaluasi

kebijakan lebih berkenaan pada kinerja dari kebijakan, khususnya pada

implementasi kebijakan publik. Kinerja kebijakan yang dinilai dalam evaluasi

kebijakan melingkupi (Agustino, 2006:118):

1. Seberapa jauh kebutuhan, nilai, dan kesempatan telah dapat dicapai melalui tindakan kebijakan/program. Dalam hal ini evaluasi kebijakan mengungkapkan seberapa jauh tujuan-tujuan tertentu telah dicapai.

2. Apakah tindakan yang ditempuh oleh implementing sudah benar-benar efektif, responsif, akuntabel dan adil. Dalam bagian ini evaluasi kebijakan harus juga memperhatikan persoalan-persoalan hak asasi manusia ketika kebijakan akan dilaksanakan.

3. Bagaimana efek dan dampak dari kebijakan itu sendiri. Dalam bagian ini evaluator kebijakan harus dapat memberdayakan output dan outcome yang dihasilkan oleh suatu implementasi kebijakan, ketajaman penglihatan ini yang dperlukan oleh publik ketika melihat hasil evaluasi kebijakan, sehingga fungsinya untuk memberikan informasi yang valid

Page 55: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

36

dan dapat dipercaya menjadi realisasi dari perwujudan right to know bagi masyarakat.

Adapun kriteria-kriteria evaluasi menurut Dunn (2003:610) dapat dilihat

pada tabel 2.1 :

Tabel 2.1 Tipe Kriteria Evaluasi Menurut William N. Dunn

Tipe Kriteria Pertanyaan Ilustrasi

Efektifitas Apakah hasil yang diinginkan telah dicapai?

Unit Pelayanan.

Efisiensi Seberapa banyak usaha diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan?

Unit biaya, Manfaat bersih, Rasio cost-benefit.

Kecukupan Seberapa jauh pencapaian hasil yang diinginkan memecahkan masalah?

Biaya tetap. Efektivitas tetap.

Perataan Apakah biaya manfaat didistribusikan dengan merata kepada kelompok-kelompok yang berbeda?

Kriteria Pareto, Kriteria Kaldor Hicks, Kriteria Rawls.

Responsivitas Apakah hasil kebijakan memuaskan kebutuhan, preferensi, atau nilai kelompok-kelompok tertentu?

Konsistensi dengan survei warga negara.

Ketepatan Apakah hasil (tujuan) yang diinginkan benar-benar berguna atau bernilai?

Program publik harus merata dan efisien/

(Sumber: Dunn, 2003:610)

Penjelasan pada tabel 2.1 tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Efektifitas (effectiveness). Dalam hal ini efektifitas menanyakan apakah hasil yang diinginkan telah tercapai. Ini berkenaan dengan apakah suatu alternatif mencapai hasil yang diinginkan atau mencapai tujuan dari tindakannya. Efektifitas yang secara dekat berhubungan dengan rasionalitas teknis, selalu diukur dari unit produk atau layanan.

2. Efisiensi (efficiency). Seberapa banyak usaha untuk mencapai hasil yang diinginkan. Berkenaan dengan jumlah usaha yang diperlukan untuk menghasilkan tingkat efektifitas tertentu.

Page 56: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

37

3. Kecukupan (adequacy). Seberapa jauh hasil yang diinginkan memecahkan masalah. Berkenaan dengan seberapa jauh suatu tingkat efektifitas memuaskan kebutuhan, nilai atau kesempatan yang menumbuhkan adanya masalah. Kriteria kecukupan menekankan pada kuatnya hubungan antar alternatif kebijakan dan hasil yang diharapkan.

4. Perataan (equity). Apakah biaya dan manfaat didistribusikan dengan merata. Kebijakan yang dirancang untuk mendistribusikan pendapatan, kesempatan pendidikan atau pelayanan publik kadang-kadang direkomendasikan atas dasar kriteria kesamaan.

5. Responsivitas (responsiveness). Apakah hasil kebijakan memuaskan kebutuhan atau nilai kelompok-kelompok tertentu. Dimana ini berkenaan dengan seberapa jauh kebijakan dapat memuaskan kebutuhan, preferensi atau nilai kelompok-kelompok masyarakat tertentu.

6. Ketepatan (appropriateness). Apakah hasil/tujuan yang diinginkan benar-benar berguna atau bernilai. Secara dekat berhubungan dengan rasionalitas, karena pertanyaan tentang ketepatan kebijakan tidak berkenaan dengan satuan kriteria individu tetapi dua atau lebih kriteria secara bersama-sama. Ketepatan merujuk pada nilai dan tujuan program dan kepada kuatnya asumsi yang melandasi tujuan-tujuan tersebut.

2.1.4.2 Pendekatan Evaluasi Kebijakan

Evaluasi implementasi kebijakan dibagi tiga menurut timing evaluasi, yaitu

sebelum dilaksanakan, pada waktu dilaksanakan dan setelah dilaksanakan.

Evaluasi pada waktu pelaksanaan disebut evaluasi proses. Evaluasi setelah

kebijakan disebut evaluasi konsekuensi kebijakan atau evaluasi impak. Menurut

Suryahadi (2007) dilihat dari waktu pelaksanaannya evaluasi terbagi menjadi dua

jenis diantaranya

1. Evaluasi Formatif, yaitu dilaksanakan waktu pelaksanaan program, bertujuan untuk memperbaiki pelaksanaan program, sehingga akan ditemukan masalah-masalah dalam pelaksanaan program

2. Evaluasi Sumatif, yaitu dilaksanakan pada saat pelaksanaan program sudah selesai, bertujuan untuk menilai hasil pelaksanaan program sehingga akan ditemukan capaian dalam pelaksanaan program, sehingga akan dilaksanakan capaian dalam pelaksanaan program

Page 57: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

38

Secara spesifik Dunn (2003:612-613) mengembangkan tiga pendekatan

evaluasi implementasi kebijakan sebagai berikut:

Tabel 2.2 Tiga Pendekatan Evaluasi

Pendekatan Tujuan Asumsi Bentuk-Bentuk Utamanya

Evaluasi Semu Menggunakan metode deskriptif untuk menghasilkan informasi yang valid tentang hasil kebijakan

Ukuran manfaat atau nilai terbukti dengan sendirinya atau tidak kontroversial

Eksperimentasi sosial Akutansi sistem sosial Pemeriksaan Sosial Sintesis riset dan praktik

Evaluasi Formal Menggunakan metode deskriptif untuk menghasilkan informasi yang terpercaya dan valid mengenai hasil kebijakan secara formal diumumkan sebagai tujuan program kebijakan

Tujuan dan sasaran dari pengambil kebijakan dan administrator yang secara resmi diumumkan merupakan ukuran yang tepat dari manfaat atau nilai

Evaluasi perkembangan Evaluasi eksperimental Evaluasi proses retrospektif Evaluasi hasil retrospektif

Evaluasi Keputusan Teoritis

Menggunakan metode deskriptif untuk menghasilkan informasi yang terpercaya dan valid mengenai hasil kebijakan yang secara eksplisit diinginkan oleh berbagai pelaku kebijakan

Tujuan dan sasaran dari berbagai pelaku yang diumumkan secara formal ataupun diam-diam merupakan ukuran yang tepat dari manfaat atau nilai

Penilaian tentang dapat tidaknya dievaluasi Analisa utilities multiatribut

(Sumber: Dunn, 2003:612-613)

Penjelasan pada tabel 2.2 tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Evaluasi semu (pseudo evaluation), adalah pendekatan yang menggunakan metode deskriptif untuk menghasilkan informasi yang valid dan dapat dipercaya, mengenai hasil kebijakan tanpa berusaha untuk menanyakan tentang manfaat atau nilai dari hasil-hasil tersebut terhadap individu, kelompok, masyarakat secara keseluruhan karena ukuran tentang manfaat dan nilai merupakan sesuatu yang dapat terbukti sendiri (selfevident) atau tidak kontroversial. Evaluasi semu

Page 58: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

39

hanya mengungkap informasi-informasi mengenai hasil kebijakan secara valid, dan dapat dipercaya tanpa menjelaskan secara lebih jelas mengenai manfaat dari hasil kebijakan tersebut.

2. Evaluasi formal (formal evaluation), merupakan pendekatan metode deskriptif untuk menghasilkan informasi yang valid dan dapat dipercaya mengenai hasil-hasil kebijakan, tetapi mengevaluasi hasil tersebut atas dasar tujuan program kebijakan yang telah diumumkan secara formal oleh pembuat kebijakan dan administrator program. Asumsi utama dari evaluasi formal bahwa tujuan dan target diumumkan secara formal adalah merupakan ukuran yang tepat untuk manfaat atau nilai kebijakan program. Evaluasi formal lebih mengarah pada bagaimana evaluasi yang dilakukan mengacu pada tujuan program kebijakan untuk memperoleh informasi mengenai kebijakan yang valid.

3. Evaluasi keputusan teoritis (decision-theoritic evaluation), adalah pendekatan yang menggunakan metode deskriptif untuk menghasilkan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan dan valid, mengenai hasil-hasil kebijakan yang secara ekplisit dinilai oleh berbagai macam pelaku kebijakan. Pada evaluasi ini, tujuan dan target dari para pembuat kebijakan merupakan salah satu sumber nilai karena semua pihak yang mempunyai andil dalam memformulasikan dan mengimplementasikan kebijakan dilibatkan dalam merumuskan tujuan dan target, dimana kinerja nantinya diukur.

Evaluasi terhadap hasil implementasi kebijakan dilakukan untuk melihat

pengaruh atau dampak kebijakan, yang manjadi fokus utamanya adalah efek atau

dampak yang ditimbulkan dari kebijakan. Menurut Effendi (dalam Nugorho,

2006:162) tujuan evaluasi implementasi kebijakan publik adalah untuk

mengetahui variasi dalam indikator-indikator kinerja yang digunakan untuk

menjawab tiga pertanyaan pokok:

1. Bagaimana kinerja implementasi kebijakan publik? jawabannya berkenaan dengan kinerja implementasi publik (variasi dari outcome) terhadap variable independen tertentu.

2. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan variasi itu ? jawabannya berkenaan dengan faktor kebijakan itu sendiri, organisasi implementasi kebijakan, dan lingkungan implementasi kebijakan yang mempengaruhi variasi outcome implementasi kebijakan.

Page 59: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

40

3. Bagaimana strategi meningkatkan kinerja implementasi kebijakan publik ? Pertanyaan ini berkenaan dengan “tugas” pengevaluasi untuk memilih variabel-variabel yang dapat diubah, atau actionable variabel-variabel yang bersifat natural atau variabel lain yang tidak bisa diubah tidak dapat dimasukan sebagai variabel evaluasi.

Menurut Finterbusch dan Motz (dalam Wibawa, 1994:74-75) untuk

melakukan evaluasi terhadap program yang diimplementasikan ada beberapa

metode evaluasi yang dapat dilihat pada tabel 2.3:

Tabel 2.3 Metode evaluasi Menurut Finterbusch dan Motz

Jenis Evaluasi

Pengukuran kondisi

kelompok sasaran Kelompok control

Informasi yang diperoleh

Sebelum Sesudah

Single program after-only

Tidak Ya Tidak ada Keadaan kelompok sasaran

Single program before- after Ya Ya Tidak ada Perubahan keadaan

kelompok sasaran

Comparative after-only Tidak Ya Ada

Keadaan kelompok sasaran dan kelompok kontrol

Comparative before-after Ya Ya Ada Efek program terhadap

kelompok sasaran

(Sumber: Wibawa, 1994:74-75)

Seorang evaluator perlu memperhatikan metode implementasi yang

dipakai pada saat kebijakan tersebut diimplementasikan pada saat kebijakan

tersebut diformulasikan, apakah sudah sesuai dengan rencana awal atau tidak.

Selain itu evaluasi juga sudah direncanakan pada saat formulasi kebijakan karena

Page 60: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

41

itu perlu dibuat secara jelas mengenai tujuan dari diadakannya evaluasi tersebut.

Hal lainnya adalah perlu memperhatikan kemampuan dari para implementator

kebijakan. Poin lain yang tidak kalah penting adalah seorang evaluator perlu

memperhatikan kesesuaian antara sumber daya atau keperluan-keperluan teknis

yang diperlukan pada saat di implementasikan dengan sumber daya yang

direncanakan pada tahap formulasi kebijakan. Hal terakhir yang perlu

diperhatikan untuk mengevaluasi implementasi kebijakan adalah dengan

memperhatikan lingkungan dimana kebijakan tersebut diimplementasikan.

Petunjuk praktis evaluasi implementasi kebijakan publik dapat diringkas pada

gambar 2.3 :

K

Gambar 2.3 Model sederhana Evaluasi Implementasi Nugroho

(Sumber: Nugroho, 2011:684)

Kesesuaian dengan metode implementasi

Kesesuaian dengan tujuan evaluasi

Kesesuaian dengan kompetensi

Kesesuaian dengan

sumber daya yang ada

Kesesuaian dengan lingkungan evaluasi

Implementasi Kebijakan

Evaluator

Page 61: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

42

2.2. Pembinaan Kelembagaan

2.2.1 Konsep Pembinaan

Pembinaan merupakan totalitas kegiatan yang meliputi perencanaan,

pengaturan dan penggunaan pegawai sehingga menjadi pegawai yang mampu

mengemban tugas menurut bidangnya masing-masing, supaya dapat mencapai

prestasi kerja yang efektif dan efisien. Pembinaan juga dapat diartikan sebagai

suatu tindakan, proses, hasil atau pernyataan lebih baik. Dalam Buku Pembinaan

Militer Departemen Pertahanan dan Keamanan disebutkan pengertian pembinaan

sebagai berikut:

“Pembinaan adalah suatu proses penggunaan manusia, alat peralatan, uang, waktu, metode dan sistem yang didasarkan pada prinsip tertentu untuk pencapaian tujuan yang telah ditentukan dengan daya dan hasil yang sebesar-besarnya”. (Musanef,1991:11).

Dalam hal suatu pembinaan menunjukkan adanya suatu kemajuan

peningkatan, atas berbagai kemungkinan peningkatan, unsur dari pengertian

pembinaan ini merupakan suatu tindakan, proses atau pernyataan dari suatu tujuan

dan pembinaan menunjukkan kepada “perbaikan” atas sesuatu istilah pembinaan

hanya diperankan kepada unsur manusia, oleh karena itu pembinaan haruslah

mampu menekan dan dalam hal-hal persoalan manusia. Hal ini sejalan dengan

pendapat Thoha (1997:16-17) mendefinisikan, pengertian pembinaan bahwa :

1. Pembinaan adalah suatu tindakan, proses, atau pernyataan menjadi lebih baik.

2. Pembinaan merupakan suatu strategi yang unik dari suatu sistem pambaharuan dan perubahan (change).

Page 62: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

43

3. Pembinaan merupakan suatu pernyataan yang normatif, yakni menjelaskan bagaimana perubahan dan pembaharuan yang berencana serta pelaksanaannya.

4. Pembinaan berusaha untuk mencapai efektifitas, efisiensi dalam suatu perubahan dan pembaharuan yang dilakukan tanpa mengenal berhenti.

Menurut Musanef (1991:11) yang dimaksud dengan pengertian pembinaan

adalah: “Segala suatu tindakan yang berhubungan langsung dengan

perencanaan, penyusunan, pembangunan, pengembangan, pengarahan,

penggunaan serta pengendalian segala sesuatu secara berdaya guna dan berhasil

guna”. Pembinaan merupakan tugas yang terus menerus di dalam pengambilan

keputusan yang berwujud suatu perintah khusus/umum dan instruksi-intruksi, dan

bertindak sebagai pemimpin dalam suatu organisasi atau lembaga. Usaha-usaha

pembinaan merupakan persoalan yang normatif yakni menjelaskan mengenai

bagaimana perubahan dan pembaharuan dalam pembinaan.

2.2.2 Konsep Kelembagaan

Pengertian lembaga (institution) dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI) adalah pola perilaku manusia yang mapan terdiri atas interaksi sosial

berstruktur dalam suatu kerangka nilai yang relevan. (Depdiknas, 2013:808).

Pengertian lembaga juga diungkapkan oleh Huntington (1965) yang mengatakan

bahwa lembaga merupakan pola perilaku yang selalu berulang bersifat kokoh dan

dihargai oleh masyarakat. Menurut Uphoff (1986) lembaga merupakan

sekumpulan norma dan perilaku telah berlangsung dalam waktu yang lama dan

Page 63: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

44

digunakan untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan Kelembagaan

(institutional) bermakna sebagai “berbagai hal yag berhubungan dengan

lembaga”. Kelembagaan adalah suatu jaringan yang terdiri dari sejumlah orang

dan lembaga untuk tujuan tertentu, memiliki aturan dan norma, serta memiliki

struktur. Lembaga atau dapat juga disebut ”organisasi” adalah pelaku atau wadah

untuk menjalankan satu atau lebih kelembagaan. Lembaga memiliki struktur yang

tegas dan diformalkan. Lembaga menjalankan fungsi kelembagaan, namun dapat

satu atau lebih fungsi sekaligus. Lembaga di pertanian adalah kelompok tani,

Gapoktan, kelompok wanita tani, klinik agribisinis, koperasi, dan lain lain. Pada

prinsipnya kelembagaan maupun lembaga memiliki empat komponen, yaitu:

komponen pelaku, komponen kepentingan, komponen norma dan aturan,

sertakomponen struktur (http://media.kompasiana.com, diakses 17 November

2014).

Selanjutnya pembinaan kelembagaan atau dikenal juga dengan

pengembangan organisasi diterjemahkan dalam bahasa inggris dengan istilah

”Organization Development”. Menurut Wendell French dan Cecil H. Bell (dalam

Winardi, 2009:198-199) menyajikan definisi komprehensif berikut tentang

pengembangan organisasi yaitu:

”Pengembangan organisasi merupakan suatu upaya jangka panjang guna memperbaiki proses-proses pengambilan keputusan dan pembaharuan suatu organisasi terutama melalui manajemen kolaboratif kultur organisasi yang lebih efektif dengan menitik beratkan kultur dari tim-tim kerja formal dengan bantuan seorang agen perubahan atau katalis, dan penggunaan teori serta teknologi ilmu tentang perilaku terapan, dimana termasuk pula apa yang dinamakan ”action research”.

Page 64: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

45

Definisi berikut lebih sederhana: “…pengembangan organisasi merupakan

sebuah proses perubahan yang direncanakan, di dalam kultur suatu organisasi,

melalui pemanfaatan teknologi behavioral, riset dan teori” (Burke, 1982:10).

Hasil-hasil keorganisasian dari upaya-upaya pengembangan organisasi mencakup:

1. Efektifitas yang meningkat;

2. Pemecahan Masalah;

3. Adaptabilitas untuk masa mendatang;

Pengembangan organisasi berupaya untuk menyediakan peluang-peluang

untuk menjadi “manusiawi” dan untuk meningkatkan pemahaman, partisipasi dan

pengaruh. Salah satu tujuan Pokok adalah mengintegrasi sasaran-sasaran

individual dan keorganisasian. Upaya-upaya pengembangan organisasi sendiri

merupakan pendekatan yang terprogram dan sistematik dalam mewujudkan

perubahan. Sasaran utamanya ialah (Siagian, 2007:3):

1. Peningkatan efektifitas organisasi sebagai suatu sistem terbuka;

2. Mengembangkan potensi yang mungkin masih terpendam dalam diri

para anggota organisasi menjadi kemampuan operasional yang nyata;

3. Intervensi keperilakuan dilakukan melalui kerjasama;

Dengan demikian untuk mewujudkan pengembangan organisasi yang

terencana dalam mencapai sasaran pengembangan organisasi tersebut maka

konsultan pengembangan organisasi perlu mengetahui karakteristik

Page 65: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

46

pengembangan organisasi agar dapat membedakan antara pengembangan

organisasi dengan usaha-usaha pembaharuan dan pembinaan lain.

2.3 Pembinaan Kelembagaan Petani

Kebijakan Pembinaan Kelembagaan Petani diatur dalam Peraturan Menteri

Pertanian (Permentan) Nomor 273/Kpts/OT.160/4/2007 tentang Pedoman

Pembinaan Kelembagaan Petani. Permentan Nomor 273 tahun 2007 dilatar

belakangi perlunya ketentuan yang mengatur bagaimana pembinaan kelembagaan

petani dapat diarahkan pada peningkatan kapasitas kelembagaan petani, dalam

rangka menyiapkan sumberdaya yang berkualitas, melalui penyuluhan pertanian

dengan berpendekatan kelompok, yang dapat mendukung sistem agribisnis

berbasis pertanian (tanaman pangan, holtikultura, peternakan dan perkebunan).

Maka sehubungan dengan itu, perlu dilakukan pembinaan dalam rangka

penumbuhan dan pengembangan kelompok tani menjadi kelompok tani yang kuat

dan mandiri, untuk meningkatkan pendapatan petani dan keluarganya. Tumbuh

dan berkembangnya kelompok-kelompok dalam masyarakat, umumnya

didasarkan atas adanya kepentingan dan tujuan bersama. Penumbuhan kelompok

tani (Poktan) dan gabungan kelompok tani (Gapoktan) dapat dimulai dari

kelompok-kelompok/organisasi sosial yang sudah ada di masyarakat.

Selanjutnya melalui kegiatan penyuluh pertanian diarahkan menuju bentuk

kelompok tani yang semakin terikat oleh kepentingan dan tujuan bersama dalam

meningkatkan produktivitas dari usaha taninya. Kelompok tani juga dapat

Page 66: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

47

ditumbuhkan dari petani dalam satu wilayah, dapat berupa satu atau lebih, satu

desa atau lebih, dapat berdasarkan domisili atau hamparan tergantung dari kondisi

penyebaran penduduk dan lahan usaha tani wilayah tersebut. Penumbuhan dan

pengembangan kelompok tani didasarkan atas prinsip dari, oleh dan untuk petani.

Pengembangan kelompok tani diarahkan pada peningkatan kemampuan

anggota dalam melaksanakan fungsinya, peningkatan kemampuan para anggota

dalam mengembangkan agribisnis, penguatan kelompok tani menjadi organisasi

yang kuat dan mandiri. Peningkatan kemampuan dimaksudkan agar kelompok

tani dapat berfungsi sebagai kelas belajar, wahana kerja sama dan unit produksi

yang dijabarkan sebagai berikut :

Pertama, fungsi kelompok sebagai kelas belajar yaitu Kelompok tani

merupakan wadah belajar mengajar bagi anggotanya guna meningkatkan

pengetahuan, keterampilan dan sikap (PKS) serta tumbuh dan berkembangnya

kemandirian dalam berusaha tani, sehingga produktivitasnya meningkat,

pendapatannya bertambah serta kehidupan yang lebih sejahtera. Kedua, Fungsi

Kelompok sebagai wahana kerjasama dimana kelompok tani merupakan tempat

untuk memperkuat kerjasama diantara sesama petani dalam kelompok tani dan

antar kelompok tani serta dengan pihak lain. Melalui kerjasama ini diharapkan

usaha taninya akan lebih efisien serta lebih mampu menghadapi ancaman,

tantangan, hambatan dan gangguan.

Ketiga, fungsi kelompok sebagai Unit Produksi; Usaha tani yang

dilaksanakan oleh masing-masing anggota kelompok tani, secara keseluruhan

Page 67: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

48

harus dipandang sebagai satu kesatuan usaha yang dapat dikembangkan untuk

mencapai skala ekonomi, baik dipandang dari segi kuantitas, kualitas maupun

kontinuitas. Selanjutnya kelompok tani yang berkembang bergabung ke dalam

gabungan kelompok tani (Gapoktan). Penggabungan kelompok tani ke dalam

Gapoktan dimaksudkan agar kelompok tani lebih berdaya guna dan berhasil guna

melalui pendidikan dan pelatihan peningkatan kemampuan kelompok tani.

Peningkatan kemampuan kelompok tani ini lebih lanjut menjadi acuan dalam

penilaian kelas kelompok tani sebagai representatif keadaan kelembagaan tani itu

sendiri. Penilaian kelas kelompok tani dilakukan setiap tahun dengan tiga kategori

yaitu Kelas Pemula, Lanjutan, Madya, Utama. Berdasarkan Peraturan Kepala

Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Pertanian

Nomor 168/Per/SM.170/J/11/11 tentang Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) Penilaian

Kemampuan Kelompok Tani.

Adapun penilaiannya berdasarkan hasil scoring dari klasifikasi yang

ditetapkan dalam Juklak yaitu Kelas Pemula dengan nilai 0-250, Kelas Lanjut

dengan nilai 251-500, Kelas Madya dengan nilai 501-750, Kelas Utama dengan

nilai 751-1000. Penilaian tersebut dirumuskan dan disusun berdasarkan hasil

akumulasi dari penilaian petugas dengan pendekatan aspek manajemen dan aspek

kepemimpinan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,

pengendalian dan pelaporan, pengembangann kepemimpinan kelompok tani.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 2 tahun 2008 yang

bertugas mengembangkan kelompok tani Pemula ke Lanjut adalah Penyuluh

Pertanian Pelaksana (IIb - IId), kelompok tani Lanjut ke Madya adalah Penyuluh

Page 68: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

49

Pertanian Pelaksana Lanjutan (IIIa - IIIb), dan Kelompok tani Madya ke Utama

adalah Penyuluh Pertanian Pertama (IIIa - IIIb).

2.4 Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP)

2.4.1 Pengertian PUAP

Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan yang selanjutnya

disebut PUAP adalah bagian dari Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat (PNPM) Mandiri, melalui bantuan modal usaha dalam

menumbuh kembangkan usaha agribisnis sesuai dengan potensi pertanian

desa sasaran dalam rangka mengurangi kemiskinan dan meningkatkan

kesempatan kerja.

2.4.2 Tujuan PUAP

PUAP bertujuan untuk :

a. Mengurangi kemiskinan dan pengangguran melalui penumbuhan dan pengembangan usaha agribisnis di perdesaan sesuai dengan potensi wilayah;

b. Meningkatkan kemampuan pelaku usaha agribisnis, pengurus Gapoktan, Penyuluh dan Penyelia Mitra Tani;

c. Memberdayakan kelembagaan petani dan ekonomi perdesaan untuk pengembangan kegiatan usaha agribisnis;

d. Meningkatkan fungsi kelembagaan ekonomi petani menjadi jejaring atau mitra lembaga keuangan dalam rangka akses ke permodalan;

2.4.3 Sasaran Kegiatan PUAP

Sasaran PUAP yaitu sebagai berikut:

a. Berkembangnya usaha agribisnis di desa miskin terjangkau sesuai dengan potensi pertanian desa;

Page 69: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

50

b. Berkembangnya Gapoktan yang dimiliki dan dikelola oleh petani untuk menjadi kelembagaan ekonomi;

c. Meningkatkan kesejahteraaan rumah tangga tani miskin, petani/peternak (pemilik dan/atau penggarap), skala kecil, buruh tani;

d. Berkembangnya usaha agribisnis petani yang mempunyai siklus usaha harian, mingguan, maupun musiman.

2.4.4 Indikator Keberhasilan PUAP

Indikator Keberhasilan Output antara lain:

a. Tersalurkannya dana BLM PUAP 2012 kepada Petani, buruh tani dan Rumah Tangga Tani miskin anggota Gapoktan sebagai modal untuk melakukan usaha produktif pertanian; dan

b. Terlaksananya fasilitasi penguatan kapasitas dan kemampuan sumber daya manusia pengelola Gapoktan, Penyuluh Pendamping dan Penyelia Mitra Tani.

Indikator Keberhasilan outcome antara lain :

a. Meningkatnya kemampuan Gapoktan dalam memfasilitasi dan mengelola bantuan modal usaha untuk petani anggota baik pemilik, petani penggarap, buruh tani, maupun rumah tangga tani;

b. meningkatnya jumlah petani, buruh tani dan rumah tangga tani yang mendapatkan modal usaha;

c. meningkatnya aktivitas kegiatan usaha agribisnis (hulu, budidaya dan hilir) di perdesaan; dan

d. Meningkatnya pendapatan petani (pemilik dan atau penggarap), buruh tani dan rumah tangga tani dalam berusaha tani dalam sesuai dengan potensi daerah;

Sedangkan Indikator Benefit dan Impact antara lain :

a. Berkembangnya usaha agribisnis dan usaha ekonomi rumah tangga tani di lokasi desa PUAP;

b. Berfungsinya Gapoktan sebagai lembaga ekonomi petani di perdesaan yang dimiliki dan dikelola oleh petani; dan

c. Berkurangnya jumlah petani miskin dan pengangguran di perdesaan.

Page 70: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

51

2.4.5 Organisasi Pelaksana PUAP

1. Tingkat Pusat

(1) Tim PUAP Pusat

Untuk meningkatkan koordinasi antar instansi, Menteri Pertanian

membentuk Tim Pengarah dan Tim Pelaksana Pengembangan Usaha

Agribisnis Perdesaan. Tim Pengarah diketuai oleh Menteri Pertanian

dengan anggota seluruh Eselon I lingkup Kementerian Pertanian. Tugas

utama dari Tim Pengarah adalah merumuskan kebijakan umum dalam

pengembangan PUAP baik dengan istansi Pusat khususnya dalam

koordinasi pelaksanaan PNPM Mandiri maupun dengan instansi daerah

(tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota). Tim Pelaksana tingkat Pusat

diketuai oleh Kepala Badan Pengembangan SDM Pertanian dan dibantu

oleh Staf Khusus Menteri Pertanian Bidang Pemberdayaan Masyarakat,

dan Kepala Pusat Pembiayaan Pertanian sebagai Sekretaris. Anggota Tim

Pelaksana PUAP Pusat terdiri dari Kepala Biro Perencanaan, seluruh

Sekretaris Eselon I dan beberapa Pejabat Eselon II terkait. Tugas utama

Tim Pelaksana PUAP adalah melaksanakan seluruh kegiatan PUAP

mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan, pengendalian monitoring,

evaluasi dan pelaporan.

(2) Sekretariat PUAP Pusat

Page 71: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

52

Dalam rangka meningkatkan koordinasi pelaksanaan PUAP tingkat

Pusat, Ketua Tim PUAP Pusat dapat membentuk Sekretariat PUAP

dengan kedudukan dan tugas sebagai berikut:

1. Sekretariat PUAP berkedudukan di kantor Eselon II yang menangani

fungsi Pembiayaan Pertanian selaku Sekretaris Tim PUAP Pusat;

2. Susunan organisasi sekretariat PUAP Pusat terdiri dari :

a. Kepala Sekretariat;

b. Wakil Kepala Sekretariat;

c. Kelompok Kerja;

3. Struktur organisasi, tugas dan fungsi Sekretariat ditetapkan oleh

Ketua Tim PUAP Pusat.

2. Tingkat Provinsi

(1) Tim Pembina

Untuk meningkatkan koordinasi antar instansi di tingkat Provinsi,

Gubernur membentuk Tim Pembina PUAP tingkat Provinsi, yang dalam

pelaksanaanya dilakukan oleh Kepala Dinas yang menyelenggarakan

fungsi pertanian tanaman pangan. Tim Pembina dipimpin oleh Kepala

Dinas yang menyelenggarakan fungsi pertanian tanaman pangan dengan

Sekretaris adalah Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP),

sedangkan anggota berasal dari instansi terkait lainnya. Tim Pembina

PUAP Provinsi mempunyai tugas :

Page 72: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

53

a. Menetapkan petunjuk pelaksanaan (Juklak) sebagai penjabaran dari

Pedoman Umum PUAP;

b. Mengkoordinasikan usulan desa dan Gapoktan calon penerima dana

BLM PUAP 2012 dari Kabupaten/Kota;

c. Melaksanakan verifikasi atas dokumen administrasi Gapoktan

PUAP;

d. Mengkoordinasikan pelaksanaan PUAP dengan PNPM Mandiri di

tingkat Provinsi, melakukan koordinasi dan sinkronisasi dengan

Kabupaten/Kota.

(2) Sekretariat PUAP Provinsi

Dalam rangka meningkatkan koordinasi pelaksanaan PUAP tingkat

Provinsi, Tim Pembina PUAP Provinsi dapat membentuk Sekretariat

PUAP dengan kedudukan dan tugas sebagai berikut :

1. Sekretariat berkedudukan di kantor Balai Pengkajian Teknologi

Petanian (BPTP) atau kantor Ketua Tim Pembina PUAP Provinsi;

2. Susunan organisasi sekretariat PUAP Provinsi terdiri dari :

a. Kepala Sekretariat;

b. Wakil Kepala Sekretariat;

c. Kelompok Kerja;

3. Struktur organisasi, tugas dan fungsi Sekretariat ditetapkan oleh

Ketua Tim Pembina PUAP Provinsi.

Page 73: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

54

4. Tugas utama dari Sekretariat Tim Pembina PUAP Provinsi adalah

mengkoordinasikan dan verifikasi dokumen Gapoktan penerima

dana BLM PUAP dari Kabupaten/Kota

3. Tingkat Kabupaten/Kota

(1). Tim Teknis

Untuk meningkatkan koordinasi antar instansi di tingkat

Kabupaten/Kota. Bupati/Walikota membentuk Tim Teknis PUAP tingkat

Kabupaten/Kota, yang dalam pelaksanaannya dilakukan oleh Kepala

Dinas yang menyelenggarakan fungsi Pertanian Tanaman Pangan. Tim

Teknis dipimpin oleh Kepala Dinas yang menyelenggarakan fungsi

pertanian Tanaman Pangan. Susunan organisasi Tim Teknis

Kabupaten/Kota terdiri dari ketua, sekretaris dan anggota, dan salah

satunya adalah Penyelia Mitra Tani (PMT). Tim Teknis Kabupaten/Kota

mempunyai tugas :

a. Menetapkan Petunjuk Teknis (Juknis) PUAP sebagai penjabaran dari

Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) yang ditetapkan oleh Provinsi;

b. Mengkoordinasikan usulan Desa, Gapoktan dan Pengurus Penerima

dana BLM PUAP dari Desa/Kelurahan;

c. Melakukan verifikasi dokumen administrasi penerima dana BLM

PUAP;

d. Mengkoordinasikan pelaksanaan PUAP dengan PNPM Mandiri

ditingkat Kabupaten/Kota;

Page 74: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

55

e. Mengesahkan atau menyetujui Rencana Usaha Bersama (RUB) yang

diusulkan Gapoktan serta dokumen administrasi Gapoktan lainnya;

f. Melakukan pembinaan, pengendalian dan monitoring dan pelaporan

pelaksanaan PUAP ditingkat Kecamatan dan Desa berkoordinasi

dengan PMT;

4. Tingkat Kecamatan

Untuk meningkatkan koordinasi antar instansi di tingkat Kecamatan,

maka Camat membentuk Tim Teknis PUAP tingkat Kecamatan. Tim Teknis

PUAP tingkat Kecamatan diketuai Camat dibantu oleh Kepala Balai

Penyuluhan Pertanian (BPP) sebagai Sekretaris, Kantor Cabang Dinas

Pertanian (KCD) dan Kepala Desa/Kepala Kelurahan lokasi PUAP sebagai

anggota. Tim Teknis Kecamatan mempunyai tugas:

a. melaksanakan identifikasi dan verifikasi Desa, Gapoktan dan Pengurus

calon penerima dana BLM PUAP 2012;

b. Melakukan pembinaan dan pengawasan PUAP ditingkat Kecamatan;

5. Tingkat Desa

Pelaksana PUAP ditingkat Desa/Kelurahan terdiri dari Pengurus

Gapoktan, Penyuluh Pendamping, dan Penyelia Mitra Tani. Kepala

Desa/Kepala Kelurahan dapat mengusulkan Desa. Gapoktan dan Pengurus

calon penerima BLM PUAP melalui Kepala BPP, yang selanjutnya

mengusulkan kepada Tim Teknis PUAP Kabupaten/Kota. Kepala

Page 75: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

56

Desa/Kepala Kelurahan dapat membentuk Komite Pengarah yang terdiri dari

wakil tokojh masyarakat, wakil Kelompok Tani dan Penyuluh Pendamping.

6. Penyuluh Pendamping

Penyuluh Pendamping setelah mengikuti pelatihan mengisi Formulir 4

sebagai data Dasar penempatan dan penugasan yang diberikan oleh

Bupati/Walikota atau pejabat yang ditunjuk. Tugas utama Penyuluh

Pendamping adalah:

a. Melakukan identifikasi potensi ekonomi desa yang berbasis usaha

pertanian;

b. Memberikan bimbingan teknis usaha agribisnis perdesaan termasuk

pemasaran hasil usaha;

c. Membantu memecahkan permasalahan usaha petani/kelompok tani, serta

mendampingi Gapoktan selama penyusunan dokumen PUAP dan proses

penumbuhan kelembagaan;

d. Melaksanakan pelatihan usaha agribinis dan usaha ekonomi produktif

sesuai potensi desa;

e. Membantu memfasilitasi kemudahan akses terhadap sarana produksi,

teknologi dan pasar;

f. Bersama PMT, memberikan bimbingan teknis dalam pemanfaatan dan

pengelolaan dana BLM PUAP; dan

g. Membantu Gapoktan dalam membuat laporan perkembangan PUAP.

Page 76: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

57

7. Penyelia Mitra Tani (PMT)

Penyelia Mitra Tani (PMT) mengisi formulir 5 sebagai data dasar

dalam penempatan dan penugasan yang diberikan oleh Kementerian

Pertanian. Tugas utama PMT adalah :

a. melakukan supervisi dan advokasi proses penumbuhan kelembagaan

kepada Gapoktan bersama Penyuluh Pendamping;

b. Melaksanakan pertemuan reguler dengan Penyuluh Pendamping dan

Gapoktan;

c. Melakukan verifikasi awal terhadap RUB dan dokumen administrasi

lainnya;

d. Melaksanakan pengawalan pemanfaatan dana BLM PUAP yang dikelola

oleh Gapoktan;

e. Bersama dengan penyuluh yang telah mendapatkan TOT, melakukan

pelatihan kepada Gapoktan dan Penyuluh Pendamping;

f. Bersama dengan Tim Teknis Kabupaten/Kota melaksanakan evaluasi

pelaksanaan PUAP tahun sebelumnya dan membuat laporan tentang

perkembangan pelaksanaan PUAP kepada Tim PUAP pusat melalui

e-form dan laporan tertulis melalui Tim Pembina PUAP Provinsi c.q

Sekretariat Tim Pembina PUAP Provinsi; dan

g. Melaksanakan fungsi pendampingan bagi Gapoktan PUAP yang telah

berhasil meningkatkan kinerja usaha dan jumlah dana keswadayaan

sehingga tumbuh menjadi lembaga ekonomi petani atau Lembaga

Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A).

Page 77: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

58

2.5 Penelitian Terdahulu

Dalam melakukan kajian penelitian peneliti juga mengambil 3 penelitian

terdahulu yang pernah dilakukan terkait dengan topik penelitian mengenai PUAP.

Penelitian terdahulu dimaksudkan sebagai bahan referensi untuk membantu

peneliti dalam menganalisis kajian penelitian yang peneliti ambil tersebut. Berikut

adalah 3 penelitian terdahulu terkait dengan evaluasi kebijakan mengenai PUAP

yang pernah dilakukan diantaranya :

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Triane Widya Anggriani (2012)

dengan judul penelitian Tesis mengenai Analisis Dampak Pelaksanaan Program

Pengembangan Usaha Agribisnis (PUAP) Studi Kasus Gapoktan Rukun Tani,

Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk

menganalisis dampak pelaksanaan program tersebut terhadap penerima dana

PUAP dengan evaluasi yang dianalisis adalah: (1) mengetahui gambaran

pelaksanaan Program PUAP di Gapoktan Rukun Tani, (2) menganalisis kinerja

rukun tani, dan (3) menganalisis dampak pelaksanaan program PUAP terhadap

peningkatan pendapatan petani pengguna dana PUAP.

Teori yang digunakan adalah teori evaluasi dengan menggunakan metode

statistik deskriptif dengan pendekatan evaluasi dampak (impact evaluation),

Metode pengumpulan data yang digunakan penelitian ini adalah semua

dokumentasi yang berkaitan dengan PUAP, survei lapangan melalui kuesioner

dan wawancara dengan pihak-pihak terkait. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa pelaksanaan program PUAP Gapoktan Rukun Tani telah berjalan baik.

Page 78: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

59

Program PUAP Gapoktan Rukun Tani layak dipertahankan karena memberikan

manfaat atau dampak yang positif kepada masyarakat.

Namun demikian pelaksanaan program PUAP Gapoktan Rukun Tani tetap

perlu untuk terus dikembangkan agar semakin menjadi lebih baik. Saran

penelitian tersebut diantaranya : (1) bagi pengurus Gapoktan Rukun Tani yaitu

dengan meningkatkan pembinaan, pembimbingan dan pengawasan dana PUAP,

pengaktikan kembali pengurus Gapoktan melalui pertemuan/rapat secara berkala,

(2) bagi Pemerintah yaitu dengan melakukan pembinaan dan pendampingan rutin,

sosialiasi, monitoring dan evaluasi secara berkala, kerjasama dengan pihak

akademisi dan lembaga penelitian dalam menerapkan teknologi pertanian.

Pengaktifan penyuluh pendamping dalam memberikan arahan pengembangan

usaha agribisnis Gapoktan. Persamaan penelitian ini adalah teori yang digunakan

yaitu teori evaluasi namun dengan fokus kajiannya lebih pada evaluasi dampak

dari program, dengan pendekatan statistik deskriptif. Pada umumnya

permasalahan yang ditemui hampir sama dengan fokus kajian peneliti.

(http://ui.ac.id, diakses 15 September 2014).

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Desi Kamira, Melinda Noer dan

Fiwan Tan (2011) dengan judul Artikel mengenai Evaluasi Pelaksanaan Program

Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) Di Kota Padang. Penelitian

ini mendeskripsikan dan menganalisis pelaksanaan program PUAP di Kota

Padang, menganalisis pelaksanaan penyaluran dana/kredit PUAP oleh

Gapoktan/LKM-A kepada petani, merumuskan kebijakan untuk pengembangan

program PUAP di Kota Padang. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah

Page 79: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

60

deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data observasi, wawancara dan

dokumentasi.

Penelitian ini menganalisis mengenai kesesuaian pelaksanaan program dan

kesesuaian penyaluran dana bergulir terhadap ketentuan yang tercantum dalam

Pedoman Umum PUAP dan Modul Pengembangan Keuangan Mikro yang

diterbitkan oleh Kementerian Pertanian. Dari hasil penelitian tersebut

menunjukkan bahwa pelaksanaan program PUAP di Kota Padang belum

sepenuhnya sesuai dengan ketentuan.

Indikator yang mendukung hasil penelitian tersebut diantaranya : sosialisasi

program dirasa belum optimal, masih ditemuinya penyimpangan penggunaan dana

PUAP yang tidak sesuai RUA, rendahnya persentase perkembangan usaha petani

disebabkan sebagian besar dana bergulir digunakan untuk hanya pada satu usaha

tanaman pangan dengan luas lahan terbatas, masih rendahnya persentase

kunjungan tenaga penyuluh ke Gapoktan untuk pembinaan dan belum optimalnya

monitoring dari Tim Teknis. Hasil penelitian lainnya menunjukkan pelaksanaan

penyaluran dana bergulir oleh Gapoktan/LKM-A dilakukan sesuai ketentuan

namun masih ada penyimpangan, dimana peminjam non petani juga

memanfaatkan dana PUAP tersebut. Peneliti tersebut memberikan saran berupa :

perlu adanya perbaikan pelaksanaan program mulai dari sosialisasi, pembinaan,

pengawasan dari tenaga penyuluh dan tim teknis, penambahan tenaga penyuluh

yang kompeten, dan penyaluran dana bergulir yang lebih selektif.

Page 80: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

61

Peneliti tersebut memberikan rekomendasi kebijakan seperti peningkataan

jumlah modal pada Gapoktan, pengembangan kemampuan sumberdaya manusia

angggota dan pengurus Gapoktan, peningkatan kemampuan tenaga penyuluh dan

Tim Teknis terkait. Persamaan peelitian ini adalah metode yang digunakan

deskriptif kualitatif meskipun pembahasannya jauh lebih sederhana, namun hasil

penelitian menunjukkan masalah-masalah yang tidak jauh berbeda dengan hasil

penelitian peneliti. Perbedaannya ruang lingkup kajian peneliti yang lebih luas

mencakup evaluasi pelaksanaan program dengan memfokuskan pembahasan dari

sisi pembinaan kelembagaan petani. (http://pasca.unand.ac.id, diakses pada 15

September 2014).

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Pastaliza Fatma (2012) dengan judul

Artikel mengenai Evaluasi Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan

(PUAP) Di Kabupaten Solok. Tujuan dari penelitian ini adalah : (1) untuk

mengetahui pelaksanaan program PUAP di Kabupaten Solok tahun 2008, (2)

mengetahui peran program PUAP dalam memberdayakan petani di Kabupaten

Solok. Teori yang digunakan adalah teori evaluasi program berdasarkan indikator

yang telah ditetapkan dalam Pedoman Umum PUAP menyangkut masalah

masukan (input), proses (process), keluaran (output), hasil (outcome), manfaat

(benefit) dan dampak (impact) bagi petani.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik

pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi lapangan dan studi

kepustakaan. Hasil penelitian dengan merujuk pada penilaian indikator evaluasi

yang digunakan, menunjukkan bahwa program PUAP di Kabupaten Solok mampu

Page 81: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

62

mengatasi kesulitasn petani terhadap akses permodalan. Namun demikian tetap

masih ditemui kekurangan dalam pelaksanaannya diantaranya: ketidaksiapan

Gapoktan dalam perguliran dana PUAP, kurangnya pembinaan dari Penyuluh

Pendamping dan Dinas Pertanian, Kurangnya pelatihan Gapoktan, masih

tingginya tingkat kemacetan pengembalian dana bergulir PUAP. Program PUAP

juga telah berpengaruh pada pemberdayaan petani di Kabupaten Solok ditandai

dengan peningkatan pendapatan petani penerima PUAP, peningkatan jumlah

petani penerima manfaat dan peningkatan fungsi Gapoktan sebagai wadah

pemecahan masalah kesulitan modal petani.

Saran penelitian tersebut diantaranya : diperlukannya keterpaduan dalam

pembinaan dan peningkatan keterampilan kelompok, perlu adanya keterpaduan

unit kerja terkait dalam pembinaan program PUAP, peningkatan monitoring dan

evaluasi kegiatan Gapoktan. Persamaan penelitian ini adalah metode yang

digunakan adalah deskriptif kualitatif. Masalah dalam penelitian tersebut secara

umum masih serupa dengan peneliti. Perbedaannya pada kajian teori evaluasi

yang lebih spesifik membahas indikator evaluasi dalam Pedum PUAP.

(http://pasca.unand.ac.id, diakses 15 September 2014).

Page 82: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

63

2.6 Kerangka Berfikir

Menurut Sekaran (1992) dalam (Sugiyono, 2005:65) kerangka berpikir

merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan

berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Sesuai

dengan pemaparan tersebut, kerangka berpikir dalam penelitian ini dimaksudkan

untuk memberikan pejelasan sementara terkait dengan hubungan dari berbagai

variabel penelitian sekaligus sebagai bentuk representatif alur pemikiran logis dari

peneliti sendiri.

.

Page 83: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

64

Gambar 2.4 Kerangka Berfikir (Sumber: Peneliti, 2014)

Input Implementasi Pembinaan Kelembagaan Petani pada Program PUAP di Kecamatan Serang Kota Serang

Identifikasi Masalah:

1. Masih rendahnya sumberdaya manusia petani di Kecamatan Serang, dimana sebagian besar merupakan petani dengan tingkat pendidikan yang rendah.

2. Petani di Kecamatan Serang umumnya berstatus sebagai petani penggarap. 3. Keterbatasan bantuan modal BLM-PUAP dan teknologi menjadikan

produktifitas petani belum optimal. 4. Masih banyak Gapoktan yang terkendala pengembalian BLM-PUAP. 5. Belum memadainya fasilitasi penunjang seperti insentif, biaya operasional,

perlengkapan/sarana, yang mendukung keberhasilan program. 6. Peran PMT sebagai konsultan dan fasilitator pengembangan usaha agribisnis

bagi Gapoktan belum optimal. 7. Pendampingan, pembinaan petani, monitoring dan evaluasi program PUAP

masih belum optimal. 8.

Implementasi Kebijakan

1. Ouput kebijakan: Tersalurkannya dana BLM-PUAP kepada Gapoktan sebagai modal untuk melakukan usaha produktif pertanian dan terlaksananya fasilitasi penguatan kapasitas dan kemampuan sumber daya manusia pengelola Gapoktan, Penyuluh Pendamping dan Penyelia Mitra Tani.

2. Outcome kebijakan : Meningkatnya kemampuan Gapoktan dalam memfasilitasi dan mengelola bantuan modal usaha, meningkatnya jumlah petani yang mendapatkan modal usaha, meningkatnya aktivitas kegiatan usaha agribisnis di perdesaan, Meningkatnya pendapatan petani dalam berusaha tani sesuai dengan potensi daerah (Sumber : Pedum PUAP, 2012)

Evaluasi pembinaan kelembagaan petani pada Program PUAP di Kecamatan Serang Kota Serang, dalam meningkatkan kapasitas kelembagaan petani yang kuat dan mandiri.

Feedback

Evaluasi Kebijakan William Dunn

1. Efektifitas 2. Efisiensi 3. Kecukupan 4. Perataan 5. Responsivitas 6. Ketepatan

(Sumber: Nugroho, 2008: 473)

Page 84: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

65

2.7 Asumsi Dasar

Peneliti memfokuskan Penelitian pada Evaluasi Pembinaan Kelembagaan

Petani pada Program PUAP di Kecamatan Serang Kota Serang. Penelitian ini

dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana implementasi kebijakan pembinaan

kelembagaan petani dalam meningkatkan kapasitas kelembagaan petani yang kuat

dan mandiri. Hasil implementasi kebijakan diperoleh dengan memperbandingkan

kesesuaian antara hasil yang diharapkan dengan kenyataan di lapangan. Evaluasi

dalam mengetahui implementasi kebijakan tersebut selanjutnya dapat dilihat dari

output dan outcome kebijakan.

Pemilihan pada konteks penelitian sosial kali ini didasarkan pada kondisi

kekinian di masyarakat, yang mana dalam rangka upaya pengentasan kemiskinan

dan pengangguran di era otonomi daerah, Pemerintah menggulirkan program

pengembangan ekonomi lokal dengan berbasis Agribisnis yakni PUAP salah

satunya di Kecamatan Serang, ternyata masih menemui masalah dalam

pelaksanaannya.

Berdasarkan hasil observasi awal peneliti, diketahui bahwa berbagai

masalah yang menghambat pengembangan agribisnis sebagaimana telah dibahas,

secara umum berkenaan dengan lemahnya kelembagaan petani karena kurangnya

pembinaan dan pelatihan SDM petani. Sehingga dengan demikian dari observasi

tersebut peneliti berasumsi bahwa Pembinaan Kelembagaan Petani pada Program

PUAP di Kecamatan Serang Kota Serang sejauh ini belum berjalan optimal.

Page 85: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti

kegiatan penelitian didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan

sistematis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan

pendekatan kualitatif, jenis penelitian ini berupaya menggambarkan kejadian atau

fenomena sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan, dimana data yang

dihasilkan berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang

dapat diamati (Sugiyono, 2009:2).

Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan

suatu hal seperti apa adanya. Dalam metode deskriptif data yang dikumpulkan

tersebut berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Hal itu disebabkan

oleh adanya penerapan metode kualitatif. Dengan demikian laporan penelitian

akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan.

Sugiyono (2005:12) mendefinisikan metode kualitatif adalah: “metode penelitian

yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah sebagai

eksperimen dimana peneliti adalah sebagai kunci, tekhnik pengumpulan data

bersifat induktif dan hasil penelitian kualitatif lebih bersifat menekankan makna

dari pada generalisasi”. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang

Page 86: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

67

bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara

holistik, dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu

konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah

(Moleong, 2005:6).

Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif

bertujuan untuk meneliti fenomena tertentu pada suatu masyarakat berdasarkan

kondisi objek yang alamiah atau tidak dibuat-buat sesuai dengan apa yang terjadi

di lapangan. Dengan demikian, dalam penelitian kualitatif yang dititiberatkan

adalah observasi dan suasana alamiah sehingga menempatkan peneliti sebagai

instrumen penelitian.

3.2. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen penelitian adalah

peneliti sendiri. Dalam hal instrumen kualitatif menurut Nasution (dalam

Sugiyono, 2009:223) menyatakan :

Dalam penelitian kulitatif tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya ialah, bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu dalam keadaan yang tidak pasti dan tidak jelas, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya.

Page 87: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

68

Menurut Nasution (dalam Sugiyono, 2009:61-62) peneliti sebagai instrumen

penelitian serasi untuk penelitian serupa karena memiliki ciri-ciri:

1. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus lainnya yang harus diperkirakannya bermakna/tidak bagi penelitian.

2. Peneliti sebagai alat yang dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.

3. Tiap situasi merupakan keseluruhan tidak ada sesuatu instrumen berupa test atau angket yang dapat menangkap keseluruhan situasi, kecuali manusia.

4. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat dipahami dengan pengetahuan semata, untuk memahaminya kita perlu sering merasakannya, menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita.

5. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh.

6. Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan segera sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan, perbaikan atau pelakan.

7. Dengan manusia sebagai instrumen, respon yang aneh, yang menyimpang justru diberi perhatian.

Sehingga dari pemaparan diatas dapat ditarik simpulan bahwa dalam

penelitian kulitatif, peneliti sebagai instrumen penelitian merupakan alat

pengumpul data utama. Hal itu dilakukan jika menggunakan alat yang bukan

manusia dan mempersiapkan dirinya terlebih dahulu sebagai yang lazim

digunakan dalam penelitian klasik maka sangat tidak mungkin untuk mengadakan

penyesuaian terhadap kenyataan-kenyataan yang ada di lapangan. Selain itu hanya

manusia sebagai alat sajalah yang dapat berhubungan dengan responden atau

objek lainnya, dan hanya manusia yang mampu memahami kaitan kenyataan-

kenyataan di lapangan.

Page 88: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

69

3.3. Sumber Data

Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan meliputi data primer dan

data sekunder. Adapun sumber data primer adalah data yang diperoleh atau

dikumpulkan peneliti langsung dari sumber data baik melalui proses wawancara

tatap muka antara peneliti dengan informan maupun melalui pengamatan

(observation) di tempat yang menjadi objek penelitian. Sedangkan sumber data

sekunder diperoleh dari studi do kumentasi dan studi pustaka terkait dengan

Pembinaan Kelembagaan Petani pada Program PUAP di Kecamata Serang, Kota

Serang.

3.4. Informan Penelitian

Dalam Penelitian Kualitatif, pengambilan sampel sumber data berkaitan

dengan siapa yang hendak dijadikan informan dalam penelitian. Teknik

pengambilan sumber data yang sering digunakan pada penelitian kualitatif adalah

teknik Purposive dan Snowball. Purposive adalah teknik pengambilan sumber

data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang

tersebut dianggap paling tahu atau paling menguasai obyek/situasi sosial yang

diteliti. Snowball adalah teknik pengambilan sumber data, yang pada awalnya

jumlahnya sedikit karena dirasa belum memuaskan, maka mencari orang lain lagi

yang dapat digunakan sebagai sumber data. Dengan demikian jumlah sumber

data akan semakin besar, seperti bola salju yang menggelinding, lama-lama makin

besar (Sugiyono, 2009:53-54).

Page 89: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

70

Dalam penelitian ini yang akan menjadi informan kunci (key informan)

peneliti adalah konstituen yang terlibat langsung dalam Pembinaan Kelembagaan

Petani pada Program PUAP di Kecamatan Serang Kota Serang dalam hal ini

adalah implementor kebijakan dan pemanfaat program PUAP dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 3.1 Informan Penelitan

No. Status Informan (SI) Informan (I) Keterangan

1.

Tim Pembina PUAP Provinsi:

Dinas Pertanian dan Peternakan

(DISTANAK) Provinsi Banten I1-1, I1-2 Key Informan

2.

Sekretariat PUAP :

Balai Pengkajian Teknologi dan

Pertanian (BPTP) Provinsi Banten I2

Key Informan

3. Tim Teknis PUAP tingkat Kota :

Dinas Pertanian Kota Serang I3 Key Informan

4.

Balai Informasi Penyuluhan Pertanian

(BIPP) Kota Serang

I4

Key Informan

5. Penyelia Mitra Tani (PMT) I5-1, I5-2 Key Informan

6

Tim Teknis PUAP Kecamatan :

Unit Pengelola Teknis (UPT)

Kecamatan Serang, dan Penyuluh

Pendamping

I6-1, I6-2 Key Informan

7.

Pemanfaat Program PUAP:

1. Pengurus Gabungan Kelompok

Tani (Gapoktan)

I7….In

Second

Informan

2. Kelompok Tani (Poktan) I8….In

(Sumber: Peneliti, 2013)

Page 90: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

71

Dalam penelitian ini kemungkinan peneliti masih akan terus melakukan

penambahan sumber data/informan lainnya yang dianggap perlu untuk dijadikan

narasumber, demi memperoleh akurasi data dan kejenuhan data sampai dirasa

cukup.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Berikut adalah beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini:

1. Studi Kepustakaan

Istilah studi kepustakaan digunakan dalam ragam istilah oleh para ahli,

diantaranya yang dikenal adalah: kajian pustaka, tinjauan pustaka, kajian teoritis,

dan tinjauan teoritis. Penggunaan istilah-istilah tersebut, pada dasarnya merujuk

pada upaya umum yang harus dilalui untuk mendapatkan teori-teori yang relevan

dengan topik penelitian. Oleh karena itu studi kepustakaan meliputi proses umum

seperti: mengidentifikasi teori secara sistematis, penemuan pustaka, analis

dokumen yang memuat informasi yang berkaitan dengan topik penelitian. Dalam

hal ini peneliti melakukan studi kepustakaan melalui hasil penelitian sejenis yang

pernah dilakukan, buku-buku, jurnal ilmiah, maupun artikel atau yang memuat

konsep atau teori yang dibutuhkan terkait dengan topik penelitian.

2. Observasi

Salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah

observasi atau dengan melakukan pengamatan pada situasi sosial atau objek

penelitian yang dituju yang meliputi tiga komponen yaitu place (tempat), actor

Page 91: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

72

(pelaku), dan activities (aktivitas). Dalam hal ini peneliti menggunakan observasi

partisipasi pasif (passive participant observervation). Menurut Sugiyono (2009:

66) observasi partisipasi pasif yaitu peneliti datang di tempat kegiatan orang yang

diamati. tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.

3. Wawancara

Wawancara atau interview merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan proses tanya jawab antara peneliti denga informan baik secara

langsung (face to face) maupun tidak langsung seperti wawancara melalui telepon,

media internet, atau bisa juga dilakukan dalam bentuk wawancara tertulis melalui

surat dengan tujuan untuk menggali informasi yang dibutuhkan sesuai dengan

topik dalam penelitian.

Dalam penelitian kualitatif untuk memperoleh kedalaman informasi peneliti

menggunakan teknik wawancara tidak terstruktur. Menurut Sugiyono (2009: 14)

wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak

menggunakan pedoman wawancara yang tersusun secara sistematis dan lengkap

unuk pengumpulan data. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa

garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan dan disesuaikan dengan

teori yang relevan dengan topik penelitian.

Page 92: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

73

3.6. Teknik Analisis Data

Menurut Moleong (2007:280) analisis data merupakan: “proses

mengorganisasikan dan mengumpulkan data ke dalam pola, ketegori dan satuan

uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis

kerja”. Pada penelitian tindakan, analisis datanya lebih banyak menggunakan

pendekatan kualitatif. Sehingga pada penelitian ini teknik analisis data difokuskan

pada paparan data kualitatif.

Penelitian ini peneliti menggunakan proses analisis data dari Irawan yang

terdiri dari pengumpulan data mentah, transkip data, pembuatan koding,

kategorisasi data, penyimpulan sementara, triangulasi, penyimpulan akhir (Irawan,

2005: 5.28-5.35). Keseluruhan proses analisis data tersebut dapat dilihat pada

gambar 3.1:

Gambar 3.1 Proses Analisis Data (Sumber : Prasetya Irawan, 2005)

Penyimpulan akhir

Pembuatan koding

Transkip data

Penyimpulan sementara

Kategorisasi data

Triangulasi

Pengumpulan data mentah

1.

2

.

3

.

4

.

5 6 7

Page 93: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

74

Dari gambar 3.1 tersebut langkah-langkah praktis dalam proses analisis data

dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pengumpulan data mentah Analisis data dimulai dengan melakukan pengumpulan data mentah, misalnya dengan wawancara, observasi lapangan, kajian pustaka. Pada tahap ini dibutuhka alat-alat pendukung seperti tape recorder, kamera, dan lain-lain. Yang dicatat adalah data apa adanya (verbatim), tidak diperkenankan untuk mencampur adukkan pikiran, pendapat, maupun sikap dari peneliti itu sendiri.

2. Transkip data Pada tahap ini catatan hasil wawancara dirubah kebentuk tertulis seperti apa adanya (verbatim), bukan hasil pemikiran maupun pendapat pribadi peneliti.

3. Pembuatan koding Pada tahap ini membaca ulang seluruh data yang sudah ditranskip. Baca pelan-pelan dengan sangat teliti, sehingga menemukan hal-hal penting yang perlu dicatat dengan mengambil kata kuncinya, data kata kunci ini kemudian diberi kode.

4. Kategorisasi data Pada tahap ini peneliti mulai “menyederhanakan” data dengan cara “mengikat” konsep-konsep (kata-kata) kunci dalam satu besaran yang di namakan “kategori”.

5. Penyimpulan sementara Membuat penyimpulan sementara berdasarkan data yang ada tanpa memberi penafsiran dari pikiran penulis/peneliti. kesimpulan ini 100% harus berdasarkan data. Jika ingin memberi penafsiran dari pikiran sendiri maka tuliskan pada bagian akhir kesimpulan sementara yang disebut dengan Observer’s Comments (OC)

6. Triangulasi Temuan yang dihasilkan dicek ulang derajat keshahihan dan keandalannya dengan menggunakan teknik pemeriksaan keabsahan data dengan memperpanjang masa penelitian dengan menggunakan teknik triangulasi. Sederhananya teknik triangulasi bertujuan untuk memperkuat temuan-temuan, adalah proses check dan recheck antara satu sumber data dengan sumber data lainnya.

7. Penyimpulan akhir Apabila temuan yang dihasilkan dari penelitian dapat terjamin validitas dan reliabilitasnya barulah kemudian membuat penyimpulan akhir.

Page 94: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

75

3.7. UJI KEABSAHAN DATA

Uji Keabsahan data dalam penelitian kualitatif yang digunakan peneliti

adalah uji kredibilitas data yang bertujuan untuk mengetahui derajat akurasi

desain penelitian dengan hasil yang dicapai. Dimana uji kredibilitas atau

kepercayaan terhadap data dilakukan dengan cara (Sugiyono, 2009:122-129):

1. Perpanjangan Pengamatan Perpanjangan pengamatan ini berarti peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui maupun yang baru. Sehingga hubungan peneliti dengan narasumber akan terbentuk rapport, akrab (tidak ada jarak lagi), semakin terbuka, saling mempercayai sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan lagi.

2. Triangulasi Triangulasi dalam pengujian kredibilitas diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dari berbagai cara atau menggabungkan beberapa teknik pengumpulan data. Terdapat berbagai macam triangulasi meliputi triangulasi sumber, triangulasi waktu, triangulasi teknik. Namun dalam hal ini peneliti lebih cenderung menggunakan triangulasi teknik, dan triangulasi sumber. Triangulasi teknik peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda seperti observasi, wawancara atau teknik lainnya untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Triangulasi sumber berarti untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.

3. Menggunakan Bahan Referensi Bahan referensi disini adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti seperti hasil rekaman wawancara dengan menggunakan alat perekam, dokumentasi seperti foto-foto saat penelitian, catatan lapangan, dan lain sebagainya.

4. Mengadakan MemberCheck Memberchek adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan memberchek adalah agar informasi yang diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau informan.

Page 95: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

76

3.8. Lokasi dan Jadwal Penelitian

3.8.1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian mencakup ruang lingkup desa di Kecamatan Serang, Kota

Serang. Serta Instansi yang dapat dijadikan informan penunjang penelitian baik

yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung (pengawas) dalam program.

3.8.2. Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian dimulai dari bulan Agustus 2012 – Februari 2015 yang

dapat dilihat pada tabel 3.2:

Tabel 3.2 Jadwal Penelitian

No. Kegiatan

Waktu Pelaksanaan

2012 2013 2014-2015

Agst-Des Jan-Mar Apr

Mei-Jul

Jun-Des Jan-Mei Jun-sept Okt jan Feb

1. Observasi Awal

2. Penyusunan Proposal

3. Seminar Proposal

4. Revisi Proposal

5. Proses Pencarian Data dari Lapangan

6. Pengelolaan Data dari Lapangan

7. Penyusunan Skripsi

8. Sidang Skripsi

9. Revisi Skripsi

10. Sidang ulang

(Sumber: Peneliti, 2015)

Page 96: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1. Keadaan Umum Kota Serang

Kota Serang, yang berada di Provinsi Banten Indonesia adalah wilayah baru

hasil pemekaran, Kabupaten Serang Provinsi Banten. Sebagai Ibu Kota Provinsi,

kehadiran Kota Serang menjadi konsekuensi logis dari keberadaan Provinsi

Banten. Kota Serang diresmikan pada tanggal 2 November 2007, berdasarkan

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kota Serang,

setelah sebelumnya Rancangan Undang-Undang Kota Serang disahkan pada

tanggal 17 Juli 2007, yang kemudian dimasukan dalam lembaran Negara Nomor

98 Tahun 2007 dan tambahan lembaran Negara Nomor 4748, tertanggal 10

Agustus 2007. Sebagai daerah alternatif dan penyangga (hinterland) Ibukota

Negara, jarak dari Kota Serang dan Kota Jakarta hanya sekitar 70 km

(http://www.serangkota.go.id, diakses April 2013).

4.1.1.1. Visi dan Misi Kota Serang

Adapun visi pembangunan Kota Serang adalah:

“TERWUJUDNYA LANDASAN KOTA SERANG YANG GLOBAL DAN

BERWAWASAN LINGKUNGAN YANG MADANI”.

Page 97: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

78

Maka untuk mewujudkan visi Kota Serang tersebut disusun misi Kota

Serang sebagai berikut:

1. Meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan pelayanan publik yang prima;

2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia, kesehatan dan keberdayaan masyarakat yang produktif, berbudaya dan agamis;

3. Meningkatkan dan mendorong pertumbuhan dan kualitas perekonomian daerah dan masyarakat;

4. Mengembangkan dan meningkatkan sarana dan prasarana wilayah yang memadai dan berkualitas;

5. Meningkatkan kelestarian lingkungan hidup dan penataan ruang yang menunjang pembangunan berkelanjutan.

4.1.1.2. Kondisi Geografis

Secara geografis Kota Serang terletak antara 50 99’ – 60 22’ Lintang Selatan

dan 1060 07’ – 1060 25’ Bujur Timur. Apabila memakai koordinat sistem UTM

(Universal Transfer Mercator) Zone 48E, wilayah Kota Serang terletak pada

koordinat 618.000 m sampai 638.600 dari Barat ke Timur dan 9.337.725 m

sampai 9.312.475 m dari Utara ke Selatan. Jarak terpanjang menurut garis lurus

dari Utara ke Selatan adalah 21,7 Km dan jarak terpanjang dari Barat ke Timur

adalah sekitar 20 Km.

Sebelah utara Kota Serang berbatasan dengan Laut Jawa, dan sebelah timur

berbatasan dengan Kabupaten Serang, begitu juga di sebelah selatan dan di

sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Serang. Luas wilayah secara

administratif Kota Serang seluas 266,74 Km2 atau 26.674 Ha terbagi atas 6

(enam) wilayah kecamatan, dan 66 desa/kelurahan. Secara keseluruhan dapat

dilihat pada tabel 4.1 berikut:

Page 98: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

79

Tabel 4.1 Pembagian Administratif Kota Serang

No. Kelurahan Ibu Kota Kecamatan Luas (Ha) Jumlah

Desa/Kelurahan 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Serang Cipocokjaya Curug Walantaka Kasemen Taktakan

Kaligandu Cipocokjaya Curug Pipitan Kasemen Taktakan

2.588 3.154 4.960 4.848 6.336 4.788

12 8 10 14 10 12

Jumlah 26.674 66 (Sumber: BPS Kota Serang, 2013)

Dari Tabel 4.1 tersebut, diketahui bahwa dari 6 kecamatan yang ada di Kota

Serang, yang memiliki lahan paling besar yaitu Kecamatan Kasemen dengan luas

6.336 Ha terbagi dalam 10 kelurahan. Sedangkan Kecamatan Serang memiliki

luas lahan paling kecil yaitu 2.588 Ha terbagi dalam 12 kelurahan.

4.1.1.3. Kondisi Kependudukan

Jumlah penduduk Kota Serang Pada tahun 2012 sebesar 611.897 jiwa,

dengan penduduk laki-laki sebanyak 314.049 jiwa dan lebih banyak dibanding

penduduk perempuan yang sebesar 297.848 jiwa. Laju pertumbuhan penduduk

selama periode 2010-2012 sebesar 2,16 %, rata-rata anggota rumah tangga di

Kota Serang sebesar 4,65 orang per rumah tangga, dan tingkat kepadatan

penduduk mencapai sekitar 2.294 jiwa per Km2 dimana sebagian besar

penduduknya mendiami daerah perkotaan. Berikut dapat dilihat pada table 4.2:

Page 99: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

80

Tabel 4.2 Banyaknya Rumah Tangga dan Penduduk

Menurut Jenis Kelamin di Kota Serang Tahun 2012

No Kecamatan Jumlah Rumah Tangga

Penduduk Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Curug 10.311 25.456 23.654 49.110

2 Walantaka 18.253 41.506 39.997 81.503

3 Cipocokjaya 19.976 46.137 43.813 89.950

4 Serang 50.464 110.533 106.252 216.785

5 Taktakan 17,176 42.868 40.191 83.059

6 Kasemen 19.270 47.549 43.941 91.490

Jumlah 135.451 314.049 297.848 611.897 (Sumber : BPS Kota Serang, 2013)

Dari tabel 4.2 tersebut, diketahui bahwa Kota Serang memiliki jumlah

rumah tangga sebanyak 135.451, jumlah penduduk terbanyak ada di Kecamatan

Serang dengan total penduduknya 216.785 jiwa, sedangkan Kecamatan Curug

memiliki penduduk paling sedikit dibandingkan Kecamatan lainnya dengan total

penduduk 49.110 jiwa.

4.1.2. Kecamatan Serang

Kecamatan Serang merupakan salah satu kecamatan di Kota Serang

Provinsi Banten dengan luas wilayah 25,88 Km2. Luas Wilayah masing-masing

Desa/Kelurahan di Kecamatan Serang Tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 4.3

berikut:

Page 100: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

81

Tabel 4.3 Luas Wilayah Desa/Kelurahan di Kecamatan Serang Tahun 2013

No. Desa/Kelurahan Luas Wilayah (Km2)

Presentasi Terhadap Luas Kecamatan (%)

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

10. 11. 12.

Serang Cipare Sumur Pecung Cimuncang Kota Baru Lontar Baru Kagungan Lopang Unyur Kaligandu Terondol Sukawana

4,90 1,27 3,26 1,54 0,64 1,00 1,27 1,17 4,39 2,87 1,80 1,77

18,93 4,91

12,60 5,95 2,47 3,86 4,91 4,52

16,96 11,09 6,96 6,84

Serang 25,88 100 (Sumber : Kecamatan Serang, 2013)

Pada tabel 4.3 tersebut, diketahui bahwa tahun 2013 Desa/Kelurahan di

Kecamatan Serang yang memiliki luas wilayah terbesar adalah Desa/Kelurahan

Unyur 4,90 Km2 (18,93%) dari total wilayah Kecamatan Serang, sedang

Desa/Kelurahan yang memiliki luas wilayah paling kecil adalah Desa/Kelurahan

Kota Baru 0,64 Km2 (2,47%) dari total wilayah Kecamatan Serang.

4.1.2.1. Kondisi Geografis

Adapun batas-batas administratif Kecamatan Serang adalah sebagai berikut :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Kasemen

2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Walantaka

3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Cipocok Jaya

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Taktakan

Page 101: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

82

Secara Administratif pembagian wilayah Kecamatan Serang dapat dilihat

pada tabel 4.4 berikut :

Tabel 4.4 Pembagian Wilayah Administratif Desa/Kelurahan

Di Kecamatan Serang Tahun 2012

No. Desa/Kelurahan Lingkungan Jumlah RW Jumlah RT

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

10. 11. 12.

Serang Cipare Sumur Pecung Cimuncang Kota Baru Lontar Baru Kagungan Lopang Unyur Kaligandu Terondol Sukawana

25 21 24 22 6

13 11 11 26 19 5 7

25 21 23 21 6 13 11 11 27 19 5 3

88 85 45 82 23 29 93 51 54 7 21 65

2012 190 185 766 2011 139 180 749

(Sumber : Kecamatan Serang, 2013)

Dari Tabel 4.4 tersebut, diketahui bahwa di Kecamatan Serang ditahun 2012

secara administratif terbagi ke dalam 190 Lingkungan, 185 RW, dan 766 RT.

Jumlah ini menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun 2011 dimana di tahun

sebelumnya terdiri dari 139 Lingkungan, 180 RW, dan 749 RT. Peningkatan

tersebut jelas memperlihatkan pertambahan jumlah penduduk dalam kurun waktu

1 tahun. Mengenai pembagian wilayah administratif Kecamatan Serang lebih

jelas dapat dilihat pada gambar 4.1 Peta Wilayah Kecamatan Serang berikut:

Page 102: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

83

Kota Serang diresmikan pada tanggal 2 November 2007, berdasarkan Undang-Undng Nomor 32 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kota Serang, setelah sebelumnya Rancangan Undang-Undang Kota Serang disahkan pada tanggal 17 Juli 2007, yang kemudian dimasukan dalam lembaran Negara Nomor 98 Tahun 2007 dan tambahan lembaran Negara Nomor 4748, tertanggal 10 Agustus 2007

Gambar 4.1 Peta Wilayah Kecamatan Serang

4.1.2.2. Keadaan Sumber Daya Manusia

1. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Jumlah penduduk di Kecamatan Serang pada akhir tahun 2013 adalah

sebanyak 188.282 Jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga 42.558, untuk lebih

jelasnya jumlah penduduk di masing-masing Kelurahan dapat dilihat pada tabel

4.5 berikut:

Page 103: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

84

Tabel 4.5 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

di Kecamatan Serang Tahun 2012

No. Kelurahan Keadaan Jumlah Penduduk (Jiwa)

(jiwa) Laki- laki Perempuan Total

1 Serang 14.305 14.538 28.843 2 Cipare 13.418 12.875 26.293 3 Sumur Pecung 11.067 10.895 21.962 4 Cimuncang 13.300 12.816 26.116 5 Kota Baru 3.430 2.808 6.238 6 Lontar Baru 4.494 4.153 8.647 7 Kagungan 7.223 6.721 13.944 8 Lopang 7.612 7.222 14.834 9 Unyur 19.588 19.176 38.764

10 Kaligandu 9.771 9.465 19.236 11 Terondol 3.936 3.606 7.542 12 Sukawana 2.389 1.977 4.366

2012 110.533 106.252 216.785 2011 108.231 103.558 211.789

(Sumber: BPS Kota Serang, 2013)

Dari Tabel 4.5 tersebut, diketahui jumlah penduduk Kecamatan Serang

dalam kurun waktu 1 tahun 2011-2012 mengalami peningkatan, dimana

sebelumnya tahun 2011 jumlah penduduk Kecamatan Serang dari 211.789 Jiwa

meningkat sebanyak 4.996 Jiwa menjadi 216.785 Jiwa ditahun 2012. Sedang

Untuk presentase penduduk menurut jenis kelamin terhadap total keseluruhan

penduduk di Kecamatan Serang menunjukkan jumlah penduduk Laki-laki

110.533 Jiwa (50,98%) lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk

Perempuan yang berjumlah 106.252 Jiwa (49,01%).

Page 104: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

85

2. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur

Tabel 4.6 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur

di Kecamatan Serang Tahun 2012

Kelompok Umur (Tahun)

Laki-Laki Perempuan Total

0-4 10.988 10.614 21.602 5-9 10.210 9.671 19.881

10-14 10.743 10.119 20.862 15-19 10.938 10.867 21.805 20-24

10.970 10.717 21.687 25-29 10.376 9.799 20.175 30-34 9.665 9.478 19.143 35-39 8.964 9.061 18.025 40-44 8.456 7.791 16.247 45-49 6.578 5.938 12.516 50-54 5.010 4.322 9.332 55-59 3.433 3.032 6.465 60-64 1.851 1.782 3.633 65-69 1.160 1.350 2.510 70-74 723 876 1.599 74 + 468 835 1.303 2012 110.533 106.252 216.785 2011 108.231 103.558 211.789

(Sumber : BPS Kota Serang, 2013)

Dari Tabel 4.6 tersebut, diketahui pada tahun 2012 usia tidak produktif

(umur dibawah 15 tahun dan 64 tahun keatas) sebanyak 67.757 jiwa (31,25%) dan

usia produktif (umur 15-64 tahun) sebanyak 149.028 jiwa (68,75%). Ini

menunjukkan presentase jumlah penduduk usia produktif di Kecamatan Serang

lebih tinggi dibandingkan dengan usia tidak produktifnya.

Page 105: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

86

3. Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Tabel 4.7 Keadaan Penduduk Kecamatan Serang

Berdasarkan Mata Pencaharian Tahun 2012

No. Kelurahan Mata Pencaharian PNS TNI/

Polri BUMN Swasta Penga-

cara Dagang Buruh

Bangunan Tani Jasa

1 Serang 1.830 456 450 685 92 965 57 33 40

2 Cipare 931 776 518 621 33 2.173 64 25 57

3 Sumur Pecung

1.460 203 305 671 15 2.001 74 83 104

4 Kota Baru 353 177 370 264 10 497 45 - 49

5 Lopang 329 103 401 625 5 1.731 49 38 45

6 Cimuncang 515 124 1.340 1.462 7 1.544 73 - 81

7 Unyur 725 233 1.601 1.420 10 2.209 80 100 93

8 Sukawana 32 20 105 97 - 164 41 463 52

9 Lontar Baru 203 105 183 104 9 1.330 47 - 51

10 Kaligandu 470 98 301 283 4 1.830 89 156 68

11 Terondol 125 75 117 128 10 582 107 164 96

12 Kagungan 301 83 109 194 15 1.918 87 - 85

Jumlah 7.456 2.453 5.800 6.450 210 16.942 813 1.063 823

(Sumber: Monografi Kecamatan Serang, 2013)

Dari Tabel 4.7 tersebut, diketahui bahwa sebagian besar penduduk

Kecamatan Serang paling banyak bekerja di sektor perdagangan sebanyak 16.942

jiwa (7,81%), sedang untuk sektor pertanian hanya mampu menyerap tenaga kerja

sebanyak 1.063 jiwa (0,49%) dari total penduduk Kecamatan Serang.

Page 106: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

87

4.1.2.3. Pertanian

Keadaan luas lahan sawah dan bukan sawah di Kecamatan Serang dapat

dilihat pada tabel 4.8 berikut ini :

Tabel 4.8 Luas Lahan Sawah dan Bukan Sawah

di Kecamatan Serang tahun 2012

Jenis Lahan Luas Lahan (Ha) Prosentase (%) Lahan Sawah 401 15,49 Irigasi Teknis - - Irigasi Setengah Teknis 70 2,70 Irigasi Non Teknis 161 6,22 Tadah Hujan 170 6,57 Pasang Surut, Polder, Rembesan, dan rawa

- - Lahan Kering 2.187 84,51 Ladang, huma, tegal, dan kebun 120 4,64 Perkebunan - - Perkarangan, lahan bangunan, dan halaman

1.942 75,04 Lainnya 125 4,83 Lahan tidur - - 2.588 100,00

(Sumber : UPT Kecamatan Serang, 2013)

Dari tabel 4.8 tersebut, diketahui bahwa luas lahan sawah 401 Ha (15,49%)

sedang sisanya 2.187 Ha (84,51%) merupakan lahan bukan sawah. Hal ini

menunjukkan bahwa pemanfaatan lahan sawah yang biasanya digunakan untuk

pertanian di Kecamatan Serang tidak lebih luas dibandingkan lahan keringnya,

dimana sebagian digunakan sebagai pekarangan, lahan bangunan dan halaman

1.942 Ha (75,04%).

Page 107: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

88

4.1.3. Dinas Pertanian Kota Serang

Dinas Pertanian Kota Serang dibentuk berdasarkan peraturan Daerah Kota

Serang Nomor 9 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas

Daerah Kota Serang Tahun 2008. Pada tanggal 5 Agustus 2014 Dinas Pertanian

Kota Serang mengalami perubahan nomenklatur/perubahan nama menjadi Dinas

Pertanian, Kelautan dan Perikanan berdasarkan Peraturan Daerah Kota Serang

Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi dan Dinas

Daerah Kota Serang. Dinas Pertanian Kota Serang merupakan unit kerja di

lingkungan Kota Serang yang mempunyai tugas membantu Wali Kota Serang

dalam melaksanakan kewenangan desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas

pembantuan di bidang pertanian. Terkait dengan penyelenggaraan tugas tersebut,

maka fungsi Dinas Pertanian Kota Serang adalah melaksanakan hal-hal sebagai

berikut:

1. Perumusan kebijakan teknis dibidang pertanian, peternakan, perkebunan, kehutanan, kelautan dan perikanan;

2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang pertanian, perternakan, perkebunan, kehutanan, dan perikanan;

3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang pertanian, perternakan, perkebunan, kehutanan, dan perikanan;

4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya;

4.1.3.1. Visi Misi Dinas Pertanian Kota Serang

Visi pembangunan pertanian kota Serang dapat dirumuskan sebagai berikut:

“Tertatanya Sistem Agribisnis yang Kuat Menuju Pertanian yang Berdaya Saing

dan Berkelanjutan”.

Page 108: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

89

Adapun Misi Dinas Pertanian Kota Serang sebagai berikut:

1. Meningkatkan Kapasitas dan Akuntabilitas kinerja Dinas Pertanian; 2. Meningkatkan Kapasitas, Kualitas, dan Produktivitas Pertanian, dan

Pangan; 3. Meningkatkan Kesejahteraan Petani Melalui Kemandirian Petani.

4.1.3.2. Strategi dan Kebijakan Dinas Pertanian Kota Serang

Startegi dan kebijakan Dinas Pertanian Kota Serang dibuat berdasarkan misi

dari Dinas Pertanian Kota Serang diantaranya:

Misi ke-1 Meningkatkan Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja Dinas

Pertanian Kota Serang. Strategi yang ditempuh untuk mengimplementasikan misi

ini adalah:

1. Pengembangan potensi sumberdaya manusia Dinas Pertanian Kota Serang;

2. Penambahan sarana dan prasarana Dinas Pertanian Kota Serang secara proporsional;

3. Penyusunan kelembagaan sebagai tolak ukur kinerja Dinas Pertanian yang regulatif, aplikatif dan akuntabel.

Arah kebijakan dari misi ini mewujudkan sistem tata kelola tugas dan fungsi

Dinas Pertanian yang efektif dan efisien.

Misi ke-2 Meningkatkan Kapasitas, Kualitas, dan Produktivitas Pertanian,

Peternakan, Kehutanan dan Perkebunan, Kelautan dan Perikanan, Serta Pangan.

Strategi untuk mengimplementasikan misi ini adalah pengembangan system

agribisnis yang selama ini terbentuk melalui berbagai macam pendekatan dan

modifikasi permodelan. Sedangkan arah kebijakan dari misi ini menginisiasi

sistem agribisnis modern skala kota yang adil dan berkelanjutan.

Page 109: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

90

Misi ke -3 Meningkatkan Kesejahteraan Petani memalui Kemandirian

Petani. Strategi yang ditempuh untuk mengimplementasikan misi ini adalah

dengan peningkatan kapasitas petani melalui berbagai macam pendekatan dan

difusi informasi yang acceptable. Sedangkan arah kebijakan dari misi ini yaitu

menempatkan petani sebagai pelaku pasar yang aktif dan memiliki posisi tawar

yang baik dalam proses bargainingnya.

4.1.3.3. Data Pegawai Dinas Pertanian Kota Serang Tahun Anggaran 2014

Data pegawai Dinas Pertanian Kota Serang berdasarkan golongan tahun

2014 dapat dilihat pada tabel 4.9 :

Tabel 4.9 Data Pegawai Dinas Pertanian Kota Serang

Tahun Anggaran 2014 Berdasarkan Golongan

No. Golongan Jumlah 1. IV/c 1 orang 2. IV/b 5 orang 3. IV/a 6 orang 4. III/d 15 orang 5. III/c 6 orang 6. III/b 9 orang 7. III/a 8 orang 8. II/d 1 orang 9. II/c 3 orang

10. II/b - 11. II/a 1 orang

Total 55 orang (Sumber: Dinas Pertanian Kota Serang, 2015)

Berdasarkan tabel 4.9 diketahui ditahun 2012 terdapat 55 pegawai yang

bekerja di Dinas Pertanian Kota Serang dari berbagai golongan. Pegawai dengan

jumlah terbanyak yaitu golongan III/d 15 orang sedang pegawai dengan golongan

Page 110: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

91

paling sedikit golongan II/a dan II/d hanya 1 orang. Adapun data pegawai Dinas

Pertanian Kota Serang berdasarkan jabatan tahun 2012 dapat dilihat pada tabel

4.10 :

Tabel 4.10 Data Pegawai Dinas Pertanian Kota Serang Tahun Anggaran 2014 Berdasarkan Jabatan

(Sumber : Dinas Pertanian Kota Serang, 2015)

Dari tabel 4.10 tersebut diketahui jumlah pegawai berdasarkan jabatan

yang bekerja di Dinas Pertanian Kota Serang tahun 2012 sebanyak 55 orang.

Dimana seorang kepala Dinas dibantu 1 Sekretaris membawahi 3 Kepala Bidang.

Sedang jumlah tenaga penyuluh dinas pertanian Kota Serang sebanyak 7 orang.

4.2. Gambaran Umum Program PUAP

PUAP merupakan program terobosan Kementerian Pertanian dilakukan

secara terintegrasi dengan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri

(PNPM-M), yang dicanangkan presiden dalam rangka penanggulangan

kemiskinan dan penciptaan lapangan pekerjaan. PUAP merupakan program

No. Jabatan Jumlah 1. Kepala Dinas 1 orang 2. Sekretaris 1 orang

3. Kabid 4 orang

4. Kasubag 3 orang

5. Kasi 12 orang

6. KA BIPP 1 orang

7. KA TU BIPP 1 orang

8. KA. UPT 6 orang

9. KA. TU UPT 5 orang

10. Pelaksana 12 orang

11. Penyuluh 9 orang

Total 55 orang

Page 111: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

92

pemberdayaan yang dilaksanakan oleh Gapoktan di perdesaan dengan

memberikan fasilitas bantuan modal usaha untuk petani pemilik, petani

penggarap, buruh tani maupun rumah tangga tani yang salah satu tujuannnya yaitu

memberikan kepastian akses pembiayaan kepada petani anggota Gapoktan.

(Pedum Penilaian Gapoktan PUAP Berprestasi, 2011). PUAP adalah sebuah

program peningkatan kesejahteraan masyarakat, merupakan bagian dari

pelaksanaan program PNPM Mandiri melalui penyaluran bantuan modal usaha

sebagai Bantuan Langsung Masyarakat (BLM), dalam upaya menumbuh

kembangkan usaha agribisnis sesuai dengan potensi pertanian desa sasaran.

Fasilitasi bantuan modal usaha ditujukkan bagi petani anggota, baik petani

pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga tani (Pedum PUAP,

2012). Operasional penyaluran dana PUAP dilakukan dengan memberikan

kewenangan kepada Gapoktan dalam penyaluran dana penguatan modal kepada

anggota. Dana yang disalurkan ke setiap anggota Gapoktan untuk menunjang

kegiatan usaha petani diantarannya : (1) On farm (budidaya) meliputi tanaman

pangan, holtikultura, peternakan, perkebunan. (2) Off farm (non budidaya)

meliputi industri rumah tangga pertanian, pemasaran hasil pertanian (bakulan, dan

lain-lain), usaha lain berbasis pertanian (Kebijakan Teknis PUAP, 2008).

Dengan adanya pembiayaan usaha BLM-PUAP Gapoktan diharapkan

mampu menjadi Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang dimiliki dan dikelola

oleh petani (Pedum PUAP, 2012). Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-

A) merupakan struktur yang tidak terpisahkan dari struktur organisasi Gapoktan

PUAP. LKM-A merupakan unit usaha otonom yang didirikan dan dimiliki oleh

Page 112: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

93

Gapoktan Penerima BLM-PUAP guna memecahkan masalah/kendala akses untuk

mendapatkan pelayanan keuangan (Pedoman Penumbuhan LKM-A Gapoktan

PUAP, 2012). Dalam rangka menjaga kesinambungan dan keberhasilan

pelaksanaan PUAP, tim pusat melakukan pembinan terhadap SDM di tingkat

provinsi, kabupaten/kota dalam bentuk pelatihan. Pembinaan teknis usaha

produktif dilakukan oleh Direktorat Jenderal Teknis sesuai dengan bidang

tugasnya. Pembinaan teknis pada tingkat provinsi, kabupaten/kota dilakukan oleh

unit kerja lingkup pertanian sesuai dengan bidangnya. Pengendalian PUAP

dilaksanakan mulai dari tahapan persiapan, penyiapan dokumen Gapoktan,

pelaksanaan dan pasca pelaksanaan PUAP, yang dilaksanakan secara berjenjang

mulai dari pusat, provinsi, kabupaten/kota (Pedum PUAP, 2012).

4.3.1 Sasaran Program

Sasaran program PUAP yaitu kelompok tani (Poktan) dan gabungan

kelompok tani (Gapoktan). Poktan adalah kumpulan petani/peternak yang

dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial,

ekonomi, sumber daya) dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan

usaha anggota yang tergabung dalam Gapoktan. Gapoktan merupakan kumpulan

beberapa Poktan yang tergabung dan bekerjasama untuk meningkatkan skala

ekonomi dan efisiensi usaha. (Pedum Penilaian Gapoktan PUAP Berprestasi,

2011). Kelompok tani pada dasarnya adalah organisasi non formal di perdesaan

yang ditumbuh kembangkan “dari, oleh dan untuk petani”.

Page 113: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

94

PUAP di Provinsi Banten berjalan tahun 2008 dan telah disalurkan dana

PUAP kepada 10.542 desa/Gapoktan, tahun 2009 telah disalurkan dana PUAP

kepada 9.884 Gapoktan dan tahun 2010 telah disalurkan dana PUAP kepada 8.587

Gapoktan. Sampai dengan tahun 2013, Provinsi Banten telah mendapatkan dana

PUAP yang dialokasikan untuk 1.259 Gapoktan sebesar 125,9 Milyar. Pada tahun

2013, Gapoktan penerima PUAP sebanyak 108 Gapoktan (BPTP Provinsi Banten,

2014). Di Kota Serang tahun 2008 jumlah penerima PUAP adalah 22 Gapoktan,

tahun 2009 sebanyak 25 Gapoktan, tahun 2010 sebanyak 15 Gapoktan dan tahun

2011 sebanyak 1 Gapoktan dengan total penerima Gapoktan dari 2008-2011

sebanyak 63 Gapoktan (PMT Kecamatan Serang, 2014). Berikuta Laporan

Perkembangan Aset Gapoktan dapat dilihat pada tabel 4.11:

Tabel 4.11 Perkembangan Aset Gapoktan

di Kecamatan Serang Per September 2014

No Nama Gapoktan Desa/ Kelurahan

Tahun PUAP

Aset Awal (Rp)

Aset Saat Laporan (Rp)

1 Tunas Abadi Sukawana 2009 100.000.000 103.000.000

2 Pelita Tani Kaligandu 2010 100.000.000 104.717.910

3 Kadaka Lontar Baru 2010 100.000.000 100.000.000

4 Jaya Tani Mandiri Terondol 2010 100.000.000 104.000.000

5 Barokah Lopang 2010 100.000.000 109.281.700

6 Setia Tani Cimuncang 2010 100.000.000 96.300.000

7 Cipari Cipare 2011 100.000.000 100.644.358

8 Karya Bahagia Tani Sumur Pecung 2008 100.000.000 100.400.000

9 Karya Bersama Unyur 2009 100.000.000 110.227.276

(Sumber : Laporan PMT Kecamatan Serang, 2014)

Page 114: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

95

Dari Tabel 4.11 tersebut diketahui gambaran sirkulasi keuangan Gapoktan

dari aset awal Rp.100.000.000/Gapoktan sampai kemudian dana tersebut diputar

ke anggota dalam bentuk pinjaman bergulir. Maka diketahui Gapoktan yang

memiliki perkembangan aset yang cukup baik adalah Gapoktan Karya Bersama

dengan total Rp.110.227.276. Sedangkan Gapoktan yang tidak mengalami

peningkatan aset yaitu Gapoktan Kadaka.

4.3. Daftar Informan Penelitian

Mengenai Informan Penelitian, peneliti menggunakan teknik purposive dan

snowball. Teknik purposive diambil berdasarkan pertimbangan tertentu, yakni

dalam Pembinaan Kelembagaan Tani pada Program PUAP tentu melibatkan

implementor yang memiliki kewenangan dalam pelaksanaan program tersebut.

Adapun teknik snowball diambil manakala dalam pencarian informasi masih

dirasa kurang, maka peneliti mencari informan lain yang bisa dijadikan sumber

informasi. Informan tersebut terbagi ke dalam dua kriteria informan, yakni Key

Informan dan Secondary Informan. Adapun Key Informan tersebut dapat dilihat

pada tabel 4.12:

Page 115: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

96

Tabel 4.12 Kodefikasi Key Informan Penelitian

No Nama Status Informan Kode 1 Agus Sutisna Tim Pembina PUAP Provinsi :

Sebagai Seksi Kelembagaan Tani DISTANAK Provinsi Banten

I1-1

2 Wira Suhanda Tim Pembina PUAP Provinsi : Sebagai Seksi Monitoring dan Pelaporan PUAP DISTANAK Provinsi Banten

I1-2

3 Maureen CH Sekretariat PUAP Provinsi : Sebagai Peneliti BPTP Provinsi Banten

I2

4 Ir. Sri Redjeki Tim Teknis PUAP Kota : Sebagai Sekretaris Dinas Pertanian Kota Serang

I3

5 Heni Hendrawati Kepala UPT BIPP Kota Serang I4 6 Bobby Hidayat PMT PUAP Kecamatan Serang

Tahun 2011 I5-1

7 Laelatul Badriah PMT PUAP Kecamatan Serang Tahun 2011 I5-2

8 Jaelani Tim Teknis PUAP Kecamatan : Penyuluh Pendamping PUAP Kecamatan Serang

I6-1

9 Hamidi Sulaeman Tim Teknis PUAP Kecamatan : Penyuluh Pendamping PUAP Kecamatan Serang

I6-2

(Sumber: Peneliti, 2014)

Yang dimaksud Key Informan pada tabel 4.12 tersebut adalah pihak yang

memiliki kewenangan secara langsung dalam pelaksanaan program PUAP di

Kecamatan Serang. Selain Key Informan, ada juga Secondary Informan.

merupakan informan yang tidak terlibat secara langsung namun memiliki

pengetahuan atau informasi terkait program tersebut. Adapun Secondary Informan

tersebut dapat dilihat pada table 4.13 berikut:

Page 116: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

97

Tabel 4.13 Kodefikasi Secondary Informan Penelitian

No Nama Status Informan Kode 1 Mamad Asyari Ketua Gapoktan Tunas Abadi,

Kelurahan Sukawana I7-1

2 Mansur Ketua Gapoktan Pelita Tani, Kelurahan Kaligandu I7-2

3 Yadi Sutaryadi Ketua Gapoktan Kadaka, Kelurahan Lontar Baru

I7-3

4 Bapak Rohimi Ketua Gapoktan Jaya Tani Mandiri, Kelurahan Trondol I7-4

5 Abdul Salam Ketua Gapoktan Barokah, Kelurahan Lopang I7-5

6 M. Sholeh Ketua Gapoktan Setia Tani, Kelurahan Cimuncang I7-6

7 Ichsan Ketua Gapoktan Cipari, Kelurahan Cipare I7-7

8 Makmun Murod Ketua Gapoktan Karya Bahagia Tani, Kelurahan Sumur Pecung I7-8

9 M. Usman Ketua Gapoktan Karya Bersama Kelurahan Unyur I7-9

10 Yuha Anggota Poktan Jaya Tani Mandiri, Kelurahan Trondol I8-1

11 Udin Anggota Poktan Cipari, Kelurahan Cipare I8-2

12 Sarwo Anggota Poktan Karya Bersama, Kelurahan Unyur I8-3

(Sumber: Peneliti, 2014)

4.4. Deskripsi Data Penelitian

Deskripsi data penelitian merupakan penjelasan mengenai data yang

didapatkan peneliti selama melakukan proses penelitian di lapangan, terkait

dengan Evaluasi Pembinaan Kelembagaan Petani pada Program Pengembangan

Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) di Kecamatan Serang. Peneliti dalam hal ini

menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dengan

Page 117: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

98

menggunakan metode ini maka data yang diperoleh dihasilkan berupa kata-kata

informan baik lisan maupun tulisan yang diperoleh peneliti selama melakukan

pengumpulan data berdasarkan hasil studi dokumentasi, observasi lapangan,

maupun wawancara. Pada penelitian ini teknik analisis data difokuskan pada

paparan data kualitatif dengan menggunakan analisis data yang dikembangkan

oleh Prasetya Irawan (2005:5.28-5.35) yang terdiri dari pengumpulan data

mentah, transkip data, pembuatan koding, kategorisasi data, penyimpulan

sementara, triangulasi, penyimpulan akhir.

Proses analisis data tersebut selanjutnya dapat dijabarkan sebagai berikut :

(1) Pertama, yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data

mentah, melalui wawancara, observasi lapangan, studi dokumentasi dengan

menggunakan alat pendukung berupa camera, sound recorder, atau buku catatan.

(2) Kedua, yaitu transkip data dengan melakukan pencatatan dari hasil

pengumpulan data yang telah dilakukan. Pencatatan dilakukan berdasarkan data

apa adanya (verbatim) tanpa mencampur adukkan pikiran, pendapat, maupun

sikap peneliti. (3) Ketiga, adalah pembuatan koding yaitu dengan membaca ulang

secara teliti seluruh data yang sudah ditranskrip untuk mencari hal-hal penting

yang dapat dijadikan kata kunci, dan kata kunci tersebut diberikan kode. Dalam

menyusun jawaban penelitian, peneliti memberikan kode-kode sebagai berikut :

1. Kode A-F menunjukkan dimensi pertanyaan

2. Kode Q menunjukkan item pertanyaaan yang diajukan kepada informan

dengan diberikan angka berdasarkan urutannya.

Page 118: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

99

3. Kode I1-1, I1-2 menunjukkan informan dari Dinas Pertanian dan

Peternakan (DISTANAK) Provinsi Banten

4. Kode I2 menunjukkan informan dari Balai Pengkajian Teknologi

Pertanian (BPTP) Provinsi Banten

5. Kode I3 menunjukkan informan dari Dinas Pertanian Kota Serang

6. Kode I4 menunjukkan informan dari Balai Informasi Penyuluhan

Pertanian (BIPP) Kota Serang

7. Kode I5-1, I5-2 menunjukkan informan dari Penyelia Mitra Tani (PMT)

8. Kode I6-1, I6-2 menunjukkan informan dari Penyuluh Pendamping PUAP,

Unit Pengelola Teknis (UPT) Pertanian Kecamatan Serang

9. Kode I7-1 - In menunjukkan informan dari Gabungan Kelompok Tani

(Gapoktan) di Kecamatan Serang

10. KodeI8 – In menunjukkan informan dari Kelompok Tani (Poktan) di

Kecamatan Serang.

(4) Keempat, setelah diberikan kode berikutnya adalah kategorisasi data

dengan membaca ulang dan menelaah secara teliti jawaban-jawaban informan,

untuk kemudian mencari jawaban-jawaban yang berkaitan dengan topik

penelitian, menyederhanakannya dengan cara mengikat kata kunci ke dalam

kategori yang sama. (5) Kelima, adalah penyimpulan sementara, kesimpulan

diambil 100% berdasarkan data yang ada tanpa memberi penafsiran dari pikiran

peneliti. Jikapun peneliti memberikan penafsiran dari pikiran peneliti maka

peneliti menuliskan pada bagian akhir kesimpulan yang disebut dengan

Observer’s Comments (OC). (6) Keenam, peneliti melakukan teknik triangulasi

Page 119: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

100

yang bertujuan untuk memperkuat temuan-temuan, dimana peneliti melakukan

proses check dan recheck antara satu sumber data dengan sumber data lainnya.

Pada tahap ini temuan yang dihasilkan dicek ulang derajat keshahihan dan

keandalannya dengan menggunakan teknik pemeriksaan keabsahan data. (7)

Ketujuh, ketika data yang diperoleh mencapai titik jenuh barulah peneliti

membuat penyimpulan akhir.

Selanjutnya peneliti akan melakukan analisis data mengenai Evaluasi

Pembinaan Kelembagaan Petani pada Program Pengembangan Usaha Agribisnis

Perdesaan di Kecamatan Serang, yaitu dari hasil wawancara, observasi, maupun

dokumen-dokumen pendukung yang diperoleh peneliti selama penelitian. Analisa

yang akan dilakukan dalam penelitian ini menggunakan ketegori dengan beberapa

indikator yang dianggap sesuai dengan masalah penelitian dan kerangka teori

evaluasi William N. Dunn (2003:610). Kategori-kategori tersebut meliputi :

efektifitas, efisiensi, kecukupan, perataan, responsivitas, ketepatan.

4.5. Deskripsi Hasil Penelitian

Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) merupakan

bagian dari program Kementerian Pertanian yang berada dalam kelompok

program “Pemberdayaan” kluster ke II Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat (PNPM) Mandiri. Program ini merupakan wujud pengejawentahan

dari kebijakan tentang pembinaan kelembagaan petani, dimana petunjuk

operasional pembinaan ini lebih lanjut diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian

Page 120: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

101

Republik Indonesia Nomor 273/Kpts/OT.160/4/2007 tentang Pedoman Pembinaan

Kelembagaan Petani. Program PUAP difokuskan pada upaya penanggulangan

kemiskinan dengan pemberdayaan masyarakat miskin khususnya petani di

perdesaan, untuk dapat membangun dan mengembangkan potensi diri, penguatan

kapasitas kelompok tani di Desa agar lebih berdaya dan sejahtera.

Sesuai dengan Pedoman Umum (Pedum) program PUAP, awal tahapan

dilaksanakan melalui penyediaan dana penguatan modal sebagai stimulan usaha

produktif petani di Perdesaan, melalui koordinasi Gapoktan dengan alokasi

anggaran Rp. 100.000.000/desa. Mekanisme pelaksanaan program PUAP tahun

ke-I pendanaan PUAP dimanfaatkan Gapoktan untuk usaha produktif anggota

yang diusulkan dalam bentuk Rencana Usaha Anggoota (RUA), Rencana Usaha

Kelompok (RUK), dan Rencana Usaha Bersama (RUB). Tahun ke - II, Gapoktan

sudah dapat melakukan usaha simpan pinjam. Apabila perguliran dana simpan

pinjam ini berjalan, maka di tahun ke-III Gapoktan dapat diarahkan untuk menjadi

Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) sebagai unit usaha Gapoktan

untuk mengelola dan melayani pembiayaan usaha bagi petani anggota. Melalui

tahapan-tahapan tersebut Gapoktan diharapkan dapat meningkatkan akumulasi

permodalan, melalui dana keswadayaan kelompok atau tabungan yang

dipergulirkan kembali untuk kegiatan usaha produktif dengan simpan pinjam

tersebut.

Page 121: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

102

Gapoktan sebagai pelaksana program PUAP diharapkan dapat menjalankan

fungsi-fungsi kelembagaan ekonomi perdesaan dengan menumbuhkan Lembaga

Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A). Untuk mempersiapkan penumbuhan

Gapoktan menjadi LKM-A, Kelembagaan tani dalam menjalankan usaha

produktifnya terlebih dahulu diarahkan mempunyai unit usaha mandiri antara lain

sebagai unit pengolahan, unit pemasaran hasil tani, unit penyediaan saprodi, unit

permodalan dan lainnya. Gapoktan penerima PUAP bisa menjadi LKM-A di

tahun ke-3 pelaksanaan program PUAP dan masuk pada kategori Utama

(Pedoman Penumbuhan LKM-A Gapoktan PUAP, 2012).

Lebih spesifik PUAP di Kota Serang berjalan untuk pertama kali tahun 2008

dengan 63 total Gapoktan yang tersebar diseluruh Kecamatan yang ada di Kota

Serang, sampai dengan Maret 2013 sudah terdaftar 16 LKM-A yang tersebar di

Kota Serang. Dan Kecamatan Serang adalah salah satu penerima program PUAP.

Dimana dari 12 Desa/Kelurahan yang ada di Kecamatan Serang hanya 9

Desa/Kelurahan yang menjadi penerima PUAP, yang itu berarti ada 9 Gapoktan

penerima PUAP di Kecamatan Serang, dengan total 863 anggota dari seluruh

kelompok tani yang sersebar di Kecamatan Serang. Sisanya ada 3 Desa/Kelurahan

yang tidak menjadi daerah sasaran program PUAP yakni Desa/Kelurahan Serang,

Kota Baru dan Kagungan. Mengenai daftar Gapoktan Penerima PUAP di

Kecamatan Serang dapat dilihat pada tabel 4.14 :

Page 122: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

103

Page 123: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

104

Untuk mengetahui sejauh mana pelaksaanaan Pembinaan Kelembagaan

Petani Pada Program PUAP di Kecamatan Serang, maka perlu adanya evaluasi

program tersebut dengan mengikuti teori Evaluasi William N. Dunn (2003:610)

sebagai berikut :

1. Efektifitas

Dalam hal ini efektifitas menanyakan apakah hasil yang diinginkan telah

tercapai. Berkenaan dengan apakah suatu alternatif mencapai hasil yang

diinginkan atau mencapai tujuan dari tindakannya. Efektifitas yang secara dekat

berhubungan dengan rasionalitas teknis, selau diukur dari unit produk atau

layanan. Indikator efektifitas mencakup pencapaian target kebijakan, bentuk

pelaksanaan kebijakan (dukungan sumber daya seperti sumberdaya manusia,

finansial, teknologi), peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan kebijakan

dan perkembangan tujuan kebijakan mencakup kendala yang ada. Dari hasil

wawancara dan observasi lapangan peneliti mendapatkan data-data yang termasuk

ke dalam indikator efektifitas sebagai berikut:

Pertama, pencapaian target kebijakan dari pada Pembinaan Kelembagaan

Petani pada Program PUAP dengan alokasi dana Rp.100.000.00; untuk

pengembangan usaha agribisnis petani dapat dipergulirkan melalui simpan pinjam

Poktan melalui Gapoktan sebagai pengelola dana tersebut.

Page 124: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

105

Hal tersebut sebagaimana yang disampaikan oleh I1-1 :

“Tujuan akhir pembinaan khususnya administrasi simpan pinjam ini agar dari uang Rp.100.000.00; ini bisa dipergulirkan jadi tidak ada lagi Gapoktan atau Poktan yang tetap pinjam ke rentenir. PUAP tujuannya untuk agribisnis memajukan usaha yang notabennya bahwa petani kekurangan modal. Tahun ini PUAP untuk tahun pertama Gapoktan tidak diperkenankan simpan pinjam dahulu, maksudnya laksanakan sesuai dengan RUA dan analisa usaha tani, jangan sampai cair langsung dibuatkan simpan pinjam.” (Wawancara pada hari Senin, 18 Februari 2014, Pukul 10:00 WIB, Kantor Distanak Provinsi Banten).

Dari wawancara tersebut, diketahui dalam pelaksanaan PUAP banyak yang

melakukan usaha isimpan pinjam ditahun pertama. Hal ini tentu tidak sesuai

dengan pedoman umum program PUAP yang mana dari alokasi dana

Rp.100.000.00, diperuntukkan untuk memberikan akses pinjaman permodalan

bagi usaha tani. Ketentuannya ditahun pertama dana PUAP tidak simpan pinjam,

melainkan mengacu pada analisa usaha tani yang dapat dilihat dari Rencana

Usaha Anggota (RUA), Rencana Usaha Kelompok (RUK) dari Poktan dan

Rencana Usaha Bersama (RUB) yang disusun Gapoktan berdasarkan kelayakan

usaha dan potensi desa. Usaha Simpan Pinjam baru dapat dilaksanakan ditahun

kedua perguliran dana PUAP.

Dalam prosedur pencairan BLM-PUAP, saat penandatanganan pencairan

buku rekening Gapoktan yang didampingi PMT disertai pula dengan kelengkapan

dokumen RUA, RUK, dan RUB yang artinya bahwa alokasi anggaran yang

diterima Gapoktan dilaksanakan sesuai dengan analisis usaha yang tertuang dalam

dokumen tersebut.

Page 125: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

106

Hal tersebut senada dengan yang diungkapkan oleh I1-2: “Yang diharapkan

dari pelaksanaan pembinaan ini Gapoktan sudah melaksanakan kegiatan PUAP

sesuai dengan RUK .” (Wawancara pada hari Senin, 18 Februari 2014, Pukul

11:30 WIB, Kantor Distanak Provinsi Banten). Dari wawancara tersebut,

dijelaskan pembinaan Gapoktan diarahkan agar melaksanakan kegiatan PUAP

sesuai dengan RUK dengan fokus pada usaha tani anggota Poktan itu sendiri.

Selain itu, I2 juga mengungkapkan sebagai berikut:

“Penguatan kelembagaan petani dengan pembinaan dari segi administrasi dan budi daya pertanian. Dimana dengan begitu petani memiliki kapasitas yang dapat membantu dalam pengembangan usaha agribisnisnya.” (Wawancara pada hari Selasa, 12 Juni 2013, Pukul 14:05 WIB, Kantor BPTP Provinsi Banten)

Dari wawancara tersebut diketahui penguatan kelembagaan fokus pada

pembinaan administrasi dan budi daya pertanian. Hal ini dapat membantu dalam

pengembangan usaha agribisnis petani. Dari Tim Teknis PUAP tingkat Kota yaitu

Dinas Pertanian Kota Serang, peneliti mendapatkan keterangan yang kurang

memuaskan, karena Informan peneliti mengatakan tidak mengetahui banyak

mengenai pelaksanaan Pembinaan Kelembagaan Petani pada PUAP khususnya

Kecamatan Serang. Hal ini seperti yang dikatakan oleh I3 berikut :

“PUAP yang menangani Kepala Bidang Pertanian Bapak Udi, staf khusus tidak ada. Kepala Bidang yang dahulu sudah pindah di DINSOS beliau yang tahu persis tapi sekarang kalau ditanya juga tidak akan mau tahu lagi. Bapak Udi belum lama menjabat jadi ditanya juga tidak tahu apa-apa, jadi suruh wawancara sama saya. Saya juga kurang tahu persis biasanya sama Ibu Heni. Kalau pembinaan yang pasti bisa menghasilkan penyuluhan teknologi yang bisa langsung diaplikasikan pada masyarakat.” (Wawancara pada hari Kamis, 13 Februari 2014, Pukul 10:16 WIB, Kantor Dinas Pertanian Kota Serang).

Page 126: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

107

Dari wawancara tersebut diketahui bahwa Pembinaan Kelembagaan Petani

pada program PUAP merupakan tugas pokok dan fungsi dari Kepala Bidang

Pertanian yaitu Bapak Udi, namun beliau belum lama bekerja di Dinas Pertanian

Kota Serang. Oleh karenanya terkait PUAP Bapak Udi ini tidak menyanggupi

untuk diwawancarai oleh peneliti, karena tidak mengetahui apa-apa mengenai

PUAP. Dan keterangan PUAP tersebut akhirnya peneliti dapatkan dari Sekretaris

Dinas. Namun demikian tidak jauh berbeda informan peneliti tersebut mengakui

tidak mengetahui banyak mengenai pembinaan PUAP, menurutnya lingkup

pembinaan mencakup penyuluhan teknologi pertanian yang dapat diaplikasikan

oleh petani.

Pernyataan lainnya juga diungkapkan oleh Penyelia Mitra Tani Kecamatan

Serang bahwa tujuan akhir kebijakan pembinaan secara kelembagaan yaitu untuk

mendorong unit usaha agribisnis petani di desa dimana output akhir daripada

hibah bergulir melalui simpan pinjam ini apabila berjalan baik setelah 2 tahun

idealnya diharapkan dapat menjadi LKM-A sebagai salah satu badan usaha

Gapoktan yang memfasilitasi kebutuhan petani anggota dalam pengembangan

usaha agribisnisnya. Berikut adalah pernyataan I5-1 :

“Tujuan akhir dari kebijakan secara kelembagaan dimaksudkanan untuk mendorong lancarnya unit usaha agribisnis di wilayah pertanian di desa. Secara alamiah dari Gapoktan untuk dapat menjadi unit simpan pinjam 2 tahun, lebih lanjut apabila ini berjalan maka gradenya dapat di tingkatkan menjadi Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A).” (Wawancara pada hari Jumat, 14 Juni 2013, Pukul 14:35 WIB, Cipare).

Page 127: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

108

Ditambahkan pula oleh I6-1 yang mengatakan bahwa :

“Inti pokoknya adanya pelatihan dan pendidikan untuk dapat melaksanakan fungsi kelompok sebagaimana mestinya sebagai kelas belajar, wahana kerjasama, unit produksi sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 273.” (Wawancara pada hari Selasa, 19 Juni 2012, Pukul 10:15 WIB, Cipocok).

Pada wawancara tersebut dijelaskan inti Pembinaan Kelembagaan Petani

adalah adanya pendidikan dan pelatihan bagi petani anggota, untuk dapat

melaksanakan fungsi kelompok sebagaimana mestinya yaitu sebagai kelas belajar,

wahana kerjasama, dan unit produksi, seperti yang disebutkan dalam Keputusan

Menteri Pertanian Nomor 273 Tahun 2007 mengenai Pedoman Pembinaan

Kelembagaan Petani. Sehingga program Pembinaan Kelembagaann Petani yang

disokong dengan pemberian dana PUAP sebagai stimulan usaha ini, benar-benar

menjadi wahana edukasi yang efektif dan tetap berlanjut tidak terhenti hanya

sebatas adanya program PUAP saja.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti tersebut, diketahui bahwa

Pembinaan Kelembagaan Petani ditunjukkan sebagai upaya penguatan kapasitas

kelembagaan petani di Desa, dalam mengembangkan usaha agribisnis melalui

pemberian dana stimulan PUAP Rp.100.000.000/desa. Dimana 1 Desa memiliki 1

Gapoktan. Dana tersebut kemudian dikelola oleh pengurus Gapoktan, untuk

fasilitasi keperluan anggota Poktan dalam melaksanakan kegiatan agribisnis

ditahun pertama Perguliran dana PUAP sesuai dengan RUA ditingkat anggota,

RUK untuk tingkat kelompok dan RUB untuk lingkup Gapoktan baik untuk

Page 128: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

109

bidang on farm, maupun off farm. Kegiatan agribisnis Gapoktan di Kecamatan

Serang mencakup bidang usaha sebagaimana dapat dilihat pada tabel 4.15:

Tabel 4.15

Bidang Usaha Gapoktan yang Dibiayai BLM-PUAP di Kecamatan Serang

No Nama Gapoktan Desa/ Kelurahan Bidang Usaha

1 Tunas Abadi Sukawana Pangan

2 Pelita Tani Kaligandu Pangan, Ternak, Off-farm

3 Kadaka Lontar Baru Pangan, Ternak, Off-farm

4 Jaya Tani Mandiri Terondol Pangan, Hortikultura, Off-farm 5 Barokah Lopang Ternak

6 Setia Tani Cimuncang Pangan, Ternak, Off-farm

7 Cipari Cipare Pangan, Off-farm

8 Karya Bahagia Tani Sumur Pecung Holtikultura

9 Karya Bersama Unyur Pangan

(Sumber : PMT Kecamatan Serang, 2013)

Lebih lanjut apabila kegiatan usaha tani ini berjalan maka ditahun kedua

Gapoktan dapat mengembangkan dana usaha tersebut melalui kegiatan simpan

pinjam anggota. Apabila inipun berjalan baik dan Gapoktan dinilai mampu, maka

diharapkan ditahun ketiga Gapoktan dapat membentuk LKM-A. Hal ini dapat

membuka peluang usaha dan kemitraan lebih luas bagi Gapoktan. Upaya

pembentukan LKM-A ini tentu harus diimbangi dengan pembinaan kelembagaan

secara optimal dan berkesinambungan yang merujuk pemberdayaan petani

annggota kelompok agar lebih berdaya guna dan berhasil guna.

Page 129: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

110

Kedua, sasaran Kebijakan. Poin ini membahas tentang siapa sasaran dari

Pembinaan Kelembagaan Petani pada Program PUAP di Kecamatan Serang.

Sebagaimana keterangan dari I1-1 yang mengungkapkan: “Pelatihannya itu

sebetulnya sebelum cair dari pengurus sudah dilatih PUAP.” (Wawancara pada

hari Senin, 18 Februari 2014, Pukul 10:00 WIB, Kantor Distanak Provinsi

Banten). Berdasarkan wawancara tersebut dijelaskan bahwa sasaran Pembinaan

Kelembagaan Petani pada Program PUAP yaitu pengurus Gapoktan sebelum

pencairan BLM-PUAP.

Hal tersebut senada dengan yang diungkapkan oleh I1-2 berikut ini: “Sasaran

pembinaan pengurus, kalau bisa menghadirkan dari anggota, bisa. Hanya ketua,

bendahara saja. Kenapa? karena ketua sebagai yang memberi petunjuk yang

benar dari segi administrasinya.” (Wawancara pada hari Senin, 18 Februari

2014, Pukul 11:30 WIB, Kantor Distanak Provinsi Banten). Menurut pernyataan

tersebut, sasaran prioritas adalah pengurus khususnya ketua.

Pernyataan lainnya diungkapkan oleh I4 yang menyatakan sasaran kebijakan

adalah Gapoktan yang sudah dikukuhkan atas sepengetahun dan pengajuan dari

UPT Pertanian di Kecamatan. Berikut adalah pernyataan I4: “Gapoktan, yang

sudah mempunyai surat pengukuhan, diajukan oleh UPT Kecamatan.”

(Wawancara pada hari Kamis, 10 Oktober 2013, Pukul 10:00 WIB, Kantor Dinas

Pertanian Kota Serang).

Page 130: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

111

Ditambahkan pula oleh I6-1 bahwa sasaran program adalah betul-betul

masyarakat yang bergerak di bidang agrbisnis baik on farm maupun off-farm

sebagaimana pernyataaan I6-1 yaitu: “Masyarakat yang menerima PUAP,

masyarakat yang betul-betul bergerak di bidang agribisnis pertanian ada on

farm, ada off farm.” (Wawancara pada hari Sabtu, 14 September 2013, Pukul

09:30 WIB, Cipocok). Pernyataan dalam wawancara tersebut tentu memberikan

gambaran bahwa sasaran kebijakan ini tidak boleh diluar ketentuan yang telah

ditetapkan. Sasaran kebijakan adalah petani anggota yang tergabung dalam

Gapoktan penerima PUAP diperuntukkan untuk pengembangan usaha agribisnis.

Sementara itu, sikap pesimisme diungkapkan oleh PMT Kecamatan Serang

yang mana menurutnya bahwa sasaran kebijakan belum tepat sasaran. Ditemui

salah satu pengurus Gapoktan yang tidak berkecimpung di bidang pertanian

namun terpilih sebagai pengurus Gapoktan. Terpilihnya orang tersebut dapat juga

karena orang tersebut merupakan salah satu orang berpengaruh di Desa bukan

karena memang kapasitasnya yang murni menekuni pertanian. Berikut adalah

pernyataan I5-2:

“Sasarannya penerima PUAP. Kalau kesesuaian syarat administrasi terpenuhi. Bapak Rohimi bukan petani, dia pengurus Yayasan karena waktu pembentukan Gapoktan forumnya di Desa, sebagai orang yang tertua, orang yang punya pengaruh dijadikan ketua Gapoktan”. (Wawancara pada hari Kamis, 23 Oktober 2013, Pukul 16:15 WIB, Cipocok).

Gambaran pada wawancara tersebut didukung dengan adanya data yang

diperoleh peneliti mengenai gambaran pengurus Gapoktan di Kecamatan Serang,

dapat dilihat pada tabel 4.16 berikut:

Page 131: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

112

Tabel 4.16 Gambaran Pengurus Gapoktan di Kecamatan Serang

No Nama

Gapoktan Ketua Pekerjaan

Tahun PUAP

Desa/ Kelurahan

1 Tunas Abadi Mamad Asyari Sekretaris Camat di Ciruas

2009 Sukawana

2 Pelita Tani Mansur Petani Padi 2010 Kaligandu

3 Kadaka Yadi Sutaryadi Budidaya Bonsai 2010 Lontar Baru

4 Jaya Tani Mandiri

Rohimi, S.E., S.Pd

Pengurus Yayasan di lingk. Terondol

2010 Terondol

5 Barokah Abdul Salam Peternak Kambing dan Sapi Potong

2010 Lopang

6 Setia Tani M. Sholeh Peternak Kambing dan Sapi Potong dan Penjual bibit tanaman

2010 Cimuncang

7 Cipari Ichsan Kepala Sekolah SLTA Cipari

2011 Cipare

8 Karya Bahagia Tani

Makmun Murod Konsultan PNPM Mandiri

2008 Sumur Pecung

9 Karya Bersama

M. Usman Petani Padi dan Sayuran 2009 Unyur

(Sumber : Peneliti, 2013).

Dari tabel 4.16 diketahui dari 9 pengurus Gapoktan penerima PUAP di

Kecamatan Serang, 4 diantaranya tidak murni berkecimpung di pertanian. Dengan

demikian berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat disimpulkan bahwa sasaran

Pembinaan Kelembagaan Petani adalah anggota Gapoktan Penerima PUAP.

Namun pada pelaksanaannya masih ditemui pengurus Gapoktan terpilih bukanlah

orang yang secara kapasitas menekuni bidang pertanian.

Page 132: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

113

Ketiga, Bentuk Kebijakan. Berkenaan dengan bentuk dari Pembinaan

Kelembagaan Petani pada Program PUAP di Kecamatan Serang sebagaimana

telah diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian (PERMENTAN) Nomor 273

Tahun 2007 tentang Pedoman Pembinaan Kelembagaan Petani merupakan tugas

pokok dan fungsi dari Penyuluh. Hal tersebut sebagaimana yang diungkapkan

oleh I1-1 berikut:

“Kewenangan penyuluh salah satu indikatornya dibuat Permentan nomor 273. Kalau kita Provinsi konsennya yang masuk baru, daftar nominasi sementara yang baru dari Kementerian. Ada pra ada pasca (pembinaan PUAP).” (Wawancara pada hari Senin, 18 Februari 2014, Pukul 10:00 WIB, Kantor Distanak Provinsi Banten).

Dari wawancara tersebut, diketahui bahwa Pembinaan Kelembagan Petani

pada Program PUAP dilakukan baik pra maupun pasca pencairan dana PUAP.

Dalam hal ini tupoksi dari Tim Pembina PUAP Provinsi Banten lebih pada pra

pencairan dana PUAP, yaitu verifikasi kelengkapan dokumen usulan Gapoktan

Penerima PUAP dari Kabupaten/Kota dan verifikasi lanjutan Daftar Nominasi

Sementara (DNS) dari Kementerian Pertanian.

Selain iu dalam penugasan PMT dalam melakukan verifikasi RUA dan

RUK masih dinilai belum optimal, karena adanya ketidak sinkronan antara RUA,

RUK dan RUB. Seringkali tugas Tim Pembina PUAP Provinsi Banten yang

seharusnya hanya memverifikasi RUB saja akhirnya harus kembali melakukan

pengecekan RUA, RUK. Hal ini yang kemudian dinilai cukup merepotkan apabila

Tim Pembina Provinsi Banten juga harus dibebani pekerjaan pembinaan Gapoktan

di lapangan.

Page 133: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

114

Hal tersebut sebagaimana pernyataan I1-1 berikut:

“Tugas kami disini adalah memverifikasi dulu artinya kelengkapan daripada dokumen-dokumen RUA, RUK, RUB kadang-kadang tidak sinkron, tugas kita hanya verifikasi RUB akhirnya kembali ke RUA, RUK. Jangankan membina langsung pada kelompok yang sudah berjalan, pengusulan dokumen saja masih ada yang salah.” (Wawancara pada hari Senin, 18 Februari 2014, Pukul 10:00 WIB, Kantor Distanak Provinsi Banten).

Lebih lanjut juga dijelaskan bahwa untuk pelatihan pengurus pra pencairan

dana PUAP 1 minggu sebelumnya, Tim PUAP Pusat dalam hal ini adalah

Direktorat Jenderal Pembiayaan Sarana dan Prasarana Pertanian (Ditjen PSP),

Kementerian Pertanian bekerjasama dengan Balai Besar Pelatihan Hewan.

Pelatihan yang dilakukan mencakup segala bentuk pelatihan administrasi yang

dibutuhkan untuk Gapoktan. Berikut adalah pernyataan I1-2:

“Prosesnya Gapoktan yang menerima bantuan PUAP sebelum pencairan dilakukan pelatihan yang diberikan kepada ketua, bendahara itu biasanya 1 minggu, sedangkan yang melatihnya itu dari Cinagara Bogor, Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan, bentuk pelatihan segala bentuk administrasi.” (Wawancara pada hari Senin, 18 Februari 2014, Pukul 11:30 WIB, Kantor Distanak Provinsi Banten).

BPTP Provinsi Banten berkoordinasi dengan Tim Teknis Kabupaten/Kota

juga turut ambil bagian dalam pendampingan terap teknologi pertanian yang

dibutuhkan petani. Hal ini senada dengan yang dinyatakan oleh I2 berikut:

“Melalui pengembangan kelembagaan dengan berkoordinasi dengan pelaksana teknis di Kabupaten/Kota. BPTP menjalankan perannya lebih pada pendampingan teknologi yang dibutuhkan petani tetapi secara tidak langsung merupakan bentuk dari pembinaan kelembagaan petani.” (Wawancara pada hari Selasa, 12 Juni 2013, Pukul 14:05 WIB, Kantor BPTP Banten).

Page 134: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

115

Selain itu, didapatkan pula keterangan yang mengungkapkan bahwa

penanganan PUAP di lapangan selama ini sudah dipercayakan kepada BIPP Kota

Serang. Berikut adalah pernyataan I3:

“Verifikasi awal BIPP. Dinas menerima proposal jadinya. Verifikasi PMT dan BIPP setelah itu ke Pusat. Kalau pembinaan bisa dari Pusat BPSDM. Orang Dinas terlalu sibuk dengan pekerjaan. Paling sekedar misalnya PMT mengumpulkan kelompok kita hadir.” (Wawancara pada hari Kamis, 13 Februari 2014, Pukul 10:16 WIB, Kantor Dinas Pertanian Kota Serang).

Dari wawancara tersebut diketahui bahwa Dinas Pertanian Kota Serang

telah mempercayakan pelaksanaan PUAP pada BIPP Kota Serang. Dinas

Pertanian Kota Serang tidak terlibat banyak dalam teknis di lapangan, khususnya

pembinaan langsung terhadap Gapoktan. Dalam hal ini pihak Dinas Pertanian

Kota Serang hanya sebatas memantau pelaksanaan PUAP dan Pembinaan

Kelembagaan Petani melalui BIPP Kota Serang.

Pelaksanaan PUAP Dinas Pertanian Kota Serang merupakan kewenangan

khusus dari bidang Pertanian dan teknis pelaksanaannya merupakan tugas

daripada Tim Teknis Bidang Pertanian. Hal ini senada dengan apa yang

diungkapkan I4 berikut :

“Dinas pertanian yang menangani PUAP bagian Sekretariat bidang pertanian di BIPP, yang terlibat tim teknis bidang pertanian Bapak Udi teknisnya, Ibu Heni Hendrawati ketua, Ibu Sri sekreretaris, ada timnya. Pelatihan ada yaitu tata olah tanah, pendampingan ke masalah keuangan mikro agribisnis, ada LKM-A.” (Wawancara pada hari Kamis, 10 Oktober 2013, Pukul 10:00 WIB, Kantor BIPP Kota Serang).

Page 135: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

116

Dari wawancara tersebut, diketahui bahwa Tim Teknis PUAP ternyata

minim SDM secara kuantitas karena selain pengurus yang telah disebutkan

sebagai Tim Teknis PUAP tersebut, tidak ada tim lain yang membantu. Sedang

pada pelaksanaannya Bapak Udi sendiri selaku teknis dan kepala bidang pertanian

dan Ibu Sri Redjeki selaku sekretarisnya disibukkan oleh rutinitas pekerjaan dinas

di Kantor. Maka secara otomatis Ibu Heni Hendrawati menangani sendiri PUAP

dengan tim BIPP yang lain, itupun secara kuantitas masih belum memadai.

Pembinaan Kelembagaan Petani dari BIPP Kota Serang dilakukan dalam

bentuk pelatihan di bidang pertanian juga pendampingan Gapoktan ke arah

LKM-A. Pelaksanaan Pembinaan Kelembagaan Petani Gapoktan Program PUAP

harus sejalan dengan ketentuan Pedoman Umum PUAP. Ada tahapan-tahapan

yang perlu untuk dilakukan dalam rangka mempersiapkan Gapoktan untuk

mewujudkan kemandirian kelembagaan taninya sebagaimana yang diungkapkan

oleh I5-1 berikut :

“Pembinaan Gapoktan sesuai Pedoman Umum didorong yang pertama dari Poktan ke Gapoktan diindikasikan meningkat ke tahap berikutnya ketika Gapoktan mempunyai aturan main salah satunya punya simpanan pokok simpanan wajib. Menjelaskan Gapoktan untuk mempunyai modal walaupun dalam skala kecil dan sudah ada modal dari asal Gapoktan itu sendiri.” (Wawancara pada hari Jumat, 14 Juni 2013, Pukul 14:35 WIB, Cipare).

Selain itu, ditambahkan pula bahwa untuk pembinaan langsung ke Gapoktan

merupakan tugas dari Tim Penyuluh, dimana Penyuluh Pendamping melakukan

pembinaan teknis pertanian dan PMT untuk administrasi kelembagaan atau aspek

manajerial pegelolaan dana PUAP.

Page 136: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

117

Hal tersebut sebagaimana pernyataan I5-1 berikut: “Penyuluh pendamping

memberikan pembinaan untuk teknis. PMT lebih pada administrasi kelembagaan.

Agenda secara sistematis administrasi ditekankan pada aspek manajerial.”

(Wawancara pada hari Jumat, 14 Juni 2013, Pukul 14:35 WIB, Cipare). PUAP

dalam hal ini juga bersinergi dengan program lain yaitu Sekolah Lapang

Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT) dan Sekolah Lapangan Pengendalian

Hama Terpadu (SLPHT). Hal ini diungkapkan oleh I5-2 berikut: “Program lain

ada SLPTT, ada SLPHT sasarannya penerima PUAP juga sama, jadi sebenarnya

program-program itu saling bersinergi.” (Wawancara pada hari Kamis, 23

Oktober 2013, Pukul 18:20 WIB, Kasemen).

Program SLPTT dan SLPHT merupakan program dari UPT Pertanian

Kecamatan Serang. Program tersebut dinilai cukup membantu dalam menyokong

pengembangan usaha agribisnis petani mencakup pembinaan seperti masalah

budidaya, teknologi tanam dan masalah penanganan hama tanaman. Penyokong

permodalannya disumbang dari dana stimulan program PUAP. Terkait masalah

Pembinaan Kelembagaan Petani program PUAP Pernyataan lainnya juga

diungkapkan oleh I6-2 berikut ini :

“Tidak diatur dalam Pedum, itukan ada operasionalnya kalau diatur pemerintah, berarti siap dana dampingan. Ini masalah, karena ini ikut ke pembinaan rutin penyuluhan pertanian kita punya program sendiri kunjungan ke Kelompok Tani disamping itu ada penyuluhan pertanian diikuti kegiatan PUAP, sekalian kita pembinaannya perkelompok.” (Wawancara pada hari Sabtu, 14 September 2013, Pukul 11:10 WIB, Cipocok).

Page 137: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

118

Dari wawancara tersebut diketahui bahwa untuk pembinaan Kelembagaan

Petani pada Program PUAP tersebut tidak ada alokasi anggaran tersendiri. Artinya

tidak ada dana dampingan khusus untuk pembinaan dan memang tidak diatur

dalam Pedoman Uumum PUAP. Pelaksanaannya selama ini ditanggulangi dengan

diikutkan pada program rutin dari UPT Pertanian Kecamatan Serang, SLPTT dan

SLPHT.

Dengan demikian dari hasil wawancara yang telah dilakukan, dapat

disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan Pembinaan Kelembagaan Petani pada

Program PUAP di Kecamatan Seranga masih ditemui kendala. Seperti

keterbatasan kuantitas tenaga petugas pembina atau tim teknis, keterbatasan

anggaran operasional pembinaaan ke Gapoktan menjadikan pelaksanaan

kebijakan ini kurang efektif dalam mendorong tercapainya tujuan yang

diharapkan.

Keempat. Ketersediaan sumber daya yang mendukung kebijakan. Mencakup

Sumberdaya petugas baik dari segi kualitas dan kuantitas, dukungan finansial

maupun teknologi. Dalam pelaksanaannya, Pembinaan Kelembagaan Petani yang

sudah berjalan lebih dahulu memprioritaskan pada peningkatan kapasitas SDM

Pengurus Gapoktan. Hal ini karena keterbatasan kuantitas petugas dari Tim

Teknis maupun penyuluh, sehingga belum mampu meng-cover seluruh Poktan

yang jumlahnya beragam pada masing-masing Gapoktan di setiap Desa.

Page 138: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

119

Hal tersebut sebagaimana diungkapkan oleh I1-1 berikut :

“Karena jumlahnya yang cukup banyak kita berharap SDM yang kita latih, kita didik pengurus inti dahulu, ketua, sekretaris, bendahara. Pelatihan itu dari pusat kita hanya tempat saja. kabupaten mengajukan pematerinya Kejaksaan Negeri, Polres, artinya supaya mereka mengerti tentang hukum.” (Wawancara pada hari Senin, 18 Februari 2014, Pukul 10:00 WIB, Kantor Distanak Provinsi Banten).

Pelatihan pengurus Gapoktan tersebut diselenggarakan oleh pusat, Tim

Pembinan PUAP Provinsi Banten dalam hal ini memfasilitasi tempat. Pelatihan

yang ada mencakup sosialisasi program maupun pembekalan program kepada

Pengurus Gapoktan, termasuk pemahaman akan aspek dari segi hukum apabila

dana PUAP tidak disalurkan sebagaimana mestinya. Keterangan mengenai

ketersediaan sumber daya juga diungkapkan oleh I1-2 berikut :

“Kalau berbicara pembinaan PMT kadang-kadang (Gapoktannya) tidak ter-cover kurang SDM. Teknologi tepat guna dilakukan oleh Penyuluh, bantuan teknologi secara fisik tidak ada. Kalau dari provinsi belum pernah secara langsung ke Kecamatan Serang, kalau PMT nya sering kesini Ibu wulan.Yang tahu persis kondisi Kecamatan Serang UPT yang bersangkutan jadi kita tidak tahu kondisi sebenarnya. Pada intinya untuk 2 tahun belakangan ini tahun 2012 Kota Serang sebenarnya tidak menerima PUAP, Sehingga pembinaannya kita serahkan ke tim Teknis Kota. Itu karena Pertama, tidak mengusulkan. Keduanya, dari aspirasipun tidak ada”. (Wawancara pada hari Senin, 18 Februari 2014, Pukul 11:30 WIB, Kantor Distanak Provinsi Banten).

Wawancara tersebut jelas memberikan gambaran bahwa secara sumber daya

kuantitas tenaga penyuluh, PMT masih dirasa belum mampu mengimbangi jumlah

Poktan disetiap Gapoktan yang tersebar dalam 1 kecamatan. Secara pembekalan

bidang keilmuanpun diberikan kepada Gapoktan melalui tenaga penyuluh yang

tersedia, seperti pembekalan pengetahuan mengenai teknologi tepat guna di

Page 139: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

120

bidang pertanian. Namun secara fisik bantuan teknologi khusus PUAP tidak ada.

Tim Pembina PUAP Provinsi Banten sejauh ini tidak terlibat banyak pada

pelaksanaan pembinaan Gapoktan. Maka segala yang terjadi di lapangan kapasitas

Provinsi tidak banyak mengetahui, yang lebih mengetahui Tim Teknis Kota yang

bersangkutan, PMT setempat, dan UPT Pertanian Kecamatan.

Dipaparkan pula bahwa Kota Serang tahun 2012 sudah tidak ada

penerimaan PUAP lagi, itu karena tidak ada usulan dari Dinas Pertanian Kota

Serang dan tidak ada usulan dari aspirasi anggota dewan dari Daerah

Pemilihannya masing-masing. Untuk dukungan secara teknologi difasilitasi dari

BPTP Provinsi Banten berupa adanya apresiasi Gapoktan untuk pendampingan

teknologi petani, jika secara finansial berupa bantuan permodalan PUAP. Hal

tersebut sebagaimana disampaikan dari pernyataan I2 berikut:

“Aspek dukungan teknologi adanya apresiasi Gapoktan untuk pendampingan teknologi petani. Aspek finansial adanya alokasi dana bantuan usaha kepada Gapoktan melalui PUAP.” (Wawancara pada hari Selasa, 12 Juni 2013, Pukul 14:05 WIB, Kantor BPTP Banten).

Secara kuantitas kurangnya tenaga penyuluh juga juga menjadi kendala

tersendiri dalam pelaksanaan program, idealnya 1 Penyuluh Pendamping 1

Gapoktan, akan tetapi pelaksanaannya tidak demikian. Dan untuk kapasitas SDM

Gapoktan umumnya masih belum memadai, namun dalam rangka pengarahan

Gapoktan menjadi LKM-A tetap upaya tenaga penyuluh mengadakan pelatihan

untuk Gapoktan.

Page 140: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

121

Hal tersebut sebagaimana diungkapkan oleh I5-1 berikut:

“SDM Gapoktan sendiri dilihat dari tingkat pendidikannya di Kecamatan Serang rata-rata SD. Untuk kapasistas SDM segi kuantitas masih kurang, tetapi tenaga teknis ada pelatihan Penyuluh Pendamping bersama PMT yang diarahkan dari sisi penyuluhan teknis untuk mendorong timbulnya LKM-A. Idealnya 1 penyuluh pendamping 1 Gapoktan.” (Wawancara pada hari Jumat, 14 Juni 2013, Pukul 14:35 WIB, Cipare).

Pernyataan tersebut mencerminkan kapasitas sumberdaya manusia petani di

Kecamatan Serang masih rendah. Hal ini didukung dengan data mengenai tingkat

pendidikan petani di Kecamatan Serang dimana 491 petani tergolong belum

sekolah/tidak tamat SD, dan 343 petani hanya tamat SD/SLTP (Program

Penyuluhan Pertanian, 2012). Data mengenai kelas kelembagaan petani di

Kecamatan Serang juga peneliti dapatkan dari UPT Pertanian Kecamatan Serang

yang dapat dilihat pada tabel 4.17 berikut:

Tabel 4.17

Keadaan Kelompok Tani di Kecamatan Serang pada tahun 2012

No Kelurahan Kelompok Tani dan Kelas Kelompok Tani

Wanita tani

Asosiasi Pemula Lanjut Madya Utama

1 Serang 8 - - - 2 - 2 Cipare 7 - - - 1 - 3 Sumur Pecung 4 - - - - - 4 Kota Baru - - - -

- - 5 Lopang 3 1 - - - - 6 Cimuncang 6 - - - - - 7 Unyur 5 - 1 1 1 - 8 Sukawana 4 - 2 1 2 - 9 Lontar Baru 5 - - - 1 - 10 Kaligandu 5 1 - - 1 - 11 Terondol 4 1 - - 2 - 12 Kagungan 3 - - - 1 -

Jumlah 54 3 3 2 11 (Sumber : UPT Pertanian Kecamatan Serang, 2012)

Page 141: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

122

Dari Tabel 4.14 tersebut, dapat dilihat Kondisi di Kecamatan Serang

menunjukkan paling banyak kelompok tani tergolong di Kelas Pemula 54

kelompok, Kelas Lanjut dan Kelas Madya masing-masing 3 kelompok dan kelas

Utama 2 kelompok, sedang untuk wanita tani berjumlah 11. Hal ini menunjukkan

bahwa secara kelembagaan kelompok tani di Kecamatan Serang sebagian besar

tergolong Kelas Pemula.

Keterangan lainnya diungkapkan oleh I5-2 berikut :

“Kalau dukungan salah satunya adanya PMT, ada pelatihan-pelatihan yang diberikan oleh Dinas. Finansial diberikan dana Rp.100.000.000. Teknologi kita bersinergi dengan kegiatan yang lain, SLPTT.” (Wawancara pada hari Rabu, 04 September 2013, Pukul 13:20 WIB, Kasemen).

Selain dukungan dalam bentuk peningkatan kapasitas SDM Petani seperti

pelatihan dan dana stimulan PUAP, dukungan pengetahuan secara teknologi

merupakan bagian dari adanya sinergi program SLPTT dan SLPHT. Sedangkan

untuk bantuan teknologi secara fisik yang membantu kegiatan agribisnis petani

dari PUAP memang tidak ada, tetapi tetap ada ruang bagi petani untuk

memperoleh bantuan teknologi secara fisik dari program lain yang disesuaikan

dengan RUK nya. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh I6-2 berikut:

“Untuk teknologi difasilitasi dimana bantuan teknologi kita usulkan sesuai

dengan RUK, itupun kalau mendapat sebagian alokasi anggaran karena ada

keterbatasan anggaran.” (Wawancara pada hari Sabtu, 14 September 2013, Pukul

11:10 WIB, Cipocok).

Page 142: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

123

Dengan demikian berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan

bahwa ketersediaan sumber daya yang mendukung berjalannya kebijakan dapat

dikatakan belum efektif. Meskipun secara dukungan keilmuan budi daya pertanian

sudah dinilai cukup memadai dalam mendorong pengembangan usaha agribisnis

petani, dan dalam pelaksanaannya harus bersinergi dengan SLPTT dan SLPHT,

namun masih banyak yang perlu di optimalkan dari ketersediaan sumber daya

lainnya seperti keterbatasan smuberdaya Petugas dan sumberdaya Gapoktan,

dukungan finansial dalam bentuk dana pendampingan untuk operasional program

yang juga belum memadai.

Kelima. Peran serta sasaran kebijakan. Menurut keterangan wawancara yang

didapat diketahui bahwa partisipasi Gapoktan dinilai cukup baik dilihat dari

intensitas keaktifannya. Hal tersebut sebagaimana yang diungkapkannya I4

berikut:

“Alhamdulillah (Gapoktan) sekarang sudah mulai mengerti, bahkan sudah membuat progam kalau ada pelatihan selalu diterapkan, paling sering mengikuti pelatihan itu Bapak Jainul Barokah, Bapak Abdul Salam, Bapak Usman itu apapun kegiatannya selalu aktif.” (Wawancara pada hari Kamis, 10 Oktober 2013, Pukul 10:00 WIB, Kantor BIPP Kota Serang).

Dari wawancara tersebut disebutkan ada 2 Gapoktan yang selalu aktif

mengikuti kegiatan dari Kecamatan Serang yaitu Bapak Abdul Salam dan M.

Usman. Secara umum Partisipasi Gapoktan penerima PUAP cenderung

mengalami penurunan.

Page 143: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

124

Seperti yang diungkapkan I5-2 berikut:

“Kalau di pertemuan Gapoktan diawal sebulan sekali mereka, minimal pertemuan kesini-sini tidak. Mereka bertemu paling ketika ada undangan dari dinas atau dari UPT terkait dengan program, bantuan.” (Wawancara pada hari Rabu, 04 September 2013, Pukul 13:20 WIB, Kasemen).

Menurut wawancara tersebut dijelaskan bahwa partisipasi Gapoktan

penerima PUAP aktif ketika awal program PUAP, tepatnya menjelang pencairan

BLM-PUAP. Perkembangan selanjutnya menunjukkan penurunan partisipasi.

Sedangkan dari laporan PMT yang dirilis sampai pada bulan Mei 2013 ada 4

Gapoktan yang masih aktif di Kecamatan Serang. Sebagaimana dapat dilihat pada

tabel 4.18 berikut :

Tabel 4.18

Daftar Gapoktan Aktif di Kecamatan Serang Per Mei 2013

No Nama Gapoktan Desa/ Kelurahan Aktifitas

1 Tunas Abadi Sukawana Aktif

2 Pelita Tani Kaligandu Tidak Aktif

3 Kadaka Lontar Baru Tidak Aktif

4 Jaya Tani Mandiri Terondol Tidak Aktif

5 Barokah Lopang Aktif

6 Setia Tani Cimuncang Tidak Aktif

7 Cipari Cipare Aktif

8 Karya Bahagia Tani Sumur Pecung Tidak Aktif

9 Karya Bersama Unyur Aktif

(Sumber : Penyelia Mitra Tani Kecamatan Serang, 2013).

Page 144: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

125

Kondisi sebagaimana yang telah dipaparkan diatas, didukung pula oleh

pernyataan I6-1 berikut : “Setelah mendapatkan dana itu intensitas pertemuan

semakin menurun, Berjalan 1-2 tahun masih bergulir dan selanjutnya mereka itu

masih kurang menyadari.” (Sabtu, 14 September 2013, Pukul 09:30 WIB,

Cipocok). Dijelaskan dari keterangan tersebut, bahwa partisipasi Gapoktan

terbilang cukup aktif sekitar 1 tahun berjalan program PUAP. Selanjutya

kesadaran masyarakat cenderung kurang untuk terus terlibat aktif didalam

pengembangan kelembagaan tani tersebut, hal ini dapat dilihat dari penurunan

partisipasi anggota Poktan dalam pembinaan yang dilakukan.

Keterangan tersebut diperkuat lagi berdasarkan hasil wawancara peneliti

dengan para pengurus Gapoktan yang ada di Kecamatan Serang. Seperti apa yang

diungkapkan oleh I7-1 berikut: “Sementara saat ini saya tidak terlalu aktif di

pertanian karena sudah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Ciruas, Sekretaris Desa.”

(Wawancara pada hari Senin, 24 September 2013, Pukul 10:00 WIB, Sukawana).

Menurut keterangan I7-1 bahwa dirinya saat ini sudah tidak begitu aktif pada

mengikuti kegiatan PUAP, sehubungan dengan kesibukan profesinya diluar

sebagai Sekretaris Deda di Ciruas.

Hal serupa juga diungkapkan oleh I7-2 berikut: “Antusias saat pembagian.

Sudah tidak ada pertemuan kelompok lagi..” (Wawancara pada hari Jumat, 18

Oktober 2013, Pukul 09:00 WIB, Kaligandu). Ditambahkan pula dari keterangan

I7-2 bahwa saat ini Gapoktannya sudah tidak aktif dimana tidak ada lagi pertemuan

kelompok di Gapoktannya, antusiasme anggota hanya ketika pencairan BLM-

PUAP.

Page 145: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

126

Kondisi yang lebih spesifik dijelaskan oleh I7-6 berikut :

“Sedikit tenggelamnya karena pendekatan PMT dikasih harapan tapi tidak ada realisasi ketika flu burung katanya diganti. Laporan-laporan tapi tidak ada lanjutannya akhirnya Bapak Bobby mau datang malu sendiri. Jadinya sekarang-sekarang jarang kesini. Dari Dinas kurang peran sertanya sendiri kalau tidak di telpon, tidak.” (Wawancara pada hari Senin, 11 November 2013, Pukul 11:00 WIB, Petir).

Pada wawancara tersebut, informan menjelaskan bahwa salah satu sebab

mengapa anggotanya tidak aktif, karena ada unsur kekecewaan anggota terhadap

PMT dan Dinas terkait dianggap kurang responsif dalam menangani permasalahan

mereka. Sebab dari ganti kerugian yang mereka ajukan ke Dinas terkait, melalui

PMT akibat wabah flu burung yang menjangkiti ternak bebek mereka tidak juga

kunjung terealisasi.

Tidak hanya itu, faktor lain yang dinilai membawa pengaruh terhadap

kurangnya partisipasi Gapoktan ini diantaranya adalah adanya efek ikut-ikutan

dari anggota Poktan yang sejak awal tergolong aktif, namun karena melihat ada

anggota lain yang tidak membayar dan ternyata tidak ada konsekuensi tegas,

akhirnya anggota yang aktif pun jadi ikut menilai tidak perlu untuk membayar

bantuan modal PUAP, akhirnya meninggalkan hutang. Hutang inilah yang

kemudian menjadi penyebab anggota jadi turut tidak aktif karena menghindari

penagihan. Hal tersebut senada dengan yang diungkapkan oleh I7-7: “Awal-awal

aktif, kesini-sini macet, kadang-kadang kalau melihat teman begitu ikut-ikutan.”

(Wawancara pada hari Jumat, 22 November 2013, Pukul 11:00 WIB, Cipare).

Page 146: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

127

Dari wawancara yang telah paparkan sebelumnya diketahui bahwa

sebagian besar Gapoktan di Kecamatan Serang menunjukkan kondisi yang hampir

sama, bahwa dari segi partisipasi cenderung menurun, Akan tetapi kondisi

sebaliknya justru dialami oleh Gapoktan Karya Bersama dimana dari anggotanya

masih dinilai aktif partisipasinya. Hal tersebut sebagaimana yang diungkapkan

oleh I7-9 berikut: “Aktif, apalagi ada PUAP jadi semakin maju.” (Wawancara pada

hari Sabtu, 01 November 2013, Pukul 09:00 WIB, Unyur).

Denngan demikian, berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat

disimpulkan bahwa partisipasi sasaran program dalam Pembinaan Kelembagaan

Petani pada Program PUAP di Kecamatan Serang, sebagian besar partisipasinya

aktif ketika diawal program pencairan BLM-PUAP ditahun pertama program.

Perkembangan berikutnya partisipasi cenderung menurun dan banyak yang sudah

tidak aktif.

Keenam, Perkembangan kebijakan. Poin ini membahas mengenai

perkembangan Pembinaan Kelembagaan Petani pada Program PUAP di

Kecamatan Serang. Tujuan akhir dari Pembinaan Kelembagaan Petani pada

Program PUAP adalah dalam upaya membangun lembaga tani yang kuat dan

mandiri, LKM-A adalah sebagai wujud/hasil yang diharapkan dari proses

pembinaan anggota tani. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil wawancara

dengan Tim Pembina tercatat selama kurun waktu 5 tahun berjalannya program

PUAP sejak tahun 2008 sampai 2013 dari 1535 Desa dari 154 Kecamatan yang

menjadi sasaran program PUAP di Provinsi Banten yang menjadi LKM-A baru

ada 54.

Page 147: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

128

Hal tersebut sebagaimana yang diungkapkan oleh I1-1 berikut:

“PR kita sedikit lagi dari 1535 desa dari 154 kecamatan, yang menjadi LKM-A baru 54. Perlu ada perbaikan seperti kelengkapan dokumen, artinya dokumen lebih sederhana tapi mudah dimengerti, karena memang petani adalah praktisi. Kemudian adminsitrasi PUAP jangan terlalu banyak yang sederhana.. Kemudian (penerimaan Gapoktan usulan PUAP) lebih selektif.” (Wawancara pada hari Senin, 18 Februari 2014, Pukul 10:00 WIB, Kantor Distanak Provinsi Banten).

Dari wawancara tersebut diketahui sedikitnya LKM-A yang terbentuk

mengisyaratkan perlunya perbaikan pelaksanaan PUAP dalam berbagai aspek.

Namun yang perlu digarisbawahi dari pernyataan informan diatas, menyebutkan

bahwa proses pengajuan usulan Gapoktan penerima PUAP masih dinilai kurang

selektif dalam artian secara kualifikasi banyak Gapoktan yang kurang memenuhi

syarat untuk menerima program PUAP. Pernyataan lainnya dijelaskan pula oleh

I1-2 berikut :

“Kalau perkembangan PUAP sampai tahun ini kalau dari laporan bagus, tapi kenyataan di lapangan tidak semua benar. Sebenarnya dana itu ada di masyarakat. Kalau di laporan itukan ada real-real saja dananya ada Rp.100.000.000; memang ada, di masyarakat. Tapi dari masyarakat sendiri untuk perkembangan PUAP banyak yang macet karena tidak ada pengembalian.” (Wawancara pada hari Senin, 18 Februari 2014, Pukul 11:30 WIB, Kantor Distanak Provinsi Banten).

Sebagaimana wawancara diatas, diketahui bahwa untuk Perkembangan

PUAP dapat dilihat dari laporan pembukuan adminsitrasi Gapoktan yang laporkan

melalaui PMT. Berdasarkan laporan tersebut secara umum memang baik tapi apa

yang dilaporkan sebenarnya tidak sama dengan realitas di lapangan karena

perputaran modal Gapoktan itu banyak yang masih di anggota belum semua

Page 148: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

129

terserap kembali masuk kas Gapoktan karena pada kenyataannya banyak yang

mengalami stagnasi pembayaran dari anggota. Dari laporan administrasi Gapoktan

diketahui perkembangan aset Gapoktan merupakan perputaran dari usaha

agribisnis maupun simpan pinjam Gapoktan, dimana nilai aset Gapoktan yang

tercatat pada laporan bukanlah nilai real kas Gapoktan yang sesungguhnya, sebab

akumulasi aset Gapoktan tersebut merupakan nilai total dari kas, bank, sisa

angsuran anggota, jasa yang belum diterima Gapoktan dari simpan pinjam,

termasuk inventaris Gapoktan. Anggota yang terkendala pengembalian pinjaman

pembiayaan BLM-PUAP dapat dilihat pada tabel 4.19 berikut:

Tabel 4.19 Perkembangan Aset Gapoktan pada Oktober 2013

No Nama Gapoktan Desa/ Kelurahan

Aset Awal (p)

Aset Saat Laporan (Rp)

Sisa Angsuran (Rp)

1 Tunas Abadi Sukawana 100.000.000 103.000.000 86.800.000

2 Pelita Tani Kaligandu 100.000.000 104.717.910 72.945.000

3 Kadaka Lontar Baru 100.000.000 100.000.000 107.595.000

4 Jaya Tani Mandiri Terondol 100.000.000 104.000.000 56.100.000

5 Barokah Lopang 100.000.000 109.281.700 106.500.000

6 Setia Tani Cimuncang 100.000.000 96.300.000 96.500.000

7 Cipari Cipare 100.000.000 100.644.358 53.250.000

8 Karya Bahagia Tani Sumur Pecung 100.000.000 100.400.000 98.002.850

9 Karya Bersama Unyur 100.000.000 110.227.276 88.937.500

(Sumber : PMT Kecamatan Serang, 2013)

Dari tabel 4.16 tersebut diketahui sisa angsuran Gapoktan di Kecamatan

Serang masih tergolong tinggi. Selain itu, mengenai perkembangan PUAP juga

dilihat dari laporan yang masuk ke Tim Pembina PUAP Provinsi dari 19 LKM-A

Page 149: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

130

yang ada di Kota Serang, 2 diantaranya ada di Kecamatan Serang. Hal ini

sebagaimana diungkapkan oleh I1-2 berikut:

“Di Kecamatan Serang ada 2 Desa (LKM-A) Unyur dan Desa Lopang, tahun 2009 dan tahun 2010 terbentuknya, di Kota Serang ada 19. Memang diharapkan 2-3 tahun terbentuk LKM-A, sehingga PMT dan Tim membentuk LKM-A walaupun proses keuangan ini tidak berjalan 100%.” (Wawancara pada hari Senin, 18 Februari 2014, Pukul 11:30 WIB, Kantor Distanak Provinsi Banten).

Diterangkan pula target pembentukan LKM-A idealnya 2-3 tahun

berjalannya program PUAP, LKM-A merupakan ukuran keberhasilan Pembinaan

Kelembagaan Petani Program PUAP, sehingga mengejar ukuran tersebut, PMT

cenderung menargetkan agar Gapoktan binaannya menjadi LKM-A meskipun

secara laporan keuangan tidak berjalan 100%.

Sedangkan untuk pelaporan perkembangan Gapoktan BPTP Provinsi Banten

diberi kewenangan dari pusat, maka pelaporan dan segala hal yang menyangkut

teknis tugas dari PMT merupakan lingkup kewenangan BPTP Provinsi Banten

untuk memonitor pelaksanaan pembinaan maupun pelaporan dari PMT. Tim

Pembina Provinsi selama ini tetap berkoordinasi dengan BPTP Provinsi Banten

untuk memantau perkembangan program PUAP. Hal ini sebagaimana

diungkapkan oleh I1-2 berikut:

“Dari segi teknis laporan itu terus terang adanya di BPTP. Karena kebetulan yang dipercaya oleh Pusat langsung menangani pembinaan PMT, menyangkut proses keuangan melalui BPTP, kita koordinasi melalui BPTP juga.” (Wawancara pada hari Senin, 18 Februari 2014, Pukul 11:30 WIB, Kantor Distanak Provinsi Banten).

Page 150: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

131

Untuk pelaporan selain diserahkan ke BPTP juga perlu diketahui Tim

Teknis Kota, Dinas Pertanian Kota Serang. Namun dari Dinas Pertanian Kota

Serang selama ini sudah mempercayakan penuh melaui BIPP Kota Serang, maka

pelaporan PMT pun selama ini hanya sampai di BIPP Kota Serang. Hal tersebut

sebagaimana pernyataan I3 berikut ini: “Sudah diserahkan ke BIPP. Jadi laporan

sekedar tahu saja Dinas, tapi biasanya ke BIPP.” (Wawancara pada hari Kamis,

13 Februari 2014, Pukul 10:16 WIB, Kantor Dinas Pertanian Kota Serang).

Sedangkan menurut BIPP Kota Serang menerangkan bahwa Kota Serang

terakhir menerima PUAP di Tahun 2011 namun di Kecamatan Serang dari 12

kelurahan ada 3 kelurahan yang belum menerima PUAP. Kelurahan tersebut

diantaranya adalah Kagungan, Serang dan Kota Baru. Berikut pernyataan I4 :

“Kalau masalah dananya digulirkan atau tidaknya kelihatan dari buku-buku yang ada dipegang oleh Poktan, Gapoktan. Masalah administrasi dilihat dari buku kas umum dan kas rekening tabungan itu. Untuk Kecamatan Serang hanya 3 lagi yang belum dikeluarkan, tidak diajukan. Karena disini ditujukkannya yaitu untuk potensi masalah bidang Pertanian. Yang belum dapat Kelurahan Kagungan, Serang, Kota Baru yang belum dapat, tahun 2012 masih ada PUAP terakhir.” (Wawancara pada hari Kamis, 10 Oktober 2013, Pukul 10:00 WIB, Kantor BIPP Kota Serang.

Pernyataan lainnya diungkapkan oleh I6-2 berikut:

“Di Kecamatan Serang dari 12 kelurahan sejauh ini 9 yang sudah terdaftar bertahap dari 2008. Tinggal 3 Kelurahan Serang belum. Di Kecamatan Serang ada 2 LKM-A Bapak Usman di Unyur, dan Sukawana Bapak Mamad.” (Wawancara pada hari Sabtu, 14 September 2013, Pukul 09:30 WIB, Cipocok).

Page 151: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

132

Pada wawancara tersebut, disebutkan bahwa di Kecamatan Serang sudah

ada 2 LKM-A yang terbentuk yaitu Bapak M. Usman di Unyur dan Bapak Mamad

Asyari di Sukawana. Disebutkan pula bahwa di Kecamatan Serang dari 9

Gapoktan 1 menjadi Gapoktan model sebagai percontohan untuk Gapoktan

lainnya yaitu Gapoktan Karya Bersama yang diketuai oleh Bapak M. Usman.

Berikut adalah pernyataan I5-1: “Pencapaian target di Kecamatan Serang ada 1

dari 9 yang menjadi Gapoktan model, yaitu Gapoktan Bapak Usman.”

(Wawancara pada hari Jumat, 14 Juni 2013, Pukul 14:35 WIB, Cipare).

Pernyataan lainnya juga diungkapkan oleh I5-2 berikut:

“Ditahun kedua bahkan ada peraturan yang dibuat oleh Dinas diluar dari kebijakan Pusat tidak boleh pengurus itu adalah Perangkat Desa. Hanya tetap ada saudaranya, ada saja yang begitu. Dari 9 Gapoktan hanya 1 yang berjalan kita ketemu di acara-acara yang mereka akan dapat program lain. Yang jadi permasalaan kalau diundangnya untuk kegatan PUAP mereka tidak datang karena takut ditanya, Paling Bapak Usman yang sudah menjadi LKM-A, sama Bapk Mansur yang masih rutin.” (Wawancara pada hari Kamis, 23 Oktober 2013, Pukul 18:20 WIB, Kasemen).

Pada wawancara terseebut dijelaskan bahwa peraturan dari Dinas Teknis

PUAP tidak diperkenankan pengurus Gapoktan adalah Perangkat Desa. Namun

pada kenyataannya tidak demikian, ada saja ditemui kerabat Gapoktan bahkan

mungkin Gapoktannya sendiri yang menjadi perangkat Desa, yang berarti akses

untuk mendapat berbagai bantuan dari Dinas itu terbuka lebar dan memperkecil

kesempatan bagi Gapoktan lain untuk mendapatkan bantuan serupa. Masih senada

dengan yang diungkapkan PMT sebelumnya, disebutkan pula bahwa dari 9

Gapoktan yang ada di Kecamatan Serang 2 yang masih aktif, dimana 1

Page 152: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

133

diantaranya menjadi LKM-A yaitu Gapoktan Bapak M.Usman. Sedangkan yang

lain kurang aktif, dimana secara keorganisasian PUAP mereka cenderung

menghindari pertemuan PUAP karena khawatir ditagih. Masalah serupa juga

dijelaskan oleh I5-2 berikut :

“Gapoktannya tidak melaksanakan keorganisasiaannya jadi uang itu adanya di kelompok-kelompok. Banyak juga ternyata ketua kelompoknya jadi misalnya sudah perguliran dari anggota sudah mengembalikan, sama ketua kelompok ini karena ketua Gapoktannya juga tidak diharuskan akhirnya dimakanlah sama ketua kelompok, jadi anggota terkadang ada yang sudah membayar tidak dapat lagi, karena uangnya sudah di makan sama ketua kelompok”. (Wawancara pada hari Rabu, 04 September 2013, Pukul 13:20 WIB, Kasemen).

Menurut Keterangan wawancara diatas, diketahui bahwa permasalahan

stagnasi pengembalian dana BLM-PUAP ini terjadi di Poktan. Dimana ditemui di

lapangan masalahnya adalah ketua Poktan tidak menyetorkan angsuran anggota ke

Gapoktan, terlebih sebagai bantuan sosial PUAP ini tidak diikuti dengan sanksi

tegas bagi anggota yang tidak mau komitmen dalam pengembalian, seakan tidak

ada keharusan dari Gapoktan untuk pembayaran angsuran permodalan PUAP

tersebut. Sehingga berakibat pada dana yang seharusnya dapat dipergulirkan

kembali ke anggota ternyata tidak dapat dipergulirkan.

Dijelaskan pula mengenai perkembangan PUAP di Kecamatan Serang dari

9 Gapoktan Penerima PUAP yang kondisinya mengalami kemacetan total adalah

Gapoktan Karya Bahagia Tani yang di Ciloang, Kelurahan Sumur Pecung.

Menurut keterangan wawancara yang dilakukan peneliti, dijelaskan bahwa

Pengurusnya sulit untuk ditemui.

Page 153: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

134

Hal tersebut diungkapkan oleh I6-1 berikut:

“Perkembangan PUAP di Kecamatan Serang memang agak tersendat, di Serang itu yang macet total yang di Ciloang. Masih dalam pembinaan, pusat sudah tahu. Jadi kami pembinaan tidak kurang tapi karena mungkin orangnya susah ditemui, tugas. Saya belum tahu persis macetnya seperti apa karena tali komunikasinya terputus dengan dia susah untuk menemui.” (Sabtu, 14 September 2013, Pukul 09:30 WIB, Cipocok).

Gapoktan di Ciloang tersebut merupakan usulan dari aspirasi anggota

dewan, bukan melalui Kecamatan. Gapoktan di Ciloang merupakan orang yang

juga memprovokatori dana PUAP sebagai dana hibah. Diungkapkan pula bahwa

dari pihak kecamatan selama ini membiarkan persoalan di Ciloang, karena tidak

mau terlibat konflik dengan anggota dewan tersebut. Hal ini sebagaimana

diungkapkan oleh I6-2 berikut:

“Yang benar-benar macet Ciloang itu dari aspirasi. Awal-awalnya yang ekstrim yang provokator menggembar gemborkan itu dana hibah. Kecamatan tidak dilihat jadi terlalu banyak anggaran yang dijadikan aspirasi oleh dewan. Kebetulan memang di sana ada orang Dewan kita cari yang aman saja nanti ada konflik.” (Wawancara pada hari Sabtu, 14 September 2013, Pukul 11:10 WIB, Cipocok).

Informasi mengenai Gapoktan Karya Bahagia Tani tersebut juga

diungkapkan oleh I7-1 berikut: “Ciloang ketua kelompoknya saja puluhan juta

pengurusnya juga.” (Wawancara pada hari Senin, 24 September 2013, Pukul

10:00 WIB, Sukawana). Dari informasi tersebut diketahui bahwa Pengurus

Gapoktan Karya Bahagia Tani alokasi dana pembiayaan permodalan PUAP lebih

banyak di Pengurus dan Ketua Gapoktan dibanding anggotanya.

Page 154: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

135

Dengan demikian berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat disimpulkan

bahwa pelaksanaan Pembinaan Kelembagaan Petani masih belum berjalan baik.

Sebab banyak ditemui indikasi yang mengarah pada belum optimalnya

perkembangan kebijakan seperti masih ditemui masalah satgnasi perguliran dana

PUAP di Gapoktan, LKM-A yang berlum berjalan, ketidaksesuaian aturan main

dengan kondisi di lapangan terlihat dari masih ditemuinya pengurus Gapoktan

yang merupakan Aparat Desa atau yang bukan dari bidang pertanian dan berbagai

masalah lainnya.

Ketujuh, Kendala pelaksanaan kebijakan. Poin ini membahas mengenai

kendala dalam pelaksanaan Program PUAP di Kecamatan Serang. Menurut

keterangan dari Tim Pembina PUAP Provinsi Banten secara umum kendala yang

ditemui di lapangan itu hampir sama antara daerah satu dengan lain. Hal tersebut

diungkapkan oleh I1-1 berikut:

“Kendala diantaranya : (1) stagnasi SPP karena sanksi yang kurang dari kelompok; (2) Petani mungkin tamatannya SD kurang pengertian; (3) Menurut Undang-Undang nomor 16 tahun 2012, 1 penyuluh 1 desa, ini 1 banding 1 kecamatan. Yang pasti pendamping itu kekurangan tenaga, sekarang saja 1 Provinsi 1151 yang menerima PUAP tenaga hanya 242 data 2008 sampai 2012. Wilayahnya sekarang 1 penyuluh 1 Kecamatan. Penyuluh tugasnya bukan PUAP saja dia harus mensukseskan ketahanan pangan, seharusnya PMT spesifik PUAP. Sekarang jumlah penyuluh PNS saja 242 orang dari jumlah 1535 Desa; (4) Penugasan PMT kadang-kadang tidak satu jalur Pembagian wilayah ini yang belum jelas. Kadang berprinsip team work 2 orang. Ini juga kendala, tidak tepat sasaran; (5) Antara penyuluh dan PMT ada salah pengertian, disinergikannya sangat sulit sama kita. Kita mau membina susah karena PMT bukan dibawah kita. Ini yang ribet PMT diangkat oleh Kementerian, tapi disisi lain ada program PUAP, yang melekat di masyarakat Banten, penyuluh bukan kewenangan Dinas Pertanian, Jadi kita kalau pembinaan tidak bisa besifat instruksi, paling saran saja; (6) Dana operasionalnya, kurang, menyurutkan motivasi dia (tim penyuluh) dalam membina.” (Wawancara pada hari Senin, 18 Februari 2014, Pukul 10:00 WIB, Kantor Distanak Provinsi Banten).

Page 155: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

136

Berdasarkan wawancara tersebut, disebutkan 3 kendala dalam pelaksanaan

program PUAP bagi petugas teknis seperti: (1) Kurangnya SDM tenaga penyuluh,

idealnya 1 penyuluh 1 Desa, kenyataannya 1 penyuluh 1 Kecamatan. Sejak 2008

hingga 2012 tercatat 1151 penerima PUAP di Provinsi Banten. Tenaga Penyuluh

242 orang dengan jumlah 1535 Desa yang ada di Provinsi Banten; (2)

Pembagian wilayah Kerja PMT kurang efisien; (3) Sulitnya mensinergikan PMT

dan Penyuluh Pendamping; (4) Kurangnya dana operasional pembinaan.

Sedangkan 2 diantaranya merupakan kendala yang ada di Gapoktan yaitu: (1)

Kurangnya kesadaran masyarakat untuk pengembalian PUAP; (2) Kurangnya

SDM Petani.

Pernyataan lainnya juga diungkapkan oleh I1-2 berikut:

“Adanya kecemburuan sosial antara Penyuluh Pendamping dan PMT. Dari Penyuluh bahwa yang lebih berhak menangani PUAP adalah PMT, karena pengetahuannya melekat di PMT. Masalah PMT sama penyuluh honor. PMT hampir 4 jutaan yang ini (penyuluh pendamping) di honorin sama pemerintah juga tapi bukan dari PUAP, kalau PNS tidak ada honor tapi kalau tenaga honor THL di honorin tapi bukan dari honor PUAP hanya pemerintah menitipkan program. Tapi kalau PMT yang dilatih PUAP, tapi di lapangan konsentrasi pada poktan Penyuluh.” (Wawancara pada hari Senin, 18 Februari 2014, Pukul 11:30 WIB, Kantor Distanak Provinsi Banten).

Sebagaimana telah dijelaskan pada wawancara tersebut bahwa salah satu

kendala dalam pelaksanaan program PUAP yaitu sulitnya mensinergikan PMT

dan Penyuluh Pendamping karena berada dibawah kewenangan Instansi yang

berbeda. Dalam pelaksanaan tugas di lapangan terlihat seperti ada saling lempar

Page 156: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

137

tanggung jawab, dimana Penyuluh Pendamping merasa bahwa PMT merupakan

tenaga penyuluh yang khusus diangkat, dilatih dan mendapat honor khusus PUAP

untuk membina Gapoktan, sedang penyuluh pendamping tidak demikian.

Keterkaitan Penyuluh Pendamping dalam hal ini sebagai pelaksana tugas rutin

penyuluhan UPT Pertanian Kecamatan setempat, posisinya hanya mendampingi

PUAP mengingat banyak program Penyuluhan dari Dinas pertanian lainnya yang

juga menjadi rutinitas pekerjaan Penyuluh.

Masih terkait kendala program, pernyataan lainnya juga diungkapkan oleh

Penyuluh Pendamping Kecamatan Serang. Berikut adalah pernyataan I6-1:

“Kendala diantaranya : (1) lebih pada kemauan Gapoktan terkait dengan tingkat keseriusan mereka untuk mengikuti pembinaan; (2) Dari pusat adanya program tersebut tidak didampingi dengan operasionalnya; (3) Keterbatasan tenaga pendamping dalam melakukan pengawasan terhadap jumlah Gapoktan dan Poktan yang bervariasi. Masalah keterbatasan SDM itu karena ada ketidak tegasan penempatan tenaga penyuluh yang seharusnya ke lapangan tetapi mereka dipakai oleh Dinas sebagai tenaga administrasi padahal kuota perekrutan CPNS awalnya diperuntukan untuk Penyuluh; (4) waktu itu berbau politik sehingga data itu bukan dari kita langsung dari pusat penetapan dulu baru verifikasi itu yang salahnya. Itu yang pertama tahun 2008”. (Wawancara pada hari Sabtu, 14 September 2013, Pukul 09:30 WIB, Cipocok).

Menurut wawancara di atas, selain kurangnya kesadaran Gapoktan sebagai

kendala pembinaan Gapoktan itu sendiri, disebutkan juga finansial yang kurang

memadai juga menjadi kendala tim teknis dalam pelaksanaan program. Tidak

dipungkiri adanya program tersebut sejak digulirkan tahun 2008 tidak terlepas

dari unsur politis. Dimana seharusnya Gapoktan penerima PUAP merupakan

usulan dari bawah atas rekomendasi dari UPT Pertanian Kecamatan Serang, tapi

Page 157: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

138

ternyata pada pelaksanaannya tanpa sepengetahuan UPT Pertanian Kecamatan,

adanya Gapoktan tersebut merupakan aspirasi anggota Dewan.

Keterangan lainnya juga peneliti dapatkan dari I6-2 berikut ini :

“Kendala diantaranya : (1) dana operasionalnya tidak ada; (2) 3 penyuluh untuk 12 Kelurahan, jadi 1 penyuluh untuk 4 Kelurahan, Ini tidak ideal. Idealnya 2 Desa minimalnya 1 petugas; (2) manajemennya kurang bagus, dari Provinsi mau penyuluhan ke kelompok, harus pakai surat dahulu ke Dinas, Dinas ke UPT kadang-kadang secara prosedur ada tapi kebanyakan tidak; (3) Yang menjalankan PUAP petani miskin rata-rata dan juga bukan petani murni tapi petani penggarap jadi harus mengembalikan hasil garapannya kadang-kadang gagal panen. Gagal panen bukan penyakit saja faktor air karena di kita ada galian pasir/cucian pasir di Cibanten yang limbahnya dibuang ke saluran irigasi itu pada mati semua tanamannya, yang terkena wilayah Unyur, Sukawana, itu baru Kecamatan Serang, belum Kecamatan lain; (4) Kadang-kadang masalah hukum tidak disentuh dalam sosialisasi sehingga mereka tidak takut dan tidak sadar walaupun menyangkut hukum.” (Wawancara pada hari Sabtu, 14 September 2013, Pukul 11:10 WIB, Cipocok)

Masih sama dengan apa yang diungkapkan informan sebelumnya mengenai

kendala Petugas terkait yang juga mengungkapkan kendala financial dalam

pembinaa. Selain itu, kurangnya Petugas Penyuluh juga menjadi kendala. Lebih

spesifik disebutkan ada 3 Penyuluh Kecamatan, penyuluh tersebut juga

merangkap sebagai Penyuluh Pendamping PUAP untuk menangani 12 Kelurahan,

itu berarti 1 penyuluh menangani 4 kelurahan. Padahal idealnya 1 penyuluh untuk

1 Kelurahan/Desa. Terkait masalah koodinasi Tim Pembina PUAP sering kali

tidak memberikan pemberitahuan terlebih dahulu ketika hendak melakukan

penyuluhan ke Gapoktan, padahal segala sesuatu yang menyangkut kegiatan dan

perkembangan Poktan/Gapoktan harus atas sepengetahuan pihak UPT Pertanian

Kecamatan Serang.

Page 158: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

139

Terkait dengan masalah stagnasi pengembalian BLM-PUAP salah satu

penyebabnya adalah gagal panen. Gagal panen tersebut bukan hanya karena faktor

kemarau, melainkan adanya limbah galian pasir yang mencemari Sungai

Cibanten. Pencemaran ini tentu berdampak pula pada penyaluran irigasi di

sekitarnya termasuk di Kecamatan Serang. Sedangkan mengenai kurangnya

kesadaran Gapoktan tidak terlepas dari sosialisasi yang kurang optimal dimana

sanksi hukum kurang disentuh sehingga banyak Poktan yang menganggap sepele

persoalan kemacetan pengembalian dana PUAP.

BIPP Kota Serang ketika diwawancarai terkait dengan kendala program,

berikut pernyataan dari I4:

“Kurang SDM Petugas, sepetti Ibu ini sekarang tidak punya staf, tapi harus tetap ke lapangan Ibu juga sendiri. Kalau Ibu kepanjagan tangan dari dinas. Dinas sendiri kekurangan orang, Kasi tidak punya staf jadi kerja sendiri-sendiri. Penambahan kuota CPNS sudah, nanti ditarik lagi ke dinas ada yang di Provinsi.” (Wawancara pada hari Kamis, 10 Oktober 2013, Pukul 10:00 WIB, Kantor BIPP Kota Serang).

Menurut wawancara tersebut diketahui bahwa BIPP Kota Serang mengalami

kekurangan SDM. Diungkapkan pula bahwa Dinas Pertanian Kota Serang juga

kekurangan staf dan banyak Kasi yang tidak memiliki Staf. Upaya penambahan

kuota CPNS sebenarnya sudah dilakukan, namun seringkali ditarik untuk bekerja

di dinas bahkan Provinsi.

Page 159: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

140

Terkait kendala juga dialami PMT. Berikut adalah pernyataan I5-1:

“Kendala diantaranya : (1) Beragamnya karakter Poktan juga menjadi kendala, masih adanya perbedaan persepsi Poktan sehingga sulit untuk menyeragamkan persepsi untuk mendorong ke arah LKM-A; (2) Analisa usaha yang buat PMT, itu tidak nyambung (seharusnya anggota yang buat). Tapi kalau anggota yang buat pusing RUA, RUK. Jangan sampai permintaan laporan itu banyak di PMT, karena tugasnya banyak di lapangan teknis dan non teknis. Lebih baik laporan simple tapi dibuat PMT dan jelas”. (Wawancara pada hari Jumat, 14 Juni 2013, Pukul 14:35 WIB, Cipare).

Menurut wawancara diatas disebutkan kendala-kendala yang ada seperti :

(1) Beragamnya karakter Poktan menjadi kendala dalam Pembinaan; (2)

Pembuatan RUA dan RUK yang kurang fleksibel dibebankan kepada Poktan yang

notabennya petani kurang memahami pembuatan laporan RUA, RUK, RUB pada

akhirnya menyulitkan PMT karena seringkali PMT lah yang kemudian harus

membuat laporan-laporan tersebut.

Selain itu dijelaskan oleh PMT adanya kemacetan selain karena pada

masalah pengembangan usaha Gapoktan itu sendiri, juga karena faktor gagal

panen akibat wabah penyakit yang menyerang tanaman petani. Pernyataan

tersebut diungkapkan I5-2 berikut:

“Kalau arahan dari DEPTAN sendiri dari dana itu harus dibagi dimana Gapoktan itu harus punya variasi usaha. ketika mereka gagal panen tidak bisa mengembalikan pinjaman PUAP, yang ada (uang) uintuk mereka modal lagi. Serang sendiri terjadi puso/gagal panen 2 tahun yang lalu mulai dari situ macetnya. Ditambah ada perbaikan irigasi sudah hampir 2 tahun di daerah Pamarayan.” (Wawancara pada hari Rabu, 04 September 2013, Pukul 13:20 WIB, Kasemen).

Page 160: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

141

Menurut Keterangan wawancara tersebut diketahui kendala yang ditemui di

Gapoktan yaitu mayoritas Poktan tidak melakukan disverifikasi usaha tani hanya

mengandalkan satu sektor usaha, sehingga ketika gagal panen tidak dapat

menutupi kerugian dari sektor lain, apalagi jika dibebankan untuk mengangsur

bantuan modal PUAP masih belum bisa dilakukan. Adapun penyebab gagal panen

selain karena faktor alam seperti kekeringan juga adanya perbaikan irigasi di

daerah Pamarayan sudah 2 tahun ke belakang, yang selama ini mengairi sawah di

sekitarnya sehingga aliran air tidak mengalir seperti biasanya.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti tersebut, dapat disimpulkan mengenai

kendala petugas teknis dalam pelaksanaan Program PUAP diantaranya : (1)

Kurangnya jumlah petugas teknis, Tenaga Penyuluh baik PMT maupun Penyuluh

Pendamping; (2) Partnership antara PMT dan Penyuluh Pendamping kurang; (3)

Dana dampingan untuk operasional pembinaan kurang memadai; (4) Kurangnya

koordinasi antar Tim Teknis dan petugas di lapangan (PMT dan Penyuluh

Pendamping); (5) Beragamnya karakter Poktan menjadi kendala pembinaan; (6)

Pembagian wilayah kerja PMT yang tidak efisien; (7) Kurangnya pengawasan

dari Tim Teknis terkait terhadap pelaksanaan program PUAP.

Sedangkan mengenai kendala di Gapoktan diantaranya : (1) Kurangnya

SDM Gapoktan; (2) Seleksi Gapoktan Penerima PUAP masih dirasa kurang tepat;

(3) Stagnasi Pengembalian dana BLM-PUAP Poktan akibat gagal panen baik

karena faktor iklim dan pencemaran irigasi; (4) Mayoritas Gapoktan tidak

melakukan disverikasi usaha sehingga ketika gagal panen hanya mengandalkan

satu sektor dan tidak dapat menutupi kerugian.

Page 161: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

142

Kedelapan, Upaya mengatasi kendala implementasi. Upaya yang telah

dilakukan untuk mengatasi kendala sebagaimana telah dibahas pada poin tujuh

diatas, berikut adalah hasil wawancara dengan I1-1:

“Upayanya antara lain : (1) Pertemuan dengan masyarakat langsung tidak ada, karena menyangkut resiko anggaran, kita hanya sebatas pengurus. Ke PMT saya katakan pada mereka bahwa itu adalah tupoksi mereka; (2) Sanksi tidak bisa, karena BLM Kecuali kalau ada komitmen di kelompok. Kalau penyelewengan di ketua memang ada konsekuensinya di KUHP, semestinya ada ketentuan di kelompok tani dengan AD-ART; (3) Petani itu adalah orang praktisi bukan orang teoritis. Tidak mau pusing apalagi dengan tulisan banyak yang sulit dibaca. Maka dari itu diberi pendamping, pilih ketua yang bisa untuk diajarkan; (4) Sinergi PMT sama Penyuluh Pendampig dengan menasehati PMT dan Penyuluh. (5) Pengadaan tenaga penyuluh kita sudah berkali-kali mengadakan, tapi itu kewenangan Badan Kepegawaian; (6) Kami selalu berbicara tolong rapikan administrasi (Gapoktan). Penyuluh jangan minta jatah (BLM-PUAP), walaupun dikasih, tolak.” (Wawancara pada hari Senin, 18 Februari 2014, Pukul 10:00 WIB, Kantor Distanak Provinsi Banten).

Berdasarkan wawancara tersebut diketahui bahwa upaya yang dilakukan

dalam mengatasi kendala petugas teknis pada pelaksanaan program seperti : (1)

Kendala kurangnya Dana operasional program, maka pembinaan diefektifkan

sebatas pengurus Gapoktan saja. Tim Pembina PUAP juga berusaha memberikan

pemahaman PMT untuk tetap melaksanakan tupoksi sebagaimana mestinya; (2)

Masalah partnership PMT dan Penyuluh Pendamping Tim Pembina PUAP

Provinsi Banten tetap memberikan pembinaan pada PMT dan penyuluh

pendamping secara invidu dalam rangka memberikan pemahaman keduanya agar

tetap saling berkerja sama; (3) Terkait keterbatasan kuantitas SDM petugas

penyuluh, upaya pengadaan tenaga penyuluh sudah dilakukan namun kewenangan

tetap ada di Badan Kepegawaian Daerah (BKD); (4) Mengenai kurangnya

pemantauan langsung, Tim Pembina Provinsi Banten tetap menghimbau Gapoktan

Page 162: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

143

untuk merapikan administrasi, dan menghimbau penyuluh agar tidak meminta

imbalan sepeserpun dari PUAP karena aturannya tidak diperkenankan, hal ini

untuk mengantisipasi adanya pembagian persentasi BLM-PUAP yang bukan pada

tempatnya.

Sedangkan upaya mengatasi kendala di Gapoktan diantaranya : (1) Dengan

beragamnya karakter Gapoktan, Tim Pembina PUAP Provinsi Banten

menghimbau kepada PMT bahwa melakukan pengarahan harus memahami

Gapoktan sebagai paktisi, yaitu menyesuaikan bagaimana cara yang tepat

mengarahkan Gapoktan disesuaikan dengan karakternya; (2) Kemacetan

perputaran BLM-PUAP dianggota tidak dapat dikenai sanksi hukum sebab PUAP

sebagai Bantuan Sosial, kecuali jika benar ditemui adanya penyelewengan oleh

Pengurus. Itulah mengapa perlu adanya komitmen yang mengikat di Gapoktan.

Perihal mengenai upaya dalam mengatasi kendala pelaksanaan program

PUAP diungkapkan pula oleh I1-2 berikut :

“Upayanya antara lain : (1) Ini menyangkut pembinaan pada intinya lengkapi administrasi. Kalau melakukan usaha agribisnis sesuaikan dengan RUA. Ketua/bendahara Gapoktan itu tidak diperkenankan mengeluarkan uang satu persen pun ke pihak yang tidak berhak menerimanya; (2) Tenaga Penyuluh itu kebijakan pusat, Provinsi tidak ada wewenang penambahan atau mengurangi tenaga hanya sifatnya melaporkan saja. Tambah kita Dinas Pertanian, kalau penyuluh pertanian ada di BIPP; (3) Kita punya dana 13 OP pada saat kegiatan tertentu kita ke lapangan kita bisa menyelipkan pembinaan terhadap PUAP, jadi tidak kaku terhadap anggaran yang ada, kita melakukan pembinaan terhadap penerima Gapoktan pada tahun yang bersangkutan.” (Wawancara pada hari Senin, 18 Februari 2014, Pukul 11:30 WIB, Kantor Distanak Provinsi Banten).

Page 163: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

144

Berdasarkan wawancara tersebut disebutkan bahwa upaya dalam mengatasi

kendala petugas teknis pada pelaksanaan program PUAP diantaranya : (1)

Mengenai keterbatasan tenaga penyuluh, Tim Pembina Provinsi Banten tidak

berwenang untuk melakukan pengurangan dan penambahan tenaga penyuluh; (2)

Meski ada keterbatasan anggaran operasional pembinaan tetap PUAP dilakukan

ketika ada kegiatan lain di lapangan dan dengan melakukan prioritas pembinaan

untuk Gapoktan penerima PUAP tahun bersangkutan. Sedangkan upaya terkait

kendala di Gapoktan seperti untuk mengantisipasi pemerasan oknum, dimana

pengurus Gapoktan diminta untuk merapihkan administrasi sesuai dengan RUA.

Pernyataan lainnya diungkapkan oleh I2 berikut :

“Upayanya antara lain : (1) Dengan keterbatasan SDM dalam pembinaan Gapoktan, yaitu dalam satu wilayah ada Gapoktan model untuk dijadikan contoh Gapoktan lainnya; (2) Pembagian tugas supaya jelas karena dari Dinas Provinsi juga ada kewajiban yang harus mereka laksanakan untuk PUAP. BPTP 2 tahun terakhir juga agak keteteran kalau harus meng-handle sendiri akhirnya antara Kepala Dinas dan Kepala Balai kita komunikasi untuk jalan keluar, akhirnya dicarikan solusi dan kerjaan dibagi dua.” (Wawancara pada hari Selasa, 12 Juni 2013, Pukul 14:05 WIB, Kantor BPTP Banten).

Menurut wawancara tersebut, upaya yang dilakukan untuk mengatasi

keterbatasan tenaga penyuluh adanya Gapoktan Model yang dapat dijadikan

percontohan bagi Gapoktan lainnya. Diakui pula oleh BPTP Provinsi Banten 2

tahun terakhir kewalahan meng-handle PUAP oleh karenanya untuk meringankan

tugasnya, adanya pembagian tugas antara BPTP Provinsi Banten dengan Tim

Teknis Kota.

Page 164: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

145

Terkait dengan upaya yang dilakukan Dinas Pertanian Kota Serang untuk

mengatasi kendala program, Dinas Pertanian Kota Serang sudah mempercayakan

pelaksanaan teknis di lapangan melalui UPT Kecamatan. Dimana banyak

pekerjaan dinas yang kemudian membuat peran dinas dalam pelaksanaan Program

PUAP kurang optimal. Sebagaimana diungkapkan I3 berikut:

“Sudah percaya pada kepanjangan tangan daripada dinas itu UPT yang ada di Kecamatan, tapi didudukan sebagai pengurus keorganisasian tetap di dinas, kalau ada apa-apa ke bagian kelembagaan Ibu Heni.” (Wawancara pada hari Kamis, 13 Februari 2014, Pukul 10:16 WIB, Kantor Dinas Pertanian Kota Serang).

Lebih lanjut I3 juga menambahkan pernyataannya sebagai berikut :

“Upayanya antara lain : (1) Mekanisme penerima PUAP yang langsung ke rekening tapi nanti cairkan bertahap, pengambilannya diatur kalau tidak diawasi banyak dibelikannya bukan untuk usaha pertanian. PMT yang mengarahkan; (2) Penyuluh Pendamping sedikit, PMT bekerjasama dengan fungsional Penyuluh ini; (3) Harusnya ada sosialisasi evaluasi dibawa di Gapoktan ketua, wakil bendahara dengan anggota, ini yang belum berjalan.” (Wawancara pada hari Kamis, 13 Februari 2014, Pukul 10:16 WIB, Kantor Dinas Pertanian Kota Serang).

Pada wawancara tersebut, disebutkan upaya yang dilakukan untuk

mengatasi kendala petugas teknis di lapangan diantaranya : (1) Mengenai

Pengawasan pengambilan anggaran PUAP agar alokasinya sesuai pengajuan

usaha tani. Dijelaskan pula untuk mengawasi pelaksanaan perguliran dana

permodalan PUAP selain dihadiri oleh aparat desa juga melibatkan Bintara

Pembina Desa (Babinsa); (2) Dalam pelaksanaannya keterbatasan Penyuluh

Pendamping dibantu dengan PMT. Sedangkan kendala di Gapoktan mengenai

Page 165: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

146

kurangnya kesadaran Gapoktan terhadap program, maka sosialisasi dan evaluasi

tidak sebatas pengurus Gapoktan tetapi sampai pada anggota.

Masih terkait dengan pengawasan saat pencairan BLM-PUAP yang

melibatkan Babinsa, hal ini dijelaskan pula oleh PMT. Babinsa bertugas menjaga

keamanan dan ketertibam desa yang masuk dalam wilayah teritorial binaan.

Babinsa tersebut turut mengawasi tertib acara ketika pencairan anggaran,

termasuk mengundang Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan Wartawan,

meskipun diakui ada saja LSM dan Wartawan “bodong” alias bohong-bohongan,

setidaknya menjadi peringatan bagi masyarakat jika dana tersebut tidak

dipergulirkan sebagaimana mestinya. Hal tersebut sebagaimana yang diungkapkan

oleh I5-2 berikut :

“Sekarang mulai ada beberapa bantuan yang sudah sampai melibatkan Babinsa, yang membedakan aturannya mainnya jadi pembelian ini harus disaksikan oleh aparat desanya. Jadi nanti kaya perjanjiannya sekarang diawasi oleh LSM/Wartawan. Yang bermain itu LSM dan Wartawan kebanyakan kan bodong. Cuma ada takutnya juga si Petani.” (Wawancara pada hari Kamis, 23 Oktober 2013, Pukul 18:20 WIB, Kasemen).

Sedangkan terkait dengan masalah kurangnya tenaga penyuluh upaya

penambahan kuota CPNS untuk tenaga Penyuluh hingga saat ini belum terealisasi.

Menurut keterangan yang didapatkan seringkali penambahan kuota CPNS tenaga

penyuluh justru dialihkan tugas fungsinya untuk mengerjakan tugas struktural di

dinas bukan untuk membantu pekerjaan penyuluh di lapangan.

Page 166: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

147

Hal tersebut sebagaimana yang diungkapkan I6-2b erikut:

“Upaya untuk menambah tenaga penyuluh melalui rekruitmen CPNS yang kuotanya penyuluh tetapi dialih tugaskan fungsinya untuk mengerjakan tugas struktural sedangkan kuota perektrutan CPNS penyuluh yang secara Undang-Undang atau peraturan pemerintah disalahgunakan karena kebijakan Pemda yang menarik tenaga penyuluh untuk mengerjakan tugas struktural”. (Wawancara pada hari Sabtu, 14 September 2013, Pukul 11:10 WIB, Cipocok)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat disimpulkan upaya yang

dilakukan tim teknis dalam mengatasi kendala pelaksanaan Program diantaranya :

(1) Adanya komitmen yang kuat dari seluruh tim teknis dalam menjalankan

Program PUAP; (2) Perlunya kerjasama dari seluruh Tim Teknis PUAP dalam

mendukung berjalannya program termasuk partnership tim penyuluh; (3)

Penghematan anggaran program dan prioritas pembinaan penerima Gapoktan

tahun bersangkutan; (5) Adanya Gapoktan model sebagai percontohan yang dapat

memacu Gapoktan lain untuk berkembang; (6) Adanya pengawasan penggunaan

anggaran PUAP melibatkan segenap petugas teknis kecamatan, aparat desa dan

Babinsa; (7) Sosialisasi dan evaluasi di tingkat pengurus Gapoktan.

2. EFISIENSI

Efisiensi, seberapa banyak usaha untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Berkenaan dengan jumlah usaha yang diperlukan untuk menghasilkan tingkat

efektifitas tertentu. Indikator Efisiensi mencakup : Ketepatan waktu pelaksanaan

kebijakan (koordinasi implementor terkait), Kecepatan dalam menjalankan

Page 167: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

148

kebijakan sesuai target perencanaan dan manfaat yang dihasilkan, Anggaran biaya

yang digunakan dalam pelaksanaan kebijakan.

Pertama, Koordinasi Pelaksana Kebijakan. Berdasarkan wawancara

peneliti diketahui bahwa selama ini Tim Pembina PUAP Provinsi Banten

berkoordinasi dengan Tim Teknis kabupaten/kota tidak sampai ke Kecamatan.

Itupun terhitung jarang, Koordinasi dengan PMT jika memang ada permasalahan

yang perlu untuk dibahas dengan adanya penjadwalan petemuan 4 kali dalam 1

tahun berjalan. Dan berikut adalah pernyataan I1-1:

“Koordinasi dengan kabupaten/kota tidak masalah kita baik. Kalau koordinasi terus terang saja selalu sama kabupaten/kota, Kecamatan tidak, kalau PMT di panggil ke sini, dengan adanya pertemuan, yang 4 kali. Membahas permasalahan yang dihadapi. Tapi secara intens koordinasi dengan kabupaten/kota khusus jarang.” (Wawancara pada hari Senin, 18 Februari 2014, Pukul 10:00 WIB, Kantor Distanak Provinsi Banten).

Terkait dengan pembentukan LKM-A diungkapkan pula oleh I1-2 bahwa

selama ini terkadang tanpa sepengetahuan Tim Pembina PUAP Provinsi Banten.

Berikut adalah pernyataannya: “Pembentukan LKM-A dengan sepengetahuan Tim

Pembina, kadang-kadang tidak. Kita jalan saja tidak masalah. Seharusnya ada

pemberitahuan kenyataannya tidak.” (Wawancara pada hari Senin, 18 Februari

2014, Pukul 11:30 WIB, Kantor Distanak Provinsi Banten).

Diungkapkan mengenai SK PMT Ibu Laelatul Badriah untuk Kecamatan

Serang tahun 2013 belum diketahui oleh Tim Pembina PUAP Provinsi, meskipun

diakui memang penugasan PMT merupakan wewenang pusat melalui pengawasan

BPTP, seharusnya diketahui oleh Tim Pembina PUAP Provinsi.

Page 168: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

149

Hal tersebut sebagaimana yang diungkapkan oleh I1-2 berikut:

“Penggantian PMT Ibu Ela, SK PMT turunnya ke orang yang bersangkutan langsung ke kota/kabupaten, masing-masing pusat menetapkan SK PMT, kita tidak tahu jika PMT tidak lapor. Memang penugasan itu jadi dari pusat ke kabupaten/kota. Sebenarnya di pusat itu diharuskan melapor ke kita sebagai koordinasilah.” (Wawancara pada hari Senin, 18 Februari 2014, Pukul 11:30 WIB, Kantor Distanak Provinsi Banten).

Keterangan mengenai masalah koordinasi juga didapatkan dari Dinas

Pertanian Kota Serang, bahwa koordinasi masih dinilai kurang optimal dimana

laporan PMT jarang masuk ke Dinas. Namun untuk koordinasi petugas Penyuluh

Pendamping rutin dilakukan, karena Penyuluh Pendamping marupakan bagian

dari petugas fungsional UPT, berada dibawah pengawasan Kepala Dinas. Seperti

yang diungkapkan I3 berikut:

“Koordinasinya kurang optimal. Laporan dari bawah jarang masuk ke Dinas, kalau ada masalah PMT yang menangani. Kalau penyuluh ini rutin koordinasi dengan Dinas. Kalau PMT paling kalau ada masalah-masalah yang sangat genting. Kalau Penyuluh Pendamping mencakup semua tugas fungsional.” (Wawancara pada hari Kamis, 13 Februari 2014, Pukul 10:16 WIB, Kantor Dinas Pertanian Kota Serang).

Keterangan lainnya juga diungkapkan I5-2 berikut: “Koordinasi paling

sebatas Dinas Pertanian Kota. Mereka ini Tim Teknis tapi diserahkan ke subnya

BIPP, laporan diberikan hanya ke BIPP, dari BIPP ke kepala Dinas.”

(Wawancara pada hari Rabu, 04 September 2013, Pukul 13:20 WIB, Kasemen).

Pernyataan tersebut mempertegas keterangan sebelumnya bahwa koordinasi PMT

dengan Dinas Pertanian Kota Serang selama ini diserahkan melalui BIPP Kota

Serang. Keberadaan BIPP Kota Serang yang membantu tugas Dinas Pertanian

Page 169: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

150

Kota Serang dalam pelaksanaan teknis program PUAP. Mengenai koordinasi

dengan Tim Pembina PUAP Provinsi Banten dari pihak UPT Pertanian

Kecamatan Serang menerangkan bahwa kepedulian Tim Pembina PUAP Provinsi

Banten mengenai program PUAP dinilai kurang. Penyuluh Pendamping mengaku

merasa disudutkan dengan berbagai masalah PUAP yang ada, seolah-olah tidak

ada sosialisasi dan pembinaan. Padahal pihak UPT Pertanian Kecamatan Serang

meski dengan segala keterbatasan dan tidak terjadwal mereka tetap melakukan

sosialisasi PUAP ketika ada kesempatan. Hal tersebut sebagaimana diungkapkan

oleh I6-1 berikut:

“Kurang, jadi kepedulian dinas (Tim Pembina PUAP Provinsi) terhadap program tersebut. Kadang- kadang ada tim dari dinas sekarang tidak peduli, seolah-seolah kami disudutkan tidak adanya sosialisasi, pembinaan dan lain sebagainya padahal walaupun tidak terjadwal kalau ada satu kesempatan bertemu dengan mereka kami bicarakan PUAP.” (Wawancara pada hari Sabtu, 14 September 2013, Pukul 09:30 WIB, Cipocok).

Menurut keterangan wawancara tersebut dinyatakan bahwa Koordinasi Tim

Pembina PUAP Provinsi Banten dinilai kurang. Hal tersebut diungkapkan

berkenaan dengan agenda kunjungan ke Gapoktan terkadang tanpa pemberitahuan

terlebih dahulu dan tanpa sepengetahuan UPT Pertanian Kecamatan Serang.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti tersebut dapat disimpulkan bahwa

koordinasi antar Tim Teknis selama ini kurang berjalan optimal. Sejauh ini

laporan dan koordinasi antar petugas teknis penyuluh intensif dengan BIPP Kota

Serang, sedang Tim Pembina PUAP Provinsi Banten pun masih dinilai kurang

mengetahui situasi dan kondisi lapangan disebabkan kurangnya komunikasi

dengan instansi teknis tekait yang ada di bawahnya.

Page 170: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

151

Kedua, Target Perencanaan Berkala. Menurut Tim Pembina PUAP Provinsi

Banten bahwa target perencanaan berkala dari Pembinaan Kelembagaan Petani

secara umum masuk dalam Rencana Strategis yang menargetkan pembentukan 5

Gapoktan 1 tahun, dihubungkan dengan program PUAP tentu targetnya 1 PMT

minimal 1 LKM-A yang maju. Jika mengacu pada pembentukan Gapoktan target

ini sudah terpenuhi 1 tahun, tapi untuk perencanaan seperti triwulan dalam

membentuk LKM-A tidak ada karena pelaksanaannya diserahkan pada PMT yang

lebih tahu kondisi Gapoktan. Dalam Petunjuk Pelaksanaan LKM-A ini diharapkan

dapat terbentuk setelah 2 tahun berjalan program PUAP. Hal ini sebagaimana

diungkapkan I1-1 berikut:

“Kalau kita sudah Renstranya di Gapoktan, kalau di PUAP, 1PMT ada 1 LKM-A yang maju. Kalau perencanaan itu di Renstra hanya membentuk Gapoktan. Hanya 5 Gapoktan, kalau 5 Gapoktan dah lewat 1 tahun juga. Untuk perencanaan triwulan tidak ada mereka yang lebih tahu tanpa dibuat, artinya di juklak LKM-A ini bisa dibentuk setelah 2 tahun.” (Wawancara pada hari Senin, 18 Februari 2014, Pukul 10:00 WIB, Kantor Distanak Provinsi Banten).

Ditambahkan pula dari Tim Pembina PUAP Provinsi Banten tidak

menekankan target LKM-A pada Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis,

karena menyangkut ketersediaan anggaran. Berikut adalah pernyataan I1-2: “Kalau

Provinsi menerima apa adanya tidak ada penekanan dari Juklak dan Juknis

(LKM-A). Karena Kebijakannya segala sesuatu menurut anggaran. Dari APBD

Provinsi tidak ada.” (Wawancara pada hari Senin, 18 Februari 2014, Pukul 11:30

WIB, Kantor Distanak Provinsi Banten).

Page 171: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

152

Mengenai target perencanaan berkala yang dijadikan tolak ukur

keberhasilan PUAP adalah LKM-A, sehingga perlu adanya dana operasional yang

khusus dialokasikan untuk kegiatan pembinaan. Namun karena dana operasional

tersebut memang tidak tersedia, secara otomatis target perencanaan berkala dari

Penyuluh Pendamping tidak ada. Hal tersebut sebagaimana diungkapkan I6-1

berikut: “Tidak ada, biayanya juga tidak ada. Harusnya ada anggaran khusus

untuk biaya operasional petugas”. (Wawancara pada hari Kamis, 05 September

2013, Pukul 09:00 WIB, Kantor UPT Kecamatan Serang).

Sedangkan menurut BIPP Kota Serang selain target dari sisi keorganisasian

agar menjadi LKM-A tentu kemajuan ini perlu pula ditunjang dari pengembangan

usaha agribisnis petani anggota diantaranya dapat dilihat berdasarkan RUA dan

RUK. Hal ini senada dengan apa yang diungkapkan oleh I4 berikut: “Dengan

sendirinya PMT sesuai musim tanam di kelompok namanya RUA, RUK.”

(Wawancara pada hari Kamis, 10 Oktober 2013, Pukul 10:00 WIB, Kantor BIPP

Kota Serang).

Dengan demikian, berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat disimpulkan

bahwa target perencanaan dari kebijakan Pembinaan Kelembagaan Petani pada

Program PUAP secara umum yaitu terbentuknya 5 Gapoktan dalam 1 tahun,

dimana dari Gapoktan yang terbentuk tersebut minimal ada 1 Gapoktan binaan

PMT yang menjadi LKM-A. Target yang mendorong perkembangan LKM-A ini

lebih lanjut, dapat ditunjang dari pengembangan usaha agribisnis petani anggota

yang terlihat dari RUA, RUK, dan RUB.

Page 172: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

153

Ketiga, kesesuaian target perencanaa berkala dengan kondisi di lapangan.

Mengenai kesesuaian terget perencanaan berkala dilihat dari LKM-A yang

terbentuk, sejauh ini belum ada laporan yang masuk. Meskipun 1 PMT diminta 1

LKM-A dan dalam Pedoman Umum di sebutkan 1-2 tahun Gapoktan menjadi

LKM-A. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh I1-1 berikut:

“Sampai saat ini belum ada yang laporan. Target 1-2 tahun tidak mungkin semudah membuat LKM-A, Karena membutuhkan energi yang besar. Pokoknya 1 PMT minta 1 (LKM-A), kalau itu tidak bisa terbentuk tujuannya belum berhasil atau belum optimal.” (Wawancara pada hari Senin, 18 Februari 2014, Pukul 10:00 WIB, Kantor Distanak Provinsi Banten).

Pernyataan serupa diungkapkan oleh I1-2 berikut: “2 Sampai 3 Tahun

diharapkan sudah berdiri LKM-A. Tapi kenyataannya itu di Kota Serang ini

LKM-A dibentuk, tapi tidak berjalan.” (Wawancara pada hari Senin, 18 Februari

2014, Pukul 11:30 WIB, Kantor Distanak Provinsi Banten). Pada wawancara

tersebut dijelaskan bahwa target pembentukan LKM-A 2 sampai 3 tahun tidak

berjalan. Hal ini diperkuat oleh pernyataan I6-2: “Perencanaan LKM-A

sebenarnya sudah dibuat tapi tidak berjalan.” (Wawancara pada hari Sabtu, 14

September 2013, Pukul 11:10 WIB, Cipocok).

Selain LKM-A telah disebutkan sebelumnya bahwa target perencanaan

inipun tidak hanya berhubungan dengan keberhasilan keorganisasian formal

namun juga dilihat dari sisi kesesuaian RUA dan RUK.

Page 173: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

154

Menurut keterangan dari PMT bahwa kesesuaian target daripada RUA dan

RUK tersebut tidak dapat dinilai hanya 60% yang berjalan. Berikut adalah

pernyataan I5-2 :“Kebanyakan 60% yang sesuai yang 40% tidak sesuai.”

(Wawancara pada hari Rabu, 04 September 2013, Pukul 13:20 WIB, Kasemen).

Dengan demikian, Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat disimpulkan

bahwa kesesuaian target perencanaan berkala yang menunjang keberhasilan

Pembinaan Kelembagaan Petani pada Program PUAP, baik dari sisi pembentukan

keorganisasian formal LKM-A dan pengembangan usaha agribisnis petani

anggota dapat dikatakan belum optimal.

Keempat, manfaat yang dihasilkan. Poin ini membahas mengenai manfaat

yang terlihat dari pelaksanaan Pembinaan Kelembagaan Petani pada Program

PUAP di Kecamatan Serang. Mengenai manfaat ini diungkapkan oleh I1-1 berikut:

“Dengan adanya bantuan modal bagi mereka bermanfaat. Lebih lanjut Kalau LKM-A sudah terbentuk kebutuhan sarana bagi petani bukan dalam bentuk uang lagi. Sarana usaha. Pupuk, benih, kalau itu sudah disediakan oleh LKM-A. Rentenir hilang.” (Wawancara pada hari Senin, 18 Februari 2014, Pukul 10:00 WIB, Kantor Distanak Provinsi Banten).

Pelaksanaan Pembinaan Kelembagaan Petani pada Program PUAP

bermanfaat bagi Gapoktan, karena adanya dana stimulan bagi kebutuhan

permodalan petani sehingga petani terbebas dari rentenir. Lebih dari itu, apabila

pembinaannya berjalan dan LKM-A terbentuk maka kebutuhan sarana bagi petani

juga terpenuhi. Pernyataan lainnya juga diungkapkan oleh I2 berikut ini: “Manfaat

yang paling terlihat dari penyediaan saprodi seperti pemberian pupuk. Juga

tumbuh kebersamaan dari adanya pengembangan PUAP dari Gapoktan yang

Page 174: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

155

baik.” (Wawancara pada hari Senin, 18 Februari 2014, Pukul 11:30 WIB, Kantor

Distanak Provinsi Banten). Saprodi pada wawancara diatas merupakan

ketersediaan sarana produksi seperti pupuk, bibit, dan obat-oabatan. Adanya

program PUAP mempermudah Gapoktan untuk memfasilitasi saprodi kepada

anggotanya. Selain dalam penyediaan saprodi dan permodalan, adanya program

PUAP juga menumbuhkan kebersamaan daripada Gapoktan sendiri. Manfaaat

program juga diperkuat berdasarkan keterangan I5-2 sebagai berikut:

“Mereka sangat terbantu jadi dapat mengkoordinir kelompok untuk pengadaan pupuk, jadi mereka dapat sama-sama jadwal tanam dengan jadwal yang berbarengan.” (Wawancara pada hari Kamis, 23 Oktober 2013, Pukul 18:20 WIB, Kasemen).

Keterangan lainnya juga peneliti dapatkan dari Gapoktan. Seperti yang

diungkapkan I7-2. berikut: “Bermanfaat sekali orang sedang tidak ada, ada.”

(Wawancara pada hari Jumat, 18 Oktober 2013, Pukul 09:00 WIB, Kaligandu).

Dari wawancara tersebut manfaat yang terasa bagi Gapoktan yaitu adanya

permodalan PUAP. Pernyataan tersebut juga diakui oleh I7-4 berikut: “PUAP

sangat membantu dapat bantuan modal.” (Wawancara pada hari Sabtu, 26

Oktober 2013, Pukul 10:00 WIB, Trondol). Lebih detail manfaat ini juga

diungkapkan oleh I7-9 berikut:

“Setelah PUAP datang Jadi terbantu karena ada pembinaan dari UPT. Harga produk juga pasaran ada yang mau terima dengan harga pasaran mau banjir tidak banjir. Itu enaknya ada mitra kerja sama dari budidaya jadi kita cari mana yang enak untuk jadi mitra. Hanya tahun ini Gapoktan Bapak ini menurun tahun kemarin Gapoktan Bapak dapat juara 1 Gapoktan terbaik se Kota Serang, tahun ini turun jadi juara 2. tadi itu masalahnya anggota mulai macet.” (Wawancara pada hari Sabtu, 01 November 2013, Pukul 09:00 WIB, Unyur).

Page 175: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

156

Menurut wawancara tersebut diketahui Pembinaan dari Penyuluh

Pendamping dirasakan begitu bermanfaat selain kemudahan dari segi harga

produksi diakui pula tidak sulit bagi Gapoktannya untuk menjalin mitra kerja. Hal

ini tentu mudah bagi Gapoktan Karya Bersama yang sudah menjadi LKM-A.

Namun perkembangan Gapoktan Karya Bersama yang sebelumnya ditahun 2012

menempati urutan pertama Gapoktan terbaik di Kota Serang, perkembangan

selanjutnya mengalami penurunan di tahun 2013 yakni menempati urutan ke -2.

Manfaat dari segi wawasan mengenai budidaya juga diakui oleh Gapoktan

lainnya. Seperti yang diungkapkan oleh I7-3 berikut: “Tujuannya untuk membantu

petani kecil, termasuk keterbatasan wawasan ilmu perbonsaian juga wawasan

pertanian dari dinas.” (Wawancara pada hari Kamis, 07 November 2013, Pukul

09:00 WIB, Lontar Baru).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat disimpulkan bahwa manfaat

yang terlihat dari Pembinaan Kelembagaan Petani pada Program PUAP di

Kecamatan Serang meliputi bantuan permodalan dengan bunga yang ringan,

keilmuan di bidang teknologi budidaya tani, memungkinkan akses kemitraan

untuk pemasaran produk juga penyediaan kebutuhan tani seperti saprodi/pupuk

dan lain sebagainya.

Kelima, ketersediaan anggaran. Poin ini membahas mengenai ketersediaan

alokasi anggaran yang mendukung berjalannya Pembinaan Kelembagaan Petani

pada Program PUAP di Kecamatan Serang. Mengenai alokasi anggaran tersebut

menurut Tim Pembina PUAP Provinsi Banten memang tidak ada, baik dari Pusat

maupun Pemda. Namun bagi Penyuluh masih bisa terbantu dengan adanya Uang

Page 176: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

157

Jalan Tetap (UJT) untuk operasional Penyuluh. Berikut pernyataan I1-1: “Kita

tidak ada dana dekon, dana pendampingan tidak ada. Kita bantu saja, makanya

provinsi itu untuk penyuluh di bantu ada yang disebut dengan Uang Jalan Tetap

(UJT).” (Wawancara pada hari Senin, 18 Februari 2014, Pukul 10:00 WIB,

Kantor Distanak Provinsi Banten).

Namun demikian mengenai anggaran operasional penyuluh, ternyata

menjadi masalah tersendiri bagi PMT dan Penyuluh Pendamping yang berada di

bawah kewenangan instansi yang berbeda. PMT merupakan petugas ahli yang

dihonori oleh Kementerian Pertanian khusus untuk PUAP. PMT dilatih dan

dibekali pengetahuan PUAP, dan dalam pelaksanaannya PMT dibantu Penyuluh

Pendamping yang merupakan tenaga penyuluh dari UPT Pertanian Kecamatan.

Namun bagi Penyuluh Pendamping karena merasa hanya membantu, disamping

mereka menangani program rutin penyuluhan dari Dinas tentu tidak mau terlalu

dibebani dengan PUAP, sebab Penyuluh merasa tidak diberikan alokasi anggaran

khusus untuk operasional pembinaan PUAP sebagaimana PMT. Di lain sisi PMT

merasa bahwa tanggung jawab program PUAP tidak hanya PMT seorang tetapi

juga Penyuluh Pendamping, terlebih PMT dihonori untuk 8 bulan sedang kontrak

kerja 1 tahun, maka ketika sudah 8 bulan selebihnya biasanya PMT tidak mau

bekerja..Hal tersebut sebagaimana yang diungkapkan oleh I1-1 berikut:

“Masalahnya PMT merasa bahwa ini digaji hanya 8 bulan selama 1 tahun yang 4 bulan tidak, yasudah tidak kerja. Penyuluh Pendamping tidak merasa di honori PUAP tidak ada kewajiban, karena dia juga masih banyak pegangan yang lain, disamping PUAP ada kelompok-kelompok tani lain, sementara PMT khusus PUAP.” (Wawancara pada hari Senin, 18 Februari 2014, Pukul 10:00 WIB, Kantor Distanak Provinsi Banten).

Page 177: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

158

Untuk alokasi anggaran PUAP memang ada dari APBN terhitung tahun

2012 pelaksanaannya di serahkan ke Tim Pembina PUAP Provinsi Banten,

dimana sebelumnya dipegang oleh BPTP Provinsi Banten. Untuk tahun 2012

alokasi anggaran program PUAP sebesar Rp. 50.000.000; ditahun 2013 turun

menjadi Rp.48.000.000. Pernyataan tersebut diungkapkan oleh I1-2 berikut ini:

“Tahun sebelumnya di BPTP kita baru tahun kemarin 2012, Pusat menganggarkan ke Provinsi. 2012 besarnya Rp.50.000.000; tahun 2013 sebanyak Rp.48.000.000; ini tidak diperuntukkan untuk monitoring saja tapi untuk honor bulanan petugas, anggaran segitu diperuntukkan untuk pertemuan PUAP, ini bisa dilaksanakan untuk Tim Teknis atau PMT, bisa langsung ke Gapoktan. Terus ada ATK, terus untuk honor tim verifikasi 4 orang untuk satu tahun, ini provinsi, untuk kota/kabupaten ada lagi. Ini dari APBN. Anggaran APBN yang ada di provinsi sedangkan dari APBD sendiri tidak ada. Anggaran pusat yang pelaksanaannya ada disini.” (Wawancara pada hari Senin, 18 Februari 2014, Pukul 11:30 WIB, Kantor Distanak Provinsi Banten).

Khusus untuk operasional penyuluh memang tidak ada anggaran dari pusat.

Ada tidaknya anggaran tergantung kebijakan kabupaten/kota. Hal tersebut

diungkapkan juga oleh I1-2 berikut: “Kalau untuk operasional penyuluh memang

jelas tidak ada. Pendampingan itu tergantung kabupaten/kota masing-masing,

kalau memang APBD nya tidak ada otomatis tidak ada.” (Wawancara pada hari

Senin, 18 Februari 2014, Pukul 11:30 WIB, Kantor Distanak Provinsi Banten).

Dari BIPP Kota Serang menjelaskan bahwa alokasi anggaran Pusat untuk

PUAP peruntukannya untuk Honor PMT yang disebut dengan Biaya Operasional

(BOP). Berikut adalah Pernyataan I2 : “Tahun ini Alokasi dana dari Badan Litbang

tetapi dominan untuk pembayaran BOP/PMT.” (Wawancara pada hari Selasa, 12

Juni 2013, Pukul 14:05 WIB, Kantor BPTP Banten).

Page 178: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

159

Menurut BIPP terkait dengan biaya operasional, diakui bahwa memang

tidak alokasi anggaran tersebut dari ABPD, sebab pembinaan umumnya tidak

membutuhkan biaya. Namun jika UJT, BOP, Penyuluh memang rutin diberikan

sebagai tunjangan tetap peruntukannya untuk semua program penyuluhan, sedang

khusus program PUAP tidak ada. BOP PMT disebutkan Rp.3.800.000/bulan dan

UJT Rp.500.000/tahun. Hal ini diungkapkan oleh I3 :

“Biaya operasional memang kita minim, tidak ada dari APBD. Sifatnya pembinaan umumnya tidak membutuhkan biaya. UJT penyuluh juga dapat rutin transport untuk kegiatan penyuluhan, khusus PUAP tidak ada anggaran. Rutin setiap bulan BOP penyuluh dapat, sudah memang tunjangan tetap langsung dari pusat. Dari Dinas tidak ada alokasi anggaran khusus. PMT Diberikan Rp.3.800.000/bulan gajinya, dan BOP Rp.500.000/tahun.” (Wawancara pada hari Kamis, 13 Februari 2014, Pukul 10:16 WIB, Kantor Dinas Pertanian Kota Serang).

Keterangan yang sedikit berbeda diungkapkan oleh PMT Kecamatan Serang

yang menjelaskan bahwa dari pusat tidak menganggarkan dana untuk pembinaan.

Menurutnya alokasi anggaran pembinaan dari ABPD seharusnya ada.

Diungkapkan pula bahwa tahun-tahun sebelumnya tidak ada anggaran dan baru

tahun ini tahun 2013 ada. Namun, pernyataan ini belum menjadi bukti sebab PMT

belum menerima dana tersebut untuk lebih jelasnya peneliti diarahkan bertanya

lebih lanjut ke BIPP. Berikut adalah pernyataan I5-2:

“Kalau dana untuk petugas pembina kalau dari pusat tidak ada. Kalau dari daerah itu harusnya ada itu kalau memang dinasnya perhatian. Tahun-tahun kemarin tidak ada baru tahun ini ada dana pendampingan coba tanya ke Ibu Heni untuk pastinya karena kita sendiri belum menerima untuk semuanya bukan PMT, Penyuluh juga diserahkan ke UPT.” (Wawancara pada hari Kamis, 23 Oktober 2013, Pukul 18:20 WIB, Kasemen).

Page 179: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

160

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat disimpulkan bahwa PMT

sebagai tenaga ahli yang dikontrak oleh Kementerian Pertanian dalam

melaksanakan tugasnya tentu mendapatkan BOP selama 8 bulan untuk masa kerja

1 tahun disamping UJT 1 tahun. Sedang untuk operasional yang dialokasikan

khusus Pembinaan Kelembagaan Petani pada Program PUAP yang peruntukannya

untuk Penyuluh Pendamping memang tidak ada. Namun demikian operasional

pembinaan tersebut selama ini dilekatkan dengan tunjangan dari Pemerintah

Daerah setempat berupa Uang Jalan Tetap (UJT) diluar Gaji. UJT ini bukan

khusus PUAP melainkan untuk semua program penyuluhan pertanian. Inilah yang

kemudian menjadi masalah tersendiri bagi Penyuluh Pendamping yang merasa

cukup direpotkan jika harus melakukan pembinaan PUAP ke Gapoktan.

Keenam, Kecukupan anggaran. Poin ini membahas mengenai memadai atau

tidaknya anggaran operasional Pembinaan Kelembagaan Petani pada PUAP di

Kecamatan Serang. Menurut keterangan Tim Pembina PUAP Provinsi bahwa dari

Pusat ada BOP untuk Penyuluh Rp.300.000/bulan dan UJT untuk transportasi

Rp.500.000/bulan dari Dinas Pertanian Kota/Kabupaten yang peruntukannya

untuk semua program penyuluhan pertanian bukan khusus PUAP saja. Untuk gaji

PMT sendiri total Rp.3.500.000/bulan yang terdiri dari BOP Rp.1.500.000; gaji

pokok Rp. 2.000.000; dibayarkan selama 8 bulan namun kontrak kerja 1 tahun

inilah yang kemudian menyebabkan PMT biasanya tidak mau bekerja jika sudah

diatas 8 bulan. Sedang Penyuluh Pendamping juga kan diambil dari Tenaga

Harian Lepas (THL) dengan kontrak 10 bulan namun kerja 1 tahun. Disampaikan

Page 180: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

161

pula bahwa Kota Serang tidak memang tidak menganggarkan untuk operasional

program. Berikut adalah pernyataan I1-1:

“Berbicara biaya operasional namanya uang semua juga kurang memang betul sepeserpun dana untuk PUAP tidak ada, tapi dari pusat ada BOP (Biaya operasional penyuluhan) Rp.300.000/bulan dahulu di kita sekarang di BAKOR. Bantuan transportasi dahulu di dinas itu RP.500.000/bulan UJT tapi bukan untuk PUAP, untuk semua program pertanian. Kalau PMT gajinya Rp.3.500.000/bulan sendiri, ada BOP nya untuk 8 bulan untuk BOP Rp.1.500.000; dia gajinya Rp.2.000.000; melalui rekening masing-masing PMT, pengendali laporan BPTP. Kalau sudah 8 bulan mereka tidak mau kerja. Beda dengan THL Kontraknya 10 bulan kerjanya 1 tahun. PMT bisa saja dapat operasional apabila di Kabupaten/Kota menganggarkan, kalau Kota serang tidak ada.” (Wawancara pada hari Senin, 18 Februari 2014, Pukul 10:00 WIB, Kantor Distanak Provinsi Banten).

Mengenai honor yang diterima PMT pengakuan sedikit berbeda

diungkapkan oleh I5-2 berikut ini:

“Kalau kita terima dana pendampingan Rp.500.000; itu perperiode kayanya 1 tahun berjalannya. Itu sumbernya dari Distanak, Dinas Provinsi itu dananya APBD. Kita sebenarnya dapat gaji Rp.2.300.000; BOP Rp.1.200.000; untuk operasional pembuatan laporan.” (Wawancara pada hari Rabu, 04 September 2013, Pukul 13:20 WIB, Kasemen).

Menurut PMT, disebutkan bahwa UJT Rp.500.00/tahun bersumber dari

APBD. Sedang untuk gaji yang diterima Rp.2.300.000; dan BOP Rp.1.200.000;

dengan total honor Rp.3.500.000. Lain lagi bagi Penyuluh Pendamping, meskipun

Penyuluh Pendamping mendapatkan BOP dan UJT untuk semua program

penyuluhan namun anggaran tersebut dirasa kurang, itulah sebabnya mengapa

Penyuluh Pendamping mengecewakan ketiadaan alokasi anggaran khusus

pembinana PUAP. Hal ini dungkapkan oleh I5-1 berikut: “Dalam pelaksanaannya

anggaran Penyuluh Pendamping kurang.” (Wawancara pada hari Jumat, 14 Juni

Page 181: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

162

2013, Pukul 14:35 WIB, Cipare). Adanya kekecewaan tersebut ditangkap oleh I5-2

yang mengungkapkan bahwa memang benar karena perbedaan mengenai honor

tersebutlah yang kemudian menimbulkan rasa kecemburuan Penyuluh

Pendamping terhadap PMT. Berikut adalah pernyataan I5-2: “Mungkin dari pihak

UPT ada sedikit kecemburuan dengan penyuluh, bisa, jadi sedikit acuh.”

(Wawancara pada hari Jumat, 14 Juni 2013, Pukul 14:35 WIB, Cipare).

Mengenai biaya operasional Penyuluh Pendamping, memang pernah ada

dana tersebut dari Pemerintah Derah tahun 2009-2010, namun masih dirasa belum

memadai. Hal ini diungkapkan oleh I6-1 berikut: “Kalau tidak salah pernah 1 kali

tahun 2009-2010 ada dana dampingan dari Pemda, saya lupa nominalnya itupun

tidak memadai.” (Wawancara pada hari Sabtu, 14 September 2013, Pukul 09:30

WIB, Cipocok). Selain itu, terkait alokasi dana monitoring dianggarkan sebesar

Rp.48.000.000/tahun. Dana tersebut digunakan untuk perjalanan pertemuan

koordinasi ke Pusat 18 OP atau 18 orang dengan total pengeluaran Rp.9.000.000;

Sedang perjalanan Kabupaten/Kota saja terlihat 26 OP dari 1151 Gapoktan jika 1

orang, lain lagi jika 2 OP berarti yang bisa dilakukan berarti hanya 13 OP yang

bisa dilakukan. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh I1-1 berikut ini :

“Untuk monitor memang ada tapi tidak cukup. Dari 1151 Gapoktan dari 2008-2012, kita punya anggaran Rp.48.000.000/1 tahun anggaran Januari-Desember. Ini jatah kalau mau tahu perjalanan pertemuan PUAP pusat itu 1 orang, perjalanan konsultasi dan koordinasi PUAP ke Pusat kita punya dan 18 OP Rp.9.000.000; mengantar dokumen. Berapa kali pulang-pergi sedang dalam 1 tahun Rp.9.000.000. Perjalanan Kabupaten/Kota 26 OP dari 1151 hanya 26 OP. OP itu orang. Bisa saya melakukan sekian orang belum tentu 26 kalau kita jalannya 2 orang berarti hanya 13 kelompok dalam 1 tahun. Kita punya jatah untuk 13 OP Pada saat kita tidak bisa Kabupaten Kotalah yang melaksanakan.” (Wawancara pada hari Senin, 18 Februari 2014, Pukul 11:30 WIB, Kantor Distanak Provinsi Banten).

Page 182: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

163

Dengan demikian berdasarkan hasil wawancara peneliti tersebut, dapat

disimpulkan bahwa ketersediaan anggaran Pembinaan Kelembagaan Petani masih

dinilai belum cukup memadai dalam mendorong pencapaian program PUAP.

3. KECUKUPAN

Kecukupan, seberapa jauh hasil yang diinginkan memecahkan masalah.

Berkenaan dengan seberapa jauh suatu tingkat efektifitas memuaskan kebutuhan,

nilai atau kesempatan yang menumbuhkan adanya masalah. Kriteria kecukupan

menekankan pada kuatnya hubungan antar alternatif kebijakan dan hasil yang

diharapkan. Indikator ini meliputi: tingkat kebutuhan masyarakat, pencapaian

hasil yang diharapkan, Kecukupan pengawasan kebijakan.

Pertama, keterpenuhan kebutuhan masyarakat sasaran kebijakan. Poin ini

ditunjukkan untuk mengetahui apakah kebutuhan masyarakat terpenuhi melalui

pelaksanaan Pembinaan Kelembagaan Petani pada Program PUAP di Kecamatan

Serang. Berikut adalah pernyataan I1-1:

“Setiap Poktan ada yang disebut dengan Rencana Usaha Anggota (RUA) apa kebutuhannya? Bunga tidak boleh tinggi, berapa persen hanya untuk operasional, tidak boleh melebihi bunga Bank. Bunga sesuai kesepakatan kelompok.” (Wawancara pada hari Senin, 18 Februari 2014, Pukul 10:00 WIB, Kantor Distanak Provinsi Banten).

Wawancara tersebut menjelaskan bahwa kebutuhan masyarakat dapat dilihat

dari RUA dimana permodalan kebutuhan petani bunganya tidak boleh tinggi

melebihi bunga Bank sesuai kesepakatan kelompok. Diakui pula, meski bantuan

permodalan PUAP hanya mampu meng-cover 1,5% - 2,5% kebutuhan petani

Page 183: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

164

namun terasa membantu petani. Hal ini seperti apa yang diungkapkan oleh I2

berikut:

“Jumlah bantuan memang kecil jika dilihat dari kuantitasnya jika dikalkulasi kira-kira 1,5% sampai 2,5%. Tetapi tak cukup itu dilihat dari segi jasa yang mereka terima tentu sangat terasa sekali dan membantu mereka terutama dalam pemenuhan saprodi.” (Wawancara pada hari Selasa, 12 Juni 2013, Pukul 14:05 WIB, Kantor BPTP Banten).

Sedangkan BIPP Kota Serang menjelaskan bahwa dana PUAP masih dirasa

belum mampu meng-cover kebutuhan petani, dengan jumlah anggota yang

beragam dan kebutuhan luas lahan pertanian yang variatif, tentu dana yang sampai

ke petani perorangan masih dirasa kecil. Hal tersebut sebagaimana diungkapkan

oleh I4 berikut ini:

“Kalau difikir uang Rp.100.000.000; untuk 1 kecamatan sebetulnya kurang, masa 1 orang hanya menerima Rp.1.000.000; kelihatannya saja diawal besar sedangkan ada orang itu yang punya lahan ada 10 Ha karena jumlah Poktan variatif banyaknya, dalam 1 Poktan ada petani perorangan jadi sampai ke perorangannya kecil.” (Wawancara pada hari Kamis, 10 Oktober 2013, Pukul 10:00 WIB, Kantor BIPP Kota Serang).

Dengan keterbatasan permodalan tersebut maka pelaksanaannya dilakukan

secara bergilir, ketika perguliran dana berikutnya, oleh karenanya dalam pencairan

dana PUAP pun dilakukan secara bertahap. Jika dikalkulasikan menurut PMT

BLM-PUAP mampu meng-cover 30% kebutuhan petani anggota. Seperti yang

diungkapkan oleh I5-1 berikut: “Dari BLM PUAP petani mampu meng-cover 30%

kebutuhan untuk penggarapan awal.” (Wawancara pada hari Jumat, 14 Juni 2013,

Pukul 14:35 WIB, Cipare).

Page 184: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

165

Tingkat keterpenuhan kebutuhan lebih spesifik dijelaskan I6-1 berikut:

“Pembinaan yang dilakukan memberikan dampak psikologis kepada masyarakat yang cukup membantu mereka. Untuk budidaya dibatasi 1 Ha sawah itu Rp.1.000.000; sedangkan kalau maksimalnya 1 Ha Rp.5.000.000; lebih 1/5, 20% bisa disumbang oleh PUAP.” (Wawancara pada hari Sabtu, 14 September 2013, Pukul 09:30 WIB, Cipocok).

Menurut wawancara tersebut dijelaskan bahwa Pembinaan dalam rangka

kelembagaan Petani pada PUAP tentu membawa dampak psikologis bagi petani.

Sedangkan dalam hal budidaya rata-rata kebutuhan 1 Ha sawah mendapatkan Rp.

1.000.000; nominal ini dibawah modal seharusnya yaitu Rp.5000.000; artinya

permodalan PUAP meng-cover kebutuhan 1/5 dari luas lahan atau 20% kebutuhan

lahan garapan.

Keterangan yang tidak jauh berbeda juga diungkapkan oleh I6-2 berikut:

“Karena rata-rata kalau dia garapannya ½ Ha, kebutuhan pupuk Rp.2.000.000;

ini yang kebagian 500 hanya mencapai 1/5 nya.” (Wawancara pada hari Sabtu, 14

September 2013, Pukul 11:10 WIB, Cipocok). Hal tersebut diperkuat oleh

pernyataan Gapoktan dimana realisasi anggaran terhadap kebutuhan hanya

mampu memencukupi kebutuhan ½dari lahan garapan. Berikut adalah pernyataan

I7-1: “Dari 1 Ha paling realisasi ½ Ha.” (Wawancara pada hari Senin, 24

September 2013, Pukul 10:00 WIB, Sukawana). Sedangkan menurut Poktan

lainnya bahwa dana PUAP masih dinilai belum mencukupi kebutuhan, hanya saja

penggunaannya disesuaikan agar mencukupi, berikut pernyataan I8-2: “Kadang-

kadang tidak mencukupi tapi kalau mau besar kita semua mau, tapi dicukup-

cukupin.” (Wawancara pada hari Rabu,04 Desember 2013, Pukul 10:00 WIB,

Page 185: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

166

Kantor UPT Pertanian Kecamatan Serang). Tidak hanya itu, permodalan PUAP

tidak hanya diperuntukkan bagi petani tetapi juga peternak. Dimana bantuan

pembiayaan modal yang diterimanya sangat jauh dari kebutuhan modal yang

diperlukan. Berikut adalah pernyataan I7-5 : “Yang saya butuhkan sekitar

Rp.150.000.000; saya dapat Rp.40.000.000.” (Wawancara pada hari Jumat, 22

November 2013, Pukul 09:00 WIB, Lopang). Demikian juga diungkapkan oleh

I7-6 berikut ini: “Tidak seberapa. Kalau untuk mencukupi permodalan jauh.”

(Wawancara pada hari Senin, 11 November 2013, Pukul 11:00 WIB, Petir).

Lain lagi keterangan yang didapatkan dari Gapoktan Cipari yang diketuai

Bapak Ichsan. Diungkapkan bahwa Bapak Ichsan sebagai ketua selama ini

mengaku tidak berkecimpung langsung di bidang pertanian, Profesinya sendiri

sebagai Guru. Selama ini Bapak Ichsan hanya memfasilitasi Penyaluran dana

PUAP tidak melakukan fungsi Gapoktan sebagaimana Gapoktan lainnya.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh I7-7 berikut: “Kalau saya hanya

memfasilitasi untuk penyaluran dana PUAP tidak terlibat dalam pertanian, saya

guru di sekolah jadi yang lebih tahu kebutuhan petaninya sendiri.” (Wawancara

pada hari Jumat, 22 November 2013, Pukul 11:00 WIB, Cipare).

Dengan demikian berdasarkan hasil wawancara peneliti tersebut, dapat

disimpulkan bahwa bantuan permodalan PUAP belum mampu meng-cover ½

daripada kebutuhan garapan petani. Namun demikian bantuan permodalan PUAP

tetap dirasa meringankan petani sebagai stimulan bagi pengembangan usaha

agribisnis petani anggota.

Page 186: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

167

Kedua, Intensitas pengawasan kebijakan. Poin ini membahas mengenai

seberapa sering pengawasan Pembinaan Kelembagaan Petani pada Program

PUAP di Kecamatan Serang. Dari Tim Pembina PUAP Provinsi Banten

memberikan keterangan bahwa pengawasan tidak rutin dilakukan, terhitung dalam

1 tahun ada 4 kali pertemuan. Hal ini sebagaimana dinyatakan oleh I1-1 berikut:

“Kalau rutin tidak ada, kalau ada juga pertemuan 4 kali.” (Wawancara pada hari

Senin, 18 Februari 2014, Pukul 10:00 WIB, Kantor Distanak Provinsi Banten).

Pernyataan tersebut juga diakui oleh I2 berikut ini: “Tidak ada jadwal rutin

kegiatan tapi dalam 1 tahun anggaran selalu ada kegiatan.” (Wawancara pada

hari Senin, 18 Februari 2014, Pukul 11:30 WIB, Kantor Distanak Provinsi

Banten).

Pengawasan program tidak dijadwalkan secara rutin, namun dalam 1 tahun

anggaran ada pengawasan. Dalam pelaksanaannya pengawasan dan pembinaan

dilakukan bersamaan. Berikut pernyataan I6-2: “Pengawasan pembinaan jadi satu,

rutin.” (Kamis, 05 September 2013, Pukul 09:00 WIB, Kantor UPT Kecamatan

Serang). Dijelaskan pula bahwa pengawasan dan evaluasi tetap dilakukan dari

Tim Penyuluh meskipun tidak berkala namun kendala yang ada biasanya

Gapoktan sulit ditemui. Berikut adalah pernyataan I6-1:“Tetap saja pengawasan

walaupun tidak periodik salah satu diantaranya monev kadang kadang tadi itu

yang namanya petani yang punya tunggakan dihubungi susah.” (Wawancara pada

hari Sabtu, 14 September 2013, Pukul 09:30 WIB, Cipocok).

Page 187: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

168

Monitoring dan evaluasi dilakukan menjelang pencairan dana PUAP.

Keterangan tersebut diungkapkan oleh I5-2 berikut: “Intensitas monitoring

evaluasi ke Gapoktan intensitasnya paling waktu ada pencairan datang.”

(Wawancara pada hari Rabu, 04 September 2013, Pukul 13:20 WIB, Kasemen).

Sementara itu pembinaan yang dilakukan Tim Pembina PUAP Provinsi Banten

dilaksanakan secara estafet, yang artinya tidak harus dari Tim Pembina turun

langsung ke lapangan karena ada Tim Teknis Kabupaten/Kota dan UPT Pertanian

Kecamatan yang lebih tepat melakukan pembinaan di wilayahnya masing-masing.

Hal tersebut sebagaimana yang diungkapkan oleh I1-2 :

“Kita punya Tim Teknis Kabupaten/Kota estafet ini bebannya pembina ini tidak harus oleh orang provinsi. Orang kabupaten/kota, kecamatan harus tetap membina sesuai dengan tanggung jawab mereka masing-masing, Gapoktan Poktan merupakan satu lembaga yang harus dibina oleh penyuluh pertanian, setelah itukan ada pembinaan dari Kabupaten/Kota Tim Teknis.” (Wawancara pada hari Senin, 18 Februari 2014, Pukul 11:30 WIB, Kantor Distanak Provinsi Banten).

Pengawasan dan pembinaan Gapoktan biasanya dilakukan melalui

pendampingan dari UPT Pertanian Kecamatan dibantu dengan PMT. Diketahui

juga bahwa masing-masing lamanya kontrak PMT yang pernah ditugaskan di

Kecamatan Serang diantaranya Bapak Bobby Hidayat 2 tahun, dan Ibu Wulan 1

tahun. Berikut adalah pernyataan I6-2: “Ada pendampingan dari UPT Bapak

Hamidi, kadang-kadang di pantau rekening PMT tidak rutin. Bapak Bobby 2

tahun, Ibu wulan 1 tahun.” (Wawancara pada hari Jumat, 14 Juni 2013, Pukul

14:35 WIB, Cipare).

Page 188: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

169

Informasi lainnya peneliti dapatkan dari Gapoktan, berikut adalah

pernyataan I7-1 berikut: “Kalau dari Dinas Kota UPT sering, kalau provinsi

jarang, ada SLPTT, SLPHT.” (Wawancara pada hari Senin, 24 September 2013,

Pukul 10:00 WIB, Sukawana). Sebagaimana telah diungkapkan dalam wawancara

tersebut, bahwa pembinaan yang dilakukan selama ini diikutkan dengan program

SLPTT dan SLPHT. Pembinaan tersebut biasanya dari Dinas Kota. Pernyataan

tidak jauh berbeda diungkapkan oleh I7-2 berikut ini:

“1 tahun kebelakang belum ada pembinaan PMT. Pembinaan biasanya di SLPTT, Dari dinas Pertanian kota 2 kali . Provinsi belum, kalau BPTP belum. Kalau dari kecamatan sering.” (Wawancara pada hari Jumat, 18 Oktober 2013, Pukul 09:00 WIB, Kaligandu).

Dari wawancara tersebut diketahui bahwa 1 tahun kebelakang terhitung dari

tahun 2012 belum ada pembinaan dari PMT. Yang masih berjalan biasanya dari

SLPTT, disebutkan pula bahwa Tim Pembina PUAP Provinsi Banten belum turun

untuk pembinaan langsung.

Mengenai Pembinaan dari PMT diungkapkan oleh I7-3 berikut : “Iya, awal-

awal Bapak Bobby PMT nya suka datang, kesini-sini sudah lama tidak. PMT

yang lain juga belum sudah lama.” (Wawancara pada hari Kamis, 07 November

2013, Pukul 09:00 WIB, Lontar Baru). Dari wawancara tersebut diketahui bahwa

Gapoktan sudah lama tidak mendapat kunjungan PMT. Selain lama tidak ada

pembinaan dari PMT, untuk SLPHT dan SLPTT pun demikian. Tidak hanya itu,

pemantauan pun sama saja kondisinya sudah tidak ada 1 tahun belakangan.

Berikut adalah pernyataan I7-6 : “Pembinaan dari pendamping sudah lama tidak

Page 189: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

170

ada 1 tahun kesini. Pelatihan sementara ini udah setahunan tidak ada. SL juga

tidak ada. Pemantauan selama ini belum ada.” (Wawancara pada hari Senin, 11

November 2013, Pukul 11:00 WIB, Petir). Dengan demikian berdasarkan hasil

wawancara tersebut, dapat disimpulkan bahwa intensitas pengawasan Pembinaan

Kelembagaan Petani pada program PUAP di Kecamatan Serang masih di nilai

belum memadai. Hal ini dapat dilihat jarangnya Tim Teknis melakukan

pemantauan. Diketahui pula bahwa PMT tahun 2013 ternyata belum melakukan

kunjungan ke semua Gapoktan di Kecamatan Serang.

Ketiga, Waktu pengawasan kebijakan. Poin ini membahas kapankah

pengawasan Pembinaan Kelembagaan Petani pada Program PUAP di Kecamatan

Serang. Tim Pembina PUAP Provinsi Banten mengakui bahwa sulit untuk

melakukan pengawasan terhadap keuangan Gapoktan. Tugas Tim Pembina PUAP

Provinsi Banten sejauh ini hanya mengantarkan Gapoktan sampai mendapatkan

dana permodalan PUAP. Pernyataan tersebut diungkapkan oleh I1-1 berikut ini:

“Kalau memonitoring kita sangat sulit, karena yang memegang keuangan adalah Gapoktan. Artinya tugas kami mengantarkan mendapatkan PUAP itu selesai tidak ada hambatan bahwa semua dokuman semua persayaratan yang diminta oleh Kementerian dianggap oke.” (Wawancara pada hari Senin, 18 Februari 2014, Pukul 10:00 WIB, Kantor Distanak Provinsi Banten).

Karena pengawasan dan pembinaan menjadi satu, terkait untuk pembinaan

dalam satu tahun ada 4 kali pembinaan PMT yang dilakukan setiap triwulan.

Dijelaskan pula bahwa Tim Pembina PUAP Provinsi Banten hanya melakukan

pembinaan sampai ke Tim Teknis kabupaten/kota Saja.

Page 190: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

171

Keterangan tersebut sebagaimana yang diungkapkan oleh I1-1 berikut:

“Setahun 4 kali pembinaan PMT triwulanan karena sambil menunggu laporan, mengurus dokumen-dokumen. Kita ada keterbatasan sebetulnya ada tim teknis yang lebih teknis kalau tim pembina ini kita hanya datang ke kabupaten/kota berapa titik tidak menjangkau semua, karena beliaulah (tim teknis kota) yang lebih tahu tentang kerawanan atau permasalahan yang ada.” (Wawancara pada hari Senin, 18 Februari 2014, Pukul 10:00 WIB, Kantor Distanak Provinsi Banten)

Dari BPTP Provinsi Banten pembinaan dan pengawasan Gapoktan

dilakukan sesuai dengan kebutuhan Gapoktan menjelang pencairan anggaran.

Untuk monitoring dengan PMT dilakukan secara rutin. Hal ini diungkapkan oleh

I2 sebagai berikut:

“Disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan. Seperti apresiasi Gapoktan yang biasanya dilakukan ketika pencairan anggaran, monitoring dengan PMT secara rutin.” (Wawancara pada hari Senin, 18 Februari 2014, Pukul 11:30 WIB, Kantor Distanak Provinsi Banten).

Dari BIPP Kota Serang menjelaskan pengawasan dan pembinaan setiap

Kecamatan diagendakan rutin terhitung dalam 1 bulan ada 8 kali agenda yang

berarti 1 Kecamatan minimal 1 kali dalam 1 bulan. Berikut pernyataan dari I4 :

“Kalau BIPP ada jadwal rutin, setiap Kecamatan ada agendanya setiap satu

bulan. Dalam satu bulan ada 8 kali keliling Perkecamatan.” (Wawancara pada

hari Kamis, 10 Oktober 2013, Pukul 10:00 WIB, Kantor BIPP Kota Serang). Dari

PMT Pengawasan dan pembinaan Gapoktan dilakukan minimal satu bulan satu

kali. Hal ini diungkapkan oleh I5-1 sebagai berikut: “Kegiatan dilakukan minimal

sekali dalam sebulan.”(Wawancara pada hari Jumat, 14 Juni 2013, Pukul 14:35

WIB, Cipare).

Page 191: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

172

Sedangkan berdasarkan pengakuan dari Penyuluh Pendamping dipaparkan

bahwa pengawasan dari Penyuluh Pendamping terjadwal dalam 1 bulan 2 kali.

Berikut adalah pernyataan I6-2: “Untuk pembinaan kita ada jadwal pembinaan

dalam satu bulan dua kali.” (Wawancara pada hari Sabtu, 14 September 2013,

Pukul 11:10 WIB, Cipocok). Keterangan lainnya peneliti dapatkan dari Gapoktan

bahwa pembinaan sering SLPTT dan SLPHT dari UPT seperti dalam hal ini

adalah Penyuluh Pendamping. Berikut pernyataan oleh I7-1: “Baik pembinaan

sosialisasi tani, dalam rangka puso tanaman, pemberian bibit, sering masih

berjalan dari UPT.” (Wawancara pada hari Senin, 24 September 2013, Pukul

10:00 WIB, Sukawana).

Pembinaan dilakukan terhadap Poktan secara bergilir. Hal ini diungkapkan

oleh I7-2 berikut ini: “Dari kecamatan tidak ada jadwal sendiri. bergilir

kelompok.” (Wawancara pada hari Jumat, 18 Oktober 2013, Pukul 09:00 WIB,

Kaligandu). Lebih lanjut Pembinaan SPTT dan SLPHT ini dilaksanakan sebulan 3

kali bergilir dengan Poktan lainnya. Berikut adalah pernyataan I7-4: “Sebulan 3

kali untuk kelompok tani. Digilir dengan kelompok lain.” (Wawancara pada hari

Sabtu, 26 Oktober 2013, Pukul 10:00 WIB, Trondol).

Sebagaimana telah dijelaskan pada wawancara diatas, bahwa Pembinaan

PUAP Kelembagaan Petani yang dilakukan Penyuluh Pendamping dilekatkan

dengan program SLPTT dan SLPHT, maka waktu pelaksanaannya menjadi tolak

ukur kapan Pembinaan PUAP tersebut dilakukan. Selain itu, diketahui pula

pembinaan dilakukan dengan adanya pelatihan 1 bulan menjelang pencairan

BLM-PUAP selama 1 minggu. karena adanya kemacetan pembayaran maka

Page 192: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

173

lambat laun pembinaanpun mulai tidak ada. Laporan keuangan Gapoktan kepada

PMT yang diberikan itu-itu saja. Hal tersebut dinyatakan oleh I7-3 berikut:

“1 bulan menjelang pencairan seminggu waktu itu pelatihan. setelah berlarut larut mereka sudah menganggap sudah hilang. Laporan juga setiap bulan ke PMT Begitu laporan itu stagnan sifatnya yang dahulu-dahulu saja makanya PMT juga bosan sendiri tidak ada perbedaan. Apa yang dilaporkan.” (Wawancara pada hari Kamis, 07 November 2013, Pukul 09:00 WIB, Lontar Baru).

Jika Gapoktan lainnya terhitung mulai jarang mendapatkan kunjungan PMT

lain halnya dengan Gapoktan Karya Bersama, sebagai salah satu Gapoktan aktif

pertemuan dengan PMT masih ada. Berikut adalah pernyataan I7-9: “Tahun

sekarang PMT dua kali waktu pertemuan SL Padi.” (Wawancara pada hari Sabtu,

01 November 2013, Pukul 09:00 WIB, Unyur). Kondisi yang sedikit berbeda

diungkapkan oleh I7-8 yang sejak awal pencairan dana PUAP progres perguliran

dana tersebut mengalami stagnasi. Ketika dikonfirmasi perihal tersebut berikut

pernyataan I7-8:

“PMT sebulan sekali, laporan tidak ada yang masuk 3 tahun paling sudah tidak kesini lagi betul-betul macet setelah dimerger. kalau begitukan mereka sudah tidak percaya lagi sama kita. Bentuknya sederhana uang yang ada saldo dibawa ke Dinas Pertanian Kota langsung diserahkan dengan buku tabungannya dilimpahkan kepada Gapoktan yang masih aktif, untuk memperbesar modal disana ada Rp.4.000.000. Pelatihan pernah saya sekali sebelum cair, waktu ada undangan saya tidak hadir, pernah sekretaris mengikuti pertemuan.” (Wawancara pada hari Minggu, 22 Desember 2013, Pukul 10:00 WIB, Ciloang).

Diakui oleh informan diatas, bahwa Gapoktannya lama tidak aktif sekitar 3

tahun sejak mendapatkan dana PUAP. Karena stagnasi perguliran dana tersebut

menurut pengakuannya dari Dinas meminta sisa saldo rekening Gapoktan untuk di

Page 193: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

174

merger dengan Gapoktan lain yang aktif. Untuk pelatihan dilakukan sebelum

pencairan dana namun dari ketua sendiri tidak menghadiri karena faktor

pekerjaan. Informan tersebut diketahui bekerja sebagai konsultan PNPM Mandiri.

Merujuk pada Pedoman Umum PUAP hal ini tidak sejalan dengan aturan main,

dimana sasaran program adalah pelaku usaha tani.

Dengan demikian berdasarkan hasil wawancara peneliti tersebut, dapat

disimpulkan bahwa intensiitas pengawasan pelaksanaan Pembinaan Kelembagaan

Petani di Kecamatan Serang masih di nilai kurang. Pengawasan dari Tim Teknis

jarang dilakukan. Pembinaan pengawasan evaluasi menjadi satu, biasanya

dilakukan menjelang pencairan dana PUAP. Dan pengawasan secara rutin ke

Gapoktan dilakukan bersamaan dengan pembinaan yang dilekatkan pada program

SLPTT dan SLPHT. Namun demikian 1 tahun kebelakang sudah lama tidak ada

pembinaan dari Tim Penyuluh

4. PERATAAN

Perataan, apakah biaya dan manfaat didistribusikan dengan merata.

Kebijakan yang dirancang untuk mendistribusikan pendapatan, kesempatan

pendidikan atau pelayanan publik kadang-kadang direkomendasikan atas dasar

kriteria kesamaan. Indikator ini mencakup perataan manfaat kebijakan, perataan

pelaksanaan kebijakan dalam bentuk pembinaan kelompok sasaran.

Pertama, perataan manfaat kebijakan. Poin ini membahas apakah manfaat

Pembinaan Kelembagaan Petani pada Program PUAP di Kecamatan Serang

dirasakan merata oleh kelompok sasaran kebijakan. Manfaat kebijakan tersebut

Page 194: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

175

diperuntukkan untuk anggota Gapoktan penerima PUAP. Berikut adalah

pernyataan I1-1: “Tidak memberi kepada orang lain dahulu hanya anggotanya

sesuai RUA.” (Wawancara pada hari Senin, 18 Februari 2014, Pukul 10:00 WIB,

Kantor Distanak Provinsi Banten). Manfaat tersebut dapat berupa fasilitasi ilmu

pengetahuan dan Teknologi. Namun dijelaskan bahwasanya terkadang tidak

semua anggota Gapoktan menerima fasilitasi tersebut, petugas hanya

menyampaikan ke Ketua/pengurus Gapoktan. Hal ini diungkapkan I1-2 berikut:

“Selain fasilitasi ilmu pengetahuan kadang-kadang penyampaian teknologi tidak

semua menerima, kadang-kadang petugas hanya menyampaikan ke ketuanya.”

(Wawancara pada hari Senin, 18 Februari 2014, Pukul 11:30 WIB, Kantor

Distanak Provinsi Banten).

Mengingat sasaran program PUAP 10.000 desa/tahun dengan karakter

Gapoktan yang beragam maka manfaat ini secara umum tidak bisa disama

ratakan, terlebih masih ditemui ada saja oknum tertentu yang mengambil

keuntungan sendiri. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh I2 berikut: “Karena

kebijakan bersifat massal jadi manfaatnya ada yang merata, ada yang tidak.

Untuk 10.000 desa/tahun ada beragam karakter Gapoktan.” (Wawancara pada

hari Selasa, 12 Juni 2013, Pukul 14:05 WIB, Kantor BPTP Banten).

Dalam pelaksanaan pembagian pendanaan modal PUAP bagi Gapoktan

PMT sendiri berupaya untuk mengusahakan keadilan dengan pemerataan melalui

prioritas kebutuhan sesuai RUA, dan sistem cluster anggaran bergilir juga

diterapkan.

Page 195: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

176

Hal tersebut sebagaimana yang diungkapkan oleh I5-1 berikut:

“Terkadang masih ada perselisihan dalam pembagian dana kepada Poktan mengingat dalam 1 Gapoktan jumlah Poktan beragam. Keadilan diusahakan dengan pemerataan menekankan pada prioritas kebutuhan sesuai dengan RUA. Sistem cluster anggaran sudah mulai dipakai.” (Wawancara pada hari Jumat, 14 Juni 2013, Pukul 14:35 WIB, Cipare).

Pendanaan BLM-PUAP juga dilakukan dengan memperhatikan seleksi

berdasarkan pasrtisipasi aktif anggota untuk mengetahui siapa yang layak

menerima. Hal ini diungkapkan oleh I6-2: “Ada seleksi berdasarkan hasil

partisipasi aktif masyarakat perdesaan yang menentukan siapa saja yang layak

menerima PUAP.” (Kamis, 14 September 2013, Pukul 11:10 WIB, Kantor UPT

Kecamatan Serang).

Selain keterangan dari Tim Teknis tersebut, keterangana lainnya juga

peneliti dapatkan dari Gapoktan mengenai pemerataan manfaat. Berikut adalah

pernyataan dari I7-1 berikut: “Iya merata.” (Wawancara pada hari Senin, 24

September 2013, Pukul 10:00 WIB, Sukawana). Hal serupa juga diungkapkan

oleh I7-2 berikut: “Semua kebagian pinjaman bergilir.” (Wawancara pada hari

Jumat, 18 Oktober 2013, Pukul 09:00 WIB, Kaligandu). Dari wawancara

Gapoktan tersebut diketahui bahwa pengalokasian anggaran pendanaan modal

BLM-PUAP merata dirasakan oleh semua anggota Gapoktan.

Dengan demikian, berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat disimpulkan

bahwa Manfaat dari pada Pembinaan Kelembagaan Petani pada Program PUAP

lebih pada pembiayaan permodalan usaha tani, dimana pembiayaan tersebut

diperuntukkan bagi anggota Gapoktan penerima PUAP dengan sistem pinjaman

Page 196: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

177

bergulir agar semua anggota ikut merasakan manfaat pendanaan tersebut..

Fasilitasi pengetahuan dan teknologi dengan jumlah Gapoktan yang beragam

maka pemerataan manfaat tersebut tidak dapat disamakan dimana pembinaan

dilakukan lebih dahulu diprioritaskan untuk Pengurus Gapoktan.

Kedua, Pemerataan pelaksanaan kebijakan. Poin ini membahas mengenai

pemerataan Pembinaan Kelembagaan Petani pada program PUAP di Kecamatan

Serang. Pembinaan dilakukan dalam bentuk pelatihan dan pembekalan program

PUAP. Terkait dengan pembinaan diungkapkan oleh I2 berikut: “Karena

keterbatasan SDM maka pembinaan tidak melibatkan semua Gapoktan,

mengambil perwakilan Gapoktan saja.” (Wawancara pada hari Selasa, 12 Juni

2013, Pukul 14:05 WIB, Kantor BPTP Banten). Dari wawancara tersebut

diketahui bahwa pembinaan tidak melibatkan semua anggota Gapoktan melainkan

perwakilan Gapoktan. Keterangan serupa diungkapkan pula oleh I5-1 berikut:

“Pembinaan diberikan kepada wakil dari Gapoktan untuk lebih lanjut yang

menjadi perwakilan mengkomunikasikan kepada Poktan.” (Wawancara pada hari

Jumat, 14 Juni 2013, Pukul 14:35 WIB, Cipare

Pembinaan ditujukkan kepada pengurus Gapoktan seperti ketua, sekretaris,

bendahara. Berikut pernyataan I5-2: “Sosialisasi dan pembinaan pelatihan di level

pengurus, sekretaris, ketua, bendahara.” (Wawancara pada hari Kamis, 23

Oktober 2013, Pukul 18:20 WIB, Kasemen). Pembinaan dan pelatihan belum bisa

dilakukan untuk seluruh Poktan karena keterbatasan penyuluh. Hal tersebut

diungkapkan oleh I6-1 berikut: “Kurang efektif karena keterbatasan tenaga

Page 197: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

178

penyuluh tadi.” (Wawancara pada hari Sabtu, 14 September 2013, Pukul 09:30

WIB, Cipocok). Menurut tersebut bahwa kendala dalam pembinaan lebih pada

keterbatasan tenaga penyuluh. Keterbatasan tenaga penyuluh juga mempengaruhi

intensitas pengawasan. Hal tersebut sebagaimana diungkapkan oleh I6-2 berikut:

“Keterbatasan tenaga penyuluh, yang mempengaruhi intensitas pengawasan.”

(Wawancara pada hari Sabtu, 14 September 2013, Pukul 11:10 WIB, Cipocok).

Keterangan lainnya juga peneliti dapatkan dari Gapoktan bahwa memang

pembinaan dalam bentuk pelatihan diperuntukkan untuk pengurus Gapoktan atau

perwakilannya selama 1 minggu di awal menjelang pencairan BLM-PUAP.

Berikut adalah pernyataan dari I7-2: “Pelatihan awal-awal ada pembekalan 1

mingguan untuk pengurus Gapoktan, dari kita menyampaikan ke anggota.”

(Wawancara pada hari Jumat, 18 Oktober 2013, Pukul 09:00 WIB, Kaligandu).

Demikian juga diungkapkan oleh I7-6 bahwa pembinaan dan pelatihan hanya

diikuti oleh pengurus Gapoktan diantaranya Ketua, Sekretaris atau Bendahara,

Berikut pernyataannya: “Kita pengurus-pengurus Ketua, Bendahara, nanti dari

pengurus menyampaikan ke anggota.” (Wawancara pada hari Senin, 11

November 2013, Pukul 11:00 WIB, Petir).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat disimpulkan bahwa perataan

pelaksanaan kebijakan Pembinaan Kelembagaan Petani pada Program PUAP di

Kecamatan Serang, belum merata menjangkau seluruh anggota Poktan dimana

kendalanya masih pada keterbatasan tenaga penyuluh dan anggaran operasional.

Page 198: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

179

Ketiga, pemerataan sosialisasi kebijakan. Poin ini membahas mengenai

pemerataan sosialisasi atau segala informasi dari pelaksanaan Pembinaan

Kelembagaan Petani pada Program PUAP di Kecamatan Serang. Sosialisasi

kebijakan pembinaan masih dirasa kurang bagi pengelola. Karena selama ini

sosialisasi baru sampai pada pengurus untuk selanjutnya pengurus yang

menyampaikan ke anggota. Hal tersebut tidak menjamin pengurus dapat

menyampaikan ke anggota. Sebagaimana dinyatakan oleh I1-1 berikut: “Iya

Sosialisasi PUAP kurang, artinya kurang itu kalau bagi pengelolanya, Pengurus

belum tentu bisa menyampaikannya.” (Wawancara pada hari Senin, 18 Februari

2014, Pukul 10:00 WIB, Kantor Distanak Provinsi Banten).

Ditambahkan pula bahwa pelaksanaan PUAP sendiri seharusnya melalui

perencanaan matang melibatkan seluruh anggota, baik anggaran dan

pembinaannya. Ada reward bagi Gapoktan yang terbaik dan reward bagi petugas

penyuluh. Menurut I1-1 pelaksanaan PUAP tidak demikian selama ini. Berikut

adalah pernyataannya:

“Jadi seharusnya program PUAP itu, melibatkan perencanaan satu kelompok, seluruh anggota, dalam konteks musyawarah, jadi anggaran dahulu, pembinaan dahulu, nanti dilombakan, bagi yang terbaik, cicilannya lunas, itu mendapatkan bantuan, untuk motivasinya. Dan kepada petugas pembina, itu dapat insentif, yang berhasil. Kalau PUAP tidak ada, sebagai mendorong motivasinya.” (Wawancara pada hari Senin, 18 Februari 2014, Pukul 10:00 WIB, Kantor Distanak Provinsi Banten).

Keterangan lainnya juga diungkapkan oleh I1-2 berikut: “Sosialisasi belum

optimal. Membina tidak hanya ke Ketuanya, ke keseluruhannya mungkin sampai

mungkin juga tidak tergantung PMT nya.” (Wawancara pada hari Senin, 18

Page 199: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

180

Februari 2014, Pukul 11:30 WIB, Kantor Distanak Provinsi Banten). Dari

wawancara tersebut diketahui bahwa pemerataan sosialisasi yang mana

memprioritaskan pengurus Gapoktan tidak menjamin informasi tersebut sampai

secara merata. Tergantung dari sejauh mana PMT mampu menjangkau seluruh

anggota. Namun demikian, dengan keterbatasan tersebut, pengurus diharapkan

dapat menjadi penyambung informasi program kepada anggota sebagaimana

keterangan dari I4 berikut ini:“Biasanya yang penting pengurusnya, baru nanti

disampaikan ke anggota.” (Wawancara pada hari Kamis, 10 Oktober 2013, Pukul

10:00 WIB, Kantor BIPP Kota Serang).

Adanya indikasi ketidak merataan sosialisasi yang kemudian mengakibatkan

anggota salah memahami program PUAP yang dianggap sebagai hibah. Hal ini

diungkapkan oleh I6-2 berikut ini: “Kadang-kadang ada provokator. Karena

informasi tidak merata sampai pada Poktan menyampaikan informasi tidak benar

yang menganggap dana tersebut dana hibah yang tidak perlu dikembalikan.”

(Wawancara pada hari Sabtu, 14 September 2013, Pukul 11:10 WIB, Cipocok).

Dengan demikian berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat disimpulkan

bahwa sosialisasi selama ini dapat dikatakan kurang merata, dimana segala

informasi mengenai kebijakan baru sampai pada tingkat pengurus Gapoktan.

5. RESPONSIVITAS

Responsivitas, apakah hasil kebijakan memuaskan kebutuhan atau nilai

kelompok-kelompok tertentu. Dimana ini berkenaan dengan seberapa jauh

kebijakan dapat memuaskan kebutuhan, preferensi atau nilai kelompok-kelompok

Page 200: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

181

masyarakat tertentu. Indikator ini mencakup tanggapan implementor terkait

terhadap proses pelaksanaan kebijakan. Berkenaan dengan dari apakah

implementor memberikan pelayanan/pembinaan dengan segera, dan kepuasan

masyarakat terhadap hasil dari pelaksanaan kebijakan.

Pertama, responsivitas implementor kebijakan. Poin ini berkenaan dengan

apakah pelaksanaan Pembinaan Kelembagaan Petani memberikan pelayanan yang

dibutuhkan kelompok sasaran kebijakan dengan segera. Untuk mengetahui poin

ini peneliti mewawancarai petugas teknis terkait dan berikut pernyataan I1-1: “Kita

welcome siapapun itu, karena pertama sebagai aparatur pelayanan publik

siapapun yang ada disini maka kita harus layani, apalagi hanya berkonsultasi.”

(Wawancara pada hari Senin, 18 Februari 2014, Pukul 10:00 WIB, Kantor

Distanak Provinsi Banten). Menurut wawancara tersebut dikatakan bahwa Tim

Pembina PUAP Provinsi Banten selaku implementor selalu terbuka dalam

melayani dan menerima konsultasi terkait program.

Hal demikian juga diungkapkan oleh I4 berikut ini : “Ya sebetulnya

pembinan memang tidak punya waktu, kapanpun siap kita ke lapangan.”

(Wawancara pada hari Kamis, 10 Oktober 2013, Pukul 10:00 WIB, Kantor BIPP

Kota Serang). Dari wawancara tersebut diketahui bahwa Tim Teknis selalu siap

membina kapanpun. Hal ini juga diakui oleh Tim Penyuluh yang juga bersedia

melayani meskipun diluar jam kerja. Berikut adalah pernyatan I6-1: “Kapanpun

mereka butuhkan kita selalu melayani sekalipun diluar jam kerja.” (Wawancara

pada hari Sabtu, 14 September 2013, Pukul 09:30 WIB, Cipocok).

Page 201: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

182

Sementara itu, diungkapkan oleh I5-1 bahwa pembinaan dilakukan dengan

segera menjelang pencairan pendanaan PUAP. Berikut adalah pernyataannya:

“Pembinaan dilakukan dengan segera. Sebelum pencairan anggaran untuk

membuat aturan main.” (Wawancara pada hari Jumat, 14 Juni 2013, Pukul 14:35

WIB, Cipare). Keterangan lainnya juga peneliti dapatkan dari Gapoktan yang

menyatakan bahwa petugas cukup responsif dalam melayani. Seperti yang

diungkapkan oleh I7-1 berikut ini: “Sangat respon dan baik.” (Wawancara pada

hari Senin, 24 September 2013, Pukul 10:00 WIB, Sukawana). Hal serupa juga

diungkapkan oleh I7-4 berikut: “Iya ketika dibutuhkan UPT selalu merespon.”

(Wawancara pada hari Sabtu, 26 Oktober 2013, Pukul 10:00 WIB, Trondol)

Berdasarkan pernyataan-pernyataan tersebut, memberikan gambaran bahwa

sejauh ini implementor terkait responsif dalam memberikan pelayanan yang

dibutuhkan Gapoktan. Diketahui pula Gapoktan selama ini lebih sering membuka

ruang konsultasi dengan UPT Pertanian Kecamatan. Hal ini dinilai wajar dimana

UPT. Pertanian melalui tim penyuluh memiliki banyak program rutin penyuluhan

ke petani. Sementara itu, intensitas konsultasi tergantung kedekatan Gapoktan

dengan pihak UPT Pertanian Kecamatan. Berikut adalah pernyataan I7-5: “Disini

sering konsultasi itu. Tergantung kedekatan kalau saya kan sering.” (Wawancara

pada hari Jumat, 22 November 2013, Pukul 09:00 WIB, Lopang).

Kondisi sedikit berbeda diungkapkan oleh I7-7 dimana Gapoktannya sudah

tidak ada pertemuan dengan pihak petugas teknis terkait. Berikut adalah

pernyataannya: “Bagaimana mau pertemuan sama pengurus juga sudah tidak ada

koordinasi. Jadi saya sendiri kadang-kadang serba salah.” (Wawancara pada hari

Page 202: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

183

Jumat, 22 November 2013, Pukul 11:00 WIB, Cipare). Dari keterangan tersebut

diketahui pula bahwa pertemuan pengurus Gapoktan I7-7 dalam rangka

koordinasipun sudah tidak ada. Kondisi serupa juga dialami oleh I7-8 berikut ini:

“Ke kecamatan sudah pernah tapi belum pernah datang ke sini, sudah saya sampaikan keluhan pernah minta bantuan mau menagih sama-sama tapi tidak ada yang turun sampai sekarang.” (Wawancara pada hari Minggu, 22 Desember 2013, Pukul 10:00 WIB, Ciloang).

Dari wawancara tersebut diketahui bahwa UPT Pertanian Kecamatan Serang

dinilai kurang responsif menanggapi permohonan Gapoktan terkait dengan upaya

penagihan bersama ke anggota. Keterangan lainnya diungkapkan pula oleh I7-3

berikut ini : “Mereka juga kurang tahu begitu banyak tentang bonsai jadi

responnya mereka hanya bisa membantu dari segi pencarian dana, informasi

pameran.” (Wawancara pada hari Kamis, 07 November 2013, Pukul 09:00 WIB,

Lontar Baru). Hal tersebut diungkapkan oleh informan yang berkenaan dengan

budidaya perbonsaian masih dinilai langka. Sehingga Dinas Pertanian Kota

Serang belum bisa membantu banyak untuk budidaya perbonsaian. Sejauh ini

Dinas Pertanian membantu dalam hal bantuan pembiayaan dan informasi

pameran.

Sedangkan dari keterangan I7-6 ditahun 2013 semenjak ada pergantian

PMT, dengan penugasan PMT Ibu Laelatul Badriah belum juga diketahui oleh

Gapoktan terkait. Berikut adalah pernyataanI7-6: “Sementara ini PMT yang baru

kita belum tahu belum ketemu.” (Wawancara pada hari Senin, 11 November 2013,

Pukul 11:00 WIB, Petir). Hal tersebut juga diperkuat dari pernyataan I5-2 berikut

ini: “Belum kunjungan ke semua Gapoktan baru Bapak Usman yang masih

Page 203: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

184

berjalan, yang lainnya belum.” (Wawancara pada hari Kamis, 23 Oktober 2013,

Pukul 18:20 WIB, Kasemen). Berdasarkan hasil wawancara peneliti tersebut,

dapat disimpulkan bahwa Penilaian responsifitas dari Gapoktan cenderung lebih

pada Penyuluh Pendamping dibandingkan dengan Tim Teknis PUAP lainnya.

Mengingat Penyuluh Pendamping kedudukan dan fungsinya lebih memungkinnya

untuk sering berinteraksi langsung dengan Gapoktan.

Kedua, kepuasan terhadap pelaksanaan kebijakan. Poin ini membahas

mengenai kepuasan masyarakat terhadap pelaksanaan Pembinaan Kelembagaan

Petani pada PUAP di Kecamatan Serang. Kepuasan masyarakat pada program

PUAP lebih pada bantuan permodalan yang mereka terima. Hal ini sebagaimana

diungkapkan I3 berikut: “Senang yang tadinya tidak pegang uang, akhirnya

pegang uang.” (Wawancara pada hari Kamis, 13 Februari 2014, Pukul 10:16

WIB, Kantor Dinas Pertanian Kota Serang). Demikian juga diungkapkan oleh I6-2

berikut: “Setidaknya dana bantuan PUAP dapat mengurangi beban atau

membantu usaha produktif petani.” (Wawancara pada hari Sabtu, 14 September

2013, Pukul 11:10 WIB, Cipocok).

Keterangan tersebut diperkuat oleh pernyataan dari Gapoktan yang

menyatakan bahwa program PUAP meringankan kebutuhan petani. Berikut adalah

pernyataan dari I7-1: “Ya sangat membantu meringankan kebutuhan petani.”

(Wawancara pada hari Senin, 24 September 2013, Pukul 10:00 WIB, Sukawana).

Gapoktan juga merasa senang dengan adanya program PUAP. Hal ini

diungkapkan oleh I7-2 berikut : “Anggota senang pemerintah sudah membantu.”

(Wawancara pada hari Jumat, 18 Oktober 2013, Pukul 09:00 WIB, Kaligandu).

Page 204: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

185

Hal serupa juga diungkapkan oleh I7-4 berikut : “Iya senang.” (Wawancara

pada hari Sabtu, 26 Oktober 2013, Pukul 10:00 WIB, Trondol). Begitu juga

dengan I7-9 yang merasa puas dengan PUAP. Berikut pernyataannya: “Puas,

dibanding dahulu.” (Wawancara pada hari Sabtu, 01 November 2013, Pukul

09:00 WIB, Unyur). Diungkapkan pula oleh I7-6 bahwa bantuan permodalan

PUAP masih dirasa belum cukup. Berikut pernyataannya: “Sangat membantu

sekali di masyarakat itukan bisa dapat pinjaman buat tambahan modal hanya

memang uang segitu belum dapat mencukupi.” (Wawancara pada hari Senin, 11

November 2013, Pukul 11:00 WIB, Petir).

Kepuasan masyarakat sasaran program diukur dari besarnya dana

permodalan yang mereka terima. Terlihat dari setiap pertemuan yang dilakukan

yang mendatangkan Gapoktan/Poktan dengan Tim Teknis mereka selalu meminta

modal. Berikut adalah pernyataan I1-2:

“Yang jelas yang namanya manusia tidak bisa cukup, contohnya setiap pertemuan selalu minta modal. Di kita program Bansos tidak hanya ini bisa dapat dari Bansos lain.” (Wawancara pada hari Senin, 18 Februari 2014, Pukul 11:30 WIB, Kantor Distanak Provinsi Banten).

Pernyataan tersebut senada dengan yang diungkapkan oleh Penyuluh

Pendamping yang mana menurutnya Gapoktan masih merasa belum puas dengan

nominal BLM-PUAP yang diberikan, karena belum memenuhi kebutuhan

garapan. Berikut adalah pernyataan I6-1:

“Kalau masalah kepuasan mereka pasti tidak puas karena 1 Ha dibiayai kurang lebih ± Rp.5.000.000; sedangkan dari dana PUAP paling Rp.2.000.000; itu masih kurang, karena ini sifatnya bantuan.” (Wawancara pada hari Sabtu, 14 September 2013, Pukul 09:30 WIB, Cipocok).

Page 205: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

186

Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa permodalan PUAP

dapat meng-cover ½ dari kebutuhan petani, meski masih dirasa kurang namun

masyarakat penerima program cukup puas dilihat dari nilai manfaat yang mereka

terima baik dari wawasan keilmuan, fasilitasi sarana pendukung pertanian

termasuk pembiayaan permodalan usaha agribisnis petani

6. KETEPATAN

Ketepatan, apakah hasil/tujuan yang diinginkan benar-benar berguna atau

bernilai. Secara dekat berhubungan dengan rasionalitas, karena pertanyaan tentang

ketepatan kebijakan tidak berkenaan dengan satuan kriteria individu tetapi dua

atau lebih kriteria secara bersama-sama. Ketepatan merujuk pada nilai dan tujuan

program dan kepada kuatnya asumsi yang melandasi tujuan-tujuan tersebut.

Indikator ini meliputi : Ketepatan sosialisasi, ketepatan antara tujuan dan manfaat.

Pertama, ketepatan sosialisasi. Poin ini dapat diukur dari apakah

masyarakat yang menjadi sasaran kebijakan memahami dengan benar maksud dan

tujuan dari Pembinaan Kelembagaan Petani pada Program PUAP di Kecamatan

Serang. Aspek pembinaan dipahami masyarakat sebagai bentuk penguatan

permodalan melalui pembiayaan PUAP.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh I1-1 bahwasanya masyarakat

memahami PUAP sebagai dana hibah, yang tidak mewajibkan pengembalian di

Gapoktan/Poktan. Pemahaman keliru ini yang kemudian memprovokasi anggota

Gapoktan lainnya untuk tidak perlu lagi mengembalikan pinjaman dari BLM-

PUAP.

Page 206: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

187

Hal tersebut sebagaimana yang diungkapkan I1-1 berikut:

“Katanya PUAP itu tidak perlu mengembalikan, itu sebetulnya yang menjadi penyakit, ditambah ada hibah atau Bansos lain yang tanpa pengembalian, akhirnya dianggap sama. Masyarakat itu mudah terprovoasi apalagi urusan hutang.” (Wawancara pada hari Senin, 18 Februari 2014, Pukul 10:00 WIB, Kantor Distanak Provinsi Banten).

Keterangan tersebut dibenarkan oleh pernyataan I1-2 berikut:

“Bantuan/hibah begitu dibagi habis, mayoritas pemikirannya begitu.”

(Wawancara pada hari Senin, 18 Februari 2014, Pukul 11:30 WIB, Kantor

Distanak Provinsi Banten). Anggapan mengenai hibah yang melekat dengan

PUAP sebagai Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) tersebut sudah menjadi

persepsi mayoritas dari masyarakat. Seperti yang diungkapkan I5-1 berikut:

“Persepsi masyarakat Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) selalu ditafsirkan

sebagai hibah.” (Wawancara pada hari Jumat, 14 Juni 2013, Pukul 14:35 WIB,

Cipare). Demikian pula dengan keterangan dari I4 berikut:

“Ada juga yang menganggap hibah jadi sekarang tergantung kembali lagi kepada orangnya, kita itu membeli bantuan sudah sekian rupa, dana dari Kementerian ke Petani itu untuk membantu tetapi secara bergulir di kelompoknya masing masing bukan dikembalikan lagi ke pemerintah.” (Wawancara pada hari Kamis, 10 Oktober 2013, Pukul 10:00 WIB, Kantor BIPP Kota Serang).

Pernyataan tersebut memberikan keterangan bahwa sudah banyak bantuan

pemerintah yang diberikan ke masyarakat, akan tetapi sudah menjadi

kecenderungan masyarakat yang menganggap bahwa bantuan tersebut merupakan

hibah. Namun demikian meskipun program PUAP tidak mewajibkan

pengembalian, akan tetapi pembiayaan dari PUAP tersebut diperuntukkan untuk

Page 207: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

188

dipergulirkan kembali ke kelompok. Artinya tetap pembiayaan Poktan sifatnya

pinjaman yang kemudian harus dikembalikan melalui pengelolaan pegurus

Gapoktan. Pernyataan-pernyataan dari petugas teknis tersebut diperkuat kembali

berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Gapoktan. Seperti apa yang

dikatakan I7-1 berikut ini: “Anggapannya uang itu uang hibah.” (Wawancara pada

hari Senin, 24 September 2013, Pukul 10:00 WIB, Sukawana). Masih senada

dengan pernyataan tersebut, berikut pernyataan dari I7-2: “Masih menganggap

hibah.” (Wawancara pada hari Jumat, 18 Oktober 2013, Pukul 09:00 WIB,

Kaligandu).

Sama seperti pernyataan yang lainnya, berikut pernyataan dari I7-5:

“Masyarakatnya tidak paham dikira hibah tidak membayar tidak apa-apa. Kalau

di bank keliling rajin kalau di Gapoktan susah”. (Wawancara pada hari Jumat, 22

November 2013, Pukul 09:00 WIB, Lopang). Dari hasil wawancara tersebut

diketahui bahwa secara umum kendala yang dialami Gapoktan adalah adanya

persepsi hibah yang dilekatkan pada bantuan permodalan BLM-PUAP, sehingga

kecil sekali kesadaran masyarakat untuk melakukan pengembalian pinjaman.

Sikap ini jelas sangat kontras sekali apabila dibandingkan dengan sikap

masyarakat yang rajin mengembalikan pinjaman dari Bank Keliling.

Dengan demikian, berdasarkan hasil wawancara peneliti tersebut, dapat

disimpulkan bahwa program PUAP dipahami sebagai bantuan permodalan yang

tidak mewajibkan pengembalian. Hal ini menjadikan kemauan masyarakat dalam

memberdayakan diri masih minim, yang tidak membawa korelasi positif terhadap

berjalannya pembinaan kelembagaan petani.

Page 208: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

189

Kedua, bentuk sosialisasi kebijakan. Poin ini berkenaan dengan bentuk

sosialisasi Pembinaan Kelembagaan Petani pada Program PUAP di Kecamatan

Serang. Mengenai hal tersebut disampaikan oleh I1-1 berikut ini :

“Sosialisasi yang pernah dilakukan melalui pertemuan pihak provinsi itu dihadiri oleh Kades, Kecamatan, Sekmat, sama tim-tim yang lain dari BAPEDA dan sebagainya. Pada intinya ada diskusi. Pertama evaluasi PUAP, sosialiasikan gaungnya PUAP, ada satu titik permintaan sampaikan pada masyarakat mengenai PUAP itu terserah SDM nya. Iitu mungkin sosialisasinya sudah sampai. Masa dari 2008 belum sampai.” (Wawancara pada hari Senin, 18 Februari 2014, Pukul 10:00 WIB, Kantor Distanak Provinsi Banten).

Dari wawancara tersebut diketahui bahwa sosialisasi yang pernah dilakukan

Tim Pembina PUAP Provinsi Banten yaitu dengan melakukan pertemuan, yang

mengundang Perangkat Desa dan menghadirkan Badan Pembangunan Daerah.

Saat itu disampaikan, agar perangkat Desa dapat menjadi mediator bagi

masyarakat untuk mensosialisasikan segala hal berkenaan dengan PUAP.

Sosialisasi dilakukan untuk pengurus Gapoktan. Hal ini disampaikan

kembali oleh I1-2 berikut ini : “Sosialisasi sudah dilakukan, kalau sosialisasi

PUAP sendiri sifatnya berantai ke pengurus ketua, bendahara tapi tidak menutup

kemungkinan disitu ada PMT.” (Wawancara pada hari Senin, 18 Februari 2014,

Pukul 11:30 WIB, Kantor Distanak Provinsi Banten). Sosialisasi tersebut tidak

menutup kemungkinan dihadiri oleh PMT. Dimana PMT dalam hal ini sebagai

unsur penting pelaksana program PUAP untuk Gapoktan, benar-benar dilibatkan

dalam keseluruhan proses PUAP

Page 209: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

190

Seosialisasi dilakukan bersamaan dengan pembinaan dan pengawasan. Hal

ini diungkapkan oleh I5-2 berikut : “Sosialisasi, pembinaan dan pengawasan jadi

satu paket. Dikumpulkan dikasih pelatihan dilevel pengurus. Sekretaris, Ketua,

Bendahara.” (Wawancara pada hari Rabu, 04 September 2013, Pukul 13:20 WIB,

Kasemen). Tidak hanya mengenai PUAP, Petugas Teknis juga memiliki tugas

untuk mensosialisasikan LKM-A sebagai tujuan akhir daripada Pembinaan

Kelembagaan Petani. Hal ini disampaikan oleh I3 berikut : “Kita hanya sosialisasi

PUAP dan LKM-A. Rutin terutama awal pecairan dana. Tengah tengah, akhir-

akhir ini sudah tidak ada undangan lagi.” (Wawancara pada hari Kamis, 13

Februari 2014, Pukul 10:16 WIB, Kantor Dinas Pertanian Kota Serang).

Pada wawancara tersebut disampaikan bahwa sosialisasi dilakukan ketika

awal menjelang pencairan dana PUAP, pertengahan tahun berjalannya program,

dan akhir. Diakui pula bahwa belakangan Dinas Pertanian Kota Serang sudah

tidak menerima undangan untuk menghadiri agenda PUAP dari Tim Teknis

PUAP lainnya.

Selain itu, Sosialisasi terhadap Gapoktan yang dilakukan oleh PMT

menyesuaikan karakteristik Petani baik dari isi Materi maupun bahasa. Seperti

berikut pernyataan dari I5-1: “Sosialisasi kebijakan mempertimbangkan ketepatan

materi disesuaikan dengaan karakter Gapoktan dan selalu dilakukan evaluasi

kegiatan.” (Wawancara pada hari Jumat, 14 Juni 2013, Pukul 14:35 WIB,

Cipare).

Page 210: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

191

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat disimpulkan bahwa sosialisasi

program PUAP merupakan cikal bakal berjalan atau tidaknya pelaksanaan

Pembinaan Kelembagaan Petani. Sosialisasi dilakukan dengan melibatkan

perangkat desa, Bapeda, dan institusi terkait. Sosialisasi dilaksanakan bersamaan

dengan pembinaan dan pelatihan pengurus Gapoktan. Untuk selanjutnya

sosialisasi kepada anggota Poktan lainnya dilakukan oleh PMT dan Penyuluh

Pendamping.

Ketiga, intensitas sosialisasi kebijakan. Poin ini berkenaan dengan seberapa

sering sosialisasi PUAP dilakukan. Sebagaimana yang dinyatakan oleh I1-1 bahwa

Sosialisasi mengenai PUAP dari Kementerian Pertanian, dilakukan sebelum

pencairan pendanaan PUAP. Berikut adalah pernyataannya: “Sosialisasi tentang

pra PUAP itu mereka, Kementerian. dananya dari sana bukan kita. Itu sebelum

pencairan PUAP.” (Wawancara pada hari Senin, 18 Februari 2014, Pukul 10:00

WIB, Kantor Distanak Provinsi Banten).

Dikatakan pula bahwa sosialisasi mengenai PUAP dari petugas teknis tidak

kurang, hanya saja masih dirasa kurang ditanggapi oleh petani. Berikut adalah

pernyataan I3: “Sosialisasi tidak kurang, mereka yang kurang menanggapi,

namanya petani tidak semua berpikiran maju.” (Wawancara pada hari Kamis, 13

Februari 2014, Pukul 10:16 WIB, Kantor Dinas Pertanian Kota Serang).

Sementara itu PMT mengungkapkan bahwa intensitas sosialisasi sering

dilakukan khususnya diawal menjelang pencairan BLM-PUAP, namun demikian

lambat laun intensitasnya berkurang akibat stagnasi perguliran BLM-PUAP,

Page 211: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

192

sehingga sekarang-sekarang sosialisasi dilakukan namun tidak formal. Berikut

pernyataan I5-2: “Awal-awal sebelum pencairan, kesini-sini sosialisasi tidak

formal, seperti datang ke saung-saung Gapoktan, sudah lama juga banyak yang

terkendala pengembalian jadi susah mengumpulkan.” (Wawancara pada hari

Rabu, 04 September 2013, Pukul 13:20 WIB, Kasemen). Namun demikian diakui

pula oleh PMT bahwa adanya kendala pengembalian menyebabkan Gapoktan sulit

untuk dikumpulkan sehingga sosialiasi kurang berjalan.

Lebih lanjut dikatakan oleh I6-2 bahwa sosialisasi dilakukan dahulu ketika

menjelang pencairan dana PUAP 2 kali. Berikut adalah pernyataannya: “Ada

pertemuan, sosialisasi kelompok ada dahulu, 2 kali sebelum pencairan.”

(Wawancara pada hari Sabtu, 14 September 2013, Pukul 11:10 WIB, Cipocok).

Dari keterangan tersebut diketahui bahwa pernyataan “dahulu” mengisyaratkan

sosialisasi saat itu saja pada perkembangan selanjutnya sudah tidak ada kembali.

Selain pernyataan dari para petugas teknis tersebut, keterangan lainnya

juga diperoleh dari Gapoktan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh I7-1 berikut

ini: “Perbulan ditambah dengan program yang ada.” (Wawancara pada hari

Senin, 24 September 2013, Pukul 10:00 WIB, Sukawana). Dari pernyataan

tersebut sosialiasi terhadap Gapoktan terjadwal 1 bulan sekali. Demikian pula

dengan pernyataan dari I7-3 dikatakan bahwa sosialisasi diawal menjelang

pencairan dana PUAP 2-3 bulan sebelumnya. Berikut adalah pernyataannya:

“Sosialisasi sekaligus pelatihan waktu itu sebelum pencairan 2-3 bulanan

sebelum cair.” (Wawancara pada hari Kamis, 07 November 2013, Pukul 09:00

WIB, Lontar Baru).

Page 212: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

193

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat disimpulkan bahwa intensitas

sosialisasi kebijakan masih dirasa kurang. Hal ini dapat dilihat dari proses

sosialisasi dan pembekalan pengurus Gapoktan pra pencairan dana PUAP dari

Dinas terkait terhitung hanya 2 kali 2-3 bulan sebelumnya. Belum lagi intensitas

Tim Penyuluh melakukan sosialisasi sekaligus pembinaan ke Poktan hanya

terjadwal 1 bulan sekali, itupun intensitasnya menurun.

Keempat, Ketepatan pelaksanaan kebijakan dengan indikator keberhasilan

kebijakan dilihat dari aspek output dan outcome. Menurut keterangan wawancara

yang dilakukan diketahui bahwa kesesuaian perkembangan terhadap tujuan

kebijakan PUAP dapat dikatakan sudah tepat, karena kebijakan dimaksudkan

untuk menata kelembagaan petani dalam rangka mendorong usaha produktif

mereka.

Keterangan tersebut sebagaimana pernyataan I6-1 berikut:

“Cukup tepat karena kebijakan dimaksudkan untuk penataan kelembagaan petani jika dalam rangka membangun akuntabilitas mereka dalam mendorong usaha produktif Petani.” (Wawancara pada hari Sabtu, 14 September 2013, Pukul 09:30 WIB, Cipocok).

Jika dipandang dari kesesuaian perkembangan program sudah sesuai karena

dinilai membantu dalam pengembangan usaha petani. Hal ini sebagaimana

pernyataan I2 berikut: “Sesuai, karena cukup membantu dalam pengembangan

usaha petani.” (Wawancara pada hari Senin, 18 Februari 2014, Pukul 11:30

WIB, Kantor Distanak Provinsi Banten). Lebih spesifik kesesuaian ini dinilai dari

manfaat yang diterima Gapoktan sebagaimana yang diungkapkan oleh I4 berikut

Page 213: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

194

ini: “Sudah terpenuhi tujuan petani terpenuhi kebutuhannya seperti penyediaan

pupuk, saprodi.” (Wawancara pada hari Kamis, 10 Oktober 2013, Pukul 10:00

WIB, Kantor BIPP Kota Serang). Sementara itu pernyataan yang berbeda

diungkapkan oleh I1-1 yang menyatakan perkembangan tujuan pembinaan belum

optimal. Berikut adalah pernyataan I1-1: “Intinya program pembinaan PUAP

belum optimal masih perlu perbaikan dokumen, penyederhanaan.” (Wawancara

pada hari Senin, 18 Februari 2014, Pukul 10:00 WIB, Kantor Distanak Provinsi

Banten). Hal tersebut juga didukung dengan adanya pernyataan dari I5-1 berikut :

“Kesenjangan antara tujuan dan manfaat masih ada, karena tujuannya yang sangat ideal. Di lapangan Intensitas pembinaan atau diklat juga masih kurang. Untuk membentuk kelembagaan Gapoktan yang kuat tidak mudah terlebih support system yang kurang.” (Wawancara pada hari Jumat, 14 Juni 2013, Pukul 14:35 WIB, Cipare).

Pada wawancara tersebut dijelaskan bahwa masih ada kesenjangan atara

tujuan dan manfaat, Dimana intensitas pembinaan masih kurang termasuk support

system yang juga masih dirasa kurang. Jika dilihat dari ketepatan pelaksanaan

PUAP dalam mewujudkan tujuan PUAP untuk kesejahteraan petani, hal ini dapat

diukur dari hasil pendapatan usaha produktif petani. Berikut adalah data

pendapatan Gapoktan di Kecamatan Serang berdasarkan luas lahan garapan yang

dapat dilihat pada tabel 4.20:

Page 214: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

195

Tabel 4.20 Hitungan Keuntungan Hasil Usaha Padi Gapoktan

Berdasarkan Luas Lahan Garapan di Kecamatan Serang

Gapoktan Poktan Ang-gota

Luas Lahan (Ha)

Biaya Tanam 1

( x Rp.10.000)

Rp.10.000)

Hasil panen2

5 ton/Ha ( x Rp.10.000)

Pendapatan Pemilik lahan3

( x Rp.10.000)

( x Rp.10.000)

Pendapatan penggarap4

( x Rp.10.000)

(x Rp.10.000) Pelita Tani Makmur 37 32 4.640 57.600 26.480 16.880 Pesir Tani 28 24 3.480 43.200 19.860 12.660 Jaya Tani Mandiri

Jaya Tani Mandiri

43 39 5.655 70.200 32.272,5 20.572,5

Sri Tani 37 23 3.335 41.400 19.032,5 12.132,5 Mekar Tani 41 32 4.640 57.600 26.480 16.880 Tunas Abadi Kebanyakan 46 33 4.785 59.400 27.307,5 17.407,5 Harapan Jaya 37 28 4.060 50.400 23.170 14.770 Tunas Mekar

Sari 116 44 6.380 79.200 36.410 23.210

Hamparan Arjuna

25 14,4 2.088 25.920 11.916 7.596

Karya Bahagia Tani

Berkah Tani 37 30 4.350 54.000 24.825 15.825

Karya Bersama

Pamindangan 39 21 3.045 37.800 17.377,5 11.077,5

Hasil Bersama

42 25 3.625 45.000 20.687,5 13.187,5

Gempol I 31 42 6.090 75.600 34.755 22.155 Gempol II 70 58 8.410 104.400 47.995 30.595

(Sumber :Diolah Peneliti, 2014)

1 Pembelian Pupuk, bibit, obat 2 (Nilai jual Gabah basah 4200/Kg - biaya panen 600/Kg ) x hasil panen 3 Hasil panen - Biaya tanam x 50% 4 Pendapatan bagi hasil – biaya garap (Rp.3000.00/Ha Traktor, namping, pengairan, dll)

Tabel 4.17 tersebut menyajikan hitungan keuntungan usaha Gapoktan

untuk tanaman pangan atau padi. Dimana mayoritas petani di Kecamatan Serang

adalah petani padi dengan status sebagai penggarap dengan ukuran panen minimal

5 Ton/Ha. Dari tabel tersebut diketahui pula tingkat pendapatan produksi

Gapoktan paling tinggi ada pada Gapoktan Karya Bersama dengan lahan garapan

yaitu 146 Ha dengan pendapatan tertinggi ada pada Poktan Gempol II

Rp. 258.100.000, sedang Gapoktan dengan lahan garapan paling kecil yaitu Karya

Page 215: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

196

Bahagia Tani 30 Ha, dan pendapatan Poktan terkecil ada pada Poktan Hamparan

Arjuna Rp.25.200.000 dengan lahan garapan 14,4 Ha yang masuk dalam

Gapoktan Tunas Abadi. Dengan demikian dari hasil hitungan keuntungan hasil

usaha padi Gapoktan dapat diambil rata-rata nilai manfaat yang diterima anggota

atau pendapatan petani dengan luas lahan garapan antara 0,5 Ha-1 Ha adalah

Rp.2.637.5000 – Rp 5.275.000. Selanjutnya untuk melihat secara spesifik

gambaran umum rata-rata pendapatan petani berdasarkan masing-masing

kepemilikan lahan garapan pada setiap Gapoktan dapat dilihat pada tabel 4.21

berikut:

Tabel 4.21

Range Pendapatan Petani Berdasarkan Luas Lahan Garapan di Kecamatan Serang

Gapoktan Range pendapatan Petani (Rp)

< 527.500 527.500 – 2.637.500 3.165.000-5.275.000 > 5.275.000

< 0,1 Ha 0,1 – 0,5 Ha 0,6 – 1 Ha > 1 Ha

Pelita Tani 1 38 21 5

Jaya Tani Mandiri 65 54 2

Tunas Abadi 163 51 10

Karya Bahagia Tani 19 13 5

Karya Bersama 83 75 24

Jumlah petani 1 368 214 46

(Sumber : Diolah Peneliti, 2014)

Page 216: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

197

Dari tabel 4.18 dapat dilihat di Kecamatan Serang hanya 1 petani yang

menggarap lahan < 1 Ha yang artinya hanya 1 petani yang pendapatannya

< RP.527.500. Untuk petani yang menggarap lahan 0,1 - 0,5 Ha, itu berarti

sebanyak 368 petani ada pada range pendapatan Rp.527.500 – Rp.2.637.500,

Untuk petani yang menggarap 0,6 - 1 Ha, itu berarti sebanyak 214 petani berada

pada range pendapatan Rp.3.165.000 – Rp.5.275.000 dan sisanya yang menggarap

lahan > 1 Ha sebanyak 46 Petani berada pada range pendapatan ≥ Rp. 5.275.000.

Jadi, dengan mengacu pada ukuran rata-rata penen petani 5 Ton/Ha dan

kisaran pendapatan sebagaimana tabel 4.18 tersebut, dengan berasumsi jika

sebagian besar petani menggarap luas lahan 0,1 – 0,5 Ha berada pada range

pendapatan Rp.527.500 – Rp.2.637.500 untuk 1 kali musim panen yaitu 6 bulan

sekali, maka dapat dihitung rata-rata pendapatan petani penggarap di Kecamatan

Serang adalah Rp.87.916 – Rp. 439.583/bulan. Nominal tersebut tentu masih

dkurang untuk memenuhi kebutuhan petani, sehingga ukuran kesejahteraan petani

dalam hal ini belum terpenuhi.

Selain ukuran pendapatan tersebut, indikator ketepatan ini juga dapat dilihat

dari ketepatan pelaksanaan PUAP. Dimana mekanisme pencairan dana PUAP

langsung masuk ke rekening Gapoktan. Hal ini dimaksudkan agar petugas

penyuluh maupun petugas teknis tidak dapat memanfaatkan dana tersebut, yang

artinya petugas tidak diperkenankan untuk mendapatkan dana PUAP karena

peruntukannya khusus untuk pembiayaan usaha agribisnis petani anggota. Namun

demikian, pada kenyataannya ada saja ditemui petugas penyuluh yang

mendapatkan jatah atau imbalan dari dana tersebut. Hal tersebut diungkapkan oleh

Page 217: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

198

I7-5 berikut: “Ucapan terimakasih sedikit ada yang namanya letih itukan kebijakan

kita. Pembagian Rp.15.000.000/kelompok, di kelompok paling dapat

Rp.1.500.000.” (Wawancara pada hari Jumat, 22 November 2013, Pukul 09:00

WIB, Lopang). Hal serupa juga diungkapkan oleh I7-7 berikut:

“Uang (dana PUAP) itu langsung ke rekening Gapoktan mau turun minta ACC dari mereka (Penyuluh). Saya yang kerja ini mereka yang menikmati, sejak saat itu Sudah tidak datang-datang lagi kesini penyuluhnya.” (Wawancara pada hari Jumat, 22 November 2013, Pukul 11:00 WIB, Cipare).

Dari wawancara tersebut, diketahui bahwa pencairan bergilir permodalan

PUAP di tingkat Gapoktan memerlukan ACC dari Petugas Penyuluh, Ada seperti

rasa tidak enak dari Pengurus Gapoktan ketika segala sesuatunya memerlukan

dukungan dari petugas penyuluh mulai dari pengusulan Gapoktan penerima

PUAP, hingga pencairan dana BLM-PUAP, maka dengan begitu akhirnya

Gapoktanpun merasa berhutang budi terhadap petugas Penyuluh sehingga

diperlukan ucapan terima kasih berupa pembagian jatah dari dana PUAP tersebut.

Dengan demikian, berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan

bahwa ketepatan pelaksanaan Pembinaan Kelembagaan Petani dengan tujuan

program PUAP dapat dikatakan masih belum terpebuhi. Hal ini terlihat dari

intensitas pembinaan bagi Gapoktan yang masih kurang termasuk dukungan dari

Tim teknis lainnya, adanya ketidaksesuaian aturan main dalam pengalokasian

dana PUAP yang mengatur bahwa tidak diperkenankan petugas terkait menerima

uang dari PUAP, namun kenyataannya dari pernyataan 2 Gapoktan di Kecamatan

Page 218: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

199

Serang memberikan keterangan yang mengindikasikan bahwa masih ditemuinya

pembagian persentase BLM-PUAP kepada petugas penyuluh.

4.7. Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan hasil penelitian merupakan isi dari hasil analisis data dan fakta

yang peneliti dapatkan di lapangan serta disesuaikan dengan teori yang digunakan.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori evaluasi kebijakan. Sebagaimana

telah dibahas pada bab sebelumnya, dimana evaluasi kebijakaan lebih berkenaan

pada kinerja dari kebijakan khususnya pada implementasi kebijakan Publik. Maka

dalam melakukan evaluasi kebijakan indikator kinerja mutlak diperlukan.

Hal ini sesuai dengan teori evaluasi dari William Dunn, tipe kriteria evaluasi

menurut William N. Dunn menghasilkan informasi mengenai kinerja kebijakan,

analisis menggunakan tipe kinerja yang berbeda untuk mengevaluasi hasil

kebijakan (Nugroho, 2008). Adapun kriteria evaluasi menurut William N. Dunn

antara lain meliputi: efektifitas, efisiensi, kecukupan, perataan, responsivitas,

ketepatan (Dunn, 2003:610). Selanjutnya dalam penelitian mengenai Evaluasi

Pembinaan Kelembagaan Petani pada Program Pengembangan Usaha Agribisnis

Perdesaan (PUAP) di Kecamatan Serang Kota Serang pembahasan yang dapat

peneliti paparkan adalah sebagai berikut:

Page 219: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

200

1. Efektifitas

Indikator efektifitas ini meliputi : Pertama, pencapaian terget kebijakan.

Pembinaan Kelembagaan Petani merupakan bagian daripada program

Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP), dimana dalam pencapaian

target kebijakan tidak terlepas dari target yang diharapkan dari pelaksanaan

program PUAP di Kecamatan Serang. Pencapaian target dari PUAP sendiri

berkenaan dengan output dan outcome yang merupakan pencapaian kinerja dari

implementasi kebijakan.

Output PUAP mencakup tersalurkannya dana PUAP Rp.100.000.000//Desa,

yang diperuntukkan bagi pembiayaan permodalan usaha agribisnis petani. Dimana

melalui pembiayaan usaha BLM-PUAP kepada kelompok tani diharapkan dapat

membantu pengembangan usaha agribisnis petani.

Pengembangan usaha agribisnis ini selanjutnya diarahkan untuk mendorong

kesejahteraan petani sebagai bentuk outcome lebih lanjut dari program PUAP dari

peningkatan aktivitas kegiatan agribisnis selain juga outcome yang lainnya dalam

bentuk fasilitasi dan pengelolaan bantuan modal usaha, peningkatan jumlah petani

yang mendapatkan modal usaha. Bentuk pembinaan kelembagaan petani juga

menjadi output yang diharapkan dari pelaksanaan PUAP dengan pendidikan dan

pelatihan bagi petani anggota untuk dapat melaksanakan fungsi kelompok

sebagaimana mestinya yaitu sebagai kelas belajar, wahana kerjasama, dan unit

produksi sesuai dengan Pertanian (Permentan) Nomor 273/Kpts/OT.160/4/2007

mengenai Pedoman Umum Pembinaan Kelembagaan Petani.

Page 220: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

201

Untuk mendorong pencapaian target tersebut, pelaksanaan pembinaan

kelembagaan petani yang dilakukan petugas terkait, mencakup pembinaan

administrasi dan budi daya pertanian yang dilakukan PMT yang sebelumnya

sudah melalui proes pelatihan dari Badan Sumber Daya Manusia Direktorat

Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Ditjen PSP). Dalam pelaksanaannya

PMT dibantu oleh Penyuluh Pendamping yang diambil dari Petugas Penyuluh

UPT Pertanian Kecamatan Serang sesuai dengan bidang dan keahliannya masing-

masing baik dibidang pengelolaan tanaman terpadu, penggunaan teknologi tepat

guna dan pengendalian hama terpadu.

LKM-A menjadi barometer keberhasilan pelaksanaan PUAP. Pembinaan

dimaksudkan dalam rangka peningkatan fungsi kelembagaan Gapoktan menjadi

LKM-A sebagai Unit Usaha Otonom yang didirikan dan dimiliki oleh Gapoktan

penerima BLM-PUAP untuk melaksanakan kredit/pembiayaan dan simpanan

pelaku usaha agribinis (Pedoman Penumbuhan LKM-A Gapoktan PUAP, 2012).

Untuk mendorong Gapoktan ke arah LKM-A tersebut, Gapoktan memperoleh

fasilitasi pembinaan dari Tim Penyuluh meliputi pembinaan administrasi,

budidaya pertanian dan penerapan teknologi tani.

Kemudian, berdasarkan hasil penelitan yang dilakukan, diketahui Dinas

Pertanian Kota Serang sebagai tim teknis Kota dalam pelaksanaan PUAP di Kota

Serang belum melaksanakan fungsinya secara optimal. Dimana untuk teknis

pelaksanaannya diserahkan kepada BIPP Kota Serang dan UPT Pertanian masing-

masing Kecamatan. Seharusnya dalam hal ini Dinas Pertanian Kota Serang

bersama-sama dengan Tim Teknis lainnya dapat mengawal pelaksanaan

Page 221: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

202

pembinaan kelembagaan petani pada program PUAP sehingga pencapaian target

yang diharapkan dapat terwujud. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Anderson

(dalam Islamy, 2007:17) bahwa kebijakan sebagai serangkaian tindakan yang

mempunyai maksud/tujuan tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh seorang

aktor atau sekelompok aktor yang berhubungan dengan suatu permasalahan atau

suatu hal yang diperhatikan. Dalam hal ini pada pelaksanaan kebijakan tentu tidak

terlepas dari peran aktif pelaksana kebijakan itu sendiri untuk melakukan

serangkaian tindakan yang mendekatkan pada pencapaian tujuan dari kebijakan

tersebut.

Kedua, Sasaran kebijakan. Sasaran kebijakan dalam Pembinaan

Kelembagaan Petani adalah anggota Poktan yang tergabung dalam Gapoktan

penerima PUAP yang berkecimpung di bidang agribisnis baik on-farm maupun

off-farm. Namun demikian keterangan yang didapatkan peneliti dari PMT

Kecamatan Serang yang bertugas di tahun 2013 diketahui bahwa sasaran

kebijakan tersebut pada pelaksanaannya tidak sepenuhnya sesuai ketentuan.

Dimana masih ditemui pengurus Gapoktan terpilih masih ditemui rangkap

jabatan sebagai aparat Desa, juga bukan orang yang berkecimpung pada bidang

pertanian. Hal ini didukung dengan hasil observasi peneliti dimana diketahui dari

9 pengurus Gapoktan penerima PUAP, 3 diantaranya tidak murni berkecimpung

di bidang pertanian yaitu Jaya Tani Mandiri, Cipari, Karya Bahagia Tani dan 1

pengurus Gapoktan berprofesi sebagai sekretaris Desa dari Gapoktan Tunas

Abadi.

Page 222: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

203

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan aturan yang ditetapkan dimana

Gapoktan penerima PUAP adalah petani dan bukan aparat Desa/Kelurahan

(Kepala Desa/Lurah dan Sekretaris Desa/Lurah) atau yang setingkat dengan

jabatan tersebut (Juknis PUAP, 2012). Selain itu, prioritas sasaran pelatihan lebih

ditunjukkan pada Pengurus Gapoktan seperti ketua, sekretaris, bendahara. Hal ini

dilakukan karena Pengurus Gapoktan inilah yang nantinya akan menggerakkan

administrasi kelembagaan anggotanya. Namun demikian, dengan adanya

ketidaksesuaian sasaran kebijakan tentu akan berpengaruh pada proses

pelaksanaan kebijakan yang kurang efektif sebab dalam mencapai tujuan

kebijakan itu sendiri dibutuhkan sumberdaya yang kompeten dan memperhatikan

kemampuan dari para implementator kebijakan itu sendiri dalam hal ini adalah

Pengurus Gapoktan sebagai motor penggerak kelembagaan anggotanya.

Ketiga, bentuk kebijakan. Kebijakan yang dimaksud adalah pembinaan

kelembagaan petani diatur lebih lanjut dalam Peraturan Menteri Pertanian

(Permentan) Nomor 273 tahun 2007 mengenai Pedoman Umum Pembinaan

Kelembagaan Petani. Dalam proses implementasi kebijakan pelaksana kebijakan

atau birokrasi pemerintah menginterpretasikan kebijakan menjadi program

(Wibawa, 1994: 2-4). Program yang mendukung kebijakan tersebut adalah PUAP

yang dilaksanakan di kecamatan Serang sebagai salah satu daerah penerima

program.

Page 223: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

204

Dalam pelaksanaannya program PUAP melibatkan berbagai Tim Teknis

mulai dari tingkat provinsi, kota, sampai pada tingkat kecamatan dan Petugas

Penyuluh dengan tupoksinya masing-masing. Berdasarkan tupoksi tersebut,

petugas pembina yang langsung bersentuhan dengan Gapoktan adalah tim

penyuluh yaitu PMT dan Penyuluh Pendamping. Pembinaan kelembagaan petani

dilaksanakan baik pra pencairan dana PUAP maupun pasca pencairan.

Tim Pembina PUAP Provinsi Banten memiliki kewenangan dalam

memonitor pelaksanaan PUAP khususnya pra pencairan, terkait dengan verifikasi

kelengkapan dokumen usulan Gapoktan Penerima PUAP dari kabupaten/kota dan

Verifikasi lanjutan Daftar Nominasi Sementara (DNS) dari Kementerian

Pertanian. Selain pengurusan laporan verifikasi dokumen, Tim Pembina PUAP

Provinsi Banten juga memfasilitasi pelatihan Gapoktan pra pencairan dana PUAP

dari Pusat yaitu Direktorat Jenderal Pembiayaan Sarana dan Prasaran Pertanian

(Dirjen PSP) dalam hal ini Kementerian Pertanian yang bekerjasama dengan Balai

Besar Pelatihan Hewan.

Bentuk pembinaan kelembagaan petani dari BIPP Kota Serang mencakup

pelatihan tata olah tanah juga pendampingan Gapoktan ke arah pembentukan

LKM-A agar sejalan dengan ketentuan Pedoman Umum PUAP. Untuk teknis

pembinaan langsung terhadap Gapoktan ditangani oleh PMT dibantu dengan

Penyuluh Pendamping. Dimana PMT berkenaan dengan pembinaan untuk

administrasi kelembagaan atau aspek manajerial pegelolaan dana PUAP, sedang

Penyuluh Pendamping melakukan pembinaan teknis pertanian mencakup

budidaya dan teknologi tanam.

Page 224: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

205

Untuk pembinaan pasca pencairan Sekretariat PUAP juga turut andil dalam

pelaksanaan program dalam pendampingan terap teknologi pertanian yang

dibutuhkan petani. Adanya keterbatasan dana operasional untuk pembinaan ke

Gapoktan, dalam pelaksanaannya PUAP bersinergi dengan program SLPTT dan

SLPHT yang merupakan program rutin penyuluhan dari UPT Pertanian

Kecamatan Serang. Program tersebut dinilai cukup membantu dalam menyokong

pengembangan usaha agribisnis petani mencakup pembinaan bidang budidaya,

teknologi tanam, dan penanganan hama tanaman.

Dalam proses verifikasi yang dilakukan Tim Pembina PUAP Provinsi

Banten, tidak jarang ditemui masalah ketidaksinkronan RUA, RUK dan RUB

yang dilaporkan PMT. Sehingga tugas Tim Pembina PUAP Provinsi Banten yang

seharusnya hanya memverifikasi RUB saja, akhirnya harus kembali melakukan

pengecekan terhadap RUA, RUK yang sebetulnya meupakan tupoksi dari PMT

diketahui dan disetujuin Tim Teknis Kota yaitu Dinas Pertanian Kota Serang

sebelum dilaporkan ke Tim Pembina PUAP Provinsi.

Terkait dengan peran Tim Teknis Kota, Dinas Pertanian Kota Serang tidak

terlibat banyak dalam pelaksanaan teknis pembinaan di lapangan, dimana selama

ini pelaksanaan teknisnya diserahkan sepenuhnya kepada BIPP Kota Serang. Hal

ini dikarenakan faktor keterbatasan tenaga pegawai, belum lagi ditambah dengan

banyaknya pekerjaan Dinas Pertanian Kota Serang. Sehingga perannya hanya

sebatas memantau pelaksanaan PUAP melalui BIPP Kota Serang. Sebetulnya,

keterbatasan tenaga pegawai inipun dialami oleh BIPP, dimana Kepala BIPP Kota

Serang mengaku kekurangan staf sehingga seringkali dalam pelaksanaannya turun

Page 225: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

206

sendiri untuk memantau kegiatan PUAP. Terlepas dari permasalahan tersebut,

pelaksanaan program sudah semestinya memperhatikan aturan yang telah

digariskan dalam Juklak maupun Juknis sesuai dengan tupoksinya masing-masing.

Jika kemudian pelaksana kebijakan bertindak tidak sesuai dengan aturan yang

ditetapkan maka melalui evaluasi kebijakan aspek kepatuhan dari pelaksana

kebijakan dapat dikatakan belum terpenuhi. Sebagaimana dinyatakan oleh

Wibawa, dkk (dalam Nugroho, 2004:186-187) dimana evaluasi memiliki fungsi

kepatuhan.

Melalui evaluasi dapat diketahui apakah tindakan yang dilakukan oleh para

pelaku, baik birokrasi maupun pelaku lainnya, sesuai dengan standar dan prosedur

yang ditetapkan oleh kebijakan. Adanya masalah tersebut menjadi indikasi bahwa

tidak semua pelaksana kebijakan memahami sepenuhnya kebijakan. Padahal kunci

keberhasilan pelaksanaan kebijakan diawali dari seberapa jauh pengetahuan dan

pemahamam implementor terhadap program yang dijalankan. Pelaksanaan

kebijakan harus memperhatikan tiga elemen penting, yakni (1) kognisi

(pemahaman) implementor terhadap kebijakan, (2) respons (menolak atau

menerima), serta (3) intensitas disposisi yakni preferensi nilai yang dimiliki

implementor. Terkait dengan tingkat pemahaman kebijakan dari pelaksana

kebijakan akan menentukan keberhasilan atau efektifitas pencapaian kinerja

kebijakan. Untuk memperoleh hasil evaluasi yang efektif, penting untuk

memastikan bahwa setiap tahap pekerjaan dilaksanakan dengan benar (Suryahadi,

2007).

Page 226: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

207

Apabila aspek pemahaman ini tidak terpenuhi akan menghambat

pencapaian kinerja kebijakan karena pelaksana kebijakan tidak mengerti hal-hal

penting apa saja yang perlu dilakukan.

Keempat, ketersediaan sumber daya yang mendukung kebijakan.

Implementasi kebijakan pada prinsipnya adalah cara agar sebuah kebijakan dapat

mencapai tujuannya (Nugroho, 2004:54). Karena dalam impelentasi memiliki

tujuan yang ingin dicapai, evaluasi kebijakan dilakukan untuk menilai seberapa

jauh kinerja pelaksanaan kebijakan mendekatkan pada pencapaian tujuan

kebijakan. Maka untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan sumberdaya program

yang memadai. Sumberdaya disini mecakup sumberdaya manusia dari petugas

baik dari segi kualitas dan kuantitas, sumberdaya manusia dari Gapoktan,

dukungan finansial maupun teknologi.

Sumberdaya petugas penyuluh dalam program PUAP dapat dikatakan

belum optimal secara kuantitas. Adanya keterbatasan kuantitas petugas penyuluh

belum bisa menjangkau pembinaan ke seluruh Gapoktan penerima PUAP. dimana

idealnya 1 Penyuluh Pendamping 1 Desa namun pada pelaksanaannya tidak

demikian. Dan 1 PMT idealnya menangani 1 Kecamatan dengan Gapoktan yang

tersebar di beberapa Desa. Namun PMT di Kecamatan Serang menangani 2

Kecamatan yang menyebabkan pembinaanpun kurang berjalan maksimal. Dimana

untuk Kecamatan Serang saja ada 9 Gapoktan yang tersebar di 9 Desa dengan

jumlah keseluruhan anggota di Kecamatan Serang mencapai 863, belum lagi

ditambah dengan wilayah binaan PMT di Kecamatan lainnya.

Page 227: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

208

Selain adanya keterbatasan kuantitas petugas penyuluh, keterbatasan

anggaran operasional program juga menjadikan pelaksanaan kebijakan pembinaan

kelembagaan petani diprioritaskan untuk Pengurus Gapoktan terlebih dahulu.

Mengenai sumberdaya petani di Kecamatan Serang juga masih terbilang belum

memadai dimana mayoritas petani masih banyak yang berpendidian rendah.

tercatat sampai pada tahun 2011 dari 1.062 Penduduk Kecamatan Serang

berprofesi sebagai petani, sebanyak 491 orang belum berpendidikan/tidak tamat

SD, 343 orang tamat SD/SLTP, 221 orang tamat SLTA (Program Penyuluhan

Pertanian, 2012).

Secara kapasitas kelembagaan kelompok sebagian besar kelompok tani di

Kecamatan Serang merupakan kelas pemula yaitu 54 Poktan, sisanya kelas lanjut

3 Poktan, kelas Madya 3 Poktan, dan hanya 2 Kelas Utama yaitu ada di Kelurahan

Unyur, yang saat ini Gapoktannya tergolong maju dan sudah menjadi LKM-A

yaitu Gapoktan Karya Bersama yang diketuai oleh Bapak M. Usman. Namun

demikian, dalam rangka meningkatkan sumberdaya manusia Gapoktan terutama

pengurus yang merupakan top liner diharapkan dapat menggerakkan anggota

Poktan, Tim Teknis PUAP tetap melakukan pembinaan kelembagaan sesuai

dengan arahan Kementerian Pertanian.

Fasilitasi penyelenggaraan pelatihan melibatkan Kementerian Pertanian

bekerjasama dengan Tim Pembina PUAP Provinsi sebagai wakil daripada

Pemerintah Pusat yang ada di daerah. Pelatihan yang dilakukan mencakup

sosialisasi program maupun pembekalan kepada Pengurus Gapoktan berupa

pemahaman akan aspek dari segi hukum apabila dana PUAP tidak disalurkan

Page 228: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

209

sebagaimana mestinya.Mengenai pembekalan secara kelimuan diberikan melalui

tenaga penyuluh yaitu PMT dibantu dengan Penyuluh Pendamping. Pembekalan

tersebut berupa pembekalan pengetahuan mengenai teknologi tepat guna di bidang

pertanian dan bersinergi dengan program SLPTT dan SLPHT. Mengenai

dukungan teknologi yang difasilitasi oleh Sekretariat PUAP Provinsi Banten

berupa adanya apresiasi Gapoktan untuk pendampingan teknologi petani. Sedang,

Tim Pembina PUAP Provinsi Banten sejauh ini tidak terlibat banyak pada

pelaksanaan pembinaan Gapoktan secara langsung, fokus Tim Pembina PUAP

Provinsi Banten lebih pada penerimaan laporan dan pengurusan verifikasi

dokumen PUAP ke Kementerian Pertanian..

Kelima, peran serta sasaran kebijakan. Berdasarkan informasi dari BIPP

Kota Serang, diketahui bahwa partisipasi Gapoktan penerima PUAP di

Kecamatan Serang yang terbilang aktif adalah Gapoktan Barokah yang diketuai

Bapak A. Salam dan Karya Bersama yang diketuai oleh Bapak M.Usman. Khusus

untuk Gapoktan Karya Bersama sendiri sudah tergolong mapan secara kapasitas

kelembagaan yang masuk pada kategori Kelas Utama, kelompoknya terbentuk

sejak tahun 1982. Dimana dari 9 Gapoktan penerima PUAP, Gapoktan Karya

bersama ternyata tergolong sangat aktif dalam mengikuti berbagai pertemuan

pembinaan dan pelatihan.

Namun demikian, apabila dilihat perkembangannya secara umum peran

serta Gapoktan penerima PUAP di Kecamatan Serang mengalami penurunan.

Semangat Gapoktan penerima PUAP ini terlihat diawal pra pencairan dan hanya

bertahan dibulan-bulan pertama pasca pencairan hingga paling lama berjalan

Page 229: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

210

sekitar 1-2 tahun pasca pencairan dana PUAP. Selebihnya intensitas pertemuan

mereka semakin menurun. Hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran dan

tanggung jawab mereka terhadap program, yang sebagiaan besar hanya

mengharapkan bantuan finansial semata. Inilah yang kemudian memicu adanya

efek provokasi bagi Gapoktan lain yang menjadi ikut-ikutan untuk melakukan hal

serupa, ditambah tidak adanya konsekuensi yang tegas terhadap tindakan tersebut.

Hal ini dibuktikan dengan banyaknya masalah stagnasi pengembalian

pembiayaan permodalan BLM-PUAP dari anggota yang berimbas pada kurangnya

partisipasi dalam mengikuti pertemuan pembinaan karena menghindari penagihan.

Stagnasi perguliran dana PUAP ini dapat dilihat dari laporan perkembangan aset

Gapoktan dimana sirkulasi penyaluran bantuan permodalan PUAP di Kecamatan

Serang sampai pada September 2013 sebesar Rp.1.279.653.100 dengan

pengembalian Rp.512.402.700 dan sisa angsuran Rp.746.571.100 (Laporan PMT,

2013). Itu berarti sebagian besar BLM-PUAP masih belum terserap kembali ke

kas Gapoktan. Selain itu, intensitas pertemuan PMT juga sudah terbilang jarang

bahkan beberapa diantara Gapoktan mengaku sudah lama tidak mendapat

kunjungan PMT.

Seperti ditemui pada permasalahan anggota dari Gapoktan Barokah yang

kecewa terhadap Dinas Pertanian Kota Serang dan PMT yang dianggap kurang

responsif dalam menangani masalah mereka terkait ganti kerugian akibat wabah

penyakit yang menimpa ternak mereka tak kunjung terealisasi. Adanya masalah

partisipasi tersebut sangat dekat hubungannya dengan peran serta sasaran

kebijakan. Pada hakikatnya peran serta sasaran kebijakan disebut merupakan

Page 230: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

211

suatu bagian paling penting dalam proses pemberdayaan masyarakat. Partisipasi

adalah sebuah konsep sentral, dan prinsip dasar dari pengembangan masyarakat

(Ife dan Tesoriero. 2008:295). Jnabrabota Bhattacharyya (Ndraha, 1990)

mengartikan partisipasi sebagai pengambilan bagian dalam kegiatan bersama.

Partisipasi masyarakat yang idealnya terjadi apabila masyarakat memang mau

secara sukarela mendukung kegiatan tersebu. Keterlibatan masyarakat mulai di

tingkat bawah sampai pada proses pengambilan keputusan. Sehingga dengan

adanya peran aktif dari sasaran kebijakan akan mendorong pada pencapaian

tujuan kebijakan tersebut.

Sebagaimana disebutkan oleh Grindle (dalam Agustino, 2006: 153) bahwa

Pengukuran keberhasilan implementasi dapat dilihat dari prosesnya, ditentukan

dengan mempertanyakan apakah pelaksanaan program sesuai dengan yang telah

ditentukan yaitu melihat pada action program dari individual proyek dan yang

kedua apakah tujuan program tersebut tercapai. Action program tersebut berkaitan

dengan serangkaian aktivitas atau kegiatan, dari konstituen kebijakan untuk

mendapatkan suatu hasil sesuai yang diharapkan dari pembuat kebijakan. Dalam

hal ini adalah peningkatan aktivitas kegiatan agribisnis Gapoktan sebagai bentuk

dari outcomes program PUAP. Namun, apabila permasalahan partisipasi ini

kemudian dibiarkan begitu saja tanpa penyelesaian sudah dapat dipastikan kinerja

dari implementasi kebijakan tidak akan berjalan sesuai dengan tujuan yang telah

ditetapkan.

Page 231: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

212

Keenam, perkembangan kebijakan. dalam pelaksanaan evaluasi kebijakan

proses penilaian terhadap kinerja dari pelaksanaan kebijakan adalah hal yang

sangat penting untuk melihat seberapa jauh kebutuhan, nilai, dan kesempatan

telah dapat dicapai melalui tindakan kebijakan/program. Dalam hal ini evaluasi

kebijakan mengungkapkan seberapa jauh tujuan-tujuan tertentu telah dicapai

(Agustino, 2006:118).

Hal ini berkenaan dengan perkembangan pelaksanaan kebijakan. Adapun

mengenai perkembangan program PUAP dapat dilihat dari laporan yang dibuat

oleh pelaksana kebijakan. Terkait dengan pelaporan perkembangan Gapoktan dan

segala hal yang menyangkut teknis tugas PMT merupakan lingkup kewenangan

dari Sekretariat PUAP Provinsi Banten. Selain itu, pelaporan PUAP yang

dilaporkan oleh PMT perlu diketahui oleh Dinas Pertanian Kota Serang, melalui

BIPP Kota Serang. Adapun mengenai perkembangan pelaksanaan program dilihat

dari laporan yang masuk ke Tim Pembina PUAP Provinsi Banten tercatat selama

kurun waktu 5 tahun berjalannya program PUAP sejak tahun 2008 sampai 2013,

dari 1535 Desa dan 154 Kecamatan yang menjadi sasaran program PUAP di

Provinsi Banten, yang menjadi LKM-A baru 54 Desa.

Ketentuan mengenai pembentukan LKM-A dalam Pedoman Umum PUAP

disebutkan 2-3 tahun berjalannya program PUAP. Sedang Kondisi di Kota Serang

sampai pada tahun 2012 sudah ada 19 LKM-A yang terbentuk, dan 2 LKM-A

diantaranya termasuk dalam wilayah binaan Kecamatan Serang. 2 LKM-A

tersebut adalah LKM-A Karya Bersama yang diketuai oleh Bapak M.Usman

Kelurahan Unyur, dan LKM-A Tunas Abadi yang diketuai oleh Bapak Mamad

Page 232: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

213

Asyari Kelurahan Sukawana.Usulan terakhir Gapoktan penerima PUAP di Kota

Serang tahun 2011. Dimana dari 12 Kelurahan di Kecamatan Serang, 9 Gapoktan

diantaranya sudah terdaftar sebagai penerima PUAP. Dan sisanya 3 kelurahan

belum menerima program PUAP karena tidak diusulkan. 3 kelurahan tersebut

adalah Kelurahan Kagungan, Serang dan Kota Baru. Menurut hasil survey dari

petugas terkait, wilayah tersebut tidak memenuhi kriteria yang dianggap layak

untuk menerima PUAP sebagai wilayah yang berpotensi untuk pengembangan

agribisnis. Sisanya 7 Gapoktan di Kecamatan Serang diketahui kurang aktif

dimana secara keorganisasian PUAP mereka vakum dan cenderung menghindari

pertemuan PUAP karena kebanyakan anggota Gapoktan terkendala pembayaran

pinjaman BLM-PUAP.

Ditemuinya permasalahan stagnasi pinjaman bergulir bisa jadi karena Ketua

Poktan tidak menyetorkan angsuran anggota ke Gapoktan.Yang mengakibatkan

BLM-PUAP tidak dapat segera dipergulirkan kembali ke anggota. Kondisi

tersebut diperparah dengan kurangnya sanksi tegas bagi anggota Poktan yang

tidak mau komitmen dalam pengembalian BLM-PUAP. Permasalahan lainnya

yang juga ditemui pada pelaksanaan PUAP di Kecamatan yaitu mengenai

Pengurus Gapoktan Karya Bahagia Tani, diketuai oleh Bapak Makmun Murod di

Kelurahan Sumur Pecung yang menurut keterangan Penyuluh Pendamping

menginformasikan bahwa Gapoktan tersebut merupakan Pengurus Gapoktan yang

sejak awal perguliran belum ada pengembalian.

Page 233: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

214

Selama ini pengurus Gapoktan Karya Bahagia Tani tersebut ditemui oleh

petugas tekait. Setelah ditelusuri, lolosnya Pengurus Gapoktan Karya Bahagia

Tani sebagai penerima BLM-PUAP tersebut tanpa melalui mekanisme pengajuan

dari Pihak UPT Pertanian Kecamatan Serang dan merupakan aspirasi anggota

Dewan. Inilah yang kemudian disesalkan oleh Penyuluh Pendamping. Diketahui

bahwa pengurus Gapoktan Karya Bahagia Tani merupakan orang yang semula

memprovokatori bahwa PUAP adalah dana hibah yang tidak perlu dikembalikan.

Sejauh ini Penyuluh Pendamping sebagai pihak dari UPT Pertanian Kecamatan

Serang tidak ingin terlibat jauh terhadap permasalahan yang ada di Gapoktan

Karya Bahagia Tani karena dikhawatirkan mengusik pengurus Gapoktan terkait.

Sedangkan dilihat dari laporan administrasi pembukuan Gapoktan di

Kecamatan Serang sebagaimana yang telah dibahas, mengenai perkembangan

sirkulasi keuangan Gapoktan pada kenyataannya perputaran modal Gapoktan

sebagian besar banyak yang masih di anggota, belum semua terserap kembali

masuk Kas Gapoktan.

Ketujuh, Kendala pelaksanaan kebijakan. Menurut Nugroho (2001:669)

evaluasi biasanya ditujukkan untuk menilai sejuahmana keefektifan kebijakan

publik guna dipertanggungjawabkan kepada konstituennya. Sejauhmana tujuan

dicapai, evaluasi diperlakukan untuk melihat kesenjangan antara “harapan” dan

“kenyataan”. Adanya kesenjangan antara “harapan” dan “kenyataan” ini

dipengaruhi oleh berbagai kondisi yang mengambat ketercapaian tujuan

kebijakan. Seperti yang terjadi pada pelaksanaan pembinaan kelembagaan petani

di Kecamatan Serang masih ditemui banyak kendala. Secara umum kendala-

Page 234: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

215

kendala tersebut dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu kendala di petugas teknis

dan di Gapoktan. Kendala di petugas teknis diantaranya:

1. Kurangnya petugas teknis, Tenaga Penyuluh baik PMT maupun

Penyuluh Pendamping. Idealnya 1 penyuluh 1 Desa kenyataan di

lapangan 1 penyuluh 1 Kecamatan dengan jumlah Desa/Kelurahan yang

beragam. sejak 2008 hingga 2012 tercatat ada 1151 yang menerima

PUAP di Provinsi Banten, ketersediaan Tenaga Penyuluh 242 dengan

jumlah 1535 desa yang ada di Provinsi. Lebih spesifik lagi di Kecamatan

Serang terdapat 3. Dimana 3 penyuluh yang ada di kecamatan untuk 12

kelurahan yang berarti 1 penyuluh menangani 4 kelurahan. Hal ini tentu

sangat jauh sekali dari ukuran ideal dimana 1 penyuluh idealnya

menangani 1 Kelurahan/Desa;

2. Pembagian wilayah kerja PMT yang tidak efisien dimana pembagian

wilayah binaan PMT tidak 1 jalur dan terkadang dalam pelaksanaan

tugas masih mengandalkan untuk ditemani PMT lain yang juga memiliki

tugas di wilayah lain;

3. Partnership antara PMT dan Penyuluh Pendamping kurang karena

perbedaan honorium keduanya. Di satu sisi PMT sebagai tenaga kontrak

dari Kementerian Pertanian memperoleh pelatihan dan honor khusus

untuk PUAP, dilain sisi Penyuluh Pendamping sebagai pegawai UPT

Pertanian Kecamatan yang berada dibawah kewenangan langsung Dinas

Pertanian tidak mendapatkan honor khusus PUAP. Belum lagi honor

Page 235: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

216

PMT dibayarkan untuk masa 8 bulan kerja namun kontrak kerja 1 tahun

sehinggan sisa 4 bulan berikutnya kinerja PMT umumnya menurun;

4. Dana dampingan untuk operasional pembinaan yang masih kurang

memadai;

5. Kurangnya koordinasi antar Tim Teknis dan petugas di lapangan.

Seperti Tim Pembina PUAP Provinsi Banten seringkali ditemui ketika

melakukan kunjungan ke Gapoktan tanpa melakukan pemberitahuan

terlebih dahulu kepada UPT Pertanian Kecataman Serang. Belum lagi

Dinas Pertanian Kota Serang masih dirasa kurang mengawasi

pelaksanaan program dan cenderung melimpahkan tanggung jawab ke

BIPP Kota Serang dan PMT;

6. Kurangnya pengawasan dari Dinas Teknis terhadap pelaksanaan

pembinaan kelembagaan petani pada PUAP, terlihat dari ketidaktahuan

Tim Pembina PUAP Provinsi Banten terhadap kondisi real di

Kecamatan Serang, hal ini juga terjadi pada Dinas Pertanian Kota

Serang.

Adapun kendala di Gapoktan diantaranya :

1. Kurangnya SDM Gapoktan yang secara kelembagaan sebagian besar

tergolong dalam kelas pemula. Mempengaruhi kesiapan Gapoktan

dalam melaksanakan fungsi keorganisasiannya;

2. Seleksi Gapoktan Penerima PUAP masih dirasa kurang tepat. Dimana

ditemui Pengurus Gapoktan tidak concern berkecimpung dibidang

pertanian bahkan ada yang rangkap jabatan;

Page 236: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

217

3. Stagnasi Perguliran dana PUAP dari Poktan akibat kemaceta

pengembaalian pinjaman anggota baik karena gagal panen maupun

faktor iklim dan pencemaran irigasi dari sungai Cibanten;

4. Beragamnya karakter Poktan menjadi kendala pembinaan;

5. Mayoritas Gapoktan tidak melakukan disverikasi usaha sehingga ketika

gagal panen hanya mengandalkan satu sektor dan tidak dapat menutupi

kerugian bahkan melakukan pengembalian.

Kedelapan, upaya mengatasi kendala. Adanya kendala dalam pelaksanaan

kebijakan tentu tidak dapat dibiarkan begitu saja. Pemangku kebijakan perlu

kiranya mengambil upaya preventif untuk mengatasi kendala pelaksanaan

kebijakan. Upaya yang telah dilakukan oleh Tim Teknis PUAP untuk mengatasi

kendala di petugas teknis dalam pelaksanaan kebijakan sebagaimana telah dibahas

pada poin ke tujuh diatas diantaranya adalah:

1. Mengenai keterbatasan SDM petugas baik Tim Pembina PUAP Provinsi

Banten maupun Tim Teknis lainnya tidak dapat melakukan upaya

apapun, sebab yang berwenang untuk hal tersebut adalah Badan

Kepegawaian Daerah. Jikapun ada penambahan kuota CPNS untuk

tenaga penyuluh, pada kenyataannya seringkali ditemui dimana

penambahan kuota CPNS tesebut, justru dialihkan oleh Dinas bukan

untuk tenaga penyuluh di lapangan, melainkan didudukkan di Dinas

mengerjakan tugas struktural di Dinas;

Page 237: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

218

2. Terkait masalah partnership PMT dan Penyuluh Pendamping Tim

Pembina PUAP Provinsi Banten tetap melakukan pendekatan secara

individu terhadap Tim Penyuluh tersebut agar tetap professional;

3. Meski ada keterbatasan anggaran operasional tetap petugas teknis terkait

diharapkan dapat menghemat anggaran, sekalipun dengan melekatkan

pembinaan PUAP ketika ada kegiatan lain di lapangan. Selain itu, untuk

menjangkau pembinaan secara menyeluruh ke semua Gapoktan, dalam

satu wilayah dibuat Gapoktan model yang dapat menjadi contoh bagi

Gapoktan lainnya. Hal tersebut dilakukan agar Gapoktan lain dapat

berkembang lebih baik sebagaimana Gapoktan model tersebut;

4. Untuk mengawasi alokasi anggaran yaitu adanya pencairan anggaran

bertahap ke Gapoktan. Untuk menjaga berjalannya pengawasan secara

efektif yaitu dengan melibatkan Aparat Desa dan Babinsa. Babinsa

tersebut turut mengawasi tertib acara ketika pencairan anggaran,

termasuk mengundang LSM dan Wartawan. Tidak hanya itu, Tim

Pembina PUAP Provinsi Banten juga berupaya untuk memberikan

pemahaman kepada PMT untuk berkomitmen memajukan program

dengan melekatkan wewenang pengawasan melalui PMT.

Page 238: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

219

Adapun upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi kendala ditingkat

Gapoktan diantaranya adalah:

1. Terkait dengan kendala SDM Gapoktan yang kurang memadai, Tim

Pembina PUAP Provinsi Banten melakukan pertemuan dengan pengurus

Gapoktan untuk memberikan pemahaman yang benar terhadap program,

sosialisasi langsung ke masyarakat tidak dilakukan sebab menyangkut

resiko anggaran. Pertemuan ini dimaksudkan dalam rangka peningkatan

pembinaan pengurus Gapoktan sebagai motor dari fungsi kelembagaan

anggotanya;

2. Dengan beragamnya karakter Gapoktan PMT bersama Penyuluh harus

mampu menyesuaikan cara yang tepat untuk mengarahkan Gapoktan

melaksanakan fungsi adminitrasi kelembagaannya;

3. Menyangkut dengan kendala stagnasi perguliran BLM-PUAP dari

anggota, tidak dapat dikenakan sanksi hukum sebab PUAP merupakan

bantuan sosial. Upaya dalam mengatasi stagnasi pengembalian BLM-

PUAP, memerlukan komitmen yang mengikat di Poktan dalam AD-

ART nya;

4. Selain itu, untuk menghindari adanya oknum yang memanfaatkan

momen pembiayaan PUAP seperti oknum yang mengaku

LSM/Wartawan, pengurus Gapoktan tidak diperkenankan untuk

mengeluarkan uang sepeserpun kepada oknum tersebut. Sehingga untuk

memperkuat kedudukan Gapoktan dari ancaman pemerasan, Gapoktan

diminta untuk merapikan administrasi.

Page 239: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

220

Sementara itu, terkait peran Dinas Pertanian Kota Serang dalam upaya

mengatasi kendala PUAP sejauh ini tidak begitu terlihat, karena Dinas Pertanian

Kota Serang tidak terlibat banyak dalam pelaksanaan pembinaan kelembagaan

petani. Segala hal yang menyangkut masalah dan kendala yang ada di Kecamatan

Serang, Dinas Pertanian Kota Serang tidak begitu mengetahui kondisinya. Selama

ini Dinas Pertanian Kota Serang sudah menyerahkan kepada bagian kelembagaan

BIPP dan UPT Pertanian masing-masing Kecamatan. Hasil penilaian atas dimensi

efektifitas dapat dilihat pada tabel 4.22 berikut:

Tabel 4.22 Hasil Penilaian Atas Dimensi Efektifitas

Indikator Penilaian Hasil Penelitian Pencapaian Target Kebijakan 1. Pencapaian target kebijakan belum sesuai dengan

arahan Pedum PUAP dan Permentan Nomor 273 Tahun 2007

2. Dinas Pertanian Kota Serang sebagai Tim Teknis PUAP di Kota Serang belum melaksanakan fungsinya secara optimal bahkan perannya kurang terlihat .

Sasaran Kebijakan 1. Sasaran Gapoktan penerima BLM-PUAP belum sesuai masih ditemui 1 pengurus Gapoktan merupakan aparat desa dan 3 pengurus Gapoktan lainnya tidak concern pada bidang pertanian

Bentuk Kebijakan 1. Melalui Pembinaan Gapoktan yang mendorong pada penguatan kapasitas kelembagaan petani, dana PUAP sebagai bantuan biaya permodalan petani dan hasil akhirnya adalah LKM-A

2. Monitoring perkembangan melalui laporan PMT namun seringkali laporan tersebut yang berupa RUA, RUK kurang sinkron dengan RUB

3. Pelaksanaan Pembinaan dilekatkan pada program lain dari UPT Pertanian Kecamatan Serang seperti SLPTT dan SLPHT

Page 240: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

221

Ketersediaan Sumberdaya 1. Kapasitas SDM Gapoktan masih belum memadai 2. Keterbatasan tenaga penyuluh 3. Belum memadainya dukungan finansial/dana

pendampingan untuk operasional program Peran Serta Sasaran

Kebijakan

1. Peran serta Gapoktan tinggi ketika diawal-awal menjelang pencairan BLM-PUAP. Pada perkembangan selanjutnya menunjukkan penurunan partisipasi

Perkembangan Kebijakan 1. Selama kurun waktu 5 tahun program PUAP sejak tahun 2008 sampai 2013, dari 1535 Desa dan 154 Kecamatan yang menjadi sasaran program PUAP di Provinsi Banten, yang menjadi LKM-A baru 54 Desa, 2 diantaranya ada di Kecamatan Serang.

2. Dari 2 LKM-A yang terdaftar di Kecamatan Serang hanya 1 yang berjalan yaitu Gapoktan Karya Bersama.

3. 7 Gapoktan di Kecamatan Serang mengalami stagnasi perguliran PUAP cukup tinggi, berdampak pada tidak berjalannya pembinaan.

4. Kurangnya kesadaran dan komitmen anggota terhadap pelaksanaan program.

5. Tahun 2011 Kota Serang terakhir menerima usulan Gapoktan penerima PUAP, 3 kelurahan di Kecamatan Serang tidak masuk sebagai penerima karena dianggap kurang memiliki potensi yang memadai.

Kendala pelaksanaan

Kebijakan

1. Kendala petugas teknis diantaranya : keterbatasan kuantitas tenaga teknis dan tim penyuluh, pembagian wilayah binaan PMT yang kurang efisien, kurangnya partnership antara PMT dan Penyuluh Pendamping, kurangnya dana dampingan untuk operasional pembinaan, kurangnya koordinasi antara tim teknis dan petugas di lapangan seperti Tim Penyuluh, kurangnya pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan.

2. Kendala di Gapoktan diantaranya: kurangnya SDM Gapoktan, seleksi Gapoktan yang kurang tepat, stagnasi pengembalian BLM-PUAP, mayoritas Gapoktan tidak melakukan disverifikasi usaha.

Upaya mengatasi kendala 1. Upaya mengatasi kendala di petugas teknis: Tim Teknis tidak memiliki kewenangan dalam penambahan tenaga penyuluh namun dapat disiasati dengan melekatkan pembinaan dengan

Page 241: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

222

SLPTT dan SLPHT, dibuat Gapoktan model dalam 1 wilayah, memberikan Pemahaman parthnersip antara PMT dan Penyuluh Pendamping, dan menghemat anggaran program, Pengaturan sistem pencairan bergilir di Gapoktan. Pencairan dana PUAP dihadiri Aparat Desa dan Babinsa termasuk LSM dan Wartawan.

2. Upaya mengatasi kendala di Gapoktan diantaranya: pertemuan Tim Pembina PUAP Provinsi Banten dengan PMT dan pengurus Gapoktan dalam rangka pemahaman program, sebagai bantuan sosial Stagnasi pengembalian BLM-PUAP tidak dapat dikenai sanksi hukum, dan penekanan terhadap kerapihan administrasi Gapoktan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti pemerasan dari oknum

(Sumber : Peneliti, 2014)

Dari hasil pemaparan dan tabel 4.19 tersebut dapat peneliti simpulkan

sementara bahwa indikator efektifitas belum terpenuhi. Diantaranya dapat dilihat

dari aspek pencapaian target kebijakan yang belum sesuai arahan Pedoman Umum

PUAP ditambah dengan kurangnya peran Dinas Pertanian Kota Serang, Sasaran

kebijakan yang belum tepat sasaran, bentuk kebijakan yang sudah tepat tetapi

pada pelaksanannya kurang efektif, ketersediaan sumberdaya yang kurang

mendukung, peran serta belum memadai dan masih banyak ditemui kendala

pelaksanaan kebijakan, Sedangkan untuk aspek perkembangan kebijakan sudah

dinilai cukup baik meski dalam pelaksanaanya tetap perlu ditingkatkan, sedang

upaya mengatasi kendala dapat dikatakan cukup baik.

Page 242: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

223

2. EFISIENSI

Indikator efisiensi ini diantaranya meliputi: Pertama, koordinasi pelaksana

kebijakan. Koordinasi merupakan bentuk sinergisitas kerja antar pelaksana

kebijakan. Menurut Handyadiningrat (1994:78) koordinasi fungsional yang

bersifat ekstern adalah koordinasi antara organisasi satu dengan organisasi

lainnya. Koordinasi tersebut perlu dilakukan karena sebuah organisasi tidak

mungkin menyelenggarakan tugasnya tanpa bantuan dari organisasi lainnya.

Hal ini menunjukkan bahwa koordinasi eksternal diperlukan dalam

pencapaian tujuan kebijakan. Tim Pembina PUAP Provinsi Banten selama ini

berkoordinasi hanya sampai pada Tim Teknis Kota tidak sampai pada Tim Teknis

Kecamatan. Hal ini dikarenakan pada ranah kewenangan program, tentulah

dilakukan berdasarkan struktur berjenjang yang telah ditentukan. Garis Koordinasi

Tim Pembina PUAP lebih dekat pada Tim Teknis Kota yaitu Dinas Pertanian

Kota Serang. Namun demikian, koordinasi tersebut terbilang cukup jarang.

Seperti yang dikatakan oleh Handyadiningrat (1994:78) bahwa dengan semakin

kompleksnya dan besarnya struktur organisasi menambah pula masalah

organisasi. Semakin luas jenjang pengendalian (span of control) suatu kebijakan

maka jumlah organisasi yang harus dikendalikan banyak.

Sehingga pantas saja rentang koordinasi Tim Pembina PUAP Provinsi

Banten untuk menjangkau sampai pada Tim Teknis dibawahnya tidak akan

mungkin. Dimana koordinasi Tim Pembina PUAP Provinsi Banten hanya sampai

dengan struktur yang berada langsung dibawah kewenangannya, yaitu lebih ke

Tim Teknis Kota. Intensitas koordinasi Tim Pembina PUAP Provinsi Banten

Page 243: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

224

dilihat dari petemuan PMT 4 kali dalam 1 tahun berjalan. Penjadwalan tersebut,

secara intensitas terbilang masih kurang. Masalah koordinasi yang lain ditemukan

dari kurangnya komunikasi antar tim teknsi PUAP, seperti dalam pembentukan

LKM-A baru dan penugasan PMT ada di bawah pengawasan Sekretariat PUAP

Provinsi Banten. Meskipun dari Sekretariat PUAP Provinsi Banten menerangkan

bahwa dalam pelaksanaan program dan pembinaan tidak terlepas dari koordinasi

dan sinergi dengan Tim Teknis terkait, namun terkadang kenyataannya

pembentukan LKM-A tanpa sepengetahuan Tim Pembina PUAP Provinsi Banten.

Demikian dengan adanya Surat Keputusan penugasan PMT Baru Ibu

Laelatul Badriah di Kecamatan Serang tahun 2013 juga belum diketahui oleh Tim

Pembina PUAP Provinsi Banten, meskipun wewenang penugasan PMT tersebut

Kementerian Pertanian melalui Sekretariat PUAP Provinsi Banten. Hal tersebut

seharusnya tetap diketahui oleh Tim Pembina PUAP Provinsi Banten. Kondisi

tersebut jelas menunjukkan kurangnya koordinasi antara instansi dari Tim Teknis

PUAP.

Selain itu, kurangnya koordinasi ini juga ditemui antara PMT dan Dinas

Pertanian Kota Serang, dimana laporan perkembangan Gapoktan mengenai PUAP

yang dibuat PMT jarang dilaporkan kepada Dinas Pertanian Kota Serang. Selama

ini laporan dan koordinasi PMT ke Dinas Pertanian Kota Serang dilakukan

melalui BIPP Kota Serang.Terkait masalah koordinasi juga ditemui pada aspek

pengawasan program yang dilakukan langsung ketika kunjungan lapangan oleh

Tim Pembina PUAP Provinsi Banten. Seperti yang didapatkan dari keterangan

Penyuluh Pendamping bahwa ketika Tim Pembina PUAP Provinsi Banten

Page 244: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

225

melakukan kunjungan ke Gapoktan, terkadang tanpa sepengetahuan UPT

Pertanian Kecamatan Serang. Lain halnya dengan koordinasi rutin antar petugas

penyuluh yaitu PMT dan Penyuluh Pendamping Kecamatan Serang di nilai cukup

berjalan. Penyuluh Pendamping merupakan petugas fungsional UPT Pertanian

Kecamatan Serang yang berada di bawah Dinas Pertanian Kota Serang. Dimana

keseharian Penyuluh Pendamping ini berhubungan langsung dengan petani di desa

yang masuk dalam wilayah binaan PMT. Sehingga dalam pelaksanaan tugasnya

PMT tidak dapat bekerja sendiri, dimana Penyuluh Pendamping lebih mengetahui

kondisi potensi desa maupun Gapoktan yang ada di wilayah binaan tersebut.

Adanya masalah koordinasi sebagaimana telah disebutkan tentu tidak boleh

luput perhatian seorang evaluator kebijakan. Tujuan dari kegiatan evaluasi adalah

menemukan masalah dalam pelaksanaan kebijakan untuk kemudian dijadikan

acuan penilaian untuk memberikan masukan perbaikan dalam pelaksanaan

kebijakan. Hal ini dilakukan dalam bentuk evaluasi formatif sebagaimana yang

dikatakan oleh Suryahadi (2007) bahwa evaluasi formatif, yaitu dilaksanakan

pada waktu pelaksanaan program, bertujuan untuk memperbaiki pelaksanaan

program, sehingga akan ditemukan masalah-masalah dalam pelaksanaan program.

Perlunya koordinasi yang berjalan baik antar pelaksana kebijakan merupakan

salah satu pencapaian efisiensi dalam kebijakan yang mendekatkan pada

pencapaian hasil yang diinginkan.

Sebagaimana disebutkan oleh Dunn (2003:610) bahwa dalam evaluasi

kebijakan salah satu indikator kinerja yang diukur adalah efisiensi kebijakan yang

berkenaan dengan seberapa banyak usaha untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Page 245: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

226

Berkenaan dengan jumlah usaha yang diperlukan untuk menghasilkan tingkat

efektifitas tertentu

Kedua, target perencanaan berkala. Perencanaan menjadi hal yang perlu

untuk dilakukan dalam pelaksanaan kebijakan. Perencanaan merupakan proses

penetapan tujuan yang diikuti dengan langkah-langkah teknis untuk mencapai

tujuan tersebut. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Suandy (2001:2) Secara

umum perencanaan merupakan proses penentuan tujuan organisasi (perusahaan)

dan kemudian menyajikan dengan jelas strategi-strategi (program) taktik-taktik

(tatacara pelaksanaan program) dan operasi (tindakan) yang diperlukan untuk

mencapai tujuan secara menyeluruh. Target perencanaan berkala hal penting

dalam pencapaian tujuan kebijakan. Target perencanaan ini berkenaan dengan

target yang dibuat secara periodik atas kinerja yang ingin dicapai. Target

perencanaan berkala dari pembinaan kelembagaan petani, ada dalam rencana

strategis yang menargetkan terbentuknya 5 Gapoktan dalam 1 tahun oleh PMT.

Jika mengacu pada target pembentukan Gapoktan tersebut, sudah terpenuhi.

Namun apabila dihubungkan dengan PUAP, yang menargetkan 1 PMT dari

Gapoktan yang menjadi binaannya minimal 1 diantaranya menjadi LKM-Ayang

maju. Target tersebut belum terpenui. Namun demikian untuk target pembentukan

LKM-A ini tidak ada perencanaan spesifik dalam Petunjuk Teknis melainkan

mengacu pada Pedoman Umum dimana LKM-A diharapkan terbentuk setelah 2

tahun pelaksanaan program PUAP di setiap Gapoktan. Pembentukan LKM-A

tersebut dikembalikan sepenuhnya pada masing-masing PMT yang lebih tahu

kondisi Gapoktan binaannya.

Page 246: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

227

Dari Tim Pembina PUAP Provinsi Banten tidak menekankan pembentukan

LKM-A karena mempertimbangkan keterbatasan anggaran. Dari APBD tidak ada

alokasi anggaran khusus terkait hal tersebut. Meski demikian, target pembentukan

LKM-A ini secara umum juga dapat ditunjang dari perkembangan usaha agribinis

petani anggota, yang tercermin dari kesesuaian kegiatan PUAP dengan analisis

usaha dalam RUB di Gapoktan.

Ketiga, kesesuaian pencapaian pelaksanaan kebijakan dengan target

perencanaan berkala. Poin ini masih berkenaan kegiatan evaluasi yang

ditunjukkan untuk melihat pencapaian kinerja kebijakan. Dimana kinerja

kebijakan yang dinilai evaluasi diantaranya mencakup seberapa jauh kebutuhan,

nilai, dan kesempatan telah dapat dicapai melalui tindakan kebijakan/program.

Dalam hal ini evaluasi kebijakan mengungkapkan seberapa jauh tujuan-tujuan

tertentu telah dicapai (Agustino, 2006:118).

Tim Pembina PUAP Provinsi Banten tidak mengetahui secara pasti

perkembangan pelaksanaan program PUAP khususnya di Kecamatan Serang

karena pemantauan Tim Pembina selama ini hanya laporan PMT, dan sampai

pada saat itu Tim Pembina PUAP Provinsi belum menerima laporan PUAP dari

PMT. Namun jika dilihat dari kondisi umum dengan mengacu pada Pedoman

Umum PUAP ditargetkan 1 PMT dalam 1-2 tahun dapat membentuk 1 LKM-A.

Namun demikian kondisi di Kota Serang, umumnya pembentukan LKM-A dinilai

kurang berjalan, dilihat dari kesiapan Gapoktan masih kurang.

Page 247: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

228

Keempat, manfaat yang dihasilkan. Menurut Gardiner dkk (2007),

Pemantauan dan penilaian dilakukan terhadap satu kebijakan berdasarkan hasil

yang diperoleh dari pelaksanaan kebijakan tersebut. Hasil yang diperoleh dapat

dibedakan menjadi dua, yang masing-masing menjadi indikator dalam proses

pemantauan dan penilaian diantaranya (1) Output, yakni alat pemantauan,

merupakan target antara yang menunjukkan sejauh mana kebijakan tersebut

dilaksanakan.

(2) Outcome, yakni alat dalam penilaian atau evaluasi, merupakan target

hasil dari tujuan antara output yang juga merupakan tujuan kebijakan itu sendiri

(menunjukkan efektifitas kebijakan tersebut. Sebagaimana telah dijelaskan dalam

Pedoman Umum PUAP bahwa output dari PUAP adalah tersalurkannya

BLM-PUAP kepada Gapoktan sebagai modal untuk melakukan usaha produktif

pertanian.

Adanya fasilitasi pembiayaan usaha BLM-PUAP dengan bunga yang rendah

dirasa cukup membantu bagi pembiayaan produksi petani, dilain sisi juga dapat

menghindarkan petani dari rentenir. Dan apabila perguliran BLM-PUAP ini

berjalan dengan didukung dengan adanya pembinaan kelembagaan petani melalui

pelatihan dan pembekalan, baik dari segi keilmuan dalam teknologi dan budidaya

tani maupun administrasi pembukuan Gapoktan, lebih lanjut akan mendorong

Gapoktan menjadi LKM-A. LKM-A ini terbentuk apabila sirkulasi keuangan

Gapoktan lancar terlihat dari peningkatan aset Gapoktan. Peningkatan

kemampuan Gapoktan dalam memfasilitasi dan mengelola bantuan modal usaha

dari BLM-PUAP Merupakan bentuk dari Ouutcome kebijakan. LKM-A yang

Page 248: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

229

berhasil didirikan Gapoktan dapat membantu kebutuhan bagi petani anggota baik

dalam bentuk simpan pinjam ataupun kebutuhan sarana dan prasarana usaha tani

seperti saprodi, pupuk, kemitraan usaha untuk permodalan, pemasaran dan lain

sebagainya.

Hal berikutnya adalah mengenai output dari program PUAP belum optimal.

Dimana berdasarkan hasil observasi peneliti diketahui dari 9 Gapoktan terdaftar

baru 1 Gapoktan diantaranya yang dapat dinilai berjalan dan menjadi LKM-A

yaitu Gapoktan Karya Bersama, di Kelurahan Unyur yang diketuai oleh Bapak

M.Usman. Meskipun kondisinya saat ini Gapoktan Karya Bersama yang tergolong

maju dan menempati urutan pertama Gapoktan terbaik di Kota Serang ditahun

2012, pada perkembangannya mengalami sedikit penurunan menjadi peringkat

kedua sebagai Gapoktan Terbaik. Hal ini disebabkan mulai adanya stagnasi

pengembalian BLM-PUAP.

Dari hasil observasi dan wawancara peneliti diketahui pula adanya output

dari pelaksanaan kebijakan terkait dengan peningkatan kemampuan Gapoktan

dalam mengelola bantuan BLM-PUAP belum dapat dirasakan seutuhnya oleh

semua Gapoktan. Kondisi menunjukkan adanya PUAP tidak diikuti dengan

kesiapan Gapoktan dan kesadaran terhadap pelaksanaan program itu sendiri.

Pasalnya masih banyak ditemui Gapoktan yang umumnya hanya mengharapkan

bantuan modal saja, menilai adanya PUAP hanya dari besarnya bantuan modal

yang mereka dapatkan, tanpa mau mengikuti pembinaan dari petugas terkait.

Page 249: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

230

Akhirnya pembiayaan modal BLM-PUAP yang tadinya diharapkan dapat

dipergulirkan dan dikembangkan oleh angggota kurang berjalan atau mengalami

stagnasi. Stagnasi tersebut yang kemudian menjadi pemicu kurang berjalannya

kebijakan, sehingga manfaat pembinaan akhirnya belum dapat dapat dirasakan

oleh anggota Poktan sepenuhnya.

Kelima, ketersediaan anggaran. PUAP merupakan program nasional yang

pelaksanaanya dilakukan secara massal dengan target 10.000/desa pertahun.

Sehingga dukungan finansial mutlak diperlukan untuk menjamin penyelenggaraan

program. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa untuk

mendukung berjalannya pembinaan pada PUAP juga perlu alokasi anggaran

tersendiri. Tanggung jawab pemerintah tidak cukup sampai pada peluncuran

program saja, tetapi juga menyediakan anggaran yang memadai untuk

menyediakan sarana dan prasarana pendukung pelaksanaan program. Seperti

dalam pengadaan sumberdaya petugas teknis seperti PMT, sebagai tenaga ahli

yang langsung dikontrak 1 tahun dan dilatih oleh Kementerian Pertanian untuk

menjadi konsultan dan pendamping PUAP bagi Gapoktan, PMT memperoleh

Biaya Operasional (BOP) untuk lamanya 8 bulan kerja ditambah dengan Uang

Jalan Tetap (UJT).

UJT ini diperuntukkan bukan hanya untuk PUAP tetapi juga anggaran untuk

semua program rutin penyuluhan. BOP PMT disebutkan Rp.3.800.000/bulan dan

UJT Rp.500.000/tahun. Tidak seperti PMT, lain halnya dengan Penyuluh

Pendamping yang tidak mendapatkan biaya operasional yang dialokasikan khusus

pembinaan kelembagaan petani pada PUAP. Mengingat Penyuluh Pendamping

Page 250: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

231

merupakan tenaga penyuluh dari UPT Pertanian Kecamatan Serang yang

diperkerjakan untuk membantu semua program rutin penyuluhan dari Dinas

Pertanian Kota Serang termasuk PUAP salah satunya.

Dimana operasional yang dimaksud selama ini merupakan tunjangan rutin

dari Pemerintah Daerah setempat berupa UJT diluar gaji. Berbeda dengan PMT

yang dilatih khusus oleh Kementerian Pertanian untuk PUAP, keberadaan

penyuluh pendamping disini dalam pelaksanaan PUAP sifatnya membantu

sebagai salah satu program Pemerintah yang pelaksanaan teknisnya ada di Dinas

Pertanian Kota Serang, diluar Program penyuluhan lainnya.

Ketiadaan dana pendampingan baik dari APBN maupun APBD diluar UJT

dan gaji bagi Penyuluh pendamping disesalkan oleh Penyuluh Pendamping. Inilah

yang kemudian menjadi masalah partnership keduanya. Mengingat kedudukan

PMT dan Penyuluh Pendamping berada dibawah kewenangan instansi yang

berbeda. PMT merupakan petugas ahli yang dihonori, dilatih dan dibekali

pengetahuan PUAP oleh Kementerian Pertanian. Dalam pelaksanaannya PMT

dibantu Penyuluh Pendamping yang merupakan tenaga penyuluh dari UPT

Pertanian Kecamatan.

Kedudukan Penyuluh Pendamping pada PUAP sifatnya mendampingi PMT

dan membantu PMT dalam pelaksanaan pembinaan Gapoktan, disamping juga

mereka menangani program rutin penyuluhan dari Dinas. Karenanya Penyuluh

Pendamping merasa keberatan jika dibebani dengan tanggung jawab terhadap

keberhasilan pelaksanaan PUAP. Sebab Penyuluh ini merasa tidak diberikan

Page 251: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

232

alokasi anggaran khusus untuk operasional pembinaan PUAP sebagaimana PMT.

Di lain sisi PMT juga merasa keberatan jika dalam pelaksanaan pembinaan PUAP

tanggung jawabnya dibebankan kepada PMT saja, PMT merasa pelaksanaan

program tidak terlepas dari Penyuluh Pendamping terlebih PMT merasa dihonori

untuk 8 bulan saja sedang kontrak kerja 1 tahun. Tidak cukup itu, berdasarkan

keterangan dari Tim Teknis didapatkan informasi bahwa PMT ketika sudah 8

bulan kerja, 4 bulan selebihnya dalam 1 tahun biasanya PMT tidak mau bekerja.

Mengenai dana dampingan untuk pembinaan tersebut yang semestinya

diterima oleh Tim Penyuluh karena memang dari Pemerintah Daerah

menganggarkan dana tersebut di tahun 2013 hingga kini belum diterima oleh Tim

Penyuluh. Berbeda dengan Tim Pembina PUAP Provinsi Banten, mengenai

ketersediaan dana program yang diperuntukkan untuk Tim Pembina PUAP

Provinsi Banten memang ada alokasi anggarannya yang bersumber dari APBN.

Diketahui ditahun 2012 Tim Pembina PUAP Provinsi Banten menerima anggaran

senilai Rp.50.000.000; dan jumlahnya menurun di tahun 2013 menjadi

Rp.48.000.000. Dana tersebut diperuntukkan untuk koordinasi, Alat Tulis Kantor

(ATK), honor Petugas Penyuluh dan Tim Verifikasi. anggaran tersebut diluar

operasional pembinaan untuk Penyuluh.

Keenam, kecukupan anggaran. Ketersediaan anggaran operasional

Pembinaan Kelembagaan Petani pada Program PUAP di Kecamatan Serang masih

dinilai belum memadai bagi Tim Penyuluh, karena dari Dinas Kota Serang jika

menyangkut pembinaan khusus PUAP bagi Penyuluh Pendamping mereka tidak

menganggarkan untuk itu. Inilah yang kemudian disesalkan oleh Penyuluh

Page 252: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

233

Pendamping, sebab BOP yang mereka terima senilai Rp.300.000/bulan dan UJT

untuk transportasi Rp.500.000/bulan dari Dinas Pertanian Kota Serang,

peruntukannya untuk semua program penyuluhan pertanian bukan khusus PUAP

saja. Penyuluh Pendamping ini juga diambil dari Tenaga Harian Lepas (THL)

dengan kontrak 10 bulan namun kerja 1 tahun.

Mengenai dana pendampingan untuk operasional Penyuluh pendamping

memang pernah dianggarkan dari Pemerintah Daerah tahun 2009-2010, meskipun

masih dirasa belum memadai tapi kondisi tersebut masih dianggap lebih baik,

setidaknya cukup membantu jika dibandingkan sekarang, dimana Penyuluh

Pendamping sudah tidak menerima dana tersebut. Hal inipun menjadi kendala

dalam mengadakan pertemuan Poktan karena anggaran pertemuan dibebankan

pada masing-masing Poktan, yang mana tidak semua bisa menyediakan anggaran

tersebut.

Berbeda dengan Penyuluh Pendamping, untuk gaji PMT sendiri total

Rp.3.500.000/bulan sudah termasuk BOP dan Gaji Pokok, dibayarkan selama 8

bulan namun kontrak kerja 1 tahun. Sehinggan PMT biasanya tidak mau bekerja

jika sudah diatas 8 bulan. UJT PMT sendiri diketahui Rp.500.000 untuk 1 tahun.

Adanya perbedaan honorium tersebut menimbulkan kecemburuan Penyuluh

Pendamping terhadap PMT, sehingga berakibat pada masalah partnership antara

keduanya dalam menjalankan tugas pembinaan.

Page 253: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

234

Demikian pula mengenai anggaran monitoring bagi Tim Pembina PUAP

Provinsi Banten masih belum cukup memadai. Alokasi anggaran monitoring

diketahui Rp.48.000.000/tahun. Dana tersebut diperuntukkan untuk perjalanan

pertemuan koordinasi ke Pusat 18 OP atau 18 orang dengan total pengeluaran

Rp.9.000.000; sudah termasuk perjalanan koordinasi kabupaten dan kota. Jika

dalam untuk 1151 Gapoktan yang harus dipantau dalam 1 kali OP ada 1 orang

melakukan koordinasi ke pusat, anggaran tersebut cukup untuk 26 kali OP. Lain

halnya jika dalam 1 kali koordinasi ke pusat ada 2 orang maka anggaran tersebut

hanya cukup untuk 13 OP. Berikut adalah tabel 4.23 hasil penilaian atas dimensi

efisiensi:

Tabel 4.23 Hasil Penilaian Atas Dimensi Efisiensi

Indikator Penilaian Hasil Penelitian Koordinasi Pelaksana Kebijakan

1. Kurangnya koordinasi antar Tim Teknis, PMT dan Penyuluh Pendamping.

Target Perencanaan Berkala

1. Target pembentukan 5 Gapoktan dalam 1 tahun oleh PMT sudah terpenuhi, namun untuk target pembentukan 1 PMT minimal LKM-A belum terpenuhi.

Kesesuaian target Perencanaan Brakala

1. Ideal pembentukan LKM-A 1-2 Tahun berjalannya PUAP, belum terpenuhi

2. Target perencanaan usaha agribisnis petani tercermin dalam RUB di Gapoktan belum berjalan 100%.

Manfaat yang Dihasilkan 1. Bantuan pembiayaan permodalan PUAP dengan bunga yang rendah.

2. Fasilitasi penguatan sumberdaya melalui pembinaan, pelatihan dan pembekalan, baik dari segi keilmuan dalam teknologi, budidaya tani, administrasi pembukuan Gapoktan.

3. Meningkatnya kemampua kelembagaan Gapoktan dalam mengelola modal usaha dan peningkatan usaha produktif petani dalam penyediaan kebutuhan

Page 254: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

235

usaha petani dimana LKM-A sebagai barometer keberhasilan kegiatan PUAP

Ketersediaan Anggaran 1. PMT dikontrak oleh Kementerian Pertanian dengan Biaya Operasional (BOP) untuk lamanya 8 bulan kerja ditambah dengan Uang Jalan Tetap (UJT). BOP PMT disebutkan Rp.3.800.000/bulan dan UJT Rp.500.000/tahun.

2. Berbeda dengan PMT, Penyuluh Pendamping tidak memperoleh BOP khusus PUAP

3. Dana dampingan pembinaan yang diwacanakan turun ditahun 2013 ternyata belum juga diterima oleh Tim Penyuluh.

4. Alokasi anggaran APBN untuk operasional Tim Pembina PUAP Provinsi ditahun 2012 Rp.50.000.000; jumlahnya menurun di tahun 2013 menjadi Rp.48.000.000. Dana tersebut diperuntukkan untuk koordinasi, Alat Tulis Kantor (ATK), honor Petugas Penyuluh dan Tim Verifikasi. Anggaran tersebut diluar operasional pembinaan untuk Penyuluh.

Kecukupan Anggaran 1. Ketersediaan anggaran operasional program PUAP masih dinilai belum memadai, bagi Penyuluh Pendamping yang tidak mendapatkan alokasi khusus PUAP, diketahui BOP Penyuluh Pendamping Rp.300.000/bulan dan UJT untuk transportasi Rp.500.000/bulan dari Dinas Pertanian Kota Serang, peruntukannya untuk semua program penyuluhan pertanian. Anggaran ini dinilai masih jauh khususnya bagi THL yang dikontrak 10 bulan namun kerja 1 tahun.

2. Anggaran operasional bagi Tim Pembina PUAP Provinsi yang dianggarkan Rp.48.000.000 di 2013 juga masih dinilai jauh dari cukup

(Sumber : Peneliti, 2014)

Dari hasil pemaparan dan tabel 4.20 tersebut dapat peneliti simpulkan

sementara bahwa indikator efisiensi belum terpenuhi. Diantaranya dapat dilihat

dari kurangnya koordinasi pelaksana kebijakan, target perencanaan berkala yang

belum terpenuhi, ketersediaan anggaran operasional yang belum memadai.

Sedangkan untuk aspek manfaat dari pelaksanaan program sudah dinilai baik

Page 255: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

236

3. KECUKUPAN

Indikator kecukupan ini diantaranya meliputi : Pertama, keterpenuhan

kebutuhan masyarakat sasaran kebijakan. Seringkali dinyatakan bahwa tugas

negara dan pejabat negara untuk melayani dan meningkatkan kebutuhan

masyarakat. Hal ini memberikan dorongan kepada pembuat kebijakan untuk peka

dan aktif berupaya mengatasi problema-problema tersebut guna memenuhi

kebutuhan (Islamy, 2007:121). Dimana proses akhir dari pelaksanaan kebijakan

tersebut adalah menilai seberapa jauh kebijakan mampu mengakomodir apa yang

menjadi kepentingan publik. Sesuai dengan kriteria evaluasi yang dinyatakan oleh

Dunn (2003:610) mengenai aspek kecukupan yang berkenaan dengan seberapa

jauh pencapaian hasil yang diinginkan memecahkan masalah.

Esensi dari program PUAP adalah mengakomodir apa yang menjadi

kebutuhan petani mengenai akses permodalan yang selama ini masih menjadi

kendala petani. Pendanaan usaha BLM-PUAP tidak boleh melebihi bunga Bank,

penentuan bunga sesuai dengan kemampuan dan kesepakatan kelompok. Sehingga

dengan nilai tersebut masih dinilai cukup membantu bagi petani anggota. Hal

tersebut masih dinilai wajar mengingat program tersebut sifatnya hanya

menstimulasi kegiatan pengembangan usaha agribisnis petani melalui bantuan

pembiayaan permodalan.

Alokasi bantuan pembiayaan permodalan PUAP senilai Rp. 100.000.000;

untuk 1 Gapoktan yang berarti dalam 1 desa ada 1 Gapoktan. Dengan jumlah

anggota sampai 30 bahkan lebih, maka pengalokasiannya harus diatur sedemikian

rupa agar mampu memenuhi kebutuhan pembiayaan semua anggotanya dengan

Page 256: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

237

sistem pinjaman bergilir. Jika dikalkulasi, misalnya kebutuhan budidaya rata-rata

untuk 1 Ha sawah mendapatkan Rp. 1.000.000; nominal ini dibawah modal

seharusnya yaitu Rp.5000.000; artinya Permodalan PUAP hanya meng-cover

kebutuhan 1/5 sampai ½ kebutuhan lahan garapan.

Selain itu adanya kelembagaan Gapoktan juga membantu petani untuk

mengkoordinir kebutuhan penggarapan seperti kebutuhan saprodi petani, bibit dan

lain sebagainya. Tidak hanya itu, PUAP juga mengakomodir kebutuhan terhadap

peningkatan kapasitas kelembagaan Gapoktan dengan adanya pembinaan

Pembinaan yang memberi dampak psikologis bagi petani akan wawasan budidaya

dan administrasi pembukuan Gapoktan.

Dengan demikian adanya program PUAP dibuat untuk kepentingan

masyarakat guna mengatasi permasalahan yang dihadapi masyarakat dan

mengakomodir apa yang menjadi kebutuhannya. Dalam hal ini PUAP mencoba

memberikan solusi permasalahan petani terhadap akses permodalan, kebutuhan

poduksi, maupun peningkatan kapasitas sumberdaya petani melalui pembinaan

mengenai administrasi keuangan Gapoktan dan wawasan budidaya/pertanian.

Kedua, intensitas pengawasan kebijakan. Pengawasan atau disebut juga

monitoring menurut Hoogwood dan Gunn (dalam Wahab, 1997:61) kebijakan

merupakan proses kegiatan pengawasan terhadap implementasi kebijakan untuk

memperoleh informasi tentang seberapa jauh tujuan kebijakan tercapai. Menurut

Saragih (1982:94) proses pengawasan dapat dilakukan menurut waktu dan

frekuensi yang diperlukan sesuai tahapan pelaksanaan (awal, pertengahan akhir)

Page 257: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

238

atau dapat dilakukan insidentil jika diperlukan. Hal ini berkenaan dengan

seberapa sering pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dilakukan. Dalam

prakteknya pengawasan dari Tim Teknis lebih sering melalui laporan kegiatan

PUAP Gapoktan yang dilaporkan PMT.

Berdasarkan hasil penelusuran peneliti terhadap pelaksanaan program

PUAP di Kecamatan Serang termasuk pelaksanaan pembinaan kelembagaan

petani pada Gapoktan diketahui pengawasan langsung yang dilakukan oleh Tim

Pembina PUAP Provinsi Banten terhitung dalam 1 tahun anggaran dilakukan

sebanyak 4 kali. Sedang Sekretariat PUAP pengawasan dilakukan secara

insidentil tergantung kebutuhan Gapokan. Meskipun pada pelaksanaannya

pengawasan tersebut tidak secara berkala dilakukan tetapi dalam 1 tahun anggaran

pengawasan terhadap program pasti ada.

Pembinaan maupun pengawasan yang dilakukan oleh Tim Pembina PUAP

Provinsi Banten dilaksanakan secara estafet, melalui Tim Teknis Kota yaitu Dinas

Pertanian Kota Serang dan UPT Pertanian Kecamatan Serang. Dimana pada

prakteknya pengawasan dari Tim Teknis dilakukan berdasarkan hasil laporan

perkembangan aset Gapoktan dari PMT. Sedangkan agenda pembinaan dan

pengawasan dari Dinas Pertanian Kota Serang tersebut lebih lanjut diserahkan

kembali melalui BIPP Kota Serang, bekerjasama dengan Tim Penyuluh terkait

seperti PMT dan Penyuluh Pedamping dari UPT Pertanian Kecamatan Serang.

Page 258: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

239

Penugasa PMT wilayah binaan tergantung SK Kementerian Pertanian.

Dimana diketahui di tahun 2010-2011 Bapak Bobby Hidayat, 2012 Ibu Wulan dan

PMT tahun 2013 adalah Ibu Laelatul Badriah. Diketahui pula dari hasil

wawancara peneliti terhadap Gapoktan di Kecamatan Serang bahwa pengawasan

langsung ke Gapoktan sering dari UPT Pertanian Kecamatan Serang, dari Dinas

Pertanian Kota Serang terhitung 2 kali kunjungan, sedangkan pengawasan

langsung dari Tim Pembina PUAP maupun Sekretariat PUAP Provinsi Banten

terbilang jarang.

Selama ini Gapoktan lebih mengenal dengan PMT tahun-tahun

sebelumnya yaitu Ibu Wulan dan Bapak Bobby Hidayat sedangkan mengenai

penugasan Ibu Laelatul Badriah belum banyak diketahui oleh Gapoktan. Dilihat

dari intensitas pengawasan dan pembinaan dari Penyuluh Pendamping terhadap

Gapoktan dapat dikatakan lebih tinggi jika dibandingkan dengan PMT maupun

Tim Teknis terkait. Sebagaimana telah dijelaskan pada poin sebelumnya adanya

keterbatasan anggaran operasional program PUAP maka pembinaan dan

pengawasan yang dilakukan oleh Penyuluh Pendamping dilekatkan dengan

program SLPTT dan SLPHT. Meskipun kemudian pada pelaksanaannya semakin

kesini program SLPTT dan SLPHT sudah jarang dilakukan.

Pembinaan dari PMT pun terakhir yang menangani Ibu Wulan tahun 2012,

selanjutnya Gapoktan sudah lama tidak mendapatkan kunjungan dari PMT.

Intensitas pembinaan dan pengawasan semula dilaksanakan menjadi satu yang

terjadwal biasanya dilakukan menjelang pencairan dana PUAP sekitar 2-3 bulan

sebelumnya. Pada perkembangan selanjutnya intensitasnya perlahan mulai jarang

Page 259: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

240

bahkan ada Gapoktan yang sudah tidak ada lagi kegiatan pembinaan. Berdasarkan

gambaran tersebut, dapat diketahui bahwa pengawasan dari Tim Teknis PUAP

lebih pada pengawasan tidak langsung dengan melihat hasil laporan

perkembangan kegiatan PUAP Gapoktan yang dilaporkan PMT. Kondisi seperti

ini sesuai dengan konsep pengawasan dari Winardi (2000:115) yang

membedakan teknik pengawasan menajadi pengawasan langsung dan pengawasan

tidak langsung. Pengawasan langsung adalah apabila pimpinan organisasi

melakukan sendiri pengawasan terhadap kegiatan yang sedang dilaksanakan oleh

para bawahannya. Sedang pengawasan tidak langsung adalah pengawasan jarak

jauh melalui laporan yang disampaikan oleh bawahanya baik lisan mupun tertulis.

Meskipun pengawasan dilakukan berdasarkan jenjang struktur birokrasi

namun demikian untuk menjamin pelaksanaan program berjalan sesuai dengan

yang direncanakan sebaiknya pengawasan dilakukan tidak mengandalkan laporan

dari bawah saja. Akan sangat bijaksana apabila pengawasan menggabungkan

teknik pegawasan langsung dengan tidak langsung dalam melakukan fungsi

pengawasan. Artinya Tim Teknis PUAP juga ikut serta dalam melakukan

pengawasan langsung terhadap Gapoktan agar memperoleh penilaian yang akurat

dari pelaksanaan kebijakan sehingga dapat dijadikan acuan untuk merumuskan

kebijakan berkutnya.

Ketiga, waktu pengawasan kebijakan. Untuk Pengawasan dari segi aspek

keuangan Gapoktan Tim Pembina PUAP Provinsi tidak memiliki wewenang.

Mengingat alokasi dana bantuan tersebut sepenuhnya menjadi hak Gapoktan

dengan catatan alokasi dana tetap dipergunakkan untuk PUAP dimana

Page 260: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

241

pencairannya langsung ke rekening Gapoktan. Mengenai kegiatan pengawasan

yang dilakukan Tim Pembina PUAP Provinsi Banten lebih pada kegiatan

pembinaan dan pelatihan bagi Gapoktan. Waktu pengawasan berbarengan dengan

kegiatan pembinaan dan pelatihan Gapoktan terjadwal 4 kali dalam satu tahun

dilakukan per triwulanan.

Ranah Tim Pembina PUAP Provinsi Banten melakukan pengawasan

sampai pada Dinas Pertanian Kota Serang. Lebih lanjut dari Tim Teknis Kota

yang melaksanakan pengawasan program karena Tim Teknis Kota dinilai lebih

tahu kondisi spesifik wilayah masing-masing. Sedang, pengawasan dari Dinas

Pertanian Kota Serang dilakukan melalui BIPP Kota Serang. BIPP Kota Serang

menjadwalkan kegiatan pembinaan dan pengawasan dalam 1 bulan ada 8 kali

agenda untuk semua kecamatan di Kota Serang sehingga setiap kecamatan

mendapatkan jadwal minimal 1 kali dalam 1 bulan. Lain lagi pengawasan dari

Sekretariat PUAP Provinsi Banten dilakukan sesuai kebutuhan Gapoktan dan

biasanya kegiatan tersebut dibarengi dengan pembekalan Gapoktan penerima

PUAP menjelang pencairan BLM- PUAP.

Pada pelaksanaan selanjutnya yang berperan membina Gapoktan adalah

Tim Penyuluh (PMT dan Penyuluh Pendamping). Lebih spesifik pengawasan dan

pembinaan dari PMT dilakukan setiap Desa mendapat jadwal minimal 1 kali

dalam 1 bulan. Mimimnya agenda pembinaan dan pengawasan tersebut,

dikarenakan 1 PMT memegang 2 kecamatan wilayah binaan sehingga harus

membagi jadwal antara desa satu dengan desa lainnya. Penyuluh pendamping

sendiri menjadwalkan agenda pengawasan terhadap Gapoktan paling tidak 2-3

Page 261: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

242

kali agenda dalam 1 bulan. Karena dalam setiap Gapoktan memiliki jumlah

Poktan yang beragam maka kegiatan pengawasan dilakukan bergilir bersamaan

dengan kegiatan pembinaan pada program SLPTT dan SLPHT.

Kegiatan tersebut intensif dilakukan ditahun-tahun pertama program

PUAP seiring perkembangannya bukan hanya terkendala pengembalian, namun

juga banyak Gapoktan yang mengaku sudah lama tidak mendapat pembinaan

mengenai PUAP bahkan ada juga yang sudah mengalami kemandegan sejak awal

perguliran dana PUAP seperti yang dialami Gapoktan Karya Bahagia Tani yang

diketuai oleh Bapak Makmun Murod di Kelurahan Sumur Pecung. Pengawasan

dalam bentuk pelaporan nagi Gapoktanpun yang mengalami stagnasi perguliran

BLM-PUAP selalu sama dari bulan ke bulan.

Berdasarkan hasil analisis peneliti tersebut diketahui bahwa intensitas

pengawasan program PUAP masih di nilai kurang memadai. Padahal dalam

pelaksanaan kebijakan pengawasan mutlak diperlukan, untuk menjamin apakah

kebijakan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan.

Menurut Gardiner dkk (2007) monitoring atau pengawasan menekankan pada

penelusuran terhadap progress implementasi dan proses-prosesnya untuk

meyakinkan bahwa target yang telah disepakati tercapai. Sehingga ketika

pengawasan tidak dilakukan secara optimal kecil kemungkinan tujuan yang

diharapkan dari pelaksanaan kebijakan akan tercapai. Hasil penilaian atas dimensi

kecukupan dapat dilihat pada tabel 4.24 berikut:

Page 262: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

243

Tabel 4.24 Hasil Penilaian Atas Dimensi Kecukupan

Indikator Penilaian Hasil Penelitian Keterpenuhan Kebutuhan

Sasaran Kebijakan

1. BLM-PUAP mampu memenuhi 1/5 sampai ½ kebutuhan usaha petani. Selain juga memberi dampak psikologis dari sisi wawasan budidaya dan adimistrasi pembukuan Gapoktan.

Intensifitas Pengawasan

Kebijakan

1. Pengawasan dari Tim Pembina PUAP Provinsi Banten dilakukan 4 kali/tahun, Pengawasan dari Sekretariat PUAP Provinsi Banten dilakukan insidentil, Pengawasan dari Dinas Pertanian Kota Serang terhitung 2 kali. PMT terakhir intensif kunjungan tahun 2012. Sedang ditahun 2013 banyak Gapoktan yang belum mendapatkan kunjungan PMT. Pengawasan bersamaan kegiatan pembinaan terhadap Gapoktan dan lebih sering dari Penyuluh Pendamping,.

Waktu Pengawasan

Kebijakan

1. Waktu pengawasan berbarengan dengan kegiatan pembinaan dan pelatihan Gapoktan terjadwal 4 kali dalam 1 tahun dilakukan per triwulan.

2. Pengawasan dari Dinas Pertanian Kota Serang dilakukan melalui BIPP Kota Serang. Dijadwalkan dalam 1 bulan ada 8 kali untuk semua Secamatan.s Setiap kecamatan mendapatkan jadwal minimal 1 kali dalam 1 bulan.

3. Pengawasan dari BPTP Provinsi Banten insidentil sesuai kebutuhan, biasanya kegiatan tersebut dibarengi dengan pembekalan Gapoktan penerima PUAP dilakukan menjelang pencairan BLM-PUAP.

4. Pengawasan dan pembinaan dari PMT dilakukan setiap Desa minimal 1 kali dalam 1 bulan. Penyuluh Pendamping menjadwalkan agenda pengawasan setiap Poktan 2-3 kali agenda dalam 1 bulan.

(Sumber : Peneliti, 2014)

Dari hasil pemaparan dan tabel 4.21 tersebut dapat peneliti simpulkan

sementara bahwa indikator kecukupan dapat dinilai cukup terpenuhi diantaranya

dapat dilihat dari aspek keterpenuhan kebutuhan petani baik dari sisi dana

stimulan usaha BLM-PUAP yang mampu memenuhi 1/5 sampai ½ kebutuhan

termasuk fasilitasi wawasan agribinis dari kegiatan PUAP dari program PUAP

cukup bermanfaat bagi petani, meskipun secara intensitas pengawasan dari Tim

Page 263: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

244

Teknis dapat dinilai masih kurang memadai didukung informasi mengenai waktu

pelaksanaan pengawasan pembinaan kelembagaa petani pada program PUAP di

Kecamatan Serang Kota Serang.

4. PERATAAN

Indikator perataan ini meliputi: Pertama, perataan manfaat kebijakan.

manfaat kebijakan dari pembinaan kelembagaan petani diperuntukkan bagi

Gapoktan penerima PUAP di Kecamatan Serang. Manfaat tersebut berupa

fasilitasi ilmu pengetahuan budidaya dan teknologi disamping juga nilai ekonomi

dari bantuan pembiayaan permodalan BLM-PUAP. Tetapi tidak semua Gapoktan

menerima fasilitasi tersebut, khusus pembekalan administasi pembukuan

diprioritaskan untuk pengurus Gapoktan. Mengingat keterbatasan tenaga penyuluh

belum mampu menjangkau semua anggota.

Program PUAP merupakan program massal dengan target 10.000

desa/tahun sehingga diperlukan kuantitas SDM petugas yang berlimpah untuk

menjangkau perataan manfaat pembinaan ke seluruh anggota. Mengenai perataan

fasilitasi permodalan pembiayaan BLM-PUAP diupayakan keadilannya melalui

seleksi kelayakan penerima PUAP dengan sistem prioritas kebutuhan dan cluster

anggaran atau perguliran secara bergilir sehingga setiap anggota Gapoktan dapat

merasakan manfaat dari fasilitasi pembiayaan usaha BLM-PUAP. Namun pada

pelaksanaannya ada saja kendala pengembalian dari anggota sehingga perguliran

Page 264: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

245

untuk peminjaman berikutnya dari BLM-PUAP menjadi terlambat, bahkan

terhenti akibat stagnasi total dari pengembalian anggota.

Kedua, Perataan pelaksanaan kebijakan. Perataan pembinaan kelembagaan

petani pada program PUAP di Kecamatan Serang belum mampu menjangkau

semua anggota Poktan penerima PUAP. Belum tercapainya pemerataan manfaat

pelaksanaan kebijakan ini kembali lagi pada persoalan keterbatasan kuantitas

Petugas penyuluh dan Ketersediaan anggaran operasional. Pembinaan di

prioritaskan kepada Pengurus Gapoktan seperti ketua, bendahara ataupun

sekretaris. Dengan adanya keterbatasan dalam pelaksanaan pembinaan tersebut,

maka alternatif solusinya adalah pelaksanaan pembinaan kelembagaan petani pada

program PUAP dilekatkan pada SLPTT dan SLPHT yang membuka ruang bagi

Gapoktan untuk tetap dapat merasakan manfaat pembinaan tersebut.

Sebagaimana yang diungkapkan Thoha (2003) dalam organization

development, yang di developt bukan hanya organisasinya tetapi juga termasuk

orangnya (sikap, persepsi, motivasinya). Thoha menyatakan pembinaan adalah

“suatu tindakan, proses, hasil atau pernyataan menjadi lebih baik”. Dalam hal ini

menunjukkan adanya kemajuan, peningkatan, pertumbuhan, evolusi atas berbagai

kemungkinan, berkembang, atau peningkatan atas sesuatu (Thoha, 2003:7).

Dengan demikian pembinaan kelembagaan petani sangat penting dalam

PUAP dan seyogyanya hal tersebut dapat juga dirasakan oleh anggota lainnya

dengan melibatkan partisipasi aktif pengurus Gapoktan, sehingga penting sekali

menempatkan orang yang tepat sebagai pengurus Gapoktan, dengan

Page 265: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

246

memperhatikan kemampuan pengurus untuk bisa men-developt anggotanya dalam

rangka meningkatkan dan memajukan sumberdaya anggota mengenai PUAP,

tidak terbatas pada fasilitasi pembiayaan usaha, selain juga kemudian pembinaan

tersebut turut disokong dari program lain seperti SLPTT dan SLPHT.

Ketiga, perataan sosialisasi kebijakan. Sosialisasi kebijakan selama ini

pelaksanaannya bersamaan dengan pembekalan, pelatihan bagi pengurus

Gapoktan pra pencairan dana PUAP, itupun hanya menjangkau pengurus

Gapoktan. Untuk selanjutnya pengurus Gapoktan yang kemudian menyampaikan

kembali pada anggotanya masing-masing. Hal ini tentu tidak menjamin apakah

sosialisasi lebih lanjut yang dilakukan pengurus Gapoktan ini dapat dikatakan

efektif. Karena pelaksanaannya tidak dibarengi dengan pengawasan secara

optimal dari petugas terkait, yang akhirnya menimbulkan permasalahan stagnasi

pengembalian BLM-PUAP dari anggota.

Pemerataan sosialiasi seyogyanya penting untuk diperhatikan. sosialisasi

harus dengan perancanaan secara matang melibatkan seluruh anggota, baik

anggaran dan pembinaannya. Yang diharapkan sosialisasi ini juga diikuti dengan

reward maupun punishment. Reward yang dimaksud adalah pemberian

penghargaan kepada anggota yang berprestasi ataupun penghargaan terhadap

anggota yang lancar pembayaran BLM-PUAP, setidaknya hal ini akan menjadi

stimulan yang efektif untuk mendorong partisipasi aktif anggota. Sedang

punishment berlaku bagi anggota terkendala pengembalian pembayaran dan juga

tidak memiliki i’tikad baik untuk berusaha menyelesaikan tanggung jawabnya.

Hasil penilaian atas dimensi perataan dapat dilihat pada tabel 4.25 :

Page 266: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

247

Tabel 4.25 Hasil Penilaian Atas Dimensi Perataan

Indikator Penilaian Hasil Penelitian Perataan Manfaat Kebijakan

Dengan jumlah Poktan yang beragam dan banyak sedang adanya keterbatasan tenaga penyuluh menjadikan perataan manfaat baik dari segi pembinaan maupun bantuan permodalan PUAP belum terpenuhi.

Perataan Pelaksanaan Kebijakan

Pembekalan program dari Tim Teknis lebih diprioritaskan pada pengurus Gapoktan. Keterbatasan kuantitas SDM petugas teknis dan anggaran menjadikan pelaksanaan kebijakan untuk pembinaan lebih lanjut ke Gapoktan belum mampu menjangkau seluruh Poktan penerima PUAP

Perataan Sosialisasi Kebijakan

Sosialisasi bersamaan dengan pembekalan, pelatihan bagi pengurus Gapoktan pra pencairan dana PUAP untuk Pengurus Gapoktan, lebih lanjut pengurus Gapoktan menyampaikan kembali pada anggota.

(Sumber : Peneliti, 2014)

Dari hasil pemaparan dan tabel 4.22 tersebut dapat peneliti simpulkan

sementara bahwa indikator perataan dapat dinilai belum terpenuhi diantaranya

dapat dilihat dari aspek perataan dari manfaat, pelaksanaan dan sosialisasi

kebijakan baru menjangkau pengurus Gapoktan.

5. RESPONSIVITAS

Indikator responsivitas ini meliputi : Pertama, responsivitas implementor

kebijakan. Berkenaan apakah pelaksana pembinaan kelembagaan petani pada

Program PUAP di Kecamatan Serang memberikan pelayanan yang dibutuhkan

kelompok sasaran kebijakan dengan segera. Berdasarkan hasil wawancara peneliti

dengan Tim Teknis PUAP pada umumnya mengatakan selalu siap sedia apabila

masyarakat sasaran program dalam hal ini adalah Gapoktan membutuhkan

Page 267: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

248

konsultasi dan pelayanan sekalipun itu diluar jam kerja. Namun demikian, setelah

dikonfirmasi kepada Gapoktan, lain lagi tanggapan responsivitas dari Gapoktan

yang lebih cenderung kepada Penyuluh Pendamping, mengingat Penyuluh

Pendamping dalam hal ini kedudukan fungsinya lebih memungkinkan memiliki

banyak kesempatan untuk berhubungan langsung dengan Gapoktan hampir

disetiap program penyuluhan rutin dari UPT, tidak hanya PUAP. Sehingga dalam

hal ini intensitas Gapoktan untuk berkonsultasi kepada Penyuluh Pendamping

lebih sering dibandingkan dengan PMT maupun petugas teknis lainnya.

Untuk intensitas konsultasi inipun kondisinya berbeda dimasing-maisng

Gapoktan. Umumnya Gapoktan yang aktif dapat dikatakan sering berkonsultasi

dengan Tim Penyuluh. Namun, untuk beberapa Gapoktan yang kondisinya

mengalami stagnasi konsultasi sudah tidak lagi berjalan seperti yang dialami

Gapoktan Cipari yang mengaku sudah lama tidak ada pertemuan lagi dengan Tim

Penyuluh maupun dengan Pengurus Gapoktan dan Poktan lainnya.

Kondisi serupa juga dialami oleh Gapoktan Karya Bahagia Tani. Menurut

keterangan yang didapatkan peneliti Penyuluh Pendamping dinilai kurang

responsif dalam upaya penagihan untuk menanggulangi masalah kemacetan

pengembalian dana PUAP anggota. Adanya pernyataan tersebut dari pihak Tim

Penyuluh sendiri merasa sulit sekali untuk melakukan penagihan terhadap anggota

sehingga akhirnya masalah ini menjadi berlarut-larut. Diketahui pula penugasan

PMT ditahun 2013 tidak semua diketahui Gapoktan, dari PMT terkait juga

mengakui hal tersebut. Kunjungan baru dilakukan untuk Gapoktan tertentu yang

terhitung masih aktif dan masih bisa diarahkan untuk pengembangannya. Dengan

Page 268: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

249

melihat kondisi tersebut, diketahui bahwa responsivitas dari Tim Teknis PUAP

masih kurang dirasakan oleh Gapoktan. Padahal kriteria responsivitas cerminan

nyata kebutuhan, preferensi, dan nilai dari kelompok-kelompok tertentu terhadap

kriteria efektivitas, efisiensi, kecukupan, dan kesamaan. Sebagaimana dinyatakan

oleh Dunn (2003:437) kriteria responsivitas adalah penting karena analisis yang

dapat memuaskan semua kriteria lainnya (efektivitas, efisiensi, kecukupan,

kesamaan) masih gagal jika belum menanggapi kebutuhan aktual dari kelompok

yang semestinya diuntungkan dari adanya suatu kebijakan.

Kedua, kepuasan terhadap pelaksanaan kebijakan. Secara umum masyarakat

sasaran program merasa cukup puas dengan adanya program. Kepuasan

masyarakat ini selain dari segi jasa pembinaan yang di terima, dengan

bertambahnya wawasan keilmuan petani, informasi akan kebutuhan sarana

penunjang pertanian, juga termasuk kebutuhan akan permodalan. Mengenai

permodalan PUAP, meskipun masih dinilai belum mampu meng-cover secara

optimal kebutuhan permodalan PUAP namun demikian dana stimulan program

PUAP tetap dinilai cukup membantu.

Kepuasan sasaran kebijakan juga menjadi poin penting untuk diketahui yang

akan menguatkan penilaian terhadap kriteria responsivitas dari evaluasi kebijakan.

Sebagaimana dinyatakan oleh Dunn (2003:437) bahwa responsivitas

(responsiveness) berkenaan dengan seberapa jauh suatu kebijakan dapat

memuaskan kebutuhan, preferensi, atau nilai kelompok-kelompok masyarakat

tertentu. Dari gambaran yang telah dipaparkan diketahui bahwa masyarakat

merasa puas dengan adanya program PUAP. Kepuasan ini berkenaan pada output

Page 269: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

250

pembiayaan usaha BLM-PUAP dan pembinaan dari penyuluh pendamping. Hasil

penilaian dimensi responsivitas dapat dilihat pada tabel 4.26 berikut:

Tabel 4.26

Hasil Penilaian Atas Dimensi Responsivitas

Indikator Penilaian Hasil Penelitian Responsivitas Implementor Kebijakan

Secara teknis di lapangan penilaian responsivitas dari Gapoktan lebih cenderung kepada Penyuluh Pendamping mengingat Penyuluh Pendamping dalam hal ini kedudukan fungsinya memiliki banyak kesempatan untuk berhubungan langsung dengan Gapoktan. Responsivitas ini juga hanya dirasakan bagi sebagian Gapoktan yang masih aktif.

Kepuasan terhadap pelaksanaan kebijakan

Masyarakat sasaran program merasa cukup puas dengan adanya program. Kepuasan masyarakat selain dari segi jasa pembinaan, informasi akan kebutuhan sarana penunjang pertanian, juga termasuk kebutuhan akan permodalan.

(Sumber : Peneliti, 2014)

Dari hasil pemaparan dan tabel 4.23 tersebut dapat disimpulkan sementara

bahwa indikator responsivitas dapat dinilai cukup terpenuhi meskipun memang

penilaian responsivitas Gapoktan lebih cenderung pada Penyuluh Pendamping

dibanding Tim Teknis PUAP lainnya. Namun dilihat dari aspek kepuasan atas

output program yang diterima masyarakat/Gapotan merasa cukup puas.

6. KETEPATAN

Indikator ketepatan ini meliputi : Pertama, ketepatan soisialisasi kebijakan.

PUAP dipahami sebagian besar oleh masyarakat sebagai program pinjaman usaha

kepada petani. Sosialisasi mengenai PUAP masih belum optimal di mana

masyarakat sasaran program belum sepenuhnya memahami program tersebut.

Page 270: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

251

Bantuan pembiayaan permodalan PUAP dipahami sebagai dana hibah

sebagaimana bantuan sosial lainnya yang tidak mewajibkan pengembalian kepada

pemerintah sehingga menimbulkan stagnasi perguliran dana PUAP di tingkat

Poktan.

Kesalahan pemahaman seperti inilah yang kemudian menjadi provokasi bagi

Gapoktan lain yang semula berjalan baik pergulirannya. Tidak adanya penekanan

dan konsekuensi tegas terhadap anggota yang tidak membayarkan tanggung jawab

pinjamannya kepada Gapoktan menyebabkan anggota lain ikut-ikutan. Padahal

meskipun program PUAP sebagai Bansos yang tidak mewajibkan pengembalian,

akan tetapi pembiayaan PUAP diperuntukkan untuk dipergulirkan kembali ke

kelompok.

Dimana tetap pembiayaan Poktan sifatnya sebagai pinjaman yang harus

dikembalikan melalui pengelolaan pengurus Gapoktan. Tetapi hal ini tidak

berjalan, persepsi masyarakat yang menganggap dana PUAP sebagai hibah sudah

terlanjur melekat dan menimbulkan stagnasi perguliran BLM-PUAP pada

sebagian besar Gapoktan yang ada di Kecamatan Serang. Dari masalah stagnasi

perguliran BLM-PUAP akhirnya akan berdampak pula pada pelaksanaan

Pembinaan Kelembagaan Petani yang ikut tidak berjalan. Dimana mayoritas

anggota yang terkendala pengembalian umumnya enggan untuk datang pada

forum pertemuan kelompok untuk menghindari penagihan.

Page 271: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

252

Kedua, bentuk sosialisasi kebijakan. Pembinaan kelembagaan petani

berawal dari program PUAP. PUAP merupakan cikal bakal berjalan atau tidaknya

pelaksanaan kelembagaan petani pada Gapoktan. Sosialisasi yang pernah pernah

dilakukan Tim Pembina PUAP Provinsi Banten misalnya, yaitu dengan

melakukan pertemuan, Perangkat Desa dan juga menghadirkan Badan

Pembangunan Daerah. Pada pertemuan tersebut dilakukan diskusi terbuka

mengenai PUAP, sosialisasi sekaligus evaluasi PUAP. Perangkat Desa dalam hal

ini diharapkan dapat menjadi pengawal pelaksanaan program PUAP di tingkat

desa.

Sosialisasi terhadap Gapoktan dari Tim Teknis kota dilakukan bersamaan

dengan pembinaan, pelatihan untuk pengurus Gapoktan terutama diawal

menjelang pencairan dana PUAP. Sedang sosialisasi lebih lanjut kepada anggota

Poktan merupakan bagian tugas dan fungsi dari Tim Penyuluh seperti PMT dan

Penyuluh Pendamping. Sosialisasi dilakukan tidak hanya terkait pembinaan

kelembagaan petani tetapi juga pengenalan dan persiapan Gapoktan ke arah

LKM-A. Sosialisasi kepada anggota Poktan disampaikan dengan menyesuaikan

karakter petani baik dari segi isi materi maupun bahasa.

Sosialisasi merupakan aspek yang sangat penting dalam pelaksanaan

kebijakan dan merupakan bentuk dari komunikasi kebijakan. Menurut Widodo

(2011:97) komunikasi kebijakan merupakan proses penyampaian informasi

kebijakan dari pembuat kebijakan (policy makers) kepada pelaksana kebijakan

(policy implementors). Informasi perlu disampaikan kepada pelaku kebijakan agar

pelaku kebijakan dapat memahami apa yang menjadi isi, tujuan, arah, kelompok

Page 272: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

253

sasaran (target group) kebijakan, sehingga pelaku kebijakan dapat

mempersiapkan hal-hal apa saja yang berhubungan dengan pelaksanaan

kebijakan, agar proses implementasi kebijakan bisa berjalan dengan efektif. Jika

sosialisasi ini tidak dilakukan dengan sungguh-sungguh maka sangat rentan sekali

terjadi salah penafsiran terhadap program. Sosialiasi yang kurang dari Tim Teknis

PUAP akan berdampak pada persoalan stagnasi perguliran BLM-PUAP, secara

simultan mempengaruhi kemauan Gapoktan untuk mengikuti pembinaan, karena

pembinaan pun kurang maka akan menyulitkan penyuluh untuk kembali

mensosialisasikan kepada masyarakat perihal program PUAP.

Ketiga, intensitas sosialisasi kebijakan. Sosialisasi mengenai PUAP dari

Kementerian Pertanian, dilakukan sebelum pencairan pendanaan PUAP 2 kali

melalui fasilitasi Tim Pembina PUAP Provinsi Banten, bekerjasama dengan

Sekretaris PUAP Provinsi Banten dan dengan melibatkan seluruh tim teknis

PUAP tingkat kota/kabupaten sampai pada tingkat desa. Peserta sosialisasi dari

Dinas teknis ini adalah pengurus Gapoktan. Sedangkan untuk sosialisasi lebih

lanjut ke anggota Poktan secara teknis pelaksanaannya diserahkan kepada Tim

Penyuluh terjadwal bersamaan dengan pembinaan minimal 1 bulan 1

kali/kelompok dilakukan bergilir dengan kelompok lainnya.

Intensitas sosialisasi ini sering dilakukan di tahun-tahun pertama program

PUAP, dan intensitasnya semakin menurun seiring dengan banyaknya anggota

yang terkendala pengembalian BLM-PUAP, bahkan untuk kasus Gapoktan yang

tidak aktif pembinaan tersebut sudah tidak ada. Sosialisasi sekaligus pembekalan

awal bagi pengurus Gapoktan terhitung hanya 2 kali dilakukan, 2-3 bulan sebelum

Page 273: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

254

pencairan dana PUAP. Belum lagi setelah banyaknya masalah stagnasi perguliran

BLM-PUAP, sosialisasi dari Tim Penyuluhpun intensitasnya menurun bahkan

tidak ada. Dengan melihat gambaran tersebut, dapat diketahui bahwa sosialisasi

dari Tim Teknis PUAP masih belum optimal. Tim Teknis terkesan hanya fokus

pada sukses pencairan bukan pada substansi perlunya aspek pembinaan dengan

tetap menjamin sosialisasi program sampai secara efektif ke Gapoktan. Belum lagi

sosialisasi yang hanya memperioritaskan pengurus Gapoktan tidak menjamin

informasi tersampaikan kembali dengan benar pada anggota.

Keempat, ketepatan pelaksanaan kebijakan dengan indikator keberhasilan

kebijakan. Menurut Dunn Ketepatan adalah Kriteria yang dipakai untuk

menseleksi sejumlah alternatif untuk dijadikan rekomendasi dengan menilai

apakah hasil dari alternatif yang direkomendasikan tersebut merupakan pilihan

tujuan yang layak (Dunn, 2003:499). Artinya ketepatan dapat diisi oleh indikator

keberhasilan kebijakan lainnya (bila ada). Indikator keberhasilan dari pelaksanaan

program PUAP dapat dilihat dari aspek outcome. Outcome merupakan target

hasil dari tujuan antara - output - yang juga merupakan tujuan kebijakan itu

sendiri (menunjukkan efektifitas kebijakan tersebut). Hal ini sebagaimana

dinyatakan oleh Gardiner dkk (2007) bahwa yang ditekan dalam evaluasi adalah

pada penelusuran penyebab hasil (outcomes).

Outcome dari program PUAP diantaranya : (1) Meningkatnya kemampuan

Gapoktan dalam memfasilitasi dan mengelola bantuan modal usaha. Indikator

peningkatan kemampuan Gapoktan ini dapat dilihat dari fasilitasi pembiayaan

modal usaha dari Gapoktan kepada anggota sudah terpenuhi. Meskipun memang

Page 274: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

255

pada perkembangannya tidak semua Gapoktan berhasil dalam mengelola bantuan

modal BLM-PUAP dilihat dari banyaknya Gapoktan yang terkendala

pengembalian BLM-PUAP. (2) Meningkatnya jumlah petani yang mendapatkan

modal usaha. Indikator ini sudah terpenuhi dimana BLM-PUAP Rp.100.000.000

dialokasikan kepada anggota Gapoktan secara bergilir yang membuka peluang

bagi Gapoktan lain untuk bisa menikmati fasilitasi pembiayaan usaha. (3)

Meningkatnya aktivitas usaha agribisnis dilihat dari perkembangan aset Gapoktan

belum terpenuhi karena masih banyak ditemui kendala pengembalian pinjaman

dari Gapoktan sebagaimana telah dibahas sebelumnya.

(4) Meningkatnya pendapatan petani dalam berusaha tani. Peningkatan

pendapatan ini menjadi tolak ukur kesejahteraan petani yang merupakan tujuan

program PUAP dengan pembinaan kelembagaan petani sebagai penunjangnya.

Berdasarkan penelusuran peneliti berkenaan dengan ukuran peningkatan

pendapatan petani diketahui masih ada kesenjangan antara tujuan dan manfaat

dari target ideal yang diharapkan yaitu “kesejahteraan.”

Mengacu pada rata-rata pendapatan petani setelah kegiatan PUAP dengan

rata-rata penen 5 Ton/Ha satu kali musim panen yaitu 6 bulan sekali. Didapatkan

hasil untuk sebagian besar petani yang menggarap luas lahan 0,1 – 0,5 Ha,

pendapatannya adalah Rp.87.916 – Rp. 439.583 /bulan. Nominal tersebut masih

dirasa kurang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, sehingga dengan demikian

ukuran kesejahteraan belum terpenuhi. Selain ketepatan outcome yang telah

dijelaskan, indikator ketepatan ini juga dapat dilihat dari pelaksanaan program.

Mengenai mekanime pencairan BLM-PUAP langsung melalui rekening

Page 275: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

256

Gapoktan, dan petugas penyuluh tidak diperkenankan untuk meminta presentase

BLM-PUAP. Namun kenyataannya masih ditemui petugas penyuluh yang

meminta jatah kepada Gapoktan dari BLM-PUAP. Sebagaimana hasil wawancara

peneliti pada Gapoktan Barokah dan Gapoktan Cipari. Hal ini menjadi indikasi

adanya permainan dari petugas terkait akan pembagian persentase BLM-PUAP

tersebut. Hasil penilaian atas dimensi ketepatan dapat dilihat pada tabel 4.27

berikut:

Tabel 4.27

Hasil Penilaian Atas Dimensi Ketepatan

Indikator Penilaian Hasil Penelitian Ketepatan Sosialisasi Kebijakan

Bantuan pembiayaan permodalan PUAP dipahami sebagai dana yang tidak mewajibkan pengembalian untuk dikelola oleh pengurus Gapoktan

Bentuk Sosialiasi Kebijakan

Sosialiasi Tim Pembina PUAP Provinsi Banten melalui pertemuan Perangkat Desa, Badan Pembangunan Daerah dalam rangka sosialisasi dan evaluasi. Sosialisasi dari Tim Teknis kota bersamaan dengan pembinaan, pelatihan untuk pengurus Gapoktan terutama diawal menjelang pencairan BLM-PUAP. Sosialisasi lanjutan kepada anggota Poktan dilakukan oleh Tim Penyuluh.

Intensitas Sosialisasi Kebijakan

Sosialisasi mengenai PUAP dari Kementerian Pertanian, dilakukan sebelum pencairan dana PUAP 2 kali melalui fasilitasi Tim Pembina PUAP Provinsi Banten bersama-sama dengan Tim Teknis lainnya. Sosialisasi Tim Penyuluh. Terjadwal minimal 1 bulan 1 kali secara bergilir/kelompok.

Ketepatan Pelaksanaan Kebijakan Dengan Indikator Keberhasilan Kebijakan

Dilihat dari aspek outcome program yang sudah terpenuhi berupa peningkatan kemampuan Gapoktan dalam fasilitasi dan pengelolaan bantuan modal usaha, peningkatan jumlah petani yang mendapatkan modal usaha, sedangkan aspek ouutcome berupa peningkatan aktivitas usaha agribisnis dan kesejahteraan petani belum terpenuhi.

(Sumber : Peneliti, 2014)

Page 276: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

257

Berdasarkan tabel 4.24 tersebut, dapat peneliti simpulkan sementara bahwa

indikator ketepatan dapat dinilai belum terpenuhi. Diantaranya dilihat pada aspek

sosialiasi yang kurang tepat, intensitas sosialisasi masih kurang, bentuk sosialisasi

masih kurang tepat. Sedangkan untuk aspek ketepatan pelaksanaan kebijakan

dengan indikator keberhasilan kebijakan sudah cukup tepat.

Page 277: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

BAB V

PENUTUP

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dengan merujuk pada

temuan-temuan di lapangan, maka penyimpulan akhir dari Evaluasi Pembinaan

Kelembagaan Petani pada Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan

(PUAP) di Kecamatan Serang dapat dikatakan belum berjalan optimal. Belum

optimalnya pelaksanaan kebijakan dikarenakan masih banyak permasalahan yang

terjadi di lapangan diantaranya:

Pertama, kurangnya support system dari stakeholders untuk mengawal

pelaksanaan kebijakan secara optimal dimana dari Tim Teknis terkait kurang

mengambil perannya dalam pelaksanaan kebijakan sesuai dengan tugas pokok dan

fungsinya. Kedua, kurang selektifnya pemilihan Gapoktan penerima PUAP. Hal

ini dapat dilihat dari kurangnya kapasitas SDM Gapoktan termasuk dalam

pemilihan pengurus Gapoktan sebagai motor fungsi kelembagaan anggota.

Ketiga, kurangnya dukungan sumberdaya seperti kuantitas SDM Tim

Teknis maupun tenaga penyuluh yang belum memadai, termasuk dukungan

finansial dalam bentuk dana operasional untuk pembinaan yang juga belum

memadai. Keempat, adanya kecemburuan Penyuluh Pendamping terhadap PMT

mengenai perbedaan honorium, yang mengakibatkan masalah partnership

keduanya. Kelima, kurangnya koordinasi antar Tim Teknis terkait dalam

pelaksanaan kebijakan.

Page 278: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

259

Keenam, Masih banyak ditemui masalah kemacetan perguliran dana PUAP

pada Gapoktan dimana anggota yang macet cenderung menghindari pertemuan

sehingga berimbas pada pembinaan Gapoktan kurang berjalan. Ketujuh,

kurangnya pengawasan dari Tim Teknis terkait dalam pelaksanaan kebijakan di

tingkat Gapoktan. Kedelapan, sosialisasi kebijakan yang kurang dari Tim Teknis

terkait dimana penekanan sosialisasi diprioritaskan pada agenda pembekalan awal

menjelang pencairan untuk pengurus Gapoktan saja.

5.2. Saran

Berdasarkan simpulan di atas, maka rekomendasi saran yang peneliti ajukan

adalah sebagai berikut :

1. Diperlukan adanya koordinasi dari berbagai lini Tim Teknis terkait mulai dari

Tim Pembina PUAP Provinsi sampai Tim Penyuluh di tingkat Gapoktan,

dengan memperhatikan keterpaduan dalam pembinaan Gapoktan,

peningkatan keterampilan pengurus dan anggota kelompok sehingga fasilitasi

keilmuan dan manfaat bantuan pendanaan PUAP yang diterima mencapai

sasaran.

2. Perlu adanya Dukungan Pemerintah Daerah Setempat dalam upaya mencari

problem solving (penyelesaian masalah/kendala di lapangan) termasuk

menganggarkan dana pendampingan dari APBD yang memadai untuk

operasional program dan .pembinaan Gapoktan serta penambahan kuota

petugas penyuluh di lapangan.

Page 279: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

260

3. Perlu adanya peningkatan kegiatan sosialisasi, monitoring dan evaluasi

program secara berkala dan berkelanjutan di tingkat Gapoktan dalam rangka

mendorong pengembangan usaha Gapoktan menuju LKM-A dengan

mengoptimalkan peran berbagai lini Tim Teknis terkait sesuai dengan tugas

pokok dan fungsinya masing-masing, dan juga melibatkan peran aktif

pengurus Gapoktan.

4. Pengaktifan kembali kegiatan PUAP Gapoktan melalui rapat/pertemuan

Pengurus Gapoktan dan anggota secara berkala dan juga peningkatan kinerja

Gapoktan dengan memperbaiki kelengkapan administrasi Gapoktan seperti

pembukuan keuangan Gapoktan, keterpaduan penyusunan RUA, RUK dan

RUB dan pembuatan rencana kerja yang jelas.

5. Perlunya pembinaan, pembimbingan dan pengawasan oleh Tim Teknis

terkait dan Tim Penyuluh dalam pengajuan pinjaman sampai pemanfaatan

dan pengembalian dana PUAP Gapoktan, melalui kegiatan supervisi ke

Gapoktan untuk mendorong pembentukan LKM-A dan kegiatan advokasi

Gapoktan guna merumuskan kebijakan yang dapat memproteksi dan

menjamin pengembangan usaha agiribisnis petani.

Page 280: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

xiii

DAFTAR PUSTAKA

BUKU:

Abdul Wahab, Solichin. 1997. Evaluasi Kebijakan Publik. Malang. FIA UNIBRAW dan IKIP Malang.

Agustino, Leo. 2006. Politik & Kebijakan Publik. Bandung: AIPI.

Burke, W. Warner. 1982. Organizational Development. Little Brown Publishing Company Boston.

Baswir, Revrisond, (eds). 1999. Pembangunan Tanpa Perasaan; Evaluasi

Pemenuhan Hak Ekonomi Sosial Budaya Orde Baru. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, IDEA, dan Elsam.

Badan Pusat Statistik. 2012. Statistik Indonesia 2012. Jakarta: BPS Republik Indonesia

Budiarjo, Miriam. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia Utama.

Daryanto. 1999. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Daryanto. 2003. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gajah Mada Unversity Press.

Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas). 2013. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Erly, Suandy. 2001. Perencanaan Pajak, Edisi 1. Jakarta. Salemba Empat

Gilbert, Alan dan Gugler, Josef. 1996. Urbanisasi dan Kemiskinan di Dunia Ketiga. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Handayaningrat, Soewarno. 1994. Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen. Jakarta: CV Haji Mas Agung

Ife, Jim dan Tesoriero, Frank. 2008. Community Development, Alternatif Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Irawan, Prasetya. 2005. Materi Pokok Metodologi Penelitian Administrasi. Jakarta: Universitas Terbuka.

Islamy, M Irfan. 2007. Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara. Jakarta: Bumi Aksara.

Musanef. 1991. Manajemen Kepegawaian Di Indonesia. Jakarta: CV Haji Masagung.

Page 281: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

xiv

Moleong, Lexi J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif (rev.ed). Bandung: PT. Remaja RosdaKarya.

Ndraha, Taqliziduhu. 1990. Pembangunan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Nurcholis, Hanif., dkk. 2009. Perencanaan Partisipatif Pemerintah Daerah. Jakarta: Grasindo.

Nugroho, Riant D. 2004. Kebijakan Publik: Formulasi, Implementasi dan Evaluasi. Jakarta: PT Elex Media Komputindo

Nugroho, Riant D. 2006. Kebijakan Publik untuk Negara-Negara Berkembang. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Nugroho, Riant D. 2011. Public Policy: Dinamika Kebijakan, Analisis Kebijakan, Manajemen Kebijakan. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Parson Wayne. 2006. Public Policy: Pengantar Teori dan Praktik Analisis Kebijakan. Jakarta: Kencana

Pasolong, Harbani. 2010. Teori Administrasi Publik. Bandung: Alfabeta.

Saragih. 1982. Sistem Pengawasan dalam Organisasi. Jakarta: Rajawali Press.

Subarsono, 2012. Analisis Kebijakan Publik, Konsep, Teori dan Aplikasi.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Soenarko. 2003. Public Policy: Pengertian Pokok untuk Memahami dan Analisa Kebijakan Pemerintah. Surabaya: Airlangga University Press.

Siagian, Sondang P. 2007. Teori Pengembangan Organisasi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Tarigan, R. 2005. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta: Bumi Aksara.

Thoha, Miftah. 1997. Pembinaan Organisasi: Proses Diagnosa dan Intervensi Cetakan Ketiga. Jakarta: PT. RajaGrafindo.

Wibawa, Samodra dkk. 1994. Evaluasi Kebijakan Publik. Jakarta: PT RajaGrafindo.

Wie, Thee Kian. 2004. Pembangunan, Kebebasan dan “Mujizat” Orde Baru; Esai-Esai. Jakarta: Kompas.

Widodo, Joko. 2011. Analisis Kebijakan Publik. Malang: Banyumedia Publishing

Page 282: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

xv

Winardi, J. 2009. Teori Organisasi dan Pengorganisasian. Jakarta: Rajawali Pers.

Winardi, 2000. Manajer dan manajmen. Bandung Citra Adtya Bakti.

Yudhoyono, S.B. 2004. Pembangunan Pertanian dan Perdesaan sebagai Upaya Mengatatasi Kemiskinan dan Pengangguran: Analisis Ekonomi-Politik Optimalisasi Kebijakan Fiskal. Disertasi Doktor Tidak di Publikasikan. Institut Pertanian Bogor. Bogor dalam

INTERNET:

Anggriani, Triane W. 2012. Analisis Dampak Pelaksanaan Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) Studi Kasus Gapoktan Rukun Tani, Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor. Tesis. Universias Indonesia. Jakarta. http://ui.ac.id. (diakses 15 September 2014).

Desi, Melinda, dan Firwan. 2011. Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) Di Kota Padang. Artikel. Universitas Andalas. Padang. http://pasca.unand.ac.id. (diakses 15 September 2014).

Fatma, Pastaliza. 2012. Evaluasi Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) Di Kabupaten Solok. Artikel. Universitas Andalas. Padang. http://pasca.unand.ac.id. (diakses 15 September 2014).

Gardiner dkk. 2007. Kumpulan Bahan Latihan Pemantauan Evaluasi Program- Program Penanggulangan Kemiskinan. Modul 3 : Target, Indikator dan Basis Data. Bappenas. Jakarta. www.ditpk.bappenas.go.id. (diakses 15 September 2014).

Badan Pembangunan Nasional. 2013. Daftar 183 Daerah Tertinggal. http://kawasan.bappenas.go.id. (diakses 18 Januari 2013)

Kebijakan Teknis PUAP disampaikan pada Rakornas Gubernur dan Bupati/Walikota Jakarta, 31 Januari 2008. www.deptan.go.id. (diakses 5 November 2012).

Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal. 2009. 37 Ribu Desa di Indoensia Tertinggal. http://www.kemenegpdt.go.id. (diakses 18 Januari 2013)

Pemerintah Kota Serang. 2013. Sejarah. http://www.serangkota.go.id. (diakses 14 April 2013)

Suryahadi, Asep. 2007. Kumpulan Bahan Latihan Pemantauan Evaluasi Program-Program Penanggulangan Kemiskinan. Modul 4 : Persyaratan dan Unsur-unsur Evaluasi yang Baik. Bappenas. Jakarta. www.ditpk.bappenas.go.id. (diakses 15 September 2014).

Page 283: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

xvi

DOKUMEN:

Banten Dalam Angka, 2013.

Kebijakan Teknis Program PUAP Tahun 2008

Kecamatan Serang Dalam Angka, 2013.

Kota Serang Dalam Angka, 2013.

Pedoman Penumbuhan LKM-A Gapoktan PUAP Tahun 2012.

Pedoman Umum Penilaian Gapoktan PUAP Berprestasi Tahun 2011.

Pedoman Umum PUAP Tahun 2012.

Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 273/Kpts/OT.160/4/2007 tentang Pedoman Pembinaan Kelembagaan Petani dalam Program PUAP.

Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kemampuan Kelompok Tani Tahun 2011.

Petunjuk Teknis Penyuluh Tahun 2010.

Petunjuk Teknis PUAP Tahun 2012.

Program Penyuluhan Pertanian Kecamatan Serang Tahun 2012.

SUMBER LAIN:

Harian Kompas Edisi 17 November 2007.

Tjokroamidjojo, Bintoro. Analisa Kebijaksanaan dalam Proses Perencanaan Pembangunan Nasional. Majalah Administrator. No. 5 dan 6 Tahun IV, 1976.

Page 284: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort
Page 285: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort
Page 286: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort
Page 287: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort
Page 288: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort
Page 289: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

PEDOMAN WAWANCARA PENELITIAN

“EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA PROGRAM PUAP

DI KECAMATAN SERANG KOTA SERANG”.

Indikator Kinerja Kebijakan William N. Dunn (2003 : 610)

Variabel

Sub Variabel Sub indikator Pernyataan Informan

Evaluasi Pembinaan KelembagaanPetani pada Program PUAP di Kecamatan Serang, Kota Serang.

Efektifitas

1. Pencapaian target Kebijakan (hasil yang diharapkan)

2. Bentuk Pelaksanaan kebijakan (dukungan sumberdaya seperti sdm, finansial, teknologi)

3. Peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan kebijakan

4. Perkembangan tujuan Kebijakan mencakup kendala yang ada

1. I1, I2, I3, I4, I5, I6

2. I1, I2, I3, I4, I5, I6

3. I1 ,I2, I3, I4, I5, I6, I7

4. I1, I2, I3, I4, I5, I6

Efisiensi 1. Ketepatan waktu pelaksanaan

kebijakan (koordinas iimplemento rterkait)

2. Kecepatan dalam menjalankan kebijakan sesuai target perencanaan dan manfaat yang dihasilkan

3. Anggaran biaya yang digunakan dalam pelaksanaan kebijakan

1. I1, I2, I3, I4, I5, I6

2. I1 ,I2, I3, I4, I5, I6, I7, I8

3. I1, I2, I3, I4, I5, I6,

Kecukupan

1. Tingkat kebutuhan masyarakat dan pencapaian hasil yang diharapkan

2. Kecukupan pengawasan kebijakan dan pembinaan kelembagaan petani

1. I1, I2, I3, I4, I5, I6, I7, I8

2. I1, I2, I3, I4, I5, I6, I7, I8

Perataan 1. Perataan manfaat kebijakan 2. Perataan pelaksanaan kebijakan

dalam bentuk pembinaan kelompok sasaran

1. I1, I2, I3, I4, I5, I6, I7 2. I1, I2, I3, I4, I5, I6, I7

Responsifitas

1. Tanggapan implementor terkait terhadap proses pelaksanaan kebijakan - Memberikan pelayanan

segera? - Kepuasan sasaran kebijakan

terhadap pelaksanaan kebijakan?

I1, I2, I3, I4, I5, I6, I7, I8

Ketepatan

1. Ketepatan sosialisasi 2. Ketepatan antara tujuan dan

manfaat

1. I1,I2, I3, I4, I5, I6, I7 2. I1,I2, I3, I4, I5, I6, I7

(Sumber: Peneliti, 2013).

Page 290: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort
Page 291: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort
Page 292: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort
Page 293: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort
Page 294: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort
Page 295: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort
Page 296: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort
Page 297: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort
Page 298: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort
Page 299: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort
Page 300: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort
Page 301: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort
Page 302: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort
Page 303: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort
Page 304: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort
Page 305: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort
Page 306: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort
Page 307: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort
Page 308: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort
Page 309: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort
Page 310: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort
Page 311: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort
Page 312: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort
Page 313: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort
Page 314: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort
Page 315: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort
Page 316: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort
Page 317: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort
Page 318: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort
Page 319: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort
Page 320: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort
Page 321: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort
Page 322: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort
Page 323: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort
Page 324: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort
Page 325: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort
Page 326: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort
Page 327: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort
Page 328: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort
Page 329: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

TRANSKIP DATA DAN KODING

Keterangan A : Jawaban Dimensi Pertanyaan Q : Item Pertanyaan I : Informan

A Koding Q1-1

I Apa target yang diharapkan dari Pembinaan Kelembagaan Petani pada program PUAP di Kecamatan Serang ?

I1-1

Tujuan akhir pembinaan khususnya administrasi simpan pinjam ini agar dari uang Rp.100.000.00; ini bisa dipergulirkan jadi tidak ada lagi Gapoktan atau Poktan yang tetap pinjam ke rentenir. PUAP tujuannya untuk agribisnis memajukan usaha yang notabennya bahwa petani kekurangan modal. Tahun ini PUAP untuk tahun pertama Gapoktan tidak diperkenankan simpan pinjam dahulu, maksudnya laksanakan sesuai dengan RUA dan analisa usaha tani, jangan sampai cair langsung dibuatkan simpan pinjam.

1

I1-2

Yang diharapkan dari pelaksanaan pembinaan ini Gapoktan sudah melaksanakan kegiatan PUAP sesuai dengan RUK. 2

I2

Penguatan Kelembagaan Petani dengan pembinaan dari segi administrasi dan budi daya pertanian. Dimana dengan begitu petani memiliki kapasitas yang dapat membantu dalam pengembangan usaha agribisnisnya.

3

I3

PUAP ini yang menangani Kepala Bidang Pertanian Bapak Udi, staf khusus tidak ada. Kepala Bidang yang dahulu sudah pindah di DINSOS beliau yang tahu persis tapi sekarang kalau ditanya juga tidak akan mau tahu lagi. Bapak Udi belum lama menjabat jadi ditanya juga tidak tahu apa-apa, jadi suruh wawancara sama saya, saya juga kurang tahu persis biasanya sama Ibu Heni. Kalau pembinaan yang pasti bisa menghasilkan penyuluhan teknologi yang bisa langsung diaplikasikan pada masyarakat.

4

I5-1

Tujuan akhir dari kebijakan secara kelembagaan dimaksudkanan untuk mendorong lancarnya unit usaha agribisnis di wilayah pertanian di desa. Secara alamiah dari Gapoktan untuk dapat menjadi unit simpan pinjam 2 tahun, lebih lanjut apabila ini berjalan maka grade nya dapat di tingkatkan menjadi Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A).

5

I6-1

Inti pokoknya adanya pelatihan dan pendidikan untuk dapat melaksanakan fungsi kelompok sebagaimana mestinya sebagai kelas belajar, wahana kerjasama, unit produksi sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 273.

6

Q1-2 Siapa sasaran dari kebijakan ? I1-1

Pelatihannya itu sebetulnya sebelum cair dari pengurus sudah dilatih PUAP. 7

I1-2 Sasaran pembinaan pengurus, kalau bisa menghadirkan dari 8

Page 330: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

anggota, bisa. Hanya ketua, bendahara saja. Kenapa? karena ketua sebagai yang memberi petunjuk yang benar dari segi administrasinya.

I4

Gapoktan, yang sudah mempunyai surat pengukuhan, diajukan oleh UPT Kecamatan. 9

I5-2

Sasarannya penerima PUAP. Kalau kesesuaian syarat administrasi terpenuhi. Bapak Rohimi bukan petani, dia pengurus Yayasan karena waktu pembentukan Gapoktan forumnya di Desa, sebagai orang yang tertua, orang yang punya pengaruh dijadikan ketua Gapoktan.

10

I6-1

Masyarakat yang menerima PUAP, masyarakat yang betul-betul bergerak di bidang agribisnis pertanian ada on farm, ada off- farm ada.

11

Q2-1 Seperti apa bentuk kebijakan?

I1-1

Kewenangan penyuluh salah satu indikatornya dibuat Permentan nomor 273. Kalau kita Provinsi konsennya yang masuk baru, daftar nominasi sementara yang baru dari kementerian. Ada pra ada pasca (pembinaan PUAP).

12

I1-1

Tugas kami disini adalah memverifikasi dulu artinya kelengkapan daripada dokumen-dokumen RUA, RUK, RUB kadang-kadang tidak sinkron, tugas kita hanya verivikasi RUB akhirnya kembali ke RUA, RUK. Jangankan membina langsung pada kelompok yang sudah berjalan, pengusulan dokumen saja masih ada yang salah.

13

I1-2

Prosesnya Gapoktan yang menerima bantuan PUAP ini sebelum dia mencairkan dananya dilakukan pelatihan yang diberikan kepada ketua, bendahara itu biasanya 1 minggu, sedangkan yang melatihnya itu dari Cinagara Bogor, Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan. Bentuk Pelatihan segala bentuk administrasi.

14

I2

Melalui pengembangan kelembagaan dengan berkoordinasi dengan pelaksana teknis di Kabupaten/Kota. BPTP menjalankan perannya lebih pada pendampingan teknologi yang dibutuhkan petani tetapi secara tidak langsung merupakan bentuk dari pembinaan kelembagaan petani.

15

I3

Verifikasi awal BIPP. Dinas menerima proposal jadinya. Verifikasi PMT dan BIPP setelah itu ke Pusat. Kalau pembinaan bisa dari Pusat BPSDM. Orang Dinas terlalu sibuk dengan pekerjaan. Paling sekedar misalnya PMT mengumpulkan kelompok kita hadir.

16

I4

Dinas pertanian yang menangani PUAP bagian Sekretariat bidang pertanian di BIPP, yang terlibat tim teknis bidang pertanian Bapak Udi teknisnya, Ibu Ketua, Ibu Sri Sekreretaris, ada timnya. Pelatihan ada yaitu tata olah tanah, pendampingan ke masalah keuangan mikro agribisnis ada LKM-A.

17

I5-1

Pembinaan Gapoktan sesuai Pedoman Umum didorong yang pertama dari Poktan ke Gapoktan diindikasikan meningkat ke tahap berikutnya ketika Gapoktan mempunyai aturan main salah satunya punya simpanan pokok simpanan wajib. Menjelaskan Gapoktan untuk mempunyai modal walaupun dalam skala kecil dan sudah ada modal dari asal Gapoktan itu sendiri.

18

I5-1 Penyuluh pendamping memberikan pembinaan untuk teknis. PMT 19

Page 331: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

lebih pada administrasi kelembagaan. Agenda secara sistematis administrasi ditekankan pada aspek manajerial.

I5-2 Program lain ada SLPTT, ada SLPHT sasarannya penerima PUAP juga sama, jadi sebenarnya program program itu saling bersinergi. 20

I6-2

Tidak diatur dalam pedum, itukan ada operasionalnya kalau diatur Pemerintah, berarti siap dana dampingan. Ini masalah, karena ini ikut ke pembinaan rutin penyuluhan pertanian kita punya program sendiri kunjungan ke Kelompok Tani disamping itu ada penyuluhan pertanian diikuti kegiatan PUAP, sekalian kita pembinaannya perkelompok.

21

Q2-2 Sejauhmana ketersediaan sumber daya yang mendukung target yang hendak dicapai?

I1-1

Karena jumlahnya yang cukup banyak kita berharap SDM yang kita latih, kita didik pengurus inti dahulu, ketua, sekretaris, bendahara. Pelatihan itu dari pusat kita hanya tempat saja. kabupaten mengajukan pematerinya Kejaksaan Negeri, Polres, artinya supaya mereka mengerti tentang hukum.

22

I1-2

Kalau berbicara pembinaan PMT kadang-kadang (Gapoktannya) tidak ter-cover kurang SDM. Teknologi tepat guna dilakukan oleh Penyuluh, bantuan teknologi secara fisik tidak ada. Kalau dari provinsi belum pernah secara langsung ke Kecamatan Serang, kalau PMT nya sering kesini Bu wulan. Yang tahu persis kondisi Kecamatan Serang UPT yang bersangkutan jadi kita tidak tahu kondisi sebenarnya. Pada intinya untuk 2 tahun belakangan ini tahun 2012 Kota Serang sebenarnya tidak menerima PUAP, Sehingga pembinaannya kita serahkan ke tim Teknis Kota. Itu karena Pertama, tidak mengusulkan. Keduanya, dari aspirasipun tidak ada.

23

I2 Aspek dukungan teknologi adanya apresiasi Gapoktan untuk pendampingan teknologi petani. Aspek finansial adanya alokasi dana bantuan usaha kepada Gapoktan melalui PUAP.

24

I5-1

SDM Gapoktan sendiri dilihat dari tingkat pendidikannya di Kecamatan Serang rata-rata SD. Untuk kapasistas SDM segi kuantitas masih kurang, tetapi tenaga teknis ada pelatihan penyuluh pendamping bersama PMT yang diarahkan dari sisi penyuluhan teknis untuk mendorong timbulnya LKM-A. Idealnya 1 penyuluh pendamping 1 Gapoktan.

25

I5-2

Kalau dukungan salah satunya adanya PMT, ada pelatihan-pelatihan yang diberikan oleh Dinas. Finansial diberikan dana Rp.100.000.000. Teknologi kita bersinergi dengan kegiatan yang lain, SLPTT.

26

I6-2 Untuk teknologi difasilitasi dimana bantuan teknologi kita usulkan sesuai dengan RUK, itupun kalau mendapat sebagian alokasi anggaran karena ada keterbatasan anggaran.

27

Q3 Bagaimana peran serta masyarakat dalam pelaksanaan kebijakan?

I4 Alhamdulillah (Gapoktan) sekarang sudah mulai mengerti, bahkan sudah membuat progam kalau ada pelatihan selalu diterapkan, 28

Page 332: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

paling sering mengikuti pelatihan itu Bapak Jainul Barokah, Bapak Abdul Salam, Bapak Usman itu apapun kegiatannya selalu aktif.

I5-2

Kalau di pertemuan Gapoktan diawal sebulan sekali mereka, minimal pertemuan kesini-sini tidak. Mereka bertemu paling ketika ada undangan dari dinas atau dari UPT terkait dengan program, bantuan.

29

I6-1 Setelah mendapatkan dana itu intensitas pertemuan mereka semakin menurun. Berjalan 1 -2 tahun masih bergulir dan selanjutnya mereka itu masih kurang menyadari.

30

I7-1 Sementara saat ini saya tidak terlalu aktif di pertanian karena sudah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Ciruas, Sekretaris Desa 31

I7-2 Antusias saat pembagian. Tidak ada pertemuan kelompok lagi. 32

I7-6

Sedikit tenggelamnya karena pendekatan PMT dikasih harapan tapi tidak ada realisasi ketika flu burung katanya diganti. Laporan-laporan tapi tidak ada lanjutannya akhirnya Bapak Bobby mau datang malu sendiri. Jadinya sekarang-sekarang jarang kesini. Dari Dinas kurang peran sertanya sendiri kalau tidak di telpon, tidak.

33

I7-7 Awal-awal aktif, kesini-sini macet, kadang-kadang kalau melihat teman begitu ikut-ikutan. 34

I7-9 Aktif, apalagi ada PUAP jadi semakin maju. 35 Q4-1 Sejuah ini bagaimana perkembangan keberhasilan kebijakan?

I1-1

PR kita sedikit lagi dari 1535 desa dari 154 kecamatan, yang menjadi LKM-A baru 54. Perlu ada perbaikan seperti kelengkapan dokumen, artinya dokumen lebih sederhana tapi mudah dimengerti, karena memang petani adalah praktisi. Kemudian adminsitrasi di PUAP jangan terlalu banyak yang sederhana. Kemudian (penerimaan Gapoktan usulan PUAP) lebih selektif.

36

I1-2

1. Kalau perkembangan PUAP sampai tahun ini kalau dari laporan bagus, tapi kenyataan di lapangan tidak semua benar. Sebenarnya dana itu ada di masyarakat. Kalau di laporan itukan ada real-real saja dananya ada Rp.100.000.000; memang ada, di masyarakat. tapi dari masyarakat sendiri untuk perkembangan PUAP banyak yang macet karena tidak ada pengembalian.

2. Di Kecamatan Serang ada 2 Desa (LKM-A) Unyur dan Desa Lopang, tahun 2009 dan tahun 2010 terbentuknya, di Kota Serang ada 19. Memang diharapkan 2-3 tahun terbentuk LKM-A, sehingga PMT dan Tim membentuk LKM-A walaupun proses keuangan ini tidak berjalan 100%.

37

I1-2

Dari segi teknis laporan itu terus terang adanya di BPTP. Karena kebetulan yang dipercaya oleh Pusat langsung menangani pembinaan PMT, menyangkut proses keuangan melalui BPTP, kita koordinasi melalui BPTP juga.

38

I3 Sudah diserahkan ke BIPP. Jadi laporan sekedar tahu saja Dinas, tapi biasanya ke BIPP. 39

I4

Kalau masalah dananya digulirkan atau tidaknya kelihatan dari buku-buku yang ada dipegang oleh Poktan, Gapoktan. Masalah administrasi dilihat dari buku kas umum dan kas rekening tabungan itu. Untuk Kecamatan Serang hanya 3 lagi yang belum dikeluarkan,

40

Page 333: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

tidak diajukan. Karena disini ditujukkannya yaitu untuk potensi masalah bidang Pertanian. Yang belum dapat Kelurahan Kagungan, Serang, Kota Baru yang belum dapat, tahun 2012 masih ada PUAP terakhir.

I5-1 Pencapaian target di Kecamatan Serang ada 1 dari 9 yang menjadi Gapoktan model, yaitu Gapoktan Bapak Usman. 41

I5-2

Ditahun kedua bahkan ada peraturan yang dibuat oleh Dinas diluar dari kebijakan Pusat tidak boleh pengurus itu adalah Perangkat Desa. Hanya tetap ada saudaranya, ada saja yang begitu. Dari 9 Gapoktan hanya 1 yang berjalan kita ketemu diacara-acara yang mereka akan dapat program lain. Yang jadi permasalaan kalau diundangnya untuk kegatan PUAP mereka tidak datang karena takut ditanya, Paling Bapak Usman yang sudah menjadi LKM-A, sama Bapk Mansur yang masih rutin.

42

I5-2

Gapoktannya tidak melaksanakan keorganisasiaannya jadi uang itu adanya di kelompok-kelompok. Banyak juga ternyata ketua kelompoknya jadi misalnya sudah perguliran dari anggota sudah mengembalikan, sama ketua kelompok ini karena ketua Gapoktannya juga tidak diharuskan akhirnya dimakanlah sama ketua kelompok, jadi anggota terkadang ada yang sudah membayar tidak dapat lagi, karena uangnya sudah di makan sama ketua kelompok

43

I6-1

Perkembangan PUAP di Kecamatan Serang memang agak tersendat, di Serang itu yang macet total yang di Ciloang. Masih dalam pembinaan, pusat sudah tahu. Jadi kami pembinaan tidak kurang tapi karena mungkin orangnya susah ditemui, tugas. Saya belum tahu persis macetnya seperti apa karena tali komunikasinya terputus dengan dia susah untuk menemui.

44

I6-2

Di Kecamatan Serang dari 12 kelurahan sejauh ini 9 yang sudah terdaftar bertahap dari 2008. Tinggal 3 Kelurahan Serang belum. Di Kecamatan Serang ada 2 LKM-A Bapak Usman di Unyur, dan Sukawana Bapak Mamad.

45

I6-2

Yang benar-benar macet Ciloang itu dari aspirasi. Awal-awalnya yang ekstrim yang provokator menggembar gemborkan itu dana hibah. Kecamatan tidak dilihat jadi terlalu banyak anggaran yang dijadikan aspirasi oleh dewan. Kebetulan memang disana ada orang Dewan kita cari yang aman aja nanti ada konflik.

46

I7-1 Ciloang ketua kelompoknya saja puluhan juta pengurusnya juga. 47 Q4-2 Apa saja kendala yang menghambat keberhasilan kebijakan?

I1-1

Kendala diantaranya : (1) stagnasi SPP karena sanksi yang kurang dari kelompok; (2) Petani mungkin tamatannya SD kurang pengertian; (3) Menurut Undang-Undang nomor 16 tahun 2012, 1 penyuluh 1 desa, ini 1 banding 1 kecamatan. Yang pasti pendamping itu kekurangan tenaga, sekarang saja 1 provinsi 1151 yang menerima PUAP tenaga hanya 242 data 2008 sampai 2012. Wilayahnya sekarang 1 penyuluh 1 kecamatan. Penyuluh tugasnya bukan PUAP saja dia harus mensukseskan ketahanan pangan, seharusnya PMT spesifik PUAP. Sekarang jumlah penyuluh PNS saja 242 orang dari jumlah 1535 Desa; (4), Penugasan PMT

48

Page 334: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

kadang-kadang tidak satu jalur Pembagian wilayah ini yang belum jelas. Kadang berprinsip team work 2 orang. Ini juga kendala, tidak tepat sasaran; (5) Antara penyuluh dan PMT ada salah pengertian, disinergikannya sangat sulit sama kita. Kita mau membina susah karena PMT bukan dibawah kita. Ini yang ribet PMT diangkat oleh kementerian, tapi disisi lain ada program PUAP, yang melekat di masyarakat Banten, penyuluh bukan kewenangan Dinas Pertanian, Jadi kita kalau pembinaan tidak bisa besifat instruksi, paling saran saja; (6) Dana operasionalnya, kurang, menyurutkan motivasi dia (tim penyuluh) dalam membina.

I1-2

Adanya kecemburuan sosial antara Penyuluh Pendamping dan PMT. Dari Penyuluh bahwa yang lebih berhak menangani PUAP adalah PMT, karena pengetahuannya melekat di PMT. Masalah PMT sama penyuluh honor. PMT hampir 4 jutaan yang ini (penyuluh pendamping) di honorin sama pemerintah juga tapi bukan dari PUAP, kalau PNS tidak ada honor tapi kalau tenaga honor THL di honorin tapi bukan dari honor PUAP hanya pemerintah menitipkan program. Tapi kalau PMT yang dilatih PUAP, tapi di lapangan konsentrasi pada poktan Penyuluh.

49

I4

Kurang SDM Petugas, sepetti Ibu ini sekarang tidak punya staf, tapi harus tetap ke lapangan ibu juga sendiri. Kalau Ibu kepanjagan tangan dari dinas. Dinas sendiri kekurangan orang. Kasi tidak punya staf jadi kerja sendiri-sendiri. Penambahan kuota CPNS sudah, nanti ditarik lagi ke dinas ada yang di Provinsi.

50

I5-1

Kendala diantaranya : (1) Beragamnya karakter Poktan juga menjadi kendala, masih adanya perbedaan persepsi Poktan sehingga sulit untuk menyeragamkan persepsi untuk mendorong ke arah LKM-A; (2) Analisa usaha yang buat PMT tidak nyambung, kalau anggota yang buat pusing RUA, RUK. Jangan sampai permintaan laporan itu banyak di PMT, karena tugasnya banyak di lapangan teknis dan non teknis. Lebih baik laporan simple tapi dibuat PMT dan jelas.

51

I5-2

Kalau arahan dari DEPTAN sendiri dari dana itu harus dibagi dimana Gapoktan itu harus punya variasi usaha. ketika mereka gagal panen tidak bisa mengembalikan pinjaman PUAP, yang ada (uang) uintuk mereka modal lagi. Serang sendiri terjadi puso/gagal panen 2 tahun yang lalu mulai dari situ macetnya. Ditambah ada perbaikan irigasi sudah hampir 2 tahun di daerah Pamarayan.

52

I6-1

Kendala diantaranya : (1) lebih pada kemauan Gapoktan terkait dengan tingkat keseriusan mereka untuk mengikuti pembinaan; (2) Dari pusat adanya program tersebut tidak didampingi dengan operasionalnya; (3) Keterbatasan tenaga pendamping dalam melakukan pengawasan terhadap jumlah Gapoktan dan Poktan yang bervariasi. Masalah keterbatasan SDM itu karena ada ketidak tegasan penempatan tenaga penyuluh yang seharusnya ke lapangan tetapi mereka dipakai oleh Dinas sebagai tenaga administrasi padahal kuota perekrutan CPNS awalnya diperuntukan untuk Penyuluh; (4) waktu itu berbau politik sehingga data itu bukan dari kita langsung dari pusat penetapan dulu baru verifikasi itu yang

53

Page 335: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

salahnya. Itu yang pertama tahun 2008.

I6-2

Kendala diantaranya : (1) dana operasionalnya tidak ada; (2) 3 penyuluh untuk 12 Kelurahan, jadi 1 penyuluh untuk 4 Kelurahan, Ini tidak ideal. Idealnya 2 Desa minimalnya 1 petugas; (2) manajemennya kurang bagus, dari Provinsi mau penyuluhan ke kelompok, harus pakai surat dahulu ke Dinas, Dinas ke UPT kadang-kadang secara prosedur ada tapi kebanyakan tidak; (3) Yang menjalankan PUAP petani miskin rata-rata dan juga bukan petani murni tapi petani penggarap jadi harus mengembalikan hasil garapannya kadang-kadang gagal panen. Gagal panen bukan penyakit saja faktor air karena di kita ada galian pasir/cucian pasir di Cibanten yang limbahnya dibuang ke saluran irigasi itu pada mati semua tanamannya, yang terkena wilayah Unyur, Sukawana, itu baru Kecamatan Serang, belum Kecamatan lain; (4) Kadang-kadang masalah hukum tidak disentuh dalam sosialisasi sehingga mereka tidak takut dan tidak sadar walaupun menyangkut hukum.

54

Q4-3 Apa yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut?

I1-1

“Upayanya antara lain : (1) Pertemuan dengan masyarakat langsung tidak ada, karena menyangkut resiko anggaran, kita hanya sebatas pengurus. Ke PMT saya katakan pada mereka bahwa itu adalah tupoksi mereka; (2) Sanksi tidak bisa, karena BLM Kecuali kalau ada komitmen di kelompok. Kalau penyelewengan di ketua memang ada konsekuensinya di KUHP, semestinya ada ketentuan di kelompok tani dengan AD-ART; (3) Petani itu adalah orang praktisi bukan orang teoritis. Tidak mau pusing apalagi dengan tulisan banyak yang sulit dibaca. Maka dari itu diberi pendamping, pilih ketua yang bisa untuk diajarkan; (4) Sinergi PMT sama Penyuluh Pendampig dengan menasehati PMT dan Penyuluh; (5) Pengadaan tenaga penyuluh kita sudah berkali-kali mengadakan, tapi itu kewenangan Badan Kepegawaian; (6) Kami selalu berbicara tolong rapikan administrasi (Gapoktan). Penyuluh jangan minta jatah (BLM-PUAP), walaupun dikasih, tolak.

55

I1-2

Upayanya antara lain : (1) Ini menyangkut pembinaan pada intinya lengkapi administrasi. Kalau melakukan usaha agribisnis sesuaikan dengan RUA. Ketua/bendahara Gapoktan itu tidak diperkenankan mengeluarkan uang satu persen pun ke pihak yang tidak berhak menerimanya; (2) Tenaga Penyuluh itu kebijakan pusat, provinsi tidak ada wewenang penambahan atau mengurangi tenaga hanya sifatnya melaporkan saja. Tambah kita Dinas Pertanian, kalau penyuluh pertanian ada di BIPP; (3) Kita punya dana 13 OP pada saat kegiatan tertentu kita ke lapangan kita bisa menyelipkan pembinaan terhadap PUAP, jadi tidak kaku terhadap anggaran yang ada, kita melakukan pembinaan terhadap penerima Gapoktan pada tahun yang bersangkutan.

56

I2

Upayanya antara lain : (1) Dengan keterbatasan SDM dalam pembinaan Gapoktan, yaitu dalam satu wilayah ada Gapoktan model untuk dijadikan contoh Gapoktan lainnya; (2) Pembagian tugas supaya jelas karena dari Dinas Provinsi juga ada kewajiban yang harus mereka laksanakan untuk PUAP. BPTP 2 tahun terakhir

57

Page 336: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

juga agak keteteran kalau harus meng-handle sendiri akhirnya antara Kepala Dinas dan Kepala Balai kita komunikasi untuk jalan keluar, akhirnya dicarikan solusi dan kerjaan dibagi dua.

I3

Sudah percaya pada kepanjangan tangan daripada dinas itu UPT yang ada di Kecamatan, tapi didudukan sebagai pengurus keorganisasian tetap di dinas, kalau ada apa-apa ke bagian kelembagaan Ibu Heni. Upayanya antara lain : (1) Mekanisme penerima PUAP yang langsung ke rekening tapi nanti cairkan bertahap, pengambilannya diatur kalau tidak diawasi banyak dibelikannya bukan untuk usaha pertanian. PMT yang mengarahkan; (2) Penyuluh Pendamping sedikit, PMT bekerjasama dengan fungsional Penyuluh ini; (3) Harusnya ada sosialisasi evaluasi dibawa di Gapoktan ketua, wakil bendahara dengan anggota ini yang belum berjalan.

58

I5-2

Sekarang mulai ada beberapa bantuan yang sudah sampai melibatkan Babinsa, yang membedakan aturannya mainnya jadi pembelian ini harus disaksikan oleh aparat desanya. Jadi nanti kaya perjanjiannya sekarang diawasi oleh LSM/Wartawan. Yang bermain itu LSM dan Wartawan kebanyakan kan bodong. Cuma ada takutnya juga si Petani.

59

I6-2

Upaya untuk menambah tenaga penyuluh melalui rekruitmen CPNS yang kuotanya penyuluh tetapi dialih tugaskan fungsinya untuk mengerjakan tugas struktural sedangkan kuota perektrutan CPNS penyuluh yang secara undang-undang atau peraturan pemerintah disalahgunakan karena kebijakan pemda yang menarik tenaga penyuluh untuk mengerjakan tugas struktural.

60

B Koding Q1-1

I Bagaimana koordinasi antar pihak pelaksana kebijakan dilakukan?

I1-1

Koordinasi dengan kabupaten/kota tidak masalah kita baik. Kalau koordinasi terus terang saja selalu sama kabupaten/kota, Kecamatan tidak, kalau PMT di panggil ke sini, dengan adanya pertemuan, yang 4 kali. Membahas permasalahan yang dihadapi. Tapi secara intens koordinasi dengan kabupaten/kota khusus jarang.

61

I1-2

1. Pembentukan LKM-A dengan sepengetahuan Tim Pembina, kadang-kadang tidak. Kita jalan saja tidak masalah. Seharusnya ada pemberitahuan kenyataannya tidak.

2. Penggantian PMT Ibu Ela, SK PMT turunnya ke orang yang bersangkutan langsung ke kota/kabupaten, masing-masing pusat menetapkan SK PMT, kita tidak tahu jika PMT tidak lapor. Memang penugasan itu jadi dari pusat ke kabupaten/kota. Sebenarnya di pusat itu diharuskan melapor ke kita sebagai koordinasilah.

62

I3

Koordinasinya kurang optimal. Laporan dari bawah jarang masuk ke Dinas, kalau ada masalah PMT yang menangani. Kalau penyuluh ini rutin koordinasi dengan Dinas. Kalau PMT paling kalau ada masalah-masalah yang sangat genting. Kalau Penyuluh Pendamping mencakup semua tugas fungsional.

63

Page 337: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

I5-2

Koordinasi, paling sebatas Dinas Pertanian Kota. Mereka ini Tim Teknis tapi diserahkan ke subnya BIPP, laporan diberikan hanya ke BIPP, dari BIPP ke kepala Dinas.

64

I6-1

Kurang, jadi kepedulian dinas (Tim Pembina PUAP Provinsi) terhadap program tersebut. Kadang- kadang ada tim dari dinas sekarang tidak peduli, seolah-seolah kami disudutkan tidak adanya sosialisasi, pembinaan dan lain sebagainya padahal walaupun tidak terjadwal kalau ada satu kesempatan bertemu dengan mereka kami bicarakan PUAP.

65

Q2-1 Adakah dalam mencapai tujuan kebijakan dibuat terget perencanaan berkala?

I1-1

Kalau kita sudah Renstranya di Gapoktan, kalau di PUAP 1PMT ada 1 LKM-A yang maju. Kalau perencanaan itu di Renstra hanya membentuk Gapoktan. Hanya 5 Gapoktan, kalau 5 Gapoktan dah lewat 1 tahun juga. Untuk perencanaan triwulan tidak ada mereka yang lebih tahu tanpa dibuat, artinya di juklak LKM-A ini bisa dibentuk setelah 2 tahun.

66

I1-2

Kalau Provinsi menerima apa adanya tidak ada penekanan dari Juklak dan Juknis (LKM-A). Karena Kebijakannya segala sesuatu menurut anggaran. Dari APBD Provinsi tidak ada.

67

I4 Dengan sendirinya PMT sesuai musim tanam di kelompok namanya RUA, RUK. 68

I6-1 Tidak ada, biayanya juga tidak ada. Harusnya ada anggaran khusus untuk biaya operasional petugas. 69

Q2-2 Bagaimana kesesuaian pencapaian antara target perencanaan berkala dengan kondisi di lapangan?

I1-1

Sampai saat ini belum ada yang laporan. Target 1-2 tahun tidak mungkin semudah membuat LKM-A, Karena membutuhkan energi yang besar. Pokoknya 1 PMT minta 1 (LKM-A), kalau itu tidak bisa terbentuk tujuannya belum berhasil atau belum optimal.

70

I1-2

2 Sampai 3 Tahun diharapkan sudah berdiri LKM-A. Tapi kenyataanya itu di Kota Serang ini LKM-A dibentuk, tapi tidak berjalan.

71

I5-2 Kebanyakan 60% lah yang sesuai 40% tidak sesuai. 72 I6-2 Perencanaan LKM-A sebenarnya sudah dibuat tapi tidak berjalan. 73

Q2-3 Dalam pelaksanaan kebijakan adakah manfaat yang sudah terasa ataupun terlihat di lapangan?

I1-1

Dengan adanya bantuan modal bagi mereka bermanfaat. Lebih lanjut Kalau LKM-A sudah terbentuk kebutuhan sarana bagi petani bukan dalam bentuk uang lagi. Sarana usaha. Pupuk, benih, kalau itu sudah disediakan oleh LKM-A. Rentenir hilang.

74

I2

Manfaat yang paling terlihat dari penyediaan saprodi seperti pemberian pupuk. Juga tumbuh kebersamaan dari adanya pengembangan PUAP dari Gapoktan yang baik.

75

I5-2 Mereka sangat terbantu jadi dapat mengkoordinir kelompok untuk pengadaan pupuk, jadi mereka dapat sama-sama jadwal tanam dengan jadwal yang berbarengan.

76

I7-2 Bermanfaat sekali orang sedang tidak ada, ada. 77 I7-3 Tujuannya untuk membantu petani kecil, termasuk keterbatasan 78

Page 338: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

wawasan ilmu perbonsaian juga wawasan pertanian dari dinas. Pada saat informasi itu datang, saat 100 juta turun ternyata pelaksanaannya gagal. Jadi masyarakat tidak seluruhnya tahu informasi dari dinas.

I7-4 PUAP sangat membantu dapat bantuan modal. 79

I7-9

Setelah PUAP datang Jadi terbantu karena ada pembinaan dari UPT. Harga produk juga pasaran ada yang mau terima dengan harga pasaran mau banjir tidak banjir. Itu enaknya ada mitra kerja sama dari budidaya jadi kita cari mana yang enak untuk jadi mitra. Hanya tahun ini Gapoktan Bapak ini menurun tahun kemarin Gapoktan Bapak dapat juara 1 Gapoktan terbaik se Kota Serang, tahun ini turun jadi juara 2. tadi itu masalahnya anggota mulai macet.

80

Q3-1 Adakah alokasi anggaran operasional yang diperlukan untuk mendukung terselenggaranya kebijakan?

I1-1 Kita tidak ada dana dekon, dana pendampingan tidak ada. Kita bantu saja, makanya provinsi itu untuk penyuluh di bantu ada yang disebut dengan Uang Jalan Tetap (UJT).

81

I1-1

Masalahnya PMT merasa bahwa ini digaji hanya 8 bulan selama 1 tahun yang 4 bulan tidak, yasudah tidak kerja. Penyuluh Pendamping tidak merasa di honori PUAP tidak ada kewajiban, karena dia juga masih banyak pegangan yang lain, disamping PUAP ada kelompok-kelompok tani lain, sementara PMT khusus PUAP.

82

I1-2

Tahun sebelum-sebelumnya di BPTP kita baru tahun kemarin 2012, Pusat menganggarkan ke Provinsi. 2012 besarnya Rp.50.000.000; tahun 2013 sebanyak Rp.48.000.000; ini tidak diperuntukkan untuk monitoring saja tapi untuk honor bulanan petugas, anggaran segitu diperuntukkan untuk pertemuan PUAP, ini bisa dilaksanakan untuk Tim Teknis atau PMT, bisa langsung ke Gapoktan. Terus ada ATK, terus untuk honor tim verifikasi 4 orang untuk satu tahun, ini provinsi, untuk Kota/Kabupaten ada lagi. Ini dari APBN. Anggaran APBN yang ada di provinsi sedangkan dari APBD sendiri tidak ada. Anggaran pusat yang pelaksanaannya ada disini.

83

I1-2 Kalau untuk operasional penyuluh memang jelas tidak ada. Pendampingan itu tergantung Kabupaten/Kota masing-masing, kalau memang APBD nya tidak ada otomatis tidak ada.

84

I2 Tahun ini Alokasi dana dari Badan Litbang tetapi dominan untuk pembayaran BOP/PMT. 85

I3

Biaya operasional memang kita minim, tidak ada dari APBD. Sifatnya pembinaan umumnya tidak membutuhkan biaya. UJT penyuluh juga dapat rutin transport untuk kegiatan penyuluhan, khusus PUAP tidak ada anggaran. Rutin setiap bulan BOP penyuluh dapat, udah memang tunjangan tetap langsung dari pusat. Dari Dinas tidak ada alokasi anggaran khusus. PMT Diberikan Rp.3.800.000/bulan gajinya, dan BOP Rp.500.000/tahun.

86

I5-2 Kalau dana untuk petugas pembina kalau dari pusat tidak ada. Kalau dari daerah itu harusnya ada itu kalau memang dinasnya 87

Page 339: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

perhatian. Tahun-tahun kemarin tidak ada baru tahun ini ada dana pendampingan coba tanya ke Ibu Heni untuk pastinya karena kita sendiri belum menerima untuk semuanya bukan PMT, Penyuluh juga diserahkan ke UPT.

Q3-2 Apakah anggaran operasional program selama ini sudah cukup memadai?

I1-1

Berbicara biaya operasional namanya uang semua juga kurang memang betul sepeserpun dana untuk PUAP tidak ada, tapi dari pusat ada BOP (Biaya operasional penyuluhan) Rp.300.000/bulan dahulu di kita sekarang di BAKOR. Bantuan transportasi dahulu di dinas itu RP.500.000/bulan UJT tapi bukan untuk PUAP, untuk semua program pertanian. Kalau PMT gajinya Rp.3.500.000/bulan sendiri, ada BOP nya untuk 8 bulan untuk BOP Rp.1.500.000; dia gajinya Rp.2.000.000; melalui rekening masing-masing PMT, pengendali laporan BPTP. Kalau sudah 8 bulan mereka tidak mau kerja. Beda dengan THL Kontraknya 10 bulan kerjanya 1 tahun. PMT bisa saja dapat operasional apabila di kabupaten/kota menganggarkan, kalau Kota serang tidak ada.

88

I1-2

Untuk monitor memang ada tapi tidak cukup. Dari 1151 Gapoktan dari 2008-2012, kita punya anggaran Rp.48.000.000/1 tahun anggaran Januari-Desember. Ini jatah kalau mau tahu perjalanan pertemuan PUAP pusat itu 1 orang, perjalanan konsultasi dan koordinasi PUAP ke Pusat kia punya dan 18 OP Rp.9.000.000; mengantar dokumen. Berapa kali pulang-pergi sedang dalam 1 tahun Rp.9.000.000. Perjalanan Kabupaten/Kota 26 OP dari 1151 hanya 26 OP. OP itu orang. Bisa saya melakukan sekian orang belum tentu 26 kalau kita jalannya 2 orang berarti hanya 13 kelompok dalam 1 tahun. Kita punya jatah untuk 13 OP Pada saat kita tidak bisa Kabupaten/Kotalah yang melaksanakan.

89

I5-1 Dalam pelaksanaannya anggaran penyuluh pendamping kurang. 90

I5-2

Kalau kita terima dana pendampingan Rp.500.000; itu perperiode kayanya 1 tahun berjalannya. Itu sumbernya dari Distanak, Dinas Provinsi itu dananya APBD. Kita sebenarnya dapat gaji Rp.2.300.000; BOP Rp.1.200.000; untuk operasional pembuatan laporan.

91

I5-2 Mungkin dari pihak UPT ada sedikit kecemburuan dengan penyuluh, bisa, jadi sedikit acuh. 92

I6-1 Kalau tidak salah pernah 1 kali tahun 2009-2010 ada dana dampingan dari Pemda, saya lupa nominalnya itupun tidak memadai.

93

C Koding Q1 I

Apakah kebutuhan masyarakat selama ini sudah terpenuhi melalui pelaksanaan kebijakan?

I1-1

Setiap Poktan ada yang disebut dengan Rencana Usaha Anggota (RUA) apa kebutuhannya? Bunga tidak boleh tinggi, berapa persen hanya untuk operasional, tidak boleh melebihi bunga Bank. Bunga sesuai kesepakatan kelompok.

94

I2 Jumlah bantuan memang kecil jika dilihat dari kuantitasnya jika dikalkulasi kira-kira 1,5% sampai 2,5%. Tetapi tak cukup itu 95

Page 340: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

dilihat dari segi jasa yang mereka terima tentu sangat terasa sekali dan membantu mereka terutama dalam pemenuhan saprodi

I4

Kalau difikir uang Rp.100.000.000; untuk 1 kecamatan sebetulnya kurang, masa 1 orang hanya menerima Rp.1.000.000; kelihatannya saja diawal besar sedangkan ada orang itu yang punya lahan ada 10 Ha karena jumlah Poktan variatif banyaknya, dalam 1 Poktan ada petani perorangan jadi sampai ke perorangannya kecil

96

I5-1 Dari BLM PUAP petani mampu mengcover 30% kebutuhan untuk penggarapan awal. 97

I6-1

Pembinaan yang dilakukan memberikan dampak psikologis kepada masyarakat yang cukup membantu mereka. Untuk budidaya dibatasi 1 Ha sawah itu Rp.1.000.000; sedangkan kalau maksimalnya 1 Ha Rp.5.000.000 lebih 1/5, 20% bisa disumbang oleh PUAP.

98

I6-2 Karena rata-rata kalau dia garapannya ½ ha, kebutuhan pupuk 2 Jutaan ini yang kebagian 500 hanya mencapai 1/5nya. 99

I7-1 Dari 1 Ha paling realisasi ½ Ha. 100

I7-5 Yang saya butuhkan sekitar Rp.150.000.000; saya dapat Rp.40.000.000. 101

I7-6 Tidak seberapa. Kalau untuk mencukupi permodalan jauh. 102

I7-7 Kalau saya hanya memfasilitasi untuk penyaluran dana PUAP tidak terlibat dalam pertanian, saya guru di sekolah jadi yang lebih tahu kebutuhan petaninya sendiri.

103

I8-2 Kadang-kadang tidak mencukupi tapi kalau mau besar kita semua mau, tapi dicukup-cukupin. 104

Q2-1 Apakah pengawasan kebijakan dilakukan secara berkala? I1-1 Kalau rutin tidak ada, kalau ada juga pertemuan 4 kali. 105

I1-2

Kita punya Tim Teknis kabupaten/kota estafet ini bebannya pembina ini tidak harus oleh orang provinsi. Orang kabupaten/kota, kecamatan harus tetap membina sesuai dengan tanggung jawab mereka masing-masing, Gapoktan Poktan merupakan satu lembaga yang harus dibina oleh penyuluh pertanian, setelah itukan ada pembinaan dari kabupaten/kota Tim Teknis.

106

I2 Tidak ada jadwal rutin kegiatan tapi dalam 1 tahun anggaran selalu ada kegiatan. 107

I5-2 Intensitas monitoring evaluasi ke Gapoktan intensitasnya paling waktu ada pencairan datang. 108

I6-1 Tetap saja pengawasan walaupun tidak periodik salah satu diantaranya monev kadang kadang tadi itu yang namanya petani yang punya tunggakan dihubungi susah.

109

I6-2 Pengawasan pembinaan jadi satu, rutin. 110

I6-2 Ada pendampingan dari UPT Bapak Hamidi, kadang-kadang di pantau rekening PMT tidak rutin. Bapak Bobby 2 tahun, Ibu wulan 1 tahun.

111

I7-1 Kalau dari Dinas Kota UPT sering, kalau provinsi jarang, ada SLPTT, SLPHT . 112

I7-2 1 tahun kebelakang belum ada pembinaan PMT. Pembinaan biasanya di SLPTT, Dari dinas Pertanian kota 2 kali. Provinsi 113

Page 341: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

belum, kalau BPTP belum. Kalau dari kecamatan sering.

I7-3 Iya, awal-awal Bapak Bobby PMT nya suka datang, kesini-sini sudah lama tidak. PMT yang lain juga belum sudah lama. 114

I7-6 Pembinaan dari pendamping sudah lama tidak ada 1 tahun kesini. Pelatihan sementara ini udah setahunan tidak ada. SL juga tidak ada. Pemantauan selama ini belum ada.

115

Q2-2 Kapan pengawasan kebijakan dilakukan?

I1-1

Kalau memonitoring kita sangat sulit, karena yang memegang keuangan adalah Gapoktan. Artinya tugas kami mengantarkan mendapatkan PUAP itu selesai tidak ada hambatan bahwa semua dokuman semua persayaratan yang diminta oleh Kementerian dianggap oke.

116

I1-1

Setahun 4 kali pembinaan PMT triwulanan karena sambil menunggu laporan, mengurus dokumen-dokumen. Kita ada keterbatasan sebetulnya ada tim teknis yang lebih teknis kalau tim pembina ini kita hanya datang ke kabupaten/kota berapa titik tidak menjangkau semua, karena beliaulah yang lebih tahu tentang kerawanan atau permasalahan yang ada.

117

I2 Disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan. seperti apresiasi Gapoktan yang biasanya dilakukan ketika pencairan anggaran, monitoring dengan PMT secara rutin.

118

I4 Kalau BIPP ada jadwal rutin, setiap Kecamatan ada agendanya setiap satu bulan. Dalam satu bulan ada 8 kali keliling Per Kecamatan.

119

I5-1 Kegiatan dilakukan minimal sekali dalam sebulan. 120

I6-2 Untuk pembinaan kita ada jadwal pembinaan dalam satu bulan dua kali. 121

I7-1 Baik pembinaan sosialisasi tani, dalam rangka puso tanaman, pemberian bibit, sering masih berjalan dari UPT. 122

I7-2 Dari kecamatan tidak ada jadwal sendiri. bergilir kelompok. 123

I7-3

1 bulan menjelang pencairan seminggu waktu itu pelatihan. setelah berlarut larut mereka sudah menganggap sudah hilang. Laporan juga setiap bulan ke PMT Begitu laporan itu stagnan sifatnya yang dahulu-dahulu saja makanya PMT juga bosan sendiri tidak ada perbedaan. Apa yang dilaporkan.

124

I7-4 Sebulan 3 kali untuk kelompok tani. Digilir dengan kelompok lain. 125

I7-8

PMT sebulan sekali, laporan tidak ada yang masuk 3 tahun paling sudah tidak kesini lagi betul-betul macet setelah dimerger. kalau begitukan mereka sudah tidak percaya lagi sama kita. Bentuknya sederhana uang yang ada saldo dibawa ke Dinas Pertanian Kota langsung diserahkan dengan buku tabungannya dilimpahkan kepada Gapoktan yang masih aktif, untuk memperbesar modal disana ada Rp.4.000.000. Pelatihan pernah saya sekali sebelum cair, waktu ada undangan saya tidak hadir, pernah sekretaris mengikuti pertemuan.

126

I7-9 Tahun sekarang PMT dua kali waktu pertemuan SL Padi. 127 D Koding

Q1 I

Apakah manfaat kebijakan dirasakan merata sampai pada kelompok sasaran?

Page 342: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

I1-1 Tidak memberi kepada orang lain dahulu hanya anggotanya sesuai RUA. 128

I1-2 Selain fasilitasi ilmu pengetahuan kadang-kadang penyampaian teknologi tidak semua menerima, kadang-kadang petugas hanya menyampaikan ke ketuanya.

129

I2 Karena kebijakan bersifat massal jadi manfaatnya ada yang merata, ada yang tidak. Untuk 10.000 desa/tahun ada beragam karakter Gapoktan.

130

I5-1 Terkadang masih ada perselisihan dalam pembagian dana kepada Poktan mengingat dalam 1 Gapoktan jumlah Poktan beragam. Keadilan diusahakan dengan pemerataan menekankan pada prioritas kebutuhan sesuai dengan RUA. Sistem cluster anggaran sudah mulai dipakai.

131

I6-2 Ada seleksi berdasarkan hasil partisipasi aktif masyarakat perdesaan yang menentukan siapa saja yang layak menerima PUAP.

132

I7-1 Iya merata. 133 I7-2 Semua kebagian pinjaman bergilir. 134

Q2-1 Apakah pelaksanaan kebijakan dilakukan merata sampai pada kelompok sasaran?

I2 Karena keterbatasan SDM maka pembinaan tidak melibatkan semua Gapoktan, mengambil perwakilan Gapoktan saja. 135

I5-1 Pembinaan diberikan kepada wakil dari Gapoktan untuk lebih lanjut yang menjadi perwakilan mengkomunikasikan kepada Poktan.

136

I5-2 Sosialisasi dan pembinaan pelatihan di level pengurus, sekretaris, ketua, bendahara. 137

I6-1 Kurang efektif karena keterbatasan tenaga penyuluh tadi. 138

I6-2 Keterbatasan tenaga penyuluh, yang mempengaruhi intensitas pengawasan. 139

I7-2 Pelatihan awal-awal ada pembekalan 1 mingguan untuk pengurus Gapoktan, dari kita menyampaikan ke anggota. 140

Q2-2 Apakah sosialisasi kebijakan tersampaikan secara merata sampai pada kelompok sasaran?

I1-1 Iya Sosialisasi PUAP kurang bagi pengelolanya, Pengurus belum tentu bisa menyampaikannya.. 141

I1-1

Jadi seharusnya program PUAP itu, melibatkan perencanaan satu kelompok, seluruh anggota, dalam konteks musyawarah, jadi anggaran dahulu, pembinaan dahulu, nanti dilombakan, bagi yang terbaik, cicilannya lunas, itu mendapatkan bantuan, untuk motivasinya. Dan kepada petugas pembina, itu dapat insentif, yang berhasil. Kalau PUAP tidak ada, sebagai mendorong motivasinya.

142

I1-2 Sosialisasi belum optimal. Membina tidak hanya ke Ketuanya, ke keseluruhannya mungkin sampai mungkin juga tidak tergantung PMT nya.

143

I4 Biasanya yang penting pengurusnya, baru nanti disampaikan ke anggota. 144

I6-2 Kadang-kadang ada provokator. Karena informasi tidak merata 145

Page 343: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

sampai pada Poktan menyampaikan informasi tidak benar yang menganggap dana tersebut dana hibah yang tidak perlu dikembalikan.

E Koding

Q1-1 I

Apakah selama ini implementor terkait memberikan pelayanan yang dibutuhkan kelompok sasaran kebijakan dengan segera?

I1-1 Kita welcome siapapun itu, karena pertama sebagai aparatur pelayanan publik siapapun yang ada disini maka kita harus layani, apalagi hanya berkonsultasi.

146

I4 Ya sebetulnya pembinan memang tidak punya waktu, kapanpun siap kita ke lapangan. 147

I5-1 Pembinaan dilakukan dengan segera. Sebelum pencairan anggaran untuk membuat aturan main. 148

I5-2 Belum kunjungan ke semua Gapoktan baru Bapak Usman yang masih berjalan, yang lainnya belum. 149

I6-1 Kapanpun mereka butuhkan kita selalu melayani sekalipun diluar jam kerja. 150

I7-1 Sangat respon dan baik. 151

I7-3 Mereka juga kurang tahu begitu banyak tentang bonsai jadi responnya mereka hanya bisa membantu dari segi pencarian dana, informasi pameran.

152

I7-4 Iya ketika dibutuhkan UPT selalu merespon. 153

I7-5 Disini sering konsultasi itu. Tergantung kedekatan kalau saya kan sering. 154

I7-6 Sementara ini PMT yang baru kita belum tahu belum ketemu. 155

I7-7 Bagaimana mau pertemuan sama pengurus juga sudah tidak ada koordinasi. Jadi saya sendiri kadang-kadang serba salah. 156

I7-8 Ke kecamatan sudah pernah tapi belum pernah datang ke sini, sudah saya sampaikan keluhan pernah minta bantuan mau menagih sama-sama tapi tidak ada yang turun sampai sekarang.

157

Q1-2 Bagaimana kepuasan masyarakat terhadap pelaksanaan kebijakan?

I1-2 Yang jelas yang namanya manusia tidak bisa cukup, contohnya setiap pertemuan selalu minta modal. Di kita program Bansos tidak hanya ini bisa dapat dari Bansos lain.

158

I3 Senang yang tadinya tidak pegang uang, akhirnya pegang uang. 159

I6-1

Kalau masalah kepuasan mereka pasti tidak puas karena 1 Ha dibiayai kurang lebih ± Rp.5.000.000; sedangkan dari dana PUAP paling Rp.2.000.000; itu masih kurang, karena ini sifatnya bantuan.

160

I6-2 Setidaknya dana bantuan PUAP dapat mengurangi beban atau membantu usaha produktif petani. 161

I7-1 Ya sangat membantu meringankan kebutuhan petani. 162 I7-2 Anggota senang pemerintah udah membantu. 163 I7-4 Iya senang. 164 I7-6 Sangat membantu sekali dimasyarakat itukan bisa dapat pinjaman

buat tambahan modal hanya memang uang segitu belum dapat 165

Page 344: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

mencukupi. I7-9 Puas, dibanding dahulu. 166

F Koding Q1-1

I Bagaimana pemahaman kelompok sasaran mengenai kebijakan tersebut?

I1-1

Katanya PUAP itu tidak perlu mengembalikan, itu sebetulnya yang menjadi penyakit, ditambah ada hibah atau Bansos lain yang tanpa pengembalian, akhirnya dianggap sama. Masyarakat itu mudah terprovokasi apalagi urusan hutang.

167

I1-2 Bantuan/hibah begitu dibagi habis, mayoritas pemikirannya begitu. 168

I4

Ada juga yang menganggap hibah jadi sekarang tergantung kembali lagi kepada orangnya, kita itu membeli bantuan sudah sekian rupa, dana dari Kementerian ke Petani itu untuk membantu tetapi secara bergulir di kelompoknya masing masing bukan dikembalikan lagi ke pemerintah.

169

I5-1 Persepsi masyarakat Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) selalu ditafsirkan sebagai hibah. 170

I7-1 Anggapannya uang itu uang hibah. 171 I7-2 Masih menganggap hibah. 172

I7-5 Masyarakatnya tidak paham dikira hibah tidak membayar tidak apa-apa. Kalau di bank keliling rajin kalau di Gapoktan susah. 173

Q1-2

Bagaimana sosialiasi yang dilakukan implementor terkait kepada kelompok sasaran kebijakan?

I1-1

Sosialisasi yang pernah dilakukan melalui pertemuan pihak provinsi itu dihadiri oleh Kades, Kecamatan, Sekmat, sama tim-tim yang lain dari BAPEDA dan sebagainya. Pada intinya ada diskusi. Pertama evaluasi PUAP, sosialiasikan gaungnya PUAP, ada satu titik permintaan sampaikan pada masyarakat mengenai PUAP itu terserah SDM nya. Iitu mungkin sosialisasinya sudah sampai. Masa dari 2008 belum sampai.

174

I1-2 Sosialisasi sudah dilakukan, kalau sosialisasi PUAP sendiri sifatnya berantai ke pengurus ketua, bendahara tapi tidak menutup kemungkinan disitu ada PMT.

175

I3 Kita hanya sosialisasi PUAP dan LKM-A. Rutin terutama awal pecairan dana. Tengah tengah, akhir-akhir ini sudah tidak ada undangan lagi.

176

I5-1 Sosialisasi kebijakan mempertimbangkan ketepatan materi disesuaikan dengaan karakter Gapoktan dan selalu dilakukan evaluasi kegiatan.

177

I5-2 Sosialisasi, pembinaan dan pengawasan jadi satu paket. Dikumpulkan dikasih pelatihan dilevel pengurus. Sekretaris, Ketua, Bendahara.

178

Q1-3

Untuk mencapai tujuan yang diharapkan seberapa sering sosialisasi tersebut dilakukan?

I1-1 Sosialisasi tentang pra PUAP itu mereka, Kementerian. dananya dari sana bukan kita. Itu sebelum pencairan PUAP. 179

I3 Sosialisasi tidak kurang, mereka yang kurang menanggapi, namanya petani tidak semua berpikiran maju. 180

Page 345: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

(Sumber: Peneliti, 2014)

I5-2

Awal-awal sebelum pencairan, kesini-sini sosialisasi kita ga formal ya kaya dateng ke saung-saung gapoktan, soalnya sudah lama juga kan banyak yang terkendala pengembalian jadi susah mengumpulkan.

181

I6-2 Ada pertemuan, sosialisasi kelompok ada dahulu, 2 kali sebelum pencairan. 182

I7-1 Perbulan ditambah dengan program yang ada. 183

I7-3 Sosialisasi sekaligus pelatihan waktu itu sebelum pencairan 2-3 bulanan sebelum cair. 184

Q2

Apakah perkembangan pelaksanaan kebijakan Pembinaan Kelembagaan Petani sudah sesuai dengan Tujuan yang diharapkan dari PUAP?

I1-1 Intinya program pembinaan PUAP belum optimal masih perlu perbaikan dokumen, penyederhanaan. 185

I2 Sesuai, karena cukup membantu dalam pengembangan usaha petani. 186

I4 Sudah terpenuhi tujuan petani terpenuhi kebutuhannya seperti penyediaan pupuk, saprodi 187

I5-1

Kesenjangan antara tujuan dan manfaat masih ada, karena tujuannya yang sangat ideal. Di lapangan Intensitas pembinaan atau diklat juga masih kurang. Untuk membentuk kelembagaan Gapoktan yang kuat tidak mudah terlebih support system yang kurang.

188

I6-1 Cukup tepat karena kebijakan dimaksudkan untuk penataan kelembagaan petani jika dalam rangka membangun akuntabilitas mereka dalam mendorong usaha produktif petani.

189

I7-5

Ucapan terimakasih sedikit ada yang namanya letih itukan kebijakan kita. Pembagian Rp.15.000.000/kelompok, di kelompok paling dapat Rp.1.500.000.

190

I7-7

Uang (dana PUAP) itu langsung ke rekening Gapoktan mau turun minta ACC dari mereka. Saya yang kerja ini mereka yang menikmati, sejak saat itu sudah tidak datang-datang lagi kesini penyuluhnya.

191

Page 346: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

KODING DATA

Kode Kata Kunci

1, 2 Kegiatan PUAP sesuai analisis usaha RUA, RUK

3 Pembinaan administrasi dan budi daya pertanian

4 Pembinaan penyuluhan teknologi

5 LKM-A sebagai tujuan akhir PUAP

6 Pelatihan dan pendidikan untuk melaksanakan fungsi kelompok

7,8 Pelatihan pengurus Gapoktan

9 Gapoktan yang sudah dikukuhkan

10 Keterangan PMT, sasaran program kurang sesuai

11 Sasaran program penerima PUAP yang menekuni usaha agribisnis

12 Kewenangan Tim Penyuluh

13 Tupoksi Tim Pembina PUAP Provinsi

14 Proses dan bentuk pelatihan PUAP

15 Pendampingan teknolgi dari Sekretariat PUAP

16 Keterlibatan Dinas Pertanian Kota Serang pada PUAP

17 Pelatihan tata olah tanah dan pendampingan LKM-A

18 Pembinaan Gapoktan sesuai Pedoman Umum

19 Pembinaan PMT pada administrasi kelembagaan Gapoktan

20 PUAP bersinergi dengan SLPTT, SLPHT

21 Pembinaan PUAP diikutan pada program penyuluhan pertanian

22 Prioritas pembinaan pengurus Gapoktan

23 Tim Pembina PUAP belum pernah secara langsung ke Kecamatan Serang, tahun 2012 Kota Serang sudah tidak ada usulan PUAP lagi

24,26,27 Bentuk dukungan sumberdaya program (SDM, teknologi dan finansial)

25 Gambaran SDM Gapoktan, tenaga penyuluh, dan PMT

28 Gapoktan yang aktif pelatihan di Kecamatan Serang

29,30,32,34 Peran serta aktif diawal program, ketika pencairan BLM-PUAP

31 Keterangan Pengurus Gapokta Tunas abadi yang tidak terlalu aktif lagi

33 Sebab peran aktif Gapoktan Setia Tani 35 Gapoktan Karya Bersama peran serta anggota aktif 36 Data desa yang menjadi LKM-A

37 Perkembangan PUAP di Kecamatan Serang

38,39 Laporan perkembangan program masuk ke Sekretariat PUAP

Page 347: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

40 Laporan perkembangan administrasi Gapoktan dan PUAP di Kecamatan Serang 3 Kelurahan belum diajukan PUAP

41 Gapoktan Model di Kecamatan Serang

42 Pelaksanaan program tidak sesuai dengan aturan

43 Permasalahan Stagnasi perguliran BLM-PUAP di Kecamatan Serang

44 Gapoktan Karya Bahagia Tani yang paling mengalami stagnasi perguliran

45 Keterangan Penyuluh pendamping mengenai perkembangan PUAP di Kecamatan Serang

46 Penyuluh Pendamping menerangkan masalah Gapoktan Karya Bahagia Tani

47 Tanggapan mengenai masalah Gapoktan Karya Bahagia Tani

48,49 Keterangan Tim Pembina PUAP Provinsi mengenai kendala program

50 Keterangan BIPP mengenai kendala program

51 Keterangan PMT mengenai kendala program

52 Arahan DEPTAN mengenai program PUAP dan masalah di Kecamatan Serang

53,54 Keterangan Penyuluh Pendamping mengenai kendala program

55,56 Keterangan Tim Pembina PUAP mengenai upaya mengatasi kendala program

57 Keterangan Sekretariat PUAP mengenai upaya mengatasi kendala program

58 Keterangan Dinas Pertanian Kota Serang mengenai upaya mengatasi kendala program

59 Keterangan PMT mengenai upaya mengatasi kendala program

60 Keterangan Penyuluh Pendamping mengenai upaya mengatasi kendala program

61 Koordinasi Tim Pembina PUAP jarang dengan Tim Teknis Kabupaten/kota

62 Koordinasi pembentukan LKMA, pelaporan PUAP PMT jarang sampai ke Tim Pembina

63 Koordinasi kurang, laporan jarang masuk ke Dinas Pertanian Kota

64 Koordinasi dan pelaporan PMT melalui BIPP

65 Pertanian Kota Serang kurang memperhatikan pelaksanaan PUAP

66 Target 1 PMT 1 LKM-A yang maju

67 Tidak ada penekanan LKM-A dalam Juklak/Juknis

68 Target perencanaan Gapoktan sesuai RUA, RUK

69 Target perencanaan PUAP tidak ada karena anggaran operasional tidak ada

Page 348: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

70 Target belum berhasil, belum ada laporan ke Tim Pmbina PUAP

71,73 Target belum berhasil LKMA terbentuk tidak berjalan

72 Perkiraan Target Gapoktan dari RUA RUK 60 %

74,77,79 Manfaat dalam bentuk bantuan modal

75,76 Penyediaan kebutuhan petani

78 Manfaat dalam bentuk wawasan tentang budidaya

80 Manfaat dalam bentuk pembinaan, akses pemasaran, kemitraan Gapoktan

81 Tidak ada dana pendampingan program

82 Perbedaan honor PMT dan Penyuluh Pendamping menjadi masalah pertnership keduanya

83 Pengalokasian anggaran pusat (APBN) untuk pembiayaan PUAP belum memadai

84,86 Tidak ada alokasi anggaran APBD untuk operasional penyuluh dalam PUAP

85 Alokasi dana Litbang untuk BOP PMT

87 Tahun ini ada dana pendampingan tetapi belum sampai ke PMT

88 BOP dan UJT PMT

89 Dana monitoring, perjalanan koordinasi Tim Pembina PUAP belum memadai

90 Anggaran Penyuluh Pendamping kurang

91 Dana dampingan PMT dari APBD

92 Adanya kecemburuan Penyuluh Pendamping terhadap honorium PMT

93 Dana dampingan penyuluh pendamping pernah tahun 2009-2010

94 Kebutuhan Poktan ada dalam RUA

95,96,104 BLM-PUAP masih belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan garapan petani

97,98,99, 100

BLM PUAP mengcover 20% - 30% kebutuhan atau 1/5 dari kebutuhan sekitar ½ Ha lahan garapan

101,102 BLM-PUAP jauh dari mencukupi kebutuhan usaha Gapoktan/poktan

103 Gapoktan Cipari hanya memfasilitasi penyaluran BLM PUAP 105 Pengawasan dari Tim Pembina 4 kali

106 Pelaksanaan pembinaan secara estafet sesuai tupoksi tim teknis 107 Tidak ada jadwal rutin pembinaan oleh BPTP Provinsi Banten

108 Intensitas monitoring dan evaluasi ketika pencairan dana BLM PUAP

109 Ada pengawasan meski tidak periodik oleh penyuluh pendamping

110 Pengawasan pembinaan jadi satu mengikuti rutinitas program penyuluhan UPT Pertanian

Page 349: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

111 Pemantauan rekening Gapoktan tidak rutin dilakukan PMT

112,113 Intensitas pembinaan yang dilakukan oleh tim teknis

114,115 Sudah lama tidak ada pembinaan

116 Tugas Tim Pembina PUAP mengantarkan Gapoktan mendapatkan PUAP

117 Setahun 4 kali pembinaan PMT dari Tim Pembina PUAP

118 Pembinaan dari Sekretariat PUAP disesuaikan kebutuhan Gapoktan monitoring dengan PMT sering

119 Pembinaan dan pengawasan rutin setiap satu bulan 8 kali ke semua Kecamatan

120 Pengawasan dari PMT minimal sekali sebulan

121 Pembinaan pengawasan sekaligus minimal sebulan sekali

122 Pembinaan dari penyuluh pendamping satu bulan dua kali

123 Pengawasan dari penyuluh pendamping bergilir tidak ada jadwal rutin

124 Pelatihan Gapoktan 1 bulan menjelang pencairan

125 pembinaan Gapoktan dari penyuluh pendamping sebulan 3 kali bergilir perkelompok

126 Keterangan Ketua Gapoktan Karya Bahagia Tani mengenai kondisi Gapoktannya

127 Tahun 2013 PMT 2 kali kunjungan ke Gapoktan ketika SLPTT/SLPHT

128 Manfaat Pembinaan peruntukannya penerima PUAP sesuai usulan RUA

129 Tidak semua menerima manfaat pembinaan hanya pengurus Gapoktan

130 Kebijakan bersifat massal manfaatnya ada yang merata ada yang tidak

131 Pembagian BLM-PUAP sesuai prioritas kebutuhan berdasarkan RUA

132 Seleksi partisipasi aktif Gapoktan penerima BLM-PUAP

133,134 Manfaat program merata

135,136,137 Keterangan Tim Teknis mengenai Pembinaan untuk pengurus Gapoktan 138 Cukup merata tetapi kurang efektif 139 Keterbatasan penyuluh mempengaruhi intenstas pengawasan 140 Keterangan Gapoktan mengenai Pembinaan untuk pengurus Gapoktan

141,143 Sosialisasi PUAP kurang/belum optimal

142 Perencanaan PUAP seharusanya melibatkan seluruh anggota

144 Sosialisasi ke pengurus Gapoktan

145 Informasi sosialisasi tidak merata sampai ke Poktan

146 Tim pembina responsif memberikan pelayanan, k 147 BIPP siap melakukan pembinaan kapanpun

148 PMT melakukan pembinaan segera sebelum pencairan BLM-PUAP

Page 350: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

149 PMT belun melakukan kunjungan ke semua Gapoktan

150 Penyuluh Pendamping responsif dalam melayani/konsultasi

151,153,154 Tanggapan Gapoktan bahwa petugas (UPT Pertanian Kecamatan Serang) responsif memberi pelayanan

152 Keterangan Gapoktan Kadaka Dinas membantu dalam pencarian dana dan informasi pameran

155 Keterangan Gapoktan Setia Tani PMT 2013 belum melakukan kunjungan

156 Gapoktan Cipari sudah tidak ada pertemuan pengurus

157 Keterangan Gapoktan Karya Bahagia Tani bahwa UPT kecamatan Serang kurang responsive

158,160,165 Masyarakat belum puas dengan program 159,162,163,

164,166 Kepuasan Gapoktan terhadap program 161 Keterangan petugas teknis mengenai PUAP membantu usaha produktif

petani 167,168,169 Keterangan petugas teknis PUAP dianggap sebagai hibah 170,171,172,

173 Keterangan Gapoktan PUAP dianggap sebagai hibah 174 Sosialisasi dari Tim Pembina PUAP melalui dengan Kades, Kecamatan,

Sekmat, tim-tim yang lain dari BAPEDA 175 Sosialiasi sifatnya berantai ke pengurus Gapoktan dan PMT

176 Sosialisasi mengenai PUAP dan LKMA

177 Sosialisasi oleh PMT dan penyuluh pendamping sesuai dengan karakter Gapoktan

178 Sosialisasi sekaligus pembinaan dan pengawasan

179 Sosialisasi Pra PUAP sebelum pencairan

180 Petani kurang menanggapi sosialisasi program

181 Sosialisasi ke Gapoktan sekarang tidak formal

182 Sosialisasi kelompok 2 kali sebelum pencairan BLM-PUAP

183 Sosialisasi perbulan

184 Sosialisasi sekaligus pelatihan ke Gapoktan sebelum pencairan

185 Program PUAP belum optimal 186,187 Program sudah tepat

188 Kesenjangan antara tujuan dan manfaat pembinaan

189 Cukup tepat dalam mendorong usaha produktif petani

190,191 Keterangan Gapoktan mengenai pembagian persentase PUAP ke penyuluh

(Sumber : Peneliti, 2014)

Page 351: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

KATEGORISASI DATA

No. Kategori Rincian Isi Kategori

1

Efektifitas 1) Target Kebijakan

2) Sasaran Kebijakan

3) Bentuk Kebijakan

4) Ketersediaan Sumberdaya

Pendukung Kebijakan

a. Kegiatan PUAP sesuai RUA, RUK b. Pembinaan administrasi dan budidaya

pertanian c. Pembinaan penyuluhan teknologi d. Kesejahteraan petani e. LKM-A tujuan akhir PUAP f. Pelatihan dan pendidikan untuk

melaksanakan fungsi kelompok

a. Pelatihan pengurus Gapoktan b. Gapoktan yang sudah dikukuhkan c. Sasaran program kurang sesuai a. Tupoksi Tim Pembina PUAP Provinsi b. Proses dan bentuk pelatihan PUAP c. Pendampingan teknologi dari Sekretariat

PUAP d. Keterlibatan Dinas Pertanian Kota Serang

pada PUAP e. Pelatihan tata olah tanah dan pendampingan

LKM-A f. Pembinaan Gapoktan sesuai Pedoman

Umum g. Pembinaan PMT pada administrasi

kelembagaan Gapoktan h. PUAP bersinergi dengan SLPTT, SLPHT i. Pembinaan PUAP diikutkan pada progran

penyuluhan pertanian j. Priotas pembinaan pengurus Gapoktan k. Tim Pembina PUAP belum pernah ke

Kecamatan Serang, tahun 2012 Kota Serang sudah tidak ada usulan PUAP

a. Dukungan sumberdaya program (SDM, teknologi dan finansial)

b. Gambaran SDM Gapoktan, tenaga penyuluh, dan PMT

Page 352: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

5) Peran Serta Sasaran Kebijakan

6) Perkembangan Kebijakan

7) Kendala Kebijakan

8) Upaya Mengatasi Kendala

a. Gapoktan yang aktif pelatihan di Kecamatan Serang

b. Peran serta aktif diawal program, ketika pencairan BLM-PUAP

c. Keterangan Pengurus Gapokta Tunas abadi yang tidak terlalu aktif lagi

d. Sebab menurunnya peran aktif Gapoktan Setia Tani

e. Gapoktan Karya Bersama peran serta anggota aktif

a. Data desa yang menjadi LKM-A b. Perkembangan PUAP di Kecamatan Serang c. Laporan perkembangan program masuk ke

Sekretariat PUAP d. Laporan PUAP tingkat Kota diserahkan ke

Sekretariat PUAP e. Laporan perkembangan administrasi

Gapoktan dan PUAP di Kecamatan Serang 3 Kelurahan belum diajukan PUAP

f. Gapoktan Model di Kecamatan Serang g. Pelaksanaan program tidak sesuai dengan

aturan h. Permasalahan Stagnasi perguliran BLM-

PUAP di Kecamatan Serang i. Gapoktan Karya Bahagia Tani yang paling

mengalami stagnasi perguliran j. Keterangan Penyuluh pendamping mengenai

perkembangan PUAP di Kecamatan Serang k. Penyuluh Pendamping menerangkan

masalah Gapoktan Karya Bahagia Tani l. Tanggapan mengenai masalah Gapoktan

Karya Bahagia Tani a. Keterangan Tim Pembina PUAP Provinsi

mengenai kendala program b. Keterangan BIPP mengenai kendala

program c. Keterangan PMT mengenai kendala

program d. Arahan DEPTAN mengenai program PUAP

dan masalah di Kecamatan Serang e. Keterangan Penyuluh Pendamping

mengenai kendala program

a. Keterangan Tim Pembina PUAP mengenai upaya mengatasi kendala program

b. Keterangan Sekretariat PUAP mengenai

Page 353: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

2

Efisiensi 1) Koordinasi Pelaksanan

Kebijakan 2) Target Perencanaan

Berkala

3) Manfaat Pelaksanaan Kebijakan

upaya mengatasi kendala program c. Keterangan Dinas Pertanian Kota Serang

mengenai upaya mengatasi kendala program d. Keterangan PMT mengenai upaya mengatasi

kendala program e. Keterangan Penyuluh Pendamping

mengenai upaya mengatasi kendala program a. Koordinasi Tim Pembina PUAP jarang

dengan Tim Teknis Kabupaten/kota b. Koordinasi pembentukan LKMA, pelaporan

PUAP PMT jarang sampai ke Tim Pembina c. Koordinasi Sekretariat PUAP dengan

instansi terkait masih berjalan d. Koordinasi kurang, laporan jarang masuk ke

Dinas Pertanian Kota Serang e. BIPP berkoordinasi dengan Dinas Pertanian

Kota Serang f. Koordinasi dan pelaporan PMT melalui

BIPP g. Dinas Pertanian Kota Serang kurang

memperhatikan pelaksanaan PUAP a. Target 1 PMT 1 LKM-A yang maju b. Tidak ada penekanan LKM-A dalam

Juklak/Juknis c. Target perencanaan Gapoktan sesuai RUA,

RUA d. Target perencanaan PUAP tidak ada karena

anggaran operasional tidak ada e. Target belum berhasil, belum ada laporan ke

Tim Pmbina PUAP f. Target belum berhasil LKMA terbentuk

tidak berjalan g. Perkiraan Target Gapoktan dari RUA RUK

60 % berjalan a. Manfaat dalam bentuk bantuan modal b. Penyediaan kebutuhan petani

c. Manfaat dalam bentuk wawasan tentang budidaya

d. Manfaat dalam bentuk pembinaan, akses pemasaran, kemitraan Gapoktan

Page 354: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

3

4) Ketersediaan Alokasi Anggaran Operasional Kebijakan

5) Kecukupan Alokasi Anggaran Operasional Kebijakan

Kecukupan 1) Keterpenuhan Kebutuhan

Kelompok Sasaran Dari Pelaksanaan Kebijaan

2) Intensifitas Pengawasan

Kebijakan

a. Tidak ada dana pendampingan progran b. Perbedaan honor PMT dan Penyuluh

Pendamping menjadi masalah pertnership keduanya

c. Pengalokasian anggaran pusat (APBN) untuk pembiayaan PUAP belum memadai

d. Tidak ada alokasi anggaran APBD untuk operasional penyuluh dalam PUAP

e. Alokasi dana Litbang untuk BOP PMT f. Tahun ini ada dana pendampingan tetapi

belum sampai ke PMT a. BOP dan UJT PMT b. Dana monitoring, perjalanan koordinasi Tim

Pembina PUAP belum memadai c. Anggaran Penyuluh Pendamping kurang d. Dana dampingan PMT dari APBD e. Keterangan PMT mengenai kecemburuan

Penyuluh Pendamping terhadap honorium PMT

f. Dana dampingan penyuluh pendamping pernah tahun 2009-2010

a. Kebutuhan Poktan ada dalam RUA b. BLM-PUAP masih belum mencukupi untuk

memenuhi kebutuhan garapan petani c. BLM PUAP mengcover 20% - 30%

kebutuhan atau 1/5 dari kebutuhan sekitar ½ Ha lahan garapan

d. BLM-PUAP jauh dari mencukupi kebutuhan usaha Gapoktan/poktan

e. Gapoktan Cipari hanya memfasilitasi penyaluran BLM PUAP

a. Pengawasan dari Tim Pembina 4 kali b. Pelaksanaan pembinaan secara estafet

sesuai tupoksi tim teknis c. Tidak ada jadwal rutin pembinaan oleh

BPTP Provinsi Banten d. Intensitas monitoring dan evaluasi ketika

pencairan dana BLM PUAP e. Ada pengawasan meski tidak periodik oleh

penyuluh pendamping f. Pengawasan pembinaan jadi satu mengikuti

rutinitas program penyuluhan UPT Pertanian

Page 355: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

4

3) Waktu Pengawasan Kebijakan

Pemerataan

1) Pemerataan Manfaat

Kebijakan

g. Pemantauan rekening Gapoktan tidak rutin dilakukan PMT

h. Intensitas pembinaan yang dilakukan oleh tim teknis

i. Sudah lama tidak ada pembinaan

a. Tugas Tim Pembina PUAP mengantarkan Gapoktan mendapatkan PUAP

b. Setahun 4 kali pembinaan PMT dari Tim Pembina PUAP

c. Pembinaan dari Sekretariat PUAP disesuaikan kebutuhan Gapoktan

d. Pembinaan dan pengawasan rutin setiap satu bulan 8 kali ke semua Kecamatan

e. Pengawasan dari PMT minimal sekali sebulan

f. Pembinaan pengawasan sekaligus minimal sebulan sekali

g. Pembinaan dari penyuluh pendamping satu bulan dua kali

h. Pembinaan sosialisasi Gapoktan dari UPT i. Pengawasan dari penyuluh pendamping

bergilir tidak ada jadwal rutin j. Pelatihan Gapoktan 1 bulan menjelang

pencairan k. pembinaan Gapoktan dari penyuluh

pendamping sebulan 3 kali bergilir perkelompok

l. Keterangan Ketua Gapoktan Karya Bahagia Tani mengenai kondisi Gapoktannya

m. Tahun 2013 PMT 2 kali kunjungan ke Gapoktan ketika SLPTT/SLPHT

a. Manfaat Pembinaan peruntuannya penerima

PUAP sesuai usulan RUA b. Tidak semua menerima manfaat pembinaan

hanya pengurus Gapoktan c. Kebijakan bersifat massal manfaatnya ada

yang merata ada yang tidak d. Pembagian BLM-PUAP sesuai prioritas

kebutuhan berdasarkan RUA e. Seleksi partisipasi aktif Gapoktan penerima

BLM-PUAP f. Manfaat program merata g. Keterangan Tim Teknis mengenai

Pembinaan untuk pengurus Gapoktan h. Keterangan Gapoktan mengenai Pembinaan

Page 356: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

5

4) Pemerataan Pelaksanaan Kebijakan

5) Pemerataan Sosialisasi Kebijakan

Responsivitas 1) Responsivitas

Impelmentor

2) Kepuasan Sasaran

Kebijakan terhadap Pelaksanaan Kebijakan

a. Cukup merata tetapi kurang efektif b. Keterbatasan penyuluh mempengaruhi

intesitas pengawasan c. Pembinaan untuk pengurus Gapoktan

a. Sosialisasi kurang Sosialisasi PUAP

kurang/belum optimal b. PUAP tidak diikuti perencanaan matang

c. Sosialisasi PUAP kepada pengurus Gapoktan

d. Informasi sosialisasi tidak merata sampai ke Poktan

a. Tim pembina responsif memberikan

pelayanan b. BIPP siap memberikan pelayanan kapanpun c. PMT melakukan pembinaan segera sebelum

pencairan BLM-PUAP d. PMT 2013 belum melakukan kunjungan ke

semua Gapoktan e. Penyuluh Pendamping responsif dalam

melayani/konsultasi f. Tanggapan Gapoktan bahwa petugas (UPT

Pertanian Kecamatan Serang) responsif memberi pelayanan

g. Keterangan Gapoktan Kadaka Dinas membantu dalam pencarian dana dan informasi pameran

h. Keterangan Gapoktan Setia Tani PMT 2013 belum melakukan kunjungan

i. Gapoktan Cipari sudah tida ada pertemuan pengurus

j. Keterangan Gapoktan Karya Bahagia Tani bahwa UPT kecamatan Serang kurang responsif

a. Masyarakat belum puas dengan program b. Kepuasan Gapoktan terhadap program c. Keterangan Petugas Teknis mengenai

PUAP membantu usaha produktif petani

Page 357: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

6 Ketepatan

1) Ketepatan Informasi Kebijakan

2) Bentuk Sosialisasi

Kebijakan

3) Ketepatan Pelaksanaan dan Tujuan Kebijakan

a. Keterangan petugas teknis PUAP dianggap sebagai hibah

b. Keterangan Gapoktan PUAP dianggap sebagai hibah

a. Sosialisasi dari Tim Pembina PUAP melalui

dengan Kades, Kecamatan, Sekmat, tim-tim yang lain dari BAPEDA

b. Sosialiasi sifatnya berantai ke pengurus Gapoktan dan PMT

c. Sosialisasi mengenai PUAP dan LKMA d. Sosialisasi oleh PMT dan penyuluh

pendamping sesuai dengan karakter Gapoktan

e. Sosialisasi sekaligus pembinaan dan pengawasan

a. Sosialisasi Pra PUAP sebelum pencairan dari Kementerian

b. Petani kurang menanggapi sosialisasi program

c. Sosialisasi ke Gapoktan sekarang tidak formal

d. Sosialisasi kelompok 2 kali sebelum pencairan BLM-PUAP

e. Sosialisasi perbulan f. Sosialisasi sekaligus pelatihan ke Gapoktan

sebelum pencairan g. Program PUAP belum optimal h. Program sudah tepat i. Kesenjangan antara tujuan dan manfaat

pembinaan j. Cukup tepat dalam mendorong usaha

produktif petani k. Keterangan Gapoktan mengenai pembagian

persentase PUAP ke penyuluh (Sumber : Peneliti, 2014)

Page 358: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

CATATAN LAPANGAN

Senin, 06 Agustus 2012, Pukul 08:30 WIB.

Peneliti bertemu dengan Penyelia Mitra Tani (PMT) dan Penyuluh Pendamping

Kecamatan Serang di Dinas Pertanian Kota Serang. Peneliti melakukan wawancara

terhadap I6-2 terkait program PUAP di Kecamatan. Dari PMT peneliti mendapatkan

informasi tentang bagaimana mengakses Pedoman Umum PUAP tahun 2012, dan

Permentan 273 tahun 2007 tentang Pembinaan Kelembagaan Petani.

Kamis, 16 Agustus 2012, Pukul 14:35 WIB.

Peneliti bertemu dengan I3 bertempat di Dinas Pertanian Kota Serang, untuk mengecek

kembali disposisi surat ijin penelitian, dimana peneliti juga mendapatkan data

mengenai Struktur Organisasi Dinas Pertanian Kota Serang.

Jumat, 14 September 2012, Pukul 13:00 WIB.

Peneliti bertemu dengan I6-1, bertempat di Kantor UPT Pertanian Kecamatan Serang.

Peneliti melakukan wawancara mengenai pelaksanaan PUAP dan kondisi Gapoktan di

Kecamatan Serang. Informan menyambut baik maksud kedatangan peneliti dan

bersikap terbuka dalam memberikan informasi. Peneliti juga mendapatkan dokumen

Program Penyuluhan Pertanian Kecamatan Serang tahun 2012.

Sabtu, 15 September 2012, Pukul 13:00 WIB.

Peneliti mengunjungi Pengurus Gapoktan Karya Bersama di Kelurahan Unyur. Ketika

ditemui dirumahnya informan peneliti I7-9 sedang tidak berada di rumah, kemudian

peneliti menyusul informan ke ladang tepatnya di saung Gapoktan Karya Bersama

yang berada di tengah pematang sawah. Saat itu, informan peneliti menerima dengan

baik kedatangan peneliti untuk melakukan wawancara dan observasi terhadap kegiatan

Gapoktan Karya Bersama.

Page 359: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

Sabtu, 15 September 2012, Pukul 15:30 WIB.

Peneliti mengunjungi Pengurus Gapoktan Pelita Tani di Kelurahan Kaligandu.

bertempat di rumahnya Kampung Kubang Apu. Peneliti melakukan wawancara

terhadap I7-2 mengenai kegiatan PUAP Gapoktan Pelita Tani. Saat itu informan peneliti

terlihat agak bingung atas kedatangan peneliti dimana peneliti dikira Petugas Dinas

yang akan melakukan pemeriksaan pembukuan Gapoktan. Namun setelah peneliti

jelaskan maksud kedatangan peneliti Informanpun menjadi lebih santai dan terbuka

terhadap peneliti.

Jumat, 14 Desember 2012, Pukul 14:00 WIB.

Peneliti menemui I6-1 dan I6-2 di Kampus Margawiwitan, Cipocok Jaya. Peneliti

melakukan wawancara lanjutan terhadap kedua informan tersebut mengenai kondisi

Gapoktan di Kecamatan Serang. Informan tampak terbuka menjawab pertanyaan

peneliti. Selanjutnya peneliti melakukan dokumentasi wawancara tersebut.

Kamis, 13 Febuari 2013, Pukul 10:16 WIB.

Peneliti melakukan wawancara dengan I3 di Dinas Pertanian Kota Serang. Dalam

wawancara tersebut informan hanya menjawab pertanyaan peneliti sekedarnya.

Informan mengaku bahwa kurang mengetahui banyak mengenai PUAP, sebab

pelaksanaannya selama ini diserahkan ke BIPP. Dari proses wawancara tersebut

informasi yang dapat digali peneliti masih dirasa kurang memuaskan. Selain itu,

peneliti juga memperoleh dokumen mengenai profil Dinas Pertanian Kota Serang.

Selasa, 12 Juni 2013, Pukul 14:05 WIB.

Peneliti menemui I2 di BPTP Provinsi Banten untuk melakukan wawancara. Informan

menerima baik maksud kedatangan peneliti dan memberikan informasi secara terbuka.

Dalam wawancara tersebut peneliti mendapatkan informasi mengenai gambaran

Page 360: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

pelaksanaan PUAP di Kota Serang. Selain itu, peneliti juga mendapatkan profil BPTP

Provinsi Banten.

Jumat, 14 Juni 2013, Pukul 14:35 WIB.

Peneliti menemui I5-1, di salah satu Ruko yang ada di Cipare. Saat itu peneliti

melakukan wawancara terhadap informan mengenai pelaksanaan PUAP dan keadaan

Gapoktan di Kecamatan Serang yang dibinanya. Informan menyambut baik maksud

peneliti dan memberikan informasi secara terbuka.

Rabu, 04 September 2013, Pukul 13:20 WIB.

Peneliti menemui I5-1, di rumahnya yang ada di Desa Banten, Kecamatan Kasemen.

Peneliti melakukan wawancara terhadap informan mengena pelaksanaan PUAP dan

keadaan Gapoktan binaannya. Informan menyambut baik kedatangan peneliti dan

memberikan informasi secara terbuka.

Kamis, 05 September 2013, Pukul 09:00 WIB.

Peneliti menemui I6-2, untuk melakukan wawancara lebih lanjut di UPT Pertanian

Kecamatan Serang. Namun karena informan saat itu harus rapat, maka wawancarapun

terpotong sehingga peneliti belum mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Peneliti

kemudian membuat janji kembali untuk melakukan sesi wawancara diluar jam kerja

informan. Informan menerima permintaan peneliti.

Sabtu, 14 September 2013, Pukul 09:30 WIB.

Peneliti menemui I6-1, dan I6-2 untuk melakukan sesi wawancara lebih lanjut terhadap

kedua informan di Kampus Margawiwitan Cipocok Jaya. Dari wawancara tersebut

peneliti mendapatkan informasi yang sangat berarti bagi kebutuhan data dan informasi

peneliti. Selain itu peneliti juga melakukan dokumentasi foto wawancara.

Page 361: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

Senin, 24 September 2013, Pukul 10:00 WIB.

Peneliti menemui I7-1 di rumahnya di Kelurahan Sukawana, untuk melakukan

wawancara dan observasi mengenai kegiatan PUAP Gapoktan Tunas Abadi. Dari

wawancara tersebut diketahui bahwa informan peneliti berprofesi sebagai Sekretaris

Camat di Ciruas.

Selasa, 01 Oktober 2013, Pukul 09:00 WIB.

Peneliti bertemu dengan I7-9, di Saung Gapoktan Karya Bersama, Kelurahan Unyur.

Peneliti melakukan wawancara lebih lanjut terhada informan, observasi kegiatan

PUAP dan dokumentasi foto kegiatan.

Kamis, 10 Oktober 2013, Pukul 10:00 WIB.

Peneliti menemui I4 di BIPP Kota Serang untuk melakukan sesi wawancara mengenai

peran BIPP dan gambaran pelaksanaan PUAP di Kota Serang, termasuk Kecamatan

Serang. Informan menerima dengan baik maksud kedatangan peneliti. Proses

wawancara berjalan baik dan terbuka. Setelahnya peneliti melakukan dokumentasi foto

wawancara, dan meminta profil BIPP Kota Serang.

Jumat, 18 Oktober 2013, Pukul 09:00 WIB.

Peneliti melakukan wawancara terhadap I7-2 untuk mengkonfirmasi kembali hasil

wawancara sebelumnya, bertempat di rumah informan Kampung Kubang Apu

Kelurahan Kaligandu. Pada wawancara kali ini peneliti ditemani Penyuluh

Pendamping Bapak Hamidi, dimana ketika wawancara informan lebih terbuka dan

santai dalam memberikan jawaban dari pertanyaaan peneliti. Selain wawancara

penelitipun melakukan dokumentasi foto dari kegiatan observasi hari itu.

Page 362: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

Selasa, 23 Oktober 2013, Pukul 14:35 WIB.

Peneliti menemui kembali I5-2 bertempat di rumahnya di Desa Banten , Kecamatan

Kasemen. Namun karena saat itu informan peneliti sudah ada janji lebih dahulu untuk

kunjungan ke Gapoktan di Kasemen penelitipun ikut mengantar informan. sekaligus

melakukan observasi, hingga pada pukul 18:20 WIB peneliti baru dapat melakukan

sesi wawancara lebih lanjut terhadap informan. Selain itu peneliti juga melakukan

dokumentasi foto dan mendapatkan laporan perkembangan Gapoktan dan Pedoman

Umum LKM-A.

Rabu, 26 Oktober 2013, Pukul 10:00 WIB.

Peneliti menemui I7-4, I8-1 bertempat di kediaman Ketua Kelmpok Tani Jaya Tani

Mandiri di Kelurahan Terondol. Dalam melakukan observasi dan wawancara peneliti

ditemani penyuluh pendamping Bapak Hamidi. Sesi wawanca berjalan santai dan

informan tampak terbuka terhadap peneliti, namun ada beberapa pertanyaan yang

kurang dipahami informan sehingga keberadaan penyuluh pendamping membantu

peneliti dalam memberikan jawaban penjelas dari pertanyaan peneliti.

Jumat, 01 November 2013, Pukul 11:00 WIB.

Peneliti kembali mengunjungi Saung Gapoktan Karya Bersama untuk melakukan sesi

wawancara terhadap anggotan Kelompok Tani, saat itu yang dapat peneliti temui

adalah 8-3. Penelitipun melakukan wawancara terhadap informan tersebut, dan

observasi mengenai kegiatan PUAP juga melakukan dokumentasi foto.

Kamis, 07 November 2013, Pukul 09:00 WIB.

Peneliti ditemani dengan Bapak Kursin yang juga Penyuluh Pendamping Kecamatan

Serang menemui I7-3 bertempat di kediamannya di Lontar untuk melakukan observasi

dan wawancara. Sesi wawancara berjalan santai dan informan tampak terbuka

memberikan informasi kepada peneliti..

Page 363: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

Senin, 11 November 2013, Pukul 11:00 WIB

Peneliti menemui I7-6, di kiosnya yang ada di Petir untuk melakukan wawancara dan

observasi lapangan. Informan menyambut baik kedatangan peneliti, proses

wawancarapun berjalan lancar. Dari wawancara tersebut diketahui bahwa semula

usaha informan menjual kambing di wilayah Pasar Rau bersama dengan Kelompok

Taninya. Namun 1 tahun terakhir informan pindah ke Petir membuka kios bibit

tanaman. Setelah melakukan wawancara peneliti melakukan dokumentasi foto

kegiatan usaha informan.

Jumat, 22 November 2013, Pukul 09:00 WIB.

Peneliti bersama dengan PMT Ibu Laelatul Badriah dan Penyuluh Pendamping Bapak

Kursin bertemu dengan I7-5 di kediaman informan di Lopang. Pada tanggal tersebut

peneliti melakukan observasi kegiatan Usaha Gapoktan Setia Tani. Peneliti bersama

PMT juga melakukan wawancara terhadap I7-7 Informan tampak terbuka dalam

menjawab pertanyaan wawancara, setelah itu peneliti mengambil dokumentasi foto

kegiatan pada hari itu juga.

Rabu, 04 Desember 2013

Pemeliti mengunjungi UPT Pertanian Kecamatan Serang untuk meminta Peta Sebaran

Gapoktan di Kecamatan Serang. Selain itu, peneliti bertemu dengan salah saeorang

kelompok tani dari Cipari yaitu I8-2 yang kemudian peneliti wawancarai sebagai

informan untuk mengetahui pelaksanaan PUAP di kelompok tani Cipari.

Minggu, 22 Desember 2013, Pukul 10:00 WIB.

Peneliti bertemu dengan I7-8 untuk melakukan wawancara di rumah informan yang

beralamat di Ciloang, Kelurahan Sumur Pecung. Selama proses wawancara informan

hanya menjawab sekedarnya, tidak semua poin pertanyaan terjawab oleh informan.

Page 364: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

Senin 18 Februari 2014, Pukul 10:00 WIB

Peneliti menemui I1-1 dan I1-2 di Distanak Provinsi Banten. Peneliti melakukan

wawancara mengenai peran Tim Pembina PUAP dan pelaksanaan PUAP di Kota

Serang. Selama proses wawancara informan tampak terbuka memberi jawaban dari

pertanyaan peneliti. Selain itu, peneliti juga mendapatkan Petunjuk Teknis PUAP dari

kunjungan wawancara hari itu.

Rabu, 15 Oktober 2014, Pukul 11:00 WIB

Peneliti mengungungi BPTP Provinsi Banten, semula peneliti berencana untuk

menemui I2. Namun, informan peneliti tersebut sudah tidak di Indonesia sehubungan

tugas belajar di Belanda. Akhirnya peneliti bertemu dengan Tim PUAP yang lain

untuk mengkonfirmasi hasil evaluasi PUAP dari Tim Teknis, penelitipun mendapatkan

hasil evaluasi sampling Gapoktan dari PMT di Kota Serang

Kamis, 16 Oktober 2014, Pukul 08:00 WIB

Peneliti menemui I6-2 untuk mencari data mengenai pendapatan petani, status

kepemilikan lahan petani di Kecamatan Serang dan juga klasifikasi penilaian kelas

kelembagaan petani. Informan secara terbuka membantu peneliti untuk

mempersiapkan kebutuhan data peneliti, penelitipun mendapatkan rencana dasar

kegiatan kelompok tani dan pedoman penilaian kelas kelembagaan petani.

Jumat, 17 Oktober 2014, Pukul 09:00 WIB

Peneliti kembali menemui I1-1 dan I1-2 di Distanak Provinsi Banten, untuk

mengkonfirmasi mengenai hasil evaluasi tim teknis terhadap pelaksanaan PUAP.

Informan peneliti menyambut baik kedatangan peneliti dan membantu kebutuhan data

peneliti tersebut, selain juga memberikan informasi mengenai evaluasi pelaksanana

PUAP dari tim teknis.

Page 365: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

STRUKTUR ORGANISASI

DINAS PERTANIAN , KELAUTAN DAN PERIKANAN KOTA SERANG

KEPALA DINAS

Edinata Sukarya, S.Sos. M.Si

19610625 198303 1 009

SEKRETARIS

Ir. Sri Redjeki

19630908 198903 2 001

KABID PERTANIAN

Udi Sumardi, SE

19590913 198702 1 001

KASUBAG UMUM & KEPEGAWAIAN

Sumiyati, SH

19620602 198703 2 004

KASUBAG KEUANGAN

Fera Fisafani, SE,MM

19840220 200902 2 005

KASUBAG PROGRAM & PELAPORAN

Eka Sonjaya, S.Hut 19751112200903 1 001 19730715 199903 2 012

KABID KELAUTAN DAN PERIKANAN

Ir. Nugraha Suria. S, MM

19651012 199703 1 004

KABID KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN

Ajat Sudrajat, SP. MM

19621203 198803 1 006

KABID PERTERNAKAN

Ir. Siswati

19660418 199203 2 007

KASIE PRODUKSI TANAMAN PANGAN

Jojoh Nurdiah, SP

19610961 198708 2 001

KASIE PRODUKSI PERTERNAKAN

Anjas Urip Santoso, SP. M.Si

19650717 199903 1 005

KASIE PRODUKSI DAN BINUS

Rini Mulyani, SP. MM

19660831 199803 1 010

KASIE BUDIDAYA PERIKANAN

Ismet Yunani, SP

19630101 198808 1 001

KASIE SUMBERDAYA KELAUTAN

Drs. Boboh Makmur

19620817 199203 1 008

KASIE KEHUTANAN

Wahyu Suryana, SP

19610720 198603 1 007

KASIE. KESEHATAN KESEHATAN HEWAN

Drh. Ratna Suryaningrum

19771224 200502 2 006

KASIE PROD TANAMAN HORTIKULTURA

Abdul Hanan, S.Sos

19580209 198803 1 001

KASIE PENGEMBANGAN TEKNOLOGI

Rina Budiyanti,

19711225 200502 2 001

KASIE BINA USAHA PERTERNAKAN

Drh. Yance Ixwantoro

19790727 201101 1 001

KASIE BINA USAHA PERTANIAN

Hukmiah, SP

19600821 198711 2 001

KASIE BINA USAHA PERIKANAN

Rahmat Budiono, S.Hut

19600411 198601 1 002

KELOMPOK JABATAN

FUNGSIONAL

UNIT PELAKSAN TEKNIS

(UPT)

KABID KETAHANAN PANGAN

Andriyani,SPO,MSi

19730715 199903 2 012

KASI KESEDIAAN PANGAN DAN

RAWAN PANGAN

Dra. Hj. O. Hassanah, M.Si

19630305 198603 2

00819651012 199703 1 004 KASI CADANGAN PANGAN

DAN DISTRIBUSI PANGAN

Murtafiah , SPd

19660306 199501 2 001

19651012 199703 1 004

KASI KONSUMSI PANGAN DAN

KEAMANAN PANGAN

Pingkan Intan,MM

19800614 201101 2 001

Page 366: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

(Sumber: UPT Pertanian Kecamatan Serang, 2012)

Page 367: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort
Page 368: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort
Page 369: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort
Page 370: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort
Page 371: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

DOKUMENTASI PENELITIAN

Wawancara dengan Bapak Agus Sutisna Tim Pembina PUAP DISTANAK Provinsi Banten (Jumat, 01/11/2014)

Wawancara dengan Ibu Sri Redjeki, Sekretaris Dinas Pertanian Kota Serang (Jumat, 27/11/2014)

Page 372: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

Wawancara dengan Ibu Heni Hendrawati, Kepala BIPP Kota Serang

Wawancara dengan Bapak Jaelani Kepala UPT Pertanian dan Penyuluh Pendamping Kecamatan Serang di Kantor Kecamatan Serang (Kamis, 05/09/2013)

Wawancara dengan Ibu Heni Hendrawati Kepala BIPP Kota Serang di Kantor BIPP Kota Serang (Kamis, 10/10/2013)

Page 373: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

Wawancara dengan Bapak Sarwo, Kelompok Tani, Gapoktan Karya Bersama

Desa Unyur, Kecamatan Serang (Jumat, 01/11/2013)

Wawancara dengan Bapak M. Usman Ketua Gapoktan Karya Bersama Desa Unyur, Kecamatan Serang (Sabtu, 01/11/2014)

Page 374: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

Wawancara dengan Bapak Hamidi Sulaeman, Koordinator Penyuluh Kelompok Tani dan Penyuluh Pendamping Kecamatan Serang (Sabtu, 01/11/2014)

Wawancara dengan Bapak Mamad Asyari, Ketua Gapoktan Tunas Abadi Desa Sukawana, Kecamatan Serang (Sabtu, 01/112014)

Page 375: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

Sosialisasi PUAP oleh Tim Penyuluh di Aula Kantor Kecamatan Serang (Kamis, 10/03/2011)

Pendampingan Teknologi Tanam dan Pembenihan dari Penyuluh Pendamping di Desa Unyur Kecamatan Serang (Minggu, 14/08/2011)

Page 376: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

Temu PMT Se-Provinsi Banten di Kantor DISTANAK Provinsi Banten (Kamis, 25 April 2013)

Pembinaan Penyuluh Pendamping kepada Gapoktan di Desa Sukawana Kecamatan Serang (Rabu, 30/05/2012)

Page 377: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

Pengarahan PMT menjelang pencairan BLM PUAP (Kamis, 05/07/2012)

Kegiatan SLPTT di Desa Sukawana Kecamatan Serang (Rabu, 30/05/2012)

Page 378: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

Kunjungan PMT dan Penyuluh Pendamping ke Gapoktan Barokah, di Desa Lopang Kecamatan Serang (Kamis, 07/11/2014)

Kegiatan Sosialisasi dan Pengarahan Gapoktan menjadi LKM-A di Kecamatan Serang (Senin, 21/02/2011)

Page 379: EVALUASI PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/657/1/evaluasi pembinaan kelembagaan... · PUAP is the one program of ministry agriculture which effort

RIWAYAT HIDUP

1. Identitas Pribadi

Nama : Ayu Wahyuni

Nim : 6661091294

Tempat, Tanggal Lahir : Serang, 20 Maret 1991

Agama : Islam

Alamat : Jalan Kidemang RT.01/07 Kp. Katulisan, Kel.

Kasemen, Kec. Kasemen, Serang-Banten

E-Mail : [email protected]

2. Riwayat Pendidikan

SD : SD Negeri 1 Angsana (1997-2003)

SLTP : SLTP Negeri 6 Serang (2003-2006)

SMU : SMA Negeri 3 Kota Serang (2006-2009)

Perguruan Tinggi (S1) : Adm. Negara, FISIP – UNTIRTA (2009-2015)

3. Pengalaman Organisasi :

1. OSIS SMA Negeri 3 Kota Serang (2003-2006)

2. Tirtayasa Research Academy Society (TRAS) UNTIRTA (2009-2010)

3. UKM. Penerbitan ORANGE FISIP UNTIRTA (2010-2011)

4. Lembaga Dakwah Fakultas FOSMAI FISIP-UNTIRTA (2010-2011)